Anda di halaman 1dari 4

LATSAR CPNS ANGKATAN 2

TUGAS KELOMPOK : BENCHMARKING SECARA VIRTUAL

BENCHMARKING TERHADAP ORGANISASI BADAN PENYELENGGARA

JAMINAN SOSIAL (BPJS) KESEHATAN

(Link Video: https://www.youtube.com/watch?v=f3FtlGxg74k)

OLEH:

NDH NAMA NIP INSTANSI


7 M. Akbar Ardiansyah Hasibuan, S.T. 199505012020121012 Pemkab Aceh Jaya
12 Cut Purnama, S.Pt. 199511252020122008 Pemkab Aceh Jaya
17 Ulvatun Nihayah, SP 199107032020122006 Pemkab Aceh Jaya
I. SEJARAH PERJALANAN JAMINAN SOSIAL DI INDONESIA

Jaminan pemeliharaan kesehatan di Indonesia sebenarnya sudah ada sejak zaman


kolonial Belanda. Dan setelah kemerdekaan, pada tahun 1949, setelah pengakuan
kedaulatan oleh Pemerintah Belanda, upaya untuk menjamin kebutuhan pelayanan
kesehatan bagi masyarakat, khususnya pegawai negeri sipil beserta keluarga, tetap
dilanjutkan. Prof. G.A. Namun Siwabessy yakin suatu hari nanti, klimaks dari pembangunan
derajat kesehatan masyarakat Indonesia akan tercapai melalui suatu sistem yang dapat
menjamin kesehatan seluruh warga bangsa ini. Pada 1968, pemerintah menerbitkan
Peraturan Menteri Kesehatan Nomor 1 Tahun 1968 dengan membentuk Badan
Penyelenggara Dana Pemeliharaan Kesehatan yang mengatur pemeliharaan kesehatan
bagi pegawai negara dan penerima pensiun beserta keluarganya.

Selang beberapa waktu kemudian, Pemerintah mengeluarkan Peraturan Pemerintah


Nomor 22 dan 23 Tahun 1984. Pada Januari 2005, PT Askes dipercaya pemerintah untuk
melaksanakan program jaminan kesehatan bagi masyarakat miskin yang selanjutnya
dikenal menjadi program Askeskin dengan sasaran peserta masyarakat miskin dan tidak
mampu sebanyak 60 juta jiwa yang iurannya dibayarkan oleh Pemerintah Pusat.
PT Askes juga menciptakan Program Jaminan Kesehatan Masyarakat Umum , yang
ditujukan bagi masyarakat yang belum tercover oleh Jamkesmas, Askes Sosial, maupun
asuransi swasta. Hingga saat itu, ada lebih dari 200 kabupaten/kota atau 6,4 juta jiwa yang
telah menjadi peserta PJKMU. PJKMU adalah Jaminan Kesehatan Daerah yang
pengelolaannya diserahkan kepada PT Askes . Langkah menuju cakupan kesehatan
semesta pun semakin nyata dengan resmi beroperasinya BPJS Kesehatan pada 1 Januari
2014, sebagai transformasi dari PT Askes (Persero).

II. Penerapan Praktik Baik Yang Dilakukan Oleh BPJS Kesehatan

BPJS Kesehatan merupakan salah satu Badan Hukum Publik yang bertanggung
jawab langsung kepada Presiden dan memiliki tugas untuk menyelenggarakan jaminan
Kesehatan Nasional bagi seluruh Rakyat Indonesia. Dengan dibentuknya program Jaminan
Kesehatan Nasional – Kartu Indonesia Sehat (JKN-KIS) membuka akses yang lebih besar
kepada masyarakat serta dapat memberikan dampak jaminan terhadap pelayanan
kesehatan masyarakat. BPJS Kesehatan menjalankan program Jaminan Kesehatan
berdasarkan prinsip kegotongroyongan, kepesertaan bersifat wajib, dana amanat, nirlaba,
kehati-hatian, akuntabilitas, portabilitas keterbukaan dan hasil pengelolaan dana jaminan
sosial seluruhnya untuk pengembangan program dan untuk sebesar-besarnya kepentingan
peserta.
Secara bertahap, Program JKN-KIS terus berkembang pesat. Sampai dengan saat ini,
jumlah masyarakat yang telah mengikuti Program JKN-KIS mencapai 223,4 juta jiwa atau
lebih dari 80% dari jumlah total penduduk Indonesia di tahun 2020. Hal ini memberikan
gambaran bahwa program JKN-KIS sangat dirasakan oleh masyarakat. Ini terlihat dari
pemanfataan kartu BPJS Kesehatan dari tahun ke tahun terus mengalami peningkatan.

Dalam memberikan pelayanannya, BPJS Kesehatan tidak memandang status sosial


kependudukan seseorang. BPJS Kesehatan juga terus melakukan upaya pengoptimalan
kapasitas dan kapabilitas yang ada dengan membangun kemitraan yang strategis dengan
berbagai pihak. Pengelolaan manfaat jaminan Kesehatan dilakukan dengan menerapkan
sistem pelayanan Kesehatan yang efektif, efisien serta bermutu kepada peserta dengan
melalui hubungan kemitraan secara optimal. Pengelolaan dana program jaminan sosial dan
dana BPJS Kesehatan juga dilaksanakan secara efektif, efisien, transparan dan akuntabel
untuk mendukung kesinambungan program. Penerapan prinsip tata kelola organisasi yang
baik dan peningkatan kompetensi pegawai dijalankan untuk mencapai kinerja unggul.
Penerapan sistem perencanaan dan evaluasi, kajian, manajemen mutu dan manajemen
risiko melalui teknologi informasi dilakukan sebagai upaya untuk mendukung keseluruhan
operasional BPJS Kesehatan.

III. Nilai – Nilai Dasar ANEKA Yang Sudah Diterapkan

Nilai-nilai dasar ANEKA yang sudah diterapkan oleh BPJS Kesehatan yaitu :
1. Akuntabilitas yaitu memiliki sistem manajemen dengan fungsi, pelaksanaan dan
pertanggungjawaban yang baik dan optimal sehingga pengelolaan
Lembaga/Organisasi dapat terlaksana secara efektif dan efisien.
 Kepemimpinan, BPJS dalam menjalankan organisasi pelayanan Kesehatan
terbesar di Indonesia menerapkan Tata Kelola Organisasi yang baik (good
governace).
 Tanggungjawab, BPJS bertanggungjawab dalam menjamin kelancaran dan
memberikan pelayanan terkait Kesehatan masyarakat dengan memenuhi
segala kebutuhan akan fasilitas operasional atau pelayanan Kesehatan dan
BPJS juga menjamin akan kerahasiaan data dari para peserta serta
melindungi peserta dari segala bentuk kecurangan.
 Transparansi, BPJS menerapkan sistem keterbukaan dan pengawasan
dalam pengadaaan barang/jasa dengan sistem pengawasan yang akurat
melalui Satuan Pengawasa Internal.
2. Nasionalisme, pada nilai nasionalisme, BPJS Kesehatan menerapkan
pemahaman akan bangsa yang menjunjung tinggi kebersamaan. Nilai
yang diimplementasikan adalah memperhatikan nasib orang banyak
dengan memberikan pelayanan Kesehatan dan gotong royong (bekerja
sama) dengan menjalin kemitraan dengan Lembaga lain dalam
menghindari kecurangan dan menyebabkan kerugian negara.
3. Etika Publik
 Profesional dan tanggungjawab, BPJS Kesehatan melakukan
tugasnya dan selalu berkomitmen untuk memberikan pelayanan
jaminan Kesehatan yang berkualitas kepada masyarakat.
4. Komitmen Mutu
 Perbaikan Berkelanjutan dan komitmen pada Kepuasan
Customers, BPJS terus melakukan upaya serta berkomitmen dalam
meningkatkan dan melakukan perbaikan serta inovasi terkait dalam
memberikan kemudahan pelayanan yang dilakukan baik secara
online/offline.
5. Anti Korupsi, BPJS Kesehatan dalam menerapkan transparansi dan
keterbukaan keuangan melakukan pengawasan dengan super ketat. Audit
dilakukan oleh Kantor Akuntan Publik, merupakan wujud implementasi
dari prinsip Sistem Jaminan Sosial Nasional (SJSN) yaitu keterbukaan,
kehati-hatian dan akuntabilitas.

Anda mungkin juga menyukai