Anda di halaman 1dari 49

Pedoman Program Pemberian dan

Pemantauan Mutu Tablet Tambah


Darah Untuk Ibu Hamil
di Wilayah Program Kesehatan dan Gizi Berbasis Masyarakat

Kerjasama antara
Kementerian Kesehatan RI
dan
Millenium Challenge Account - Indonesia

Jakarta 2015

Millennium Challenge Account - Indonesia


Mengentaskan Kemiskinan melalui Pertumbuhan Ekonomi

Gedung MR21, Lantai 11. Jl. Menteng Raya No. 21, Jakarta 10340
Tel. +6221 39831971 | Fax: +6221 39831970
PEDOMAN PROGRAM PEMBERIAN DAN
PEMANTAUAN MUTU TABLET TAMBAH
DARAH
UNTUK IBU HAMIL
di

Wilayah Program Kesehatan dan Gizi Berbasis


Masyarakat

kerjasama antara
Kementerian Kesehatan RI
dan
Millenium Challenge Account - Indonesia

JAKARTA
2015
KATA PENGANTAR

Prevalensi anemia gizi pada ibu hamil di Indonesia masih tinggi dan membutuhkan perhatian
yang serius. Penyediaan Tablet Tambah Darah (TTD) untuk semua ibu hamil setidaknya 90
tabets selama kehamilan telah menjadi strategi utama untuk mengurangi prevalensi anemia
pada ibu hamil sejak tahun 1980-an. Penelitian mengungkapkan bahwa penyediaan TTD
belum efektif karena kurangnya cakupan dan kepatuhan yang rendah ibu mengkonsumsi
TTD.

Kementerian Kesehatan melalui Permenkes 88/2014 telah mengeluarkan Spesifikasi Teknis


TTD yang baru, yang akan berlaku pada 2016. Spesifikasi Teknis yang baru ini mengatur
komposisi, dosis dan kemasan TTD. Spesifikasi Teknis baru ini diharapkan dapat
meningkatkan efektivitas pemberian TTD.

Efektivitas pemberian TTD dipengaruhi oleh empat hal, yaitu; perencanaan yang tepat untuk
pengadaan dan distribusi, persiapan penyedia layanan kesehatan dan komunikasi kepada para
ibu, kontrol kualitas dan sistem ketelurusuan produk yang efektif, serta pemantauan dan
pengawasan yang intensif.

Pedoman ini secara khusus digunakan untuk pelaksanaan penyediaan TTD di lokasi PKGBM
untuk memperkuat kesiapan terutama pada penyedia layanan kesehatan dan kader,
penyuluhan kepada masyarakat, kontrol kualitas dan ketelusuran produk, serta pemantauan
dan pengawasan teknis. Pedoman ini merupakan pelengkap dari Pedoman Manajemen
Distribusi TTD, yang dikeluarkan oleh Departemen Kesehatan pada tahun 2015.

Jakarta, 2015
Direktur Bina Gizi,
Selaku Ketua Tim Teknis PKGBM

Ir. Doddy Izwardy. MA


NIP 196302161986031005


DAFTAR ISI

KATA PENGANTAR
…………………………………………………………….....................................

DAFTAR ISI
……………………………………………….………………………...................

DAFTAR TABEL
………………………………………………….………………............................

DAFTAR GAMBAR
…………………………………………...…………………..................................

DAFTAR ISTILAH
………………………………………………….……………...............................

DAFTAR SINGKATAN
…………………………………………….…………….......................................

I. PENDAHULUAN

A. Latar Belakang

B. Tujuan

II. PERSIAPAN DAN PENATALAKSANAAN PEMBERIAN TTD

A. Persiapan

1. Orientasi Petugas Kesehatan tentang Manajemen Pemberian TTD

2. Pengembangan dan Diseminasi Materi KIE tentang TTD

B. Penatalaksanaan Pemberian TTD

1. Sasaran dan Dosis Pemberian

2. Perencanaan Kebutuhan

3. Distribusi

4. Kepatuhan Ibu Hamil Mengkonsumsi TTD

III. PEMANTAUAN MUTU PRODUK DAN PENANGANAN KELUHAN DARI


PROGRAM PEMBERIAN TTD

A. Spesifikasi Produk TTD

B. Penerimaan, Penyimpanan, dan Distribusi di Tiap Titik Distribusi


2


1. Penerimaan TTD di Gudang Kabupaten/Kota

2. Penyimpanan TTD di Gudang Kabupaten/Kota

3. Distribusi TTD ke Puskesmas

4. Penerimaan TTD di Puskesmas

5. Penyimpanan TTD di Gudang Puskesmas

6. Distribusi TTD ke Polindes/Poskesdes

7. Penerimaan TTD di Polindes/Poskesdes

8. Pemberian TTD kepada Ibu Hamil

C. Pelaporan Keluhan Terkait Produk

D. Penanganan Kemasan Paska Konsumsi

IV. PEMANTAUAN DAN EVALUASI PROGRAM PEMBERIAN TTD

A. Indikator

B. Pencatatan dan Pelaporan

1. Pencatatan

2. Pelaporan

C. Monitoring dan Evaluasi

LAMPIRAN………………………………………………………………………


DAFTAR TABEL

Tabel 1. Peserta Orientasi Petugas Kesehatan tentang TTD

Tabel 2. Target Sasaran Untuk Materi KIE

Tabel 3. Contoh Perhitungan TTD yang dibutuhkan oleh Ibu Hamil untuk Periode 12 Bulan

Tabel 3. Wilayah Sasaran Distribusi TTD

Tabel 4. Rencana Pengambilan Contoh


DAFTAR GAMBAR

Gambar 1. Skema distribusi TTD

Gambar 2. Rangkuman Diagram Pemantauan Mutu

Gambar 3. Alur pelaporan


DAFTAR ISTILAH

Kohort Antenatal Care : Catatan rekapitulasi pemberian TTD program kepada


kelompok sasaran melalui buku KIA dan kartu ibu (KIA-4)

Produsen TTD : Instansi yang memproduksi langsung TTD

Distributor : Agen yang menyediakan suplai produk TTD ke toko dan


layanan lain yang menjual langsung ke konsumen

Tingkat Kepatuhan : Jumlah TTD (program dan/atau mandiri) yang dikonsumsi


sasaran dibandingkan target jumlah TTD yang diberikan
kepada sasaran dikali 100%

TTD : suplemen gizi dengan kandungan zat besi setara dengan


60 mg besi elemental dan 400 mcg asam folat. TTD sering
disebut tablet besi-folat atau suplemen besi-folat

Register Antenatal Care : Rekapitulasi laporan bulanan pemberian TTD program


kepada kelompok sasaran dari KIA-4 yang dilakukan oleh
Bidan (KIA-10)

Sistem Informasi Posyandu : Catatan pemberian TTD program oleh kader gizi
atau bidan pada kelompok sasaran di tingkat posyandu

Pemantauan Mutu TTD : Managemen inisiatif dan prosedur yang bertujuan untuk
tercapainya pemberian TTD yang berkualitas baik produk
maupun pelayanannya.


DAFTAR SINGKATAN

ANC : Antenatal Care (Pemeriksaan Kehamilan)

Hb : Hemoglobin

Kab : Kabupaten

KIA : Kesehatan Ibu dan Anak

KIE : Komunikasi Informasi dan Edukasi

Polindes : Pondok Bersalin Desa

Poskesdes : Pos Kesehatan Desa

Pustu : Puskesmas Pembantu

Posyandu : Pos Pelayanan Terpadu

TTD : Tablet Tambah Darah

PKGBM : Program Kesehatan dan Gizi Berbasis Masyarakat


BAB I
PENDAHULUAN

A. Latar Belakang

Anemia adalah suatu kondisi di mana jumlah sel darah merah atau kapasitas sel darah
merah membawa oksigen tidak cukup untuk memenuhi kebutuhan fisiologis. Ibu hamil
dengan anemia memiliki risiko lebih tinggi melahirkan bayi dengan anemia defisiensi
besi yang bisa bertahan sepanjang usia awal anak dan menghambat pertumbuhan sel-sel
otak anak serta sel-sel tubuh lainnya, yang mengakibatkan keterlambatan pertumbuhan
dan perkembangan1. Stanting pada anak adalah salah satu hambatan paling signifikan
untuk perkembangan seseorang, yang mempengaruhi sekitar 162 juta anak-anak di bawah
usia 5 tahun secara global. Stanting, atau terlalu pendek untuk usia seseorang,
didefinisikan sebagai tinggi badan dibawah minus dua standar deviasi (<-2 SD)
pertumbuhan anak menurut Organisasi Kesehatan Dunia (WHO).

Di Indonesia, statistik menunjukkan bahwa 37,2% anak di bawah usia 5 tahun menderita
stanting (Riset Kesehatan Dasar 2013). Ini adalah dampak yang ireversibel (tidak dapat
diubah) yang banyak terjadi karena gizi yang tidak memadai baik secara kuantitas
maupun kualitas dan serangan infeksi berulang selama 1000 hari pertama kehidupan
anak. Stanting secara tidak langsung dipengaruhi oleh tingkat ketahanan pangan rumah
tangga, praktik pemberian makan bayi dan anak, pencegahan penyakit dan perilaku
pengasuhan, praktik sanitasi dan kebersihan, dan akses ke pelayanan kesehatan dan gizi
yang berkualitas baik. Secara khusus, termasuk didalamnya status kesehatan dan gizi ibu
sebelum, saat dan setelah kehamilan, yang mempengaruhi pertumbuhan dan
perkembangan usia dini seorang anak, yang dimulai saat di dalam kandungan2. Stanting
memiliki efek jangka panjang pada individu dan masyarakat, termasuk: berkurangnya
perkembangan kognitif dan fisik, mengurangi kapasitas produktif, kesehatan yang buruk,
dan peningkatan risiko penyakit degeneratif seperti diabetes. Anemia saling terkait
dengan stanting, berat badan lahir rendah, kelebihan berat badan pada usia anak,
pemberian ASI eksklusif dan wasting (anak kurus) 3.

Pemerintah Indonesia telah mengambil langkah-langkah untuk mengatasi masalah


anemia, meskipun sudah ada penurunan, namun prevalensi anemia masih cukup tinggi.
Ada tiga strategi utama termasuk promosi makanan kaya zat besi, integrasi ke
pengendalian penyakit menular seperti pencegahan kecacingan, dan penyediaan Tablet
Tambah Darah (TTD).

Pevalensi anemia pada ibu hamil di Indonesia masih sangat tinggi. Berdasarkan hasil
survei awal yang dilakukan di tiga provinsi lokasi proyek (Sumatera Selatan, Kalimantan
Barat, dan Kalimantan Tengah) menunjukan bahwa 55% ibu hamil menderita anemia4,


1
Husaini, 1989 dan WHO, 2001.
2
Özaltin E, Hill K, Subramanian SV. Association of maternal stature with offspring mortality, underweight, and
stunting in low- to middle-income countries. JAMA. 2010;303(15):1507–16. doi:10.1001/jama.2010.450
3
Global Nutrition Target 2025, Stunting Policy Brief, WHO, 2014.
4
Studi awal Program Kesehatan dan Gizi Berbasis Masyarakat, 2015.
8


dan angka ini lebih tinggi dari rata-rata nasional (37.1%, Riskesdas 2013), dan
dikategorikan sebagai masalah kesehatan masayarakat yang berat menurut WHO.

Menurut Riskesdas 2013, hanya ada 33.3% ibu hamil yang mengkonsumsi minimal 90
TTD selama kehamilan. Sebuah studi formatif yang dilakukan di wilayah Program
Kesehatan dan Gizi Berbasis Masyarakat (PKGBM) pada tahun 2014 menunjukkan
bahwa hanya 54.5% ibu hamil mengkonsumsi 90 TTD yang diberikan kepada mereka5.
Rata-rata TTD yang diterima dan dikonsumsi oleh ibu hamil pada trimester I adalah 32
dan 25, pada trimester II adalah 39 dan 30, dan pada trimester III adalah 37 dan 26.
Alasan yang paling umum dikemukakan oleh ibu hamil untuk tidak mengonsumsi penuh
dosis TTD yang dianjurkan adalah efek samping. Untuk meningkatkan konsumsi penuh
TTD diperlukan penyuluhan kesehatan dengan didukung materi Komunikasi, Informasi
dan Edukasi (KIE) yang tepat untuk tenaga kesehatan. Hal tersebut mempunyai peran
penting dalam memberikan informasi yang tepat tentang konsumsi TTD dan risiko terkait
anemia pada ibu hamil. Hal ini selanjutnya dapat berdampak pada peningkatan
pengetahuan dan meningkatkan perilaku konsumsi TTD. TTD yang akan digunakan
dalam PKGBM di 11 provinsi dan 64 kabupaten dengan mengikuti persyaratan yang
tercantum dalam Peraturan Menteri Kesehatan RI terbaru No. 88/2014 tentang standar
Tablet Tambah Darah bagi wanita usia subur dan ibu hamil. Untuk memastikan
keseluruhan proses manajemen TTD mulai dari penerimaan barang ke penyimpanan,
distribusi ke sasaran, pemantauan mutu, dan penanganan paska - konsumsi, diperlukan
manajemen TTD yang berkualitas. Buku Pedoman ini dibuat untuk wilayah kerja
Program Kesehatan dan Gizi Berbasis Masyarakat (PKGBM) dengan mengacu pada
Buku Pedoman Penatalaksanaan Pemberian Tablet Tambah Darah yang dikeluarkan oleh
Kementerian Kesehatan tahun 2015.

B. Tujuan

Tujuan Umum

Tujuan dari Pedoman Program Pemberian dan Pemantauan Mutu TTD untuk Ibu Hamil
adalah untuk meningkatkan kapasitas tenaga kesehatan dalam mengelola pemberian
TTD untuk mengurangi anemia pada ibu hamil di wilayah kerja PKGBM.

Tujuan Khusus

Tujuan khusus dari pedoman ini adalah untuk meningkatkan pengetahuan dan
keterampilan tenaga kesehatan dalam hal:
1. Perencanaan distribusi TTD, termasuk identifikasi target sasaran, estimasi
kebutuhan TTD di masing-masing wilayah kerja.
2. Pemberian TTD ke target sasaran sesuai dengan dosis yang benar.
3. Menyediakan infomasi yang tepat kepada masyarakat mengenai manfaat TTD dan
efek samping yang mungkin terjadi.


5
Studi Formatif Kampanye Komunikasi Gizi Nasional, Proyek Kesehatan dan Gizi Berbasis Masyarakat, 2014
9


4. Mekanisme pemantauan mutu dan ketertelusuran produk, termasuk rara
penyimpanan dan distribusi.
5. Penanganan keluhan dan penanganan kemasan paska konsumsi
6. Pemantauan dan evaluasi pemberian TTD secara periodik termasuk cakupan dan
kepatuhan.

10


BAB II
PERSIAPAN DAN PENATALAKSANAAN PEMBERIAN
TABLET TAMBAH DARAH (TTD)

Ada dua hal penting yang perlu diperhatikan pada pemberian Tablet Tambah Darah (TTD),
yaitu A) persiapan dan B) penatalaksanaan pemberian TTD.

A. Persiapan

Pada tahap persiapan akan dilakukan kegiatan Orientasi Petugas Kesehatan tentang
Manajemen Pemberian TTD dan pengembangan materi KIE tentang TTD untuk
meningkatkan kapasitas tenaga kesehatan dalam pengelolaan pemberian TTD kepada ibu
hamil. Beberapa kegiatan yang akan dilakukan adalah sebagai berikut:

1. Orientasi Petugas Kesehatan tentang Manajemen Pemberian Tablet Tambah


Darah

Beberapa tahapan yang akan dilakukan untuk kegiatan Orientasi petugas kesehatan
adalah sebagai berikut:

• Orientasi Tenaga Kesehatan tingkat Provinsi dan Kabupaten/Kota

Jumlah peserta yang akan berpartisipasi dalam kegiatan ini adalah sebanyak 150
orang. Peserta kegiatan ini adalah 2 (dua) orang dari Dinas Kesehatan Kabupaten
dan 2 (dua) orang dari Dinas Kesehatan Provinsi dengan persyaratan sebagai
berikut:
1. pengelola program gizi dan pengelola program farmasi,
2. bersedia dan mampu melakukan fungsi sebagai narasumber untuk orientasi
tingkat puskesmas,
3. bersedia dan mampu melakukan monitoring rutin untuk manajemen distribusi
TTD di tingkat provinsi/kabupaten.

Untuk pelaksanaan kegiatan ini, koordinasi akan dilakukan dengan Direktorat


Gizi Masyarakat dan Direktorat Tata Kelola Obat Publik dan Perbekalan
Kesehatan, Kementerian Kesehatan. Topik-topik orientasi yang akan dibahas
selama 3 hari kegiatan adalah:
1. Anemia Defisiensi Besi dan Konsekuensinya.
2. Program pemberian TTD, Standar Nasional dan Perencanaan Kebutuhan.
3. Persiapan dan Manajemen Distribusi TTD.
4. Pemantauan Mutu Produk TTD dan Penanganan Keluhan.
5. Pemantauan dan Pengawasan yang meliputi Pencatatan dan Pelaporan.
6. Perencanaan untuk Implementasi Orientasi Tenaga Kesehatan untuk staf
Puskesmas.

Peserta akan mendapatkan materi KIE TTD and informasi untuk penggunaan
materi tersebut. Kegiatan ini akan difasilitasi oleh Direktorat Gizi Masyarakat,
Direktorat Tata Kelola Obat Publik dan Perbekalan Kesehatan Kementerian
11


Kesehatan, dan MCA Indonesia. Peserta orientasi berjumlah sekitar 20-24
peserta untuk masing-masing kelas, dengan total 8 kelas (sesuai dengan tabel 1)
yang akan dilakukan secara regional.

• Orientasi Tenaga Kesehatan tingkat Puskesmas

Kegiatan orientasi untuk tenaga kesehatan provinsi dan kabupaten/kota akan


dilanjutkan dengan orientasi petugas kesehatan puskesmas. Peserta orientasi
berjumlah 3 orang per puskesmas yang terdiri dari pengelola gizi, bidan, dan
farmasi. Topik-topik orientasi yang akan dibahas selama 2 hari adalah:
1. Anemia Defisiensi Besi dan Konsekuensinya.
2. Program pemberian TTD, Standar Nasional dan Perencanaan Kebutuhan.
3. Persiapan dan Manajemen Distribusi TTD.
4. Pemantauan Mutu Produk TTD dan Penanganan Keluhan.
5. Pemantauan dan Pengawasan yang meliputi Pencatatan dan Pelaporan.

Peserta akan mendapatkan materi KIE TTD and informasi untuk penggunaan
materi tersebut. Kegiatan ini akan difasilitasi oleh Dinas Kesehatan Provinsi dan
Dinas Kesehatan Kabupaten/Kota. Narasumber orientasi berasal dari Dinas
Kesehatan Provinsi dan Dinas Kesehatan Kabupaten/Kota dan akan dilakukan di
tingkat kabupaten. Peserta orientasi diperkirakan berjumlah 2,112 orang (tabel 1).

Tabel 1
Peserta Orientasi Petugas Kesehatan tentang TTD

Jumlah Peserta (orang)


Jumlah Jumlah Untuk Staff
Provinsi Untuk Staff
Kabupaten Puskesmas Dinkes Prov
Puskesmas
dan Kab
Sumatera Selatan 5 47 12 141
Kalimantan Barat 9 70 20 210
Kalimantan Tengah 8 75 18 225
Jawa Barat 7 108 16 324
Jawa Timur 5 65 12 195
Nusa Tenggara Barat 8 92 18 276
Nusa Tenggara Timur 9 103 20 309
Sulawesi Barat 3 28 8 84
Maluku 4 33 10 99
Gorontalo 3 33 8 99
Sulawersi Utara 3 50 8 150
Total 64 704 150 2112

2. Pengembangan dan Diseminasi KIE TTD

Program ini juga akan memberikan beberapa materi KIE tentang TTD dan anemia
kepada petugas kesehatan dan sasaran di wilayah kerja PKGBM. Saluran komunikasi,
jenis media, termasuk pesan kunci akan dikembangkan berdasarkan hasil penelitian
12


formatif yang dilakukan dalam wilayah program. Beberapa materi KIE yang akan
diproduksi dan didiseminasi ke target sasaran adalah sebagai berikut:
1. Pedoman Program Pemberian dan Pemantauan Mutu Tablet Tambah Darah untuk
Ibu Hamil di Wilayah Program Kesehatan dan Gizi Berbasis Masyarakat.
Pedoman ini akan didiseminasi kepada seluruh peserta Orientasi dan bidan desa
atau tenaga kesehatan di tingkat desa (satu buku untuk setiap peserta dan satu
buku untuk setiap desa).
2. Pedoman Penatalaksanaan Pemberian TTD, yang dikeluarkan oleh Kementerian
Kesehatan pada tahun 2015. Pedoman ini akan didiseminasi kepada seluruh
peserta Orientasi dan bidan desa atau tenaga kesehatan di tingkat desa (satu buku
untuk setiap peserta dan satu buku untuk setiap desa).
3. Brosur tentang Anemia dan TTD yang dikeluarkan oleh Kementerian Kesehatan.
Brosur ini akan diperbanyak dan didiseminasikan kepada seluruh peserta
Orientasi, bidan desa atau tenaga kesehatan di tingkat desa, kader posyandu, dan
ibu hamil (satu brosur untuk setiap peserta, satu brosur untuk setiap desa, satu
brosur untuk setiap posyandu, dan satu brosur untuk setiap ibu hamil).
4. Kartu Kepatuhan Konsumsi TTD oleh Ibu Hamil (lampiran 16). Kartu ini akan
diperbanyak dan diberikan kepada semua ibu hamil di wilayah sasaran (tiga kartu
untuk setiap ibu hamil).

Tabel 2
Target Sasaran Materi KIE TTD

Total Total
Total Total Total Total Total
untuk untuk
untuk untuk untuk untuk untuk
No. Propinsi Ibu Ibu
Propinsi Kabupaten Puskesmas Desa Posyandu
Hamil Hamil
(set)* (set)* (set)* (set)* (leaflet)
(brosur) (kartu)
Sumatera
1 2 10 188 488
Selatan 920 27,141 81,423
Kalimantan
2 2 18 280 662
Barat 1,167 33,221 99,663
Kalimantan
3 2 16 300 604
Tengah 808 11,230 33,690
4 Jawa Barat 2 14 432 781
4,653 93,438 280,314
Jawa
5 2 10 260 630
Timur 3,227 50,848 152,544
Nusa
6 Tenggara 2 16 368 523
4,170 65,708 197,124
Barat
Nusa
7 Tenggara 2 18 412 762
2,869 37,397 112,191
Timur
8 Gorontalo 2 8 132 255
526 8,786 26,358
Sulawesi
9 2 6 132 171
Barat 597 10,957 32,871
10 Maluku 2 6 200 295
638 11,189 33,567
13


Sulawesi
11 2 6 112 260
Utara 289 3,956 11,868

Total 22 128 2,816 5,431 19,864 353,871 1,061,613


Keterangane: *set terdiri dari dua buku pedoman dan satu brosur (Pedoman Program Pemberian dan
Pemantauan Mutu Tablet Tambah Darah untuk Ibu Hamil di Wilayah Program Kesehatan dan Gizi Berbasis
Masyarakat, Pedoman Manajemen Distribusi TTD, yang dikeluarkan oleh Departemen Kesehatan pada tahun
2015, dan Brosur tentang Anemia dan TTD yang dikeluarkan oleh Kementerian Kesehatan).

B. Penatalaksanaan Pemberian TTD

1. Sasaran dan Dosis Pemberian

Sasaran kegiatan suplementasi TTD adalah seluruh ibu hamil yang ada di seluruh desa
wilayah PKGBM dengan sekitar 400,000 ibu hamil (lihat Table 3). Masing-masing
ibu diharapkan mengkonsumsi 90 TTD selama masa kehamilan. TTD harus
dikonsumsi setiap hari.

2. Perencanaan Kebutuhan

Kebutuhan TTD perlu dihitung secara seksama karena akan mempengaruhi proses
penyediaan.

a. Perhitungan Sasaran
Perencanaan sangat diperlukan dalam perencanaan untuk mencegah terjadinya
kekurangan atau kelebihan TTD yang disediakan. Jumlah TTD yang dibutuhkan
dalam suatu wilayah ditentukan oleh jumlah ibu hamil yang ada dalam wilayah
tersebut. Dalam proses perencanaan, estimasi jumlah ibu hamil yang akurat sangat
berperan penting. Untuk mengetahui jumlah sasaran dapat dilakukan melalui
perhitungan menurut konsep wilayah kerja. Target sasaran untuk masing-masing
kabupaten dihitung dengan menggunakan cara sebagai berikut:
• Data sasaran riil dari Puskesmas, yakni data rekapitulasi jumlah ibu hamil dari
tingkat kelurahan/desa.
• Data proyeksi yang diperoleh dari Badan Pusat Statistik (BPS) kabupaten/kota
atau sumber data resmi yang disepakati oleh program. Data ini digunakan
untuk perencanaan pengadaan TTD.

b. Perhitungan Kebutuhan
Jumlah TTD yang dibutuhkan di masing-masing kabupaten dihitung sesuai jumlah
ibu hamil yang ada di kabupaten/kota dan prevalensi anemia ibu hamil. Jika data di
daerah mengenai prevalensi anemia ibu hamil tidak tersedia, data nasional
(menurut Riskesdas 2013) dapat digunakan.

Cara perhitungan kebutuhan sebagaimana berikut:

• Perhitungan untuk Program Pencegahan


Untuk menghitung jumlah TTD yang dibutuhkan ibu hamil di tingkat
puskesmas, sebaiknya berdasarkan sasaran riil. Sedangkan di tingkat provinsi,
14


kabupaten/kota, data proyeksi dapat digunakan. Dalam menghitung kebutuhan
TTD menggunakan rumus sebagai berikut:

Jumlah TTD = (jumlah ibu hamil x minimal 90 tablet) + (10 %)*


*10% adalah stok cadangan.

• Perhitungan untuk Program Pengobatan


Dalam menghitung TTD yang dibutuhkan pada tahap awal penatalaksanaan
anemia di tingkat puskesmas, angka prevalensi anemia pada ibu hamil perlu
digunakan. Jika data prevalensi anemia ibu hamil di tingkat puskesmas tidak
tersedia, maka angka prevalensi anemia di tingkat provinsi dan tingkat
nasional (37.1 %) dapat digunakan. Ibu hamil dengan anemia akan menerima 2
tablet per hari untuk maksimum 30 hari, dan dilanjutkan dengan dosis regular
selama 90 hari untuk program suplementasi/pencegahan. Jadi, seorang ibu
hamil dengan anemia akan mendapatkan total TTD untuk 120 hari (maksimum
30 hari dosis pengobatan dan 90 hari dosis pencegahan). Rumus di bawah ini
digunakan untuk menghitung jumlah TTD yang diperlukan untuk
penatalaksanaan anemia tahap awal:

Jumlah TTD = (jumlah ibu hamil x 37% x 2 tablet x 30 hari) +


(10 %)*
*10% adalah stok cadangan.

Tabel 3
Contoh Perhitungan Jumlah Kebutuhan TTD untuk Ibu Hamil untuk Periode 12
Bulan

Jumlah TTD
Jumlah Ibu Jumlah Ibu Hamil
Nama
Hamil Total dengan Anemia
Puskesmas [(a) x 1 tab x 90 hari] + [(b) x 2
(a) (b)=37%* x (a)
tab x 30 hari] + [10%]
(50x90)+(19x2x30)+(10%)=
Puskesmas A 50 (37% x 50) = 19
6.204 tablet
(100x90)+(37x2x30)+(10%)=
Puskesmas B 100 (37% x 100) = 37
12,342 tablet
Total 150 56 18.546

Catatan: * = 37,1% adalah angka prevalensi nasional untuk anemia ibu hamil
(berdasarkan pengukuran kadar Hb).

3. Distribusi

15


Distribusi adalah proses pengiriman TTD dari tingkat pusat sampai ke tempat-tempat
sarana pelayanan di mana TTD diberikan kepada sasaran. TTD dari produsen dikirim
langsung ke instalasi farmasi di tingkat kabupaten/kota. Kabupaten dan kota
mendistribusikan ke puskesmas. Petugas kesehatan di puskemas mendistribusikan ke
puskesmas pembantu, poskesdes, polindes dan posyandu serta sarana pelayanan
kesehatan lainnya untuk kemudian didistribusikan ke sasaran. Bila ada sisa stok di tiap
tingkatan distribusi, disarankan untuk meneruskan pemberian TTD kepada sasaran ibu
hamil diluar dosis regular 90 tablet. Dinas Kesehatan Kabupaten dan Puskesmas perlu
memastikan target sasaran penerima TTD tidak terjadi duplikasi.

Distribusi TTD kepada ibu hamil dapat dilakukan dengan beberapa mekanisme
sebagaimana berikut:
- TTD diberikan oleh bidan pada saat kunjungan ANC. Pemberian TTD kepada setiap
ibu hamil kepda ibu hamil pada saat kunjungan ANC adalah salah satu dari pelayanan
minimum.
- TTD diberikan oleh bidan dan petugas gizi saat melakukankunjungan rumah. Ibu
hamil yang tidak melakukan pemeriksaan kesehatan perlu dikunjungi oleh petugas
kesehatan untuk konfirmasi dan pemberian motivasi.
- TTD dapat diberikan pada saat kelas ibu hamil.
- TTD dapat diperoleh di Posyandu saat pelayanan Posyandu dilakukan.

Gambar 1.
Skema Distribusi TTD

Tk. Pusat Produsen/Distributor

Tk. Kab/kota Instalasi Farmasi Kab/Kota

Tk. Kecamatan Puskesmas

Tk. Desa Posyandu Bidan di Poskesdes Pustu


desa/Polindes

Masyarakat Ibu Hamil 16


TTD akan didistribusikan ke seluruh wilayah PKGBM sesuai dengan tabel 3 di bawah ini.

Tabel 4
Wilayah Sasaran Distribusi TTD

Jumlah Jumlah Jumlah Jumlah


No Provinsi
Kabupaten Kecamatan Puskesmas Desa

1 Sumatera Selatan 5 30 47 503


2 Kalimantan Barat 9 54 70 691
3 Kalimantan Tengah 8 46 75 571
4 Jawa Barat 7 84 108 803
5 Jawa Timur 5 50 65 625
6 Nusa Tenggara Barat 8 64 92 643
7 Nusa Tenggara Timur 9 78 103 800
8 Sulawesi Barat 3 23 33 240
9 Maluku 3 23 50 268
10 Gorontalo 4 22 33 262
11 Sulawersi Utara 3 25 28 266
TOTAL 64 499 704 5672

4. Kepatuhan Ibu Hamil Mengkonsumsi TTD

Tenaga kesehatan memberikan konseling kepada ibu hamil untuk memastikan TTD
yang didistribusikan diminum setiap hari oleh Ibu Hamil sejak awal kehamilan.
Beberapa hal yang perlu diperhatikan berkaitan dengan konsumsi TTD adalah sebagai
berikut:
1. Terjadinya perubahan warna hitam pada tinja menunjukkan tanda yang normal
karena mengonsumsi TTD. Warna hitam pada tinja disebabkan adanya sisa Fe
yang tidak digunakan oleh tubuh.
2. Sisa kemasan TTD perlu dibawa saat kunjungan berikutnya dan ibu hamil dapat
melakukan pencatatan TTD yang dikonsumsi pada Kartu Kepatuhan (Lampiran
16), sehingga petugas kesehatan dapat melakukan monitor kepatuhan konsumsi
TTD.
3. Meminta bantuan anggota keluarga, misalnya suami, untuk memonitor dan
mengingatkan sasaran dalam mengonsumsi TTD.
4. Kunjungan rumah oleh petugas kesehatan atau kader diperlukan untuk memastikan
apakah TTD betul-betul dikonsumsi oleh sasaran.
5. Untuk mengetahui apakah sasaran mengonsumsi TTD, petugas dapat melihat
perkembangan kesehatan sasaran melalui tanda klinis.

17


6. Untuk mengetahui dampak pemberian TTD, petugas perlu melakukan pemeriksaan
Hb secara berkala.
7. Melakukan pemantauan bersamaan dengan kegiatan lain (contoh: petugas
kesehatan sedang menghadiri hajatan dan bertemu dengan ibu hamil dapat
menanyakan konsumsi TTD, jadi bisa memantau. Atau ketika petugas kesehatan
datang untuk kegiatan lain).

18


BAB III
PEMANTAUAN MUTU PRODUK DAN PENANGANAN KELUHAN
DARI PROGRAM PEMBERIAN TTD

Beberapa hal penting dalam pemantauan mutu produk TTD adalah sebagai berikut: A)
Spesifikasi Produk; B) Penerimaan, Penyimpanan, dan Distribusi pada Setiap Titik
Distribusi; C) Pelaporan Keluhan terkait Produk, dan D) Penanganan Kemasan Paska
Konsumsi.

A. Spesifikasi Produk TTD

1. Kandungan TTD
Setiap TTD mengandung:
- Zat besi: Ferrous fumarate yang setara dengan 60 mg besi elemental.
- Asam folat: 0.400 mg.
2. Spesifikasi Umum
- Salut gula atau film dengan bahan penambah rasa vanilla perlu ditambahkan untuk
menutupi bau atau rasa kurang enak dari TTD.
- TTD perlu menunjukkan tanggal produksi dan tanggal kadaluarsanya.
3. Sertifikasi
- Kandungan TTD merupakan produk farmasi dan harus diproduksi sesuai dengan
standar GMP (Good Manufacturing Practices) untuk produk farmasi oleh BPOM
atau pihak berwewenang tingkat internasional yang dikenal.
4. Registrasi Produk
- Produk harus teregistrasi di BPOM.
5. Spesifikasi untuk Kemasan dan Label
- Tablet harus berwarna merah dan dikemas dalam kemasan aluminium untuk
produk farmasi dalam bentuk strip, dengan 10 tablet dalam setiap strip.

B. Penerimaan, Penyimpanan, dan Distribusi pada Setiap Titik Distribusi

1. Penerimaan TTD di Gudang Kabupaten/Kota

Staff instalasi farmasi di Kabupaten/Kota memeriksa dan mencatat kondisi TTD pada
saat penerimaan produk di gudang Kabupaten/Kota dengan menggunakan Form
Penerimaan TTD (Lampiran 1) untuk memastikan kualitas produk dengan rician
sebagai berikut :

a. Periksa kondisi kendaraan untuk pengiriman produk ke gudang Kabupaten/Kota.


Kendaraan yang digunakan bersih, dan aman dalam menjaga kualitas produk. Staff
Kabupaten/Kota memeriksa kuantitas produk yang diterima di gudang

19


kabupaten/Kota dan kelengkapan dokumen pendukung seperti surat faktur
pengiriman.
b. Mengambil contoh produk dengan cara sebagai berikut :
Dengan menggunakan Tabel Rencana Pengambilan Contoh untuk Pemeriksaan
Fisik (Tabel 4 dengan referensi ISO 2380-1-1999) tentukan jumlah contoh yang
diambil dan putuskan apakah produk ditolak atau diterima. Prosedurnya adalah
sebagai berikut :
1) Menentukan jumlah TTD yang akan diterima (berdasarkan Surat Pengiriman),
contohnya 1200 kardus.
2) Dengan mempergunakan tabel yang ada di bawah, tentukan jumlah contoh
yang dibutuhkan. (Sebagai contoh: jika jumlah TTD yang diterima adalah
1200 kardus, maka jumlah contoh yang dibutuhkan adalah 80 kardus ).
3) Mengambil contoh sesuai dengan jumlah yang ditentukan yang mewakili
masing-masing nomor batch jika pada pengiriman terdapat beberapa nomor
batch.
4) Kemudian dari setiap kardus, ambilah satu strip TTD dari 1 kotak dari masing-
masing 80 kardus yang dipilih.

Tabel 4
Rencana Pengambilan Contoh untuk Pemerikasaan Fisik
(referensi ISO 2380-1-1999)

Ukuran Kemasan Contoh Jumlah maksimum cacat yang


(Kardus/Kotak/Strip) dapat diterima

2-8 2 1
9 -15 3 1
16 – 25 5 2
26 - 50 8 2
51 - 90 13 2
91 – 150 20 3
151 - 280 32 4
281 - 500 50 6
501 - 1200 80 9
1201 – 3200 125 13
3201 - 10000 200 19
10001 - 35000 315 19
35001 – 150000 500 19
150001 - 500000 800 19
Above 500000 1250 19

c. Dalam setiap kotak yang dipilih untuk diambil contoh, diperiksa keutuhan
kemasan primer, kesesuaian label, tanggal kadaluarsa, dan pemeriksaan secara
fisik (warna, kekerasan). Pemeriksaan warna dilakukan untuk produk dalam

20


kemasan blister. Sekurang-kurangnya produk harus memiliki umur simpan 21
bulan pada saat diterima di kabupaten.
d. Meninjau dan mengevaluasi kualitas produk yang diterima dan membuat
keputusan apakah produk diterima atau ditolak. Berikut adalah spesifikasi produk
TTD berdasarkan PERMENKES no. 88 tahun 2014 tentang TTD untuk wanita
hamil:
1) Kekerasan: cukup keras, tidak mudah rapuh.
2) Warna : merah tua
3) Kemasan: utuh, tidak ada kebocoran dan tidak rusak.
Keputusan apakah TTD yang dikirim diterima atau ditolak berdasarkan pada
jumlah contoh yang tidak memenuhi syarat (kondisi dimana mutu TTD dan
kemasannya tidak memenuhi spesifikasi produk) yang ditemukan pada TTD yang
diterima. Panduan ini dapat dilihat pada tabel di atas (Lihat tabel 4, kolom jumlah
maksimum cacat yang dapat diterima) sesuai dengan jumlah contoh yang
diperiksa. Sebagai contoh jika jumlah sampel diperiksa adalah 80 kardus, jumlah
maksimum cacat adalah 9 kardus. Jika jumlah kardus yang tidak memenuhi syarat
lebih dari 9 dari 80 kardus yang diperiksa, maka jumlah kardus yang
dikembalikan ke pemasok/distributor adalah seluruh kardus dari nomor batch
yang sama yang ditemukan tidak memenuhi persyaratan.
e. Membuat tiga salinan semua dokumen yang terkait (Form Penerimaan
TTD/Lampiran 1 dan Surat Pengiriman). Salinan akan disimpan oleh Dinas
Kesehatan Provinsi, Dinas Kesehatan Kabupaten/Kota dan pemasok.

2. Penyimpanan TTD di Gudang Kabupaten/Kota

Kondisi gudang seperti suhu (< 300C), kelembaban (< 75%), kebersihan, dan
kemampuan untuk mencegah kontaminasi merupakan salah satu faktor penting untuk
menjaga kualitas produk. Tata letak dan kapasitas gudang cukup mampu dalam
memberikan akses untuk proses pembersihan dan sirkulasi udara. Cara penyimpanan
berdasarkan FIFO (First In First Out) dan atau FEFO (First Expired First Out). Staf
instalasi farmasi di kabupaten/kota menjaga dan mencatat kondisi gudang
kabupaten/kota setiap bulan pada Formulir Inspeksi Gudang dan Lingkungan di
Tingkat Kabupaten/Kota (Lampiran 2). Laporan digandakan dan disimpan di Dinas
Kesehatan Kabupaten/Kota, dan salinan lainnya diserahkan kepada Provinsi setiap
bulan.

3. Distribusi TTD ke Puskesmas

Staf instalasi farmasi di Kabupaten/Kota memeriksa jumlah produk, kualitas dan


kondisi kendaraan sebelum pengiriman ke puskesmas dan mencatatnya pada Formulir
Distribusi TTD di Tingkat Kabupaten/Kota (Lampiran 3). Formulir ini digandakan
dan disimpan di Dinas Kesehatan Kabupaten/Kota, dan salinan diserahkan kepada
Provinsi setiap bulan.
21


Jumlah TTD yang didistribusikan ke Puskesmas berdasarkan pada permintaan
bulanan dari puskesmas dengan menggunakan Laporan Pemakaian dan Lembar
Permintaan Obat (Form LPLPO). Distribusi dari kabupaten ke puskesmas dilakukan
setiap bulan dan maksimum harus dilakukan setiap triwulan. Untuk distribusi triwulan
TTD harus diterima di Puskesmas pada bulan pertama setiap triwulan.

4. Penerimaan TTD di Puskesmas

Petugas pengelola obat di Puskesmas mengambil sampel yang mewakili seperti yang
dijelaskan dalam tabel 4 dan mengecek kualitas TTD pada penampilan fisik, jumlah
produk yang diterima, dan tanggal kadaluarsa ketika menerima di puskesmas dan
mencatatnya pada Formulir Penerimaan TTD di Tingkat Puskesmas (Lampiran 4).
Formulir digandakan dan disimpan pada tingkat puskesmas, dan salinan lainnya
diserahkan kepada kabupaten setiap bulan. Contoh untuk mengambil sampel: jika
puskesmas menerima 150 kotak TTD, maka staf puskesmas perlu mengambil sampel
yang mewakili masing-masing nomor batch sebanyak total 20 kotak. Kemudian dari
setiap kotak, diambil satu strip dari 20 kotak yang dipilih. Jika ada lebih dari 3 contoh
yang tidak memenuhi spesifikasi produk dari 20 kotak yang dipilih, maka jumlah
kotak yang dikembalikan ke Kabupaten/Kota adalah seluruh kotak dari nomor batch
yang ditemukan tidak memenuhi persyaratan. Jika produk ditolak di Puskesmas maka
puskesmas mengembalikan produk ke Kabupaten pada pengiriman/penerimaan TTD
berikutnya.

5. Penyimpanan TTD di Gudang Puskesmas

Kondisi gudang memenuhi standar minimum seperti suhu (< 300C), humidty (< 75%),
kebersihan, dan kemampuan untuk mencegah kontaminasi demi menjaga kualitas
produk. Tata letak dan kapasitas gudang cukup mampu dalam memberikan akses
untuk proses pembersihan dan sirkulasi udara. Cara penyimpanan berdasarkan FIFO
(First In First Out) dan atau FEFO (First Expired First Out). Petugas pengelola obat
di puskesmas menjaga kondisi gudang dan mencatat kondisi gudang setiap bulan pada
Formulir Inspeksi Gudang dan Lingkungan di Tingkat Puskesmas (Lampiran 5).
Formulir digandakan dan disimpan di Puskesmas, dan salinan lainnya diserahkan
kepada Kabupaten/Kota setiap bulan.

6. Distribusi TTD ke Polindes/Poskesdes

Petugas pengelola obat di puskesmas memeriksa kualitas dan kuantitas TTD pada
penampilan fisik, jumlah produk yang dikirimkan, tanggal kadaluwarsa dan kondisi
kendaraan yang diserahkan untuk polindes/poskesdes dan mencatatnya pada Formulir
Distribusi TTD di Tingkat Puskesmas (Lampiran 6). Formulir digandakan dan
disimpan di puskesmas, dan salinan lainnya diserahkan kepada Kabupaten/Kota setiap
bulan. Distribusi dari Puskesmas ke Polindes/Poskesdes dilakukan setiap bulan.
22


7. Penerimaan TTD di Polindes/Poskesdes

Bidan desa mengambil contoh yang mewakili seperti yang dijelaskan dalam tabel 4
dan mengecek kualitas TTD pada penampilan fisik, jumlah produk, dan tanggal
kadarluarsa pada saat menerima dan mencatatnya pada Formulir Penerimaan di
Tingkat Polindes/Poskesdes (Lampiran 7). Formulir digandakan dan disimpan pada
tingkat Polindes/Poskesdes, dan salinan lainnya diserahkan kepada Puskesmas setiap
bulan. Cara pengambilan contoh, jika Polindes/Poskesdes menerima 150 strip TTD,
ambilah contoh sebanyak 20 strip. Jika ada lebih dari 3 strip tidak memenuhi
spesifikasi produk dari 20 strip yang dipilih, maka jumlah strip yang dikembalikan ke
puskesmas adalah seluruh strip dari nomor batch yang ditemukan tidak memenuhi
persyaratan.

8. Pemberian TTD Kepada Ibu Hamil

Bidan desa memberikan TTD kepada ibu hamil disertai dengan konseling tentang
manfaat, efek samping, cara penyimpanan dan cara konsumsi TTD.

C. Pelaporan Keluhan Terkait Produk

Bidan penanggung jawab wilayah melaporkan keluhan yang diterima dari penerima
manfaat ke Puskesmas dengan menggunakan formulir Laporan Keluhan Terkait Produk
(Lampiran 8). Laporan dikirim secara berjenjang ke Kabupaten/Kota dan Provinsi setiap
ada permasalahan. Jika diperlukan Kabupaten/Kota dan Provinsi akan berkoordinasi
dengan Kementerian Kesehatan untuk penanganan keluhan.

D. Penanganan Kemasan Paska Konsumsi

Ada dua jenis kemasan TTD dan manajemen pengelolaannya, yaitu:

• Alumunium foil.
Petugas di fasilitas pelayanan kesehatan di masyarakat (Polindes, Poskesdes) akan
mengumpulkan kemasan bekas yang diberikan oleh ibu hamil ketika melakukan
kunjungan untuk pemeriksaan kehamilan, kemudian petugas akan memberikan
kepada ibu hamil, TTD yang baru sesuai dengan dosisnya. Kemasan bekas kemudian
dibawa ke Puskesmas, karena alumunium foil tidak dapat digunakan kembali dan
tidak mudah didaur ulang, oleh karena itu alumunium foil dibakar di Puskesmas pada
tempat yang sesuai.
• Kardus.
Kardus dapat digunakan kembali .

Untuk produk kadaluarsa dan tidak memenuhi persyaratan mutu, masing-masing rantai
distribusi mengumpulkan dan mengirimkan produk ke gudang Kabupaten/Kota untuk

23


pemusnahan yang dikelola oleh gudang kabupaten dengan mengikuti standar operasional
pemusnahan.

Gambar 2.
RANGKUMAN DIAGRAM PEMANTAUAN MUTU PRODUK

1. Cek No Batch, tanggal kadarluarsa


2. Sampling dan cek parameter fisik, kondisi
Penerimaan di Kabupaten
kendaraan

1. Menerapkan Good Warehouse practice


(higienis, tempat yang aman, mencegah
Penyimpanan di kontaminasi)
2. Menjaga suhu, kelembaban
Kabupaten/Kota
3. Menerapkan FIFO dan atau FEFO, akurasi
stok

Distribusi ke Puskesmas 1. Cek No Batch, tanggal kadarluarsa


2. Cek parameter fisik, kondisi kendaraan

Penerimaan di Puskesmas 1. Cek No Batch, tanggal kadarluarsa


2. Sampling dan cek parameter fisik, kondisi
kendaraan

1. Menerapkan Good Warehouse practice


(higienis, tempat yang aman, mencegah
Penyimpanan di Puskesmas kontaminasi)
2. Menjaga suhu, kelembaban
3. Menerapkan FIFO dan atau FEFO,
akurasi stok

Distribusi ke 1. Cek No Batch, tanggal kadarluarsa


Polindes/Poskesdes 2. Cek parameter fisik

Penerimaan di Polindes/ 1. Cek No Batch, tanggal kadarluarsa


Poskesdes 2. Sampling dan cek parameter fisik

1. Cek No Batch, tanggal kadarluarsa


Pemberian TTD ke Ibu 2. Cek parameter fisik
Hamil 3. Materi KIE.

24

BAB IV
PEMANTAUAN DAN EVALUASI PROGRAM PEMBERIAN TTD

Kegiatan pemantauan dan evaluasi perlu dilakukan secara berkala dan merupakan bagian penting
dalam siklus pengelolaan kegiatan pemberian TTD. Pemantauan merupakan rangkaian kegiatan
pengamatan sejauh mana pelaksanaan program penanggulangan anemia gizi besi dibandingkan
dengan perencanaan dan prosedur, sehingga bila ada masalah dapat ditemukan dan ditangani
sejak dini. Berbeda dengan proses monitoring yang berkesinambungan, evaluasi merupakan
asesmen dari keseluruhan program secara menyeluruh dan mendalam dan ditujukan khusus
untuk mengukur keadaan sebelum inisiasi kegiatan (studi awal/baseline) dan beberapa waktu
setelah intervensi atau program dilaksanakan (studi akhir/end line). Beberapa hal yang perlu
dipantau meliputi:

• Logistik dan Pendistribusian: proses distribusi, tempat dan cara penyimpanan, ketersediaan
TTD, formulir pencatatan pelaporan, ketersediaan KIE, dll.
• Jumlah ibu hamil yang memperoleh TTD program/mandiri.
• Tingkat kepatuhan ibu hamil mengonsumsi TTD.

Secara bersama-sama, Monitoring dan Evaluasi dilakukan untuk mengetahui apakah kegiatan
dapat dilaksanakan sesuai dengan rencana dan identifikasi hal-hal yang perlu diperbaiki.
Pemantauan dan evaluasi dapat dilaksanakan oleh pengelola/pelaksana kegiatan dari tingkat
pusat, provinsi dan kabupaten dan kota baik dari sektor kesehatan maupun sektor lain yang
terkait setiap 2 (dua) kali setahun atau disesuaikan dengan kebutuhan daerah.

A. Indikator

Untuk memantau dan mengevaluasi program diperlukan indikator yang meliputi:

1. Ibu Hamil:
a. Jumlah TTD diterima.
b. Jumlah TTD dikonsumsi.
c. Pengetahuan Ibu tentang anemia dan konsumsi TTD (hanya untuk evaluasi periodic,
dan tidak untuk monitoring reguler).
d. Status anemia (hanya untuk evaluasi periodic, dan tidak untuk monitoring reguler).

2. Dinas Kesehatan Kabupaten, Puskesmas:


a. Jumlah TTD diterima.
b. Jumlah TTD ditolak.
c. Pengetahuan petugas kesehatan tentang pemberian TTD dan pemantauan mutu.
d. Kapasitas manajemen penyediaan TTD (penyimpanan, distribusi).

3. Perubahan Kebijakan:
a. Adopsi TTD sebagai kebijakan pemerintah (e-catalog, diperbaharui).

25

b. Kebijakan dalam distribusi dan kendali mutu ditandatangani oleh Kementerian


Kesehatan.

B. Pencatatan dan Pelaporan

1. Pencatatan

Pencatatan distribusi TTD dilakukan secara berjenjang sebagai berikut:

a. Posyandu
Pemberian TTD untuk ibu hamil yang dilakukan di posyandu dicatat dalam Sistem
Informasi Posyandu (SIP). Pencatatan dan rekapitulasi di posyandu dilakukan oleh
bidan/tenaga kesehatan Pustu pada saat kegiatan Posyandu maupun saat Kunjungan
Rumah (Bumil).

b. Desa
• Pencatatan pemberian TTD kepada kelompok sasaran dilakukan oleh bidan di
polindes, poskesdes, petugas pustu, dan dicatat pada buku KIA yang dipegang
ibu dan juga pada Kartu Kepatuhan ibu (Lampiran 16), selanjutnya dicatat pada
Kohort Antenatal Care (Lembar KIA-4).
• Bidan di polindes, poskesdes, petugas pustu melaporkan rekapitulasi hasil
pemberian TTD ke puskesmas melalui Register Antenatal Care (Lembar KIA-
10) selambat-lambatnya tanggal 5 pada bulan berikutnya.
• Bidan di polindes, poskesdes, petugas pustu juga mencatat pemberian dan
konsumsi TTD ibu hamil dengan menggunakan Form Monitoring Konsumsi
TTD tingkat desa (per ibu hamil) di lampiran 9 dan mengirimkan ke Puskesmas
setiap tanggal 5 Januari pada tahun berikutnya.
• Bidan di polindes, poskesdes, petugas pustu juga mencatat dan melaporkan
distribusi TTD kepada ibu hamil di tingkat desa dan mengirimkannya ke
Puskesmas selambat-lambatnya tanggal 5 pada bulan berikutnya dengan
menggunakan Form Fe Desa, yang terdapat pada Pedoman Penatalaksanaan
Pemberian TTD, Kemenkes 2015; dan melaporkan rekapitulasi ibu hamil yang
menerima dan mengkonsumsi TTD dengan menggunakan Form Fe-K Desa
(lampiran 10) dan mengirimkan ke Puskesmas selambat-lambatnya tanggal 5
Januari pada tahun berikutnya.
• Bidan di polindes, poskesdes, petugas pustu melaporkan stok pemakaian TTD di
tingkat desa dengan menggunakan Form Pemantauan Logistik TTD di
Poskesdes/Polindes/Bidan Desa (Form Fe Log. Desa.) di lampiran 15 dan
mengirimkan ke Puskesmas tanggal 5 pada bulan berikutnya.

c. Puskesmas
Bidan/ Petugas Gizi Puskesmas bertugas:

26

• Memberikan TTD kepada semua ibu hamil yang melakukan ANC ke poli KIA
dan dicatat pada buku KIA yang dipegang ibu dan juga pada kartu ibu
selanjutnya dicatat dalam Kohort Antenatal Care (Lembar KIA-4).
• Merekapitulasi laporan bulanan pemberian TTD Puskesmas, Poskesdes, bidan
praktik mandiri, dokter praktik, dan klinik lainnya pada Register Antenatal Care
(Lembar KIA-10)
• Mengirim laporan bulanan hasil rekapitulasi pemberian TTD ibu hamil di wilayah
kerja Puskesmas ke Dinas Kesehatan Kabupaten/Kota selambat-lambatnya
tanggal 10 pada bulan berikutnya dengan menggunakan Form Fe Puskesmas (F1
Puskesmas) sebagaimana terdapat di buku Pedoman Penatalaksanaan Pemberian
TTD (Kemenkes 2015).
• Mengirim laporan tahunan hasil rekapitulasi konsumsi TTD ibu hamil di dalam
Form Fe-K tingkat Puskesmas (lampiran 11) ke Dinas Kesehatan
Kabupaten/Kota selambat-lambatnya pada tanggal 10 Januari pada tahun
berikutnya.
• Mengirim laporan stok pemakaian TTD di tingkat puskesmas ke Dinas Kesehatan
Kabupaten/Kota dengan menggunakan Form Pemantauan Logistik TTD di
Puskesmas (Form Fe Log. Puskesmas), yang terdapat pada Pedoman
Penatalaksanaan Pemberian TTD, Kemenkes 2015.

d. Kabupaten/Kota
• Pengelola instalasi farmasi Dinkes Kabupaten/Kota melakukan pencatatan
ketersediaan dan jumlah TTD yang didistribusikan.
• Pengelola program gizi Dinkes Kabupaten/Kota merekapitulasi laporan bulanan
TTD dari semua Puskesmas dan melaporkan ke Dinas Kesehatan Provinsi
menggunakan Formulir-1 (F1 Kabupaten dan Kota), yakni form sebagaimana
yang terdapat di buku Pedoman Penatalaksanaan Pemberian TTD, Kemenkes
2015, selambat-lambatnya pada tanggal 15 bulan berikutnya, dan memberi umpan
balik ke puskesmas.
• Mengirim laporan tahunan hasil rekapitulasi konsumsi TTD ibu hamil di dalam
Form Fe-K tingkat Kabupaten (lampiran 12) ke Dinas Kesehatan Provinsi
selambat-lambatnya pada tanggal 15 Januari pada tahun berikutnya.
• Mengirim laporan stok pemakaian TTD di tingkat Kabupaten/Kota ke Dinas
Kesehatan Provinsi dan Kemenkes selambat-lambatnya tanggal 15 bulan
berikutnya dengan menggunakan Form Pemantauan Logistik TTD di
Kabupaten/Kota (Form Fe Log. Kabupaten/Kota), yang terdapat pada
Pedoman Penatalaksanaan Pemberian TTD, Kemenkes 2015.

e. Provinsi
Pengelola Program Dinas Kesehatan Provinsi:
• Merekapitulasi dan menganalisis laporan bulanan pemberian TTD dari semua
Dinas Kesehatan Kabupaten dan Kota.
• Mengirim laporan ke Kementerian Kesehatan menggunakan Formulir-1 (F1
Provinsi) selambat-lambatnya pada tanggal 20 bulan berikutnya dan memberi

27

umpan balik ke Dinkes Kabupaten dan Kota (form sebagaimana terdapat di buku
Pedoman Penatalaksanaan Pemberian TTD, Kemenkes 2015).
• Mengirim laporan tahunan hasil rekapitulasi konsumsi TTD ibu hamil di dalam
Form Fe-K tingkat Provinsi (lampiran 13) ke Kementerian Kesehatan selambat-
lambatnya pada tanggal 20 Januari pada tahun berikutnya.

f. Kementerian Kesehatan R.I.


Penanggungjawab program gizi (Direktorat Gizi Masyarakat, Kementerian Kesehatan)
merekapitulasi dan menganalisis laporan pemberian TTD dari setiap provinsi, dan
melakukan umpan balik, dengan menggunakan form sebagaimana terdapat di buku
Pedoman Penatalaksanaan Pemberian TTD (Kemenkes 2015) dan kepatuhan
konsumsi TTD ibu hamil dengan menggunakan Form Monitoring Konsumsi TTD
tingkat Pusat (Form Fe-K Pusat) di lampiran 14.

2. Pelaporan

Pelaporan pemberian TTD dilakukan secara berjenjang mulai dari Posyandu,


Polindes/Poskesdes, Puskesmas sampai pusat. Laporan ditindaklanjuti dalam bentuk
pemantauan pelaporan dan umpan-balik secara berjenjang. Laporan monitoring dan umpan
balik yang diberikan dapat mencakup hal-hal sebagai berikut:
• Kelengkapan data yang dilaporkan dan klarifikasi jika diperlukan.
• Penjelasan dari data yang tidak lengkap yang dilaporkan dan saran untuk tindak lanjut.
• Alasan yang mendasari target yang tidak tercapai dan saran untuk memperbaikinya.

Alur pelaporan dapat dilihat dalam skema berikut:

28

Gambar 3. ALUR PELAPORAN

Dokumen Pelaporan

PUSAT Form Form


Fe Pusat Fe-K Pusat

RUMAH SAKIT DINKES PROV Form Form


Prov Fe Prov. Fe-K Prov.
(Pemerintah/swasta)

RUMAH SAKIT DINKES Form Form Form Fe


Kab / Kota KABUPATEN/ Fe Kab. Fe-K Kab. Log. Kab.
(Pemerintah/swasta) KOTA

PUSKESMAS Form Form Form Fe


Fe Pusk. Fe-K Pusk. Log. Pusk.

Pustu/Polindes Poliklinik Swasta//Dokter


Form * Form Fe-K Form Fe
/Poskesdes/ praktik swasta/Bidan Praktik
Fe Desa Desa Log. Desa
Posyandu Mandiri * Form

Konsumsi TTD
tingkat Desa


Ket : Pelaporan

Umpan Balik
Dilaporkan Dilaporkan Dilaporkan
bulanan tahunan tahunan

29

C. Monitoring dan Evaluasi

Pemantauan dan evaluasi merupakan bagian yang sangat penting dalam penyediaan TTD
terutama untuk memastikan bahwa kegiatan yang dilakukan sesuai dengan yang
direncanakan, dan untuk menilai apakah tujuan akhir dari memberikan TTD pada wanita
hamil tercapai. Pemantauan merupakan bagian dari manajemen program yang merupakan
upaya untuk memantau pelaksanaan program secara terus-menerus, dan memberikan umpan
balik terhadap masalah-masalah yang ditemukan, dan masalah-masalah yang perlu
diselesaikan. Oleh karena itu, pemantauan dilakukan secara bertahap dari kementerian
kesehatan tingkat nasional, dinas kesehatan tingkat provinsi, kabupaten, puskesmas dan
pelayanan kesehatan tingkat desa.

Pemantauan dilakukan dengan dua cara, pertama; melalui analisis data laporan rutin. Analisis
data rutin diharapkan dapat mengidentifikasi masalah pelaksanaan kegiatan dalam hal apa
dan dimana kegiatan dilakukan. Saran dan masukan yang fokus pada masalah dan tindak
lanjut yang perlu dilakukan akan diberikan kepada staf terkait. Kedua, melakukan kunjungan
ke lapangan untuk mengumpulkan informasi secara langsung dan mendiskusikan kegiatan
apa yang memerlukan tindak lanjut atau saat peningkatan kapasitas yang lebih lanjut
diperlukan

Evaluasi adalah upaya untuk menentukan apakah penyediaan TTD telah mencapai tujuan.
Evaluasi dampak dari program ini akan membandingkan prevalensi anemina ibu hamil antara
daerah intervensi dan daerah kontrol, untuk menentukan apakah intervensi yang dilakukan
memberikan hasil.

30

LAMPIRAN

31

Lampiran 1

FORM PENERIMAAN TTD


DI TINGKAT KABUPATEN

Tanggal Penerimaan : Kabupaten/Kota :


Dokumen* : Provinsi :
Total Tablet yang diterima : Jumlah contoh yang dibutuhkan :
Tanggal Pengembalian : Total Produk yang rusak :
Produk yang di tolak

Keputusan
Kondisi
Penampakan Fisik
Kendaraan
No Ukuran Tanggal (Terima/
No Jumlah
Batch Kemasan Kadarluarsa Tolak)
(Bersih/Baik/ Keutuhan
Tidak Kemasan Warna Kekerasan
Bersih) Primer

*Catatan : Surat pengiriman


Keterangan:
1.Ukuran kemasan : ukuran satuan menyesuaikan dengan satauan kemasan yang diterima (contoh kardus, kotak atau strip)
2.No batch : no penandaan dari pabrik yang tertera pada kemasan
3. Jumlah : banyaknya barang yang diterima
4. Kondisi kendaraan : diisi apakah kondisi kendaraa bersih atau tidak bersih
5. Keutuhan kemasan primer : diisi apakah kemasan baik (tidak sobek, bocor,) atau dalam keadaan tidak baik (sobek. bocor)
6. Warna : diisi apakah warna sesuai dengan standar (merah tua) atau tidak sesuai standar
7. Kekerasan : diisi apakah kekerasan sesuai standar (tidak mudah hancur) atau tidak sesuai standar

Dicek oleh, Diketahui oleh,

( ) ( )

32

Lampiran 2

FORM INSPEKSI SARANA INSTALASI/ GUDANG


DAN LINGKUNGAN DI TINGKAT KABUPATEN

Kabupaten/Kota : ……………… Bulan dan Tahun: ……………

Provinsi : ……………….

No Daftar Kondisi Catatan


(Kebersihan/Fungsi/Tidak Kebersihan Berfungsi/
Berfungdi) Tidak
Berfungsi
1 Tumpukan
2 Palet
3 Lantai
4 Lampu
5 Dinding dan jendela
6 Tempat sampah
7 Langit-langit
8 Produk non Pharmasi yang
disimpan
9 Pintu
10 Kartu stok
11 FIFO dan atau FEFO
12 Termometer
13 Hygrometer
14 Alat Pemadam Api Ringan
(APAR)
15 Pengendali Hama
Keterangan :

1. Kebersihan : diisi bersih jika kondisi bersih dan diisi tidak bersih jika tidak bersih
2. Kondisi : diisi berfungsi atau rusak
3.Catatan : diisi keterangan tambahan seperti jika rusak kapan rencana diperbaiki
4. Jumlah tumpukan : maksimal sesuai dengan yang tertera pada kemasan besar

Dicek oleh, Diketahui oleh,

( ) ( )

33

Lampiran 3

FORM DISTRIBUSI TTD


DI TINGKAT KABUPATEN/KOTA

Tanggal Pengiriman : Total Tablets yang dikirim :


Kabupaten/Kota :
Provinsi :

Kondisi Kendaraan
Jumlah
No Satuan No Batch Tanggal Kadarluarsa
(Bersih/Baik/
Tidak Bersih)

Keterangan :
1.. Jumlah : banyaknya barang yang diterima
2. Satuan : ukuran kemasan
3. No batch : no penandaan dari pabrikan yang tertera pada kemasan
3. Kondisi kendaraan : diisi apakah kondisi kendaraa bersih atau tidak bersih. Bersih adalah suatu keadaan yang bebas dari kotoran, debu dan benda asing yang dapat berdampak
pada kualitas produk.

Dicek oleh, Diketahui oleh,

( ) ( )

34

Lampiran 4
FORM PENERIMAAN TTD
DI TINGKAT PUSKESMAS

Tanggal Penerimaan : Provinsi :


Puskesmas : Total Tablet yang diterima :
Kecamatan :
Kabupaten/Kota : Jumlah contoh yang dibutuhkan :
Tanggal pengembalian : Total Produk yang rusak :
Produk yang ditolak

Keputusan
Kondisi
Penampakan Fisik
Kendaraan
No Batch Ukuran Tanggal (Diterima/
No Jumlah
Kemasan Kadarluarsa Ditolak)
(Bersih/Baik/ Keutuhan
Tidak Kemasan Warna Kekerasan
Bersih) Primer

Keterangan:
1.Ukuran kemasan : ukuran satuan menyesuaikan dengan satauan kemasan yang diterima (contoh kardus, kotak atau strip)
2.No batch : no penandaan dari pabrikan yang tertera pada kemasan
3. Jumlah : banyaknya barang yang diterima
4. Kondisi kendaraan : diisi apakah kondisi kendaraa bersih atau tidak bersih. Bersih adalah suatu keadaan yang bebas dari kotoran, debu dan benda asing yang dapat berdampak
pada kualitas produk.
5. Keutuhan kemasan primer : diisi apakah kemasan baik (tidak sobek, bocor) atau dalam keadaan tidak baik (sobek, bocor)
6. Warna : diisi apakah warna sesuai dengan standar (merah tua) atau tidak sesuai standar
7. Kekerasan : diisi apakah tekstur sesuai standar (tidak mudah hancur) atau tidak sesuai standar
Dicek oleh, Diketahui oleh,

( ) ( )

35

Lampiran 5

FORM INSPEKSI GUDANG DAN LINGKUNGAN


DI TINGKAT PUSKESMAS

Kabupaten/Kota : ……………… Kecamatan/Puskesmas: ……………….


Provinsi : ………………. Bulan dan Tahun : ……………….

No Daftar Kondisi Catatan


(Kebersihan/Fungsi/Kerusakan) Kebersihan Berfungsi/
Rusak
1 Tumpukan
2 Palet
3 Lantai
4 Lampu
5 Dinding dan jendela
6 Tempat sampah
7 Langit-langit
8 Produk non Pharmasi yang
disimpan
9 Pintu
10 Kartu stok
11 FIFO dan atau FEFO
12 Termometer
13 Hygrometer
14 Alat Pemadam Api Ringan
(APAR)
15 Pengendali Hama
Keterangan :

1. Kebersihan : diisi bersih jika kondisi bersih dan diisi tidak bersih jika tidak bersih. Bersih adalah suatu keadaan yang bebas dari kotoran,
debu dan benda asing yang dapat berdampak pada kualitas produk.
2. Kondisi : diisi berfungsi atau rusak
3. Catatan : diisi keterangan tambahan seperti jika rusak kapan rencana diperbaiki
4. Jumlah tumpukan : maksimal sesuai dengan yang tertera pada kemasan besar

Dicek oleh Diketahui Oleh

( ) ( )

36

Lampiran 6

FORM DISTRIBUSI TTD


DI TINGKAT PUSKESMAS

Tanggal Pengiriman : Provinsi :


Puskesmas : Total Tablets yang diserahkan :
Kecamatan : Jumlah contoh yang dibutuhkan :
Kabupaten/Kota :

Kondisi Kendaraan
Jumlah
No Satuan No Batch Tanggal Kadarluarsa
(Bersih/Baik/
Tidak Bersih)

Remarks:
1.. Jumlah : banyaknya barang yang diterima
2. Satuan : ukuran kemasan
3. No batch : no penandaan dari pabrikan yang tertera pada kemasan
4.. Kondisi kendaraan : diisi apakah kondisi kendaraa bersih atau tidak bersih. Bersih adalah suatu keadaan yang bebas dari kotoran, debu dan benda
asing yang dapat berdampak pada kualitas produk.

Dicek oleh Diketahui oleh

( ) ( )

37

Lampiran 7

FORM PENERIMAAN TTD


DI TINGKAT POLINDES/POSKESDES

Tanggal Penerimaan : Kecamatan :


Posyandu : Kabupaten/Kota :
Puskesmas : Provinsi :
Total Tablet yang diterima : Jumlah contoh yang dibutuhkan :
Tanggal Pengembalian : Total Produk yang Rusak :
Produk yang ditolak

Keputusan
Kondisi
Penampakan Fisik
Kendaraan
Ukuran Tanggal
No No Batch Jumlah (Diterima/Ditolak)
Kemasan Kadarluarsa
(Bersih/Baik/ Keutuhan
Tidak Kemasan Warna Kekerasan
Bersih) Primer

Keterangan:
1.Ukuran kemasan : ukuran satuan menyesuaikan dengan satauan kemasan yang diterima (contoh kardus, kotak atau strip)
2.No batch : No penandaan dari pabrikan yang tertera pada kemasan
3. Jumlah : banyaknya barang yang diterima
4. Kondisi kendaraan : diisi apakah kondisi kendaraa bersih atau tidak bersih. Bersih adalah suatu keadaan yang bebas dari kotoran, debu dan benda asing yang dapat berdampak
pada kualitas produk.
5. Keutuhan kemasan primer : disi apakah kemasan baik (tidak sobek, bocor) atau dalam keadaan tidak baik (sobek. bocor)
6. Warna : diisi apakah warna sesuai dengan standar (merah tua) atau tidak sesuai standar
7. Kekerasan :diisi apakah tekstur sesuai standar (tidak mudah hancur) atau tidak sesuai standar
Dicek oleh Diketahui oleh

( ) ( )

38

Lampiran 8

LAPORAN KELUHAN TERKAIT PRODUK

Nama Ibu : ……………………


Posyandu / Desa : ……………………
Kecamatan : ……………………
Kabupaten/Kota : ……………………
Provinsi : ……………………
Tanggal keluhan : ……………………

Jumlah / No. Batch : ……………………

Alasan keluhan : …………………………………………………………


…………………………………………………………
…………………………………………………………
Penyebab keluhan : …………………………………………………………
…………………………………………………………

Tindakan pencegahan dan perbaikan : …………………………………………………………


…………………………………………………………
…………………………………………………………
Catatan :
1. Lampirkan foto jika memungkinkan
2. Keluhan terkait produk: berubah warna, tablet mudah pecah, kemasan bocor

Dilaporkan oleh, Diketahui oleh,

( ) ( )

39

Lampiran 9
Form Monitoring Konsumsi TTD tingkat Desa (per ibu hamil)

Desa : ...................................................
Kecamatan : ...................................................
Kabupaten/Kota : ...................................................
Provinsi : ....................................................

Tahun……… Jumlah TTD yang diberikan Jumlah TTD yang dikonsumsi


Total TTD Total TTD
Umur
Nama diberikan dikonsumsi

May

May
Mar

Mar
Aug

Aug
Apr

Nov

Apr

Nov
Jun

Dec

Jun

Dec
Feb

Feb
Oct

Oct
Jan

Sep

Jan

Sep
Jul

Jul
No Kehamil
Ibu selama selama
an
kehamilan kehamilan
1
2
3
4
5
6
7
8
9
10

Mengetahui, Yang Membuat Laporan,

( ) ( )

40

Lampiran 10
Form Monitoring Konsumsi TTD tingkat Desa (Form Fe-K Desa)
Desa : ...................................................
Kecamatan : ...................................................
Kabupaten/Kota : ...................................................
Provinsi : .................................................... Tahun : ..................... (dari bulan………….sampai bulan…….…)
Jumlah Ibu Jumlah Ibu Hamil yang Mengkonsumsi
Jumlah yang Jumlah Ibu Hamil yang Menerima TTD
No Unit Pelayanan Hamil yang TTD
dilayani
Melahirkan 0-29 ≥30-˂60 ≥60-˂90 90 0-29 ≥30-˂60 ≥60-˂90 ≥90
1 2 3 4 5 6 7 8 9 10 11 12
Puskesmas Pembantu
1 (Pustu)
2 Polindes
3 Poskesdes
4 Posyandu
5 Bidan Praktik Mandiri
6 Dokter Praktik Swasta
7 Klinik Swasta
8
9
10
Keterangan:
1: Jelas 7: Jumlah ibu hamil menerima ≥60-˂90 TTD selama 9 bulan kehamilan
2 : Jelas 8: Jumlah ibu hamil menerima 90 TTD selama 9 bulan kehamilan
3: Jumlah ibu hamil yang datang ke unit pelayanan dan menerima TTD 9: Jumlah ibu hamil mengkonsumsi 0-29 TTD selama 9 bulan kehamilan
4: Jumlah ibu hamil yang melahirkan dalam tahun tersebut 10: Jumlah ibu hamil mengkonsumsi ≥30-˂60 TTD selama 9 bulan kehamilan
5: Jumlah ibu hamil menerima 0-29 TTD selama 9 bulan kehamilan 11: Jumlah ibu hamil mengkonsumsi ≥60-˂90 TTD selama 9 bulan kehamilan
6: Jumlah ibu hamil menerima ≥30-˂60 TTD selama 9 bulan kehamilan 12: Jumlah ibu hamil mengkonsumsi 90 TTD selama 9 bulan kehamilan

Mengetahui, Yang Membuat Laporan,

( ) ( )
41

Lampiran 11
Form Monitoring Konsumsi TTD tingkat Puskesmas (Form Fe-K Puskesmas.)
Puskesmas : ...................................................
Kecamatan : ...................................................
Kabupaten dan Kota : ...................................................
Provinsi : .................................................... Tahun : ..................... (dari bulan………….sampai bulan…….…)

Jumlah Ibu Jumlah Ibu Hamil yang Mengkonsumsi


Jumlah yang Jumlah Ibu Hamil yang Menerima TTD
No Unit Pelayanan Hamil yang TTD
dilayani
Melahirkan 0-29 ≥30-˂60 ≥60-˂90 90 0-29 ≥30-˂60 ≥60-˂90 ≥90
1 2 3 4 5 6 7 8 9 10 11 12
1 Desa A
2 Desa B
3 Desa C
4 Desa D
5
6
7
8
9
10
Keterangan:
1: Jelas 7: Jumlah ibu hamil menerima ≥60-˂90 TTD selama 9 bulan kehamilan
2 : Jelas 8: Jumlah ibu hamil menerima 90 TTD selama 9 bulan kehamilan
3: Jumlah ibu hamil yang datang ke unit pelayanan dan menerima TTD 9: Jumlah ibu hamil mengkonsumsi 0-29 TTD selama 9 bulan kehamilan
4: Jumlah ibu hamil yang melahirkan dalam tahun tersebut 10: Jumlah ibu hamil mengkonsumsi ≥30-˂60 TTD selama 9 bulan kehamilan
5: Jumlah ibu hamil menerima 0-29 TTD selama 9 bulan kehamilan 11: Jumlah ibu hamil mengkonsumsi ≥60-˂90 TTD selama 9 bulan kehamilan
6: Jumlah ibu hamil menerima ≥30-˂60 TTD selama 9 bulan kehamilan 12: Jumlah ibu hamil mengkonsumsi 90 TTD selama 9 bulan kehamilan

Mengetahui, Yang Membuat Laporan,

( ) ( )
42

Lampiran 12

Form Monitoring Konsumsi TTD tingkat Kabupaten/Kota (Form Fe-K Kabupaten)

Kabupaten/Kota : ................................ Kwartal : .......................


Provinsi : ............................... Tahun : .......................
Jumlah Ibu Jumlah Ibu Hamil yang Mengkonsumsi
Jumlah yang Jumlah Ibu Hamil yang Menerima TTD
No Unit Pelayanan Hamil yang TTD
dilayani
Melahirkan 0-29 ≥30-˂60 ≥60-˂90 90 0-29 ≥30-˂60 ≥60-˂90 ≥90
1 2 3 4 5 6 7 8 9 10 11 12
1 Rumah Sakit Daerah
2 Puskesmas A
3 Puskesmas B
4 Puskesmas C
5
6
7
8
9
10
Keterangan:
1: Jelas 7: Jumlah ibu hamil menerima ≥60-˂90 TTD selama 9 bulan kehamilan
2 : Jelas 8: Jumlah ibu hamil menerima 90 TTD selama 9 bulan kehamilan
3: Jumlah ibu hamil yang datang ke unit pelayanan dan menerima TTD 9: Jumlah ibu hamil mengkonsumsi 0-29 TTD selama 9 bulan kehamilan
4: Jumlah ibu hamil yang melahirkan dalam tahun tersebut 10: Jumlah ibu hamil mengkonsumsi ≥30-˂60 TTD selama 9 bulan kehamilan
5: Jumlah ibu hamil menerima 0-29 TTD selama 9 bulan kehamilan 11: Jumlah ibu hamil mengkonsumsi ≥60-˂90 TTD selama 9 bulan kehamilan
6: Jumlah ibu hamil menerima ≥30-˂60 TTD selama 9 bulan kehamilan 12: Jumlah ibu hamil mengkonsumsi 90 TTD selama 9 bulan kehamilan

Mengetahui, Yang Membuat Laporan,

( ) ( )

43

Lampiran 13

Form Monitoring Konsumsi TTD tingkat Provinsi (Form Fe-K Provinsi)

Provinsi : ............................ Tahun : ..........................

Jumlah Ibu Jumlah Ibu Hamil yang Mengkonsumsi


Jumlah yang Jumlah Ibu Hamil yang Menerima TTD
No Unit Pelayanan Hamil yang TTD
dilayani
Melahirkan 0-29 ≥30-˂60 ≥60-˂90 90 0-29 ≥30-˂60 ≥60-˂90 ≥90
1 2 3 4 5 6 7 8 9 10 11 12
1 Kabupaten/Kota A
2 Kabupaten/Kota B
3 Kabupaten/Kota C
4 Kabupaten/Kota D
5
6
7
8
9
10
Keterangan:
1: Jelas 7: Jumlah ibu hamil menerima ≥60-˂90 TTD selama 9 bulan kehamilan
2 : Jelas 8: Jumlah ibu hamil menerima 90 TTD selama 9 bulan kehamilan
3: Jumlah ibu hamil yang datang ke unit pelayanan dan menerima TTD 9: Jumlah ibu hamil mengkonsumsi 0-29 TTD selama 9 bulan kehamilan
4: Jumlah ibu hamil yang melahirkan dalam tahun tersebut 10: Jumlah ibu hamil mengkonsumsi ≥30-˂60 TTD selama 9 bulan kehamilan
5: Jumlah ibu hamil menerima 0-29 TTD selama 9 bulan kehamilan 11: Jumlah ibu hamil mengkonsumsi ≥60-˂90 TTD selama 9 bulan kehamilan
6: Jumlah ibu hamil menerima ≥30-˂60 TTD selama 9 bulan kehamilan 12: Jumlah ibu hamil mengkonsumsi 90 TTD selama 9 bulan kehamilan

Mengetahui, Yang Membuat Laporan,

( ) ( )
44

Lampiran 14

Form Monitoring Konsumsi TTD tingkat Pusat (Form Fe-K Pusat)

Tahun : ........................................

Jumlah Ibu Jumlah Ibu Hamil yang Mengkonsumsi


Jumlah yang Jumlah Ibu Hamil yang Menerima TTD
No Unit Pelayanan Hamil yang TTD
dilayani
Melahirkan 0-29 ≥30-˂60 ≥60-˂90 90 0-29 ≥30-˂60 ≥60-˂90 ≥90
1 2 3 4 5 6 7 8 9 10 11 12
1 Provinsi A
2 Provinsi B
3 Provinsi C
4 Provinsi D
5
6
7
8
9
10
Keterangan:
1: Jelas 7: Jumlah ibu hamil menerima ≥60-˂90 TTD selama 9 bulan kehamilan
2 : Jelas 8: Jumlah ibu hamil menerima 90 TTD selama 9 bulan kehamilan
3: Jumlah ibu hamil yang datang ke unit pelayanan dan menerima TTD 9: Jumlah ibu hamil mengkonsumsi 0-29 TTD selama 9 bulan kehamilan
4: Jumlah ibu hamil yang melahirkan dalam tahun tersebut 10: Jumlah ibu hamil mengkonsumsi ≥30-˂60 TTD selama 9 bulan kehamilan
5: Jumlah ibu hamil menerima 0-29 TTD selama 9 bulan kehamilan 11: Jumlah ibu hamil mengkonsumsi ≥60-˂90 TTD selama 9 bulan kehamilan
6: Jumlah ibu hamil menerima ≥30-˂60 TTD selama 9 bulan kehamilan 12: Jumlah ibu hamil mengkonsumsi 90 TTD selama 9 bulan kehamilan

Mengetahui, Yang Membuat Laporan,

( ) ( )

45

Lampiran 15

Formulir pemantauan Logistik TTD di Poskesdes/Polindes/Bidan Desa (Form Fe Log. Desa.)

Puskesmas : ........................ Desa: ………………….


KabupatenKota : ........................
Provinsi : ......................... Tahun : ..........................

Stok Tablet
Bulan
Awal Penerimaan Pengeluaran Sisa Stok No Batch dan Tanggal Kadaluarsa
Januari
Februari
Maret
April
Mei
Juni
Juli
Agustus
September
Oktober
November
Desember
Jumlah

Mengetahui, Yang Membuat Laporan,

( ) ( )

46

Lampiran 16

Kartu Kepatuhan Konsumsi TTD Ibu Hamil

Nama : Bulan/Tahun :
Alamat : Umur Kehamilan :

Senin Selasa Rabu Kamis Jumat Sabtu Minggu

Cara Pengisian:

1. Kotak diisi tanggal sesuai dengan bulan pemberian

2. Diberi tanda "v" pada kolom tanggal jika ibu minum TTD dan diberi tanda "x" bila tidak minum (tulis alasannya).

47

Anda mungkin juga menyukai