Teori-Teori Tema Arsitektur Perilaku A. Menurut Donna P. Duerk Dalam Bukunya Yang Berjudul Architectural Programming Dijelaskan Bahwa - That Pe
Teori-Teori Tema Arsitektur Perilaku A. Menurut Donna P. Duerk Dalam Bukunya Yang Berjudul Architectural Programming Dijelaskan Bahwa - That Pe
2.1.1.
.1. Pengertian Perilaku
http://digilib.mercubuana.ac.id/
Laporan Perancangan Arsitektur Akhir
Student Housing “Arsitektur Perilaku”
http://digilib.mercubuana.ac.id/
Laporan Perancangan Arsitektur Akhir
Student Housing “Arsitektur Perilaku”
kita semakin meningkat. Cita merujuk pada image yang ditampilkan oleh suatu karya Arsitektur.
Citra lebih berkesan spiritual karena hanya dapat dirasakan oleh jiwa kita. Citra adalah lambing
yang membahasakan segala yang manusiawi, indah da agung dari yang menciptakan
(Mangunwijaya, 1992).
Dari pernyataan di atas dapat dikatakan baha mencapa guna dan citra yang sesuai tidak
lepas dari berbagai perilaku yang berpengaruh dalam sebuah karya, baik itu perilaku pencipta,
perilaku pemakai, perilaku pengamat juga menyangkut perilaku alam dan sekitarnya.
Pembahasan perilaku dalam buku wastu citra dilakukan satu persatu menurut beragamnya
pengertian Arsitektur, sebagai berikut :
• Perilaku manusia didasari oleh pengaruh sosial budaya yang juga mempengaruhi terjadinya
proses Arsitektur.
• Perilaku manusia yang dipengaruhi oleh kekuatan religi dari pengaruh nilai-nilai kosmologi.
• Perilaku alam dan lingkungan mendasari perilaku manusia dalam berArsitektur.
• Dalam berArsitektur terdapat keinginan untuk menciptakan perilaku yang lebih baik.
http://digilib.mercubuana.ac.id/
Laporan Perancangan Arsitektur Akhir
Student Housing “Arsitektur Perilaku”
• Meliputi unsure-unsur keindahan estetika, diaman fungsi bertalian denga perilaku dan
kebutuhan oang, estetika bertalian dengan pilihan dan pengalaman. Jadi estetika formal
dilengkapi dengan estetika hasil pengalaman yang bersandar pada si pemakai.
• Jangkauan factor perilaku lebih mendalam, pada psikologi si pemakai bangunan ,
kebutuhan interaksi kemasyarakatan, perbedaan-perbedaan sub budaya dalam gaya hidup
dan makna serta simbolisme banguan.
• Pengkajian lingkungan-lingkungan juga meluas ke teknologi, agar isyarat-isyarat Arsitektur
dapat memberikan penampilan kemantapan atau perlindungan.
1. Factor manusia
• Kebutuhan dasar.
Manusia mempunyai kebutuhan-kebutuhan dasar antara lain :
Physicological need
Merupakan kebutuhan dasar manusia yang bersifat fisik. Misalnya makan, minum,
berpakaian dan lain-lain yang berhubungan denga factor fisik.
Safety need.
Kebutuhan akan rasa aman terhadap diri dan lingkungan baik secara fisik maupun psikis,
secara fisik seperti rasa aman dari panas, hujan dan secara psikis seperti aman dari rasa
malu, aman dari rasa takut dan sebagainya.
Affilitation need.
http://digilib.mercubuana.ac.id/
Laporan Perancangan Arsitektur Akhir
Student Housing “Arsitektur Perilaku”
Kebutuhan untuk bersosialisasi, berinteraksi dan berhubungan degan orang lain. Affilitation
need sebagai alat atau sarana untuk mengekspresikan diri dengan cara berinteraksi dengan
sesamanya.
Cognitive/Aestetic need.
Kebuthan untuk berkreasi, berkembang, berfikir dan menambah pengetahuan dalam
menentukan keindahan yang dapat membentuk pola prilaku manusia.
• Usia
Manusia sebagai pengguna pada bangunan memiliki tahapan usia yang akan sangat
berpengaruh terhadap rancangan. Manusia dibedakan atas :
Balita
Kelompok ini merupakan kelompok usia yang belum mampu mengerti kondisi keberadaan
diri sendiri, merek masih mengenal perilaku-perilaku sosial yang ada disekitarnya.
Anak-anak
Kelompok usia ini memiliki rasa ingin tahu yang sangat tinggi, dan mereka cenderung
kreatif.
Remaja
Kelompok usia ini mereka sudah memiliki kepribadian yang stabil dan mantap.
Dewasa
Untuk usia ini mereka sudah memiliki kepribadian yang stabil dan mantap.
Manula
Pada kelompok ini kemampuan fisiknya telah banyak berkurang.
• Jenis kelamin
Perbedaan jenis kelamin akan mempengaruhi perilak manusia dan mempengaruhi dalam
proses perancangan atau desain. Misalnya pada kebutuhan ruang antara pria dan wanita
pasti akan memiliki kebutuhan ruang yang berbeda-beda.
• Kelompok pengguna
Perbedaan kelompok pengguna dapat pertimbangan dalam perancangan atau desain,
karena tiap bangunan memiliki fungsi dan pola yang berbeda karena factor pengguna
http://digilib.mercubuana.ac.id/
Laporan Perancangan Arsitektur Akhir
Student Housing “Arsitektur Perilaku”
tersebut. Misalnya gedung futsal denga gedung tennis tidak dapat disamakan karena
kelompok penggunanya yang berbeda.
• Kemampuan fisik
Tiap individu memiliki kemampuan fisik yang berbeda-beda, di pengaruhi pula oleh usia dan
jenis kelamin. Umumnya kemampuan fisik berkaitan degan kondisi dan kesehatan tubuh
manusia. Orang yang memiliki keterbatasan fisik atau cacat tubuh seperti berkursi roda,
buta, tuli, dan cacat tubuh lainnya harus menjadi bahan pertimbangan dalam desain atau
perancangan.
• Antropometrik
Adalah proporsi dan dimensi tubuh manusia dan karakteristik-karakteristik fisiologis lainnya
dan kesanggupan-kesanggupan relatif terhadap kegiatan manusia yang berbeda-beda dan
mikro lingkunga. Misalnya, tinggi meja dan lemari yang disesuaikan denga pengguna.
Prinsip-prinsip tema arsitektur perilkau ynag harus diperhatikan dalam penerapan tema
arsitektur perilaku menurut (Carol Simon Weisten dan Thomas G David) antara lain :
http://digilib.mercubuana.ac.id/
Laporan Perancangan Arsitektur Akhir
Student Housing “Arsitektur Perilaku”
http://digilib.mercubuana.ac.id/
Laporan Perancangan Arsitektur Akhir
Student Housing “Arsitektur Perilaku”
• Irama
Yaitu pengulangan unsur-unsur dalam perancangan bangunan. Seperti pengulangan garis-
garis, lengkung, bentuk masif, perbedaan warna yang akan sangat mempengaruhi kesan
yang ditimbulkan dari perilaku pengguna bangunan.
http://digilib.mercubuana.ac.id/
Laporan Perancangan Arsitektur Akhir
Student Housing “Arsitektur Perilaku”
Berdasarkan uraian-uraian diatas yang dimaksud dengan pengertian asrama pelajar dan
mahasiswa adalah:
a. Sebuah atau sekelompok bangunan tempat tinggal yang sedemikian untuk menampung
sejumah pelajar secara continue atau periodic demean kepentingan yang sama yaitu
menuntut ilmu, dengan tujuan dan harapan agar dapat belajar dan beraktifitas secara efisien
dan efektif tanpa paksaan.
b. Bangunan ini dilengkapi dengan fasilitas-fasilitas yang dibutuhkan pelajar dan mahasiswa
dengan fungsi dan tujuan penghuninya.
http://digilib.mercubuana.ac.id/
Laporan Perancangan Arsitektur Akhir
Student Housing “Arsitektur Perilaku”
• Co – operative house
Tempat tinggal dengan sistem sewa yang diatur dan diurus secara bersama oleh penghuninya,
saaat ini biasa disebut rumah kontrakan. Terpisah dari pemilik rumah, memilki fasilitas ruang
peralatan yang lebih baik dari room in private homes.
• Dorminotory
Tempat tinggal yang dapat menampung hingga beberapa ratus mahasiswa dengan fasilitas
ruang dan peralatan yang cukup lengkap yang bertujuan agar mahasiswa dapat lebih
kosentrasi pada ,kuliah dan belajar hidup bersosial
• Hostel
Tempat tinggal yang hampir serupa dengan dorminotory, tetapi hostel bersifat lebih santai dan
biasanya tidak dihuni oleh satu disiplin ilmu. Memiliki fasilitas ruang dan peralatan yang cukup.
• Apartment
Biasanya target penghuninya adalah mahasiswa yang sudah berkeluarga, dan memiliki fasilitas
ruang dan peralatan yang lengkap.
• Perkampungan Mahasiswa
Merupakan tempat tinggal masyarakat kecil yang memilki kesamaan tujuan yaitu kuliah. Karena
penghuninya adalah mahasiswa yang heterogen dalam jenis kelamin, tingkat studi dan disiplin
ilmu, se,hingga hunian ini memilki fasilitas sosial yang sangat mempengaruhipembentukan
http://digilib.mercubuana.ac.id/
Laporan Perancangan Arsitektur Akhir
Student Housing “Arsitektur Perilaku”
watak atau kepribadian mahasiswa dan mampu menjembatani dunia kuliah dengan masyarakat
sekitar.
• Low rise
Asrama dengan tinggi 4 – 6 lantai.
• Medium Rise
Asrama dengan tinggi 6 – 9 lantai.
• High Rise
Asrama dengan tinggi 9 lantai.
http://digilib.mercubuana.ac.id/
Laporan Perancangan Arsitektur Akhir
Student Housing “Arsitektur Perilaku”
http://digilib.mercubuana.ac.id/
Laporan Perancangan Arsitektur Akhir
Student Housing “Arsitektur Perilaku”
3. Cengtered Corridor
Sirkulasi utama terpusat di seputar sirkulasi vertikal.
Kelebihan : Pemanfaatan ruang sirkulasi vertikal lebih sfektif dan privasi ruang huniancukup
tinggi.
Kekurangan : Ruang hunian memilki jumlah yang terbatas di tiap lantainya dan memungkinkan
adanya mruang hunian yang memilki orientasi yang tidak menguntungkan.
http://digilib.mercubuana.ac.id/
Laporan Perancangan Arsitektur Akhir
Student Housing “Arsitektur Perilaku”
2) Hak teritorial antara institusi pemilik asrama dan penghuni asrama. Hak para penghuni
walaupun bersifat sementara, bukan berarti tidak penting, karena mereka harus menaati
peraturan peraturan yang telah ditetapkan bersama. Peraturan tersebut harus disesuaikan
dengan kebutuhan penghuni agar memiliki perasaan teritorial tempat tinggal mereka yang
bersifat temporer (sementara).
3) Privacy sangat penting bagi penghuni asrama sebagaimana orang lain membutuhkannya,
tetapi hal ini sangat sulit didapatkan di dalam asrama karena dihuni oleh banyak orang.
4) Pembentukan Kelompok (Friendship), biasanya terjadi pada tahun kedua, dimana pada
tahun pertama antar penghuni masih menyesuaikan diri dengan penghuni lain.
Pembentukan kelompok ini juga dapat meningkatkan rasa aman (personal safety
safety) dan
nyaman di dalam asrama. (Deasy, c. M.; Lasswell, Thomas e. 1985)
http://digilib.mercubuana.ac.id/
Laporan Perancangan Arsitektur Akhir
Student Housing “Arsitektur Perilaku”
juga menjadi tempat untuk membaca, mencatat, mencari referensi materi, dan menulis. Lokasi
sumber data dan lemari penyimpanan dan juga rak buku juga harus diperhitungan. Kombinasi
ruang yang disyaratkan di atas dengan penambahan ruang untuk perlengkapan pribadi
(perhiasan) menjadi tidak cukup apabila memanfaatkan meja belajar ukuran 42 inci.
2) Tidur
Pola aktivitas mahasiswa jarang konsisten, mahasiswa dapat tidur kapan pun baik siang
maupun malam. Dua penghuni dalam satu ruang jarang memiliki jadwal yang sama. Ujian dan
aktivitas sosial membentuk pola mereka secara meluas. Terdapat beragam pola yang saat ini
mengakibatkan konflik dalam satu unit ruang hunian. Variabel ini menjadi penting dalam
mempertimbangkan perabot dan layout dalam ruang mahasiswa.
3) Bersosialisasi
Ruang mahasiswa selalu mengundang ketidak selarasan sosial. Tetapi, dengan pemisahan
pada penekanan kegiatan belajar dan tidur, justru berlawanan sebagai lingkungan sosial. Aktif,
perabot bebas (perabot yang mudah dipindah) mengijinkan mahasiswa untuk berkesempatan
mengatur ruang dengan cara yang paling efektif di pertemuan sesuai demean kebutuhan
mereka, hal tersebut harus memungkinkan adanya percakapan atau pertemuan yang intim
dengan jumlah penambahan secara individu pada ruang privat. (Joseph De Chiara, Michael J,
Crosbie, 2001)
http://digilib.mercubuana.ac.id/
Laporan Perancangan Arsitektur Akhir
Student Housing “Arsitektur Perilaku”
http://digilib.mercubuana.ac.id/
Laporan Perancangan Arsitektur Akhir
Student Housing “Arsitektur Perilaku”
d) Suite
Suite adalah susunan yang terdiri dari empat atau lebih mahasiswa yang berbagai
semua orang dalam single atau double rooms, dengan atau tanpa kamar mandi, dan tentu saja
dengan ruang komunal ekstra. Melalui cara ini, kelompok mahasiswa bekerja dan hidup
bersama dengan jelas memiliki satu ruang di bawah kontrol mereka yang mungkin digunakan
untuk tiga aspek utama ruang hunian, yaitu tidur, belajar, dan beraktivitas sosial. Ruang
komunal dalam suite mengurangi tekanan rasa dua mahasiswa yang mencoba berbagi satu
ruang. Ruang ini juga disediakan untuk aktivitas sosial layaknya di ruang tamu bangunan
perumahan. Pembagian jumlah ruang secara adil berdasarkan jumlah mahasiswa membuat
kemungkinan adanya dengan kamar mandi dengan skala perumahan untuk suite bagi
mahasiswa, termasuk pelayanan, dan fasilitas kebersihan. Penurunan syarat perawatan akan
melunasi kenaikan biaya awal yang berupa fasilitas kamar mandi yang kecil. Selain itu juga
peningkatan secara luas dari waktu ke waktu akan kualitas penghuni dalam lingkungan
perumahan untuk mahasiswa.
e) Apartemen
Apartemen berbeda dari suite karena menyediakan dapur. Terdiri dari single rooms atau
double rooms yang dibangun mengelilingi ruang komunal seperti suite, atau mungkin dengan
jumlah mahasiswa dalam ruang tidur dan ruang komunal lain untuk bersosialisasi, pertemuan,
dan belajar. Beberapa mahasiswa beranggapan mereka akan mendapatkan makanan dengan
harga murah jika mereka memasak dan belanja sendiri. Karena itu, apartemen mensyaratkan
kapasitas ruang untuk suplai makanan yang cukup untuk jumlah penghuni yang hidup di
http://digilib.mercubuana.ac.id/
Laporan Perancangan Arsitektur Akhir
Student Housing “Arsitektur Perilaku”
apartemen. Mahasiswa yang tinggal di apartemen atau di luar kampus sering memiliki alternatif
untuk makan di rumah. Pusat servis makanan akan menyediakan hal tersebut dan melayani
untuk banyak mahasiswa. Banyak hal menarik di apartemen dan perbandingan kebebasan dari
kontrol lingkungan, salah satunya penghargaan untuk aktivitas di luar pendidikan. Hal ini bukan
berarti universitas melupakan tanggung jawab tetapi lebih ke pengakuan akan kualitas
kemandirian mahasiswa. Mahasiswa yang tinggal di apartemen memelihara terciptanya relasi
dengan berbagai ruang. Pola ini lebih ke angkatan atas dengan mahasiswa baru dan
sebaliknya.
http://digilib.mercubuana.ac.id/
Laporan Perancangan Arsitektur Akhir
Student Housing “Arsitektur Perilaku”
penghuni asrama. Kebutuhan asrama berdasarkan standar bangunan asrama adalah sebagai
berikut:
1) Ruang ridur
Ruang tidur melayani kegiatan tinggal dan sosialisasi, namun kedua kegiatan tersebut
dipisahkan secara fisik. Penataan perabot kamar tidur diupayakan agar dapat menghemat
pemakaian ruang dan menciptakan suasana keakraban seperti layaknya suatu keluarga.
Tempat tidur dipilih yang tunggal dan tidak permanan. Lemari pakaian dipilih yang tunggal dan
permanen untuk mengurangi kecenderungan mahasiswa membuat sekat sekat yang
mengurangi rasa kesatuan dan persaudaraan di dalam kamar tidur. Berikut ini merupakan
alternatif penataan dan kesan yang tampil: Penataan perabot kamar belajar pribadi diupayakan
agar menghemat tempat tetapi cukup memberi suasana belajar yang nyaman dan privacy.
Ruang makan selain berfungsi sebagai ruang untuk makan bersama bagi penghuni
asrama, juga berfungsi sebagai tempat berkumpul dan bersosialisasi bagi penguni asrama di
luar waktu kuliah.
http://digilib.mercubuana.ac.id/
Laporan Perancangan Arsitektur Akhir
Student Housing “Arsitektur Perilaku”
a. Standard
tandard area
• Number of diners : 20 % - 80 % dari total keseluruhan mahasiswa penghuni asrama
• Number of sittings : 2 – 3 per meal
• Lebar tempat duduk : > 600 mm & lebar meja : 600 mm, lebih disarankan 750 mm, dengan
meja makan & bangku panjang
• Lebar tempat duduk : > 2 fft 2 in lebar meja : > 700 atau 800 mm dengan meja makan dan
kursi
2
• Ruang yang dibutuhkan tiap mahasiswa 1,2 – 1,3 m
http://digilib.mercubuana.ac.id/
Laporan Perancangan Arsitektur Akhir
Student Housing “Arsitektur Perilaku”
b. Serving spaces
• Area dapur : 40 % dari luas keseluruhan ruang makan
Untuk toilet dengan perhatian lebih terhadap privasi pengguna, dapat digunakan 1 ruang
toilet/kamar mandi/wc untuk setiap 2-4 ruang kamar.
http://digilib.mercubuana.ac.id/
Laporan Perancangan Arsitektur Akhir
Student Housing “Arsitektur Perilaku”
Standard
ndard ukuran & jumlah fasilitas toilet6 :
• 1 shower untuk tiap 4-8 mahasiswa
• 2-3 ruang mandi untuk seluruh penghuni dalam satu lantai
• 1 WC + urinal untuk tiap 6-10 mahasiswa laki-laki
• 1 WC untuk tiap 6-8 mahasiswa perempuan
4) Ruang rekreasi
Ruang ini digunakan sebagai tempat bersantai dan melakukan kegiatan bersama, misalnya:
menonton televisi, dan bersosialisasi antar penghuni asrama.
• Common room (preferably extendible) : 20 – 120 %
• Occasionally small auditorium 20 %
• Rooms (three) for woman students : 10 %
• Rooms for group activities & students recreation 20 %
http://digilib.mercubuana.ac.id/
Laporan Perancangan Arsitektur Akhir
Student Housing “Arsitektur Perilaku”
5) Sarana Olahrga
Sebagai komunitas muda, mahasiswa membutuhkan suatu sarana dan ruang untuk
menyalurkan hobi mereka dalam berolahraga, untuk itu di dalam lingkungan asrama harus
terdapat suatu ruangan untuk mewadahi kegiatan tersebut.
http://digilib.mercubuana.ac.id/
Laporan Perancangan Arsitektur Akhir
Student Housing “Arsitektur Perilaku”
8) Area
rea Parkir dan Ruang Hijau
Di dalam lingkungan asrama mahasiswa harus disediakan area parkir dan ruang hijau sebagai
bagian dari fasilitas pendukung kegiatan penghuni asrama.
http://digilib.mercubuana.ac.id/
Laporan Perancangan Arsitektur Akhir
Student Housing “Arsitektur Perilaku”
Untuk memenuhi kebutuhan fungsi-fungsi tersebut terdapat beberapa tipe ruang yang bisa
dipilih, antara lain:
• Single rooms (kamar untuk satu penghuni), memiliki tingkat privasi tinggi, dengan satu
pintu bukaan langsung menuju koridor, tetapi memungkinkan penghuni untuk dapat menerima
satu orang tamu, sehingga sebaiknya memiliki fasilitas lengkap dalam kamar tersebut
(tape/radio, ataupun fasilitas lain yang diusahakan tidak mengganggu penghuni lain).
• Split double rooms, dua ruang kamar yang memiliki satu bukaan yang menghubungkan
antar ruang, memiliki nilai privasi, tetapi memperhatikan faktor sosial antar penghuni.
• Double rooms, lebih memperhatikan faktor ekonomis dengan dua penghuni saling berbagi
dalam satu ruang kamar.
• Triple room,, sama dengan double rooms, hanya dibedakan pada penghuni kamar yang
berjumlah 3 orang.
• Four-student room, sama dengan double & triple room, hanya dibedakan pada penghuni
kamar yang berjumlah 4 orang.
• Suites, dihuni oleh lebih dari 4 orang mahasiswa, tidak hanya memiliki ruang tidur, tetapi
memiliki ruang bersama untuk bersosialisasi dengan sesama penghuni kamar.
Beberapa tipe ruang tersebut memiliki ukuran yang berbeda. Ukuran tipe-tipe ruang
tersebut menurut standard adalah:
a. Single room
• 90 – 120 sq ft 2
2
• 100 – 160 sq ft / 9 – 15 m 3
http://digilib.mercubuana.ac.id/
Laporan Perancangan Arsitektur Akhir
Student Housing “Arsitektur Perilaku”
bar 2.9. ukuran ruang dan susunan perletakan perabot dalam student room tipe single room menurut standart.
Gambar
(Sumber: Time Saver Standart)
b. Double
uble rooms dengan tempat tidur susun (with
with bunk bed)
bed
• 140 – 180 sq ft4
without bunk bed)
c. Double rooms tanpa tempat tidur susun (without bed
• 180 – 240 sq ft5
Gambar 2.10. ukuran ruang dan susunan perletakan perabot dalam student room tipe double room.
(Sumber: Time Saver Standart)
http://digilib.mercubuana.ac.id/
Laporan Perancangan Arsitektur Akhir
Student Housing “Arsitektur Perilaku”
11) Flats
2
• Untuk supervisor : 2-3 rooms with bath, no kitchen 75 m
2
• Untuk Sekretaris : 2 rooms and bath 50 m
2
• Untuk penjaga : 3 rooms and bath 50 m
2
• Untuk pelayan rumah tangga : 2-3 rooms each 12-18 m
http://digilib.mercubuana.ac.id/
Laporan Perancangan Arsitektur Akhir
Student Housing “Arsitektur Perilaku”
13) Service & Storage (Ruang Servis & Ruang Penyimpanan / Gudang)
Ruang servis yang dimaksud adalah ruang maintenance bangunan dan ruang mekanikal
elektrikal, sedangkan storage adalah gudang penyimpanan bagi masing-masing penghuni /
mahasiswa. Diletakkan pada area terpisah dan jauh dari tempat dengan sirkulasi yang ramai
http://digilib.mercubuana.ac.id/
Laporan Perancangan Arsitektur Akhir
Student Housing “Arsitektur Perilaku”
Dari standart kebutuhan ruang, fasilitas, serta ukuran dari sebuah asrama mahasiswa
yang telah dijabarkan di atas, sebagian akan digunakan dan sebagian lagi sedikit diubah
berdasarkan kebutuhan. (Setiyowati Ernaning, 2008)
http://digilib.mercubuana.ac.id/
Laporan Perancangan Arsitektur Akhir
Student Housing “Arsitektur Perilaku”
Keterangan
1) Ruang Satpam,
pam, Wartel & Parkir motor
2) R. Genset & R. Gardu listrik
rba Guna
3) Gedung Serba
rance
4) Koridor Entrance
gelola, Kantin, dll
5) Kantor Pengelola,
6) Selasar
ri & R. VIP
7) Asrama Putri
8) Parkir Mobil Asrama
9) Blok Asrama Putra
sma Makara
10) Parkir Wisma
11) Wisma Makara 2 blok
12) Blok Asrama Putri
http://digilib.mercubuana.ac.id/
Laporan Perancangan Arsitektur Akhir
Student Housing “Arsitektur Perilaku”
http://digilib.mercubuana.ac.id/
Laporan Perancangan Arsitektur Akhir
Student Housing “Arsitektur Perilaku”
Gambar
mbar 2.15. Ruang Gardu Gambar 2.16. Taman Tengah sebagai Axis
Gambar 2.17. Parkir Mobil Gambar 2.18. Parkir Motor dan Wartel
http://digilib.mercubuana.ac.id/
Laporan Perancangan Arsitektur Akhir
Student Housing “Arsitektur Perilaku”
Dalam studi lapangan ini, dapat diamati bahwa terdapat satu garis lurussebagai
poros / axis yang di mulai dari entrance masuk hingga ke gedung asrama putri blok A.
Garis ini membagi tampak depan sehingga seolah – olah gedung serba guna dan
bangunan kantin merupakan hasil pencerminan. Sedangkan taman tengah seperti titik yang
menentukan sirkulasi sehingga terjadi suatu pola sirkulasi yang menerus, yaitu : masuk,
mengikuti alur, drop off, mengikuti alur, parkir atau langsung keluar.
http://digilib.mercubuana.ac.id/
Laporan Perancangan Arsitektur Akhir
Student Housing “Arsitektur Perilaku”
Gambar 2.20. Selasar ke Blok A Gambar 2.21. Kantor Pengelola di Semi Basemen
http://digilib.mercubuana.ac.id/
Laporan Perancangan Arsitektur Akhir
Student Housing “Arsitektur Perilaku”
Gambar 2.23. Akses ke Asrama Putri Gambar 2.24. Akses ke Asrama Putra
Kantin berupa ruang terbuka dan di dalam dapat menampung kira – kira 200
mahasiswa. Pada kantin terdapat warnet, counter makanan dan toko kelontong. Kantin
ini biasanya difungsikan sebagai ruang nonton dan tempat belajar bersama. Untuk
mengatasi permasalahan iklim tropis maka kantin ini sengaja dirancang terbuka dan
memiliki atap yang tinggi. Dengan kondisi demikian dapat terjadi cross ventilation dan
menurunkan suhu di tengah ruangan.
http://digilib.mercubuana.ac.id/
Laporan Perancangan Arsitektur Akhir
Student Housing “Arsitektur Perilaku”
Struktur atap kantin dibuat menyatu menggunakan bahan baja ringan dan
perletakkan ruangan diusahakan tidak mengganggu jalannya sirkulasi udara. Dengan
ggi udara dapat mengalir masuk. Bentuk atap ini hampir me
atap yang tinggi menyerupai atap
ap menggunakan konstruksi modern.
joglo namun tetap
http://digilib.mercubuana.ac.id/
Laporan Perancangan Arsitektur Akhir
Student Housing “Arsitektur Perilaku”
Gambar 2.31. Inner Court Gedung A Gambar 2.32. Roster Bata pada KM Gambar 2.33. Maket Gedung A
Gambar 2.34. Maket Gedung D dan G Gambar 2.35. Tampak Bangunan Gedung D (Putra)
http://digilib.mercubuana.ac.id/
Laporan Perancangan Arsitektur Akhir
Student Housing “Arsitektur Perilaku”
Gambar 2.36. Bagian Tangga Gambar 2.37. Koridor Asrama Gambar 2.38. Tangga Akses
Gambar 2.39. Kamar Asrama Gambar 2.40. Furnitur Asrama Gambar 2.41. Denah Ruangan
http://digilib.mercubuana.ac.id/
Laporan Perancangan Arsitektur Akhir
Student Housing “Arsitektur Perilaku”
Sehingga pencahayaan alami dari luar tidak dapat menerangi keseluruhan ruangan.
Di dalam asrama ini juga terdapat ruang belajar dan ruang sholat. Ruang belajar
sekarang ini berubah fungsi menjadi gudang karena tidak digunakan oleh para mahasiswa.
Ruang sholat berada di dalam bangunan utilitas dan dekat kamar mandi. Dalam bangunan
asrama ini juga dilengkapi panel listrik dan sprinkel yang berfungsi ketika terjadi kebakaran.
Gambar 2.42. Pantry & Wastafel Gambar 2.43. Bilik Shower, Toilet dan Ruang Jemur
Kamar mandi terletak pada bangunan utilitas yang menghubungkan kedua blok
bangunan. Kamar
ar mandi tersebut terdiri atas 10 bilik dengan bak mandi dan 5 toilet. Juga
terdapat 2 urinoir
noir dan 2 wastafel. Pada ujung kamar mandi terdapat ruang jemur. Kamar
mandi ini juga difungsikan sebagai ruang cuci bagi mahasiswa. Ruang jemur untuk
asrama putra terbuka sehingga mendapatkan pencahayaan alami yang membantu
pengeringan pakaian.
kaian. Dalam pengelolaan utilitas air bersih dan air kotor, asrama
UI ini menggunakan
nggunakan pompa air yang masuk ke reservoir bawah, kemudian dipompa ke
reservoir atas yang terdapat dalam setiap blok bangunan. Sedangkan untuk
pengelolaan air kotor masih menggunakan sistem septic tank.
http://digilib.mercubuana.ac.id/
Laporan Perancangan Arsitektur Akhir
Student Housing “Arsitektur Perilaku”
Pada asrama UI Depok ini ada beberapa permasalahan yang terjadi, yaitu :
http://digilib.mercubuana.ac.id/