Anda di halaman 1dari 12

MAKALAH

Keperawatan Spiritual
Peran Perawat Dalam Membimbing Orang Sakit

Disusun Oleh:
Sahlan Rizki Supriadi KHGA20072
Melati KHGA20050
Ilham Mulyana KHGA20063
Yusnidar Abu Bakar KHGA20082
Zidan Abdoel Ghani KHGA20083
Muhammad Rafi A KHGA20068
Witriani Fahrunnisa KHGA20081
Nauval Fikri V KHGA20070
Neng lutvi Latifah KHGA20054
Riani Nurpadilah KHGA20087
Siti Sobariah KHGA20089
Wisnu Suhandi KHGA20080
Hani Alfiah KHGA20059
Siti Sofia Rahma KHGA20090
D III KEPERAWATAN TK 1B
STIKES KARSA HUSADA GARUT
2021
KATA PENGANTAR

Dengan menyebut nama Allah SWT yang Maha Pengasih lagi maha penyanyang, kami
panjatkan puja dan puji syukur atas kehadirat-Nya, yang telah melimpahkan rahmat, hidayah,
dan inayah-Nya kepada kami, sehingga kami dapat menyelesaikan makalah tentang Peran
perawat dalam membingbing orang sakit yang ditugaskan bapak Taufik kepada kami kelompok
1.
Makalah ini telah kami susun dengan maksimal dan mendapatkan bantuan dari berbagai
pihak sehingga dapat memperlancar pembuatan makalah ini. Untuk itu kami menyampaikan
banyak terima kasih kepada semua pihak yang telah berkontribusi dalam pembuatan makalah ini.
Terlepas dari semua itu, kami menyadari sepenuhnya bahwa masih ada kekurangan baik dari segi
susunan kalimat maupun tata bahasanya.
Oleh karna itu dengan tangan terbuka kami menerima segala saran dan kritik dari pembaca
agar kami dapat memperbaiki makalah ilmiah ini. Akhir kata kami berharap semoga makalah
tentang konsep kebutuhan dasar aktivitas dan gerak ini dapat memberikan manfaat maupun
inspirasi terhadap pembaca.

Garut, 13 April 2021

Penulis
DAFTAR ISI

KATA PENGANTAR …………………………………………………………… i

DAFTAR ISI …………………………………………………………… ii

BAB 1 PENDAHULUAN …………………………………………………………… 1

Latar Belakang …………………………………………………………… 1

Rumusan Masalah …………………………………………………………… 1

Tujuan …………………………………………………………… 2

BAB 2 PEMBAHASAN …………………………………………………………… 3

Pengertian Keperawatan Rohani Islam …………………………………………… 3

Gambaran Kebutuhan Spiritual …………………………………………………… 3


Peran Perawat Dalam Membimbing Orang Sakit …………………………… 3

BAB 3 PENUTUP …………………………………………………………… 8


Kesimpulan …………………………………………………………… 8

DAFTAR PUSTAKA …………………………………………………………… 9


BAB I

PENDAHULUAN

A. Latar Belakang

Orang-orang yang sedang sakit (pasien), baik dirawat di rumah sakit maupun dirawat di
rumah masing-masing biasanya memperoleh nasihat-nasihat yang bersifat medis dari dokter atau
perawatnya. Akan tetapi jarang sekali para pasien ini mendapatkan nasihat-nasihat yang bersifat
keagamaan dari keluarganya, dokter, atau perawatnya. Padahal seorang yang sedang sakit
umumnya tidak hanya mengeluhkan penderitaan fisiknya, tetapi juga sering disertai gangguan
psikis berupa kecemasan atau ketakutan yang berhubungan dengan penyakitnya. Hal ini wajar
karena secara fisik seorang pasien akan dihadapkan kepada tiga alternatif kemungkinan yang
akan dialaminya, yaitu: 1) sembuh sempurna, 2) disertai cacat sehingga terdapat kemunduran
menetap pada fungsi-fungsi organ tubuhnya, 3) meninggal dunia.

Metode pengobatan di dunia kedokteran pada umumnya memang hanya mengandalkan


terapi fisik belaka tanpa melihat pasien dari segi ruhaniyanya meskipun diakui bahwa kondisi
psikis yang stabil sangat menunjang penyembuhan diri pasien terlebih lagi pada pasien yang
tergolong menderita penyakit psikosomatik, yaitu penyakit fisik yang diakibatkan oleh stres
psikis.

Dalam diri seseorang mungkin lebih menyadari akan pentingnya aspek spiritual bagi
kehidupannya, yaitu dengan lebih menyadari tentang makna, tujuan dan nilai hidup, maka dari
itu perlu diadakannya bimbingan spiritual bagi seorang yang menderita penyakit stres dan stres
karena penyakit, disinilah peran perawat rohani islam sangat dibutuhkan untuk menciptakan rasa
keharmonisan antara diri dengan kehidupan yang lebih tinggi.

“Menurut organisasi kesehatan sedunia World Health Organisation (WHO) 1984 harus
meliputi aspek bio-psikososio-spiritual. Menurut Dadang Hawari (1997: 13-18) pentingnya
aspek spiritual dalam menunjang pengobatan aspek lainnya tidak dapat ditawar-tawar lagi.
Karena berbagai hasil penelitian mutakhir membuktikan bahwa pengaruh spiritual terhadap
kesehatan dan kesembuhan pasien sangat penting, karena itu sangat dibutuhkan. Hal ini dapat
dimengerti karena pasien di rumah sakit bukan hanya menderita berbagai penyakit fisik akan
tetapi mereka juga mengalami berbagai tekanan dan gangguan mental spiritual dari yang
ringan sampai yang berat sebagai akibat dari penyakit yang dideritanya (Prayitno2009:105).

B. Rumusan Masalah

 Apa itu keperawatan rohani islam?


 Bagaimana gambaran dari kebutuhan spiritual?
 Bagaimana peran perawat dalam membimbing orang sakit?

C. Tujuan

o Mengetahui pengertian keperawatan rohani islam


o Mengetahui gambaran akan kebutuhan spiritual
o Mengetahui peran perawat dalam membimbing orang sakit
BAB II
PEMBAHASAN

A.Pengertian Keperawatan Rohani Islam

Keperawatan rohani islam adalah salah satu bentuk pelayanan kesehatan untuk memenuhi
kebutuhan spiritual dituntut untuk lebih meningkatkan profesionalisme sehingga dapat
mengimbangi kemajuan-kemajuan ilmu pengetahuan dan teknologi kesehatan yang semakin
maju pesat, dengan mengembangkan potensi yang sudah dimiliki untuk memenuhi tuntutan
masyarakat yang semakain tinggi terhadap pelayanan keperawatan dan tanggung jawab
sebagai perawat profesional agar dapat memberikan pelayanan keperawatan yang optimal
dalam memberikan asuhan keperawatan rohani pada klien.

B. Gambaran Kebutuhan Spiritual


Kebutuhan spiritual merupakan kebutuhan dasar yang dibutuhkan oleh setiap manusia.
Apabila seseorang dalam keadaan sakit, maka hubungan dengan Tuhannya pun semakin
dekat, mengingat seseorang dalam kondisi sakit menjadi lemah dalam segala hal, tidak
ada yang mampu membangkitkannya dari kesembuhan, kecuali Sang Pencipta. Dalam
pelayanan kesehatan, perawat sebagaipetugas kesehatan harus memiliki peran utama dalam
memenuhi kebutuhan spiritual. Perawat dituntut mampu memberikan pemenuhan yang lebih
pada saat pasien akan dioperasi, pasien kritis atau menjelang ajal. Dengan demikian,
terdapat keterkaitan antara keyakinan dengan pelayanan kesehatan dimana kebutuhan
dasar manusia yang diberikan melalui pelayanan kesehatan tidak hanya berupa aspek
biologis, tetapi juga aspek spiritual. Aspek spiritual dapat membantu membangkitkan
semangat pasien dalam proses penyembuhan.
Berdasarkan pernyataan diatas, maka perawat dalam memberikan asuhan keperawatan
tidak hanya memperhatikan aspek fisik saja tetapi meliputi pemenuhan kebutuhan dasar
manusia baik kebutuhan biologis, psikologis, sosial kultural dan spiritual yang utuh dan
unik, maka dari itu Kenyataannya bahwa perawat kurang memperhatikan tentang aspek
spiritual, inilah fenomena yang perlu diteliti. Hal ini didukung dengan adanya penelitian
yang dilakukan oleh Tanjung N.&Salbiah (2011) dalam jurnal yang berjudul “Harapan
Pasien Dalam Kepuasan Perilaku Caring Perawat Di Rsud Deli Serdang Lubukpakam”
diperoleh bahwa mayoritas (94,3%) pasien memiliki harapan yang tinggi tentang perilaku
caring perawat dan sebagian besar (78,6%) pasien merasa puas terhadap perilaku caring
perawat. berdasarkan hasil penelitian juga memperlihatkan bahwa belum sempurnanya
perawat memenuhi kebutuhan spiritual pasien. Untuk itu, disarankan agar perawat lebih
memperhatikan kebutuhan spiritual pasien sehingga dapat meningkatkan kepuasan pasien.

C. Peran Perawat Dalam Membimbing Orang Sakit


Secara umum, kondisi sakit mempunyai dua sisi rasa. Namun, yang kerap kita rasakan
hanya salah satu sisinya, yakni penderitaan. Sisi lain berupa hikmah dan kenikmatan di balik
sakit sering kali kita lupakan. Padahal, jika kita mau merenungkannya, banyak hikmah yang
dapat dipetik dari sakit yang diderita. Beberapa hikmah itu adalah sebagai berikut,

1. Pertama, secara medis sakit merupakan suatu peringatan (warning) mengenai


tingkat kekuatan tubuh kita. Jika tubuh kita mengalami satu kondisi, kemudian
berakibat sakit, hal itu merupakan peringatan agar kita menghindari kondisi
yang sama yang dapat menyebabkan sakit tersebut. Sakit juga memberi
kesempatan kepada kita untuk beristirahat dan berkonsultasi dengan dokter
sehingga penyakit yang ada tidak menjadi lebih parah dan sulit diobati. Tak
jarang, sakit yang dialami mencegah seseorang agar tidak terkena penyakit
yang lebih berat lagi.
2. Kedua, sakit dapat menjadi penggugur dosa. Penyakit yang diderita seorang
hamba menjadi sebab diampuninya dosa yang telah dilakukan, termasuk dosa-
dosa setiap anggota tubuh. Rasulullah SAW. bersabda, “Tidaklah seorang
Muslim tertimpa suatu penyakit dan sejenisnya, melainkan Allah akan
menggugurkan bersama dosa-dosanya, seperti pohon yang menggugurkan
daun-daunnya.” (HR. Bukhari dan Muslim)
3. Ketiga, orang yang sakit akan mendapatkan pahala dan ditulis untuknya
bermacam-macam kebaikan dan ditinggikan derajatnya. Rasulullah
SAW.bersabda, “Tiadalah tertusuk duri atau benda yang lebih kecil dari itu
pada seorang Muslim, kecuali akan ditetapkan untuknya satu derajat dan
dihapuskan untuknya satu kesalahan.” (H.R. Muslim)
4. Keempat, sakit dapat menjadi jalan agar kita selalu ingat pada Allah. Dalam
kondisi sakit biasanya orang merasa benar-benar lemah, tidak berdaya,
sehingga ia akan bersungguh-sungguh memohon perlindungan kepada Allah
SWT. Zat yang mungkin telah ia lalaikan selama ini. Kepasrahan ini pula yang
menuntunnya untuk bertobat.
5. Kelima, sakit bisa menjadi jalan kita untuk membersihkan penyakit batin.
Pendapat Ibnu Qayyim, “Kalau manusia itu tidak pernah mendapat cobaan
dengan sakit dan pedih, ia akan menjadi manusia ujub dan takabur. Hatinya
menjadi kasar dan jiwanya beku. Oleh karena itu, musibah dalam bentuk apa
pun adalah rahmat Allah yang disiramkan kepadanya, akan membersihkan
karatan jiwanya dan menyucikan ibadahnya. Itulah obat dan penawar
kehidupan yang diberikan Allah untuk setiap orang beriman. Ketika ia menjadi
bersih dan suci karena penyakitnya, martabatnya diangkat dan jiwanya
dimuliakan, pahalanya pun berlimpah-limpah apabila penyakit yang menimpa
dirinya diterimanya dengan sabar dan ridha.“
6. Keenam, sakit mendorong kita untuk menjalani hidup lebih sehat, baik sehat
secara jasmani maupun rohani. Sakit membuat orang tahu manfaat sehat. Tidak
jarang orang merasakan nikmat justru ketika sakit. Begitu banyaknikmat Allah
yang selama ini lalai ia syukuri. Bagi orang yang banyak bersyukur dalam
sakit, ia akan memperoleh nikmat.
7. Ketujuh, secara sosial sakit mengajarkan kepada kita bagaimana merasakan
penderitaan orang lain, seperti halnya puasa yang mendidik kita agar
mengetahui bagaimana pedihnya rasa lapar dan dahaga yang dialami kaum
papa. Rasa sakit harusnya melahirkan kepekaan sosial yang lebih tinggi.
Peran perawat dalam membantu kebutuhan spiritual paasien muslim adalah membimbing
shalat, membimbing membaca Al-Qur’an, membimbing berpuasa, membimbing dzikir san
ibadah lainnya.
a. Membimbing Pasien Ketika Tiba Waktu Shalat
Setelah perawat mengkaji agama pasien, yang harus dilakukan adalah
menanyakan apakah pasien kita mampu melakukan ibadahnya . Jadi, tugas kita
disini adalah mendampingi pasien tersebut dan membantu segala keterbatasan
fisiknya. Tentu bantuan disini disesuaikan dengan agama pasien dan bagaimana
keadaan pasien sendiri.
Apabila pasien tidak mampu melaksanakan solat dengan berdiri, maka
bisa dengan posisi duduk, jika tidak bisa dalam posisi duduk pasien bisa
melakukan dalam posisi berbaring dengan menghadap ke arah kiblat. Dan untuk
pasien yang kondisinya sangat lemah bisa melakukan solatnya dalam hati.
“Bukanlah menghadap wajahmu ke arah timur dan barat itu suatu
kebajikan, tetapi sesungguhnya kebajikan itu ialah beriman kepada Allah, hari
kemudian, malaikat-malaikat, kitab-kitab, nabi-nabi, dan yang mendermakan
harta-harta yang dicintai kepada kerabat, anak-anak yatim, orang-orang miskin,
orang-orang dalam perjalanan, para peminta-minta, dan (memerdekakan) hamba
sahaya, menegakkan shalat dan menunaikan zakat, dan orang-orang yang
menepati janji apabila mereka berjanji, dan orang-orang yang sabar dalam
kesempitan, penderitaan, dan dalam saat peperangan. Mereka itulah orang-orang
yang bertaqwa.” (QS.Al-Baqarah : 177)
b. Membimbing Pasien Dalam Berpuasa Jika Memungkinkan

Perawat hendaknya membangunkan waktu sahur dan membimbing niat


serta mengingatkan waktu imsak ,dan mengingatkan pula ketika buka puasa.
Namun, itu pun dilakukan jika pasien memang mampu untuk berpuasa.
Berdasarkan pendapat sejumlah ahli kesehatan, puasa dapat memberikan berbagai
manfaat bagi yang melaksanakannya, di antaranya untuk ketenangan jiwa,
mengatasi stres, meningkatkan daya tahan tubuh, serta memelihara kesehatan dan
kecantikan. Puasa selain bermanfaat untuk ketenangan jiwa agar terhindar dari
stres, juga dapat menyehatkan badan dan dapat membantu penyembuhan
bermacam penyakit.

c. Baca Kitab Suci Al- Quran Bersama-Sama Dan Jelaskan Maknanya Dalam
Kehidupan Kita

Membaca Al-Qur’an terutama ayat-ayat yang berhubungan dengan orang


yang sakit, rahmat allah, karunia, dan kasih sayangnya supaya sang klien lebih
termotivasi untuk sembuh.Dalam Al-Qur’an disebutkan bahwa Al-quran adalah
pelajaran dan obat bagi penyakit batin serta petunjuk dan rahmat bagi orang-orang
yang beriman. Penelitian di Florida, AS ada sebuah lembaga meneliti tentang
menyembuhkan penyakit jiwa melalui pengaruh bacaan Al-Qur’an. Sampel terdiri
dari orang-orang yang mengerti bahasa Al-Qur’an dan yang tidak mengerti,
semuanya non islam dan mengalami gangguan jiwa. Ternyata bagi yang mengerti
bacaan ayat Al-quran dapat memperoleh kesembuhan secara bertahap dan yang
tidak mengerti bahasa Al-quran juga mengalami kesembuhan secar kurang
intensif dibanding yang mengerti bahasa al-quran. Dengan membacanya atau
mendengarkannya saja sudah bisa dibuktikan betapa besar daya pengaruh Al-
quran bagi manusia yang mengalami gangguan jiwa, apalagi bagi yang sehat dan
dapat berpikir dengan jernih. sudah barang pasti kaalu dikaji dan dilaksanakan
semua ajarannya, dijamin, niscaya akan mendatangkan kebahagiaan hidup di
dunia dan di akhirat.

d. Membimbing Pasien Berdoa Dan Berdzikir

“Berdoalah kepada Tuhanmu dengan berendah diri dan suara yang lembut
(tadlarru’aa wa khufyah). Sesungguhnya Allah tidak menyukai orang-orang yang
melampaui batas” (Q.S. Al-A’raaf [7] : 55)

Perawat harus membimbing pasien untuk selalu berdoa dan berserah diri
kepan allah agar diberi kesembuhan. Perawat juga harus membimbing pasien
yang mendekati ajalnya dengan menuntun mengucapkan lafal laa ilaha illalah.

e. Membimbing Untuk Bersabar Dan Rela Terhadap Ketentuan Allah SWT.

” Barang siapa sakit pada malam hari, ia sabar dan rela terhadap ketentuan
Allah SWT dalam menderita sakit maka lepaslah ia dari dosa-dosanya seperti
pada waktu ia lahir dari kandungan ibunya” .(HR. Hakim)

Abu Hurairoh RA berkata bahwa Rasululloh SAW bersabda:

” Barang siapa dikehendaki kebaikan oleh Allah SWT, maka ia akan


diberi ujian” . (HR. Bukhari) Yaitu diuji dengan berbagai cobaan, baik itu sakit
maupun selain itu kemudian Allah SWT memberi pahala dengan jalan itu ia
bersabar dan rela (ikhlas). Selain itu, ajaran Islam seorang muslim dilarang
berputus asa atas segala cobaan yang Allah berikan, sebagaimana firman Allah
SWT:

Artinya: “Sesungguhnya tiada berputus asa dari rahmat Allah, melainkan


kaum yang kafir”.(QS. Yusuf: 87)

f. Sebelum Pasien Pulang, Perawat Membimbing Pasien Dan Keluarga Untuk


Berdoa (Mensyukuri Nikmat Sembuh)

Orang yang cerdas secara spiritual, ia harus dapat merasakan kehadiran


dan peranan Allah dalam hidupnya. “Spiritual intelligence is the faculty of our
non-material dimension- the human soul,” kata Khalil Khawari. Ia harus sudah
menemukan makna hidupnya dan mengalami hidup yang bermakna. Ia tampak
pada orang-orang di sekitarnya sebagai “orang yang berjalan dengan membawa
cahaya.” (Q.S. Al-An’am:122)

Ia tahu ke mana ia harus mengarahkan. Itulah perawat yang harus bisa


menjadi cahaya yang mampu menunjukkan klien nya jalan yang bisa
menyelamatkannya tidak hanya urusan sakit di dunia saja tapi juga untuk akhirat
kelak.
BAB III

PENUTUP

A. Kesimpulan
Keperawatan rohani islam adalah salah satu bentuk pelayanan kesehatan untuk memenuhi
kebutuhan spiritual dituntut untuk lebih meningkatkan profesionalisme sehingga dapat
mengimbangi kemajuan-kemajuan ilmu pengetahuan dan teknologi kesehatan yang semakin
maju pesat, dengan mengembangkan potensi yang sudah dimiliki untuk memenuhi tuntutan
masyarakat yang semakain tinggi terhadap pelayanan keperawatan dan tanggung jawab sebagai
perawat profesional agar dapat memberikan pelayanan keperawatan yang optimal dalam
memberikan asuhan keperawatan rohani pada klien.
Perawat dalam memberikan asuhan keperawatan tidak hanya memperhatikan aspek fisik
saja tetapi meliputi pemenuhan kebutuhan dasar manusia baik kebutuhan biologis, psikologis,
sosial kultural dan spiritual yang utuh dan unik, maka dari itu Kenyataannya bahwa perawat
kurang memperhatikan tentang aspek spiritual, inilah fenomena yang perlu diteliti. “Menurut
organisasi kesehatan sedunia World Health Organisation (WHO) 1984 harus meliputi aspek bio-
psikososio-spiritual. Menurut Dadang Hawari (1997: 13-18) pentingnya aspek spiritual dalam
menunjang pengobatan aspek lainnya tidak dapat ditawar-tawar lagi. Karena berbagai hasil
penelitian mutakhir membuktikan bahwa pengaruh spiritual terhadap kesehatan dan
kesembuhan pasien sangat penting, karena itu sangat dibutuhkan.

Peran perawat dalam membimbing orang sakit adalah


1. Membimbing Pasien Ketika Tiba Waktu Shalat
2. Membimbing pasien dalam berpuasa jika memungkinkan
3. Membaca kitab suci Al-Qur’an bersama-sama dan jelaskan maknanya dalam
kehidupan kita
4. Membimbing pasien berdo’a dan berdzikir
5. Membimbing untuk bersabar dan rela terhadap ketentuan Allah
6. Sebelum pasien pulang, perawat membimbing pasien dan keluarga untuk berdo’a
(mensyukuri nikmat sembuh)
B. Kesimpulan
Dalam merawat pasien seorang perawat harus memperhatikan segala sesuatu yang
berkaitan dengan masalah pasien dan hal-hal yang harus dilakukan agar dapat mengatasi masalah
pasien. Mengingat aspek spiritual yaitu melaksanakan ibadah yang 5 waktu tidak boleh terlewat
walaupun dalam keadaan sakit. Maka sudah menjadi tanggung jawab perawat untuk
mengingatkan pasien agar tetap melaksanakan ibadah walaupun dalam keadaan sakit. Karena
pada dasarnya Tuhanlah yang Maha Mengetahui mana yang baik dan mana yang buruk bagi
hamba-Nya. Sesungguhnya Allah tidak akan membiarkan sesuatu hal yang buruk menimpa
hamba yang selalu mengingat-Nya.

DAFTAR PUSTAKA

Rachmani, afifah. 2015. Peran Perawat Dalam Membimbing Ibadah Bagi Pasien. [online]
tersedia di: https://keperawatanregionafifarachmani.wordpress.com [diakses pada tanggal 12
April 2021]

Ma’sum, A. 2014. Peran Perawat Dalam Membimbing Ibadah Pasien. [online] tersedia di
http://digilid.iunsgd.ac.id [diakses pada tanggal 12 April

Anda mungkin juga menyukai