Anda di halaman 1dari 13

MAKALAH

PERTUMBUHAN DAN DEFERESIASI SEJ BESERTA KELAINANNYA

OLEH:RODIANA

BP:20001001

Novi Anggraini

20001005

DOSEN: NS CONNY OKTIZULFIA S.Kep M.Kep

SEKOLAH TINGGI ILMU KESEHATAN (STIKes) CERIA BUANA

LUBUK BASUNG

2020/2021
KATA PENGANTAR

Puji syukur Alhamdulillah penulis panjatkan kehadirat Allah SWT yang telah melimpahkan

Rahmat dan Hidayahnya kepada kita semua yang berupa ilmu dan amal. Berkat Rahmat dan

Hidayahnya pula, penulis dapat menyelesaikan makalah dengan judul “Makalah Konsep darurat

dalam islam” tepat pada waktunya.

Penulis menyadari bahwa dalam penyusunan makalah ini tidak akan tuntas tanpa adanya

bimbingan serta bantuan dari berbagai pihak. Oleh karena itu, pada kesempatan ini penulis

mengucapkan terima kasih kepada bapak Saiful anwar,S,Pd, selaku dosen pembimbing mata

kuliah Agama islam serta Teman-teman Program Studi Ilmu Keperawatan

Penulis menyadari bahwa makalah ini masih terdapat banyak terdapat banyak kekurangan.

Kritik, saran, dan masukan yang membangun sangat penulis butuhkan untuk dijadikan pedoman

dalam penulisan ke arah yang lebih baik lagi. Semoga makalah ini dapat berguna dan

bermanfaat bagi kita semua. Amiin.

Lubuk Basung, 27 february 2021

Penulis
DAFTAR ISI
BAB I

PENDAHULUAN

1.1 Latar Belakang Pertumbuhan adalah bertambahnya ukuran dan jumlah sel serta jaringan
intraseluler berarti bertambahnya ukuran fisik dan struktur tubuh sebagian atau
keseluruhan, sehingga dapat diukur dengan satuan panjang dan berat, serta perkembangan
adalah bertambahnya struktur dan fungsi tubuh yang lebih kompleks dalam kemampuan
gerak kasar, gerak halus, bicara dan serta sosialisasi dan kemandirian (Kemenkes RI,
2016 : 04). Perkembangan (development) merupakan bertambahnya kemampuan (skill)
dalam struktur dan fungsi tubuh yang lebih kompleks dalam pola yang teratur dan dapat
diramalkan, sebagai hasil dari proses pematangan. Tahap ini menyangkut adanya proses
diferensiasi sel-sel tubuh, jaringan tubuh, organ-organ, dan sistem organ yang
berkembang sedemikian rupa, sehingga masing-masing dapat memenuhi fungsinya
meliptu perkembangan, emosi, intelektual, dan tingkah laku sebagai hasil dari interaksi
terhadap lingkungan (Sulistyawati, 2017 : 01).
1.2 Tujuan
Melaksanakan asuhan kebidanan pada An. S Dengan Keterlambatan Pertumbuhan dan
Perkembangan Di BPM Yusriana dengan menggunakan manajemen asuhan kebidanan
menurut SOAP, subyek kasus adalah balita umur 35 bulan dengan waktu asuhan 08 maret
sampai dengan 06 maret 2019 di desa karyamukti sekampung lampung timur..
BAB II
PEMBAHASAN

2.1 Pengertian pertumbuhan


Pertumbuhan dan perkembangan adalah proses berkesinambungan mulai dari konsepsi
hingga dewasa. Pertumbuhan adalah ukuran fisik (anatomi) dan struktur tubuh dalam arti
sebagian atau seluruhnya karena adanya multiplikasi (bertambah banyak) sel-sel dan juga
karena bertambah besarnya sel. Perkembangan adalah bertambahnya kemampuan dan
struktur / fungsi tubuh lebih kompleks dalam pola yang teratur, dapat diperkirakan dan
diramalkan sebagai hasil dari proses diferensiasi sel, jaringan tubuh, organ-organ dan
sistemnya yang terorganisasi (IDAI, 2013). Dalam proses pertumbuhan dan
perkembangan anak, ada istilah periode penting atau golden period. Periode penting pada
anak adalah usia 0-5 tahun. Periode ini digunakan untuk mendeteksi dini dan
meminimalisir kelainan tumbuh kembang anak guna mencegah terjadinya kelainan
pertumbuhan dan perkembangan anak yang bersifat permanen (Nutrisiani, 2009). Periode
ini mempengaruhi pertumbuhan dasar dan menentukan perkembangan anak selanjutnya.
Pada periode penting, perkembangan personal social (kepribadian dan tingkah laku), fine
motor adaptive (perkembangan motorik halus), language (bahasa), dan gross 2 motor
(perkembangan motorik kasar) berjalan sangat cepat dan periode ini merupakan landasan
perkembangan berikutnya (Soetjiningsih, 2005).
2.2 diferensiasi sel

 adalah proses ketika sel kurang khusus menjadi jenis sel yang lebih khusus. Diferensiasi


terjadi beberapa kali selama perkembangan organisme multiselular ketika organisme
berubah dari zigot sederhana menjadi suatu sistem jaringan dan jenis sel yang rumit.
Diferensiasi adalah proses yang lazim pada makhluk dewasa: sel punca dewasa terpisah
dan menciptakan sel anak yang terdiferensiasi sepenuhnya selama perbaikan jaringan dan
perputaran sel normal. Diferensiasi secara dramatis mengubah ukuran, bentuk, potensial
membran, aktivitas metabolis, dan ketanggapan sel terhadap sinyal. Perubahan-perubahan
itu sebagian besar diakibatkan oleh modifikasi ekspresi gen yang sangat terkontrol.
Dengan sejumlah pengecualian, diferensiasi sel hampir tidak pernah mengubah
urutan DNA-nya sendiri. Karena itu, beberapa sel bisa memiliki ciri khas fisik yang
sangat berbeda meski memiliki genom yang sama.

Sebuah sel yang mampu mendiferensiasikan dirinya ke semua jenis sel organisme dewasa
disebut pluripoten. Sel-sel seperti itu disebut sel punca embrio pada hewan dan sel
meristem pada tumbuhan yang lebih tinggi. Sebuah sel yang mampu mendiferensiasikan
diri ke semua jenis sel, termasuk jaringan plasenta, disebut totipoten. Pada mamalia,
hanya zigot dan blastomer akhir yang totipoten, sementara pada tumbuhan banyak sel
diferensiasi yang menjadi totipoten melalui serangkaian teknik laboratorium sederhana.
Dalam sitopatologi, tingkat diferensiasi sel dipakai untuk mengukur
perkembangan kanker. "Grade" adalah penanda diferensiasi suatu sel di dalam tumor.[

2.3 Proses yang menyebabkan sekumpulan sel menjadi berbeda-beda dalam dalam struktur,
fungsi dan prilaku. Diferensiasi berlangsung waktu embrio, berkat diferensiasi suatu
indifidu bentuk definitif jadi terdiri atas berbagi macam jaringan. Jaringan adalah
sekumpulan sel yang memiliki bentuk, struktur, fungsi dan prilaku sama. Jaringan
berasosiasi membantuk sistem.Seluruh sistem berhimpun membina tubuh suatu
organisme.

Diferensiasi terjadi pada seluruh mahluk hidup. Dengan diferensiasi terjadilah pembagian
aktifitas tubuh, sehingga menjadi efektif. Pada makalah ini, kita akan membahas tentang
sifat dasar diferensiasi sel, tempat diferensiasi, faktor diferensiasi, dan apa saja yang
mempengaruhi proses diferensiasi sel.
2.4 Sifat Dasar Diferensiasi

Diferensiasi merupakan proses tumbuh dan berkembangnya sel ke arah fungsi khusus yang tidak
dimiliki oleh sel asal. Diferensiasi berlangsung sewaktu embrio, berkat diferensiasi suatu
individu bentuk definitive jadi terdiri atas berbagai macam jaringan. Jaringan adalah kumpulan
sel yang memiliki bentuk, struktur, fungsi, dan prilaku sama.Jaringan berasosiasi membentuk
alat, dan alat berasosiasi pula membentuk sistem.Seluruh sistem berhimpun membina tubuh
suatu organisme.Proses diferensiasi adalah proses terbentuknya sifat-sifat yang baru atau
menghilangnya sifat yang tidak ada sehingga sel mendapat sifat dan struktur yang baru. Jadi
diferensiasi menekankan pada perubahan kualitatif.Dengan adanya diferensiasi perbedaan
struktur dan sifat-sifat pada sel, jaringan dan organ.

Diferensisasi dikatakan dapat terjadi jika ada perubahan nyata pada morfologi sel (misalnya
pembentukan sel epitel kulit dari sel ektodermal) atau perubahan fungsi yang khusus dari sel.
Sel-sel yang mempunyai berbagai variasi diferensiasi dapat mempunyai karakteristik
pertumbuhan yang berbeda.Variasi diferensiasi juga mempengaruhi kemampuan beberapa sel
untuk berpindah dengan memperhatikan yang lainnya. Jadi, perkembangan embriologis yang
normal memerlukan kordinasi yang tinggi dari proses diferensiasi, tumbuhan, dan perpindahan
sel yang secarakeseluruhan membentuk morfogenesis (proses pembentukan/perkembangan
struktur, ukuran, dan bentuk organ.

Diferensiasi mutlak perlu bagi mahluk multiseluler komplek dengan diferensiasi itu akan terjadi
pembagian pekerjaan atau aktivitas tubuh, sehingga menjadi efektif. Sebenarnya diferensiasi ada
pada seluruh mahluk, bahkan pada mahluk uniseluler seperti pada amoeba, dalam selnya sudah
ada pembagian tugas dan sudah memiliki organel.Contoh organel pada amoeba ialah seperti
vakuola makanan untuk tugas mencerna makanan, vakuola berdenyut untuk tugas membuang
ampas metabolisme atau osmoregulator, pseudopodia untuk pergerakan pindah, dan inti untuk
control aktifitas sel.

Selama diferensiasi, sel mendapat sifat-sifat dari, misalnya terbentuk aktin dan miosin pada sel
otot atau terjadinya perubahan pada susunan kimianya.Misalnya, dengan adanya enzim.Pada
diferensiasi juga ada struktur atau sifat yang menghilang, misalnya pada diferensiasi sel darah
mamalia.Mula-mula bakal sel darah merah mengandung nukleus tetapi setelah mengalami
diferensiasi terbentuk sel darah merah yang tidak mengandungnukleus.

2.5 ganguan pertumbuhan dan difrensiasi


A. Gangguan Pertumbuhan

1. Gangguan pertumbuhan yang terjadi dibedakan atas berbagai hal, yaitu:

a. Ukuran dan/atau jumlah sel dalam jaringan

b. Cara Proliferasi sel

c. Sifat diferensiasi sel

2. Kelaianan dalam pertumbuhan mengakibatkan jaringan menjadi lebih kecil atau lebih besar
dari normal dan mempunyai spesialisasi fungsi yang abnormal

a. Agenesis Agnesis yaitu keadaan dimana dalam proses perkembangan, rudimen embrionik
organ tidak terbentuk. Misal seorang bayi yang dilahirkan hanya dengan satu ginjal

b. Aplasia yaitu keadaan dimana rudimen embrionik suatu organ sudah terbentuk tetapi tidak
tumbuh sama sekali. Misal seorang bayi yang lahir dengan 2 ginjal tetapi satu ginjal tidak
berfungsi karena tidak tumbuh

c. Hipoplasia Suatu keadaan dimana rudimen embrionik terbentuk tetapi tidak pernah mencapai
ukuran definitif atau ukuran normal dewasa sehingga organ tersebut menjadi kerdil. Misal
kelainan dimana kaki seseorang tidak tumbuh sesuai dengan ukuran dewasa

d.Atrofi
Keadaan dimana suatu organ tumbuh secara definitif kemudian karena beberapa penyebab
menyusut menjadi lebih kecil dari ukuran normal.Atrofi sering dijumpai pada lansia dimana
beberapa organ mengalami penurunan fungsi misal atrofi kelenjar endokrin yang terjadi jika
pengaruh hormonal terhadap jaringan seperti kelenjar mamae terhenti. Penyebab atrofi yang
paling sering yaitu iskemik kronik

2.6 Contoh lain yaitu disuse atrophy ( atrofi yang menyerang otot rangka)

e. Hipertrofi 
Merupakan suatu keadaan dimana jaringan atau organ mengalami pembesaran karena adanya
pembesaran sel

Hipertrofi yang paling terlihat yaitu pada otot.Contoh: Hipertrofi otot bisep pada atlet angkat
besi  Hipertrofi miokardium  Hipertrofi pada otot polos dinding kandung kemih Hipertrofi
disertai penambahan unsur kontraktil jaringan, maka merupakan respon adaptif.

f.Hiperplasia 

Merupakan keadaan kenaikan jumlah absolut sel dalam jaringan yang mengakibatkan
pembesaran jaringan atau organ tersebut Contoh:  Hiperplasia kelenjar mamae saat kehamilan
 Hiperplasia pada kelenjar prostat  Kalus (penebalan kulit akibat rangsangan mekanik)
BAB III

PENUTUP

3.1 Kesimpulan

Sistem peredaran darah manusia terkadang dapat mengalami suatu gangguan. Gangguan tersebut
dapat terjadi karena keturunan (genetis), penyakit, atau karena gaya hidup individu yang
bersangkutan Beberapa gangguan pada sistem peredaran darah disebabkan oleh faktor keturunan,
kerusakan atau makanan. Agar anda terhindar dari penyakit yang dapat mengganggu sistem
peredaran darah, disarankan memakan makanan yang seimbang, tidak berlebihan, mengurangi
makanan yang berlemak dari hewan (lemak hewani), menjaga berat badan yang sesuai dengan
umur dan tinggi badan, serta rajin-rajinlah anda berolahraga secara rutin.

3.1 Tujuan

1. Diharapkan maha siswa dapat memahami pengertian pertumbuhan dan diferensiasi dan
kelainannya
2. Maha siswa dapat memahami factor dari diferensiasi
3. Maha siswa dapat memahami kelainan pertumbuhan diferensiasi sel
BAB III
PENUTUP

Abrams G.D. 1995. Gangguan Pertumbuhan, Proliferasi dan Diferensiasi Sel (terj) dalam:
Price S.A., Wilson L.M., editor: Patofisiologi: Konsep Klinis Proses-Proses Penyakit.
Edisi 4. Jakarta: EGC. h. 114-120
Acton R.T., Barstad P.A., Zwerner, R.K. 1979. Propagation and Scaling-Up of
Suspension Cultures in: William B.J., editors: Methods in Enzymology. 58th ed. London:
Academic Press, Inc. p. 211-221 Bestantia Indraswati. 2005. Kanker Leher Rahim,
Pembunuh No.1 Para Wanita di Indonesia dalam: Sehat. No.6 / Vol.3. Jakarta: PT Mitra
Media Prima. h. 15-17 Bosman F.T. 1999. Aspek-Aspek Fundamnetal Kanker (terj)
dalam: Arjono, editor:
Onkologi. Edisi 5. Yogyakarta: Gadjah Mada University Press. h. 2,7 Cox JT
Epidemiology of cervical intraepitelial neoplasm. 1995. The role of Human
Papillomavirus. Bailliere clinb Obstet gynaecol (9): 1-37 Kaur H., Silverman P. M., Iyer
R. B. 2002. Diagnosis, Staging, and Surveillance of CervicalCarcinoma.

Anda mungkin juga menyukai