Anda di halaman 1dari 20

TUGAS PENGANTAR BISNIS

“MENILAI KONDISI GLOBAL”

Jurusan : Manajemen

Kelas : C13 Anggota

Kelompok 7 :

✓ Syiva Dea Arinda (202132121857)

✓ Ni Kadek Hini Anugrah Dewi (202132121859)

✓ Ida Bagus Made Prananda Wigraha (202132121844)

✓ I Dewa Gede Agung Miarta (202132121854)

✓ I Gusti Made Agus Saputra (202132121850)

✓ I Made Pounta Radeya (202132121829)

EKONOMI DAN BISNIS

TAHUN AJARAN 2021/2022


KATA PENGANTAR

Puji syukur kami panjatkan kepada Tuhan Yang Maha Esa atas nikmat dan
karunia-Nya kami dapat menyelesaikan tugas pengantar bisnis tentang “Menilai
Kondisi Global”. Penulisan makalah ini ditujukan dalam rangka memenuhi
tugaspengantar bisnis. Makalah ini bertujuan untuk mengetahui bagaimana penilaian
mengenai kondisi lingkungan global akan memengaruhi perusahaan yang terlibat dalam
bisnis internasional dalam pengambilan keputusan yang berkaitan dengan kinerja
perusahaan.Kami ucapkan terima kasih kepada Bapak Made Surya Pramana S.A,M.M.
yang telah memberikan tugas ini dan membimbing kami sehingga kami dapat
menyelesaika penulisan makalah ini tanpa hambatan yang berarti. Semoga karya tulis
ini dapat bermanfaat bagi kami sebagai penulis dan juga bagi pembaca pada umumnya.
Kami sadari dalam penulisan karya tulis ini masih banyak kekurangan. Oleh karena itu,
saran dan kritik dari para pembaca yang bersifat membangun sangat kami harapkan.

i
DAFTAR ISI

KATA PENGANTAR ................................................................................... i

DAFTAR ISI ................................................................................................ ii

BAB I Pendahuluan ...................................................................................... 1

1.1. Latar Belakang ....................................................................................... 1

1.2. Rumusan Masalah .................................................................................. 1

1.3. Tujuan ................................................................................................... 2

BAB II Pembahasan ..................................................................................... 3

2.1. Motif untuk menjalankan Bisnis Internasional ....................................... 3

2.2. Metode dalam menjalankan Bisnis Internasional .................................... 4

2.3. Hambatan dari Bisnis Internasional ........................................................ 6

2.4. Karakteristik Asing yang Memengaruhi Bisnis Internasional.................11

2.5. Kondisi Global yang dapat memengaruhi Dunia Bisnis .........................13

BAB III Penutup .........................................................................................15

3.1. Kesimpulan...........................................................................................15

3.2. Saran ...................................................................................................15

DAFTAR PUSTAKA

ii
BAB I

PENDAHULUAN

1.1 Latar Belakang


Di era globalisasi antarnegara semakin transparan, hal ini mengakibatkan banyak
perusahaan yang telah memanfaatkan peluang ini untuk melakukan bisnis internasional
dengan melakukan ekspansi bisnis ke berbagai Negara di dunia. Bukan hanya
perusahaan besar yang melakukan bisnis internasional ini, perusahaan kecil juga terlibat
dalam bisnis internasional dengan membeli atau membeli barang dan jasa Negara asing
Dalam menjalankan bisnis internasional seorang pembisnis harus memerhatikan
kondisi ekonomi internasional yang dapat memengaruhi kinerja bisnisnya. Kondisi
ekonomi internasional dapat memengaruhi pendapatan dan beban perusahaan yang akan
berakibat langsung pada nilai perusahaan. Dalam melakukan bisnis internasional
seorang pembisnis harus harus mempertimbangkan dimana ekspansi bisnis akan
dilakukan dan mengetahui kondisi keuangan dan karakteristik budaya Negara tersebut.
Selain itu, yang paling penting adalah pembisnis harus mengetahui kondisi ekonomi
Negara tersebut, karena hal ini akan sangat berpengaruh pada permintaan yang
dipengaruhi oleh tingkat penghasilan masyarakat local.
Semua perusahaan yang menjalankan bisnis internasional sangat penting untuk
dapat menilai kondisi global yang dapat mempengaruhi kinerja bisnisnya, sehingga
dapat meningkatkan permintaan produknya dan dapat menghasilkan laba yang lebih
besar. Denga demikian makalah ini akan membahas tentang bagaimana perusahaan
internasional menilai kondisi lingkukangan ekonomi global dan mengambil keputusan
yang dapat memaksimalkan nilai perusahaan.

1.2 Rumusan Masalah


1. Apakah motif dari suatu perusahaan untuk terlibat dalam bisnis internasional?
2. Bagaimana perusahaan menjalankan bisnis internasional ?
3. Bagaimana hambatan terhadap bisnis internasional telah berkurang dan hambatan
yang masih ada ?
4. Bagaimana karakteristik negara asing memengaruhi bisnis internasional suatu
perusahaan ?

1
5. Bagaimana Kondisi Global yang seperti apa yang secara langsung dapat
memengaruhi Dunia Bisnis ?

1.3 Tujuan
1. Mengetahui motif dari suatu perusahaan untuk terlibat dalam Bisnis Internasional.
2. Mengetahui metode yang digunakan perusahaan untuk menjalankan Bisnis
Internasional.
3. Mengetahui hambatan Bisnis Internasional yang telah berkurang dan yang masih
ada.
4. Mengetahui karakteristik Negara asing yang dapat memengaruhi Bisnis
Internasional suatu perusahaan.
5. Mengetahui Kondisi Global yang seperti apa yang secara langsung dapat
memengaruhi Dunia Bisnis.

2
BAB II

PEMBAHASAN

2.1 Motif untuk menjalankan Bisnis Internasional

Suatu negara melakukan perdagangan internasional karena dua alasan utama yang
maisng-masing menyumbangkan keuntungan perdagangan bagi mereka. Alasan
pertama, negara-negara berdagang karena setiap negara berbeda satu sama lain. Bangsa-
bangsa, sebagaimana individu dapat memperoleh keuntungan dari perbedaan-perbedan
mereka melalui suatu pengaturan dimana setiap pihak melakukan sesuatu dengan relatif
baik. Alasan kedua, negara-negara berdagang satu sama lain dengan tujuan mencapai
skala ekonomis dalam produksi, maksudnya jika setiap negara menghasilkan sejumlah
barang tertentu maka mereka dapat menghasilkan barang-barang tersebut dengan skala
yang lebih besar dan karenanya lebih efisien dibandingkan jika negara tersebut
mencoba untuk memproduksi segala jenis barang. Motif inilah dalam dunia nyata
merupakan cerminan interaksi perdagangan internasional.

Alasan utama mengapa perusahaan-perusahaan AS terlibat dalam bisnis


internasional adalah untuk :

 Menarik Permintaan Asing Banyak perusahaan yang kurang berhasil masuk dalam
pasar asing terutama di AS hal ini disebabkan karena persaingan yang ketat dan
perubahan dalam selera pelanggan sehingga mudah sekali produksi berkurang.
Akan tetapi banyak perusahaan yang telah berhasil memasuki pasar asing contoh
saja ebay, McDonald’s, PepsiCo dll. Setiap perusahaan harus bisa berpikir bahwa
pertumbuhan ekonomi antarnegara tidaklah sama, sehingga perusahaan harus
secara cerdas memposisikan bisnisnya di pasar-pasar yang permintaannya
meningkat.
 Memanfaatkan Teknologi. Memperluas usaha ke negara-negara lain yang
perkembangan teknologinya tidak semaju negara lain merupakan motifyang sangat
baik dan memiliki poin lebih.
 Menggunakan Sumber Daya yang Murah Biaya tenaga kerja dalam suatu negara
sangatlah berbeda, terlihat jelas antara negara maju dan negara berkembang. Suatu
keuntungan yang cukup baik bagi suatu perusahaan yang menjalankan suatu

3
produksinya di negara-negara yang tenaga kerjanya lebih murah ketimbang negara
maju yang jauh lebih mahal.
 Melakukan Diversifikasi Secara Internasional. Saat sebuah perusahaan
memproduksi di satu negara maka keuntungan yang diperoleh maupun kerugian
yang didapat akan di rasakan oleh satu perusahaan itu saja. Akan tetapi jauh
berbeda apabila perusahaan tersebut memiliki cabang produksi di negara lain, maka
saat terjadi lemah ekonomi pada satu negara masih dapat terbantu dengan negara
lain yang jumlah produksinya meningkat.

2.2 Metode dalam menjalankan Bisnis Internasional


Suatu perusahaan dapat menggunakan berbagai macam strategi untuk
menjalankan sebuah bisnis internasional. Berikut strategi yang dapat diterapkan untuk
menjalankan bisnis internasional, antara lain:

1. Impor

Mengimpor (importing) adalah pembelian barang atau jasa asing. Misalnya


Indonesia mengimpor beras, minyak bumi, handphone, laptop dan produk-produk
lainnya dari berbagai negara. Faktor-faktor yang memengaruhi tingkat impor antara
lain:

a. Tarif

Pemerintah dapat mengenakan tariff atau pajak terhadap produkproduk impor.


Ketika pemerintah menerapkan kebijakan pengenaan tariff, kemampuan perusahaan
asing untuk bersaing di negara-negara tersebut menjadi terbatas. Hal ini dikarenakan
tariff atau pajak yang dikenakan langsung kepada para importer, membuat harga
barang yang dikenai pajak tersebut menjadi lebih tinggi disbanding dengan produk
local.

b. Kuota

Kebijakan kuota ini berarti pemerinntah membatasi jumlah produk tertentu yang
dapat di impor. Pembatasan barang impor berarti barang yang masuk untuk
jumlahnya terbatas, sehingga biaya rata-rata untuk masing-masing barang

4
meningkat. Dengan demikian, harga barang impor akan naik dan produksi dalam
negeri dapat semakin bersaing.

c. Larangan impor

Larangan impor adalah kebijakan yang melarang secara mutlak impor komoditas
tertentu. Misalnya impor karet mentah atau pakaian bekas. Tujuan dari kebijakan ini
untuk mengurangi jumlah pesaing produk dalam negeri, meningkatkan penjualan
dalam negeri dan mengurangi jumlah devisa yang lari ke luar negeri.

d. Subsidi

Kebijakan Subsidi adalah kebijakan pemerintah melalui pemberian bantuan kepada


produsen dalam negeri agar dapat menjual produknya dengan harga murah sehingga
mampu bersaing dengan produk impor.

2. Ekspor

Mengekspor adalah penjualan barang atau jassa ke pembeli yang berada di negara
lain. Banyak begara-negara besar maupun kecil yang melakukan ekspor ke negara-
negara yang lainnya. Akantetapi, ketika jumlah yang di ekspor kurang sebanding
dengan banyaknya barang impor maka akan mengakibatkan terjadinya deficit neraca
perdagangan. Untuk meningkatkan ekspor suatu negara mengguanakan berbagai cara
salah satunya menggunakan fasilitas internet. Melalui situs web perusahaan untuk
mengiklankan produknya dan juga menerima pesanan melalu sistem online. Hal ini
tentu saja membuat proses perdagangan menjadi lebih cepat.

3. Investasi Asing Langsung (Direct Forign Investment-DFI)

Investasi asing langsung merupakan suatu cara untuk mengakuisisi atau


membangun anak perusahaan di satu atau lebih negara asing. Cara ini dilakukan agar
mengurangi biaya transportasi, menghindari hambatan perdgangan, penggunaan tanah
gratis dengan kompensasi perusahaan tersebut dapat memperhatikan pekerja local dan
menguarangi biaya tenagan kerja yang lebih murah.

4. Outsourcing

Beberapa perusahaan Amerika Serikat menggunakan outsourcing sebagai cara


mengurangi biaya. Perusahaan berpendapat bahwa outsourcing merupakan cara agar

5
dapat bersaing dengan perusahaan lain yang mengadalkan tenaga kerja asing murah.
Segala tindakan ini didasari untuk memperoleh manfaat tenaga kerja asing murah.

5. Aliansi Strategis

Aliansi strategis adalah suatu perjanjian bisnis antar perusahaan di mana sumber
daya ditanggung bersama untuk mengejar kepentingan bersama. ada berbagai jenis
aliansi strategis yang dapat dilakukan, antara lain, Joint venture merupakan suatu
perjanjian antara dua perusahaan mengenai proyek tertentu. Jenis aliansi strategis
lainnya adalah perjanjian lisensi internasional yang merupaka jenis aliansi dimana suatu
perusahaan memperbolehkan perusahaan asing (pemegang lisensi) untuk menghasilkan
produk-produk sesuai dengan instruksi yang spesifik.

2.3 Hambatan dari Bisnis Internasional

Dalam beberapa dekade belakangan ini, faktor penting yang memberikan


kontribusi bagi peningkatan bisnis internasional adalah berkurangnya hambatan
perdagangan. Meskipun demikian, perusahaan yang mempertimbangkan untuk
menjalankan bisnis internasional harus menyadari bahwa hambatan perdagangan masih
tetap ada.

A. Pengurangan dalam Hambatan

Hambatan terhadap bisnis internasional telah berkurang sejalan dengan berlalunya


waktu melalui berbagai perjanjian perdagangan bebas dan pembentukan zona
perdagangan bebas seperti Uni Eropa. Berikut adalah beberapa contoh bagaimana
hambtan perdagangan dikurangi.

1. NAFTA. Sebagai hasil dari North American Free Trade Agreement−NAFTA


(Perjanjian Perdagangan Bebas Amerika Utara) pada tahun 1993, hambatan
perdagangan antara Amerika Serikat, Meksiko, dan Kanada dihapuskan.
Konsekuensinya, perusahaanperusahaan di Amerika Serika saat ini memiliki lebih
banyak kebebasan untuk mengekspor produk-produknya ke Negara-negara lain,
sementara perusahaan-perusahaan di Meksiko memiliki lebih banyak kebebasan
untuk mengekspor produk-produknya ke Amerika Serikat.

2. GATT. Mengikuti NAFTA, General Agreement on Tariffs and Trade−GATT


(perjanjian Umum Mengenai Tarif dan Perdagangan) menghimbau pengurangan

6
atau penghapusan hambatan perdagangan atas produk-produk impor tertentu di
117 negara. Perjanjian tersebut juga mengarah pada pembentukan World Trade
Organization−WTO (Organisasi Perdagangan Dunia), yang saat ini memiliki 140
negara anggota. Hal ini memungkinkan perusahaan dengan mudah mengekspor
produknya ke negara-negara lain.

3. Amerika Latin. Pada bulan Juni 2003, Amerika Serikat dan Cile menandatangani
perjanjian perdagangan bebas untuk menghapuskan tariff atas lebih 90 persen
produk yang dikirimkan antara kedua Negara. Banyak perjanjian perdagangan
bebas lainnya masih dalam proses negosiasi antara Amerika Serikat dan negara-
negara Amerika Latin.

4. Uni Eropa. Selama tahun 1980-an dan tahun 1990-an, negaranegara Uni Eropa
setuju untuk mengahapuskan banyak hambatan perdagangan. Pada tahun 2002,
kebanyakan dari Negara-negara ini juga mengadopsi euro sebagai mata uangnya.
Hal ini memungkinkan perusahaan di satu negara Eropa untuk mengekspor
produknya ke perusahaan di negara Eropa lainnya. Karena pihak importer dan
eksportir menggunakan mata uang yang sama dan dengan demikian tidak lagi
menghadapi biaya dan risiko yang berkaitan dengan pertukaran mata uang. Pada
tahun 2004, Uni Eropa menerima anggota-anggota baru berikut, yang kebanyakan
berasal dari Eropa bagian timur: Siprus, Chekas, Estonia, Hongaria, Latvia,
Lithuania, Malta, Polandia, Slovakia, dan Slovenia. Konsekuensinya, habatan
perdagangan dari anggota negara-negara baru ini dengan Eropa bagian barat
berkurang. Kerena Negara-negara ini memiliki tingkat upah yang jauh lebih
rendah dibandingkan dengan Eropa bagian barat, perusahaan-perusahaan dari
Amerika Serikat dan negara-negara lain dapat mendirikan pabrik manufaktur di
negara-negara ini untuk menghasilkan produk dan mengekspornya ke Eropa
bagian barat.

5. Berkurangnya Hambatan atas Investasi Asing Langsung. Dalam tahun-tahun


belakangan ini, banyak Negara Asia, Eropa, dan Amerika Latin telah mengurangi
hambatan terhadap investasi asing langsung. Konsekuensinya, perusahaan
sekarang memiliki lebih banyak kebebasan untuk mendirikn anak perusahaan atau
untuk mengakuisisi perusahaan yang sudah ada di sana. Di beberapa Negara,
pemerintah bahkan menawarkan insentif kepada perusahaan guna mendorong

7
perusahaan-perusahaan tersebut untuk mendirikan fasilitas di sana. Pemerintah ini
mengakui bahwa kepemilikan asing atas fasilitas local akan memberikan manfaat
bagi perekonomian berupa penciptaan lapangan kerja.

B. Hambatan yang tersisa


Tetapi, perusahaan sebaiknya menyadari bahwa meskipun hambatan terhadap
bisnis internasional berkurang, beberapa pemerintah tetap mengenakan hambatan
perdagangan guna melindungi perusahaanperusahaan local atau untuk menghukum
Negara-negara tertentu atas tindakannya. Hambatan ini dapat mencegah suatu perusaan
dari menjalankan bisnis internasional di suatu Negara. Alternatifnya, hambatan ini
dapat meningkatkan biaya menjalankan bisnis internasional. Dalam beberapa kasus,
keunggulan potensial dari menjalankan bisnis internasional tidak sebanding dengan
biaya untuk menghadapi hambatan tersebut, hambatan-hambatan yang umum meliputi
hambatan perdagangan seperti tariff dan kuota, serta hambatan yang ditujukan untuk
mencegah suatu perusahaan mendirikan anak perusahaan (investasi asing langsung) di
Negara lain.

1) Hambatan yang Digunakan untuk Melindungi Perusahaan Lokal.

Pemerintah mana pun dapat tergoda untuk memberlakukan hambatan guna


melindungi perusahaan-perusahaannya. Missal saja, pemerintah AS dapat
memberlakukan hambatan perdagangan seperti tariff atas baja impor, meskipun
hambatan semacam itu bertentangan dengan perjanjian perdagangan bebas sebelum
dengan Negara lain. Pemerintah dapat beragumentasi bahwa tindakan seperti itu sesuai
karena perusahaan baja asing menerima subsidi dari pemerintahnya sehingga
memungkinankan perusahaan tersebut untuk lebih kompetitif dan oleh karena itu dapat
menjual bajanya pada harga yang lebih rendah dibandingkan dengan bebannya.
Pemerintah Negara asing, pada gilirannya, dapat mengklaim bahwa pemerintah tersebut
tidak memberikan subsidi, dan perselisihan tersebut dapat memakan waktu bertahun-
tahun untuk diselesaikan. Smentara, pemerintah asing dapat membalas dengan
mengenakan tariff pada produk-produk yang diimpor pelangganya dari Amerika
Serikat, seperti bahan kimia. Intervensi semacam itu oleh pemerintah guna melindungi
perusahaan-perusahaan local mengganggu semangat persaingan global antarperusahaan.

8
2) Hambatan yang Digunakan untuk Menghukum Negara

Hambatan perdagangan kadang kala digunakan untuk menghukum Negara atas


berbagai tindakan. Misalnya, hambatan perdagangan dapat diberlakukan pada Negara
yang tidak mendorong berlakunya undang-undang yang mengenai lingkungan atau
undangundang mengenai buruh anak, atau memulai perang dengan Negara lain, atau
tidak mau berpartisipasi dalam perang dengan dictator dari Negara lain.

C. Ketidaksepahaman mengenai Kebijakan Perdagangan Internasional

Ketidaksepahaman mengenai kebijakan perdagangan internasional akan selalu


ada. Orang-orang yang prospek pekerjaanya dipengaruhi baik secara positif maupun
secara negatif oleh perdagangan internasional cenderung memiliki opini yang sangat
kuat mengenai kebijakan perdagangan internasional. Kebanyakan orang setuju bahwa
perdagangan bebas dapat mendorong persaingan yang lebih ketat atarperusahaan yang
dapat menguntungkan Karen ahal tersebut memberikan peluang kepada pelanggan
untuk memperoleh produk yang mutunya paling bagus dan harganya rendah.
Perdagangan bebas sebaiknya membuat produksi berpindah ke Negara-negara dimana
produksi tersebut dapat dilakukan dengan lebih efisien. Pemerintah dari setiap Negara
menginginkan untuk meningkatkan ekspornya Karena peningkatan dalam ekspor
menghasilkan tingkat produksi dan penghasilan lebih tinggi serta dapat menciptkan
lapangan pekerjaan. Oleh karena itu, pekerja yang mungkin kehilangan pekerjaanya
oleh karena perdagangan bebas akan beragumentasi menentang kebijakan perdagangan
bebas dan meminta diberlakukannya hambatan perdagangan.

Orang-orang juga tidak sepaham mengenai jenis strategi yang sebaiknya


digunakan oleh pemerintah untuk menaikkan pangsa pasar globar dari Negara yang
bersangkutan. Mereka mungkin setuju bahwa tarif atau kuota atas barang-barang impor
mencegah perdagangan bebas dan memberikan keuntungan yang tidak adil kepada
perusahaanperusahaan lokal di pasarnya sendiri. Tetapi, pada saat yang sama, mereka
mungkin tidak sepaham mengenai apakah pemerintah sebaiknya diperbolehkan untuk
menggunakan hambatan perdagangan lain yang lebih halus terhadap perusahaan asing
atau menyediakan insentif yang memberikan keuntungan bagi perusahaan lokal.
Pertimbangan situasi berikut yang umum terjadi :

9
a. Perusahaan yang berbasis di suatu Negara tidak tunduk pada pembatasan mengenai
lingkungan dan oleh Karen aitu dapat memproduksi dengan biaya yang lebih
rendah dibandingkan dengan perusahaan-perusahaan di Negara lain.

b. Perusahaan yang berbasis di suatu Negara tidak tunduk pada undang-undang tenaga
kerja dan mampu menghasilkan produk pada biaya yang lebih rendah dibandingkan
dengan perusahaan di Negara lain dengan cara mengandalkan anak-anak untuk
menghasilkan produk tersebut.

c. Perusahaan yang berbasis di suatu Negara di perbolehkan oleh pemerintahannya


untuk menawarkan suap kepada pelanggan besar ketika mengejar transaksi bisnis
dalam industry tertentu. Perusahaan-perusahaan ini memiliki keunggulan
kompetitif dibandingkan dengan perusahaan-perusahaan di Negara-negara lain
yang tidak di perbolehkan untuk menawarkan sulap.

d. Perusahaan di suatu Negara menerima keringanan pajak jika perusahaan tersebut


bergerak di industri tertentu. Keringanan semacam itu tidak selalu merupakan
subsidi, tetapi masih termasuk sebagai bantuan keungan dari pemerintah.

Dalam masing-masing situasi diatas, perusahaan di suatu Negara dapat memiliki


keunggulan dibandingkan dengan perusahaan di Negara lain. Setiap pemerintah
menggunakan strategi semacam ini yang dapat memberikan keuntungan bagi
perusahaan-perusahaan lokal. Setiap pertemuan yang diadakan untuk membahas
perdagangan internasional menarik sejumlah pemrotes. Para pemrotes ini cenderung
untuk memiliki agenda sendiri, yang tidak selalu berkaitan erta satu dengan yang lain.
Perdagangan internasional mungkin tidak menjadi focus dari setiap protes, tetapi
seringkali dianggap sebagai penyebab utama dari masalah tersebut. Meskipun para
pemrotes ini pada umumnya tidak puas dengan kebijakan perdagangan saat ini, mereka
tidak setuju menegenai bagaimana kebijakan perdagangan sebaiknya diubah.
Ketidaksepahaman ini serupa dengan apa yang terjadi antara para wakil pemerintah
ketika mereka melakukan negosiasi menegenai kebijakan perdagangan internasional.

Suatu perusahaan tidak bertanggung jawab untuk menyelesaikan konflik


kebijakan perdagangan internaisonal. Meskipun demikian, perusahaan sebaiknya
menyadari bagaimana kebijakan perdagangan internasional memengaruhi posisi
kompetitifnya dalam industry tersebut dan bagaimana perubahan dalam kebijakan dapat
memengaruhi posisi perusahaan di masa depan.

10
2.4 Karakteristik Asing yang Memengaruhi Bisnis Internasional

Ketika suatu perusahaan memutuskan untuk terlibat dalam bisnis internasional,


maka perusahaan tersebut harus mempertimbangkan karakteristik dari negara asing:

1. Sosial dan Budaya

Perbedaan sosial dan budaya diantara negara meliputi bahasa dan kebiasaan
hingga latar belakan pendidikan dan aspek agama. Dengan adanya perbedaan ini
membuat perusahaan asing harus menyesaikan selera, adat istiadat dan kebiasaan
suatu negara. Memahami dan menghormati perbedaaan ini sangat penting untuk
membuka jalan menuju keberhasilan bisnis inteernasional.

2. Sistem Ekonomi

Suatu perusahaan harus mengetahui sistem ekonomi apa yang digunakan


suatu negara, sehingga dapat mempertimbangkan kebijakankebijakan bisnis.
Sistem ekonomi suatu negara dapat dilihat dari campur tangan pemerintah
terhadap perusahaan maupun perekonomian. Kebijakan dapat diklasifikasikan
sebagai kapitalisme, komunisme atau sosialisme.

Kapitalisme memungkinkan kepemilikan swasta atas bisnis, sehingga


wiraswasta memiliki kebebasan untuk menciptakan bisnis yang mereka yakini
dapat memenuhi kebutuhan. Komunisme adalah suatu sistem ekonomi yang
melibatkan kepemilikan public atas bisnis, sehingga wiraswasta dibatasi dari
memanfaatkan apa yang dianggap dibutuhkan masyarakat dan segala keputusan
berada ditangan pemerintah. Sosialisme adalah suatu sistem ekonomi yang
memiliki sebagian fitur kapitalisme dan sebagian fitur komunisme, sehingga
wiraswsta bisa mendirikan bisnis tapi peran pemeritah tetap ada terkait dengan
penyediaan fasilitas. Perbandingan antara sosialisme dan kapitalisme, hal ini
berarti pemerintah memperbolehkan perusahaan untuk dimiliki oleh pihak swasta
tetapi menyediakan berbagai layanan bagi masyarakatnya. Privatisasi merupakan
penjualan bisnis yang dimili oleh pemerintah kepada investor swasta. Dengan
adanya privatisasi ini memungkinkan perusahaan untuk focus pada penyediaan
barang dan jasa yang diinginkan masyarakat dan memaksa perusahaan untuk
lenih efisien guna memastikan kelangsungan hidupnya.

3. Kondisi Ekonomi

11
Kinerja suatu perusahaan bergantung pada kondisi negara tersebut.
Perusahaan harus mampu memprediksi kondisi ekonomi dari suatu negara. Faktor
utama yang memengaruhi keputusan banyak perusahaan melakukan ekspansi di
suatu negara tertentu adalah perkiraan pertumbuhan ekonomi di negara tersebut,
yang memengaruhi permintaan potensial akan suatu produk perusahaan. Jika
perusahaan mengestimasikan pertumbuhan ekonomi di negara tersebut tinggi,
maka biasanya perusahaan juga akan mengestimasika permintaan atas produknya
tinggi. Lemahnya kondisi ekonomi di suatu negara juaga akan berdampak buruk
pada perusahaan, hal ini akan mengakibatkan penurunan permintaan. Selain itu
sensivitas terhadap kondisi luar negeri ekonomi luar negeri juga menjadi salah
satu pertimbangan suatu perusahan untuk melakukan ekspansi bisnisnya.

4. Nilai Tukar

Setiap negara memiliki mata uang yang berbeda, sehingga apabila pada
suatu negara terjadi fluktuasi maka produksi perusahaan asing akan ikut
memengaruhi tingkat pendapatan, karena fluktuasi nilai tukar memngaruhi harga
actual yang dibayarkan oleh pelanggan asing.

5. Risiko Politik dan Undang-Undang

Kebijakan-kebijakan yang diberlakukan oleh pemerintah dalam suatu


negara memang sangat memengaruhi jalannya bisnis negara tersebut. Terlebih
lagi apabila terjadi konflik antara dua negara, contoh Amerika Serikat dengan
Irak. Selama perang irak tahun 2003, protes anti-Amerika sehingga
pemerintahann di Iraak membuat kebijakankebijakan baru seperti mengenakan
pajak lebih atau yang lebih ekstrem adalah mengambil alih anak perusahaan milik
Amerika Serikat. Selain itu, korupsi juga merupakan salah satu bentuk risiko
politik yang memiliki dampak signifikan terhadap perusahaan yang ingin
mencoba menjalankan bisnis di suatu negara. Iklim regulasi juga menjadi salah
satu faktor yang memengaruhi bisnis di suatu negara. Contohnya peraturan yang
dikelurkan oleh negara-negara di eropa yang memberlakukan undang-undang
antipolusi yang lebih ketat, mamaksa anak perusahaan untuk mengeluarkan biaya
tambahan.

12
2.5 Kondisi Global yang dapat memengaruhi Dunia Bisnis

Sebelum adanya pandemi Covid-19, kondisi perekonomian global masih


menunjukkan pertumbuhan yang positif. Walaupun sebelum Covid-19 ini perekonomian
global diselimuti dengan beberapa ancaman yaitu ketegangan geopolitik antara Amerika
Serikat dan Iran, perang dagang antara Amerika Serikat dan Uni Eropa yang dipicu oleh
kesepakatan green deal UE, perang dagang antara Amerika Serikat dan Tiongkok serta
isu brexit yang belum selesai. Namun, secara keseluruhan kondisi ekonomi global
sebelum pandemi Covid-19 masih baik dan prospektif untuk melakukan investasi.

Tidak hanya perekonomian global yang masih positif, sebelum pandemi pun
perekonomian nasional masih cukup baik dilihat dari IHSG pada awal Januari yang
sempat menyentuh angka 6300, hal ini adalah salah satu capaian yang baik dan menarik
bagi Indonesia. Tidak hanya itu prospek ekonomi nasional juga masih stabil, dimana
pertumbuhan ekonomi berada pada level lima sampai lima setengah persen. Kemudian
regulasi-regulasi yang dibuat oleh pemerintah, kondisi rupiah yang cenderungnya lebih
stabil dan cadangan devisa kita yang bagus menjadi daya tarik bagi investor untuk
berinvestasi di Indonesia.

Kondisi Pasar Modal Setelah Pandemi

Virus covid-19 di Indonesia pertama kali ditemukan sekitar awal atau pertengahan
Maret. Setelah virus ini ditemukan tren IHSG menjadi menurun. Karena pada saat itu
muncul isu-isu mengenai Covid-19 yang mulai meluas dari Wuhan ke Jepang, Korea dan
Negara Singapura yang paling dekat dengan Indonesia. Sehingga penurunan ini
menyebabkan IHSG kita mengalami penurunan sampai di bawah level 4000. Penurunan
ini tentunya juga tidak lepas dari sentimen investor yang melihat bahwa pemerintah
Indonesia pada waktu itu belum serius dalam menangani Covid-19 ini sehingga ketika
krisis kesehatan terjadi dan sentimen-sentimen itu ada, membuat para investor lebih
memilih untuk menarik dananya dari pasar modal sehingga hal tersebut tentunya
membuat harga saham mengalami penurunan.

Pengaruh Covid-19 terhadap Pergerakan Pasar Modal


Pergerakan pasar modal apabila ini adalah investasi maka akan sangat dipengaruhi
oleh perusahaan. Ketika PSBB terjadi banyak perusahaan-perusahaan yang kolaps. Jika
kita lihat pada hari ini, perusahaan-perusahaan yang listing di pasar modal, yang

13
berperan di bidang pariwisata semuanya negatif. Sehingga kalau kita lihat, tidak hanya
aspek finansial perusahaan yang terpukul karena pandemi covid-19, namun juga aspek
riil dan fundamental juga ikut terkena imbasnya. Sehingga wajar saja harga saham
sempat jatuh atau bahkan sekarang harga saham performance nya tidak sebaik sebelum
terjadinya pandemi.
Meskipun banyak perusahaan-perusahaan yang tidak mampu bertahan di tengah
kondisi saat ini, namun perusahaan telekomunikasi kinerjanya justru membaik pada masa
pandemi ini. Selama pandemi ini perusahaan Telkomsel, XL, Indosat memiliki laba yang
luar biasa, karena pemakaian internet selama Work From Home (WFH) dan belajar dari
rumah semakin tinggi. Dan beberapa perusahaan yang bergerak di sektor food and
beverage seperti halnya indofood sukses makmur juga cukup baik karena meskipun
pandemi ini melanda, kinerja perusahaannya tetap naik, hal tersebut dikarenakan
perusahaan Indofood memproduksi kebutuhan dasar yang saat ini juga dibutuhkan.

Perilaku Investor dalam Berinvestasi pada Masa Pandemi


Fluktuasi di pasar modal mempengaruhi perilaku investor dalam berinvestasi
karena kita menganalisis pasar modal tidak hanya sekedar melihat angka saja, tetapi kita
juga melihat dari aspek keuangan perilaku atau ekonomi perilaku seorang investor.
Apabila investor tersebut kecenderungannya adalah investor yang menghindari risiko
atau bahkan moderate, maka barangkali investor tersebut akan memilih untuk menarik
dananya dari pasar modal dan kemudian menginvestasikan dananya pada skema atau
instrumen-instrumen investasi yang save haven atau investasi yang memiliki tingkat
risiko rendah misalnya adalah emas. Apabila investor tersebut merupakan investor
yang risk taker mungkin dia akan tetap mempertahankan investasinya.

14
BAB III

PENUTUP

3.1 Kesimpulan

Dari pembahasan yang telah dipaparkan di atas dapat ditarik kesimpulan sebagai berikut:

1. Alasan utama perusahaan melakuakan bisnis internasional adalah untuk menarik


permintaan asing, memanfaatkan teknologi, menggunkan sumber daya yang murah atau
melakukan diversifikasi secara internasional.

2. Metode yang dapat dilakukan perusahaan untuk menjalankan bisnis internasional antara
lain mengimpor, mengekspor, investasi asing, outsourcing dan aliansi strategis.

3. Meskipun hambatan dalam bisnis internasional telah berkurang, namun masih ada
beberapa hambatan terhadap bisnis internasional karena pemerintah masih terus
memberlakukan hambatan perdagangan untuk melindungi perusahaan local.

4. Ketika perusahaan melakukan bisnis di pasar internasional, perusahaan harus mampu


menilai budaya, sistem dan kondisi ekonomi, risiko nilai tukar serta risiko politik dan
undang-undang di pasar tersebut, karena hal ini akan sangat memengaruhi permintaan.

3.2 Saran

Dari pembahasan menilai kondisi global, diharapkan pembaca dapat mengetahui


bagaimana perusahaan yang terlibat dalam bisnis internasional menilai kondisi
lingkungan global yang dapat memengaruhi kinerja perusahaan. Diharapkan juga bagi
para pelaku bisnis internasional dapat menilai kondisi lingkungan global dengan lebih
baik sehingga dapat mengambil keputusan yang tepat bagi bisnisnya.

15
DAFTAR PUSTAKA

https://www.coursehero.com/file/45833790/Menilai-Kondisi-Globaldoc/#question

https://notordinaryblogger.com/3-alasan-perusahaan-terlibat-bisnis-internasional/

https://www.researchgate.net/profile/AdityaWardhana/publication/327068991_Bisnis_Int
ernasional/links/5b76628e92851ca65064f0dc/Bisnis-Internasional.pdf

https://www.coursehero.com/file/45833790/Menilai-Kondisi-Globaldoc/#question

https://www.coursehero.com/file/45833790/Menilai-Kondisi-Globaldoc/#question

https://fecon.uii.ac.id/blog/2020/08/01/investasi-sebelum-dan-sesudah-pandemi-covid-
19-bagaimana-pengaruhnya/

Anda mungkin juga menyukai