Anda di halaman 1dari 2

Transkrip Indept Interview

Nama : Jamiati(Tetangga Pasien DM)

Umur : 45

Alamat : Jalan Batan Timur III, Semarang

1. Apakah ada perkumpulan/organisasi tentang kesehatan atau penyakit-penyakit

tertentu?

Tidak ada, disini kalau masalah kesehatan kurang begitu itu mbak. Ada posyandu

lansia sama posyandu balita aja yang dateng nggak begitu banyak mbak. Biasanya

posyandunya di RW mbak, jadi ndak banyak yang ikut, pada sibuk masing-masing, kerja

dan lain-lainnya, ada juga beberapa yang takut disuntik.

2. Apakah anda mengetahui warga /tetangga yang menderita sakit diabetes militus?

Iya tau mbak, tapi tidak semuanya tau. Kadang ada yang tertutup dan tidak mau

cerita masalahnya, kadang kita hanya tau pas sudah dirawat di rumah sakit saja pas

jenguk itu, selebuhnya pas kontrol atau pas berobat biasa kita seringnya nggak tau mbak.

Kadang mereka tidak cerita.

3. Bagaimana tanggapan warga/tetangga ketika ada tetagga yang sakit?

Warga di sini semuanya pada guyub, kalau ada yang sakit gitu ya langsung jengukin

pernah itu tetangga sakit ya langsung jenguk. Ya walaupun kalo yang nganter ya

keluarganya sendiri, tapi ya setidaknya antar bertetangga ya kita saling peduli.

4. Apakah ada pemeriksaan kesehatan terkait diabetes militus?

Adanya ya pas posyandu lansia itu mbak, tapi ya jarang ada yang ikut, jadi ndak

semua yang di cek kesehatannya atau diabetesnya, cuman yang mau aja. Saya rasa itu

pemberitahuan dan ajakannya dari petinggi kelurahan atau puskesmasnya sendiri juga
kurang mbak, makanya warga kurang tertarik, padahal setau saya pemeriksaan dan

pengecekan semuanya gratis. Apa mungkin perlu ada kaliamat wajib ya mba biar semua

pada ikut, atau dikasih kartu biar rajin ke posyandu lansianya

5. Adakah mitos atau kepercayaan terkait Diabetes Militus?

Ya bukan mitos sih mbak, tapi ya kayak kepercayaan kalo minum pahitan itu bisa

nurunin diabetes, padahal saya sendiri juga belum tau itu bener atau tidak. Soalnya dari

puskesmas nya sendiri belum pernah penyuluhan tentang diabetes. Yang mana yang

boleh di minum, yang mana yang tidak boleh diminum, atau yang mana yag benar bisa

menurunkan gula atau yang mana yang cuman mitos aja.

Sebaiknya pihak puskesmas itu penyuluhannya saampe ke tingkat RT, biasanya

cuman tingkat kelurahan trus diambil beberapa orang tiap RT buat nyampein ke tingkat

RT. Padahal kan pemahaannya mungkin beda mbak, yang disampaikan oleh kader itu

kan cuman yang mereka dengar saja, kaalau ada pertanyaan-pertanyaan lain kan mereka

ndak tau jawabannya. Atau mungkin tetap yang menyakpaikan itu dari kader, taapi pihak

puskesmas ya tetapdampingi, biar kalau ada apa-apa itu jelas dan bisa ditanyakan.

Anda mungkin juga menyukai