Penelitian Rencana Pembuatan Bendung Gagayam Kecamatan Kelumpang Hilir Kabupaten Tanah Bumbu Fathurrahman, Hudan Rahmani
Penelitian Rencana Pembuatan Bendung Gagayam Kecamatan Kelumpang Hilir Kabupaten Tanah Bumbu Fathurrahman, Hudan Rahmani
ABSTRAK
Perkembangan ilmu irigasi sekarang ini, sehingga banyak ditemukan cara untuk menghitung
kebutuhan air, oleh sebab itu perlu membuat permodelan untuk menghitung kebutuhan air untuk
tanaman padi khususnya untuk daerah pertanian irigasi Gagayam dan sekitarnya dengan cara baru
yang dianjurkan. Dalam salah satu upaya pemerintah untuk mengembangkan lahan irigasi
yang cukup potensial untuk memenuhi kebutuhan masyarakat sekitar adalah dengan
menyelenggarakan Proyek Desain bendung Gagayam Kecamatan Kelumpang Hilir
Kabupaten Tanah Bumbu seluas 710 Ha. Daerah lokasi irigasi berada pada lereng pegunungan
yang cukup bervariasi ketinggiannya sehingga kesulitan terhadap pembagian air yang cukup merata
dalam pengaturannya. Tujuan dan manfaat penelitian ini adalah mengetahui besarnya
kebutuhan air irigasi tanaman padi pada saat ini, untuk pengoperasian pintu-pintu air irigasi, dan
untuk menerapkan suatu model perhitungan kebutuhan air tanaman. Perencanaan bendung atau
bendungan air ini dalam pra-rencananya sudah memenuhi unsur teknis yaitu dari data
topografi atau kantor tanah dia berada di lereng landau pegunungan Meratus, air hujan
akan mengalir melalui daerah aliran sungai (DAS) Gagayam dan kelanjutan dari studi
visibility atau kelayakan ini akan didukung oleh kesediaan data antara lain: Hidrologi.
Klimatologi di Sungai Malang, curah hujan, debit banjir tahunan, faktor dari evaporasi dan
kondisi tanah yang akan menjadi lahan pertanian atau perkebunan. Ternyata semuanya
memenuhi unsur syarat yang ditentukan sehingga pembangunan bendung layak dilakukan. Adapun
tipe bendung dan pelengkapnya ditentukan dari tersedianya dana oleh pemerintah dari kemampuan
pengaliran 710 Ha sampai 3000 Ha.
ABSTRACT
In the development of irrigation science nowadays, the way to calculate the need of water can be
found, so it is necessary to make a model to quantify water need for paddy plants particularly for
the area of farm irrigation in Gagayam and its surrounding with the suggested new way. One of
the government efforts to develop quite potential irrigation area to fulfill the society’s need
is by conducting the project of Gagayam dam design, Kelumpang Hilir District, Tanah
Bumbu Regency as much as 710 Ha. The area of irrigation is located at mountain slopes with
various heights so the distribution can be balanced. The objectives and the significances of this
study are as follows to investigate the amount of water need for paddy irrigation nowadays, to
operate water doors of irrigation, and to apply a model of quantification for plants’ water. The
preliminary planning of the water dam has fulfilled the technical elements, namely from
topographic data on the slopes of Meratus Mountain. Rain water will flow through the watershed
of Gagayam river and the continuation of this study’s feasibility will be supported by the
availability of data, namely hydrology, climatology in Malang River, rainfall, annual flood, factors
of evaporation and soil conditions that will become agricultural land or plantation. All the
components have fulfilled the predetermined requirements, so the dam construction is suitably
conducted.The type of the dam and its complement are determined by the availability of the fund by
the government as viewed from irrigation capability of 710 Ha to 3000 Ha.
141
Jurnal TRANSUKMA Volume 02 Nomor 02 Juni 2017 ISSN cetak 2502-1028
Keywords: Dam, Topography, Hydrology Data, Evaporation
142
Penelitian Rencana Pembuatan Bendung Gagayam Kecamatan Kelumpang Hilir
Kabupaten Tanah Bumbu
4. Peningkatan hasil pertanian yang kebutuhan air irigasi erat sekali
dirasakan langsung oleh masyarakat hubungannya dengan pola tata tanam
petani. yang akan diberlakukan di daerah
terkait.
2. TINJAUAN PUSTAKA 3. Drainase Daerah Irigasi
2.1 Sistem Irigasi (Landasan Teori) Sistem drainase di daerah irigasi pada
Dalam perencanaan irigasi sudah banyak umumnya akan mengalir dengan
sekali peraturan-peraturan yang membuat alur tersendiri dan mengalir
dikeluarkan oleh Pemerintah untuk dipakai ketempat yang lebih rendah.
sebagai salah satu acuan perencanaan.
Disamping itu beberapa faktor dibawah ini 4. Debit Banjir Rancangan
juga menjadi pertimbangan pokok di dalam Dalam perencanaan bendung Gagayam
perencanaan. desain yang direncanakan mengacu
pada kriteria yang berlaku seperti:
2.2 Peraturan dan Perizinan Debit banjir rancangan dengan kala
Perencanaan peningkatan sawah tadah ulang 50 tahun
hujan untuk dapat menjadi sawah beririgasi Rumus-rumus empiris yang
teknis, beberapa Peraturan Pemerintah dan dipergunakan mengacu pada buku
Perundang-undangan Pemerintah akan KP (Kriteria Perencanaan) Buku I
menjadi acuan di dalam perencanaan ini, s/d IV dan memperhatikan butir 4.2.
acuan tersebut antara lain: Analisa hidrologi mengacu pada
1. Undang-undang (UU) No.11/1974 data yang tersedia di setiap stasiun
tentang Pengairan. hujan yang terkait.
2. Peraturan Pemerintah (PP) No. 22/1982
tentang Tata Peraturan Air, yang 5. Survey Investigasi
merupakan penjabaran dari UU No. Survey investigasi dilakukan pada
11/1974. lokasi bendung Gagayam, serta
3. Peraturan Pemerintah (PP) No.23/1982 dilakukan investigasi geoteknik untuk
tentang irigasi. mengetahui karakteristik tanah yang
4. Peraturan Menteri Pekerjaan Umum ada di lokasi bendung. Survey topografi
No. 48/1990 tentang Tata Cara dilaksanakan meliputi luas daerah
Perizinan Pemakaian Air. irigasi dan juga detail dari rencana
5. Peraturan Pemerintah Republik lokasi bangunan bendung.
Indonesia No. 20 tahun 1990 tentang
Pengendalian Pencemaran Air. 2.4 Kriteria Perencanaan Bendung
Beberapa kriteria dalam perencanaan
2.3 Faktor-Faktor yang Harus bendung Gagayam yang diperhatikan
Diperhatikan dalam Perencanaan antara lain:
1. Pola Tata Tanam 1. Bendung dibangun di ruas sungai
Faktor penting dan harus menjadikan Gagayam tepatnya di bawah
pertimbangan di dalam perencanaan pertemuan sungai Gagayam dengan
sistem irigasi adalah tata tanam yang anak sungai.
sudah dibakukan oleh Pemerintah 2. Sawah tertinggi yang akan diairi
Daerah setempat. berada pada elevasi + 57,70.
3. Lokasi bendung sedemikian rupa
2. Kebutuhan Air Irigasi sehingga trase saluran primer dapat
Kebutuhan air irigasi adalah kebutuhan dibuat sesederhana mungkin dan
air untuk mengairi areal/lahan sawah ekonomis.
suatu jaringan irigasi dengan satuan 4. Beda tinggi energi diatas bendung
1/det/ha. Penentuan besar kecilnya dibatasi sampai setinggi 6,0 meter.
143
Jurnal TRANSUKMA Volume 02 Nomor 02 Juni 2017 ISSN cetak 2502-1028
5. Topografi pada lokasi bendung 2.6 Analisa Hidrologi
yang direncanakan. A. Ketersediaan Data Hidrologi
6. Kondisi geologi untuk sub base Dalam perencanaan bangunan air
pondasi. analisa hidrologi merupakan salah satu
7. Metode pelaksanaan (di luar atau di tahapan pekerjaan yang amat mendasar.
dalam sungai) Analisa hidrologi bertujuan untuk
8. Bendung Gagayam dilengkapi mendapatkan data bagi analisa
dengan pintu penguras untuk selanjutnya seperti analisa irigasi,
membilas sedimen di muka pintu agronomi, dan juga desain bangunan air
pengambilan. pada jaringan irigasi yang
9. Panjang dan tinggi tanggul banjir direncanakan.
disesuaikan dengan analisa banjir
rencana yang lewat di alas Analisa Klimatologi
pelimpah. Analisa klimatologi meliputi analisa
terhadap suhu udara, kelembaban udara,
2.5 Survey Topografi dan Investigasi kecepatan angin dan juga analisa
Topografi daerah studi dan sekaligus kecerahan matahari.
investigasi geoteknik merupakan modal
utama di dalam perencanaan sistem irigasi, Adapun karakteristik klimatologi
oleh karenanya kegiatan ini dilaksanakan daerah irigasi tersebut seperti berikut:
pada awal-awal bulan sebelum proses 1. Suhu Udara
perencanaan dilakukan. 2. Kelembaban udara
3. Kecepatan Angin
A. Survey Topografi 4. Penyinaran Matahari
Pengukuran topografi yang
dilaksanakan meliputi daerah di sekitar Analisa Hujan Daerah
Desa Bulak Balik, Kecamatan Upau Analisa hujan daerah dalam studi ini
Kabupaten Tabalong. meliputi analisa hujan andalan dan
1. Peralatan yang Digunakan analisa hujan rencana Sebelum lebih
2. Pelaksanaan Pengukuran Topografi jauh melakukan analisa hujan tersebut
a. Pekerjaan tak langsung diatas, maka perlu terlebih dahulu
(pekerjaan persiapan) diteliti tentang keberadaan data hujan
b. Pekerjaan Langsung yang akan dianalisa Dalam studi
c. Pengukuran Patok perencanaan bangunan irigasi ini
d. Pengukuran Poligon dengan mempertimbangkan lokasi dan
e. Pengukuran Leveling. tingkat kepentingan analisa hujan
f. Pengukuran Situasi daerah maka ditetapkan stasiun hujan
untuk daerah irigasi Gagayam.
B. Investigasi Geoteknik
Pekerjaan Investigasi terhadap daerah B. Analisa Hujan Rencana
studi diprioritaskan pada lokasi-lokasi Untuk menentukan hujan rencana perlu
rencana bangunan seperti Bendung, dan dilakukan analisa frekuensi terhadap
lain-lain bangunan terkait. data hujan harian maksimum yang
1. Lokasi Pemboran terjadi setiap tahunnya Hujan rencana
2. Proses Pemboran ini berfungsi sebagai data masukan
3. Pekerjaan Laboratorium untuk menghitung debit banjir rencana
apabila dalam perencanaan bangunan
tidak didapatkan data banjir tahunan
dengan mentransfer data hujan rencana
akan didapatkan banjir rencana Metode
144
Penelitian Rencana Pembuatan Bendung Gagayam Kecamatan Kelumpang Hilir Kabupaten
Tanah Bumbu
yang digunakan untuk menghitung 5. Curah hujan efektif
hujan rencana adalah Gumbel.
Debit Banjir Rencana Kebutuhan air disawah dinyatakan dalam
Debit banjir rencana merupakan salah mm/hari atau lt/dl/ha. Kebutuhan air belum
satu hasil analisa yang sangat penting termasuk efisiensi di jaringan tersier utama
dalam menunjang kebutuhan data Efisiensi dihitung dalam kebutuhan
perencanaan/desain bangunan pengambilan air irigasi.
pengairan. Debit banjir rencana dalam
studi ini dipergunakan dalam Faktor yang mempengaruhi kebutuhan air
menentukan dimensi Bendung tanaman:
Gagayam. Debit banjir rencana 1. Topografi
digunakan untuk menentukan profil 2. Hidrologi
pelimpah bendung, selain itu juga 3. Klimatologi
digunakan untuk menentukan tinggi
puncak tanggul bendung. 2.9 Keseimbangan Air dan Faktor K
Meskipun telah dilakukan analisa debit
2.7 Evaporasi andalan yaitu menghitung ketersediaan air
Evaporasi merupakan proses penguapan di titik pengambilan bendung, namun masih
yang terjadi di atas pemukaan bumi, proses perlu dilakukan peninjauan terhadap
evaporasi ini akan mempengaruhi keseimbangan antara debit yang tersedia
keseimbangan air pemukaan seperti air dengan kebutuhan air di pintu pengambilan.
sungai, waduk, laut dan lain-lainnya. Proses Hal ini penting artinya untuk mengetahui
evaporasi dipengaruhi faktor klimatologi tingkat kemampuan air yang ada dalam
seperti suhu udara, kecepatan angin, mencukupi kebutuhan air irigasi.
kelembaban udara, dan lama penyinaran
matahari di lokasi daerah tinjauan. 3. HASIL DAN PEMBAHASAN
3.1 Mendapatkan Nilai Debit (Q)
Dalam studi ini metode perhitungan Didapatkan suatu nilai debit (Q) pada
evaporasi menggunakan cara Penmann. analisa perhitungan dimana nilai Qitu
Metode ini banyak mempertimbangkan diambil presentasinya ini untuk melindungi
faktor klimatologi sehingga hasil bangunan dari banjir sampai mencapai hilir
perhitungan dianggap paling mendekati sungai Gagayam dan anak sungainya, debit
kenyataan yang ada dibanding dengan banjir sungai Jaing dibatasi hanya sebesar
metode lain. 65% yaitu:
Sal.
0 –3
q = –3
BBJ0,10
71
BBJ0,10
71
–4
BBJ0,01
42,14 46 101 0,16
= =2,04 m3/dt Gambar 5 Skema Jaringan Irigasi di
20,64
Gagayam
3 q2 3 2,04)2
dc = √ =√ = 0,754 m Jenis Bangunan Irigasi (bangunan
g 9,81
pengambilan)
Elevasi disekitar pelimpah=+ 58,00 m
146
Penelitian Rencana Pembuatan Bendung Gagayam Kecamatan Kelumpang Hilir Kabupaten
Tanah Bumbu
Bangunan pengambilan berupa Pintu pengambilan bendung
bendung, hal ini didasarkan pada Gagayam berlokasi di sebelah
topografi dan juga kondisi sungai kiri bendung dengan lebar pintu
yang ada. Bendung Gagayam 3.00 m. Elevasi dasar pintu t
mempunyai lebar pelimpah 20 57,65 dan tinggi bukaan
meter, yang dilengkapi dengan maksimum pintu sesuai dengan
pintu penguras sedimen dan sebuah kebutuhan air irigasi
pintu pengambilan/sadap.
Pintu Penguras
2. Dimensi Bendung Gagayam Lebar pintu penguras 2 meter
Elevasi Mercu Bendung dan tinggi bukaan 1 meter.
Elevasi sawah tertinggi yang
memungkinkan untuk diairi 3. Luas Daerah Irigasi
berdasarkan hasil pengukuran + Luas daerah irigasi yang
57,65, dengan mengasumsikan dikembangkan untuk tahap pertama
bahwa kehilangan tinggi seluas 250 Ha, sedangkan luas
disaluran dan bangunan irigasi daerah irigasi potensial 640 Ha.
0,35 meter maka diperlukan
elevasi mercu bendung pada +
4. KESIMPULAN
58,00 m. 1. Untuk perencanaan desain bendung
Gagayam menggunakan desain banjir
Dimensi Mercu Bendung rencana 50 tahun.
Dimensi mercu bendung 2. Debit maksimum yang terjadi 120,41
Gagayam didasarkan debit m3
banjir dengan kala ulang 50 3. Pelimpah samping direncanakan type
tahunan sebesar 120,41 m³/dt, Ogge dengan kemiringan hulu tegak
sedangkan tipe mercu bendung lurus.
ditetapkan dengan tipe Ogee. 4. Panjang total pelimpah samping =
21,00 m.
Kolam Peredam Energi 5. Panjang kolam peredam energi = 9 m,
Lebar pelimpah bendung dapat dipeipendek dengan blok-blok
Gagayam direncanakan 17 halang dan blok-blok muka sepanjang
meter dengan satu buah lubang 5,50 m.
pintu penguras. Lebar pintu 6. Luas lahan sawah yang akan
penguras 2.00 meter dan tebal dikembangkan seluas 640 Ha dari
pilar 1,00 meter, sehingga total rencana pengembangan yang sekarang
lebar kolam peredam energi 20 ini seluas 250 Ha.
meter.
Tinggi Pengambilan/Sadap
DAFTAR PUSTAKA
Imam Suburkah, 1990, Hidrologi untuk Perencanaan Bangunan Air. Bandung : Idea Dharma.
147
Jurnal TRANSUKMA Volume 02 Nomor 02 Juni 2017 ISSN cetak 2502-1028
Suwarno, 1979, Hidrologi Pengukuran dan Pengolahan Data Aliran, Bandung : NOVA.
148
Penelitian Rencana Pembuatan Bendung Gagayam Kecamatan Kelumpang Hilir Kabupaten
Tanah Bumbu