Diterbitkan Oleh :
REVIEWER
M.Radifar M.Biotech
PROSIDING
Alamat Institusi
Email:d3trr.gunabangsayogyakarta@gmail.com
ii
KATA PENGANTAR
Puji syukur kami panjatkan kehadirat Tuhan Yang Maha Esa, atas petunjuk
dan Karunia-Nya sehingga dapat diterbitkan Prosiding Seminar Regional Radiologi I
dengan mengambil Tema “Implementasi Msct Dan Mri Dalam Screening,
Diagnosis Dan Teraphy Planning Pada Pasien Kanker”. Penerbitan prosiding ini
merupakan dokumentasi karya ilmiah para peneliti dari berbagai disiplin ilmu yang
berkaitan dengan kesehatan dan telah dipresentasikan pada tanggal 27 Januari 2018 di
Hotel Grand Serela Yogyakarta.
Seminar dan presentasi ilmiah ini diselenggarakan yang ke I dan akan menjadi
kegiatan rutin tahunan di program studi diploma tiga teknik radiodiagnostik dan
radioterapi STIKES Guna Bangsa Yogyakarta dengan tujuan untuk mengetahui
perkembangan aktivitas penelitian yang telah dicapai oleh para peneliti di bidang
kesehatan. Pembukaan kegiatan seminar regional radiologi dan presentasi ilmiah
dilakukan oleh Ketua STIKES Guna Bangsa Yogyakarta dr., R. Soerjo Hadijono,
SpOG(k), DTRM&B(Ch) dan dilanjutkan dengan ceramah umum I dengan judul
INTERPRETASI MRI ONCOLOGY DARI SEGI SCREENING,DIAGNOSIS DAN
THERAPHY PLANNING oleh Dr. Elia Aditya B.K., Sp.Onk.Rad, ceramah umum II
oleh Franky Jacobus Dimpudus, M.MagRes. Tech dengan judul MRI ONCOLOGY
DALAM SCREENING, DIAGNOSIS DAN THERAPHY PLANNING, ceramah
umum III oleh Wahyu Widhianto S.Si dengan judul PERKEMBANGAN
TEKNOLOGI MRI DALAM SCREENING, DIAGNOSIS DAN THERAPHY
PLANNING.
Di dalam buku prosiding ini berisi karya tulis ilmiah yang telah
dipresentasikan dalam seminar regional radiologi I sebanyak 10 makalah yang
disampaikan dalam siding oral dan parallel. Karya tulis ilmiah tersebut berasal dari
STIKES Guna Bangsa (3), UNDIP (3), STIKES Jendral A.Yani (1), UII (1), UNAIR
(1), RS. Kasih Ibu Bali (1). Prosiding ini telah melalui proses penilaian dan editing
oelh dewan editor serta dilengkapi dengan diskusi dan tanya jawab pada saat seminar
berlangsung.
Semoga penerbitan prosiding ini dapat bermanfaat sebagai bahan acuan untuk
lebih memacu dan mengembangkan penelitian yang akan datang. Kepada semua
pihak yang telah ikut membantu penerbitan prosiding ini kami ucapkan terima kasih.
Editor
iii
SAMBUTAN
KETUA PROGRAM STUDI D3
TEKNIK RADIODIAGNOSTIK DAN RADIOTERAPI
STIKES GUNA BANGSA YOGYAKARTA
iv
ISSN 2620-8040
DAFTAR ISI
Halaman Cover i
Editor ii
Pengantar Editor iii
Sambutan Kepala Prodi D3 Teknik Radiodiagnostik dan Radioterapi iv
Daftar isi v-vi
PENGARUH PENERAPAN METODE DISCHARGE PLANNING TERHADAP 1-7
KESIAPAN KELUARGA DALAM MERAWAT PASIEN STROKE
Jennifa, Agus Santoso
Prodi Magister Keperawatan Universitas Diponegoro
v
ISSN 2620-8040
vi
PROSIDING
SEMINAR REGIONAL RADIOLOGI I
Yogyakarta, 27 Januari 2018
ABSTRAKS
PENDAHULUAN
Stroke adalah suatu keadaan yang fisik (Apriwanto, 2008). Orang Amerika
timbul karena terjadi gangguan peredaran yang mengalami stroke baru dan stroke
darah di otak yang menyebabkan berulang setiap tahunnya diperkirakan
terjadinya kematian jaringan otak mencapai sekitar 780.000 orang. Terdapat
sehingga penderita menderita kelumpuhan lebih dari 5 juta pasien stroke hidup, 50%
atau kematian [6]. Stroke saat ini sampai 70% pasien dapat kembali seperti
merupakan penyebab kematian kedua kondisi semula dan sebanyak 30%
terbanyak di seluruh dunia setelah mengalami cacat permanen. Sebagian
penyakit jantung dan menempati urutan besar pasien stroke tersebut dirawat oleh
pertama dalam hal penyebab kecacatan anggota keluarganya dirumah. Rata-rata
waktu bertahan setelah stroke pertama terdekat pasien. Mereka harus benar-benar
bagi individu usia 60-69 tahun adalah 6,8 siap dengan segala sesuatu yang harus
tahun untuk pria dan 7,4 tahun untuk mereka lakukan nanti ketika pasien
wanita. Pasien yang berusia lebih tua dari dipulangkan dari rumah sakit [6].
usia 80 tahun rata-rata waktu bertahan 1,8 Peran keluarga sangat penting
tahun untuk pria dan 3,1 tahun untuk dalam tahap-tahap perawatan kesehatan,
wanita [5]. Menurut WHO (2013), mulai dari tahapan peningkatan kesehatan,
Indonesia telah menempati peringkat ke- pencegahan, pengobatan, sampai dengan
97 dunia untuk jumlah penderita stroke rehabilitasi. Dukungan sosial dan
terbanyak dengan jumlah angka kematian psikologis sangat diperlukan oleh setiap
mencapai 138.268 orang atau 9,70% dari individu di dalam setiap siklus kehidupan,
total kematian yang terjadi pada tahun dukungan sosial akan semakin dibutuhkan
2013. pada saat seseorang sedang menghadapi
Jumlah penderita penyakit stroke di masalah atau sakit, disinilah peran anggota
Indonesia tahun 2013 berdasarkan keluarga diperlukan untuk menjalani
diagnosis tenaga kesehatan (Nakes) masa-masa sulit dengan cepat [2]. Salah
diperkirakan sebanyak 1.236.825 orang satu dukungan keluarga yang dapat di
(7,0%), sedangkan berdasarkan diagnosis berikan yakni dengan melalui perhatian
Nakes/gejala diperkirakan sebanyak secara emosi, diekspresikan melalui kasih
2.137.941 orang (12,1%). Berdasarkan sayang dan motivasi anggota keluarga
diagnosis Nakes maupun diagnosis/ yang sakit agar terus berusaha mencapai
gejala, Provinsi Jawa Barat memiliki kesembuhan [8].
estimasi jumlah penderita terbanyak yaitu Perawat mempunyai peranan yang
sebanyak 238.001 orang (7,4%) dan sangat besar dalam memberikan dukungan
533.895 orang (16,6%), sedangkan dan asuhan keperawatan pada pasien
Provinsi Papua Barat memiliki jumlah stroke dan keluarganya. Peranan perawat
penderita paling sedikit yaitu sebanyak dimulai dari tahap akut hingga tahap
2.007 orang (3,6%) dan 2.955 orang rehabilitasi serta pencegahan terjadinya
(5,3%). komplikasi pada pasien stroke, sedangkan
Stroke adalah penyakit yang peran utama perawat terhadap keluarga
membutuhkan perawatan jangka panjang pasien adalah meningkatkan koping
(long-term support). Hal ini dikarenakan keluarga melalui penyuluhan kesehatan.
adanya tingkat ketergantungan yang tinggi Dalam menigkatkan kesiapan
pada pasien stroke yang disebabkan oleh keluarga dalam melakukan perawatan bagi
kecacatan mereka. Oleh karena itu pasien post stroke, sangat bergantung pada
perawatan jangka panjang perlu diberikan kualitas penatalaksanaan dan asuhan yang
untuk memperbaiki kualitas hidup pasien, diberikan. Sehingga dibutuhkan peran
baik setelah pasien dipulangkan atau serta tenaga kesehatan dalam hal ini
dipindahkan ke fasilitas kesehatan yang adalah perawat. Perawat melibatkan
lainnya. Orang yang paling berperan keluarga agar memiliki pemahaman
penting dalam pelaksanaan perawatan tentang proses penyakitnya, mengetahui
jangka panjang adalah keluarga atau orang cara penanganan serta kontinuitas
2| PISSN 2620-8040 Jennifa, dkk
SYSTEMATIC REVIEW PENGARUH PENERAPAN METODE DISCHARGE PLANNING
TERHADAP KESIAPAN KELUARGA DALAM MERAWAT PASIEN STROKE
systematic review ini ditunjukkan dalam Desain penelitian dari 3 artikel yang
tabel 1. dilakukan review adalah 2 artikel dengan
Tabel 1. Strategi Pencarian Literatur
desain RCT (Randomized Control Trial)
Mesin pencari Ebsco Pubmed Google dan 1 artikel dengan desain Quasi
Host Scholar Eksperiment. Tahun publikasi yaitu 2
Hasil penelusuran 21 77 86
artikel di publikasi tahun 2006 dan 1
Fulltext,pdf,2006-2016 6 48 62
Judul yang sama 2 2 1 artikel di publikasi tahun 2015.
Eligible sesuai kriteria 1 1 1 Karakteristik studi ditampilkan dalam
inklusi dan ekslusi
tabel 2.
Result 3
Tabel 2. Karakteristik Studi
Metode Pengkajian Kualitas Studi Author Participants Intervensi Outcome
Dalam melakukan pengkajian Utama Kontrol
(Discharge
kualitas studi dari artikel yang di review, planning)
penulis menggunakan TOOLS yang Giosa Intervensi (n Menggunakan Media p < 0,020
et al = 23) media audio visual (sangat
dikembangkan oleh Critical Appraisal
(2006) Kontrol(n= visual aids aids signifika
Skills Programme (CASP) yang diakses 22) n)
dari www.casp-uk.net . Hasil kualitas Keluarga dari
pasien stroke
studi ini tidak akan mempengaruhi hasil Lutz BJ Intervensi (n Family- Dischar p < 0,001
sistematic review, pengkajian kualitas (2006) = 20) centered ge (sangat
studi hanya digunakan untuk melihat Kontrol(n= approach plannin signifika
20) model g sesuai n)
seberapa jauh tingkat atau kualitas artikel Keluarga dari standar
yang digunakan. pasien stroke. RS.
Damaw Intervensi (n Family Dischar p < 0,009
Cara Ekstraksi Data iyah = 14) Centered ge (Sangat
(2015) Kontro(n= Nursing plannin signifika
Ekstraksi data dilakukan oleh 14) g sesuai n)
mahasiswa Program Studi Magister Keluarga dari standar
pasien stroke. RS.
Keperawatan Universitas Diponegoro
angkatan 2016. Data diekstraksi dengan
Metode Penerapan Discharge Planning
melihat isi artikel. Ekstraksi ini
menganalisa data berdasarkan 4 tema Metode penerapan discharge
yaitu Author, Participan, Intervention, dan planning yang digunakan pada masing-
Outcome. masing artikel memiliki perbedaan.
Sintesis Data Pengaruh discharge planning yang
Data-data ditampilkan secara dilakukan dengan media audio visual aids
naratif. Penyajian data meliputi [4]. Discharge planning dengan
karakteristik artikel, intervensi discharge pendekatan Family-centered approach
planning, dan kesiapan keluarga setelah di model dengan tahapan melakukan
lakukan discharge planning. pengkajian dan analisa kemampuan
keluarga dalam melakukan perawatan
HASIL
pada pasien stroke [7]. Lalu melakukan
Karakteristik studi
discharge planning sesuai dengan hasil
4| PISSN 2620-8040 Jennifa, dkk
SYSTEMATIC REVIEW PENGARUH PENERAPAN METODE DISCHARGE PLANNING
TERHADAP KESIAPAN KELUARGA DALAM MERAWAT PASIEN STROKE
analisa tentang kebutuhan keluarga dalam terkait perawatan pasien stroke di rumah.
melakukan perawatan pada pasien stroke. Video yang diberikan rata-rata berdurasi
Penelitian dengan melakukan discharge 10-15 menit untuk setiap materi yang
planning menggunakan pendekatan disampaikan. Kekurangan metode
Family Centered Nursing yaitu keluarga discharge planning yang menggunakan
difasilitasi untuk dapat menjadi pusat audio visual aids adalah apabila keluarga
keperawatan yang dapat memberikan yang merawat pasien stroke sudah berusia
perawatan kepada anggota keluarga yang lanjut dan telah memiliki gangguan pada
sakit [1]. Hal ini didasarkan dari sistem persepsi sensori [4].
perspektif bahwa keluarga adalah unit Pada penelitian discharge planning
dasar dari perawatan individu dalam dengan pendekatan Family-centered
keluarga. approach model juga menunjukkan
pengaruh yang signifikan. Penerapan tidak
Hasil Penerapan Discharge Planning
memerlukan alat khusus untuk
Dari ketiga artikel yang telah di melakukannya. Intervensi dilakukan
review, didapatkan hasil bahwa penerapan dengan melakukan pengkajian dan analisa
discharge planning berpengaruh dalam kemampuan keluarga dalam melakukan
meningkatkan kesiapan keluarga dalam perawatan pada pasien stroke [7]. Lalu
merawat pasien stroke, dengan nilai p melakukan discharge planning sesuai
sangat signifikan. dengan hasil analisa tentang kebutuhan
PEMBAHASAN keluarga. Family-centered approach
model hanya terbatas terhadap hasil
Kelebihan dan Kekurangan Artikel pengkajian dan analisa kemampuan
Kelebihan artikel penelitian yang di keluarga yang diperoleh perawat
review adalah keseluruhan artikel sebelumnya. Peran keluarga dalam
menunjukkan bahwa penerapan discharge melakukan perawatan langsung terhadap
planning menunjukkan hasil yang pasien selama di rumah sakit kurang
signifikan terhadap kesiapan keluarga difasilitasi.
dalam merawat pasien stroke. Intervensi dengan pendekatan
Intervensi discharge planning yang Family Centered Nursing, dilakukan
dilakukan dengan menggunakan media dengan memfasilitasi keluarga untuk dapat
audio visual aids menunjukkan hasil yang menjadi pusat keperawatan yang dapat
signifikan terhadap kesiapan keluarga. memberikan perawatan kepada anggota
Penggunaan audio visual aids efektif keluarga yang sakit. Keluarga diberikan
sebesar 86% untuk dalam meningkatkan informasi kesehatan tidak hanya saat
pemahaman keluarga saat diberikan pasien akan pulang. Tetapi sejak awal
informasi kesehatan tentang perawatan perawatan pasien. Keluarga juga di
pasien stroke [4]. Pada metode ini libatkan selama proses perawatan pasien
discharge planning diberikan dengan di rumah sakit. Sehingga tingkat
media audio-visual, menggunakan sebuah kemandirian keluarga dalam perawatan
video yang berisi tentang segala informasi pasien dirumah meningkat [1].
Kelebihan dan Kekurangan Review yang ada dengan baik sehingga tahap
kemandirian keluarga yang tertinggi
Kelebihan dari review ini adalah
dalam melakukan perawatan pada pasien
keanekaragaman metode pendekatan yang
dapat tercapai.
yang digunakan dalam penerapan
discharge planning dapat dipilih untuk DAFTAR PUSTAKA
dapat diimplementasikan di pelayanan
[1] Damawiyah. 2015. Pengaruh
kesehatan. Artikel penelitian yang
Penerapan Discharge Planning
dilakukan review dilaksanakan di
Dengan Pendekatan Family Centered
beberapa negara yang berbeda yaitu
Nursing Terhadap Motivasi dan
Amerika, Canada, dan Indonesia.
Kesiapan Keluarga Dalam Merawat
Sehingga diharapkan penerapan discharge
Pasien Stroke Pasca Akut di RS.
planning dapat dengan mudah untuk
Islam Surabaya. Tesis. Magister
diimplementasikan di pelayanan kesehatan
Keperawatan. Universitas Indonesia.
yang ada di Indonesia. Kekurangan dari
[2] Effendi, F & Mahfudi. Keperawatan
proses review ini adalah hanya melakukan
Kesehatan Komunitas Cetakan
review pada 3 artikel penelitian saja. 2
Pertama. Jakarta : Salemba Medika.
artikel penelitian RCT dan 1 artikel
2009.
penelitian quasi experiment. Bisa yang
[3] Febrie. Gambaran Fungsi Kognitif
dapat terjadi yaitu tingkat subjektifitas
Pada Pasien Stroke Post Opname di
dalam review ini. Karena review hanya
Poliklinik.
dilakukan oleh satu reviewer saja,
http://www.Academia.edu.2013.
sehingga tidak ada proses diskusi.
Diakses tanggal 03 Desember 2016.
[4] Giosa et al. 2006. An Examination of
KESIMPULAN
Family Caregiver Experiences
Penerapan discharge planning dapat during Care Transitions of Stroke
meningkatkan kesiapan pasien dan Patient.
keluarga secara fisik, psikologis, dan [5] Haugh. Long-term Care for The
sosial ; meningkatkan kemandirian klien Stroke Patient in Family Home Care.
dan keluarga ; meningkatkan perawatan http://www.annalsoflongtermcare.co
yang berkelanjutan pada pasien ; m/article/9026.2018. Diakses tanggal
membantu pasien dan keluarga memiliki 03 Desember 2014.
pengetahuan dan keterampilan serta sikap [6] Lanny. All About Stroke Hidup
dalam memperbaiki serta Sebelum dan Pasca Stroke. Jakarta :
mempertahankan status kesehatan pasien. PT. Elex Media Komputindo. 2013.
Berbagai metode dapat digunakan dalam [7] Lutz BJ et al. 2006. Improving Stroke
penerapan discharge planning pada Caregiver Readiness for Transition
keluarga dengan pasien stroke. Salah satu From Inpatient Rehabilitation to
metode yang paling efektif adalah Family Home.
Centered Nursing. Diharapkan penerapan [8] Ratna,W. Sosiologi dan Antropologi
discharge planning dapat dilakukan Dalam Perspektif Ilmu Keperawatan.
dengan menerapkan metode - metode Yogyakarta : Pustaka Rihana.2010.
6| PISSN 2620-8040 Jennifa, dkk
SYSTEMATIC REVIEW PENGARUH PENERAPAN METODE DISCHARGE PLANNING
TERHADAP KESIAPAN KELUARGA DALAM MERAWAT PASIEN STROKE
Regista Trigantara
Program Studi Magister Keperawatan Universitas Diponegoro
nurse1regista@gmail.com
ABSTRAKS
SUPERVISI KLINIS UNTUK MENINGKATKAN KUALITAS DOKUMENTASI ASUHAN
KEPERAWATAN. Pendampingan/supervisi dalam pelaksanaan dokumentasi asuhan keperawatan
dapat dilakukan supaya seluruh anggota ruangan memiliki kesempatan yang sama memperoleh
pendampingan. Supervisi adalah proses pengawasan terhadap pelaksanaan kegiatan untuk
memastikan apakah kegiatan tersebut berjalan sesuai tujuan organisasi dan standar yang telah
ditetapkan. Supervisi dilakukan oleh orang yang memiliki kemampuan yang cakap dalam bidang yang
disupervisi. Supervisi biasanya dilakukan oleh atasan terhadap bawahan atau konsultan terhadap
pelaksana. Manajer keperawatan atau kepala ruang memiliki tanggung jawab dalam pelaksanaan
asuhan keperawatan yang efektif serta aman kepada sejumlah pasien dan memberikan kesejahteraan
fisik, emosional dan kedudukan bagi perawat. Sistematik review ini dilaksanakan dengan melakukan
penelusuran artikel publikasi pada CINAHL, MEDLINE, dan Google Scholar dengan kata kunci:
Clinical Supervision dan Nursing Care Documentation Quality . Sedangkan untuk penelusuran dengan
Google Scholar menggunakan kalimat Clinical Supervision for improved nursing care documentation
quality. Penelusuran dibatasi terbitan 2006-2016, dapat diakses fulltext dalam format pdf dengan
desain penelitian kualitatif dan kuantitatif yang dilakukan pada mahasiswa keperawatan. Artikel yang
sesuai kemudian dilakukan penilaian kualitas studi menggunakan TOOLS dari CASP. Artikel yang
direview sebanyak 3 buah artikel dengan kualitas tinggi. Supervisi klinis Model Proctor yaitu fungsi
formatif, normatif, dan restoratif untuk meningkatkan kemampuan supervisor ruangan melaksanakan
supervisi klinis Model Proctor terhadap peningkatan kualitas dokumentasi asuhan keperawatan
Kata Kunci: Clinical Supervision, and Nursing Care Documentation Quality
PENDAHULUAN
Setiap pelaksanaan proses dapat diandalkan sebagai catatan tentang
keperawatan, perawat akan selalu melakukan bukti bagi individu yang berwenang.
pencatatan atau sering disebut Dokumentasi yang baik mencerminkan tidak
pendokumentasian, mulai dari pengkajian, hanya kualitas perawatan tetapi juga
diagnosa, perencanaan, pelaksanaan dan membuktikan pertanggunggugatan setiap
evaluasi. Dokumentasi merupakan aspek anggota tim perawat dalam memberikan
penting dari praktik keperawatan karena perawatan (Potter & Perry, 2005).
berisi catatan-catatan yang berguna untuk
Dokumentasi yang akurat adalah salah
komunikasi, tagihan finansial, edukasi,
satu pertahanan diri yang terbaik terhadap
pengkajian, riset, audit dan dokemenatasi
tuntutan yang berkaitan dengan asuhan
legal. Dokumentasi didifinisikan sebagai
keperawatan.
segala sesuatu yang tertulis atau tercetak yang
Tipe Studi adalah Randomized Control Trials Metode Pengkajian Kualitas Studi
(RCT). Kriteria Eksklusi yaitu: artikel yang TOOLS yang dikembangkan oleh
tidak menggunakan bahasa inggris. Critical Appraisal Skills Programme
(CASP)digunakan penulis untuk mengkaji
Strategi Pencarian Literatur kualitas studi di akses dari www.casp-uk.net.
Artikel pencarian dicari melalui Critical Appraisal dilakukan oleh satu orang
CINAHL, MEDLINE, dan Google Scholar. yang sedang menjalani studi S2 Keperawatan
Pencarian melalui CINAHL, dan MEDLINE semester 3 di Universitas Diponegoro
dilakukan menggunakan advanced search angkatan 2016. Hasil kualitas studi ini tidak
dengan kata kunci Clinical Supervision dan akan mempengaruhi sistematik review,
Nursing Care Documentation Quality. Setelah pengkajian kualitas studi hanya digunakan
dilakukan pencarian ditemukan 48 artikel pada untuk melihat sejauh mana tingkat atau
CINAHL, dan 13 artikel pada MEDLINE. kualitas artikel yang digunakan.
Langkah selanjutnya adalah dengan
melakukan screening untuk mendapatkan Sintesis Data
artikel yang full text dalam bentuk pdf dari Data-data akan ditampilkan secara
tahun 2005-2017. naratif. Penyajian data meliputi karakteristik
Pada langkah ini ditemukan 20 artikel artikel, metode supervisi yang digunakan dan
pada CINAHL, dan 6 artikel pada MEDLINE. hasil setelah dilakukan supervisi.
Pencarian melalui google scholar dengan
menggunakan kalimat Clinical Supervision for Tabel 1. Strategi pencarian Literature
improved nursing care documentation quality Mesin Pencari CINAHL MEDLI Google
dan ditemukan ada 1460 artikel. Karena NE Scholar
praktik keperawatan profesional jiwa, [8] Brunero, S., & Purbury, J.S. (2006).
EGC, Jakarta. The effectiveness of clinical
[2] Potter P.A., & Perry, A.G., (2005), supervision in nursing: an evidenced
Buku saku: ketrampilan & prosedur based literature review. Australian
dasar. Edisi 5. Jakarta: EGC Journal of Advanced Nursing, 25 (3),
[3] Pribadi, A., (2009), Analisis faktor 86–94.
pengetahuan, motivasi dan [9] Lynch, L., Hancox, K., Happel, B., &
pengetahuan persepsi perawat tentang Parker, J. (2008). Clinical supervision
supervisi kepala ruang terhadap for nurse: Model for clinical
pelaksanaan dokumentasi asuhan supervision. United Kingdom: Willey-
keperawat di ruang rawat inap RSUD Blackwell
Kelet Provinsi Jawa Tengah di Jepara, [10] Carney, A.S. (2005). Clinical
Tesis Magister Ilmu Kesehatan supervision in a challenging behaviour
Masyarakat Konsentras Administrasi unit. Nursing Times, 101 (47), 32-34.
Rumah Sakit. Diperoleh dari http://
[4] Butterworth, T., & Faugier, J. (2013). www.nursingtimes.net
Clinical Supervision and Mentorship in
Nursing. Springer. Retrieved from
https://books.google.com/books?id=j1
H2BwAAQBAJ&pgis=1
[5] Care, P., New, H., Local, E., Health,
R., Hunter, J., & Lambton, N. (2013).
Finding a way forward: A literature
review on the current debates around
clinical supervision, 45(1), 22–32.
[6] Carryer, J., Gardner, G., Dunn, S., &
Gardner, A. (2007). The core role of
the nurse practitioner : practice ,
professionalism and clinical leadership.
doi:10.1111/j.1365-2702.2006.01823.x
[7] Bormann, L., & Abrahamson, K.
(2014). Do staff nurse perceptions of
nurse leadership behaviors influence
staff nurse job satisfaction? The case of
a hospital applying for Magnet®
designation. The Journal of Nursing
Administration, 44(4), 219–25.
doi:10.1097/NNA.0000000000000053
Amalia Mastuty
Program Studi Magister Keperawatan Universitas Diponegoro
mastutyamalia@gmail.com
ABSTRAKS
UPAYA DALAM MENGURANGI ABSENTEEISME TENAGA PERAWAT PADA
ORGANISASI KERJA. Ketidakhadiran atau absenteeisme tenaga perawat mengakibatkan hilangnya
waktu kerja untuk menyelesaikan tugas sehingga pekerjaan yang harusnya bisa diselesaikan dalam
jangka waktu tertentu menjadi terbengkalai. Hal ini secara tidak langsung akan menimbulkan
kerugian bagi tenaga perawat dan bagi Rumah Sakit baik dari segi materi maupun terhadap system
yang berlaku. Pada umumnya abseenteisme dan waktu kerja yang hilang di Rumah Sakit di Amerika
12% tidak hadir, di Indonesia berkisar antara 3%-10% diantaranya Puskemas di Papua 30,7% tidak
hadir,di Rumah Sakit Bekasi 93,20 % datang terlambat, di Rumah Sakit Semarang 4,3% perawat tidak
hadir. Tujuan penelitian ini untuk mengidentifikasi indentifikasi intervensi efektif yang membantu
manajemen dalam mengurangi absenteeisme tenaga perawat dan meningkatkan produktivitas kerja.
Metode yang digunakan adalah pencarian literatur mulai dari tahun 2009-2017 yang menggunakan
kata kunci reduce absenteeism / mengurangi absenteeisme dan Nursi / Tenaga Perawat. Penelusuran
dilakukan di situs Ebscohost, Elsevier dan Google Sholar. Hasil yang diperoleh yaitu kajian dari
ketiga belas literatur yang digunakan dalam artikel ini ditemukan 9 upaya untuk mengurangi
absenteeisme tenaga perawat adalah diantaranya terangkum dalam : pemberian dukungan sosial,
melaksanakan 6 strategi pengorganisasian karyawan, pendekatan kepemimpinan serta peningkatan
motivasi ekstrinsik dalam organisasi kerja.
PENDAHULUAN
Ketidakhadiran atau absenteeisme Ketidakhadiran perawat disebabkan
adalah keadaan tidak hadir untuk pekerjaan oleh beberapa faktor diantaranya pendidikan
yan dijadwalkan. Karyawan tidak hadir karena dan beban kerja, moralitas, fleksibilitas jadwal
sejumlah alasan. Perbedaan sering dibuat kerja, shift kerja, presenteeisme / hadir namun
antara absenteeisme putih, abu-abu dan hitam. bekerja tidak maksimal, umur, jenis kelamin,
Dalam kasus absensi putih, sangat jelas bahwa tempat tinggal karyawan dapat mempengaruhi
karyawan tersebut sakit. Ketidakhadiran ketidakhadiran kerja.2,3. Ketidakpuasan
disebut abu-abu jika penyakitnya bersifat terhadap pekerjaannya juga menjadi faktor
psikologis atau psikosomatik seperti sakit ketidakhadiran, hal ini diungkapkan dengan
kepala dan kelelahan. Ketidakhadiran disebut berbagai cara diantaranya dengan
hitam jika seseorang yang tidak sakit meninggalkan pekerjaannya, mengeluh,
melaporkan dirinya sebagai orang sakit. Ini membangkang, mencuri milik organisasi,
juga dikenal sebagai absensi illegal.1 menghindari sebagian tanggung jawab dari
pekerjaan mereka.2. Kemudian beberapa faktor
lain disebabkan oleh dukungan supervisor selalu hadir di unit dimana mereka ditugaskan
rendah, tuntutan fisik pada pekerjaan, kontrol agar sistem berfungsi dengan baik dalam
rendah dari atasan.4 menyediakan pelayanan kesehatan dan
Sejauh ini manajemen organisasi kerja mencapai tujuan pembangunan. Hal ini perlu
dalam hal ini Rumah Sakit telah melaksanakan mendapat perhatian karena menimbulkan
beberapa upaya guna meminimalkan kejadian kerugian, baik dari segi fisik, materi maupun
absenteeisme tenaga perawat diantaranya terhadap sistem yang berlaku di perusahaan
pengadaan absensi kehadiran namun pihak diantaranya berpengaruh terhadap rekan kerja
manajemen rumah sakit kurang dan atasan yang harus berurusan dengan
memperhatikan prosedur pengisian absensi volume bisnis yang lebih besar, tetapi juga
dan monitoring yang dilaksanakan secara keuntungan perusahaan dengan demikian,
profesional dan baik, dengan adanya terjadi penurunan kepuasan dan moral
pengawasan dan kontol secara memusat, karyawan dan produktivitas mereka, Selain itu,
melaksanakan supervisi oleh kepala bidang juga telah ditemukan bahwa penyakit jiwa dan
namun belum menetapkan kontinuitas stres dalam beberapa tahun terakhir akibat
pelaksanaan supervisi berkala baik secara penundaan kerja sehingga terjadi peningkatan
langsung pada perawat pelaksana yang ada jumlah hari yang luar biasa. Hal ini harus
dalam ruangan perawatan, dari sistem reward diwaspadai secara dini 4.
dan sistem promosi yang ada dirasakan kurang
adil3 dan sanksi disiplin bagi petugas METODE PENELITIAN
kesehatan yang bekerja dengan tidak baik6. Metode penelitian menggunakan
Dengan beberapa upaya yang telah metode penelusuran jurnal dengan sistem
dilakukan tersebut diatas masih didapatkan literature review dengan menggunakan kata
perolehan data empiris yang menegaskan kunci mengurangi absenteeism / reducing
bahwa masalah absenteeisme tenaga perawat absenteeism, tenaga perawat / nurse,
masih menjadi fokus penelitian yang harus organisasi kerja/work organization. Pencarian
ditanggapi segera ditemuka solusi kemudian artikel dilakukan pada website Ebscohost,
ditangani. Pada RSUP. Dr. Kariadi Semarang Elsevier, dan Google Scholar. Artikel yang
pada tahun 2012 sebesar 4,3%, sedangkan mempunyai kesamaan diambil salah satunya.
pada tahun 2013 tingkat ketidakhadiran Pencarian literatur dilakukan pada artikel yang
perawat karena sakit menurun menjadi 1,8%, terpublikasi pada tahun 2009-2017.
rekap absensi perawat di Ruang Rawat Inap
RSUD Kabupaten Bekasi datang terlambat HASIL DAN PEMBAHASAN
bulan Agustus 2011, sebanyak 91,20%. Sintesis dari delapan jurnal didapatkan
Perawat, dan Rata-rata ketidakhadiran petugas bahwa ada beberapa intervensi yang efektif
kesehatan puskesmas di 4 kabupaten di untuk mengurangi absenteeisme tenaga
Provinsi papua : 30.7% dikategorikan dengan perawat diantaranya :
tingkat ketidakhadiran tinggi dan sebanyak Dukungan Sosial
20% dari Perawat beralih kerja dan 12% Dari hasil penelitian oleh Ambarwati
meninggalkan pekerjaan (keperawatan) didapatkan bahwa intervensi untuk
karena luka-luka di tempat kerja di Virginia mengurangi absenteeisme tenaga perawat
Barat, Amerika. 3,4,6. dengan cara pemberian dukungan sosial
Persentase ketidakhadiran yang tinggi diberikan kepada perawat sehingga dapat
merupakan tantangan yang luar biasa di sektor mengurangi atau menekan tingkat stress.
kesehatan yang pada hakikatnya tenaga Dukungan sosial adalah bantuan yang
kesehatan dalam hal ini perawat seharusnya diperoleh individu melalui hubungan
15 | PISSN 2620-8040 Amalia Mastuty
UPAYA DALAM MENGURANGI ABSENTEEISME TENAGA PERAWAT PADA
ORGANISASI KERJA
ABSTRAKS
MOTIVASI MEMBERIKAN ASI DAN PERILAKU MENYUSUI DI BANTUL YOGYAKARTA.
Makanan terbaik bagi bayi baru lahir sampai 6 bulan kehidupannya adalah air susu ibu (ASI).
Kementerian Kesehatan menghimbau agar pemberian ASI dilanjutkan sampai usia anak 2 tahun.
Asupan ASI yang cukup dapat menunjang pertumbuhan dan perkembangan anak. Penelitian ini
bertujuan untuk mengetahui motivasi ibu dalam memberikan ASI kepada anaknya dan perilaku ibu
saat menyusui. Selain itu juga untuk mengetahui hubungan antara motivasi dan perilaku ibu dalam
memberikan ASI kepada anaknya. Rancangan penelitian ini adalah penelitian retrospektif dengan
pendekatan cross-sectional menggunakan metode survei untuk menguji hubungan-hubungan yang
terkait antara motivasi memberikan ASI dan perilaku ibu saat menyusui. Sampel sejumlah 202 ibu
menyusui yang memiliki anak berusia 6-12 bulan dengan teknik sampling Cluster Random Sampling.
Alat ukur yang digunakan adalah kuesioner. Uji analisis yang digunakan adalah analisis deskripsi dan
analisis korelasi Chi Square (X2). Hasil penelitian yang telah dilakukan di wilayah Bantul menyatakan
bahwa analisis korelasi antara motivasi dengan perilaku didapatkan hasil nilai r=0,172 dan p=0,014
artinya ada hubungan bermakna antara motivasi memberikan ASI dengan perilaku pemberian ASI
dengan cara menyusui. Kesimpulan dalam penelitian ini adalah ada hubungan bermakna antara
motivasi ibu memberikan ASI dengan perilaku ibu saat menyusui.
PENDAHULUAN
Ibu yang sehat baik secara fisik sampai dengan 6 bulan bayi cukup diberi ASI
maupun psikologi memiliki kemampuan untuk saja. Bayi yang hanya diberi ASI saja selama 6
mengeluarkan air susu. Air Susu Ibu (ASI) bulan memiliki kekebalan tubuh lebih baik
merupakan makanan terbaik bagi bayi. ASI sehingga dapat terhindar dari kesakitan dan
mengandung zat gizi lengkap yang dibutuhkan kematian.2 World Health Organization (WHO)
oleh bayi. ASI matur yang disekresi hari ke-10 merekomendasikan pemberian ASI eksklusif
dan selanjutnya mengandung antibody selama 6 bulan pertama kehidupan bayi dan
terhadap bakteri dan virus, sel (fagosit dilanjutkan sampai anak berusia 2 tahun3.
granulosit dan makrofag serta limfosit tipe T), Pemberian ASI ekskluasif tidak hanya berada
enzim (lisozim, laktoperoksidase, lipase, dalam skala nasional bahkan WHO sudah
katalase, fosfatase, amylase, fosfodiesterase, rekomendasikannya. Pemerintah Republik
alkalinfosfatase), protein (laktoferin, B12 Indonesia melalu Kementerian Kesehatan juga
binding protein), resistance factor terhadap sepakat dan berkomitme dalam menyukseskan
stafilokokus, komplemen, interferon producing program ASI eksklusif di Indonesia.
cell, dan hormon-hormon.1 Pemerintah berupaya untuk
ASI memiliki Kandungan yang lengkap menyukseskan program ASI eksklusif, salah
dan sesuai dengan kebutuhan bayi, sehingga satunya dengan mengeluarkan Peraturan
Pemerintah Republik Indonesia No. 33 Tahun (praktik menyusu) sangat bermanfaat dalam
2012 berisi tentang Pemberian ASI Eksklusif. meningkatkan pengetahuan ibu tentang ASI
Peraturan ini dibuat untuk menjamin pada responden yang berpendidikan rendah,
pemenuhan hak bayi untuk mendapatkan tidak bekerja (sebagai ibu rumah tangga saja),
sumber makanan terbaik sejak dilahirkan dan mendapatkan inisiasi menyusu dini.7
sampai berusia 6 bulan, kebijakan ini juga Sebanyak 75% bayi cukup bulan yang
melindungi ibu dalam memberikan ASI dilakukan IMD di RS St. Carolus telah
eksklusif kepada bayinya.4 Pemberian ASI berhasil menjalankan ASI eksklusif.
menguntungkan banyak pihak di antaranya ibu Keberhasilan ASI eksklusif yang tersebut juga
dan bayi. Bayi yang mendapatkan ASI, apalagi dipengaruhi keyakinan ibu terhadap produksi
mendapatkan ASI saja selama 6 bulan, akan ASI, dukungan keluarga, pengetahuan ibu
memiliki ketahanan hidup lebih tinggi tentang ASI eksklusif, dan konseling ASI dari
dibandingkan yang tidak mendapat ASI. Hasil petugas kesehatan.8 Hasil penelitian lain juga
penelitian menyatakan bahwa bayi yang diberi menyatakan inisiasi menyusu dini, dukungan
ASI lebih dari 6 bulan memiliki ketahanan tenaga kesehatan, dan dukungan suami
hidup sebesar 33,3 kali dibandingkan yang berhubungan dengan keberhasilan pemberian
diberi ASI kurang dari 4 bulan.5 ASI eksklusif. Dukungan tenaga kesehatan
Dinas Kesehatan Daerah Istimewa merupakan factor paling berpengaruh terhadap
Yogyakarta (DIY) tahun 2015 mencatat keberhasilan pemberian ASI eksklusif di
jumlah bayi yang mendapatkan ASI eksklusif wilayah kerja Puskesmas Cilandak Jakarta.9
sebanyak 73,7%. Jumlah tersebut tidak jauh Banyak faktor yang memengaruhi
beda dengan Kabupaten Bantul. Jumlah bayi keberhasilan seorang ibu dalam memberikan
yang mendapatkan ASI eksklusif sebesar ASI eksklusif. Cakupan ASI tidak hanya
74,7%.6 Capaian ASI eksklusif di Indonesia tergantung pada faktor ekstrinsik seperti
belum mencapai angka yang diharapkan yaitu dukungan keluarga, dukungan tenang
sebesar 80%. Dinas Kesehatan (DIY) tahun kesehatan, atau fasilitas yang tersedia, tetapi
2015 mencatat pada tahun 2013 jumlah bayi faktor intrinsik juga memegang peranan
yang mendapatkan ASI eksklusif sebanyak penting. Faktor intrinsic di antaranya motivasi
62,05%. Pemberian ASI eksklusif meningkat diri dan tekad untuk mampu memberikan ASI
pada tahun 2014 menjadi 71,55% dan pada secara eksklusif pada bayinya. Pengalaman
tahun 2015 meningkat menjadi 74,73%.6 Data menyusui dan informasi tentang ASI eksklusif
tersebut menguatkan semua pihak untuk terus yang menjadi pengetahuan dapat
giat meningkatkan cakupan pemberian ASI memengaruhi motivasi ibu dalam memberikan
eksklusif karena dengan pemberian ASI ASI.10 Motivasi dari seorang ibu untuk
eksklusif banyak sekali keuntungan baik bagi memberikan ASI kepada bayinya sangat
ibu maupun kepada bayi. penting karena jika ibu tersebut memiliki
Peningkatan prosentase pemberian ASI motivasi rendah untuk menyusui bayinya,
eksklusif menjadi tanggung jawab semua besar kemungkinan pelaksanaan pemberian
pihak dan segala upaya dilakukan agar ASI juga menjadi rendah. Perilaku menyusui
pemberian ASI eksklusif meningkatkan. yang tidak benar juga dapat menyebabkan
Banyak upaya meningkatkan pemberian ASI pendeknya waktu pemberian ASI. Bayi
eksklusif di antaranya dengan pelaksanaan memiliki hak untuk mendapatkan ASI mulai
inisiasi menyusu dini dan program kelompok lahir sampai 2 tahun kehidupannya. Kegagalan
pendukung ibu dalam pemberian ASI pemberian ASI eksklusif diperparah dengan
eksklusif. Kelompok pendukung ibu untuk ketidakyakinan dan ketidaksanggupan ibu
menyukseskan pemberian ASI eksklusif menyusi bayinya. Perilaku memberikan ASI
21 | PISSN 2620-8040 Renni, dkk
MOTIVASI MEMBERIKAN ASI DAN PERILAKU MENYUSUI DI BANTUL YOGYAKARTA
eksklusif salah satunya dipengaruhi oleh menyusui). Uji analisis yang digunakan adalah
motivasi ibu menyusui dalam memberikan analisis deskripsi dan analisis korelasi Chi
ASI eksklusif. Hasil penelitian menyatakan Square (X2).
bahwa pengetahuan dan motivasi berpengaruh
terhadap perilaku seseorang.11 Berdasarkan HASIL
uraian di atas, penelitian ini dilakukan untuk Tabel 1 menyajikan data karakteristik
mencari hubungan antara motivasi responden yang terdiri dari usia, pendidikan,
memberikan ASI eksklusif dengan perilaku dan pekerjaan. Responden terbanyak berusia
ibu saat menyusui. Pemberian ASI dilakukan 21-30 tahun sebanyak 60,9%. Responden
secara langsung maupun secara tidak langsung terbanyak berpendidikan SLTA sebanyak
dengan ASI perah. Pemberian ASI perah pada 70,8%. Responden lebih banyak yang bekerja
umumnya dilakukan oleh ibu menyusui yang (PNS, pegawai swasta, dan buruh) sebesar
bekerja atau ibu yang tidak selalu berada di 56,4%.
dekat bayinya. Penelitian ini lebih fokus pada Tabel 1. Karakteristik responden
motivasi memberikan ASI dan perilaku Jenis Kriteria Jumlah Prosentase
menyusui yang tergambar selama menyusui/ Usia 15-20 tahun 2 1%
teknik menyusui. 21-30 tahun 123 60,9%
31-40 tahun 74 36,6%
METODE PENELITIAN >40 tahun 3 1,5%
Jenis penelitian ini adalah analistik
Pendidikan SD 9 4,5%
korelasi dengan pendekatan cross-sectional. SLTP 39 19,3%
Penelitian ini menggunakan metode survei SLTA 143 70,8%
untuk menguji hubungan-hubungan yang PT 11 5,4%
terkait antara motivasi memberikan ASI dan
Pekerjaan Bekerja 114 56,4%
perilaku ibu saat menyusui. Penelitian Tidak bekerja 88 43,6%
dilakukan di Desa Bantul, Desa Guwosari,
Desa Bangunjiwo, dan Desa Pleret. Sumber Tabel 2. Analisis Deskripsi Motivasi
data berasal dari ibu menyusui yang memiliki Memberikan ASI dan Perilaku Ibu Saat
bayi berusia 6-12 bulan sebagai responden Menyusui
N Min Max Mean S.Dev
karena tidak semua ibu yang melahirkan bayi
Motivasi
hidup mau menyusui bayinya. Alat ukur MemberikanASI
berupa kuesiner. 1. Waktu Pemberian 202 33,33 100 91,91 16,81
ASI (%)
Populasi penelitian ini adalah semua ibu
2. Manajemen 202 0 100 93,81 17,95
menyusui di Kabupaten Bantul Yogyakarta Laktasi (%)
yang berjumlah 2.176 orang. Sampel 3. Simpang Siur 202 60 100 93,56 9,98
4. ASI (%)
penelitian ini adalah ibu menyusui di Perilaku Ibu
Kabupaten Bantul Yogyakarta yang memiliki Saat Menyusui
bayi berusia 6-12 bulan dan tidak memiliki Perilaku Menyusui 202 50 100 81,83 9,60
(%)
riwayat penyakit yang menghalangi ibu untuk Tabel 2 menyajikan data deskripsi motivasi
menyusui berjumlah 202 ibu. Teknik (waktu pemberian ASI, manajemen laktasi,
pengambilan sampel dilakukan secara cluster dan simpang siur ASI) dan perilaku saat
random sampling. Analisis yang dilakukan menyusui. Analisis deskripsi pada variabel
adalah analisis univariat dan bivariat. Analisis motivasi memberikan ASI memperlihatkan
data bertujuan untuk mencari deskripsi tiap nilai mean yang tidak terlalu jauh berbeda
variabel dan hubungan antar variabel (motivasi pada ketiga sub pokok materi. Nilai Mean
memberikan ASI dan perilaku ibu saat yang tertinggi adalah sub pokok materi
22 | PISSN 2620-8040 Renni, dkk
MOTIVASI MEMBERIKAN ASI DAN PERILAKU MENYUSUI DI BANTUL YOGYAKARTA
terdiri dari kebijakan atau program, fasilitas, motivasi instrinsik dan motivasi ekstrinsik
anjuran dukungan, dan tenaga kesehatan ahli yang lebih tinggi. Motivasi yang tinggi juga
dan ramah.13,16 didukung oleh lain di antaranya tenaga
Deskripsi motivasi dalam penelitian kesehatan.13
ini tercantum pada tabel 2. Nilai mean dari Hasil temuan dalam penelitian ini
ketiga sub pokok motivasi menyusui tidak berbeda dengan penelitian di wilayah
jauh berbeda. Semua bernilai di atas 90 Puskesmas Cilandak Jakarta. Penelitian di
dengan maksud motivasi dalam menyusui wilayah Puskesmas Cilandak Jakarta
terkategori tinggi. Tingginya motivasi ini menemukan bahwa tidak ada hubungan
dapat menjadi daya dorong seorang ibu bermakna antara motivasi diri dengan
memiliki perilaku untuk menyusui bayinya. keberhasilan pemberian ASI eksklusif. Tidak
Terlaksananya perilaku menyusui maka besar ada hubungan keduanya karena responden
kemungkinan pemberian ASI dapat penelitian di wilayah Puskesmas Cilandak
berkesinambungan sampai anak berusia 2 Jakarta masih beranggapan bahwa ASI mereka
tahun. Tabel 3 menyajikan data bahwa nilai masih kurang untuk kebutuhan bayi dan
motivasi dan perilaku berkategori tinggi. Data kebiasaan memberikan makanan selain ASI
tersebut menjadi komponen pendukung untuk pada usia kurang dari 6 bulan telah dilakukan
analisis korelasi motivasi dan perilaku. turun menurun. Pemahaman tersebut
Hasilnya ada hubungan antara motivasi diperberat dengan menyatakan bahwa
memberikan ASI dengan perilaku menyusui pemberian makanan selain ASI pada usia
(tabel 4). Kedua variabel tersebut saling terkait kurang dari 6 bulan tidak pernah timbul
dari motivasi akan terlihat perilaku. masalah selama ini.9
Motivasi yang muncul diharapkan Anggapan tersebut banyak dialami
muncul dan mendukung terbentuknya perilaku oleh ibu menyusui dan menjadi pekerjaan
untuk mampu menyusui anaknya. Jika besar bagi tenaga kesehatan agar konsep yang
seseorang tidak memiliki motivasi untuk tertanam dapat berubah menjadi konsep baru
menyusui bayinya maka orang tersebut juga bahwa hanya ASI saja makanan terbaik baik
tidak ingin memiliki perilaku menyusui bagi bayi yang berusia kurang dari 6 bulan dan
bayinya, meskipun di dalam penelitian ini pemberian ASI dilanjutkan sampai anak usia 2
hasil analisis menyatakan bahwa tidak ada tahun dengan ditambah makanan pendamping
kaitannya antara motivasi dengan perilaku. ASI.
Motivasi diri memengaruhi perilaku Dukungan bagi ibu menyusui sangat
seseorang. Motivasi menjadi pendorongan atau penting agar keberlanjutan sehingga anak
usaha yang disadari memengaruhi tingkah laku disusui sampai usia 2 tahun. Dukungan
seseorang agar hatinya tergerak bertindak keluarga terutama suami berupa dukungan
melakukan sesuatu sehingga mencapai hasil emotional (rasa empati, cinta, kepercayaan,
atau tujuan tertentu.17 dan motivasi), dukungan informational
Hasil penelitian lain menemukan (wacana pengetahuan pemberian ASI
bahwa motivasi instrinsik dan ekstrinsik ibu eksklusif), dukungan indtrumental
menyusui secara eksklusif lebih tinggi (ketersediaan sarana dan dana memudahkan
daripada ibu yang tidak menyusui secara ibu memberikan ASI eksklusif), dan dukungan
eksklusif. Penelitian tersebut memisahkan 2 appraisal (penghargaan atas usaha yang
kelompok ibu yang dapat memberikan ASI dilakukan ibu untuk memberikan ASI
eksklusif dan yang tidak eksklusif. Kedua eksklusif).9 Dukungan dari tenaga kesehatan
kelompok tersebut setelah diteliti lebih dalam juga dapat meningkatkan motivasi ibu untuk
ibu yang menyusui eksklusif memiliki memberian ASI eksklusif (motivasi eksternal).
25 | PISSN 2620-8040 Renni, dkk
MOTIVASI MEMBERIKAN ASI DAN PERILAKU MENYUSUI DI BANTUL YOGYAKARTA
Salah satu hasil penelitian menemukan bahwa [2] World Health Organization, 2009, Infant
kedudukan tenaga kesehatan sangat penting. and Young Child Feefing (IYCT) Model
Hal ini bisa jadi karena pengaruh pemahaman Chapter for Textbook for Medical
Students and Alied Health Professionals,
warga terhadap kedudukan tenaga kesehatan.
World Health Organization, Switzerland
Tingginya kedudukan tenaga kesehatan dalam [3] Setegn, T., Belachew, T., Gerbaba, M.,
pemahaman warga dapat dioptimalkan agar Deribe, K., Deribrew, A., Biadgilign, S.,
program ASI eksklusif dapat sukses. 2012. Factors Associated with Exclusive
Dukungan dari tempat kerja juga berperan Breasfeeding Practices Among Mothers in
dalam memotivasi ibu untuk memberikan ASI Goba District, South East Ethiopia: A
eksklusif. Ketersediaan ruangan, wastafel, dan Cross-Sectional Study, International
Breastfeeding Journal, No. 17, Vol. 7, 1-8
peralatan untuk memerah serta penyimpan ASI
[4] Kementerian Kesehatan Republik
(pompa ASI, botol ASI, kulkas, alat steril Indonesia, 2013, Laporan Hasil Riset
botol, cooler bag).14 Kesehatan Dasar. Badan Penelitian dan
Motivasi dan perilaku seseorang juga Pengembangan Kesehatan, Kementerian
bisa muncul dari pergaulan seseorang dengan Kesehatan, R.I., Jakarta.
orang lain, terlebih lagi motivasi dapat muncul [5] Nurmiati, Besral, 2008, Pengaruh Durasi
dari sekelompok orang yang memiliki niat Pemberian ASI terhadap Ketahanan
Hidup Bayi di Indonesia, Makara
untuk mendukung ibu menyusui memberikan
Kesehatan, No. 2, Vol. 12, 47-52
ASI sebagai makanan bergizi bagi bayinya [6] Dinas Kesehatan Daerah Istimewa
sampai bayi berusia 24 bulan. Kelompok Yogyakarta, 2015, Profil Kesehatan
tersebut disebut dengan Kelompok Pendukung Daerah Istimewa Yogyakarta 2015, Dinas
ASI (KP-ASI) atau KP-Ibu. KP-ASI Kesehatan Daerah Istimewa Yogyakarta,
merupakan kumpulan beberapa orang yang Yogyakarta
[7] Susilo, J., Kurdanti, W., Siswati, T., 2012,
mengalami situasi yang sama atau memiliki
Hubungan Program Kelompok
tujuan yang sama, yang bertemu secara rutin Pendukung Ibu Terhadap Pengetahuan
untuk saling menceritakan kesulitan, dan Praktik Pemberian ASI Eksklusif,
keberhasilan, informasi dan ide berkaitan Gizi Indon, No. 1, Vol. 35, 30-40
dengan situasi yang dihadapi atau upaya [8] Fahriani, R., Rohsiswatmo, R., Hendarto,
mencapai tujuan yang diinginkan.7,18 A., 2014, Faktor yang Memengaruhi
Pemberian ASI Eksklusif pada Bayi
Cukup Bulan yang Dilakukan Inisiasi
KESIMPULAN
Menyusu Dini, Sari Pediatri, No. 6, Vol.
Penelitian ini memberikan kesimpulan bahwa 15, 394-402.
ada hubungan bermakna antara motivasi ibu [9] Azriani, D., Wasnidar, 2014, Keberhasilan
memberikan ASI dengan perilaku ibu saat Pemberian ASI Eksklusif, Jurnal Health
menyusui. Konstinuitas ibu memberikan ASI Quality, No. 2, Vol. 4, 77-83.
kepada bayinya membutuhkan dukungan dari [10] Racine, E. F., Friock, K. D., Strobino, D.,
pihak lain. Dukungan dari keluarga, tenaga Laura M., Carpenter, L. M., Milligan, R.,
Pugh, L. C., 2011, How Motivation
kesehatan, dan tempat bekerja jika ibu
Influences Breastfeeding Duration Among
menyusui berstatus bekerja sangat dibutuhkan Low Income Women. J Hum Lact, No. 2,
untuk ibu menyusui guna menyukseskan Vol. 25, 173-181
program ASI eksklusif. [11] Suharti, S., 2010, Hubungan Pengetahuan
dan Sikap dengan Perilaku Kepala
DAFTAR PUSTAKA Keluarga dalam Pemberantasan Sarang
Nyamuk Demam Berdarah (di Wilayah
[1] Suraatmaja, S., 1997, ASI Petunjuk untuk Kerja Puskesmas Loa Ipuh Kabupaten
Tenaga Kesehatan, Editor: Soetjiningsih,
EGC, Jakarta
26 | PISSN 2620-8040 Renni, dkk
MOTIVASI MEMBERIKAN ASI DAN PERILAKU MENYUSUI DI BANTUL YOGYAKARTA
ABSTRAKS
Kata kunci: Lanjut usia, Resiko jatuh, Keseimbangan tubuh, Frekuensi jatuh.
PENDAHULUAN
Menua atau menjadi tua adalah Menurut Undang-Undang Republik
suatu keadaan yang terjadi secara alami di Indonesia Nomor 13 tahun 1998 tentang
dalam kehidupan manusia. Menurut World kesejahteraan lanjut usia, yang dimasuk
Health Organization (WHO) dalam dengan lanjut usia (lansia) adalah
Health in South East-Asia tahun 2010 [1]. seseorang yang telah mencapai usia 60
tahun ke atas. Jumlah penduduk Indonesia aktifitas sehari-hari [5]. Salah satu
pada tahun 2015 sebanyak ± 255.461.686 masalah fisik yang dapat mengakibatkan
jiwa, dengan jumlah penduduk yang kecacatan atau kematian yang sering
tinggal di pedesaan sebanyak ± terjadi pada lansia yang harus dicegah dan
119.018.460 jiwa (46,6%) dan yang perlu mendapatkan perhatian dari
tinggal di perkotaan sebanyak masyarakat keperawatan adalah jatuh,
136.443.226 jiwa. Indonesia adalah sebab kecelakaan dan jatuh merupakan
termasuk negara memasuki era penduduk masalah yang sering menyebabkan
berstruktur lanjut usia (aging structured kecacatan, cidera, depresi, dan cidera fisik
population) karena jumlah penduduk yang terhadap lansia, karena bertambahnya usia
berusia 60 tahun keatas sekitar 7,18% [2]. kondisi fisik, mental, dan fungsi tubuh
Yogyakarta menempati posisi tertinggi pun menurun [6].
dengan persentasi jumlah lansia di atas Kejadian jatuh sebagai dampak
rata-rata nasional pada tahun 2010 jumlah langsung dari gangguan keseimbangan
lansia di Yogyakarta tersebut 12,48%. dapat diminimalisasi dengan mengenal
Pada tahun 2014 jumlah lansia di faktor risiko gangguan keseimbangan.
Yogyakarta mencapai 15% secara nasional Faktor tersebut terdiri dari faktor internal
dengan usia harapan hidup sebesar 75,5 dan eksternal. Faktor internal yang
tahun. berhubungan dengan gangguan
Usia harapan hidup menempati keseimbangan adalah usia, jenis kelamin,
perngkat tertinggi di Indonesia [3]. Lanjut pekerjaan, gangguan afektif dan
usia adalah seseorang yang karena usianya psikologis, penyakit kardiovaskuler,
yang lanjut yang mengalami perubahan gangguan metabolik, gangguan
biologis, fisik, kejiwaan, dan sosial. muskuloskeletal, gangguan neurologis,
Perubahan ini akan memberikan pengaruh abnormalitas sensori, aktivitas fisik,
pada seluruh aspek kehidupan, termasuk penggunaan medikasi tertentu berjumlah 4
kehidupannya [4]. Memasuki usia tua jenis atau lebih seperti antiaritmia,
akan mengalami kondisi kemunduran fisik diuretik, digoxin, narkotik, antikonvulsan,
yang ditandai dengan kulit mengendur, psikotropik, antidepresan [6].
rambut memutih, gigi ompong,
Berdasarkan survei di masyarakat
pendengaran kurang jelas, penglihatan
Indonesia terdapat sekitar 30% lansia
semakin memburuk, gerakan lambat, dan
berumur lebih dari 65 tahun jatuh setiap
gerakan tubuhyang tidak proporsional.
tahunnya. Separuh dari angka tersebut
Selain itu lansia juga akan mengalami
mengalami jatuh berulang, lima persen
kemunduran kemampuan kognitif, serta
dari penderita jatuh ini mengalami patah
psikologis, artinya lansia mengalami
tulang atau memerlukan perawatan di
perkembangan dalam bentuk perubahan-
rumah sakit [5].
perubahan yang mengarah pada perubahan
yang negatif. Akibatnya perubahan fisik Berdasarkan hasil studi
lansia akan mengalami gangguan pendahuluan yang dilakukan peneliti di
mobilitas fisik yang akan membatasi Balai Pelayanan Sosial Tresna Werdha
kemandirian lansia dalam memenuhi Abiyoso yogyakarta bahwasannya belum
29 | PISSN 2620-8040 Siti Arifah
HUBUNGAN KESEIMBANGAN TUBUH DENGAN FREKUENSI JATUH PADA LANSIA DI
BALAI PELAYANAN SOSIAL TRESNA WERDHA ABIYOSO YOGYAKARTA
sebagai efektor dan berperan dalam hal ini karena usia harapan hidup
pengaturan mekanisme keseimbangan perempuan lebih tinggi dari laki-laki.
tubuh melalui ankle strategy, hip strategy, Secara fisik keadaan dan ketahanan tubuh
dan stepping strateg). Untuk laki-laki dan perempuan berbeda
mempertahankan kekuatan otot agar tetap disebabkan oleh struktur hormon yang
optimal dapat dilakukan melalui olahraga berbeda. Hormon estrogen memperkuat
teratur dan memadukan gerak dengan sistem kekebalan tubuh, membuat
latihan kekuatan otot dan kelenturan perempuan lebih tahan terhadap infeksi.
seperti senam lansia. Gerakan-gerakan Hal ini yang membuat usia harapan hidup
senam lansia akan memicu kontraksi otot, lebih tinggi, sehingga jumlah perempuan
sehingga sintesis protein kontraktil otot lebih banyak dari pada laki-laki [1].
berlangsung lebih cepat dari
Penelitian ini didukung oleh
penghancurannya. Hal ini meningkatkan
penelitian dari Achmanagara Andriyani
filamen aktin dan miosin di dalam
Ayu yaitu Persentase lansia perempuan
miofibril sehingga massa otot bertambah.
lebih banyak dari pada laki-laki. Dimana
Peningkatan ini disertai dengan
gangguan keseimbangan lebih banyak
peningkatan komponen metabolisme otot
ditemukan pada lansia perempuan
yaitu ATP yang berdampak pada
dibanding laki-laki. Lansia laki-laki
peningkatan kekuatan otot.
sebagian besar bekerja di luar rumah
Kekuatan otot optimal akan sedangkan perempuan lebih banyak di
membantu lansia mempertahankan rumah atau sebagai ibu rumah tangga
keseimbangan tubuhnya melalui strategi sehingga dapat mengikuti aktivitas
postural [7]. Usia berhubungan dengan posyandu lansia di Desa Pamijen. Kader
keseimbangan karena terjadi perubahan posyandu lansia di Desa Pamijen
fungsi tubuh yang menyebabkan mengatakan bahwa lansia perempuan
keseimbangan menurun. Banyak lansia lebih sering datang ke posyandu lansia
yang tidak tahu mengenai perubahan yang untuk mengikuti kegiatannya dibanding
terjadi pada tubuhnya dan hanya lansia laki-laki. Secara hormonal, lansia
membiarkannya saja atau pasrah. Lansia wanita mengalami menopouse dimana
hendaknya dapat mencegah kondisi terjadi penurunan hormon estrogen yang
tubuhnya menjadi lebih menurun dan dapat mengakibatkan tulang kehilangan
mepertahankan fungsi tubuhnya dengan kalsium sehingga mempengaruhi
baik. Oleh karena itu, lansia perlu keseimbangan. Lansia wanita juga lebih
diberikan edukasi mengenai perubahan mengalami berkurangnya kekuatan otot,
pada tubuhnya yang dapat mempengaruhi kekuatan genggaman tangan, kelemahan
keseimbangan sehingga lansia dapat otot ekstremitas bawah, dan berkurangnya
mencegah kejadian jatuh [7]. Hasil kemampuan dalam mengembalikan
Kemenkes R.I Tahun 2014, didapatkan stabilitas tubuh sehingga mengurangi
bahwa jumlah dimungkinkan karena usia keseimbangan. Lansia wanita memiliki
harapan hidup lansia perempuan lebih sedikit kontrol muskular dan langkah yang
banyak dibandingkan dengan laki - laki, sempit sedangkan lansia laki-laki berjalan
beberapa faktor yaitu sistem sensorik, yaitu sebanyak 16 responden (36,4%), Hal
sistem syaraf pusat, kognitif, dan sistem ini karena yang ada di Balai Pelayanan
musculoskeletal dan jatuh merupakan Sosial Tresna Werdha Abiyoso
suatu kejadian yang dialami seseorang Yogyakarta lebih memperhatikan gaya
dikarenakan oleh faktor usia [14]. berjalan dan keseimbangan tubuh
sehingga dapat meminimalisir untuk tidak
Menurut Kurniawan faktor-faktor
terjadinya jatuh. Hasil penelitian ini di
yang mempengaruhi resiko jatuh pada
dukung oleh penelitian dari Nurkuncoro
lansia ada dua yaitu intrinsik dan
Danar Irawan yang di mana pengaruh
eksterinsik, intrinsik antara lain penyakit
latihan keseimbangan terhadap risiko jatuh
jantung, gangguan sistem anggota gerak,
yang menyatakan bahwa latihan atau
kelemahan otot-otot dan lain sebagainya,
terapi fisik yang dilaksanakan secara
sedangkan ekstrinsik antara lain
bertahap dan teratur akan mengurangi
cahaya,ruangan yang licin, dan ruangan
risiko jatuh dengan meningkatkan
yang gelap [15].
kekuatan tungkai dan tangan,
Tabel 4 Crosstabulation Hubungan memperbaiki keseimbangan, koordinasi,
keseimbangan tubuh dengan frekuensi dan meningkatkan reaksi terhadap bahaya
jatuh pada lansia di Balai Pelayanan Sosial lingkungan [6]. Pada usia lanjut sering
Tresna Werdha Abiyoso Yogyakarta. kali terjadi penurunan mobilitas fisik.
Frekuensi Jatuh P- Gangguan mobilitas fisik biasanya
Value
ditandai dengan gangguan motorik halus
T S R
F % F % F % dan motorik kasar, ketidakstabilan
Resi 2 4,5 1 2,3 3 6,8 0,013
ko
postural, perubahan gaya berjalan,
Jatu pergerakan melambat, untuk mencegah
Kesei h
mban Ting hal tersebut dapat dilakukan latihan fisik
gan gi untuk meningkatkan secara signifikan
Tubuh Resi 4 9,1 3 6,8 7 15,
ko 9 keseimbangan dan mobilitas fisik lansia
Jatu jika dibandingkan dengan kontrol. Hal
h
Seda tersebut dikarenakan adanya interaksi
ng
Resi 8 18, 1 36, 3 77,
yang kompleks antara sistem
ko 2 6 4 4 3 muskuloskeletal dengan sistem syaraf
Jatu
h [16].
Ren
dah Hasil analisis data dengan
Total 1 31, 2 45, 4 10 menggunakan uji kolerasi Kendall’s Tau
4 8 0 5 4 0
Sumber: Data Primer Tahun 2017 didapatkan nilai p-Value 0,013, sehingga
dapat disimpulkan bahwa ada hubungan
Berdasarkan Tabel 4 di atas hasil keseimbangan tubuh dengan frekuensi
uji statistik terhadap 44 responden, jatuh pada lansia di Balai Pelayanan Sosial
didapatkan sebagian besar responden yang Tresna Werdha Abiyoso Yogyakarta. Hal
memiliki keseimbangan tubuh resiko jatuh ini dikarenakan lansia yang dengan
rendah dengan frekuensi jatuh sedang keseimbangan tubuh yang kurang akan
ABSTRAKS
PENDAHULUAN
OA dan 80% nya mengalami keterbatasan
Osteoarthritis (OA) merupakan
gerak.
penyakit sendi yang paling sering
dijumpai di dunia (60%) dibandingkan
Sendi yang paling sering mengalami
dengan penyakit arthritis lainnya seperti
kondisi ini meliputi tangan, lutut (knee
Gout Arthritis dan Rheumatoid Arthritis.
joint), pinggul (hip joint), dan tulang
Berdasarkan hasil RISKESDAS 2013
punggung serta pergelangan kaki. Tetapi
pada lansia didapatkan bahwa penyakit
tidak menutup kemungkinan bahwa sendi-
sendi berada pada urutan ketiga penyakit
sendi yang lain juga bisa terserang. Dalam
tidak menular yaitu sebesar (24,7%)
kasus OA, kartilago mengalami kerusakan
setelah stroke (57,9%) dan hipertensi
secara perlahan. Kartilago sendiri
(36,8%). WHO memperkirakan 40%
merupakan jaringan ikat padat yang
lansia diatas umur 70 tahun mengalami
kenyal, licin, serta elastis. Jaringan ini
(ROS) atau radikal bebas. ROS interleukin-1 (IL-1) dan tumor necrosis-
menyebabkan viskositas cairan sinovial alpha dan produksi protein MMP-13 dan
tereduksi melalui depolimerisasi dan atau aktivitas enzim pada manusia
konfigurasi molekuler asam hialuronik chondrocytes [13].
(HA). Selain itu, ROS juga mereduksi Penelitian sebelumnya juga telah
lubrikasi permukaan sendi karena dilaksanakan oleh McAlindon TE et al.
memburuknya permukaan lapisan (1996) terhadap subjek berjumlah 977
fosfolipid aktif (SAPL) yang merupakan orang partisipan di Framingham dengan
pelumas dan pelindung sendi. ROS juga studi kohort. Dilakukan pencatatan nutrisi
menyebabkan terurainya kolagen dan melalui FFQ (Food Frequency
proteoglikan serta meningkatkan enzim – Questionnaire) dan pemeriksaan radiologi.
enzim degradasi kartilago [10]. Dari penelitian ini diperoleh hasil bahwa
tidak terdapat hubungan yang signifikan
Hubungan Pemberian Vitamin A
antara kejadian OA dengan konsumsi
Terhadap Perkembangan Knee
antioksidan. Konsumsi suplemen Vitamin
Osteoarthritis
A berhubungan dengan pengurangan
Penelitian yang membandingkan resiko sakit pada lutut (OR = 0,3;95% CI:
kadar vitamin A, vitamin E, selenium 0,1-1,0). Sehingga konsumsi suplemen
(Se), dan L-laktat dalam serum darah dan vitamin A dimungkinkan dapat
cairan sinovial pada kelompok kontrol menurunkan perkembangan penyakit OA
(tanpa OA) dan kelompok dengan OA namun tidak dapat mencegah terjadinya
telah dilakukan [13].. Objek yang OA.
digunakan dalam penelitian ini adalah 6 Hubungan Pemberian Vitamin C,
ekor anjing pada masing - masing Terhadap Perkembangan Knee
kelompok. Osteoarthritis
daerah plateau tulang tibia dan keberadaan dengan gambaran histologi OA, hal ini
lesi bone marrow. Hal ini menunjukan seiring dengan peningkatan dosis asam
Vitamin C memberikan efek protektif askorbat dan konsentrasi asam askorbat
terhadap resiko terjadinya knee OA. Bone dalam plasma darah. Peningkatan nilai
area akan meningkat pada pasien dengan osteosit seiring dengan peningkatan dosis
knee OA dibandingkan dengan yang tidak asam askorbat mendukung proses
mengalami knee OA, dan daerah ini akan pembentukan kondrosit yang akan
meningkat seiring dengan perkembangan berubah menjadi osteosit. Sehingga
OA. Lesi bone marrow berhubungan konsumsi suplemen vitamin C (asam
dengan rasa sakit dan hilangnya jarak askorbat) mengurangi resiko hilangnya
antar sendi pada knee OA [11]. kartilago yang dimungkinkan karena
radikal bebas.
Penelitian kohort di Framingham
terhadap OA menunjukan bahwa
Hubungan Pemberian Vitamin E,
konsumsi vitamin C, E dan A tidak
Terhadap Perkembangan Knee
berpengaruh signifikan terhadap kejadian
Osteoarthritis
OA pada knee joint. Konsumsi tinggi
antioksidan, khususnya vitamin C Penelitian yang membandingkan
dimungkinkan dapat menurunkan resiko kandungan vitamin A, E dan serta
hilangnya kartilago dan perkembangan penanda stres oksidatif L-laktat dalam
penyakit pada orang dengan OA [7]. serum dan cairan sinovial pada anjing
Vitamin C sebagai kofaktor hidrolisis lisin [13]. Penelitian ini menunjukkan
dan prolin yang dibutuhkan dalam konsentrasi vitamin E secara signifikan
pembentukan serabut kolagen dalam lebih tinggi pada cairan sinovial anjing
tulang. Vitamin C menstimulasi aktivitas dengan OA dibandingkan dengan anjing
alkalin fosfatase, pembentuk osteoblas. tanpa OA. Hasil ini tidak terduga,
Beberapa studi menunjukan konsumsi dikarenakan vitamin E dianggap
vitamin C mempengaruhi densitas menetralkan kondisi stres oksidatif,
mineral tulang. Densitas mineral tulang sehingga kadarnya menurun. Penelitian ini
yang tinggi berhubungan dengan menyimpulkan bahwa ada lebih banyak
kekakuan dan kekuatan tulang [8]. konsumsi vitamin E di sendi OA melalui
perannya dalam menghentikan proses
Penelitian yang sejalan adalah peroksidasi lipid daripada pada persendian
penelitian [6] yang menggunakan 46 babi normal. Sehingga dimungkinkan terjadi
Hartley Guinea jantan umur 2 bulan dibagi peningkatan mobilisasi vitamin E di sendi
menjadi 3 kelompok perlakuan yaitu dosis OA karena kebutuhan vitamin ini untuk
rendah asam askorbat 2,5 – 3 mg/hr ( n = menetralisir radikal bebas yang diproduki
15), dosis sedang asam askorbat 30 dan untuk menjaga stabilitas membran sel
mg/hr(n =15) dan dosis tinggi asama dan perlindungannya terhadap peroksidasi
askorbat (n = 16) 150 mg/hr. Berdasarkan lipid.
penelitian ini menunjukan level cairan
sinovial mempunyai hubungan signifikan
41 | PISSN 2620-8040 Alpha Olivia Hidayati
HUBUNGAN PEMBERIAN SUPLEMEN ANTIOKSIDAN VITAMIN A, C DAN E TERHADAP
PENANGANAN KNEE OSTEOARTHRITIS : RADIOGRAPHIC PROGRESSION KNEE
OSTEOARTHRITIS.
Defi Istiyani, Ginanjar Zakiah, M. Khuailid Yusuf, A.S Timur Patria, I. Fatati Noviara, Edy Widodo
Universitas Islam Indonesia
14611043@students.uii.ac.id
ABSTRAKS
PENDAHULUAN
Terdapat beberapa masalah secara teratur. Sementara AIDS
kesehatan di dunia yang hingga saat ini merupakan kumpulan gejala penyakit
belum bisa terselesaikan. Salah satu dengan karakteristik defisiensi imun yang
permasalahan kesehatan yang sekarang berat dan merupakan manifestasi stadium
menjadi Global Issues adalah HIV dan akhir infeksi HIV [2]. Sejak kasus pertama
AIDS. HIV merupakan virus yang kali terjadi pada tahun 1987 sampai
menyerang daya tahan tubuh manusia dengan bulan September 2014, HIV dan
sehingga seseorang mudah terserap AIDS di Indonesia tersebar di 381 (76%)
penyakit. Orang yang terinfeksi HIV, dari 498 kabupaten atau kota diseluruh
cepat atau lambat (2 sampai 10 tahun) provinsi di Indonesia. Provinsi pertama
akan menderita AIDS jika tidak berobat kali ditemukan adanya kasus HIV dan
Cluster Anggota
peta. Cluster 3 beranggotakan 3 provinsi, [6] Laeli, Sofya. 2014. Analisis Cluster
yaitu DKI Jakarta, Jawa Barat, dan Jawa dengan Average Linkage Method dan
Timur yang merupakan cluster dengan Ward‟s Method untuk Data
kerawanan HIV/AIDS yang tinggi dan Responden Nasabah Asuransi Jiwa
disimbolkan dengan warna coklat tua pada Unit Link. Program Studi Matematika
peta. Universitas Negeri Yogyakarta
TANYA JAWAB
DAFTAR PUSTAKA
Ludowika
[1] Kumar P, Clark M. 2009. HIV and HIV/AIDS itu penularannya selama ini
AIDS in Clinical Medicine 7th melalui apa saja?
Edition. London, Elsevier.pp 184-
206. Annisa
[2] Neferi, Andria. 2016. Hubungan Jawab:
Antara Pengetahuan Tentang HIV 1. Kontak dengan penderita HIV/AIDS
dan AIDS Dengan Respon melalui hubungan seksual
Masyarakat Terhadap ODHA. 2. Penggunaan jarum suntik bekas
Jurusan Sosiologi, Fakultas Sosial penderita HIV/AIDS
dan Ilmu Politik, Universitas 3. Persalinan dan menyusui seorang ibu
Lampung. yang terinfeksi HIV
[3] Ditjen PP & PL, Kemenkes RI. 2014. 4. Transfusi darah
Statistik Kasus HIV/AIDS di Malina Tuarisa
Indonesia dilapor s/d September
Apakah penderita HIV/AIDS di Indonesia
2014. Jakarta.
sudah tertangani dengan baik?
[4] Riverandra, Okta. 2016. K-Means
Annisa
Analysis Klasterisasi Kasus HIV /
Jawab:
AIDS di Indonesia. Pekanbaru:
Politeknik Caltex. 1. Pemerintah Indonesia telah
mencanangkan komitmennya untuk
[5] Fithriyyah, Anisahtul. 2017. Analisis memberikan akses yang lebih luas
Cluster Spasial Tingkat Kerawanan bagi penderita HIV/AIDS (ODA)
Demam Berdarah Dengue (DBD) di 2. Banyak rumah sakit yang
Provinsi Jawa Tengah Tahun 2015. menyediakan ruangan dan fasilitas
Skripsi Jurusan Statistika, Fakultas khusus untuk penderita HIV/AIDS
Matematika dan Ilmu Pengetahuan agar punya harapan hidup yang sama
Alam, Universitas Islam Indonesia. dengan yang sehat.
ABSTRAKS
PENDAHULUAN
Sebagai salah satu sarana kualitas citra, baik sejak pengadaan,
penegakan diagnosa pada suatu kelainan pemasangan, penggunaan, dan
maka kualitas citra pemeriksaan pemeliharaan pesawat MRI untuk
Magnetic Resonance Imaging (MRI) memastikan bahwa operasional dari
menjadi suatu hal yang penting untuk pesawat MRI tersebut berjalan dengan
diperhatikan, maka dari itu diperlukan lancar sehingga nantinya akan dihasilkan
suatu program pengendalian mutu kualitas citra yang selalu baik,tepat dan
Thickness = 20mm, FOV = 25cm, Matrix pass dalam rentang 16 - 17, kategori
= 256 x 256, NEX = 1. Localizer sagital baik apabila jumlah pass 18 sedangkan
yang digunakan sebagai perencanaan untuk hasil akumulasi jumlah pass untuk
pengambilan potongan aksial selanjutnya. tiap–tiap kategori pengujian,
Sekuen yang digunakan untuk potongan dikategorikan sebagai berikut: kategori
axial yaitu T1 WI Spin Echo Axial buruk apabila jumlah pass dalam rentang
dengan TE 20ms, TR 500ms, FOV 25cm, 15 (untuk 1 kategori pengujian yang
matriks 256 x 256, Slice Thickness 5mm hanya memiliki 1 parameter), 60 (untuk 1
dan NEX 1. kategori yang hanya memiliki 4
Kemudian dilakukan beberapa
parameter), dan 90 (untuk 1 kategori
jenis pengujian dengan menggunakan
yang hanya memiliki 6 parameter),
phantom yaitu pengujian signal to noise
kategori cukup apabila jumlah pass
ratio, artifact analysis, high contrast
dalam rentang 17 (untuk 1 kategori
resolution, low contrast resolution, slice
thickness accuracy, geometric accuracy, pengujian yang hanya memiliki 1
slice position accuracy, dan setup and parameter), 68 (untuk 1 kategori yang
table position accuracy. hanya memiliki 4 parameter), dan 102
(untuk 1 kategori yang hanya memiliki 6
Analisis Data parameter), kategori baik apabila jumlah
Data hasil pengukuran dari pass dalam rentang 18 (untuk 1 kategori
masing–masing pengujian tersebut pengujian yang hanya memiliki 1
dianalisa dengan cara membandingkan parameter), 72 (untuk 1 kategori yang
hasil pengukuran dari tiap masing – hanya memiliki 4 parameter), dan 108
masing pengujian dengan nilai standar (untuk 1 kategori yang hanya memiliki 6
international yang telah ditetapkan oleh parameter)
ACR (2015), sebagai berikut:
B. Pengujian menggunakan phantom
A. Pengujian tanpa menggunakan ACR
phantom ACR Pengujian Signal To Noise Ratio
(SNR) data akan dibandingkan dengan
Pengujian Visual Checklist standar international untuk Signal To
Pengujian ini dilakukan selama Noise Ratio (SNR) yaitu nilai SNR lebih
18 hari dalam sebulan. Setelah dari atau sama dengan 70.
didapatkan hasil pengujian dari masing- Pengujian Artifact Analysis
masing parameter ditiap kategori diatas dilakukan pengamatan selanjutnya data
nantinya hasil pengujian tersebut akan akan dibandingkan dengan standar
dihitung banyaknya jumlah pass dalam 1 international. Standar international untuk
parameter selama pengujian 18 hari. artifact analysis yaitu hasil pengamatan
Selanjutnya hasil pengujian dari tiap-tiap tidak boleh terdapat artifact.
parameter tersebut akan dikategorikan Pengujian High Contrast
sesuai rentang yang penulis buat, kategori Resolution setelah melakukan
buruk apabila jumlah pass dalam rentang pengamatan selanjutnya data akan
14 - 15, kategori cukup apabila jumlah dibandingkan dengan standar
ABSTRAKS
Kata Kunci : Laju Dosis Radiasi, Surveymeter digital, dan Kebocoran Tabung Sinar-X
PENDAHULUAN
Paparan radiasi dalam pekerjaan dimanfaatkan untuk mendiagnosis adanya
dapat terjadi akibat dari berbagai aktivitas suatu penyakit pasien yang ditempatkan
manusia, termasuk pekerjaan yang dalam suatu ruangan khusus yang didesain
berhubungan dengan tahap-tahap agar paparan radiasi tidak dapat
pengelolaan siklus bahan bakar nuklir, di menembus keluar dari ruangan yang akan
bagian radiologi rumah sakit dan lain - menyebabkan pekerja radiasi dan
lain. Di rumah sakit sendiri sinar-X masyarakat sekitar ikut terpapar. Olehnya