Anda di halaman 1dari 22

KODE / NAMA RUMPUN ILMU : / Keperawatan

PROPOSAL
PENELITIAN MANDIRI

HUBUNGAN PENGETAHUAN DENGAN KETERAMPILAN


MAHASISWA D3 KEPERAWATAN POLTEKKES MEDAN
SEMESTER 4 DALAM MELAKUKAN TINDAKAN
RESUSITASI JANTUNG PARU (RJP)

OLEH :

Marlisa, S.Kep., Ns., M.Kep NIDN : 4009017103


Lestari, S.Kep., Ners., M.Kep NIDN : 4029088001

KEMENTERIAN KESEHATAN REPUBLIK INDONESIA


POLITEKNIK KESEHATAN KEMENKES RI MEDAN
TAHUN 2023
LEMBAR PENGESAHAN

Judul : Hubungan Pengetahuan Dengan


Keterampilan Mahasiswa D3 Keperawatan Poltekkes Medan Semester 4 Dalam
Melakukan Tindakan Resusitasi Jantung Paru (RJP)
1. Peneliti Utama
a. Nama Lengkap : Marlisa, S.Kep., Ns., M.Kep
b. NIP : 197101091993032002
c. NIDN : 4009017103
d. Jabatan : Lektor Kepala , IV/a
e. Program Studi : DIII Keperawatan
f. No.HP : 081397241981
g. Alamat Email : marlisanurse@gmail.com
2. Anggota Peneliti (1) :
a. Nama Lengkap : Lestari, S.Kep., Ners., M.Kep
b. NIDN : 4029088001
c. Program Studi : Keperawatan
3. Mahasiswa (1) :
a. Nama Lengkap : Yohanna Pehulisa Br Surbakti
b. NIM : P07520219084
c. Program Studi : DIII Keperawatan
4. Perguruan Tinggi : Poltekkes Kemenkes Medan
a. Tahun Pelaksanaan : 2023
b. Biaya Penelitian : Rp. 2. 230. 000,-

Mengetahui
Medan, 03 Oktober 2022
Ketua Jurusan Keperawatan Ketua Tim Pengabdi
Politeknik Kesehatan Medan

Suriani Br. Ginting, S.Kep, Ns, M.Kep Marlisa S,Kep., Ns, M.Kep
NIDN : 4021106802 NIDN : 4009017103

Mengesahkan
Kapus Penelitian Dan Pengabdian Masyarakat

Dr. Jhonson P Sihombing, Mse, Apt


NIDN: 4030016901

i
IDENTITAS DAN URAIAN UMUM

Judul : Hubungan Pengetahuan Dengan Keterampilan


Mahasiswa D3 Keperawatan Poltekkes Medan Semester 4 Dalam Melakukan
Tindakan Resusitasi Jantung Paru (RJP)

1. Tim Peneliti :
No Nama Jabatan Bidang Instansi Alokasi
Keahlian asal waktu
(jam/minggu)
1. Marlisa, Ketua Keperawatan Polkesmed 4jam/minggu
S.Kep.,
Ns.,
M.,Kep
2. Lestari, Anggota 1 Keperawatan Polkesmed 4jam/minggu
S.Kep.,
Ners.,
M.Kep
5. Yohanna Mahasiswa Keperawatan Polkesmed 4jam/minggu
Pehulisa
Br
Surbakti

2. Objek Penelitian (jenis material yang akan diteliti dan segi penelitian) :
Mahasiswa D3 Keperawatan Poltekkes Medaan
3. Masa Pelaksanan
Mulai bulan : Januari 2023
Berakhir bulan : Juli 2023
4. Usulan Biaya Penelitian
Tahun ke-1 : Rp. 2. 230 . 000,-
5. Lokasi penelitian (lab/studio/lapangan) : Jurusan Keperawatan Poltekkes
Kemenkes Medan.
6. Temuan yang ditargetkan (penjelasan gejala atau kaidah, metode, teori,
atau rekayasa) : leaflet
Kontribusi mendasar pada suatu bidang ilmu (uraikan tidak lebih dari 50
kata, tekankan pada gagasan fundamental dan orisinal yang akan
mendukung pengembangan Iptek) : pada bidang keperawatan untuk
mengetahui Hubungan Pengetahuan Dengan Keterampilan Mahasiswa D3
Keperawatan Poltekkes Medan Semester 4 Dalam Melakukan Tindakan
Resusitasi Jantung Paru (RJP).
7. Jurnal Ilmiah yang menjadi sasaran (tuliskan nama terbitan berkala ilmiah
Internasional bereputasi, Nasional terakreditasi, atau Nasional tidak

ii
terakreditasi dan tahun rencana publikasi) : Jurnal Internasional ; Health
Notions tahun 2023
8. Rencana luaran HKI, Buku, purwarupa atau luaran lainnya yang
ditargetkan, tahun rencana perolehan atau penyusaiannya) : HKI tahun
2023

iii
KATA PENGANTAR

Puji dan Syukur penulis panjatkan kepada Tuhan Yang Maha Esa yang
telah memberikan Rahmat dan berkat-Nya sehingga penulis dapat menyelesaikan
penelitian ini dengan judul “Hubungan Pengetahuan Dengan Keterampilan
Mahasiswa D3 Keperawatan Poltekkes Medan Semester 4 Dalam Melakukan
Tindakan Resusitasi Jantung Paru (RJP)”
Dalam Penyususna penelitian ini, penulis banyak mendapatkan bimbingan
dukungan dan arahan dari berbagai pihak. Penulis juga mengucapkan terima kasih
yang sebesar-besarnya kepada :
1. Ibu R.R. Sri Arini Winarti Rinawati, SKM., M.Kep selaku Direktur
Politeknik Kesehatan Kemenkes medan
2. Ibu Suriani Ginting, S.ST., S.Pd., S.Kep., Ns., M.Kep selaku ketua Jurusan
Keperawatan Politeknik Kesehatan Kemenkes Medan

Penulis menyadari bahwa dalam penulisan penelitian ini banyak


kekurangan dan jauh dari kesempurnaan, baik dari segi isi, penulisan mamupun
tata bahasanya. Maka dengan segala kerendahan hati penulis mengharapkan saran
dan kritik serta memasukkan dari semua pihak demi kesempurnaan penelitian ini.
Harapan penulis, penelitian ini dapat bermanfaat bagi peningkatan dan
pengembangan profesi.

Medan, Januari 2023


Penulis

iv
RINGKASAN

Latar Belakang: Keadaan gawat darurat merupakan suatu keadaan mendesak dan
waktu kejadiannya tidak dapat diperkirakan yang kemungkinan dapat mengancam
nyawa seseorang yang mengalaminya. Kegawatdaruratan kardiovaskular adalah
keadaan dimana jantung tidak berdenyut seperti biasa disebabkan terjadi
gangguan irama jantung sehingga jantung tidak dapat memompa darah secara
optimal ke seluruh tubuh. Henti jantung merupakan kondisi berhentinya fungsi
jantung secara tiba-tiba dan dapat terjadi pada orang yang sudah terdiagnosis
penyakit jantung maupun tidak. Resusitasi jantung paru (RJP) yaitu bantuan hidup
dasar yang diberikan pada korban henti jantung berupa tindakan kompresi dada
dan ventilasi. Tujuan: Untuk mengetahui adakah hubungan pengetahuan dengan
keterampilan mahasiswa D3 keperawatan semester 4 dalam melakukan tindakan
resusitasi jantung paru (RJP). Metode: Penelitian ini menggunakan metode jenis
Jenis penelitian yang digunakan dalam penelitian ini adalah bersifat korelasional
(hubungan atau asosiasi) yaitu dengan mengkaji hubungan antar variabel, dengan
pendekatan potong lintang (cross sectional) artinya pengukuran variabel hanya
dilakukan satu kali pada satu saat.

Kata Kunci: Keterampilan, RJP, Pengetahuan

v
DAFTAR ISI

LEMBAR PENGESAHAN............................................................................ i
IDENTITAS DAN URAIAN UMUM........................................................... ii
KATA PENGANTAR....................................................................................
RINGKASAN.................................................................................................. iii
DAFTAR ISI................................................................................................... iv
BAB I PENDAHULUAN
1.1.Latar Belakang.................................................................................. 1
1.2. Rumusan Masalah............................................................................ 3
1.3. Manfaat Penelitian............................................................................ 3
BAB II TINJAUAN PUSTAKA
2.1. Konsep Resusitasi Jantung Paru...................................................... 4
2.1.1. Definisi................................................................................... 4
2.1.2. Tujuan Resusitasi Jantung Paru............................................. 4
2.1.3. Indikasi Resusitasi Jantung Paru............................................ 5
2.1.4. Langkah-langkah Resusitasi Jantung Paru............................. 6
2.2. Konsep Pengetahuan........................................................................ 7
2.2.1. Definisi................................................................................... 7
2.2.2. Tingkat Pengetahuan.............................................................. 8
2.2.3. Kriteria Pengetahuan.............................................................. 9
2.3. Konsep Keterampilan.......................................................................10
2.3.1. Definisi...................................................................................10
2.3.2. Faktor yang Mempengaruhi Keterampilan............................10
BAB III METODE PENELITIAN
3.1. Jenis dan Cara Pengumpulan data.................................................... 11
3.2. Analisa dan penyajian data............................................................... 11
BAB IV LUARAN DAN TARGET CAPAIAN
4.1. Luaran............................................................................................... 13
4.2. Target Capaian................................................................................. 13
BAB V BIAYA DAN RENCANA KEGIATAN
5.1. Biaya Kegiatan................................................................................. 14
5.2. Rencana Kegiatan............................................................................. 14
DAFTAR PUSTAKA...................................................................................... 15

vi
BAB I

PENDAHULUAN

1.1. Latar Belakang


Penyakit kardiovaskular atau cardiovaskular disease saat ini merupakan
penyebab kematian paling banyak di seluruh dunia. Sebelum tahun 1900,
penyakit infeksi dan malnutrisi menjadi penyebab terbanyak dan penyakit
kardiovaskular hanya menyebabkan kurang dari 10% kematian. Saat ini,
penyakit kardiovaskular menyebabkan sekitar 30% kematian di seluruh
dunia, termasuk hampir 40% dinegara berpendapatan tinggi dan sekitar 28%
di negara-negara berpendapatan rendah dan sedang (Gaziano, 2015).
Berdasarkan hasil dari Riset Kesehatan Dasar (Riskesdas) prevalensi
Penyakit jantung berdasarkan diagnosis dokter di Indonesia sebesar 1,5%
dengan peringkat prevalensi tertinggi yaitu provinsi Kalimantan Utara
sebanyak 2,2%, Daerah Istimewa Yogyakarta (DIY) sebanyak 2% dan
Gorontalo sebanyak 2%. Sementara provinsi Sumatera Utara sebanyak 1,2%.
Hasil Riskesdas juga menunjukkan prevalensi penyakit jantung menurut
karakteristik usia yang tertinggi yaitu usia >75 tahun sebanyak 4,7% .
Menurut karakteristik jenis kelamin yang tertinggi adalah perempuan
sebanyak 1,6% dan menurut karakteristik tempat tinggal yang tertinggi yaitu
daerah perkotaan sebanyak 1,6% (Kemenkes RI, 2019).
Henti jantung merupakan suatu kondisi dimana kerja jantung tiba tiba
terhenti sehingga fungsi untuk memompa darah menjadi tidak berfungsi, yang
mengakibatkan pasokan oksigen ke organ tubuh tidak terpenuhi. Apabila
kejadian ini berlangsung lebih dari 4 menit maka akan menyebabkan
kematian pada sel sel otak, dan akan menyebabkan kematian pada organ
organ vital tubuh hanya dalam waktu 10 menit (AHA,2020). Resusitasi
jantung paru merupakan suatu usaha medis yang dilakukan terhadap mereka
yang berada dalam keadaan gawat atau kritis untuk mencegah kematian.
Resusitasi merupakan segala usaha untuk mengembalikan fungsi system
pernapasan, peredaran darah dan saraf yang terhenti atau terganggu

1
sedemikian rupa sehingga fungsinya dapat berhenti sewaktu waktu, agar
kembali menjadi normal seperti semula (Sudarwanto,2002) dalam (Christian
2013).
Berdasarkan data dari WHO pada tahun 2016 didapatkan data kematian
sekitar 54.7 juta kematian. Lebih dari setengahnya di sebabkan oleh penyakit
jantung iskemik sekitar 8,7 juta, yang kedua adalah stroke sekitar 6,2 juta,
dan ispa sekitar 3,1 juta. Prevalensi penyakit jantung koroner menurut
Riskesdas Kementerian Kesehatan 2018 sebanyak 1,5%. Data PERKI
(Perhimpunan Dokter Spesialis Kardiovaskular Indonesia), pada tahun 2016
menemukanbahwa angka kejadian henti jantung mendadak berkisar antara
300.000 - 350.000 kejadian setiap tahunnya.
Meskipun Resusitasi jantung paru telah di lakukan, akan tetapi tidak
menjamin kembalinya sirkulasi spontan, oleh karena keberhasilan resusitasi
jantung paru di pengaruhi oleh berbagai faktor. Faktor kondisi klinis pasien
sebelum terjadi henti jantung, usia dan penyakit, turut berperan serta dalam
berhasil tidaknya sirkulasi spontan. Selain hal tersebut faktor kecepatan
ditemukanya pasien dengan kecepatan dilakukanya RJP dan segera di
lakukanya pertolongan lanjutan juga sangat berpengaruh terhadap kembalinya
sirkulasi spontan. Yang tidak kalah pentingnya adalah kemampuan penolong
melakukan RJP berkualitas tinggi, Pengetahuan dan keterampilan yang baik
tentang resusitasi jantung paru yang berkualitas tinggi akan memperbesar
peluang keberhasilan tindakan resusitasi jantung paru yaitu kembalinya
sirkulasi spontan ( Return of spontaneous circulation). Selain faktor tersebut,
sangat mungkin keberhasilan resusitasi jantung paru juga di pengaruhi oleh
usia, dan faktor psikologis, dan motivasi dari penolong.
Hasil survei pendahuluan yang dilakukan peneliti pada lima orang
mahasiswa D3 Keperawatan semester 3 tentang pengetahuan resusitasi
jantung paru yaitu kelima nya mengatakan kurang mengetahui tentang apa itu
resusitasi jantung paru dan langkah-langkah melakukan tindakan resusitasi
jantung paru karena belum mendapatkan mata kuliah keperawatan gawat
darurat dan manajemen bencana dan belum pernah menemukan pasien henti

2
jantung.
Berdasarkan latar belakang diatas maka peneliti perlu untuk mengkaji
atau meneliti hubungan pengetahuan dengan keterampilan mahasiswa d3
keperawatan poltekkes medan semester 4 dalam melakukan tindakan
resusitasi jantung paru.

1.2. Rumusan Masalah


Adakah hubungan pengetahuan dengan keterampilan mahasiswa d3
keperawatan poltekkes medan semester 4 dalam melakukan tindakan
resusitasi jantung paru.

1.3. Manfaat Penelitian

1.3.1. Bagi Mahasiswa


Hasil penelitian ini diharapkan dapat digunakan sebagai informasi
tambahan bagi mahasiswa dalam melakukan tindakan resusitasi jantung
paru.
1.3.2. Bagi peneliti
Hasil penelitian ini berguna bagi peneliti untuk mendapatkan pengalaman
pertama dalam melakukan penelitian dan mengetahui hubungan
pengetahuan dengan keterampilan mahasiswa d3 keperawatan poltekkes
medan semester 4 dalam melakukan tindakan resusitasi jantung paru.

3
BAB II
TINJAUAN PUSTAKA

2.1. Konsep Resusitasi Jantung Paru


2.1.1. Definisi Resusitasi Jantung Paru
Suatu tindakan pertolongan pertama yang diberikan pada korban
dengan keadaan henti napas maupun henti jantung disebut bantuan hidup
dasar. Tindakan yang dilakukan dalam bantuan hidup dasar merupakan
tindakan pemberikan napas buatan dan Resusitasi Jantung Paru (RJP) pada
pasien (Wiliastuti, Anna, & Mirwanti, 2018).
Resusitasi (resuscitation) yang berarti “menghidupkan kembali”
merupakan sebuah usaha yang dilakukan untuk mencegah timbulnya
episode henti jantung yang berakibatkan kematian. Jika penanganan tidak
segera dilaksanakan pasien dengan kondisi henti jantung dapat mengalami
kematian dalam waktu yang sangat singkat (sekitar 4-6 menit) (Andrianto,
2020). Salah satu penatalaksanaan henti jantung dapat berupa Resusitasi
Jantung Paru (RJP). Tindakan yang menjadi salah satu terapi segera untuk
kasus henti jantung dan dapat diterapkan pada semua kasus henti napas
maupun jantung ini terdiri dari pemberian bantuan napas dan sirkulasi pada
pasien.

2.1.2. Tujuan Resusitasi Jantung Paru


Tujuan dilakukannya resusitasi jantung paru yang berkualitas tinggi
dapat tercapai dengan meningkatnya angka keberhasilan RJP, yang pada
akhirnya akan memperbesar peluang semakin meningkatnya pasien henti
jantung yang di selamatkan.

2.1.3. Indikasi Resusitasi Jantung Paru


a. Henti jantung, yaitu pada orang yang tidak sadar dan nadi tidak teraba.
Henti jantung merupakan ketidaksanggupan curah jantung untuk

4
mengalirkan oksigen hingga ke otak dan organ vital lainnya secara
mendadak sehingga perlu dilakukan tindakan resusitasi jantung paru
dengan tepat.
b. Henti nafas, ditandai dengan tidak adanya pergerakan dada atau perut
dan aliran udara pernapasan dari korban. Pada awal henti nafas, jantung
masih berdenyut dan nadi masih teraba dan oksigen masih mampu dialirkan
ke dalam darah untuk beberapa menit dan jantung masih bisa mengalirkan
oksigen ke otak dan organ vital lainnya.

2.1.4. Langkah-langkah Resusitasi Jantung Paru


Salah satu bagian dari bantuan hidup dasar adalah Resusitasi Jantung
Paru (RJP). Tindakan ini dilakukan untuk mengembalikan fungsi jantung
sehingga mampu kembali memompa serta memperbaiki sirkulasi darah di
tubuh. Adapun langkah-langkah resusitasi jantung paru menurut (AHA,
2020):
a) Menganalisa Situasi Keamanan penolong menjadi prioritas untuk
menghindari adanya korban selanjutnya. Perhatikan situasi dan
keadaan yang aman untuk penolong dan korban (AHA, 2020).
b) Cek respon korban Periksa keadaan korban dengan memberikan
rangsangan nyeri ataupun verbal. Pemeriksaan ini dilakukan
setelah dipastikannya lingkungan telah aman untuk penolong
maupun korban. Rangsangan verbal yang dilakukan bisa dengan
memanggil korban disertai menepuk bahu korban. Apabila tidak
ada respon, penolong bisa melakukan rangsangan nyeri, baik
menekan kuku maupun di bagian dada (AHA, 2020).
c) Meminta bantuan dan aktifkan Emergency Medical Service (EMS)
Jika korban masih tidak memberikan respon, penolong segera
meminta bantuan dengan berteriak dan mengaktifkan sistem gawat
darurat atau EMS (AHA, 2020).
d) Memperbaiki posisikan korban dan penolong
1. Posisikan korban supinasi atau terlentang di permukaan yang

5
keras dan datar
2. Memperbaiki posisi korban dengan cara log roll (kepala,
leher, dan punggung digulingkan secara bersamaan)
3. Posisikan penolong senyaman mungkin dengan posisi berlutut
sejajar dengan bahu pasien untuk pemberian resusitasi secara
efektif (AHA, 2020).
e) Periksa Airway (Jalan nafas)
Tujuan dari tindakan ini adalah untuk mengetahui ada atau
tidaknya sumbatan pada jalan nafas yang disebabkan benda
asing dalam mulut, jika ada benda asing segera bersihkan lebih
dulu, buka mulut dengan menggunakan teknik cross finger. Jika
sumbatan berbentuk cairan 14 dapat dibersihkan dengan jari
telunjuk dan jari tengah yang dilapisi atau ditutupi sepotong
kassa, sedangkan jika terdapat sumbatan benda padat dapat
dikeluarkan dengan menggunakan jari telunjuk (finger sweep)
(AHA, 2020). Membuka jalan nafas dapat dilakukan dengan
cara tengadah kepala topang dagu (head tilt chin lift) namun
hindari melakukan ini kepada pasien cedera kepala, jika
dicurigai adanya cedera kepala, gunakan manuver mandibular
(jaw trust) (AHA, 2020)
f) Breathing (pernafasan)
Tindakan pemeriksaan pernafasan ini dilakukan dengan cara
melihat pergerakan dada (look), mendengarkan suara nafas
(listen), dan merasakan hembusan nafas pasien (feel) dengan
mendekatkan telinga penolong dengan hidung pasien, melihat
pergerakan dinding dada 5-6 detik. Jika tidak ada pernafasan
segera beri nafas buatan sebanyak 10-12 kali per menit (1 kali
bantuan nafas, 5-6 detik) (AHA, 2020).
g) Circulation
Memastikan adanya denyut nadi pasien dengan meletakkan
jari telunjuk dan jari tengah di nadi karotis pasien ( di sisi

6
kanan atau kiri leher sekitar 1-2cm dari thakhea) raba selama
< 10 detik. Jika nadi tidak teraba dan nafas tidak terasa
lakukan resusitasi jantung paru (AHA, 2020).
h) Resusitasi jantung paru yang berkualitas
1) Posisikan diri di samping korban
2) Pastikan posisi korban aman dan supinasi/ terlentang 15
3) Letakkan kedua telapak tangan (saling menumpuk), di
prosesus xipoideus atau diantara kedua putting susu
4) Posisi penolong tegak lurus
5) Menurut (AHA, 2020) pemberian resusitasi jantung paru bisa
dikatakan berkualitas jika mencakup hal ini, yaitu tekan kuat
(minimum 2 inch / 5cm) dan kecepatannya (100-120 kali per
menit) dan tunggu rekoil dada selesai dengan sempurna,
meminimalisir interupsi dalam kompresi, menghindari ventilasi
berlebihan, ganti kompresor/penolong tiap 2 menit, namun
boleh dilakukan < 2 menit jika sudah mulai kelelahan, jika tidak
ditemukannya suara napas lanjutan, rasio kompresi ventilasi
30:2, kapnografi gelombang kuantitatif, jika hasil PETCO2
rendah ataupun menurun, kaji ulang kualitas RJP yang telah
diberikan.
i) Recovery Position (Posisi pemulihan) Bila keadaan pasien
sudah Kembali normal, posisikan pasien dengan posisi
pemulihan dengan tujuan dapat mencegah terjadinya sumbatan
saluran nafas jika terdapat cairan (AHA, 2020).

2.2. Konsep Pengetahuan


2.2.1. Definisi
Pengetahuan adalah merupakan hasil “tahu” dan ini terjadi setelah
orang mengadakan penginderaan terhadap suatu objek tertentu.
Penginderaan terhadap objek terjadi melalui panca indra manusia yakni
penglihatan, penginderaan, penciuman, rasa dan raba dengan sendiri. Pada

7
waktu pengideraan sampai menghasilkan pengetahuan tersebut dipengaruhi
oleh intensitas perhatian persepsi terhadap objek. Sebagian besar
pengetahuan manusia diperoleh melalui mata dan telinga. (Notoadmodjo,
dalam A.Wawan dan Dwi M,2018)

2.2.2. Tingkat Pengetahuan


1. Tahu (Know).
Tahu diartikan sebagai mengingat suatu materi yang telah dipelajari
sebelumnya. Termasuk kedalam pengetahuan tingkat ini adalah mengingat
kembali (Recall) terhadap suatu yang spesifik dari seluruh bahan yang
dipelajari atau rangsangan yang telah diterima. Oleh sebab itu, tahu adalah
tingkat pengetahuan yang paling rendah. Kata kerja untuk mengukur bahwa
orang tahu tentang apa yang dipelajari antara lain: menyebutkan,
menguraikan, mendefinisikan, menyatakan.
2. Memahami (Comprehension).
Memahami diartikan sebagai suatu kemampuan untuk menjelaskan secara
benar tentang objek yang diketahui dan dapat menginterpretasikan benar
tentang objek yang diketahui dan dapat menginterpretasikan materi tersebut
secara benar. Orang yang telah paham terhadap objek atau materi harus
dapat menjelaskan menyebutkan contoh menyimpulkan, meramalkan, dan
sebagainya terhadap objek yang dipelajari, misalnya dapat menjelaskan
mengapa harus datang ke Posyandu.
3. Aplikasi (Application).
Aplikasi diartikan sebagai kemampuan untuk menggunakan materi yang
telah dipelajari pada situasi atau kondisi riil (sebenarnya). Aplikasi disini
dapat diartikan aplikasi atau penggunaan hukum-hukum, rumus, metode,
dan prinsip
4. Analisis (Analysis)
Ananalisis dalam komponen-komponen, tetapi masih di dalam suatu
struktur organisasi dan masih ada kaitannya satu sama lain. Kemampuan
analisis ini dapat dilihat dari penggunaan kata-kata kerja, dapat

8
menggambarkan (membuat bagan), membeda kan, memisahkan,
mengelompokkan.
5. Sintesis (Synthesis).
Sintesis menunjuk pada suatu kemampuan untuk meletakkan bagianbagian
di dalam suatu bentuk keseluruhan yang baru. Dengan kata lain sintesis itu
suatu kemampuan untuk menyusun formulasi baru dari formulasi-
formulasi yangada Misalnya dapat menyusun, dapat merencanakan, dapat
meringkaskan, dapat menyesuaikan terhadap suatu teori atau rumusan
yang telah ada.

2.2.3. Kriteria Pengetahuan


a. Pengetahuan baik: skor 80-100%
b. Pengetahuan cukup: skor 60-79%
c. Pengetahuan kurang: skor <60% (Swarjana, 2022)

2.3. Konsep Keterampilan


2.3.1. Definisi
Keterampilan merupakan kecakapan seseorang untuk melakukan suatu
pekerjaan yang dipraktekkan setelah menerima pengetahuan. Keterampilan
adalah anugerah yang diberikan kepada individu dan dimiliki oleh setiap
individu di bidangnya masing-masing (Wardhana, dkk., 2022).
Keterampilan berasal dari kata terampil yang memiliki arti mampu dan
cekatan. Menurut Iverson, setiap orang yang ingin memiliki keterampilan
maka memerlukan pelatihan serta kemampuan dasar agar dapat lebih
membantu menghasilkan sesuatu yang bernilai dengan lebih cepat
(Wardhana, dkk., 2022).

2.3.2. Faktor-faktor Yang Mempengaruhi Keterampilan


a. Motivasi, adalah suatu hal yang diberikan kepada individu sehingga
individu yang menerimanya memiliki keinginan untuk melakukan berbagai

9
tindakan. Dengan motivasi maka otak akan menstimulasi seseorang untuk
terdorong melakukan sesuatu sesuai dengan prosedur yang sudah diajarkan.
b. Pengalaman, seseorang yang memiliki pengalaman dapat memperkuat
kemampuan manusia dalam melakukan suatu tindakan (keterampilan).
c. Keahlian, jika manusia memiliki keahlian, maka manusia tersebut
menjadi lebih terampil dalam melakukan suatu tindakan. Keahlian juga
membuat individu mampu melakukan sesuatu sesuai yang telah diajarkan
(Swarjana, 2022)

10
BAB III

METODE PENELITIAN

3.1. Jenis dan Cara Pengumpulan Data

Alat pengumpulan data yang digunakan berupa lembar kuesioner.


Kuesioner atau pernyataan tersebut terdiri dari 20 pertanyaan untuk mengukur
tingkat pengetahuan tentang resusitasi jantung paru (RJP) dan menggunakan
lembar observasi untuk mengukur keterampilan mahasiswa dalam melakukan
tindakan resusitasi jantung paru (RJP).

Kriteria tingkat pengetahuan dapat diklasifikasikan yaitu jika


responden menjawab benar sebanyak 16-20 soal (80-100%), maka
dikategorikan tingkat pengetahuan baik, jika menjawab benar 12-15 soal (60-
79%) dikategorikan tingkat pengetahuan cukup, sedangkan yang menjawab
benar kurang dari 12 soal (<60%) dikategorikan tingkat pengetahuan kurang
(Swarjana, 2022).

Kriteria keterampilan dapat diklasifikasikan yaitu jika tindakan


resusitasi jantung paru dilakukan sebanyak 11-13 tindakan (80-100%), maka
dikategorikan terampil, jika 8-10 tindakan dilakukan (60-79%) dikategorikan
cukup terampil, sedangkan jika dilakukan <8 tindakan (<60%) dikategorikan
kurang terampil (Swarjana, 2022).

3.2. Analisa dan Penyajian Data

Analisa data dilakukan untuk menjawab hipotesis penelitian. Untuk


alasan tersebut dipergunakan uji statistik yang cocok dengan variabel
penelitian (Notoatmodjo, 2018).

11
1) Analisa univariat
Analisa univariat yaitu analisa yang dilakukan terhadap tiap variabel
dari hasil penelitian yaitu pengetahun obat dan keterampilan
mahasiswa d3 keperawatan poltekkes medan dalam melakukan
resusitasi jantung paru sajian data dengan menggunakan proporsi
presentase.
2) Analisa bivariat
Analisa bivariat adalah analisis yang dilakukan terhadap dua variabel
yang diduga berhubungan atau berkorelasi (Sugiyono, 2011). Analisa
bivariat pada penelitian ini yaitu dengan Spearman Rho.

12
BAB IV
LUARAN DAN TARGET CAPAIAN

4.1 Luaran
Adapun luaran pada penelitian ini yaitu :
a. Berbentuk artikel ilmiah yang dimuat pada jurnal nasional
b. Leaflet

4.2. Target Capaian


Adapun target capaian pada penelitian ini yaitu :
a. Mengetahui kategori pengetahuan mahasiswa D3 keperawatan poltekkes
medan semester 4 dalam melakukan tindakan RJP
b. Mengetahui kategori keterampilan mahasiswa D3 keperawatan poltekkes
medan semester 4 dalam melakukan tindakan RJP
c. Mengetahui hubungan pengetahuan dan keterampilan mahasiswa D3
keperawatan poltekkes medan semester 4 dalam melakukan tindakan RJP

13
BAB V
BIAYA DAN RENCANA KEGIATAN

5.1. Biaya Kegiatan


NO Perlengkapandanbahan Jumlah Kali/Jam Harga 1 Jumlah
1 ATK
Poster 5 1 150.000 750.000
Kertas A4 6 1 40.000 240.000
Tinta hitam 3 1 20.000 60.000
Tinta warna (4) 6 1 30.000 180.000
Jilid Proposal 10 1 50.000 500.000
Total 2.230.000

B. Rencana Kegiatan
NO KEGIATAN SEMESTER 1 SEMESTER 2
JUL AGS SEP OKT NO V DES JAN FEB MAR APR MEI JUN

1 Persiapan penelitian
Membuat proposal ✓ ✓
penelitian
Seminar Proposal ✓
Perbaikan Proposal ✓
Izin penelitian ✓
Penggandaan lembar ✓
kuisioner
2 Pelaksanaan
penelitian
Pengumpulan data ✓ ✓
Pengolahan data ✓
Dokumentasi ✓
penelitian
3 Penyusunan laporan ✓ ✓
4 Seminar hasil ✓
penelitian
5 Penjilidan laporan ✓

DAFTAR PUSTAKA

14
A. Wawan & Dewi, M., (2018). Pengetahuan, Sikap Dan Perilaku Manusia.
Yogyakarta: Nurul Medika.
American Heart Association. (2020). Pedoman CPR dan ECC.
https://cpr.heart.org/-/media/CPR-Files/CPR-GuidelinesFiles/Highlights/
Hghlghts_2020ECCGuidelines_ Indonesian.pdf (diakses pada tanggal 05 Oktober
2022, pukul 15.15)
Khairani, D. (2021). Tingkat Pengetahuan Tentang Resusitasi Jantung Paru Pada
Mahasiswa Non Kesehatan Universitas Sumatera Utara. (“Tingkat Pengetahuan
tentang Resusitasi Jantung Paru pada Mahasiswa Non ...”)
Utariningsih, W., Millizia, A., & Enggola Handayani, R. (2022). Hubungan
TingkatPengetahuan Bantuan Hidup Dasar (BHD) Dengan Kesiapan Melakukan
Tindakan BHD Pada Mahasiswa Keperawatan di Perguruan Tinggi Kota
Lhokseumawe. Jurnal Ilmiah Manusia Dan Kesehatan, 5(3), 435–444.
https://doi.org/10.31850/makes.v5i3.1584 (diakses pada tanggal 01 Oktober 2022,
pukul 10.30)
Whardana, A., & dkk. (2022). Manajemen Kinerja (Konsep, Teori, dan
Penerapannya) (Hartini, Ed.; 1st ed.). Media Sains Indonesia.
Yunus, P., & Damansyah, H. (2021). Hubungan Tingkat Pengetahuan
DenganKemampuan Dalam Pelaksanaan Bantuan Hidup Dasar Pada
MahasiswaJurusan Keperawatan Universitas Muhamadiyah Gorontalo. Jurnal
Zaitun. https://journal.umgo.ac.id/index.php/Zaitun/article/viewFile/1209/74
World Health Organization. (2021, June 11). Cardiovascular disease
(CVDs).https://www.who.int/news-room/factsheets/detail/cardiovascular-
diseases- (c
Swarjana, I. (2022). Konsep Pengetahuan, Sikap, Perilaku, Persepsi, Stress,
Kecemasan, Nyeri, Dukungan Sosial, Kepatuhan, Motivasi, Kepuasan, Pandemi
Covid-19, Akses Layanan Kesehatan (R. Indra, Ed.; 1st ed.). ANDI
Yasin, D. D. F., Ahsan, A., & Racmawati, S. D. (2020). Pengetahuan Remaja
Tentang Resusitasi Jantung Paru Berhubungan Dengan Efikasi Diri Remaja Di
SMK Negeri 2 Singosari Malang. Care: Jurnal Ilmiah Ilmu Kesehatan, 8(1), 116.
Rini, I., & dkk. (2019). Pertolongan Pertama Gawat Darurat (PPGD) (1st ed.).
UBPress. (Diakses pada tanggal 25 Oktober 2022

15

Anda mungkin juga menyukai