Anda di halaman 1dari 5

2.

STRUKTUR HAK KEPUTUSAN (Archetype)

A. Pengertian Archetype
Archetype merupakan bentuk struktur hak keputusan TI yang menunjukan pihak-pihak yang
memiliki hak keputusan yang didalamnya terdapat keputusan TI. Aarchetype merujuk pada
moda mekanisme politis proses pembuatan keputusan dalam organisasi. Archetype merujuk
kepada moda(bentuk-bentuk) mekanisme politis proses pembuatan keputusan dalam
organisasisi.

B. Klasifikasi archetype
Ke tiga jenis tatakelola moda tatakelola TI (sentralis, desentralis, federal), dibagi lagi menjadi
enam pengembangan, yaitu:
1. Business Monarchy
• Tersentralisasi
• Diadopsi oleh organisasi berskala besar dengan system organisasi yang kompleks
dengan maksud sentralsiai dan keputusan TI dan bisnis bisa diselaraskan.
• Unggul dalam kendali atakelola karena semua keputusan dibuat di level manajemen
puncak
• Kekurangan dalam hal fleksibelitas dan kreativitas pada level unit bisnis
2. IT Monarchy
Menjelaskan hak keputusan atas TI didominasi oleh individu atau grup eksekutuf TI
yang berada di departemen TI.
Sifatnya masih tersentralisasi di bawah departemen TI
Kekurangan adanya indikasi hambatan penyelarasan bisnis dan TI karena departemen
TI hanya memahami konteks TI tapi tanpa memahami proses inti bisnis secara luas.
3. Feudal
Type achetype ini menjelaskan hak keputusan TI didominasi oleh para eksekutif di unit
bisnis. Tipe ini meng indikasikan adanya desentralisasi keputusan atas TI yang
didelegasi sepenuhnya pada para pemimpin di unit bisnis.
Tipe ini cocok untuk:
- organisasi yang memiliki unit bisnis yang luas dan tidak terintegrasi pada bisnis
inti.
- Oleh organisasi organic yang sangat fleksibel terhadap perubahan
- TI hanya berperan strategis pada level unit bisnis tidak pada level korporasi.
Kelembahan tipe ini adalah tidak adana integrasi secara luas antara strategi bisnis secara
umum dengan strategi TI.
Tipe ini tidak menghasilkan inilai optimal bagi organisasi.
4. Federal
Tipe archetype ini popular digunakan oleh korporasi yang memiliki banyak unit bisnis.
Untuk mengakomodasi perubahan pasar melalui kreativitas fungsi TI, keputusan tidak
hanya diserahkan kepada monarki bisnis tetapi juga mengikutsertakan eksekutif TI dari
departemen TI.
5. IT Duopoly
Tipe ini menjelaskan hak keputusan atas TI diberikan kepada eksekutif TI dan para
pemimpin unit bisnis. Archetype ini mengarahkan sistem tatakelola TI gabungan.
Sistem ini mengindikasikan adanya proses koordinasi dan negosiasi antara unit bisnis
dan departemen TI. Delegasi keputusan juga diberikan oleh dewan direksi kepadad unit
bisnis dan departemen TI untuk merancang dan mengimplementasikan sistem
tatakelola TI.
6. Anarchy
Tipe ini menjelaskan hak keputusan TI berada pada individu atau grup pengguna.
Archetype ini tidak mengindikasikan adanya sistem tatakelola TI formal. Sistem ini
mungkin sesuai untuk UMKM yang penggunanya sekaligus berperan sebagai
pengambil keputusan atas TI

C. Keefektifan pola tergantung pada beberapa hal:


• Factor-faktor kontingensi organisasi, dengan katalain satu tipe tidak bisa dipakai tunggal
dalam kosep archetype
• Variasi factor kontingensi tersebut ditentukan dari ukuran organisasi, teknologi dan
lingkungan, jadi organiasi yang akan beradaptasi seuai dengan factor-faktor tersebut.
• Factor penentu kefektufan archetype diantaranya:
1. Goal strategic dan kinerja
Setiap organisasi memiliki goal strategic dan kinerja yang berbeda yang ingin dicapai
melalui pengarahan perilaku insan TI yang sesuai dengan goal tersebut.
2. Struktur organisasi
Struktur organisasi dibentuk oleh elemen formalisasim diferensiasi, sentralisasi-
desentralisasi, kompleksitas, rentang kendali dan spesialisasi.
3. Pengalaman tatakelola. Masing-masing elemen menciptakan dinamika dan preoses
kontingensi tersendiri
4. Ukuran dan keragaman organisasi
5. Pembedaan industry dan wilayah geografis

D. Patern pengaturan tatakelola TI


yaitu corporate iS, divisional IS, dan line management.

E. Mekanisme kontingensi dengan struktur hak keputusan:


Secara sederhana moda tatakelola TI dikelompokan menjadi 3 kontingensi. Konsep moda
tataklola TI terdiri dari: (Sambamurty dan Smud)
1. Moda tatakelola TI Sentralisasi
Sentralisasi mengantarkan kepada spesialisasi, stadarisasi kontrol,konsistensi.
Alasan perusahaan menggunakan moda ini diantaranya:
Perusahaan tersebut menetapkan pengelolaan bisnisnya dalam bentuk terpusat dengan
menetapkan peraturan dan regulasi.

2. Moda tatakelola TI desentralisasi


memberikan efektifitas dan fleksibilitas, menyediakan: lokal kontrol; kepemilikan;
tanggpan dan fleksibilitas dengan kebutuhan bisnis
3. Moda tatakelola TI federal
keduanya digunakan dalam pola-pola Tata kelola TI, keduanya dibutuhkan dalam suatu
rangkaian, dimana masing2 tidak dilaksanakan secara absolut

Gambar 1 Factor penentu tatakelola TI (Peterson, 1998)

F. Faktor-faktor yang mempengaruhi kontingensi moda tatakelola:


1. Tatakelola korporat
2. Ukuran perusahaan
3. Jenis industry
4. Strategi korporasi
5. Sturktur korporasi, sentralisasi dan desentralisasi

Jadi perkembangan pengaturan tatakelola TI dipengaruhi oleh beberapa factor kontingensi.


Factor-faktor kontingensi. Factor-faktor kontingensi ini saling berinteraksi membentuk
pengaturan tatakelola TI.

G. Tekanan-tekanan kontingensi terhadap moda tatakelola


1. Tatakelola korporat
Tatakelola korporat adalah sebuah sistem yang terdiri dari atas struktur dan proses
yang bertujuan untuk mewujudkan prinsip-prinsip tatakelola dengan baik dalam
organisasi.
Prinsip-prinsip tersebut antara lain: transparansi;tanggungjawab, akuntabilitas, dan
keadilan.
Bentuk tatakelola Korporat mempengaruhi seluruh sistem yang barjalan di dalam
organisai mengacu pada sistem tatakelola korporat, termasuk di dalamnya moda
pengaturan tatakelola TI di dalam organisasinya tersebut.
2. Ekonomi-ekonomi lingkup
Ekonomi-ekonomi lingkup adalah manfaat yang diperoleh ketika perusahaan mampu
membagi sumber daya nya secara lintas jasa atau produk, sehingga sinergi
menghasilkan biaya total lebih kecil dengan biaya yang dikeluarkan oleh masing-
masing jasa atau produk.
Beberapa hal yang dilakukan untuk memperoleh ekonomi lingkup:
• Ekonomi lingkup diperoleh dibangun dengan membangun adminsitratif dan
hubungan operasi antar unit guna melacak kesempatan-kesempatan sinergi.
• Ekonomi lingkup diperoleh dengan membagi keahlian-kahlian yang brhubungan
dengan TI yang tepat, pengetahuan, dan investasi-investasi lintas perusahaan.
• Penyebaran ekonomi lingkup ditentukan oleh:
a. Moda diversifikasi(Diversification moda)
- Berhubungan dengan pemicu strategi bertumbuh suatu bisnis – ekspansi
internalnya dan akuisi ekstenalnya.
- Ekspansi dilakukan dengan cara: mengadopsi teknologi agar bisa
mengembangkan sistem operasi dan administrasinya kesuaha bisnis baru;
langkah ekspansi internal dilakukan bertahap secara alami sehingga
perusahaan mendapatkan pengalaman melalui tatakelola yang mampu
mengeksplitasi sinergi dan lingkup ekonomis.
- Permasalahan integrasi sering terjadi di sini diakibatkan cost integrasi lebih
tingi dari lingkups ekonomisnya, alasannya: rancangan baru konflik dengna
rancangan yang sudah ada di organsiasi terakuisi karna sulit untuk ditrapkan,
inersia organisasional dari perilaku manajemen organisasi terakuisi akan
menhindari penyatuan rancangan organisasi, keadaan lingkungan dariporses
akuisi sering menimbulkan ketidakharmonisan,ketidaksatuaan tujuan dan
perilaku kompetitif manajer dari kedua belah pihak persuahaan terakuisi dan
pengakuisi.
- Perusahaan-perusahaan yang berkembang lewat akuisisi enemukan
infrastruktur TI, sejarah kultur interaksi dan hubungan yang brbeda antar
manajer linidan SI, serta keteragantungan yang berbeda pada TI prusahaan
terakuisisi. Perbedaan lingkungan tersebut menyebabkan manajer TIpada
perusahaan tersebut kehilangan respons dan kuilitas jasa departemen TI-nya
pada saat TI kedua organisasi diintegrasikan.
b. Luas diversifikasi (diversification breadth)
Luas diservikasi menunjukkan keterkaitan atanra produk atau pasar dengan
perusahaan multibisnis. Dimana perusahaan tersebut cendrung memiliki kesaman
aplikasi dan infrastrukuktur TI. Penerapan TI secara sentralis cocok digunakan
untuk mendapatkan ekonomi lingkup untuk unit-unit yang memiliki produk yang
sama. Sebaliknya unit-unit operasi perusahaan yang memilki prodak atau pasar
yang tidak terkaik membutuhkan TI yang unik. Dengan dmikian staf TI dan
manajer-manajer lini loka akan lebih memahami posisinya disbanding staf TI
korporat.
c. Strategi eksploitasi untuk ekonomi-ekonomi lingkup (eksplitation strategy for
economies scope)
Perusahaan mampu memperoleh ekonomi lingkup secara baik dengan
mengembangkan hubungan ekrjasama yang luas antar perusahaan atau melalui
konsolidasi aktiva TI scara Luas dalam perusahaan.
• Hubungan Letak wewenang keputusan dengan tekanan ekonomi-ekonimi lingkup:
Factor-faktor Tingkatan-tingkatan Letak wewenang
kontingensi keputusan
Moda diversifikaasu Pertumbuhan internal SI KOrporat
Pertumbuhan akuisi Divisi
Luas diversifikasi Pasar-pasar terkait SI korporat
Pasar-pasar tidak terkait Divis
Strategi ekspolitasi Konsolidasi aktifa-aktifa Si korporat
tingkat korporat
Lini/hubungan DI tingkat Divisi
korporat

3. Kapasitas Penyerapan (Absorptive Capacity)


Adalah kemampuan dari karyawan-karyawan suatu perusahaan untuk
mengembangkan basis-basis pengetahuan yang relevan, menyadari informasi
eksternal yang brnilai, membuat kputusan-keputusan yang tepat,
mengimplementasikan struktur dan proses kerja yang efektif. Keefektifan moda
tatakelola dipengaruhi olh kontingansi bersifat parsial ataupun simultan.

H. Teori kontingesi jamak


Pembahasan tersesbut merupakan Sudut pandang mengenai pengaruh dari tekanan-
tekanan koningesi pada keputusan-keputusan TI.
Terdapat tiga scenario pengaruh tekanan factor-faktor kontingensi:
1. Kontingensi-kontingensi menguatkan
Menunjukan situasi-situasi ketika tekanan-tekanana kontingensi yang menonjol
menghasilkan pengaruh yang sama kuat pada tanggung jawab pengambilan keputusan
TI. Tekanan-tekanan kontingensi yang sama menonjolnya ini akan bersama-sama
memperkuat tekanan kontingensi tunggal yang mengarah kepada moda tata kelola TI
sentralis atau desentralis.
2. Kontingensi-kontingensi berlawanan
Menunjukan situasi ketika tekanan-tekanan kontinensio yang sama menonjolnya
mempunyai pengaruh yang berlawanan terhadap tanggung jawab pengabilan
keputusan TI. Efek nya menyebabkan lahirnya moda tatakelola federal.
3. Kontingensi-kontingensi mendominasi
Menunjukan situasi ketika satu atau lebih actor kontingensi menimbulkan biaya
pengganti kesempatan (opportunity cost) yang tinggi dan membuat efek tersebut
diabaikan sehingga factor-faktor lain yang mendominasi akan selalu berperilaku
seakan-akan factor dominasi ini merupakan factor-faktor yang ada.

Anda mungkin juga menyukai