Anda di halaman 1dari 14

MAKALAH KEBUDAYAAN INDONESIA

PENGARUH HINDU BUDDHA DALAM KEBUDAYAAN INDONESIA

Dosen Pengajar :

Ghifari Yuristiadhi Masyhari Makhasi, S.S., M.A.

Disusun oleh : Kelompok 1

1. Lintang Ardyaga Ramadlan 21/474235/SV/18881

2. Melati Kusuma 21/474293/SV/18894

JURUSAN PENGELOLAAN ARSIP DAN REKAMAN INFORMASI

FAKULTAS SEKOLAH VOKASI

UNIVERSITAS GADJAH MADA

TAHUN 2021
BAB I

PENDAHULUAN

1.1 Latar Belakang


Indonesia merupakan salah satu negara yang memiliki wilayah sangat luas.
Karena keluasan wilayah yang dimiliki oleh Indonesia inilah yang menjadikan
Indonesia memiliki banyak kebudayaan yang berbeda-beda di setiap daerah.
Perbedaan kebudayaan ini tidak terlepas dari pengaruh-pengaruh dari luar yang
sejak lama mendiami bangsa Indonesia. Seperti yang kita ketahui bahwa
Indonesia pernah mengalami masa kejayaan pada zaman Hindu Buddha.
Kerajaan-kerajaan Hindu Buddha sangat eksis pada zamannya. Bahkan, tidak
sedikit orang tahu jika negara Indonesia ini terkenal akan kebudayaan-
kebudayaan yang ada atas peninggalan Hindu Buddha tersebut. Seperti Candi
Borobudur, salah satu kekayaan milik Indonesia yang termasuk ke dalam
keajaiban dunia. Hal ini tercatat oleh UNESCO pada tahun 1991. Selain Candi
Borobudur, masih banyak kebudayaan lainnya yang mendapatkan pengaruh
dari agama Hindu Buddha yang sejak lama berada di negara tercinta kita, yaitu
Indonesia. Untuk itu sebagai salah satu generasi penerus bangsa Indonesia,
kami selaku penulis makalah ini perlu mengenalkan kepada masyarakat apa saja
yang peninggalan kebudayaan yang memiliki pengaruh Hindu Buddha dan
masih terus berkembang di Indonesia.

1.2 Rumusan Masalah


1. Bagaimana sejarah adanya agama Hindu Buddha di dunia?
2. Bagaimana sejarah masuknya agama Hindu Buddha di Indonesia?
3. Apa yang dimaksud dengan penetrasi budaya?
4. Peninggalan kebudayaan apa saja yang terkena pengaruh dari agama Hindu
Buddha?
5. Apa yang harus kita lakukan agar peninggalan-peninggaalan tersebut tidak
punah?

1
1.3 Tujuan Penulisan

Penulisan makalah ini memiliki tujuan utama, yaitu untuk memenuhi tugas dari
mata kuliah Kebudayaan Indonesia yang diberikan oleh Bapak Ghifari Yuristiadhi
Masyhari Makhasi, S.S., M.A.

Selain itu, berdasarkan materi-materi yang terdapat dalam makalah ini, tujuan lain
dari penulisan makalah ini adalah untuk mengetahui proses masuknya Hindu
Buddha ke Indonesia sampai dengan pengaruh Hindu Buddha pada kebudayaan-
kebudayaan yang ada di Indonesia.

2
BAB II

PEMBAHASAN

2.1 Sejarah Agama Hindu Buddha

Sejak ribuan tahun sebelum penanggalan Masehi, di India telah berkembang


suatu kebudayaan besar. Kebudayaan besar tersebut berada di Lembah Sungai
Indus. Dan lebih spesifik lagi pusat kebudayaan tersebut adalah ditemukannya dua
kota kuno yaitu adalah Mohenjodaro dan Harappa. Pengembang dari dua
kebudayaan tersebut adalah suatu bangsa yang telah lama mendiami Lembah
Sungai Indus disebut bangsa Dravida. Pada sekitar tahun 1500 Sebelum Masehi,
datanglah bangsa pendatang dari Asia Tengah yang biasa disebut bangsa Arya ke
Lembah Sungai Indus. Bangsa Arya ini datang ke India dengan membawa
pengaruh-pengaruh kebudayaan contohnya seperti tulisan, bahasa, teknologi, dan
juga mengenai kepercayaan. Kepercayaan bangsa Arya yang dibawanya disebut
Weda. Lalu setelah sesampainya mereka di India melahirkan suatu budaya baru
yaitu Agama Hindu. Lahirnya agama Hindu sendiri merupakan percampuran antara
kepercayaan yang dianut oleh bangsa Dravida dengan kepercayaan yang yang
dibawa oleh bangsa Arya.

Sementara agama Buddha merupakan salah satu agama yang muncul dan
berkembang pesat di daratan India dan sekitarnya. Agama ini diperkirakan muncul
pada sekitar abad ke-6 sebelum masehi. Sebagai agama yang muncul pada kala itu,
secara historis agama Buddha ini masih sangat erat kaitanya dengan agama
pendahulunya yaitu adalah agama Hindu. Agama Buddha ini muncul karena adanya
reaksi terhadap agama Hindu yang mana muncul lebih awal. Pembawa ajaran
agama Buddha ini adalah Sindharta Buddha Gautama, yang mana sebelum
mendapat pencerahan dia adalah seorang pengeran kerajaan Maghada dan pemeluk
agama Hindu. Agama Buddha ini juga muncul dari perpaduan perpaduan
kebudayaan-kebudayaan seperti contohnya helinistik (Yunani), kebudayaan Asia
Tengah, Kebudayaan Asia Timur, dan juga kebudayaan Asia Tenggara.

3
2.2 Masuknya Agama Hindu Buddha di Indonesia

Seperti yang telah dijelaskan diatas bahwa agama Hindu dan Buddha berasal
dari kawasan Asia Selatan lebih tepatnya di daerah India. Dua agama tersebut
diperkirakan masuk ke Nusantara pada tahun-tahun awal Masehi, melalui jalur
perdagangan. Hal ini pastinya dipengaruhi oleh posisi Indonesia yang sangat
strategis karena terletak di jalur perdagangan dan juga pelayaran. Dan selain itu
juga ada beberapa teori yang menjelaskan bagaimana cara masuknya agama Hindu
dan Buddha. Teori tersebut antara lain.

1. Teori Ksatria
Pada teori ini menyatakan bahwa agama Hindu Buddha dibawa oleh
sekelompok pendekar atau prajurit yang mendirikan kerajaan-kerajaan yang
ada di Nusantara, lalu menyebarkan agama mereka.
2. Teori Waisya
Teori ini berpendapat bahwa masuknya agama Hindu Buddha ke Indonesia
dibawa oleh para pedagang dari India. Penyebaran ini melalui interaksi
dengan para penduduk setempat ketika para pedagang sedang menetap di
Nusantara.
3. Teori Brahmana
Pada teori ini menyatakan bahwa Agama Hindu maupun Buddha masuk
dibawa oleh kaum Brahmana yang mana berhak mempelajari dan mengerti
isi kitab Weda. Kedatangan mereka diduga atas undangan para penguasa
lokal yang tertarik dengan agama hindu.
4. Teori Sudra
Teori ini percaya bahwa masuknya agama Hindu Buddha ke Indonesia
dibawa oleh orang-orang yang berkasta sudra atau kasta paling bawah yang
ingin mendapat kehidupan yang lebih baik sehingga mereka meninggalkan
India dan pergi ke Nusantara.
5. Teori Arus Balik
Teori ini berasumsi bahwa masyarakat Indonesia sendirilah yang memegang
peranan penting dalam penyebaran agama Hindu Buddha di Nusantara. Para
masyarakat ini belajar agama ke India lalu setelah mereka mendalami Kitab

4
dan bahasa Sansekerta, mereka kembali ke Nusantara untuk menyebarkan
ajaran agama yang telah mereka pahami.

Masuknya agama Hindu dan Buddha membawa pembaharuan yang cukup


besar. Misalnya saja berakhirnya zaman prasejarah di Indonesia dan juga perubahan
kepercayaan kuno menjadi kehidupan beragama. Karena sebelum agama agama lain
masuk ke wilayah Nusantara, masyarakat Nusantara memiliki kepercayaannya
sendiri yang telah turun temurun yaitu kepercayaan Animisme dan juga Dinamisme.
Kepercayaan Animisme merupakan suatu kepercayaan kepada roh nenek moyang.
Sementara itu Dinamisme adalah suatu kepercayaan bahwa semua benda memiliki
kekuatan ghaib.

2.3 Penetrasi Budaya di Indonesia

Istilah Penetrasi dalam Kamus Besar Bahasa Indonesia (KBBI) memiliki


arti penerobosan; penembusan; perembesan. Sementara kata penetrasi sendiri dalam
bahasa Inggris berasal dari bahasa Latin penetrate yang mana menggabungkan dua
kata yaitu penes yang berarti “inside” dan kata intrae yang berarti “to enter”. Kata
tersebut biasa diartikan dengan menembus untuk menggambarkan masuk atau
meresap. Jika menurut Oxford Dictionary penetrasi mengacu pada suatu upaya
untuk masuk atau melewati sesuatu, terutama menggunakan paksaan dan usaha
lebih. Penetrasi juga dapat didefinisikan sebagai suatu keberhasilan memahami
sesuatu. Dengan demikian pengertian Penetrasi Budaya adalah perembesan atau
masuknya pengaruh suatu kebudayaan ke kebudayaan lainnya. Hal ini disebabkan
karena sifat kebudayaan yang dinamis. Dalam proses penetrasi budaya ini bisa
terjadi secara damai atau pun dengan cara kekerasan atau paksa.

1. Penetrasi Budaya Damai (Penetration Pasifique)


Masuknya sebuah kebudayaan dengan jalan damai. Penerimaan kebudayaan
tersebut tidak mengakibatkan suatu konflik atau pertentangan, tetapi
memperkaya khazanah budaya masyarakat setempat. Penyebaran
kebudayaan secara damai akan menghasilkan Akulturasi, Asimilasi, atau
juga Sintesis

5
• Akulturasi adalah bersatunya dua kebudayaan yang berbeda
sehingga membentuk suatu kebudayaan baru tanpa menghilangkan
unsur kebudayaan aslinya.
• Asimilasi adalah suatu proses bercampurnya dua kebudayaan yang
berbeda sehingga membentuk kebudayaan baru. Dalam hal ini
kebudayaan lama benar-benar hilang. Proses Asimilasi ini
berlangsung lama dan juga terus menerus.
• Difusi adalah bercampurnya dua kebudayaan berbeda yang
mengakibatkan pada terbentuknya baru yang sangat berbeda dengan
kebudayaan aslinya.
2. Penetrasi Budaya Paksa (Penetration Violence)
Berbeda dengan penetrasi damai, penetrasi paksa dilakukan dengan metode
keras yaitu dengan melakukan paksaan bahkan kekerasan. Biasanya
penetrasi paksa akan merusak kebudayaan asli atau kebudayaan lama yang
ada di masyarakat. Oleh karena itu, pada proses penetrasi budaya ini
dilakukan dengan paksa atau bahkan dengan kekerasan, maka dalam
penerapan atau penerimaannya di masyarakat menimbulkan guncangan dan
dapat juga merusak keseimbangan yang ada di masyarakat.

Pada hal ini penetrasi budaya Hindu Buddha cukup dominan dalam
pembentukan kebudayaan yang ada di Nusantara. Dengan hal tersebut banyak sekali
kebudayaan Indonesia yang terpengaruh dengan corak Hindu Buddha yang mana
berasal dari kawasan Asia Selatan, mulai dari bidang kesenian, bahasa, maupun
dalam bidang arsitektur atau bangunan. Berikut adalah contoh kebudayaan yang
terpengaruh kebudayaan Hindu dan Buddha.

2.4 Bahasa Jawa

Sejarah awal bahasa Jawa sendiri berawal sejak ratusan tahun yang lalu lebih
tepatnya pada sekitar abad ke-9, pada saat itu masih dalam bentuk bahasa. Jawa
Kuno, yang dengan seiring berjalannya waktu berevolusi hingga sekarang menjadi
bahasa Jawa Baru atau bahasa Jawa Modern. Selain juga adanya pengaruh dari
bahasa Austronesia yang cukup kuat, bahasa Jawa juga dipengaruhi oleh bahasa

6
Sansekerta. Pengaruh linguistik pada Bahasa Jawa Kuno paling besar adalah
pengaruh yang diberikan oleh Bahasa Sansekerta. Bahasa Sansekerta memiliki
pengaruh yang besar dan awet terutama pada kosakata bahasa Jawa sampai sekarang
ini. Bagaimanakah bisa bahasa jawa bisa terpengaruh dengan bahasa sansekerta, hal
ini terjadi karena adanya kontak antara masyarakat nusantara dengan masyarakat
dari India, dikarenakan Nusantara berada di jalur perdagangan pada zaman dahulu.
Sehingga dengan adanya kontak tersebut menyebabkan terserapnya kata-kata
bahasa asing ke dalam kata-kata berbahasa Indonesia.
Dalam Kamus Bahasa Jawa Kuno yang disusun oleh professor P.J.
Zoetmulder pada tahun 1982 terdapat sekitar 25.500 kata, dengan 12.500 kata
diantaranya merupakan kata pinjaman dari kosakata bahasa Sansekerta. Jumlah kata
ini pasti sangat banyak oleh sebab itulah tak heran cukup banyak penemuan yang
bersejarah yang bertuliskan bahasa Sansekerta. Hal tersebut menunjukan bahwa
bahasa Jawa yang digunakan dipengaruhi oleh kebudayaan Hindu dan Buddha
karena yang mana seperti diketahui penyebaran agama Hindu dan Buddha dominan
menggunakan bahasa Sansekerta. Dalam contoh kebudayaan ini Penetrasi Budaya
dilakukan secara damai atau biasa disebut dengan Penetration Pasifique, karena
Hindu Buddha masuk secara damai tidak dengan peperangan melainkan lewat
penyebaran Agama maupun lewat Perdagangan.

2.5 Aksara Jawa

Aksara Jawa modern merupakan salah satu turunan dari aksara Brahmi yang
mana aksara Brahmi adalah aksara India Kuno tertua yang ada. Dan juga akar paling
tua dari aksara jawa adalah aksara Brahmi itu sendiri. Lalu kemudian seiring
berjalannya waktu aksara Brahmi berkembang menjadi sebuah aksara baru yang
disebut dengan aksara Pallawa di Asia Selatan dan juga di Asia Tenggara pada
sekitar abad ke-6 sampai dengan abad ke-8. Aksara Pallawa ini menjadi induk dari
banyak aksara-aksara yang ada di bumi Nusantara. Datangnya aksara Pallawa ini
merupakan sebuah kebudayaan baru dikarenakan sebelum masuknya aksara
pallawa orang orang jawa belum mengenal mengenai huruf, dan alat komunikasi
yang digunakan masih sebatas lisan. Dan dengan datangnya aksara Pallawa

7
memudahkan komunikasi pada saat itu. Setelah datangnya Hindu dan Buddha
aksara Pallawa berkembang menjadi aksara Kawi. Dan pada abad ke-14 sampai 15
aksara Kawi juga berkembang secara berangsur-angsur menjadi aksara Jawa
modern yang sekarang kita kenal. Dalam fenomena ini kebudayaan Hindu dan
Buddha memegang peranan yang sangat penting dalam pengaruhnya pada aksara
Jawa, karena sebelum penetrasi budaya Hindu Buddha masuk dan membawa aksara
pallawa yang saat itu menjadi aksara yang digunakan mereka untuk menyebarkan
agama Hindu maupun agama Buddha, orang orang Jawa belum sama sekali
mengenal suatu aksara.

2.6 Bidang Arsitektur

Bidang arsitektur peninggalan agama Hindu Buddha di Indonesia sangatlah


banyak. Bahkan sampai saat ini setiap bidang arsitektur yang ada di Indonesia
tersebut masih sangat berkembang eksistensinya baik di dalam maupun di luar
negeri. Salah satu bidang arsitektur yang terkena pengaruh dari agama Hindu
Buddha yaitu candi. Candi sendiri merupakan sebuah bangunan keagamaan yang
digunakan sebagai tempat ritual peribadatan, pemujaan dewa-dewi dan tempat
penghormatan leluhur. Sebenarnya candi adalah tempat pemakaman para raja-raja
pada masa kerajaan Hindu Buddha, namun agar umatnya bisa tetap berkomunikasi
dengan para dewa-dewinya, sesuai denga kepercayaan mereka, candi digunakan
sebagai tempat untuk beribadah. Bangunan candi yang akan kami jelaskan adalah
candi yang berasal dari daerah Karanganyar, Jawa Tengah. Solo merupakan daerah
asal dari salah satu anggota kelompok kami. Salah satu candi yang berasal dari
Karanganyar yaitu Candi Cetho. Candi Cetho merupakan candi peninggalan dari
agama Hindu, Candi Cetho cukup terkenal di daerah Jawa Tengah. Candi Cetho
berada di Dusun Cetho, Desa Gumeng, Karanganyar, Jawa Tengah. Candi Cetho
terletak di dataran tinggi, dengan ketinggian sekitar 1.400 mpdl. Dalam bahasa
Jawa, cetho memiliki arti jelas. Alasan pemberian nama pada Cando Cetho ini
adalah karena ketika seseorang berada di Dusun Cetho, orang tersebut bisa melihat
pemandangan alam dari pegunungan tersebut dengan jelas. Misalnya seperti
Gunung Merbabu, Gunung Lawu dan juga Gunung Merapi. Karena Candi Cetho

8
terletak di dataran tinggi itulah yang memudahkan seseoran dalam melihat
pemandangan alam di sekitarnya. Menurut ahli sejarah, Candi Cetho dibangun pada
abad ke 15. Candi ini dibangun pada masa Kerajaan Majapahit. Bangunan Candi
Cetho memiliki keunikan yang berbeda dibandingkan dengan bangunan candi yang
lain. Candi Cetho memiliki arsitektur yang mirip dengan candi Suku Maya di
Meksiko dan Suku Inca di Peru. Patung yang terdapat di candi ini pun bila dilihat
tidak mirip dengan orang Jawa, melainkan mirip dengan orang Sumeria atau
Romawi. Hal ini dikarenakan pembangunan Candi Cetho berada pada masa
keruntuhan Kerajaan Majapahit. Hal ini juga menyebabkan adanya perdebatan antar
para ahli tentang tahun dibuatnya candi tersebut. Candi Cetho ini memiliki 14 teras
yang berundak-undak, namun teras tersebut hilang. Setelah ditemukan kembali,
ternyata teras tersebut hanya tersisa 13. Dan setelah dilakukannya pemugaran, teras
tersebut mulai mengurangi pengurangan kembali, hingga pada akhirnya hanya
tersisa 9 teras di Candi Cetho ini. Menurut penelitian, teras-teras yang ada di Candi
Cetho tidak dibangun secara bersamaan, melainkan berbeda-beda tahun pembuatan.

2.7 Destinasi Wisata

Mungkin tak banyak orang yang tahu jika destinasi wisata yang ada di Indonesia
juga tidak sedikit merupakan peninggalan dari agama Hindu Buddha yang pernah
memiliki masa kejayaan di Indonesia. Destinasi wisata tersebut tidak terbatas pada
candi saja, namun pada kenyataannya masih ada banyak destinasi wisata lainnya
yang terkena pengaruh dari berkembangnya agama Hindu Buddha pada masa lalu.
Di Solo misalnya, salah satu destinasi wisata yang terkena pengaruh agama Hindu
Buddha yaitu Sonosewu. Sonosewu merupakan sebuah desa di wilayah
Kawedanan, Bekonang, Sukoharjo. Selain dijadikan sebagai destinasi wisata bagi
masyarakat lokal maupun internasional, Sonosewu juga merupakan tempat suci
untuk mempelajari hal-hal supranatural bagi para pengunjungnya. Menurut ramalan
Raja Pinandita Jayabaya, bangunan suci Sonosewu akan berkembang pesat jika
dibangun sebuah kerajaan, bahkan kerajaan tersebut akan menjadi pusat
pemerintahan. Hanya saja para kawulanya lebih memilih untuk tetap memeluk
ajaran Hindu dan Budha. Selain itu Sonosewu adalah lokasi dimana turunnya

9
Wahyu Keraton. Dan ini sebagai jawaban atas ritual yang dilakukan oleh R.Ng.
Yosodipuro yang kala itu meminta petunjuk dari Tuhan dan mendapat petunjuk agar
memindahkannya ke Solo. Menurut para pengunjung yang pernah datang ke
bangunan suci Sonosewu, hal yang paling menarik dari bangunan ini adalah
terdapat sebuah patung ular yang memiliki kepala 6 dan memiliki lantai yang
berwarna putih bersih. Namun, kami sebagai penulis masih belum menemukan
apakah ada arti tersendiri dari keunikan bangunan suci Sonosewu tersebut.

2.8 Kesenian Wayang

Wayang merupakan salah satu kebudayaan asli milik Indonesia. Sebenarnya


wayang sudah ada, jauh sebelum masuknya pengaruh agama Hindu Buddha ke
Indonesia. Namun, eksistensi wayang mulai berkembang dengan pesat semenjak
adanya kerajaan-kerajaan Hindu Buddha di nusantara. Secara historis, penulisan
jejak sejarah wayang ditemukan suatu indikasi yang menyatakan bahwa wayang
sudah ada sejak 1500 sebelum Masehi. Berdasarkan indikasi yang ditemukan, pada
zaman tersebut wayang difungsikan sebagai media untuk mendatangkan arwah
leluhur. Ada banyak jenis wayang di Indonesia, salah satunya adalah wayang kulit.
Wayang kulit ini banyak tersebar di daerah Jawa Tengah, terlebih lagi di Solo. Di
Solo wayang banyak dijadikan sebagai ajang pertunjukkan, pertunjukan dari cerita
wayang inilah yang banyak mendapatkan pengaruh dari agama Hindu Buddha yang
berkembang di Indonesia pada zaman dahulu. Cerita-cerita yang disampaikan tidak
terlepas dari kebudayaan negara asal agama Hindu Buddha yaitu negara India.
Misalnya cerita wayang Mahabarata. Mahabarata merupakan salah satu kitab besar
dari India yang disusun oleh Vyasa Krisna Dwipayana sekitar tahun 400 sebelum
Masehi. Di India Kitab Mahabarata dianggap sebagai salah satu kitab yang suci dan
paling istimewa bagi pemeluk agama Hindu. Kitab Mahabarata menceritakan
tentang perang antara Pandawa dan Kurawa dalam memperebutkan takhta
Hastinapura. Dalam kitab Mahabarata, kisah ini ditulis dalam bahasa Sansakerta,
dan seiring berjalannya waktu, kitab ini mulai disalin dalam berbagai bahasa. Dalam
bidang kesenian, wayang dijadikan sebagai media penyampaian sebuah
pertunjukkan. Meskipun kebanyakan cerita wayang adalah cerita yang

10
mendapatkan pengaruh dari agama Hindu Buddha, namun pertunjukkan wayang
bisa dinikmati di semua kalangan tanpa memandang suku, ras, maupun agama. Dan
pertunjukkan wayang kebanyakan memiliki amanat yang sangat bermanfaat, seperti
mengajarkan seseorang untuk menjadi manusia yang kuat.

11
BAB III

PENUTUP

3.1 Kesimpulan

Berdasarkan pemapamaran materi yang sudah kami jelaskan pada bab sebelumnya,
dapat disimpulkan bahwa agama Hindu Buddha adalah agama yang berasal dan
berkembang di negara India. Seiring berjalannya waktu dan dengan berbagai cara,
agama Hindu Buddha mulai masuk ke negara Indonesia. Bahkan agama Hindu
Buddha juga pernah memiliki eksistensi yang sangat besar di Indonesia, yaitu pada
zaman nusantara dikuasai oleh kerajaan-kerajaan milik kedua agama tersebut atau
pada masa sebelum masuknya agama Islam ke Indonesia. Interaksi yang dilakukan
oleh para pendatang dari India menghasilkan suatu kebudayaan yang sangat
memiliki nilai sejarah di Indonesia. Kebudayaankebudayaan peninggalan agama
Hindu Buddha yang masih eksis di Indonesia, tepatnya di Solo tidak hanya sebatas
pada bahasa Jawa saja, melainkan ada aksara Jawa, bidang arsitektur, misalnya
Candi Centho dan Candi Sukuh, destinasi wisata, misalnya bangunan suci
Sonoewu, dan juga pada cerita wayang yang berkembang di masyarakat sekitar,
misalnya cerita wayang Mahabarata dan juga Pandawa.

3.2 Saran

Meskipun penulis menginginkan kesempurnaan dalam penyusunan makalah ini


tetapi pada kenyataannya masih banyak kekurangan yang perlu penulis perbaiki.
Hal ini dikarenakan masih minimnya pengetahuan yang penulis miliki. Penulis
menyadari bahwa penulisan makalah ini masih jauh dari kata sempurna.
Kedepannya, kami sebagai penulis akan memperbaiki.

12
DAFTAR PUSTAKA

https://wawasansejarah.com/sejarah-agama-buddha/

https://www.kompas.com/stori/read/2021/04/15/172416179/masuknya-

hindubuddha-ke-nusantara#page2

https://www.kompas.com/skola/read/2021/04/22/135350769/penetrasi-

budayapengertian-proses-macam-dan-contohnya?page=all

https://indonesia.go.id/kategori/komoditas/1986/perjalanan-huruf-

palawamenjadi-aksara-jawa https://dosensosiologi.com/penetrasi-budaya/

https://www.sosial79.com/2021/04/pengertian-penetrasi-

kebudayaandan.html?m=1 https://www.google.com/amp/s/jawa.be/sejarah-

bahasa-jawa-dan-sastrakuno.html/amp http://p2k.itbu.ac.id/ind/1-3061-

2950/Candi-Candi_22432_itbu_candi-candiitbu.html

https://sejarahlengkap.com/bangunan/sejarah-candi-cetho

https://www.widodogroho.com/2014/04/bumi-suci-sonosewu-

bekonangsukoharjo.html

https://www.kompas.com/stori/read/2021/08/09/140000179/kitab-mahabharata-

penulis-isi-dan-kisahnya

13

Anda mungkin juga menyukai