Anda di halaman 1dari 2

BAB III

Kasus dan Analisa Kasus

Teori Martha E. Rogers tidak memberikan teori yang spesifik dalam aplikasinya dalam
proses keperawatan, akan tetapi dengan mengadaptasikan prinsip hemodinamik, maka perawat
dapat menuangkan dasar-dasar pemikiran Martha E. Rogers ke dalam tahap demi tahap proses
keperawatan. Untuk lebih dapat memudahkan pemahaman dapat kita lihat contoh kasus
keperawatan yang kemudian di dalam asuhan keperawatannya menggunakan konsep dasar
hemodinamik Martha E. Rogers.

Kasus
Tn. X berusia 40 tahun adalah seorang karyawan sebuah perusahaan swasta yang bergerak
dibidang jasa. Posisi yang ditempati Tn. X adalah sekretaris di perusahaan tersebut. Oleh karena
itu, Tn. X terbiasa bekerja di ruang ber AC dengan kondisi lingkungan yang tenang, bersih dan
menyenangkan. Dua hari yang lalu Tn. X mengalami kecelakaan di sebuah jalan pertokoan,
ketika itu Tn. X Sedang istirahat dan keluar dari kantor untuk membeli makanan, Tn. M. Yang
hendak menyebrang tiba-tiba tertabrak sebuah sepeda motor yang mengakibatkan Tn. X
mengalami fraktur Femur yang membuatnya harus di rawat di RS. Dalam kasus tersebut, aplikasi
teori keperawatan Martha E. Rogers dalam mengatasi masalah kesehatan yang dialami Tn. X
adalah menggunakan konsep-konsep prinsip hemodinamik (integrity, resonansi, dan helicy).

Komponen dalam proses keperawatan

Pengkajian keperawatan:
Tn. X merupakan seorang pegawai swasta yang menempati posisi manajer di sebuah
perusahaan, klien mempunyai riwayat pendidikan seorang Sarjana. Tn. X merupakan tulang
punggung keluarga yang saat mengalami fraktur femur karena kecelakaan lalu lintas, sehingga
klien harus dilakukan operasi. Klien merasa sangat khawatir akibat sakit yang dideritanya karena
mengharus klien harus di operasi sehingga harus di rawat lebih lama di rumah sakit dan tidak
dapat melakasanakan tugas kantornya sebagai seorang sekertaris di perusaan itu. Saat ini Tn. X
merasa tidak berguna karena tidak dapat manafkahi keluarganya dengan maksimal, klien tampak
berdiam diri ketika didatangi oleh perawat, dan tidak mau makan.

Pengkajian integrasi:
Tn. X merasakan adanya perasaan kurang nyaman berada di rumah sakit karena klien mengalami
adanya keterbatasan dalam melakukan aktifitas, kebutuhannya dipenuhi orang lain. selain itu,
klien juga merasa takut dengan tindakan-tindakan medis yang baru pertama ia rasakan.

Pengkajian resonansi:
Tn. X Klien mengalami kecelakaan lalu lintas (ditabrak). Pasien di bawa ke rumah sakit dengan
tungkai kanan tidak dapat digerakkan, klien mengalami patah tulang femur 1/3 tengah dextra
segmental terbuka kemudian mendapat pertolongan dengan tindakan operasi. Sehingga klien
tidak melakukan aktifitas seperti biasa. Klien merasa tidak berguna saat ini. Pengkajian Helicy
Tn. X adalah seorang karyawan sebuah perarusaan swasta dan menajabat sebagai sekertaris,
klien bekerja di ruang ber AC dengan kondisi lingkungan yang tenang, bersih dan
menyenangkan. Klien baru pertama kali masuk rumah sakit, sehingga klien merasa tidak nyaman
dengan kondisi dirumah sakit karena sangat berbeda dengan lingkurang di rumahnya dan tempat
ia bekerja. Saat ini pasien merasa dengan operasi yang dilakukan dia tidak bisa beraktivitas lagi.

Komponen Diagnosa Keperawatan:


Gangguan rasa nyaman lingkungan berhubungan dengan kurang pengendalian lingkungan
Hambatan mobilitas fisik berhubungan dengan kerusakan integritas struktur tulang Kecemasan
berhubungan dengan adanya hospitalisasi.Stress akibat perpindahan berhubungan dengan pindah
dari lingkungan ke lingkungan yang lain Komponen Rencana dan Implementasi: Implementasi
ditekankan pada tiga faktor yakni: Resonanci, Helicy, dan Integrity dengan cara mengurangi
kecemasan, meningkatkan koping dan bibimbingan antisipasi. Integrasi: Memberikan lingkungan
yang nyaman bagi klien Membantu klien untuk memahami bahwa perbedaan tidak dapat
dihilangkan. Memodifikasi lingkungan untuk mengurangi perbedaan yang ditemukan Resonansi:
Memberikan health education tentang kecemasan yang dialaminya.

Anda mungkin juga menyukai