Makalah Padi Sawah
Makalah Padi Sawah
OLEH :
KELOMPOK PADI SAWAH
RAHMA FITRIANTI 1806112258
RESTA WAHYU NINGSIH 1806111106
MUHAMMMAD IMANDA IMAWAN 1806111143
NIA OCTA DELLA 1806124436
MUHAMMAD FADLAN 1806125159
FRANKY DANIEL WIJAYA SIBORO 1806125195
KELAS : AGROTEKNOLOGI – A
JURUSAN AGROTEKNOLOGI
FAKULTAS PERTANIAN UNIVERSITAS RIAU
PEKANBARU
2021
KATA PENGANTAR
Dengan menyebut nama Allah SWT yang Maha Pengasih lagi Maha
Panyayang, Kami panjatkan puja dan puji syukur atas kehadirat-Nya, yang telah
melimpahkan rahmat, hidayah, dan inayah-Nya kepada kami, sehingga kami dapat
menyelesaikan Makalah ini.
Makalah ini telah kami susun dengan maksimal dan mendapatkan bantuan
dari berbagai pihak sehingga dapat memperlancar pembuatan makalah ini.Untuk
itu kami menyampaikan banyak terima kasih kepada semua pihak yang telah
berkontribusi dalam penyusunan makalah ini.
Kami menyadari bahwa makalah ini belumlah sempurna. Oleh karena itu,
saran dan kritik yang bersifat membangun sangat dibutuhkan untuk
penyempurnaan makalah ini. .Atas perhatiannya kami ucapkan banyak terima
kasih.
Penyusun
DAFTAR ISI
Halaman
KATA PENGANTAR............................................................................................ii
DAFTAR ISI.........................................................................................................iii
DAFTAR GAMBAR.............................................................................................iv
I. PENDAHULUAN...............................................................................................1
A. Latar belakang.................................................................................................1
B. Rumusan masalah............................................................................................2
C.Tujuan...............................................................................................................3
II. TINJAUAN PUSTAKA....................................................................................4
2.1 Padi (Oryza sativa).........................................................................................4
2.2 Morfologi Tanaman Padi................................................................................5
2.3 Syarat Tumbuh...............................................................................................7
2.4 Teknik Budidaya Padi....................................................................................8
2.5 Pertanian Tropika Basah..............................................................................11
2.6 Kendala Pada Daerah Tropika Basah...........................................................13
III. PEMBAHASAN.............................................................................................15
3.1 Tempat dan Waktu.......................................................................................15
3.2 Biodata Petani...............................................................................................15
3.3 Teknik Budidaya..........................................................................................17
IV. KESIMPULAN..............................................................................................19
4.1 Kesimpulan...................................................................................................19
4.2 Saran.............................................................................................................19
DAFTAR PUSTAKA...........................................................................................20
DAFTAR GAMBAR
A. Latar belakang
Padi merupakan salah satu tanaman pangan yang sangat penting dan dalam
pengadaannya harus tercukupi karena padi merupakan makanan pokok setengah
dari penduduk dunia. Luas lahan padi sawah di Indonesia pada tahun 1996 adalah
8.519.051 ha yang terdiri dari sawah irigasi 1.689.594 ha. lahan sawah tadah
hujan 2.088.385 ha. Lahan sawah pasang surut 577.654 ha dan sawah lainnya
1.092.859 ha. Dari luasan tersebut 40% terletak di pulau Jawa (Darwinah, 1999).
B. Rumusan masalah
Masalah serta solusi yang diterapkan para petani padi sawah dalam
meningkatkan produktivitas lahan dan padi sawah itu sendiri.
C.Tujuan
2.2.1 Akar
Tanaman padi merupakan tanaman yang berakar serabut (Gambar 2). Akar
primer (radikula) yang tumbuh pada waktu berkecambah bersama-sama akar lain
yang muncul dari janin dekat dengan bagian buku skutellum disebut akar seminal
yang jumlahnya antara 1-7 (Chang dan Bardenas, 1976; Gould, 1968; Murata.
1969). Akar seminal kemudian akan digantikan oleh akar-akar sekunder yang
tumbuh dari buku terbawah batang yang disebut adventif atau akar-akar buku
karena tumbuh dari bagian tanaman yang bukan embrio atau karena munculnya
bukan dari akar yang telah tumbuh sebelumnya.
2.2.2 Batang
Batang tanaman padi terdiri atas pelepah-pelepah daun dan ruas-ruas yang
tertumpuk padat. Setiap beberapa ruas dibatasi oleh buku. Ruas-ruas tersebut
memanjang dan berongga setelah tanaman memasuki stadia reproduktif. Oleh
karena itu, stadia reproduktif disebut juga sebagai stadia perpanjangan ruas
(Yoshida, 1981).
Bunga padi secara keseluruhan disebut juga malai. Tiap unit bunga pada
malai disebut spikelet. Spikelet adalah bunga yang terdiri atas tangkai, bakal buah,
lemma, palea, putik dan benang sari serta beberapa organ lain yang bersifat
inferior. Tiap unit bunga pada malai terletak pada cabang-cabang bulir yang
terdiri atas cabang primer dan sekunder (Siregar, 1981).
2.2.5 Gabah
Gabah merupakan bulir padi yang terbungkus oleh sekam. Biji dikenal
dengan nama karyopsis yang terdiri atas embrio dan endosperm yang diselimuti
oleh lapisan aleuron dan lapisan terluar disebut perikarp (Gambar 1). Bobot gabah
beragam dari 12-44 mg pada kadar air 0%, sedangkan bobot sekam rata-rata
adalah 20% dari bobot gabah (Yoshida, 1981).
2.4.3. Penyemaian
2.4.4. Penanaman
2.4.5. Pemupukan
Pupuk merupakan salah satu input utama dalam usahatani padi yang
menjadi salah satu faktor penentu produksi padi setiap panen (Wahid, 2003).
Pupuk dibutuhkan oleh tanaman untuk mencukupi kebutuhan nutrisi pada saat
tahap pertumbuhan dan perkembangan tanaman (Notarianto, 2011).
Petani secara umum menjual padi dengan cara ditebaskan sehingga panen
dan pascapanen dilakukan oleh penebas (Romdon et al., 2012). Panen dan
pascapanen dalam budidaya padi perlu ditangani dengan tepat karena kehilangan
hasil serta penurunan kualitas selama panen dan pascapanen tergolong masih
tinggi yaitu sekitar 20% (Bobihoe, 2007).
Tanah memiliki sifat yang bervariasi yaitu terdiri dari sifat fisik, kimia dan
biologi yang mana tingkat kesuburan pada berbagai tanah berbeda-beda disetiap
wilayah dan jenisnya. Tanah merupakan media yang digunakan untuk kehidupan
baik mikroorganisme, tumbuhan serta makhluk hidup lain seperti manusia, jenis
tanah yang mendominasi kawasan tropika diantaranya adalah ordo Oxisols
(22,5% dari total luas lahan yang ada di kawasan tropika), Ultisols (10,6%),
aridisol (18,4%), alfisols (16,3%), entisols (10,0%) dan Inceptisols (5,0%).
Dengan beberapa ketentuan (misalnya pada ordo tanah Entisols, Inceptisols,
aridisols, mollisols dan Histosols), maka sebagian besar tanah-tanah diwilayah
tropika memiliki tingkat kesuburan yang rendah dan beberapa diantaranya
memiliki hubungan yang cukup erat terhadap keterbatasan-keterbatasan untuk
penggunaan penanaman yang intensif (Tufaila dan Alam, 2014).
2.6 Kendala Pada Daerah Tropika Basah
Kendala yang sering dihadapi pada pertanian tropika salah satunya adalah
permasalahan lahan gambut. Gambut di wilayah tropik, umumnya terbentuk pada
ekosistem rawa marin dan payau. Gambut merupakan material atau bahan organik
yang tertimbun secara alami dalam keadaan basah berlebihan, bersifat tidak
mampat dan hanya sedikit mengalami perombakan. Pada ekosistem dataran tinggi
atau pegunungan, gambut terbentuk karena terjadinya tumpat air yang didukung
oleh keadaan wilayah berupa cekungan. Lahan gambut menghasilkan gas emisi
CO2 dan emisi gas CH4 (metan) sebagai hasil dari perombakan atas bahan
organik secara anaerob. Peningkatan emisi gas seperti CO2 dan CH4 dalam
jumlah besar akan mempengaruhi iklim global yang menimbulkan pemanasan
secara global, yaitu naiknya suhu permukaan planet bumi. Menurut Noor (2001)
Kerusakan akibat kebakaran hutan atau lahan gambut dapat menimbulkan
permasalahan, yaitu perubahan lingkungan dan iklim (suhu, kelembapan) global
karena menyusutnya luas hutan, pencemaran udara, penurunan atau penyusutan
keanekaragaman hayati, dan penurunan atau degradasi lahan dan hutan.
Pendapatan :
Tingkat Pendidikan : S1
Pendapatan : 10 juta
Tingkat Pendidikan : SD
Pendapatan : 8 jt
Nama : Sumardi
Teknik budidaya padi ini dilakukan dengan teknik jajar legowo 2:1, 4:1
dan juga ada yang biasa pada petakan lahan sawah dengan ukuran 20x15 m² dan
10x20 m². Keadaan lahan pada saat ini telah ada yang ditanami dan juga ada yang
masih diolah. Benih yang digunkan oleh bapak Ridho yaitu berupa benih lokal
dengan varietas Padi Kuning yang merupakan benih yang akan diunggulkan
pemerintah. Sedangkan pupuk yang digunakan pada budidaya padi yaitu
menggunakan pupuk ZA (50 kg/ha), Urea (200khg/ha) dan TSP(150 kg/ha) yang
telah disubsidi pemerintah.
Permasalahan yang muncul pada petani yaitu cuma karna bencana alam
tahunan seperti banjir,kemudian angin kencang dan permasalahn lain yang bisa di
atasi yaitu hama. Bencana alam baru tidak bisa di atasi karna itu sudah terjadi
sepanjang tanah, mungkin bisa di atasi dengan pergantian penanam. Biasanya
penanaman padi itu dilakukan serentak pada bulan januari,dan tidak boleh lebih
dari bulan 6 karna pada bulan 6 tersebut pelepasan ternak.maka dari itu petani
harus mengikuti prosedur yang ada sejak turun menurun di desa tersebut.
IV. KESIMPULAN
4.1 Kesimpulan
4.2 Saran
Sebagai petani sebaiknya harus mengunakan pupuk alami karna kalau kebanyakan
mengunakan pupuk kimia itu tidak baik dan akan terjadi penemaran lingkungan
dan merusak mikroorganisme yang terdapat pada tanah dan petani harus
melakukan pertanian berkelanjutan supaya tidak putus di pasca panen.
DAFTAR PUSTAKA
Chang TT, Bardenas EA. 1976. The Morphology and Varietal Characteristics of
Rice Plant. 4th ed. Los Banos (PN): International Rice Research Institute
(IRRI).
Hasanah, I. 2007. Bercocok Tanam Padi. Azka Mulia Media. Jakarta. 68 hal.
Rahmawati, R. 2012. Cepat & Tepat Berantas Hama & Penyakit Tanaman.
Pustaka Baru Press, Yogyakarta.
Romdon, A.S., S. Supardi, dan L.A. Sasongko. 2012. Kajian tingkat adopsi
teknologi pada Pengelolaan Tanaman Terpadu (PTT) padi sawah (Oryza
sativa L) di Kecamatan Boja Kabupaten Kendal. Jurnal Mediagro. 8 (1):
42 - 60
Siregar, F.I. J. Ginting dan T. Irmansyah. Pertumbuhan dan Produksi Padi Gogo
Varietas Situ Bagendit pada Jarak Tanam yang Berbeda dan Pemberian
Kompos Jerami. Jurnal Online Agroteknologi 1(2): 98-111
Syahri dan R.U. Somantri. 2016. Penggunaan varietas unggul tahan hama dan
penyakit mendukung peningkatan produksi padi nasional. Jurnal Litbang
Pertanian. 35 (1): 25-36.
Utama, M.Z.H. 2015. Budidaya Padi pada Lahan Marjinal. Penerbit ANDI,
Yogyakarta.
Vergara, B.S., F.S. Lopez, J.S. Chauhan. 1988. Morphology and physiology of
ratoon rice. p. 31-40. In W.H. Smith, V. Kumble, E.P. Cervantes (Eds.)
Rice Ratooning. IRRI, Los Banos, Philippines.
Wahid, A.S. 2003. Peningkatan efisiensi pupuk nitrogen pada padi sawah dengan
metode bagan warna daun. Jurnal Litbang Pertanian. 22 (4): 156-161
Yoshida, S. 1981. Fundamentals of rice crop science. IRRI. Los Banos. Laguna.
Philippines.