Anda di halaman 1dari 8

KK FTF pengujian dengan 12 tablet lainnya.

Dimana 16
dari 18 tablet yang diuji harus hancur sempurna
FRIABILATOR
PERSYARATAN : Kecuali dinyatakan lain
semua tablet hancur. Untuk tablet yang tidak
bersalur tidak lebih dari 15 menit., dan untuk
tablet yang bersalut selaput tidak lebih dari 60
menit.

DISOLUTION TESTER

Alat ini digunakan untuk uji kerapuhan tablet


CARA : Ambil 20 tablet, bersihkan dari serbuk
halus dan timbang. Masukkan kedalam alat uji
Friabilator, putar sebanyak 100 putaran.
Kemudian keluarkan tablet dan bersihkan dari
serbuk yang terlepas dan timbang kembali.
Hitung % Friabilitas (F) Wo : Bobot awal
W1 : Bobot setelah
F = Wo – W1 x 100%
pengujian Alat ini digunakan untuk menguji kesesuaian
Wo
tablet dengan persyaratan disolusi yang tertera
PERSYARATAN : Nilai F dinyatakan baik jika dari masing-masing monografi untuk sediaan
< 1%. Jika F > 1%, maka tablet dapat diperbaiki yang digunakan secara oral.
dengan cara menambahkan kekerasan tablet.
TIPE : - Tipe 1 (keranjang) untuk tablet
konvensional dan kapul.
- Tipe 2 (dayung) untuk tablet
DISENTEGRATOR konvensional dan kapsul.
- Tipe 3 (silinder kaca bolak-balik)
untuk tablet lepas lambat
- Tipe 4 (sel yang dapat dialiri) untuk
sediaan lepas segara dan lepas lambat
CARA
1. Masukkan masing-masing 900 mL larutan
dapar kedalam enam chamber disolusi dan
turunkan pengaduk alat tipe 2 (dayung)
sampai jarak antara dasar chamber dengan
batas bawah dayung 25mm ± 2mm.
Alat ini digunakan untuk uji waktu hancur 2. Biarkan sampai suhu medium disolusi
tablet mencapai 37 ± 0,5°C.
3. Masukkan satu tablet kedalam masing-masing
CARA : Dengan memasukkan masing-masing 1
chmaber dan hilangkan gelembung udara dari
tablet kedalam tabung yang ada pada alat
permukaan sediaan jika ada, kemudian
Disentegrator, dan masukkan 1 cakram pada tiap
nyalakan rotor pengaduk dengan kecepatan 50
tabung dan jalankan alat. Gunakan air sebagai
putaran/menit (toleransi 4%)
media dengan suhu 37 ± 2°C. Jika terdapat 1 atau
4. Matikan alat setelah 30 menit, kemudian
2 tablet yang tidak hancur sempurna, maka ulangi
ambil sampel menggunakan filter holder yang
telah dipasang kertas saring whatman, pada DNA vector baik berupa bakteri atau virus untuk
posisi tengah-tengah antara batas atau kemudian dimasukkan ke organisme tujuan.
medium dengan batas atas dayung dan 1 cm
dari dinding chamber.
5. Ambil 1 mL sampel menggunakan pipet KK FFK
volum, kemudian masukkan kedalam labu
takar 100 mL dan tambahkan larutan dapar SONDE ORAL
posfat sampai tanda batas
CARA
6. Ukur absorbans sampel yang telah diencerkan
(pengenceran 3 kali) pada panjang gelombang 1. Ambil cairan obat menggunakan sonde
243 nm. NOTE : pengenceran dilakukan 3x 2. Pegang mencit dengan posisi telentang
lebih baik, karena senyawa yang diambil lebih dengan ekor mencit yang dililit diantara jari
banyak. kelingking
7. Hitung nilai Q(%). Nyatakan apakah tablet 3. Masukkan sonde oral dan tempelkan pada
memenuhi syarat uji disolusi atau tidak. langit-langit mulut atas mencit, kemudian
perlahan-lahan dimasukkan sampai ke
PERSYARATAN
esofagus dan cairan obat dimasukkan.

SUNTIKAN
a. Subkutan
CARA
1. Ambil cairan obat menggunakan Syringe
disposable 1cc
2. Pegang mencit dengan mencubit tengkuk
atas

EVALUASI SEDIAAN
 Youghert 3. Kemudian tengkuk diangkat dan pada
Bakteri asam laktat bagian bawah kulit suntikan obat.

Menghitung koloni (Angka Lempeng Total) b. Intravena


CARA
Jumlah koloni x Faktor Pengenceran
1. Ambil cairan obat menggunakan Syringe
Volume tanam
disposable 1cc
2. Masukkan mencit kedalam kandang
 Teknologi DNA rekombinan restriksi dengan ekor yang menjulur keluar

Memproduksi fragmen antigenik dari


mikroorganisme. Vaksin rekombinan : vaksin
subunit (protein rekombinan) yang berupa
protein total atau bagian polipeptida
imunogenik.
Prinsip menyisipkan gen yang mengkode sifat
yang diinginkan dari organisme donor ke dalam
3. Kemudian celupkan ekor kedalam air KK AFKM
hangat (28-30°C) agar pembuluh vena
ekor mengalami dilatasi Titik Kritis Titrasi
4. Suntikkan cairan obat pada pembuluh vena ANALISIS FARMASI
ekor. Kualitatif  GUGUS FUNGSI
c. Intramuskular
CARA
1. Ambil cairan obat menggunakan Syringe
disposable 1 cc
2. Pegang mencit dengan posisi telentang dan
kaki terbuka

3. Suntikan cairan pada paha posterior

d. Intra peritonial Kuantitatif  TITRASI


CARA 1) ASAM – BASA
1. Ambil cairan obat menggunakna Syringe Prinsip berdasarkan reaksi netralisasi
disposable 1cc Syarat senyawa
2. Pegang mencit dengan posisi telentang dan
- Reaksi berlangsung cepat
kepala lebih rendah dari abdomen.
- Reaksi pentiter dan analit seimbang
- Diketahui titik ekivalen
- Terdapat indikator untuk menentukan
TAT
Indikator

3. Sudut penyuntikan sekitar 100 dari


abdomen pada daerah yang menepi dari
garis tengah mencit, agar jarum suntik
tidak mengenai kandung kemih. Dan
penyuntikan tidak didaerah yang terlalu
tinggi, untuk menghindari terjadinya
penyuntikan pada hati.

2) ARGENTOMETRI
Prinsip berdasarkan reaksi pengendapan
Syarat senyawa
- Reaksi berlangsung cepat
- Mengendap jika bereaksi dengen AgNO3 2. Sering, tidak terpengaruh oleh
(seperti unsur halogen) udara/lingkungan(zat tersebut stabil)
- TAT dapat bereaksi 3. Mudah larut dalam air
- Tidak ada reaksi samping 4. Mempunyai massa ekivalen yang tinggi
Pentiter : AgNO3. Digunakan untuk
penetapan kadar halogen (golongan VII) Perhitungan titrasi (cara cepat)
atau senyawa lain yang membentuk endapan
dengan AgNO3
Pembentukan AgNO3  KCNS dan NaCl
Reaksi Ag+ + Cl-  AgCl  (AgNO3)
2 Ag+ + CrO42-  Ag2CrO4  (merah bata)

3) KOMPLEKSOMETRI
Prinsip pembentukan senyawa kompleks
antara ion logam dengan pengompleks
Buffer
Ca pada pH 13 digunakan larutan NaOH 3N Cara lain : V1 x N1 = V2 x N2
Ca pada pH 10 digunakan buffer
salmiak/ammonia
Analisis Metode Instrumen
Pentiter : Na2EDTA
SPEKTROFOTOMETRI UV-VIS
Pembakuan Na2EDTA : Zn²+ atau ZnSO4
Prinsip interaksi yang terjadi antara energy yang
/ Mg2+
berupa sinar monokromatis dari sumber sinar
Indikator : Erichrom Black T (EBT) 
dengan materi yang berupa molekul. UV (200 –
Perubahan warna  merah anggur menjadi 380 nm), daerah visible (380 – 700 nm).
biru Penetapan kadar
Jingga xilenol   One-point method
Suasana Basa  Merah - Menggunakan 1 larutan baku yang
Suasana Asam  Kuning Sitrun konsentrasinya harus dekat dgn
Cara membuat larutan baku primer konsentrasi sampel
Larutan baku dapat dibuat dengan cara - Cs = (As / Ab) x Cb
penimbangan zatnya lalu dilarutkan dalam Keterengan : Cs = Konsentrasi Sampel
sejumlah pelarut (air) dalam labu ukur yang As = Absorbansi Sampel
volumenya tertentu. Ab = Absorbansi Baku
Syarat Cb = Konsentrasi Baku
1. Memiliki tingkat kemurnian yang tinggi
 Multi-point method KK BF
- Dibuat larutan dengan pengenceran MASERATOR
bertingkat, pembuatan kurva
kalibrasi/regresi linier konsentrasi vs
absorbansi

Metode maserasi digunakan untuk mengekstrak


sampel yang relatif tidak tahan panas. Metode ini
dilakukan hanya dengan merendam sampel dalam
suatu pelarut dalam jangka waktu tertentu,
biasanya dilakukan selama 24 jam tanpa
menggunakan pemanasan.

CARA
1) Masukkan 100 gram sampel yang tidak
tahan panas kedalam beaker glass.
Tambahkan pelarut organik (etanol)
sebanyak 750 mL (1:10)
2) Kemudian lakukan pengadukan selama
minimal 5 menit
3) Diamkan selama 24 jam sambil sesekali
diaduk kembali.

REFLUKS
KIMIA
RESEPTOR
Merupakan kelompok protein yang sanagt sering
menjadi target kerja obat. Reseptor adalah
makromolekul biologis yang menghasilkan
respon biologis atas interaksinya dengan molekul
obat.

LIGAN Prinsip metode refluks adalah pelarut volatil


Ligan adalah molekul sederhana yang dalam yang digunakan akan menguap pada suhu tinggi,
senyawa kompleks bertindak sebagai donor namun akan didinginkan dengan kondensor
pasangan elektron (Basa Lewis). sehingga pelarut yang tadinya dalam bentuk uap
akan mengembun pada kondensor dan turun lagi
ke dalam wadah reaksi, sehingga pelarut akan
GUGUS FUNGSI tetap ada selama reaksi berlangsung.
https://www.studocu.com/id/n/2799830?sid=0
1625813526
KOMPONEN CARA
 Water in : masukkany air kedalam dan 1) Siapkan seperangkat alat soxhlet
mengalir ke kondensor 2) Masukkan thimbel yang terbuat dari kertas
 Water out : untuk keluarnya air/uap saring pada bagian chamber ekstraksi, untuk
 Kondensor : untuk mendinginkan uap panas menahan padatan agar tidak terbawa fluks
pelarut
CARA 3) Masukkan solvent kedalam labu bundar
1) Siapkan seperangkat alat refluks (water out, 4) Oleskan vaselin pada leher labu bulat, agar
kondensor, cincin refluks, water in, labu saat proses selesai mudah dilepas
bundar) 5) Nyalakan mantle sampai menguap
2) Masukkan sampel dan pelarut kedalam labu Uap pelarut naik melalui pipa pengalir uap
bundar, beserta batu didih (agar tdk dan cell pendingin, sehingga mengembun
bumping) dan menetes pada bahan yang diekstraksi.
3) Oleskan vaselling pada leher labu bundar 6) Hitung siklus yang terjadi
(agar setelah proses mudah dilepas)
4) Nyalakan api dan lakukan proses selama ROTARY EVAPORATOR
minimal 3 jam.

SOXHLET

Berfungsi mengubah sebagian atau keseluruhan


sebuah pelarut dari sebuah larutan dari bentuk
cair menjadi uap. Rotary Evaporator mempunyai
dua prinsip dasar, untuk menukar panas dan
untuk memisahkan uap yang terbentuk dari
Prinsip pada soxhletasi pelarut pengekstraksi cairan.. Energi panas diperlukan untuk
yang mula-mula ada dalam labu dipanaskan memanaskan chamber water bath, dan energi
sehingga menguap. Uap pelarut ini naik melalui gerak diperlukan untuk memutar (rotasi) labu
pipa pengalir uap dan cell pendingin sehingga alas bulat.
mengembun dan menetes pada bahan yang
diekstraksi. KOMPONEN
 Evaporasi : tempat cairan mendidih lalu
KOMPONEN menguap
 Kondensor : sebagai pendingin  Kondensor : pemisahan uap dari cairan
 Timbal : wadah untuk sampel yang ingin  Water bath : untuk mempertahankan suhu
diambil zatnya
 Pipa F : jalannya uap (pelarut) selama CARA
proses 1) Masukkan sampel yang telah dipreparasi
 Sifon : perhitungan siklus, jika larutan kedalam labu alas bulat, pasang kembali ke
pada sifon penuh dan jatuh kelabu, main unit
dikatakan 1 siklus 2) Isi chamber water bath dengan aquadest dan
 Labu alas bulat : wadah bagi sampel dan setting suhu (60°C), nyalakan water bath
pelarut 3) Turunkan posisi labu alas bulat, sehingga air
 Hotplate : pemanas larutan pada chamber bisa memanaskan labu alas
bulat
4) Setting kecepatan putaran 5) Steroid / Triterpenoid
5) Nyalakan vakum untuk menurunkan - 0,1 gr serbuk simplisia ditambahkan 2
tekanan, karena proses pemanasan akan mL asam asetat anhidrat dan 2 tetes
meningkatkan suhu dan tekanan H2SO4 pekat
6) Amati,apakah terdapat tetesan pelarut yang - Hasil positif terjadi perubahan warna
masuk kedalam labu penampung. menjadi merah

PENAPISAN FITOKIMIA 6) Sapponin


1) Alkaloid - 0,5 gr serbuk simplisia dimasukkan ke
- 0,5 gr serbuk simplisia ditambah 1 mL tabung reaksi, tambahkan 10 mL air
asam klorida 2N dan 9 mL air suling panas, dinginkan dan kocok kuat selama
- Panaskan dipenangas selama ± 2 menit 10 menit
- Dinginkan dan saring hingga mendapat - Tambahkan 1 tetes asam klorida 2N
filtrat - Hasil positif jika terbentuk buih setinggi
- Lakukan uji alkaloid dengan pereaksi 1 cm sampai 10 cm
mayer
- Hasil positif terjadi endapan putih- PELARUT
kuning Polar, Semi Polar dan Non-Polar
 Universal  H2So4 Inar UV 254
2) Flavonoid  Spesifik
- 0,1 gr sebuk simplisia dimasukkan ke - Flavonoid  Sitroborat, AlCl3 10%
tabung reaksi, tambahkan etanol 70% - Fenol  FeCl3 5%
sebanyak 1 mL - Triterpenoid  Anisaldehid
- Tambahkan serbuk Mg dan HCl pekat - Alkaloid  Dragendrof
- Goyang-goyang sampai terjadi
perubahan warna PERHITUNGAN
- Hasil positif jika berwarna orange,
1) Menghitung Rf
merah atau kuning
Jarak bercak
3) Kuinon Jarak tempuh
- 0,5 gr serbuk simplisia ditambahkan 100
mL air panas 2) Randemen Ekstrak
- Panaskan selama 5 menit Ekstraksi pekat diperoleh x 100%
- Dinginkan dan saring hingga mendapat Bobot sampel
filtrat
- Lakukan uji dengan larutan NaOH 1N
sebanyak 1 - 2 tetes 3) Kadar Air
- Hasil positif jika berwarna merah Vt – Vo x 100%
Ws
4) Tanin
- 1 gr serbuk simplisia di didihkan selama 4) Kadar Abu
3 menit dalam 10 mL air suling Wkurs isi – Wkurs kosong x 100%
- Dinginkan dan saring hingga mendapat
Ws
filtrat
- Tetesi 1 – 2 tetes preaksi besi (III) klorida
- Hasil positif warna biru kehitaman atau 5) Kadar Abu larut Air
hijau kehitaman Wat – Watla x 100%
Ws
6) Sari larut Air c/ Rifampisin merupakan obat TB yang
Wsari x Wtotal pelarut x 100% dapat menyebabkab urine menjadi warna
Ws Vfiltrat uap merah.

KK FUA
SKRINING RESEP
1) Persyaratan administrasi
- Nama, SIP dan Alamat dokter
- Tanggal penulisan r/
- Nama, umur, bb, alamat pasien
- Tanda/paraf dokter
2) Farmasetik
- Jenis obat dan bentuk sediaan
- Dosis
- Stabilitas
- Kompatibilitas (ketercampuran obat)
- Cara pemberian
3) Kesesuaian Klinis
- Ketepatan dosis
- Lama pemberian
- Reaksi yg tidak diinginkan (efeksamping
dan alergi)

DISPENDING (Penyiapan s/d Pengemasan)


1) Peracikan obat
- Dosis
- Jenis obat
2) Penulisan etiket
Ny .... Ny ....

Sehari tiga kali satu Oleskan pada luka


tablet Obat luar

3) Kesamasan obat
Harus rapi dengan wadah yang sesuai
4) Penyerahan obat

INFORMASI OBAT (PIO)


1) Menjelaskan masing-masing khasiat/fungsi
obat kepada pasien
2) Informasikan jika terdapat obat dengan efek
samping khusus

Anda mungkin juga menyukai