Anda di halaman 1dari 14

PENCABUTAN IMPLAN (SUSUK KB)

POLIKLNIK
No. Dokumen Revisi Halaman
KEBIDANAN 00 1/3

Ditetapkan :
Direktur RSU Pademangan
STANDAR
Tanggal Terbit
PROSEDUR
OPERASIONAL
dr.Siti Rachmi
NIP.195911061989112001

PENGERTIAN Tindakan pencabutan kontrasepsi metode Implan dikarenakan


masa aktif Implan (susuk KB) telah habis
TUJUAN Memulihkan kembali kesuburan klien

- Permenkes no 1464/menkes/per/x/2010 tentang izin dan


pelanggaran praktek Bidan, kewenangan yang di miliki
KEBIJAKAN Bidan
- Kep.Menkes no 900 Menkes / SK /VII /2002 tentang
resusitasi dan praktek Bidan
I. DEFINISI DAN BATASAN UMUM
Dilakuan pencabutan pada saat masa aktif Implan (susuk
KB) telah habis

II. Peralatan dan Instrumen yang digunakan


-Skalpel dan Bisturi
-Bengkok
-Duk steril
PROSEDUR -Sarung tangan steril
-Sabun cuci tangan
-3 mangkok steril atau DTT ( 1 untuk larutan antiseptic, 1
tempat air DTT/ steril, kapas dan 1 lagi untuk tempat kapsul
digunakan setelah kapsul implant keluar.
-Bak Instrumen
-Spuit 3 cc atau 5 cc
-Tempat tidur untuk berbaring
-Pengganjal tangan
-Larutan antiseptik
-Pinset
-Lidocain 1 %

1
PENCABUTAN IMPLAN (SUSUK KB)

POLIKLNIK
No. Dokumen Revisi Halaman
KEBIDANAN 00 2/3

III. TATALAKSANA
Persiapan
1. Klien mencuci tangan seluruh lengan dan tangan
dengan sabun dan air mengalir, bilas hingga bersih.
2. Beri alas di tempat tidur (penyanggah lengan / meja
samping, bila digunakan) dengan kain bersih kering.
3. Persilahkan klien berbaring dengan lengan atas yang
ada kapsul implant 2 diletakan pada lengan penyanggah
atau meja samping.
4. Raba kedua kapsul untuk menentukan lokasinya. Untuk
menentukan tempat insisi, raba (tanpa sarung tangan)
ujung kapsul dekat lipatan siku. Bila tidak dapat meraba
kapsul, lihat lokasi pemasangan pada rekam medik
klien.
5. Pastikan posisi dari setiap kapsul dengan membuat
tanda pada kedua ujung setiap kapsul dengan
menggunakan spidol.
6. Siapkan tempat, alat-alat dan buka bungkus steril tanpa
menyentuh alat-alat didalamnya.
Tindakan Sebelum Pencabutan
1. Cuci tangan dengan sabun dan air, keringkan dengan
kain bersih
2. Pakai sarung tangan steril atau DTT (ganti sarung
tangan setiap klien baru, untuk mencegah kontaminasi
silang).
3. Atur alat dan bahan-bahan sehingga mudah dicapai.
4. Oleskan larutan antiseptik pada area kapsul dan sekitar.
Oleskan dengan gerakan melingkar atas – bawah seluas
3 – 5 inci.
5. Fokuskan area pencabutan dengan kertas atau kain
(doek) berlubang yang steril. Lubang harus cukup lebar
untuk memaparkan lokasi kapsul. Beri alas steril pada
lengan atas bagian bawah (dorsal)
6. Sekali lagi raba seluruh kapsul untuk menentukan
lokasinya.
7. Lakukan anestesi intrakutan pada tempat insisi,
kemudian depositkan 0,3 ml larutan anestesi sehingga
timbul gelembung kecil pada kulit. Masukkan jarum
secara hati – hati ke subdermal di bawah ujung kapsul 1
cm, depositkan anestesi (kira-kira 0,5 ml) untuk
mengangkat ujung kapsul.

2
PENCABUTAN IMPLAN (SUSUK KB)

POLIKLNIK No. Dokumen Revisi Halaman


KEBIDANAN 00 3/3

Prosedur Baku Pencabutan Implan


1. Tentukan lokasi insisi yang mempunyai jarak aman sama
daru ujung bawah semua kapsul (dekat siku), kira – kira 5
mm daru ujung bawah kapsul. Bila jarak tersebut sama
maka insisi dibuat pada tempat inisi waktu pemasangan.
Sebelum menentukan lokasi, pastikan tidak ada ujung
kapsul di tempat insisi (untuk mencegah terpotongnya
kapsul saat melakukan insisi)
2. Pada lokasi yang sudah dipilih, buat insisi melintang
(transversal) yang kecil lebih kurang 4 mm dengan
menggunakan skalpel. Jangan membuat insisi yang besar.
3. Mulai dengan mencabut kapsul yang mudah diraba dari luar
atau yang terdekat tempat insisi.
4. Dorong ujung kapsul kearah insisi dengan jari tangan
sampai ujung kapsul tampak pada luka insisi.
5. Saat ujung kapsul tampak pada luka insisi, masukkan klem
lengkung (mosquito atau crile) dengan lengkung klem
mengarah keatas, kemudian jepit ujung kapsul dengan
ujung klem tersebut.
6. Membebaskan kapsul dari jaringan ikat yang
melingkupinya, dapat dilakukan dengan jalan menggosok-
gosok kasa steril atau menorehkan belakang bisturi/skalpel
pada ujung kapsul. Pastikan ujung kapsul bebas dari
jaringan ikat sehingga dapat dijepit dengan pinset atau
pean.
7. Jepit ujung kapsul yang terbebas dari jaringan ikat
menggunakan klem pean atau pinset anatomis sambil
mengendorkan jepitan klem pertama pada batang kapsul.
Pilih kapsul berikutnya yang tampak paling mudah dicabut.
Gunakan teknik yang sama untuk mencabut kapsul
berikutnya. Tunjukkan kedua kapsul tersebut pada klien.
Hal ini sangat penting untuk meyakinkan klien (bila klien
ingin meneruskan pemakaian Implan ).

3
ANTE NATAL IBU HAMIL RISIKO TINGGI

POLIKLNIK
No. Dokumen Revisi Halaman
KEBIDANAN 00 1/2

Ditetapkan :
Direktur RSU Pademangan
STANDAR
Tanggal Terbit
PROSEDUR
OPERASIONAL
dr.Siti Rachmi
NIP.195911061989112001

PENGERTIAN Standar dan atau peraturan yang harus diperhatikan serta


dijalankan pada saat melakukan tatalaksana pada kasus
asuhan antenatal risiko tinggi RSU Kec.Pademangan
Sebagai pedoman bagi dokter, bidan atau perawat
TUJUAN pendamping pasien pada saat menghadapi kasus asuhan
antenatal risiko tinggi
- Permenkes no 1464/menkes/per/x/2010 tentang izin dan
pelanggaran praktek Bidan, kewenangan yang di miliki
KEBIJAKAN
Bidan
- Kep.Menkes no 900 Menkes / SK /VII /2002 tentang
resusitasi dan praktek Bidan
I. Definisi
Kehamilan risiko tinggi adalah kehamilan yang
menyebabkan terjadinya bahaya dan komplikasi yang
lebih besar terhadap ibu maupun janin, persalinan
ataupun nifas bila dibandingkan dengan kehamilan,
persalinan dan nifas normal.
II. Alat yang digunakan
1. Timbangan Berat badan
2. Pita pengukur lingkar lengan atas
PROSEDUR 3. Pengukur Tinggi Badan
4. Tensi Meter
5. Buku KIA ( Score Poedji Rochjati)
III. Faktor Resiko tinggi
1. HB kurang dari 8 gr %
2. Tekanan darah tinggi (Sistole ≥ 140 mmHg, diastole
≥ 90 mmHg)
3. Eklampsia
4. Oedema yang nyata
5. Perdarahan pervaginam
6. Ketuban pecah dini
7. Letak lintang pada usia kehamilan lebih dari 32
minggu
8. Letak sungsang pada primigravida

4
ANTE NATAL IBU HAMIL RISIKO TINGGI

POLIKLNIK
No. Dokumen Revisi Halaman
KEBIDANAN 00 2/2

9. Infeksi berat / sepsis


10. Persalinan premature
11. Kehamilan ganda
12. Janin yang besar
13. Penyakit kronis pada ibu ; Jantung, paru, ginjal, dll
14. Riwayat obstetric buruk, riwayat bedah sesar dan
komplikasi kehamilan
IV. Penatalaksanaan sesuai kelompok Resiko :
1. Jumlah skor 2, termasuk kelompok Bumil resiko
rendah (KRR), pemeriksaan kehamilan bisa dilakukan
bidan, tidak perlu dirujuk, tempat persalinan bisa di
polindes, penolong bisa bidan.
2. Jumlah skor 6-10, termasuk kelompok Bumil resiko
Tinggi (KRT), pemeriksaan kehamilan dilakukan bidan
atau dokter, rujukan ke bidan dan puskesmas,
penolong persalinan bidan atau dokter.
3. Jumlah skor lebih dari 12, termasuk kelompok Resiko
Sangat Tinggi (KRST), pemeriksaan kehamilan harus
oleh dokter, penolong harus dokter
V. Aspek perilaku yang dinilai tentang kehamilan risiko tinggi
meliputi :
1. Informasi tentang kehamilan risiko tinggi
2. Mencari tahu tentang kondisi kehamilannya
3. Kehamilan yang direncanakan.
4. ANC selama hamil.
5. Tindakan terhadap kehamilan risiko tinggi.
6. Rujukan pasien dengan kehamilan risiko tinggi.
7. Tindakan yang dilakukan berkaitan dengan anjuran
petugas kesehatan.
Unit Terkait Poliklinik Kebidanan

5
PEMERIKSAAN IBU HAMIL

Poliklnik
No. Dokumen Revisi Halaman
Kebidanan 00 1/2

Ditetapkan :
Direktur RSU Pademangan
STANDAR
Tanggal Terbit
OPERASIONAL
PROSEDUR
dr.Siti Rachmi
NIP.195911061989112001

Pelayanan kesehatan yang diberikan pada bumil dan selama


Pengertian kehamilannya untuk mempersiapkan ibu agar memahami
pentingnya pemeliharaan kesehatan selama hamil, bersalin
dan nifas
Tujuan Sebagai pedoman kerja Bidan dalam pelaksanaan pelayanan
pemeriksaan bumil (ANC)
- Permenkes no 1464/menkes/per/x/2010 tentang izin dan
pelanggaran praktek Bidan, kewenangan yang di miliki
Kebijakan
Bidan
- Kep.Menkes no 900 Menkes / SK /VII /2002 tentang
resusitasi dan praktek Bidan
a. Petugas menerima bumil di ruang poli setelah mendaftar
di loket pendaftaran
b. Petugas melakukan anamnesa :
 Menanyakan identitas
 Menanyakan riwayat kehamilan sekarang dan yang lalu
 Menanyakan riwayat menstruasi

Prosedur  Menanyakan riwayat persalinan lalu dan alat kontrasepsi


 Menanyakan riwayat penyakit yang diderita dan
pemakaian alat kontrasepsi
 Menanyakan keluhan pasien
 Menganjurkan bumil untuk melakukan pemeriksaan Hb
dan golongan darah di laboratorium (untuk bumil
kunjungan baru),pemeriksaan Hb di ulang pada trimester
III, dan pemeriksaan laboratorium lainnya ( seperti protein
urine, reduksi urine ) atas indikasi.
c. Petugas melakukan pemeriksaan
 Tinggi Badan, Berat Badan, LLA, Tekanan darah

6
 Petugas melakukan inspeksi kepada pasien

PEMERIKSAAN IBU HAMIL

POLIKLNIK
No. Dokumen Revisi Halaman
KEBIDANAN 00 2/2

 Mengukur ukuran panggul (bila ada indikasi : TB < 145


cm)
 Memeriksa TFU, posisi janin, presentasi janin
 Pemeriksaan DJJ
d. Petugas memberikan imunisasi TT1 sambil
memberitahukan ulangan TT2 yang akan datang Petugas
memberikan penyuluhan ( gizi bumil, personal hygiene,
perawatan payudara selama kehamilan, pentingnya
periksa hamil secara rutin sesuai umur kehamilan)
e. Petugas mencatat hasil pemeriksaan pada status ibu,
buku KIA, dan register.
f. Petugas mendeteksi resiko tinggi kehamilan bila ada dan
merujuk ke RSU
UNIT TERKAIT Dr Spesialis Obstetri Gynecolog

7
KB SUNTIK

Poliklnik
No. Dokumen Revisi Halaman
Kebidanan 00 1

Ditetapkan :
Direktur RSU Pademangan
STANDAR
Tanggal Terbit
PROSEDUR
OPERASIONAL
dr.Siti Rachmi
NIP.195911061989112001

PENGERTIAN Suatu cara mencegah terjadinya kehamilan dengan


menyuntikkan secara berkala hormone estrogen dan
progesterone ke dalam tubuh wanita
1. Mencegah kehamilan
TUJUAN 2. Mengatur jarak kehamilan
3. Mengontrol waktu saat kelahiran
- Permenkes no 1464/menkes/per/x/2010 tentang izin dan
pelanggaran praktek Bidan, kewenangan yang di miliki
KEBIJAKAN Bidan
- Kep.Menkes no 900 Menkes / SK /VII /2002 tentang
resusitasi dan praktek Bidan
1. Melakukan inform consent sebelum melakukan tindakan
2. Menyiapkan alat dan obat KB
3. Mengatur posisi pasien senyaman mungkin
4. Mencuci tangan dengan sabun dan air mengalir
5. Menjelaskan mengenai prosedur yang akan dilakukan
6. Ambil spuit isi dengan obat yang akan di suntikkan

PROSEDUR 7. Atur posisi posisi klien untuk penyuntikan obat, bias


dengan posisi tidur atau duduk
8. Bersihkan tempat yang akan di suntik dengan swabs
9. Suntikkan jarum di daerah penyuntikkan dengan posisi
tegak lurus hingga mencapai daerah otot
10. Membuang spuit yang telah di gunakan ke tempat yang
telah di pakai ketempat khusus
11. Mencuci tangan kembali dengan air mengalir
12.Menulis di buku catatan mengenai tindakan yang telah
dilakukan dan merencanakan tanggal penyuntikkan
8
berikutnya
UNIT TERKAIT Poliklinik Kebidanan

PEMASANGAN KONTRASEPSI DALAM RAHIM


(AKDR)

POLIKLNIK
No. Dokumen Revisi Halaman
KEBIDANAN 00 1/2

Ditetapkan :
Direktur RSU Pademangan
STANDAR
Tanggal Terbit
PROSEDUR
OPERASIONAL
dr.Siti Rachmi
NIP.195911061989112001
Suatu usaha pencegahan kehamilan dengan cara memasukan
PENGERTIAN
alat kontrasepsi kedalam rahim
Mencegah kehamilan pada wanita usia subur dengan jangka
TUJUAN
waktu panjang
- Permenkes no 1464/menkes/per/x/2010 tentang izin dan
KEBIJAKAN pelanggaran praktek Bidan, kewenangan yang di miliki Bidan
- Kep.Menkes no 900 Menkes / SK /VII /2002 tentang
resusitasi dan praktek Bidan
1. Dekatkan alat
2. Atur posisi klien senyaman mungkin
3. Cuci tangan di air mengalir
4. Pasang selimut mandi
5. Pakai sarung tangan steril pada tangan kiri
6. Simpan IUD di tempat yang rata

PROSEDUR 7. Buka plastik atas IUD dengan tangan kanan, tangan kiri
memasukkan Coper T IUD dari dalam dan tangan kanan
merapatkan dari luar
8. Dekatkan bengkok
9. Buka kom kapas sublimat
10. Pakai sarung tangan pada tangan kanan
11. Lakukan vulva hygiene
12. Lakukan pemeriksaan dalam
13. Cuci tangan di air DTT, buka sarung tangan
14. Pakai sarung tangan steril yang baru

9
15. Memasukkan spekulum sesuai anatomi
16. Bersihkan serviks

PEMASANGAN KONTRASEPSI DALAM RAHIM


(AKDR)

POLIKLNIK
No. Dokumen Revisi Halaman
KEBIDANAN 00 2 /2

17. Jepit serviks dengan tenakulum pada posisi vertikal


(arah jam 11 atau jam 1)
18. Ukur panjang uterus dengan sonde uterus
19. Memsang IUD dengan teknik menarik (With drawal
tecniqique):
- Memasukkan tabung inserter yang berisi IUD ke
dalam kanalis servikalis
- Menarik tabung inserter sampai pangkal pendorong
untuk memasukkan IUD
- Mengeluarkan pendorong dan dorong kembali
tabung inserter sampai terasa pada fundus.
20. Menggunakan benang IUD 3 sampai 4 cm
21. Bersihkan porsio yang telah terpasang IUD dengan
kasa menggunakan tampon tang
22. Mengeluarkan tenakulum dan spekulum, rendam
dalam larutan klorin 0,5 %
23. Lakukan pemeriksaan dalam untuk memastikan IUD
telah terpasang
24. Lepaskan sarung tangan, rendam dalam larutan klorin
0,5 %
25. Cuci tangan
Dokumentasikan tindakan yang telah dilakukan
UNIT TERKAIT Ruang Bersalin

10
PEMELIHARAAN ALAT KESEHATAN

Poliklnik
No. Dokumen Revisi Halaman
Kebidanan 00 1/2

Ditetapkan oleh :
Direktur RSU Pademangan
STANDAR
Tanggal Terbit
PROSEDUR
OPERASIONAL
dr.Siti Rachmi
NIP.195911061989112001

PENGERTIAN Melaksanakan pemeliharaan alat-alat keperawatan dan alat–


alat  kedokteran dengan cara membersihkan, mendesinfektan,
menyeterilkan dan menyimpannya
TUJUAN Sebagai acuan untuk pemeliharaan alat medis dan
keperawatan
- Permenkes no 1464/menkes/per/x/2010 tentang izin dan
KEBIJAKAN pelanggaran praktek Bidan, kewenangan yang di miliki Bidan
- Kep.Menkes no 900 Menkes / SK /VII /2002 tentang
resusitasi dan praktek Bidan
A. Pemeliharaan Peralatan dari Logam
1.Membersihkan dan desinfektan :
a. Peralatan :
-  Alat kotor
-  Larutan desinfektan, gelas pengukur
- Bak/ember tempat merendam

PROSEDUR -  Air mengalir


b. Prosedur :
-  Memakai sarung tangan
- Membersihkan alat dari kotoran yang melekat dibawah air
kran mengalir
-  Dikeringkan (setelah kering dimasukan kesteroilisator)
2.Menyeterilkan dan Penyimpanan Alat Logam
a. Peralatan :
- Alat-alat logam
- Sterilisator
- Panas kering
- Kain pembungkus bila perlu

11
PEMELIHARAAN ALAT KESEHATAN

POLIKLNIK
No. Dokumen Revisi Halaman
KEBIDANAN 00 2/2

b. Prosedur :
- Memakai panas kering (sterilisator)
- Menyusun alat-alat ke dalam bak instrumen dalam
keadaan bersih/kering
- Membungkus bak instrumen berisi alat dengan kain
Memasukkan alat ke dalam autoclave (sentral) selama
30menit untuk yang dibungkus, 20 menit untuk yang
tidak dibungkus.
- Mengangkat alat dari sterilisator dan menyimpan dalam
tempatnya
B. Pemeliharaan Tensi Meter
- Mengunci air raksa setelah pemakaian alat.
- Menggulung kain beserta manset dan
disusun / dimasukkan ke dalam bak tensimeter.
- Menutup tensimeter dan menyimpan pada tempatnya.
- Kain manset dicuci bila kotor atau satu kali seminggu.
-  Perhatikan kaca pengukur harus tetap dalam keadaan
bersih dan mudah di baca.

Ruang Bersalin
UNIT TERKAIT
Ruang Perawatan

12
PENCABUTAN AKDR (SPIRAL)

POLIKLNIK
No. Dokumen Revisi Halaman
KEBIDANAN
00 1/2

Ditetapkan :
Direktur RSU Pademangan
STANDAR
Tanggal Terbit
PROSEDUR
OPERASIONAL
dr.Siti Rachmi
NIP.195911061989112001

PENGERTIAN Dilakuan pencabutan pada saat masa aktif AKDR (spiral) telah
habis.
TUJUAN Memulihkan kembali kesuburan klien

- Permenkes no 1464/menkes/per/x/2010 tentang izin dan


KEBIJAKAN pelanggaran praktek Bidan, kewenangan yang di miliki Bidan
- Kep.Menkes no 900 Menkes / SK /VII /2002 tentang
resusitasi dan praktek Bidan
I. DEFINISI DAN BATASAN UMUM
Dilakukan pencabutan pada saat masa aktif AKDR telah
habis.

II. Peralatan dan Instrumen yang digunakan


- Bivale speculum (kecil, sedang atau besar)\
- Korentang
- Kom
- Sarung tangan DTT atau steril
PROSEDUR - Cairan antiseptik
- Kain kasa atau kapas
- Sumber cahaya untuk menerangi serviks

III. TATALAKSANA

1. Menjelaskan kepada klien apa yang akan dilakukan dan


persilahkan klien untuk bertanya.
2. Memasukan spekulum untuk melihat serviks dan benang
AKDR.
3. Mengusap serviks dan vagina dengan larutan antiseptic 2
sampai 3 kali.
4. Memberitahu klien sekarang akan dilakukan pencabutan.
Minta klien untuk tenang dan memberitahukan mungkin
timbul nyeri tapiitu normal.

13
PENCABUTAN AKDR (SPIRAL)

POLIKLNIK
No. Dokumen Revisi Halaman
KEBIDANAN
00 2 /2

- Pencabutan normal : Jepit benang didekat serviks


menggunakan klem lurus/klem ovum DTT/steril. Tarik
benang pelan-pelan (tidak boleh menarik dengan kuat).
AKDR biasanya dapat dicabut dengan mudah. Untuk
mencegah benangnya putus, tarik dengan kekuatan tetap
dan cabut AKDR secara perlahan. Bila benang putus saat
ditarik tetapi ujung AKDR masih dapat dilihat maka jepit
ujung AKDR tersebut dan tarik keluar.

- Pencabutan sulit : bila benang AKDR tidak tampak, periksa


pada kanalis servikalis dangan menggunakan klem lurus
atau lengkung. Bila tidak ditemukan pada kanalis servikalis,
masukka alat pencabutan AKDR kedalam cavum mengait
AKDR. Bila sebagain AKDR sudah ditarik keluar tetapi
kemudian sulit untuk dikeluarkan melalui kanalis servikalis,
putar klem (pelan-pelan) sambil tetap menarik batang AKDR
selama klien tidak mengeluh sakit. Bila dari pemeriksaan
bimanual didaptkan uterus hiper ante/retrofleksio, gunakan
tenakulum untuk menjepit serviks dan lakukan tarikan
kebawah dan keatas dengan pelan-pelan dan hati-hati,
sambil memutar klem.

1. Poliklinik Kebidanan
UNIT TERKAIT 2. Ruang Bersalin

14

Anda mungkin juga menyukai