6305 12014 1 PB
6305 12014 1 PB
Oleh
Mediyansyah
Kahfie Nazaruddin
Munaris
Fakultas Keguruan dan Ilmu Pendidikan Universitas Lampung
e-mail : mediyansyah26@yahoo.com
ABSTRACT
The problem of this research is how is the conflict in the short story at the collection of
short story Laki-laki Pemanggul Goni. The purpose of this research is to describe the
conflict in the collection of short story and its implications upon literature learning in
SMP. This research used qualitative descriptive method. The data resources were taken
from many short stories in the collection of short story. It is found that the collection of
short story makes use of (1) the intrapersonal conflict, (2) the interpersonal conflict ,
and (3) the intragroup conflict. Conflict management contained in the short story is (1)
how to avoid, (2) competition, (3) accommodation, (4) compromise, and (5)
collaboration. Collection of short story Laki-laki Pemanggul Goni is worthy to be used
as a alternative learning material for students in SMP in terms of (1) aspect of language,
(2) psychological aspect, and (3) aspect of cultural background.
ABSTRAK
Masalah penelitian ini adalah bagaimanakah konflik dalam cerita pendek pada
kumpulan cerpen Laki-laki Pemanggul Goni. Penelitian ini bertujuan untuk
mendeskripsikan konflik dalam kumpulan tersebut dan implikasinya terhadap
pembelajaran sastra di SMP. Penelitian ini menggunakan metode deskriptif kualitatif.
Sumber data penelitian ini cerita pendek dalam kumpulan cerpen tersebut. Berdasarkan
hasil analisis data ditemukan (1) konflik manusia dengan dirinya sendiri, (2) konflik
manusia dengan manusia, dan (3) konflik manusia dengan masyarakat. Manajemen
konflik yang terdapat dalam kumpulan cerpen tersebut adalah (1) cara menghindari, (2)
kompetisi, (3) akomodasi, (4) kompromis, dan (5) kolaborasi. Kumpulan cerpen Laki-
laki Pemanggul Goni layak dijadikan sebagai alternatif bahan ajar siswa di SMP
ditinjau dari (1) aspek kebahasaan, (2) aspek psikologis, dan (3) aspek latar belakang
kebudayaan.
Pemanggul Goni, yaitu cerpen “Ambe ”Kau ini! Ambemu keturunan tana
Masih Sakit”. bulaan. Bukan orang sembarangan.
Kalau cuma itu, sudah dari dulu Indo
”Adalah larangan melakukan rambu melakukan rambu solo. Tak perlu
tuka, apalagi rampanan kappa, menunggu bertahun-tahun. Dengar,
apabila rambu solo belum Upta. Ini bukan asal upacara, tapi
diselenggarakan. Ambemu masih martabat yang mesti dijunjung. Kau
sakit. Rohnya masih terkatung-katung tahu itu! Ambemu akan tersesat
di alam sana.” Kata Indo seolah karena ulahmu.” Suara Indo melangit
memegang kukuh wasiat Ambe. Tapi, seperti bulan yang pongah.
aku menerka ini kemauannya. ”Aku lebih bangga kau merantau ke
”Kenapa? Apakah itu Papua. Di sana kau bisa dapat uang
menyalahi aluk?” Aku tak tahu apa banyak ketimbang di sini. Atau kau
aku sedang menggugat adat yang aku mau mati di sana, terserah.” Indo
yakini sendiri. bicara terus sebab aku seperti patung,
”Itu sama saja kau meminta hakmu kepala batu. Indo kenal sekali
tanpa menunaikan kewajibanmu tabiatku, kalau ada mau diam tapi
sebagai anak.” Indo seolah berkata, rusuh.
tunjukkan baktimu. ”Kau tidak bakal ada di dunia ini
”Dulu Ambe pernah bilang padaku, kalau tak ada Ambemu yang meminta
hidup itu untuk mati. Dunia ini tempat kau dilahirkan.” Indo berkata tega.
persinggahan dan mati adalah pintu Napasnya panas. Kubayangkan, dulu
ke puya, di kehidupan yang mungkin ia hendak menggugurkan
sesungguhnya,” jelasku punya dan menguburkanku di pohon nangka,
maksud tapi dicegah oleh Ambe.
”Iya, itu betul. Lantas?” kejar Indo Keberadaanku kau tampik, benarkah
mencium niatku. kabar itu?
”Kata Ambe carilah bekal, dalle buat ”Matahari siang dan bulan malam
mati. Biar kelak tidak menyusahkan tidak pernah bertemu. Kalau sampai
keturunanmu. Seharusnya Ambe juga itu terjadi, itu artinya kiamat! Kau
begitu.” Aku tertunduk sebab lancang, boleh menikah, tapi bukan di
ada sesal yang hinggap. Aku tak tongkonan ini dan tanpa restu dariku,”
berani melihat Indo yang mungkin cetusnya mengancam. Indo menarik
tengah membelalakkan mata, tak kakinya pergi ke sumbung,
menyangka. kebiasaannya sesenggukan di sana.
”Indo merasa tidak pernah kurang Meratapi Ambe dan nasib. Atau masa
mengajarimu, Upta.” Ia memanggil lalu yang berusaha ia tutup dan
namaku seakan aku bukan anaknya simpan.
lagi. Dapat kudengar hela embusnya Tokoh Aku merasa tidak ingin
kecewa, ”Ambemu perlu kunci untuk konflik dengan Ibunya semakin panjang
membuka pintu ke puya, rambu solo. dan rumit. Oleh karena itu tokoh Aku
Perjalanan ke sana jauh sekali butuh memilih manajemen konflik dengan
kendaraan, tedong bonga, agar cepat cara kolaborasi, yaitu cara yang
sampai.” menyatukan langkah dari pihak ketiga
”Beberapa babi dan seekor kerbau aku untuk mencari pemecahan dari konflik
kira sudah cukup, Indo. Tedong yang dialami.
bonga ratusan juta harganya. Kita Tokoh Aku bersama keluarga besarnya
mana sanggup.” mencari solusi yang terbaik agar konflik
yang terjadi antara tokoh Aku dan Hujan kian deras. Pakaian
Ibunya dapat terselesaikan. Keluarga mereka sudah basah. Dengan
besar tokoh Aku pun siap membantu bergegas, para penggotong
tokoh Aku melaksanakan upacara membalik posisi mereka.
kematian untuk ayahnya. Jenazah yang tadi berada di
pertengahan jalan menuju
3. Konflik Manusia dengan Dirinya kuburan desa kini berbalik ke
Sendiri dalam kumpulan cerpen arah rumah Sadru. Semua tak
pilihan Kompas yang berjudul percaya dengan apa yang
Laki-laki Pemanggul Goni mereka lihat. Warga berteriak-
Konflik manusia dengan dirinya teriak seolah merayakan
sendiri terdapat pada 5 cerpen di dalam kemenangan mereka.
kumpulan cerpen pilihan Kompas yang “Huuuuuuu….”
berjudul Laki-laki Pemanggul Goni, “Pergi! Pergi!”
yaitu cerpen “Nyai Sobir”, cerpen “ “Kubur saja di rumahmu
Pemanggil Bidadari”, cerpen “ Lengtu sekalian!”
Lengmua”, cerpen “ Perempuan “Kubur di halaman biar tanahmu
Balian”, dan cerpen “Mayat di Simpang subur!”
Jalan”.Berikut ini contoh konflik dalam “Pengkhianat!”
cerpen pada kumpulan cerpen pilihan
Kompas yang berjudul Laki-laki Manajemen konflik yang digunakan
Pemanggul Goni, yaitu cerpen “Mayat oleh Sadru untuk memcahkan
di Simpang Jalan”. konfliknya dengan masyarakat, yaitu
menggunakan cara kompetisi atau
“Kembali! Kita kembali!” teriak mendominasi. Sadru menentang
Sadru dengan tiba-tiba kepada kelompok warga yang mencoba
saudara-saudaranya. menghadangnya. Ia sudah tidak peduli
Semua kaget. Para penggotong dengan akibat dari tindakannya itu,
yang masih kerabatnya itu yang dia pikirkan sekarang adalah
bertanya-tanya kebingungan. jenazah ibunya yang harus segera di
Warga yang dari tadi kremasi.
menghadang mereka dengan
santai seolah tanpa beban juga 4. Implikasi Hasil Penelitian
kaget. Terhadap Pembelajaran Sastra di
“Suruh ayah menghentikan SMP
pembicaraan. Kita kembali Proses pembelajaran dilaksanakan
pulang,” pinta Sadru kepada dalam rangka pencapaian tujuan
adik perempuannya yang pembelajaran dalam bentuk prestasi
pertama. belajar siswa. Prestasi belajar siswa
“Kau bercanda Sadru? Kau tak dapat dipengaruhi oleh berbagai faktor.
sungguh-sungguh bukan?” adik Faktor-faktor tersebut antara lain,
perempuannya memekik. metode pengajaran, kemampuan guru,
“Aku sungguh-sungguh. Kalian sumber belajar, materi pelajaran, dan
pulang lebih dulu, suruh yang sarana belajar. Dalam menyajikan
lain menyiapkan mobil,” materi pembelajaran dibutuhkan sumber
teriaknya kepada yang lain. belajar yang tepat dan dapat
“Kita kembali, cepat!” memberikan kemudahan bagi siswa
dalam proses belajar. Kumpulan cerpen
pilihan Kompas yang berjudul Laki-laki (3) Siswa menanyakan hal yang belum
Pemanggul Goni bisa dijadikan salah dipahami tentang lembar kerja
satu sumber belajar siswa untuk yang diberikan oleh guru
memahami konflik. Kompetesi Dasar (menanya)
(KD) mata pelajaran Bahasa Indonesia (4) Siswa dengan mendapat bimbingan
pada Kurikulum 2013 yang berkaitan dari guru bertanya jawab mengenai
dengan penelitian ini adalah konflik dalam cerpen
Kompetensi Dasar (KD) 4.3 Menelaah (mengumpulkan informasi).
dan merevisi teks hasil observasi, (5) Siswa mengerjakan lembar kerja
tanggapan deskriptif, eksposisi, secara berkelompok berdasarkan
eksplanasi, dan cerita pendek sesuai petunjuk yang diberikan oleh guru
dengan struktur dan kaidah teks baik (mengolah informasi).
secara lisan maupun tulisan (6) Guru mengawasi kerja kelompok
Berdasarkan Kompetensi Dasar dan menjawab pertanyaan-
tersebut, peneliti mengimplikasikan pertanyaan siswa sepanjang kerja
hasil penelitian pada pembelajaran kelompok (menanya).
sastra di SMP. Siswa diharapkan (7) Siswa menentukan jenis konflik
mampu menelaah dan menemukan yang terdapat dalam cerpen di
konflik yang terdapat dalam cerita dalam kumpulan cerpen pilihan
pendek. Hasil analisis konflik dalam Kompas 2012 yang berjudul Laki-
penelitian ini dapat memberikan laki Pemanggul Goni secara
pengetahuan kepada para siswa tentang berkelompok (mengolah
penggunaan konflik sebagai suatu cara informasi).
dalam menyajikan alur cerita dalam (8) Siswa mengidentifikasi konflik
cerpen. Siswa diharapkan mampu yang terdapat dalam cerpen di
membuat cerita pendek yang di dalam kumpulan cerpen pilihan
dalamnya terdapat konflik. Selain itu, Kompas yang berjudul Laki-laki
pemahaman mengenai konflik dapat Pemanggul Goni secara
membantu dan mempermudah siswa berkelompok (mencoba).
dalam memahami suatu prosa. (9) Siswa mendiskusikan tentang
Dalam Kurikulum 2013, konflik yang terdapat dalam cerpen
pembelajaran sastra menggunakan di dalam kumpulan cerpen pilihan
pendekatan saintifik, yaitu kegiatan Kompas 2012 yang berjudul Laki-
mengamati, menanya, mengumpulkan laki Pemanggul Goni (mencoba).
informasi , mengasosiasikan/ mengolah (10) Siswa menuliskan laporan kerja
informasi, dan mengomunikasikan.. kelompok tentang konflik yang
Berikut ini contoh kegiatannya. terdapat dalam cerpen di dalam
kumpulan cerpen pilihan Kompas
(1) Siswa membaca dan memahami 2012 yang berjudul Laki-laki
cerpen yang terdapat di dalam Pemanggul Goni (mencoba).
kumpulan cerpen pilihan Kompas (11) Guru meminta perwakilan dari
2012 yang berjudul Laki-laki setiap kelompok untuk melaporkan
Pemanggul Goni yang hasil diskusinya di depan kelas
mengandung konflik dengan (mengomunikasikan).
cermat (mengamati). (12) Guru memberikan kesempatan
(2) Guru membagikan lembar kerja kepada kelompok lain untuk
kepada setiap kelompok memberikan pertanyaan kepada
(menanya). kelompok yang sedang