Anda di halaman 1dari 148

MODUL FISIKA

BAHAN AJAR KURIKULUM 2013


UNTUK SMK KESEHATAN KELAS X SEMESTER I
SMK NEGERI 17 SAMARINDA
TAHUN PEMBELAJARAN 2021/2022

Gerak dan Gaya

Fluida

Disusun oleh :
Drs. Kastur, M.Pd
NIP. 19640606 199412 1 002

PEMERINTAH PROVINSI KALIMATAN TIMUR


DINAS PENDIDIKAN DAN KEBUDAYAAN
SMK NEGERI 17 SAMARINDA
Program Keahlian : 1). Farmasi 2). Dental Assistant 3). Teknologi Laboratorium Medik
Jalan Kadire Oening, RT.17 Kelurahan Air Hitam, Kecamatan Samarinda Ulu, 75124 (0541) 738879,
email : smkn17_farmasi@yahoo.com, website : http://smkn17samarinda.com

TAHUN 2021

1
HALAMAN PENGESAHAN

Yang bertanda tangan di bawah ini menyatakan bahwa modul mata pelajaran Fisika
untuk pelaksanaan kurikulum 2013 revisi :

1. Judul Modul/Bahan Ajar : Modul Fisika


2. Nama Sekolah : SMKN 17 Samarinda
3. Kelas : X (Sepuluh) Semester Ganjil
Tahun Pembelajaran 2020/2021
4. Kompetensi Keahlian : SMK Semua Program Keahlian
a. Nama : Drs. Kastur, M.Pd.
b. NIP : 196406061994121002
c. Pangkat/Golongan : Pembina Tk. I / IV.b
d. NUPTK : 3938742643200052
e. Isi Kegiatan PD : Modul Fisika Semester I
f. Alamat Sekolah : Jl. Kadrie Oening RT. 17 Kel. Air Hitam
Kec.Samarinda Ulu
g. Alamat Rumah : Jl. Kadrie Oening RT 20 No.56 Kel. Air Hitam
Kec. Samarinda Ulu
5. Waktu Penulisan : 21 April s.d. 06 Juni 2020

Disetujui untuk digunakan sebagai bahan ajar pada mata pelajaran fisika dan dapat
didokumentasikan di perpustakaan SMK Negeri 17 Samarinda.

Samarinda, 06 Ju1 2021


Disahkan oleh:
Kepala Sekolah, Guru Mapel,

Drs. Kastur, M.Pd.


Dr. H. Sukiman.,S.Pd.,SH M.Si. NIP.196206061994121002
NIP.196512312000121014

2
KATA PENGANTAR

Puji syukur ke hadirat Allah SWT yang telah memberikan rahmat dan karunia-
Nya sehingga penulis dapat menyelesaikan Modul Fisika Semester I. Modul ini
dipergunakan untuk membantu peserta didik SMK Negeri 17 Samarinda dalam
mempelajari ilmu fisika dan membekali mereka dengan pengetahuan yang bermanfaat
bagi kehidupan sehari-hari. Diharapkan peserta didik akan lebih memahami mengenai
ilmu fisika melalui teori, eksperimen dan pengamatan.
Modul ini berisi uraian materi pokok yang telah disesuaikan dengan kurikulum
2013 revisi tahun 2016. Modul ini disertai dengan lembar kerja dan evaluasi untuk
mengetahui tingkat penguasaan materi setiap akhir kegiatan belajar. Dengan
mempelajari modul ini, diharapkan peserta didik dapat lebih mudah mencari bahan
referensi dalam pelaksanaan proses belajar menganjar dengan kurikulum 2013 revisi di
SMK Negeri 17 Samarinda.
Dalam kesempatan ini kami mengucapkan terimakasih yang sedalam-dalamnya
kepada Yth :
1. Bapak Dr.H. Sukiman.,S.Pd., SH.,M.Si. selaku kepala sekolah,
2. Rekan-rekan guru SMA Negeri 17 Samarinda,
3. Keluarga tercinta.
yang telah memberikan dukungan baik moril maupun materiil dalam pembuatan modul
ini.
Penyusun menyadari bahwa dalam penyusunan modul ini jauh dari sempurna,
baik dari segi penyusunan, bahasan, ataupun penulisannya. Oleh karena itu penyusun
mengharapkan kritik dan saran yang sifatnya membangun, khususnya dari guru mata
pelajaran fisika guna menjadi acuan dalam bekal pengalaman bagi penyusun untuk
lebih baik  di masa yang akan datang.

Penyusun

3
PETUNJUK PENGGUNAAN MODUL

Untuk Peserta Didik

1. Bacalah modul dengan seksama, terutama bagian uraian materi.


2. Pahamilah tujuan Anda mempelajari modul dan tingkat penguasaan yang
diharapkan.
3. Kerjakanlah Soal / tugas individu / LKS / LKPD yang terdapat di dalamnya dengan
jujur tanpa melihat kunci jawaban sebelum Anda mengerjakannya.
4. Laporkan kemajuan Anda kepada guru sebelum melanjutkan ke kegiatan belajar
selanjutnya.
5. Anda diperbolehkan bertanya kepada guru jika dianggap perlu.
6. Jika ada bagian yang belum Anda pahami, cobalah terlebih dahulu mendiskusikan
dengan teman yang sedang mengerjakan bagian yang sama, sebelum Anda bertanya
pada guru.
7. Tingkat pemahaman minimal yang diharapkan sebesar 78% (KKM Fisika 78),  jika
tingkat penguasaan Anda kurang dari 78%, pelajari materi/bagian-bagian dari
modul yang belum Anda kuasai atau mintalah remediasi dan saran-saran dari guru.
8. Selain modul ini, Anda diharapkan membaca pula buku-buku acuan yang banyak
terdapat di perpustakaan dan sumber belajar online di internet untuk lebih
meningkatkan pemahaman dan memperluas ilmu fisika Anda

Untuk Guru

1. Guru harus menguasai sepenuhnya isi modul dan mempunyai daftar bagian modul
yang mungkin sulit bagi peserta didik dan mempersiapkan penjelasan/jawaban
yangdiperlukan.
2. Guru harus mempunyai catatan posisi dan kemajuan setiap peserta didik dan
sekaligus memikirkan sumber informasi lain yang dapat disarankan kepada
peserta didik.
3. Guru hendaknya dapat meningkatkan motivasi peserta didik setiap saat terutama
bagi peserta didik yang berhasil (memberi pujian, penghargaan, hadiah kecil, dll).

4
DAFTAR ISI

halaman
Halaman Judul............................................................................................................
1
Halaman Pengesahan.................................................................................................
2
Kata Pengantar...........................................................................................................
3
Petunjuk Penggunakan Modul ..................................................................................
4
Daftar Isi ....................................................................................................................
5
Daftar Gambar............................................................................................................
9
BAB I. PENDAHULUAN.........................................................................................
10
A. Latar Belakang...........................................................................................
10
B. Tujuan Umum............................................................................................
11
C. Peta Kompetensi .......................................................................................
12
D. Bagan / Alur Penggunaan Modul.............................................................
13
E. Deskripsi....................................................................................................
14
F. Prasarat......................................................................................................
14
G. Kompetensi Inti (KI) dan Kompetensi Dasar (KD).................................. 15
H. Cek Kemampuan ...................................................................................... 19
BAB II. PEMBELAJARAN .....................................................................................
20
A. Kegiatan Pembelajaran 1 : Besaran dan Gerak ..........................................
20
a. Kompetensi Dasar (KD) Pembelajaran 1...............................................
20
b. Tujuan Pembelajaran 1...........................................................................
20
5
c. Indikator Pencampaian Pembelajaran 1.................................................
20
d. Uraian Materi Pembelajaran 1............................................................... 21
e. Aktifitas Pembelajaran Pembelajaran 1.................................................
26
f. Glosarium Pembelajaran 1.....................................................................
27
g. Lembar Kerja Siswa (LKS / LKPD) Pembelajaran 1.............................
28
h. Evaluasi/latihan soal / tugas / ulangan harian Pembelajaran 1..............
29
i. Kunci jawaban soal / tugas / ulangan harian Pembelajaran 1................
29
j. Rangkuman Pembelajaran 1..................................................................
30
k. Umpan Balik dan Tindak Lanjut Pembelajaran 1..................................
31
B. Kegiatan Pembelajaran 2 : Hukum Newton dan Gaya ...............................
32
a. Kompetensi Dasar (KD) Pembelajaran 2..............................................
32
b. Tujuan Pembelajaran 2..........................................................................
32
c. Indikator Pencampaian Pembelajaran 2...............................................
32
d. Uraian Materi Pembelajaran 2.............................................................
33
e. Aktifitas Pembelajaran Pembelajaran 2...............................................
35
f. Glosarium Pembelajaran 2...................................................................
35
j. Lembar Kerja Siswa (LKS / LKPD) Pembelajaran 2..........................
36

6
g. Evaluasi/latihan soal / tugas / ulangan harian Pembelajaran 2..............
37
h. Kunci jawaban soal / tugas / ulangan harian Pembelajaran 2..............
37
i. Rangkuman Pembelajaran 2.................................................................
38
k. Umpan Balik dan Tindak Lanjut Pembelajaran 2................................
39
C. Kegiatan Pembelajaran 3 : Usaha Energi dan Daya ...................................
40
a. Kompetensi Dasar (KD) Pembelajaran 3..............................................
40
b. Tujuan Pembelajaran 3..........................................................................
40
c. Indikator Pencampaian Pembelajaran 3...............................................
40
d. Uraian Materi Pembelajaran 3.............................................................
41
e. Aktifitas Pembelajaran Pembelajaran 3...............................................
47
f. Glosarium Pembelajaran 3...................................................................
47
g. Lembar Kerja Siswa ( LKS / LKPD) Pembelajaran 3..........................
48
h. Evaluasi/latihan soal / tugas / ulangan harian Pembelajaran 3..............
54
i. Kunci jawaban soal / tugas / ulangan harian Pembelajaran 3..............
55
J Rangkuman Pembelajaran 3.................................................................
56
k. Umpan Balik dan Tindak Lanjut Pembelajaran 3..................................
57

D. Kegiatan Pembelajaran 4 : Impuls, Momentum dan Tumbukan ................


58
7
a. Kompetensi Dasar (KD) Pembelajaran 4..............................................
58
b. Tujuan Pembelajaran 4..........................................................................
58
c. Indikator Pencampaian Pembelajaran 4...............................................
58
d. Uraian Materi Pembelajaran 4.............................................................
59
e. Aktifitas Pembelajaran Pembelajaran 4...............................................
63
f. Glosarium Pembelajaran 4...................................................................
63
g. Lembar Kerja Siswa (LKS / LKPD Pembelajaran 4.............................
64
h. Evaluasi/latihan soal / tugas / ulangan harian Pembelajaran 4..............
68
i. Kunci jawaban soal / tugas / ulangan harian Pembelajaran 4..............
69
j. Rangkuman Pembelajaran 4.................................................................
70
k. Umpan Balik dan Tindak Lanjut Pembelajaran 4................................
71

E. Kegiatan Pembelajaran 5 : Gerak Translasi dan Gerak Rotasi ..................


72
a. Kompetensi Dasar (KD) Pembelajaran 5..............................................
72
b. Tujuan Pembelajaran 5..........................................................................
72
c. Indikator Pencampaian Pembelajaran 5...............................................
72
d. Uraian Materi Pembelajaran 5.............................................................
73

8
e. Aktifitas Pembelajaran Pembelajaran 5...............................................
81
f. Glosarium Pembelajaran 5...................................................................
81
g. Lembar Kerja Siswa (LKS / LKPD) Pembelajaran 5..........................
82
h. Evaluasi/latihan soal / tugas / ulangan harian Pembelajaran 5.............
85
i. Kunci jawaban soal / tugas / ulangan harian Pembelajaran 5..............
86
j. Rangkuman Pembelajaran 5.................................................................
87
k. Umpan Balik dan Tindak Lanjut Pembelajaran 5................................
90

F. Kegiatan Pembelajaran 6 : Elastisitas bahan dan Hukum Hook ................


91
a. Kompetensi Dasar (KD) Pembelajaran 6..............................................
91
b. Tujuan Pembelajaran 6..........................................................................
91
c. Indikator Pencampaian Pembelajaran 6...............................................
92
d. Uraian Materi Pembelajaran 6.............................................................
93
e. Aktifitas Pembelajaran Pembelajaran 6...............................................
98
f. Glosarium Pembelajaran 6...................................................................
99
g. Lembar Kerja Siswa (LKS / LKPD) Pembelajaran 6..........................
100
h. Evaluasi/Latihan Soal / tugas / ulangan harian Pembelajaran 6............
101

9
i. Kunci jawaban soal / tugas / ulangan harian Pembelajaran 6..............
101
j. Rangkuman Pembelajaran 6.................................................................
102
k. Umpan Balik dan Tindak Lanjut Pembelajaran 6................................
103

G. Kegiatan Pembelajaran 7 : Fluida Statis dan Dinamis ...............................


104
a. Kompetensi Dasar (KD) Pembelajaran 7..............................................
104
b. Tujuan Pembelajaran 7..........................................................................
105
c. Indikator Pencampaian Pembelajaran 7...............................................
106
d. Uraian Materi Pembelajaran ............................................................... 107
e. Aktifitas Pembelajaran Pembelajaran 7...............................................
113
f. Glosarium Pembelajaran 7...................................................................
114
g. Lembar Kerja Siswa (LKS / LKPD) Pembelajaran 7..........................
115
h. Evaluasi/latihan soal / tugas / ulangan harian Pembelajaran 7..............
125
i. Kunci jawaban soal / tugas / ulangan harian Pembelajaran 7..............
126
j. Rangkuman Pembelajaran 7............................................................... 129
k. Umpan Balik dan Tindak Lanjut Pembelajaran 7................................
130

BAB III. EVALUASI.................................................................................................


131
A. Soal............................................................................................................
131
10
B. Kunci.........................................................................................................
135

BAB IV. PENUTUP..................................................................................................

137

DAFTAR PUSTAKA...............................................................................................

138

GLOSARIUM ...........................................................................................................

139

11
DAFTAR GAMBAR

halaman
1. Gambar 1.1 : benda jatuh bebas.....................................................................
28..........................................................................................................................
2. Gambar 2.1 : ilustrasi Humum Newton II......................................................
33
3. Gambar 2.2 : gambar gaya normal.................................................................
34
4. Gambar 2.3 : komponen gaya yang melibatkan gaya gesek .........................
34
5. Gambar 3.1 : ilustrasi seseorang melakukan usaha .......................................
41
6. Gambar 3.2 : posisi benda setelah dikenai gaya F ........................................
43
7. Gambar 3.3 : benda dikenai gaya dengan membentuk sudut ........................
43
8. Gambar 3.4 : benda digantung memiliki energy potensial ............................
44
9. Gambar 3.5 : benda jatuh bebas ....................................................................
46
10. Gambar 4.1 : ilustrasi Hukum kekalan momentum ......................................
61
11. Gambar 4.2 : ilustrasi tumbukan lenting sempurna .....................................
61
12. Gambar 4.3 : ilustrasi tumbukan lenting sebagian ........................................
62
13. Gambar 4.4 : ilustrasi tumbukan tidak lenting sama sekali ...........................
62
14. Gambar 4.5 : truk dan sedan pada konsep momentum dan Impuls ...............
64
15. Gambar 5.1 : gasing pada konsep momen inersia .........................................
72

12
16. Gambar 5.2 : komponen gaya yang bekerja pada engsel pintu .....................
73
17. Gambar 5.3 : momen enersia berbagai benda tegar homogen ......................
77
18. Gambar 5.4 : letak titik berat benda homogen berbentuk volume.................
78
19. Gambar 5.5 : letak titik berat bidang berbentuk tidak beraturan....................
80
20. Gambar 6.1 : pegas disusun seri.....................................................................
94
21. Gambar 6.2 : pegas disusun paralel................................................................
94
22. Gambar 7.1 : elemen fluida pada konsep Hukum Archimeses .....................
106
23. Gambar 7.2 : elemen fluida pada konsep Hukum Pascal ..............................
106
24. Gambar 7.3 : prinsip kerja dongkrak hidrolik ...............................................
109
25. Gambar 7.4 : sudut kontak pada pipa kapiler ................................................
110
26. Gambar 7.5 : alran fluida pada persamaan kontinuitas..................................
112
27. Gambar 7. 6 : garis aliran udara di sekitar sayap pesawat terbang ...............
113

BAB I
PENDAHULUAN

A. LATAR BELAKANG

13
Dinamika Pendidikan di Sekolah selalu berkembang, baik dari sisi regulasi
maupun implementasinya. Guru sebagai ujung tombak pendidikan jika tidak
berusaha untuk mengikuti perkembangan jaman dapat tersisihkan dan
termarjinalkan kedudukannya. Amanah yang mulia ini begitu berat diemban oleh
seorang guru dalam upaya mencerdaskan anak bangsa. Proses mencerdaskan
kehidupan bangsa tidak semudah membalikkan telapak tangan, butuh perjuangan
dan pengorbanan. Guru yang handal harus mampu mengikuti dinamika kehidupan
sekarang ini. Seiring pesatnya era komunikasi, guru dituntut bisa menjembatani
kesenjangan antara peserta didik dan dirinya. Jangan sampai peserta didik lebih
percaya kepada informasi yang dia dapatkan di luar dibandingkan di kelas, terkait
mata pelajaran yang guru ajarkan. Ini dapat terjadi manakala guru tidak dapat
mengupgrade informasi yang berkembang setiap waktunya. Guru yang handal
harus bersikap sebagai seorang Guru Pembelajar, tidak pernah puas dengan ilmu
yang dimilikinya. Selalu haus ilmu dan berupaya mengupgrade kompetensinya.
Terkait informasi, pembelajaran di kelas akan menjadi lebih menarik manakala
guru mampu membangkitkan motivasi peserta didiknya dengan informasi yang
uptodate yang disajikan dengan modul pembelajaran yang dibuat oleh gurunya
sendiri. Interaktif dan intuitif, sehingga peserta didik dapat terlibat dalam proses
pembelajaran dan memunculkan ide-ide kreatifnya. Keadaan yang demikian dapat
terjadi manakala guru selalu berupaya meningkatkan kompetensinya, baik melalui
proses belajar mengajar maupun pembelajaran mandiri melalui modul. Modul
Pembelajaran yang dibuat Guru pada intinya merupakan model bahan belajar
(learning material) yang menuntut peserta didik untuk belajar lebih

B. TUJUAN UMUM

Setelah mempelajari modul ini diharapkan anda dapat:

1. Mendeskripsikan definisi dari beberapa besaran pokok , besaran turunan dan vektor
2. Menganalisis Gerak Lurus Beraturan (GLB) dan GLBB dalam kehidupan sehari-

14
hari.
3. Menghitung besaran-besaran yang berkaitan dengan GLB, dan GLBB
4. Mendeskripsikan dan mendefinisi serta menganalisis dari huhun Newton dan
konsep gaya
5. Menghitung besaran-besaran yang berkaitan dengan gaya
6. Menjelaskan konsep Usaha. Energy dan Daya dalam kehidupan sehari-hari.
7. Menghitung hubungan antara efisiensi dan daya.
8. Menghitung besar hukum kekekalan energi.
9. Memahami konsep momentum dan impuls
10. Memahami konsep tumbukan dan mengaitkannya dalam kehidupan sehari-hari.
11. Memahami gerak benda berdasarkan konsep gerak translasi dan rotasi dalam
kehidupan sehari-hari.
12. Merumuskan konsep gerak translasi dan rotasi keterkaitan keduanya.
13. Mendeskripsikan elastisitas dan penerapan elastisitas bahan dalam kehidupan
sehari-hari.
14. Menentukan tegangan, rengangan, dan modulus elastisitas.
15. Mendeskripsikan hukum Hooke dalam kehidupan sehari-hari.
16. Menjelaskan fluida statis dan dinamis dalam kehidupan sehari-hari.
17. Menghitung permasalahan yang berkaitan dengan fluida statis dan dinamis

C. PETA KOMPETENSI

15
PETA KOMPETENSI

FISIKA

FIS SEMESTER 1 FIS SEMESTER 2

Besaran, satuan
Suhu dan Kalor
dan Gerak

Hukum Newton
Termodinamika
dan Gaya

Usaha, Energi Getaran dan


dan Daya Gelombang

Impuls dan
Kemagnetan
Momentum

Gerak Translasi
Optika
dan Rotasi

Fisika Modern
Elastisitas
/Radioaktifitas

Fluida Stetatis
dan Dinamis

16
START

Lihat Kedudukan
Modul

Lihat Petunjuk
Penggunaan/Pemb Modul

Kerjakan Cek
Kemampuan

Nilai 80

Kegiatan
D. BAGAN / ALUR PENGGUNAKAN Belajar 1
MODUL

Untuk mencapai penguasaan modul ini dilakukan melalui alur mekanisme


pembelajaran sebagai berikut:
Kegiatan Belajar ke n

Kerjakan Evaluasi

Modul berikutnya/
Nilai 80 Uji Kompetensi

17
Y

E. DESKRIPSI

Modul ini berisi materi tentang besaran, satuan, gerak, gaya, usaha, energi, daya.
Implus, momentum, elastisitas dan fluida . Dalam kegiatan 1 akan mempelajari besaran
pokok , besaran turunan ,dan besaran vector, gerak lurus beraturan (GLB) dan gerak
lurus berubah beraturan (GLBB). Konsep ini akan diselesaikan dan memeriksa
kebenaran langkah-langkahnya. Masalah yang disajikan akan diselesaikan dengan
menggunakan model pembelajaran yang sesuai. Begitu juga kegiatan 2 dan seterusnya.

F. PRASYARAT

Prasyarat untuk mempelajari modul ini adalah anda diharapkan telah menguasai
besaran-besran fisika dan satuannya serta mengenal beberapa alat alat ukur fisika
terutama alat ukur 7 besaran pokok dan konsep dasar Ilmu Pengetauan Alam (IPA)
Fisika.
18
G. Kompetensi Inti (KI) dan Kompetensi Dasar (KD) K13 Revisi Nasional

LAMPIRAN
KEPUTUSAN DIREKTUR JENDERAL
PENDIDIKAN DASAR DAN MENENGAH
NOMOR : 330/D.D5/KEP/KR/2017 TANGGAL : 09
Juni 2017
TENTANG
KOMPETENSI INTI DAN KOMPETENSI DASAR
MATA PELAJARAN MUATAN NASIONAL (A),
MUATAN KEWILAYAHAN (B), DASAR
BIDANG KEAHLIAN (C1), DASAR PROGRAM
KEAHLIAN (C2), DAN KOMPETENSI
KEAHLIAN (C3)

KOMPETENSI INTI DAN KOMPETENSI DASAR


SEKOLAH MENENGAH KEJURUAN/MADRASAH ALIYAH KEJURUAN

Bidang Keahlian : 4. Kesehatan dan Pekerjaan Sosial


: 4.1. Farmasi
4.2. Kesehatan Gigi
Program Keahlian 4.3. Teknologi Laboratorium Medik
: 4.1.1. Farmasi Klinis dan Komunitas
4.2.1. Dental Asisten
Kompetensi Keahlian 4.2.1. Teknologi Laboratorium Medik
Mata Pelajaran : Fisika
Jam Pelajaran : 75 JP (@ 45 Menit)

Tujuan kurikulum mencakup empat aspek kompetensi, yaitu (1) aspek


kompetensi sikap spiritual, (2) sikap sosial, (3) pengetahuan, dan (4)
keterampilan. Aspek-aspek kompetensi tersebut dicapai melalui proses
pembelajaran intrakurikuler, kokurikuler, dan ekstrakurikuler.
Rumusan kompetensi sikap spiritual yaitu, “Menghayati dan
mengamalkan ajaran agama yang dianutnya”. Sedangkan rumusan kompetensi
sikap sosial yaitu, “Menghayati dan mengamalkan perilaku jujur, disiplin, santun,
peduli (gotong royong, kerja sama, toleran, damai), bertanggung-jawab,
responsif, dan proaktif melalui keteladanan, pemberian
nasihat, penguatan, pembiasaan, dan pengkondisian secara berkesinambungan
serta menunjukkan sikap sebagai bagian dari solusi atas berbagai permasalahan
dalam berinteraksi secara efektif dengan lingkungan sosial dan alam serta dalam
menempatkan diri sebagai cerminan bangsa dalam pergaulan dunia”. Kedua
kompetensi tersebut dicapai melalui pembelajaran tidak langsung (indirect

19
teaching) yaitu keteladanan, pembiasaan, dan budaya sekolah, dengan
memperhatikan karakteristik mata pelajaran serta kebutuhan dan kondisi peserta
didik.

Penumbuhan dan pengembangan kompetensi sikap dilakukan sepanjang


proses pembelajaran berlangsung, dan dapat digunakan sebagai pertimbangan
guru dalam mengembangkan karakter peserta didik lebih lanjut.

KOMPETENSI INTI 3 KOMPETENSI INTI 4


(PENGETAHUAN) (KETERAMPILAN)

3. Memahami, menerapkan, 4. Melaksanakan tugas spesifik


menganalisis, dan dengan menggunakan alat,
mengevaluasi tentang informasi, dan prosedur kerja yang
pengetahuan faktual, lazim dilakukan serta memecahkan
konseptual, operasional masalah sesuai dengan lingkup
dasar, dan metakognitif Simulasi dan Komunikasi Digital,
sesuai dengan bidang dan dan Dasar Bidang Kesehatan dan
lingkup Simulasi dan Pekerjaan Sosial.
Komunikasi Digital, dan Dasar
Menampilkan kinerja di bawah
Bidang Kesehatan dan
bimbingan dengan mutu dan
Pekerjaan Sosial pada tingkat
kuantitas yang terukur sesuai
teknis, spesifik, detil, dan
dengan standar kompetensi kerja.
kompleks, berkenaan dengan
ilmu pengetahuan, teknologi, Menunjukkan keterampilan
seni, budaya, dan humaniora menalar, mengolah, dan menyaji
dalam konteks pengembangan secara efektif, kreatif, produktif,
potensi diri sebagai bagian pengembangan dari yang
dari keluarga, sekolah, dunia nasional,
regional dan internasional dipelajarinya di sekolah, serta
mampu melaksanakan tugas
spesifik di bawah pengawasan
langsung.
Menunjukkan keterampilan
mempersepsi, kesiapan, meniru,
menjadikan gerak alami dalam
ranah konkret terkait dengan
pengembangan dari yang dipelajarinya
di sekolah, serta mampu melaksanakan
tugas spesifik dibawah pengawasan
langsung

: Fisika

20
Mata Pelajaran
Jam Pelajaran : 72 JP (@ 45 menit)

KOMPETENSI DASAR KOMPETENSI DASAR


(PENGETAHUAN) (KETRAMPILAN)
3.1 Menganalisis konsep gerak 4.1 Mendemonstrasikan gerak lurus
lurus dan gerak melingkar serta dan gerak melingkar dengan
besaran-besaran yang terkait kecepatan tetap dan percepatan
Tetap
3.2 Menganalisis hukum Newton 4.2 Mendemonstrasikan hukum-
dan konsep gaya hukum Newton dan konsep
Gaya
3.3 Menerapkan konsep usaha, 4.3 Mendemonstrasikan proses
energi, daya dan efisiensi dalam perubahan energi
memecahkan masalah

3.4 Menganalisis hubungan impuls 4.4 Memecahkan masalah


dan momentum dalam tumbukan
perhitungan
3.5 Menerapkan konsep gerak 4.5 Mempraktikkan gerak translasi
translasi dan rotasi pada dan rotasi untuk menemukan
keseimbangan benda tegar hubungan antara keduanya
3.6 Menerapkan konsep elastisitas 4.6 Memraktikan percobaan hukum
bahan menggunakan hukum Hooke
Hooke
3.7 Menerapkan hukum-hukum 4.7 Memecahkan persoalan pada
yang berhubungan dengan bidang teknologi dan rekayasa
fluida statik dan dinamik yang berkaitan dengan hukum-
hukum fluida statik dan
dinamik.
3.8 Menerapkan konsep suhu dan 4.8 Menyaji hasil penyelidikan
kalor dalam proses pemuaian, mengenai perpindahan kalor
perubahan wujud zat dan
perpindahan kalor
3.9 Menerapkan hukum-hukum 4.9 Memecahkan persoalan
termodinamika mengenai aplikasi hukum
termodinamika dalam produk
yang berhubungan dengan
teknologi dan rekayasa
3.10 Menerapkan konsep getaran 4.10 Mempraktekan ayunan bandul
dan gelombang untuk menentukan percepatan
gravitasi

21
3.11 Menerapkan hukum-hukum 4.11 Mendemonstrasikan percobaan
kemagnetan dalam persoalan yang berkaitan dengan konsep
sehari-hari kemagnetan dan elektromagnet
3.12 Menerapkan sifat cermin dan 4.12 Merencanakan pembuatan alat-
lensa pada alat–alat optik alat optik sederhana dengan
menerapkan prinsip
pemantulan dan pembiasan
pada cermin dan lensa
3.13 Menentukan gejala 4.13 Menyajikan aplikasi
radioaktivitas dan besaran- radioaktivitas dalam kehidupan
besaran yang terkait sehari-hari

H. CEK KEMAMPUAN

22
1. Diskripsikan 7 besaran pokon beserta dimensinya :
2. Apa perbedaan besaran skalar dan perbesaran vektor !
3. Seorang apoteker berangkan ke puskesmas dengan mengendarai sepeda
motor dengan kelaju-an 60 km/j. Berapa km jarak yang ditempuh apoteker
tersebut selama 120 detik?
4. Diskripsikan hukum Newton I , II dan III
5. Apa yang anda ketahui tentang usaha, energy dan daya !
6. Mengapa pada saat terjadi tabrakan (tumbukan) dua buah mobil atau benda,
akan terdengar suara yang kuat?
7. Apa yang dimaksud dengan gerak rotasi dan translasi? Berikan contohnya
dalam kehidupan sehari-hari.
8. Jelaskan perbedaan pegas yang disusun seri dan paralel!
9. Berat sebuah logam di udara 4 N. jika dibenamkan dalam zat cair, beratnya
menjadi 2,5 N. berapakah gaya tekan ke atas yang dialami benda tersebut?

BAB II

23
PEMBELAJARAN

H. Kegiatan Pembelajaran 1 : Besaran dan Gerak


a. Kompetensi Dasar ( KD)
KOMPETENSI DASAR KOMPETENSI DASAR
(PENGETAHUAN) (KETRAMPILAN)
Mendemonstrasikan gerak
3.1 Menganalisis konsep gerak 4.1 lurus
lurus dan gerak melingkar serta dan gerak melingkar dengan
besaran-besaran yang terkait kecepatan tetap dan percepatan
Tetap

b. Tujuan Pembelajaran 1
1. Mendeskripsikan definisi dari beberapa besaran fisika
2. Mendeskripsikan definisi gerak
3. Menganalisis Gerak Lurus Beraturan (GLB) dalam kehidupan sehari-hari.
4. Menganalisis Gerak Lurus Berubah Beraturan (GLBB) dalam kehidupan
seharihari.
5. Menganalisis besaran-besaran yang berkaitan dengan GLB, GLBB, dan
gerak vertikal.
6. Memahamir grafik gerak lurus beraturan.
7. Memahami grafik gerak lurus berubah beraturan.
8. Menentukan perpindahan benda berdasarkan kurva kecepatan-waktu.
9. Menganalisis gerak peluru sebagai perpaduan gerak dalam arah horizontal
dan gerak dalam arah vertikal.
10. Memahami besaran-besaran yang terkait dengan gerak peluru.

c. Indikator Pencampaian Kompetensi


1. Menjelaskan definisi dari beberapa besaran fisika
2. Menjelaskan definisi gerak
3. Menghitung Gerak Lurus Beraturan (GLB) dalam kehidupan sehari-hari.
4. Menghitung Gerak Lurus Berubah Beraturan (GLBB) dalam kehidupan
seharihari.
5. Menghitung besaran-besaran yang berkaitan dengan GLB, GLBB, dan
gerak vertikal.

24
6. Menggambar grafik gerak lurus beraturan.
7. Menggambar grafik gerak lurus berubah beraturan.
8. Menentukan perpindahan benda berdasarkan kurva kecepatan-waktu.
9. Menghitung gerak peluru sebagai perpaduan gerak dalam arah horizontal
dan gerak dalam arah vertikal.
10. Menghitung besaran-besaran yang terkait dengan gerak peluru

d. Uraian Materi
Fakta
Besaran dan Satuan

Hasil pengukuran selalu mengandung dua hal, yakni: kuantitas atau nilai dan
satuan. Sesuatu yang memiliki kuantitas dan satuan tersebut dinamakan besaran.
Berbagai besaran yang kuantitasnya dapat diukur, baik secara langsung maupun
tak langsung, disebut besaran fisis, misalnya panjang dan waktu. Tetapi banyak
juga besaran-besaran yang dikategorikan non-fisis, karena kuantitasnya belum
dapat diukur, misalnya cinta, bau, dan rasa.

Di dalam Sistem Internasional dikenal dua besaran berdasarkan sistem


generiknya, yaitu besaran pokok dan besaran turunan. Besaran pokok adalah
besaran yang satuannya ditetapkan lebih dulu atau besaran yang satuannya
didefinisikan sendiri berdasarkan hasil konferensi internasional mengenai berat
dan ukuran. Berdasar Konferensi Umum mengenai Berat dan Ukuran ke-14
tahun 1971, besaran pokok ada tujuh, yaitu panjang, massa, waktu, kuat arus
listrik, temperatur, jumlah zat, dan intensitas cahaya.

Tabel 1.1 Besaran Pokok dan Satuannya dalam SI


NO BESARAN POKOK SATUAN DALAM SI SIMBUL DIMENSI
1. Panjang Meter m L
2. Massa Kilogram Kg M
3. Waktu Sekon s T
4. Arus Listrik Amper A I
5. Suhu Kelvin K Ø
6 Jumlah Zat Mol mol N
7 Intensitas cahaya Kandela cd J

25
Besaran turunan adalah besaran yang dapat diturunkan atau diperoleh dari besaran-besaran
pokok. Satuan besaran turunan diperoleh dari satuan-satuan besaran pokok yang
menurunkannya, seperti terlihat dalam Tabel 1.2.

Tabel 1.2. Contoh besaran turunan

BESARAN SATUAN
NO RUMUS DIMENSI
TURUNAN (SIMBUL)
1. Kecepatan v=Perpindahan/waktu m/s LT-1
2. Percepatan a=Kecepatan/waktu m/s2 LT-2
3. Momentum P=Massa x kecepatan Kg.m/s MLT-1
4. Gaya (N) F=Massa x percepatan Kg.m/s2 MLT-2
5. Usaha (J) W=Gaya x perpindahan Kgm2/s2 ML2T-2
6 Muatan Listrik Q=Kuat aus listrix waktu A.t IT
7 Dst

Satuan besaran turunan di samping diperoleh dari penjabaran satuan besaran


pokok yang terkait, satuan besaran turunan sering juga diambil dari nama orang
yang berjasa dibidang tersebut. Sebagai contoh, satuan gaya adalah kg.m.s-2
sering dinyatakan dengan newton, satuan usaha adalah kg.m2.s-2 sering
dinyatakan dengan joule.
Besaran skalar adalah besaran yang hanya mempunya besar (nilai) dan tidak
mempunyai arah sedangkan Besaran vector adalah suatu besaran disamping
mempunyai besaran (nilai) juga mempunyai arah.
Gerak Lurus Beraturan (GLB)
adalah gerak lurus suatu obyek, dimana dalam gerak ini kecepatannya tetap atau
tanpa percepatan, sehingga jarak yang ditempuh dalam gerak lurus beraturan
adalah kelajuan kali waktu.
s = v .t
dengan arti dan satuan dalam SI:
s = jarak tempuh (m)
v = kecepatan (m/s)
t = waktu (s)
Gerak Lurus Berubah Beraturan (GLBB)
Gerak lurus berubah beraturan (GLBB) adalah gerak lurus suatu obyek, di
mana kecepatannya berubah terhadap waktu akibat adanya percepatan yang
tetap.Akibat adanya percepatan rumus jarak yang ditempuh tidak lagi linier
melainkan kuadratik. (v = v0 + a .t)

26
Gerak Semu atau Relatif
Gerak semu adalah gerak yang sifatnya seolah-olah bergerak atau tidak
sebenarnya (ilusi).Contoh : - Benda-benda yang ada diluar mobil kita seolah
bergerak padahal kendaraanlah yang bergerak. - Bumi berputar pada
porosnya terhadap matahari, namun sekonyong-konyong kita melihat
matahari bergerak dari timur ke barat.
Gerak Ganda
Gerak ganda adalah gerak yang terjadi secara bersamaan terhadap benda-
benda yang ada di sekitarnya.Contoh : Seorang bocah kecil yang kurus dan
dekil melempar puntung rokok dari atas kereta rangkaia listrik saat berjalan
di atap krl tersebut. Maka terjadi gerak puntung rokok terhadap tiga (3) benda
di sekitarnya, yaitu : - Gerak terhadap kereta krl - Gerak terhadap bocah kecil
yang kurus dan dekil - Gerak terhadap tanah / bumi
Gerak Lurus
Gerak lurus adalah gerak pada suatu benda melalui lintasan garis
lurus.Contohnya seperti gerak rotasi bumi, gerak jatuh buah apel, dan lain
sebagainya. Gerak lurus dapat kita bagi lagi menjadi beberapa jenis, yaitu : a.
Gerak lurus beraturan (GLB) Gerak lurus beraturan adalah gerak suatu benda
yang lurus beraturan dengan kecepatan yang tetap dan stabil. Misal : - Kereta
melaju dengan kecepatan yang sama di jalur rel yang lurus - Mobil di jalan
tol dengan kecepatan tetap stabil di dalam perjalanannya. b. Gerak lurus
berubah beraturan (GLBB) Gerak lurus berubah beraturan adalah gerak suatu
benda yang tidak beraturan dengan kecepatan yang berubah-ubah dari waktu
ke waktu. Misalnya : - Gerak jatuhnya tetesan air hujan dari atap ke lantai -
Mobil yang bergerak di jalan lurus mulai dari berhenti
a = percepatan (m/s2)
t = waktu (s)
s = Jarak tempuh/perpindahan (m)
s = v0 . t + a t2
vo = kecepatan mula-mula (m/s)

27
Konsep
Gerak adalah suatu perubahan tempat kedudukan pada suatu benda dari titik
keseimbangan awal .Sebuah benda dikatakan bergerak jika benda itu
berpindah kedudukan terhadap benda lainnya baik perubahan kedudukan
yang menjauhi maupun yang mendekati.
o Gerak lurus berubah beraturan (GLBB) adalah gerak lurus sua tu obyek, di
mana kecepatannya berubah terhadap waktu akibat adanya perce patan
yang tetap.
Akibat adanya percepatan rumus jarak yang ditempuh tidak lag i linier
melainkan kuadratik
o Gerak Lurus Berubah Beraturan (GLBB) adalah gerak lurus p ada arah
mendatar dengan kecepa tan v yang berubah setiap saat karena adanya
percepatan yang
tetap. Dengan kata lain benda yang melakukan gerak dari keadaan diam
atau mulai dengan kecepatan awal akan berubah kecepatannya karena ada
percepatan (a= +) atau per lambatan (a= –)
o GLBB adalah gerak suatu benda pada lintasan garis lurus d engan
percepatan tetap. Maksud dari percepatan tetap yaitu percepatan percepat
an yang besar dan
arahnya tetap
o Perpindahan adalah perubahan kedudukan suatu benda karena adanya
perubahan waktu dan tidak tergantung pada jalan mana yang ditempuh ol
eh benda. Perpin-
dahan adalah b esaran vector dimana arah perpindahannya sela lu diperhati-
kan.
Perpindahan da pat bernilai positif atau negatif.
o Jarak adalah p anjang lintasan sesungguhnya yang ditempuh oleh suatu
benda dalam waktu te rtentu. Jarak adalah besaran skalar dan selalu
bernilai positif.
o Kelajuan adalah hasil bagi jarak total yang ditempuh dengan waktunya.
Kelajuan adalah besaran skalar.

28
o Kecepatan ad alah hasil bagi perpindahan dan selang waktunya yang arah
geraknya dinya takan. Kecepatan adalah besaran vektor.
Prinsip
Rumus GLBB ada 3, yaitu:

Prosedur
Gerak Jatuh Bebas
Gerak jatuh bebas adalah gerak benda yang jatuh dari suatu ketinggian tanpa
kecepatan awal di s ekitar bumi. Gerak jatuh bebas dipengaruhi oleh gaya
gravitasi. Benda-benda yang jatuh bebas.Rumus ini akurat saat benda dijatuhk
an di ruang hampa.

Keterangan:

vt = kecepatan saat t sekon (m/s)

g = percepatan gravitasi bumi (9,8 m/s2)

h = jarak yang ditem puh benda (m)

t = selang waktu (s)

Gerak Vertikal ke Bawah

Gerak Vertikal ke bawah adalah gerak suatu benda yang dilemparkan


vertikal ke bawah dengan kece patan awal dan dipengaruhi oleh percepatan
grafitasi bumi.Rumus-rumus gerak vertikal ke bawah a dalah sebagai
berikut.

Keterangan:

h = jarak/perpindah an (m)

v0 = kecepatan awal (m/s)

29
vt = kecepatan setel ah t (m/s)

g = percepatan gravitasi (9,8 m/s2)

t = selang waktu (s)

Gerak Vertikal ke Atas

Gerak vertikal ke atas adalah gerak suatu benda yang dilempar vertik al ke atas dengan
kecepatan awal terte ntu (v0) dan dipengarui percepatan grafitasi bumi saat kevepatannya nol
kembali turun.Ru mus gerak vertikal ke atas adalah sebag ai beriku

.
Di titik tertinggi ben da, kecepatan benda adalah nol. Persamaan yang berlaku di titik tertinggi
adalah seb agai berikut.

Keterangan:

tnaik = selang waktu dari titik pelemparn hingga mencapai titik tertinggi (s)

v0 = kecepatan awal (m/s)

g = percepatan gravitasi (9,8 m/s2)

hmaks = jarak yang d itempuh hingga titik tertinggi (m)

Saat mulai turun, pe rsamaannya sama seperti gerak jatuh bebas. Rum usnya adalah:

e. Aktifitas Pembelajaran
Setelah mengkaji materi tentang konsep besaran, satuan dan gerak baik
gerak lurus beraturan, gerak lurus berubah beraturan, dan gerak vertikal
Anda dapat mempelajari kegiatan eksperimen dan non eksperimen yang
dalam modul ini disajikan petunjuknya dalam lembar kegiatan
siswa/lembar kegiatan peserta didik (LKS/LKPD) yang diberikan guru ke
siswa. Untuk kegiatan ekaperimen, anda dapat mencobanya mulai dari
persiapan alat bahan, melakukan percobaan dan membuat laporannya.
Sebaiknya Anda mencatat hal-hal penting untuk keberhasilan percobaan,
Ini sangat berguna bagi Anda sebagai catatan untuk mengimplementasikan
di sekolah

30
f. Glosarium

ISTILAH KETERANGAN
Besaran Sesuatu yang memiliki kuantitas / nilai dan satuan

Besaran Pokok Besaran yang satuannya ditetapkan lebih dulu atau besaran yang
satuannya didefinisikan sendiri berdasarkan hasil konferensi
internasional mengenai berat dan ukurannya

Satuan Satuan adalah pembanding dalam pengukuran suatu besaran.

Dimensi Dimensi adalah simbul dari suatu besaran sedangkan analisis


dimensi adalah cara yang sering diterapkan untuk memahami
keadaan fisis yang melibatkan fisis yang berbeda beda.

Besaran Skalar Besaran scalar adalah besaran yang hanya memiliki nilai atau
besar dan tidak memiliki arah.

Besaran Vektor Besaran Vektoe adalah besaran yang memiliki nilai dan arah.

Gerak Suatu benda dikatakan bergerak jika benda tersebut berubah


kedudukannya setiap saat terhadap titik acuan (titik asalnya).

Gerak Lurus GLB adalah adalah gerak benda pada lintasan yang lurus dengan
Beraturan kecepatan tetap

Gerak Lurus GLBB adalah gerak benda pada lintasan yang lurus dengan
Berubah Beraturan kecepatan berubah secara beraturan (Percepatannya tetap)

Kecepatan Besaran fisika yang menunjukan besarnya perubahan posisi


suatu benda per satuan waktu

31
g. Lembar Kerja Siswa ( LKS / LKPD)
LEMBAR KERJA PESERTA DIDIK (LKPD)
Besaran, Satuan dan Gerak
Nama Kelompok :
Anggota : 1.
2.
3.

A. Tujuan
Siswa dapat menganalisis konsep besaran, satuan dan gerak
B. Pertanyaan Analisis
Perhatikan tabel besaran pokok berikut :
Tabel 1.1 Besaran Pokok dan Satuannya dalam SI
NO BESARAN POKOK SATUAN DALAM SI SIMBUL DIMENSI
1. Panjang Meter m L
2. Massa Kilogram Kg M
3. Waktu Sekon s T
4. Arus Listrik Amper A I
5. Suhu Kelvin K Ø
6 Jumlah Zat Mol mol N
7 Intensitas cahaya Kandela cd J

Diskusikan dengan temanmu besaran turunan dari besaran pokok tersebut


tersebut beserta dimensinya minimal 7 besaran turunan. Berikan contoh
dalam kehidupan sehari-hari untuk masing masing besaran tersebut!
……………………………………………………………………………
Diskusikan dengan temanmu penurunan rumus GLBB sbb:
a. b.

Serta beri contoh soalnya ?


………………………………………………………………………
Perhatikan benda jatuh bebas berikut :

Diskusikan dengan teman temanmu bahwa benda jatuh bebas berlaku :


a. b c
Serta gerak vertical ke atas berlaku rumus :
a. b. c.
.
………………………………………………………………………...
Kesimpulan
…………………………………………………………………………

32
h. Evaluasi/Latihan / Tugas / Ulangan harian
1. Sebutkan 7 besaran pokok beserta satuan dan dimensinya
2. Apa yang dimaksud dengan gerak lurus beraturan?
3. Apakah speedometer pada sepeda motor menunjukkan kelajuan
sesaat, kelajuan rata-rata, kecepatan sesaat, atau kecepatan
ratarata?
4. Seorang asisten Apoteker berangkan ke Apotek dengan mengendarai
sepeda motor dengan kelaju-an 60 km/j. Berapa km jarak yang ditempuh
pekerja tersebut selama 120 detik?
5. Sebuah benda yang mula-mula diam mengalami percepatan sebesar 4
m/s2 selama 2 s. hitung kecepatan dan jarak yang ditempuh selama 2
sekon tersebut.
6. Sebuah bola dilempar vertikal keatas dari permukaan tanah. Setelah 6
sekon bola kembali lagi ke permukaan tanah . Jika g = 10 m/s 2. Hitunglah
besar kecepatan awal dan tinggi maksimum yang di capai benda.
7. Sebuah pesawat tempur terbang mendatar dengan laju 100 m/s .Pada
ketinggaian 500 m diatas permukaan tanah ,pesawat melepas sebuah bom.
a). Hitung waktu yang diperlukan bom untuk sampai dipermukaan tanah.
b). Hitung berapa jarak mendatar yang ditempuh bom.
i. Kunci jawaban soal latihan/Tugas/Ulangan harian
1. 7 besaran pokok, satuan dan dimensinya adalah sbb:
NO BESARAN POKOK SATUAN DALAM SI SIMBUL DIMENSI
1. Panjang Meter m L
2. Massa Kilogram Kg M
3. Waktu Sekon s T
4. Arus Listrik Amper A I
5. Suhu Kelvin K Ø
6 Jumlah Zat Mol mol N
7 Intensitas cahaya Kandela cd J
2. Gerak lurus beraturan adalah gerak suatu benda pada garis lurus yang pada
selang waktu yang sama akan menempuh jarak yang sama atau memiliki
kecepatan tetap.
3. Speedometer pada sepeda motor mengukur kelajuan sesaat karena pada
speedometer tidak menunjukkan arah gerak sepeda motor. Pada saat gas diinjak,
speedometer menunjukkan nilai kelajuan pada saat itu demikian pula pada saat

33
rem diinjak, maka kelajuan sepeda motor akan diketahui. Maka speedometer
menunjukkan kelajuan sesaat sepeda motor
4. Kecepatan sepeda motor = v = 60 km/j; t = 120 detik = 1/30 jam. Maka jarak
yang ditempuh adalah S = v . t = 60 km/jam . 1/30 j = 2 km
5 Diket: a= 4 m/s2 t=2 s
Kecepatan akhir :
Vt = vo +at = 0 + 4 .2 = 8 m/s
Jarak tempuh :
S = vot + ½ at 2 = 0 . 2 + ½ .4. 2 2 = 8 m
6 a. Kecepatan awal awal
v = gt = 10 x 3 = 30 m/s
o

b. Ketinggian maksimum . = = 45 m
7. Penyelesaian :
a).Pesawat menjadi titik acuan ( y = 0 )
Saat bom dilepas : voy= 0

vt

h
x

2 2
-y = voyt – ½ gt = -500 = 0 – ½ (10)t = 500 = 5 t 2

t = 10 s
b). x = voxt = x = 100 x 10 = x = 1000 m
j. Rangkuman
 Besaran pokok adalah besaran yang satuannya ditetapkan lebih dulu atau
besaran yang satuannya didefinisikan sendiri. Besaran pokok ada tujuh, yaitu
panjang, massa, waktu, kuat arus listrik, temperatur, jumlah zat, dan intensitas
cahaya.
 Besaran turunan adalah besaran yang dapat diturunkan atau diperoleh
dari besaran-besaran pokok.
 Besaran skalar adalah besaran yang hanya mempunya besar (nilai) dan
tidak mempunyai arah sedangkan Besaran vector adalah suatu besaran
disamping mempunyai besaran (nilai) juga mempunyai arah.
 Gerak Lurus Beraturan (GLB) adalah gerak lurus suatu obyek, dimana dalam
gerak ini kecepatannya tetap atau tanpa percepatan, sehingga jarak yang

34
ditempuh dalam gerak lurus beraturan adalah kelajuan kali waktu. Dan
dirumuskan s = v .t
 Gerak Lurus Berubah Beraturan (GLBB) Adalah gerak lurus berubah
beraturan (GLBB) adalah gerak lurus suatu obyek, di mana kecepatannya
berubah terhadap waktu akibat adanya percepatan yang tetap.Akibat adanya
percepatan rumus jarak yang ditempuh tidak lagi linier melainkan kuadratik. Dan
dirumuskan v = v0 + a .t
 Gerak jatuh bebas adalah gerak benda yang jatuh dari suatu ketinggian tanpa
kecepatan awal di sekitar bumi. Gerak jatuh bebas dipengaruhi oleh gaya
gravitasi.
 Gerak Vertikal ke bawah adalah gerak suatu benda yang dilemparkan vertikal
ke bawah dengan kecepatan awal dan dipengaruhi oleh percepatan grafitasi
bumi.
 Gerak vertikal ke atas adalah gerak suatu benda yang dilempar vertik al ke atas
dengan kecepatan awal terte ntu (v0) dan dipengarui percepatan grafitasi bumi
saat kevepatannya nol kembali turun
k. Umpan Balik dan Tindak Lanjut
Setelah menyelesaikan soal latihan ini, Anda dapat memperkirakan tingkat
keberhasilan Anda dengan melihat kunci/rambu-rambu jawaban yang terdapat pada
pembelajaran ini. Jika Anda memperkirakan bahwa pencapaian Anda sudah
melebihi 80%, silahkan Anda terus mempelajari Kegiatan Pembelajaran berikutnya,
namun jika Anda menganggap pencapaian Anda masih kurang dari 80%, sebaiknya
Anda ulangi kembali mempelajari kegiatan Pembelajaran ini, terutama bagian yang
belum Anda kuasai.
Kemudian gunakan rumus di bawah ini untuk mengetahui tingkat penguasaan
Anda terhadap Kegiatan Belajar 1.
Rumus :
Jumlah jawaban Anda yang benar
Tingkat penguasaan = x 100%
Jumlah butir soal

35
I. Kegiatan Pembelajaran 2 : Hukum Newton dan Gaya
a. Kompetensi Dasar (KD)
KOMPETENSI DASAR KOMPETENSI DASAR
(PENGETAHUAN) (KETRAMPILAN)
3.2 Menganalisis hukum Newton 4.2 Mendemonstrasikan hukum-
dan konsep gaya hukum Newton dan konsep
Gaya
b. Tujuan Pembelajaran 2
1. Memaami definisi dari huhun Newton I, II dan III
2. Menganalisis hukum I Newton dan hukun II Newton dalam kehidupan
sehari-hari.
3. Menganalisis hukum III Newton dalam kehidupan sehari hari.
4. Mendiskripsikan dan memdefinisikan dari beberapa pengertian gaya
5. Mengdiskripsikan besaran-besaran yang berkaitan dengan gaya berat dan
gaya normal.
6. Menganalisa besaran-besaran yang berkaitan dengan gaya gesek
c. Indikator Pencapaian Kompetensi
1. Mendefinisi dari huhun Newton
2. Menganalisis hukum I Newton dan hukun II Newton dalam kehidupan
sehari-hari.
3. Menganalisis hukum III Newton dalam kehidupan sehari hari.
4. Mendiskripsikan dan memdefinisikan dari beberapa pengertian gaya
5. Menghitung besaran-besaran yang berkaitan dengan gaya berat dan gaya
normal.
6. Menghitung besaran-besaran yang berkaitan dengan gaya gesek
d. Uraian Materi
Fakta

Hukum I Newton

Jika resultan (jumlah) dari gaya-gaya yang bekerja pada sebuah benda sama
dengan nol (F = 0) , maka benda tersebut:
a) jika dalam keadaan diam akan tetap diam, atau
b) jika dalam keadaan bergerak lurus beraturan akan tetap bergerak lurus
beraturan.
Sifat ini kemudian dikenal dengan sifat kelembaman

36
Hukum II Newton
Percepatan yang ditimbulkan oleh gaya yang bekerja pada suatu benda berbanding
lurus dan searah dengan gaya itu dan berbanding terbalik dengan massa benda

F
a = atau F = m .a
M dengan satuan kg.m/s2

Hukum III Newton

Bila sebuah benda A melakukan gaya pada benda B, maka benda B juga akan
melakukan gaya pada benda A yang besarnya sama tetapi berlawanan arah. Kedua
gaya yang bekerja bersamaan pada kedua benda disebut gaya aksi dan reaksi.
Gaya aksi-reaksi bukan gaya sebab akibat, keduanya muncul bersamaan dan tidak
dapat dikatakan yang satu adalah aksi dan yang lainnya reaksi. Secara matematis
dapat ditulis:

Faksi = - Freaksi

Gaya Berat dan Gaya Normal

Gaya Berat
Berat suatu benda (W) adalah besarnya gaya tarik bumi terhadap benda tersebut dan
arahnya menuju pusat bumi (vertikal ke bawah). Hubungan massa dan berat :
W=m.g Satuan : kg.m/s2 atau N

dengan:
W = gaya berat. (kg.m/s2 atau N).
13. = massa benda (kg).
g = percepatan gravitasi (m/s2).

Perbedaan massa dan berat:


a) Massa (m) merupakan besaran scalar, besarnya di sembarang
tempat untuk suatu benda yang sama selalu tetap.
b) Berat (w) merupakan besaran vector, di mana besarnya tergantung
pada tempatnya (percepatan gravitasi pada tempat benda berada).

Gaya Normal

Gaya Normal adalah gaya yang tegak lurus permukaan tempat di mana benda berada.

Berikut contoh pasangan gaya berat dan gaya normal

37
Contoh besar gaya normal yang terjadi:

N = w cos T N = w - F sin T N = w + F sin T

Gaya berat dan gaya normal bukan pasangan Aksi – Reaksi

Gaya Gesek

Gaya gesek adalah gaya yang timbul pada dua bidang permukaan benda yang
bersinggungan dan mempunyai kekasaran dan keduanya cenderung bergerak saling
berlawanan.
Secara matematis gaya gesek dapat dituliskan sebagai berikut:

f = µ.N

dengan N: gaya normal (satuan Newton), yaitu gaya yang merupakan gaya reaksi bidang
tempat benda berada terhadap gaya aksi yang diberikan benda dan mempunyai arah yang
tegak lurus terhadap bidang tempat benda tersebut (satuan Newton), sedangkan µ adalah
koefisien gesekan yang menyatakan tingkat kekasaran permukaan bidang (tak bersatuan).

Gaya gesek ada dua macam yaitu:

1). Gaya gesek statis adalah gaya gesek yang dialami benda belum bergerak ( fs =
usN)
2). Gaya gesek dinamis adalah gaya gesek yang dialami benda sedang bergerak
bergerak (fk < ukN )

Contoh pemakaian gaya gesek:

Gambar Komponen gaya yang bekerja pada benda yang melibat gaya
gesek fg

38
e. Aktifitas Pembelajaran
Setelah mengkaji materi tentang Hukum Newton baik Hukum Newton I, II
dan Hukum Newton III , konsep gaya baik gaya berat maupun gaya normal
serta gaya gesek Anda dapat mempelajari kegiatan eksperimen dan non
eksperimen yang dalam modul ini disajikan petunjuknya dalam lembar
kegiatan siswa (LKS) yang diberikan guru ke siswa. Untuk kegiatan
ekaperimen, anda dapat mencobanya mulai dari persiapan alat bahan,
melakukan percobaan dan membuat laporannya. Sebaiknya Anda mencatat
hal-hal penting untuk keberhasilan percobaan, Ini sangat berguna bagi
Anda sebagai catatan untuk mengimplementasikan di sekolah waktu KBM
f. Glosarium

ISTILAH KETERANGAN
Hukum Newton Adalah salah satu hokum dalam Fisika yang
mendiskripsikan gerak

Gaya Gaya adalah suatu tarikan atau dorongan yang dapat


menimbulkan perubahan gerak, secata matematis gaya
dapat dirumuskan F = m.a

Gaya Normal Gaya Normal adalah gaya yang selalu tegak lurus terhadap
bidang sentuh

Gaya Gesek Gaya Gesek merupakan gaya sentuh, artinya gaya ini
muncul jika permukaan dua benda bersentuhan secara fisik,
dimana gaya gesek sejajar dengan arah gerak benda dan
berlawanan arah dengan arah gerak benda.

Dinamika Adalah cabang mekanika yang mempelajari gerakan benda


akibat gaya yang bekerja

39
g. Lembar Kerja Siswa (LKS/LKPD)
LEMBAR KERJA SISWA
Hukum Newton dan Gaya
Nama Kelompok :
Anggota : 1.
2.
3.
Kerjakan kegiatan-kegiatan di bawah ini dan dikumpulkan hasilnya per kelompok
pada perte-muan selanjutnya.
Kegiatan 1
Hukum Newton I
Prosedur Kerja
1. Siapkan kertas karton,bateray/benda, benang
2. Letakkan bateray/benda di atas karton,
3. Tariklah karton yang diatasnya ada bateray/benda dengan
pelan pelan,kegiatan ini ulang sebanyak tiga kali
4. Lakukan kegiatan 3 dengan menarik karton secara cepat.
Lakukan pula sebanyak 3 kali
Pertanyaan
1. Simpulkan dari kegiatan di atas!
.........................
LKS Kegiatan 2 Pertanyaan Analisis
1. Perhatikan gambar berikut

Diskusikan dengan temanmu gambar di atas dengan Hukum Newton II Berikan


contoh dalam kehidupan sehari-hari untuk tiap kondisi tersebut!
…………………………………………………………………………….
2. Jelaskan pengertian gaya dan gaya Normal !
Diskusikan dengan teman temanmu apa hubungan gaya dan berat dan gaya
gesek beri contoh dalam kehidupan sehari hari !
………………………………………………………………………………

C. Kesimpulan
…………………………………………………………………………………

40
h. Latihan / Tugas / Ulangan harian
1. Bagaimana bunyi hukum I Newton?
2. Bagaimana bunyi hukum II Newton
3. Bagaimana bunyi hukum III Newton?
4. Apa perbedaan gaya berat dengan gaya normal ?
5. Sebuah benda bermasa 10 kg di atas bidang yang kasar ,lalu ditarik
dengan gaya 80 N sehingga mengalami percepatan sebesar 2 m/s2 .
.Berapakan besar koefisien gesekan permukaan bidang datar terhadap
benda
i. Kunci jawaban Latihan/ Tugas / Ulangan harian
1. Bunyi Hukum I Newton
Jika resultan (jumlah) dari gaya-gaya yang bekerja pada sebuah benda

sama dengan nol (F = 0) , maka benda tersebut:

a). jika dalam keadaan diam akan tetap diam, atau


b). jika dalam keadaan bergerak lurus beraturan akan tetap
bergerak lurus beraturan.
2. Bunyi Hukum II Newton
Percepatan yang ditimbulkan oleh gaya yang bekerja pada suatu benda
berbanding lurus dengan gaya dan searah dengan gaya itu dan berbanding
terbalik dengan massa benda
3. Bunyi Hukum III Newton
Bila sebuah benda A melakukan gaya pada benda B, maka benda B juga
akan melakukan gaya pada benda A yang besarnya sama tetapi berlawanan
arah. Kedua gaya yang bekerja bersamaan pada kedua benda disebut gaya
aksi dan reaksi. Gaya aksi-reaksi bukan gaya sebab akibat, keduanya muncul
bersamaan dan tidak dapat dikatakan yang satu adalah aksi dan yang lainnya
reaksi. Secara matematis dapat ditulis:

Faksi = - Freaksi

41
4. Perbedaan gaya berat dan gaya Normal
Gaya berat
Berat suatu benda (w) adalah besarnya gaya tarik bumi terhadap benda tersebut
dan arahnya menuju pusat bumi (vertikal ke bawah). Hubungan massa dan
berat :

w=m.g
dengan:
w = gaya berat. (N).
m = massa benda (kg).

Gaya normal
Gaya Normal gaya yang tegak lurus permukaan tempat di mana benda berada.
Gaya berat dan gaya normal bukan pasangan Aksi – Reaksi

5. U = F/mg - a/g = 0,6

j. Rangkuman
 Hukum Newton I : Jika resultan (jumlah) dari gaya-gaya yang bekerja pada
sebuah benda sama dengan nol (F = 0) , maka benda tersebut: jika dalam
keadaan diam akan tetap diam, atau jika dalam keadaan bergerak lurus beraturan
akan tetap bergerak lurus beraturan. Sifat ini kemudian dikenal dengan sifat
kelembaman
 Hukum Newton II : Percepatan yang ditimbulkan oleh gaya yang bekerja pada
suatu benda berbanding lurus dengan gaya dan searah dengan gaya itu dan
berbanding terbalik dengan massa benda.
 Hukum Newton III : Bila sebuah benda A melakukan gaya pada benda B, maka
benda B juga akan melakukan gaya pada benda A yang besarnya sama tetapi
berlawanan arah. Kedua gaya yang bekerja bersamaan pada kedua benda disebut
gaya aksi dan reaksi

42
 Gaya berat adalah besarnya gaya tarik bumi terhadap benda tersebut dan arahnya
menuju pusat bumi dan gaya normal adalah gaya yang tegak lurus permukaan
tempat di mana benda berada
 Gaya gesek adalah gaya yang timbul pada dua bidang permukaan benda yang
bersinggungan dan mempunyai kekasaran dan keduanya cenderung bergerak
saling berlawanan.
Secara matematis gaya gesek dapat dituliskan sebagai berikut:
f = µ.N

k. Umpan balik dan Tindak Lanjut


Setelah anda menyelesaikan soal latihan pembelajaran 2 ini, Anda dapat
memperkirakan tingkat keberhasilan Anda dengan melihat kunci/rambu-rambu
jawaban yang terdapat pada pembelajaran ini. Jika Anda memperkirakan bahwa
pencapaian Anda sudah melebihi 80%, silahkan Anda terus mempelajari Kegiatan
Pembelajaran berikutnya (pembelajaran 3 : Usaha, energy dan daya), namun jika
Anda menganggap pencapaian Anda masih kurang dari 80%, sebaiknya Anda ulangi
kembali mempelajari kegiatan Pembelajaran 2 ini, terutama bagian yang belum
Anda kuasai.
Kemudian gunakan rumus di bawah ini untuk mengetahui tingkat penguasaan
Anda terhadap Kegiatan Belajar 1.
Rumus :
Jumlah jawaban Anda yang benar
Tingkat penguasaan = x 100%
Jumlah butir soal

Arti tingkat penguasaan yang Anda capai :


90% - 100% = baik sekali
80% - 89% = baik
70% - 79% = cukup
- 69% = kurang

43
J. Kegiatan Pembelajaran 3 : Usaha, energy dan Daya
a. Kompetensi Dasar (KD)
KOMPETENSI DASAR KOMPETENSI DASAR
(PENGETAHUAN) (KETRAMPILAN)
3.3 Menerapkan konsep usaha, 4.3 Mendemonstrasikan proses
energi, daya dan efisiensi dalam perubahan energi
memecahkan masalah

b. Tujuan
1. Memahami konsep usaha dalam kehidupan sehari-hari.
2. Menganalisis hubungan antara usaha, gaya, dan perpindahan.
3. Memahami konsep energi dalam kehidupan sehari-hari.
4. Menganalisis hubungan usaha dengan perubahan energi potensial.
5. Menganalisis hubungan usaha dengan perubahan energi kinetik.
6. Menganalisis energi pada energi potensial maupun kinetik.
7. Memahami konsep daya dalam kehidupan sehari-hari.
8. Menganalisis hubungan antara usaha dan daya.
9. Menganalisis hubungan antara efisiensi dan daya.
10. Menghitung besar hukum kekekalan energi.
c. Indikator Pencampaian Kompetensi
1. Menjelaskan konsep usaha dalam kehidupan sehari-hari.
1 Mengitung hubungan antara usaha, gaya, dan perpindahan.
2 Menjelaskan konsep energi dalam kehidupan sehari-hari.
3 Menjelaskan hubungan usaha dengan perubahan energi potensial.
4 Menghitung hubungan usaha dengan perubahan energi kinetik.
5 Menghitung energi pada energi potensial maupun kinetik.
6 Menjelaskan konsep daya dalam kehidupan sehari-hari.
7 Menghitung hubungan antara usaha dan daya.
8 Menghitung hubungan antara efisiensi dan daya.
9 Menghitung besar hukum kekekalan energi.
d. Uraian Materi

44
Fakta
Pernahkah kalian mendorong sebuah benda? Apakah benda itu bergerak
atau tetap diam ditempatnya? Ketika mendorong sebuah benda, tentu kalian
memerlukan gaya. Ketika kalian mendorong benda dan benda tersebut berpindah
posisi, bergerak, atau bergeser, maka dapat dikatakan telah melakukan usaha.
Sedangkan, walaupun sudah mengeluarkan gaya yang sangat besar untuk
mendorong suatu benda namun benda tidak bergerak sedikitpun, maka dapat
dikatakan tidak melakukan usaha.
Usaha dapat terjadi jika adanya sejumlah energi. Misalnya, ketika seseorang
mendorong sebuah benda diatas lantai yang licin, hanya gaya dorong yang
melakukan usaha sehingga posisi benda berpindah. Pada saat kelajuan bertambah,
energi kinetik juga bertambah.

Konsep
Usaha
Dalam fisika ketika menggeser meja dan meja bergeser, dapat dikatakan
bahwa telah melakukan usaha atau kerja. Namun, ketika mendorong dinding
dengan sekuat tenaga dan dinding tidak bergeser sedikitpun, maka dapat
dikatakan tidak melakukan usaha. Meskipun mengeluarkan gaya yang sangat
besar, namun karena tidak terdapat perpindahan kedudukan dari dinding, maka
dikatakan tidak melakukan usaha.

Gambar 1.1 Seseorang sedang mendorong sebuah meja dan dinding

Usaha dideskripsikan sebagai apa yang dihasilkan oleh gaya ketika bekerja pada
benda sehingga benda bergerak pada jarak tertentu. Usaha dapat juga diartikan,
jika sebuah benda berpindah tempat sejauh s karena pengaruh gaya yang searah

45
dengan perpindahannya, maka usaha yang dilakukan oleh gaya sama dengan hasil
kali antara gaya dan perpindahannya

Energi
Energi suatu benda adalah suatu ukuran kesanggupan benda tersebut untuk
melakukan usaha. Energi tidak dapat diciptakan dan tidak dapat dimusnahkan
tetapi energi dapat diubah dari satu bentuk energi ke bentuk energi yang lain.
Berikut ini bentuk-bentuk energi, diantaranya:
1. Energi potensial gravitasi
Energi potesial adalah energi yang berkaitan dengan kedudukan suatu
benda terhadap suatu titik acuan, dimana titik acuan ini akan menjadi dasar
penentuan ketinggia benda itu.
2. Energi potensial pegas
Energi potensial pegas adalah energi dari sebuah benda elastis yang
mengalami perubahan bentuk karena adanya gaya berupa tekanan. Akibatnya
akan ditimbulkan gaya yang akan mengembalikan bentuk benda tersebut ke
bentuk semula.
3. Energi kinetik
Energi kinetik adalah energi yang berkaitan dengan gerak suatu
benda. Energi kinetik sebuah benda didefinisikan sebagai usaha yang
dibutuhkan untuk menggerakkan sebuah benda dengan massa tertentu dari
keadaan diam hingga mencapai kecepatan tertentu.
Daya
Daya adalah usaha yang dilakukan tiap satuan waktu. Pada daya diketahui
konsep efisiensi, yaitu suatu perbandingan antara usaha atau daya yang dihasilkan
dengan usaha atau daya masukan.
Hukum kekekalan energi
Hukum kekekalan energi menyatakan bahwa energi tidak dapat diciptakan
dan tidak dapat dimusnahkan. Energi hanya dapat berubah bentuk dari bentuk
energi yang satu ke bentuk energi lainnya. Energi mekanik adalah energi total
yang dimiliki benda. Energi mekanik terdiri dari energi kinetik dan energi
potensial.

46
Energi kekekalan energi mekanik total menyatakan besarnya energi mekanik
suatu benda selalu tetap (konstan). Pada suatu sistem yang hanya bekerja gaya
berat dan tidak ada gaya luar yang bekerja, berlaku energi mekanik total sistem
konstan.
Prinsip
Usaha
Usaha secara spesifik didefinisikan sebagai hasil kali besar perpindahan
dengan komponen gaya yang sejajar dengan perpindahan. Jika suayu gaya F
menyebabkan perpindahan sejauh s, maka gaya F melakukan usaha sebesar W,
yaitu
W =Fs

Gambar 1.2 Posisi awal dan akhir sebuah benda setelah dikenai gaya F
Jika gaya konstan tidak searah dengan perpindahan, usaha yang dilakukan oleh
gaya pada benda didefinisikan sebagai perkalian antara perpindahan dengan
komponen gaya yang searah dengan perpindahan.

Gambar 1.3 Benda ditarik dengan gaya F, membentuk sudut α


Komponen gaya yang searah dengan perpindahan adalah F cos α, sehingga usaha
dapat dirumuskan sebagai berikut.
W =F cos α sW= usaha (joule)
F = gaya yang sejajar dengan perpindahan (N)
s = perpindahan (m)

47
Energi
1. Energi potensial gravitasi

Gambar 1.4 Benda digantung memiliki energi potensial gravitasi


Pada gambar 1.4, benda yang digantung terdapat energi potensial gravitasi
yang dinyatakan dalam persamaan berikut.
E p =mgh
Ket: E p =¿ energi potensial (joule)
m=¿ massa (kg)
g=¿ percepatan gravitasi (m/s2)
h=¿ ketinggian terhadap titik acuan (m)
2. Energi potensial pegas
Energi potensial pegas dinyatakan dalam persamaan berikut.
1
Ep = k ∆ x2
2
1
Karena F=k ∆ x, maka E p = F ∆ x
2
Ket: E p =¿ energi potensial pegas (joule)
k =¿ konstanta pegas (N/m)
∆ x=¿ pertambahan panjang (m)
F=¿ gaya yang bekerja pada pegas (N)

3. Energi kinetik
Energi kinetik sebuah benda didefinisikan sebagai usaha yang dibutuhkan
untuk menggerakkan sebuah benda dengan massa tertentu dari keadaan diam
hingga mencapai kecepatan tertentu. Persamaan energi kinetik adalah
1
Ek = mv2
2
Ket: Ek =¿ energi kinetik (joule)

48
m=¿ massa benda (kg)
v=¿ kecepatan gerak suatu benda (m/s)

Usaha sebagai perubahan energi


Menurut teorema usaha-energi, jika dalam sistem hanya berlaku energi kinetik
saja, maka usaha dapat dirumuskan sebagai berikut.
1 1
W = m v t 2− m v 02
2 2
W =∆ Ek
Sedangkan menurut teorema usaha-energi, jika dalam sistem hanya berlaku
energi potensial gravitasi saja, maka usaha dapat dirumuskan sebagai berikut.
W =∆ E p
W =mg h2−mg h1
Usaha yang dilakukan oleh resultan gaya yang bekerja pada suatu benda sama
dengan perubahan energi kinetik atau energi potensial yang dialami benda
sehingga dapat ditulis:
W =∆ Ek =∆ E p
Daya
Besaran yang menyatakan usaha yang dilakukan per satuan waktu disebut
daya. Daya dirumuskan sebagai berikut.
W
P= atau P=Fv
t
Pada daya diketahui konsep efisiensi, yaitu suatu perbandingan antara usaha atau
daya yang dihasilkan dengan usaha atau daya masukan. Efisiensi dirumuskan
sebagai berikut.
W out P
η= ×100 % atauη= out × 100 %
W¿ P¿
Dengan:
P = daya (watt) η = efisiensi (%)
W = usaha (joule) W out = usaha yang dihasilkan (joule)
t = waktu (s) W¿ = usaha yang diperlukan (joule)
F = gaya (N) Pout = daya yang dihasilkan (watt)
v = kecepatan (m/s) P¿ = daya yang diperlukan (watt)

49
Hukum kekekalan energi
Energi mekanik terdiri dari energi kinetik dan energi potensial, dan dinyatakan
dalam sebuah persamaan:
Em =Ek + E p
Pada suatu sistem yang hanya bekerja gaya berat dan tidak ada gaya luar yang
bekerja, berlaku energi mekanik total sistem konstan. Secara matematis dituliskan
sebagai berikut.
Em 1 =Em 2
Ek 1 + E p 1=E k 2+ E p 2
1 1
m v 12+ mgh1 = mv 22 +mg h2
2 2

Gambar 1.5 Benda mengalami jatuh bebas

Pada gambar 1.5 untuk benda jatuh bebas, ketika benda sebelum dijatuhkan
Ek 1=¿ 0 (karena benda dalam posisi diam) dan E p 1=mgh. Sedangkan ketika
benda dijatuhkan, secara berangsur energi potensial benda berubah menjadi

1 2
energi kinetik pada saat benda berada dibawah (lantai), Ek 2= mv 2 dan E p 2=¿0.
2
Untuk benda jatuh bebas diperoleh
Em 1 =Em 2
Ek 1 + E p 1=E k 2+ E p 2
E p 1=E k 2

50
e. Aktifitas Pembelajaran
Setelah mengkaji materi tentang konsep Usaha, energy baik energy kenetik
maupuna energy potensial, hubungan usahan dengan energy, daya dan
hokum kekekalan energi Anda dapat mempelajari kegiatan eksperimen
dan non eksperimen yang dalam modul ini disajikan petunjuknya dalam
lembar kegiatan siswa (LKS) yang diberikan guru ke siswa. Untuk
kegiatan ekaperimen, anda dapat mencobanya mulai dari persiapan alat
bahan, melakukan demontrasi atau percobaan dan membuat laporannya.
Sebaiknya Anda mencatat hal-hal penting untuk keberhasilan
demontrasi/percobaan, Ini sangat berguna bagi Anda sebagai catatan untuk
mengimplementasikan KBM di sekolah.

f. Glosarium

ISTILAH KETERANGAN
Usaha Usaha dideskripsikan sebagai apa yang dihasilkan oleh gaya
ketika bekerja pada benda sehingga benda bergerak pada jarak
tertentu Usaha dirumuska W = F.s

Energi Suatu ukuran kesanggupan benda tersebut untuk melakukan


usaha. Energi tidak dapat diciptakan dan tidak dapat
dimusnahkan tetapi energi dapat diubah dari satu bentuk energi
ke bentuk energi yang lain

Energi potensial Adalah Energi pada suatu benda karena letak benda tersebut di
medan gaya

Energi kinetik Energi yang disebabkan oleh gerak suatu benda

Energi mekanik Jumlah energy kinetic dan energy potensial suatu benda

Daya Daya adalah besaran yang menyatakan usaha yang dilakukan


per satuan waktu ( P = W/t)

51
g. Lembar Kerja Siswa (LKS/LKPD)
LEMBAR KERJA PESERTA DIDIK (LKPD)
USAHA DAN ENERGI
Nama Kelompok :
Anggota : 1.
2.
3.

Salah satu pekerjaan yang sering anda lihat dalam kehidupan sehari-hari
adalah mendorong atau menarik dan mengangkat atau menurunkan sebuah benda
sehingga benda tersebut mengalami perpindahan. Perpindahan benda akibat gaya
yang anda lakukan disebut anda telah melakukan usaha. Dalam fisika, usaha sangat
erat hubungannya dengan gaya yang
menyebabkan benda berpindah. Nah, sekarang cobalah anda definisikan pengertian
usaha menurut bahasa anda sendiri. Apakah usaha itu?
Kata usaha dalam fisika memiliki arti khusus jika dibandingkan dengan kata
usaha dalam kehidupan sehari-hari. Dalam fisika usaha diartikan sebagai gaya yang
bekerja pada suatu benda sehingga benda tersebut mengalami perpindahan. Secara
matematis, usaha didefenisikan sebagai hasil kali komponen gaya searah dengan
perpindahan, dapat dirumuskan:
W = F.s

Dengan:
W = Usaha yang dilakukan pada benda (Nm atau Joule)
F = gaya yang searah dengan perpindahan (N)
s = perpindahan benda (m)

Untuk gaya (F) membentuk sudut θ terhadap perpindahan (s) maka usaha dapat
dirumuskan

W = F.s cos θ

Dengan θ = sudut antara gaya F dengan perpindahan s

52
Dalam SI, satuan usaha adalah Joule.
Satu joule (1 J) diartikan sebagai besarnya usaha yang dilakukan oleh gaya newton
untuk memindahkan suatu benda searah sejauh 1 meter.
(1 kJ = 1000 J; 1 MJ= 1.000.000 J). dalam keseharian, sering juga dijumpai satuan
usaha yang lain yaitu :
1 erg = 10-7 joule
1 kalori = 4,2 joule

D. Tujuan
Siswa dapat menganalisis hubungan antara usaha, gaya, dan perpindahan.

E. Pertanyaan Analisis
3. Perhatikan rumus usaha W = F.s cos θ . Diskusikan dengan temanmu 3
kondisi dimana gaya yang bekerja pada suatu benda tidak melakukan usaha
pada benda. Berikan contoh dalam kehidupan sehari-hari untuk tiap kondisi
tersebut!
……………………………………………………………………………………
………………………………………………………………………
4. Hitunglah usaha dari grafik F-x di bawah ini!

………………………………………………………………………………

5. Tuliskan persamaan untuk menghitung usaha dari grafik berikut!

………………………………………………………………………………

6. Usaha termasuk kedalam golongan besaran apa? Besaran skalar atau besaran
vektor? Jelaskan jawaban anda!
………………………………………………………………………………

7. Diskusikan dengan teman temanmu apa hubungan usaha dan energi dan beri
contoh dalam kehidupan sehari hari !
………………………………………………………………………………

F. Kesimpulan
…………………………………………………………………………………

53
LEMBAR KERJA PESERTA DIDIK (LKPD)
ENERGI POTENSIAL DAN KINETIK

Nama Kelompok :
Anggota : 1.
2.
3.

A. Tujuan
Siswa dapat menghitung besar usaha sebagai perubahan energi potensial.

B. Alat dan Bahan


1. Stopwatch
2. Balok
3. Katrol
4. Beban gantung
5. Penggaris
6. Benang
7. Spidol

C. Langkah-langkah Kegiatan
1. Susunlah alat percobaan seperti gambar di bawah ini:

M
1 2
m 3
2.
3. 4

2. Tandai garis start (3) dan garis finish (4), ukur dan catat ketinggian posisi (3)
dari lantai sebagai h1 dan ketinggian posisi (4) dari lantai sebagai h2 ke dalam
tabel pengamatan.
3. Catat massa beban gantung m dalam tabel pengamatan.
4. Lepaskan beban dari posisi start dan catatlah waktu yang diperlukan untuk
mencapai garis finish atau dari posisi 3 ke posisi 4 sebagai t.
5. Lakukan langkah 3-4 secara berulang dengan menambahkan beban gantung
satu per satu.
6. Hitunglah besarnya perubahan energi potensial beban dengan menggunakan
persamaan:

54
∆Ep = Ep2 – Ep1
∆Ep = m.g.h2 – m.g.h1

Keterangan :
m = massa massa beban gantung
h1 = ketinggian beban gantung diukur dari lantai sampai posisi 3
h2 = ketinggian beban gantung diukur dari lantai sampai posisi 4
7. Hitung pula besar usaha yang dilakukan pada beban dengan menggunakan
persamaan:
W = ∑F. S = m.g.s
Keterangan :
m = massa beban gantung s = jarak tempuh
M = massa balok g = percepatan gravitasi = 9,8 m/s2
D. Hasil Pengamatan
Jarak (s) = ................ cm = .............. m
Massa balok (M) = ................ gram = ............ kg

No. m (kg) h1(m) h2 (m) t (s)


1.
2.

Hitung perubahan energi potensial masing-masing beban


Ep1 = m.g.h1 Ep2 = m.g.h2 ∆Ep = Ep2 – Ep1

Hitung usaha pada masing-masing beban gantung

W = m.g.s

E. Pertanyaan Analisis
1. Setelah kalian menghitung besarnya usaha dan perubahan energi
potensialnya, bagaimanakah nilai kedua variabel tersebut?
………………………………………………………………………………
2. Apakah terdapat hubungan antara usaha yang dilakukan balok dengan
perubahan energi potensialnya?
………………………………………………………………………………
3. Genteng yang memiliki massa 100 g jatuh dari atap rumah dengan ketinggian
6 m dari permukaan tanah. Tentukan besar energi potensial genteng ketika
berada pada ketinggian 3 m dari tanag (g = 9,8 m/s2).
………………………………………………………………………………
4. Mobil bermassa 2 ton bergerak dengan kecepatan 36 km/jam. Hitunglah
besar energi kinetik yang dialami mobil.

55
………………………………………………………………………………
F. Kesimpulan
...................................................................................................................................
LEMBAR KERJA PESERTA DIDIK (LKPD)
DAYA, EFISIENSI DAN HUKUM KEKEKALAN ENERGI

Nama Kelompok :
Anggota : 1.
2.
3.

DAYA DAN EFISIENSI

Besaran yang menyatakan usaha yang dilakukan per satuan waktu disebut daya.
Daya dirumuskan sebagai berikut.
W
P= atau P=Fv
t
Pada daya diketahui konsep efisiensi, yaitu suatu perbandingan antara usaha atau
daya yang dihasilkan dengan usaha atau daya masukan. Efisiensi dirumuskan
sebagai berikut.
W out Pout
η= ×100 % atau η= × 100 %
W¿ P¿

Hukum kekekalan energy

Energi mekanik terdiri dari energi kinetik dan energi potensial, dan dinyatakan
dalam sebuah persamaan:
Em =Ek + E p
Pada suatu sistem yang hanya bekerja gaya berat dan tidak ada gaya luar yang
bekerja, berlaku energi mekanik total sistem konstan. Secara matematis dituliskan
sebagai berikut.
Em 1 =Em 2
Ek 1 + E p 1=E k 2+ E p 2
1 1
m v 12+ mgh1 = mv 22 +mg h2
2 2

Gambar 1.5 Benda mengalami jatuh bebas

56
Pada gambar 1.5 untuk benda jatuh bebas, ketika benda sebelum dijatuhkan
Ek 1=¿ 0 (karena benda dalam posisi diam) dan E p 1=mgh. Sedangkan ketika
benda dijatuhkan, secara berangsur energi potensial benda berubah menjadi
1 2
energi kinetik pada saat benda berada dibawah (lantai), Ek 2= mv 2 dan E p 2=¿0.
2
Untuk benda jatuh bebas diperoleh
Em 1 =Em 2
Ek 1 + E p 1=E k 2+ E p 2
E p 1=E k 2
G. Tujuan
Siswa dapat menganalisis konsep daya, efesiensi dan hokum kekekalan energy

H. Pertanyaan Analisis
W
1. Perhatikan rumus daya sebaga berikut : P= atau P=Fv
t
Diskusikan dengan temanmu penurunan dari kedua rumus daya tersebut.
Berikan contoh dalam kehidupan sehari-hari untuk masing masing rumus
tersebut!
………………………………………………………………………………
Sepeda motor bermassa 80 kg melaju dengan kecepatan 10 m/s kemudian
kecepatannya berubah menjadi 20 m/s dalam waktu 10 s. Tentukan daya
yang dilakuakan sepeda motor tersebut!
…………………………………………………………………………………
……….……………………………………………………………………Air
terjun setinggi 10 m digunakan untuk pembangkit listrik tenaga air (PLTA).
Setiap detik, air mengalir 5 m3/s. Jika efisiensi generator 40% dan percepatan
gravitasi 10 m/s2, hitunglah daya yang dihasilkan.Tuliskan persamaan untuk
menghitung usaha dari grafik berikut!
………………………………………………………………………………
………………………………………………………………………………
2. Perhatikan benda jatuh bebas berikut :

Diskusikan dengan teman temanmu bahwa benda jatuh bebas berlaku hukum
kekekalan energy buktikan dengan penurunan rumus ! Mobil bermassa 2 ton
bergerak dengan kecepatan 36 km/jam. Hitunglah besar energi kinetik yang
dialami mobil.
…………………………………………………………………………………
……………………………………………………………………………

I. Kesimpulan
……………………………………………………………………………

57
h. Latihan / Tugas / Ulangan harian
1. Apa yang dimaksud usaha? Berikan contohnya dalam kehidupan sehari-
hari.
2. Dua orang mendorong lemari bermuatan dengan arah mendatar yang
besarnya masing-masing 120 N dan 80 N, sejauh 75 m. Tentukan usaha
yang dilakukan oleh kedua gaya tersebut
3. Seorang menarik sebuah benda menggunakan tali dengan gaya sebesar 120
N yang membentuk sudut θ = 60° terhadap bidang datar. Tentukan usaha
yang dilakukan untuk memindahkan benda tersebut hingga bergeser sejauh
100 m.
4. Jelaskan apa yang dimaksud dengan energi? Berikan contohnya dalam
kehidupan sehari-hari.
5. Genteng yang memiliki massa 100 g jatuh dari atap rumah dengan
ketinggian 6 m dari permukaan tanah. Tentukan besar energi potensial
genteng ketika berada pada ketinggian 3 m dari tanag (g = 9,8 m/s2).
6. Mobil bermassa 2 ton bergerak dengan kecepatan 36 km/jam. Hitunglah
besar energi kinetik yang dialami mobil.
7. Seorang tukang bangunan memindahkan benda bermassa 18 kg dari
keadaan diam dengan kecepatan 15 m/s pada bidang datar yang licin.
Tentukan usaha yang diperlukan untuk memindahkan benda tersebut.
8. Sebuah balok bermassa 8 kg didorong dari dasar bidang miring licin yang
panjangnya 4 m. jika puncak bidang miring berada pada ketinggian 2 m di
atas permukaan lantai dan percepatan gravitasi 10 m/s2, tentukan usaha
untuk memindahkan benda tersebut.
9. Jelaskan apa yang dimaksud dengan daya? Berikan contohnya dalam
kehidupan sehari-hari.
10. Sepeda motor bermassa 80 kg melaju dengan kecepatan 10 m/s kemudian
kecepatannya berubah menjadi 20 m/s dalam waktu 10 s. Tentukan daya
yang dilakuakan sepeda motor tersebut!
11. Air terjun setinggi 10 m digunakan untuk pembangkit listrik tenaga air
(PLTA). Setiap detik, air mengalir 5 m3/s. Jika efisiensi generator 40% dan
percepatan gravitasi 10 m/s2, hitunglah daya yang dihasilkan.

58
12. Benda bermassa 5 kg didorong dari permukaan meja hingga kecepatan saat
lepas dari permukaan meja sama dengan 3 m/s dengan ketinggian 10 m dari
tanah. Tentukan energi kinetik benda saat ketinggiannya 4 m dari tanah.
h. Kunci jawaban soal latihan/Tugas/Ulangan harian
1. Usaha adalah energi yang disalurkan gaya ke sebuah benda sehingga benda
tersebut bergerak. Contohnya ketika seseorang sedang mendorong meja.
2. W =∑ F s
¿ ( F 1+ F 2 ) s
¿ (120+80) 75 = 200 × 75
¿ 15.000 joule
3. W = F cos α s
= 120 cos 60° × 100
1
= 120 × × 100
2
= 6.000 joule
4. Energi adalah kemampuan suatu benda atau seseorang untuk melakukan
usaha atau gerak. Contohnya ketika seseorang sedang berlari dan lama-
kelamaan orang tersebut akan lemas.
5. Ep = mgh
= 0,1 × 9,8 × 3 = 2,94 joule
1
6. Ek = mv2
2
1
= × 2.000 × 102
2
= 1.000 × 100 = 100.000 joule = 100 kJ
1
7. W = ∆Ek = m(v t 2−v 02 )
2
1
= 18 (152 – 02) = 2.025 J
2
8. W = ∆EP
= mg∆h
= mg (h2 – h1)
= 8 (10) (2-0)
= 160 J
9.Daya adalah ukuran dari jumlah usaha yang dapat dilakukan dalam jumlah waktu
tertentu. Contohnya ketika du orang menggeser meja dengan jarak yang sama
namun dengan waktu yang berbeda
1
10. W = ∆Ek = m ( v t 2−v 02 )
2

59
1
=80 (202 – 102) = 12.000 J
2
W 12.000
P= = =1.200 watt
t 10
11. P=ηρgQh
40
¿ ×1.000 ×10 ×5 × 10
100
= 200.000 watt = 200 kW
12. Em1 = Em2
1 1
mgh1 + mv12 = mgh2 + mv22
2 2
semua ruas dibagi dengan m, diperoleh:
1 1
gh1 + v12 = gh2 + v22
2 2
1 2 1
(10×10) + ×3 = (10×4) + ( × v22 )
2 2
v2 = √ 129 m/s

1
Ek = mv22
2
1 2
= ×5 ×( √ 129)
2
Ek = 322,5 joule

i. Rangkuman
 Usaha dideskripsikan sebagai apa yang dihasilkan oleh gaya ketika
bekerja pada benda sehingga benda bergerak pada jarak tertentu ( W =
F.s ).
 Energi suatu benda adalah suatu ukuran kesanggupan benda tersebut
untuk melakukan usaha
 Energi potesial adalah energi yang berkaitan dengan kedudukan suatu
benda terhadap suatu titik acuan, dimana titik acuan ini akan menjadi
dasar penentuan ketinggia benda itu. ( Ep = mgh)
 Energi potensial pegas adalah energi dari sebuah benda elastis yang
mengalami perubahan bentuk karena adanya gaya berupa tekanan
1 1
E p = k ∆ x 2Karena F=k ∆ x, maka E p = F ∆ x
2 2
 Energi kinetik sebuah benda didefinisikan sebagai usaha yang dibutuhkan
untuk menggerakkan sebuah benda dengan massa tertentu dari keadaan diam
hingga mencapai kecepatan tertentu.

60
1
Ek = mv2
2
 Daya didefinisikan Besaran yang menyatakan usaha yang dilakukan per

W
satuan waktu ( P= atau P=Fv )
t
 Konsep efisiensi, yaitu suatu perbandingan antara usaha atau daya yang
dihasilkan dengan usaha atau daya masukan. Efisiensi dirumuskan sebagai
berikut.
W out Pout
η= ×100 % atau η= × 100 %
W¿ P¿
 Hukum kekekalan energi menyatakan bahwa energi tidak dapat
diciptakan dan tidak dapat dimusnahkan. Energi hanya dapat berubah
bentuk dari bentuk energi yang satu ke bentuk energi lainnya. Energi
mekanik adalah energi total yang dimiliki benda. Energi mekanik terdiri
dari energi kinetik dan energi potensial
Em =Ek + E p
k.Umpan Balik dan Tindak Lanjut

Setelah anda menyelesaikan soal latihan pembelajaran 3 ini, Anda dapat


memperkirakan tingkat keberhasilan Anda dengan melihat kunci/rambu-rambu
jawaban yang terdapat pada pembelajaran ini. Jika Anda memperkirakan bahwa
pencapaian Anda sudah melebihi 80%, silahkan Anda terus mempelajari Kegiatan
Pembelajaran berikutnya (pembelajaran 4 : Impuls, momentum dan tumbukan),
namun jika Anda menganggap pencapaian Anda masih kurang dari 80%, sebaiknya
Anda ulangi kembali mempelajari kegiatan Pembelajaran 3 ini, terutama bagian
yang belum Anda kuasai. Kemudian gunakan rumus di bawah ini untuk mengetahui
tingkat penguasaan Anda.
Rumus :
Jumlah jawaban Anda yang benar
Tingkat penguasaan = x 100%
Jumlah butir soal

Arti tingkat penguasaan yang Anda capai :


90% - 100% = baik sekali

61
80% - 89% = baik
70% - 79% = cukup
- 69% = kurang

K. Kegiatan Pembelajaran 4 : Implus, momentum dan Tumbukan


a. Kompetensi Dasar (KD)
KOMPETENSI DASAR KOMPETENSI DASAR
(PENGETAHUAN) (KETRAMPILAN)
3.4 Menganalisis hubungan impuls 4.4 Memecahkan masalah
dan momentum dalam tumbukan
perhitungan

b. Tujuaan
1 Memahami konsep momentum dan impuls dan mengaitkannya dalam
kehidupan sehari-hari.
4. Mendiskripsikan hubungan antara momentum dan impuls.
5. Merumuskan hukum kekekalan momentum untuk sistem tanpa gaya luar.
6. Menganalisis hubungan momentum dan impuls dalam kehidupan sehari-hari.
7. Memahami konsep tumbukan dan mengaitkannya dalam kehidupan sehari-
hari.
8. Mengintergrasikan hukum kekekalan energi dan kekekalan momentum untuk
berbagai peristiwa tumbukan.
9. Menyajikan data hasil percobaan.
10. Siswa dapat menghitung koefisien restitusi pada peristiwa tumbukan
melalui percobaan
b. Indikator Pencampaian Kompetensi
1. Menjelaskan konsep momentum dan impuls dan mengaitkannya dalam
kehidupan sehari-hari.
2. menjelaskan hubungan antara momentum dan impuls.
3. Menghitung hukum kekekalan momentum untuk sistem tanpa gaya luar.
4. Menghitung hubungan momentum dan impuls dalam kehidupan sehari-hari.
5. Menjelaskan konsep tumbukan dan mengaitkannya dalam kehidupan sehari-
hari.
6. Mengintergrasikan dalam perhitunganhukum kekekalan energi dan kekekalan
momentum untuk berbagai peristiwa tumbukan.
7. Menyajikan data hasil percobaan.
8. Menghitung koefisien restitusi pada peristiwa tumbukan melalui percobaan

62
c. Uraian Materi
Fakta
Momentum
Jika ada bola basket dan bola pingpong bergulir dengan kecepatan yang sama,
manakah kira-kira yang lebih sulit untuk dihentikan? Tentu saja bola basket,
karena pada umumnya bola basket mempunyai massa yang lebih besar daripada
bola pingpong. Maka dapat dibayangkan, jika benda bergerak dengan kecepatan
yang tinggi maka akan lebih sulit dihentikan, begitu pun jika massanya semakin
besar maka semakin sulit pula untuk dihentikan.

Impuls
Sebuah melon yang dijatuhkan ke lantai pada suatu ketinggian akan pecah
sedangkan jika melon yang dilapisi pelindung ketika dijatuhkan tidak pecah. Hal
ini karena, pelindung lebih bersifat tebal dan tidak kaku dengan tujuan
memperlama selang waktu kontak yang terjadi antara melon dan lantai sehingga
gaya yang diterima menjadi kecil. Sehingga makin lama selang waktu kontak
akan makin kecil gaya yang dihasilkan, begitu pula sebaliknya.

Hubungan Impuls dan Momentum


Saat bermain bola kasti, bola yang dilempar kearah pemukul akan dipukul
menggunakan tongkat pemukul dan dipukul agar bola melesat sejauh mungkin.
Dengan bola yang telah ditentukan massanya, maka si pelempar akan
mengusahakan sedemikian rupa agar kecepatan bola menjadi secepat mungkin
sehingga momentumnya besar. Jika ditinjau dari pemukul yang menggunakan
tongkat pemukul, tongkat dibuat dengan permukaan yang keras agar selang
waktu sentuhan antara bola dan tongkat pemukul menjadi kecil sehingga
menyebabkan nilai impulsnya kecil untuk mempertahankan gaya agar tetap
besar.
Hukum Kekekalan Momentum
Sebuah pistol yang digantung pada seutas tali, pada saat peluru ditembakkan ke
kanan dengan alat jarak jauh, senapan akan tertolak kekiri. Percepatan yang
diterima oleh pistol ini berasal dari gaya reaksi peluru dengan pistol (hukum III
Newton).
Tumbukan Lenting Sempurna
Sebuah bola merah dan bola putih bertumbukan, maka setelah kedua bola
tersebut bertumbukan, kedua benda tersebut akan kembali dengan kecepatan
yang sama sebelum benda bertumbukan.
Tumbukan Lenting Sebagian
Sebuah bola basket yang di drible maka lama kelamaan jika kita diamkan
kecepatan bola akan berkurang. Peristiwa tersebut terjadi karena setelah bola
basket bertumbukan dengan tanah lama kelamaan kecepatan bola berkurang.
Tumbukan tidak lenting sama sekali
Segumpal tanah liat yang masih lembek kita lemparkan dalam arah mendatar
menuju ke sebuah bola biliar yang diam di atas lantai yang licin, setelah diamati
gumpalan tanah liat menumbuk sentral bola biliar dan sesaat setelah tumbukan,
tanah liat menempel pada bola biliar dan keduanya kemudian bergerak bersama
dengan kecepatan sama.
Konsep

63
Momentum
Momentum dapat didefinisikan sebagai kesukaran untuk memberhentikan suatu
benda yang telah bergerak. Momentum adalah besaran vektor yang searah
dengan kecepatan benda. Momentum diperoleh dari hasil kali antara massa
benda dengan kecepatan.

Impuls
Impuls didefinisikan sebagai gaya yang diperlukan umtuk membuat benda
tersebut bergerak dalam selang waktu tertentu. Impuls adalah hasil kali gaya
yang bekerja pada suatu benda dengan lamanya waktu benda tersebut bergerak.
Hukum Kekekalan Momentum
Dalam peristiwa tumbukan, momentum total sistem sesaat sebelum tumbukan
sama dengan momentum total sistem sesaat sesudah tumbukan, asalkan tidak ada
gaya luar yang bekerja pada sistem.
Tumbukan
Pada peristiwa tumbukan dua benda yang memiliki massa pada masing-masing
benda, besar momentum linier adalah sama asal pada sistem tidak bekerja gaya
luar. Namun jika benda bertumbukan kemudian sesudah bertumbukan benda
saling menempel, energi kinetik sistem dapat berkurang, karena sebagian energi
kinetik diubah ke energi lain pada saat terjadi tumbukan. Jadi pada peristiwa
tumbukan dimana tidak ada gaya luar yang bekerja pada sistem, maka hukum
kekekalan momentum selalu berlaku.
Prinsip
Momentum
Momentum yang dimiliki suatu benda didefinisikan sebagai hasil hasil kali
massa benda dan kecepatannya.
p = mv
dengan : p = momentum (kg m/s)
m = massa benda (kg)
v = kecepatan benda (m/s)

Impuls
Impuls adalah hasil kali antara gaya yang bekerja F dengan selang waktu tertentu
∆t. Secara sistematis dapat dituliskan sebagai berikut.
I = F∆t

dengan : I = Impuls (Ns)


F = gaya (N)
∆t = selang waktu (s)

Hubungan Impuls dan Momentum


Jika sebuah gaya (F) bekerja pada sebuah benda bermassa m dalam selang waktu
tertentu, sehingga kecepatan benda tersebut berubah, maka momentum benda
tersebut akan berubah pula. Dalam hal ini, berdasarkan hukum II Newton dan
definisi percepatan diperoleh persamaan berikut.
∆v
C. F=ma dan a=
∆t
Sehingga :

64
∆v
F=m
∆t
F ∆ t=m∆ v
Dari persamaan diatas, F ∆ t merupkan impuls dan m ∆ v merupakan perubahan
momentum (∆P), sehingga:
F ∆ t=m∆ v
F ∆ t=m(v 2−v 1)
F ∆ t=m v2 −mv1
I = p2− p1
I =∆ p
dengan : v 2 = kecepatan akhir (m/s)
v1 = kecepatan awal (m/s)
∆ p= perubahan momentum (kg m/s)
I = Impuls (Ns)
Hukum Kekekalan Momentum

Gambar 1.1. Dua buah bola bergerak berlawanan arah saling mendekati
Pada Gambar 1.1 dua bola m1 dan m2 bergerak saling mendekati dengan
kecepatan v1 dan v2. Setelah bertumbukan, bola dengan massa m1 berbalik arah
ke kiri dengan kecepatan v1' dan benda dengan massa m2 begerak ke kanan
dengan kecepatan v2'. Menurut hukum III Newton, maka :
Faksi = -Freaksi
Implus yang terjadi selama interval waktu ∆t adalah F1 ∆t = - F2 ∆t, dimana I= F
∆t = ∆p, maka persamaan diatas dapat ditulis:

F 1 ∆ t=−F 2 ∆ t
∆ p1 −∆ p2
∆ t= ∆t
∆t ∆t
∆ p1=−∆ p2
( p1 −p '1) =−( p 2− p'2 )
p1 + p2= p'1 + p'2
m 1 v 1+ m2 v 2=m1 v 1 ' +m 2 v 2 '

Tumbukan Lenting Sempurna

65
Gambar 1.2. Tumbukan lenting sempurna antara dua benda

Gambar 1.2 jumlah energi kinetik benda sebelum dan sesudah bertumbukan
tetap, sehingga berlaku hukum kekekalan momentum dan hukum kekekalan
energi kinetik.

m1 v 1+ m2 v 2=m1 v 1 ' +m2 v 2 '

energi kinetik
Ek 1+ Ek 2=Ek '1+ Ek 2 '
1 1 1 1
m 1 v 12 + m 2 v 22= m 1(v ¿¿ 1' )2 + m 2 ¿ ¿
2 2 2 2
Kecepatan sebelum dan sesudah tumbukan
v'2−v '1=−( v2 −v 1 )

Tumbukan Lenting Sebagian

Gambar 1.3. Tumbukan lenting sebagian antara bola dengan lantai

Pada Gambar 1.3 hukum kekekalan energi kinetik tidak berlaku karena tidak ada
perubahan jumlah energi kinetik sebelum dan sesudah tumbukan. Pada saat
setelah tumbukan terjadi, ada sebagian energi kinetik yang hilang. Tumbukan ini
terjadi jika partikel-partikel yang bertumbukan tidak menempel bersama-sama
setelah terjadi tumbukan. Maka dapat dirumuskan:
v=√ 2 gh dan v ' =√ 2 gh '
Tumbukan Tidak Lenting Sama Sekali

Gambar 1.4. Peluru menempel pada balok dan bergerak bersama

66
Pada Gambar 1.4 tumbukan tidak lenting sama sekali kedua benda bersatu
sesudah tumbukan, maka berlaku hubungan kecepatan sesudah tumbukan
sebagai :
v'1 =v '2=v '
Hukum kekekalan momentum untuk kedua benda yang bertumbukan tidak
lenting sama sekali dapat ditulis sebagai berikut :
m 1 v 1+ m2 v 2=(m ¿ ¿ 1+m 2) v ' ¿

Restitusi
Koefisien restitusi merupakan perbandingan besarnya kecepatan relatif sebelum
dan sesudah tumbukan dua benda. Atau dengan kata lain, dapat didefinisikan
sebagai perbandingan laju relatif benda setelah terjadi tumbukan.
v'
D. e=
v
Dengan e = koefisien restitusi
v '= laju relatif benda setelah tumbukan
v = laju relatif benda sebelum tumbukan
Tumbukan dua benda yang saling bergerak satu sama lain, berlaku
−(v ' A−v ' B )
E. e= (v −v )
A B ¿
¿
Koefisien restitusi terjadi pada tumbukan lenting sebagian
h '1
F. e=

Syarat:
√ h1

Tumbukan lenting sempurna berlaku e =1


Tumbukan lenting sebagian berlaku 0 < e < 1
Tumbukan tidak lenting sama sekali e = 0

Prosedur
Percobaan menentukan koefisien restitusi menggunakan bola jatuh.

d.Aktifitas Pembelajaran

Setelah mengkaji materi tentang konsep Impuls, momentum dan tumbukan


Anda dapat mempelajari kegiatan eksperimen dan non eksperimen yang
dalam modul ini disajikan petunjuknya dalam lembar kegiatan siswa
(LKS/LKPD) yang diberikan guru ke siswa. Untuk kegiatan ekaperimen,
anda dapat mencobanya mulai dari persiapan alat bahan, melakukan
percobaan dan membuat laporannya. Sebaiknya Anda mencatat hal-hal
penting untuk keberhasilan percobaan, Ini sangat berguna bagi Anda
sebagai catatan untuk mengimplementasikan di sekolah waktu KBM

67
e. Glosarium

ISTILAH KETERANGAN
Impuls Impuls didefinisikan sebagai gaya yang diperlukan umtuk
membuat benda tersebut bergerak dalam selang waktu
tertentu, dan di rumuskan I = F . t

Momentum Momentum dapat didefinisikan sebagai kesukaran untuk


memberhentikan suatu benda yang telah bergerak. Momentum
adalah besaran vektor yang searah dengan kecepatan benda.
Momentum diperoleh dari hasil kali antara massa benda
dengan kecepatan.
Implus sama dengan perubahan momentum
I = F . t = mV2 - m V1

Tumbukan Tumbukan yang paling sederhana adalah tumbukan sentral.


Tumbukan sentral adalah tumbukan yang terjadi bila titik
pusat benda yang satu menuju ke titik pusat benda yang lain
Lenting Sifat bahan yang yang kembali ke bentuk semula, jika
merenggang atau jika sudah tidak ada gaya yang begerja
padanya
Koefisien Bagian suku yang berupa bilangan atau konstanta, biasanya
dituliskan sebelum lambing perubah
Koefisien Ukuran elastisitas benda yang bertumbukan diberi lambing e
Restitusi

f. Lembar Kerja Siswa (LKS/LKPD)


LEMBAR KERJA SISWA/LEMBAR KERJA PESERTA DIDIK
(LKS/LKPD)
MOMENTUM DAN IMPULS

Nama Kelompok :
Anggota : 1.
2.
3.

J. Tujuan
Siswa dapat menganalisis hubungan momentum dan impuls dalam kehidupan
sehari-hari.

K. Gambar

68
Truk Sedan

L. Pertanyaan Analisis
1. Manakah diantara truk dan sedan yang lebih sukar diberhentikan? (anggap
kecepatannya sama)
2. Apabila ada 2 sedan yang sama massanya, sedan A  melaju dengan v=100
m/s, sedan B melaju dengan  v= 50 m/s. Manakah dari kedua sedan tersebut
yang lebih sukar untuk diberhentikan?

..............................................................................................................................
3. Mengapa pada saat terjadi tabrakan dua buah mobil atau benda, akan
terdengar suara yang kuat?

..............................................................................................................................
..............................................................................................................................
..............................................................................................................................
4. Apabila truk dan sedan tersebut laga banteng (bertabrakan), manakah yang
akan lebih hancur atau terpelanting? (anggap kecepatannya sama)
..............................................................................................................................
..............................................................................................................................
M. Kesimpulan
...................................................................................................................................
Kunci Jawaban LKS

1. Momentum adalah ukuran atau tingkat kesulitan untuk menghentikan gerak


suatu benda. Dapat kita perhatikan rumus p = m . v. Momentum berbanding
lurus dengan massa benda. Semakin besar massa benda maka semakin besar
momentum yang dimilliki benda tersebut, artinya semakin sukar pula benda
tersebut diberhentikan. Truk memiliki massa lebih besar daripada sedan.
Jadi, truk akan lebih sukar diberhentikan daripada sedan.

2. Diberikan 2 kasus:
I. Sedan A bergerak dengan v = 100 m/s
II. Sedan B bergerak dengan v = 50 m/s  (massa kedua sedan sama)
Kita tinjau rumus:                       p = m . v
Momentum berbanding lurus dengan kecepatan sebuah benda. Semakin
besar “v” suatu benda, maka semakin besar momentum benda tersebut atau
semakin sukar diberhentikan.
Jadi, sedan A akan lebih sukar diberhentikan daripada sedan B.

69
3. Apabila mobil dan truk mengalami tabrakan atau peristiwa tumbukan, akan
terdengar suara yang kuat. Hal ini disebabkan karena sebagian energi
kinetik benda berubah menjadi energi bunyi. Sehingga energi kinetik akhir
benda berkurang dari energi kinetik awalnya.

4. Apabila Truk dan sedan laga banteng (mengalami tumbukan), sebagian


energi kinetik akan hilang karena berubah menjadi energi bunyi. Sehingga
berlaku tumbukan lenting sebagian.
Kedua benda bergerak dengan v yang sama, m Truk > m sedan.
Berarti momentum truk > momentum sedan. Sehingga sedan akan lebih
hancur atau terpelanting.

KESIMPULAN
LEMBAR KERJA PESERTA DIDIK
(LKPD)
TUMBUKAN

Nama Kelompok :
Anggota : 1.
2.
3.

Koefisien restitusi merupakan konstanta yang menyertai dua benda ketika


mengalami tumbukan. Koefisien restitusi dalam peristiwa tumbukan menunjukkan
jenis tumbukan dua benda. Tumbukan itu dapat berupa tumbukan lenting sempurna
dengan nilai koefisien restitusi sama dengan satu (e = 1), tumbukan lenting sebagian
dengan nilai koefisien restitusi lebih kecil dari satu dan lebih besar dari nol (0 < e <
1), dan tumbukan tidak lenting sama sekali dengan nilai koefisien restitusi sama
dengan nol (e = 0). 
Besar nilai koefisien suatu benda sangat bergantung pada kecepatan dua
benda sebelum dan sesudah tumbukan. Untuk benda jatuh bebas, koefisien
tergantung pada ketinggian benda ketika dijatuhkan. Hal tersebut dikarenakan
kecepatan benda yang jatuh bebas sangat ditentukan oleh ketinggian benda dan
percepatan gravitasi bumi.
Sebuah benda yang dijatuhkan dari ketinggian h1, ketika sampai di tanah kecepatan

benda adalah v1. Sesaat setelah memantul, benda mempunyai kecepatan v2 dan
memantul sampai ketinggian h2. Jadi, benda yang dijatuhkan dari ketinggian h1

70
sehingga dipantulkan dengan ketinggian h2 akan mempunyai koefisien restitusi,
dengan rumus:
−v 1' −( −√2 gh 2 )
e= =
v1 + √ 2 gh1 h2
e=
h1 √
di mana: 0 < e < 1
E. Tujuan
Siswa dapat menghitung koefisien restitusi pada peristiwa tumbukan melalui
percobaan.
F. Alat dan Bahan
Meteran bangunan Kelereng Bola pingpong
Bola bekel Bola kasti
G. Langkah-langkah Kegiatan
Pengamatan kelereng
a. Menjatuhkan kelereng dari ketinggian 1,2 m
b. Mengukur tinggi pantulan pertama kelereng
c. Mencatat hasil pengukuran pada tabel pengamatan
Pengamatan bola pingpong
1. Menjatuhkan bola pingpong dari ketinggian 1,2 m
2. Mengukur tinggi pantulan pertama bola pingpong
3. Mencatat hasil pengukuran pada tabel pengamatan
Pengamatan bola bekel
1. Menjatuhkan bola bekel dari ketinggian 1,2 m
2. Mengukur tinggi pantulan pertama bola bekel
3. Mencatat hasil pengukuran pada tabel pengamatan
Pengamatan bola kasti
1. Menjatuhkan bola kasti dari ketinggian 1,2 m
2. Mengukur tinggi pantulan pertama bola kasti
3. Mencatat hasil pengukuran pada tabel pengamatan
H. Hasil Pengamatan
Tabel data
No Nama Benda h0 h1 e
.
1. Kelereng 120 cm = 1,2 m
2. Bola pingpong 120 cm = 1,2 m
3. Bola bekel 120 cm = 1,2 m
4. Bola kasti 120 cm = 1,2 m

Analisis data
Perhitungan koefisien restitusi
1. e kelereng : 2. e bola pingpong :
3. e bola Bekel : 4. e bola Kasti :

71
I. Pertanyaan Analisis
1. Dari percobaan, berapakah koefisien restitusi masing-masing benda?
……………………………………………………………………………
2. Sebutkan jenis tumbukan pada percobaan tersebut!
......................................................................................................................................
3. Mungkinkah nilai koefisien restitusi = 1 pada percobaan tersebut? 
.........................................................................................................................................

J. Kesimpulan
...................................................................................................................................

g. Latihan / Tugas / Ulangan harian


1. Apa yang dimaksud dengan momentum ? Berikan contohnya dalam
kehidupan sehari-hari.
2. Apa yang dimaksud dengan impuls? Berikan contohnya dalam
kehidupan sehari-hari.

3.

Perhatikan gambar diatas!


Seorang karateka yang hendak menghancurkan sebuah papan. Mengapa
tangan seorang karateka tersebut tidak terluka saat menghancurkan
sebuah papan tersebut?
4. Sebuah truk kayu dengan massa 1000 kg bergerak dengan kecepatan
144 km/jam menabrak pohon dan berhenti dalam waktu 0,2 s. hitunglah
gaya yang terjadi pada peristiwa tersebut!
5. Sebuah peluru dengan massa 50 g dan kecepatan 1.400 m/s mengenai dan
menembus sebuah balok dengan massa 250 kg yang diam di bidang datar
tanpa gesekan. Jika kecepatan peluru setelah menembus balok 400 m/s,
maka hitunglah kecepatan balok setelah tertembus peluru!
6. Jelaskan jenis-jenis tumbukan yang kalian ketahui! Berikan contoh dalam
kehidupan sehari-hari.

72
7. Bola pertama bergerak ke arah kanan dengan kelajuan 20 m/s mengejar bola
kedua yang bergerak dengan kelajuan 10 m/s ke kanan sehingga terjadi
tumbukan lenting sempurna.

Jika massa kedua bola adalah sama, masing-masing sebesar 1 kg, tentukan
kecepatan masing-masing bola setelah tumbukan!
8. Sebuah bola jatuh dari ketinggian 1 m. Jika bola memantul kembali dengan
ketinggian 0,8 meter, hitunglah tinggi pantulan berikutnya!

h.Kunci jawaban soal latihan/Tugas/Ulangan harian


1. Momentum adalah ukuran atau tingkat kesukaran untuk memberhentikan
gerak laju sebuah benda. Semakin besar momentumnya, berarti benda
tersebut semakin sukar untuk diberhentikan. Momentum hanya dimiliki oleh
benda yang bergerak atau memiliki “v”. Contoh: sebuah mobil bergerak
dengan laju tertentu kemudian menabrak sebuah pohon, semakin cepat mobil
itu bergerak maka kerusakan yang timbul semakin besar.
2. Impuls adalah peristiwa gaya yang bekerja pada sebuah benda dalam waktu
hanya sesaat. Dengan kata lain, Impuls  adalah peristiwa bekerjanya gaya
dalam waktu yang sangat singkat. Contoh dari kejadian impuls adalah:
peristiwa seperti bola ditendang, bola tenis dipukul karena pada saat tendangan
dan pukulan, gaya yang bekerja sangat singkat.
3. Jika kita perhatikan karateka setelah memukul lawannya dengan cepat akan
menarik tangannya. Ini dilakukan agar waktu sentuh antara tangan dan bagian
tubuh musuh relatif singkat. Hal ini berakibat musuh akan menerima gaya
lebih besar. Semakin singkat waktu sentuh, maka gaya akan semakin besar.
4.Jawab

73
F Δt = m (vt- v0)
F . 0,2 = 1000 (0-40)
F . 0,2 = -40000
F = -200000 N
Tanda negatif menunjukkan arah gaya berlawanan dengan arah gerak benda.
5,Jawab

m1 . v1 + m2 . v2 = m1 . v’1 + m2 . v’2
(0,05)(1.400) + (250)(0) = (0,05)(400) + (250)v’2
70 = 20 + 250 v’2
v’2 = (70 - 20) : 250
v’2 = 0,2 m/s
6. Jawab
1. Tumbukan lenting sempurna yaitu energi yang hilang selama tumbukan dan
jumlah energi kinetik kedua benda sebelum dan sesudah tumbukan sama.
Contoh sebuah bola merah dan bola putih bertumbukan.
2. Tumbukan lenting sebagian yaitu beberapa energi kinetik akan diubah
menjadi energi bentuk lain seperti panas, bunyi, dan sebagainya. Akibatnya,
energi kinetik sebelum tumbukan lebih besar daripada energi kinetik sesudah
tumbukan. Contoh sebuah bola basket yang di drible maka lama kelamaan
jika kita diamkan kecepatan bola akan berkurang.
3. Tumbukan tidak lenting sama sekali yaitu sesudah tumbukan kedua benda
bersatu, sehingga kecepatan kedua benda sesudah tumbukan besarnya sama.
Contoh segumpal tanah liat yang masih lembek kita lemparkan dalam arah
mendatar menuju ke sebuah bola biliar yang diam di atas lantai yang licin.
7. Jawab
m1v1 + m2v2 = m1v’1 + m2v’2
1 . 20 + 1 . 10 = 1 . v’1+ 1 . v’2
30 = v’1+ v’2 ………… (1)

v’2 - v’1 = - (v2 – v1 )


v’2 - v’1 = - (10 – 20 )
v’2 - v’1 = 10
-v’1 + v’2 = 10 ………(2)
Pers (1) dan (2)
v’1+ v’2 = 30
-v’1 + v’2 = 10 +
2 v’2 = 40
v’2 = 20 m/s
v’1+ v’2 = 30
v’1+ 20 = 30

74
v’1 = 10 m/s
8. Jawab
h2 h h h3
√ √
h1
= 3
h2
= 2=
h1 h2
\
=

0,8 h3
=
1 0,8
(0,8)(0,8)
h3 = =0,64 m
1
h.Rangkuman
 Momentum dapat didefinisikan sebagai kesukaran untuk memberhentikan
suatu benda yang telah bergerak. Momentum adalah besaran vektor yang
searah dengan kecepatan benda. Momentum diperoleh dari hasil kali antara
massa benda dengan kecepatan ( P=mV)
 Impuls didefinisikan sebagai gaya yang diperlukan umtuk membuat benda
tersebut bergerak dalam selang waktu tertentu. Impuls adalah hasil kali gaya
yang bekerja pada suatu benda dengan lamanya waktu benda tersebut
bergerak (I = F∆t)
 Hukum Kekekalan Momentum : dalam peristiwa tumbukan, momentum total
sistem sesaat sebelum tumbukan sama dengan momentum total sistem sesaat
sesudah tumbukan, asalkan tidak ada gaya luar yang bekerja pada sistem
m1 v 1+ m2 v 2=m1 v 1 ' +m2 v 2 '
 Tumbukan Lenting Sempurna : berlaku hukum kekekalan momentum dan
hukum kekekalan energi kinetic
Tumbukan Lenting Sebagian : hukum kekekalan energi kinetik tidak berlaku.
Pada saat setelah tumbukan terjadi, ada sebagian energi kinetik yang hilang
v=√ 2 gh dan v ' =√ 2 gh '
 Tumbukan Tidak Lenting Sama Sekali : tumbukan tidak lenting sama sekali
kedua benda bersatu sesudah tumbukan, maka berlaku hubungan kecepatan
sesudah tumbukan sebagai :
v1 =v '2=v '
'

 Koefisien restitusi merupakan perbandingan besarnya kecepatan relatif

v'
sebelum dan sesudah tumbukan dua benda (e= )
v

75
Tumbukan lenting sempurna berlaku e =1
Tumbukan lenting sebagian berlaku 0 < e < 1
Tumbukan tidak lenting sama sekali e = 0
h. Umpan Balik dan Tindak Lanjut
Setelah anda menyelesaikan soal latihan pembelajaran 4 ini, Anda dapat
memperkirakan tingkat keberhasilan Anda dengan melihat kunci/rambu-
rambu jawaban soal harian yang terdapat pada pembelajaran ini. Jika Anda
memperkirakan bahwa pencapaian Anda sudah melebihi 80%, silahkan
Anda terus mempelajari Kegiatan Pembelajaran berikutnya (pembelajaran
5 : Gerak Translasi dan Gerak Rotasi), namun jika Anda menganggap
pencapaian Anda masih kurang dari 80%, sebaiknya Anda ulangi kembali
mempelajari kegiatan Pembelajaran 4 ini.

L. Kegiatan Pembelajaran 5 : Gerak translasi dan Rotasi


a. Kompetensi Dasar (KD)

KOMPETENSI
KOMPETENSI DASAR DASAR
(PENGETAHUAN) (KETRAMPILAN)
Mempraktikkan gerak
3.5 Menerapkan konsep gerak 4.5 translasi
dan rotasi untuk
translasi dan rotasi pada menemukan
keseimbangan benda tegar hubungan antara keduanya

b. Tujuan
1. Memahami gerak benda berdasarkan konsep gerak translasi dan rotasi
dalam kehidupan sehari-hari.
2. Merumuskan konsep gerak translasi dan rotasi keterkaitan keduanya.
3. Mendeskripsikan momen gaya (torsi) melalui peristiwa yang ada dalam
kehidupan sehari-hari.
4. Memahami konsep momen inersia suatu benda.
5. Menganalisis hubungan antara momen inersia dan jarak dari sumbu putar.
6. Merumuskan momen inersia untuk berbagai benda tegar.
7. Merumuskan hukum kekekalan momentum sudut pada gerak rotasi.
8. Mendeskripsikan kesetimbangan benda tegar dan jenis-jenis benda tegar.
9. Menentukan letak titik berat untuk benda yang teratur maupun tidak teratur.
c. Indikator Pencampaian Kompetensi

76
1. Menjelaskan gerak benda berdasarkan konsep gerak translasi dan rotasi dalam
kehidupan sehari-hari.
2. Menerapkan konsep gerak translasi dan rotasi keterkaitan keduanya dalam
perhitungan.
3. Menghitung momen gaya (torsi) melalui peristiwa yang ada dalam
kehidupan sehari-hari.
4. Menjelaskan konsep momen inersia suatu benda.
5. Menghitung hubungan antara momen inersia dan jarak dari sumbu putar.
6. Merumuskan momen inersia untuk berbagai benda tegar dan menerapkan
dalam perhitungan.
7. Merumuskan hukum kekekalan momentum sudut pada gerak rotasi.
8. Menentukan kesetimbangan benda tegar dan jenis-jenis benda tegar.
9. Menghtung letak titik berat untuk benda yang teratur maupun tidak teratur.

d. Uraian Materi

Fakta
Gerak rotasi dan translasi
Pernahkah kamu mengendarai sepeda atau sekedar memperhatikan roda-
roda sepeda yang bergerak ketika dikayuh? Saat sepeda dikayuh atau dibei gaya,
roda sepeda akan melakukan dua gerakan sekaligus, yaitu gerakan menggelinding
atau berpindah dari suatu tempat ke tempat lainnya pada lintasan yang lurus dan
gerakan melingkar pada porosnya. Gerak roda melintasi jalan yang lurus disebut
gerak translasi dan gerak roda berputar pada porosnya disebut gerak rotasi. Jadi,
saat sepeda dikayuh, roda sepeda mengalami gerk translasi dan rotasi secara
bersamaan. Pada gerak translasi ada kecepatan dan percepatan linier, sedangkan
pada gerak rotasi ada kecepatan dan percepatan sudut.

Momen gaya (torsi)


Pernahkah kamu membuka pintu rumah atau kelas? Jika kita memberikan
gaya tegak lurus terhadap pintu, kita akan melihat bahwa makin besar nilai
gayanya makin cepat pintu terbuka. Tetapi sekarang jika kita memberikan gaya
dengan besar yang sama pada titik yang lebih dekat dengan engsel, kita akan
melihat bahwa pintu tidak akan terbuka sedemikian cepat. Efek gaya lebih kecil
dan terlihat bahwa percepatan sudut pintu berbanding lurus tidak hanya dengan
besar gaya, tetapi juga dengan jarak tegak lurus dari sumbu rotasi ke garis kerja
gaya. Jarak ini desebut lengan gaya atau lengan torsi, dari gaya untuk kedua gaya
pada pintu.

Momen inerisa

77
Gambar 1.1. Momen inersia pada gasing

Pada Gambar1.1 menunjukkan beberapa gasing yang memiliki massa,


bentuk dan terbuat dari bahan yang sama tetapi dengan diameter yang berbeda-
beda. Ketika diberi gaya putar, gasing akan berputar dengan waktu yang berbeda-
beda. Gasing yang paling lama berputar adalah gasing yang memiliki diameter
yang paling besar. Hal ini dikarenakan, gasing yang memiliki diameter yang
besar akan memiliki momen inersia yang besar. Momen inersia adalah ukuran
kelembaman benda pada saat berotasi. Sehingga, semakin besar momen inersia
semakin besar pula kecenderungan benda tersebut untuk mempertahankan
kondisi awalnya. Pada kasus ini, dengan adanya momen inersia, gasing tersebut
akan cenderung tetap berputar setelah diberi gaya.

Kesetimbangan benda tegar dan titik berat benda

Semua benda di bumi mempunyai berat. Berat suatu benda dapat dianggap


terkonsentrasi pada satu titik yang di sebut pusat gravitasi atau titik berat. Pada
titik berat ini gaya-gaya yang bekerja menghasilkan momen resultan sama dengan
nol. Karena itulah benda yang di tumpu pada titik beratnya akan berada dalam
keseimbangan statik. Dengan kata lain titik berat adalah titik tangkap dari semua
gaya yang bekerja. Titik berat suatu benda adalah suatu titik pada benda atau
disekitar benda tersebut dimana berat semua bagian benda terpusat pada titik
tersebut. Dengan kata lain. Titik berat adalah titik tangkap dari semua gaya yang
bekerja.
Pusat massa dan titik berat suatu benda memiliki pengertian yang sama yaitu
suatu titik tempat berpusatnya massa/berat dari benda tersebut. Perbedaannya
adalah letak pusat massa suatu benda tidak dipengaruhi oleh medan gravitasi,
sehingga letaknya tidak selalu berhimpit dengan letak titik beratnya.
Konsep
Gerak rotasi dan translasi
Gerak rotasi adalah gerak perputaran benda pada porosnya. Gerak rotasi
terjadi ketika ada gaya yang bekerja pada titik yang mempunyai jarak tertentu
dari pusat massa. Jika suatu benda berotasi, semua partikel di dalam benda
tersebut memiliki perpindahan sudut yang sama.
Gerak translasi adalah gerak berpindah tempat dari suatu titik ke titik
lainnya. Gerak translasi terjadi ketika ada gaya yang bekerja dan mengenai pusat
benda. Akan tetapi jika pada sistem benda bekerja beberapa gaya, setiap benda
akan bergeser searah dengan percepatannya.

78
Momen gaya (torsi)
Momen gaya merupakan salah satu bentuk usaha dengan salah satu titik
sebagai titik acuan. Misalnya pada katrol yang berputar karena bergesekan
dengan tali yang ditarik dan dihubungkan dengan beban. Secara definitif, momen
gaya adalah hasil kali gaya dan jarak terpendek arah garis kerja terhadap titik
tumpu.
Sebagai besaran vektor, momen gaya memiliki besar dan arah. Perjanjian
arah untuk momen gaya adalah sebagai berikut:
a. Momen gaya diberi tanda positif jika cenderung memutar benda searah jarum
jam.
b. Momen gaya diberi tanda negatif jika cenderung memutar benda berlawanan
arah putaran jarum jam

Momen inerisa
Momen inersia adalah adalah ukuran kelembaman suatu benda untuk
berotasi terhadap porosnya. Besaran ini adalah analog rotasi daripada massa.
Momen inersia berperan dalam dinamika rotasi seperti massa dalam dinamika
dasar, dan menentukan hubungan antara momentum sudut dan kecepatan sudut,
momen gaya dan percepatan sudut, dan beberapa besaran lain.
Momen inersia atau momen kelembaman benda terhadap sumbu putar yaitu
penjumlahan hasil kali massa tiap partikel dalam suatu benda tegar dengan
kuadrat jaraknya dari sumbu. Momen inersia suatu benda bergerak tergantung
pada poros rotasinya, dimana semakin tersebar massa benda terhadap poros
rotasinya, semakin besar pula momen inersianya sehingga dapat dikatakan bahwa
benda-benda dengan massa sama dapat memiliki momen inersia yang berbeda.

Kesetimbangan benda tegar dan titik berat benda


Kesetimbangan benda tegar adalah suatu kondisi benda dengan resultan
gaya dan resultan momen gaya yang bekerja pada benda tegar sama dengan nol.
Dengan kata lain, suatu benda tegar dikatakan sebanding jika memenuhi
kesetimbangan translasi dan kesetimbangan rotasi. Menurut jenisnya
kesetimbangan dibedakan menjadi tiga macam, yaitu:
1. Kesetimbanagn stabil
Kesetimbangan suatu benda dimana setelah gangguan yang diberikan pada
benda dihentikan, benda akan kembali ke posisi kesetimbangan semula.
2. Kesetimbangan labil
Kesetimbangan pada suatu bendaa di mana setelah gangguan yang dialami
benda dihentikan, benda tidak kembali ke posisi kesetimbangan semula.
3. Kesetimbangan netral
Kesetimbangan yang dimiliki benda dimana gangguan yang dialaminya tidak
menyebabkan perubahan titik beratnya.

Titik berat suatu benda adalah suatu titik pada benda atau disekitar benda
tersebut dimana berat semua bagian benda terpusat pada titik tersebut. Dengan
kata lain. Titik berat adalah titik tangkap dari semua gaya yang bekerja. Syarat-
syarat titik berat:

79
1. Jika benda homogen mempunyai sumbu simetri atau bidang simetri, maka titik
beratnya terletak pada sumbu simetri atau bidang simetri tersebut.
2. Bila suatu benda homogen mempunyai dua bidang simetri (bidang sumbu)
maka titik beratnya terletak pada garis potong kedua bidang tersebut.
3. Bila suatu benda mempunyai tiga buah bidang simetri yang tidak melalui satu
garis, maka titik beratnya terletak pada titik potong ketiga simetri tersebut.
4. Letak titik berat benda padat bersifat tetap, tidak tergantung pada posisi benda.
Prinsip
Gerak rotasi dan translasi
1. Vektor kecepatan dan kecepatan rata-rata
Vektor kecepatan, yaitu
^ v y ^j
⃗v =⃗v x i+⃗
Dan besar kecepatannya adalah:
|⃗v|= √ v x 2+ v y 2
Jika diketahui vektor posisi benda ∆ r⃗ , maka vektor kecepatan rata-rata benda
dapat dicari dengan perbandingan vektor posisi dan selang waktu ∆ t, yaitu:
∆ ⃗r
⃗v =
∆t
2. Percepatan rata-rata
Percepatan merupakan laju perubahan kecepatan terhadap perubahan waktu.
∆ ⃗v
a⃗ =
∆t
3. Menentukan kecepatan dari percepatan
∆ ⃗v =⃗a ∆ t
⃗v −⃗v 0 =⃗a (t−t 0 )
⃗v =⃗v 0 + ⃗a (t−t 0)
4. Menentukan perpindahan dari kecepatan
1
r =r 0 +v 0 t+ at 2
2
Persamaan di atas dapat dituliskan dalam notasi vektor, yaitu:
1
r⃗ =⃗r 0 + ⃗v 0 ( t−t 0 ) + ⃗a (t−t 0 )2
2
Gerak rotasi
1. Perpindahan angular dan rotasi
Misalkan perpindahan translasi adalah ∆ s dan perpindahan angular adalah ∆ θ.
Hubungan antara ∆ s dan ∆ θ adalah:
∆ s=r ∆ θ
2. Kecepatan angular dan rotasi
Untuk gerak meligkar beraturan, hubungan antara v dan ω adalah:
v=rω
3. Percepatan angular da rotasi
Untuk gerak melingkar berubah beraturan, bemda mengalami perubahan
kecepatan translasi ∆ v dan kecepatan angular ∆ ω. Hubungan antara a dan α
adalah:
a=rα

80
Momen gaya (torsi)
momen gaya adalah hasil kali gaya dan jarak terpendek arah garis kerja terhadap
titik tumpu.
τ⃗ =⃗F × ⃗r

Keterangan:
τ = torsi (Nm)
r = lengan gaya (m)
F = gaya (N)
Jika gaya F yang bekerja pada jarak r arahnya tidak tegak lurus terhadap sumbu
rotasi putar benda maka besar torsi pada benda

τ⃗ =⃗
F r⃗ sin θ
Gambar 1.2. Gaya-gaya yang bekerja pada pintu

Momen inerisa
Momen inersia atau momen kelembaman benda terhadap sumbu putar yaitu
penjumlahan hasil kali massa tiap partikel dalam suatu benda tegar dengan
kuadrat jaraknya dari sumbu. Momen inersia dapat dirumuskan:
I =∑ m r 2
Momen inersia adalah perbandingan resultan gaya (momen) terhadap percepatan
sudut.
τ
I=
α
Ket: I = momen inersia (kgm 2)
m = massa (kg)
r = jarak titik ke poros (m)
τ = momen gaya (torsi) (Nm)
α = percepatan sudut (rad/ s2)
Berikut momen inersia berbagai benda tegar dengan massa terdistribusi kontinu.

81
Gambar 1.3. Momen inersia pada gerak rotasi berbagai benda tegar homogen

Penerapan lain dari konsep momen inersia adalah peseluncur es. Ketika
melakukan putaran peseluncur es akan mendekat tangannya kearah badan. Hal ini
dikarenakan torsi yang dikerjakan oleh es adalah kecil, momentum anguler
pemain ski adalah mendekati konstan. Ketika ia menarik tangannya ke dalam ke
arah badannya, momeninersia badannya terhadap sumbu vertikal melalui
badannya berkurang. Karena momentum angularnya L = Iω harus tetap konstan,
bila I berkurang, kecepatan angularnya ω bertambah; artinya, ia berputar dengan
laju yang lebih cepat.

Kesetimbangan benda tegar dan titik berat benda


Suatu benda dikatakan setimbang jika memenuhi kesetimbangan transalasi (
∑ F=0 ¿ dan kesetimbangan rotasi (∑ τ =0 ¿.
Berbagai jenis titik berat, yaitu:
1. Benda berbentuk partikel titik
Jika sistem benda terdiri dari beberapa benda partikel titik digabung menjadi
satu, koordinat titik beratnya dirumuskan:
z 0=( x 0 , y 0 )
∑mx m1 x 1 +m2 x 2+ m3 x 3+ …
x 0= =
∑m m1+ m2 +m3 +…
∑ my m 1 y 1+ m2 y 2+ m3 y 3 +…
y 0= =
∑m m 1 +m 2+ m3 +…
2. Benda berbentuk garis atau kurva
Jika sistem benda terdiri dari beberapa benda garis digabung menjadi satu,
koordinat titik beratnya dirumuskan:
z 0=( x 0 , y 0 )
∑lx l1 x 1+l 2 x 2+l 3 x3 + …
x 0= =
∑l l 1 +l 2 +l 3+ …

82
∑ ly l 1 y 1 +l 2 y 2+l 3 y 3+ …
y 0= =
∑l l 1+l 2 +l 3 +…
Tabel 2.1. Letak titik berat benda homogen berbentuk garis

3. Benda berbentuk bidang atau luasan


Jika sistem benda terdiri dari bidang gabungan berbentuk bidang atau luasan,
koordinat titik beratnya dirumuskan:
z 0=( x 0 , y 0 )
∑ Ax A 1 x 1 + A 2 x 2 + A3 x 3+ …
x 0= =
∑A A 1+ A 2 + A 3 + …
∑ Ay A1 y 1+ A 2 y 2 + A3 y 3 +…
y 0= =
∑A A 1 + A2 + A3 +…

Tabel 2.2. Letak titik berat benda homogen berbentuk bidang atau luasan

83
Tabel 2.3. Letak titik benda homogen berbentuk bidang kulit

84
4. Bentuk berbentuk volume atau ruang (homogen)
Jika sistem benda terdiri dari bidang gabungan benda berbentuk volume atau
ruang, koordinat titik beratnya dirumuskan:
z 0=( x 0 , y 0 )
∑Vx V 1 x 1 +V 2 x 2 +V 3 x3 +…
x 0= =
∑V V 1+ V 2+V 3 + …
∑ Vy V 1 y 1 +V 2 y 2+V 3 y 3 +…
y 0= =
∑V V 1+V 2+V 3 + …

Tabel 2.4. Letak titik berat benda homogen berbentuk volume

5. Bentuk dari bahan-bahan yang berbeda (heterogen)


Jika sistem benda terdiri dari benda dengan bahan-bahan yang berbeda atau
heterogen, koordinat titik beratnya dirumuskan:
∑wx w1 x 1 +w 2 x 2+ w3 x 3+ …
x 0= =
∑w w 1+ w2 +w 3+ …
∑ wy w1 y 1+ w2 y 2+ w3 y 3 +…
y 0= =
∑w w1 +w 2+ w3 +…

dengan: w=mg=ρgV

85
Prosedur
Untuk menentukan titik berat benda berupa bidang yang bentuknya tak beraturan,
dapat dilakukan langkah-langkah sebagai berikut.
1. Buatlah suatu lubang titi, tandai dengan titik A.
2. Gantungkan benda dengan tali di A, tali penggantung vertikal.
3. Buat garis perpanjangan tali pada bidang, tandai dengan l 1.
4. Buat titik lubang yang lain pada tempat berbeda, tandai dengan titik B.
5. Gantungkan kembali benda bidang dengan titik penggantung pada titik B.
6. Buat garis perpanjangan tali vertikal, tandai dengan l 1.

Gambar 1.4. Bidang dengan bentuk tak beraturan


d. Aktifitas Pembelajaran
Setelah mengkaji materi tentang konsep gerak tramslasi dan gerak rotasi
Anda dapat mempelajari kegiatan eksperimen dan non eksperimen yang
dalam modul ini disajikan petunjuknya dalam lembar Kegiatan Siswa
(LKS/LKPD) yang diberikan guru ke siswa. Untuk kegiatan ekaperimen,
anda dapat mencobanya mulai dari persiapan alat bahan, melakukan
percobaan dan membuat laporannya. Sebaiknya Anda mencatat hal-hal
penting untuk keberhasilan percobaan, Ini sangat berguna bagi Anda
sebagai catatan untuk mengimplementasikan di sekolah waktu KBM
e.Glosarium

ISTILAH KETERANGAN
Gerak Rotasi Gerak rotasi adalah gerak perputaran benda pada porosnya.
Gerak rotasi terjadi ketika ada gaya yang bekerja pada titik
yang mempunyai jarak tertentu dari pusat massa.

Gerak Translasi Gerak translasi adalah gerak berpindah tempat dari suatu
titik ke titik lainnya. Gerak translasi terjadi ketika ada gaya
yang bekerja dan mengenai pusat benda. Akan tetapi jika
pada sistem benda bekerja beberapa gaya, setiap benda akan
bergeser searah dengan percepatannya.

Keseimbangan Jika mula mula benda diam dan resultan gaya pada benda
statis sama dengan nol

Kecepatan Besaran vector yang menyatakan frekuensi sudut dan sumbu


anguler/sudut putarsuatu benda

Torsi Ukuran kecenderungan sebuah gaya untuk memutar suatu


benda tegar terhadap suatu titik poros tertentu

86
f. Lembar Kegiatan Siswa ( LKS / LKPD)
LEMBAR KERJA PESERTA DIDIK
(LKPD)
MOMEN GAYA (TORSI)
Nama Kelompok :
Anggota : 1.
2.
3.
Momen gaya (torsi) adalah besaran yang menyebabkan benda bergerak
melingkar. Torsi merupakan besaran yang analog dengan gaya untuk gerak lurus.
Jadi, jika pada gerak lurus, yang menyebabkan gerak sebuah benda adalah gaya F,
maka pada gerak melingkar peran gaya F itu dilakukan oleh torsi (momen gaya).
Contoh penerapan dalam kehidupan sehari- hari prinsip torsi ini adalah ketika
membuka pintu, kita lebih muda mendorong atau menarik pintu bila kusen berada
jauh dari poros atau engsel. Hal ini karena ketika makin jauh dari engsel, torsinya
makin besar.

Tujuan
Siswa dapat menganalisis hubungan antara gaya, jarak dan torsi.
Alat dan Bahan
1. Laptop
2. Simulasi Phet Torque
Langkah-langkah Kegiatan
1. Siapkan alat dan bahan.
2. Buka simulasi Phet Torque dan pilih percobaan torsi (momen gaya).
3. Tentukan nilai gaya dan jarak, lalu klik tombol go untuk menjalakan
simulasi.
4. Catatlah nilai torsi dari hasil pengamatan.
5. Ulangi langkah dengan nilai gaya dan jarak yang berbeda.
Hasil Pengamatan
Tabel data dan analisis data
N Gaya yang
Jari-jari Gaya (m) Momen Gaya (Nm)
o diberikan (N)
1
2
3
Pertanyaan Analisis
1. Bagaimana hubungan antara gaya yang diberikan dengan besar torsi?
2. Bagaimana besar torsi jika gaya yang diberikan di perbesar dan jari-jari gaya
tetap konstan?
3. Apakah percobaan yang anda lakukan sesuai dengan teori yang ada?
Kesimpulan
...................................................................................................................................

87
PESERTA DIDIK
(LKPD)
TITIK BERAT

Nama Kelompok :
Anggota : 1.
2.

1
3

Suatu ketika Riri menemukan potongan kertas berbentuk 3 bangun luas disamping,
kemudian ia mengambil potongan kertas tersebut dan meletakkannya di atas jari
telunjuknya namun, ketika potongan kertas itu diletakkan, potongan kertas tersebut
terjatuh karena posisnya yang tidak tepat pada titik beratnya (tidak seimbang). Agar
potongan gambar tersebut menjadi seimbang, apa yang harus Riri lakukan?

A. Tujuan
Siswa dapat menentukan letak titik berat untuk benda yang teratur maupun tidak
teratur.

B. Alat dan Bahan


1. Benang dengan beban
2. Karton (yang sudah dibentuk dengan ukuran yang telah ditentukan)
3. Penggaris
4. Pensil
5. Pin
6. Sterofom

C. Langkah-langkah Kegiatan
1. Siapkan alat dan bahan yang telah ditentukan.
2. Lubangi karton yang telah dipersiapkan sebelumnya sebanyak 2 lubang
menggunakan pelubang kertas.
3. Rekatkan karton yang sudah di lubangi ke styrofoam dengan menggunakan
pin.

88
4. Ikatkan benang yang sudah digantungi beban diujung pin, usahakan
bangunan tidak bergerak dengan bebas.
5. Setelah seimbang, buatlah garis yang lurus yang dibuat benang terhadap
bangunan.
6. Lakukan langkah 3-5 untuk lubang yang lain.
7. Lakukan langkah 3-6 untuk bentuk bangunan yang lainnya.

D. Hasil Pengamatan
Tabel data dan analisis data
N
Benda X0 Y0
o
1 Bangun 1
2 Bangun 2
3 Bangun 3

Perhitungan
…………………………………………………………………………………………
…………………………………………………………………………………………
……………………………………………………………………
…………………………………………………………………………………………
…………………………………………………………………………………………
……………………………………………………………………
…………………………………………………………………………………………
…………………………………………………………………………………………
……………………………………………………………………
…………………………………………………………………………………………
…………………………………………………………………………………………
……………………………………………………………………
…………………………………………………………………………………………
…………………………………………………………………………………………
……………………………………………………………………

E. Pertanyaan Analisis
1. Bagaimana cara mengetahui titik berak suatu benda yang homogen?
…………………………………………………………………………………
…..
2. Bagaimana cara mengetahui titik berak suatu benda yang memiliki bentuk
tidak teratur?
…………………………………………………………………………………
….
Dalam hasil percobaan dengan hasil perhitungan yang telah kamu lakukan,
apakah ada perbedaan? Jelaskan mengapa!
……………………………………………………………………………

F. Kesimpulan

89
...................................................................................................................................
...................................................................................................................................

g. Latihan / Tugas / Ulangan harian


1. Apa yang dimaksud dengan gerak rotasi dan translasi? Berikan
contohnya dalam kehidupan sehari-hari.
^ ^j. Tentukan vektor
2. Posisi sebuah benda memenhi persamaan r⃗ =t i+
kecepatan saat t = 2 s.
3. Tiga roda berhubungan tampak pada gambar. Jari-jari roda berturut-turut
r 1 , r 2 , dan r 3 adalah 6 cm, 2 cm, dan 3 cm. jika roda ketiga diputar dengan
kecepatan 50 m/s, hitunglah kecepatan roda tersebut.

4. Ketika kita membuka pintu, kita lebih mudah mendorong atau menarik
pintu bila kusen berada jauh dari poros atau engsel. Dari kegiatan tersebuat,
maka apakah yang dimaksud dengan torsi?
4m
5.
A B C D E

Empat gaya masing-masing: F 1=¿ F 2=F3 =F4 =¿10 N bekerja pada batang
seperti terlihat pada gambar. Jika panjang AB = BC = CD = DE = 1 m seperti
tampak pada gambar berikut.
Dengan mengabaikan berat batang AE, tentukan momen gaya yang
bekerja pada batang dan arah putarnya jika poros putar di titik A.
6. Gambar berikut adalah sebuah batang yang ditarik dengan gaya 50 N.
Tentukan momen gaya terhadapa titik O.
F = 50
N

A 10 O
m

90
7. Sebuah kipas angin yang berputar memiliki momen gaya dan momen inersia.
Jika Rani ingin membuat baling-baling kipas angin berputar dengan lebih cepat
dengan hanya memodifikasi baling-balingnya, kemungkinan apa saja yang bias
dilakukan agar dapat membuat baling-baling kipas angina berputar lebih cepat?
8. Andi memiliki sebuah benda berbentuk silinder pejal, silinder berongga, bola
pejal dan bola berongga dengan massa dan jari-jari yang sama besar. Jika Andi
ingin memutar benda-benda tersebut pada sumbu silindernya, tentu ia harus
memberikan gaya yang berbeda pada setiap benda. Urutkanlah benda-benda
tersebut dari benda yang membutuhkan gaya terbesar hingga yang terkecil!
Mengapa demikian?
9. Tiga partikel masing-masing m p = 0,5 kg; mQ = 0,4 kg; dan mR = 0,1 kg. ketiga
partikel itu terletak pada ujung-ujung segitiga PQR seperti pada gambar.
Hitunglah momen inersia partikel jika diputar melalui sumbu P.

Q (0,4 kg)

10 m

P (0,5 kg)
R (0,1 kg) 8 m

10. Hitunglah momen inersia benda batang silinder homogen poros melalui pusat
berikut ini

l
Batang silinder poros melalui pusat, jika l = 5 cm dan massa silinder 6 kg

11. Seorang penari balet berputar dengan tangan terentang sepanjang 4 m dan
kecepatan sudut 10 rad/s. Lalu penari melipat tangannya menjadi 2 m
sepanjang siku. Berapa kecepatan sudut akhir?
12. Jelaskan apa yang dimaksud dengan kesetimbangan benda tegar dan jenis-
jenis benda tegar?
13. Seorang siswa menempatkan benda balok B = 4 kg di ujung papan yang
ditumpu di 4 m dari B, kemudian agar papan dalam keadaan setimbang

91
ditempatkan benda A di 2 m dari titik tumpu. Hitung besar massa benda A
yang harus ditempatkan agar sistem setimbang dan besar gaya tumpu T.
14. Tentukan letak titik berat bangun berikut terhadap alasnya! 

f. Kunci jawaban soal latihan/Tugas/Ulangan harian


1. Jawab
Gerak rotasi adalah gerak perputaran benda pada porosnya. Contoh: perputaran
bumi pada porosnya.
Gerak translasi adalah gerak berpindah tempat dari suatu titik ke titik
lainnya. Contoh: sepeda atau mobil yang melintasi jalan raya dimana terjadi
gerakan menggelinding atau berpindah dari suatu tempat ke tempat lainnya
pada lintasan yang lurus.
2. Tentukan posisi awal r⃗ 1 saat t 1=2 s
^ ^j
r⃗ 1=2 i+

Tentukan posisi akhir r⃗ 2 saat t 2=2+∆ t


^ ^j
r⃗ 2=(2+∆ t ) i+

Tentukan ∆ r⃗
∆ r⃗ =⃗r 2−⃗r 1
^ ^j−( 2 i+
¿ ( 2+∆ t ) i+ ^ ^j )
¿∆ti ^
∆ ⃗r
Tentukan ⃗v =
∆t
∆ ⃗r ∆ ⃗r i^ ^
⃗v = = =i m/s
∆t ∆t
Jadi, kecepatan sesaat saat t = 2 s adalah i^ m/s.
3. Jawab
Roda 1 dan 2 berhubungan sepusat, maka kecepatan sudutnya sama, sehingga
ω 1=ω2
v1 v2
=
r1 r2

92
v1 50 m/s
=
0,06 m 0,02 m
50 m/s ×0,06 m
v1 = =150 m/s
0,02 m
4.Jawab
Torsi (momen gaya) adalah sebuah besaran yang menyatakan besarnya
gaya yang bekerja pada sebuah benda sehingga mengakibatkan benda
tersebut berotasi.

5.Jawab ∑ τ A=τ 1+ τ 2 +τ 3 + τ 4
= F 1 d 1 + F 2 d 2+ F 3 d 3 + F 4 d 4
=910)(0) + (10)(2) + (10)(3) + (10)(4)
= 0 + 20 + 30 + 40
= 90 Nm
Putaran searah jarum jam.
6.Penyelesaian:
τ =Frsinθ
τ =( 50 N )( 10 m ) sin 45 °
1
τ =(500 Nm)( √ 2)
2
τ =250 √ 2 Nm
7. Semakin besar momen inersia dari baling-baling, maka semakin kecil pula
percepatan sudutnya. Sehingga, untuk mempercepat perputaran baling-baling
modifikasi yang harus dilakukan adalah dengan memperkecil momen inersia
dari baling-baling. Hal itu dapat dilakukan dengan memperkecil jari-jari dari
baling-baling dan membuat baling-baling berbentuk lebih tipis.
8.
Urutan dari benda yang membutuhkan gaya terbesar hingga yang terkecil:
Silinder Berongga
Bola berongga
Silinder pejal
Bola pejal

Walupun semua benda memiliki massa, jari-jari dan letak sumbu yang sama,
tetapi, benda-benda tersebut memiliki bentuk yang berbeda sehingga, distribusi

93
massa dalam benda tersebut juga berbeda dan berpengaruh pada besar
konstanta dari masing-masing benda pada momen inersia.
9. Jawab I =∑ m r 2=mP r P2+ mQ r Q2+ mR r R 2=¿ (0,5)( 0 )2 + (0,4)( 10 )2 + (0,5)( 8 )2
¿ 0 + 40 + 6,4
¿ 46,4 kgm 2
10. Penyelesaian:
1
I = ml 2
12
1
¿ (6 kg)¿
12
¿ 1,25 ×10−3 kg m2

11. Penyelesaian:
L0=L1
I 0 ω 0=¿ I 1 ω 1
m r 02 ω 0=m r 12 ω 1
( 4 m )2(10 rad /s)=( 2 m )2 ω1
160 = 4 ω 1
ω 1=40 rad / s
12 Jawab
- Kesetimbangan benda tegar adalah suatu kondisi benda dengan resultan gaya
dan resultan momen gaya yang bekerja pada benda tegar sama dengan nol.
- Jenis-jenis benda tegar:
a. Kesetimbangan stabil adalah kesetimbangan suatu benda dimana setelah
gangguan yang diberikan pada benda dihentikan, benda akan kembali ke
posisi kesetimbangan semula.
b. Kesetimbangan labil adalah kesetimbangan pada suatu benda dimana setelah
gangguan yang dialami benda dihentikan, benda tidak kembali ke posisi
kesetimbangan semula.
- Kesetimbangan netal adalah kesetimbangan yang dimiliki benda dimana
gangguan yang dialaminya tidak menyebabkan perubahan titik beratnya.
13. Penyelesaian:
∑ τ =W B R B−W A R A =0
¿ 40 × 4−W A × 2=0
Jadi W A =80 N
W A =m A g
80 N=m A × 10
80
m A = =8 kg
10

∑ F=T −( W A +W B )=0

94
T =( W A +W B )
T =80 N + 40 N
T =120 N
14. Penyelesaian:
Bidang 1 (persegi)
A1 = (90 x 90) = 8100
Y1 = 90/2 = 45

Bidang 2 (segitiga)
A2 = 1/2(90 x 90) = 4050
Y2 = 1/3(90) + 90 = 120

Letak Yo :
A1 Y 1+ A 2 Y 2
Y 0=
A 1 + A2
( 81000 ) ( 45 )+(4050)(120)
Y 0=
8100+ 4050
Y 0=70 cm

j.Rangkuman.
 Gerak rotasi adalah gerak perputaran benda pada porosnya Gerak rotasi
adalah gerak perputaran benda pada porosnya
 Gerak translasi adalah gerak berpindah tempat dari suatu titik ke titik
lainnya
 Momen inersia adalah adalah ukuran kelembaman suatu benda untuk
berotasi. Momen inersia atau momen kelembaman benda terhadap sumbu
putar yaitu penjumlahan hasil kali massa tiap partikel dalam suatu benda
tegar dengan kuadrat jaraknya dari sumbu I =∑ m r 2
 momen gaya adalah hasil kali gaya dan jarak terpendek arah garis kerja
terhadap titik tumpu⃗τ =⃗
F × ⃗r
 Kesetimbangan benda tegar adalah suatu kondisi benda dengan resultan
gaya dan resultan momen gaya yang bekerja pada benda tegar sama dengan
nol
k.Umpan Balik dan Tindak Lanjut
Setelah anda menyelesaikan soal latihan pembelajaran 5 ini, Anda dapat
memperkirakan tingkat keberhasilan Anda dengan melihat kunci/rambu-rambu
jawaban soal harian yang terdapat pada pembelajaran ini. Jika Anda

95
memperkirakan bahwa pencapaian Anda sudah melebihi 80%, silahkan Anda
terus mempelajari Kegiatan Pembelajaran berikutnya (pembelajaran 6 :
Elastisitas bahan dan Hukum Hook), namun jika Anda menganggap pencapaian
Anda masih kurang dari 80%, sebaiknya Anda ulangi kembali mempelajari
kegiatan Pembelajaran 5 ini.

F.Kegiatan Pembelajaran 6 : Elastisitas bahan dan Hukum Hook


a. Kompetensi Dasar (KD)
KOMPETENSI DASAR KOMPETENSI DASAR
(PENGETAHUAN) (KETRAMPILAN)
Memraktikan percobaan
3.6 Menerapkan konsep elastisitas 4.6 hukum
bahan menggunakan hukum Hooke
Hooke

b.Tujuan
1. Mendeskripsikan elastisitas dan penerapan elastisitas bahan dalam
kehidupan sehari-hari.
2. Menentukan tegangan, rengangan, dan modulus elastisitas.
3. Mendeskripsikan hukum Hooke dalam kehidupan sehari-hari.
4. Menentukan hubungan antara gaya dengan pertambahan panjang pegas.
5. Memahami perbedaan susunan seri dan paralel.
6. Menentukan konstanta pegas susunan seri dan paralel.
7. Menentukan hukum kekekalan energi pada sistem pegas.
c.Indikator Pencampaian Kompetensi
1. Menjelaskan elastisitas dan penerapan elastisitas bahan dalam kehidupan
sehari-hari.

96
2. Menghitung tegangan, rengangan, dan modulus elastisitas.
3. Menjelaskan hukum Hooke dalam kehidupan sehari-hari.
4. Menghitung hubungan antara gaya dengan pertambahan panjang pegas.
5. Menjelaskan perbedaan susunan seri dan paralel.
6. Menghitung konstanta pegas susunan seri dan paralel.
7. Menjelaskan hukum kekekalan energi pada sistem pegas.

c.Uraian Materi
Fakta
Jika Anda menarik sebuah pegas untuk melatih otot dada, maka pegas
berubah bentuk yaitu semakin panjang. Ketika tarikan pada pegas dilepaskan,
maka pegas segera kembali ke bentuk awalnya. Perhatikan anak-anak yang
menaruh batu kecil pada karet ketapel dan menarik karet tersebut sebhingga
bentuk karet berubah. Ketika anak tersebut melepaskan tarikannya, karet
melontarkan batu ke depan dan karet ketapel segera kembali ke bentuk awalnya.
Pegas dan karet adalah contoh benda elastis. Sifat elastis atau elastisitas adalah
kemampuan suatu benda untuk kembali ke bentuk awalnya segera setelah gaya
luar yang diberikan kepada benda itu ditiadakan (dibebaskan).
Ambillah segumpal tanah liat basah, lalu letakkan di atas meja horizontal
dan tekanlah dengan telapak tangan agar gumpalan tanah liat tersebut berubah
bentuk. Apakah gumpalah tanah liat kembali ke bentuk awalnya ketika kita
menarik telapak tangan? Beberapa benda, seperti tanah liat, adonan tepung kue,
dan plastisin tidak kembali ke bentuk awalnya segera setelah gaya luar
dihilangkan. Benda-benda seperti itu disebut benda tak elastis atau benda plastis.
Konsep
Regangan, Mampatan, dan Geseran
Ada 3 perubahan pada benda akibat adanya gaya, yaitu sebagai berikut.
1. Regangan (strain)
Regangan adalah perubahan bentuk yang terjadi pada panjang benda l0 jika ada
gaya tarik bekerja pada salah satu sisi benda atau dua gaya yang sama besar
dan berlawanan arah diberikan pada setiap ujung benda dengan arah menjahui
benda, sehingga benda mengalami pertambahan panjang ∆l.
2. Mampatan

97
Mampatan adalah perubahan bentuk yang terjadi pada benda, jika ada satu
gaya dorong bekerja pada salah satu sisi benda atau dua gaya yang sama besar
dan berlawanan arah diberikan pada masing-masing ujung benda dengan arah
menuju titik pusat benda sehingga benda mengalami pemendekan sejauh ∆l.
3. Geseran
Geseran adalah perubahan bentuk yang terjadi pada benda, jika dua gaya yang
sama besar dan berlawanan arah diberikan pada setiap bidang sisi, akibatnya
benda mengalami pergeseran sejauh ∆l.
Tegangan
Tegangan menunjukkan kekuatan gaya yang menyebabnkan perubahan
bentuk benda. Jika suatu benda dengan panjang l0 dan memiliki luas penampang
A ditarik dengan gaya sebesar F tegak lurus terhadap penampangnya mengalami
pertambahan panjang sejauh ∆l.

Modulus elastisitas
Modulus elastisitas adalah perbandingan antara regangan denga tegangan
yang diberikan pada suatu benda. Modulus elastisitas menyatakan kekuatan atau
ketahanan bahan dalam menerima deformasi elastis. Semakin besar nilai
modulusnya, semakin kuat bahan tersebut.
Tabel 1.1 Modulus elastisitas beberapa bahan
Modulus Elastisitas
Bahan
E (N/m2)
Alumunium 7,0 × 1010
Kuningan 9,1 × 1010
Tembaga 11 × 1010
Baja 20 × 1010
Tungsten 35 × 1010
Gelas/kaca 6,5 – 7,8 × 1010
Batu kuarsa 5,6 × 1010
Air -
Air raksa -
Nikel 20,7 × 1010

Modulus geser

98
Modulus geser adalah perbandingan antara tegangan geser dengan regangan
geser. Pada tegangan geser gaya yang digambarkan secara tangensial sehingga
arah regangan gesernya pun berbeda.
Modulus Bulk
Modulus Bulk didefinisikan sebagai perbandingan tekanan terhadap
perubahan volume dibagi volume awal benda.
Hukum Hooke
Hukum Hooke merupakan hukum atau ketentuan mengenai gaya dalam
bidang ilmu fisika yang terjadi karena sifat elastisitas dari sebuah pegas. Hukum
Hooke menyatakan bahwa: “Jika gaya tarik tidak melampaui batas elastis bahan,
maka pertambahan panjang pegas berbanding lurus atau sebanding dengan gaya
tariknya.”

Hukum Hooke untuk susunan pegas


1. Susunan seri pegas

Gambar 1.1 Pegas disusun seri


Prinsip susunan seri beberapa pegas adalah sebagai berikut.
a. Gaya tarik yang dialami tiap pegas sama besar. Gaya ini sama besar dengan
yang dialami oleh pegas pengganti. F1 = F2 = F
b. Pertambahan panjang pegas pengganti seri x, sama dengan total
pertambahan panjang tiap-tiap pegas. ∆x = ∆x1 + ∆x2
2. Susunan paralel pegas

99
Gambar 1.2 Pegas disusun paralel
Prinsip susunan paralel beberapa pegas adalah sebagai berikut.
a. Gaya tarik pada pegas pengganti F sama dengan total gaya tarik pada tiap-
tiap pegas. (F1 = F2)
b. Pertambahan panjang tiap pegas sama besar, dan pertambahan panjang ini
sama besar dengan pertambahan panjang pegas pengganti. ∆x = ∆x1 = ∆x2
Hukum kekekalan enrgi pada sistem pegas
Bunyi hukum kekekalan energi mekanik adalah jika pada suatu sistem
bekerja gaya yang bersifat konservatif, maka energi mekanik sistem akan tetap
sama.
Energi potensial pegas sama dengan nol ketika pegas tidak mengalami tarikan
atau tekanan. Sebaliknya pegas akan menyimpan energi ketika pegas mengalami
tarikan atau tekanan. Energi potensial pecan akan maksimum ketika pegas
mengalami perubahan panjang maksimum.

Ketangguhan dan kekerasan


Ketangguhan adalah jumlah energi yang dapat diserap material sebelum
material tersebut patah. Energi yang diserap digunakan untuk berdeformasi,
mengikuti arah pembebanan yang dialami dan ketangguhan menggunakan konsep
yang sukar dibuktikan.
Kekerasan adalah ukuran ketahanan suatu material terhadap deformasi
plastis lokal. Nilai kekerasan dihitung hanya pada tempat dilakukannya pengujian
tersebut, sedangkan pada tempat lain bisa jadi nilai kekerasan suatu material
berbeda.
Prinsip
Regangan
1. Regangan tarik dan tekan
Regangan didefinisikan sebagai perbandingan antara pertambahan panajng dan
panjang mula-mula, sehingga dirumuskan:
∆L
e=
L0
Keterangan:
e = Regangan

100
∆L = Pertambahan panjang (m)
L0 = Panjang Awal (m)
2. Regangan geser

Regangan didefinisikan sebagai perbandingan antara besar pergeseran x


terhadap ketinggian bidang geser (h), maka dirumuskan

∆x
γ=
h
Keterangan:
γ = regangan geser
∆x = perubahan pergeseran akibat adanya gaya (m)

h = ketinggian benda atau ketinggian bidang geser (m)

Tegangan
Tegangan didefinisikan sebagai perbandingan gaya tarik terhadap luas
penampang.
F
σ=
A
Keterangan: σ = Tegangan (N/m2)
F = Gaya (N)
A = Luas (m2)

Modulus Elastisitas
Modulus elastisitas didefinisikan sebagai perbandingan antara regangan dengan
tegangan yang diberikan pada suatu benda. Persamaan modulus elastisitas adalah:
σ F l0
E= atau E=
e A ∆l
Keterangan: E = modulus elastis (N/m2 atau Pa) l0 = panjang mula-mula
(m)
σ = tegangan (N/m2) ∆l = pertambahan
panjang (m)
e = regangan A = luas penampang
(m2)
F = gaya (N)

Modulus geser
Modulus geser didefinisikan sebagai perbandingan antara tegangan geser dengan
regangan geser. Secara matematis dituliskan:
σg
G=
γ
Keterangan: G = modulus geser (N/m2)
σg = tegangan geser (N/m2)
γ = regangan geser

101
Modulus Bulk
Modulus Bulk didefinisikan sebagai perbandingan tekanan terhadap perubahan
volume dibagi volume awal benda. Secara matematis dituliskan:
−∆ P
B=
∆V
V
Keterangan: B = modulus Bulk (N/m2)
∆V = perubahan volume (m3)
V = volume awal benda (m3)
∆P = perubahan tekanan (Pa)

Hukum Hooke
Secara sistematis hubungan antara pertambahan panjang dan gaya yang diberikan
pada pegas, dinyatakan sebagai berikut
F=−k ∆ x
Keterangan: F = gaya yang diberikan (N)
k = konstanta pegas (N/m)
∆x = pertambahan panjang (m)

Tanda (-) negatif menunjukkan bahwa arah gaya pemulih selalu menuju ke titik
seimbang dan berlawanan dengan arah gaya penyebabnya atau arah
simpangannya. Namun, dalam notasi scalar, tanda negatif dihilangkan sehingga
dalam notasi scalar hukum Hooke menjadi:
F=k ∆ x
Pada gerak, periode dan frekuensi pegas yang melakukan gerak harmonik
sederhana dinyatakan sebagai berikut
m 1 k
T =2 π
√ k
dan f =

2π m
Hukum Hooke untuk susunan pegas
1. Susunan seri pegas
Dengan menggunakan hukum Hooke dan kedua prinsip susunan seri beberapa
pegas, maka hubungan antara tetapan gaya pegas pengganti (ks) dapat ditulis:
1 1 1
= +
ks k1 k2
Dapat juga dinyatakan, bahwa tetapan gaya pegas pengganti untuk banyak
pegas yang tidak identik, yaitu:
1 1 1 1 1
= + + +…+
ks k1 k2 k3 kn

Jika n pegas tersebut identik, dengan tiap-tiap pegas mempunyai tetapan gaya
pegas k, maka:

102
k
k s=
n
2. Susunan paralel pegas
Dengan menggunakan hukum Hooke dan kedua prinsip susunan paralel
beberapa pegas, maka hubungan antara tetapan gaya pegas pengganti (k p)
dengan tetapan gaya setiap pegas (k1 dan k2) yaitu:
k p=k 1 +k 2
Dapat juga dinyatakan, bahwa tetapan gaya pegas pengganti untuk banyak
pegas yang tidak identik, yaitu:
k p=k 1 +k 2+ k 3 +… k n
Jika n pegas tersebut identik, dengan setiap pegas mempunyai tetapan gaya
pegas k, maka:
k p=nk
3. Susunan seri-paralel
Pada susunan pegas seri-paralel, sistem pegas terdiri atas berbagai pegas yang
disusun secara seri dan paralel. Untuk menghitung besar konstanta pegas
totalnya (ktotal), maka terlebih dahulu hitung k paralel antara k1 dan k2. Setelah

1 1 1
diperoleh kp maka susunan pegas berubah menjadi seri, yaitu = + .
k total ks k p
Hukum kekekalan energi pada sistem pegas
Kekekalan energi kinetik pada pegas
Em 1 =Em 2
Ek 1 + E p 1=E k 2+ E p 2
Energi potensial pegas, dapat dirumuskan:
1 1
E p = k ∆ x 2= F ∆ x
2 2
Adapun energi kinetiknya sama dengan nol ketika pegas dalam kondisi diam
sehingga persamaan energi mekanik untuk sistem (benda dan pegas) sebagai
1 2 1 2
berikut: Em =Ek + E p , dimana Ek =0 dan E p = k ∆ x , maka Em =E p= k ∆ x
2 2
Jika sistem dikenai gaya dari luar misalnya gaya gesekan, persamaannya berubah
menjadi:
W luar +( E kb + E pb + E pp )awal=( Ekb + E pb+ E pp)akhir
Keterangan:
Ekb = energi kinetik benda (J)
Epb = energi potensial benda (J)
Epp = energi potensial pegas (J)
Wluar = usaha luar (J)

e. Aktifitas Pembelajaran

103
Setelah mengkaji materi tentang konsep Elastisitas dan Hukum Hook Anda
dapat mempelajari kegiatan eksperimen dan non eksperimen yang dalam modul
ini disajikan petunjuknya dalam lembar Kegiatan Siswa (LKS/LKPD) yang
diberikan guru ke siswa. Untuk kegiatan ekaperimen, anda dapat mencobanya
mulai dari persiapan alat bahan, melakukan percobaan dan membuat
laporannya. Sebaiknya Anda mencatat hal-hal penting untuk keberhasilan
percobaan, Ini sangat berguna bagi Anda sebagai catatan untuk
mengimplementasikan di sekolah waktu KBM

f.Glosarium

ISTILAH KETERANGAN
Elastisitas Sifat elastis atau elastisitas adalah kemampuan suatu benda
untuk kembali ke bentuk awalnya segera setelah gaya luar yang
diberikan kepada benda itu ditiadakan (dibebaskan).
Deformasi Perubahan bentuk suatu benda padat

Kekuatan luluh Besarnya tegangan yang dibutuhkan untuk berdeformasi

Modulus elastisitas Modulus elastisitas adalah perbandingan antara regangan


denga tegangan yang diberikan pada suatu benda. Modulus
elastisitas menyatakan kekuatan atau ketahanan bahan
dalam menerima deformasi elastis
Plastis Sifat zat padat yang menyebabkan zat padat tersebut
berubah secara permanen dalam ukuran dan bentuk akibat
tegangan yang diberika
Regangan Regangan adalah perubahan bentuk yang terjadi pada
panjang benda l0 jika ada gaya yang bekerja. Dan
didefinisikan sebagai perbandingan antara pertambahan
panajng dan panjang mula-mula, sehingga dirumuskan:
∆L
e=
L0
Tegangan (Stress) Tegangan menunjukkan kekuatan gaya yang
menyebabnkan perubahan bentuk benda dan Tegangan
didefinisikan sebagai perbandingan gaya tarik terhadap
luas penampang.

104
F
Σ=
A
Regangan geser Gaya yang berlawanan arah terhadap suatu bidnag geser,
besar beban maksimum dibagi luas penampang
Hukum Hooke Hukum Hooke merupakan hukum atau ketentuan
mengenai gaya dalam bidang ilmu fisika yang terjadi
karena sifat elastisitas dari sebuah pegas. Hukum Hooke
menyatakan bahwa: “Jika gaya tarik tidak melampaui batas
elastis bahan, maka pertambahan panjang pegas
berbanding lurus atau sebanding dengan gaya tariknya.”

f. Lembar Kegiatan Siswa (LKS / LKPD)


g..................................................................................................................................Latihan / Tugas / U
1. Apakah yang dimaksud dengan Elastisitas dan sebutkan penerapan
elastisitas dalah kehidupan sehari-hari?
2. Jelaskan bunyi dari hukum Hooke!
3. Suatu kawat yang memiliki luas penampang 2 x 10 -6 m2 dan panjang 6 m
digantung vertikal dengan ujung bebasnya kawat memanjang sebesar 4 mm,
Jika: (g=10 m/s2) dan diberi beban 50 kg. tentukan besar dari :
a. Tegangan kawat
b. Regangan kawat
c. Modulus elastis kawat
4. Sebuah pegas bila ditarik dengan gaya 10 N, panjangnya bertanbah 2 cm.
berapakah pertambahan panjang pegas jika ditarik dengan gaya 20 N?
5. Jelaskan perbedaan pegas yang disusun seri dan paralel!
6. Andi mempunyai tiga buah pegas dengan konstanta 100N/m, 100
N/m, dan 300 N/m. Berapakah konstanta gabungan ketiga pegas
tersebut jika disusun secara seri maupun paralel?
7. Sebuah pegas ditarik dengan gaya 50 N dan bertambah panjang
hingga 5 cm. Tentukan besarnya energi potensial pegas.

105
i. Kunci jawaban soal latihan/Tugas/Ulangan harian
1. Elastisitas adalah kemampuan suatu benda untuk kembali ke bentuk awalnya
segera setelah gaya luar yang diberikan kepada benda itu dihilangkan.
Penerapan elastisitas dalam kehidupan sehari-hari: Spring bed/kasur
pegas, shock breaker, katapel, timbangan berat badan dan dinamometer
2. Bunyi hukum Hooke, yaitu “Jika gaya tarik tidak melampaui batas
elastis bahan, pertambahan panjang pegas berbanding lurus atau
sebanding dengan gaya tariknya”.
3. Penyelesaian:
a. Tegangan kawat
F
σ=
A
500 N
σ=
2 x 10−6 m2
σ =2 ,5 x108 m2
b. Regangan kawat
∆L
e=
L0
0,004 m
e= =0,00067
6m
c. Modulus elastis
F . L0 500 N .6 m 11 2
E= = =3,75 ×10 N /m
∆ L. A 0,004 m. 2 x 10−6 m 2
4. Penyelesaian:
Untuk mencari ∆ L2 terlebih dahulu kita mencari konstanta pegas
(k) dari F1 dan∆ x 1.
F 10 N
k= 1 = =500 N /m
∆ x 1 0,02 m
∆ x 2 dapat di cari dengan persamaan:
F1 20 N
∆ x 2= = =0,04 m
k 500 N /m
Jadi, jika pegas di tarik dengan gaya 20 N, maka pertambahan panjang
pegas adalah 4 cm.
5. Ketika dua buah pegas atau lebih disusun secara seri, maka akan berlaku
beberapa sifat, yaitu:
a. Gaya yang bekerja pada pegas tersebut adalah sama yaitu sebesar
gaya berat beban.
b. Pertambahan panjang total adalah jumlah pertambahan panjang yang
dialami oleh masing-masing pegas.
Sedangkan ketika dua buah pegas atau lebih disusun secara paralel, maka
akan berlaku beberapa sifat, yaitu:

106
a. Gaya yang bekerja pada pegas tersebut adalah jumlah gaya yang
bekerja pada masing-masing.
b. Pertambahan panjang total adalah jumlah pertambahan panjang
yang dialami oleh masing-masing pegas.
6. Jawab
kp= k1 + k2 + k3
kp= 100 N/m + 100 N/m + 300 N/M
kp= 500 N/m
konstanta pegas paralel 500 N/m
1/ks= 1/ k1 + 1/k2 + 1/k3
1/ks= 1/100 + 1/100 + 1/300
1/ks= 7/300
Ks = 42,86 N/m
Konstanta pegas seri 120 N/m
7. Penyelesaian:
Ep = ½ k∆x2 atau Ep = ½ F∆x
Ep = ½ F∆x
Ep = ½ × 50 × 5×10-2 = 1,25 J

j.Rangkuman
 Sifat elastis atau elastisitas adalah kemampuan suatu benda untuk kembali ke
bentuk awalnya segera setelah gaya luar yang diberikan kepada benda itu
ditiadakan (dibebaskan).
 Modulus elastisitas adalah perbandingan antara regangan denga tegangan
yang diberikan pada suatu benda. Modulus elastisitas menyatakan kekuatan
atau ketahanan bahan dalam menerima deformasi elastis
 Hukum Hooke menyatakan bahwa: “Jika gaya tarik tidak melampaui batas
elastis bahan, maka pertambahan panjang pegas berbanding lurus atau
sebanding dengan gaya tariknya.”
 Susunan seri pegas
Dengan menggunakan hukum Hooke dan kedua prinsip susunan seri beberapa
pegas, maka hubungan antara tetapan gaya pegas pengganti (ks) dapat ditulis:
1 1 1
= +
ks k1 k2
 Susunan paralel pegas

107
Dengan menggunakan hukum Hooke dan kedua prinsip susunan paralel
beberapa pegas, maka hubungan antara tetapan gaya pegas pengganti (kp)
dengan tetapan gaya setiap pegas (k1 dan k2) yaitu:
k p=k 1 +k 2
 Kekekalan energi kinetik pada pegas
Em 1 =Em 2
Ek 1 + E p 1=E k 2+ E p 2
Energi potensial pegas, dapat dirumuskan:
1 1
E p = k ∆ x 2= F ∆ x
2 2
Adapun energi kinetiknya sama dengan nol ketika pegas dalam kondisi diam
sehingga persamaan energi mekanik untuk sistem (benda dan pegas) sebagai
1 2 1 2
berikut: Em =Ek + E p , dimana Ek =0 dan E p = k ∆ x , maka Em =E p= k ∆ x
2 2
Jika sistem dikenai gaya dari luar misalnya gaya gesekan, persamaannya
berubah menjadi:
W luar +( E kb + E pb + E pp )awal=( Ekb + E pb+ E pp)akhir

k.Umpan Balik dan Tindak Lanjut

Setelah anda menyelesaikan soal latihan pembelajaran 6 ini, Anda dapat


memperkirakan tingkat keberhasilan Anda dengan melihat kunci/rambu-
rambu jawaban soal harian yang terdapat pada pembelajaran ini. Jika Anda
memperkirakan bahwa pencapaian Anda sudah melebihi 80%, silahkan
Anda terus mempelajari Kegiatan Pembelajaran berikutnya (pembelajaran
7 : Fluida Statis dan fluida dinamis), namun jika Anda menganggap
pencapaian Anda masih kurang dari 80%, sebaiknya Anda ulangi kembali
mempelajari kegiatan Pembelajaran 6 ini.

108
G. Kegiatan Pembelajaran 7 : Fluida Statis dan Fluida Dinamis
a. Kompetensi Dasar (KD)
KOMPETENSI DASAR KOMPETENSI DASAR
(PENGETAHUAN) (KETRAMPILAN)
3.7 Menerapkan hukum-hukum 4.7 Memecahkan persoalan pada
yang berhubungan dengan bidang teknologi dan rekayasa
fluida statik dan dinamik yang berkaitan dengan hukum-
hukum fluida statik dan
dinamik.

b.Tujuan
1. Memahami fluida statis dalam kehidupan sehari-hari.
2. Memahami tekanan hidrostatis dalam kehidupan sehari-hari.
3. Memformulasikan persamaan tekanan hidrostatis.
4. Memahami bunyi hukum Archimedes dalam kehidupan sehari-hari.
5. Memformulasikan persamaan gaya Archimedes.
6. Memahami bunyi hukum Pascal dalam kehidupan sehari-hari.
7. Memformulasika aplikasi hubungan hukum Pascal pada sistem hidrolik.
8. Menentukan hubungan antara luas penampang dan gaya masukkan pada
sistem hidrolik berdasarkan percobaan.

109
9. Memahami konsep tegangan permukaan pada zat cair.
10. Memahami perisiwa kapilaritas dalam kehidupan sehari-hari.
11. Memahami konsep viskositas pada fluida dalam kehidupan sehari-hari.
12. Menformulasikan fluida ideal dan azas kontinuitas serta aplikasi dalam
kehidupan sehari-hari.
13. Menerapkan prinsip kontinuitas pada fluida dinamis dalam kehidupan
sehari-hari.
14. Memahami azas Bernoulli dalam kehidupan seahri-hari.
15. Menformulasikan gaya angkat sayap pada pesawat terbang dengan
menggunakanya
c.Indikator Pencampaian Kompetensi
1. Menjelaskan fluida statis dalam kehidupan sehari-hari.
1. Menjelaskan tekanan hidrostatis dalam kehidupan sehari-hari.
2. Menghitung persamaan tekanan hidrostatis.
3. Menjelaskan bunyi hukum Archimedes dalam kehidupan sehari-hari.
4. Menghitung persamaan gaya Archimedes.
5. Menjelaskan bunyi hukum Pascal dalam kehidupan sehari-hari.
6. Menjelaskan aplikasi hubungan hukum Pascal pada sistem hidrolik.
7. Menghitung hubungan antara luas penampang dan gaya masukkan pada
sistem hidrolik berdasarkan percobaan.
8. Menjelaskan konsep tegangan permukaan pada zat cair.
9. Menjelaskan perisiwa kapilaritas dalam kehidupan sehari-hari.
10. Menjelaskan konsep viskositas pada fluida dalam kehidupan sehari-hari.
11. Menjelaskan fluida ideal dan azas kontinuitas serta aplikasi dalam
kehidupan sehari-hari.
12. Menghitung prinsip kontinuitas pada fluida dinamis dalam kehidupan
sehari-hari.
13. Menjelaskan azas Bernoulli dalam kehidupan seahri-hari.
14. Menghitung gaya angkat sayap pada pesawat terbang dengan menggunakan

d.Uraian Materi

Fakta
Pernahkan kalian naik kapal laut untuk menyeberang menuju suatu pulau
atau hanya sekedar naik perahu untuk menyeberangi sungai? Bagaimanakah
prinsip kerja kapal laut atau perahu tersebut sehingga dapat mengapung diatas
air? Kapal laut atau perahu biasanya terbuat dari bahan logam seperti besi. Massa
jenis besi lebih besar daripada massa jenis air laut. Agar dapat mengapung,
perahu atau kapal laut menggunakan prinsip Archimedes dimana berat kapal
sebanding dengan gaya apung kapal. Gaya apung inilah yang mampu mengatasi
berat total kapal laut atau perahu sehingga kapal laut atau perahu dapat
mengapung di atas air.

110
Konsep
Fluida Statis
Fluida statis adalah fluida yang tidak mengalami perpindahan pada bagian-
bagiannya. Fluida statis memiliki sifat-sifat seperti memiliki tekanan dan
tegangan permukaan.

1. Tekanan Hidrostatis
Tekanan hidrostatis merupakan tekanan yang disebabkan oleh berat zat
cair dalam suatu kedalaman tertentu. Tiap titik di dalam fluida tidak memiliki
tekanan yang sama besar, tetapi berbeda sesuai dengan ketinggian titik tersebut
sebagai titik acuan.

2. Hukum Utama Hidrostatis


Hukum utama hidrostatis berbunyi “tekanan hidrostatis pada sembarang
titik yang terletak pada bidang mendatar di dalam zat cair yang dalam keadaan
seimbang adalah sama.” Hukum utama hidrostatis berlaku pada pipa U (bejana
berhuungan) yang diisi lebih dari satu macam zat cair yang tidak bercampur.

3. Hukum Archimedes
Di dalam fluida yang diam, suatu benda yang dicelupkan sebagaian atau
seluruh volumenya, akan mengalami gaya tekan ke atas (gaya apung) sebesar
berat fluida yang dipindahkan oleh benda tersebut, yang disebut gaya
Archimedes.

Gambar 1.1 Elemen fluida yang dibatasi permukaan s.


Hukum Archimedes berbunyi, “suatu benda yag dicelupkan sebagian atau
seluruhnya ke dalam suatu fluida maka benda tersebu akan mendapat gaya
apung ke atas sebesar berat fluida yang dipindahkan oleh benda tersebut.”
Benda yang dimasukkan ke dalam zat cair, akan terjadi tiga kemungkinan
keadaan, yaitu terapung, melayang, dan tenggelam.

4. Hukum Pascal
Hukum Pascal berbunyi, “tekanan yang diberikan pada fluida dalam
suatu tempat akan diteruskan sama besar ke segala arah.

Gambar 1.2 Wadah berisikan air dengan volume tertentu

111
Pada gambar 1.2, tekanan atmosfer yang diberikan udara dan diterima air akan
diteruskan ke segala arah oleh air sama besar. Namun, perlu diperhatikan
bahwa tiap titik dalam air pada akhirnya tidak memiliki total tekanan yang
sama besar. Tekanan total pada tiap titik di dalam air berbeda karrna tetap
dipengaruhi oleh kedalamannya terhadap permukaan air. Hal yang sama
adalah penambahan tekanannya yang berasal dari tekanan eksternal dalam hal
ini tekanan atmosfer.
Hukum Pascal diterapkan pada alat-alat yang sering kita temui di sekitar
kita misalnya pada sistem hidrolik. Sistem hidrolik dapat berupa dongkrak
hidrolik, pompa hidrolik, mesin hidrolik pengangkat mobil, maupun rem
hidrolik pada mobil.

5. Tegangan permukaan zat cair dan kapilaritas


Tegangan permukaan zat cair adalah kecenderungan permukaan zat cair
untuk menegang sehinga permukaannya seperti ditutupi oleh suatu lapisan
elastis.
Fenomena fisis yang sering ditemui dengan salah satu faktor yang
mempengaruhi terjadinya tegangan permukaan adalah gejala kapilaritas.
Kapilaritas adalah gejala fisis berua naik/turunnya zat cair dalam media kapiler
(saluran dengan ukuran diameter kecil).
Harga sudut kontak dalam rentang dari 0° sampai 180° dan dapat dibedakan
menjadi 3 bagian, yaitu:
a. Bagian pertama bila 0°< θ < 90° maka zat cair dikatakan membasahi
dinding.
b. Bila 90° < θ < 180° zat cair dikatakan tidak membasahi dinding.
c. Bila sudut kontak yang terentuk θ = 90° maka bentuk permukaan zat cair
datar.

6. Viskositas dan Hukum Stokes


Viskositas (kekentalan) merupakan sesuatu yang dapat dianggap sebagai
gesekan pada fluida. Karena adanya viskositas maka untuk menggerakkan
benda di dalam fluida diperlukan gaya. Fluida baik zat cair maupun gas
mempunyai viskositas. Zat cair lebih kental dibandingkan gas, sehingga gerak
benda dalam zat cair akan mendapatkan gesekan yang lebih besar
dibandingkan dalam gas.

Fluida Dinamis
Fluida dinamis adalah fluida yang mengalir atau bergerak terhadap sekitarnya.

1. Fluida Ideal
a. Alirannya tunak (steady), yaitu kecepatan setiap partikel fluida pada satu
itik tertentu adalah tetap, baik besar maupun arahnya. Aliran tunak terjadi
pada aliran yang pelan.
b. Alirannya tak rotasional, artinya pada setiap titik partikel fluida tidak
memiliki momentum sudut terhadap titik tersebut. Alirannya mengikuti
garis arus (streamline).

112
c. Tidak kompresibel (tidak termampatkan), artinya fluida tidak mengalami
perubahan volume (massa jenis) karena pengaruh tekanan.
d. Tak kental, artinya tidak mengalami gesekan baik dengan lapisan fluida di
sekitarnya maupun dengan dinding tempat yang dilaluinya. Kekentalan
pada aliran fluida berkaitan dengan viskositas.

2. Persamaan Kontinuitas
a. Debit
Debit atau laju volume adalah besaran yang menyatakan volume fluida
yang mengalir melalui suatu penampang tertentu dalam selang waktu
tertentu.
b. Persamaan Kontinuitas
Persamaan kontinuitas adalah persamaan yang menghubungkan kecepatan
fluida dalam satu tempat ke tempat lain.

3. Azas Bernoulli
Hukum Bernoulli menyatakan bahwa jumlah tekanan, energi kinetik per
satuan volume, dan energi potensial per satuan volume memiliki nilai yang
sama pada setiap titik sepanjang suatu garis. Penerapan dari hukum Bernoulli
yaitu tangki bocor, semprotan obat nyamuk, gaya angkat sayap pesawat
terbang, venturimeter, dan tabung pitot.

Prinsip
Fluida Statis
Fluida statis adalah fluida yang tidak mengalami perpindahan pada bagian-
bagiannya. Fluida statis memiliki sifat-sifat seperti memiliki tekanan dan
tegangan permukaan.

1. Tekanan Hidrostatis
Tekanan hidrostatis sebuah benda yang tercelup dalam zat cair secara
maematis dirumuskan:
F 2−F1=wbenda
PA −P 0 A=mb g
PA−P 0 A=( ρV ) g
ρVg + P0 A
P=
A
Karena V = Ah, maka
ρAhg + P0 A
P=
A
P=P 0+ ρgh
Tekanan hidrostatis yang dialami benda pada kedalaman di bawah permukaan
adalah:
Ph= ρgh
dengan:

113
P=¿ tekanan hidrostatis total (N/m2) Ph=¿ tekanan hidrostatis
(N/m2)
A=¿ luas penampang (m2) ρ=¿ massa jenis benda (kg/m3)
P0=¿ tekanan atmosfer (N/m2) g=¿ tetapan gravitasi (m/s2)
h=¿ kedalaman benda (m)

2. Hukum Archimedes
Sebuah benda dengan volume Vb dan massa jenis benda ρ b dicelupkan ke
dalam zat cair. Berat benda tersebut di udara adalah
w b=ρ b V b g
Volume zat cair yang dipindahkan (V f ) sama dengan volume benda yang
tercelup di dalam zat cair (V bf ), maka berat zat cair yang dipindahkan adalah
w f =ρf V f g=ρf V bf g
Gaya tekan ke atas (FA) yang dialami benda sama dengan berat zat cair yang
dipindahkan (w f ), maka
F A=wf =ρ f V bf g
Saat benda dicelupkan ke dalam zat cair, ada tiga kemungkinan posisi benda,
yaitu:
a. Benda tenggelam di dalam zat cair
Saat sebuah benda tenggelam di dalam zat cair, berat benda di dalam zat
cair adalah
w f =w b−F A
Volume zat cair yang dipindahkan (V f ) sama dengan volume benda (V b),
maka berat zat cair yang dipindahkan adalah
w f =ρf V f g=ρf V b g
Gaya tekan ke atas (FA) yang dialami benda sama dengan berat zat cair
yang dipindahkan (w f ), maka
F A=wf =ρ f V b g
Pada benda yang tenggelam berlaku:
w b > F A ↔ ρ b V b g > ρ f V b g ↔ ρ b> ρ f
b. Benda melayang di dalam zat cair
Pada benda melayang, berlaku:
w b=F A ↔ ρb V b g= ρf V b g ↔ ρb =ρf
c. Benda terapung di dalam zat cair
Pada benda yang terapung, berlaku:
w b < F A ↔ ρ b V b g < ρ f V b g ↔ ρ b< ρ f
Dalam keadaan setimbang, resultan gaya pada arah sumbu Y adalah nol,
∑Fy = 0. Jadi, besar volume benda yang tercelup adalah
F A−wb =0
F A=wb
ρ f V bf g=ρb V b g
ρbV b
V bf =
ρf
dengan:

114
F A=¿ gaya tekan ke atas (N) ρ f =¿ massa jenis zat
3
cair (kg/m )
w b=¿ berat benda di udara (N) V b =¿ volume benda (m3)
w f =¿ berat zat cair yang dipindahkan (N) V bf =¿ volume benda yang
tercelup (m3)
ρb =¿ massa jenis benda (kg/m3) g=¿gravitasi (m/s2)

3. Hukum Pascal
Berikut adalah penurunan persamaan yang berlaku pada sistem hidrolik.

a e
b d
Gambar 1.3 Prinsip kerja sebuah dongkrak hidrolik

Tinjauan pada Pipa 1


Diberikan gaya tekan (gaya masukkan)csebesar F 1 pada fluida dengan luas
penampang A1 sehingga timbul tekanan sebesar p. Secara matematis
dituliskan :
F
P= 1 .... 1)
A1

Tinjauan pada Pipa 2


Dengan adanya tekanan eksternal berupa p, maka oleh fluida tekanan
tersebut akan diteruskan sama besar ke segala arah. Sehingga penambahan
tekanan dititik a, b, c, d, dan e sama besar, yakni sebesar p. Lalu, dengan
adanya tekanan sebesar p pada luas penampang A 2, maka pada pipa dua
bekerja gaya ke atas (gaya keluaran) sebesar F 2. Secara sistematis dapat
dituliskan :
F 2=P . A2
F
P= 2 ..... 2)
A2
Persamaan 1 dan 2 disubtitusikan sehingga diperoleh persamaan hukum
pascal pada sistem hidrolik :

.... 3)
Atau

Keterangan:
F1 = gaya pada permukaan A1 (N) A1 = luas permukaan 1 (m2)
F2 = gaya pada permukaan A2 (N) A2 = luas permukaan 2 (m2)

4. Tegangan permukaan zat cair dan kapilaritas

115
Gambar 1.4 Kawal dibengkokkan hingga membentuk U dan gantung sebuah beban

Tegangan permukaan didefinisikan sebagai besarnya gaya tarik permukaan F


per satuan panjang dan dituliskan:

F
γ=
d
Dimana d = 2l, maka:
F
γ=
2l
Ket: γ =¿ tegangan permukaan d=¿ panjang permukaan benda
F=¿ gaya (N) l=¿ panjang masing-masing
kawat

Gambar 1.5 Sudut kontak pada pipa kapiler

Jika tabung berjari-jari R maka zat cair akan bersentuhan dengan tabung 2πR.
Jika dipandang zat cair dalam silinder kapiler dengan tinggi y, jari-jari R dan
tegangan permukaan cair uap dari zat cair γ , maka gaya ke atas total adalah:
F=2 πRγ cosθ
Gaya ke bawah adalah gaya berat zat cair, dituliskan:
W =π R2 yp g
Dari syarat kesetimbangan diperoleh:
W =F
2
π R yρ g=2 πRγ cosθ
2 γ cosθ
y=
Rρg
5. Viskositas dan Hukum Stokes
Gaya gesek yang terjadi dalam viskositas dapat dinyatakan dalam persamaan:
v Fl
F=ηA atau η=
l Av
Jika ada suatu benda bergerak dalam fluida benda maka akan mendapat suatu
gaya gesekan yang arahnya berlawanan dengan arah gerak benda yang disebut
gaya gesek fluidaa. Besarnya gaya ini tergantung pada kecepatan relatif benda

116
terhadap fluida serta bentuk benda. Untuk benda yang berbentuk bola,
besarnya gaya gesekan memenuhi hukum stokes,
F=kηv
Dengan koefisien k bergantung pada bentuk geometris benda. Untuk benda
berbentuk bola dengan jari-jari r, maka k=6πr, sehingga:
F=6 πrηv

Kecepatan terminal dalam fluida kental


g V b (ρb −ρf )
vT =
6 πηr
4 3
Untuk benda berbentuk bola dengan jari-jari r, maka volume benda V b = π r ,
3
sehingga:
2 r2 g
vT = ( ρb−ρ f )
9 η

Fluida Dinamis
Fluida dinamis adalah fluida yang mengalir atau bergerak terhadap sekitarnya.
1. Persamaan Kontinuitas
a. Debit
volume fluida V
Debit = atau Q =
selang waktu t
Misal fluida mengalir melalui pipa penampang A dan setelah waktu t
menempuh jarak s. Volume fluida adalah V = As, sedangkan jarak s= vt,
sehingga:
V As A (vt)
Q= = =
t t t
Q = Av
Debit aliran darah dapat ditulis sebagai berikut:
P1−P2
Q=
R
Ket: Q=¿ debit aliran darah (m3/s)
P1−P2=¿ tekanan yang menurun dari aorta hingga pembuluh kapiler
(N/m2)
R=¿ total hambatan pada arteri dan kapiler dalam tubuh.

b. Persamaan Kontinuitas

Gambar 1.6 Aliran fluida dalam pipa berbeda ukuran penampang

117
Pada gamabr 1.6, pipa terletak mendatar dengan ukuran simetris. Partikel
fluida yang semula di A1, bergerak dengan kecepatan v1 dan setelah ∆t
berada di A2. Karena ∆t kecil dan alirannya stasioner, maka banyak fluida
yang mengalir di tiap tempat dalam waktu yang sama harus sama pula.
Banyak fluida yang mengalir di A1 sama dengan banyak fluida yang
mengalir di A2, sehingga:
Q1=Q2
A 1 v 1= A 2 v 2
Ket: A = luas penampang (m2)
v = kecepatan fluida (m/s)
Perbandingan Kecepatan Fluida dengan Luas dan Diameter Penampang
Persamaan kontinuitas : A1.v1 = A2.v2 
v1 A2
v2
= A1
Diameter pipa dapat kita anggap berbentuk lingkaran dengan luas A = πr2 =
π D2
, dimana r adalah jari-jari dan D adalah diameter. Maka persamaannya
4
menjadi:
π r 22
v1 A2 v 1 π r 22 4
= = 2 =
v2 A1 v 2 π r1 π r 21
4
v1 r2 D2
v2() ( )
= r1
²=
D1
²

2. Hukum Bernoulli
Persamaan Bernoulli dapat dinyatakan sebagai berikut:
1 1
P1 + ρ v 12+ ρgh 1=P2 + ρ v 22+ ρgh 2
2 2
1 2
P+ ρ v + ρgh=konstan
2
Dua kasus persamaan Bernoulli, yaitu:
a. Fluida tak bergerak
P1−P2= ρg(h2−h1)
b. Fluida yang bengalir
1
P1−P2= ρ (v 22−v 12 )
2

Gaya angkat sayap pesawat terbang

118
(a) (b)
Gambar 1.7 (a) Garis aliran udara di sekirar sayap, (b) Garis aliran udara di
atas lebih cepat di banding yang di bawah sayap sehingga gaya angkat lebih
besar.

Garis arus di atas sayap lebih rapat sehingga kelajuan alirann udara (v2)
menjadi besar dibanding di bagian bawah sayap (v1). Sesuai hukum Bernoulli
tekanan di sisi bagian atas sayap (p2) lebih kecil daripada di sisi bagiann
bawah sayap (p1). Beda tekanan p1-p2 menghasilkan gaya angkat sebesar:
F 1−F2= ( p 1− p2 ) A
Substitusikan ke pers. Bernoulli, dipeoleh gaya angkat pesawat:
1
F 1−F2= ρ(v 22−v 12 ) A
2

d.Aktifitas Pembelajaran
Setelah mengkaji materi ini tentang fluida statis dan fluida dinamis Anda
dapat mempelajari kegiatan eksperimen dan non eksperimen yang dalam
modul ini disajikan petunjuknya dalam lembar Kegiatan Siswa
(LKS/LKPD) yang diberikan guru ke siswa. Untuk kegiatan ekaperimen,
anda dapat mencobanya mulai dari persiapan alat bahan, melakukan
demontrasi/percobaan dan membuat laporannya. Sebaiknya Anda mencatat
hal-hal penting untuk keberhasilan percobaan, Ini sangat berguna bagi
Anda sebagai catatan untuk mengimplementasikan di sekolah waktu KBM

e. Glosarium

ISTILAH KETERANGAN
Fluida Fluida merupakan zat yang tidak mempunyai bentuk permanen
dengan volume yang sama, melainkan mengambil bentuk
tempat sesuai yang ditempatinya serta memiliki kemampuan
untuk mengalir. Dua zat yang umumnya disebut fluida adalah
zat cair dan gas

119
Fluida Statis Fluida statis adalah fluida yang tidak mengalami
perpindahan pada bagian-bagiannya.
Fluida Dinamis Fluida dinamis adalah fluida yang mengalir atau bergerak
terhadap sekitarnya
Hidrostatis Zat cair yang berada dalam keadaan diam
Tekanan Hidrostatis Tekanan hidrostatis merupakan tekanan yang disebabkan
oleh berat zat cair dalam suatu kedalaman tertentu (
P=P 0+ ρgh¿

Hidrometer Alat yang digunakan untuk mengukur massa jenis cairan


Hukum Archimedes Hukum Archimedes berbunyi, “suatu benda yag
dicelupkan sebagian atau seluruhnya ke dalam suatu
fluida maka benda tersebu akan mendapat gaya apung ke
atas sebesar berat fluida yang dipindahkan oleh benda
tersebut.” ( Fa=wf =ρf V bf g)

Hukum Pascal Hukum Pascal berbunyi, “tekanan yang diberikan pada


fluida dalam suatu tempat akan diteruskan sama besar ke
segala arah.
Azas Bernoulli Hukum Bernoulli menyatakan bahwa jumlah tekanan,
nergy nergy per satuan volume, dan nergy potensial
per satuan volume memiliki nilai yang sama pada setiap
1 2
titik sepanjang suatu garis P+ ρ v + ρgh=konstan
2
Tegangan Kecenderungan permukaan zat cair untuk menegang
permukaan sehingga permukaannya seperti ditutupi oleh suatu
lapisan yang elastis
Debit Besaran yang menyatakan volume fluida yang mengalir
melalui suatu penampang per satuan waktu tertentu
Gaya Angkat Gaya angkat pesawat merupakan penerapan dari azas
Pesawat bernaulli yang besarnya :
1
F 1−F2= ( p 1− p2 ) A atau F 1−F 2= ρ(v 22−v12 ) A
2
Viskositas Ukuran hambatan aliran yang ditimbulkan fluida tersebut
(kekentalan) mengalami tegangan geser

f. Lembar Kegiatan Siswa (LKS / LKPD)


LEMBAR KERJA PESERTA DIDIK
(LKPD)
TEKANAN HIDROSTATIS

Nama Kelompok :

120
Anggota : 1.
2.
3.

Tujuan
Siswa dapat membuktikan hukum utama hidrostatis.

Alat dan Bahan


1. Botol air mineral berukuran 500 mL
2. Paku
3. Plester
4. Pensil
5. Air
6. Penggaris

Langkah-langkah Kegiatan

1. Dengan pensil, berilah tanda empat posisi pada ketinggian yang sama.
2. Lubangi tanda pensil dengan menggunakan paku. Usahakan diameter lubang
kira-kira sama.
3. Tutup tiap lubang dengan sebuah plester.
4. Isilah botol dengan air.
5. Setelah itu buka plester dan amati kekuatan pancaran air dari keempat lubang
tersebut.
6. Ukurlah jarak pancaran air pada setiap lubang kemudian tuliskan hasil
pengukuran pada tabel.

Hasil Pengamatan
Lubang Jarak Pancaran (cm)
1
2
3
4

121
Pertanyaan
1. Bagaimanakah kekuatan pancaran air yang keluar dari keempat lubang dan
nyatakan air pada kedalaman yang sama?
……………………………………………………………………………
……………………………………………………………………………
……………………………………………………………………………
2. Suatu tempat di dasar danau memiliki kedalaman 20 m. Jika massa jenis air
danau 1 g/cm3, percepatan gravitasi g = 10 m/s2, dan tekanan diatas
permukaan air sebesar 1 atm, tentukan tekanan hidrostatis di tempat tersebut
dan tekanan totalnya!

…………………………………………………………………………………
……….………………………………………………………………

Kesimpulan
………………………………………………………………………………
……………………………………………………………………………
………………………………………………………………………………

LEMBAR KERJA PESERTA DIDIK


(LKPD)
SISTEM HIDROLIK

Nama Kelompok :
Anggota : 1.

122
2.
3.
4.
Sistem hidrolik memanfaatkan konsep hukum pascal dalam prinsip kerjanya.
Alat ini berfungsi untuk mengangkat beban berat misalnya mengangkat mobil ketika
penggantian ban. Secara sederhana alat ini dapat diibaratkan seperti sebuah bejana
berhubungan tertutup yang memiliki dua pipa berbeda ukuran. Di salah satu pipa
diberikan gaya tekan, gaya ini diteruskan oleh fluida berupa zat cair sehingga timbul
gaya ke atas pada pipa lainnya yang digunakan untuk mengangkat benda. Sesuai
dengan bunyi hukum pascal “Jika tekanan yang diberikan pada zat cair dalam
ruang tertutup diteruskan oleh zat cair itu ke segala arah dengan sama besar (sama
rata)"
Winda berencana membuat sebuah model sistem hidrolik untuk tugas proyek
sekolahnya. Ia telah memiliki bahan – bahan yang cukup namun ia tiba – tiba
bingung terhadap salah satu konsep dalam sistem hidrolik. “Mengapa luas
penampang kedua pipa harus berbeda? Apakah hal tersebut akan mempengaruhi
mudah tidaknya menggunakan model dongrak hidrolik yang akan ia buat?”

K. Tujuan
1. Siswa dapat menjelaskan aplikasi hukum Pascal pada sistem hidrolik
2. Siswa dapat menunjukkan hubungan luas penampang dan gaya masukkan
pada sistem hidrolik berdasarkan percobaan.

L. Alat dan Bahan


h. Selang silikon
i. Suntikan (siring) 50 mL dan 10 mL
j. Air

M. Langkah-langkah Kegiatan
1. Piston siring 10 ml ditekan hingga semua piston masuk.
2. Diperhatikan apa yang terjadi pada piston siring 50 ml.
3. Lalu piston siring 50 ml ditekan, lalu bandingkan dengan langkah 1.
Manakah yang lebih ringan ditekan?
4. Langkah 1 dan 2 diulangi hingga dapat membedakan piston mana yang lebih
ringan saat piston di tekan.

Hasil Pengamatan
Tabel pengamatan
Piston yang Ditekan Ringan Berat
Piston siring 10 Ml
Piston siring 50 mL

123
Pertanyaan Analisis
1. Berdasarkan percobaan yang telah dilakukan, piston manakah yang paling sulit
untuk ditekan?
……………………………………………………………………………
……………………………………………………………………………
……………………………………………………………………………
2. Berdasarkan percobaan yang kamu lakukan apakah luas permukaan siring dapat
mempengaruhi gaya yang perlu diberikan?
……………………………………………………………………………
……………………………………………………………………………
……………………………………………………………………………
3. Diskusikan dalam kelompok mengenai jawaban pertayaan no 2. Mengapa hal
tersebut dapat terjadi! Hubungkanlah dengan hukum Pascal!
……………………………………………………………………………
……………………………………………………………………………
……………………………………………………………………………

Kesimpulan
...................................................................................................................................
...................................................................................................................................

LEMBAR KERJA PESERTA DIDIK


(LKPD)
SISTEM HIDROLIK

Nama Kelompok :
Anggota : 1.
2.

124
3.
4.

Viskositas ada pada cairan maupun gas, dan pada intinya merupakan gaya
gesekan antara lapisan-lapisan yang bersisian pada fluida saat lapisan-lapisan
tersebut bergerak satu melewati yang lainnya. Pada zat cair, viskositas terutama
disebabkan oleh gaya kohesi antar molekul. Pada gas, viskositas muncul dari
tumbukan antar molekul.
Khusus untuk benda yang berbentuk bola di dalam fluida yang tetap sifat-
sifatnya, gaya gesekan yang dialami dapat dirumuskan sebagai berikut.
F s=6ηπ vr
Dengan:
F = gaya gesekan yang bekerja pada bola h
η = koefisien gesekan kekentalan dari fluida
v = kecepatan bola relatif terhadap fluida
r = jari-jari bola

Jika sebuah bola berbentuk padat yang mempunyai massa jenis ρ dilepaskan
pada permukaan zat cair tanpa kecepatan awal, bola tersebut mula-mula akan
mendapat percepatan. Dengan bertambahnya kecepatan maka gaya stokes pada bola
tersebut akan bertambah besar pula sehingga pada suatu ketika bola tersebut akan
bergerak dengan kecepatan tetap, yaitu terjadi keseimbangan antar gaya vektor, gaya
Archimedes dan gaya stokes pada bola tersebut. Jika bola telah bergerak dengan
kecepatan tetap, maka berlaku persamaan:
2 gtr 2
η= ( ρb−ρ f )
9h
Dengan:
ρ = massa jenis bola
ρo = massa jenis fluida
t = waktu yang diperlukan bola untuk menempuh waktu jarak h
h = jarak yang ditempuh
η = koefisien kekentalan zat cair

A. Tujuan
Siswa dapat mengetahui viskositas suatu fluida dengan menghitung koefisien
kekentalan zat cair.

B. Alat dan Bahan


1. Botol air minum 1,5 liter
2. Mikrometer sekrup
3. Neraca ohaus 311
4. Stopwatch

125
5. Sendok saringan
6. Mistar
7. Piknometer
8. Air
9. Minyak
10. Benda padat (kelereng)

C. Langkah-langkah Kegiatan
1. Ukurlah diameter dan massa bola.
2. Timbang zat cair dalam piknometer di atas neraca untuk menghitung massa
jenis zat cair.
3. Ukurlah jarak jatuh h (jarak antara dasar tabung dan batas yang ditentukan).
4. Jatuhkan kelereng dari permukaan cairan tanpa kecepatan awal dan hitung
waktu jatuhnya (t). Lakukan minimal 3 jarak h yang berbeda.
5. Ulangi langkah 2-4 untuk jenis zat cair yang berbeda.

D. Hasil Pengamatan
1. Tentukan massa jenis kelereng dengan menghitung volume kelereng terlebih
dahulu.
2. Tentukan massa jenis zat cair dalam satuan SI.
3. Hitunglah koefisien kekentalan zat cair. Gunakan g=9.8 m/s2.

Jenis fluida :
Massa piknometer kosong =
Massa piknometer + fluida =
mfluida= gram Vfluida= ml mbenda= gram
rbenda= mm
No. h (m) t (sekon) η
1.
2.
3.

Lakukan perhitungan yang sama untuk zat cair yang berbeda.


4. Coba cocokkan apakah massa jenis minyak dan air yang kalian dapat dari
hasil pengukuran sama dengan yang tercatat pada buku? Berikan alasanmu!

F. Pertanyaan Analisis
1. Gaya apa saja yang bekerja ketika sebuah di jatuhkan pada suatu fluida zat
cair? Jelaskan!
……………………………………………………………………………
……………………………………………………………………………
……………………………………………………………………………

126
2. Ketika partikel dijatuhkan ke dalam fluida, pada ketinggian dan waktu
tertentu pergerakannya akan kostan. Mengapa demikian?
……………………………………………………………………………
……………………………………………………………………………
……………………………………………………………………………
3. Berikan contoh pemanfaatan viskositas pada fluida dalam kehidupan sehari-
hari!
……………………………………………………………………………
……………………………………………………………………………
……………………………………………………………………………

G. Kesimpulan
...................................................................................................................................
...................................................................................................................................
..................................................................................................................................
...................................................................................................................................

LEMBAR KERJA PESERTA DIDIK


(LKPD)
AZAS KONTINUITAS

Nama Kelompok :
Anggota : 1.
2.
3.

127
4.

A. Tujuan
Siswa dapat menjelaskan debit fluida di sembarang titik dalam dua aliran fluida
yang berbeda.

B. Alat dan Bahan


1. Laptop
2. Aplikasi Java
3. Simulasi Phet “Fluid Pressure and Flow”

C. Langkah-langkah Kegiatan
1. Siapakan alat dan bahan yang telah ditentukan.
2. Periksa apakah semuanya telah tersedia.
3. Instal aplikasi Java pada laptop Anda.
4. Buka simulasi percobaan Phet tentang “Fluid Pressure and Flow” dan
jalankan paktikum “flow”.
5. Buat aliran, terdiri dari aliran pipa kecil dan pipa besar.
6. Lakukan pengukuran pada pipa kecil Area (A1) dan pengukuran pada pipa
besar Area (A2).
7. Ukur speed (V1) pada pipa kecil dan speed (V2) pada pipa besar.
8. Catat data langkah 2 dan 3 pada tabel, dengan memperhatikan fungsi virtual
Phet pada gambar.

Keterangan gambar:
1. Flow Rate, untuk pembacaan data mengenai aliran
2. Speed, untuk pembacaan kecepatan aliran (v)
3. Pressure, untuk pembacaan tekanan aliran (p)
4. Ruler, untuk pembacaan ketinggian aliran
5. Friction, untuk pergeseran flux meter
6. Flux meter, untuk pembacaan luas penampang Area (A)
7. Aliran 1, aliran untuk pipa 1

128
8. Aliran 2, aliran untuk pipa 2
9. Fluida Density, untuk mengetahui massa jenis fluida

D. Hasil Pengamatan
Tabel pengamatan
Speed Speed
Area Area A1(m2) x A2(m2) x
(V1) (V2)
(A1) m2 (A2) m2 V1(m/s) V2(m/s)
m/s m/s

E. Analisis Data
....................................................................................................................................
F. Pertanyaan Analisis
1. Bagaimana hubungan luas penampang Area (A1), kecepatan aliran speed (V1)
dan luas penampang Area (A2), kecepatan aliran speed (V2)?
…………………………………………………………………………
2. Ditinjau dari soal no 1, bagaimana debit yang terjadi pada aliran 1 (Q1) dan
debit yang terjadi pada aliran 2 (Q2)?
…………………………………………………………………………
3. Bagaimana persamaan kontinuitas menjelaskan tentang peristiwa yang
terjadi?
……………………………………………………………………………
G. Kesimpulan
...................................................................................................................................

LEMBAR KERJA PESERTA DIDIK


(LKPD)
HUKUM BERNOULLI

Nama Kelompok :
Anggota : 1.
2.
3.
4.

A. Tujuan
Siswa dapat menyelidiki gaya angkat sayap pada pesawat terbang.

B. Alat dan Bahan


1. 2 buah buku tebah

129
2. Kertas folio

C. Langkah-langkah Kegiatan
1. Letakkan kedua buku diatas meja mendatar dengan jarak kira-kira antar buku
20 cm.
2. Letakkan kertas folio diatas kedua buku.
3. Tiuplah bagian bawah kertas folio tersebut. Amatilah kemana arah gerak
kertas folio tersebut.
4. Tiuplah bagian atas kertas tersebut. Amatilah kemana arah gerak kertas folio
tersebut.
5. Ulangilah percobaan tersebut beberapa kali agar diperoleh data yang tepat.

D. Hasil Pengamatan
Tabel pengamatan
Saat di tiup bawah kertas Saat di tiup di tengah kertas

E. Kesimpulan
...................................................................................................................................

g. Latihan / Tugas / Ulangan harian


1. Apa yang dimaksud tekanan hidrostatis? Berikan contohnya dalam
kehidupan sehari-hari.
2. Sebutkan bunyi dari hukum utama hidrostatis dan hukum Archimedes?
Berikan contohnya dalam kehidupan sehari-hari.
3. Sebuah bejana dengan tinggi 5 cm diisi air hingga penuh. Jika massa
jenis air 103 kg/m3 dan tekanan udara luar (tekanan atmosfer) 20×102 Pa,
hitunglah tekanan hidrostatis total yang dialami dasar bejana (g = 10
m/s2).
4. Berat sebuah logam di udara 4 N. jika dibenamkan dalam zat cair,
beratnya menjadi 2,5 N. berapakah gaya tekan ke atas yang dialami
benda tersebut?

130
5. Apa bunyi dari hukum Pascal? Berikan contohnya dalam kehidupan
sehari-hari.
6. Bagaimana dongkrak hidrolik memanfaatkan konsep hukum pascal dalam
prinsip kerjanya?
7. Jari-jari penampang kecil dongkrak hidrolik adalah 50 cm dan jari-jari
penampang besar adalah 200 cm. Berapa gaya yang diberikan pada
penampang kecil untuk mengangkat sebuah mobil bermassa 2000 kg ?
8. Jelaskan apa yang dimaksud dengan tegangan permukaan pada zat cair?
9. Jelaskan apa yang dimaksud dengan peristiwa kapilaritas? Berikan
contoh dalam kehidupan sehari-hari
10. Viskositas dapat terjadi pada fluida, dimana fluida terdiri dari zat cair
dan gas. Apakah sama proses terjadinya viskositas pada kedua jenis
bentuk zat ini? Jelaskan!
11. Sebuah benda berbentuk bola dengan diameter 2 cm dijatuhkan bebas
dalam suatu cairan tertentu yang massa jenisnya 700 kg/m3. Dari
eksperimen di dapatkan bahwa kelajuan terbesar yang dicapai benda
adalah 4,9 m/s2, tentukan koefisien kekentalan cairan tersebut.
12. Jelaskan apa yang dimaksud dengan debit pada azas kontinuitas?
13. Sebuah pipa dengan luas penampang 616 cm2 dipasang keran dengan
jari-jari 3,5 cm di salah satu ujungnya. Jika kecepatan zat cair di pipa
adalah 0,5 m/s, maka dalam waktu 5 menit berapakah volume zat cair
yang keluar dari keran?
14. Pada gambar berikut, air mengalir melewati pipa venturimeter. Jika luas
penampang A1 dan A2 masing-masing 5 cm2 dan 4 cm2, dan g = 10 m/s2, maka
berapa kecepatan (v) air yang memasuki pipa venturimeter?

15. Apa bunyi dari hukum Bernoulli?


16. Pipa untuk menyalurkan air menempel pada sebuah dinding rumah seperti
terlihat pada gambar berikut! Perbandingan luas penampang pipa besar dan
kecil 4 : 1.

131
Posisi pipa besar adalah 5 m diatas tanag dan pipa kecil 1 m diatas tanah.
Kecepatan aliran air pada pipa besar dan pipa kecil masing-masing 10 m/s
dan 40 m/s dengan tekanan 9,1x105 Pa. Tentukan selisih tekanan pada
kedua pipa?
17. Gaya angkat yang terjadi pada sebuah pesawat diketahui sebesar 1100 kN.
Pesawat tersebut memiliki luas penampang sayap sebesar 80 m2. Jika
kecepatan aliran udara di bawah sayap adalah 250 m/s dan massa jenis udara
luar adalah 1,0 kg/m3 tentukan kecepatan aliran udara di bagian atas sayap
pesawat!

h.Kunci jawaban soal latihan/Tugas/Ulangan harian


1. Tekanan hidrostatis merupakan tekanan yang disebabkan oleh berat zat cair dalam suatu
kedalaman tertentu. Tiap titik di dalam fluida tidak memiliki tekanan yang sama besar, tetapi
berbeda sesuai dengan ketinggian titik tersebut sebagai titik acuan. Contohnya air dalam
gelas.
2. Hukum utama hidrostatis berbunyi “tekanan hidrostatis pada sembarang titik
yang terletak pada bidang mendatar di dalam zat cair yang dalam keadaan
seimbang adalah sama.” Hukum utama hidrostatis berlaku pada pipa U (bejana
berhuungan) yang diisi lebih dari satu macam zat cair yang tidak bercampur.

Hukum Archimedes berbunyi, “suatu benda yag dicelupkan sebagian atau


seluruhnya ke dalam suatu fluida maka benda tersebu akan mendapat
gaya apung ke atas sebesar berat fluida yang dipindahkan oleh benda
tersebut.” Contohnya kapal selam dan balon udara.
3. Penyelesaian:
P = Po + ρgh
= 20 × 102 + 103 × 10 × 5 × 10-2
= 25 × 102 N/m2
P = 2,5 × 103 N/m2
4. 4. Penyelesaian:
F A=wb −w f

132
¿ 4−2,5 ¿ 1,5 N

5. Hukum Pascal berbunyi, “tekanan yang diberikan pada fluida dalam suatu
tempat akan diteruskan sama besar ke segala arah”. Contohnya pompa hidrolik
dan dongkrak hidrolik.
6. Dongrak hidrolik memanfaatkan hukum pascal yang berbunyi “Pada ruangan
tertutup, tekanan yang dialami fluida akan diteruskan sama besar ke segala
arah”. Atas dasar hukum tersebut, tekanan yang diberikan (masukan) akan
sama dengan tekanan keluaran. Dengan membedakan luas permukaan antara
kedua penghisap, dengan gaya yang kecil pada penghisap dengan luas
permukaan lebih kecil dapat mengangkat beban dengan massa yang lebih
besar.
7. Jawab :
F1 F 2
=
A1 A2
5N F2
=
0,04 m 0,10 m 2
2

2 F2
125 N m =
0,10 m 2
12,5 N=F 2

8. Tegangan permukaan zat cair adalah kecenderungan permukaan zat cair


untuk menegang sehinga permukaannya seperti ditutupi oleh suatu
lapisan elastis.
9. Fenomena fisis yang sering ditemui dengan salah satu faktor yang
mempengaruhi terjadinya tegangan permukaan adalah gejala kapilaritas.
Kapilaritas adalah gejala fisis berua naik/turunnya zat cair dalam media
kapiler (saluran dengan ukuran diameter kecil). Contohnya sumbu
kompor akan basah hingga ujung sumbu.
10. Sedikit berbeda, pada gas viskositas muncul akibat adanya tumbukan yang
terjadi antar partikel gas, sedangkan pada zat cair viskositas muncul karena
adanya gaya kohesi yaitu gaya tarik-menarik yang terjadi antar partikel
sejenis.
Tetapi konsepnya sama yaitu adanya interaksi antar partikel-partikelnya
yang sejenis.

11. Penyelesaian:

133
2 R 2 g ( ρb −ρ f ) =9 ηv
2 R2 g
η= ( ρb −ρf )
9v
2
2 ( 10−2 ) ( 9,8 )
η= ( 7900−700 )
9 ( 4,9 )
η= 0,32 Pa s

12. Debit aliran adalah jumlah air yang mengalir dalam satuan volume per
waktu.  Satuan debit yang digunakan adalah meter kubir per detik.
Debit adalah satuan besaran air yang keluar dari Daerah Aliran Sungai
(DAS).
13 Jawab :
V
Q = A.v =
t
V = A.v.t
V = (616 ×10−4 m2) (0,5 m/s) (300 sekon)
V = 9,24 m3
14.Jawab :
2 g h A 2² 2.10 .45 . 10−2 .16 . 10−8
v=
√ A 1 ²− A2 ²
=

25.. 10−8 −16.. 10−8
900.. 10−2 .16 .. 10−8
=
√ 9. .10−8
= √ 16 = 4 m/s

15. Hukum Bernoulli menyatakan bahwa jumlah tekanan, energi kinetik per
satuan volume, dan energi potensial per satuan volume memiliki nilai
yang sama pada setiap titik sepanjang suatu garis. Penerapan dari hukum
Bernoulli yaitu tangki bocor, semprotan obat nyamuk, gaya angkat sayap
pesawat terbang, venturimeter, dan tabung pitot.
16. Penyelesaian:
1 1
P1 + ρ v 12+ ρgh 1=P2 + ρ v 22+ ρgh 2
2 2
1
P1−P2= ρ ( v 22−v12 ) + ρg(h2−h1)
2
1
P1−P2= 1000 ( 402−102 ) +1000 ×10( 1−5)
2
P1−P2= (500 )( 1500 ) −40000
P1−P2=750000−40000
P1−P2=710000 Pa
P1−P2=7,1 ×10 5 Pa

134
17. Penyelesaian:
1
F= ρ( v a2−v b2 ) A
2
1
1100000= (1,0)( v a2−2502 )80
2
2200000=(v a2−2502 )80
2200000
=( v a2−2502 )
80
27500=v a2−62500
v a2=27500+62500
v a2=90000
v a=√ 90000=300 m/ s

j.Rangkuman
 Fluida statis adalah fluida yang tidak mengalami perpindahan pada bagian-
bagiannya
 Tekanan hidrostatis merupakan tekanan yang disebabkan oleh berat zat cair
dalam suatu kedalaman tertentu dan dirumuskan : P=P 0+ ρgh
 Hukum Archimedes berbunyi, “suatu benda yag dicelupkan sebagian atau
seluruhnya ke dalam suatu fluida maka benda tersebu akan mendapat gaya
apung ke atas sebesar berat fluida yang dipindahkan oleh benda tersebut
 Hukum Pascal berbunyi, “tekanan yang diberikan pada fluida dalam suatu
tempat akan diteruskan sama besar ke segala arah
 Fluida dinamis adalah fluida yang mengalir atau bergerak terhadap sekitarnya
 Debit atau laju volume adalah besaran yang menyatakan volume fluida yang
mengalir melalui suatu penampang tertentu dalam selang waktu tertentu
 Persamaan kontinuitas : Banyak fluida yang mengalir di A1 sama dengan
banyak fluida yang mengalir di A2, sehingga:
A 1 v 1= A 2 v 2
 Hukum Bernoulli menyatakan bahwa jumlah tekanan, energi kinetik per satuan
volume, dan energi potensial per satuan volume memiliki nilai yang sama pada
setiap titik sepanjang suatu garis
1
P+ ρ v 2 + ρgh=konstan
2
 Berdasarkan asas Bernoulli, dipeoleh gaya angkat pesawat:
1
F 1−F2= ρ(v 22−v 12 ) A
2

135
k.Umpan Balik dan Tindak Lanjut
Setelah anda menyelesaikan soal latihan pembelajaran 7 ini, Anda dapat
memperkirakan tingkat keberhasilan Anda dengan melihat kunci/rambu-rambu
jawaban soal harian yang terdapat pada pembelajaran ini. Jika Anda
memperkirakan bahwa pencapaian Anda sudah melebihi 80%, silahkan Anda
terus mempelajari Kegiatan Pembelajaran berikutnya (pembelajaran semester
genap), namun jika Anda menganggap pencapaian Anda masih kurang dari
80%, sebaiknya Anda ulangi kembali mempelajari kegiatan Pembelajaran 7 ini
terimakasih

BAB III
EVALUASI

B. SOAL

Pilihlah salah satu jawaban yang tepat


1. Dari besaran berikut yang memiliki satuan J/s adalah .......
a. Tekanan b. Usaha c. Jumlah Zat d. Daya e. Gaya
2. Speedometer pada sepeda motor menunjukkan …….
a. Kecepatan sesaat b.Kelajuan sesaat c.Kecepatan rata2 d.Kelajuan rata2 e.salah

136
3. Seorang asisren Apoteker berangkan ke Apotek dengan mengendarai sepeda
motor dengan kelaju-an 60 km/j. Jarak yang ditempuh pekerja tersebut
selama 120 detik adalah …. Km
a. 4 b. 3 c. 2 d. 1 e. 0
4. Sebuah kendaraan melaju dengan kecepatan 80 m/s, tiba tiba mengerim dan
setelah 4 detik berhenti, jarak yang ditempuh selama mengerim adalah ....m
a. 160 b. 320 c. 80 d. 120 e. 180
5. Sebuah bola dilempar vertikal keatas dari permukaan tanah. Setelah 6 sekon
bola kembali lagi ke permukaan tanah . Jika g = 10 m/s 2. Besar kecepatan
tinggi maksimum yang di capai benda adalah …. m.
a. 5 b. 15 c. 25 d. 45 e. 55

7. Sebuah pesawat tempur terbang mendatar dengan laju 100 m/s .Pada ketinggaian
500 m diatas permukaan tanah ,pesawat melepas sebuah bom. waktu yang
diperlukan bom untuk sampai dipermukaan tanah adalah …..S
a. 12 b. 10 c. 8 d. 6 e. 4

8. Sebuah benda bermasa 10 kg di atas bidang yang kasar ,lalu ditarik dengan
gaya 80 N sehingga mengalami percepatan sebesar 2 m/s2 . Besar koefisien
gesekan permukaan bidang datar terhadap benda adalah …..
a. 0,4 b. 0,6 c. 0,7 d. 0,8 e. 0,9
9. Seorang menarik sebuah benda menggunakan tali dengan gaya sebesar 120 N
yang membentuk sudut θ = 60° terhadap bidang datar. Usaha yang dilakukan
untuk memindahkan benda tersebut hingga bergeser sejauh 100 m.adalah …KJ
a. 1 b. 2 c. 4 d. 6 e. 8
10. Kemampuan suatu benda atau seseorang untuk melakukan usaha atau gerak
disebut ….
a. energi b. usaha c. daya d. gaya e. percepatan
11. Mobil bermassa 2 ton bergerak dengan kecepatan 36 km/jam. Besar energi
kinetik yang dialami mobil adalah …..Kj
a. 80 b. 100 c. 120 d. 150 e. 160
12. Ukuran dari jumlah usaha yang dapat dilakukan dalam jumlah waktu tertentu
a. energi b. usaha c. daya d. gaya e. percepatan

13. Seekor kuda menarik delman dengan gaya 40 N, sehingga delman bergerak
dengan kecepatan 3 m/s , daya tarik kuda tersebut adalah...... W
a. 240 b. 200 c. 160 d. 150 e. 120
14. Air terjun setinggi 10 m digunakan untuk pembangkit listrik tenaga air
(PLTA). Setiap detik, air mengalir 5 m3/s. Jika daya yang dihasilkan 200 KW

137
dan percepatan gravitasi 10 m/s2, besar efisiensi generator yang dihasilkan
adalah ……..
a. 20% b. 40% c. 60% d. 80% e. 90%
15. Ukuran atau tingkat kesukaran untuk memberhentikan gerak laju sebuah benda
disebut ……
a. tumbukan b. impuls c. momentum d. gaya e. daya
16. Bola 400 gram, bergerak dengan kelajuan 7 m/s menumbuk dinding dan
terpantul kembali dengan kelajuan 2 m/s. Besar impuls yang diberikan oleh
dinding adalah .Ns.
a. 2,0 b. 3.6 c. 4,8 d. 5,6 e. 7,2
17. Bola pertama bergerak ke arah kanan dengan kelajuan 20 m/s mengejar bola
kedua yang bergerak dengan kelajuan 10 m/s ke kanan sehingga terjadi
tumbukan lenting sempurna.

Jika massa kedua bola adalah sama, masing-masing sebesar 1 kg, kecepatan
masing-masing bola setelah tumbukan adalah ….m/s
a. v’1 = 10 m/s & v’2 = 20 m/s b. v’1 = 20 m/s & v’2 = 10 m/s
c. v’1 = v’2 = 10 m/s d. v’1 = v’2 = 20 m/s e. v’1 = v’2 = 0 m/s
18. Sebuah bola jatuh dari ketinggian 1 m. Jika bola memantul kembali dengan
ketinggian 0,8 meter, hitunglah tinggi pantulan berikutnya!

a. 0,16 m b. 0,25 m c. 0,36 m d. 0,49 m e. 0,64 m


18. Seseorang memikul beban dengan tongkat homogeny AB yang panjangnya 2 m.
Beban di ujung A adalah 300 N dan beban di ujung B adalah 100 N. Agar
tongkat pemikul tersebut posisinya horizontal, bahu orang tersebut harus
diletakan dengan jarak … m dari A
a. 0,5 b. 0,75 c. 1,0 d. 1,5 e. 1,75
19. Sebuah besaran yang menyatakan besarnya gaya yang bekerja pada sebuah
benda sehingga mengakibatkan benda tersebut berotasi disebut :
a. torsi b. impuls c. momentum d. anguler e. daya
20. Posisi sebuah benda memenhi persamaan r⃗ =t i+^ ^j. Vektor kecepatan saat t
= 2 s. adalah …..
a. (2i+j) m/s b. ( 2i ) m/s c. i m/s d. j m/s e. 2 m/s
21. Tiga roda berhubungan tampak pada gambar. Jari-jari roda berturut-turut r 1 , r 2 ,
dan r 3 adalah 6 cm, 2 cm, dan 3 cm. jika roda ketiga diputar dengan kecepatan
50 m/s, kecepatan roda pertama tersebut adalah ….

138
a. 20 m/s b. 40 m/ s c. 80 m/s d. 100 m/ s e. 150m/s

22. Gambar berikut adalah sebuah batang yang ditarik dengan gaya 50 N. Tentukan
momen gaya (torsi) terhadapa titik O.
F = 50
N

A 10 O
a. 250 √ 2 Nm b. 150 √ 2mNm c. 150 Nm d. 100 Nm e. 250Nm
23. Hitunglah momen inersia benda homogen berikut ini

l
Batang silinder poros melalui pusat, jika l = 5 cm dan massa silinder 6 kg
a. ¿ 1× 10−3 kg m2b. ¿ 1,2× 10−3 kg m2 c. ¿ 12,5 ×10−3 kg m2 d.
2 2
¿ 1,25 ×10 kg m e. ¿ 1,5 ×10 kg m
−3 −3

24. Seorang penari balet berputar dengan tangan terentang sepanjang 4 m dan
kecepatan sudut 10 rad/s. Lalu penari melipat tangannya menjadi 2 m sepanjang
siku.Kecepatan sudut akhir penari tersebut adalah ….
a. 20 rad /s b. 40 rad /s c. 60 rad / s d.80 rad / s e. 90 rad / s
25. Tentukan letak titik berat bangun berikut terhadap alasnya! 

a. 60 cm b. 70 cm c. 80 cm d. 90 cm e. 100 cm
26. Kemampuan suatu benda untuk kembali ke bentuk awalnya segera setelah gaya
luar yang diberikan kepada benda itu dihilangkan disebut…….
a. plastisitas b. impuls c. elastisitas d. gaya e. daya
27. “Jika gaya tarik tidak melampaui batas elastis bahan, pertambahan panjang
pegas berbanding lurus atau sebanding dengan gaya tariknya”. Pernyataan ini
dikenal dengan hukum :
a. Newton II b. Pascal c. Archimides d. Bernouli e. Hooke
-6 2
28. Suatu kawat yang memiliki luas penampang 2 x 10 m dan panjang 6 m
digantung vertikal dengan ujung bebasnya kawat memanjang sebesar 4 mm,
(g=10 m/s2)diberi beban 50 kg. Besar tegangan kawat adalah …N/m2
a. 0,5 x108 b. 0,75 x108 c. 1,5 x108 d. 2,5 x108 e. 2,75x108
29. Dari soal no 28 besar rengangan kawat adalah ……
a. 6,7 x10-4 b. 7,6 x10-4 c. 1,5 x10-4 d. 2,5 x10-4 e. 2,7x10-4
30. Dari soal no 28 besar Modulus elastis kawat sebesar …… N / m2
a. 6,7 x10-4 b. 0,75 x1011 c. 3,75 x1011 d. 2,5 x108 e. 2,75x108

139
31. Sebuah pegas bila ditarik dengan gaya 10 N, panjangnya bertanbah 2 cm.
pertambahan panjang pegas jika ditarik dengan gaya 20 N adalah ….
a. 2 cm b. 4 cm c. 5 cm d. 6 cm e. 7 cm
32. Andi mempunyai tiga buah pegas dengan konstanta k1=100N/m, k2=100 N/m
disusun parallel dan disusun seri dengan k3=300 N/m. Berapakah konstanta
gabungan ketiga pegas tersebut !
a. 500 N/m b. 400 N/m c. 300 N/m d. 200 N/m e. 120 N/m
33. Sebuah pegas ditarik dengan gaya 50 N dan bertambah panjang hingga 5 cm.
Besar energi potensial pegas tersebut adalah ….Joule
a. 0,5 b. 1,25 c. 1,5 d. 1,75 e. 2,5
34. “Suatu benda yag dicelupkan sebagian atau seluruhnya ke dalam suatu fluida
maka benda tersebu akan mendapat gaya apung ke atas sebesar berat fluida
yang dipindahkan oleh benda tersebut.” Pernyataan ini dikenal dengan Hukum
……
a. Newton II b. Pascal c. Archimides d. Bernouli e. Hooke
35. Sebuah bejana dengan tinggi 5 cm diisi air hingga penuh. Jika massa jenis
air 103 kg/m3 dan tekanan udara luar (tekanan atmosfer) 20×102 Pa, Besar
tekanan hidrostatis total yang dialami dasar bejana (g = 10 m/s2). Adalah
…. N/m2
a. 25 × 102 b. 1,25 × 102 c. 1,5× 102 d. 1,75× 102 e.2,5× 102
36. Jari-jari penampang kecil dongkrak hidrolik adalah 50 cm dan jari-jari
penampang besar adalah 200 cm. Berapa gaya yang diberikan pada penampang
kecil untuk mengangkat sebuah mobil bermassa 2000 kg ?
a. 50,0 N b. 40,0 N c. 30,0 N d. 20,0 N e. 12,50 N
37. Gejala fisis berupa naik/turunnya zat cair dalam media /saluran dengan ukuran
diameter kecil desebut :
a. kohesi b. adesi c. kapilaritas d. asas bernouli e. viskositas
2
38. Sebuah pipa dengan luas penampang 616 cm dipasang keran dengan jari-
jari 3,5 cm di salah satu ujungnya. Jika kecepatan zat cair di pipa adalah
0,5 m/s, maka dalam waktu 5 menit . Besar volume zat cair yang keluar
dari keran adalah ….
a. 3,24 m3 b. 5,24 m3 c. 7,24 m3 d. 9,24 m3 e. 11,24 m3
39 Pada gambar berikut, air mengalir melewati pipa venturimeter. Jika luas
penampang A1 dan A2 masing-masing 5 cm2 dan 4 cm2, dan g = 10 m/s2, maka
besar kecepatan (v) air yang memasuki pipa venturimeter adalah

a. 2 m/s b. 4 m/s c. 6 m/s d. 8 m/s e. 10 m/s


40. Gaya angkat yang terjadi pada sebuah pesawat diketahui sebesar 1100 kN.
Pesawat tersebut memiliki luas penampang sayap sebesar 80 m2. Jika
kecepatan aliran udara di bawah sayap adalah 250 m/s dan massa jenis udara

140
luar adalah 1,0 kg/m3 , maka besar kecepatan aliran udara di bagian atas sayap
pesawat yang harus dikondisikan oleh pilot sebesar …..
a. 300 m/s b. 400 m/s c. 500 m/s d. 200 m/s e. 120 m/s

KUNCI

1, D 11. B 21. E 31. B


2. B 12. C 22. A 32. E
3. C 13. E 23. D 33. B
4. A 14. B 24. B 34. C
5. D 15. C 25 B 35. A
6. D 16. D 26. C 36. E
7. B 17. A 27. E 37. C
8. B 18. B 28. D 38. D
9. D 19. A 29. A 39. B
10. A 20. C 30 C 40. A

k.Umpan Balik dan Tindak Lanjut


Setelah anda menyelesaikan soal pada modul ini, Anda dapat memperkirakan tingkat
keberhasilan Anda dengan melihat kunci jawaban yang terdapat pada modul ini. Jika
Anda memperkirakan bahwa pencapaian Anda sudah melebihi 80%, silahkan Anda
terus mempelajari Kegiatan Pembelajaran pada modul berikutnya (Modul
pembelajaran fisika kelas X semester II), namun jika Anda menganggap pencapaian
Anda masih kurang dari 80%, sebaiknya Anda mengulangi kembali mempelajaran
kegiatan pembelalajaran pada modul ini, terutama bagian pembelajaran yang belum
Anda kuasai. Kemudian gunakan rumus di bawah ini untuk mengetahui tingkat
penguasaan Anda.

141
Rumus :
Jumlah jawaban Anda yang benar
Tingkat penguasaan = x 100%
Jumlah butir soal

Arti tingkat penguasaan yang Anda capai :


90% - 100% = baik sekali
80% - 89% = baik
70% - 79% = cukup
- 69% = kurang

BAB IV
PENUTUP

Setelah menyelesaikan modul ini, anda berhak untuk mengikuti ulangan


semester I untuk menguji kompetensi yang telah anda pelajari. Apabila anda
dinyatakan memenuhi syarat kelulusan dari hasil evaluasi dalam modul ini, maka
anda berhak untuk melanjutkan ke tingkatan berikutnya (semester II).

142
Mintalah pada guru untuk uji kompetensi dengan sistem penilaian yang
dilakukan langsung oleh pihak yang berkompeten apabila anda telah menyelesaikan
seluruh evaluasi dari setiap modul, maka hasil yang berupa nilai dari guru atau
berupa portofolio dapat dijadikan bahan verifikasi oleh pihak sekolah. Kemudian
selanjutnya hasil tersebut dapat dijadikan sebagai penentu standar pemenuhan
kompetensi.

DAFTAR PUSTAKA

Depdiknas. 2012. Buku Pedoman Pengelolaan Pengembangan Keprofesian


Berkelanjutan. Jakarta: Depdiknas.

143
Depdiknas. 2012. Buku Pedoman Pengelolaan Pengembangan Keprofesian
Berkelanjutan (PKB( dan Angka Kreditnya. Jakarta: Depdiknas.

Depdiknas. 2012. Buku Pedoman Penilaian Kegiatan Pengembangan Keprofesian


Berkelanjutan. Jakarta: Depdiknas.

Depdiknas. 2012. Buku Pedoman Penilaian Kinerja Guru. Jakarta: Depdiknas.

Peraturan Menteri Negara Pendayagunaan Aparatur Negara dan Reformasi Birokrasi


Nomor 16 Tahun 2009 tentang Jabatan Fungsional Guru dan Angka
Kreditnya

Peraturan Bersama Menteri Pendidikan Nasional dan Kepala Badan Kepegawaian


Negara Nomor 03/V/PB/2010 dan Nomor 14 Tahun 2010 tentang Petunjuk
Pelaksanaan Jabatan Fungsional Guru dan Angka Kreditnya.

Peraturan Menteri Pendidikan Nasional Nomor 35 Tahun 2010 tentang Petunjuk


Teknis Pelaksanaan Jabatan Fungsional Guru dan Angka Kreditnya.
Pristiadi Utomo, 2014. Fisika Bidang Keahlian Kesehatan untuk SMK/Mak kelas
X. Kurikulum 2013, Jakarta Erlangga

Pristiadi Utomo, 2018. Fisika C1 Bidang Keahlian Kesehatan dan Pekerjaan


Sosial untuk SMK / MAK Kelas X Kurikulum 2013 KI-KD 2017,
Semarang. Erlangga.

Nita Pujiastuti, 2009. Buku Panduan Pendidik Fisika untuk SMK/MAK ,Jakarta.
Pratama Pustaka

Sudirman. 2010, Fisika Kelompok Teknologi dan Kesehatan untuk SMK dan
MAK, KTSP 2006, Jakarta. Erlangga

GLOSSARYUM

ISTILAH KETERANGAN
Besaran Sesuatu yang memiliki kuantitas / nilai dan satuan

Besaran Pokok Besaran yang satuannya ditetapkan lebih dulu atau besaran yang
satuannya didefinisikan sendiri berdasarkan hasil konferensi

144
internasional mengenai berat dan ukurannya

Satuan Satuan adalah pembanding dalam pengukuran suatu besaran.

Dimensi Dimensi adalah simbul dari suatu besaran sedangkan analisis


dimensi adalah cara yang sering diterapkan untuk memahami
keadaan fisis yang melibatkan fisis yang berbeda beda.

Besaran Skalar Besaran scalar adalah besaran yang hanya memiliki nilai atau
besar dan tidak memiliki arah.

Besaran Vektor Besaran Vektoe adalah besaran yang memiliki nilai dan arah.

Gerak Suatu benda dikatakan bergerak jika benda tersebut berubah


kedudukannya setiap saat terhadap titik acuan (titik asalnya).

Gerak Lurus Beraturan GLB adalah adalah gerak benda pada lintasan yang lurus dengan
kecepatan tetap

Gerak Lurus Berubah GLBB adalah gerak benda pada lintasan yang lurus dengan
Beraturan kecepatan berubah secara beraturan (Percepatannya tetap)

Kecepatan Kecepatan adalah besaran fisika yang menunjukan besarnya


perubahan posisi suatu benda per satuan waktu

Hukum Newton Adalah salah satu hokum dalam Fisika yang mendiskripsikan
gerak

Gaya Gaya adalah suatu tarikan atau dorongan yang dapat


menimbulkan perubahan gerak, secata matematis gaya dapat
dirumuskan F = m.a

Gaya Normal Gaya Normal adalah gaya yang selalu tegak lurus terhadap
bidang sentuh

Gaya Gesek Gaya Gesek merupakan gaya sentuh, artinya gaya ini muncul
jika permukaan dua benda bersentuhan secara fisik, dimana gaya
gesek sejajar dengan arah gerak benda dan berlawanan arah
dengan arah gerak benda.

Dinamika Adalah cabang mekanika yang mempelajari gerakan benda


akibat gaya yang bekerja

Usaha Usaha dideskripsikan sebagai apa yang dihasilkan oleh gaya


ketika bekerja pada benda sehingga benda bergerak pada jarak
tertentu Usaha dirumuska W = F.s

Energi Suatu ukuran kesanggupan benda tersebut untuk melakukan


usaha. Energi tidak dapat diciptakan dan tidak dapat
dimusnahkan tetapi energi dapat diubah dari satu bentuk energi
ke bentuk energi yang lain

Energi potensial Adalah Energi pada suatu benda karena letak benda tersebut di
medan gaya

145
Energi kinetik Energi yang disebabkan oleh gerak suatu benda

Energi mekanik Jumlah energy kinetic dan energy potensial suatu benda

Daya Daya adalah besaran yang menyatakan usaha yang dilakukan


per satuan waktu ( P = W/t)

Impuls Impuls didefinisikan sebagai gaya yang diperlukan umtuk


membuat benda tersebut bergerak dalam selang waktu tertentu,
dan di rumuskan I = F . t

Momentum Momentum dapat didefinisikan sebagai kesukaran untuk


memberhentikan suatu benda yang telah bergerak. Momentum
adalah besaran vektor yang searah dengan kecepatan benda.
Momentum diperoleh dari hasil kali antara massa benda dengan
kecepatan.
Implus sama dengan perubahan momentum
I = F . t = mV2 - m V1

Tumbukan Tumbukan yang paling sederhana adalah tumbukan sentral.


Tumbukan sentral adalah tumbukan yang terjadi bila titik pusat
benda yang satu menuju ke titik pusat benda yang lain
Lenting Sifat bahan yang yang kembali ke bentuk semula, jika
merenggang atau jika sudah tidak ada gaya yang begerja
padanya
Koefisien Bagian suku yang berupa bilangan atau konstanta, biasanya
dituliskan sebelum lambing perubah
Koefisien Restitusi Ukuran elastisitas benda yang bertumbukan diberi lambing e

Gerak Rotasi Gerak rotasi adalah gerak perputaran benda pada porosnya.
Gerak rotasi terjadi ketika ada gaya yang bekerja pada titik yang
mempunyai jarak tertentu dari pusat massa.

Gerak Translasi Gerak translasi adalah gerak berpindah tempat dari suatu titik ke
titik lainnya. Gerak translasi terjadi ketika ada gaya yang
bekerja dan mengenai pusat benda. Akan tetapi jika pada sistem
benda bekerja beberapa gaya, setiap benda akan bergeser searah
dengan percepatannya.

Keseimbangan statis Jika mula mula benda diam dan resultan gaya pada benda sama
dengan nol

Kecepatan anguler/sudut Besaran vector yang menyatakan frekuensi sudut dan sumbu
putarsuatu benda

Torsi Ukuran kecenderungan sebuah gaya untuk memutar suatu


benda tegar terhadap suatu titik poros tertentu

Elastisitas Sifat elastis atau elastisitas adalah kemampuan suatu benda


untuk kembali ke bentuk awalnya segera setelah gaya luar yang
diberikan kepada benda itu ditiadakan (dibebaskan).
Deformasi Perubahan bentuk suatu benda padat

146
Kekuatan luluh Besarnya tegangan yang dibutuhkan untuk berdeformasi

Modulus elastisitas Modulus elastisitas adalah perbandingan antara regangan


denga tegangan yang diberikan pada suatu benda. Modulus
elastisitas menyatakan kekuatan atau ketahanan bahan
dalam menerima deformasi elastis
Plastis Sifat zat padat yang menyebabkan zat padat tersebut
berubah secara permanen dalam ukuran dan bentuk akibat
tegangan yang diberika
Regangan Regangan adalah perubahan bentuk yang terjadi pada
panjang benda l0 jika ada gayayang bekerja. Dan
didefinisikan sebagai perbandingan antara pertambahan
panajng dan panjang mula-mula, sehingga dirumuskan:
∆L
e=
L0
Tegangan (Stress) Tegangan menunjukkan kekuatan gaya yang
menyebabnkan perubahan bentuk benda dan Tegangan
didefinisikan sebagai perbandingan gaya tarik terhadap
luas penampang.
F
Σ=
A
Regangan geser Gaya yang berlawanan arah terhadap suatu bidnag geser,
besar beban maksimum dibagi luas penampang
Hukum Hooke Hukum Hooke merupakan hukum atau ketentuan
mengenai gaya dalam bidang ilmu fisika yang terjadi
karena sifat elastisitas dari sebuah pegas. Hukum Hooke
menyatakan bahwa: “Jika gaya tarik tidak melampaui batas
elastis bahan, maka pertambahan panjang pegas
berbanding lurus atau sebanding dengan gaya tariknya.”
Fluida Fluida merupakan zat yang tidak mempunyai bentuk permanen
dengan volume yang sama, melainkan mengambil bentuk
tempat sesuai yang ditempatinya serta memiliki kemampuan
untuk mengalir. Dua zat yang umumnya disebut fluida adalah
zat cair dan gas

Fluida Statis Fluida statis adalah fluida yang tidak mengalami


perpindahan pada bagian-bagiannya.
Fluida Dinamis Fluida dinamis adalah fluida yang mengalir atau bergerak
terhadap sekitarnya
Hidrostatis Zat cair yang berada dalam keadaan diam
Tekanan Hidrostatis Tekanan hidrostatis merupakan tekanan yang disebabkan
oleh berat zat cair dalam suatu kedalaman tertentu (
P=P 0+ ρgh¿

Hidrometer Alat yang digunakan untuk mengukur massa jenis cairan

147
Hukum Archimedes Hukum Archimedes berbunyi, “suatu benda yag
dicelupkan sebagian atau seluruhnya ke dalam suatu fluida
maka benda tersebu akan mendapat gaya apung ke atas
sebesar berat fluida yang dipindahkan oleh benda
tersebut.” ( Fa=wf =ρf V bf g)

Hukum Pascal Hukum Pascal berbunyi, “tekanan yang diberikan pada


fluida dalam suatu tempat akan diteruskan sama besar ke
segala arah.
Azas Bernoulli Hukum Bernoulli menyatakan bahwa jumlah tekanan,
nergy nergy per satuan volume, dan nergy potensial
per satuan volume memiliki nilai yang sama pada setiap
1 2
titik sepanjang suatu garis P+ ρ v + ρgh=konstan
2
Tegangan permukaan Kecenderungan permukaan zat cair untuk menegang
sehingga permukaannya seperti ditutupi oleh suatu lapisan
yang elastis
Debit Besaran yang menyatakan volume fluida yang mengalir
melalui suatu penampang per satuan waktu tertentu
Gaya Angkat Pesawat Gaya angkat pesawat merupakan penerapan dari azas
bernaulli yang besarnya :
1
F 1−F2= ( p 1− p2 ) A atau F 1−F 2= ρ( v 22−v12 ) A
2
Viskositas (kekentalan) Ukuran hambatan aliran yang ditimbulkan fluida tersebut
mengalami tegangan geser

148

Anda mungkin juga menyukai