Anda di halaman 1dari 6

ROLE PLAY

PERILAKU KEKERASAN

MODERATOR : Diah Nur Syahputri


PASIEN : Fandi Lasri
PERAWAT : Dian Ernawati

Pasien F dibawa ke Rumah Sakit Jiwa STIKES AL ISLAM YOGYAKARTA oleh


keluarga dikarenakan pasien sering melukai diri sendiri bahkan orang lain. Keluarga pasien
mengatakan sangat khawatir dengan perilaku pasien yang suka menarik diri serta tingkah
laku yang mengalami perubahan seperti mata melotot, pandangan tajam, tangan mengepal,
rahang mengatup, mengamuk, ingin berkelahi, berbicara dengan nada keras, kasar, ketus,
serta postur tubuh kaku. Sehingga pasien dibawa ke Rumah Sakit Jiwa.

SP -1
Perawat membina hubungan saling percaya, mengidentifikasi penyebab perasaan marah,
tanda dan gejala yang dirasakan, perilaku kekerasan yang dilakukan, serta akibatnya.

Tahap Orientasi

Perawat : “Selamat pagi Pak, perkenalkan nama saya Dian bisa panggil saya Dian, saya
perawat yang dinas di Rumah Sakit ini. Boleh saya berkenalan pak? Nama bapak siapa?
Senangnya dipanggil siapa?”
Pasien : "herman, Panggil saja pak herman !"
Perawat : “Bagaimana perasaan bapak saat ini? Masih ada perasaan kesal atau marah?”
Pasien : "Masih"
Perawat : “Baik. Bagaimana kalau sekarang kita berbincang-bincang tentang perasaan marah
bapak. Dimana enaknya kita duduk untuk berbincang-bincang, Pak? Bagaimana kalau di
ruang tamu?”
Pasien : "Iya. Gak mau. Disini saja !!
Perawat : “oiya baik pak. Berapa lama bapak mau kita berbincang-bincang?” Bagaimana
kalau 20 menit?”
( Pasien hanya mengangguk )

Tahap Kerja

Perawat : “kalau boleh saya tau apa yang mebabkan bapak marah? Apakah sebelumnya
bapak pernah marah ? Pebabnya apa?''
Pasien : " Pernah waktu saya pulang ke rumah, istri saya belum mediakan makanan."
Perawat : " Samakah dengan yang sekarang?"
Pasien : "Tidak, istri saya tidak pecus merawat rumah.''
Perawat : "O...iya, jadi ada 2 pebab marah bapak.”

1
Perawat : “Pada saat pebab marah itu ada, seperti Bapak pulang ke rumah dan istri belum
mediakan makanan, apa yang Bapak rasakan?” (tunggu respon pasien).
Pasien hanya diam saja.
Perawat : “Apakah Bapak merasakan kesal kemudian dada Bapak berdebar-debar, mata
melotot, rahang terkatup rapat, dan tangan mengepal?”
Pasien : "Iya, memangnya kenapa ?"
Perawat : “O....Begitu. Setelah itu apa yang bapak lakukan?
Pasien : ya saya pukul saja istri saya, piring- piring di rak saya banting didepannya. Biar tau
rasa dia. Jadi istri ko gak tau pekerjaannya!!
Perawat : , O...iya, jadi bapak memukul istri bapak dan memecahkan piring, apakah dengan
cara ini makanan terhidang?"
Pasien : "ya.. saya tidak tahu kan saya marah!, tanya saja sama istri saya!."
Perawat : "Begini Bapak hal itu lebih baik ditinggalkan, jika bapak memukul istri bapak dan
memecahkan piring, coba bapak pikirkan kerugian apa yang bapak alami ?
Pasien : "Istri saya jadi sakit dan takut pada saya."
Perawat : "Betul, istri bapak jadi sakit dan takut karena bapak memecahkan piring-piring.
Merurut Bapak adakah cara lain yang lebih baik?
Pasien : gak tau !
Perawat : Maukah Bapak belajar cara mengungkapkan kemarahan dengan baik tanpa
menimbulkan kerugian?”
Pasien hanya diam
Perawat : “Ada beberapa cara untuk mengontrol kemarahan, Pak. Salah satunya adalah
dengan cara fisik. Jadi melalui kegiatan fisik disalurkan rasa marah. Bagaimana kalau kita
belajar satu cara dulu?”
Pasien : "Iya"
Perawat : “Begini Pak, kalau tanda-tanda marah tadi sudah Bapak rasakan maka Bapak
berdiri, lalu tarik napas dari hidung, tahan sebentar, lalu keluarkan/tiup perlahan-lahan
melalui mulut seperti mengeluarkan kemarahan.
Mari pak kita coba bersama-sama . Ayo coba lagi, tarik dari hidung, bagus..., tahan, dan tiup
melalui mulut. Nah, lakukan 5 kali. Bagus sekali, Bapak sudah dapat melakukannya.
Perawat : "Sebaiknya latihan ini Bapak lakukan secara rutin, sehingga bila sewaktu-waktu
rasa marah itu muncul Bapak terbiasa melakukannya. Bagaimana perasaannya pak ?”
Pasien : "Lumayan baik"
Perawat : Baiklah pak, sekarang kita masukkan cara mengontrol kemarahan yang pertama
yaitu dengan cara kegiatan fisik (tarik nafas dalam ) kedalam buku harian Bapak mari saya 
bantu.
Tahap Terminasi
Perawat : “ Nah...Bagaimana perasaan Bapak setelah berbincang-bincang tentang kemarahan
Bapak?”
Pasien : "Biasa saja. Tapi ya sedikit lega si "
Perawat :“Ya, jadi ada 2 penyebab Bapak marah?
Pasien :''ya istri saya tidak masak saat saya sudah pulang dan tidak becus untuk
membersihkan rumah?''

2
Perawat: '' Bapak bisa sebutkan cara mengontrol kemarahannya ?
Pasien: ''Baik, dengan cara mengembuskan nafas dalam dari hidung.”
Perawat : baik pak, bagus sekali.
Perawat: ''Sekarang kita buat jadwal latihannya ya Pak, berapa kali sehari Bapak mau latihan
napas dalam?
Pasien: ''Iya, Kalau saya lagi marah saja.''
Perawat : “Baiklah, bagaimana kalau besok kita akan melakukan evaluasi latihan nafas dalam
dan kegiatan yang kedua, yaitu mencegah/mengontrol marah bapak dengan memukul kasur
dan bantal. Bagaimana bapak setuju ? Bagaimana kalau di kamar bapak saja, bapak setuju?”
Pasien : " Iya terserah"
Perawat : “Baik, besok kita latihan cara lain untuk mencegah/mengontrol marah? Selamat
pagi!”
Pasien hanya diam .

SP-2 Perilaku kekerasan


(mempraktekkan cara fisik 2 )
Perawat mengevaluasi latihan napas dalam, dan melatih pasien memukul kasur dan bantal
untuk mengontrol marah dan musun jadwal kegiatan harian cara kedua
Tahap Orientasi
Perawat : “Selamat pagi, Pak. Saya Perawat Diah untuk melakukan kegiatan yang kedua
sesuai jadwal." “Bagaimana perasaan Bapak saat ini, adakah hal yang mebabkan Bapak
marah?. Apakah latihan napas dalamnya sudah dilakukan?"
Pasien : "Iya sudah."
Perawat : "Coba saya lihat jadwal kegiatannya. Bagus sekali, Bapak telah melakukan dengan
baik.”
Perawat : “Baik, sekarang kita akan belajar cara mengontrol perasaan marah dengan kegiatan
fisik untuk cara yang kedua.”
Perawat : “Dimana kita bicara?. Bagaimana kalau di kamar bapak ?"
Pasien : "Iya."
Perawat : " Baik mari kita ke kamar bapak, kamar bapak nomor berapa ?.
Pasien : "Nomor 4. Iya"
Perawat : Mau berapa lama? Bagaimana kalau 20 menit?”
Pasien Mengangguk
Tahap Kerja

Pasien dan Perawat pergi ke kamar pasien.


Perawat : “Kalau ada yang menyebabkan Bapak marah dan muncul perasaan kesal, dada
berdebar-debar, mata melotot, selain napas dalam Bapak dapat melakukan pukul kasur dan
bantal. O...iya pertama coba bapak lakukan napas dalam.
Pasien langsung melakukan napas dalam.
Perawat : "Bagus sekali bapak sudah melakukannya. Sekarang mari kita latihan memukul
kasur dan bantal. Jadi kalau nanti Bapak kesal dan ingin marah, langsung ke kamar dan

3
lampiaskan kemarahan tersebut dengan memukul kasur dan bantal. Nah, coba Bapak lakukan,
pukul kasur dan bantal.
Pasien melakukan pukul kasur dan bantal.
Perawat : "Ya, bagus sekali Bapak melakukannya.”
Baiklah pak, sekarang kita masukkan cara mengontrol kemarahan yang kedua
yaitu dengan cara kegiatan fisik 2 (memukul bantal dan guling ) kedalam buku harian Bapak
Mari saya bantu.

Tahap Terminasi
Perawat : “ Nah...Bagaimana perasaan Bapak setelah kita berbincang-bincang Bapak?”
Pasien :” baik . “
Perawat : “ jadi, sekarang kita punya dua cara untuk mengontrol marah, apa saja pak? Coba
bapak sebutkan .
(pasien menyebutkan cara” mengontrol marah )
Pasien : yang nomer satu dengan tarik nafas dalam , kedua memukul bantal dan guling.
Perawat : “ Bagus sekali, bapak dapat menyebutkan semuanya .
Jika dengan tarik nafas dalam bapak belum merasa terkontrol marahnya bapak bisa
melakukan cara mukul bantal dan guling ya pak .
“.Sekarang kita buat jadwal latihannya ya Pak, berapa kali sehari Bapak mau latihan
memukul bantal dan guling ?
Bagaimana kalau 3 kali sehari ?, pagi hari setelah bangun tidur, setelah makan siang dan
malam sebelum tidur ?.
Pasien : iya oke.
Perawat : “Baiklah, bagaimana kalau besok kita bertemu lagi untuk evaluasi latihan nafas
dalam, memukul bantal dan guling serta melakukan kegiatan yang ketiga, yaitu
mencegah/mengontrol marah bapak dengan latihan cara verbal. Bagaimana bapak setuju ?
Bagaimana kalau di kamar bapak saja, bapak setuju?”
Pasien : " Iya terserah"
Perawat : “Baik, besok kita latihan cara lain untuk mencegah/mengontrol marah.Selamat
pagi!”
Pasien :” Iya pagi “

SP -3 Perilaku Kekerasan
( latihan cara Verbal )
Perawat mengevaluasi jadwal harian untuk mengontrol perilaku kekerasan secara fisik ke-1
dan ke-2, melatih mengungkapkan rasa marah secara verbal : menolak dengan baik, meminta
dengan baik, mengungkapkan perasaan dengan baik, mengungkapkan marah secara verbal,
Buat jadwal dalam kegiatan sehari-hari.
Perawat : “Selamat pagi, Pak. Saya Perawat Fandi untuk melakukan kegiatan yang ketiga
sesuai jadwal."
Perawat : “Bagaimana, Pak, kemarin sudah dilakukan latihan tarik napas dalam dan pukul
kasur bantal, bagaimana kalau kita ulangi sekali lagi, apa bapak setuju ?
Pasien : "Iya setuju"

4
Pasien melakukan kegiatan tersebut.
Perawat : "Bapak melakukannya dengan baik sekali. Apa yang dirasakan setelah melakukan
latihan tadi?”
Pasien : "Saya merasa lebih baik."
Perawat : "Bagus, Coba saya lihat jadwal kegiatan hariannya. Bagus, Nah kalau tarik napas
dalamnya dilakukan sendiri tulis M, artinya mandiri; kalau setelah diingatkan perawat baru
dilakukan maka tulis B, artinya dibantu atau diingatkan. Kalau tidak dilakukan tulis T, artinya
belum dapat melakukan.”
Perawat : “Bagaimana kalau sekarang kita latihan cara bicara untuk mencegah marah ?
Pasien : "Iya"
Perawat : “Dimana enaknya kita berbincang-bincang? Bagaimana kalau diruang tamu?”
Pasien : "Iya, baiklah."
Perawat : “Berapa lama Bapak mau kita berbincang-bincang? Bagaimana kalau
20 menit?”
Pasien : "Iya"
Tahap Kerja

Perawat : “Sekarang kita latihan cara bicara yang baik untuk mencegah marah. Kalau marah
sudah disalurkan melalui tarik napas dalam atau pukul kasur dan bantal, dan sudah lega,
maka kita perlu bicara dengan orang yang membuat kita marah. Ada tiga caranya Pak, yaitu:
Meminta dengan baik tanpa marah dengan nada suara yang rendah serta tidak mengunakan
kata-kata kasar. Misalnya bapak meminta uang kepada istri bapak, coba bapak minta uang
dengan baik: Bu, saya perlu uang untuk membeli rokok. Nanti dapat dicoba disini untuk
meminta baju, minta obat dan lain-lain. Coba Bapak praktikan."
Pasien : "Bu, saya perlu uang untuk membeli rokok."
Perawat : "Bagus Pak. Nah...sekarang menolak dengan baik, jika ada yang menyuruh dan
Bapak tidak ingin melakukannya, katakan: Maaf saya tidak dapat melakukannya karena
sedang ada kerjaan. Coba bapak praktikan."
Pasien : " Maaf saya tidak dapat melakukannya karena sedang ada kerjaan."
Perawat : " Bagus Pak. Kemudian mengungkapkan perasaan kesal, jika ada perlakuan orang
lain yang membuat kesal, Bapak dapat mengatakan: saya jadi ingin marah karena perkataan
itu. Coba praktikan."
Pasien : " saya jadi ingin marah karena perkataan itu."
Perawat : “ Baik pak , sekarang kita masukkan latihan tadi kedalam jadwal sehari-hari bapak.

Tahap Terminasi

Perawat : “ Nah...Bagaimana perasaan Bapak setelah kita berbincang-bincang Bapak?”


Pasien :” baik . “
Perawat : “ jadi, sekarang kita punya berapa cara untuk mengontrol marah ? apa saja pak?
Bisa bapak sebutkan ?.
Pasien : “ sudah 3 . tarik nafas dalam, mukul bantal guling dan dengan cara verbal.
Perawat : “ Bisa bapak sebutkan cara bicara yang baik untuk mencegah marah ?

5
Pasien : “ meminta dengan baik, menolak dengan baik dan mengungkapkan perasaan kesal “
Perawat : “ bagus sekali pak.” Sekarang kita masukkan kedalam kegiatan sehari-hari ya pak ?
Bagaimana kalau setelah jam makan bersama dan sore hari ?
Pasien : baik sus .
Perawat : bagaimana kalau besok kita bertemu lagi untuk evalusi latihan dari satu sampai
yang ketiga pak? Apakah bapak setuju ? mau dimana tempatnya pak ?
Pasien : ya baik . di Taman saja .
Perawat : “ baik pak . selamat pagi .”
Pasien : “ Selamat Pagi “

-SELESAI-

Anda mungkin juga menyukai