Anda di halaman 1dari 39

LAPORAN TUGAS KHUSUS

EVALUASI KINERJA REAKTOR BERDASARKAN NERACA MASSA


DAN MENENTUKAN PARAMETER OPERASI YANG
MEMPENGARUHI PRODUK UREA YANG DIHASILKAN

PERIODE

3 JULI – 28 JULI 2017

Disusun oleh :

Eni Sumarsih (21030114120066)

Jayu Setyaningrum (21030114120060)

DEPARTEMEN TEKNIK KIMIA FAKULTAS TEKNIK

UNIVERSITAS DIPONEGORO

SEMARANG

2017
HALAMAN PENGESAHAN

Laporan Praktek Kerja

DEPARTEMEN TEKNIK KIMIA

FAKULTAS TEKNIK

UNIVERSITAS DIPONEGORO

Nama : Eni Sumarsih NIM. 21030114120066


Jayu Setyaningrum NIM. 21030114120060
Pabrik : PT. Pupuk Kujang Cikampek

Semarang, Agustus 2017


Menyetujui,
Dosen Pembimbing

Prof.Dr.rer.nat.Heru Susanto, ST, MT


NIP. 19750529 199802 1 001

ii
KATA PENGANTAR

Puji syukur dipanjatkan kepada Allah SWT yang telah memberikan rahmat
dan hidayah-Nya sehingga laporan praktek kerja di PT. Pupuk Kujang, Cikampek,
Jawa Barat dapat diselesaikan.

Penyusunan laporan praktek kerja ini ditujukan untuk memenuhi salah satu
persyaratan dalam menyelesaikan program sarjana (S-1) di Jurusan Teknik Kimia,
Fakultas Teknik, Universitas Diponegoro

Laporan praktek kerja ini telah dibantu oleh berbagai pihak dalam
penyelesaiannya. Oleh karena itu, perkenankan kata terima kasih diucapkan
kepada:

1. Bapak Prof. Dr. rer.nat. Heru Susanto, ST, MT selaku dosen pembimbing
Teknik Kimia Universitas Diponegoro
2. Bapak Ganjar Nugraha, Am.d selaku pembimbing lapangan di PT. Pupuk
Kujang, Cikampek, Jawa Barat.
3. Seluruh pihak yang telah memberikan dukungan baik secara langsung
maupun tidak langsung.

Disadari bahwa masih terdapat banyak kekurangan dalam laporan ini. Oleh
karena itu, diharapkan adanya kritik serta saran yang bersifat membangun untuk
menyempurnakan laporan praktek kerja ini. Semoga laporan praktek kerja ini dapat
memberikan manfaat bagi semua pihak.

iii
DAFTAR ISI

HALAMAN PENGESAHAN ................................................................................. ii


KATA PENGANTAR........................................................................................... iiii
DAFTAR ISI .......................................................................................................... iv
DAFTAR TABEL ................................................................................................... v
DAFTAR GAMBAR……………………………………………………………..vi
INTISARI .............................................................................................................. vii
BAB I PENDAHULUAN ....................................................................................... 1
1.1. Latar Belakang ............................................................................................. 1
1.2 Rumusan Masalah ........................................................................................ 2
1.3 Tujuan .......................................................................................................... 2
1.4 Manfaat ....................................................................................................... 2
BAB II TINJAUAN PUSTAKA ............................................................................ 3
2.1. Urea .............................................................................................................. 3
2.2. Sifat fisika dan kimia urea ............................................................................ 3
2.3. Sifat –sifat reaktan dan bahan pembantu...................................................... 4
2.4 Prinsip pembuatan urea…………………………………………………….4
2.5 Urea syntesa reaktor dan cara kerja………………………………………...5
2.6 Faktor-faktor yang mempengaruhi sintesa urea……………………………7
2.7 Neraca massa……………………………………………………………….7
BAB III METODOLOGI ....................................................................................... 9
3.1. Cara memperoleh data..........................................................................................9
3.2 Cara mengolah data........................................................................................9
3.3 Langkah perhitungan neraca massa………………………………………..10
3.4 Menentukan kesetimbangan dan konversi reaktor sintesa urea……………11
BAB IV HASIL DAN PEMBAHASAN ............................................................. 12
4.1. Hasil ........................................................................................................... 13
4.2. Pembahasan ................................................................................................ 15
BAB V PENUTUP ................................................................................................ 16
5.1. Kesimpulan................................................................................................. 22
5.2. Saran ........................................................................................................... 22
DAFTAR PUSTAKA ........................................................................................... 24
LAMPIRAN

iv
DAFTAR TABEL

Tabel 4.1.1 Komposisi bahan baku CO2 ............................................................... 14


Tabel 4.1.2 Komposisi bahan baku NH3 ............................................................... 14
Tabel 4.1.3 Komposisi NH2COONH4 recycle ...................................................... 15
Tabel 4.1.4 Komposisi Material Balance .............................................................. 15
Tabel 4.1.5 Komposisi umpan masuk reaktor ....................................................... 15
Tabel 4.1.6 Neraca massa urea pada syinthesis reaktor ........................................ 16
Tabel 4.2.1 Neraca massa aktual dan desain ......................................................... 17

v
DAFTAR GAMBAR

Gambar 4.1 Hubungan suhu vs rasio mol NH3/CO2 kondisi standar .................... 17
Gambar 4.2 Hubungan suhu vs rasio mol NH3/CO2 berbagai suhu ...................... 19
Gambar 4.3 Hubungan suhu vs rasio mol H2O/CO2 kondisi standar ................... 20
Gambar 4.4 Hubungan suhu vs rasio mol H2O/CO2 berbagai suhu ...................... 20

vi
INTISARI

Urea adalah suatu senyawa organik yang terdiri dari unsur karbon,
hidrogen, oksigen dan nitrogen dengan rumus CON2H4 atau (NH2)2CO. Urea juga
dikenal dengan nama carbamide yang terutama digunakan di kawasan Eropa.
Senyawa ini adalah senyawa organik sintesis pertama yang berhasil dibuat dari
senyawa anorganik.
Unit Sintesa merupakan tempat berlangsungnya reaksi antara ammonia cair
dengan gas karbondioksida, yang relatif beroperasi pada suhu 1950C dan tekanan
200kg/cm2.Reaksi yang terjadi terdiri dari dua tahap, yaitu tahap
pembentukankarbamat dan tahap dehidrasi karbamat menjadi urea.
Faktor- faktor yang memepengaruhi sintesa urea adalah temperatur, tekanan,
perbandingan NH3 dan CO2, jumlah air, dan waktu tinggal. Reaksi pembentukan
urea terjadi di dalam reaktor. Reaktor merupakan media vital dalam proses
pembuatan urea. Sehingga perlu dilakukan evaluasi kinerja reaktor dengan cara
membandingkan neraca massa berdasarkan data desain dan aktual.
Berdasarkan hasil perhitungan neraca massa secara aktual dan desain, dapat
dianalisa bahwa data aktual lebih besar dari data aktual hal ini dikarenakan terjadi
kenaikan massa produk yang dihasilkan. Ada banyak hal yang dapat membuat
terjadinya kenaikan massa masuk, salah satunya adalah kenaikan rate CO2 dan
kenaikan rate Ammonia dari Ammonia plant. Sehingga dapat disimpulkan bahwa
kinerja pada reaktor unit Urea di PT. Pupuk Kujang masih bagus dan alat tersebut
masih layak untuk dipakai. Selain itu, parameter yang menentukann operasi di
reaktor adalah suhu, perbandingan mol NH3/CO2 dan perbandingan mol H2O/CO2.
Semakin tinggi suhu dan semakin tinggi perbandingan mol NH3/CO2 maka persen
urea yang dihasilkan juga semakin tinggi hal ini dikarenakan adanya kelebihan
amonia yang terkonversi menjadi urea. Dan semakin tinggi suhu dan semakin tinggi
perbandingan mol H2O/CO2 maka persen urea yang dihasilkan semakin rendah hal
ini dikarenakan adanya kandungan air dalam reaksi yang menyebabkan reaksi
bergeser kearah kiri atau reaktan sehingga urea yang dihasilkan rendah.
Adapun saran kami mengenai evaluasi kinerja dan parameter operasi di
reaktor antara lain diperlukan pengaturan umpan yang masuk dan pengawasan
kondisi operasi, pengendalian suhu, perbandingan mol NH3/CO2 dan perbandingan
mol H2O/CO2 sehingga produk urea yang dihasilkan di reaktor pada kondisi
optimum.

vii
BAB I
PENDAHULUAN

1.1 Latar Belakang Masalah


Reaksi pembentukan urea pada dasarnya dilakukan di dalam reaktor
bertekanan dan bertemperatur tinggi. Pada PT Pupuk Kujang reaksi tersebut
terjadi di dalam Urea Synthesis Reactor (DC-101). Reaktor sintesis urea
merupakan alat proses utama dan sangat penting karena di dalam reaktor ini
terjadi proses kimia pembentukan urea dari ammonia cair dan gas
karbondioksida. Konversi pembentukan urea ditentukan oleh kondisi operasi
reaktor yaitu suhu, tekanan, waktu reaksi dan komposisi umpan.
Reaktor pada PT Pupuk Kujang berbentuk bejana kosong yang
dijalankan pada temperatur 200°C dan tekanan 250 kg/cm2. Reaktor ini telah
beroperasi selama 23 tahun, melebihi life time yang diperkirakan, selain itu pada
tahun 2006 sempat terjadi kebocoran vessel pada reaktor. Oleh karena itu, perlu
adanya evaluasi terhadap reaktor yang dilakukan secara berkala untuk
mengetahui apakah kinerjanya masih bagus atau tidak. Karena alat pabrik pada
dasarnya akan mengalami penurunan kinerja walaupun sudah diperbaiki.
Dengan melakukan evaluasi terhadap alat proses khususnya reaktor,
diharapkan dapat mengoptimasi kemampuan dari reaktor. Pengoptimasian
reaktor akan menjadi sangat penting karena sangat berpengaruh terhadap biaya
dan kapasitas produksi. Dengan melakukan optimasi pada alat-alat proses
khususnya reaktor, maka biaya produksi dapat dikurangi. Evaluasi dilakukan
dengan perhitungan neraca massa dan menganalisis faktor-faktor yang
berpengaruh terhadap urea yang dihasilkan.
1.2 Rumusan Masalah
Dalam tugas khusus ini, permasalahan yang diambil adalah
mengevaluasi kinerja reaktor dengan cara membandingkan neraca massa
antara data desain dan data aktual serta menganalisis parameter operasi yang
mempengaruhi kinerja reaktor. Reaktor berfungsi sebagai tempat terjadinya
reaksi pembentukan urea. Oleh karena itu, perlu dilakukan evaluasi kinerja
reaktor.

1
1.3 Tujuan
1. Mengetahui neraca massa pada reaktor urea (DC-101) pada kondisi desain
dan aktual.
2. Menganalisis parameter operasi yang mempengaruhi kinerja reaktor
terhadap produk urea yang dihasilkan.
3. Menentukan masih layak atau tidak reaktor dalam unit sintesis urea.

1.4 Manfaat
1. Dapat mengetahui perbandingan neraca massa pada reaktor (DC-101)
secara desain dan aktual.
2. Dapat mengetahui parameter operasi yang mempengaruhi sintesis urea di
reaktor.
3. Dapat mengetahui masih layak atau tidak reaktor dalam unit sintesis urea.

BAB II

TINJAUAN PUSTAKA

2.1 Pupuk Urea

2
Urea adalah suatu senyawa organik yang terdiri dari unsur karbon, hidrogen,
oksigen dan nitrogen dengan rumus CON2H4 atau CO(NH2)2. Urea juga dikenal
dengan nama carbamide yang terutama digunakan di kawasan Eropa. Nama lain
yang juga sering dipakai adalah carbamide resin, isourea, carbonyl diamid
e dan carbonyldiamine. Senyawa ini adalah senyawa organik sintesis pertama
yang berhasil dibuat dari senyawa anorganik (Wikipedia, 2007).
Produk yang dihasilkan oleh PT Pupuk Kujang adalah jenis pupuk buatan,
yakni pupuk urea. Pupuk Urea adalah pupuk kimia yang mengandung nitrogen
yang berkadar tinggi. Unsur Nitrogen merupakan zat hara yang sangat
diperlukan tanaman. Pupuk Urea berbentuk butir – butir kristal berwarna putih
dengan rumus kimia CO(NH2)2, merupakan pupuk yang mudah larut dalam air
dan sifatnya higroskopis, karena itu sebaiknya disimpan di tempat kering dan
tertutup rapat. Pupuk urea mengandung unsur hara Nitrogen sebesar 46 %
dengan pengertian setiap 100 kg Urea mengandung 46 kg Nitrogen. Jika
diperhitungkan dari kelebihannya Urea mempunyai kandungan Nitrogen yang
tinggi dan harganya tidak terlalu mahal. Di dalam tanah dengan aktivitas bakteri
yang kuat, Urea akan cepat berubah menjadi Ammonia dalam waktu kurang dari
1 minggu. Tapi karena lahan yang digunakan bersifat basa atau asam dan
aktivitas bakteri lemah, maka proses penguraian urea memakan waktu yang
lama. (George T. Austin, 1990)
Unsur hara Nitrogen yang dikandung dalam pupuk urea sangat besar
kegunaannya bagi tanaman untuk pertumbuhan dan perkembangan antara lain:
o Membuat daun tanaman lebih hijau segar dan banyak mengandung butir
hijau daun (klorofil) yang mempunyai peranan sangat penting dalam proses
fotosintesa.
o Mempercepat pertumbuhan tanaman (tinggi, jumlah anakan, cabang).
o Menambah kandungan protein tanaman.
o Dapat dipakai untuk semua jenis tanaman baik tanaman pangan,
holtikultura, tanaman perkebunan, usaha peternakan, dan usaha perikanan.
 Spesifikasi Produk Urea
Spesifikasi produk pupuk urea pada PT. Pupuk Kujang adalah
sebagai berikut:

3
Kandungan Komponen Jumlah

Kadar Nitrogen 46,08% berat min

Kadar Air 0,3% berat maks

Kadar Biuret 0,5% berat maks

Kadar Besi 1 ppm maks (b/b)

Ammonia bebas 150 ppm maks (b/b)

Kadar Abu 15 ppm maks (b/b)

Bentuk Butiran (prill)

Ukuran Butir 6 – 18 US. Mesh 95% berat min

Ukuran butir lolos 25 US. Mesh 2% berat maks

Tabel 2.1. Spesifikasi Produk Pupuk Urea (Unit Urea 1A Engineering Data Book,
2010)

2.2 Karakteristik dan Spesifikasi Bahan Baku dan Produk


Karakteristik dan sifat bahan baku serta produk yang dihasilkan adalah sebagai
berikut :
- NH3 (Ammonia)
• Berat Molekul : 17,03
• Spesific Gravity : 0,817 (-790C)
• Titik lebur : -77,70C
• Titik didih : -33,40C
 Spesifikasi Ammonia cair yang diperbolehkan:

Kadar Ammonia Minimal 99,5% berat

Kadar Air Maksimal 0,5% berat

Minyak Maksimal 5 ppm (b/b)

Tekanan 16 Kg/cm2

4
Temperatur 25 – 30 oC

Tabel 2.2 Spesifikasi Ammonia Cair


(Sumber: Urea Unit 1A Engineering Data Book, 2010)

- CO2 (Karbon dioksida)


• Berat Molekul : 44,01 kg/kmol
• Spesific Gravity : 1,53
• Titik lebur : -56,6 (5,2 atm)
• Titik didih : -78,50C
• Kelarutan dalam 100 bagian :179,7 (00C air dingin) 90,1 (200C air
panas)
• Densitas : 0,770 g/cm3

Spesifikasi gas karbondioksida yang diperbolehkan:

Kadar CO2 (basis kering) Minimal 98,0% volume

Kadar Air Jenuh

Kadar Sulfur Maksimal 1,0 ppm (b/b)

Tekanan 0,6 Kg/cm2

Temperatur 38 oC

Tabel 2.3 Spesifikasi Gas Karbondioksida


Sumber: Unit Urea 1A Engineering Data Book, 2010

- CO(NH2)2 (Urea)

• Berat Molekul : 60,06


• Spesific Gravity : 1,335
• Titik Lebur : 132,7oC
• Kelarutan : 100 (17 oC dalam 100 % air)
20 (20 oC dalam 100 % alkohol)
• Panas pembakaran : -91,02.105 J/kg

- H2O (Air)

5
• Berat Molekul : 18,0153
• Densitas : 0,998
• Titik lebur :0C
• Titik didih : 100 C

2.3 Prinsip Pembuatan Urea


Sintesis urea dapat berlangsung dengan bantuan tekanan tinggi. Sintesis ini
dilaksanakan untuk pertama kalinya oleh BASF pada tahun 1941 dengan bahan
baku karbon dioksida (CO2) dan amoniak (NH3). Sintesis urea berlangsung
dalam dua bagian. Selama bagian reaksi pertama berlangsung, dari amoniak dan
karbon dioksida akan terbentuk amonium karbamat. Reaksi ini bersifat
eksoterm.

2NH3 (g) + CO2 (g) ↔NH2COONH4 (s) ΔH = -159,7 kJ

Pada bagian kedua, dari amonium karbamat terbentuk urea dan air.
Reaksi ini bersifat endoterm.

NH2COONH4 (s)↔ NH2CONH2 (aq) + H2O (l) ΔH = 41,43 kJ

Disamping kedua reaksi diatas, selama sintesis terjadi reaksi samping


dimana terbentuk biuret dari penguraian urea. Reaksi samping tersebut adalah:

2NH2CONH2 (l) ↔NH2CONHCONH2 (l) + NH3 (g)

Kedua bagian reaksi berlangsung dalam fase cair pada interval temperatur
mulai 170-190°C dan pada tekanan 130 sampai 200 bar. Reaksi keseluruhan
adalah eksoterm. Panas reaksi diambil dalam sistem dengan jalan pembuatan
uap air. Bagian reaksi kedua merupakan langkah yang menentukan kecepatan
reaksi dikarenakan reaksi ini berlangsung lebih lambat dari pada reaksi bagian
pertama.

2.4 Urea Synthesis Reaktor (DC-101) dan Cara Kerja

6
Gambar 2.1. Urea Synthesis Reaktor (DC-101)

Keterangan gambar :

1 : Solution Inlet (urea, NH3, CO2, H2O, Biuret) dari EA-401 (High
Pressure Absorber Cooler
2 : Gas CO2 dari GB-101 (CO2 Kompresor)
3 : Larutan NH3 dari EA-102 ( Ammonia Preheater II)
4 : Solution Outlet ( Urea, NH3, CO2, H2O, Biuret ) to DA-201 (High

Pressure Decomposer )

Tujuan : Tempat pembentukan urea

Prinsip Kerja : Mereaksikan NH3 dan CO2 dengan reaksi eksotermis membentuk

ammonia karbamat dan melalui reaksi endotermis akan terbentuk

urea

7
Cara Kerja :

Umpan berupa NH3, CO2 dan larutan karbamat recycle yang masuk
dari bagian bawah reaktor. Reaktor beroperasi pada tekanan 194 kg/ cm 2
dan temperature 2000C. Karena tekanan masuk tinggi dan adanya perbedaan
tekanan yang cukup besar antara tekanan masuk dengan tekanan menuju
HPD maka bahan mengalir ke atas melewati tray-tray yang berada didalam
reaktor. Umpan pertama kali melewati tray pertama kemudian terjadi
kontak umpan sehingga terjadi reaksi. Kemudian melewati tray kedua dan
terjadi kontak lagi yang menyempurnakan reaksi. Umpan kemudian
melewati tray ke -3 dan seterusnya sampai pada tray ke-11 sampai hasil
reaksi keluar melalui bagian atas reaktor menuju HPD. Tray berfungsi
sebagai alat yang memperluas kontak reaksi antara bahan masuk sehingga
terjadi reaksi dan terbentuk urea. Hasil dari reaksi juga komponen campuran
hasil reaksi mengalir ke atas melalui solution outlet menuju HPD.

2.5 Neraca Massa


Neraca massa atau panas suatu sistem proses dalam industri merupakan
perhitungan kuantitatif dari semua bahan-bahan yang masuk, yang keluar, yang
terakumulasi (tersimpan) dan yang terbuang dalam sistem itu. Perhitungan
neraca digunakan untuk mencari variabel proses yang belum diketahui,
berdasarkan data variabel proses yang telah ditentukan / diketahui. Oleh karena
itu, perlu disusun persaman yang menghubungkan data variabel proses yang
telah diketahui dengan variabel proses yang ingin dicari.
Massa yang masuk ke dalam suatu sistem harus keluar meninggalkan
sistem tersebut atau terakumulasi di dalam sistem. Konsekuensi logis
hukum kekekalan massa ini memberikan persamaan dasar neraca massa :

[massa masuk] = [massa keluar] + [akumulasi massa]

dengan [massa masuk] merupakan massa yang masuk ke dalam sistem,


[massa keluar] merupakan massa yang keluar dari sistem, dan [akumulasi
massa] merupakan akumulasi massa dalam sistem. Akumulasi massa dapat
bernilai negatif atau positif. Pada umumnya, neraca massa dibangun
dengan memperhitungkan total massa yang melalui suatu sistem. Pada

8
perhitungan teknik kimia, neraca massa juga dibangun dengan
memperhitungkan total massa komponen-komponen senyawa kimia yang
melalui sistem (contoh: air) atau total massa suatu elemen (contoh: karbon)
(Austin, 1996).

2.6 Faktor-Faktor yang Mempengaruhi Sintesis Urea


Ada beberapa faktor yang mempengaruhi reaksi pembuatan urea yaitu:
a. Temperatur
Reaksi sintesis urea berjalan pada temperatur optimal adalah 185 0C
dengan waktu pemanasan sekitar 30 menit. Jika temperatur turun akan
menyebabkan konversi amonium karbamat menjadi urea akan turun.
b. Tekanan
Untuk menghasilkan urea yang optimal, maka diperlukan tekanan
tinggi yaitu 250kg/cm2 karena konversi amonium karbamat menjadi urea
hanya berlangsung pada fasa cair sehingga tekanan harus dipertahankan pada
keadaan tinggi.
c. Perbandingan NH3 dan CO2
Industri urea di Indonesia pada umumnya mensintesis urea dengan
perbandingan NH3 dan CO2 adalah 2-2,5 mol. Hal ini dikarenakan
perbandingan mol dapat mempengaruhi suhu, tekanan operasi dan jumlah
ammonium karbamat yang terbentuk.
d. Jumlah air
Jumlah air dalam reaktor dapat berpengaruh terhadap reaksi yang
kedua yaitu penguraian amonium karbamat menjadi urea dan air. Jika terdapat
air dalam jumlah yang cukup banyak, maka akan memperkecil konversi
terbentuknya urea dari larutan karbamat.

BAB III

9
METODOLOGI

3.1 Cara Memperoleh Data


Data yang digunakan dalam perhitungan antara lain :
1. Data Primer
Yaitu data yang merupakan hasil pengamatan langsung dari sumbernya.
Data ini diambil dari bagian process engineering control room unit Urea
untuk data desain dan data aktual operasi pada tanggal 3 – 9 Juli 2017.
Data- data tersebut meliputi :
a. Laju alir
b. Material Balance PT Pupuk Kujang
c. Data komposisi kebutuhan bahan baku : ammonia dan karbon
dioksida
d. Bahan yang rescycle ke reaktor : ammonium karbamat
2. Data Sekunder
Yaitu data yang diperoleh secara tidak langsung dari sumbernya untuk
mendukung data primer dan berasal dari literature dan bahan kuliah
serta bahan lain yang berhubungan.
3.2 Cara Mengolah Data
Perhitungan Neraca Massa Reaktor (DA-101)
4 Output

REAKTOR
DC-101

1 3

Input

10
Untuk menghitung material balance pada reaktor digunakan
persamaan yang disusun berdasarkan hukum kekekalan massa yang
menyatakan bahwa massa masuk sistem = keluar sistem. Urutan langkah
penyelesaian adalah sebagai berikut:
Reaktor
a. Mencari data aktual dari Urea plant performance
b. Menghitung neraca massa dari data aktual
Dengan persamaan Hukum Kekekalan Massa
Rumus :
Inpu = Output
Untuk menghitung neraca massa pada reaktor DC-101 di unit Kujang
IA dilakukan dengan beberapa tahap penyelesaian. Adapun tahapan
tahapannya adalah sebagai berikut:

1. Mengambil data – data komponen masuk reaktor


Data – data aliran ammonia
Data – data aliran karbon dioksida
Data – data aliran recycle
2. Menghitung neraca massa
Rumus neraca massa = [massa masuk – massa keluar] = [massa akumulasi]
Karena tidak ada akumulasi atau diasumsikan steady state sehingga
terbentuk persamaan berikut:
[massa masuk] = [massa keluar]
Asumsi yang digunakan dalam perhitungan neraca massa adalah:
a. Kondisi steady state (akumulasi = 0)
b. Tidak ada pengotor seperti padatan – padatan yang terikut di dalam
sistem
c. CO2 dan NH3 terkonversi 60,39% berdasarkan data Departemen Operasi
IA
3.3 Langkah Perhitungan Neraca Massa
a. Menghitung komposisi bahan baku umpan ( gas CO2, Amonia,
Amonium Karbamat ) yang masuk reaktor selama 168 jam
b. Mengkonversi massa kedalam satuan kg

11
c. Menghitung komposisi larutan recycle dengan mengkalikan persen
berat diperoleh dari Material Balance Sheet PT. Pupuk Kujang
d. Menghitung konversi kesetimbangan CO2 menjadi urea pada suhu 1940
C.
Rumus :

X = (0,2616 a - 0,01945 a2 + 0,0382 ab-0,1160 b - 0,02732 a (T/100)-

0,1030 b (T/100) + 1,640 (T/100)-0,1394 (T/100)3-1,869) x 100 %

(PT. Pupuk Kujang 1A,1971)

e. Menghitung sisa NH3 dan CO2 pada reaksi 1 yaitu terbentuknya


ammonium karbamat.
f. Menghitung urea dan H2O yang dihasilkan serta NH3 sisa pada reaksi
2 yaitu pembentukan urea.
g. Menghitung massa yang keluar sistem ( Output )
1. Urea = Urea masuk reaktor dari recovery + Urea hasil reaksi 1 +
Urea hasil reaksi 2
2. NH3 = NH3 umpan masuk ke reaktor + NH3 masuk reaktor dari
recovery – NH3 sisa reaksi
3. CO2 = CO2 sisa reaksi pada pembentukan urea
4. H2O = H2O recycle + H2O hasil reaksi
5. Biuret sisa = Biuret dari recycle – biuret yang bereaksi membentuk
urea
3.4 Menentukan kesetimbangan dan konversi Reaksi Sintesa Urea(% urea )
Parameter proses yang mempengaruhi konversi sintesa urea adalah
suhu, perbandingan mol NH3/CO2 dan perbandingan mol H2O/CO2. Pada
keadaan kesetimbangan, konversi sintesa urea yang merupakan fungsi dari
parameter proses tersebut dapat dinyatakan dalam persamaan empiris
[Piotrowski,1998]
𝜀 ∗=-3,4792+8,2677x10-1a-1,8998x10-2a2-2,3155x10-1b-1,144x10-1
(T/100)+2,9879x10-2-1,3294x10-1a(T/100)+4,5348x10-1(T/100)2-
5,5339x10-2(T/100)3

12
Dimana :
a = Perbandingan N/C
b = Perbandingan H/C
T = Temperatur reaktor
𝜀 = konversi kesetimbangan ( % persen urea )

13
BAB IV
HASIL DAN PEMBAHASAN
4.1 Hasil
Berdasarkan analisa laporan harian selama 1 minggu dari tanggal 3-9
Juli 2017 menunjukkan data komposisi bahan baku yang masuk reaktor
dan neraca massa di reaktor dapat dilihat di tabel.
4..1.1 Tabel komposisi bahan baku CO2 masuk reaktor sintesa
Tanggal Banyak Jam Banyaknya NH3 ( ton/jam)
Senin 24 Jam 132094,62
Selasa 24 Jam 132988,12
Rabu 24 Jam 133702,28
Kamis 24 Jam 134115,27
Jum’at 24 Jam 134837,51
Sabtu 24 Jam 135636,93
Minggu 24 Jam 136430,00
Total 168 Jam 939804,73 5594076 kg

4.1.2 Tabel komposisi bahan baku NH3 masuk reaktor sintesa


Tanggal Banyak Jam Banyaknya NH3 ( ton/jam)
Senin 24 Jam 132094,62
Selasa 24 Jam 132988,12
Rabu 24 Jam 133702,28
Kamis 24 Jam 134115,27
Jum’at 24 Jam 134837,51
Sabtu 24 Jam 135636,93
Minggu 24 Jam 136430,00
Total 168 Jam 939804,73 5594076 kg

14
4.1.3 Tabel komposisi bahan baku NH2COONH4 recycel masuk reaktor sintesa
Tanggal Banyak NH2COONH4 Massa
Jam ( ton/jam) ( kg )
Senin 24 Jam 50,598
Selasa 24 Jam 24,149
Rabu 24 Jam 19,549
Kamis 24 Jam 0 87880,71
Jum’at 24 Jam 12,649
Sabtu 24 Jam 18,399
Minggu 24 Jam 16,099
Total 168 Jam 141,443

4.1.4 Tabel Komposisi larutan recycle dari material balance sheet


Komposisi % berat Perhitungan Massa
Urea 10% 0,1x 87880,71 8788,071 kg
NH3 36,7% 0,367 x 87880,71 32252,22 kg
CO2 33,6% 0,336 x 87880,71 29527,92 kg
H2O 19,2% 0,192 x 87880,71 16873,09 kg
Biuret 0,5% 0,005 x87880,71 439,409 kg

4.1.5 Tabel komposisi umpan masuk reaktor


Aliran Komponen Massa (kg) BM Mole (kgmol)
Umpan
CO2 8016170,35 44 182185,69
NH3 5594076 17 329063,29
Recycle
Urea 8788,07 60 146,47
NH3 32252,22 17 1897,19
CO2 29527,92 44 171,09
H2O 16873,09 18 937,39
Biuret 439,409 103 4,26

15
Jumlah 13690217.06 514905,38

4.1.6 Neraca Massa pada Urea Sintesis Reaktor (DC-101)


Aliran Komponen Input (kg) Output (kg) % Massa
Umpan
CO2 8016170,35 58,55 %
NH3 5594076 40,86%

Recycle
Urea 8788,07 0,0642%
NH3 32252,22 0,235 %
CO2 29527,92 0,216%
H2O 16873,09 0,123 %
Biuret 439,409 0,0032%
Jumlah 13690217,06 100 %
Ke HPD
Urea 6630505,27 48,43 %
NH3 1882031,16 13,75 %
CO2 3178186,88 23,22 %
H2O 1999208,97 14, 603 %
Biuret 284,795 0,0021 %
Jumlah 13690217,06 100 %

4.2 Pembahasan
4.2.1 Mengevaluasi kerja reaktor dengan membandingkan data aktual dan
data design
Urea dihasilkan di seksi sintesa dari reaksi antara NH3 cair dan gas CO2
(dan larutan amonium karbamat). Reaksi ini menghasilkan produk antara
(intermediate product) berupa amonium karbamat disertai panas yang tinggi
(eksotermis) di dalam reaktor DC-101.
Karena reaksi tersebut reversible (kesetimbangan) dan secara
keseluruhan eksotermis, ada beberapa faktor yang mempengaruhi konversi

16
reaksi antara lain: temperatur, tekanan, komposisi, dan waktu tinggal. Untuk
menjaga temperatur reaksi dalam reaktor tetap terkendali harus diperhatikan
hal-hal sbb:
- Kelebihan (excess) ammonia umpan reaktor
- Banyaknya recycle larutan amonium karbamat ke reaktor
- Temperatur amomnia cair ke reaktor
Selain kedua reaksi utama di atas, terjadi juga reaksi samping
terbentuknya biuret yang dipengaruhi oleh temperatur, tekanan, dan waktu
tinggal. Waktu tinggal yang sebentar diharapkan dapat menekan
pembentukan biuret, karena kandungan biuret yang terdapat di dalam pupuk
justru akan menjadi racun bagi tanaman. Temperatur yang rendah juga akan
menyebabkan penurunan pada konversi karbamat menjadi urea, oleh karena
itu temperatur top reaktor dijaga pada suhu 198 - 200oC. Apabila temperatur
melebihi 200OC maka akan berpotensi terjadinya korosi pada reaktor. Selain
itu, tekanan yang rendah dapat memperkecil konversi CO2 dalam
pembentukan karbamat. Namun bila tekanan melewati batas yang telah
ditetapkan, maka akan berbahaya terhadap kekuatan dan ketahanan dari
reaktor.
Untuk perhitungan neraca massa dan panas pada reaktor, data yang
digunakan adalah data desain dan aktual. Pengambilan data aktual dilakukan
pada tanggal 3 Juli 2017. Setelah dilakukan perhitungan berdasarkan data
aktual yang tersedia, didapatkan hasil perhitungan neraca massa adalah
sebagai berikut :

Tabel 4.2.1 Neraca Massa Reaktor Urea

Data Aliran Masuk (2,5,7) Aliran Keluar (9)

(Kg/Jam ) (Kg/Jam)

Desain 228112 228112

Aktual 13690217.06 13690217.06

17
Berdasarkan tabel tersebut, dapat dianalisa bahwa terjadi kenaikan
massa produk yang dihasilkan. Ada banyak hal yang dapat membuat terjadinya
kenaikan massa masuk, salah satunya adalah kenaikan rate CO2 dan kenaikan
rate Ammonia dari Ammonia plant. Kenaikan massa yang masuk pada di Unit
Urea dikarenakan Pabrik Urea mengalami scale up (peningkatan kapasitas )
dengan harapan terjadi peningkatan produksi urea untuk kebutuhan pupuk baik
dalam negeri maupun luar negeri.
Dan berdasarkan hasil perhitungan material balance pada reaktor
menunjukan bahwa umpan yang masuk sama dengan massa yang keluar.
Berdasarkan neraca massa di reaktor membuktikan bahwa kualitas alat masih
baik untuk beroperasi. Sehingga dapat disimpulkam bahwa kinerja pada
reaktor unit Urea di PT. Pupuk Kujang masih bagus dan alat tersebut masih
layak untuk dipakai

4.2.2 Menetukan parameter operasi di Reaktor terhadap persen urea yang terbentuk

Parameter proses yang mempengaruhi konversi sintesa urea adalah suhu,


perbandingan mol NH3/CO2 dan perbandingan mol H2O/CO2.

4.2.2.1 Hubungan Temperatur vs Perbandingan N/C dalam kondisi standar

80

70

60

50
Konversi

417.8
40
447.7
30 460.7

20 461.2

10

0
3.5 3.6 3.7 3.8 3.9 4
a (N/C)

18
Gambar 4.1 Hubungan Temperatur vs Perbandingan N/C pada kondisi
standar

Pengaruh perbandingan mol N/C terhadap konversi kesetimbangan reaksi


sintesis urea pada harga perbandingan mol H/C 0,1 dan berbagai suhu yang
ditunjukkan pada Gambar 4.1. Terlihat bahwa pada suhu standar sesuai kondisi di
Reaktor PT Pupuk Kujang di bagian bottom 144,80 C dengan perbandingan N/C
(3,5-4) menghasilkan konversi kesetimbangan 55,4;56,7;58;59,3;60,6 dan 61,8. Di
bagian lower pada suhu 174,70 C menghasilkan konversi kesetimbangan 62.4; 63.4;
64.3; 65; 66 dan 66.8. Di bagian medium pada suhu 187,70C menghasilkan konversi
kesetimbangan 63.9;64.6;65.5;66.2;66.8 dan 67. Di bagian top pada suhu 188,2 0C
menghasilkan konversi 63.93;64.8;65.9;66.8;66.9 dan 67.3.

Sehingga terlihat bahwa semakin tinggi suhu, makin besar perbandingan


mol N/C maka makin besar pula harga konversi kesetimbangan reaksi sintesa urea
atau % urea yang dihasilkan. Dapat dipahami bahwa pada perbandingan mol
NH3/CO2 yang rendah berarti terdapat kelebihan karbondioksida sehingga konversi
(basis CO2) akan rendah, sedangkan sebaliknya terjadi kelebihan ammonia yang
memungkinkan konversi pada perbandingan mol NH3/ CO2 yang tinggi yaitu 4
kondisi optimumnya.

Perbandingan mol NH3 : CO2 optimum adalah 4 : 1. dengan nilai itu


diharapkan reaksi pertama dapat berjalan cepat sekaligus mencegah terjadinya
pembentukan biuret. Namun pada perbandingan mol NH3/CO2 yang terlalu tinggi
juga dapat menyebabkan tidak tercapainya sasaran suhu puncak reaktor karena
akan lebih banyak ammonia yang tidak bereaksi teruapkan . Selain itu ammonia
yang terlau banyak akan meningkatkan beban di unit resirkulasi, efeknya konsumsi
energi akan besar.

19
4.2.2.2 Hubungan Temperatur vs Perbandingan N/C berbagai Suhu

80

70

60

50
373
Konversi

40 423
463
30
473
20
483
10

0
3.5 3.6 3.7 3.8 3.9 4
a (N/C)

Gambar 4.2 Hubungan Temperatur vs Perbandingan N/C pada berbagai suhu

Pengaruh perbandingan mol N/C terhadap konversi kesetimbangan reaksi


sintesis urea pada harga perbandingan mol H/C 0,1 dan berbagai suhu yang
ditunjukkan pada Gambar 4.2 Terlihat bahwa pada berbagai suhu kondisi di
Reaktor di bagian bottom 1000 C dengan perbandingan N/C (3,5-4) menghasilkan
konversi kesetimbangan 37;39.1;40.1;42.8;44.7 dan 46,5. Di bagian lower pada
suhu 1500 C menghasilkan konversi kesetimbangan 56.9; 58.2; 59.5; 60.7; 61.89
dan 63. Di bagian medium pada suhu 1900C menghasilkan konversi kesetimbangan
63.9;64.6;65.5;66.2;66.8 dan 67. Di bagian top pada suhu 200 0C menghasilkan
konversi 64.934;64.97;65.56;66.12;66.63 dan 67.15. Serta disimulasi pada suhu
201 0C menghasilkan konversi 63.94;64.46;64.92;65.34;65.73 dan 66.0.
Sehingga terlihat bahwa semakin tinggi suhu, makin besar perbandingan
mol N/C maka makin besar pula harga konversi kesetimbangan reaksi sintesa urea
atau % urea yang dihasilkan.Tetapi pada suhu 2100C menunjukkan % urea yang
dihasilkan menurun hal ini dikarenakan laju korosi dari Titanium Lining akan
meningkat dan tekanan kesetimbangan di dalam reaktor dari campuran reaksi
melampaui tekanan yang dibutuhkan. Disamping itu, hasil dari reaksi samping yang

20
besar akan menyebabkan turunya konversi pembentukan urea. Jadi laju reaksi yang
baik atau optimum pada suhu 180-1900C.

4.2.2.3 Hubungan Temperatur vs Perbandingan H/C

90

80

70

60
Konversi

50 417.8

40 447.7

30 460.7
461.2
20

10

0
0.1 0.3 0.5 0.7 0.9
b (H/C)

Gambar 4.3 Hubungan Temperatur vs Perbandingan H/C pada kondisi standar

90

80

70

60
373
Konversi

50
423
40
463
30 473
20 483

10

0
0.1 0.3 0.5 0.7 0.9
b

Gambar 4.4 Hubungan Temperatur vs Perbandingan H/C berbagai Suhu

21
Pengaruh perbandingan mol H2O/CO2 terhadap konversi kesetimbangan
reaksi sintesa urea dengan harga a adala 4 untuk suhu dalam kondisi reaktor di PT.
Pupuk Kujang dan berbagai suhu (100;150;190;200;210)0C yang ditunjukkan pada
Gambar 4.3 dan Gambar 4.4. Dari gambar tersebut ditunjukkan bahwa makin besar
harga perbandingan mol . maka harga konversi kesetimbangan sintesis urea atau %
urea yang dihasilkan makin rendah. Hal ini cukup jelas jika ditinjau dari persamaan
reaksi, khusunya pada reaksi pengubahan karbamat menjadi urea dan air. Kehadiran
air dalam campuran reaksi sintesis urea mengakibatkan kesetimbangan bergeser ke
arah kiri, artinya konversi kesetimbangan menjadi lebih ringan dengan makain
besarnya konsentrasi air dalam campuran.Perbandingan mol H2O/CO2 diharapkan
rendah agar konversi kesetimbangan reaksi sintesis urea makin tinggi. Pada
umumnya kandungan air dalam reaktor ura di industri berada dalam rentang
perbandingan mol H2O/CO2 sebesar 0,1-1,0. (Sauchelli,V,1960)

22
BAB V

PENUTUP

5.1 Kesimpulan

Berdasarkan analisa dan perhitungan data aktual terhadap kinerja


reaktor (DC-101) I A di unit Urea, dapat ditarik kesimpulan, sebagai
berikut:
1. Berdasarkan perhitungan neraca massa, massa produk yang
dihasilkan pada tanggal 3-9 Juli 2017 mengalami kenaikan
dibandingkan data yang desain yaitu hanya sebesar 13690217.06 kg.
Hal tersebut dikarenakan terjadi kenaikan rate CO2 dan NH3 pada
Ammonia Plant sehingga menyebabkan kenaikan massa yang
masuk ke reaktor (DC-101)
2. Sehingga dapat disimpulkam bahwa kinerja pada reaktor unit Urea
di PT. Pupuk Kujang masih bagus dan alat tersebut masih layak
untuk dipakai.
3. Parameter yang menentukkan operasi di Reaktor terhadap produk
urea yang dihasilkan adalah temperatur, tekanan, perbandingan NH3
dan CO2 dan perbandingan H2O dan CO2
5.2 Saran
1. Berdasarkan nerca massa di reaktor membuktikan bahwa kualitas
alat masih baik untuk beroperasi. Untuk menjaga dan mengetahui
kualitas alat dan produksi maka diperlukan pengaturan umpan yang
masuk dan pengawan kondisi operasi, karean itu perlu dilakukan
perhitungan neraca massa secara periodik.
2. Perawatan dan pemeliharaan peralatan di PT. Pupuk Kujang masih
harus ditingkatkan dalam upaya untuk memperkecil kerusakan dan
kerugian yang terjadi, karena pabrik tersebut sudah beroperasi sejak
tahun 1978. Hal ini dapat dilakukan dengan meningkatkan kerja
inspeksi harian dan perawatan secara intensif.
3. Perlu dilakukan pengendalian proses pada pengoperasian Reaktor
Urea I A baik pengendalian suhu, pengedalian perbandingan rasio

23
mol NH3 /CO2 dan perbandingan rasio mol H2O/CO2. Agar produk
urea yang dihasilkan tinggi..

24
DAFTAR PUSTAKA

Anonim, 1979. “Uraian Proses dan Operasi Pabrik Urea”. Bagian persiapan
operasi. PT. Pupuk Kujang Cikampek Jawa Barat

PT Pupuk Kujang. Cikampek. 2004. “Diktat Pelatihan Karyawan Baru PT Pupuk


Kujang. Cikampek”, Institut Teknologi Bandung

Austin, George T. 1996. “ Industri Proses Kimia”. Jilid 1. Edisi 5. Penerbit


Erlangga. Jakarta

R.H, Perry, and D, Green. 1984. “Perry’s Chemical Enggineers Handbook”. 6th
ed. Mc Graw Hill Boo. Inc. New York

Kellog, Pullman. 1987, “Mechanical Catalog for 1000 MT PSP Urea Plant”.
Cikampek, West Java

Smith, J.M., Van Ness, H. C., Abbott, M.M. 1996. “ Introduction To Chemicals
Engineering Thermodynamics”. Fidth ed. Mc Graw Hill Book. Inc. New
York.

25
LAMPIRAN

Data komposisi bahan baku NH3 masuk reaktor sintesa


Tanggal Banyak Jam Banyaknya NH3 ( ton/jam)
Senin 24 Jam 132094,62
Selasa 24 Jam 132988,12
Rabu 24 Jam 133702,28
Kamis 24 Jam 134115,27
Jum’at 24 Jam 134837,51
Sabtu 24 Jam 135636,93
Minggu 24 Jam 136430,00
Total 168 Jam 939804,73

Dalam satu minggu (168 jam operasi) total gas NH3 yang disuplay
ke dalam reaktor adalah Nm3. Dalam basis operasi 1 jam banyaknya
gas NH3 dapat dihitung dengan cara sebagai berikut :
𝑇𝑜𝑡𝑎𝑙 𝑁𝐻3 𝑦𝑎𝑛𝑔 𝑚𝑎𝑠𝑢𝑘 𝑟𝑒𝑎𝑘𝑡𝑜𝑟 𝑠𝑖𝑛𝑡𝑒𝑠𝑎
NH3 = 𝑇𝑜𝑡𝑎𝑙 𝑗𝑎𝑚 𝑁𝐻3 𝑚𝑎𝑠𝑢𝑘 𝑟𝑒𝑎𝑘𝑡𝑜𝑟 𝑠𝑖𝑛𝑡𝑒𝑠𝑎 𝑑𝑎𝑙𝑎𝑚 𝑠𝑎𝑡𝑢 𝑚𝑖𝑛𝑔𝑔𝑢
939804,73 𝑁𝑚3
NH3 = = 5594,076
168 𝑗𝑎𝑚

Dalam 1 jam operasi total NH3 yang masuk reaktor sintesa adalah
ton . Konversi larutan NH3 yang masuk reaktor dalam satuan kg adalah
5594,076
NH3 = 5594,076 ton x 1000 kg/ton
= 5594076 kg
Data komposisi bahan baku NH2COONH4 recycel masuk reaktor sintesa
Tanggal Banyak NH2COONH4 ( ton/jam)
Jam
Senin 24 Jam 50,598
Selasa 24 Jam 24,149
Rabu 24 Jam 19,549
Kamis 24 Jam 0
Jum’at 24 Jam 12,649

26
Sabtu 24 Jam 18,399
Minggu 24 Jam 16,099
Total 168 Jam 141,443

Dalam satu minggu (168 jam operasi) total NH2COONH4 yang


disuplay ke dalam reaktor adalah 141,443 Nm3. Dalam basis operasi 1
jam banyaknya NH2COONH4 dapat dihitung dengan cara sebagai berikut
:
𝑇𝑜𝑡𝑎𝑙 𝑁𝐻2𝐶𝑂𝑂𝑁𝐻4 𝑦𝑎𝑛𝑔 𝑚𝑎𝑠𝑢𝑘 𝑟𝑒𝑎𝑘𝑡𝑜𝑟 𝑠𝑖𝑛𝑡𝑒𝑠𝑎
NH2COONH4= 𝑇𝑜𝑡𝑎𝑙 𝑗𝑎𝑚 𝑁𝐻2𝐶𝑂𝑂𝑁𝐻4 𝑚𝑎𝑠𝑢𝑘 𝑟𝑒𝑎𝑘𝑡𝑜𝑟 𝑠𝑖𝑛𝑡𝑒𝑠𝑎 𝑑𝑎𝑙𝑎𝑚 𝑠𝑎𝑡𝑢 𝑚𝑖𝑛𝑔𝑔𝑢
141,443 𝑁𝑚3
NH2COONH4 = = 0,84
168 𝑗𝑎𝑚

Dalam 1 jam operasi total NH2COONH4 yang masuk reaktor sintesa


adalah m3.
𝑚𝑎𝑠𝑠𝑎 𝑑𝑒𝑠𝑎𝑖𝑛 𝑁𝐻2𝐶𝑂𝑂𝑁𝐻4 𝑀𝐵𝑆 𝑛𝑜 7
𝜌=
𝑉𝑜𝑙𝑢𝑚𝑒 𝐷𝑒𝑠𝑎𝑖𝑛 𝑀𝐵𝑆 𝑛𝑜 7
81890 𝑘𝑔
𝜌= = 1149,97 kg/m3
71,21 𝑚3

Massa NH2COONH4 = 𝜌 NH2COONH4 x V NH2COONH4


= 1149,97 kg/m3 x 76,42 m3
= 87880,71
Komposisi larutan recycle dapat dibaca dengan mengkalikan persen
berat masing masing yang diperoleh dari material balance sheet PT. Pupuk
Kujang dimana komposisi yang didapat adalah sebagai berikut :

Komposisi % berat Perhitungan Massa


Urea 10% 0,1x 87880,71 8788,071 kg
NH3 36,7% 0,367 x 87880,71 32252,22 kg
CO2 33,6% 0,336 x 87880,71 29527,92 kg
H2O 19,2% 0,192 x 87880,71 16873,09 kg
Biuret 0,5% 0,005 x87880,71 439,409 kg

27
Perhitungan Neraca Massa Reaktor (DA-101)
HPD (DA-101)
Urea = ………
NH3 = ………
CO2 = ………
H2O = ………
4 Biuret= ……...

REAKTOR
DC-101

1 3

HPAC(EA-401)
Urea =
CO2 = 2 NH3 =
CO2 =
NH3 = H2O =
Biuret =
Data umpan masuk reaktor
Aliran Komponen Massa (kg) BM Mole (kgmol)
Umpan
CO2 8016170,35 44 182185,69
NH3 5594076 17 329063,29
Recycle
Urea 8788,07 60 146,47
NH3 32252,22 17 1897,19
CO2 29527,92 44 171,09
H2O 16873,09 18 937,39

28
Biuret 439,409 103 4,26
Jumlah 13690217.06 514905,38

Perhitungan neraca massa dalam reaktor


Menghitung konversi kesetimbangan CO2 menjadi urea pada suhu 1940C

X =(0,2616 a - 0,01945 a2 + 0,0382 ab-0,1160 b-0,02732 a(T/100)-0,1030 b(T/100)


+ 1,640 (T/100)-0,1394 (T/100)3-1,869) x 100 %

(PT. Pupuk Kujang 1A,1971)

Dimana :

X = konversi kesetimbangan CO2 menjadi urea

a = mole ratio feed NH3/CO2

b = mole ratio H2O/CO2

T = Temperature Produk

a = 330960,48 kmol / 182856,78 kmol =1,81

b = 937,39/182856,78 = 0,005

X= (0,2616 x1,81 - 0,01945x (1,81)^2 + 0,0382x (1,81x0,005)-0,1160x(0,005)-


0,02732 x 1,81 (194/100)-0,1030 x 0,005(194/100) + 1,640 (194/100)-0,1394
(194/100)3-1,869) x 100 %

X = 60,39 %

Jadi konversi CO2 menjadi urea adalah x = 0.6039

Reaksi 1. Terbentuk ammonium karbamat pada suhu 154 0 C

2NH3 (I) + CO2 (g) NH2COONH4 (I)

Mula – mula (kmol) 330960 182356,78 -

29
Bereaksi (kmol ) 220250,52 110125,26 110125,26

Sisa (kmol) 110709,48 72231,52 110125,26

1. Sisa NH3 = 110709,48 kmol x 17 kg/kmol = 1882061,16 kg


2. Sisa CO2 = 72231,52 kmol x 44 kg/kmol = 3178186,88 kg

Reaksi 2. Pembentukan Urea

NH2COONH4 (I) NH2CONH2 (I) + H2O

Mula-mula (kmol) 110125,26

Bereaksi (kmol) 110125,26 110125,26 110125,26

Sisa (kmol)

1. Urea yang dihasilkan = 110125,26 kmol x 60 kg/kmol = 6607515 kg


2. H2O yang dihasilkan = 110125,26 kmol x 18 kg/kmol = 1982254,68 kg
3. NH3 sisa = 110125,26 kmol x 17 kg/kmol = 1872129, 42 kg

Pada reaktor juga terdapat reaksi pembentukan urea dari biuret yang bereaksi
kembali dengan NH3 karena adanya NH3 yang berlebih pada reaktor.Biuret yang
bereaksi = biuret input x konversi biuret menjadi urea (MBS)

= 439,409 kg x ( 388-252)/388 = 154,01


= 154,01 kg x 1/ 103 kg/kgmol = 1,495 kmol

NH2CONHCONH2 + NH3 2NH2CONH2

Mula-mula (kmol) 4,26 110709,48


Bereaksi (kmol) 1,495 1,495 2,99
Sisa (kmol) 2,765 110707,985 2,99

1. Sisa biuret = 2,765 kmol x 103 kg/kmol = 284,795kg


2. Sisa NH3 = 110707,985 kmol x 17 kg/kmol = 1882035,745 kg
3. Urea yang terbentuk = 2,99 kmol x 60 kg/kmol = 179,4 kg

30
Perhitungan neraca massa pada Urea Sintesis Reaktor
1. Urea = urea masuk reaktor dari recovery + Urea hasil reaksi 1 + Urea hasil
reaksi 2
= 8788,07 + 6607515 kg + 179,4 kg
= 6630505,27 kg

2. NH3 sisa = NH3 umpan masuk ke reaktor + NH3 masuk reaktor dari recovery
– NH3 sisa reaksi
= 1882031,16 kg

3. CO2 = CO2 sisa reaksi pada pembentukan urea


= 3178186,88 kg

4. H2O = H2O recycle + H2O hasil reaksi


=16873,09 kg + 1982254,68 kg
= 1999208,97 kg
5. Biuret sisa = Biuret dari recycle – biuret yang bereaksi membentuk urea
= 284,795 kg

Neraca Massa pada Urea Sintesis Reaktor (DC-101)


Aliran Komponen Input (kg) Output (kg) % Massa
Umpan
CO2 8016170,35 58,55 %
NH3 5594076 40,86%

Recycle
Urea 8788,07 0,0642%
NH3 32252,22 0,235 %
CO2 29527,92 0,216%
H2O 16873,09 0,123 %
Biuret 439,409 0,0032%
Jumlah 13690217,06 100 %
Ke HPD
Urea 6630505,27 48,43 %
NH3 1882031,16 13,75 %
CO2 3178186,88 23,22 %

31
H2O 1999208,97 14, 603 %
Biuret 284,795 0,0021 %
Total 13690217,06 100 %

32

Anda mungkin juga menyukai