Anda di halaman 1dari 135

BANGUNAN TINGGI

STUDI LITERATUR
RTA-3319 TEKNOLOGI BANGUNAN 4
SEMESTER A 2020-2021

Oleh:

Muhammad Fauzan Arrasyid Nasution 180406132


Verrel Soelaiman Prihantara Lase 180406136
Raudiah Fitri 180406137
Fatin Nawfal 180406142
Deby Lonia Oviensky 180406144
Vania Nafisa Ramadhani 180406145

DEPARTEMEN ARSITEKTUR
FAKULTAS TEKNIK
UNIVERSITAS SUMATERA UTARA
PRAKATA DAFTAR ISI

Segala Puji dan Syukur kami panjatkan kehadirat Tuhan Yang Maha Esa, yang telah melimpahkan Prakata i
rahmat-Nya, sehingga kami dapat menyelesaikan Studi Pustaka Bangunan Tinggi Teknologi Bangunan 4 Daftar Isi i
ini. Tak lupa kami sampaikan terima kasih kepada semua pihak yang membantu kami dalam membuat BAB I PENDAHULUAN 1
tugas ini, khususnya Bapak Dicky Andrea Sembiring, ST, M.T selaku dosen pembimbing mata kuliah 1.1 Latar Belakang Penugasan 1
Teknologi Bangunan 4. 1.2 Tujuan dan Manfaat Penugasan 1
Demikian dalam penulisan tugas ini tentu masih banyak kesalahan dan kekurangannya, untuk itu 1.3 Ruang Lingkup Tugas 1
kami meminta kritik dan saran dari pembaca untuk laporan ini agar laporan ini menjadi lebih baik lagi. 1.3.1 Fungsi Bangunan 1
Terimakasih. 1.3.2 Sistem Teknologi 1

BAB II SISTEM TEKNOLOGI PADA BANGUNAN TINGGI 1


2.1 Definisi Bangunan Tinggi 1
Medan, 13 Oktober 2020
2.2 Karateristik Bangunan Tinggi 1

2.3 Unsur – Unsur Dasar Bangunan Tinggi 2

Penulis 2.4 Faktor Perencanaan Sistem Bangunan Tinggi 2

2.5 Penyaluran Beban Pada Bangunan Tinggi 2


2.5.1 Penyalur beban vertical / tegak / gravitasi 2
2.5.2 Penyalur beban horizontal / datar 2
2.5.3 Struktur lantai 3
2.5.4 Sistem penahan gaya lateral 3

2.6 Sistem Teknologi Pada Bangunan Tinggi 3


2.6.1 Struktur 3
2.6.1.1 Sistem Struktur Rigid Frame 3
2.6.1.2 Sistem Struktur Rigid Frame and Core 4
2.6.1.3 Sistem Struktur Parallel Bearing Wall 4
2.6.1.4 Sistem Struktur Bearing Wall and Core 4
2.6.1.5 Sistem Struktur Flat Plate 5
2.6.1.6 Sistem Struktur Kantilever 5
2.6.1.7 Sistem Struktur Interspasial 5
2.6.1.8 Sistem Struktur Suspension 5
2.6.1.9 Sistem Struktur Self Supporting Box 6
2.6.1.10 Sistem Struktur Rangka Selang-Seling 6
2.6.1.11 Sistem Struktur Rangka Trussed 6
2.6.1.12 Sistem Struktur Rangka Belt-Trussed dan Inti 6
2.6.1.13 Sistem Struktur Tabung dalam Tabung 7
2.6.1.14 Sistem Struktur Kumpulan Tabung 7

2.7 Konstruksi 7
2.7.1 Pondasi 7
2.7.2 Kolom 7

i
2.7.3 Sloof 7 3.1.4 Material 42
2.7.4 Dinding 7 3.1.4.1 Material pondasi 42
2.7.5 Lantai 8 3.1.4.2 Material Kolom 42
2.7.6 Plat Lantai 8 3.1.4.3 Material Balok 42
2.7.7 Atap 8 3.1.5 Building Services System 43
3.1.5.1 Air Bersih 43
3.1.5.2 Air Kotor 44
2.8 Material 8
3.1.5.3 Listrik 46
2.8.1 Pemakaian Teknologi Bahan 8
3.1.5.4 Transpotasi 47
2.8.1.1 Teknologi Bahan Beton 8 3.1.5.5 Sistem HVAC(Penghawaan) 48
2.8.1.2 Teknologi Bahan Logam / Baja Tulangan 8 3.1.5.6 Sistem Kebakaran 49
2.8.1.3 Bentuk dan Tampang Baja 9 3.1.5.7 Penangkal Petir 50
2.8.1.4 Teknologi Bahan Alternatif 9 3.1.5.8 Telekomunikasi 51

2.9 Building Services System 10 3.2 Swiss Bellin Darmocentrum 52


2.9.1 Sistem Plumbing 10 3.2.1 Lokasi 52
2.9.1.1 Sistem Utilitas Supply Air Bersih (Water Supply Sistem) 11 3.2.2 Latar belakang 53
2.9.1.2 Sistem penyediaan air panas 12 3.2.5 Data – Data Gedung Swiss Bellin Darmocentrum 53
2.9.1.3 Jaringan Pipa Air Kotor dan Pipa Ventilasi 12 3.2.3 Struktur 53
2.9.1.4 Integrasi Pemipaan 13 3.2.4 Gambar Kerja 53
3.2.7 Material 56
2.9.1.5 Peralatan Pengolah Air Limbah 13
3.2.6 Building Services System 56
2.9.1.6 Sumur Resapan 13 3.2.6.1 Air Bersih 56
2.9.2 Sistem Instalasi Listrik Bangunan Tinggi 14 3.2.6.2 Air kotor 56
2.9.2.1 Saluran Listrik 15 3.2.6.3 Listrik 57
2.9.2.2 Jaringan Listrik 16 3.2.6.4 Sistem HVAC (Heating, Ventilation, dan Air Conditioning) 57
2.9.3 Sistem Kebakaran 17 3.2.6.5 Sistem Kebakaran 58
2.9.3.1 Fire Detector 17 3.2.6.6 Penangkal Petir 58
2.9.3.2 Fire Alarm 17
2.9.4 HVAC (Heating Ventilating and Air Conditioning) 18 3.3 Hotel J.W Marriott Medan 59
2.9.5 Sistem Transportasi 20 3.3.1 Objek Studi 59
2.9.5.1 Sirkulasi Horizontal 20 3.3.2 Sistem Teknologi 60
2.9.5.2 Sirkulasi Vertikal 22 3.3.2.1 Struktur Dan Konstruksi 60
2.9.6 Sistem Telekomunikasi Gedung 33 3.3.3 Material 73
2.9.6.1 Tata Bunyi (Sound System ) 33 3.3.4 Building Services System 75
2.9.6.2 Peralatan Utama 33 3.3.4.1 Sistem Plumbing 75
2.9.7 Sistem Utilitas Perawatan Kebersihan Gedung 36 3.3.4.2 Air Kotor 75
2.9.8 Tata Lapak 36 3.3.4.3 Sistem Elektrikal 76
3.3.4.4 Sistem Transportasi 77
BAB 3 STUDI KASUS 37 3.3.4.5 Sistem HVAC 80
3.1 Cambridge Hotel Medan (FKA Grand Swiss-Bellhotel Medan) 37 3.3.4.6 Sistem Kebakaran 80
3.1.1 Objek Studi 37 3.3.4.7 Sistem Telekomunikasi 84
3.1.2 Struktur 39
3.1.2.1 Shearwall-Core 39 3.4 Hotel Ibis Style Jakarta 85
3.1.2.2 Rigid Frame 39 3.4.1 Lokasi 85
3.1.3 Konstruksi 40 3.4.2 Latar belakang 86
3.1.3.1 Pondasi 40 3.4.3 Struktur 86
3.1.3.2 Kolom 41 3.4.4 Data – Data gedung Ibis Styles Hotel Tanah Abang Jakarta Pusat 87
3.1.3.3 Balok 41 3.4.5 Evaluasi beban gempa 88
3.1.3.4 Dinding 41 3.4.6 Konstruksi Pondasi 88

ii
3.4.7 Elemen Pracetak 89 STUDI PUSTAKA 131
3.4.8 Sambungan 89
3.4.10 Gambar Kerja 89
3.4.11 Material 99
3.4.12 Building Services System / Utilitas 99
3.4.12.1 Air Bersih 99
3.4.12.2 Air Kotor 100
3.4.12.3 Listrik 100
3.4.12.4 Transpotasi 101
3.4.12.5 Sistem HVAC(Penghawaan) 101
3.4.12.6 Sistem Kebakaran 102
3.4.12.7 Penangkal Petir 104
3.4.12.8 Telekomunikasi 104

3.5 Gedung Hotel Camden Toronto 106


3.5.1 Objek Studi 106
3.5.2 Material 107
3.5.3 Building Service Sistem 107
3.5.3.1 Sistem Wifi 107
3.5.3.2 Sistem Matv ( Master Television) 108
3.5.3.3 Sistem Alarm 109
3.5.3.4 Sistem Sound 111
3.5.3.5 Sistem Cctv 112

3.5 Hotel Amaris Simpang Lima Semarang 115


3.5.1 Struktur 116
3.5.1.1 Beban 116
3.5.1.2 Evaluasi Beban Gempa 116
3.5.2 Konstruksi 116
3.5.2.1 Pondasi 116
3.5.2.2 Kolom 116
3.5.2.3 Balok 117
3.5.2.4 Dinding 117
3.5.3 Material 117
3.5.4 Building Services System 118
3.5.4.1 Air Bersih 118
3.5.4.2 Air Kotor 120
3.5.4.3 Listrik 122
3.5.4.4 Transportasi 122
3.5.4.5 Sistem Hvac (Penghawaan) 124
3.5.4.6 Sistem Kebakaran 126
3.5.4.7 Penangkal Petir 127
3.5.4.8 Telekomunikasi 128

BAB IV KESIMPULAN 130


4.1 Pengertian Struktur Bangunan Tinggi 130
4.2 Pengertian Hotel 130
4.3 Struktur dan Konstruksi Bangunan Tinggi 130
4.4 Building Service System Bangunan Tinggi 130

iii
BAB I BAB II
PENDAHULUAN SISTEM TEKNOLOGI PADA BANGUNAN TINGGI

1.1 Latar Belakang Penugasan 2.1 Definisi Bangunan Tinggi


Sebagai bagian dari rangkaian mata kuliah Teknologi Bangunan 4 RTA 3319 untuk memenuhi Bangunan tinggi merupakan istilah yang sering digunakan merujuk kepada bangunan yang
syarat kelulusan mata kuliah dan yang bertujuan untuk mengetahui struktur highrise yang terdapat memiliki struktur menjulang tinggi atau bangunan dengan jumlah tingkat yang banyak.
pada bangunan tinggi kemudian menerapkannya pada rancangan bangunan objek studi dengan fungsi Sejatinya penambahan ketinggian sebuah bangunan dilakukan untuk memperluas ruang fungsi dari
sebagai komersial/hotel dengan ketinggian maksimum 10-15 lantai. Yang dimana sebuah fasilitas yang bangunan tersebut. Beberapa tipologi bangunan tinggi diantaranya adalah bangunan hotel, apartemen
direncanakan dan dirancang untuk mewadahi kegiatan-kegiatan komersial. dan perkantoran. Hal ini karena dengan penambahan jumlah lantai maka akan mengurangi luas bijak
Untuk memenuhi banyaknya jumlah pendatang atau turis pada suatu daerah tentu bangunan bangunan tersebut sehingga lebih sedikit memakan lahan.
komersial/hotel ini sangat berpengaruh akan datangnya para turis lokal maupun internasional yang
Beberapa definisi mengenai bangunan tinggi dikutip dari Wikipedia adalah sebagai berikut:
dimana dapat meningkatkan pendapatan pada daerah tersebut dan sebagai salah satu tanda bahwa
daerah tersebut berkembang dengan cukup baik. - International Conference on Fire Safety in High-Rise Buildings mengartikan bangunan tinggi
sebagai "struktur apapun dimana tinggi dapat memiliki dampak besar terhadap evakuasi"
1.2 Tujuan dan Manfaat Penugasan - New Shorter Oxford English Dictionary mengartikan bangunan tinggi sebagai "bangunan yang
Tujuan dan manfaat penugasan dari tugas ini adalah agar mahasiswa dapat mengerti dan memiliki banyak tingkat"
mempelajari mengenai bangunan tinggi, yaitu: - Massachusetts General Laws mengartikan bangunan tinggi lebih tinggi dari 70 kaki (21 m)
 Mengerti dan mempelajari unsur-unsur dasar bangunan tinggi - Banyak insinyus, inspektur, arsitek bangunan dan profesi sejenisnya mengartikan bangunan tinggi
 Mengerti dan mempelajari mengenai sistem struktur sebagai bangunan yang memiliki tinggi setidaknya 75 kaki (23 m).
 Mengetahui dan memahami karakteristik struktur
2.2 Karateristik Bangunan Tinggi
 Mengetahui dan memahami sistem konstruksi
Bangunan tinggi tentunya memiliki karakter yang berbeda dengan bangunan yang lebih rendah.
 Menganalisa cara mencapai kestabilan dalam system struktur Adapun karakteristik dari bangunan tinggi ini adalah sebagai berikut :

- Tinggi Bangunan
1.3 Ruang Lingkup Tugas Seperti yang disebutkan diatas sebuah bangunan disebut bangunan tinggi atau high rise
Ruang lingkup penugasan di mata kuliah teknologi bangunan 4 ini adalah “Bangunan Tinggi” building apabila memiliki ketinggian setidaknya 23 meter atau 6 lantai.bangunan semacam ini
1.3.1 Fungsi Bangunan sudah banyak ditemukan di kota-kota besar di indonesia.

 Komersil-Bisnis(Hotel) - Luas Per Lantai


 Hunian(Apartemen) Bangunan tinggi merupakan bangunan yang hemat lahan dan biasanya memiliki luas tapak
 Perkantoran(Kantor) yang kecil karena titik umumnya luas pantai berkisar antara 750 m2 hingga 1500 meter persegi.
1.3.2 Sistem Teknologi - Tipe Struktur
• Sistem struktur dan Konstruksi Sebuah bangunan tinggi harus didukung dengan struktur yang kuat menahan beban
• Material bangunan maupun momen dari ketinggiannya. Ada tiga macam struktur yaitu open frame, flat slab
• Building Services System dan bearing wall system. Dari ketiga tipe ini tipe yang paling banyak digunakan adalah open frame
- Sistem Utilitas karena lebih efisien dalam penggunaan material.
- Sistem Listrik
- Tipikal
- Sistem Kebakaran
- Sistem Transportasi Umumnya denah lantai bangunan tinggi memiliki bentuk yang tipikal lurus ke atas.dengan
- Sistem Penghawaan membuat lantai yang tipikal ke atas maka akan memudahkan dalam perencanaan dan
- Sistem Telekomunikasi pelaksanaannya terutama dari segi struktur. Biasanya ukuran lantai akan mengecil keatas untuk
- Sistem Penangkal Listrik menekan moment akibat ketinggian bangunan.
- Sistem Keamanan

1
- Keterbatasan Lahan dinding, padat maupun berlubang atau berangka, mampu menahan gaya rotasi dan
Bangunan tinggi merupakan salah satu solusi menghadapi masalah keterbatasan lahan. aksial (gaya yang bekerja tegak lurus)
Namun dengan keterbatasan lahan ini biasanya bangunan tinggi akan menggunakan area parkir  plat atau beruas,ditumpu pada rangka lantai, mampu memikul beban didalam dan
bertingkat. Dengan keterbatasan lahan maka bangunan tinggi biasanya jarang yang memiliki tegak lurus pada bidang tersebut.
landscape yang baik kecuali menggunakan vertical garden atau sky garden. 3. Bentuk spasial, terdiri dari fasade atau inti (core), dengan mengikat agar berlaku satu
kesatuan. Yang bila unsur-unsur ini disatukan,akan membentuk struktur tulang banguanan
- Risiko Angin Dan Gempa yang menghasilakan system struktur yang mamapu menahan beban pada bangunan.
Biasanya bangunan tinggi memiliki bentuk yang langsing dan tinggi. Secara fisika maka
bangunan ini akan sangat dipengaruhi oleh adanya gempa maupun tekanan angin dari sekeliling 2.4 Faktor Perencanaan Sistem Bangunan Tinggi
bangunan. Untuk itu biasanya bangunan tinggi memiliki sistem aerodinamika yang baik serta Beberapa faktor dalam perencanaan sistem pembangunan struktur bangunan tinggi adalah :
struktur yang dapat bertahan dalam goncangan. 1. Pertimbangan umum ekonomi
2. Kondisi tanah
- Resiko Roboh
3. Rasio tinggi lebar suatu bangunan
Semakin tinggi sebuah bangunan maka semakin besar pula resikonya untuk roboh. 4. Pertimbangan fabrikasi dan pembangunan
Berdasarkan hal ini maka pembangunan sebuah high rise building memerlukan perencanaan yang 5. Pertimbangan mekanis (sistem utilitasnya)
matang dan antisipasi berbagai kemungkinan yang dapat terjadi saat pelaksanaan konstruksi. 6. Pertimbangan tingkat bahaya kebakaran
7. Pertimbangan peraturan bangunan setempat
- Kompleksitas Tinggi
8. Ketersediaan dan harga bahan konstruksi utama
Pembangunan sebuah high rise building merupakan pekerjaan yang kompleks karena selain
melibatkan banyak pihak, durasi pelaksanaan yang panjang, melibatkan disiplin ilmu yang banyak,
2.5 Penyaluran Beban Pada Bangunan Tinggi
berdampak besar kepada lingkungan, dan memiliki risiko yang sangat tinggi dari segi keselamatan.
Beban vertikal dapat ditahan oleh balok-balok (beban mati dan beban hidup) sedangkan beban horizontal dapat
Sehingga dari berbagai jenis bangunan, jenis high rise building merupakan jenis bangunan yang
ditahan kolom (angin).
paling kompleks.

- Volume Pekerjaan Yang Besar 2.5.1 Penyalur beban vertical / tegak / gravitasi
Beban gravitasi merupakan beban yang berasal dari beban mati struktur dan beban hidupnya
Bangunan tinggi dibuat dengan cara menumpuk berbagai material hingga menjelang tinggi
yang bekerja pada suatu bangunan dengan cara menyebarkan beban gravitasi kolom, balok,
ke atas. Dengan jumlah lantai yang banyak maka kebutuhan akan material tentunya sangat banyak
dinding, lantai dan disalurkan ke pondasi/tanah.
sehingga pekerjaan bangunan tinggi merupakan pekerjaan besar.

- Kebutuhan Energi
Bangunan tinggi memiliki jumlah lantai yang banyak otomatis jumlah penghuninya juga
banyak. Hal ini menimbulkan kebutuhan akan energi yang sangat besar. Selain energi listrik juga
energi dari bahan makanan bagi para penghuni bangunan. Sehingga tak jarang banyak tempat
makan yang berdiri untuk meladeni penghuni bangunan tinggi.

- Nilai Arsitektural
Sebuah bangunan tinggi merupakan benda besar yang berdiri diantara jutaan pasang mata
di sekitarnya. Sehingga seringkali bangunan tinggi memiliki nilai iconic dari sebuah kawasan.
2.5.2 Penyalur beban horizontal / datar
Untuk itu diperlukan desain arsitektural yang baik sehingga bangunan terlihat menawan dari segi
Beban ini merupakan pengaruh dari beban hidup, termasuk beban angina yang menyebabkan struktur
estetika. melengkung sampai tumbang. Untuk mengatasinya dibuatlah bidang geser atau disebut dinding geser
(shear wall) dapat menahan gaya horizontal.

2.3 Unsur – Unsur Dasar Bangunan Tinggi


Unsur-unsur dasar bangunan tinggi:
1. Bentuk linier, berupa kolom, balok yang mampu menahan gaya rotasi dan gaya aksial.
2. Bentuk bidang/permukaan, berupa:

2
b) Pelat rusuk satu arah (one way rib/joist slab) : ditumpu rusuk, jarak antar anak balok sangat
berdekatan.
c) Pelat dua arah (two way slab on beam) : ke-empat sisinya ditumpu oleh balok
d) Pelat tanpa balok-tanpa kolom (flat plate) : tanpa penebalan disekeliling kolom,beban vertikal
langsung dipikul kolom dari segala arah.
e) Pelat tanpa balok-dengan kepala kolom (flat slab) : terdapat penebalan kepala kolom dan
pelat lantai pada puncak kolom, sehingga dapat menimbulkan gaya lateral & Momen lentur.
f) Pelat rusuk dua arah (waffle slab) : pelat lantai yang langsung ditumpu oleh balok 2 arah dengan jarak
yang dekat, kekakuan cukup besar dapat memikul beban vertikal sehingga bisa untuk bentang
yang lebih besar.

2.5.4 Sistem penahan gaya lateral


Gaya lateral adalah gaya angin dan gempa. Beban angin terkait dengan dimensi ketinggian
bangunan, sedangkan beban gempa terkait dengan massa bangunan.
- Rangka pengaku (braced frame) : terdiri dari kolom dan balok yang diberi pengaku
diagonal,bisa berbentuk X atau K.
2.5.3 Struktur lantai
- Dinding geser (shear wall) : komponen vertikal yang sangat kaku boleh mempunyai bukaan
Merupakan penahan beban gravitasi dan merupakan bagian terbesar yang perlu dipertimbangkan
±5%. Fungsi dinding geser dapat berubah menjadi dinding penahan beban (bearing wall) apabila menerima
pemilihannya, diantaranya :
beban tegak lurus dinding geser.
a) Makin ringan beban lantai, makin berkurang dimensi kolom dan pondasinya dan
- Pada bangunan tinggi, lebih sering dipakai gabungan portal penahan beban dan dinding
memungkinkan untuk bentang yang lebih besar.
geser.
b) Kapasitas lantai untuk memikul beban pada saat pekerjaan konstruksi
c) Dapat menyediakan tempat/ruang bagi saluran utuilitas yang diperlukan.
d) Memenuhi persyaratan bagi ketahanan api 2.6 Sistem Teknologi Pada Bangunan Tinggi
e) Memungkinkan bagi kesinambungan pekerjaan konstruksi (waktu) 2.6.1 Struktur
f) Mengurangi penggunaan alat bantu pekerjaan dalam pembuatan pelat lantai. Fungsi dari struktur ialah untuk melindungi suatu ruang tertentu terhadap iklim, bahaya-
bahaya yang ditimbulkan alam, dan menyalurkannya semua macam beban ke tanah. Beban-beban
Sistem struktur lantai:
yang dipikulnya, berat bahan dari elemen-elemen beserta berat strukturnya sendiri disalurkan oleh
struktur atau kerangka bangunan kekulit bumi. Kecuali beban tersebut, struktur harus dapat
memikul beban lain akibat dari angin dan gempa bumi. Struktur Bangunan Gedung adalah
oganisasi daripada elemen-elemen ataupun komponen-komponen bangunan yang mendukung
dapat berfungsinya bangunan gedung dengan baik. Sistem struktur adalah bentuk organisasi
daripada elemen-elemen struktur yang ditujukan untuk menyalurkan beban secara karakteristik.
2.6.1.1 Sistem Struktur Rigid Frame

a) Pelat satu arah (one way slab) : ditumpu balok anak yang sejajar satu sama lainnya,pelat dianggap sebagai
balaok tipis yang ditumpu banyak tumpuan.

3
Struktur rangka kaku (rigid frame) merupakan struktur yang terdiri dari elemen- masif yang terdiri hanya dari dinding yang menerima beban. Kekakuan terhadap beban
elemen linier, umumnya balok dan kolom yang saling dihubungkan pada ujung-ujungnya horizontal struktur masif ini dapat tercapai dengan sistem tabung inti sehingga sistem
oleh joints yang dapat mencegah rotasi relatif diantara elemen struktur yang dihubungkan, struktur berkotak menjadi kaku.
dengan demikian elemen struktur menerus pada titik hubung tersebut, seperti halnya balok
menerus struktur rangka kaku adalah struktur statis tak tentu, banyak struktur rangka kaku
2.6.1.3 Sistem Struktur Parallel Bearing Wall
yang tampaknya sama dengan sistem post dan beam, tetapi pada kenyataannya struktur
rangka ini mempunyai perilaku yang sangat berbeda dengan sistem post dan beam, hal ini
karena adanya titik-titik hubungan pada rangka kaku, titik hubung bisa cukup kaku
sehingga memungkinkan kemampuan untuk memikul beban lateral pada rangka, dimana
beban demikian tidak dapat bekerja pada struktur rangka yang memperoleh kestabilan dari
hubungan kaku antara kaki dengan papan horizontalnya. Sistem rangka kaku pada
umumnya berupa grid persegi teratur, terdiri dari balok horizontal dan kolom vertikal yang
dihubungkan di suatu bidang dengan menggunakan sambungan kaku (rigid). Sistem
Rangka Kaku (Frame) atau sering disebut sebagai Struktur Portal, banyak digunakan pada
bangunan gedung. Struktur Portal sepintas memiliki konfigurasi bentuk yang sama dengan
jenis Struktur Balok-Kolom, tetapi sebenarnya mempunyai aksi struktural yang berbeda
karena adanya titik hubung atau sambungan yang kaku antara elemen balok dan elemen Struktur Paralell bearing wall dapat dibilang sebagai struktur yang sistemnya paling
kolom. Adanya sambungan ini memberikan kestabilan struktur terhadap gaya lateral. tradisional yang telah digunakan pada bangunan high rise. Struktur ini terdiri dari elemen-
elemen struktur vertikal yang mengangkut semua beban langsung menuju pondasi. Pada
beberapa titik, daya tekan yang dikarenakan beban dinding, beban mati, dan beban hidup
2.6.1.2 Sistem Struktur Rigid Frame and Core melampaui daya tahan dari dinding itu sendiri. Dindingnya menjadi sangat tebal sehingga
lantai bawah menjadi tidak berguna. Sistem struktur ini bergantung pada beban yang masif
untuk menahan beban lateral. Sistem ini terdiri dari unsur-unsur bidang vertikal yang di
pra-tekan oleh beratnya sendiri sehingga dapat menyerap gaya aksi lateral secara efisien.
Oleh karena sistem tersebut, denah per lantai pada bangunan yang menggunakan sistem
dinding pendukung adalah seragam, serta tidak memerlukan ruang bebas yang luas
sehingga sistem struktur bangunan tinggi ini cocok jika digunakan untuk bangunan
residensial seperti hotel dan apartemen.

2.6.1.4 Sistem Struktur Bearing Wall and Core

Struktur rigid frame and core merupakan rangka hybrid dimana adanya
penggabungan sistem struktur rangka kaku (rigid frame) dan sistem struktur inti (core).
Rangka kaku bereaksi terhadap beban lateral, terutama melalui lentur balok dan kolom.
Perilaku demikian berakibat ayunan (drift) lateral yang besar pada bangunan dengan
ketinggian tertentu. Akan tetapi, apabila dilengkapi dengan struktur inti, ketahanan lateral
bangunan akan sangat meningkat karena interaksi inti dan rangka. Sistem inti ini memuat
sistem-sistem mekanis dan transportasi vertikal. Kemampuan menahan beban horizontal
dengan sistem inti yang dikombinasi dengan sistem rangka. Keutuhan dari struktur inti akan
membentuk inti sebagai satu kolom besar dan kokoh yang menguatkan sistem tatanan
dalam denah. Penyelesaian pertama pada struktur dengan beban vertikal tersebut dapat Dinding geser yang diletakkan didalam bangunan, misalnya mengelilingi core yang
dilakukan dengan sistem struktur pelat dinding sejajar (bearing wall) yang terdiri dari berfungsi sebagai area service, shaft dan tangga darurat yang menyerupai bentuk kotak atau
dinding yang searah saja. Kekakuan terhadap zontal dari sistem struktur pelat dinding ini bentuk lain yang kaku sebagai tipe dari struktur. Core Bearing Wall dibuat agar semua alur
juga dapat tercapai dengan sistem tabung inti yang kaku, sehingga sistem bearing wall jadi sistem utilitas, lift, tangga, dll berjalur dengan teratur pada arahnya, lebih efisien karena
kaku. Penyelesaian kedua dengan beban vertikal tersebut dilakukan dengan sistem struktur pada bagunan tinggi butuh suatu alur yang terarah agar alirannya tidak mampet dan cepat

4
sampai pada tujuannya, sehingga jikalau terjadi kerusakan tidak terlalu susah untuk Perpanjangan ini disebut sebagai panjang penyaluran (development length). Panjang
mencari sumber masalahnya. penyaluran ini tidak harus lurus seperti yang diperlihatkan pada gambar, karena tulangan
akan dikaitkan pada 90 derajat atau 180 derajat.
2.6.1.5 Sistem Struktur Flat Plate
2.6.1.7 Sistem Struktur Interspasial

Flat plate (pelat datar) adalah pelat beton pejal dengan tebal merata yang
mentransfer beban secara langsung ke kolom pendukung tanpa bantuan balok atau kepala
kolom atau drop panel. Flat plate dapat dibuat dengan cepat karena bekisting dan susunan Sistem struktur rangka tinggi selantai yang terkantilever diterapkan pada setiap
tulangan yang sederhana. Pelat ini memerlukan tinggi lantai terkecil untuk memberikan lantai antara untuk memungkinkan ruang fleksibel di dalam dan di atas rangka. Ruangan
persyaratan tinggi ruangan dan memberikan fleksibilitas terbaik dalam susunan kolom dan yang berada di dalam lantai rangka di atasnya dapat di gunakan sebagai wadah untuk
partisi. Pelat ini juga memberikan sedikit penghalang untuk pencahayaan dan ketahanan kegiatan aktivitas lainya.
api yang tinggi karena hanya ada sedikit sudut-sudut tajam dimana pengelupasan beton
dapat terjadi. Flat plate mungkin merupakan sistem pelat yang paling umum dipakai saat
ini untuk bangunan beton bertulang bertingkat banyak, motel, apartemen, rumah sakit, dan 2.6.1.8 Sistem Struktur Suspension
asrama.

2.6.1.6 Sistem Struktur Kantilever

Yaitu sistem struktur yang menggunakan kabel baja sebagai penggantung (menahan
gaya tarik) suatu konstruksi. Sistem gantung (suspension) sistem ini memanfaatkan bahan
secara efisien dengan memanfaatkan penggantung untuk mendukung beban. Beban
gravitasi didukung oleh kabel-kabel untuk membentuk rangka konsol pada core pusat. Pada
dasarnya sistem gantung ini meniru konstruksi jembatan gantung pada umunya.
A. Digunakan untuk konstruksi jembatan, atap, penggantung untuk lantai bangunan
Balok kantilever adalah balok yang salah satu ujungnya terdapat tumpuan jepit dan tinggi.
ujung lain menggantung (bebas). Balok kantilever yang menahan beban gravitasi 22 B. Sistem dengan pembebanan vertikal tidak langsung sistem gantung (suspension).
menerima momen negatif pada keseluruhan panjang balok tersebut. Akibatnya tulangan C. Sistem dengan beberapa lantai gantung pada balok di tengah.
balok kantilever ditempatkan pada bagian atas atau sisi tariknya. Untuk batang seperti pada D. Sistem dengan gantung yang menerus.
gambar, momen maksimum terjadi pada penampang di bagian peletakan. Akibatnya E. Sistem dengan kombinasi penggantung dan pendukung pada beberapa kelompok
sejumlah besar tulangan diperlukan pada titik ini. Tulangan tidak tidak dapat hanya sampai lantai.
pada tumpuan, harus dipanjangkan atau diangkur pada beton di sebelah luar tumpuan.

5
2.6.1.9 Sistem Struktur Self Supporting Box 2.6.1.11 Sistem Struktur Rangka Trussed (Trussed Frame)

Struktur self supporting boxes atau yang sering disebut struktur boks berdiri sendiri Sistem ini terdiri dari gabungan rangka kaku (atau bersendi) dengan rangka geser
ini adalah struktur cetakan pabrik (pra cetak) yang dibuat berdasarkan pemesanan. vertikal yang mampu memberikan peningkatan kekuatan dan kekakuan struktur.
Boksboks ini ditumpuk seperti bata dengan pola English Bond sehingga terjadi susunan Rancangan sistem struktur dapat berdasarkan pada penggunaan rangka untuk menahan
balok dinding berselang-seling. beban gravitasi dan rangka vertikal untuk beban angin yang serupa dengan rangka kaku
dan inti.
2.6.1.12 Sistem Struktur Rangka Belt-Trussed dan Inti (belt-trussed frame and core)
2.6.1.10 Sistem Struktur Rangka Selang-Seling (Staggered Truss)

Sistem struktur belt-trussed bekerja mengikat kolom fasad ke inti bangunan


Rangka tinggi yang selantai disusun sedemikian rupa sehinga pada setiap lantai sehingga meniadakan aksi terpisah rangka dan inti pengakuan ini dinamai “cap trussing”
bangunan dapat menumpangkan beban di bagian atas suatu rangka, begitupun di bagian apabila berada pada bagian atas bangunan, dan dinamai “belt-trussed” apabila berada di
bawah rangka di atasnya. Selain memikul beban vertikal, susunan rangka ini akan bagian bawahnya.
mengurangi tuntutan kebutuhan ikatan angin dengan cara mengarahkan beban angin ke
dasar bangunan melalui struktur balok-balok dan plat lantai.

6
2.6.1.13 Sistem Struktur Tabung dalam Tabung (tube in tube) 2.7.1 Pondasi
Keberadaan pondasi tidak boleh terabaikan sebab pondasi merupakan komponen / struktur
paling bawah dari sebuah bangunan, meski tidak terlihat secara langsung saat bangunan sudah
selesai. Perencanaan pondasi yang baik dan matang mempengaruhi keawetan atau keamanan
bangunan. Pondasi yang biasa digunanakan dalam perancangan bangunan bertingkat tinggi adalah
pondasi sumuran, pondasi bore pile / strauss pile dan pondasi tiang pancang.
Hal – hal berikut perlu dipertimbangkan dalam pemilihan tipe pondasi :
1. Keadaan tanah pondasi;
2. Batasan – batasan akibat konstruksi di atasnya (upper structure);
3. Keadaan daerah sekitar lokasi;
4. Waktu dan biaya pekerjaan;
5. Kokoh, kuat, dan kuat.
Dalam struktur ini, kolom dan balok eksterior di tempatkan sedemikian rapat
2.7.2 Kolom
sehingga fasad menyerupai dinding yang diberi pelubangan (untuk jendela). Seluruh
Kolom adalah batang tekan vertikal dari rangka struktur yang memikul beban dari balok.
bangunan berlaku sebagai tabung kosong yang terkantilever dari tanah. Inti interior
Kolom merupakan suatu elemen struktur tekan yang memegang peranan penting dari suatu
(tabung) dapat meningkatkan kekakuan bangunan dengan cara ikut memikul beban
bangunan, sehingga keruntuhan pada suatu kolom merupakan lokasi kritis yang dapat
bersama kolom-kolom fasad tersebut.
menyebabkan runtuhnya (collapse) lantai yang bersangkutan dan juga runtuh total (total collapse)
seluruh struktur (Sudarmoko, 1996).
Kolom adalah batang tekan vertikal dari rangka struktur yang memikul beban dari balok.
2.6.1.14 Sistem Struktur Kumpulan Tabung (bundled tube) Fungsi kolom adalah sebagai penerus beban seluruh bangunan ke pondasi. Kolom termasuk
struktur utama untuk meneruskan berat bangunan dan beban lain seperti beban hidup (manusia dan
barang- barang), serta beban hembusan angin. Struktur dalam kolom dibuat dari besi dan beton.
Keduanya merupakan gabungan antara material yang tahan tarikan dan tekanan. Besi adalah
material yang tahan tarikan, sedangkan beton adalah material yang tahan tekanan.

2.7.3 Sloof
Sloof adalah struktur bangunan yang terletak di atas pondasi bangunan. Sloof memiliki
fungsi :
- Mendistribusikan beban dari bangunan atas ke pondasi, sehingga beban yang tersalurkan
setiap titik di pondasi tersebar merata;
- Pengunci dinding dan kolom agar tidak roboh apabila terjadi pergerakan tanah.
Sistem struktur ini dapat di gambarkan sebagai suatu kumpulan tabung-tabung
terpisah yang membantuk tabung multi-use. Pada sistem ini kekakuan akan bertambah. Sebagai tambahan pada sloof, untuk bangunan tahan terhadap gempa maka disempurnakan
Sistem ini dapat memungkinkan bangunan mencapai bentuk yang paling tinggi dan daerah pada ikatan antara sloof dengan pondasi yaitu dengan memberikan angker diameter 12 mm dengan
lantai yang sangat luas. jarak 1,5 meter. Namun, angka ini dapat berubah untuk bangunan yang lebih besar atau bangunan
bertingkat banyak.
2.7 Konstruksi
Banyak bahan alamai yang digunakan untuk kepentingan material, di antaranya seperti tanah liat,
pasir, kayu dan batu. Setiap bahan yang digunakan bertujuan untuk menjalankan konstruksi. Setiap 2.7.4. Dinding
konstruksi bangunan harus mempertimbangkan material yang bagaimana mampu menjalankan Dinding adalah suatu struktur padat yang membatasi dan kadang melindungi suatu area.
konstruksi bangunan tersebut. Hal ini dilakukan supaya proses pembangunan pun berjalan lancar dan Dinding membatasi suatu bangunan dan menyokong struktur lainnya, membatasi ruang dalam
sesuai dengan apa yang diharapkan. bangunan menjadi ruangan-ruangan, atau melindungi atau membatasi suatu ruang di alam terbuka.
Tiga jenis utama dinding struktural adalah :
1. Dinding bangunan;
2. Dinding pembatas (boundary);

7
3. Dinding penahan (retaining). 2.8 Material
2.8.1 Pemakaian Teknologi Bahan
Dinding bangunan memiliki dua fungsi utama, yaitu menyokong atap dan langit-langit,
2.8.1.1 Teknologi Bahan Beton
membagi ruangan, serta melindungi terhadap intrusi dan cuaca. Dinding pembatas mencakup
Perlu diketahui bahwa kekuatan dari pada beton dan kondisi (performnce) sangat
dinding privasi, dinding penanda batas, serta dinding kota. Dinding jenis ini kadang sulit dibedakan
tergantung bagaimana cara kita memperlakukannya, serta bagaiman cara memeliharanya
dengan pagar.
(handling and curing). Sehubungan dengan kualitas dan konsistensi produk beton, maka
Dinding penahan berfungsi sebagai penghadang gerakan tanah, batuan, atau air dan dapat setiap aktifitas mulai dari seleksi material sampai dengan cara penyampaian beton kepada
berupa bagian eksternal ataupun internal suatu bangunan. Ditinjau dari segi struktur dan pemakai, sangat terikat pada kedisiplinan dalam memenuhi standar dan spesifikasi yang
konstruksi, dinding ada yang berupa dinding partisi / pengisi (tidak menahan beban) dan ada yang telah ditentukan. Selain itu keberhasilan untuk mencapai produk yang bagus juga sangat
berupa dinding struktural (bearing wall). Dinding pengisi / partisi yang sifatnya non struktural ditentukan oleh cara memakai atau memperlakukan beton tersebut.
harus diperkuat dengan rangka (untuk kayu) dan kolom praktis – sloof - ring balok (untuk bata). Standar atau peratutan yang dipakai meliputi Standar Nasional seperti SK-SNI atau
Dinding dapat dibuat dari bermacam-macam material sesuai kebutuhannya. Standar Internasional seperti ASTM, British Standard dan Australian Standard.
Dalam pemakaiannya ada beberapa jenis bahan beton yang sering dipakai dalam
pelaksanaan di lapangan, antara lain yaitu :
2.7.5 Lantai a. Beton Normal Bahan campuran antara semen portland atau sembarang semen
Lantai adalah sebuah bagian dasar dari ruangan yang dapat menunjukkan eksistensi obyek hidrauluk yang lain, dengan atau tanpa bahan campuran tambahan. Sedangkan
dalam ruangan. Fungsi lantai secara umum adalah menunjang aktivitas dalam ruang dan agregat yang dipergunakan adalah agregat normal bukan agregat ringan.
membentuk karakter ruang. Karakter yang dapat dimunculkan dari lantai yakni tahan lama, tidak b. Beton Ringan Struktural Beton yang mengundang adanya agregat ringan yang
licin dan berwarna netral (tidak dominan). Dilihat dari sisi struktur, beban yang diterima oleh lantai mempunyai persyaratan agregat dan mempunyai unit massa seperti disaratkan oleh
kadang cukup besar, misalnya ketika kita memindahkan benda berat. Dengan demikian lantai : “Test Method for Unit Weight of Structural Light Weight Concrete” (ASTM C
memiliki peran penting mendukung beban-beban langsung dari barang-barang dan aktivitas di 56) tidak lebih dari 1900 kg / m3 . sedangkan beton ringan tanpa pasir disebut
atasnya. sebagai beton ringan total dan beton ringan dimana seluruh agregat halusnya terdiri
dari pasir dengan berat normal dinamakan beton ringan pasir.
c. Beton Bertulang Beton yang ditulangi dengan luas dan jumlah tulangan yang tidak
2.7.6 Plat Lantai kurang dari nilai minimum yang disyaratkan, dengan atau tanpa pratekan, dan
Plat lantai adalah lantai yang tidak terletak di atas tanah langsung, merupakan lantai tingkat direncanakan sesuai dengan asumsi bahwa kedua material bekerja secara bersama-
pembatas antara tingkat yang satu dengan tingkat yang lain. Plat lantai didukung oleh balok-balok sama dalam menahan gaya yang bekerja.
yang bertumpu pada kolom-kolom bangunan. d. Beton Pracetak Adalah suatu elemen beton yang tanpa atau dengan besi tulangan
Ketebalan plat lantai ditentukan oleh : yang dicetak di tempat yang berbeda dan posisi akhir elemen dalam struktur.
- Beban yang harus didukung; e. Beton Pratekan Adalah suatu beton bertulang telah diberikan suatu tegangan tarik
- Besar lendutan yang diizinkan; potensial dalam beton akibat pemberian beban yang bekerja.
- Lebar bentangan atau jarak antara balok-balok pendukung; Dengan berpedoman pada standar / peraturan, maka dalam seleksi material sebagai
- Bahan konstruksi dari plat lantai. bahan bangunan ditentukan sesuai dengan jenis dan tingkat ketersediaan material yang ada,
Pada plat lantai hanya diperhitungkan adanya beban tetap saja (penghuni, perabotan, berat dimana beton akan diproduksi serta memperhatikan ketentuan / kebutuhan yang telah
lapis tegel, berat plat itu sendiri) yang bekerja secara tetap dalam waktu lama. Sedang beban tak direncanakan.
terduga seperti gempa, angin, getaran, tidak diperhitungkan.

2.8.1.2 Teknologi Bahan Logam / Baja Tulangan


2.7.7 Atap Setelah adanya bahan besi yang kemudian diolah menjadi bahan baja, maka
sangatlah jelas banyak bangunan-bangunan yang pada akhirnya menggunakan bahan
Atap adalah bagian dari suatu bangunan yang berfungsi sebagai penutup seluruh ruangan tersebut sebagai bahan struktur bangunan.
yang ada di bawahnya terhadap pengaruh panas, debu, hujan, angin, atau untuk keperluan Bahan baja sebagai bahan untuk struktur bangunan mempunyai beberapa kelebihan
perlindungan. Bentuk atap berpengaruh terhadap keindahan suatu bangunan dan pemilihan tipe dibandingkan dengan bahan yang lainnya, misalnya :
atap hendaknya disesuaikan dengan iklim setempat, tampak yang dikehendaki oleh arsitek, biaya - Struktur dari kayu (terlalu lemah)
yang tersedia, dan material yang mudah didapat. - Struktur dari batu (volumenya besar)

8
- Struktur dari batu dan beton (kurang mempunyai daya tahan terhadap b. Diperlukan adanya suatu biaya pemeliharaan untuk mencegah dari bahaya korosi
kekuatan tarik dan terlalu getas terhadap lenturan) atau karat.
c. Akibat dari kemampuannya menahan tekukan pada batang-batang yang langsing,
Dengan demikian bahan baja mempunyai beberapa sifat dan keuntungan bila walaupun dapat menahan gaya-gaya aksial, tetapi tidak dapat mencegah terjadinya
dipakai sebagai bahan bangunan disamping kekuatannya yang besar untuk menahan tarik pergeseran horisontal.
dan tekan tanpa banyak membutuhkan volume, juga mempunyai sifat-sifat lain yang lebih
menguntungkan bila dibandingkan dengan bahan dari jenis yang lain. 2.8.1.3 Bentuk dan Tampang Baja
a. Mempunyai kekuatan tinggi Baja struktur produksi dengan berbagai macam bentuk dan ukurannya yanga mana
Baja mempunyai tegangan tekan lelah atau tegangan tarik batas ( u ). komponen-komponen tersebut mudah untuk didapat.
Walaupun dari jenis kekuatan yang paling rendahpun baja tetap mempunyai Ada beberapa metode pembuatan campuran bahan beton yang pada akhirnya akan
perbandingan kekuatan per-volume yang lebih tinggi. Dengan demikian didapatkan proporsi campuran yang tidak jauh berebeda. Dimana kebiasaan pemakaian
dimungkinkan adanya perencanaan konstruksi baja yang menerima beban suatu metode mix design yang didukung oleh adanya data empiris yang sesuai dengan
mati lebih kecil untuk bentang yang lebih panjang. kondisi setempat.
b. Mempunyai Keseragaman
Spesifikasi beton biasanya mengandung beberapa hal antara lain adalah :
Sifat-sifat yang dimiliki dari baja, baik sebagai bangunan maupun dalam
bentuk struktur dapat terkendali dengan baik, sehingga dapat diharapkan a. Tegangan Tekan (compressive strenght)
adanya elemen-elemen dari konstruksi bisa bertingkah laku sesuai dengan b. Maksimum ukuran aggregat yang disyaratkan
yang diduga dalam suatu perencanaan. Dengan demikian dapat dihindari c. Slump (workability)
adanya proses pemborosan yang sering terjadi dalam perencanaan akibat d. Kandungan semen (semen content)
adanya berbagai ketidak pastian. e. Material penyususnan beton (semen, agregat kasar/halus, air)
c. Mudah Pelaksanaan f. Bahan tambahan (chemical admxturees)
g. Bahan Pozzolan (fly ash, silica fume)
Bagian-bagian dari konstruksi baja sebelumnya dapat disiapkan di bengkel
atau di tempat lain sehingga tidak mengganggu proses pekerjaan yang Bahan tambahan kimia adalah semua bahan yang ditambahkan pada saat
sedang berlangsung. Sedangkan satusatunya pekerjaan yang dilakukan di pelaksanaan pembuatan beton, dengan tujuan memperbaiki sifat-sifat tertentu campuran
lapangan adalah kegiatan perakitan dan pemasangan bagian-bagian beton. Dengan demikian dapat diuraikan bahwa pekerjaan beton untuk berbagai jenis
konstruksi yang telah disiapkan sebelumnya. konsruksi sebaiknya mempunyai sifat sebagai berikut :
a. Bahan beton mudah untuk dicampur
b. Spesi beton mudah dilaksanakan pengecorannya
Keuntungan-keuntungan lain yang didapat dari pemakaian struktur baja antara lain c. Mempunyai kekuatan tekan hancur yang tinggi atau sesuai dengan
adalah : rancangan campuran betonnya
d. Mudah diselesaikan
a. Proses pemasangan dilapangan berlangsung dengan cepat. e. Mempunyai kerapatan yang baik terhadap air
b. Komponen-komponen strukturnya dapat digunakan lagi untuk keperluan yang f. Mempunyai ketahanan yang baik terhadap bahaya kerusakan
lainnya. g. Mempunyai daya keawetan yang cukup lama
c. Cara penyambungannya sangat mudah dengan menggunakan las atau di baut.
d. Komponen-komponen yang sudah tidak digunakan lagi masih mempunyai nilai
sebagai besi tua. 2.8.1.4 Teknologi Bahan Alternatif
e. Struktur yang dihasilkan bersifat permanen.
Penggunaan material bangunan canggih saat ini semakin meningkat seiring
f. Cara pemeliharaan yang tidak terlalu rumit.
perubahan tren ke arah eco-friendly living.
Material Bangunan Canggih Sebagai Pilihan Alternatif:

Sedangkan kelemahan yang didapatkan darin pemakaian struktur baja untuk bahan
bangunan adalah :
a. Komponen-komponen yang dibuat dari bahan baja perlu diusahakan supaya tahan
terhadap bahaya api sesuai dengan peraturan yang berlaku untuk bahaya kebakaran.

9
- Besi Daur Ulang padat. Menurut California Straw Building Association, material bangunan canggih
dari jerami ini mampu bertahan hingga ribuan tahun, jika dijaga agar tetap kering.
Dengan besi daur ulang, proses pembentukan struktur jadi lebih sederhana
karena hanya tinggal memesan balok besi dan panel yang sesuai ukurannya dengan - Penyejuk Atap
struktur bangunan.

- Cetakan Beton Berinsulasi


The Cool Roof Rating Council, material bangunan canggih ini mampu memantulkan
Cor beton yang dicetak di dalam cetakan ini berfungsi sebagai lapisan panas kembali ke atmosfer. Namun, material bangunan canggih ini tentu memiliki harga
insulasi yang tetap kokoh di tempatnya sebagai bagian permanen dari struktur yang lebih mahal, menurut perkiraan harga per meter persegi bisa mencapai Rp1,1 juta.
bangunan. Menurut studi tahun 2010 dari Massachusetts Institute of Technology,
bangunan yang dibuat dari beton insulasi dapat menghemat energi sebesar 20 - Struktur Panel Insulasi
persen.
Structural Insulated Panel (SIP) dibentuk dengan meniru cara kerja biskuit Oreo yang
- Busa Polyurethane Berbahan Dasar Tanaman dibuat berlapis-lapis. Struktur panel insulasi ini terbuat dari lapisan busa insulasi yang
dihimpit oleh dua buah plywood, strand board, atau panel semen. Menurut perkiraan
NAHB Research Center, SIP mampu menghemat hingga 50 persen biaya pengeluaran
untuk energi dibanding material konvensional.

- Plastik Daur Ulang

National Association of Home Builders menyebut, material yang terbuat dari 50:50 bahan
serat kayu dan limbah plastik terbukti jauh lebih kuat dan minim racun. Material ini juga
jauh lebih kokoh, tahan terhadap jamur dan membusuk dibandingkan material yang
sepenuhnya terbuat dari plastik.

2.9 Building Services System


Ned McMahon, COO Malama Composites, menciptakan sebuah busa canggih 2.9.1 Sistem Plumbing
untuk material bangunan yang terbuat dari bambu, rami, dan rumput laut. Material Instalasi pipa pada bangunan tinggi digunakan untuk mengalirkan air bersih( panas dan
bangunan canggih yang disebut busa kaku ini dapat digunakan untuk insulasi, kincir turbin dingin ), air es untuk keperluan tata udara, air untuk keperluan pencegahan dan penanggulangan
angin, furniture, dan bahkan untuk papan selancar. Jika digunakan sebagai insulasi, busa bahaya kebakaran, pembuangan air kotor , air buangan air hujan dan air limbah.
ini mampu menciptakan kelembapan tinggi, memantulkan panas, dan melindungi dari Jenis pipa digunakan juga beragam jenisnya: air bersih dialirkan melalui pipa besi (steel
jamur serta hama. pipe atau black pipe), pipa galvanis, pipa PVC atau pipa tembaga (copper pipe). Pipa yang
digunakan untuk pencegahan dan penanggulangan bahaya kebakaran ( hidran dan spinkler),
- Tumpukan Jerami Padat dituntut untuk mampu menahan beban tertentu.
Jaringan pipa diatur menurut arah vertikal ( riser, down feed, atau stand feed)yang
Mark Jensen meniru filosofi LEGO ketika ia menggagas pembangunan
disembunyikan dalam saluran didalam tembok, sedangkan pada arah horizontal biasanya
rumah bagi komunitas penduduk asli Amerika menggunakan tumpukan jerami
diletakkan diatas langit-langit atau dilantai instalasi.

10
jika diletakkan pada dasar bangunan (Underground) atau tangki yang diletakkan di atas
bangunan yaitu berupa penampungan yang berupa bak besar dengan ukuran volume
yang disesuaikan dengan kebutuhan air pada gedung. Kemudian dilanjutkan dengan
sistem pemompaan dengan mesin yang memiliki besar daya yang bervariasi sesuai
kebutuhan debit pompa yang terdistibusikan melalui sistem perpipaan ke setiap lantai
sesuai dengan desain pada titik-titik pengambilan air yang telah direncanakan dalam denah
baik untuk keperluan WC misalnya shower, kran wastafel, jacuzzi, kolam renang, kran
air bersih, hydran, sprinkler, dsb. Untuk bangunan dengan interval ketinggian
Tipikal Saluran Pipa Air Bersih dan Air Kotor yang cukup tinggi biasanya dibuat sistem distribusi air dengan pola pemompaan dua
sampai tiga kali sesuai kemampuan daya pompa yang direncanakan yang biasanya
dilengkapi dengan sistem penampungan transisi pada daerah dilatasi tersebut, hal
ini dikarenakan karena keterbatasan kemampuan pompa untuk menyupplai air pada
elevasi gedung yang cukup tinggi sehingga membutuhkan daerah dilatasi/transisi
untuk melakukan penampungan ke tingkat berikutnya.

Plumbing System

Pasokan air bersih terbagi 2 yaitu sistem pasokan keatas dan pasokan kebawah.

2.9.1.1 Sistem Utilitas Supply Air Bersih (Water Supply Sistem)


Seperti banguna pada umumnya, bangunan gedung bertingkat yang bersifat vertikal
secara struktur maupun jenis bangunan bentang lebar tentunya memerlukan sistem
transportasi berupa supplai air bersih yang direncanakan dengan baik sejak awal sehingga
dapat mencukupi kebutuhan air di setiap lantainya, sistem supply air pada bangunan tinggi
dimulai dari pengambilan air dari sumur maupun dari PDAM/meteran dan dilanjutkan
Sistem pasokan air bersih
dengan pembuatan penampung air atau biasa disebut dengan Ground Water Tank (GWT)

11
2.9.1.2 Sistem penyediaan air panas
Instalasi yang menyediakan air panas dengan menggunakan sumber air bersih, dan
di panaskan dengan berbagai cara, baik langsung dari alat pemanas ataupun melalui sistem
pemipaan. Ada 2 macam instalasi yaitu instalasi lokal dan instalasi sentral.
a. Instalasi Lokal
- Sistem langsung/ Terbuka
- Sistem sirkulasi/ Terbuka
b. Instalasi Sentral
- Pemanasan sesaat
- Pemanasan simpang
- Pencampuran Uap Panas

Diagram isometrik saluran air kotor dan ventilasi

Gambar pemipaan biasanya menggunakan diagram isometri, seperti yang terlihat


dalam jaringan pemipaan air buangan, air kotor dan ventilasi. Penggunaan diagram
isometrik dimaksudkan agar secara rinci kita dapat mengetahui jenis, jumlah dan ukuran
pipa beserta alat penyambungnya.

Pemanas Air Kapasitas Besar

Pemanas Air Kapasitas Kecil

2.9.1.3 Jaringan Pipa Air Kotor dan Pipa Ventilasi


Dalam praktek, gambar pemipaaan biasanya menggunakan diagram isometrik,
seperti yang terlihat dalam jaringan pemipaan air buangan, air kotor, dan ventilasi.
Penggunaan diagram isometrik dimaksudkan agar secara rinci kita dapat mengetahui jenis,
Perancangan jaringan Pipa air Kotor dan Ventilasi
jumlah dan ukuran pipa beserta alat penyambungnya.

12
2.9.1.4 Integrasi Pemipaan 2.9.1.6 Sumur Resapan
Adakalanya mesin pendingin air yang biasa digunakan untuk sistem tata udara a. Sumur Resapan Biasa
berfungsi pula sebaga pemanas air, khususnya yang menggunakan absorption Chiller / Sumur resapan berfungsi sebagai tempat untuk menmpung dan menyimapan
Heater. Gambar dibawah ini menunjukkan integrasi pemipaan yang diginakan untuk air curahan air hujan, sehingga dapat menambah kandungan air tanah.
dingin, air es, air hangat, air panas, pipa pembuangan , dan pemasok bahan bakar, serta b. Sumur Resapan Tirta Sakti
cerobong asap. Mengingat SRTS mampu mengalirkan air hujan pada beberapa lapisan tanah
dibawahnya, baik pada lapisan tidak kedap air maupun lapisan akifer (aquifer), maka
permukaan tanah terhindar dari genangan air yang diakibatkan oleh jenuhnya tanah
permukaan dan/atau perkerasan .

Integrasi Sistem Pemipaan Sumur Resapan Biasa

2.9.1.5 Peralatan Pengolah Air Limbah


Pada bangunan tinggi penggunaan septi tank menggunakan sistem pengolahan air
limbah (SPT- Sewage Treatment Plan). Pada dasarnya sistem pengolahan terdiri dari 2
proses utama, yaitu proses mekanik, berupa penyaringan, pemisahan, dan pengendapan,
serta proses biologi/kimia, berupa proses aktivitas bakteri yang memanfaatkan O2, dari
udara (aerob) dan proses netralisasi cairan dengan asam atau memasukkan bahan kimia
untuk oksidasi, seperti aerasi dengan menggunakan molekul O2, proses pengolahan
endapan aktif (activated sludge process), dan pemusnahan kuman (desinfection) dengan
menggunakan kaporit.

Sumur Resapan Tirta Sakti


Skema Tipikal Pengolahan Limbah

13
2.9.2 Sistem Instalasi Listrik Bangunan Tinggi - LVDP (Low Voltage Distribution Panel)
Distribusi listrik pada bangunan gedung seperti hotel sangatlah berbeda dengan rumah Panel Distribusi Tegangan Kecil ini menerima Tegangan yang sudah disesuaikan yaitu 380
tinggal pada umumnya. Bangunan gedung hotel memiliki peralatan listrik yang sangat kompleks. Volt, dari Trafo Step Down sebelumnya. Didalam panel tersebut sudah dibuatkan zona
Semakin kompleks peralatan listrik yang digunakan semakin besar juga daya listrik yang pembagian. Ada beberapa Bangunan yang memiliki lebih dari satu LVDP, disesuaikan dengan
dibutuhkan. Hotel adalah pelanggan listrik dengan golongan Bisnis yaitu dengan batas daya diatas penggunaan. Misalkan terdapat dua LVDP salah satu digunakan sebagai zona untuk
200 kVA dan golongan tarif Tegangan Menengah yaitu 20 kV (sesuai dengan Permen ESDM No. pendistribusian penerangan saja, atau hanya melayani kebutuhan kamar dan yang satu lagi
untuk zona penggunaan alat-alat/ equipment besar. Setelah melakukan pendistribusian ke
28 tahun 2016).
LVDP barulah power atau listrik di distribusikan ke MDP.

- Generator-Set
Genset selalu ada pada setiap bangunan gedung yang berfungsi untuk membackup energi
listrik ketika sumber utama dari PLN terputus. Genset merupakan diesel engine yang
memerlukan perawatan berkala. energi yang dihasilkan dari genset terlebih dahulu masuk ke
CPGS setelah itu masuk ke bagian incoming dari LVDP, secara sederhana saat listrik dari PLN
terputus maka ATS (automatic transfer switch) didalam CPGS akan memindahkan energi dari
PLN ke Genset begitu juga sebaliknya saat PLN hidup maka energi dari PLN akan mengambil
alih kembali dan genset secara perlahan akan mati.

- MDP (Main Distribution Panel)


Panel Distribusi Utama ini biasanya ditempatkan pada masing-masing zona, misalkan
terdapat bangunan gedung hotel dengan empat lantai maka MDP akan berada pada salah satu
lantai mungkin paling bawah atau paling atas tergantung efisiensi jalur kabel dari lokasi LVDP.
Pada MDP hanya terdapat MCCB untuk pembatas arus, dan power yang diditribusikan tidak
langsung ke perangkat listrik, karena sifatnya adalah panel utama maka power akan
didistribusaikan terlebih dulu ke DP/SDP ( Distribution Panel )

- Distribusi Listrik Pada Bangunan Gedung (Hotel) - DP (Distribution Panel) / SDP (Sub-Distribution Panel)
Bangunan gedung hotel mengambil listrik dari tegangan menengah PLN yaitu SUTM Jika pada empat lantai gedung terdapat satu MDP, maka DP/SDP terdapat pada masing-
dengan tegangan 20 kV. Beda dengan jaringan PLN yang kerumah kita yaitu dari Tegangan masing lantai. Satu DP/SDP akan melayani satu lantai begitulah sistem kerjanya. Jika satu
Rendah 40-1000 volt. PLN akan menempatkan sebuah gardu TM/ shelter di area aman Hotel. lantai terdapat 20 kamar hotel maka didalam Panel DP akan terdapat 20 MCB sebagai pembatas
Sampai disini pekerjaan PLN selesai. Selanjutnya dari gardu TM/ shelter bertegangan 20 kV arus dan pastinya diberi spare atau cadangan.
akan masuk ke jaringan distribusi didalam gedung hotel.
- PB (Panel Box)
- Komponen Elektrikal Bangunan Gedung Panel box yang biasanya terdapat pada setiap kamar hotel, pada panel tersebut juga terdapat
Merubah tegangan dari 20kV menjadi 380 V memerlukan komponen listrik yang MCB untuk pembatas arus, jumlahnya sesuai dengan group yang dibutuhkan. Pada panel ini
kompleks, tidak hanya itu agar listrik bisa sampai kekamar hotel dan digunakan pada peralatan listrik langsung digunakan oleh peralatan listrik seperti lampu, stop kontak dan lain-lain.
listrik juga memerlukan komponen pada jaringan listrik yang kompleks. Secara garis besar
tampak seperti gambar alur distribusi listrik diatas. Hal mendasar yang ada pada pada jaringan - Kabel
listrik bangunan gedung hotel adalah sebagai berikut. Listrik diantarkan oleh kabel yang berfungsi sebagai konduktor. Kabel yang biasa
digunakan beragam jenis dan ukuran karena biasanya disesuaikan dengan penggunaan tingkat
- MVDP (Medium Voltage Distribution Panel) tegangan yang digunakan. Dan setelah itu, kabel diberi warna untuk membedakan
Panel Distribusi Tegangan Menengah atau sering disebut Panel TM ini menerima listrik kegunaannya dalam instalasi listrik.
dengan tegangan 20 KV dari Gardu TM. Panel ini juga berfungsi sebagai pemutus, pelindung
komponen dari tegangan berlebih semisal dari sambaran petir.

- TSD (Step Down Transformer)


Tentu saja Tegangan 20 KV tidak bisa langsung digunakan oleh peralatan listrik, maka dari
itu tegangan harus diturunkan sesuai dengan tegangan kerja yaitu 380 Volt (3 Phase), dan itu
adalah tugas dari Trafo Step Down.

14
2.9.2.1 Saluran Listrik
- Saluran Listrik Kabel Bawah Tanah
Saluran ini merupakan daya listrik yang di pasok ke bangunan melalui kabel bawah tanah
untuk bangunan tinggi.

Saluran listrik dengan kabel bawah tanah

- Saluran Listrik Plafon


Distribusi aliran listrik juga bisa diletakkan di plafon seperti gambar dibawah ini.
Jenis-jenis kabel

Saluran kabel di plafon

- Saluran Listrik Plafon


Selain di plafon, distribusi aliran listrik juga bisa diletakkan di plat lantai, seperti contoh
dibawah ini.
Tipe kabel lanjutan

Saluran kabel di plat lantai


Kode warna kabel

15
- Saluran Lisrik Menggunakan Rak Kabel 2.9.2.2 Jaringan Listrik
Untuk bangunan yang tidak memiliki plafon, jaringan kabel listrik biasanya ditempatkan
pada rak kabel, seperti gambar dibawah ini.

Rak kabel

- Saluran Listrik ditanam didinding


Untuk, kabel yang ditanam di dinding, kabel dimasukkan dalam saluran kabel yang terbuat
dari bahan logam. Aluminium, logam fleksibel, dan bukan logam.

Skema jaringan listrik

Panel distribusi pada listrik umumnya dibagi menjadi kelompok kelompok kecil, yaitu:

1. Stop kontak
2. Penerangan
3. Peralatan bangunan

Jenis saluran kabel

16
2.9.3 Sistem Kebakaran
2.9.3.1 Fire Detector
Dalam setiap bangunan tinggi (high rise building) factor keselamatan manusia
merupakan factor yang diprioritaskan, yang mana sistem deteksi kebakaran merupakan
salah satu unsur faktor. Pemasangan suatu komponen sistem deteksi tterdiri dari
- Detektor Panas

Jarak antar detektor panas


Panel distribusi daya listrik
- Detektor Asap
Jika aliran lstrik PLN terhenti, makapasokan daya listrik diambil dari pembangkit - Detektor Nyala Api
listrik cadangan yaitu genset. Genset diletakkan di ruang kedap suara, agar suara mesinnya - Detektor Gas
tidak menggangu aktivitas bangunan. - TPM
- Alarm Kebakaran
- Panel Kebkaran Kabel
- Catu Daya
- Peralatan Bantu Instalansi

Pengawasan gedung baik manual ataupun otomatis dari api sebaiknya dihubungkan
oleh pengamatan switchboard sebelum membahayakan orang. Keuntungan dari detektor
dapat dikombinasikan dengan pengawasan keamanan. Pemilihan jenis detektor harus
disesuaikan dengan peraturan yang berlaku dan fungsi ruangan yang akan digunakan.

2.9.3.2 Fire Alarm


Alarm kebakaran adalah komponen dari sistem yang memberikan isyarat adanya
kebakaran. Fire alarm menurut undang – undang merupakan pemeriksaan lonceng, sirine
klakson, teriakan, dan alat yang mengandung suara atau bisa dikatakan suatu peringatan
nyata. Alarm seharusnya menyediakan kaca mudah pecah disetiap gedung.
Sistem listrik untuk deteksi kebakaran mencakup alarm, pusat kontrol panel, supply
yang baru masuk dan distribusi baterai darurat, sebuah baterai pengisi dan kabel resistan
kebakaran.
Kabel permanen atau line telepon disambungkan dibuat untuk pasuan kebakaran
dan komputer pengontrol pengaman menunjukkan semua sistem yang salah. Sistem alarm
Pembangkit listrik
mempunyai 3 bagian dasar yakni signal initiating, signal processing, dan alarm indication.
Signal initiating dapat secara manual (telepon) ataupun otomatis (fire and smoke detector)
atau berbagai alat pendeteksi yang dapat digunakan untuk memberi suatu isyarat kondisi
api. Titik panggilan manual merupakan suatu tombol sederhana yang memberi isyarat
manakala dioperasikan. Tanda kebakaran dan pendeteksian sistem yang bekerja ada 2 cara
yaitu konvensional sistem dan addressable sistem.

17
- Konvensional Sistem 2.9.4 HVAC (Heating Ventilating and Air Conditioning)
Konvensional sistem adalah pemasangan kawat di daerah tertentu yang akan
Air conditioner adalah perangkat teknik untuk mengkondisikan lingkungan
berhubungan dengan compartment api atau sub compartment. Detektor akan
terutama udara untuk berbagai keperluan. Pengkondisian lingkungan adalah usaha untuk
memberi dan mengindikasi suatu isyarat api di daerah tertentu berupa sinyal tanda
mengatur dan mengontrol besaran-besaran yang memenuhi kondisi tertentu yaitu kondisi
bahaya kebakaran.
yang lain dari pada yang diberikan oleh iklim alam dengan cara non alamiah. Manusia
Controls, relays, switches, dan sircuits yang tergabung dalam control unit (fire
selalu menginginkan kondisi lingkungan yang serba nyaman (comfortable ). Prinsip AC
alarm panel) adalah penting untuk :
yaitu memindahkan kalor dari satu tempat ke tempat yang lain. AC sebagai pendingin
- Melengkapi power untuk sistem fire alarm;
memindahkan kalor dari dalam ke luar ruangan, AC sebagai pemanas, memindahkan kalor
- Indicating device serta peralatan lainnya;
dari sistempemanas ke dalam ruangan (di negara kutub).
- Pengawasan circuit system secara listrik.
Pada bangunan gedung sistem pengkondisisan udara / Tata Udara dibagi menjadi 2 yaitu:
a) Sistem tata udara sentral : sistem pendinginan langsung (media air), sistem pendinginan
tidak langsung (media udara)
b) Sistem tata udara non sentral : sistem AC windows, sistem AC split.
Deskripsi masing – masing sistem:
a) AC unit ( Non Sentral )
Jarak inlet (evaporator) dan outlet (kondensor) cooling unit cukup dekat atau terdapat
dalam satu container. Misalnya AC window (self contained AC unit) dan AC split (fan
coil filter unit)

Conventional Fire Alarm Wiring

- Addressable Sistem
Addressable sistem menggunakan jumlah yang sama alat pendeteksian dan
panggilan alarm seperti sistem konvensional, tetapi berbeda, ada satu atau lebih
mikro prosesor yang digunakan untuk mengendalikan sistem. Sistem ini dapat
memberi informasi yang lebih jauh dibandingkan menerima informasi. Detektor Prinsip kerja Air Conditioner (AC)
membagi sistem konvensional menjadi sensor individu pada sistem yang
ditempatkan pada lokasi tertentu. Bagian - Bagian AC (Air Conditioner) Unit Beserta Fungsinya :
a) Compressor (komfersi)
Yaitu berfungsi untuk memompa gas refrigerant.
b) Recervoir.
Yaitu berfungsi untuk manyimpan gas dari condensor sebelum di alirkan ke
compressor.
c) Condensor (penguapan)
Berfungsiuntuktempatpembuangantemperaturpanas
d) Evaporator (pengembunan)
Berfungsi untuk tempat pembuangan temperatur dingin
e) Filter Dryer
Berfungsi sebagai penyaring sisa-sisa kotoran gas dan oli
f) Motor Fan Dan Blower.
Motor berfungsi untuk memutar kipas fan dan blower agar terjadi nya sirkulasi udara.

Addressable Fire Alarm Wiring

18
b) AC Central mesin berada. Acapkali outdoor ditempatkan diluar ruangan karena mengeluarkan
AC Central adalah satu sistem AC yang digunakan untuk seluruh bangunan. Untuk hawa yang panas dan kadangkala suaranya yang berisik.
multi stories building dilengkapi dengan AHU (Air Handling Unit) di tiap lantai. Fungsi Kelebihan AC Split Wall :
AHU adalah untuk mengatur distribusi udara yang dikondisikan pada setiap lantai.  Bisa dipasang pada ruangan yang tidak berhubungan dengan udara luar,
Evaporator terdapat pada setiap AHU atau pada tiap ruang, bila dikehendaki misalnya pada ruangan yang posisinya ditengah pada bangunan Ruko,
untukdiatur suhunya. karena condenser yang terpasang pada outdoor bisa ditempatkan ditempat
yang berhubungan dengan udara luar jauh dari ruangan yang didinginkan.
 Suara didalam ruangan tidak berisik.
Kekurangan AC Split Wall:
 Pemasangan pertama maupun pembongkaran apabila akan dipindahkan
membutuhkan tenaga yang terlatih.
 Pemeliharaan/perawatan membutuhkan peralatan khusus dan tenaga yang
terlatih.
 Harganya lebih mahal.

 AC Window

Skema kerja AC central

Cara kerja AC Sentral:


1. Air dari cooling tower masuk refrigerator melalui condensor, refrigerator ini
difungsikan untuk mendinginkan air panas dari AHU
2. Dalam refrigerator ini terjadi proses pendinginan air, air panas dari AHU masuk
chiller dalam refrigerator diubah menjadi air dingin, yang kemudian air dingin tersebut
disirkulasikan kembali ke dalam AHU yang mana AHU digunakan untuk
mengkondisikan/ mengubah udara panas dalam ruang menjadi dingin AC Window adalah AC yang berbentuk kotak dan dalam pengoperasiannya
3. Udara panas dalam ruang akan dihisap kedalam AHU melalui lubang register yang tidak menggunakan remote. Karena tombol kontrol sudah terintegrasi dengan AC
kemudian diubah menjadi udara dingin dengan penambahan O2 ini. AC ini hanya terdiri dari satu bagian yaitu unit itu sendiri dan tidak ada istilah
4. Udara segar dari AHU ini akan didistribusikan kembali pada setiap ruangan dengan outdoor dan indoor AC.
tekanan velocity yang cukup AC ini sudah tidak diproduksi lagi karena dianggap sudah ketinggalan
jaman dan karena tidak ada unit outdoor yang membuat AC ini tidak praktis.
Dipasaran, terdapat banyak jenis dan macam-macam AC, diantaranya adalah sebagai Kapasitas AC ini mulai dari 0.5 pk - 2.5 pk
berikut :
 AC Split Wall  AC Sentral

AC Split Wall adalah jenis AC yang paling umum digunakan di rumah, Pada AC jenis ini, udara dari ruangan/bangunan didinginkan pada cooling
kantor maupun instansi di Indonesia, ini disebabkan beberapa faktor mulai dari plant diluar ruangan/bangunan tersebut kemudian udara yang telah dingin dialirkan
gampangnya perawatan dan support. kembali kedalam ruangan/bangunan tersebut. AC jenis ini biasanya dipergunakan
AC ini terbagi menjadi dua bagian yaitu Indoor dan Outdoor. Indoor adalah di hotel atau mall.
bagian yang mengeluarkan hawa dingin dan Outdoor adalah bagian tempat dimana

19
 AC Standing  Pengaturan temperatur udara hanya dapat dilakukan pada sentral cooling
Floor AC Standing Floor adalah AC yang unit Indoonya berdiri dan mudah plant.
dipindahkan. Karena kepraktisannya ini, AC ini sering digunakan dalam acara-  Biaya investasi awal serta biaya operasi dan pemeliharaan tinggi.
acara seperti acara ulang tahun, perkawinan, hajatan dan acara lainnya. AC ini bisa
dioperasikan dengan remote control. AC ini mempunyai bagian Indoor dan bagian
Outdoor. Kapasitas AC ini mulai dari 2pk - 5pk. 2.9.5 Sistem Transportasi
System sirkulasi pada bangunan dapat di definisikan sebagai jalan lalu lalang dari jalan
masuk di luar bangunan sampai masuk ke dalam bangunan. System sirkulasi pada bangunan dapat
 AC Cassette digolonkan kepada sirkulasi horizontal dan sirkulasi vertical.

2.9.5.1 Sirkulasi Horizontal


Sirkulasi horizontal merupakan jalan lalu-lalang antar ruang dalam satu lantai. Persentasi
kemiringan pada jenis sirkulasi ini tidak lebih dari 10 %. Sedangkan alat transformasi jenis
sirkulasi horizontal ini adalah koridor dan konveyor.

AC Cassette ini, indoornya menempel di plafon. jenis AC Cassette dengan  Koridor


berbagai ukuran mulai dari 1.5pk sampai dengan 6pk.
Cara pemasangan ac ini memerlukan keahlian khusus dan tenaga extra, tidak seperti Beberapa syarat yang harus dipenuhi dalam merancang sirkulasi horizontal
memasang ac rumah atau ac split, yang bisa dipasang sendirian. terutama koridor dan ruang peralihan diantaranya adalah :
- Urutan yang logis baik dalam ukuran ruang, bentuk dan arah.
 AC Split Duct
- Pencapaian yang mudah dan langsung dengan jarak sependek mungkin.
- Memberi gerak yang logis dan pengalaman yang indah bermakna.
- Aman, persilangan arus sirkulasi sesedikit mungkin atau dihindari sama sekali. Cukup
terang.

AC Split Duct merupakan AC yang pendistribusian hawa dinginnya


menggunakan Sistem Ducting. Ini artinya, AC Split Duct tidak memiliki pengatur
suhu sendiri-sendiri melainkan dikontrol pada satu titik!. Tipe AC ini biasanya
digunakan di Mall atau gedung-gedung yang memiliki ruangan luas.
AC Split Duct tidak pernah terlepas dari sistem Ducting yang merupakan
bagian penting dalam sistem AC sebagai alat penghantar udara yang telah
dikondisikan dari sumber dingin ataupun panas ke ruang yang akan dikondisikan.
Perkembangan desain ducting untuk AC hingga saat ini sangat dipengaruhi oleh
tuntutan efisiensi, terutama efisiensi energi, material, pemakaian ruang, dan
perawatan.
Kelebihan AC Split Duct :
 Suara didalam ruangan tidak berisik sama sekali.
 Estetika ruangan terjaga, karena tidak ada unit indoor.
Kekurangan AC Split Duct:
 Perencanaan, instalasi, operasi dan pemeliharaan membutuhkan tenaga
yang betul-betul terlatih.
 Apabila terjadi kerusakan pada waktu beroperasi, maka dampaknya
dirasakan pada seluruh ruangan.

20
 Konveyor dan Travelator Vertikal/Datar.
Konveyor. merupakan suatu alat angkut untuk orang atau barang dalam arah
yang mendatar/horizontal. Dipaang dalam keadaan datar atau sudut kemiringan
kurang dari 10 derajat bahkan datar atau rata dengan lantai. Dan Travelator adalah
alat yang menyerupai escalator tetapi dengan permukaannya datar, ada yang
sejajar dengan lantai dengan tujuan mempercepat/mempersingkat waktu jalan
dan meringankan saat membawa barang bawaan yang cukup banyak. Alat-alat ini
digunakan dalam jarak tertentu (gunanya untuk menghemat tenaga). Alat ini
dipasang di bandara, terminal, pabrik.

21
2.9.5.2 Sirkulasi Vertikal 2004 - Pemasangan lift penumpang tercepat di dunia, di gedung Taipei 101
di Taipei, Taiwan. Kecepatannya adalah 1.010 meter per menit atau 60,6 km per
Transportasi vertical, adalah moda transportasi digunakan untuk mengangkut
jam.
sesuatu benda dari bawah ke atas ataupun sebaliknya. Ada berbagai macam tipe
Elevator penumpang pertama dipasang oleh Otis di New York pada tahun 1857.
transportasi vertikal di antaranya lift, travator, eskalator dan dumbwaiter. Dari tipe
Setelah meninggalnya Otis pada tahun 1861, anaknya, Charles dan Norton
pengangkut vertikal ini masing-masing mempunyai fungsi angkut yang berbeda. Lift
mengembangkan warisan yang ditinggalkan oleh Otis dengan membentuk Otis
sering dijumpai di gedung perkantoran, travalator lebih banyak di bandar udara, sedangkan
Brothers & Co., pada tahun 1867.
eskalator lebih banyak di pusat pertokoan besar atau mall sedangkan dumbwaiter lebih
1873 - lebih dari 2000 elevator Otis telah dipergunakan di gedung-gedung
banyak digunakan di rumah sakit dan hotel.
perkantoran, hotel, dan department store di seluruh Amerika, dan lima tahun kemudian
 Lift/ Elevetor dipasanglah elevator penumpang hidrolik Otis yang pertama.Berikutnya adalah era
Lift adalah angkutan transportasi vertikal yang digunakan untuk Pencakar Langit.
mengangkut orang atau barang. Lift umumnya digunakan di gedung-gedung 1889 - Otis mengeluarkan mesin elevator listrik direct-connected geared pertama
bertingkat tinggi; biasanya lebih dari tiga atau empat lantai. Gedung-gedung yang yang sangat sukses.
lebih rendah biasanya hanya mempunyai tangga atau eskalator. Lift-lift pada 1903 - Otis memperkenalkan desain yang akan menjadi “tulang punggung” industri
zaman modern mempunyai tombol-tombol yang dapat dipilih penumpangnya elevator,yaitu : elevator listrik gearless traction yang dirancang dan terbukti
sesuai lantai tujuan mereka, Terdapat tiga jenis mesin, yaitu Hidraulik, Traxon atau mengalahkan usia bangunan itu sendiri. Hal ini membawa pada berkembangnya jaman
katrol tetap, dan Hoist atau katrol ganda, Jenis hoist dapat dibagi lagi menjadi dua struktur-struktur tinggi, termasuk yang paling menonjol adalah Empire State building
bagian, yaitu hoist dorong dan hoist tarik. dan World Trade Center di New York, John Hancock Center di Chicago dan CN Tower
Lift ini, sering disebut elevator, yang merupakan alat angkut untuk di Toronto. Selama bertahun-tahun ini, beberapa dari inovasi yang dibuat oleh
mengangkut orang atau barang dalam suatu bangunan yang tinggi. Lift dapat Otis dalam bidang pengendalian otomatis adalah Sistem Pengendalian Sinyal, Peak
dipasang untuk bangunan yang tingginya lebih dari 4 lantai, karena kemampuan Period Control, Sistem Autotronik Otis dan Multiple Zoning. Otis adalah yang
orang untuk naik turun dalam menjalankan tuganya hanya mampu dilakukan terdepan di dunia dalam pengembangan teknologi komputer dan perusahaan
sampai 4 lantai. tersebut telah membuat revolusi dalam pengendalian elevator sehingga tercipta
peningkatan yang dramatis dalam hal waktu reaksi elevator dan mutu berkendara dalam
elevator.

b. Cara Kerja Elevator/Lift


Pada sistem geared atau gearless (yang masing-masing digunakan pada instalasi
gedung dengan ketinggian menengah dan tinggi), kereta elevator tergantung
di ruang luncur oleh beberapa steel hoist ropes, biasanya dua puli katrol, dan sebuah
bobot pengimbang (counterweight). Bobot kereta dan counterweight menghasilkan
traksi yang memadai antara puli katrol dan hoist ropes sehingga puli katrol dapat
menggegam hoist ropes dan bergerak serta menahan kereta tanpa selip berlebihan.
Kereta dan counterweight bergerak sepanjang rel yang vertikal agar mereka tidak
berayun-ayun.

a . Riwayat Elevator/Lift
Lift awalnya adalah derek yang terbuat dari tali. Pada tahun 1853, Elisha Graves
Otis, salah seorang pionir dalam bidang lift, memperkenalkan lift yang
menghindarkan jatuhnya ruang lift jika kabelnya putus. Rancangannya mirip dengan
suatu jenis mekanisme keamanan yang masih digunakan hingga kini.
23 Maret 1857 - Lift Otis pertama dipasang di New York City.
1880 - Lift listrik pertama, dibuat oleh Werner von Siemens.

22
c. Mesin Lift Menggunakan Gear
Mesin untuk menggerakkan elevator terletak di ruang mesin yang biasanya tepat di
atas ruang luncur kereta. Untuk memasok listrik ke kereta dan menerima sinyal listrik
dari kereta ini, dipergunakan sebuah kabel listrik multi-wire untuk menghubungkan
ruang mesin dengan kereta. Ujung kabel yang terikat pada kereta turut bergerak dengan
kereta sehingga disebut sebagai “kabel bergerak (traveling cable)”.
Mesin geared memiliki motor dengan kecepatan lebih tinggi dan drive sheave
dihubungkan dengan poros motor melalui gigi-gigi di kotak gigi, yang dapat
mengurangi kecepatan rotasi poros motor menjadi kecepatan drive-sheave rendah.
Mesin gearless memiliki motor kecepatan rendah dan puli katrol penggerak
dihubungkan langsung ke poros motor.

e. Prototype of Double Front Side Elevator

d. Sistem pergerakan Elevator/Lift piston Lift atau Elevator merupakan alat transportasi secara vertical dan
Pada sistem hidrolik (terutama digunakan pada instalasi di gedung rendah, dengan mempunyai prinsip dasar mekatronika yang memiliki bagian mekanik, elektronik
kecepatan kereta menengah), kereta dihubungkan ke bagian atas dari piston panjang dan sistem kontrol. Elevator sendiri sudah mengalami berbagai perubahan bentuk serta
yang bergerak naik dan turun di dalam sebuah silinder. Kereta bergerak naik saat jenisnya, khususnya elevator double front side (lift/elevator dengan pintu di dua
oli dipompa ke dalam silinder dari tangki oli, sehingga mendorong piston naik. Kereta muka). Suatu alat tercipta karena adanya kebutuhan, begitu juga dengan double front
turun saat oli kembali ke tangki oli. side elevator. Banyak perusahaan membutuhkan lift/elevator dengan pintu di kedua
Aksi pengangkatan dapat bersifat langsung (piston terhubungkan ke kereta) atau sisinya, seperti hotel atau rumah sakit atau bangunan lainnya yang menuntut
roped (piston terikat ke kereta melalui rope). Pada kedua cara tersebut, pekerjaan penggunaan elevator double front side ini.
pengangkatan yang dilakukan oleh pompa motor (energi kinetik) untuk mengangkat Besarnya penggunaan Lift/elevator jenis ini dikarenakan banyaknya desain
kereta ke elevasi yang lebih tinggi sehingga membuat kereta mampu melakukan bangunan yang mana menuntut efisiensi tanpa mengesampingkan fungsi dari bagunan
pekerjaan (energi potensial). Transfer energi ini terjadi setiap kali kereta diangkat. di mana elevator itu sendiri berada atau tujuan dari penggunaan eelevator itu sendiri.
Ketika kereta diturunkan, energi potensial digunakan habis dan siklus energi menjadi Seperti halnya penggunaan lift/elevator jenis ini di rumah sakit, yang semata demi
lengkap sudah. Gerakan naik dan turun kereta elevator dikendalikan oleh katup kenyamanan pengunjung atau pasien agar dimudahkan aksesnya untuk menuju fasilitas
hidrolik. yang diinginkannya atau dokter yang ingin dirujuk, atau pada suatu hotel yang mana

23
desain bangunan dibuat sesuai dengan tata letak ruang yang sesuai dengan fungsinya 2. Lift uang/ makanan (dumb waiters)
dan saling berbeda tiap lantainya.

f. Jenis lift.
Lift dapat dibagi menurut fungsinya :
Lift penumpang, (passanger elevator) digunakan untuk mengangkut manusia

3. Lift pemadam kebakaran (biasanya berfungsi sekaligus sbg lift barang)

Karena pada saat terjadi kebakaran biasanya orang-orang pada melewati tangga atau
sirkulasi pada umum/noramal lainnya.

1. Lift barang, (fright elevator) digunakan untuk menngangkut barang g. Bagian – bagian Elevator/Lift

24
Keterangan :  Eskalator
1. Rangka Pada tahun 1899, Charles D. Seeberger bergabung dengan
2. Ruangpenumpang(Car-Llift) Perusahaan Otis Elevator Co., yang mana dari dia timbullah nama eskalator
3. BoxController
(yang diciptakan dengan menggabungkan kata scala, yang dalam bahasa
4. MotorUtama
5. CarCall Latin berarti langkah-langkah (step), dengan elevator). Bergabungnya
6. HallCall Seeberger dan Otis telah menghasilkan eskalator pertama step type eskalator
7. Pulley untuk umum, dan eskalator itu dipasang di Paris Exibition 1900 dan
8. CounterWeight memenangkan hadiah pertama. Mr. Seeberger pada akhirnya menjual hak
9. Rail patennya ke Otis pada tahun 1910.Eskalator lurus dan melengkung Dalam
10. Penggulung perkembangannya, perusahaan Mitsubishi Electric Corporation telah
11. Gear Penggulung
berhasil mengembangkan eskalator spiral (kenyataannya lebih cenderung
 Travelator Vertikal/Miring melengkung/curve daripada melingkar/spiral) dan secara eksklusif dijual
Escalator dan Travelator adalah sistem transportasi vertikal didalam sejak pertengahan tahun 1980. Eskalator ini dipasang di Osaka, Jepang
bangunan gedung untuk memindahkan orang / barang dari satu lantai ke satu lantai pada tahun 1985.
yang berikutnya. Escalator diprioritaskan untuk transportasi orang dengan barang Cara Kerja Eskalator
bawaan yang dijinjing sedangkan Travelator untuk transportasi orang dengan
barang yang didalam trolley. Pemilihan Escalator dan Travelator ditentukan oleh
besarnya kapasitas yang diinginkan karena kecepatannya sudah tertentu, sedangkan
faktor lainnya yang juga harus dipertimbangkan adalah hal sebgai berikut :
a. Sudut kemiringan, lebih didasarkan pada keterbatasan
perencanaan dan kenyamanan.
b. Tinggi antar lantai, lebih didasarkan pada keputusan perencanaan.
c. Sistem operasi, memungkinkan elevator bisa digerakan dengan arah
keatas atau kebawah.
Kegunaan dari alat transportasi ini adalah berfungsi untuk membawa
barang- barang bawaan yang diletakkan di dalam kereta dorong (trolley) naik atau
turun dari lantai satu ke lantai lain. Biasanya terdapat di supermarket, mal,
stasiun kereta ekspress, dll.
Dan bila dipasang secara mendatar pada satu lantai, berfungsi untuk
meringankan beban dari orang yang berjalan dengan membawa barang dan
menempuh jarak yang relatif jauh. Misalnya pada terminal di bandara internasional
yang luas, musium, kebun binatang, atau aquarium (water world).

25
 Tangga darurat

 Pendaratan/Landing
Floor plate rata dengan lantai akhir dan diberi engsel atau dapat dilepaskan untuk
jalan ke ruang mesin yang berada di bawah floor plates. Comb plate adalah bagian antara
floor plate yang statis dan anak tangga bergerak. Comb plate ini sedikit miring ke bawah
agar geriginya tepat berada di antara celah-celah anak tangga-anak tangga. Tepi muka
gerigi comb plate berada dibawah permukaan cleat.
 Landasan penopang/Truss
Landasan penopang adalah struktur mekanis yang menjembatani ruang antara
pendaratan bawah dan atas. Landasan penopang pada dasarnya adalah kotak berongga yang
terbuat dari bagian-bagian bersisi dua yang digabungkan bersama dengan menggunakan
sambungan bersilang sepanjang bagian dasar dan tepat dibawah bagian ujungnya. Ujung-
ujung truss tersandar pada penopang beton atau baja.
 Lintasan
Sistem lintasan dibangun di dalam landasan penopang untuk mengantarkan rantai
anak tangga, yang menarik anak tangga melalui loop tidak berujung. Terdapat dua lintasan:
satu untuk bagian muka anak tangga (yang disebut lintasan roda anak tangga) dan satu
untuk roda trailer anak tangga (disebut sebagai lintasan roda trailer). Perbedaan posisi dari
lintasan-lintasan ini menyebabkan anak tangga-anak tangga muncul dari bawah comb plate
untuk membentuk tangga dan menghilang kembali ke dalam landasan penopang.
Lintasan pembalikan di pendaratan atas menggulung anak tangga-anak tangga
mengelilingi bagian ujung dan kemudian menggerakkannya kembali ke arah yang berbeda.
Lintasan overhead berfungsi untuk memastikan bahwa roda trailer tetap berada di
tempatnya saat rantai anak tangga diputar kembali Tangga darurat di dalam Gedung

Dalam perencanaan tangga darurat/tangga kebakaran ada beberapa kriteria yang


disyaratkan untuk digunakan dalam perancangan menurut Juwana (2005:139) dan dalam
Bab 3 butir 3.8.1.1 Peraturan Menteri Pekerjaan Umum Nomor: 26/PRT/M/2008 bahwa
semua tangga darurat, terutama pada bangunan tinggi harus aman dan terlindung dari api
dan gas panas yang beracun. Pada SNI 03-1746-2000 butir 5.2 kriteria tangga darurat,
antara lain:

26
- Konstruksi

Semua tangga yang digunakan sebagai sarana jalan ke luar sesuai persyaratan,
harus dari konstruksi tetap yang permanen. Setiap tangga, panggung (platform) dan
bordes tangga dalam bangunan yang dipersyaratkan dalam standar ini untuk
konstruksi kelas A atau kelas B harus dari bahan yang tidak mudah terbakar.
Pengukuran tinggi anak tangga dengan kemiringan kedepan
- Bordes tangga

Tangga dan bordes antar tangga harus sama lebar dengan tanpa pengurangan lebar
sepanjang arah lintasan jalan ke luar. Dalam bangunan baru, setiap bordes tangga
harus mempunyai dimensi yang diukur dalam arah lintasan sama dengan lebar
tangga. Pengecualian: Bordes tangga harus diijinkan untuk tidak lebih dari 120 cm
(4 ft) dalam arah lintasan, asalkan tangga mempunyai jalan lurus.
Pengukuran tinggi anak tangga dengan kemiringan ke belakang
- Permukaan anak tangga dan bordes tangga

Anak tangga dan bordes tangga harus padat, tahanan gelincirnya seragam, dan
bebas dari tonjolan atau bibir yang dapat menyebabkan pengguna tangga jatuh.
Jika tidak tegak (vertikal), ketinggian anak tangga harus diijinkan dengan
kemiringan di bawah anak tangga pada sudut tidak lebih dari 30 derajat dari
vertikal, bagaimanapun, tonjolan yang diijinkan dari pingulan harus tidak lebih
dari 4 cm (1½ inci).

Kemiringan anak tangga harus tidak lebih dari 2 cm per m (¼ inci per ft ) Kedalaman anak tangga
(kemiringan 1 : 48). Ketinggian anak tangga harus diukur sebagai jarak vertikal
antar pingulan anak tangga. Kedalaman anak tangga harus diukur horisontal antara
bidang vertikal dari tonjolan terdepan dari anak tangga yang bersebelahan dan pada
sudut yang betul terhadap ujung terdepan anak tangga, tetapi tidak termasuk
permukaan anak tangga yang dimiringkan atau dibulatkan terhadap kemiringan
lebih dari 20 derajat (kemiringan 1 : 2,75)

Pengukuran anak tangga dengan tumpuan yang stabil

27
Pengukuran anak tangga dengan permukaan injakan yang tidak stabil
(1) Dianggap jalur lintasan biasa pada tangga monumental dengan lokasi rel
Pada pingulan anak tangga, pemiringan atau pembulatan harus tidak lebih
pegangan tangan yang beragam
dari 1,3 cm (½ inci) dalam dimensi horizontal Harus tidak ada variasi lebih dari 1
cm (3/16 inci) di dalam kedalaman anak tangga yang bersebelahan atau di dalam
ketinggian dari tinggi anak tangga yang bersebelahan, dan toleransi antara tinggi
terbesar dan terkecil atau antara anak tangga terbesar dan terkecil harus tidak lebih
dari 1 cm (3/8 inci) dalam sederetan anak tangga. Pengecualian: Apabila anak
tangga terbawah yang berhubungan dengan kemiringan jalan umum, jalur pejalan
kaki, jalur lalu lintas, mempunyai tingkat ditentukan dan melayani suatu bordes,
perbedaan ketinggian anak tangga terbawah tidak boleh lebih dari 7,6 cm (3 inci)
dalam setiap 91 cm (3 ft) lebar jalur tangga harus diijinkan.

- Pagar pengaman dan rel pegangan tangan (2) Dianggap jalur lintasan biasa pada tangga monumental dengan lokasi rel

Sarana jalan ke luar yang lebih dari 75 cm (30 inci) diatas lantai atau di pegangan tangan yang beragam

bawah tanah harus dilengkapi dengan pagar pengaman untuk mencegah jatuh dari
sisi yang terbuka.

Tangga dan ram harus mempunyai rel pegangan tangan pada kedua sisinya.
Di dalam penambahan, rel pegangan tangan harus disediakan di dalam jarak 75 cm
(30 inci) dari semua bagian lebar jalan ke luar yang dipersyaratkan oleh tangga.
Lebar jalan ke luar yang dipersyaratkan harus sepanjang jalur dasar dari lintasan.

(3) Dianggap jalur lintasan biasa pada tangga monumental dengan lokasi rel
pegangan tangan yang beragam

28
Pengecualian 1:

Pada tangga yang sudah ada, pegangan tangga harus disediakan di dalam jarak 110
cm ( 44 inci ) dari semua bagian lebar jalan ke luar yang disyaratkan oleh tangga.

Pengecualian 2:

Jika bagian dari batu penahan pinggiran trotoir memisahkan sisi pejalan kaki dari
jalan kendaraan, sebuah langkah tunggal atau sebuah ram tidak harus disyaratkan untuk
mempunyai rel pegangan tangan.

Pengecualian 3:

Tangga yang sudah ada, ram yang sudah ada, tangga di dalam unit rumah tinggal
dan di dalam wismar tamu, dan ram di dalam unit rumah tinggal dan di dalam wisma tamu, Detail rel pegangan tangan
harus mempunyai sebuah rel pegangan tangan tidak kurang pada satu sisi.
- Rel pegangan tangan pada tangga harus paling sedikit 86 cm (34 inci) dan tidak
- Pagar pengaman dan rel pegangan tangan yang disyaratkan harus menerus sepanjang lebih dari 96 cm (38 inci) di atas permukaan anak tangga, diukur vertikal dari atas
tangga. Pada belokan tangga, rel pegangan tangan bagian dalam harus menerus antara rel sampai ke ujung anak tangga. Pengecualian 1: Ketinggian dari rel pegangan
deretan tangga pada bordes tangga. Pengecualian: Pada tangga yang sudah ada, rel tangan yang diperlukan yang membentuk bagian dari pagar pelindung harus
pegangan tangan harus tidak dipersyaratkan menerus antara deretan tangga pada bordes. diijinkan tidak lebih dari 107 cm (42 inci) diukur vertikal ke bagian atas rel dari
- Rancangan dari pagar pelindung dan rel pegangan tangan dan perangkat keras untuk ujung anak tangga. Pengecualian 2: Rel pegangan tangan yang sudah ada harus
memasangkan rel pegangan tangan ke pagar pelindung, balustrade atau dinding-dinding paling sedikit 76 cm (30 inci) dan tidak lebih dari 96 cm (38 inci) di atas permukaan
harus sedemikian sehingga tidak ada tonjolan yang mungkin menyangkut pakaian. atas anak tangga, diukur vertikal ke bagian atas rel dari ujung anak tangga.
- Bukaan pagar pelindung harus dirancang untuk mencegah pakaian yang menyangkut Pengecualian 3: Rel pegangan tangan tambahan yang lebih rendah atau lebih tinggi
menjadi terjepit pada bukaan seperti itu. dari pada rel pegangan tangan utama harus diijinkan.
- Rel pegangan tangan yang baru harus menyediakan suatu jarak bebas paling sedikit
3,8 cm (1½ inci) antara rel pegangan tangan dan dinding pada mana rel itu
dipasangkan.
- Rel pegangan tangan yang baru harus memiliki luas penampang lingkaran dengan
diameter luar paling sedikit 3,2 cm (1¼ inci) dan tidak lebih dari 5 cm (2 inci). Rel
pegangan tangan yang baru harus dengan mudah dipegang terus menerus
sepanjang seluruh panjangnya. Pengecualian 1: Setiap bentuk lain dengan satu
dimensi keliling paling sedikit 10 cm (4 inci) tetapi tidak lebih dari 16 cm (6¼
inci), dan dengan dimensi penampang terbesar tidak lebih dari 5,7 cm (2¼ inci)
harus diijinkan, asalkan ujungnya dibulatkan sampai satu jarak radius minimum
0,3 cm (1/8 inci). Pengecualian 2: Pengikat rel pegangan tangan atau balustrade

29
dipasang ke bagian bawah permukaan dari rel pegangan tangan, yang mana - Ruangan tertutup dan proteksi dari tangga
tonjolan horisontalnya tidak melewati sisi sisi dari rel pegangan tangan dalam jarak a. Semua tangga di dalam, yang melayani sebuah eksit atau komponen
2,5 cm (1 inci) dari bagian bawah rel pegangan tangan dan yang memiliki ujung eksit harus tertutup (harus aman dan terlindung dari api dan gas panas
dengan radius minimum 0,3 cm (1/8 inci), harus tidak dipertimbangkan sebagai yang beracun).
penghalang pada pegangan tangan. b. Semua tangga lain di dalam harus diproteksi sesuai dengan bukaan
- Ujung rel pegangan tangan yang baru harus dikembalikan ke dinding atau lantai vertikalnya. Pengecualian: Dalam bangunan gedung yang sudah ada,
atau berhenti pada tempat terbaru. apabila sebuah ruangan eksit dua lantai menghubungkan lantai eksit
- Rel pegangan tangan yang baru yang tidak menerus diantara sederetan anak tangga pelepasan dengan lantai berdekatan, eksit tersebut harus dipersyaratkan
harus melebar horisontal, pada ketinggian yang diperlukan, paling sedikit 30 cm ( untuk ditutup pada lantai eksit pelepasan dan paling sedikit 50% dari
12 inci ) tidak melebihi tiang tegak teratas dan menerus miring pada kedalaman jumlah dan kapasitas eksit pada lantai eksit pelepasan harus tersendiri
satu anak tangga di atas tiang tegak paling bawah. Pengecualian: Apabila disetujui ditutupnya.
oleh instansi yang berwenang karena keterbatasan tempat dan di dalam unit hunian,
kepanjangan horisontal di atas anak tangga teratas tidak diperlukan asalkan rel
pegangan tangan memanjang pada ketinggian yang diperlukan sampai pada satu
titik langsung di atas tiang tegak teratas.
- Ketinggian pagar pengaman yang dipersyaratkan harus diukur vertikal ke bagian
atas pagar pengaman dari permukaan yang dekat dimaksud.
- Pagar pengaman paling sedikit harus 100 cm (42 inci) tingginya. Pengecualian 1:
Pagar pengaman yang sudah ada yang di dalam unit hunian harus sedikitnya 90 cm Jalur tangga dengan dinding luar tidak tahan api dalam bidang yang sama dengan
(36 inci) tingginya. Pengecualian 2: Seperti yang ada pada bangunan kumpulan. dinding luar
Pengecualian 3: Pagar pengaman yang sudah ada pada tangga yang sudah ada
harus paling sedikit tingginya 80 cm (30 inci).
- Pagar pengaman terbuka harus mempunyai rel atau pola ornamen sehingga bola
berdiameter 10 cm (4 inci ) harus tidak bisa lolos melalui bukaan sampai ketinggian
80 cm (34 inci ). Pengecualian 1: Bukaan segitiga yang dibentuk oleh tiang tegak,
anak tangga, dan elemen bawah rel pagar pengaman pada sisi terbuka dari sebuah
tangga harus ukurannya sedemikian rupa sehingga sebuah bola dengan diameter
15 cm (6 inci) harus tidak dapat lolos melalui bukaan segitiga itu. Pengecualian 2:
Dalam rumah tahanan, dalam hunian industri, dan di dalam gudang, jarak bebas Jalur tangga dengan keliling yang menonjol ke luar pada dinding luar bangunan
antara rel terdekat diukur tegak lurus pada rel harus tidak lebih dari 50 cm (21 inci).
Pengecualian 3: Pagar pengaman yang sudah ada yang disetujui.

30
P = 200w + [50 (w – 0,3)] (n – 1)

226 = 200w + [50 (w – 0,3)] (10 – 1)

226 = 200w + (50w – 15) 9

226 = 200w + 450w – 135

226 + 135 = 200w + 450w

Jalur tangga dengan dinding luar tidak diproteksi berhadapan dengan dinding luar 361 = 650w

yang bersebelahan dari bangunan w = 1,80 m

Apabila dinding yang bukan tahan terhadap api atau bukan tidak terproteksi Jadi lebar tangga yang diperlukan untuk tiap lantai adalah 1,80 m
menutup bagian luar jalur tangga dan dinding serta bukaan itu di ekspos pada bagian lain
Pada tangga darurat harus diadakan penandaan jalur tangga. Dalam perencanaan
dari bangunan pada satu sudut tidak lebih dari 180 derajat, dinding penutup bangunan
penandaan tangga darurat/kebakaran ada beberapa kriteria yang disyaratkan berdasarkan
dalam jarak 3 m (10 ft) horisontal dari dinding yang bukan tahan api atau bukan yang
Peraturan Menteri Pekerjaan Umum Nomor: 26/PRT/M/2008 Bab 3 butir 3.8.4, antara
terproteksi harus dikonstruksikan seperti dipersyaratkan untuk ruang jalur tangga tertutup
lain:
termasuk proteksi untuk bukaannya. Konstruksi harus menjulur vertikal dari dasar ke suatu
titik 3 m (10 ft) di atas bordes tangga di puncak paling tinggi atau pada garis atap, yang 1. Menunjukkan tingkat lantai,
mana yang lebih rendah.
2. Menunjukkan akhir teratas dan terbawah dari ruang tangga terlindung,
Untuk perencanaan tangga darurat/tangga kebakaran, perlu mempertimbangkan 3. Menunjukkan tingkat lantai dari, dan ke arah eksit pelepasan,
jumlah orang (N) yang dapat terakomodasi, lebar tangga darurat, dan jumlah lantai. 4. Diletakkan di dalam ruang terlindung di tempat mendekati 1,5 m di atas bordes
Perhitungan ini dilakukan sesuai dengan persamaan berikut: lantai dalam suatu posisi yang mudah terlihat bila pintu dalam posisi terbuka atau tertutup,
5. Dicat atau dituliskan pada dinding atau pada penandaan terpisah yang terpasang
P = 200w + [50(w – 0,3)] (n – 1)
kuat pada dinding,
Dimana: 6. Huruf identifikasi jalur tangga harus ditempatkan pada bagian atas dari penandaan

P = jumlah orang yang direkomendasi dengan tinggi minimum huruf 2,5 cm dan harus memenuhi ketentuan tentang “karakter
huruf”,dan
w = lebar tangga dalam meter
7. Angka level lantai harus ditempatkan di tengah-tengah penandaan dengan tinggi
n = jumlah lantai bangunan angka minimum 12,5 cm.

Berikut ini contoh perhitungan lebar minimum tangga yang diperlukan untuk
menghindari penumpukan penghuni pada tiap lantai:

P = 226 orang (bisa di dapat dari perhitungan Jumlah Orang = Luas bangunan/Beban
Okupansi)

n = 10

31
3. Standar Nasional Indonesia (SNI) 03-1746-2000 tentang Tata Cara Perencanaan dan
Pemasangan Sarana Jalan Keluar untuk Penyelamatan Terhadap Bahaya Kebakaran pada
Bangunan Gedung. 2000. Jakarta: Badan Standarisasi Nasional.

 Transportasi Kendaraan
1) Akses masuk khusus jalur kendaraan barang/logistic dari luar kedalam
bangunan
Bahkan bisa dipakai untuk keadaan darurat jika terjadi kebakaran ataupun hal-hal
lainnya yang mengakibatkan tidak bisa masuk dari jalur utama/normal.

Contoh Penandaan Tanda Arah (Tanda Pengenal Tangga)

2) Penataan lahan parkir yang baik untuk mobil maupun kendaraan bermotor.
Biasanya terdapat tiga tipe lahan parkir, yaitu lahan parkir yang sejajar dengan
tanah, lahan parkir basement, dan lahan parkir bertingkat.

Penempatan tanda arah tangga

Catatan Sumber:

1. Juwana, J. S. 2005. Sistem Bangunan Tinggi, Jakarta: Erlangga


2. Peraturan Menteri Pekerjaan Umum Nomor: 26/PRT/M/2008 tentang Persyaratan Teknis
Sistem Proteksi Kebakaran pada Bangunan Gedung dan Lingkungan. 2008. Jakarta:
Departemen Pekerjaan Umum.

32
3) Jalur drive thru pada banguan, yang guna untuk menurunkan atau menjemput
pengguna bangunan/tamu.

2.9.6 Sistem Telekomunikasi Gedung


Telekomunikasi merupakan pusat pada bangunan yang mempunyai banyak
penghuni/ pengguna, yang didasarkan pada penggunaan jaringan telepon. Suatu
kelengkapan yang diperlukan untuk menunjang keberlanjutan kegiatan yang berada
dalam suatu bangunan.
2.9.6.1 Tata Bunyi (Sound System )
Tata Suara yakni suatu teknik pengaturan perperalatanan bunyi atau bunyi
pada suatu kegiatan pertunjukan, pertemuan, rapat dan lain lain. Tata Suara
memainkan peranan penting dalam suatu pertunjukan eksklusif dan menjadi satu
kepingan tak terpisahkan dari Tata Panggung dan bahkan kegiatan pertunjukan itu
sendiri. Tata Suara akrab kaitannya dengan pengaturan penguatan bunyi biar
sanggup terdengar kencang tanpa mengabaikan kualitas dari suara-suara yg
dikuatkan. Pengaturan tersebut mencakup pengaturan mikropon-mikropon,kabel-
kabel,prosesor dan efek suara, pengaturan konsul mixer, kabel-kabel, dan juga
Audio Power amplifier dan Speaker-speakernya.
Pekerjaan sistem tata bunyi atau sound system diantaranya mencakup
pemasangan perperalatanan sentral sound system yg terdiri dari unit sinyal bunyi
(program source) dan penguat sinyal bunyi (audio amplifier), yg ditempatkan pada
rak perperalatanan sentral sistem tata suara.

2.9.6.2 Peralatan Utama


Perperalatanan utama sistem tata suara diantaranya memenuhi back ground
musik dan pengumuman darurat / paging. Diantara peperalatanan utama dari sistem
tata suara, adalah:Power Amplifier
- Ceiling speaker
- Chyme microphone
- Radio Tunner AM / FM
- Caset dect
- CD Player
- Volume Control
- Monitor unit

33
Komunikasi : Merupakan rangkaian penghubung perperalatanan-perperalatanan telepon yg
Hubungan Eksternal : membawa sinyal komunikasi ibarat terminal-terminal, PABX, operator console,
Jaringan komunikasi yang menghubungkan sebuah bangunan dengan kantor pesawat telepon, dll. Berupa pair-kabel atau sepasang kabel (1 pair berisi 2
telepon pusat. kawat tembaga penghubung).
Hubungan Internal : 10. Roset
Perangkat atau perperalatanan-perperalatanan yg dipakai dalam jaringan telepon Adalah peralatan untuk menghubungkan jaringan/ instalasi telepon dengan
dalam gedung , yaitu : kabel pesawat telepon. Berupa terminal penghubung Out Bow (OB) yg tidak
1. Junction Box ditanam di dinding dan terminal penghubung In Bow (IB) yg ditanam didinding.
Kotak pembagi jaringan telepon yg berfungsi sbg terminal telepon dari Telkom 11. Pesawat telepon
ke jaringan dalam gedung milik pribadi. Adalah peralatan yg dipakai untuk merubah bunyi menjadi sinyal komunikasi.
2. Panel incoming-outgoing 12. Billing System
Titik input Kotak Terminal Batas (KTB) dari jaringan Telkom menuju panel Billing system dipakai untuk memonitor biaya pemakaian telepon sehingga
MDF. sanggup mengontrol, menganalisa dan merencanakan biaya operasional
3. Main Distribution Frame (MDF) khususnya pemakaian telepon. Dengan cara ini sanggup
Main Distribution Frame (MDF) yaitu panel atau kotak pembagi terminal
melsayakan efisiensi yg pada risikonya akan meningkatkan pendapatan, contohnya
utama/ induk jaringan telepon dalam gedung baik dari SST telkom menuju
ibarat di hotel. Berikut ini yakni keperluan atau pencatatan yg sanggup diperoleh
PABX atau pendistribusian jaringan extension ke ruangan-ruangan.
dengan adanya billing system, yaitu :
4. Private Automatic Branch Exchange (PABX)
Private Automatic Branch Exchange (PABX) yaitu perangkat untuk - Tanggal dan waktu panggilan terjadi
memperbanyak atau menambah nomor SST Telkom menjadi nomor extension, - Nomor yg dipanggil
sbg sentral telepon dalam gedung yg mengatur kemudian lintas komunikasi - Nomor jalan masuk cabang yg memanggil
suara. - Lama pembicaraan
5. Unit Power Suply (UPS) - Authorization code
Unit Power Supply (UPS) yaitu catu daya listrik cadangan apabila daya listrik - Code account yg dibebankan
PLN mengalami pemadaman dan biar tegangan PABX tetap stabil 48 VDC. - Dapat merekam semua pembicaraan lokal, nasional atau internasional
6. Batere
Sumber listrik cadangan yg menggantikan sumber listrik PLN 48 VDC. Jaringan Data :
7. Arrester
Alat untuk melindungi perperalatanan telepon dari kerusakan jawaban kejutan Menghubungkan setiap komputer langsung pada jaringan komunikasi (telepon)
akan menyebabkan meningkatnya jumlah sambungan telepon yang perlu disediakan,
tegangan berlebih, terkena petir, short circuit.
mengingat bahwa komputer tidak selalu digunakan untuk mengambil data dari luar yang
8. Operator Console membutuhkan modem dan saluran telekomunikasi. Penggunaan satu atau beberapa lease
Alat operator telepon yg merupakan pintu gerbang dalam melsayakan line yang dihubungkan dengan server akan lebih efisien, karena disimpan dalam server,
komunikasi bunyi sanggup mengatur lalu-lintas komunikasi suara, demikian juga peralatan lainnya (printer atau plotter) juga dapat digunakan secara bersama
menghubungkan ke nomor yg akan dituju baik telepon masuk (Incoming) – sama dalam satu jaringan penggunaan komputer yang terpadu.
maupun telepon keluar (Outgoing) dan dalam lingkungan telepon intern.
Tipe operator console :
TelephoneBased
Menggunakan pesawat telepon digital sbg operator console, dengan konsep yg
praktis, common dan user friendly sehingga sanggup memperlihatkan
pelayanan dengan cepat dan lebih cocok dipakai oleh perusahaan skala kecil
dan menengah.
ComputerBased
Operator console tipe ini memakai perangkat komputer yg dilengkapi
multimedia system dan perperalatanan khusus. Konsep ini mempunyai features
yg lebih canggih dan diperuntukkan bagi perusahaan skala menengah dan besar.
9. Jaringan/ instalasi

34
1. Local Area Network ( LAN) ;
LAN merupakan sistem piranti keras (hardware) dan piranti lunak (software)  Surat elektronik (e – mail)
yang menyediakan sambungan untuk komunikasi suara dan data. LAN memungkinkan  Transmisi data dan teks, serta grafik
dihasilkannya suatu jalur yang menghubungkan berbagai peralatan komputer dengan  Akses dan eksternal
sangat cepat, efisien dan dapat diandalkan.  Input dari alat baca optic (OCR – Optical Character Reader)
 Pencetakan, baik melalui printer maupun plotter
 Menstransfer data untuk di edit
 Piringan Vidio laser
 Keamanan jaringan
 Statistic pengelolaan jaringan

2. Metropolitan Area Network (MAN)
MAN pada dasarnya merupakan versi LAN yang berukuran lebih besar dan biasanya
menggunakan teknologi yang sama dengan LAN. MAN dapat mencakup kantor-kantor
perusahaan yang letaknya berdekatan atau juga sebuah kota dan dapat dimanfaatkan untuk
keperluan pribadi, swasta atau umum. Mampu menunjang data dan suara , bahkan dapat
Komputer yang dihubungkan tidak mesti berasal dari jenis dan model yang sama berhubungan dengan jaringan televise kabel.
dan dapat dihubungkan secara memusat (star linear (bus) dan (ring)) serta dapat
memberikan layanan, berupa :

3. Wide Area Network (WAN) :


Daerahnya mencakup daerah geografis yang luas, seringkali mencakup sebuah
Negara bahkan benua. WAN terdiri dari kumpulan mesin-mesin yang bertujuan
menjalankan program-program pemakai.

4. Internet
Sebenarnya terdapat banyak jaringan didunia ini, seringkali menggunakan perangkat
keras dan perangkat lunak yang berbeda-beda. Orang yang terhubung ke jaringan sering
berharap untuk bisa berkomunikasi dengan orang lain yang terhubung ke jaringan lainnya.

5. Peer To Peer
Peer artinya rekan sekerja. Peer-to-peer network adalah jaringan komputer yang
terdiri dari beberapa komputer (biasanya tidak lebih dari 10 komputer dengan 1-2 printer).
Dalam sistem jaringan ini yang diutamakan adalah penggunaan program, data dan printer
secara bersamasama. Pemakai komputer bernama Adi dapat memakai program yang

35
dipasang di komputer Ida, dan mereka berdua dapat mencetak ke printer yang sama pada 2.9.7 Sistem Utilitas Perawatan Kebersihan Gedung
saat yang bersamaan. Sistem jaringan ini juga dapat dipakai di rumah. Pemakai komputer Khusus untuk gedung bertingkat perawatan terhadap kebersihan
yang memiliki komputer ‘kuno‘, misalnya AT, dan ingin membeli komputer baru, penampilan gedung memang perlu diperhatikan secara berkala melalui perawatan
katakanlah Pentium IV atau DialCore, tidak perlu membuang komputer lamanya. Ia cukup kebersihan gedung oleh pengelolahnya. Proses pembuatan instalasi kebersihan
memasang netword card di kedua komputernya kemudian dihubungkan dengan kabel yang khusunya bagian permukaan gedung biasa disebut dengan gondola yaitu semacam
khusus digunakan untuk sistem jaringan. Dibandingkan dengan ketiga cara diatas, sistem perangkat crane/mesin derek yang memuat satu sampai dua orang yang tergantung
jaringan ini lebih sederhana sehingga lebih mudah dipejari dan dipakai. dari atas gedung bertingkat dimana pekerja kebersihan dapat dengan leluasa
mengatur elevasi gondola saat melakukan proses pembersihan di bagian permukaan
Jaringan Kabel Telepon :
gedung. Hal yang perlu diperhatikan dalam operasionalnya yaitu faktor keamanan
Penggunaan sejumlah telepon pada suatu bangunan pada umumnya tidak diketahui bagi para pekerja yang sedang bertugas.
secara tepat dan oleh karenanya perlu dirancang secara terpadu dengan perancangan
jaringan utilitas lainnya. Meskipun pada saat tahap rancangan jumlah telepon sudah
diketahui, pada kenyataannya masih sering terjadi penambahan jumlah dan perubahan
jaringan layanan telepon.
Untuk maksud ini, maka perancangan jumlah saluran telepon didasarkan pada
perkiraan per satuan luas lantai yang akan mempengaruhi alokasi kebutuhan ruangan untuk
kebutuhan :
 Layanan penerimaan telepon, berikut panel utama telepon.
 Saluran vertical (Riser), pipa saluran, dan panel distribusi.
 Lemari untuk perlengkapan telekomunikasi.
 Lokasi tempat penambahan sambungan.
 Ruang peralatan untuk perlengkapan khusus telekomunikasi.
 Sistem distribusi, termasuk pipa jaringan, kotak sambungan di lantai, dan lainlain.
2.9.8 Tata Lapak
Untuk dapat berfungsinya sistem telekomunikasi didalam bangunan, diperlukan saluran Tata lapak bertujuan memperbaiki kawasan dengan cara menyelaraskan
telepon dan Telkom, yang mempunyai fasilitas hubungan keluar local (dalam kota), dengan kondisi sekitar kawasan atau membuat perbedaan dengan kawasan yang
hubungan keluar interlokal (DDD – Domestic Direct Dialling) atau hubungan international ada. Tata lapak didukung dengan berbagai fasilitas yang ada seperti taman, vegetasi,
(IDD – International Direct Dialling). utilitas yang baik, pedestrian yang cukup luas bagi pejalan kaki, dan lain sebagainya
untuk menunjang perancangan lingkungan yang ada disekitar tapak
Jaringan Kabel Tata Suara :
Jaringan tata suara pada bangunan tinggi biasanya digunakan dengan sistem
keamanan, sistem tanda bahaya, dan sistem pengatur waktu terpusat. Sistem tata suara
biasanya diintegrasikan dengan sistem tanda bahaya, sehingga bila terjadi kondisi darurat
(kebakaran), sistem tanda bahaya mendapatkan prioritas sinyal (signal) dari sistem tata
suara untuk membunyikan tanda bahaya (sirine) atau program panduan evakuasi ke seluruh
bangunan.
Sistem tata suara untuk daerah lobby, koridor, area parkir dan ruang administrasi
selain digunakan untuk keperluan panduan evakuasi, digunakan pula untuk pemanggilan
atau untuk keperluan program music. Jaringan sistem pengaturan jam terpusat (master
clock) ini dimaksudkan agar di semua ruangan menunjukan waktu yang sama, terutama
pada bangunan yang digunakan oleh satu pengguna, seperti asrama, corporate office, atau
sekolah.

36
BAB III 3.1.1 Objek Studi

STUDI KASUS Cambridge Hotel Medan yang awalnya bernama Grand Swiss Belhotel Medan, merupakan
bagian dari Hospitality Management Swiss Belinternasional. Kemudian, Cambridge Hotel Medan
ini merupakan satu-satunya hotel yang bertarap bintang lima di bawah Hospitality Managemant
Swiss Belinternasional di Kota Medan. Lalu, Cambridge Hotel Medan berdiri sejak tahun 2008,
3.1 Cambridge Hotel Medan (FKA Grand Swiss-Bellhotel Medan)
dengan nama Grand Swiss Belhotel Medan. Selanjutnya, berganti nama menjadi Cambridge Hotel
Medan pada tahun 2018. Bahkan, pada 2018 Cambridge Hotel Medan sudah menjadi managemant
lokal.
Pergantian nama hotel dari Grand Swiss Belhotel menjadi Cambridge Hotel Medan
tentunya memiliki alasan tersendiri, yaitu lebih ke strategi bisnis dan ingin berjalan sendiri. Akan
tetapi, pada saat itu pihak mangemant Grand Swiss Belinternational sedikit berat untuk melepas
mangemant hotel tersebut. Hal ini karena, untuk hotel bintang lima di Kota Medan, Grand Swiss
Belhotel trafik perhotelannya sangat bagus. Sebab, dari awal Grand Swiss Belhotel di Kota Medan
bukan hotel wisata atau hotel leisure melainkan hotel bisnis. Kemudian, Grand Swiss Belhotel
Medan dahaulu juga merupakan franchise dari Swiss Belinternasional.
Hotel yang sejak awal sudah berkonsep modern ini, memiliki empat tower dengan 27 lantai.
Kemudian, empat tower tersebut merupakan under dari Cambridge Hotel Medan. Dari empat tower
tersebut terdiri dari, Cambridge City Square untuk mal, Cambridge Condominium,
Cambridge apartment, dan Cambridge Hotel Medan. Untuk Cambridge City Square sendiri berada
dari lantai LG sampai lantai 2 hotel, dan aksesnya bisa langsung ke Cambridge Hotel Medan. Di
Cambridge Hotel Medan Cambridge City Square juga memiliki seprti supermarket, XXI dan restoran serta tenant-tenant
kuliner yang menjawab selerah pengunjung. Hal ini tentunya bertujuan untuk membantu
pengunjung yang datang ke Cambridge Hotel Medan. Sedangkan, Cambridge Hotel Medan
dimulai dari lantai 2, dan Cambridge Condominium, serta Cambridge apartment dimulai dari
lantai enam. Selain itu, Cambridge Hotel Medan memiliki 242 kamar hotel, dan memiliki tujuh
tipe kamar hotel. Seperti, deluxe room, superior deluxe room, executive deluxe room, executive
superior deluxe room, junior suite room, dan presidential suite room.
Fasilitas yang ada di Cambridge Hotel Medan antara lain:
 Internet (Wifi)
 Restoran
 Bar
 Ruang pelayanan
Lokasi Cambridge Hotel Medan  Sarapan
 Fitness Centre
Lokasi: Cambridge City Square
 Kolam Renang
Alamat: Jl. S. Parman No.217, Petisah Tengah, Kec. Medan Petisah, Kota Medan, Sumatera Utara 20152  Jacuzzi(Hot tub)
 Laundry
Telefon: (061) 4576999
 Spa
Tahun dibangun : 2006  Bussines Centre
 Parking Area
Tahun dibuka: 2008
Pembangunan gedung tinggi Medan awalnya terkendala dibawah 12 lantai sesuai aturan
Arsitek : Zhen he Arcitect & Planner
Kawasan Keselamatan Operasi Penerbangan karena Pangkalan Udara Soewondo di tengah kota
Gaya Arsitektur : Arsitektur modern Medan. Namun setelah Bandar Udara Internasional Kuala Namun beroperasi tahun 2013 membuat

37
pembangunan gedung tinggi di Medan semakin banyak. Medan kini memiliki 30 gedung tinggi
diatas 12 lantai dan 38 gedung tinggi berkisar antara 7-11 lantai. Jadi, Grand Swiss-Belhotel
Medan termasuk di data bangunan tinggi yang berada di Medan. Berikut ini adalah daftar gedung
tertinggi di kota Medan berdasarkan standar Emporis menurut data Skyscrapercity Forum
Indonesia.

Daftar gedung tertinggi di Medan

Gambar Kerja Cambridge Hotel Medan:

38
3.1.2 Struktur
Struktur yang digunakan pada bangunan Candridge Hotel Medan adalah Shearwall dan
Rigid Frame.
3.1.2.1 Shearwall-Core
Bangunan ini menggunakan sistem struktur Shearwall agar dapat menahan gaya
lateral yang bisa disebabkan oleh gempa atau beban angin. Tetapi, Shearwall hanya
digunakan sebagai dinding geser saja, sehingga ada struktur gabungan yaitu system rigid
frame/ rangka kaku yang digunakan di bangunan ini dan kemudian dindingnya disusun
secara simetris.

Shearwall-Core

39
3.1.2.2 Rigid Frame
Rigid Frame merupakan system struktur yang digunakan di bangunan ini,
karena rigid frame mampu menahan gaya vertikal bangunan. Namun, dengan
bantuan dinding geser yang dapat menahan beban lateral membuat struktur
kombinasi yang baik karena kekurangan suatu sistem akan diisi oleh sistem lainnya.
Ukuran grid yang dipakai 8x10 m.

Pile Cap

Denah Kolom
3.1.3 Konstruksi
3.1.3.1 Pondasi
Pondasi yang digunakan pada bangunan Cambridge Hotel Medan adalah Pondasi
Franki.
Detail Pile Cap

Pondasi Franki
Dan Pada bagian atas pondasi, terdapat pengikat pondasi(Pile cap).
Detail Pile Cap

40
Detail Pile Cap

3.1.3.2 Kolom
Detail Pembesian Kolom
Konstruksi kolom adalah komponen yang merupakan bagian sktruktur bangunan
yang berfungsi untuk menyangga beban aksial tekanan vertikal. Secara keseluruhan fungsi 3.1.3.3 Balok
konstruksi kolom adalah meneruskan seluruh beban dari bangunan ke pondasi. Ibarat Balok adalah bagian struktur yang berfungsi sebagai pendukung beban vertikal
kerangka tubuh manusia, bagian kolom ini yang dapat memastikan sebuah bangunan dapat danhorizontal. Beban vertikal berupa beban mati dan beban hidup yang diterima pelat
tegak berdiri. lantai,berat sendiri balok dan berat dinding penyekat yang di atasnya. Sedangkan
Pada prinsipnya prosedur desain bangunan mengikuti aplikasi dari kolom, sebab bebanhorizontal berupa beban angin dan gempa.
dinding tinggi serta elemen ‘core’ pada sebuah bangunan memiliki perilaku sama seperti
kolom. Yang perlu digarisbawahi, pembuatan kolom perlu direncanakan guna menopang
beban aksial terfaktor pada semua lantai bangunan ataupun atap, juga yang berasal dari
beban terfaktor di suatu bentang terdekat lantai / atap.

Detail Pembesian Balok


3.1.3.4 Dinding
Pada bangunan ini menggunakan shear wall(dinding geser) yan merupakan elemen
Detail Pembesian Kolom struktur berbentuk dinding beton bertulang yang berfungsi untuk menahan gaya lateral.
Dinding ini bersifat daya serap, tinggi efektif dan mencegah bangunan mengalami
goyangan lebih(gempa).

41
beton ditambah.
 Jika telah sampai pada tanah keras pipa besi dimatikan/ditahan sehingga tidak ikut
turun, sementara pemancangan dilanjutkan
 terus sambil menambah adukan betonnya.
Tahapan Pelaksanaan
 tanah di bor dan masukkan casing pipa baja.
 Adukan beton didesak keluar dan membentuk kaki yang membengkak sampai dengan
tidak dapat dipancang lebih lanjut.
 Besi penulangan diturunkan ke dalam lubang dan distel pada posisi perletakan.
Tulangan Pokok yang memanjang dan spiral sebagai sengkang.
 Setelah penulangan masuk pengecoran dilanjutkan.
 Pada saat pengecoran dilanjutkkan, pipa besi perlahan-lahan ditarik, silinder beton
akan mendorong tanah sekeliling, diameter lubang membesar +/- 10 cm.
 Penulangan dibiarkan keluar dari pondasi tiang yang akan berfungsi sebagai stek untuk
menyambung ke por/Pile Cap.

Denah Shearwall

Pembesian Shearwall Pembuatan Pondasi Franki

3.1.4.2 Material Kolom

Bahan material kolom yang disiapkan harus mempunyai kualitas yang baik jika
menginginkan hasil yang maksimal, dalam hal ini ada beberapa bahan material bangunan
yang mempengaruhi kualitas hasil coran adukan beton antara lain :
Pembesian Shearwall
 Pasir, sebaiknya gunakan pasir kasar karena akan menghasilkan agregat yang mengikat
kuat antar campuran adukan dan cepat kering.
 Batu Split, jika ukuran cetakan beton besar bisa gunakan ukuran batu split 3/4, namun jika
3.1.4 Material
ukuran beton yang dibuat kecil sebaiknya pilih ukuran batu split yang lebih kecil supaya
3.1.4.1 Material pondasi pada saat proses pengecoran beton dapat padat dan hasilnya tidak berongga.
 Papan cor dan Cetakan yang dibuat, gunakan papan cor yang kuat misalnya papan cor kayu
Material pondasi terdiri dari pipa baja dan adukan beton. Bahan adukan beton kelapa yang tua. Karena jika kayu yang digunakan untuk cetakan beton tidak kuat maka
adalah semen, air, kerikil dan pasir. pada saat proses pengecoran bagian bawah akan mendapat tekanan beban yang kuat
Langkah Pelaksanaan Pondasi Franki sbb : sehingga cetakan bisa mengembung menghasilkan kolom/tiang beton tidak proposional.
 Pipa besi dia 40 – 60 cm panjang 12 m didirikan pada posisi as pondasi, diisi adukan
3.1.4.3 Material Balok
beton ketebalan 75 cm (Prop/cocok beton).
 Dilakukan penumbukan ke adukan beton tersebut sehingga memadat dan melekat pada Material utama yang dibutuhkan ialah besi baja dan kawat bendrat untuk pembesian
pipa besi, diusahakan padat sekali sehingga air tidak masuk, apabila kurang adukan serta adukan beton (campuran air, semen, dan agregat—pasir, kerikil, batu pecah) dengan

42
konsistensi tertentu. Jika perlu, bisa disiapkan bahan aditif untuk mengubah sifat atau
karakteristik beton.
2. Hot Water System(Air Panas)
Selain itu juga diperlukan bahan untuk pembuatan bekisting, seperti balok kayu
Sistem standar pemanas air sebagai berikut:
8/12 untuk gelagar; balok kayu 6/12 untuk suri-suri; kayu usuk dan papan atau multipleks
untuk membuat cetakan balok; sejumlah balok kayu sebagai penahan (skur) untuk menjaga a.Supply air bersih / tangki
kestabilan bekisting; paku dan kertas semen; dan bahan tambahan lain
b.Boiler
3.1.4.4 Material Dinding
c.Tangki air panas
Cambridge hotel menggunakan Shear wall sebagai material dinding. Penggunaan
shear wall sudah cukup banyak diaplikasikan pada bangunan bertingkat tinggi (high rise d.Pompa
building), terlebih untuk gedung berlantai 20 atau lebih. Umumnya, sistem shear wall ini e.Pemipaan
digunakan pada gedung beton bertulang. Namun, sesuai perkembangannya telah merambah
ke bangunan gedung yang menggunakan material baja dalam strukturnya. f. Sistem listrik dan panel control

Perancangan shear wall dengan penempatannya yang tepat akan memberikan suatu Air panas pada bangunan ini akan ditampung di tangki air panas terletak di bagian
sistim penahan gaya lateral yang efisien. Penerapan shear wall menjadi suatu alternatif roof top. Karena listrik yang dibutuhkan untuk memanasi air cukup banyak dan mahal,
untuk gedung bertingkat yang kurang dari 20 lantai. Sementara itu untuk gedung yang pihak Cambridge mencari solusi dengan menggunakan panel surya untuk mendapatkan
terdiri dari 20 lantai atau lebih struktur dinding geser ini sudah menjadi suatu keharusan sejumlah energi yang akan dikonversikan menjadi tenaga listrik untuk menjalankan sistem
dilihat dari segi keefektifannya sebagai pengendali defleksi (lendutan) akibat adanya beban pemanas air. Pada sistem pemanas air ini ada dua tangki air panas besar yang berkapasitas
yang bekerja. 2000 liter dan 3500 liter.

3.1.5 Building Services System


3.1.5.1 Air Bersih
1. Tangki Air Bersih
Tangki air bersih yang digunakan adalah tangki beton ground tank yang terletak di
bagian basement dan di rooftop. Tangki ini berbentuk seperti ruangan yang besar dengan
dinding dinding berupa beton.
Pendistribusian air bersih berasal dari PAM (Perusahaan Air Minum) yang
dipompakan dan langsung disalurkan ke setiap kamar pada setiap lantai. Karena tangki air Tangki Air Panas
bersih hanya ada pada bagian bawah, jika listrik padam maka air tidak dapat dipompakan
ke kamar. Namun hal itu dapat di antisipasi dengan penyediaan sumber listrik lain, seperti Pada tangki air panas, terdapat sebuah signage yang menunjukan arah aliran air dan
genset. air apa yang ada di dalamnya. Untuk air panas diberi tanda panah dengan warna merah,
sedangkan untuk air bersih biasa ditunjukan dengan tanda panah berwarna biru.

Pompa Air Bersih Pemipaan

43
sebaiknya area basah dijadikan satu zona. Misalnya, kamar mandi lantai 2 berada persis di
atas kamar mandi lantai 1.
Kalau bisa, pipa utilitas hanya membentang secara vertikal, tidak secara horizontal.
Artinya, begitu pipa keluar dari dinding shaft, akan langsung bertemu dengan kamar mandi
di lantai atas.Semakin panjang pipa, semakin riskan terjadinya kebocoran. Untuk itu
gunakan pipa air sependek mungkin, tentunya tanpa mengurangi kelancaran pergerakan air.

Pemipaan di plafon 3.1.5.2 Air Kotor

3. Sistem shaft Sumber air kotor dan limbah berasal dari :

Shaft adalah lubang menerus antara satu lantai dengan lantai lainnya, untuk 1. Toilet
meletakkan saluran pipa utilitas secara vertikal. Shaft bisa dijumpai pada bangunan 2. Drainase Kamar Mandi
bertingkat, baik rumah maupun gedung.Bila pipa ditanam ke dalam dinding, akan sulit
melakukan perbaikan saat terjadi kerusakan. Diperlukan pintu kecil untuk mengaksesnya 3. Air Hujan
bila akan melakukan perbaikan. 4. Wastafel
Sebenarnya tidak hanya pipa air yang perlu diletakkan dalam shaft, kabel listrik pun 5. Dapur
perlu. Idealnya, kedua shaft ini tidak dijadikan satu. Shaft air berisi pipa vertikal air bersih,
air kotor, dan kotoran. Sedangkan shaft listrik berisi pipa-pipa kabel listrik.Untuk
memudahkan perbaikan, pipapipa yang ada di dalam shaft ini perlu identitas. Karena itu Klasifikasi Sistem Buangan yang Digunakan
akan lebih baik bila pipa-pipa tersebut diberi warna. Biasanya pipa air bersih diberi warna
biru, air kotor warna abu- abu, dan pipa kotoran warna hitam. a. Menurut jenisnya
1. Sistem Pembuangan Air Tinja
2. Sistem Pembuangan Air Sabun dan Lemak
3. Sistem Pembuangan Air Hujan dan Air Pembuangan AC
4. Sistem Pembuangan Air Khusus
b. Menurut cara pembuangannya
Sistem pembuangan terpisah (Two-pipe system) dimana saluran untuk air tinja dan air
sabun dipisah walaupun dalam satu kamar mandi.
c. Menurut cara pengaliran
Sistem gravitasi yaitu air buangan mengalir dari tempat yang lebih tinggi secara gravitasi
ke saluran umum yang letaknya lebih rendah. Pada Cambrdige hotel ini ada juga yang
menggunakan sistem bertekanan dimana air buangan dikumpulkan terlebih dahulu setelah
mengalami proses pengolahan limbah lalu dipompakan ke riol kota.
Jenis Jenis Pipa Sesuai Warnanya
d. Menurut letaknya
Shaft air biasanya diletakkan bersebelahan dengan kamar mandi, karena pipa air
yang menghubungkan antara kamar mandi di lantai 1 dengan lantai lainnya melewati shaft Pada Hotel Cambridge, letak STP (sewage treatment plant) berada diujung bangunan
air ini. Shaft ini dapat diletakkan pada sisi luar bangunan, atau dimasukkan ke dalam denah namun bergabung dengan bangunan, sehingga sistem pembuangannya terletak di dalam
kamar mandi. Namun pintu kecil lebih aman bila diletakkan di dalam ruangan.Agar lebih bangunan.
mudah menghubungkan pipa secara vertikal dari satu lantai ke lantai lainnya, maka

44
Sistem jaringan yang digunakan pada Cambridge adalah two pipe system dimana pipa
saluran air tinja dengan air kotor dipisah lalu digabungkan di ruang STP (sewage treatment
plant) lalu dipompa menuju riol kota selanjutnya.

Shaft Tertutup

Skema pembuangan air kotor

Closet
Shaft Terbuka
2. STP (Sewage Treatment Plant)
Dalam Ruangan Pengolahan Limbah (STP), terdapat dua tempat pengolahan
limbah. Yang pertama, adalah tempat pengolahan limbah air tinja. Pada pengolahan limbah
air tinja, limbah dikumpulkan ke dalam satu tangki dan diendapkan. Air sisa endapan akan
dialirkan ke riool kota dan sisa limbah padat akan dibersihkan secara berkala setiap hari
oleh petugas Apartemen, dan limbah padat akan diolah oleh pemerintah.

Wastafel

1. Shaft
Pada tiap dua kamar Apartemen, terdapat satu shaft yang menyalurkan air limbah
kedalam Ruang Pengolahan Limbah (STP) yang berada pada bagian belakang gedung
Apartemen. Namun ada juga yang satu kamar memiliki satu shaft namun dengan ukuran
yang lebih kecil. Shaft pada apartemen ini juga dijadikan sebagai ornament estetika dalam
lorong Gedung. Seperti dapat dilihat diatas, pintu shaft tidak berada di dalam ruang kamar, Sistem Pengolahan Limbah Air Tinja
tetapi berada di koridor.

45
Pada sistem pengolahan air sabun dan lemak, terdapat bak kontrol lemak dengan
dimensi yang cukup besar. Air dari wastafel, shower, dan dapur masuk ke dalam bak lemak.
Sisa lemak akan diendapkan di bak kontrol lemak, sedangkan air sisa pembuangan akan
dialirkan masuk ke dalam pengolahan sistem air tinja, dan akan di alirkan ke riol kota. Sisa-
sisa limbah padat akan diambil setiap hari oleh petugas dan akan ditampung oleh
pemerintah.
Lubang Menuju Pipa Air Hujan

Bak Kontrol Lemak Basement


3.1.5.3 Listrik
3. Air Hujan Jaringan listrik adalah sistem listrik yang terdiri dari hantaran dan peralatan listrik,
yang terhubung satu sama lain unuk menyalurkan tenaga listrik. Ada tiga sumber listrik
Karena pada apartemen cambridge menggunakan roof top berupa plat beton untuk
yang dapat digunakan yaitu PLN, genset, atau baterai. Cambridge menggunakan dua
tempat utilitas seperti sistem air panas, AC dan lainnya, maka diperlukan sistem drainase
sumber listrik yaitu PLN dan genset.
air hujan agar tidak terjadi genangan air ketika hujan. Air hujan akan dialirkan ke bawah
menuju sumur peresapan, jika sumur peresapan tidak mampu menampung lagi maka akan
dialirkan ke riool kota.

Skema Pendistribusian Listrik


Ruang listrik pada Cambrdige terletak pada lantai basemen. Sumber listrik dari PLN
Jalur Air Hujan Pada Rooftop disalurkan melalui saluran kabel bawah tanah menuju ruangan ini yang memiliki peralatan
penerima dan pengontrol distribusi listrik untuk selanjutnya akan didistribusikan keseluruh
bangunan.

46
5 ini dibagi-bagi lagi sesuai dengan kebutuhan, misalnya pada panel lantai 1 didistribusikan
lagi menuju panel lantai 2 dan panel lantai 3, atau pada sub panel utama kebakaran
didistribusikan lagi menuju panel elektronik dan panel penerangan luar.

3.1.5.4 Transpotasi
Sistem transportasi di Cambridge ada 3, yaitu:
1. Tangga
Disini terdapat banyak jenis tangga yaitu:

Kabel Listrik  Tangga Depan (akses menuju bangunan)


 Tangga Entrance
 Tangga Maintenance Alat
 Tangga Akses Rooftop
 Tangga Darurat

Kabel Pada Plafon

Denah Tangga Darurat

Ruang Area Liatrik


Listrik dari PLN dan dari genset ditampung pada Panel Distribusi Tegangan Rendah
(PDTR) yang juga disebut dengna MDP ( Main Distribution Panel) yang terletak pada
ruang panel lantai basemen. Listrik dari PDTR kemudian didistribusikan menuju 5 SDP
(Sub Distribution Panel) diantaranya panel lantai basemen, panel lantai 1, panel lantai atap, Tangga Darurat
panel utama kebakaran, dan panel utama pompa. Untuk selanjutnya SDP yang sudah dibagi

47
2. Ramp 3. Lift
Disini terdapat ramp yang digunakan untuk parkir mobil pada basemen dan ramp Lift pada apartemen ini termasuk jenis lift Machine Room Lift (MRL) yang
akses dari luar menuju ke dalam bangunan. bertujuan penghematan ruang dalam gedung bangunan karena tidak memerlukan ruangan
khusus (machine room) untuk meletakkan mesin motor dan relay, dimana mesin motor
diletakan pada bagian overhead dari hoistway, dan panel diletakkan pada tembok di lantai
teratas. Sistem pada lift ini adalah menggunakan tarikan kabel baja dari atas.

Spesifikasi Lift

Ramp didalam Bangunan

Ramp Area Luar Bangunan

Lift Pengunjung
Ramp Basement

48
3.1.5.5 Sistem HVAC(Penghawaan)
Sistem penghawaan buatan yang diterapkan pada bangunan ini menggunakan AC
Central. Penggunaan AC di apartemen ini untuk memperoleh kondisi lingkungan yang
serba nyaman (comfortable ). Selain itu pemilihan AC Sentral dipilih karna sistem
penghawaan yang dibutuhkan dalam jumlah besar.
Unit Chiller yang digunakan pada sistem ini merupakan jenis Water Cooled Water
Chiller dengan menggunakan kompresor jenis sentrifugal 3 tahap / 3 stage centrifugal
compressor ( Kompresor sentrifugal 3 tingkat ), yang diproduksi oleh salah satu pabrikan
unit AC yang cukup terkenal yaitu Trane Company. Unit ini berkapasitas 320 Ton Detail Exhaust Fan
Refrigerant / 320 TR, dengan menggunakan sistim negative pressure, dimana jika terjadi
kebocoran pada unit Chiller maka refrigerant yang terdapat didalamnya tidak akan terbang 3.1.5.6 Sistem Kebakaran
ke udara, melainkan udara luar yang akan masuk ke dalam system. Preservatif Treatment :
1. Perlengkapan pencegahan
2. Pemilihan bahan bangunan, Material yang digunakan oleh apartement sejahtera adalah
beton bertulang. Material ini tahan terhadap api sampai batasan tertentu. Sehingga, jika
terjadi kebakaran, dapat dipastikan penyebaran apinya cukup lambat dibandingkan material
lainnya.
Usaha represif ini meliputi pengadaan alat pemadam kebakaran serta penunjang lainnya,
Ac Central seperti :
Selain Air Conditioning , bangunan ini juga menggunakan exhaust fan untuk 1. Smoke detector
mengontrol udara pada ruang bangunan. Exhaust fan berfungsi untuk menghisap udara di
dalam ruang untuk dibuang ke luar, dan pada saat bersamaan menarik udara segar di luar Smoke detector terdapat di loronglorong bangunan, lobi, dan pada kamar apartemen
ke dalam ruangan. Selain itu exhaust fan juga bisa mengatur volume udara yang akan dengan jarak-jarak tertentu. Smoke detector berfungsi untuk mendeteksi asap yang muncul
disirkulasikan pada ruang. dalam keadaan darurat. Asap akan dideteksi oleh alat tersebut dan alat akan bekerja dan
menghidupkan alarm kebakaran di seluruh gedung Cambridge

Sistem kerja exhaust fan, adalah udara – udara panas pada bangunan Apartemen
Cambridge dihisap menuju ke saluran , selanjutnya udara akan diteruskan dan dikeluarkan
lewat lubang pengeluaran ( outdoor) . Lubang pengeluaran tersebut terletak di rooftop
bangunan.

Smoke detector

49
2. Speaker 5. Box Hydrant
Speaker berfungsi untuk menyiarkan alarm dan informasi- informasi penting Hydrant box atau kotak hidran sangat dianjurkan tersedia di tempat umum seperti
kepada pengguna bangunan saat terjadi keadaan bahaya. Dengan adanya speaker pada bioskop, pusat perbelanjaan, restaurant dan sekolah. Fungsi dari hydrant box adalah sebagai
lorong-lorong bangunan, alarm bahaya diharapkan dapat terdengar pengguna dari seluruh tempat penyimpanan alat-alat perlengkapan guna memadamkan kebakaran misalnya selang
sudut sehingga proses evakuasi dapat dilaksanakan dengan cepat. kebakaran, nozzle dan hydrant valve.

Speaker
3. Fire Alarm
System Fire alarm system adalah sistem peringatan jika terjadi kebakaran.
Kronologisnya adalah ketika terdapat kebakaran asap akan dideteksi oleh smoke detector. Box Hydrant
Smoke detector kemudian aktif secara otomatis. Sistem itu kemudian bereaksi yang berupa
3.1.5.7 Penangkal Petir
hidupnya alarm/sirine kebakaran, automatic dialer system ke pemadam kebakaran, dll.
Cambridge memiliki beberapa penangkal petir di setiap tower yang mampu
menaungi seluruh bangunan dan menetralisir udara di sekitar bangunan dari sambaran petir.
Tinggi tiang penangkal petir adalah 7,5 meter dengan radius jangkauan 100 m. Aliran Petir
pada batang penangkal petir akan diteruskan melalui kabel coaxial 35mm menuju ke bak
kontrol sebagai grounding sistem di lantai 1.

Fire Alarm
4. Fire Extinguisher
Merupakan sebuah tabung berisi gas karbon. Tabung ini biasanya berwarna merah
ini tidak terhubung dengan sistem khusus dan dipergunakan secara manual. Biasanya
diletakkan di tempat publik dan selasar yang mudah dilihat dan dijangkau.

Fire Extinguisher Penangkal Petir

50
3.1.5.8 Telekomunikasi
1. Telepon
Jaringan telepon pada apartemen terdiri dari dua sumber, yaitu PT. Telkom dan dari
PABX internal bangunan. Setelah jaringan dua itu sampai di Main Distribution Frame
(MDF-TP), jaringan dialirkan terlebih dahulu ke Junction Box Telephone System yang
berada di setiap lantai melalui pipa PVC, yang nantinya akan melanjutkan penyaluran
gelombang ke setiap unit telepon didalam ruangan.

Televisi

Skema Jaringan Telepon

Parabola
2. Sound system
Tujuan utama dari pemasangan sound system adalah untuk mempermudah
distribusi informasi serta aktivitas di dalam koridor bangunan. Sound System merupakan
salah satu bentuk komunikasi internal dalam bangunan, yang gelombangnya di salurkan
melalu kabel (wired).

Antena TV
4. WiFi

Sound system WiFi adalah salah satu bentuk jaringan komunikasi yang tidak menggunakan kabel
(wireless) melainkan menggunakan gelombang elektromagnetik. Jaringan WiFi selain
3. Televisi berada di lobby, juga berada di setiap lantai, pendistribusiannya bergantung pada setiap
Jaringan televisi berasal dari dua sumber, yaitu parabola dan antena. Gelombang user masing-masing.
TV yang didapat pada parabola berupa siaran televisi internasional sedangkan siaran
televisi nasional diterima oleh antena. Kedua benda ini berada di roof top agar mendapatkan
sinyal yang baik.

51
3.2 Swiss Bellin Darmocentrum
3.2.1 Lokasi
Bangunan gedung hotel Swiss Bellin Darmocentrum terletak di Jl. Bintoro no. 21 – 25 kota
Surabaya. Bangunan terdiri atas 14 lantai dengan lantai semi-basement dan atap dengan rangka
baja. Selain itu, pada struktur ini juga terdapat kolam renang pada lantai 10. Setelah dilakukan
percobaan beberapa kali, permodelan dengan sistem rangka pemikul momen khusus saja, tidak
dapat memenuhi persyaratan kontrol perioda fundamental struktur. Oleh karena itu, desain struktur
yang dilakukan adalah menggunakan sistem ganda yang tahan gempa.

Area Wifi

Skema Jaringan Wifi

5. CCTV
CCTV (Closed Circuit Television) adalah suatu alat yang berfungsi untuk
memonitor suatu ruangan melalui layar televisi/monitor, yang menampilkan gambar dari
rekaman kamera yang dipasang di setiap sudut ruangan (biasanya tersembunyi) yang
diinginkan oleh bagian keamanan. Sistem kamera dan TV ini terbatas pada bangunan
tersebut (closed). Semua kegiatan di dalamnya dapat dimonitor di suatu ruangan sekuriti.
CCTV ini dapat bekerja selama 24 jam sesuai dengan kebutuhan.

CCTV Skema JaringanCCTV

52
digunakan sistem struktur yang mengombinasikan sistem rangka kaku dengan dinding geser, yang
disebut sebagai sistem ganda (dual system). Kerja sama antara sistem rangka penahan momen
3.2.2 Latar belakang
dengan dinding geser merupakan suatu keadaan khusus, dimana dua 6 struktur yang berbeda sifat
Indonesia merupakan negara yang rawan gempa bumi karena dilalui oleh jalur pertemuan 3 dan perilakunya digabungkan dan menghasilkan struktur yang lebih ekonomis dan kuat. Sesuai
lempeng tektonik, yaitu: Lempeng Indo-Australia, lempeng Eurasia, dan lempeng Pasifik. Sebagai dengan yang terdapat pada SNI 1726 – 2012 pasal 3.49, sistem ganda adalah sistem struktur yang
negara berkembang, Indonesia tengah melakukan banyak pembangunan di bidang infrastruktur merupakan gabungan rangka pemikul momen sekurang-kurangnya mampu menahan 25% dari
teknik sipil, maka perencanaan pembangunan infrastruktur tersebut harus memenuhi persyaratan gaya lateral dan sisanya ditahan oleh dinding geser. Nilai koefisien dari sistem rangka pemikul
tahan gempa. Jika bangunan tidak direncanakan dengan tahan gempa yang baik dapat momen dengan dinding geser dan bresing. Nilai koefisien modifikasi respons (R) yang
menimbulkan kerugian jiwa dan materi yang sangat besar. Pada Tugas Akhir Terapan ini direkomendasikan untuk sistem ganda dengan Sistem Rangka Pemikul Momen Khusus (SRPMK)
perancangan dilakukan pada bangunan gedung hotel Swiss Bellin Darmocentrum yang terletak di adalah 7. Sistem ganda memiliki 3 ciri utama. Pertama, rangka ruang lengkap berupa sistem rangka
Jl. Bintoro no. 21 – 25 kota Surabaya. Bangunan ini terdiri atas 14 lantai dengan lantai pemikul momen (SRPM) yang penting dan berfungsi sebagai pemikul beban gravitasi. Kedua,
semibasement dan atap dengan rangka baja. Desain struktur yang dilakukan adalah melakukan sesuai SNI 1726 – 2012 pasal 7.2.5.1 mensyaratkan bahwa pemikul beban lateral dilakukan oleh
pengecekan perhitungan dengan persyaratan struktur sistem rangka pemikul momen terlebih dinding geser dengan rangka pemikul momen. Rangka pemikul momen harus mampu memikul
dahulu, kemudian bila persyaratan tidak memenuhi, struktur akan didesain menggunakan setidaknya 25% dari gaya gempa desain. Ketiga, dinding geser dan rangka pemikul momen
persyaratan sistem ganda yang tahan gempa dengan merencanakan bangunan gedung berada pada direncanakan memikul secara bersamasama seluruh beban lateral dengan memperhatikan
wilayah Kategori Desain Seismik D. Pedoman perhitungan perencanaan gedung tahan gempa di peraturan yang berlaku untuk sistem ganda.
Indonesia adalah SNI 2847 -2013 “Persyaratan Beton Struktural untuk Gedung”, SNI 1727-2013
“Beban minimum untuk perancangan bangunan gedung dan struktur lain)”, SNI 1726-2012 “Tata
cara perencanaan ketahanan gempa untuk struktur bangunan gedung dan non gedung.”, dan SNI 3.2.4 Gambar Kerja
1729 – 2015 tentang “Spesifikasi untuk bangunan gedung baja struktural.”

3.2.5 Data – Data Gedung Swiss Bellin Darmocentrum


- Nama Gedung : Swiss Bellin Hotel Darmocentrum Surabaya
- Lokasi : Jl. Bintoro no. 21 – 25 Surabaya
- Fungsi : Gedung perhotelan
- Jumlah Lantai : 14 lantai dengan lantai semi – A Penggambaran Teknik Metode
pelaksanaan konstruksi balok dan plat lantai Selesai Analisa struktur (gaya dalam M,
N, D) Cek Persyaratan Perhitungan struktur (balok induk, kolom, dinding geser, semi-
basement, plat, tangga, balok anak, atap baja) 13 basement dan atap baja
- Tinggi gedung : 64,60 meter
- Panjang gedung: 38,50 meter
- Lebar gedung : 30 meter
- Material : Beton bertulang
- Sistem struktur : Sistem ganda
-
3.2.3 Struktur
Menggunakan system ganda :
Sistem ganda (dual system) merupakan salah satu jenis struktur yang baik sebagai sistem
struktur yang tahan gempa. Sistem ganda digunakan pada perancangan gedung tingkat tinggi di Gamnbar Potongan A-A
daerah atau zona gempa menengah hingga kuat. Semakin tinggi suatu gedung, penggunaan sistem
rangka saja kurang ekonomis karena untuk menahan gaya lateral akibat beban gempa akan
menyebabkan dimensi elemen struktur balok dan kolom yang dibutuhkan akan semakin besar.
Oleh karena itu, untuk meningkatkan kekakuan dan kekuatan struktur terhadap gaya lateral,

53
Gambar Tampak Selatan

Gambar Potongan B-B

Gambar Tampak Timur


Gambar Tampak utara

54
Gambar Denah Lt.3

Gambar Tampak Barat


Gambar Denah Lt.4

Gambar Denah Lt.1

Gambar Denah Lt.5-8

Gambar Denah Lt.2 Gambar Denah Lt.9

55
Gambar Denah Lt.10
Gambar Denah Lt.Atap

3.2.7 Material
Pondasi : borepile, | besi ulir, plat baja, semen, pasir.
Kolom & Balok : Beton bertulang/ Beton pra-cetak,| besi ulir, semen, pasir.
Lantai : granit, keramik, Karpet, batu alam .
Atap : dack beton/cor beton | besi ulir, semen, pasir.

Gambar Denah Lt.11 Dinding : beton, Bata ringan (Hebel/celcon).


Fasad : kaca, plastic, Eksterior Isolasi and Finish System (EIFL).

3.2.6 Building Services System


3.2.6.1 Air Bersih
Tangki air bersih yang digunakan adalah tangki beton ground tank yang terletak di
bagian basement dan di rooftop. Tangki ini berbentuk seperti ruangan yang besar dengan
dinding dinding berupa beton. Pendistribusian air bersih berasal dari PAM (Perusahaan Air
Minum) yang dipompakan dan langsung disalurkan ke setiap kamar pada setiap lantai.
Karena tangki air bersih hanya ada pada bagian bawah, jika listrik padam maka air tidak
Gambar Kerja Lt.12-13
dapat dipompakan ke kamar. Namun hal itu dapat di antisipasi dengan penyediaan sumber
listrik lain, seperti genset.

3.2.6.2 Air kotor


Sumber air kotor dan limbah berasal dari :
 Toilet/ WC
 Drainase Kamar Mandi
 Air Hujan
 Wastafel
Gambar Denah Lt. 14  Dapur

56
Kelebihan AC Split Wall :
3.2.6.3 Listrik Bisa dipasang pada ruangan yang tidak berhubungan dengan udara luar, misalnya
pada ruangan yang posisinya ditengah pada bangunan Ruko, karena condenser yang
Sumber listrik dari PLN disalurkan melalui saluran kabel bawah tanah menuju ruangan
terpasang pada outdoor bisa ditempatkan ditempat yang berhubungan dengan udara luar
yang memiliki peralatan penerima dan pengontrol distribusi listrik untuk selanjutnya akan
jauh dari ruangan yang didinginkan.
didistribusikan keseluruh bangunan atau keseluruh ruanagn gedung Swiss Bellin
Darmocentrum. Suara didalam ruangan tidak berisik.
3.2.6.4 Sistem HVAC (Heating, Ventilation, dan Air Conditioning) Kekurangan AC Split Wall:
Air conditioner adalah perangkat teknik untuk mengkondisikan lingkungan Pemasangan pertama maupun pembongkaran apabila akan dipindahkan
terutama udara untuk berbagai keperluan. Pengkondisian lingkungan adalah usaha untuk membutuhkan tenaga yang terlatih. Pemeliharaan/perawatan membutuhkan peralatan
mengatur dan mengontrol besaran-besaran yang memenuhi kondisi tertentu yaitu kondisi khusus dan tenaga yang terlatih. Harganya lebih mahal.
yang lain dari pada yang diberikan oleh iklim alam dengan cara non alamiah. Manusia
2. AC Window
selalu menginginkan kondisi lingkungan yang serba nyaman (comfortable). Prinsip AC
yaitu memindahkan kalor dari satu tempat ke tempat yang lain. AC sebagai pendingin
memindahkan kalor dari dalam ke luar ruangan, AC sebagai pemanas, memindahkan kalor
dari sistempemanas ke dalam ruangan (di negara kutub)
Pada bangunan gedung sistem pengkondisisan udara / Tata Udara dibagi
menjadi 2 yaitu:
a) Sistem tata udara sentral : sistem pendinginan langsung (media air), sistem
pendinginan tidak langsung (media udara) AC Window adalah AC yang berbentuk kotak dan dalam pengoperasiannya tidak
menggunakan remote. Karena tombol kontrol sudah terintegrasi dengan AC ini. AC ini
b) Sistem tata udara non sentral : sistem AC windows, sistem AC split. hanya terdiri dari satu bagian yaitu unit itu sendiri dan tidak ada istilah outdoor dan indoor
AC.
Dipasaran, terdapat banyak jenis dan macam-macam AC, diantaranya adalah
sebagai berikut : AC ini sudah tidak diproduksi lagi karena dianggap sudah ketinggalan jaman dan
karena tidak ada unit outdoor yang membuat AC ini tidak praktis. Kapasitas AC ini mulai
1. AC Split Wall
dari 0.5 pk - 2.5 pk.
3. AC Sentral

Pada AC jenis ini, udara dari ruangan/bangunan didinginkan pada cooling plant
AC Split Wall adalah jenis AC yang paling umum digunakan di rumah, kantor
diluar ruangan/bangunan tersebut kemudian udara yang telah dingin dialirkan kembali
maupun instansi di Indonesia, ini disebabkan beberapa faktor mulai dari gampangnya
kedalam ruangan/bangunan tersebut. AC jenis ini biasanya dipergunakan di hotel atau mall.
perawatan dan support.
4. AC Standing Floor
AC ini terbagi menjadi dua bagian yaitu Indoor dan Outdoor. Indoor adalah bagian
yang mengeluarkan hawa dingin dan Outdoor adalah bagian tempat dimana mesin berada. AC Standing Floor adalah AC yang unit Indoonya berdiri dan mudah dipindahkan.
Acapkali outdoor ditempatkan diluar ruangan karena mengeluarkan hawa yang panas dan Karena kepraktisannya ini, AC ini sering digunakan dalam acara-acara seperti acara ulang
kadangkala suaranya yang berisik. tahun, perkawinan, hajatan dan acara lainnya.

57
AC ini bisa dioperasikan dengan remote control. AC ini mempunyai bagian Indoor dan pada seluruh ruangan. Pengaturan temperatur udara hanya dapat dilakukan pada sentral
bagian Outdoor. Kapasitas AC ini mulai dari 2pk - 5pk. cooling plant. Biaya investasi awal serta biaya operasi dan pemeliharaan tinggi.
5. AC Cassette 3.2.5.5 Sistem Kebakaran
Preservatif Treatment :
1. Perlengkapan pencegahan
2. Pemilihan bahan bangunan, Material yang digunakan oleh Hotel Ibis Style
adalah beton bertulang. Material ini tahan terhadap api sampai batasan tertentu.
Sehingga, jika terjadi kebakaran, dapat dipastikan penyebaran apinya cukup
lambat dibandingkan material lainnya.
1. Smoke detector
Smoke detector terdapat di loronglorong bangunan, lobi, dan pada kamar apartemen
AC Cassette ini, indoornya menempel di plafon. jenis AC Cassette dengan berbagai dengan jarak-jarak tertentu. Smoke detector berfungsi untuk mendeteksi asap yang muncul
ukuran mulai dari 1.5pk sampai dengan 6pk.Cara pemasangan ac ini memerlukan keahlian dalam keadaan darurat. Asap akan dideteksi oleh alat tersebut dan alat akan bekerja dan
khusus dan tenaga extra, tidak seperti memasang ac rumah atau ac split, yang bisa dipasang menghidupkan alarm kebakaran di seluruh dalam bangunan Hotel Ibis Style
sendirian.
2. Speaker
6. AC Split Duct
Speaker berfungsi untuk menyiarkan alarm dan informasi- informasi penting kepada
pengguna bangunan saat terjadi keadaan bahaya. Dengan adanya speaker pada lorong-
lorong bangunan, alarm bahaya diharapkan dapat terdengar pengguna dari seluruh sudut
sehingga proses evakuasi dapat dilaksanakan dengan cepat.
3. Fire Alarm
System Fire alarm system adalah sistem peringatan jika terjadi kebakaran.
Kronologisnya adalah ketika terdapat kebakaran asap akan dideteksi oleh smoke detector.
Smoke detector kemudian aktif secara otomatis. Sistem itu kemudian bereaksi yang berupa
AC Split Duct merupakan AC yang pendistribusian hawa dinginnya menggunakan hidupnya alarm/sirine kebakaran, automatic dialer system ke pemadam kebakaran, lalu air
Sistem Ducting. Ini artinya, AC Split Duct tidak memiliki pengatur suhu sendiri-sendiri pada system kebakaran yang terletak di plafond akan menyala. dll.
melainkan dikontrol pada satu titik!. Tipe AC ini biasanya digunakan di Mall atau gedung- Fire Extinguisher
gedung yang memiliki ruangan luas.
Merupakan sebuah tabung berisi gas karbon. Tabung ini biasanya berwarna merah
AC Split Duct tidak pernah terlepas dari sistem Ducting yang merupakan bagian ini tidak terhubung dengan sistem khusus dan dipergunakan secara manual. Biasanya
penting dalam sistem AC sebagai alat penghantar udara yang telah dikondisikan dari diletakkan di tempat publik dan selasar yang mudah dilihat dan dijangkau. Dan dalam
sumber dingin ataupun panas ke ruang yang akan dikondisikan. Perkembangan desain peletakan benda ini harus memiliki 2-3 akses untuk menjangkaunya, untuk mempermudah
ducting untuk AC hingga saat ini sangat dipengaruhi oleh tuntutan efisiensi, terutama pemadama jika kebakaran menutup salah satu jalurnya.
efisiensi energi, material, pemakaian ruang, dan perawatan.
3.2.6.6 Penangkal Petir
Kelebihan AC Split Duct :
Hotel ini memiliki beberapa penangkal petir di setiap tower yang mampu menaungi
Suara didalam ruangan tidak berisik sama sekali. Estetika ruangan terjaga, karena seluruh bangunan dan menetralisir udara di sekitar bangunan dari sambaran petir. Tinggi
tidak ada unit indoor. tiang penangkal petir adalah kurang lebih 3 meter dengan jarak yang terletak pada ujung
Kekurangan: atau tengah paling atas bangunan. Aliran Petir pada batang penangkal petir akan diteruskan
melalui kabel coaxial 35mm menuju ke bak kontrol sebagai grounding sistem di lantai 1.
Perencanaan, instalasi, operasi dan pemeliharaan membutuhkan tenaga yang betul- Biasanya aliran petir itu akan di teruskan ketanah atau disimpan pada baterai khusus
betul terlatih. Apabila terjadi kerusakan pada waktu beroperasi, maka dampaknya dirasakan

58
3.3 Hotel J.W Marriott Medan
 Kanan Site : ACE Hardware Putri Hijau
3.3.1 Objek Studi
Hotel J.W. Marriott Medan terletak di Jln. Putri Hijau No. 10, tepat di depan stasiun televisi
nasional TVRI. Hotel tersebut terdiri dari 29 lantai, yakni lantai ground, lantai pertama, lantai kedua,
dan lantai ke-16 sampai ke-29 dipakai untuk fasilitas hotel tersebut, sedangkan dari lantai ke-3 sampai
lantai ke-15 disewakan untuk dijadikan gedung perkantoran. Lobi hotel tersebut berada di lantai
ground, pada lantai ke-1 dan ke-2 ada beberapa gedung pertemuan dan sebuah grand ballroom yang
bisa menampung 1200 pax.
Di Indonesia, tepatnya di Medan, Hotel J.W. Marriott Medan mulai dibangun pada
pertengahan tahun 2007 dan mulai beroperasi pada tanggal 25 Februari 2009 dengan pemiliknya yakni
Mr. Charlie.
Apabila dilihat dari lokasi Hotel J.W. Marriott Medan didirikan, maka hotel tersebut
diklasifikasikan sebagai City Hotel, sebab hotel tersebut terletak di jantung kota atau di tengah kota.

 Kiri Site : Cafe Bistronomix

Lokasi Peta J.W. Marriott Medan Bangunan J.W Marriott Medan

Batas Site :
 Depan Site : TVRI Sumatera Utara

Fungsi utama dari hotel adalah sebagai sarana untuk memenuhi kebutuhan tamu (wisatawan
atau pelancong) sebagai tempat tinggal sementara selama jauh dari tempat asalnya. Hotel J.W.
Marriott Medan beroperasi sepanjang tahun. Tidak ada sela untuk berhenti, sehingga hotel ini
dimasukkan ke dalam jenis hotel All Year Around. Melihat ukuran hotel dan jumlah kamar sebanyak
286 kamar, maka hotel tersebut dikategorikan sebagai average hotel dan berdasarkan kelasnya Hotel
J.W. Marriott Medan termasuk hotel berbintang lima.

59
3.3.2 Sistem Teknologi
3.3.2.1 Struktur Dan Konstruksi
Hotel J.W. Marriot Medan adalah salah satu bangunan tinggi (high rise) yang
menggunakan struktur gabungan, yakni Shear Wall and Core dan Rigid Frame.
Penggunaan Shear Wall (dinding geser) pada struktur bangunan yang berbentuk beton
bertulang dirancang untuk menahan gaya geser yang diakibatkan oleh gempa bumi. Dengan
dibuatnya dinding Shear wall pada setiap titik rawan maka gaya lateral gempa dapat
diredam oleh dinding geser tersebut. Gambar dibawah ini merupakan bentuk Shear Wall
pada Hotel JW Marriot Medan.

Core Groundfloor dan Level 1


(1) (2) (3) (4)
Shearwall-core Bangunan

Shearwall-core Hotel

Core Level 2 dan Basement

Shearwall-core Transfer

 Core
Core atau inti bangunan menurut Schueller (1989) adalah suatu tempat untuk
meletakan trasportasi vertikal dan distrubusikan energi (seperti lift, tangga, wc dan shaft
mekanis). Core adalah tempat untuk memuat sistem, seperti sistem transportasi mekanis
dan vertikal serta menambah kekakuan bangunan.

60
Core Semibasement

Detail Core CSL, HSL

CORE DI SETIAP LANTAI


Berikut ini merupakan gambar-gambar denah core pada setiap lantai bangunan Hotel JW Marriot
Medan:

Core Hotel

Basement, Semi Basement

Lantai Basement
 Pada core 1, terdapat HSL 2, Service lift lobby, beberapa void.
 Pada core 2, terdapat ruang MEP
Core Roof  Pada core 3, void
 Pada core 4, terdapat void, Service Lift Lobby dan ruang Mekanikal/Elektrikal

61
Lantai Semi Basement
 Pada core 1, terdapat HPL 1, HPL 2, lobby service lift
 Pada core 2, terdapat Store
 Pada core 3, terdapat HPL 1, HPL 2, HPL 3, OPL 1, OPL 2, OPL 3.
 Pada core 4, terdapat EX. OL, OPL 2, OPL 3, HSL 2, Lift Lobby

Level 1 dan Mezzanine

Lantai 1
 Pada core 1, terdapat HSL 1, HSL 2, Servise lift lobby
 Pada core 2, terdapat tangga, beberapa void
 Pada core 3, terdapat HPL 1, HPL 2, HPL 3, OPL 1, OPL 2, OPL 3
Ground floor, ground floor mezzanine
 Pada core 4, terdapat EX. OL, OPL 4, OPL 5, OSL, Storage L1-10, Ruang Mekanikal
Ground Floor Elektrikal, tangga
 Pada core 1, terdapat Service Lift Lobby, HSL 1, HSL 2.
 Pada core 2, terdapat beberapa void Lantai 1 Mezzanine
 Pada core 3, terdapat HPL 1, HPL 2, HPL 3, OPL 1, OPL 2, OPL 3  Pada core 1, terdapat HSL 1, HSL 2, void
 Pada core 4, terdapat EX. OL, OPL 4, OPL 5, Toilet, void, tangga  Pada core 2, terdapat tangga, beberapa void
 Pada core 3, terdapat HPL 1, HPL 2, HPL 3, OPL 1, OPL 2, OPL 3
Ground Floor Mezzanine Pada core 4, terdapat EX. OL, OPL 4, OPL 5, OSL, beberapa void, tangga
 Pada core 1, terdapat void, HSL 1, HSL 2
 Pada core 2, terdapat tangga, void
 Pada core 3, terdapat HPL 1, HPL 2, HPL 3, OPL 1, OPL 2, OPL 3
 Pada core 4, terdapat void, EX. OL, OPL 4, OPL 5, OSL, tangga

62
Level 2 dan Mezzanine

Lantai 2 Level 3, 4, 6
 Pada core 1, terdapat HSL 1, HSL 2, Lobby Service Lift
Lantai 3
 Pada core 2, terdapat tangga, beberapa void
 Pada core 1, terdapat HSL 1, HSL 2
 Pada core 3, terdapat HPL 1, HPL 2, HPL 3, OPL 1, OPL 2, OPL 3
 Antara core 1 dan 2, terdapat beberapa shaft dan toilet, tangga, ruang Mekanikal Elektrikal
 Pada core 4, terdapat janitor, EX. OL, OPL 2, OPL 3, OSL, Storage L2-18, Ruang MEP,
tangga, void  Pada core 2, terdapat beberapa shaft dan toilet
 Antara core 2 dan 3, terdapat shaft
 Pada core 3, terdapat HPL 1, HPL 2, HPL 3, OPL 1, OPL 2, OPL 3
Lantai 2 Mezzanine  Pada core 4, terdapat terdapat EX. OL, OPL 4, OPL 5, OSL, beberapa shaft, ruang
 Pada core 1, terdapat HSL 1, HSL 2, void Mekanikal Elektrikal, tangga
 Pada core 2, terdapat tangga, beberapa void
 Pada core 3, terdapat HPL 1, HPL 2, HPL 3, OPL 1, OPL 2, OPL 3
Lantai 4&6
 Pada core 4, terdapat EX. OL, OPL 4, OPL 5, OSL, beberapa void, tangga
 Pada core 1, terdapat HSL 1, HSL 2
 Antara core 1 dan 2, terdapat beberapa shaft dan toilet, tangga, ruang Mekanikal Elektrikal
 Pada core 2, terdapat beberapa shaft dan toilet
 Antara core 2 dan 3, terdapat shaft
 Pada core 3, terdapat HPL 1, HPL 2, HPL 3, OPL 1, OPL 2, OPL 3
 Pada core 4, terdapat EX. OL, OPL 4, OPL 5, OSL, beberapa shaft, ruang Mekanikal
Elektrikal, tangga

63
Level 5, 7 Level 8, 9, 13

Lantai 5 Lantai 8
 Pada core 1, terdapat HSL 1, HSL 2  Pada core 1, terdapat HSL 1, HSL 2
 Antara core 1 dan 2, terdapat beberapa shaft dan toilet, tangga, ruang Mekanikal Elektrikal  Antara core 1 dan 2, terdapat beberapa shaft dan toilet, tangga, ruang Mekanikal Elektrikal
 Pada core 2, terdapat beberapa shaft dan toilet  Pada core 2, terdapat beberapa shaft dan toilet
 Antara core 2 dan 3, terdapat shaft  Pada core 3, terdapat HPL 1, HPL 2, HPL 3, OPL 1, OPL 2, OPL 3
 Pada core 3, terdapat HPL 1, HPL 2, HPL 3, OPL 1, OPL 2, OPL 3  Pada core 4, terdapat EX. OL, OPL 4, OPL 5, OSL, beberapa shaft, ruang Mekanikal
 Pada core 4, terdapat terdapat EX. OL, OPL 4, OPL 5, OSL, beberapa shaft, ruang Elektrikal, tangga
Mekanikal Elektrikal, tangga
Lantai 7 Lantai 9, 13
 Pada core 1, terdapat HSL 1, HSL 2  Pada core 1, terdapat HSL 1, HSL 2
 Antara core 1 dan 2, terdapat beberapa shaft dan toilet, tangga, ruang Mekanikal Elektrikal  Antara core 1 dan 2, terdapat beberapa shaft dan toilet, tangga, ruang Mekanikal Elektrikal
 Pada core 2, terdapat beberapa shaft dan toilet  Pada core 2, terdapat beberapa shaft dan toilet
 Antara core 2 dan 3, terdapat shaft  Antara core 2 dan 3, terdapat shaft
 Pada core 3, terdapat HPL 1, HPL 2, HPL 3, OPL 1, OPL 2, OPL 3  Pada core 3, terdapat HPL 1, HPL 2, HPL 3, OPL 1, OPL 2, OPL 3
 Pada core 4, terdapat EX. OL, OPL 4, OPL 5, OSL, beberapa shaft, ruang Mekanikal  Pada core 4, terdapat EX. OL, OPL 4, OPL 5, OSL, beberapa shaft, ruang Mekanikal
Elektrikal, tangga Elektrikal, tangga

64
Level 14, 15
Level 10, 11, 12
Lantai 14 (Transfer)
Lantai 10 &12  Pada core 1, terdapat Fire Lift Lobby, HSL 1, HSL 2
 Pada core 1, terdapat HSL 1, HSL 2  Pada core 2, terdapat Toilet, ruang Mekanikal Elektrikal
 Antara core 1 dan 2, terdapat beberapa shaft dan toilet, tangga, ruang Mekanikal Elektrikal  Pada core 3, terdapat HPL1, HPL 2, HPL 3, OPL 1, OPL 2, OPL 3
 Pada core 2, terdapat beberapa shaft dan toilet  Pada core 4, terdapat EX. OL, OPL 4, OPL 5, OSL, Strorage L14-07
 Pada core 3, terdapat HPL 1, HPL 2, HPL 3, OPL 1, OPL 2, OPL 3
 Pada core 4, terdapat EX. OL, OPL 4, OPL 5, OSL, beberapa shaft, ruang Mekanikal
Elektrikal, tangga Lantai 15 (Transfer)
 Pada core 1, terdapat Fire Lift Lobby, HSL 1, HSL 2
Lantai 11  Pada core 2, terdapat Toilet, ruang Mekanikal Elektrikal
 Pada core 1, terdapat HSL 1, HSL 2  Pada core 3, terdapat HPL1, HPL 2, HPL 3, OPL 1, OPL 2, OPL 3
 Antara core 1 dan 2, terdapat beberapa shaft dan toilet, tangga, ruang Mekanikal Elektrikal Pada core 4, terdapat EX. OL, OPL 4, OPL 5, OSL, Strorage L15-05
 Pada core 2, terdapat beberapa shaft dan toilet
 Pada core 3, terdapat HPL 1, HPL 2, HPL 3, OPL 1, OPL 2, OPL 3
 Pada core 4, terdapat EX. OL, OPL 4, OPL 5, OSL, beberapa shaft, ruang Mekanikal
Elektrikal, tangga

65
Level 22-25
Level 16-21
Lantai 22, 24
Lantai 16, 18, 20
 Pada core 1, terdapat HSL 1, HSL 2, Service Room
 Pada core 1, terdapat HSL 1, HSL 2, Service Room
 Antara core 1 dan 2, terdapat tangga, beberapa shaft, ruang mekanikal elektrikal, kamar
 Antara core 1 dan 2, terdapat tangga, beberapa shaft, ruang mekanikal elektrikal, kamar tidur, tangga
tidur, tangga
 Pada core 2, terdapat kamar tidur
 Pada core 2, terdapat kamar tidur
 Pada core 3, terdapat HPL 1, HPL 2, HPL 3
 Pada core 3, terdapat HPL 1, HPL 2, HPL 3
 Antara core 3 dan 4, terdapat Linen, Kamar tidur
 Antara core 3 dan 4, terdapat Linen, Kamar tidur  Pada core 4, terdapat tangga, shaft, ruang mekanikal elektrikal
 Pada core 4, terdapat tangga, shaft, ruang mekanikal elektrikal
Lantai 23, 25
Lantai 17, 19, 21  Pada core 1, terdapat HSL 1, HSL 2, Service Room
 Pada core 1, terdapat HSL 1, HSL 2, Service Room  Antara core 1 dan 2, terdapat tangga, beberapa shaft, ruang mekanikal elektrikal, kamar
 Antara core 1 dan 2, terdapat tangga, beberapa shaft, ruang mekanikal elektrikal, kamar tidur, tangga
tidur, tangga  Pada core 2, terdapat kamar tidur
 Pada core 2, terdapat kamar tidur  Pada core 3, terdapat HPL 1, HPL 2, HPL 3
 Pada core 3, terdapat HPL 1, HPL 2, HPL 3  Antara core 3 dan 4, terdapat Linen, Kamar tidur
 Antara core 3 dan 4, terdapat Linen, Kamar tidur  Pada core 4, terdapat tangga, shaft, ruang mekanikal elektrikal
 Pada core 4, terdapat tangga, shaft, ruang mekanikal elektrikal

Catatan:
HSL= Hotel Service Lift
HPL= Hotel Public Lift
OPL= Office Public Lift
EX. OL= Executive Lift
OSL= Office Service Lift

66
Core C Core D

Level 27 Dan Rooftop

Lantai 27
 Terdapat MEP area, Lift Machine Room
Core E
Rooftop
 Roof Deck

POTONGAN CORE
Untuk memperjelas bagian ruang pada core, maka dapat melihat gambar potongan core di bawah
ini sesuai dengan denah.

Core F1 Core F2

Core A Core B

67
Core G1 Core G2

Core I dan Lift Core J

Core H1 Core H

Core Section Lobby 1 Core Section Lobby 2

68
Berikut merupakan beberapa detail dari potongan-potongan core di atas.  Rigid Frame
Struktur rangka kaku (rigid frame) merupakan struktur yang terdiri dari elemen-
elemen linier. Balok dan kolom yang saling dihubungkan pada ujung-ujungnya oleh joints
yang dapat mencegah rotasi relatif diantara elemen struktur yang dihubungkan, dengan
demikian elemen struktur menerus pada titik hubung tersebut.

Detail Section A Detail Section B

Detail Section C dan D


Sistem struktur ini terdiri dari kolom dan balok yang bekerja saling mengikat satu
dengan yang lainnya. Kolom sebagai unsur vertikal yang bertugas menerima beban dan
gaya, sedangkan balok sebagai unsur horizontal media pembagi beban dan gaya.

Section C, D, E, F, I, H

69
Grid tersebut diletakkan susunan kolom sehingga peletakan kolom berbentuk grid atau rangka kaku yang
teratur diluar dari core bangunan. Sistem struktur ini terdiri dari kolom dan balok yang bekerja saling
mengikat satu dengan yang lain. Kolom sebagai unsur vertikal yang bertugas menerima beban dan gaya ,
dan balok sebagai unsur horizontal yang mengikat kolom sekaligus sebagai pembagi beban dan gaya.balok
dan kolom yang saling dihubungkan pada ujung-ujungnya oleh joints yang dapat mencegah rotasi relatif
diantara elemen struktur. Untuk menunjukkan bahwa Hotel JW Marriot juga memiliki struktur Rigid
Frame, maka lihat peletakan kolom bangunan ini pada gambar berikut.

Kolom 1st Kolom 2nd Kolom 3rd

Kolom 4th Kolom basement Ko lom Groundfloor

GRID

Kolom Gudlines Kolom Hotel Dan Office Kolom Semibasement

GRID LANSCAPE

70
Berikut denah dari beberapa lantai bangunan tinggi Hotel JW Marriot. Dari lantai 3 hingga lantai
15, memiliki fungsi bangunan kantor, dari Lantai 16 hingga 27 memiliki fungsi bangunan Hotel, dan
lantai 28 merupakan rooftop

Sub Basement Semi Basement

Siteplan Groundplan

Groundfloor Ground Mezzanine

Pada lantai 14 dan 15 merupakan lantai yang menjadi transfer pada bangunan Hotel JW Marriot Medan.
1st Floorplan 2nd Floorplan

Transfer l14 Transfer 2 l15

Basement Base Coordinate

71
Hotel L 25 Dan Penthouse L26 Plant L 27 Dan Roof
Keyplan Detail Fasad

Tampak
Potongan

Elevation A Elevation B
Section AA Section BB

Elevation C Elevation D Section CC Section DD

72
Section EE

Pondasi Bore Pile

3.3.3 Material
1. Pondasi 2. Kolom dan Balok
Jenis pondasi yang digunakan pada hotel ini ialah driven pile (tiang pancang) dan bore pile. Driven Kolom dan balok menggunakan material beton bertulang dan beton pracetak. Beton bertulang
pile langsung dipancangkan menggunakan alat pancang sampai menemui tanah keras. Dan pondasi memiliki kekuatan atau daktilitas yang tinggi. Kontruksinya karena tahan terhadap air dan api,
bore pile dengan cara mengebor dahhulu kemudian memasukkan tulangan dan di cor. Dan material sehingga keawetannya mampu bertahan dalam jangka waktu yang lama. Kemudian dalam desain
pendukung pondasi lainnya yakni plat baja, besi ulir, semen, dan pasir. hotel J.W. Marriott memungkinkan untuk dirancang seperti pada tampak bangunannya sekarang.
Sementara beton pracetak dicetak sesuai kebutuhan dengan jenis dan fungsi yang beragam.
Kemudain material kolom dan balok lainnya yakni besi ulir, semen, dan pasir.

Beton Bertulang

Pondasi Driven Pile

73
Beton Pracetak

3. Lantai
Jenis lantai yang digunakan pada hotel J.W. Marriott baik indoor dan outdoornya yakni lantai
marmer, lantai keramik, lantai vinyl, lantai kayu, dan lantai karpet.

74
4. Atap perpipaan ke setiap lantai sesuai dengan desain pada titik-titik pengambilan air yang telah
J.W. Marriott Hotel menggunakan atap dak beton atau pelat lantai beton yang terbuat dari struktur direncanakan dalam denah baik. Dikarenakan interval ketinggian yang cukup tinggi, sistem
beton bertulang. distribusi air dengan pola pemompaan dua sampai tiga kali sesuai kemampuan daya pompa.
Dilengkapi dengan sistem penampungan transisi pada daerah dilatasi, hal ini dikarenakan
5. Dinding karena keterbatasan kemampuan pompa untuk menyuplai air pada elevasi gedung yang
Menggunakan beton, keramik, dan bata ringan (bata celcon) dengan ukuran yang sama namun cukup tinggi.
bobotnya jauh lebih ringan sehingga pembebanan pada struktur di bawahnya menjadi lebih kecil.
3.3.4.2 Air Kotor
6. Fasad Sumber air kotor dan air limbah J.W. Marriot berasal dari drainase kamar
Dapat dilihat dari tampak bangunan memakai kaca dan eksterior isolasi and finish system (EIFS) mandi/WC, wastafel cuci/wastafel dapur, closet, dan air hujan.
pada dinding eksterior.
Pada bagian Fasad bangunan dominasi menggunakan material Curtain wall (kaca). Berikut
merupakan beberapa jenis curtain wall yang digunakan.

Curtain Wall Penthouse Curtain 27 Curtain Wall Type Hotel

3.3.4 Building Services System Skema Pembuangan Limbah Cair

3.3.4.1 Sistem Plumbing


1. Air Bersih

Sistem supply air bersih dimulai dari pengambilan air dari sumur maupun dari
PDAM/meteran dan dilanjutkan dengan pembuatan penampung air yang diletakkan di atas
bangunan yaitu berupa penampungan yang berupa bak besar dengan ukuran volume yang
disesuaikan dengan kebutuhan air dan diletakkan pada dasar bangunan (Underground).
Kemudian dilanjutkan dengan sistem pemompaan dengan mesin yang memiliki besar daya
yang bervariasi sesuai kebutuhan debit pompa yang terdistibusikan melalui sistem

75
Skema Pembuangan Limbah Padat

2. Penyediaan Air Panas


Instalasi yang menyediakan air panas dengan menggunakan sumber air bersih dan
di panaskan dengan cara instalasi sentral dengan sistem sirkulasi (sistem tertutup) yang
sering digunakan pada bangunan besar dan tinggi.

3.3.4.3 Sistem Elektrikal


1. Jaringan Listrik
Pada hotel J.W. Marriott menggunakan dua sumber listrik, yaitu sumber PLN dan
genset (generator set).
Sumber listrik dari PLN disalurkan melalui saluran kabel bawah tanah menuju
ruangan yang memiliki peralatan penerima dan pengontrol distribusi listrik untuk
selanjutnya akan didistribusikan keseluruh bangunan.
Sumber listrik dari genset digunakan apabila pasokan listrik dari PLN berkurang
atau mengalami gangguan. Mesin genset akan otomatis menyala ketika listrik dari PLN
berkurang atau mengalami gangguan. Listrik dari sumber-sumber ini akan didistribusikan
ke seluruh bagian gedung melalui panel kontrol.

76
3.3.4.4 Sistem Transportasi
1. Lift
Untuk lift service (fright elevator) dibedakan akses masuknya dengan lift
pengunjung (passanger elevator) agar tidak tergabung zonasi publik dengan zonasi service.
Di area lift pengunjung terdapat lobby lift yang berfungsi sebagai tempat menunggu untuk
naik dan setelah turun dari lift. Terdapat juga lift dari parking area.

77
2. Escalator 3. Ramp
Ramp pada J.W. Marriott terdapat pada parking area sebagai akses kendaraan mobil
Untuk escalator dipergunakan untuk alat angkut manusia dan benda yang lebih dititk
yang juga sekaligus digunakan sebagai sirkulasi bidang landai yang memungkinkan
beratkan pada pengangkutan. Kemiringan yang digunakan antara 30-50 derajat. Panjang eskalator
disesuaikan dengan kebutuhan, yakni lebar untuk satu orang kurang lebih 60 cm. Mesin eskalator pengguna roda lainnya berjalan.
terletak dibawah lantai. Escalator pada hotel ini menggunakan tata letak sejajar arus berputar.

4. Tangga Utama dan Tangga Darurat


Tangga dengan railing juga difungsikan didalam hotel J.W. Marriott sebagai
penambah estetika hotel dengan menggunakan tangga spiral atau tangga melingkar.
Tangga yang menggunakan cara memutar untuk naik dari lantai bawah ke lantai atas. Tangga ini
terletak pada lobby utama hotel sebagai akses menuju lantai dan tangga lurus selanjutnya.

78
Kemudian tangga darurat berada ditiap ujung bangunan hotel yang dilokasikan
tidak mengganggu sirkulasi pengunjung dan desain interior hotel, namun fungsinya masih
dapat diakses dengan jelas.

Potongan Main Core

5. Koridor
Koridor pada hotel J.W. Marriot difungsikan sebagai akses jalan penghubung dari
satu ruang ke ruang lainnya. Pencapaian antar ruang sudah baik dengan
mempertimbangkan jarak yang sependek mungkin. Lebar koridor sudah memadai untuk
manusia dan barang melewatinya. Tidak terjadi persilangan arus sirkulasi yang didukung
dengan pencahayaan yang cukup.

Gambar diatas merupakan detail dari beberapa jenis tangga darurat yang ada pada
bangunan Hotel JW Marriot. Gambar diatas menunjukkan denah dan potongan. Gambar di
bawah ini menunjukkan suatu potongan yang memotong salah satu core. Dimana pada gambar
dii bawah ini terlihat juga potongan tangga darurat.

79
3.3.4.5 Sistem HVAC 3.3.4.6 Sistem Kebakaran
1. Air Conditioning (AC)
Pada hotel J.W. Marriott, bangunan ini menggunakan sistem sentral pada sistem
tata udaranya. Konsentrasi orang dan peralatan yang lebih tinggi akan menghasilkan lebih
banyak panas yang membuat AC atau sirkulasi ulang udara lebih penting. Hotel ini
meletakkan AC disetiap lantainya. AC digunakan untuk memberikan penghawaan pada
setiap kamar hotel. Komponen AC diletakkan dengan sistem kondensor dibagian basement
dan dibagian rooftop bangunan.

2. Exhaust Fan
Selain Air Conditioning (AC), bangunan J.W. Marriott juga menggunakan exhaust
fan untuk mengontrol udara pada ruang bangunan. Exhaust fan berfungsi untuk menghisap
udara di dalam ruang untuk dibuang ke luar, dan pada saat bersamaan menarik udara segar
di luar ke dalam ruangan. Selain itu exhaust fan juga bisa mengatur volume udara yang
1. Deteksi dan alarm
akan disirkulasikan pada ruang..
Deteksi dan alarm pada hotel ini terdiri atas alarm, alat pemicu manual alarm,
detektor panas dan detektor asap dengan perletakan disetiap lantai sudah sesuai dengan
Lubang exhaust fan yang terletak di koridor dalam hotel.
persyaratan yang berlaku dan dalam kondisi layak.
2. Pemadam api ringan
Pemadam api ringan menggunakan APAR jenis dry chemical powder kapasitas 3,5
kg dan diletakkan tersebar pada setiap lantai. Alat pemadam api ringan dalam kondisi layak
untuk digunakan.
3. Hidran gedung
Hidran gedung tersedia pada hotel ini.
4. Sprinkler
Sprinkle terpasang pada seluruh ruangan bangunan hotel J.W. Marriott dengan
perletakan sesuai persyaratan.
5. Speaker
Adanya speaker pada lorong-lorong hotel, membantu alarm bahaya diharapkan
dapat terdengar pengguna dari seluruh sudut bangunan.
6. Ruang Pengendali Operasi
Peralatan yang terdapat dalam ruang pengendali operasi diantaranya monitor
pemantau, sound system, alat komunikasi, panel kontrol alarm, dan panel kontrol
kelistrikan yang dapat memantau langsung bahaya kebakaran yang terjadi dan mampu
bereaksi dengan cepat langsung dari pengendali operasi secara otomatis dengan
pengawasan 24 jam dari teknisi dan satuan pengamanan.

80
Gasis-garis merah pada setiap gambar merupakan jalur darurat (tangga darurat) untuk kejadian Semi Basement
mendadak dan genting seperti kebakaran, gempa, dan kejadian lainnya yang beresiko keselamatan  Terdapat 17 tangga darurat, dapat juga dilihat jalur untuk menjangkaunya dan satu tangga darurat
pengunjung. ada di dekat core bangunan
 Akses menuju tangga kebakaran mudah didapatkan dan cukup banyak sehingga pengunjung lebih
cepat keluar bangunan.
 Terdapat pada ujung-ujung dinding bangunan

Ground Floor
 Terdapat 9 tangga darurat dan berada pada ujung-ujung sisi bangunan dan dua tangga darurat ada di
dekat core bangunan
 Tangga merupakan jalur dari lantai-lantai diatas atau dibawahnya, karena pada lantai ini pengunjung
paling mudah dan cepat untuk keluar bangunan.

Sub Basement Emergency Escape Route Basement Emergency Escape Route

Sub Basement
 Terdapat 1 tangga darurat berada pada ujung kanan bangunan
 Terdapat pump dan di dalamnya terdapat DP (Diesel fire Pump)

Basement
 Terdapat 10 tangga darurat dan berada pada ujung-ujung dinding bangunan

Groundfloor Mezzanine Emergency Escape Route 1st Emergency Escape Route

Groundfloor Mezzanine
 Terdapat 9 tangga darurat berada pada bagian pinggir bangunan dan beberapa ada di dekat core
bangunan
 Tangga merupakan jalur dari lantai-lantai diatasnya dan menuju lantai dibawahnya

Lantai 1
 Terdapat 11 tangga darurat berada pada bagian sisi piggir bangunan
 Tangga merupakan jalur dari lantai-lantai diatasnya dan menuju lantai dibawahnya
 Dua tangga darurat berada pada core bangunan

Semi Basement Emergency Escape Route Groundfloor Emergency Escape Route

81
 Tangga merupakan jalur dari lantai-lantai diatasnya dan menuju lantai dibawahnya

Lantai 3
 Terdapat 7 tangga darurat, dua berada di dalam core bangunan, dan yang lainnya berada di ujung
sisi bangunan.
 Dapat juga dilihat jalur-jalur menuju tangga kebakaran, akses menuju tangga kebakaran mudah
didapatkan.
 Tangga merupakan jalur dari lantai-lantai diatasnya dan menuju lantai dibawahnya

1st Mezzanine Emergency Escape Route 2nd Emergency Escape Route

Lantai 1 Mezzanine
 Terdapat 5 tangga darurat, dua berada pada ujung sisi bangunan, dua ada di dalam core bangunan,
dan satu berada di dekat core bangunan
 Tangga merupakan jalur dari lantai-lantai diatasnya dan menuju lantai dibawahnya

Lantai 2 4th Emergency Escape Route Typical Office 5th-8th Emergency Escape Route
 Terdapat 11 tangga darurat, beebrapa berada pada ujung sisi bangunan, dua ada di dalam core
bangunan, dan ada di dekat core bangunan
 Tangga merupakan jalur dari lantai-lantai diatasnya dan menuju lantai dibawahnya Lantai 4
 Terdapat 4 tangga darurat, dua berada di dalam core bangunan, dan dua berada di ujung sisi
bangunan
 Dapat juga dilihat jalur-jalur menuju tangga kebakaran, akses menuju tangga kebakaran mudah
didapatkan.
 Tangga merupakan jalur dari lantai-lantai diatasnya dan menuju lantai dibawahnya

Lantai 5-8
 Terdapat 2 tangga darurat, berada di dalam core bangunan
 Dapat juga dilihat jalur-jalur menuju tangga kebakaran, akses menuju tangga kebakaran mudah
didapatkan karena berada di tengah
 Tangga merupakan jalur dari lantai-lantai diatasnya dan menuju lantai dibawahnya

2nd Mezzanine Emergency Escape Route 3rd Emergency Escape Route

Lantai 2 Mezzanine
 Terdapat 5 tangga darurat, tiga berada pada core bangunan, dan dua berada pada ujung sisi bangunan

82
Transfer 2 L15 Emergency Escape Route Typical Hotel L16-23 Emergency Escape Route

Lantai 15
 Terdapat 2 tangga darurat, berada di dalam core bangunan
Office L9-13 Emergency Escape Route Transfer L14 Emergency Escape Route
 Dapat juga dilihat jalur-jalur menuju tangga kebakaran, akses menuju tangga kebakaran mudah
didapatkan karena berada di tengah
Lantai 9-12  Tangga merupakan jalur dari lantai-lantai diatasnya dan menuju lantai dibawahnya

 Terdapat 2 tangga darurat, berada di dalam core bangunan Lantai 16-21


 Dapat juga dilihat jalur-jalur menuju tangga kebakaran, akses menuju tangga kebakaran mudah  Terdapat 2 tangga darurat, berada di dalam core bangunan
didapatkan karena berada di tengah  Dapat juga dilihat jalur-jalur menuju tangga kebakaran, akses menuju tangga kebakaran mudah
 Tangga merupakan jalur dari lantai-lantai diatasnya dan menuju lantai dibawahnya didapatkan karena berada di tengah
 Tangga merupakan jalur dari lantai-lantai diatasnya dan menuju lantai dibawahnya
Lantai 13
Lantai 22-23
 Terdapat 2 tangga darurat, berada di dalam core bangunan  Terdapat 2 tangga darurat, berada di dalam core bangunan
 Dapat juga dilihat jalur-jalur menuju tangga kebakaran, akses menuju tangga kebakaran mudah  Dapat juga dilihat jalur-jalur menuju tangga kebakaran, akses menuju tangga kebakaran mudah
didapatkan karena berada di tengah didapatkan karena berada di tengah
 Tangga merupakan jalur dari lantai-lantai diatasnya dan menuju lantai dibawahnya  Tangga merupakan jalur dari lantai-lantai diatasnya dan menuju lantai dibawahnya

Lantai 14
 Terdapat 2 tangga darurat, berada di dalam core bangunan
 Dapat juga dilihat jalur-jalur menuju tangga kebakaran, akses menuju tangga kebakaran mudah
didapatkan karena berada di tengah
 Tangga merupakan jalur dari lantai-lantai diatasnya dan menuju lantai dibawahnya

24th & 25th Emergency Escape Route Penthouse & Roof Emergency Escape Route

Lantai 24-25
 Terdapat 2 tangga darurat, berada di dalam core bangunan

83
 Dapat juga dilihat jalur-jalur menuju tangga kebakaran, akses menuju tangga kebakaran mudah
didapatkan karena berada di tengah
 Tangga merupakan jalur dari lantai-lantai diatasnya dan menuju lantai dibawahnya

Penthouse
 Terdapat 2 tangga darurat, berada di dalam core bangunan
 Dapat juga dilihat jalur-jalur menuju tangga kebakaran, akses menuju tangga kebakaran mudah
didapatkan karena berada di tengah
 Tangga merupakan jalur dari lantai-lantai diatasnya dan menuju lantai dibawahnya

Roof top
 Tidak ada tangga darurat

3.3.4.7 Sistem Telekomunikasi


1. CCTV
Berdasarkan lokasi penempatan pada hotel J.W. Marriott :
 Indoor Camera, kamera yang ditempatkan di dalam gedung, umumnya pada ruang publik.
 Outdoor Camera, kamera yang ditempatkan di luar gedung dan memiliki casing yang dapat
melindungi kamera terhadap hujan, debu, maupun temperatur yang extreme.

3. Sound System
Sound system pada bangunan Hotel J.W. Marriott mencakup :
 Public Address (PA)
 Audio Recording
 Sound Reinforcement
 Musik via multimedia

2. WI-FI dan TV
Terdapat banyak titik akses yang mencakup area hotel, perkiraan satu titik
mencakup area berdiameter 50m. Titik TV juga tersedia pada tiap ruang yang
memfungsikannya dengan banyak stasiun televise didalamnya.

84
3.4 Hotel Ibis Style Jakarta
3.4.1 Lokasi
Hotel ibis style yang beralamat Jl Fachruddin No.22, RT.9/RW.5, Kp. Bali, Kecamatan Tanah
Abang, Jakarta pusat, Daerah Khusus Ibukota Jakarta 10250. memiliki ketinggian 18 lantai dan 1
basement. Bangunan ini diperuntukkan untuk komersial Ibis Styles Jakarta Tanah Abang terletak
seperjalanan kaki dari pasar tekstil terbesar di Asia Tenggara. Juga menawarkan akses mudah ke
CBD Sudirman Thamrin, mal perbelanjaan Grand Indonesia dan Plaza Indonesia, stasiun kereta
Gambir, Monas, Masjid Istiqlal, serta kawasan kuliner di Jalan Sabang. Hotel memiliki 201 kamar
bergaya, restoran, pusat kebugaran, 8 ruang pertemuan, dan WIFI gratis. Ideal bagi pelancong
bisnis maupun rekreasi.

85
yang tak banyak. Ditambah lokasinya yang terletak di Jalan Fachrudin Tanah Abang, Jakarta Pusat
yang sangat ramai menuntut proyek
semakin cepat selesai agar tidak mengganggu kegiatan ekonomi di sekitarnya.

Sistem pracetak adalah suatu proses produksi suatu elemen struktur bangunan yang dicetak
di pabrikasi dimana tempat elemen struktur tersebut akan digunakan satu kesatuan dalam sebuah
bangunan di tempat berbeda. Sistem ini memiliki keunggulan berupa mutu yang dapat dipantau,
lebih presisi, serta pengerjaannya tidak terpengaruh cuaca karena dipabrikasi dalam pabrik. Tak
hanya itu, bentuk struktur gedung yang tipikal juga menjadi keunggulan untuk penggunaan sistem
pracetak ini. Dengan semakin favoritnya sistem pracetak ini, sudah banyak pabrik beton pracetak
di Jakarta maupun sekitarnya. Jaraknya yang tidak terlalu jauh dari lokasi proyek juga menambah
3.4.2 Latar belakang
keunggulan penggunaan sistem ini.
Perputaran ekonomi banyak terjadi di kota besar. Hal ini menyebabkan orang-orang
3.4.3 Struktur
berbondong-bondong ke kota besar, dan mengakibatkan kota semakin padat. Namun lahan yang
tersedia semakin sempit. Sehingga dibangun gedung untuk memenuhi kebutuhan tersebut. Tak Menggunakan Rigid Frame
terkecuali Jakarta, yang merupakan ibukota dari Indonesia. Dengan letaknya yang strategis Jakarta
juga menjadi pusat bisnis. Hal ini menyebabkan maraknya terjadi urbanisasi. Banyak pendatang
menjadikan Jakarta menjadi tempat untukmengais rejeki sekaligus tempat tinggal untuk hidup
lebih layak.

Dewasa ini pembangunan semakin marak. Permintaan tempat tinggal, bisnis, dan
perkantoran menjadi peluang untuk para developer. Dengan semakin terbatasnya lahan maka
pembangunan bergeser ke daerah-daerah pinggiran Jakarta atau biasa disebut Jabodetabek. Namun
daerah-daerah tersebut jauh dari pusat kota yang tidak lain menjadi pusat kegiatan. Pembangunan
gedung bertingkat jauh lebih populer.

Para developer pun berlomba-lomba membangun gedung bertingkat untuk menangkap


peluang. Namun banyak diantara mereka tidak memiliki modal yang cukup, dan meminjam bank
untuk merealisasikannya. Bunga bank tetap berjalan seiring berjalannya waktu, menyebabkan
developer maupun investor ingin agar pembangunan suatu gedung cepat terealisasi dan segera
berfungsi. Diharapkan dengan cepatnya pembangunan dan berfungsinya bangunan maka utang
kepada bank segera dilunasi dan juga semakin cepat untuk memetik hasil investasi yang tidak
sedikit. Sehingga pembangunan suatu gedung memiliki tenggat waktu yang sangat pendek.
Dengan proyek yang cukup besar dan cukup rumit, tetapi proyek ini hanya diberi waktu tenggat

86
3.4.4 Data – Data gedung Ibis Styles Hotel Tanah Abang Jakarta Pusat

sebagai berikut:
o Mutu beton (f’c) : 40 MPa
o Mutu baja tulangan (fy) : 390 MPa
o Fungsi bangunan : Hotel
o Tinggi bangunan : 62,3 m

87
o Jumlah tingkat : 18 lantai dan 1 basement 3.4.6 Konstruksi Pondasi

a Lantai = Bored Pile merupakan sejenis pondasi dengan elemen beton bertulang yang dimasukan ke dalam
b. Lantai 1
Basement =
3.8
.c Lantai 2 5.5
= lubang bor. Pondasi ini digunakan untuk memindahkan beban berat pada bangunan ke tanah atau
0m
d. Lantai 3 0=
4.0m lapisan batuan yang lebih keras. Konstruksi tersebut dilaksanakan dengan metode pengeboran
.e Lantai 4 0= m
4.5
f. Lantai 5- 0=
4.0m secara berturut dengan mengguanakan getaran rendah. Selain itu, hal ini juga dapat digunakan
g. Ruang
18 0m
3.5
= untuk pondasi dan pengamanan bangunan serta untuk stabilisasi lereng.
. Mesin 0m
4.7
o Struktur/material : Beton Bertulang/ beton pra-cetak
0m
o Tinggi Bangunan : 67,6 m Pondasi jenis ini adalah jenis pondasi dalam dengan desain berbentuk tabung. Fungsinya yaitu
o Total Luas Area :1050 m2 untuk meneruskan beban bangunan ke lapisan tanah yang keras. Pondasi tersebut juga sering
o Letak Bangunan : jauh dari pantai disebut sebagai pondasi bor pile. di mana selalu digunakan apabilalevel tanah dipermukaan atas
tidak cukup untuk menahan beban bangunan secara keseluruhan dan memerlukan daya dukung
 Beban Mati: tambahan.
- Berat sendiri beton bertulang : 2400 kg/m3
- Plafond : 11 kg/m3 Fungsinya hampir sama dengan pondasi dalam lainya layaknya pondasi tiang pancang.
- Penggantung : 7 kg/m3 Perbedaanya hanya terletak pada cara pengerjaanya. Pengerjaan pondasi yang satu ini dimulai
- Plumbing : 10 kg/m3 dengan melubangi tanah sebelumnya hingga kedalaman yang diperlukan. Kemudan, lanjut ke
- Tegel : 24 kg/m3 tahap pemasangan tulangan besi yang dilanjutkan dengan pengecoran beton untuk pengurugannya.
- Spesi : 21kg/m3
- Dinding : 250 kg/ m2
- Sanitasi : 20 kg/m3

 Beban hidup:
- Lantai Atap : 100 kg/m3
- Lantai Apartement : 192 kg/m3

3.4.5 Evaluasi beban gempa

Lokasi Gedung Ibis Styles Hotel dengan metode beton pracetak yang akan dibangun adalah di
Kota Jakarta. Ada beberapa tinjauan mengenai perhitungan gempa yang perlu diperhatikan untuk
mengetahui kriteria design yang paling cocok untuk perhitungan struktur yang tahan gempa.
Menurut SNI 1726-2013, gempa rencana ditetapkan sebagai gempa dengan kemungkinan terlewati
besarannya selama umur struktur bangunan 50 tahun adalah sebesar 2 %.

88
didapat bahwa grouted steel sleeves cocok digunakan untuk sambungan kolom – pondasi pada
bangunan yang berada di zona gempa. Sedangkan untuk sambungan kolom- kolom juga dapat
menggunakan splice sleeve / mechanical coupler (Mostert,2014) oleh perusahaan NMB dalam
brosurnya. Karena memiliki tingkat daktilitas yang tinggi serta dapat mencegah tekuk pada
tulangan.

3.4.7 Elemen Pracetak

-Plat

Fabrikasi plat menggunakan half slab seperti pada plat pada umumnya namun menyisakan
minimal 50 mm dari dimensi rencana yang akan di overtopping (Elliot, 2002) 3.4.10 Gambar Kerja

-Balok

Fabrikasi balok menggunakan half beam seperti pada balok pada umumnya namun
menyisakan jarak yang sama dengan plat untuk di overtopping (Elliot,2002).

-Kolom

Fabrikasi kolom seperti pada umumnya namun menyisakan lubang yang terletak diatas
pusat masa kolom, sehingga dapat diangkat menggunakan produk dari peikko group

3.4.8 Sambungan

Dalam perencanaan sambungan dilakukan sesuai dengan peraturan SNI 2847:13 Pasal
7.13. Jenis sambungan yang digunakan adalah sambungan basah yang menggunakan
(overtopping) maupun sambungan mekanik yang menggunakan (splice sleeve). Dengan kombinasi
tersebut diharapkan integrase struktur tercapai dengan baik dan lebih efisien karena pengeerjaan
yang mudah.

3.4.9 Sambungan Base Plate – Kolom / Kolom – Kolom

Berdasarkan percobaan Andrea Belleri dan Paolo Riva yang dipublikasikan dalam jurnal
Seismic performance and retrofit of precast concrete grouted sleeve connections pada tahun 2012

89
90
91
92
93
94
95
96
97
98
3.4.11 Material

Pondasi : borepile, | besi ulir, plat baja, semen, pasir.


Kolom & Balok : Beton bertulang/ Beton pra-cetak,| besi ulir, semen, pasir.
Lantai : granit, keramik, Karpet, batu alam .
Atap : dack beton/cor beton | besi ulir, semen, pasir.
Dinding : beton, Bata ringan (Hebel/celcon).
Fasad : kaca, plastic, Eksterior Isolasi and Finish System (EIFL).

3.4.12 Building Services System / Utilitas

3.4.12.1 Air Bersih

Tangki air bersih yang digunakan adalah tangki beton ground tank yang terletak
di bagian basement dan di rooftop. Tangki ini berbentuk seperti ruangan yang besar
dengan dinding dinding berupa beton. Pendistribusian air bersih berasal dari PAM
(Perusahaan Air Minum) yang dipompakan dan langsung disalurkan ke setiap kamar
pada setiap lantai. Karena tangki air bersih hanya ada pada bagian bawah, jika listrik
padam maka air tidak dapat dipompakan ke kamar. Namun hal itu dapat di antisipasi
dengan penyediaan sumber listrik lain, seperti genset.

99
3.4.12.3 Listrik

Ruang listrik pada Hotel Ibis Style terletak pada lantai basemen. Sumber listrik
dari PLN disalurkan melalui saluran kabel bawah tanah menuju ruangan ini yang
memiliki peralatan penerima dan pengontrol distribusi listrik untuk selanjutnya akan
didistribusikan keseluruh bangunan.

3.4.12.2 Air Kotor


Sumber air kotor dan limbah berasal dari :
1. Toilet/ WC
2. Drainase Kamar Mandi
3. Air Hujan
4. Wastafel
5. Dapur

Skema pembuangan air kotor:

100
3.4.12.5 Sistem HVAC(Penghawaan)

3.4.12.4 Transpotasi
Sistem transportasi di Hotel Ibis Style ada 3, yaitu:

1. Tangga
Disini terdapat banyak jenis tangga yaitu:
- Tangga Depan (akses menuju bangunan)
- Tangga Entrance & tangga Keluar
- Tangga Darurat
- Tangga Maintenance Alat
- Tangga Akses Rooftop
2. Ramp
Disini terdapat ramp yang digunakan untuk akses masuk dan keluar parkir mobil
atau sepeda motor pada basemen atau pun diatas basement dan ramp juga terdapat
pada akses masuk dan keluar bangunan untuk memudahkan membawa barang atau
pun orang disabilitas.

3. Lift
Terdapat 3 unit Lift pada Hotel Ibis Style ini termasuk jenis lift Machine Room Lift
(MRL) yang bertujuan penghematan ruang dalam gedung bangunan karena tidak
memerlukan ruangan khusus (machine room) untuk meletakkan mesin motor dan
relay, dimana mesin motor diletakan pada bagian overhead dari hoistway, dan panel
diletakkan pada tembok di lantai teratas. Sistem pada lift ini adalah menggunakan
tarikan kabel baja dari atas.

101
3.4.12.6 Sistem Kebakaran

Sistem penghawaan buatan yang diterapkan pada bangunan ini menggunakan AC


Central. Penggunaan AC di Hotel Ibis Style ini untuk memperoleh kondisi lingkungan
yang serba nyaman (comfortable ). Selain itu pemilihan AC Sentral dipilih karna sistem
Preservatif Treatment :
penghawaan yang dibutuhkan dalam jumlah besar.
1. Perlengkapan pencegahan
2. Pemilihan bahan bangunan, Material yang digunakan oleh Hotel Ibis Style adalah
Ada 2 sistem AC yang terdapat pada bangunan ini pertama adalah AC cenral
beton bertulang. Material ini tahan terhadap api sampai batasan tertentu. Sehingga, jika
dan yang kedua adalah AC ruangan kamar. Hal tersebut dilakukan agar penyewa kamar
terjadi kebakaran, dapat dipastikan penyebaran apinya cukup lambat dibandingkan
bisa mengatur suhunya sendiri sesuai kemauannya.
material lainnya.
Selain Air Conditioning , bangunan ini juga menggunakan exhaust fan untuk
Usaha represif ini meliputi pengadaan alat pemadam kebakaran serta penunjang
mengontrol udara pada ruang bangunan salah satunya terdapat pada area basement
lainnya, seperti :
parkir, kamar mandi/toilet. Exhaust fan berfungsi untuk menghisap udara di dalam
ruang untuk dibuang ke luar, dan pada saat bersamaan menarik udara segar di luar ke
dalam ruangan. Selain itu exhaust fan juga bisa mengatur volume udara yang akan
disirkulasikan pada ruang. Agar ruangan tersebut tidak pengap dan nyaman.

102
4. Smoke detector

Smoke detector terdapat di loronglorong bangunan, lobi, dan pada kamar 4. Fire Extinguisher
apartemen dengan jarak-jarak tertentu. Smoke detector berfungsi untuk mendeteksi
asap yang muncul dalam keadaan darurat. Asap akan dideteksi oleh alat tersebut
dan alat akan bekerja dan menghidupkan alarm kebakaran di seluruh dalam
bangunan Hotel Ibis Style

5. Speaker

Merupakan sebuah tabung berisi gas karbon. Tabung ini biasanya berwarna merah
ini tidak terhubung dengan sistem khusus dan dipergunakan secara manual.
Biasanya diletakkan di tempat publik dan selasar yang mudah dilihat dan
dijangkau. Dan dalam peletakan benda ini harus memiliki 2-3 akses untuk
menjangkaunya, untuk mempermudah pemadama jika kebakaran menutup salah
satu jalurnya.

Speaker berfungsi untuk menyiarkan alarm dan informasi- informasi penting 5. Springkle system
kepada pengguna bangunan saat terjadi keadaan bahaya. Dengan adanya speaker
pada lorong-lorong bangunan, alarm bahaya diharapkan dapat terdengar pengguna Alat yang berfungsi untuk menyebarkan/memancurkan air pada ujung pipa pada
dari seluruh sudut sehingga proses evakuasi dapat dilaksanakan dengan cepat. saat terjadi kebakaran.

6. Fire Alarm
System Fire alarm system adalah sistem peringatan jika terjadi kebakaran.
Kronologisnya adalah ketika terdapat kebakaran asap akan dideteksi oleh smoke
detector. Smoke detector kemudian aktif secara otomatis. Sistem itu kemudian
bereaksi yang berupa hidupnya alarm/sirine kebakaran, automatic dialer system ke
pemadam kebakaran, lalu air pada system kebakaran yang terletak di plafond akan
menyala. dll.

103
3.4.12.7 Penangkal Petir

Hotel Ibis Style memiliki beberapa penangkal petir di setiap tower yang mampu
menaungi seluruh bangunan dan menetralisir udara di sekitar bangunan dari sambaran 3.4.12.8 Telekomunikasi
petir. Tinggi tiang penangkal petir adalah kurang lebih 3 meter dengan jarak yang
terletak pada ujung atau tengah paling atas bangunan. Aliran Petir pada batang 1. Telepon
penangkal petir akan diteruskan melalui kabel coaxial 35mm menuju ke bak kontrol Jaringan telepon pada Hotel Ibis Style terdiri dari dua sumber, yaitu PT. Telkom
sebagai grounding sistem di lantai 1. Biasanya aliran petir itu akan di teruskan ketanah dan dari PABX internal bangunan. Setelah jaringan dua itu sampai di Main
atau disimpan pada baterai khusus. Distribution Frame (MDF-TP), jaringan dialirkan terlebih dahulu ke Junction Box
Telephone System yang berada di setiap lantai melalui pipa PVC, yang nantinya
akan melanjutkan penyaluran gelombang ke setiap unit telepon didalam ruangan.
Bisa dibilang hal tersebut sama dengan kabel LAN.

104
4. WiFi
2. Sound system WiFi adalah salah satu bentuk jaringan komunikasi yang tidak menggunakan kabel
Sama dengan speaker pada system kebakaran tujuan utama dari pemasangan sound (wireless) melainkan menggunakan gelombang elektromagnetik. Jaringan WiFi
system adalah untuk mempermudah distribusi informasi serta aktivitas di dalam selain berada di lobby, juga berada di setiap lantai, pendistribusiannya bergantung
koridor bangunan. Sound System merupakan salah satu bentuk komunikasi internal pada setiap user masing-masing.
dalam bangunan, yang gelombangnya di salurkan melalu kabel (wired). Biasanya
sound system ini juga bisa dipakai untuk memberi informasi darurat/penting
maupun memutar music.

5. CCTV
CCTV (Closed Circuit Television) adalah suatu alat yang berfungsi untuk
3. Televisi memonitor suatu ruangan melalui layar televisi/monitor, yang menampilkan
Jaringan televisi berasal dari dua sumber, yaitu parabola dan antena. Gelombang gambar dari rekaman kamera yang dipasang di setiap sudut ruangan biasanya
TV yang didapat pada parabola berupa siaran televisi internasional sedangkan dilorong-lorong akses keluar masuk, tersembunyi dan strategis. Sistem kamera
siaran televisi nasional diterima oleh antena. Kedua benda ini biasanya berada di CCTV ini terbatas pada bangunan tersebut contohnya seperti didalam kamar dan
roof top agar mendapatkan sinyal yang baik. toilet/WC karena hal tersebut privasi pada setiap orang. Semua kegiatan di dalam
dapat dimonitor di suatu ruangan sekuriti. CCTV ini dapat bekerja selama 24 jam
sesuai dengan kebutuhan. Jika terjadi mati lampu ada beberapa hotel yang
menggunakan genset sebagai sumber listrik cadangan.

105
3.5 GEDUNG HOTEL CAMDEN TORONTO Pembangunan Ace Hotel pertama di
Kanada sedang berlangsung, artinya tidak akan
3.5.1 OBJEK STUDI
lama sampai penginapan megah ini resmi
dibuka di Toronto.
Hotel Camden Toronto berlokasi di Negara Kanada. Di depannya terdapat jalur khusus
unutk kerreta api. Hotel ini memiliki 13 lantai. Ace Hotel Toronto situs Kanada pertama untuk Hotel 13 lantai yang dirancang pertama
kali diumumkan akan dibuka tahun ini, tetapi
grup hotel butik ini, 51 Camden juga merupakan bangunan asli pertama mereka. Di bawah sekarang diproyeksikan akan dibuka di 49-51
pengawasan Arsitek Shim-Sutcliffe yang terkenal di dunia yang berbasis di Toronto, bangunan ini Camden Street pada musim gugur 2020.
akan menampilkan 130 kamar dan bar-restoran di ruang yang unik. Dengan 9 lokasi di seluruh dunia,
jaringan hotel yang berbasis di Seattle juga akan
Pengembang Carbon Hospitality, Alterra Group of membuka hotel di Tokyo pada Musim Semi
Alamat 51 Camden Street, Toronto, Ontario 2020, dan satu lagi di Sydney, Australia, sekitar
Companies, ProWinko
tahun 2021.
Kategori Hotel
Perkembangan: Seng Pembangun Sesuai dengan merek industri-chic
Status Dalam Perbaikan M.O., mengharapkan banyak bata merah dan
Arsitek : Shim-Sutcliffe beton ekspos di versi Toronto, yang dirancang
Tinggi 147 kaki / 44,80 m oleh Arsitek Shim-Sutcliffe.
Insinyur : RJC Teknik, Abedini Norris Consulting
Lantai 13 Lobi hotel dengan 70 kursi akan menjadi
Inc. McIntosh Perry lainnya titik fokus: menurut Ace, ini akan menjadi
"pusat budaya animasi" dengan pemandangan menghadap taman St Andrew's Market.
"Ruang publik menampilkan material Amerika Utara yang dihargai karena kekuatan dan
integritas intrinsiknya, dan terkait dengan sejarah berlapis Toronto dan sumber daya alam termasuk
cemara douglas, bata merah Toronto, dan baja, "kata hotel.

GROUND PLAN

POTONGAN A-A POTONGAN B-B

106
3.5.2 MATERIAL

- Pondasi : Beorpolie, besi ulir, plat baja, semen , pasir

- Kolom dan Balok : Beton bertulang, besi ulir, semen , pasir

- Lantai : Granit , keramik, batu alam

- Atap : Beton, bata ringan


Fungsi WIFI :
- Fasad : Kaca, plastic, batu merah, dan Finish System.
Untuk Koneksi Ke jaringan Internet ;

3.5.3 BUILDING SERVICE SISTEM  Dapat menghubungkan perangkat PC, laptop maupun smartphone yang mendukung WiFi

3.5.3.1 SISTEM WIFI ke jaringan internet tanpa menggunakan kabel, sehingga lebih praktis dan cepat.

Peranannya:  Sharing File ;


Perangkat yang mendukung WiFi memungkinkan dapat saling berbagi data tanpa
Sistem ini merupakan suatu perangkat instalasi yang berfungsi dalam memberikan
menggunakan kabel.
kemudahan dalam mengakses informasi baik yang bersifat internal maupun global bagi
 Menghubungkan Handphone ke PC ;
para penggunanya dalam sistem gedung bertingkat
Dengan tambahan aplikasi tertentu maka handphone kita dapat terhubung ke PC atau
Laptop tanpa menggunakan USB cukup dengan WiFi saja.
 Menjadikan Handphone Sebagai Modem ;
Smartphone juga bisa menjadi modem portable lebih tepatnya sebagai pemancar sinyal
radio atau hotspot. Sehingga jika di hubungkan ke perangkat Laptop/PC, maka Laptop/PC
tersebut dapat mengakses internet.
 Kecepatan Yang Baik ;
Kecepatan jika menggunakan WiFi lebih baik daripada menggunakan jaringan seluler biasa
Pengertian WIFI :
saat mengakses Internet. Banyak sekali pengguna smartphone yang menggunakan WiFi
Wi-Fi adalah sebuah teknologi yang memanfaatkan peralatan elektronik untuk
untuk mengakses streaming video, dan mendownload file, karena akses yang cepat dan
bertukar data secara nirkabel (menggunakan gelombang radio) melalui sebuah jaringan
mudah. Selain itu alasan lainnya menggunakan WiFi karena hemat biaya.
komputer, termasuk koneksi Internet berkecepatan tinggi.
Manfaat Wifi :
 Aksesbilitas ;
Dengan WiFi maka kita dapat mengakses jaringan internet dengan cepat dan praktis tanpa
menggunakan kabel, dimanapun dan kapanpun berada selama ada sinyal hotspot, baik itu
menggunakan handphone, laptop maupun PC yang mendukung WiFi Tentunya.
 Mobilitas ;

107
WiFi memiliki mobilitas yang tinggi, karena saat ini WiFi banyak sekali tersedia di tempat-
tempat publik mulai dari taman,cafe,restoran, supermarket, hotel dll. dengan akses internet
yang mudah tanpa menggunakan kabel sehingga sangat praktis.
 Produktivitas ;
Bagi orang-orang yang bekerja mengandalkan jaringan internet, maka dengan WiFi maka
produktivitas pekerjaan dapat meningkat, karena akses internet yang mudah.
 Distribusi ;
Tidak seperti mengakses jaringan internet yang menggunakan kabel, WiFi sangat praktis
dan tidak ribet sehingga dapat digunakan kapan saja, sehingga dengan WiFi jaringan
internet gampang diakses oleh banyak orang
 Hemat Biaya ;
Untuk membuat jaringan internet yang mendukung WiFi tentunya cenderung hemat biaya
terutama hemat dalam membeli kabel. Inilah yang menjadi alasan beberapa perusahaan dan
3.5.3.2 SISTEM MATV ( MASTER TELEVISION)
orang-orang lebih memilih membangun perangkat nirkabel. Terutama bagi pengguna
laptop dan smartphone yang banyak sekali menggunakan WiFi untuk streaming video MATV adalah singkatan dari Master Antena Televisi, yaitu sebuah sistem distribusi sinyal

bahkan untuk mendownload file, dengan WiFi maka bisa menghemat biaya bayangkan jika siaran televisi. Sistem ini biasa dipasang pada suatu gedung yang memiliki banyak kamar,

menggunakan data seluler mungkin akan boros biaya. seperti apartemen, hotel, rumah sakit, dan perkantoran.

Cara Kerja Wifi :

Berbagai data yang kita minta atau kirimkan melalui wifi didistribusikan melalui
gelombang radio di udara. Supaya data tersebut bisa terbaca maka harus ada yang
namanya wireless adaptor yang menghubungkan ke wifi. Gelombang radio yang
berwujud sinyal ini lalu dikirim menuju router yang fungsinya untuk memecahkan
kode. Setelah terbaca maka data dikirim ke jaringan internet yang memanfaatkan
koneksi ethernet. Jaringan wifi ini bekerja dua arah maka tiap data yang diterima
dalam waktu yang sama menjadi kode pada tiap paket data lalu dikirim kembali
dalam bentuk sinyal radio yang diterima adaptor komputer nirkabel.

Ketika memanfaatkan MATV memungkinkan sinyal siaran didistribusikan dengan


kekuatan yang sama. Ketika ada sinyal yang losses sekalipun, terdapat sebuah komponen
dalam MATV yang berfungsi untuk memperkuat sinyal tersebut.

108
Komponen Utama MATV : Yaitu sinyal akan didistribusikan melalui trunk cable dari headend menuju sejumlah
local center. Pada metode ini terdapat sebuah router yang berfungsi untuk memperlancar
 Antena ;
laju transmisi ketika terjadi sebuah gangguan. Selanjutnya, sinyal akan langsung
Komponen paling utama dari MATV adalah sebuah antena. Alat ini berfungsi
disebarkan menuju kamar-kamar.
untuk memancarkan dan/atau menerima sinyal siaran di area sekitar gedung. Semakin
baik konstruksi suatu antena, maka semakin baik pula sinyal yang diterima. Pada sistem 3.5.3.3 SISTEM ALARM
MATV, Antena akan menangkap sinyal yang dikumpulkan pada komponen headend.
Fire Alarm dikenal memiliki 2 sistem, yaitu:
 Headend ;
Pada komponen ini, berbagai jenis sinyal yang diterima oleh antena dikumpulkan.  Sistem Konvensional.;

Selanjutnya, sebelum pendistribusian sinyal tersebut akan dikonversi menjadi sinyal Yaitu yang menggunakan kabel isi dua untuk hubungan antar detector ke detector

khusus. Kemudian, sinyal akan diteruskan menuju televisi melalui sebuah jaringan dan ke Panel Kabel yang dipakai umumnya kabel listrik NYM 2x1.5mm atau NYMHY

pengkabelan. 2x1.5mm yang ditarik di dalam pipa conduit semisal EGA atau Clipsal. Pada instalasi yang
cukup kritis kerap dipakai kabel tahan api (FRC=Fire Resistance Cable) dengan ukuran
 Pengkabelan ;
2x1.5mm, terutama untuk kabel-kabel yang menuju ke Panel dan sumber listrik 220V. Oleh
Saat sinyal melalui sistem pengkabelan, sinyal tersebut akan mengalami redaman.
karena memakai kabel isi dua, maka instalasi ini disebut dengan 2-Wire Type. Selain itu
Sinyal yang terlalu kuat akan dilemahkan supaya tidak terjadi overdrive pada peralatan.
dikenal pula tipe 3-Wire dan 4-Wire. Pada 2-Wire Type nama terminal pada detectornya
 Amplifier ;
adalah L(+) dan Lc(-). Kabel ini dihubungkan dengan Panel Fire Alarm pada terminal yang
Komponen ini berfungsi untuk menguatkan sinyal yang losses. Tujuannya agar
berlabel L dan C juga.Hubungan antar detector satu dengan lainnya dilakukan secara
tampilan gambar dan suara pada televisi tetap bersih.
parallel dengan syarat tidak boleh bercabang yang berarti harus ada titik AWAL dan ada
 Splitter ;
titik AKHIR. Titik akhir tarikan kabel disebut dengan istilah End-of-Line (EOL). Di titik
Agar sinyal siaran bisa terbagi rata diperlukan adanya komponen splitter. Alat ini
inilah detector fire terakhir dipasang dan di sini pulalah satu loop dinyatakan berakhir
digunakan untuk membagi sinyal RF. Dengan memanfaatkan alat ini pula, sinyal siaran
 Sistem Addressable ;
bisa dibagikan ke banyak kamar. Terdapat beberapa hal yang perlu diperhatikan dalam
Semi addressable system Pada sistem ini dilakukan pengelompokan / zoning pada
memilih splitter, seperti besarnya redaman, respon frekuensi, dan jumlah keluaran splitter.
detektor & alat penerima masukan berdasarkan area pengawasan (supervisory area). Masing-
masing zona ini dikendalikan ( baik input maupun output ) oleh zone controller yang
mempunyai alamat / address yang spesifik. Pada saat detektor atau alat penerima masukan
lainnya memberikan sinyal, maka MCFA akan meresponnya (I/O) berdasarkan zone controller
yang mengumpankannya

Cara Kerja MATV :

109
3 sistem pendeteksian dan pengendalian, yaitu :

 Non Addressable System.


Sistem ini disebut juga dengan conventional sistem. Pada sistem ini MCFA menerima
sinyal masukan langsung dari semua detektor (biasanya jumlahnya sangat terbatas) tanpa
pengalamatan dan langsung memerintahkan komponen keluaran untuk merespon masukan
tersebut. Sistem ini umumnya digunakan pada bangunan / area supervisi berskala kecil, seperti
perumahan, pertokoan atau pada ruangan-ruangan tertentu pada suatu bangunan yang .
diamankan
 Semi addressable system  Sensor panas (Heat Detector)
Pada sistem ini dilakukan pengelompokan zoning pada detektor & alat penerima Heat detector berfungsi sebagai alat pendeteksi kenaikan suhu panas, jenis ROR ( Rate

masukan berdasarkan area pengawasan (supervisory area). Masing-masing zona ini of Rise ) merupakan jenis detektor yang paling banyak digunakan pada saat ini. Karena selain
dikendalikan ( baik input maupun output ) oleh zone controller yang mempunyai alamat / pertimbangan harganya yang paling ekonomis ROR memiliki kemampuan aplikasi yang lebih
address yang spesifik. Pada saat detektor atau alat penerima masukan lainnya memberikan luas.
sinyal, maka MCFA akan meresponnya (I/O) berdasarkan zone controller yang Cara kerja Heat Detector sebenarnya hanya saklar bi-metal biasa. Saklar akan terhubung

mengumpankannya. saat terdeteksi panas. Karena tidak memerlukan tegangan (supply), maka bisa dipasang
langsung pada panel alarm rumah. Dua kabelnya dimasukkan ke terminal Zone-Com pada
panel alarm. Jika dipasang pada panel Fire Alarm, maka terminalnya adalah L dan LC. Kedua
kabelnya boleh terpasang terbalik, sebab tidak memiliki plus-minus. Sedangkan sifat kontaknya
adalah NO (Normally Open).

 Full Addressable System.


Merupakan pengembangan dari sistem semi addressable. Pada sistem ini semua
detector dan alat pemberi masukan mempunyai alamat yang spesifik, sehingga proses
pemadaman dan evakuasi dapat dilakukan langsung pada titik yang diperkirakan mengalami
kebakaran  Sensor percikan api (Flame Detector)
Flame detector merupakan salah satu alat instrumen berupa sensor yang dapat
mendeteksi nilai instensitas dan frekuensi api dalam suatu proses pembakaran, dalam hal ini
pembakaran dalam boiler pada pembangkit listrik tenaga uap. Flame detector dapat mendeteksi

110
kedua hal tersebut dikarenakan oleh komponen-komponen pendukung dari flame detector atau disalurkan ke bagian Loudspeaker sehingga terdengar kembali oleh telinga dengan
tersebut. kekuatan suara yang telah meningkat.
Cara Kerja Flame Detector harus diketahui oleh operator atau pengguna yang akan Sinyal suara bisa berasal dari satu atau lebih sumber bunyi yang tercampur dalam satu
menggunakan flame detector. Dalam rangka untuk memilih peralatan deteksi tersebut, perangkat pengeras bunyi. Sinyal suara ini bisa diatur tingkatan bunyinya menurut kapasitas
pengguna harus memahami prinsip-prinsip deteksi api dan meninjau jenis detector yang ruang dan audience sehingga informasi bunyi tersebut bisa ditangkap oleh telinga. Pemprosesan
tersedia abad ini. Berbekal pengetahuan ini diharapkan pengguna lebih optimal dalam memilih sinyal audio pada sound system ini kemudian diolah oleh perangkat audio berupa Audio
flame detector yang sesuai untuk mencegah bahaya kebakaran. processor, misalkan Equalizer dan sebagainya.

Bagian Utama Peralatan Sound System;


Bagian utama dalam peralatan sound system akan kami urai secara spesifika untuk
memudahkan pencarian yaitu :
 Microphone
Mikrofon adalah suatu jenis transduser yang mengubah energi-energi akustik menjadi
sinyal listrik. Mikrofon merupakan salah satu alat untuk membantu komunikasi manusia.

 Sensor gas (Gas Detector)


Sensor ini biasa digunakan untuk mendeteksi kebocoran gas baik di rumah maupun di
industri. Gas yang dapat dideteksi diantaranya : LPG, i-butane, propane, methane , alcohol,
Hydrogen, smoke. Sensor ini sangat cocok di gunakan untuk alat emergensi sebagai deteksi
 Mixer sound system
gas-gas, seperti deteksi kebocoran gas, deteksi asap untuk pencegahan kebakaran dan lain lain.
adalah suatu peralatan audio yang dipergunakan sebagai alat untuk mencampur
Cara kerja Sensor Asap berfungsi untuk mendeteksi keberadaan asap yang berasal dari
berbagai sumber suara, mengolah suara, mengatur, mengontrol input dan memperkuat sinyal
gas mudah terbakar di udara.
suara menjadi suatu hasil keluaran suara yang diinginkan.

3.5.3.4 SISTEM SOUND


Pengertian Sound System :  Equaliser

Sound system merupakan sistem perangkat elektronik untuk mengolah sinyal suara dan Adalah perangkat pelengkap berfungsi memperbaiki keseimbangan streo dan kualitas

meningkatkan level suara sehingga terjadi kelipatan Gain suara yang kemudian diterjemahkan suara keluar pada system fidelitas tinggi (hi-fi system)

111
Pengenalan prinsip kerja sound system dalam hal ini terjadinya proses penguatan sinyal
suara pada sound system terdiri dari beberapa fase tingkatan kerja yang disebut signal chain.
Pergerakan input sinyal hingga sampai ke pendengar terdiri dari tautan rantai sinyal pada sound
system. Penggunaan perangkat sound system ini banyak ditemui dimana saja, salah satunya

. mungkin ada di rumah anda, di fasilitas tempat ibadah, di mall, di lapangan terbuka saat ada
event tertentu dan lainnya.
Mungkin anda sering ke tempat hiburan keluarga berupa Karaoke. Di dalamnya sudah

 Power Amplifier terdapat fasilitas Audio yang meliputi Microphone, Mixer, Equalizer, Big Power Amplifier dan

Power amplifier adalah penguat akhir bagian sistem tata suara yang berfungsi sebagai 3 way Speaker System.

penguat sinyal audio yang pada dasarnya merupakan penguat tegangan dan arus dari sinyal Dalam perangkat sound system terdiri dari beberapa perangkat pengolah bunyi (seperti

audio yang bertujuan untuk menggerakan pengeras suara (loud speaker). Istilah power yang diterangkan di atas) yang sudah di-packing menjadi sebuah perangkat Compact yang

amplifier merupakan penguat akhir sehingga tidak dilengkapi dengan pengatur nada, disebut Speaker System atau sound sistem praktis. Compact speaker system ini biasanya sudah
meliputi microphone, cassette deck player, amplifier dan speaker yang telah menjadi satu unit
perangkat/ kabinet.

 Speaker System
Speaker atau Loudspeaker adalah bagain dari perangkat sound system yang sangat vital
karena disinilah hasil olah suara terdengar dengan sempurna. Semua peralatan elektronik yang
mengeluarkan bunyi pasti tak lepas dari yang namanya Loudpseaker atau speaker.

3.5.3.5 SISTEM CCTV


Pengertian :
Closed Circuit Television (CCTV) adalah sebuah sistem pengawasan yang
menggunakan kamera video dan merekam beberapa kejadian lalu mengirimnyat ke tempat
tertentu dalam sebuah sistem pengawasan yang terbatas.

Prinsip Kerja Sound System;

112
jenis CCTV ini rawan karena memori atau video simpanan bisa saja hilang karena dicuri.

Fungsi :
Fungsi CCTV adalah sebuah perangkat sistem yang didesain secara khusus untuk
meningkatkan keamanan, pengawasan dan juga sebagai kamera pengintai. Pada dasarnya
CCTV adalah sebuah perangkat keamanan yang dapat digunakan secara luas baik itu untuk
keperluan pribadi maupun untuk keperluan publik..

 Ip Camera bisa dimanfaatkan untuk melihat siapa yg kemungkinan berusaha untuk masuk dan
mencegah kemungkinan hal yang tidak diinginkan.
 Sebagai alat pantau untuk memonitor tempat usaha Anda
 Membantu penyelidikan terhadap tindak kejahatan yang telah terjadi
 Barang bukti bila terjadi hal negative terhadap aset Anda
 Pengawasan aset perusahaan maupun hasil produksi dan pengawasan jalannya kegiatan
 CCTV dengan IP Camera ;
produksi, serta pengawasan pengamanan.
 Dapat dijadikan arsip kegiatan usaha sehari-hari karena hasilnya dapat direkam di NVR Untuk CCTV dengan ip camera biasanya bekerja dengan menggunakan sambungan
 Dapat melihat dan memonitor lokasi sekalipun dalam keadaan tanpa cahaya dengan internet. Hal ini menyebabkan penyimpanan dari kamera CCTV ini menjadi lebih aman.
menggunakan Infra red kamera. Akan tetapi jenis CCTV ini tetap memiliki kekurangan yaitu dari segi harganya yang cukup
 Dapat memantau suatu tempat tanpa diketahui keberadaan kameranya dengan menggunakan mahal. Kelebihan lain dari jenis CCTV ini adalah mengenai hasil gambar yang
kamera tersembunyi atau hidden kamera. CCTV IP camera Tidak hanya meningkatkan dihasilkannya. Biasanya kamera dengan ip ini akan menghasilkan gambar yang lebih jernih
keamanan tetapi juga memudahkan pengawasan. karena resolusinya yang lebih tinggi.

Jenis-Jenis CCTV :

 CCTV Analog :
CCTV analog adalah salah satu jenis CCTV yang paling lama ada di pasaran. CCTV
ini merupakan CCTV yang bekerja dengan cara manual. Untuk kelebihannya, biasanya CCTV
analog memiliki harga yang lebih murah dan memiliki sistem yang tidak rumit. Sayangnya

113
Cara Kerja CCTV tersirkulasi. Udara inilah yang digunakan untuk memanaskan ruangan.

Cara kerja CCTV analog bekerja dengan merekam dan menyimpan video mereka di
memori yang ada di CCTV tersebut. berbeda dengan CCTV ip camera yang menyimpan video
mereka di internet sehingga lebih aman. Selain itu CCTV dengan kamera IP biasanya di install
dengan sistem yang besar dan tersambung antara satu dengan yang lainnya. Hal inilah yang
menyebabkan penggunaan CCTV dengan kamera ip memang lebih banyak digunakan untuk
kebutuhan perusahaan.

 Ventilation
Ventilation adalah proses untuk mensirkulasikan udara di dalam suatu ruangan dengan
udara luar, yang bertujuan untuk me-remove debu, kelembaban, bau-bauan yang tidak sedap,
karbon dioksida, panas, bakteri di udara, serta meregenerasi oksigen di dalam ruangan.
Ventilasi merupakan salah satu penerapan teori mekanika fluida..Terbagi 2 jenis , yaitu ;
- Forced ventilation adalah sistem ventilasi yang menggunakan bantuan fan atau kipas untuk
mensirkulasikan udara di dalam ruangan..
3.5.3.6 SISTEM HVAC
- Natural ventilation tidak diperlukan bantuan kipas untuk mensirkulasikan udara. Biasanya
Defenisi :
hanya berupa jendela yang dibiarkan terbuka di suatu ruangan.
HVAC merupakan singkatan dari Heating, Ventilation, and Air Conditioning. Yang
mana sistem pengkondisian udara ini merupakan aplikasi dari beberapa cabang ilmu
Mechanical Engineering yaitu termodinamika, mekanika fluida, dan perpindahan panas.
HVAC termasuk vital penggunaannya di beberapa industri, terutama di gedung-gedung,
perkantoran yang dipenuhi peralatan komputer yang perlu dijaga kelembaban udaranya, serta
industri-industri besar yang memerlukan sistem ventilasi yang baik.

 Heating
Sistem ini banyak digunakan di daerah-daerah yang beriklim dingin, yang sepanjang
musim didominasi dengan suhu yang dingin. Tersusun oleh beberapa bagian penting antara lain
boiler, furnace, heat pump, radiator, dan hydronic.
 Air Conditioning
Furnace berfungsi sebagai sumber panas yang ditransfer ke media air bernama hydronic Air Conditioning (AC) menggunakan prinsip siklus mesin pendingin, yang terdiri dari
di boiler. Hydronic tersirkulasi berkat kerja dari heat pump, yang selanjutnya setelah dari boiler, beberapa bagian penting yaitu refrigerant, kompresor, heat exchanger, dan katup ekspansi.
hydronic menuju ke radiator untuk memindahkan panas yang dikandungnya ke udara yang

114
Kalau Anda googling pasti sudah banyak yang menjelaskan bagaimana prinsip kerja
dari AC.
Di sini yang perlu saya tekankan adalah adanya sedikit perbedaan antara AC yang biasa
Anda gunakan di rumah, dengan AC yang digunakan di perkantoran, gedung-gedung, atau
perindustrian. Ada satu media bernama liquid chiller yang digunakan.

Hotel Amaris Simpang Lima berjarak 2 km dari Mal Ciputra Semarang dan 2,1 km dari
Entertainment Plaza. Bandara terdekat adalah Bandara Internasional Ahmad Yani, 8 km dari akomodasi.
Sebuah Hotel Modern yang Terjangkau Persembahan Amaris Group di Semarang
Terletak di tengah kota Semarang, Amaris Hotel Simpang Lima Semarang berada dalam jangkauan
dari pusat perbelanjaan, bank, dan kawasan hiburan. Dibangun untuk memenuhi kebutuhan para
profesional modern, setiap Hotel Amaris menawarkan alternatif menginap yang nyaman namun
terjangkau, lengkap dengan layanan yang profesional dan fasilitas hotel yang modern.
Fungsi HVAC : Check-in time: 14:00
Check-out time: 12:00
- Tujuan utama dari HVAC adalah kenyamanan
- Peningkatan produktifitas Tahun Berdiri : 2015
- Menjaga kondisi gedung dan equipment agar lebih awet FASILITAS
- Menjaga kesehatan dan kebersihan  Area parkir
 Kafe
- Suhu ruangan sekitar 21–24 °C, kemudian kelembaban 50–60 % adalah suatu ukuran paling sempurna  Lift
untuk kualitas udara  Restoran
 Layanan kamar
 Brankas
 WiFi di area umum
3.5 HOTEL AMARIS SIMPANG LIMA SEMARANG
 AC
URAIAN MENGENAI OBJEK STUDI  Area bebas asap rokok
 Area merokok
Located in : Hotel Amaris Simpang Lima Semarang  Laundry
Address : H Ahmad Dahlan no.33 Semarang Central Java  Penitipan bagasi
 Resepsionis 24 jam
Phone : +62-24-8456633
o Gambaran Umum
Ruang lingkup perencanaan struktur gedung bertingkat tinggi ditinjau dari segi teknis adalah disain
struktur gedung bertingkat tinggi direncanakan diaplikasikan di zonasi gempa wilayah Kota Semarang,
perencanaan dan perhitungan struktur primer, yaitu: balok induk, kolom, shearwall dan hubungan balok-
kolom, perencanaan dan perhitungan struktur sekunder, yaitu: tangga, pelat lantai, dan balok anak,
perencanaan struktur menggunakan program analisis struktur, perencanaan tidak meninjau metode

115
pelaksanaan konstruksi dan spesifikasi teknis, dan perencanaan tidak memperhitungkan sistem utilitas
gedung, perencanaan saluran air bersih dan kotor, instalasi atau jaringan listrik, finishing, dan lain-lain.
o Data umum Proyek
Data umum dari perencanaan proyek ini sebagai berikut:
1.Nama proyek : Perancangan Struktur Hotel Amaris Simpang Lima Semarang
2.Lokasi bangunan : Semarang, Jawa Tengah
3.Fungsi bangunan : Hotel
4.Jumlah lantai : 11 lantai
5.Mutu beton (fc) : 25 MPa
6.Mutu baja tulangan : 240 MPa (polos) 400 MPa (ulir)
7.Pondasi : Tiang Pancang
Grafik Nilai Spektrum Respons Percepatan Desain Kota Semarang
8.Kondisi tanah : Tanah Lunak dengan nilai N-SPT rata-rata sebesar 13,4

3.5.1 STRUKTUR
3.5.2 KONSTRUKSI
3.5.1.1 BEBAN 3.5.2.1 PONDASI
a.Beban mati (Dead Load) Pondasi pada gedung ini dirancang menggunakan pondasi tiang pancang dengan
diameter 600 mm. Berdasarkan hasil penyelidikan tanah di lokasi perencanaan, kondisi
Terdiri dari: tanah keras berada pada kedalaman -24 meter menjadi latar belakang pemilihan tipe
- Beban sendiri pelat (tebal = 12 cm) pondasi tersebut. Besarnya diameter pondasi ditentukan dari analisis daya dukung pondasi
- Beban penutup lantai + spesi (3 cm) tiang tunggal, dimana beban yang dipikul oleh pondasi tidak boleh melebihi daya dukung
- Beban plafond + penggantung tiang yang diizinkan ( Pmax < Pall ). Untuk besarnya momen yang bekerja pada pondasi
- Beban dinding diperoleh dari pengaruh gaya geser akibat terbentuknya sendi plastis pada kolom di atas
pondasi.
b.Beban hidup (Live Load)
Terdiri dari: 3.5.2.2 KOLOM
- Manusia Dari hasil perhitungan, didapatkan diameter tulangan utama D25 dan diameter tulangan
- Barang sengkang D13.

3.5.1.2 EVALUASI BEBAN GEMPA


Perhitungan analisis struktur gedung terhadap beban gempa mengacu pada SNI 03-1726-
2012, dimana analisis struktur gedung bertingkat tinggi dilakukan dengan Metode Analisis
Dinamik Spektrum Respons. Langkah untuk menentukan konfigurasi sistem rangka pemikul
momen diawali dengan menentukan kategori resiko struktur gedung terhadap pengaruh gempa.
Acuan dari langkah ini adalah fungsi bangunan gedung itu sendiri seperti halnya gedung hotel yang
berkategori resiko II. Struktur Gedung dengan kategori desain seismik D dapat direncanakan
menggunakan konfigurasi sistem rangka pemikul momen khusus dan dinding geser bertulang
khusus.

Detail Penulangan Kolom

116
3.5.2.3 BALOK - Material Kolom dan Balok
Dari hasil perhitungan, didapatkan diameter tulangan utama D22, diameter tulangan
sengkang D10 dan diameter tulangan torsi D16 Struktur dalam kolom dan balok adalah beton bertulang dibuat dari besi dan
beton. Keduanya merupakan gabungan antara material yang tahan tarikan dan tekanan.
Besi adalah material yang tahan tarikan, sedangkan beton adalah material yang tahan
tekanan.

Penulangan balok induk pada tumpuan (kiri) dan lapangan (kanan)

3.5.2.4 DINDING
Shearwall merupakan jenis struktur dinding yang berbentuk beton bertulang yang
biasanya dirancang untuk menahan geser, gaya lateral akibat beban gempa. Dengan adanya
shearwall / dinding geser yang kaku pada bangunan, maka sebagian besar gaya akibat
gempa akan terserap oleh dinding geser tersebut. Perencanaan shearwall dibagi dalam 3
segmen untuk efisiensi pendimensian terhadap gaya-gaya yang terjadi. Perencanaan
tulangan utama shearwall menggunakan metode grafik kapasitas beton berdasarkan
software analisis kapasitas kolom dilihat dari besarnya beban aksial dan momen yang
bekerja. Untuk nilai Pu dan Mu didapat dari hasil analisis program analisis struktur. Dari
hasil analisis menggunakan software analisis kapasitas kolom digunakan tulangan lentur - Material Dinding
2D22-200 dan tulangan geser 2D16-100.
Jenis dinding yang di gunakan pada hotel Amaris adalah menggunakan Shearwall
dengan material beton atau batu.

3.5.3 MATERIAL - Material Lantai

- Material pondasi Material lantai pada hotel Amaris adalah marmer, lantia keramik, dan lantai kayu.

Jenis pondasi yang di gunakan pada hotel ini adalah pondasi tiang pancang
dengan menggunakan material beton bertulang dengan kekuatan yang sangat baik.

- Material Atap
Mateial atap pada hotel Amaris adalah baja ringan dan dak beton yang terbuat dari
struktur beton bertulang.

117
3.5.4 BUILDING SERVICES SYSTEM
3.5.4.1 AIR BERSIH

Sistem jaringan air bersih

3 pompa untuk memompa air bersih ke setiap kamar


Skema umum jaringan air bersih

Sumber air bersih


Sumber Air bersih pada hotel Amaris diperoleh dari berbagai sumber, yaitu:
1. Air tanah
a. Air tanah dangkal (unconfined aquifer)
b. Air tanah dalam (confined aquifer)
2. Air hujan
3. Air permukaan
Dapat berasal dari sungai, danau, waduk, telaga dan sebagainya. GT = Ground Tank
P = Ruang Pompa
a.Sistem distribusi air bersih PL = Pengolahan Limbah

Dari keberadaannya tangki air, maka dapat diketahui sistem distribusi apa yang Dalam penggunaan distribusi air bersih secara up-feed system, ada kelebihan dan
digunakan oleh Hotel Amaris ini, yaitu up-feed system. Diperkuat lagi dengan hasil kekurangannya. Kelebihannya adalah pembuatan relatif murah. Namun jika dibandingkan,
wawancara dengan pihak ME Hotel yang mendampingi kami bahwa sistem pendistribusian sistem ini lebih banyak memiliki kekurangan, yaitu:
air bersih yang digunakan Hotel Amaris adalah air bersih yang ditampung di ground tank
akan dipompa dan langsung didistribusikan ke kamar-kamar. Letak tangki air bersih a. Pompa bekerja secara terus menerus
dengan daerah sanitasi buangan seperti pengolahan limbah dan lainnya memiliki jarak lebih b. Pompa cepat rusak
dari 45m. c. Ketinggian terbatas karena kekuatan pipa terbatas untuk mengantisipasi tekanan air di
dalamnya.

b. Sistem Air Panas


Sistem standar pemanas air sebagai berikut:
a. Supply air bersih / tangki
b. Boiler (tangki pemanas)
c. Tangki air panas
d. Pompa
e. Pemipaan
f. Sistem listrik dan panel kontrol

Pada Hotel Amaris air panas akan ditampung di tangki air panas terletak di bagian
roof top. Karena listrik yang dibutuhkan untuk memanasi air cukup banyak dan mahal,
pihak Amaris hotel mencari solusi dengan menggunakan panel surya untuk mendapatkan
Skema Pendistribusian Air Bersih Hotel Amaris sejumlah energi yang akan dikonversikan menjadi tenaga listrik untuk menjalankan sistem

118
pemanas air.Pada sistem pemanas air ini ada dua tangki air panas besar yang berkapasitas
2000 liter dan 3500 liter.
Pada tangki air panas, terdapat sebuah signage yang menunjukan arah aliran air dan
air apa yang ada di dalamnya. Untuk air panas diberi tanda panah dengan warna merah,
sedangkan untuk air bersih biasa ditunjukan dengan tanda panah berwarna biru.

Tangki air panas yang mengatur air panas

Pompa sirku

Panel kontrol untuk mengatur pembagian pemanas akan berkerja kembali

Heat pump

Indikator suhu, jika suhu turun maka mesin energi listrik pada sistem pemanas air

Tangki air panas yang mengatur air panas tetap pada suhu yang stabil

Signage sistem aliran air panas

119
Gambar Kerja ME sistem air panas Amaris Hotel Skema pembuangan air kotor dan limbah

SISTEM SHAFT
3.5.4.2 AIR KOTOR Shaft adalah lubang menerus antara satu lantai dengan lantai lainnya, untuk
Sumber air kotor dan limbah berasal dari : meletakkan saluran pipa utilitas secara vertikal. Shaft bisa dijumpai pada bangunan
1. Toilet bertingkat, baik rumah maupun gedung.Bila pipa ditanam ke dalam dinding, akan sulit
2. Drainase Kamar Mandi melakukan perbaikan saat terjadi kerusakan. Diperlukan pintu kecil untuk mengaksesnya
3. Air Hujan bila akan melakukan perbaikan.
4. Wastafel Ada hal yang unik di Amaris Hotel di bagian sistem shaft. Pihak Amaris
5. Dapur Hotel memang sengaja mendesain pintu/jendela shaft menjadi bagian dari dekorasi.
Klasifikasi Sistem Buangan yang Digunakan Karena jendela shaft berada di luar kamar, maka akan mempermudah ketika
maintenance yang tidak perlu mengakses ke dalam kamar hotel, apalagi ketika
a. Menurut jenisnya kamar tersebut sedang digunkan. Satu shaft pada Amaris Hotel bisa untuk satu
1. Sistem Pembuangan Air Tinja kamar ataupun dua kamar, untuk dua kamar, maka ukuran shaft akan lebih besar
2. Sistem Pembuangan Air Sabun dan Lemak dari yang untuk satu kamar.
3. Sistem Pembuangan Air Hujan dan Air Pembuangan AC
4. Sistem Pembuangan Air Khusus Pada Hotel Amaris terdapat pintu/jendela yang di desain sebagai dekorasi dan juga
mempermudah maintenance agar tidak perlu masuk ke dalam kamar hotel, apalgi saat
b. Menurut cara pembuangannya kamar tersebut sedang digunakan. Satu shaft pada Amaris Hotel bisa untuk satu kamar
Sistem pembuangan terpisah (Two-pipe system) dimana saluran untuk air tinja dan ataupun dua kamar, untuk dua kamar, maka ukuran shaft akan lebih besar dari yang untuk
air sabun dipisah walaupun dalam satu kamar mandi. satu kamar.

c. Menurut cara pengaliran


Sistem gravitasi yaitu air buangan mengalir dari tempat yang lebih tinggi secara
gravitasi ke saluran umum yang letaknya lebih rendah. Pada Cambrdige hotel ini ada juga
yang menggunakan sistem bertekanan dimana air buangan dikumpulkan terlebih dahulu
setelah mengalami proses pengolahan limbah lalu dipompakan ke riol kota.
d. Menurut letaknya
Pada Hotel Amaris, letak STP (sewage treatment plant) berada diujung bangunan
namun bergabung dengan bangunan, sehingga sistem pembuangannya terletak di dalam
bangunan.
Sistem jaringan yang digunakan pada Hotel Amaris adalah two pipe system dimana
pipa saluran air tinja dengan air kotor dipisah lalu digabungkan di ruang STP (sewage Pintu shaft pada Hotel Amaris yang tertutup
treatment plant) lalu dipompa menuju riol kota selanjutnya.

120
Perletakan shaft terhadap letak kamar Limbah Padat
Pada gambar di atas menunjukan perletakan shaft dimana ada yang satu shaft untuk AIR HUJAN
satu kamar, namun ada juga satu shaft untuk dua kamar namun dnegan ukuran yang Karena pada Hotel Amaris menggunakan roof top berupa plat beton untuk tempat
berbeda-beda. utilitas seperti sistem air panas, AC dan lainnya, maka diperlukan sistem drainase air hujan
agar tidak terjadi genangan air ketika hujan. Air hujan akan dialirkan ke bawah menuju
STP (SEWAGE TREATMENT PLANT) sumur peresapan, jika sumur peresapan tidak mampu menampung lagi maka akan dialirkan
Dalam Ruangan Pengolahan Limbah (STP), terdapat dua tempat pengolahan ke riool kota.
limbah. Yang pertama, adalah tempat pengolahan limbah air tinja. Pada pengolahan limbah
air tinja, limbah dikumpulkan ke dalam satu tangki dan diendapkan. Air sisa endapan akan
dialirkan ke riool kota dan sisa limbah padat akan dibersihkan secara berkala setiap hari
oleh petugas Hotel, dan limbah padat akan diolah oleh pemerintah.

Pada sistem pengolahan air sabun dan lemak, terdapat bak kontrol lemak dengan
dimensi yang cukup besar. Air dari wastafel, shower, dan dapur masuk ke dalam bak lemak.
Sisa lemak akan diendapkan di bak kontrol lemak, sedangkan air sisa pembuangan akan
dialirkan masuk ke dalam pengolahan sistem air tinja, dan akan di alirkan ke riol kota. Sisa-
sisa limbah padat akan diambil setiap hari oleh petugas dan akan ditampung oleh
pemerintah.

Jalur air hujan pada rooftop

Bak Kontrol Lemak

121
3.5.4.3 LISTRIK
Jaringan listrik adalah sistem listrik yang terdiri dari hantaran dan peralatan listrik,
yang terhubung satu sama lain unuk menyalurkan tenaga listrik. Ada tiga sumber listrik
yang dapat digunakan yaitu PLN, genset, atau baterai. Hotel Amaris semarang
menggunakan dua sumber listrik yaitu PLN dan genset.

Mesin Genset
Skema jaringan listrik

Ruang listrik pada Hotel Amaris terletak pada lantai basemen. Sumber listrik dari PLN 3.5.4.4 TRANSPOTASI
disalurkan melalui saluran kabel bawah tanah menuju ruangan ini yang memiliki peralatan
penerima dan pengontrol distribusi listrik untuk selanjutnya akan didistribusikan keseluruh TANGGA
bangunan. Listrik yang diperoleh dari PLN sebesar 390 volt, sedangkan listrik yang Pada hotel Amaris, terdapat 5 jenis tangga berdasarkan fungsi dan aksesnya . Kelima jenis
bersumber dari genset memiliki kapasitas sebesar 180 kVa, dengan input 147 kVa. Genset tangga tersebut memiliki fungsi yang berbeda – beda dan penempatan yang berbeda pula.
yang digunakan memiliki ukuran sebesar 400 x 130 x 190 cm. Sumber listrik dari genset Fungsi tangga – tangga tersebut diantaranya:
digunakan apabila pasokan listrik dari PLN berkurang atau mengalami gangguan. Mesin
genset akan otomatis menyala dalam 8 detik ketika listrik dari PLN berkurang atau 1. Tangga depan atau atau tangga akses menuju ke dalam bangunan
mengalami gangguan. 2. Tangga penghubung tiap lantai
3. Tangga untuk maintenance peralatan
4. Tangga akses pada roof top
5. Tangga yang menghubungkan ruang staff dengan basement

Gambar denah peletakan setiap tangga :

Ruang Listrik

Tangga depan
Tangga
atau atau tangga Tangga yang menghubungkan Tangga
penghubung
akses menuju ke ruang staff dengan basement darurat
dalam bangunan tiap lantai

122
TANGGA UMUM
3 Step Step nose berfungsi
. nose untuk menghindari
pengguna dari licinnya
lantai. Selain itu untuk
menghindari pengguna
dari ujung anakan
tangga yang tajam

4 Kerami Keramik Plin berfungsi


. k Plin untuk menghindari
tembok dari kotoran
akibat alas kaki
pengguna

Ukuran – ukuran yang digunakan pada tangga umum Hotel Amaris yang mengacu pada standar:

Komponen – komponen penting tangga umum yang terdapat pada amaris hotel:
N Nama Gambar Keteran
o gan
1 Peneran Penerangan sangat
. gan diperlukan didalam
kenyamanan akses
tangga. Penerangan di
buat untuk
mempermudah TANGGA DARURAT
pengguna hotel melihat
pijakan tangga yang
ada. Hotel amaris ini
menggunakan
penerangan alami pada
siang hari dengan
memanfaatkan sifat
glass block yang
tembus cahaya

2 Railing Railing merupakan


. bagian tangga yang
berfungsi sebagai
pegangan untuk user
saat menaiki ataupun
menuruni tangga

123
RAMPS

Ramps pada bangunan Hotel Amaris dibagi menjadi 3 fungsi utama yaitu:
1. Ramps akses kedalam basement
2. Ramps akses dari luar menuju kedalam bangunan
3. Ramps pada koridor Hotel sebagai penghubung akibat ketinggian lantai yang berbeda

Lift pada hotel ini termasuk jenis lift Machine Room Lift (MRL) yang bertujuan
penghematan ruang dalam gedung bangunan karena tidak memerlukan ruangan khusus
(machine room) untuk meletakkan mesin motor dan relay, dimana mesin motor diletakan
pada bagian overhead dari hoistway, dan panel diletakkan pada tembok di lantai teratas.
Sistem pada lift ini adalah menggunakan tarikan kabel baja dari atas.

3.5.4.5 SISTEM HVAC (PENGHAWAAN)


Sistem penghawaan buatan yang diterapkan oleh Hotel Amaris ini menggunakan
sistem penghawaan buatan yaitu AC Split.Penggunaan AC di Hotel ini untuk memperoleh
kondisi lingkungan yang serba nyaman (comfortable ). Selain itu pemilihan AC Split sangat
tepat mengingat jenis bangunan Hotel yang membutuhkan ke efektifan harga ( ekonomis )
LIFT dari segi pemakaian ( operasionalnya ) dan dari maintenancenya.
Pada hotel ini terdapat satu buah lift yang difungsikan tidak hanya untuk PELETAKAN AC SPLIT
pengunjung namun juga untuk keperluan service. Namun pihak hotel telah mengatur ketika
service bekerja agar tidak mengganggu kegiatan tamu hotel. Hotel ini meletakkan AC disetiap lantainya. AC digunakan untuk memberikan penghawaan
Lift pada hotel ini termasuk jenis lift Machine Room Lift (MRL) yang bertujuan pada setiap kamar hotel.
penghematan ruang dalam gedung bangunan karena tidak memerlukan ruangan khusus
(machine room) untuk meletakkan mesin motor dan relay, dimana mesin motor diletakan
pada bagian overhead dari hoistway, dan panel diletakkan pada tembok di lantai teratas.
Sistem pada lift ini adalah menggunakan tarikan kabel baja dari atas.

124
Secara garis besar prinsip kerja air conditioner split pada Hotel Amaris adalah sebagai
berikut:

SISTEM PENGHAWAAN DENGAN EXHAUST FAN


Selain Air Conditioning , bangunan Hotel Amaris ini juga menggunakan exhaust fan
untuk mengontrol udara pada ruang bangnan. Exhaust fan berfungsi untuk menghisap udara
di dalam ruang untuk dibuang ke luar, dan pada saat bersamaan menarik udara segar di luar
ke dalam ruangan. Selain itu exhaust fan juga bisa mengatur volume udara yang akan
disirkulasikan pada ruang.

JALUR DISTRIBUSI SISTEM AC SPLIT PADA HOTEL AMARIS


Sistem kerja exhaust fan, adalah udara – udara panas pada bangunan Hotel amaris
dihisap menuju ke saluran , selanjutnya udara akan diteruskan dan dikeluarkan lewat lubang
pengeluaran ( outdoor) . Lubang pengeluaran tersebut terletak di rooftop bangunan

125
Adapun detail exhaust fan bangunan hotel ini:

3.5.4.6 SISTEM KEBAKARAN Speaker pada Hotel Amaris


Preservatif Treatment :
1. Perlengkapan pencegahan 3. Fire Extinguisher
2. Pemilihan bahan bangunan, Material yang digunakan oleh apartement sejahtera adalah
beton bertulang. Material ini tahan terhadap api sampai batasan tertentu. Sehingga, jika Merupakan sebuah tabung berisi gas karbon. Tabung ini biasanya berwarna merah
terjadi kebakaran, dapat dipastikan penyebaran apinya cukup lambat dibandingkan material ini tidak terhubung dengan sistem khusus dan dipergunakan secara manual. Biasanya
lainnya. diletakkan di tempat publik dan selasar yang mudah dilihat dan dijangkau.

Represif Treatment : Pada Hotel Amaris, Fire extuingisher terdapat di tempat-tempat strategis yang dapat
Usaha represif ini meliputi pengadaan alat pemadam kebakaran serta penunjang dilihat dan dijangkau dengan mudah. Fire Extenguisher pada bangunan Hotel ditempatkan
lainnya, seperti : pada kotak merah (warna mencolok) agar dapat dilokasikan bila terdapat kebakaran.
1. Smoke detector Pada Hotel Amaris, tidak terdapat sistem sprinkle, tetapi terdapat sistem CCTV untuk
Smoke detector terdapat di lorong-lorong bangunan, lobi, dan pada kamar hotel dengan keamanan dan untuk mengontrol keadaan berbahaya seperti kebakaran.
jarak-jarak tertentu. Smoke detector berfungsi untuk mendeteksi asap yang muncul dalam
keadaan darurat. Asap akan dideteksi oleh alat tersebut dan alat akan bekerja dan
menghidupkan alarm kebakaran di seluruh gedung Hotel Amaris.

DETAIL PEMASANGAN FIRE EXTENGUISHER


Pada setiap lantai pada Hotel Amaris diletakkan perangkat pemadam kebakaran
Smoke detector pada Hotel Amaris berupa Portabel Fire Extinguisher (PFE) dengan berbagai macam ukuran.

2. SPEAKER 4. Fire Alarm System


Speaker berfungsi untuk menyiarkan alarm dan informasi-informasi penting kepada Fire alarm system adalah sistem peringatan jika terjadi kebakaran. Kronologisnya
pengguna Hotel saat terjadi keadaan bahaya. Dengan adanya speaker pada lorong-lorong adalah sebagai berikut, ketika terdapat kebakaran asap akan dideteksi oleh smoke detector.
bangunan, alarm bahaya diharapkan dapat terdengar pengguna dari seluruh sudut Hotel Smoke detector kemudian aktif secara otomatis. Sistem itu kemudian bereaksi yang berupa
sehingga proses evakuasi dapat dilaksanakan dengan cepat.
hidupnya alarm/sirine kebakaran, automatic dialer system ke pemadam kebakaran, dll.

126
Skema Fire Alarm System:

Terdapat juga deteksi api manual, yaitu dengan adanya tuas deteksi yang dapat ditarik
oleh pengguna bangunan jika meliat adanya api pada bangunan sehingga akan
menghidupkan alarm pada seluruh Hotel. Tuas tersebut berada pada kotak berwarna merah
cerah dengan tujuan warna mencolok sehingga mudah untuk dicari.

Denah peletakan tiang penangkal petir

Alat Deteksi Api Manual pada Hotel Amaris

3.5.4.7 PENANGKAL PETIR

Hotel Amaris memiliki 1 penangkal petir yang mampu menaungi seluruh bangunan
dan menetralisir udara di sekitar bangunan dari sambaran petir. Tinggi tiang penagkal petir
adalah 7,5 meter dengan radius jangkauan 100 m. Aliran Petir pada batang penangkal petir
akan diteruskan melalui kabel coaxial 35mm menuju ke bak kontrol sebagai grounding Detail penangkal petir
sistem di lantai 1.

127
3.5.4.8 TELEKOMUNIKASI Gambar Antena tv

1. TELEPON
Jaringan telepon pada Hotel Amaris terdiri dari dua sumber, yaitu PT. Telkom dan dari
PABX internal bangunan. Di setiap unit kamar hotel terdapat 1 unit telepon sedangkan di
lobby terdapat unit telepon dan faksmile.
Jaringan dari PT. Telkom merupakan jenis gelombang dengan kabel (wired) yang biasa
dipakai pada bangunan-bangunan lain. Gelombang ini ditangkap oleh terminal box PT.
Telkom yang terdapat di hotel lalu disalurkan ke MDF-TP (Main Distribution Frame
Telephone System) yang terletak di basement hotel.
Begitu juga dengan jaringan PABX hotel, jaringan berasal dari mesin PABX yang
terhubung dengan operator lalu juga disalurkan melewati MDF-TP sebelum akhirnya
disalurkan ke setiap unit atau ruangan di hotel. Setiap komunikasi yang dilakukan di dalam
bangunan melalui jaringan PABX harus melalui operator terlebih dahulu, selain itu mesin Gambar Parabola
PABX harus selalu terhubung dengan listrik, sehingga jaringan PABX sangat tergantung 3. WiFi
dengan ketersediaan listrik di bangunan.
Setelah kedua jaringan (PT. Telkom line dan PABX) sampai di Main Distribution WiFi adalah salah satu bentuk jaringan komunikasi yang tidak menggunakan kabel
Frame (MDF-TP), jaringan dialirkan terlebih dahulu ke Junction Box Telephone System (wireless) melainkan menggunakan gelombang elektromagnetik. Pada Amaris Hotel,
yang berada di setiap lantai melalui pipa PVC, yang nantinya akan melanjutkan penyaluran jaringan WiFi selain berada di lobby, juga berada di setiap koridor menuju kamar hotel
gelombang ke setiap unit telepon didalam kamar dan ruangan per lantai. sehingga pengguna bisa mengakses meskipun berada di dalam kamar.
Sistem kerja WiFi pertama dimulai di alat acces point berupa modem/DSL yang
mengirimkan gelombang elektromagnetik ke EAP (Extensible Authentication Protocol).
Gelombang elektromagnetik yang dikirimkan berisi identitas dari acces point itu sendiri,
lalu EAP merespon dengan memberitahu boleh atau tidaknya acces point itu menggunakan
jaringan WLAN yang dimiliki oleh ISP. Setelah diperbolehkan, acces point akan
mengirimkan gelombang elektromagnetik ke sebuah wireless router yang berada di sekitar
tempat pemancar WiFi diletakan yang disebut wireless router.

Skema jaringan telpon

2. TELEVISI
Jaringan televisi pada Hotel Amaris berasal dari dua sumber, yaitu parabola dan antena.
Gelombang TV yang didapat pada parabole berupa siaran televisi internasional
sedangkansiaran televisi nasional diterima oleh antena. Kedua benda ini berada di roof top
agar mendapatkan sinyal yang baik. Skema jarinngan WiFi

128
Skema jaringan sound system
Wireless Router

4. CCTV
Ruang sekuriti pada Hotel Amaris ini diletakan di basement dekat dengan ramp
kendaraan menuju basement.

Ceiling speaker

Cctv pada Hottel Amaris

5. Sound system
Tujuan utama dari pemasangan sound system adalah untuk mempermudah distribusi
informasi serta aktivitas di dalam bangunan hotel. Sound System merupakan salah satu
bentuk komunikasi internal dalam bangunan, yang gelombangnya di salurkan melalu kabel
(wired). Jaringan sound system mempunyai 2 sumber, yaitu dari Mixerdan Microphone di
ruang kontrol. Suara yang berasal dari mixer merupakan suara yang berasal dari kaset
rekaman atau sirene, suara itu lalu di salurkan terlebih dahulu keequalizer, lalu di
gabungkan dengan sumber suara dari Microphoneruang kontrol di Main Distributin Frame
Sound System (MDF-SS). Setelah sampai di MDF – SS suara didistribusikan ke Junction
Box Sound System yang berada di setiap lantai sebelum akhirnya didistribusikan ke Ceiling
Speaker (speaker di langit – langit)

129
BAB IV yang terkait dengan proses pendirian bangunan seperti perencanaan rancang bangun, penelitian AMDAL,
penyusunan RAB, penyediaan material, dan pengawasan proyek pembangunan.
KESIMPULAN
4.4 Building Service System Bangunan Tinggi
Utilitas bangunan adalah suatu kelengkapan fasilitas yang di gunakan untuk menunjang
4.1 Pengertian Struktur Bangunan Tinggi
tercapainya unsur-unsur kenyamanan, kesehatan, keselamatan, kemudahan komunikasi,d an mobilitas
High Rise Building atau bangunan tinggi merupakan istilah yang sering digunakan merujuk kepada dalam pembangunan. Pernah angan bangunan harus selalu memperhatikan dan menyertakan fasilitas
bangunan yang memiliki struktur menjulang tinggi atau bangunan dengan jumlah tingkat yang banyak. utilitas yang di koordinasikan dengan perancangan lain (struktur, arsitektur, interiordan lain-lain).
Menurut Dwi Tanggoro, dkk (2006), High Rise Building atau bangunan tinggi merupakan istilah yang Perencanaan utilitas bangunan yang harus dipenuhi pada sebuah bangunan konstruksi berupa plumbing
sering digunakan merujuk kepada bangunan yang memiliki struktur menjulang tinggi atau bangunan dan sanitasi, pengolahan limbah, pencegahan kebakaran, perencanaan atau penghawaan, perencanaan
dengan jumlah tingkat yang banyak. High Rise building adalah tinggi bangunan lebih dari sepuluh lantai, penerangan, perencanaan jaringan listrik, perencanaan transportasi vertikal, perencanaan telekomunikasi,
perencanaan penangkal petir, dan perencanaan perawatan bangunan.
menggunakan sistem struktur yang beraneka ragam, seperti struktur rangka dipadukan dengan sistem
struktur lain. Menggunakan sistem utilitas yang lengkap seperti alat transportasi vertikal , alat pemadam
kebakaran dengan sistem sprinkler, alat pembersihan gondola, dan lain-lain.
4.2 Pengertian Hotel

Hotel adalah bangunan yang difungsikan sebagai tempat penginapan yang mempunyai berbagai
fasilitas penunjang, seperti penyediaan makanan dan minuman, meeting room dan jasa-jasa lainnya yang
dikelola secara komersial. Dengan merujuk pada definisinya, hotel merupakan salah satu jenis usaha
komersial. Artinya, pengusaha hotel memberikan pelayanan dengan tujuan untuk mendapatkan
keuntungan ekonomis. Namun, hotel memiliki karakteristik yang berbeda dari badan usaha lain sebagai
berikut.

 Hotel termasuk badan usaha padat modal dan padat karya karena dalam pengelolaannya,
dibutuhkan modal usaha yang besar dan karyawan yang banyak.
 Pelanggan atau tamu diperlakukan sebagai raja sekaligus partner usaha karena keuntungan yang
diperoleh sangat tergantung pada jumlah pelanggan.
 Hotel beroperasi selama 24 jam penuh dalam sehari tanpa ada hari libur untuk melayani tamu hotel
yang menginap atau masyarakat umum yang akan menggunakan fasilitas yang dimiliki hotel.
 Hotel menghasilkan dan memasarkan jasanya di tempat hotel tersebut berada.
 Kelangsungan usaha hotel dipengaruhi situasi ekonomi, politik, sosial, budaya, dan keamanan di
tempat hotel tersebut beroperasi ataupun secara nasional dan global.

4.3 Struktur dan Konstruksi Bangunan Tinggi


Struktur adalah bagian-bagian yang membentuk bangunan seperti pondasi, sloof, dinding, kolom,
ring, kuda-kuda, dan atap. Pada prinsipnya, elemen struktur berfungsi untuk mendukung keberadaan
elemen nonstruktur yang meliputi elemen tampak, interior, dan detail arsitektur sehingga membentuk satu
kesatuan. Setiap bagian struktur bangunan tersebut juga mempunyai fungsi dan peranannya masing-
masing. Kegunaan lain dari struktur bangunan yaitu meneruskan beban bangunan dari bagian bangunan
atas menuju bagian bangunan bawah, lalu menyebarkannya ke tanah. Perancangan struktur harus
memastikan bahwa bagian-bagian sistem struktur ini sanggup mengizinkan atau menanggung gaya
gravitasi dan beban bangunan, kemudian menyokong dan menyalurkannya ke tanah dengan aman.
Konstruksi dapat diartikan sebagai gabungan dari elemen struktur dan elemen nonstruktur. Dengan
kata lain, konstruksi bangunan adalah objek bangunan secara keseluruhan yang terbentuk atas kesatuan
struktur-struktur. Contoh konstruksi antara lain rumah, gedung, jembatan, dan jalan raya. Konstruksi bisa
didefinisikan pula sebagai kegiatan membangun sarana dan prasarana sehingga dapat digunakan untuk
tujuan tertentu. Aktifitas konstruksi bukan hanya sebatas membangun, tetapi juga kegiatan-kegiatan lain

130
STUDI PUSTAKA https://id.wikipedia.org/wiki/Bahan
https://slideplayer.info/slide/13950153/86/images/3/Konsep+Utilitas+Sistem+Jaringan+Air+Bersih+dan+Kotor.jp
g
https://amru1.wordpress.com/2015/03/21/distribusi-listrik-bangunan-gedung-materi-pengenalan/
https://tropicalarchitectblog.wordpress.com/2016/08/08/utilitas-bangunan-umum-sederhana-rusunawa/
https://www.adhyaksapersada.co.id/instalasi-listrik-bangunan/
https://image.slidesharecdn.com/presentation1-141208123527-conversion-gate02/95/listrik-39-
http://www.mediaproyek.com/2014/01/jenis-dan-macam-macam-ac.html 638.jpg?cb=1418042206

https://berandaarsitek.blogspot.com/ https://www.arsitur.com/2019/04/5-jenis-sistem-penangkal-petir-bangunan.html

https://www.tembolok.id/mengenal-fungsi-dan-komponen-sistem-jaringan-cctv/ https://ecs7.tokopedia.net/img/cache/700/product-1/2018/9/15/8537312/8537312_56de2e8d-4667-440c-9129-
e12ec7484280_2048_2125.jpg
http://aloekmantara.blogspot.com/2014/05/sistem-tata-suara-sound-system.html
https://www.archify.com/id/archifynow/pemilihan-material-lantai-untuk-rumah-anda
http://jofania.wordpress.com/2013/06/30/penangkal-petir-lightning-protection/
https://cctvman.co.id/wp-content/uploads/2015/09/diagram-aplikasi-penggunaan-ip-camera-dalam-jaringan.jpg
https://www.jurnal.untan.ac.id
https://merbabu.com/blog/wp-content/uploads/2020/06/MODEM-MIKROTIK-AP.jpg
https://dokumen.tech/document/franki-pile.html
https://2.bp.blogspot.com/-
https://jefrihutagalung.wordpress.com/2009/04/27/pembuatan-pile-cap/ iyaTSVUHlbI/U3vL1wTGHiI/AAAAAAAAAFA/7U6NwZhqzm4/s1600/DSC04111.JPG

https://www.pengadaan.web.id/2020/09/shear-wall-atau-dinding-geser.html https://ecs7.tokopedia.net/img/cache/700/product-1/2018/3/21/13506674/13506674_b5ab17b0-bad3-48ba-9844-
98799b1b7057_474_348.jpg
http://infrabangunantr.blogspot.com/2019/01/pekerjan-pondasi.html
https://reader021.docslide.net/reader021/html5/20170729/577cbfd81a28aba7118e4489/bg3.png
https://media.neliti.com/media/publications/127898-ID-perancangan-struktur-apartement-20-lanta.pdf
https://3.bp.blogspot.com/-O-olbk-Wbrs/W6tK-
https://www.neliti.com/id/publications/103461/perancangan-struktur-hotel-amaris-simpang-lima- CeW5cI/AAAAAAAAACs/oMSfPy8oL9UjyWwHUmoGgtMIl2u3_R_ZwCEwYBhgL/s1600/carpark2.jpg
semarang https://i.pinimg.com/originals/6d/e9/89/6de9893e43b7878caa01ab24cfe475ec.jpg
https://amarishotel.com/id/hotel/amaris-hotel-simpang-lima-semarang/ https://2.bp.blogspot.com/-
https://www.bing.com/images/search?view=detailV2&ccid=IJ0S6M37&id=02FA2B429D5657EFF0FF 21hRX22kRCE/VoeasNekKBI/AAAAAAAABAM/Kq_7UYvqyPE/s1600/is.12183.1.1987_013_01.jpg
CE94887D06AE1BA53FC5&thid=OIP.IJ0S6M37zw5Vi2WJt8B5nwHaFj&mediaurl=https%3a%2f%2f http://jamesthoengsal.blogspot.com/p/blog-page_2.html
pix10.agoda.net%2fhotelImages%2f106%2f1060430%2f1060430_15090908460035794046.jpg%3fs%3
https://www.bromindo.com/wp-content/uploads/2014/05/Prinsip-Kerja-Fire-Sprinkler.jpg
d1024x768&exph=768&expw=1024&q=hotel+amaris+semarang&simid=608015228809379887&ck=1
1AA79DD8D6ECD369CD97A0BD18B5543&selectedIndex=2&FORM=IRPRST https://3.bp.blogspot.com/-SGR-Ws2WvmQ/VNnwXsqEi0I/AAAAAAAAHF0/DUTXXm-
E2qI/s1600/rangkaian%2Bhidran.JPG
https://priyambodo1971.wordpress.com/cpob/sarana-penunjang-kritis-industri-farmasi/sistem-tata-
udara-ahuhvac/ https://tropicalarchitectblog.wordpress.com/2016/08/08/utilitas-bangunan-umum-sederhana-rusunawa/

https://www.bromindo.com/sistem-fire-alarm-konvensional-adalah/ https://www.google.com/search?q=jw+mario+lokasi+medan&oq=jw+mario+lokasi+medan&aqs=chr
ome..69i57j0i22i30.8511j0j7&sourceid=chrome&ie=UTF-8
http://repository.its.ac.id/44802/
https://www.google.com/search?q=jw+mario+lokasi+medan&oq=jw+mario+lokasi+medan&aqs=chr
https://all.accor.com/hotel/8674/index.id.shtml
ome..69i57j0i22i30.8511j0j7&sourceid=chrome&ie=UTF-8
https://www.google.com/maps/place/ibis+Styles+Jakarta+Tanah+Abang/@-
6.1835336,106.8151326,15z/data=!4m2!3m1!1s0x0:0xbe8deccccd8ce398?sa=X&ved=2ahUKEwjBoObOt7rsAh
https://www.britannica.com/technology/construction/High-rise-buildings
XFfX0KHfjOCHgQ_BIwFXoECBYQBQ https://www.99.co/blog/indonesia/jenis-lantai-rumah/
https://id.hotels.com/ho983499968?rffrid=sem.hcom.xx.156.020.localuniversal.02.&referer=https%3A%2F%2Fw https://berandaarsitek.blogspot.com/2015/10/sistem-struktur-inti-core-structure.html
ww.google.com%2F
https://www.booking.com/hotel/id/ibis-styles-jakarta-tanah-abang.id.html

131

Anda mungkin juga menyukai