Anda di halaman 1dari 28

Lakon

MEMALING ANAK UMAT


Oleh Mikyal Fatonah

1
TOKOH-TOKOH:
1. PAPUQ MAME
2. AMAQ UMAT
3. INAQ RAUDAH
4. ZENAL
5. HALIMAH
6. JAHET (tukang cilok)
7. IYOK
8. ROS
9. PAK RT

ADEGAN 1

FADE IN.
TAMPAK BERUGAQ1 DI HALAMAN DEPAN RUMAH AMAQ UMAT. ADA
PAGAR PEMBATAS ANTARA HALAMAN RUMAH DENGAN JALANAN, DI MANA
ORANG-ORANG BERLALU LALANG. TANAMAN BEBUNGAAN SENGAJA
DIHADIRKAN UNTUK MEMBUAT BERUGAQ TAMPAK NYAMAN. NAMUN, DIBALIK
KEINDAHAN ITU, ADA KOLAM AIR MANCUR YANG BENTUKNYA MASIH
SETENGAH JADI, TANPA AIR SAMA SEKALI. SEOLAH PENYELESAIANNYA
SENGAJA DITANGGUHKAN OLEH YANG PUNYA RUMAH, KARENA ADA
BEBERAPA MASALAH. MASIH ADA SERAKAN BATU-BATA DI SEKITAR KOLAM
AIR MANCUR, JUGA GUNDUKAN PASIR YANG TAK TERLALU TINGGI, SERTA
KARUNG SEMEN YANG ISINYA SUDAH HABIS. TAK KETINGGALAN, SEPEDA TUA
TERPARKIR PULA.
ZENAL MASUK PANGGUNG, MEMBAWA ALAT-ALAT PERTUKANGAN.
BERJALAN PELAN MELEWATI PAGAR SAMBIL SESEKALI MENOLEH KE HALAMAN
RUMAH AMAQ UMAT. DIA BERHENTI SEJENAK. LEHERNYA DIPAKSA JENJANG
AGAR DAPAT MELIHAT KEGIATAN DI DALAM. MENCARI TAHU. TIBA-TIBA

2
TERDENGAR SUARA LELAKI BERDEHEM. ZENAL SEGERA KABUR, BERLARI
KELUAR PANGGUNG.
BEBERAPA DETIK BERSAMA SUNYI, ZENAL KEMBALI MELIUKKAN
KEPALANYA LEBIH DULU MASUK PANGGUNG. MENGENDAP-NGENDAP,
MEMANDANG KE HALAMAN RUMAH AMAQ UMAT, SEPERTI MENCARI
SESEORANG. TERDENGAR DEHEM YANG SAMA LAGI DISERTAI BUNYI LANGKAH
KAKI. ZENAL PUN PANIK DAN KEMBALI KABUR, KARENA RASA TAKUTNYA
SUDAH KEPALANG MATI.
AMAQ UMAT KELUAR DARI DALAM RUMAH, MENUJU BERUGAQ DENGAN
EKSPRESI CEMBERUT, MENGIKAT-NGIKAT SEPATU. IA DUDUK, SAMBIL
MEMENCET ANGKA-ANGKA DI HANDPHONENYA.

AMAQ UMAT
(menunggu jawaban dari handphone yang tergenggam)
Halo? Ya. Saya, Amaq Umat. Ya. Bagaimana? Tolong antar hari ini saja. Saya sudah tidak bisa
menunggu lagi. Baik. Nanti akan saya hubungi lagi. Hmmm… (manggut-manggut). Ya.

PEMBICARAAN VIA TELEPON BERHENTI. AMAQ UMAT MEMANGGIL ISTRI.

AMAQ UMAT
(memanggil) Raudah… Raudah… (hening, tidak ada jawaban).
Raudah… (masih sepi).
Raudahhh ow Raudahhh… Alhamdulillah (meniru gaya seorang Ustad, tetapi masih tidak ada
jawaban, yang ada hanya bunyi siraman air di belakang panggung. Amaq Umat kehilangan
kesabaran).
Raudaaaahhhhh!!!

TERDENGAR SUARA MENYAHUT DARI LUAR PANGGUNG.

INAQ RAUDAH
Nggih2…

3
AMAQ UMAT
Kupi no juluq maeh3.

INAQ RAUDAH
Nggih… (masih dari luar panggung, setengah berteriak)

AMAQ UMAT
Aruan Ariq4.

INAQ RAUDAH
Nggih (masih dari luar panggung).

AMAQ UMAT
(mengomel) Mmmeong… nggih-nggih kanyan. Kesekatm pinaq kupi noq. Tebeng kepeng jaq
gesit matem5.Cepat sedikit, Dik.

INAQ RAUDAH
(masuk membawa secangkir kopi) Ah Kakak, tidak pernah bisa sabar. Raudah sedang sibuk di
belakang, Kak. Mengertilah.

AMAQ UMAT
Sibuk apa? Cuma ibu rumah tangga saja mengaku sibuk, apalagi jadi Ibu Presiden, bisa-bisa
suamimu mati perjaka! (sambil meminum kopinya).
Oh, ya. Tadi aku sudah pesan satu karung semen lagi. Biar kolam ini lebih cepat jadi. Nah, kalau
semennya sudah datang, kabari aku, ya?

INAQ RAUDAH
Baik, Kak.

4
AMAQ UMAT
Sekarang aku pergi dulu. Ingat, jaga diri, jaga Halimah, dan jaga rumah.

INAQ RAUDAH
Baik, Kak. Hati-hati di jalan. Mun side nyusur nyumbang leq langan, urasang diriq aoq6?

AMAQ UMAT
Aoq, keremesm7.

AMAQ UMAT PERGI DENGAN BERSEPEDA, SEMENTARA INAQ RAUDAH


MENGEMASI GELAS KOPI, LALU MENINGGALKAN PANGGUNG. BEBERAPA SAAT
TERLEWAT, HALIMAH KELUAR MEMBAW SAPU, HENDAK MEMBERSIHKAN
HALAMAN. TIBA-TIBA SOSOK ZENAL MUNCUL LAGI.

ZENAL
Ehem! Ehem! Ehem! (heboh berdehem)
Pagi-pagi, matahari sudah punya saingan. Ada yang lebih bersinar terang, cantik, dan menawan,
sedang membersihkan halaman.

HALIMAH
(terkejut, lalu tersenyum saat menyadari siapa yang memuji)
Eh… Kak Zenal. Masuk, Kak. Mumpung amaq sedang keluar.

ZENAL MASUK, DUDUK DI BERUGAQ. HALIMAH TAK LAGI BERMINAT


MEMEGANG SAPU. DITEMANINYA ZENAL DUDUK, NAMUN DENGAN JARAK
YANG CUKUP JAUH. ZENAL MEMANDANGI HALIMAH LEKAT-LEKAT SAMBIL
MEMELUK TIANG BERUGAQ SEBELAH KIRI. HALIMAH MENUNDUK MALU-MALU,
BERSANDAR BAHU DI TIANG BERUGAQ SEBELAH KANAN. KEMUDIAN TERJADI
SAHUT-MENYAHUT ANTARA MEREKA.

5
ZENAL
(memanggil) Halimaaaaahhh….

HALIMAH
(menyahut) Iyaaaa….

ZENAL
Ada yang baru nih?

HALIMAH
Apa?

ZENAL
Tak ada yang terasa lebih baru selain cintaku kepadamu.
(segera memeluk tiang berugaq, menyembunyikan wajah malu-malu, sambil tersenyum sendiri)

HALIMAH
(tersenyum, berpikir sejenak, kemudian menggelar jemari kanan di samping mulutnya,
memanggil Zenal seolah memanggil dari kejauhan)
Kak Zenaaaaallll…

ZENAL
(menoleh dan menyahut) Iyaaaaa….

HALIMAH
Ada yang baru nih.

ZENAL
Apa?

6
HALIMAH
“Baru” saja aku berpikir, kalau aku semakin cinta kepadamu.

ZENAL SEGERA MEMELUK TIANG LAGI, BUKAN CUMA DENGAN TANGAN,


TETAPI JUGA KAKI. BEGITU BAHAGIANYA IA. PEMBICARAAN SERIUS PUN
DIMULAI.

ZENAL
Imah… Kakak ingin sekali memiliki Imah. Tapi Kakak tidak tahu bagaimana caranya. Amaqmu
sepertinya sangat tak suka pada Kakak.

HALIMAH
Walau beribu orang tak setuju, bila Tuhan telah menghendaki, maka jadilah aku milikmu, Kak.

ZENAL
Bolehkah aku membawamu dengan paksa, Imah? Tanpa persetujuan kedua orang tuamu?
Dengan begitu tak akan ada yang berkutik dan mengutak-atik hubungan kita lagi.

HALIMAH
Bila itu harus ditempuh, Imah siap, Kak. Cinta Imah untuk Kakak kepalang dalam, susah ditarik
lagi.

TIBA-TIBA TERDENGAR BUNYI BEL SEPEDA SEMAKIN DEKAT. ZENAL


TAHU AMAQ UMAT YANG SERUPA MALAIKAT PENCABUT NYAWA TELAH TIBA.
ZENAL DAN HALIMAH MENJADI KETAKUTAN. TERBURU-BURU ZENAL
DICARIKAN TEMPAT PERSEMBUNYIAN. TANPA BERPIKIR PANJANG, ZENAL
MEMBUNGKUS DIRINYA DENGAN KARUNG SEMEN YANG TERCECER, HINGGA
SELURUH TUBUHNYA TERTUTUP. IA DIAM, TAK BERGERAK. SEMENTARA
HALIMAH PURA-PURA MENYAPU.

AMAQ UMAT

7
(memarkir sepeda, duduk di berugaq, menggerak-gerakan baju kaosnya di bagian leher karena
kepanasan)
Imah… ambilkan Amaq air. Melet ke ngenem8.

HALIMAH
(melepas pekerjaan dengan takut-takut, namun akhirnya menurut)

AMAQ UMAT MASIH KEPANASAN, KEPALANYA MELIHAT BERKELILING,


SAMPE AKHIRNYA MENEMUKAN SEKARUNG SEMEN DI TEPI KOLAM. IA PUN
BERJALAN MEMUTARI, MENGAMATI.

AMAQ UMAT
Jadah pacu Raudah ne9! Sudah kukatakan kalau semen datang, aku diberitahu. Lah, semen sudah
ada dari tadi, tapi aku tak dikabari. Kalau begitu kan sejak tadi akan kupanggil tukang-tukang
untuk mengerjakan kolam, biar cepat kelar. Kolo jamaq nine sekeq ne10! Ahhh…

MENGUMPAT, BERKACAK PINGGANG SAMBIL MENENDANG KARUNG SEMEN.


TERDENGAR SUARA ZENAL MENGADUH. AMAQ UMAT BENAR-BENAR TERKEJUT.
IA MEMBUKA KARUNG SEMEN DENGAN PAKSA DAN MENDAPATI ZENAL
CENGENGESAN, KEMUDIAN SEGERA BERLARI MENGHINDAR KE BELAKANG
BERUGAQ KARENA PINTU KELUAR DIJAGA AMAQ UMAT.

AMAQ UMAT
Bassssooonnggg! Ape gaweqm leq te ah11! (mencak-mencak di tempat, kemudian berusaha
menarik sepatunya, hendak digunakan untuk melempar Zenal, tetapi sepatu itu tak juga dapat
dilepas)

ZENAL
(jiwa penolongnya bangkit)
Oop juluq Amaq (sambil menunjuk sopan), melen telepas juluq jage anu tie… ape aran?
Semeno’an sepatu no. Aahh…talin no. Lepas juluq amaq12.

8
AMAQ UMAT
(dengan polosnya) Aoq tetu anak. Lupaq ke, untungm bebadaq13.
(saat ia melepas tali sepatu, Zenal menggunakan kesempatan itu untuk lari meninggalkan rumah
Amaq Umat).
Berong anyong! Ceketn berakal jadah no!14 Imah… Imah… (memanggil dengan marah, tapi tak
ada jawaban).
Selak! Awas bae mun liwat te malik! Yaq ke sunat dua kali cerorotn saq begelambir tie15!
(memandang ke ujung jalan dengan ekspresi mengancam).
FADE OUT.

ADEGAN 2
FADE IN.
SETTEING DI RUMAH ZENAL. RUMAH YANG SEDERHANA, TERBUAT DARI
PAGAR. ADA BONG17 TERTUTUP KARUNG-KARUNG SEMEN YANG DIIKAT PADA
JEJERAN BATANG POHON TEPAT DI SAMPING RUMAH.
TERLIHAT PAPUQ MAME 18 SEDANG DUDUK DI LASAH19, DEPAN RUMAH. IA
SIBUK MEMINTIL DAUN SIRIH DAN MEMPERSIAPKAN PELOCOH20 UNTUK
MAMAQ21. PENGINANG23 DISINGKIRKAN DARI PANGKUANNYA KE TEPI LASAH.
SETELAH SEMUA SIAP, PAPUQ MULAI MENGOCOK DENGAN PENGHAYATAN.
PAPUQ MAME MENGUNYAH SIRIH DENGAN NIKMAT. MATANYA
TERPEJAM. TIBA-TIBA ZAENAL DATANG, BERLARI, TERENGAH-ENGAH MASUK
PANGGUNG. SAAT MENGHAMPIRI PAPUQNYA, BERSAMAAN DENGAN ITU, PAPUQ
MAME MELUDAH, MEMBUANG AIR MAMAQ BERWARNA MERAH DARI
MULUTNYA, TEPAT MENGENAI WAJAH ZENAL TANPA SENGAJA.
UNTUK SEPERSEKIAN DETIK, MEREKA SALING MEMANDANG, MEMATUNG.
PAPUQ MAME TERBAHAK-BAHAK SAAT ZAENAL MENGUSAP WAJAHNYA
DENGAN PASRAH.

9
PAPUQ MAME
Hehehe… Zenal… Zenal… wajahmu seperti orang datang bulan. Cuci dulu sana!

ZENAL MASIH MEMBERENGUT, TETAPI MENURUT JUGA DAN BERJALAN


MENUJU BONG MENCUCI WAJAH.

ZENAL
(menggerutu) huh! Lemaq-lemaq wah sial22!

PAPUQ MAME
Ape bae pinaqm sial, Zenal23? Jangan sembarangan bicara. Tidak ada satu hari pun atau sesuatu
pun yang diciptakan Tuhan dengan kesialan. Kalau pun ya (melirik nakal pada Zenal),
wajahmulah yang memang sial.

ZENAL
(cemberut)

PAPUQ MAME
Arooo… bejoraq bai. Mulem gagah aneh. (berpaling ke penonton) Maraq sesoq kisut24.

ZENAL
Mungkin apa yang papuq katakan memang benar. Kalau memang tak berwajah sial, pastilah
Amaq si Halimah akan tetap sumringah jika melihatku. Bukan mengejar-ngejarku seperti melihat
maling.

ZENAL MERENUNG SENDIRI. PAPUQ PUN SIBUK SENDIRI.

ZENAL
Kalau nekat menikah lebih cepat, enak tidak ya? (merenung)

PAPUQ MAME

10
(kurang mendengar karena terfokus pada pelocoh, justru menyambung kalimat Zenal dengan
menceritakan pelocohnya)
Oh… mulen maiq25. Apalagi di tempat yang hening. Hmmm… (mengunyah) Semakin terasa
nikmatnya (sambil mengocok lagi dengan khidmat).

ZENAL
(kembali berbicara tanpa menoleh pada papuqnya, seperti orang yang memikirkan kejauhan)
Aku sudah tak bisa lagi berpisah dengan Halimah. Tak kuat bila tak jumpa.

PAPUQ MAME
(kepada pelocohnya) Memang begitu. Kalau sudah jatuh cinta, tak ingin berpisah sedetik saja.
Ingin mendekap (mendekap pelocoh), ingin mengecup… mmmuaccch (mengecup pelocohnya).
Pokokn manget gati26!

ZENAL
(Zenal berpikir pernikahanlah yang dibahas papuqnya, ia pun menjadi bersemangat)
Papah mbe taoqn manget gati, Puq27?

PAPUQ MAME
(masih berbicara tentang pelocohnya)
Papah saq ngocok no senoh28! Didorong. Ditarik. Didorong lagi. Ditarik lagi (dengan dorongan
dan tarikan yang perlahan-lahan, seolah-olah menekan). Terus dicabut, eaaaa. Dijilat, eaaaa.
Terus dikulum, hmmmm… (menjilat dan mengulum pengocok pada pelocoh yang bentuknya
panjang).

ZENAL
(menelan ludah) sepertinya nikmat sekali. Jadi ingin cepat-cepat meminang Halimah.

PAPUQ MAME

11
Ohh.. (baru menyadari maksud Zenal) Kau ingin meminang Halimah? Bilang dari tadi. Rupanya
kau sudah tidak sabar untuk…… eaaaa. (tidak melanjutkan perkataannya tetapi langsung
mempraktikkan cara mengocok perlahan).

ZENAL
Ayo, Puq. Mintakanlah Halimah untukku. Tolong Papuq bersedia datang ke rumahnya dan
menyampaikan keinginanku ini. Hanya papuq satu-satunya keluarga yang kumiliki.

PAPUQ MAME
Kalau kau serius, boleh saja. Tapi, pikir-pikir dahulu. Bukankah kau bilang, Amaq Umat itu
sangat tidak setuju melihatmu?

ZENAL
Tentu saja aku serius. Halimah itu wanita Sasak yang baik, penuh pengertian. Calon ibu yang
baik bagi anak-anakku kelak. Bila Amaq Umat tetap tidak merestui, Halimah akan kubawa lari.
Tak ada pilihan lain selain merariq29, biar lebih aman.

PAPUQ MAME
Jangan kau seenteng itu menganggap merariq sebagai permainan kucing-kucingan. Laki-laki
Sasak yang memutuskan hendak merariq berarti harus siap menerima resikonya. Walau parang
melayang ke lehermu, jangan pernah berpikir mundur lagi.

ZENAL
Aku tidak akan mundur, Puq. Kasihku pada Halimah tak cuma beberapa saat, tetapi telah terjalin
begitu lama. Akan kukorbankan kepalaku demi Halimah, Puq. Inilah harga diri laki-laki Sasak.
Berani mengemban sebuah tanggung jawab atas perbuatannya. Biar kubawa ia berlari. Akan
kugenggam tangannya saat semua orang memburu kami.

PAPUQ MAME
Heh! Jangan sok tahu. Mentang-mentang kau melarikan anak orang, kau pikir bisa menyentuh
dan menguntitnya kemana-mana?

12
(jeda)
Lelaki Sasak harus menghargai wanitanya tanpa membuang kebaikan yang dianjurkan dalam
agama. Seorang calon pengantin wanita yang dipaling30, harus tetap berada dalam pengawasan
muhrimnya. Jadi, bila kau melarikan Halimah, kau harus membawa wanita lain untuk menemani,
memastikan segala kebutuhannya selama dalam pelarian. Meskipun saat mencuri anak orang,
kau bersama teman-teman lelakimu, wanita pun harus ada yang diikutsertakan. Dan kau sama
sekali tidak boleh menyentuh Halimah seujung rambut pun. Kau hanya berhak membawa
buntalan pakaiannya, dan mengawasi di belakang.
(jeda)
Calon pengantin lelaki sebenarnya tak harus ikut mencuri, tapi kalau pun ya, cukuplah kau
menunggu di tempat yang agak jauh. Biar teman laki-laki dan wanitamu yang melaksanakan
pekerjaan itu.

ZENAL
Tetapi, kemana aku harus menyembunyikan Halimah? rumah ini begitu kecil Puq. Mben semaiq
leq te31.

PAPUQ MAME
Otak sampi!32 Lagakmu saja mau melarikan anak orang, tapi sama sekali tidak paham aturan.
Menyembunyikan calon istrimu ya…jangan di sini. Tapi harus di tempat lain, di tempat keluarga
jauh si Halimah bila perlu. Dengan begitu, kau dan dia tidak akan terkena fitnah berada dalam
satu rumah, sampai proses nyelabar menemukan keputusan. Pokokn jeraq memaling, ndeqm
kanggo bedait kance Halimah wah, sampe selse dengan lalo nyelabar33.

ZENAL
Ohh… jadi demikian rupanya aturan yang harus kuterapkan nanti. Tapi, sementara ini, mintalah
baik-baik kepada keluarga Halimah, Puq. Siapa tahu ini bisa meluluhkan hati amaq Umat.

PAPUQ MAME
Baiklah, Papuq akan berusaha membantumu. Papuq akan mendorong dan menarik
(memeragakan mendorong dan menarik pelocoh pelan-pelan) hati Amaq Umat itu.

13
FADE OUT.

ADEGAN 3
FADE IN.
SETTING SAMA SEPERTI ADEGAN 1. HALIMAH MASUK MENGENAKAN
MUKENAH. SEPERTI PULANG DARI SEBUAH PENGAJIAN. IA DUDUK DI BERUGAK,
MEMASTIKAN SEKITARNYA AMAN. KEMUDIAN PERLAHAN-LAHAN
DIKELUARKANNYA HANDPHONE YANG SEJAK TADI BERSEMAYAM DI BAWAH
LIPATAN SAJADAH. JEMARINYA GESIT MENEKAN TOMBOL, MEMBACA, LALU
TERSENYUM SENDIRI. KEMBALI MENEKURI BENDA ITU, MENUNGGU, MEMBACA,
LALU CEKIKIKAN SENDIRI.
AMAQ UMAT MASUK SAMBIL MEMBAWA BUNGKUSAN BERISI TEMBAKAU
KERING DAN KERTAS ROKOK. DILIHATNYA SI ANAK GADIS DUDUK MANIS,
TERTAWA MENGEJA HURUF DI DEPAN MATA.

AMAQ UMAT
Apa yang kau lakukan, Imah? (merebut handphone, mulut komat-kamit membaca, terkejut,
membaca, dan semakin terkejut. Sementara Halimah bergerak-gerak gelisah).
Ini Zenal yang kemarin datang kemari kan? Beraninya kau mengirim pesan bernada mesra. Kau
sedang ada asmara dengannya?

HALIMAH
Itu… cuma pesan biasa, Amaq (gugup, takut ketahuan).

AMAQ UMAT
Biasa bagaimana? Mengumbar kata-kata sayang. Kau pikir Amaqmu ini tidak tahu mana
hubungan biasa dan mana yang asmara? Jangan pernah kau dekat-dekat dengan pria itu. Kerja
tidak tetap. Muka tak enak dilihat. Sangat tidak pantas!

HALIMAH

14
Tidak pantas? Amaq mencoba membuat batas? Yang penting hatinya baik, Amaq. Bukan
wajahnya saja. Memang banyak pria berwajah tampan, tapi kelakuannya mirip setan.

AMAQ UMAT
(marah) Kalau dinasihati pahami! Amaq tidak membatasi, tetapi kalau hubungan seperti ini,
Amaq tidak ridho dunia akhirat. Orang melarat kau anggap hebat. Tidak punya pekerjaan bukan
suatu kebanggaan.

HALIMAH
Kak Zenal punya pekerjaan. Dia tidak pernah berpangku tangan, tidak tidur seperti sapi di
kandang.

AMAQ UMAT
Kakak…kakak. Sejak kapan dia jadi kakakmu? Dia memang pernah terlihat bekerja, tetapi bukan
di kantoran. Kerjanya membawa cepang34 kemana-mana. Mengaduk semen dan pasir di jalanan.
Orang seperti itu tak usah kau bayangkan bisa membahagiakan.

HALIMAH
Imah juga ingin menghibur diri. Tertawa karena memang ingin tertawa, bukan karena paksaan
semata. Mengapa Amaq menginginkan Imah menahan-nahan perasaan? Imah bukan lagi
perempuan di masa silam, yang cuma duduk menunggu lamaran atau dijodohkan. Biarkan Imah
menjatuhkan hati pada siapa pun yang sanggup melepuhkan hati ini oleh juntaian rindu-rindu.

AMAQ UMAT
Zenal itu tak pernah bisa lulus sekolah karena kemiskinannya. Dia pun bukanlah pria yang
pandai, hebat, dan cukup pantas untuk dibanggakan. Sejak kecil, ia sudah tak beribu dan tak
berbapak. Tidak terurus. Wajahnya benar-benar membuat sakit perut. Semrawut! Amaq tidak
suka si Zenal. bila kau jatuh cinta, pilihlah orang lain saja.

INAQ RAUDAH MASUK, HERAN MELIHAT SUAMI DAN ANAK BERSITEGANG.

15
INAQ RAUDAH
Apa yang kalian ributkan? Berterik-teriak. Nanti tetangga dengar.

AMAQ UMAT
Batum matem!35 Biar malaikat dan iblis mendengar pun, aku tidak peduli. Anak ini harus diajari
bagaimana mengutamakan orang tua. Kebahagiaan orang tua. Anak dilahirkan bukan untuk
membangkang.

HALIMAH
Imah tidak bermaksud mem…

AMAQ UMAT
Arooo… kelueq raos cucukm!36 (membanting handphone hingga berserakan tak keruan). Barang
jadah ini yang membuatmu terlena dan mulai melawan orang tua. Lebih baik kau tak usah
punya! Agar jangan lagi kau sesumbar dengan si Zenal!

INAQ RAUDAH
Kak, coba…

AMAQ UMAT
Sini kau! (menarik tangan Halimah dengan paksa, menyeretnya masuk kamar) lebih baik diam
mengeram saja di kamarmu!

IMAH MERONTA-RONTA. INAQ RAUDAH PUN TAK BISA BERBUAT APA-APA


SELAIN MENGIKUTI YANG SEDANG TERJADI. MENYUSUL SUAMINYA.
PAPUQ MAME MUNCUL DARI TEPIAN JALAN, MENGUCAP SALAM DI PINTU
MASUK RUMAH AMAQ UMAT. AMAT UMAT YANG TERENGAH-ENGAH KARENA
MENARIK-NARIK PUTRINYA, MENJAWAB SALAM DENGAN MARAH. NAMUN,
SEMUANYA REDA, BEGITU DILIHATNYA SEORANG TUA YANG DATANG

16
BERTANDANG. DIPERSILAKANNYA PAPUQ MAME DUDUK, DAN MEREKA PUN
TERLIBAT PERCAKAPAN SERIUS.

PAPUQ MAME
Niatku kemari adalah untuk menyampaiakn keinginan cucuku, Zenal, yang telah lama
menginginkan putrimu sebagai istri.

AMAQ UMAT
Jadi maksud side37 datang kemari hendak meminta putriku, agar sudi menikah dengan Zenal?
Maaf Papuq. Bukannya aku tidak setuju (berpura-pura), Halimah itu belum waktunya menikah.
Masih terlalu muda.

PAPUQ MAME
Ah, menurut saya si Zenal dan si Halimah telah cukup umur. Mereka bisa menikah secepatnya.
Tak baik menghalang-halang niat mulia, Umat. Anakmu dan cucuku saling mencinta. Biarkan
saja mereka membina rumah tangga.

AMAQ UMAT
Seperti yang kukatakan tadi, (berpura-pura) bukannya aku bermaksud menghalangi. Tapi inilah
yang bisa kukatakan saat ini.

PAPUQ MAME
Zenal serius ingin meminta Halimah.

AMAQ UMAT
(tidak enak menolak niat papuq mame secara langsung) Baiklah. Kalau si Zenal benar-benar
serius dengan Halimah, aku tantang ia untuk mengambil anakku. Tetapi aku pun akan dengan
mati-matian menjaga anakku. Sampai titik darah penghabisan agar aku tidak kecolongan.

PAPUQ MAME

17
(mengerti tolakan halus dari Amaq Umat dan tersenyum mengiyakan) Terserah padamu, Umat.
Aku hanya menyampaikan niat baik cucuku. Keputusan ada di tanganmu. Baiklah aku pamit
dulu.

PAPUQ MAME MENINGGALKAN AMAQ UMAT. SETELAH IA MENGHILANG


KE BELAKANG PANGGUNG, MULAILAH AMARAH AMAQ UMAT MEMUNCAK.

AMAQ UMAT
Arooo… Zenal petuq! Cerubak!38 Tak tahu malu ia hendak meminta putriku. Memangnya ia pikir
bisa memberi makan putriku dengan modal cintanya? Bah! Meong bejigar!39 Aku saja yang
juragan tembakau kadang-kadang kelabakan menyiasati segala kebutuhan. Apalagi dia yang tak
punya apa-apa. Inilah sebenar-benarnya lelaki miskin. Jangankan punya harta, orang tua pun ia
tak punya. Malah dipelihara oleh papuq yang mukanya tak jelas begitu.
(jeda)
Pokoknya aku harus lebih waspada sekarang. Apalagi manusia, lalat pun akan kuganyang bila
ketahuan mendekati Halimah. Aku harus benar-benar menjaga putriku.
FADE OUT.

ADEGAN 4
SETTING MASIH SEPERTI ADEGAN 3. AMAQ UMAT TERLIHAT MENGHISAP
ROKOKNYA, NIKMAT, SAMBIL MENDENGAR CILOKAK DI RADIO.
DISAMPINGNYA ADA PARANG, IA MAINKAN SEOLAH-OLAH MEMAMER JURUS
MENEBAS ORANG. KEMUDIAN DIHISAPNYA LAGI ROKOK PERLAHAN. NAMUN,
KENIKMATAN ITU SEMPAT TERGANGGU OLEH KEDATANGAN TUKANG CILOK
YANG TAK LAIN ADALAH JAHET, TEMAN ZENAL.

JAHET (TUKANG CILOK)


Lok…lok… cilok… beli cilok, Pak?

AMAQ UMAT
Ndeq!40 (kembali menghisap rokoknya).

18
JAHET SIBUK MEMUKUL-MUKUL MANGKOK MEMANGGIL PEMBELI. NAMUN,
TAK ADA SEORANG PUN YANG DATANG. AMAQ UMAT MEMANDANG CURIGA
PADANYA. TETAPI, JAHET TAK PEDULI. IA SENGAJA MENCIPTA BUNYI SEPERTI
ITU KARENA MEMBERI TANDA PADA SESEORANG. LALU, DUA ORANG WANITA
DATANG. YANG SATU MEMAKAI MUKENA PUTIH BERENDA MERAH JAMBU,
SEDANGKAN YANG LAINNYA TANPA MUKENA. KEDUANYA MEMINTA IZIN
KEPADA AMAQ UMAT UNTUK MASUK KARENA MEREKA MENGAKU TEMAN
HALIMAH.

IYOK (tanpa mukena)


Amaq, si Halimah ada? Sepupu saya ingin mengambil jahitan tempo hari. Katanya baju-baju itu
sedang diperlukan.

AMAQ UMAT
(kepada Iyok) Sai? Mbe kanak no?41

ROS
Saya, Amaq.

AMAQ UMAT
Masuklah, Imah ada di kamar.

KEDUA WANITA ITU PUN MASUK MENEMUI IMAH. SEMENTARA, JAHET, SI


TUKANG CILOK PURA-PURA SIBUK DENGAN DAGANGANNYA.

AMAQ UMAT
Eee… dagang cilok42. Kenapa jualan di sini, tempat sepi. Cari tempat lain yang lebih ramai,
mana bisa laku kalau begini.

JAHET

19
Laku atau tidak bukan urusan Anda, Amaq. Ini cilok kan cilok saya. Mau saya jual kemana pun,
terserah saya. Masalah buat Amaq?

AMAQ UMAT
Berong anyong! Diberitahu malah tidak mau tahu. Talom kaken mesaq cilok tie jangke kemedoq,
sampi!43

JAHET TETAP TIDAK PEDULI. SEDANGKAN DISAMPING PANGGUNG, YANG


DIPUNGGUNGI OLEH AMAQ UMAT, MUNCUL TIGA KEPALA. KEPALA HALIMAH,
IYOK, DAN ROS. MEREKA MELIHAT AMAQ UMAT MNGHISAP NIKMAT
ROKOKNYA SAMBIL BERSENANDUNG. KETIGANYA SALING MEMANDANG
KEMUDIAN MENGANGGUK BERSAMAAN DAN MENGHILANG. BEBERAPA SAAT
BERSELANG, KETIGA KEPALA ITU MUNCUL LAGI. KEPALA HALIMAH (SUDAH
MENGENAKAN MUKENA ROS YANG BERENDA MERAH JAMBU), KEPALA IYOK,
DAN KEPALA ROS. KETIGANYA MASIH MEMPERHATIKAN AMAQ UMAT. SALING
PANDANG. KEMUDIAN MENGANGGUK BERSAMAAN.
HALIMAH SEGERA MENUTUP MULUTNYA DENGAN SEBAGIAN MUKENA,
SEOLAH MEMAKAI CADAR. IYOK BERJALAN DISAMPINGNYA MEMBAWA
BUNTALAN.

IYOK
Amaq… kami permisi dulu.

AMAQ UMAT
Ah, cepat sekali. Sudah kau ambil jahitannya?

IYOK
Ya, ini (memperlihatkan buntelan) Sepupu saya kurang enak badan. Jadi, kami tidak bisa lama-
lama di sini. Sudah malam juga Amaq. Kami permisi dulu (keduanya pergi).

AMAQ UMAT

20
Anak-anak yang sopan, takut pulang kemalaman. Benar-benar perempuan yang patut
dibanggakan.

JAHET
Amaq… saya pergi dulu. Sepertinya memang benar, kalau diam di sini tak akan dapat apa-apa.

AMAQ UMAT
Keloeq akalm lasing. Ngangaq bae leq te.44
(tanpa curiga memanggil istrinya) Raudah, kopinya tambah. Sudah habis ini.

INAQ RAUDAH
(muncul dengan membawa segelas kopi)

AMAQ UMAT
(menyeruput kopinya)

INAQ RAUDAH
Kak, Halimah kemana? Tidak sopan, masa temannya di tinggal sendirian di kamar.

AMAQ UMAT
(menyemburkan kopi) Apa?! Imah tidak kemana-mana. Tadi hanya… (tiba-tiba sadar dirinya
terkecoh. Amaq Umat segera berlari ke dalam rumah. Lalu, ia pun berteriak marah. Kembali
masuk panggung dan mengangkat parangnya tinggi-tinggi).
Aroo.. godek jamaq!45 Kita kecolongan. Halimah pergi bersama temannya tadi. Ahhh… batum
maten kanaq no. Penyusah dengan doang. Jaga rumah, Raudah. Aku akan memanggil tetangga
dan mengejar pencuri anak kita.
FADE OUT.

ADEGAN 5
LAMPU MENYALA.

21
LATAR SAMA SEPERTI PADA ADEGAN SEBELUMNYA. AMAQ UMAT
DITEMANI ISTRI DUDUK MENAHAN EMOSI. ADA PAPUQ MAME DAN PAK RT
BERSILA DI BERUGAQ YANG SAMA.

PAK RT
Jadi, bagaimana Amaq Umat? Putri Anda sudah hampir dua minggu di persembunyian,
sedangkan ini adalah nyelabar46 ketiga kalinya. Apa Anda sudah mencapai keputusan?

AMAQ UMAT
Saya tidak ridho anak saya dicuri. Tidak ada cara yang lebih baik apa?

INAQ RAUDAH
Namanya juga merariq, diambil diam-diam, Kak. Kalau dipinang baik-baik bukan merariq
namanya.

AMAQ UMAT
Tedoq kamu, remes.47 Percuma bicara denganmu!

PAK RT
(kepada papuq mame) Bagaimana, Papuq?

PAPUQ MAME
Mewakili Zenal saya ingin menyampaikan bahwa keluarga pihak laki-laki bermaksud baik, mau
mengirim utusannya sebagai bentuk tanggung jawab dan permintaan maaf karena telah mencuri
anakmu.

AMAQ UMAT
Maling ya tetap maling. Yang namanya mencuri tidak pernah ada kebaikannya sama sekali.

PAPUQ MAME

22
Tenanglah Umat. Anakmu kan dicuri untuk dijadikan istri, bukan disandera penjahat. Merariq itu
artinya piaq ariq48, menjadikan adik. Halimah akan dijadikan adik, dalam hal ini adalah istri
yang dikasihi. Memaling49 pun maksudnya memulung, memungut anakmu, tulang rusuk laki-laki
yang hilang. Bukankah wanita memang diibaratkan sebagai tulang rusuk pria yang awalnya
entah di mana.

INAQ RAUDAH
Ya, kak. Lebih baik kita terima saja. Jangan dibuat susah niat baik seperti ini

AMAQ UMAT
Kau gampang bicara. Halimah itu nanti akan jadi seperti apa? Zenal tak punya pekerjaan.
Orangnya pun gila-gilaan. Aku tak mau anakku menjadi miskin. Tak punya apa-apa. Sedangkan
selama ini segala kebutuhannya telah kupenuhi tanpa menunda-nunda. Kalau Zenal tetap ingin
menikahi Halimah, dia harus mengganti semua biaya hidup Halimah, mulai dari bayi sampai
dengan saat ia mencurinya.

PAPUQ MAME
Anakmu telah lama menunggu di tempat persembunyian. Tidakkah kau kasihan padanya, Umat.
Ia menunggu keputusanmu. Meminta perwalianmu. Keseriusan Zenal jangan kau nilai dari
banyaknya harta yang bisa ia suguhkan kepadamu dan anakmu. Aku, papuqnya, telah
mengetahui betapa sengsaranya anak itu sejak kecil tanpa orang tua. Tetapi, ia benar-benar lelaki
yang bertanggung jawab. Pegang kata-kataku.

INAQ RAUDAH
Benar, Kak. Selama ini Zenal datang diam-diam dan terkesan jelek di depan matamu karena
memang menjaga perasaanmu. Ia tak pernah mengganggu Imah seperti cara laki-laki lain
menggoda wanita.
(kepada papuq mame) maafkan suami saya Papuq. Tetapi ini semua karena suami saya khawatir
Imah akan mengalami kemiskinan seperti yang pernah dirasakannya dulu. Tidak gampang
memang melupakan masa-masa kelabu, penuh dengan kesusahan.
(jeda)

23
PAK RT
Coba Anda pikirkan, Amaq Umat. Si Zenal itu ingin membuktikan keberaniannya meski
beresiko kehilangan kepala, karena besarnya rasa cinta pada Halimah. Yang dicuri ini anak
manusia, bukan sebatang rokok di warung. Nilainya begitu besar. Sudah pasti bukan untuk main-
main.
(jeda)
Ku dengar tentang Iyok, teman Imah, juga tak ada di rumah. Ia ikut bersama Imah. Dalam
keadaan mencuri pun, mereka masih berpikir tentang kehadiran muhrim untuk menemani dan
menjaga putri Anda selama pelarian.

AMAQ UMAT
Bagaimana pun cara Anda akan meluluhkan hatiku, aku akan merebut Halimah dengan paksa.
Bila perlu kuserang tempat persembunyiannya itu. Pokoknya, Sekali tidak, ya tetap tidak!

INAQ RAUDAH
Bagaimana mau menyerang tempat pesembunyiannya? Jelas-jelas Imah disembunyikan di rumah
keluarga kita. Masa iya, side mau menyerang keluarga sendiri?

AMAQ UMAT
ee… keloeq bacotm. Tedoq bae, urusan ke ne!50

PAPUQ MAME
Umat, tidak ada istilah kau bisa mengambil paksa Halimah lagi. Justru mereka akan
mempertahankan anakmu meski dengan perang sekali pun. Karena Halimah sekarang sudah jadi
sesuatu yang sangat berharga, bukan cuma bagi calon suaminya, tetapi seluruh orang di desa itu.
Yang diambil tidak bisa dikembalikan begitu saja. Kecuali, kalau Halimah melarikan diri. Tapi
kan tidak demikian.
(jeda)
Bila memaksa merebut Halimah, harga dirimu mau dikemanakan? Kau mau anak gadismu jadi
pengantin burung51? Ini akan menjadi beban moral bagi Halimah, bagi kita semua! Pikirkan anak

24
gadismu. Bagaimana orang-orang memandangnya setelah ini, jika masih saja kau menghalangi
pernikahan ini.

AMAQ UMAT
(terdiam)

INAQ RAUDAH
Kak, sudahlah. Zenal memang tidak sesuai dengan harapan kita. Tetapi roda selalu berputar. Bila
Zenal sugguh-sungguh, ia akan memberikan yang terbaik bagi Halimah. Bukankah side juga
pernah melalui masa-masa sulit itu dengan membulatkan tekad untuk berusaha lebih baik. Tak
menutup kemungkinan Zenal pun akan melakukannya setelah ia sadar bahwa sekarang telah ada
Imah untuk dipikirkan.

AMAQ UMAT
Biarkan aku berpikir. Aku masih ingin memberikan syarat-syarat pada Zenal. Ingat Puq, merariq
itu tak segampang mengunyah kerupuk. Aku ingin pihak laki-laki memikirkan ini.

PAPUQ MAME
Silakan. Tetapi ingat, pikirkan juga penilaian orang-orang terhadap anakmu yang mengeram
cukup lama di tempat persembunyian.

AMAQ UMAT
Aku… aku merasa …. (bimbang)
FADE OUT.

ADEGAN 6
FADE IN
SETTING DI RUMAH ZENAL. LAKI-LAKI ITU MENUNGGU DALAM RESAH. IA
TAK SANGGUP DUDUK DENGAN SATU POSISI. BERKALI-KALI IA MERUBAH
SIKAPNYA.

25
ZENAL
Ya, Allah. Sesungguhnya sesudah kesulitan itu pasti ada kemudahan. Mudahkan segalanya
bagiku. Aku begitu mencintai Halimah. Tak sanggup rasanya bila kami tak bisa bersama.

PAPUQ MAME DATANG. WAJAHNYA TAK BISA DITEBAK. TAK ADA SENYUM. TAK
ADA KESEDIHAN. IA DATANG DENGAN DIAM.

ZENAL
(mendekati papuqnya yang duduk) Puq, bagaimana hasil nyelabar? Apakah Amaq Umat
menerimaku, Puq? Tidak mempersulit aku?

PAPUQ MAME
Aku tak bisa mengatakannya langsung, Zenal. Berwudhulah dahulu. Bersihkan dirimu. Baru
setelah itu kita duduk, membicarakan masalah ini pelan-pelan.

ZENAL
Sebenarnya ada apa? (panik, mulai curiga) Amaq Umat tetap menolak bukan? Sudah kuduga.
Dengan segala usaha pun tak akan berhasil meluluhkan hatinya.

PAPUQ MAME
(sambil memintil sirih) Sssttt… sudah kukatakan, berwudhu sana. Baru akan kuberitahu.

ZENAL MENURUTI PERKATAAN PAPUQNYA. IA MENUJU BONG.


BERWUDHU. SETELAH TENANG, KEMBALILAH IA DUDUK SAMBIL MENATAP
PAPUQNYA YANG SEDANG MENGUNYAH SIRIH.

PAPUQ MAME
Sebenarnya Zenal. Keputusan hari ini adalah…. Kau… bisa belajar menarik dan mendorong
melalui pelocohku ini.

26
ZENAL
Maksud papuq?

PAPUQ MAME
Amaq Umat merestui kalian. Jadi kalian bisa…. Eaaaaa (sambil mengocok-ngocok sirih dengan
penuh penghayatan)

ZENAL
Alhamdulillah…. HYaaaa! (berteriak senang, memeluk papuqnya, kemudian mengambil pelocoh
dan meniru cara mengocok papuq mame).

SELESAI.

1. : dangau, tempat duduk yang diberi atap dan memiliki 4 tiang.


2. : ya
3. : minta kopi
4. : cepat dik
5. : Mmmeong… (mengumpat) iya-iya terus. Lama sekali bikin kopi. Kalau dikasih uang saja
cepat
6. : kalau Kakak ajtuh dijalan, bangun sendiri ,ya
7. : ya, dasar cerewet
8. : aku ingin minum
9. : umpatan
10. : umpatan
11. :Anjiiiingg! Apa yang kau lakukan di sini ah!?
12. : tunggu dulu Pak, mungkin anunya mau dilepas dulu. Apa namanya? Itunya sepatu,
aaahhh talinya. Dilepas dulu, Pak
13. : o ya, lupa. Untung kau beritahu
14. : mengumpat! Pintar mengelabui si jadah itu
15. : mengumpat! Awas saja kalau lewat di sini lagi. Akan kusunat lagi barangnya yang
menggelambir itu.
16. : kendi ukuran besar, tempat menampung air untuk mandi
17. : kakek

27
18. : tempat duduk, terbuat dari bambu. Bisa juga berarti tempat tidur.
19. : alat untuk mengocok sirih, berbentuk pipa besi.
20. : kegiatan mengunyah sirih
21. : wadah tempat menyimpan sirih dan campurannya, bisa terbuat dari kayu atau pun
anyaman
22. : pagi-pagi sudah sial
23. : apa yang m enyebabkan kau sial, Zenal?
24. : bercanda, Cu. Kau memang tampan. Seperti siput susut.
25. : oh, memang enak
26. : pokokny sedap (hangat) sekali.
27. : di bagian mana sedap (hangat)nya, Kek
28. : di bagian mengocoknya dong
29. : mengambil calon istri diam-diam tanpa sepengatahuan keluarganya
30. : dicuri
31. : mana cukup di sini
32. : mengumpat
33. : pokoknya kalau selesai mencuri, kau tak boleh bertemu Halimah, sampai selesai proses
perundingan kedua pihak keluarga
34. : salah satu alat pertukangan
35. : mengumpat.
36. : banyak omong
37. : Anda, panggilan untuk yang dituakan, panggilan untuk menghormati
38. : ungkapan penghinaan
39. : mengumpat
40. : tidak
41. : siapa? mana anak itu?
42. : eh.. penjual cilok
43. : kamu makan saja sendiri cilok itu sampai tersendat, sapi!
44. : banyak tingkah kau. Nganga saja di situ
45. : mengumpat. Menyusahkan orang saja.
46. : pemberitahuan pihak laki-laki kepada pihak perempuan perihal anak mereka yang dicuri.
47. : diam kau, bawel.
48. : membuat atau menjadikan adik
49. : mencuri
50. :banyak omong, diam, ini urusanku
51. : pengantin batal

28

Anda mungkin juga menyukai