Anda di halaman 1dari 9

GPJI 2 (1) (2018)

Gelanggang Pendidikan Jasmani Indonesia


http://journal2.um.ac.id/index.php/gpji

STUDI KOMPARATIF PERKEMBANGAN KELINCAHAN ANAK USIA


10 TAHUN BERDASARKAN PERBEDAAN KETINGGIAN TEMPAT
TINGGAL

Kartika Nawasasi 1, Asim2, Tatok Sugiarto 3

Universitas Negeri Malang, Jalan Semarang 5 Malang

Info Artikel Abstrak


____________________ ___________________________________________________________
Sejarah Artikel: _
Diterima Januari 2018 Tujuan penelitian ini adalah untuk mengetahui perbedaan kelincahan anak putra usia
Disetujui Maret 2018 10 tahun yang berada di dataran rendah, dataran sedang, dataran tinggi di Malang
Dipublikasikan April 2018 Raya. Penelitian ini termasuk dalam jenis penelitian survey dengan pendekatan cross-
____________________ sectional. Subjek dari penelitian ini adalah anak putra usia 10 tahun yang berada di
Keywords: dataran rendah, dataran sedang, dan dataran tinggi di Malang Raya dengan total
Kelincahan, Anak Usia 10 subjek 91 anak. Analisis data penelitian menggunakan teknik analisis varians satu
Tahun, Dataran Rendah, jalur. Hasil pengujian hipotesis adalah terdapat perbedaan rata-rata kelincahan anak
Dataran, Sedang, Dataran putra usia 10 tahun yang tinggal di daerah dataran rendah, dataran sedang, dan
Tinggi. dataran tinggi. Dengan demikian dapat disimpulkan terdapat pengaruh perbedaan
wilayah tempat tinggal terhadap kelincahan anak putra usia 10 tahun.

Abstract
___________________________________________________________
_
The purpose of this study is to determine the level of agility and difference agility of
children aged 10 years who are in the lowlands, medium plains, highlands in Malang
Raya. This research is included in the type of survey research with cross-sectional
approach. The subjects of this study were 10-year-old boys in lowland, moderate, and
highlands in Malang Raya with a total of 91 children. Analysis of research data using
analysis technique of one way variance. The results of hypothesis testing is the
difference between the average 10-year-olds living in lowland, medium, and highland
areas. Thus it can be concluded there is influence agility 10-year-old children who are
in the lowlands, medium height, and high.

© 2018 Universitas Negeri Malang


Alamat korespondensi: ISSN 2614-8293 (Online)
E-mail: nawasasikartika08@yahoo.com

PENDAHULUAN titik ke titik lain secepat mungkin (Gallahue,


1982). Kelincahan dapat digambarkan sebagai
Makhluk hidup pada dasarnya memiliki kombinasi cepat dan efektif pengereman,
kemampuan dan keterampilan mengubah arah mengubah arah, dan mempercepat lari sambil
serta posisi tubuh dengan cepat dan tepat pada mempertahankan motorik kontrol baik arah
saat bergerak dengan tanpa kehilangan vertikal atau horizontal dalam menanggapi
keseimbangan serta kesadaran akan posisi rangsangan (Hachana dkk, 2014). kelincahan
tubuh (Harsono, 1997). kelincahan adalah adalah kemampuan fisik yang memungkinkan
kemampuan untuk mengubah arah tubuh seseorang untuk secara cepat mengubah posisi
secara akurat ketika sedang bergerak dari satu tubuh dan arah tubuh dengan cara yang tepat

1
Kartika Nawasasi, dkk / Gelanggang Pendidikan Jasmani Indonesia 2 (1) (2018)

dan cepat sangat diperlukan untuk melakukan cepat dan tepat pada waktu sedang bergerak,
urutan kompleks teknik seperti counter, tanpa kehilangan keseimbangan tubuh dan
kombinasi gerak dan keahlian yang kesadaran akan posisi tubuhnya.
menghubungkan lainnya apakah ofensif atau Fisik yang prima dan pengalaman gerak
defensive (Katralli dkk, 2014). Dapat ditarik dapat memberikan kontribusi besar terhadap
kesimpulan bahwa kelincahan memiliki kelincahan seorang anak. Bertambahnya
peranan penting pada aktivitas gerak dalam rentang usia yang dilalui oleh anak
kehidupan sehari-hari untuk melakukan mengakibatkan tingkat kelincahan anak
kegiatan yang melibatkan gerak dalam tubuh berbeda, ini didasari akibat kurang kuatnya
diri seseorang. Kelincahan juga merupakan fisik yang dimiliki anak. Perkembangan
salah satu faktor penentu kualitas gerak seorang kemampuan fisik yang tampak pada masa anak
anak, dengan adanya kelincahan anak-anak besar atau anak yang berusia 6-12 tahun, selain
dapat memberikan tanggapan atau refleks yang muncul kekuatan juga mulai menguasai apa
cepat pada saat melakukan aktivitas gerak. yang disebut fleksibilitas dan keseimbangan
Seseorang tak begitu saja memiliki (Rahayubi, 2012). Usia 10-12 tahun anak-anak
kelincahan, butuh proses dan faktor-faktor mulai dapat memperlihatkan keterampilan
penunjang lain untuk mendapatkannya. manipulative menyerupai kemampuan
kelincahan bukan hanya kemampuan kemampuan orang dewasa serta menampilkan
kecepatan. Melainkan ada kecepatan sederhana gerakan rumit dan cepat (Desmita, 2013). Pada
reaksi, akselerasi, deselerasi disertai dengan usia 6 tahun, koordinasi anatara mata dan
perubahan arah gerakan, itu juga terdiri dari tangan (visiomotorik) yang dibutuhkan untuk
komponen persepsi ditentukan oleh reaksi membidik, menyepak, melempar, serta
kompleks tak terduga, rangsangan tersebut menangkap dan juga berkembang. Pada usia 7
dapat berubah selama berolahraga (Horicka tahun, tangan anak semakin kuat dan ia lebih
dkk, 2014). Faktor-faktor yang dapat menyukai pensil daripada krayon untuk
menentukan kelincahan adalah kecepatan melukis. Dari usia 8-10 tahun, tangan dapat
reaksi dan kecepatan gerak tubuh, kemampuan digunakan bebas, mudah dan tepat. Koordinasi
untuk beradaptasi dan mengantisipasi, motorik halus yang sudah berkembang, di
kemampuan mengatur keseimbangan saat mana anak sudah dapat menulis dengan baik.
bergerak, kelenturan persendian, kemampuan Ukuran huruf menjadi lebih kecil dan rapi.
melakukan koordinasi, dan kemampuan Pada usia 10 sampai 12 tahun, anak-anak mulai
mengatur gerakan, (Budiwanto, 2012). memperlihatkan ketrampilan manipulative
Berdasarkan pernyataan ahli di atas dapat menyerupai kemampuan kemampuan orang
ditarik kesimpulan bahwa kelincahan termasuk dewasa. Mereka mulai memperlihatkan
suatu gerak yang kompleks. Faktor-faktor yang gerakan-gerakan kompleks, rumit, dan cepat
mempengaruhi kelincahan seorang anak adalah (Desmita, 2013).
kecepatan reaksi tubuh dan akselerasi, Berdasarkan pendapat beberapa ahli di
kecepatan refleks tanggapan pada tubuh dan atas maka dapat disimpulkan bahwa
koordinasi gerakan pada tubuh yang muncul perkembangan gerak anak usia 10 tahun dalam
saat melakukan aktivitas atau sedang hal ini sudah mulai tampak fisik yang prima
berolahraga. Kelincahan juga berkaitan dengan serta koordinasi gerak yang semakin baik dan
gerak tubuh yang melibatkan gerak kaki dan kuat, dalam hal ini sangat mendukung
perubahan-perubahan yang cepat dari posisi perkembangan kelincahan anak dengan baik
badan. Kelincahan pada prinsipnya berperan karena fisik dan koordinasi gerak juga
untuk aktivitas yang melibatkan gerak tubuh merupakan faktor penentu keberhasilan
yang berubah-ubah dengan tetap memelihara kelincahan anak.
keseimbangan. Seseorang atau anak yang Karakteristik anak yang beragam
mempunyai kelincahan yang baik maka akan mengakibatkan tingkat kelincahan juga
mampu melakukan gerakan dengan lebih beragam tak terkecuali anak usia 10 tahun,
efektif dan efisien. dengan demikian kita juga akan memahami
Kelincahan merupakan komponen penting dan bisa mengelompokkan tingkat kelincahan
dalam aktivitas sehari-hari yang membutuhkan anak diusianya dengan lebih mudah. Anak-
koordinasi gerak. Kelincahan dapat anak terus mengembangkan kapasitas
memberikan dampak yang besar dalam intelektual (masa operasi konkrit) di bangku
kehidupan seorang anak sebagai penunjang pendidikan formal yakni sekolah dasar. Tak
kualitas geraknya. Seorang anak dikatakan kalah pentingnya adalah meningkatnya
memiliki kelincahan jika memiliki kemampuan aktivitas yang banyak menyita energi fisik
untuk mengubah arah dan posisi tubuh dengan dalam tubuh, akibat pertumbuhannya yang

2
Kartika Nawasasi, dkk / Gelanggang Pendidikan Jasmani Indonesia 2 (1) (2018)

kian mendekati masa proses kematangan yakni dialami anak merupakan perkembangan
remaja (Dariyo, 2011:40). Wiyani (2014:76) kontrol dari pergerakan badan melalui
menyimpulkan bahwa “usia 7-11 tahun anak koordinasi aktivitas saraf pusat, saraf tepi, dan
dapat berfikir logis mengenai berbagai peristiwa ototnya. Kontrol pergerakan ini muncul dari
yang nyata dan dapat mengklarifikasi berbagai perkembangan reflek-refleks yang dimulai sejak
benda ke dalam bentuk-bentuk yang berbeda”. lahir. Anak menjadi tidak berdaya sampai
Kebanyakan anak usia sembilan dan sepuluh perkembangan ini muncul”.
tahun senang bersekolah. Mereka dengan Anak-anak memiliki banyak faktor yang
penuh semangat mengantisipasi pelajaran dapat mempengaruhi kelincahan pada diri
mereka dan bertemu dengan teman-temannya mereka salah satunya adalah perbedaan
Allen dan Marotz (2010:195). Keadaan jasmani ketinggian wilayah tempat tinggal. Indonesia
anak pada tingkat ini lebih besar dan lebih kuat, memiliki 3 macam ketinggian wilayah yaitu
serta mempunyai keaktipan kejiwaan dan dataran rendah, dataran sedang, dan di dataran
kejasmanian yang kuat. Tingkat umur ini tinggi. Banowati (2013:12) topografi atau relief
termasuk tingkat perkembangan fase pubertas adalah “keadaan tinggi-rendah lahan atau
yang dengan teratur sedikit demi sedikit permukaan beserta kemiringannya. Topografi
berubah sampai pada pendirian yang realistis lahan bisa berupa dataran rendah atau tinggi,
dan meninggalkan dunia fantasinya. Dalam bergelombang dan sebagainya”. Dataran
bermain terlihat akan menaati peraturan, rendah dapat diartikan sebagai suatu wilayah
peraturan permainan harus dilaksanakan yang landai atau datar. Dataran rendah
dengan sungguh-sungguh dan dipegang teguh. merupakan suatu wilayah daerah yang lebih
Prestasi merupakan tanda dari tingkat umur ini, rendah dari daerah sekitarnya. Kasenda
tetapi bukan hanya prestasi olahraga (2014:2) mengatakan bahwa “daerah ini
danjasmani, melainkan juga kecakapan, mempunyai ketinggian mencapai 200 meter di
pengusaan, akal budi, kecerdasan dan harga atas permukaan laut”. Lebih lanjut menurut
diri. Jadi dalam permainan prestasi sangat Pujiastuti, dkk (2007:23) mengatakan bahwa
berpengaruh kepada pembentukan kepribadian. “dataran rendah pada umumnya merupakan
Banyaknya macam-macam permainan lari hasil sendimentasi sungai”. Pada dataran
dapat mengungkapkan prestasi olahraga. Pada rendah meiliki ciri khas udara yang panas, serta
tingkat umur ini perlu dipisah antara putera memiliki keadaan tanah yang landai.
dan puteri meskipun jenis permainannya sama Berdasarkan pendapat dari beberapa ahli
Soejoedi (1981:93) di atas maka dapat disimpulkan bahwa letak
Berdasarkan pernyataan ahli di atas maka dataran rendah bisa dijumpai pada daerah yang
dapat disimpulkan bahwa karakteristik anak lebih dekat sungai ataupun laut dengan kondisi
umur 10 tahun dalam kaitan ini sudah tempat yang landai yang memiliki ketinggian
mengalami pertumbuhan dan perkembangan berkisar sampai 200 meter di atas permukaan
mulai dari fisik, mental, interaksi maupun cara laut. Berciri khas udara yang panas serta
berfikir mereka yang mulai kristis disetiap memiliki keadaan tanah yang landai.
masalah-masalah yang dihadapi atau hal-hal Dataran sedang merupakan dataran
baru yang mereka temui. dengan karakteristik ketinggian tidak terlalu
Pembelajaran motorik atau bisa disebut tinggi dan tidak terlalu landai. Letaknya
pembelajaran gerak merupakan salah satu diantara daerah dataran tinggi dan dataran
faktor yang sangat penting bagi perkembangan rendah. Kemendikbud (2014:21) menjelaskan
individu secara keseluruhan. Perkembangan bahwa “bagian permukaan bumi yang lebih
motorik yang dialami seorang anak haruslah tinggi dibandingkan dengan daerah sekitarnya
diamati sejak dini, bahkan mulai dari lahir dengan ketinggian kurang dari 600 Meter di
hingga sampai mereka dewasa. Rahyubi atas permukaan laut (Mdpl) disebut bukit”, jadi
(2012:208) mengatakan “pembelajaran motorik dari paparan ahli tersebut maka wilayah
yang dialami oleh anak adalah peristiwa suatu perbukitan yang sering kita jumpai adalah
proses belajar yang mengarah pada dimensi contoh letak dataran sedang yang ada di Bumi.
gerak anak. Pembelajaran motorik dalam hal Dataran tinggi mempunyai ciri khas udara
ini diwujudkan melalui oleh respons-respons yang sejuk, dingin, curah hujan yang tinggi
muscular (otot) yang telah diekspresikan dalam serta kondisi topografi tanah yang berkelok dan
gerakan tubuh atau bagian tubuh yang lebih tekstur tanah yang naik turun. Dataran tinggi
spesifik untuk meningkatkan kualitas gerak menurut (Ruhimat,dkk, 2008:2) adalah
tubuh”. Perkembangan tersebut bisa diketahui “wilayah yang berbentuk datar, bergelombang
melalui kontrol pergerakannya. Soetjiningsih & dan berbukit-bukit. Dataran tinggi biasanya
Ranuh (2002:25) “perkembangan motorik yang terletak pada ketinggian di atas 1500 m di atas

3
Kartika Nawasasi, dkk / Gelanggang Pendidikan Jasmani Indonesia 2 (1) (2018)

permukaan laut”. Sedangkan menurut pada usia dini akan mempengaruhi perkem-
Pujiastuti, dkk (2007:23) dataran tinggi adalah bangan yang normal pada masa dewasa”.
“ dataran yang terletak di antara gunung- Pengaruh tempat tinggal di dataran tinggi.
gunung di ketinggian beberapa ratus/ribu Hasil survey yang dilakukan peneliti di Kota
meter”. Lebih lanjut Pujiastuti, dkk (2007:23) Batu dapat dijelaskan bahwa aktivitas dan
mengatakan “plato adalah dataran tinggi yang kebiasaan sehari-hari yang dilakukan anak
cukup luas, puncaknya datar dan dikelilingi dataran tinggi mayoritas dengan berjalan kaki
oleh lereng yang curam”. saat berangkat sekolah karena curamnya jalan
Berdasarkan pendapat dari beberapa ahli raya yang tidak memungkinkan jika dilalui
di atas maka dapat disimpulkan bahwa dataran menggunakan kendaraan, dengan kebiasaan
tinggi adalah dataran yang berupa tanah yang tersebut mengakibatkan anak yang berada di
memiliki karakteristik tanah yang berliku-liku, dataran tinggi tanpa disadari mempunyai
bergelombang yang dikelilingi lereng yang aktivitas gerak yang aktif, hal ini sesuai dengan
curam, dan gunung serta mempunyai keting- kesimpulan dari pendapat Yuda (2012) bahwa
gian lebih dari 1500 meter dari permukaan laut anak yang berada pada di dataran tinggi akan
dengan berciri khas udara yang sejuk, dingin, memiliki kemampuan motorik yang lebih baik
curah hujan yang tinggi serta kondisi topografi dari pada anak yang berbeda dataran sedang.
tanah yang berkelok dan tekstur tanah yang Kondisi topografi setempat sangat
naik turun. berpengaruh pada aktivitas manusia yang
Pengaruh tempat tinggal di dataran timbul karena adanya usaha adaptasi dan
rendah. Hasil survey yang dilakukan peneliti di pemanfaatan lingkungan untuk memperta-
Kecamatan Sumber Manjing Wetan Kabupaten hankan dan kelangsungan hidup (Banowati,
Malang dapat dijelaskan bahwa anak yang 2013). Dengan kata lain perbedaan yang
berada di dataran rendah memiliki aktivitas ditinggali oleh manusia berpengaruh terhadap
keseharian yang tidak menyita tenaga, ini kelangsungan hidup yang dialami oleh
ditunjukkan dengan kebiasaan menggunakan manusia.
kendaraan bermotor saat berangkat sekolah dan Pernyataan dari ahli tersebut telah
berpergian dilakukan setiap hari, dan suhu membuktikan bahwa faktor-faktor yang
udara yang relatif panas mengakibatkan anak- mempengaruhi gerak seorang anak juga
anak yang tinggal di dataran rendah hampir berdampak pada tingkat kelincahan yang
tidak melakukan aktivitas bermain yang dimiliki seorang anak usia 10 tahun karena
menyita tenaga di luar rumah saat siang hari, beragamnya kegiatan aktivitas yang dijalani
hal ini sesuai dengan pendapat Soetjiningsih & anak di setiap dataran.
Ranuh (2002:68) mengatakan bahwa Terdapat perbedaan tingkat kelincahan
“pengaruh lingkungan terhadap tumbuh dimasing-masing dataran akibat perbedaan
kembang anak sangat kompleks, tidak hanya aktivitas, dan keadaan geografis anak usia 9,
keluarga, melainkan juga masyarakat di sekitar 10, 11 tahun di Kabupaten Pasuruan dan dari
anak, lingkungan biologis, lingkungan fisik, hasil penelitian tersebut diketahui bahwa anak
ekonomi-politik, serta sosial-budaya”. yang berada di dataran tinggi memiliki
Pengaruh tempat tinggal di dataran kelincahan paling tinggi dibandingkan dengan
sedang. Hasil survey yang dilakukan peneliti di anak yang berada di dataran tinggi (Yuda,
Kecamatan Klojen Kota Malang dapat 2012). Tujuan penelitian ini adalah (1) Untuk
dijelaskan bahwa aktivitas sehari-hari yang mengetahui dan mengkaji tingkat kelincahan
dilakukan anak di dataran sedang tidak terlalu anak putra usia 10 tahun yang berada di
banyak melakukan gerak dan aktvitas, ini dataran rendah (2) Untuk mengetahui dan
akibat padatnya penduduk yang berada di mengkaji tingkat kelincahan anak putra usia 10
dataran sedang sehingga mempengaruhi tahun yang berada di dataran sedang (3) Untuk
keleluasaan melakukan aktivitas yang mengetahui dan mengkaji tingkat kelincahan
dilakukan serta faktor kebiasaan saat berangkat anak putra usia 10 tahun yang berada di
sekolah setiap hari terlepas dari jauh dekatnya dataran tinggi (4) mengetahui dan mengkaji
jarak rumah ke sekolah tetap menggunakan apakah ada perbedaan kelincahan anak putra
kendaraan untuk bisa sampai ke sekolah, hal ini usia 10 tahun yang berada di dataran rendah,
sesuai dengan pendapat dari Lutan (1988:368) dataran sedang, dan dataran tinggi di Malang
yang mengatakan bahwa “kesempatan untuk Raya.
bergerak dan pemanfaatan kesempatan
bergerak memberikan kontribusi penting dan
positif bagi perkembangan fisik dan mental
anak”. Landasan perkembangan fisik mental METODE

4
Kartika Nawasasi, dkk / Gelanggang Pendidikan Jasmani Indonesia 2 (1) (2018)

telah diujicobakan pada sd kauman 2 malang.


Berdasarkan masalah yang telah fasilitas dan alat-alat dalam instrumen ini
dijelaskan, maka rancangan penelitian yang berupa stopwatch, tali rafia, balok ukuran
digunakan dalam penelitian ini berupa 5x5x5 cm, dan seperangkat alat tulis.
rancangan survey dengan pendekatan cross- Teknik pengumpulan data dalam
sectional (sudjana & ibrahim, 2012:72). penelitian ini menggunakan teknik tes dan
Ditinjau dari tujuan penelitian maka penelitian pengukuran, bentuk tes yaitu tes fisik berupa tes
ini termasuk dalam jenis penelitian causal kelincahan shuttle run 4x10 meter yang
comparatif. Penelitian ini ada 3 variabel, yaitu dilengkapi dengan petunjuk pelaksanaan tes.
tingkat kelincahan, anak usia 10 tahun dan adapun langkah-langkah yang dilakukan dalam
perbedaan ketinggian tempat tinggal. Variabel tahap pengumpulan data ini diantaranya yaitu
penelitian ini meliputi (1) varibel bebas yaitu langkah-langkah persiapan awal dan
perbedaan tempat tinggal yaitu dataran rendah, pelaksanaan tes. tahap persiapan, sebelum
dataran sedang, dan dataran tinggi (2) variabel pengambilan data dilakukan langkah-langkah
terikat yaitu tingkat kelincahan anak usia 10 persiapan dilakukan peneliti guna kelancaran
tahun. pengambilan data.
Populasi yang digunakan adalah 50 Berdasarkan tujuan penelitian yang telah
sekolah dasar di dataran rendah berada di dikemukakan dengan pertimbangan data yang
sumber manjing wetan kabupaten malang, 40 terkumpul berupa data ratio, maka analisis data
sekolah dasar di dataran sedang di kecamatan pada penelitian ini menggunakan uji anava satu
klojen kota malang dan 42 sekolah dasar di jalur (sudjana,2005:302), untuk menggunakan
dataran tinggi di kota batu yang tersebar di uji anava satu jalur maka diperlukan uji
wilayah malang raya. karakteristik anak yang persyaratan, yaitu dengan uji normalitas
dipilih peneliti dalam penelitian ini adalah (1) dengan menggunakan uji kolmogorov -
tinggal di daerah tersebut selama 10 tahun, (2) smirnov (sulaiman, 2005:37), dan uji
usia 10 tahun (3) siswa putra, (4) homogenitas dengan menggunakan uji levene
perkembangan jasmani dan rohani normal. (irianto, 2008:158). apabila analisis data yang
Teknik pengambilan sampel dalam diperoleh dengan uji anava menunjukkan hasil
penelitian ini menggunakan teknik sampling h_0 ditolak yang berarti ada perbedaan dari
purposive yang penentuan sampelnya data tingkat perkembangan kelincahan anak
dilakukan dengan atas pertimbangan (sugiyono, usia 10 tahun antara dataran rendah, dataran
2015: 85). pengambilan sampel pada dataran sedang, dan dataran tinggi, maka dilanjutkan
rendah antara lain di sdn sitiarjo 1 kabupaten dengan uji tukey (supardi, 2016:334).
malang berjumlah 11 anak, sdn tambakrejo 1
kabupaten malang berjumlah 19 anak, sdn
tambakrejo 2 kabupaten malang berjumlah 9 HASIL
anak. pengambilan sampel pada dataran sedang
antara lain di kauman 2 malang berjumlah 15 Berdasarkan hasil analisis, data statistik
anak, sdn bareng 1 malang berjumlah 10 anak, deskriptif dapat dilihat hasil tes kelincahan
sdn bareng 3 malang berjumlah 11 anak. anak usia 10 tahun di dataran rendah, dataran
pengambilan sampel pada dataran tinggi antara sedang, dan dataran tinggi sebagai berikut: 1)
lain di songgokerto 1 batu berjumlah 8 anak, Hasil perhitungan statistik deskriptif data
sdn sidomulyo 1 batu berjumlah 8 anak, sdn kelincahan anak usia 10 tahun di dataran
pesanggrahan 2 batu berjumlah 10 anak. total rendah diperoleh jumlah sampel sebesar 29
sampel yang digunakan dalam penelitian ini anak, rata-rata sebesar 13.50207, median
adalah 91 anak. sebesar 13.61, standart devisiasi sebesar 1.03604,
Instrumen yang digunakan berupa nilai Maximal sebesar 16.43, dan nilai Minimal
instrumen tes untuk mengukur kelincahan sebesar 11.58, 2) Hasil perhitungan deskriptif
adalah lari hilir-mudik (shuttle run 4 x 10 data kelincahan anak usia 10 tahun yang
meter) versi asian committee on the berada di dataran sedang diperoleh jumlah
standardization of physical fitness test atau sampel sebesar 36 anak, rata-rata sebesar
a.c.s.p.f.t (pusat kesegaran jasmani dan 12.80833, median sebesar 12.77, standart
rekreasi,1997:15). tes ini telah diujicobakan dan devisiasi sebesar 0.58975, nilai Maximal sebesar
mempunyai tingkat reliabilitas senilai 0,75 13.88, dan nilai Minimal sebesar 11.66, 3) Hasil
dengan metode retest menggunakan rumus perhitungan deskriptif data kelincahan anak
korelasi dan validitas menggunakan metode usia 10 tahun yang berada di dataran tinggi
face validity yang menggunakan 3 dosen dari jumlah sampel sebesar 26, rata-rata sebesar
pjk untuk menilai validitas intrumen ini. tes ini 12.146538, median sebesar 12.18, standart

5
Kartika Nawasasi, dkk / Gelanggang Pendidikan Jasmani Indonesia 2 (1) (2018)

devisiasi sebesar 0.49301, nilai Maximal sebesar dataran tinggi. Berdasarkan hasil analisis uji
13.34, dan nilai Minimal sebesar 11.3. Tukey dapat diketahui bahwa : (1)
Tahapan sebelum dilakukannya uji Perbandingan nilai kelincahan anak usia 10
analisis data dengan menggunakan uji Analisis tahun di dataran rendah dan dataran sedang
Varians Satu Jalur (ANAVA) dilakukan uji diketahui probabilitas senilai 0,001 < 0,05
persyaratan terlebih dahulu dengan dilakukan menunjukkan bahwa ditolak berarti terdapat
uji normalitas dengan menggunakan uji perbedaan rata-rata kelincahan anak usia 10
Kolmogorov - Smirnov dan uji homogenitas tahun antara dataran rendah dan dataran
dilakukan dengan menggunakan uji Levene. sedang. Dengan demikian dapat disimpulkan
Pengolahan data dalam penelitian ini terdapat pengaruh perbedaan wilayah tempat
menggunakan bantuan jasa komputer program tinggal di dataran rendah dan dataran sedang
SPSS (Statistical Package for Social Science) versi terhadap kelincahan anak putra usia 10 tahun
16. serta dataran sedang memiliki kelincahan
Taraf signifikansi dalam uji Kolmogorov - paling tinggi dibandingkan dengan dataran
Smirnov ini adalah = 0.05. Berikut rangkuman rendah.
perhitungan uji Kolmogorov-Smirnov dari (2) Perbandingan nilai kelincahan anak
masing-masing dataran. Dataran rendah usia 10 tahun di dataran rendah dan dataran
menunjukkan nilai signikansi 0,322 dari hasil tinggi diketahui probabilitas senilai 0,000 <
tersebut dapat diartikan berarti nilai signifikan 0,05 menunjukkan bahwa ditolak berarti
lebih dari = 0.05, berdasarkan hasil tersebut terdapat perbedaan rata-rata kelincahan anak
dapat disimpulkan bahwa data tingkat usia 10 tahun antara dataran rendah dan
kelincahan anak usia 10 tahun yang bertempat dataran tinggi. Dengan demikian dapat
tinggal di dataran rendah berdistribusi normal. disimpulkan bahwa terdapat pengaruh
Dataran sedang menunjukkan nilai signikansi perbedaan wilayah tempat tinggal di dataran
0,470 berarti nilai signifikan lebih dari = 0.05, rendah dan dataran tinggi terhadap kelincahan
berdasarkan hasil tersebut dapat disimpulkan anak putra usia 10 tahun serta dataran tinggi
bahwa data tingkat kelincahan anak usia 10 memiliki kelincahan paling tinggi dibandingkan
tahun yang berada di dataran sedang dengan dataran rendah, (3) Perbandingan nilai
berdistribusi normal. Dataran tinggi kelincahan anak usia 10 tahun di dataran
menunjukkan nilai signikansi 0,982 berarti sedang dan dataran tinggi diketahui
nilai signifikan lebih dari = 0.05, berdasarkan probabilitas senilai 0,000 < 0,05 menunjukkan
hasil tersebut dapat disimpulkan bahwa data bahwa ditolak. berarti terdapat perbedaan
tingkat kelincahan anak usia 10 tahun yang rata-rata kelincahan anak usia 10 tahun antara
berada di dataran tinggi berdistribusi normal. dataran sedang dan dataran tinggi. Dengan
Berdasarkan hasil analisis uji Levene yang demikian dapat disimpulkan terdapat pengaruh
telah dilakukan, hasil menunjukkan nilai perbedaan wilayah tempat tinggal di dataran
signifikannya 0,55 berarti nilai signifikansinya sedang dan dataran tinggi terhadap kelincahan
lebih dari = 0.05, berdasarkan hasil tersebut anak putra usia 10 tahun serta dataran tinggi
dapat disimpulkan bahwa data kelincahan di memiliki kelincahan paling tinggi dibandingkan
dataran rendah, dataran sedang, dan dataran dengan dataran sedang.
tinggi varians sampelnya adalah homogen.
Taraf signifikansi dalam uji ANAVA
Satu Jalur ini adalah = 0.05. Berdasarkan PEMBAHASAN
hasil analisis uji ANAVA Satu Jalur
menunjukkan nilai signifikansi adalah 0,000 Berdasarkan hasil penelitian didapatkan
berarti nilai signifikansi kurang dari = 0.05, terdapat perbedaan rata-rata kelincahan anak
berdasarkan hasil tersebut dapat disimpulkan usia 10 tahun di dataran rendah, dataran
ditolak berarti terdapat perbedaan rata-rata sedang, dan dataran tinggi. Dengan demikian
kelincahan anak usia 10 tahun di dataran dapat disimpulkan terdapat pengaruh
rendah, dataran sedang, dan dataran tinggi. perbedaan wilayah tempat tinggal terhadap
Dengan demikian dapat disimpulkan bahwa kelincahan anak putra usia 10 tahun.
terdapat pengaruh perbedaan wilayah tempat Terdapat pengaruh perbedaan wilayah
tinggal terhadap kelincahan anak putra usia 10 tempat tinggal di dataran rendah dan dataran
tahun. sedang terhadap kelincahan anak putra usia 10
Selanjutnya dilakukan uji Tukey untuk tahun serta dataran sedang memiliki kelincahan
melihat perbandingan antara dataran rendah paling tinggi dibandingkan dengan dataran
dengan dataran sedang, dataran rendah dengan rendah.
dataran tinggi, dan dataran sedang dengan

6
Kartika Nawasasi, dkk / Gelanggang Pendidikan Jasmani Indonesia 2 (1) (2018)

(2) Perbandingan nilai kelincahan anak diantaranya. Menurut Desmita (2012:30)


usia 10 tahun di dataran rendah dan dataran “iklim dan keadaan cuaca juga berpengaruh
tinggi diketahui probabilitas senilai 0,000 < terhadap perkembangan dan kehidupan anak”.
0,05 menunjukkan bahwa ditolak berarti Pernyataan tersebut diperjelas lagi dari
terdapat perbedaan rata-rata kelincahan anak pendapat Banowati (2013:12) yang mengatakan
usia 10 tahun antara dataran rendah dan “kondisi topografi setempat berpengaruh pada
dataran tinggi. Dengan demikian dapat aktivitas manusia yang timbul karena adanya
disimpulkan bahwa terdapat pengaruh usaha adaptasi dan pemanfaatan lingkungan
perbedaan wilayah tempat tinggal di dataran untuk mempertahankan dan kelangsungan
rendah dan dataran tinggi terhadap kelincahan hidup”. Dan dari penelitian terdahulu oleh
anak putra usia 10 tahun serta dataran tinggi Yuda (2012:53) menyimpulkan bahwa “anak
memiliki kelincahan paling tinggi dibandingkan yang berada pada di dataran tinggi memiliki
dengan dataran rendah, (3) Perbandingan nilai kelincahan yang lebih baik dari pada anak yang
kelincahan anak usia 10 tahun di dataran berada di dataran rendah”.
sedang dan dataran tinggi diketahui Pernyataan kesimpulan dari penelitian
probabilitas senilai 0,000 < 0,05 menunjukkan terdahulu tersebut telah membuktikan bahwa
bahwa ditolak. berarti terdapat perbedaan faktor yang mempengaruhi gerak seorang anak
rata-rata kelincahan anak usia 10 tahun antara juga berdampak pada tingkat kelincahan yang
dataran sedang dan dataran tinggi. Dengan dimiliki seorang anak usia 10 tahun karena
demikian dapat disimpulkan terdapat pengaruh beragamnya aktivitas yang dijalani anak di
perbedaan wilayah tempat tinggal di dataran setiap dataran.
sedang dan dataran tinggi terhadap kelincahan Dataran rendah mempunyai suhu yang
anak putra usia 10 tahun serta dataran tinggi cenderung panas dengan keadaan topografi
memiliki kelincahan paling tinggi dibandingkan tanah yang relatif rata, dataran sedang
dengan dataran sedang. mempunyai suhu yang lembab dengan keadaan
Kondisi lingkungan salah satu faktor tanah yang landai, sedangkan dataran tinggi
yang dapat mempengaruhi kelincahan seorang memiliki tingkat iklim dan cuaca yang
anak, baik yang berada di dataran rendah, cenderung dingin dengan keadaaan topografi
dataran sedang, dan dataran tinggi. Perbedaan tanah yang memiliki tingkat kemiringan yang
lingkungan yang sangat mencolok ini tinggi serta berkelok-kelok dan tekstur tanah
mempengaruhi perkembangan yang dialami yang naik turun. Anak dataran rendah yang
oleh anak secara kompleks, karena saat melepas sepatu yang digunakan saat
melakukan aktivitas yang dilakukan mulai dari pembelajaran pendidikan jasmani berlangsung
pagi hari hingga malam hari, bermain, akibat tidak tahan dengan kondisi cuaca yang
berangkat sekolah disetiap anak memiliki panas di dataran rendah menjadi sifat naluri
kegiatan yang berbeda-beda. Lingkungan alamiah yang dilakukan anak yang berada di
berperan besar terhadap keterampilan gerak dataran rendah saat pembelajaran pendidikan
motorik seorang anak. Lutan (1988:368) jasmani berlangsung, sedangkan anak dataran
mengatakan bahwa “lingkungan yang kondusif sedang sudah mulai mengetahui dan
memungkinkan potensi yang telah ada bisa memahami era globalisasi yang mengerti akan
berkembang hingga maksimal”. Lebih lanjut halnya gadget oleh sebab itu naluri alami untuk
Lutan (1988:368) menyimpulkan “kesempatan aktif bergerak saat pembelajaran pendidikan
untuk bergerak dan pemanfaatan kesempatan jasmani menjadi kurang, serta anak dataran
bergerak memberikan kontribusi penting dan tinggi yang secara naluri alaminya selalu
positif bagi perkembangan fisik dan mental membiasakan untuk selalu berjalan kaki saat
anak”. Sedangkan Giriwijoyo (2010:19) melakukan aktivitas yang mereka lakukan
menyatakan bahwa “tingkat kemampuan fungsi setiap hari. Hal ini juga mempengaruhi
alat-alat tubuhnya terhadap: (1) Keadaan aktivitas yang dilakukan anak. Anak di dataran
lingkungan, (a) suhu. (b) kelembapan, (c) rendah sangat minim melakukan kegiatan
ketinggian, (d) sifat medan”. Hal itu juga yang aktivitas bermain akibat kondisi cuaca yang
membuat kelincahan anak yang berada di panas, anak dataran sedang kurang memiliki
dataran rendah, dataran sedang dan dataran kesempatan beraktivitas akibat padatnya
tinggi mengalami perbedaan. bangunan mengakibatkan kurangnya tempat
Sebenarnya tak hanya lingkungan saja untuk bermain, sedangkan anak di dataran
yang mengakibatkan tingkat kelincahan atau tinggi setiap hari melakukan kegiatan dengan
keterampilan gerak seorang anak menjadi berjalan kaki sehingga kesempatan bergerak
berbeda. Kondisi topografi, keadaan iklim atau menjadi aktif. Adanya beragam aktivitas dan
cuaca, dan faktor aktivitas sehari-hari kebiasaan yang dijalani anak pada masing-

7
Kartika Nawasasi, dkk / Gelanggang Pendidikan Jasmani Indonesia 2 (1) (2018)

masing dataran tersebut mengakibatkan tingkat terhadap tingkat kelincahan anak putra usia 10
kelincahan yang dimiliki setiap dataran juga tahun di Wilayah Malang Raya.
berbeda-beda. Berdasarkan hasil analisis uji Tukey
Adanya kondisi lingkungan, aktivitas, dapat disimpulkan bahwa: (1) Perbandingan
kebiasaan, serta kondisi topografi yang berbeda nilai kelincahan anak usia 10 tahun antara
seperti yang diungkapkan di atas, maka dataran rendah dan dataran sedang diketahui
kemungkinan besar anak yang berada di bahwa terdapat perbedaan kelincahan anak usia
dataran tinggi akan memiliki kelincahan paling 10 tahun antara dataran rendah dan dataran
baik di bandingkan dengan dataran rendah dan sedang serta dataran sedang memiliki
dataran tinggi. Anak yang berada di dataran kelincahan lebih tinggi di bandingkan dengan
tinggi setiap hari melakukan kegiatan dengan dataran rendah (2) Perbandingan nilai
berjalan kaki dan memiliki kesempatan kelincahan anak usia 10 tahun antara dataran
bergerak untuk bermain lebih aktif karena rendah dan dataran tinggi diketahui bahwa
ditunjang dengan luasnya lahan yang ada di terdapat perbedaan kelincahan anak usia 10
dataran tinggi. Tanpa disadari anak yang tahun antara dataran rendah dan dataran tinggi
berada di dataran tinggi memiliki kondisi otot serta dataran tinggi memiliki kelincahan lebih
yang sudah terlatih sejak dini karena adanya tinggi di bandingkan dengan dataran rendah (3)
faktor-faktor diatas dibandingkan dengan Perbandingan nilai kelincahan anak usia 10
dataran yang lain yang tidak memiliki tahun antara dataran sedang dan dataran tinggi
kesempatan bermain yang aktif. diketahui bahwa terdapat perbedaan
Hal ini sesuai dengan kesimpulan dari kelincahan anak usia 10 tahun antara dataran
penelitian sebelumnya, yang diteliti oleh Yuda sedang dan dataran tinggi serta dataran tinggi
(2012:53) berjudul “Studi Komparatif memiliki kelincahan lebih tinggi di bandingkan
Perkembangan Kelincahan Antara Anak Usia dengan dataran sedang.
9, 10, 11 Tahun Di Dataran Rendah Dengan
Dataran Tinggi Di Kabupaten Pasuruan”
mendapatkan hasil bahwa terdapat perbedaan
tingkat kelincahan di dataran rendah dan DAFTAR PUSTAKA
dataran tinggi serta dari hasil penelitian tersebut
diketahui bahwa anak yang berada di dataran
tinggi memiliki kelincahan paling tinggi Allen, K.E. & Marotz. L.R. 2010. Profil
dibandingkan dengan anak yang berada di Perkembangan Anak Prakelahiran Hingga
dataran rendah. Usia 12 tahun. Jakarta: PT Indeks.
Berdasarkan dari hasil penelitian yang Banowati, E. 2013. Geografi Sosial. Yogyakarta:
dipaparkan di atas dapat disimpulkan bahwa Penerbit Ombak.
tingkat kelincahan di dataran rendah, dataran
sedang, dan dataran tinggi mengalami Budiwanto, S. 2012. Metodologi Latihan
perbedaan rata-rata dan anak yang berada di Olahraga. Malang: UM Press.
dataran tinggi memiliki kelincahan paling tinggi Dariyo, A. 2011. Psikologi Perkembangan Anak
dibandingkan dengan dataran rendah. Usia Tiga Tahun Pertama. Bandung: PT
Refika Aditama.

KESIMPULAN Desmita. 2012. Psikologi Perkembangan Peserta


Didik. Bandung: PT. Remaja Rosdakarya
Berdasarkan paparan hasil statistik Desmita. 2013. Psikologi Perkembangan.
deskriptif tes kelincahan anak usia 10 tahun Bandung: PT Gelora Aksara Pratama
yang berada di dataran rendah, dataran sedang,
serta dataran tinggi memiliki nilai yang Gallahue, D.L. 1982. Development Movement
berbeda, dan untuk melihat apakah ada experinces for Children. America: United
perbedaan kelincahan anak usia 10 tahun di States
masing-masing dataran maka digunakan uji Giriwijoyo, H.Y.S.& Sidik, DZ. 2010. Ilmu
Analisis Varian Satu Jalur. Penelitian Faal Olahraga. Bandung:Jurusan
menunjukkan bahwa terdapat perbedaan rata- Pendidikan Kepelatihan Olahraga
rata kelincahan antara anak putra usia 10 tahun Fakultas Pendidikan Olahraga dan
yang tinggal di daerah dataran rendah, dataran Kesehatan Universitas Pendidikan
sedang, serta dataran tinggi, dan melihat dari Indonesia.
hasil tersebut dapat ditarik kesimpulan terdapat
pengaruh perbedaan wilayah tempat tinggal

8
Kartika Nawasasi, dkk / Gelanggang Pendidikan Jasmani Indonesia 2 (1) (2018)

Hachana, Younés dkk. 2014. Validity And Departemen Pendidikan dan


Realibility Of New Agility Test Among Elite Kebudayaan Jakarta.
And Subelite Under 14-Soccer Players.
Rahyubi, H. 2014. Teori-Teori Belajar Dan
CrossMark, (Online), 9(4):1,
Aplikasi Pembelajaran Motorik . Bandung:
(www.plosone.org) diakses 20
Nusa Media.
November 2016.
Ruhimat, M. & Jajang. 2008. Ilmu Pengetahuan
Harsono.1997a. Prinsip-Prinsip Latihan Dan
Sosial (Geografi, Sejarah, Sosiologi,
Latihan Kondisi Fisik. Bandung: PT
Ekonomi). Bandung: PT Grafindo Media
Remaja Rosdakarya.
Pratama.
Harsono. 1988b. Coaching Dan Aspek-Aspek
Soejadi, I. 1981. Permainan Dan Metodik.
Psikologis Dalam Coaching. Jakarta:
Jakarta: Tarate Bandung.
Departemen Pendidikan Dan
Kebudayaan Direktorat Jenderal Soetjiningsih & Ranuh. 2002.Tumbuh Kembang
Pendidikan Tinggi Proyek Anak. Jakarta: Penerbit Buku
Pengembangan Lembaga Pendidikan Kedokteran.
Tenaga Kependidikan.
Sudjana. 2005. Metodologi Statistika. Bandung:
Horička, Pavol. 2014. The Relationship Between Tarsito.
Speed Factors And Agility In Sport Games.
Sudjana & Ibrahim. 2012. Penelitian dan
Journal Of Human Sport & Exercise,
Penilaian Pendidikan. Bandung: Sinar
9(1): 56.
Baru Algensindo Offset.
Irianto, A. 2008. Statistik Konsep Dasar &
Sugiyono. 2015. Metodologi Penelitian. Bandung:
Aplikasinya. Jakarta: Prenada Media
Alfabeta.
Group.
Supardi. 2016. Aplikasi Statistika dalam Penelitian
Kasenda, I. 2014. Perbandingan Denyut Nadi
Konsep Statistika Yang Lebih Komprehensif.
Antara Penduduk yang Tinggal di
Jakarta: Adikita
Dataran Tinggi dan Dataran Rendah.
Jurnal e-Biomedik, (Online), 2(2), Wiyani, N A. 2014. Psikologi Perkembangan
(http://download.portalgaruda.org/artic Anak Usia Dini. Yogyakarta: Gava
le.php?article=172507&val=1008&title= Media.
PERBANDINGAN%20DENYUT%20
NADI%20ANTARA%20%20PENDUD Yuda, C N. 2012. Studi Komparatif
Perkembangan Kelincahan Antara Anak
UK%20%20YANG%20TINGGAL%20
Usia 9,10, dan 11 Tahun Di Dataran
DI%20DATARAN%20TINGGI%20DA
Rendah Dengan Dataran Tinggi Di
N%20DATARAN%20RENDAH),
Kabupaten Pasuruan. Malang: Fakultas
diakses pada 5 November 2016.
Ilmu Keolahragaan Universitas Negeri
Katralli, J.& Goudar. 2015. A Cross Sectional Malang.
Study To Assess Flexibility And Agility
Levels In Indian Judo Players. Journal Kementrian Pendidikan dan Kebudayaan.
Impact Factor, 7(3): 17. 2014. Ilmu Pengetahuan Sosial. Jakarta:
Pusat Kurikulum dan Perbukuan.
Lutan, Rusli. 1988. Belajar Ketrampilan Motorik
Pengantar Teori Dan Metode.
Jakarta: Direktorat Jenderal
Pendidikan Tinggi Proyek
Pengembangan Lembaga Pendidikan
Tenaga Kependidikan.
Sulaiman, W. 2005. Statistik Non-Parametik
Contoh Kasus dan Pemecahannya dengan
SPSS. Yogyakarta: Andi Yogyakarta.
Pujiastuti, S. 2007. IPS Terpadu. Jakarta:
Erlangga
Pusat Kesegaran Jasmani Dan Rekreasi. 1997.
Penilaian Kesegaran Jasmani Dengan Tes
A.C.S.P.F.T. Untuk Siswa SD:

Anda mungkin juga menyukai