Anda di halaman 1dari 18

Hakikat Ibadah

Sansan Ziaul Haq


Mengapa Kita Beribadah ?
https://www.youtube.com/watch?v=n-iyQwKQ8dc
Makna Ibadah

Secara istilah, “Ibadah yang


diperintahkan memiliki makna
Secara bahasa, Ibadah artinya
tunduk dan cinta, sehingga ibadah
tunduk, patuh, dan taat
mengandung makna ketundukan
secara total.
total kepada Allah dengan
(didasari) penuh rasa cinta.”
Syarat Ibadah Hakiki
Mematuhi ajaran dan syariat Allah yang
dibawa oleh Nabi, berupa perintah dan
larangan; halal dan haram; dan baik dan tidak
baik.

Kepatuhan ini harus datang dari hati yang


mencintai Allah, karena tidak ada yang paling
berhak dicintai selain Allah, yang telah
menciptakan dan memberikan kita karunia dan
kebaikan yang tak terhingga.
Kemencakupan ibadah

Tidak boleh
Pekerjaanya Harus Bekerja Mematuhi
meninggalk
legal disertai dengan batasan-
an
menurut dengan niat sungguh- batasan
kewajiban
Islam. yang baik. sungguh. Allah.
lain.
Totalitas Ibadah
Dengan tubuhnya, ia menyembah Allah dengan cara mengerjakan semua
amalan dan aktifitas yang diperintahkan dan menghindari semua larangan
dan tuntutan hawa nafsu.
Dengan akalnya, seorang muslim menghamba kepada Allah dengan
cara meneliti
Dengan akalnya,rahasia
seorangjiwa dan hukum
muslim semesta,
menghamba serta merenungkan
kepada al-
Allah dengan cara
Qur’an rahasia
meneliti besertajiwa
muatan
dan petunjuk dan hikmahnya.
hukum semesta, serta merenungkan al-Qur’an
beserta
Denganmuatan petunjuk
hatinya, dan hikmahnya.
ia menghamba kepada Allah melalui berbagai
perasaan dan kesadaran spiritual, seperti rasa cinta dan takut
kepada-Nya, rida terhadap ketentuannya, sabar, bersyukur,
berserah diri, dan ikhlas.
Motive Ibadah

Tujuan utama (asasi): menghadap Allah dan mengkhususkan-Nya


sebagai satu-satunya tujuan bagi setiap amal perbuatan dalam
segala keadaan.

Tujuan turunan (taba‘i): niat menghamba agar mendapat derajat


kesempurnaan di akhirat atau agar menjadi salah satu di antara
para kekasih Allah, termasuk tujuan agar memperbaiki jiwa
ataupun mendapat kehormatan.
Signifikansi inti adalah hikmah spiritual ibadah yang berorientasi
pada pendekatan (taqarrub) kepada Tuhan. Tujuan lainnya,
termasuk kemaslahatan duniawi, merupakan hikmah turunan.
Ibadah Menurut Tasawuf
Inti dari semua nilai penghambaan berpusat di dalam hati. Al-Ghazali
dalam ihya-nya mengilustrasikan, hati bagaikan raja yang memiliki bala
tentara, yang terdiri dari semua anggota tubuh, baik yang lahir maupun
batin. Semua pasukan ini berdedikasi dan tunduk kepada hati, karena
secara fitrah diciptakan untuk menaatinya.

Amalan-amalan hati merupakan ruh dan penggerak utama bagi totalitas


penghambaan, karena kepatuhan dan kecintaan hati secara otomatis
akan menjalar pada semua bagian dari eksistensi manusia.
‘Abd al-Qadir al-Jilani
“Dan engkau berada di dunia yang penuh
tipuan, dalam daerah kekuasaan para
setan. Semua tentara musuh
mengepungmu, baik yang berupa makhluk,
hawa nafsu, syahwat, bisikan, dan godaan
setan. Sedangkan engkau tertipu oleh
ibadah-ibadah lahir, seperti puasa, salat,
zakat, haji, dan pengekangan anggota
badan dari dosa-dosa lahir. Sementara itu,
hatimu kosong dari ibadah-ibadah batin,
bernilai nol besar darinya, seperti sikap
wara, sikap tenang (ta’anni), takwa, zuhud,
sabar, rida, qana‘ah, tawakal, berserah diri,
keyakinan kuat, dan kebaikan hati... ”
Hakikat Salat
Menurut bahasa, salat berarti doa dan meminta ampunan.
Ritual ini dinamakan salat yang berarti doa, karena komponen
paling besar dalam ibadah ini adalah permohonan kepada
Allah.
Menurut ahli fiqh, salat diistilahkan sebagai suatu ibadah
dengan tata cara tertentu yang mengandung ucapan dan
perbuatan, diawali dengan mengucapkan takbir dan diakhiri
dengan mengucapkan salam.
Menutur ahli tasawuf, salat tidak sebatas ucapan lisan dan
gerakan fisik semata, namun merupakan wahana bermunajat
seorang hamba kepada Tuhannya, yang mampu menaikan
spiritualitasnya kepada tingkat musyahadah.
Hakikat Zakat
Secara bahasa, zakat bermakna suci, tumbuh, dan sanjungan.
Menurut ulama ahli fiqh, zakat adalah hak yang terdapat di
dalam harta dengan kriteria dan ketentuan tertentu, yang
diberikan kepada golongan tertentu, dan pada waktu yang juga
telah ditentukan.
Secara spiritual, zakat dan infaq merupakan instrumen penting
dalam proses pembersihan jiwa, karena secara naluriah jiwa
cenderung bersifat kikir, sehingga harus disucikan dari perangai
buruk tersebut.
Hakikat Puasa
Secara bahasa, puasa berarti menahan diri dari melakukan
suatu perbuatan.
Menurut istilah fiqh, puasa bermakna menahan diri yang
dilakukan selama siang hari dari segala hal yang membatalkan,
dengan disertai niat, dari mulai terbitnya fajar sampai
tenggelamnya matahari.
Menurut para sufi, puasa tidak sekedar menahan haus, lapar,
dan hasrat biologis, namun juga menahan semua anggota
tubuh dari perkara-perkara yang diharamkan, perbuatan-
perbuatan yang dilarang, dan hal-hal yang dicela; seperti rasa
bangga terhada diri sendiri, sombong, kikir, dan sebagainya.
Hakikat Haji
Haji secara bahasa berarti maksud untuk berkunjung.
Dalam istilah fiqh, haji bermakna maksud berkunjung ke Baitullah
pada bulan-bulan tertentu, untuk melakukan berbagai aktifitas
ibadah yang telah ditentukan Allah. Haji wajib sekali seumur hidup
bagi orang yang secara fisik dan finansial mampu menjalankannya.
Bagi kaum sufi, haji memiliki dua dimensi yang saling terkait;
dimensi lahir dan dimensi batin. Perjalanan haji secara lahir
merupakan perpindahan dari satu tempat ke tempat lain, namun
yang dimaksud secara batin adalah perjalanan menuju Allah. Ka’bah
merupakan tujuan lahir seorang hamba, namun tujuan hati yang
hakiki adalah Allah, sejak pertama kali kaki melangkah ke luar rumah,
sampai akhir ritual haji.

Anda mungkin juga menyukai