Dampak Bencana
1. Korban massal
- Luka
- Kecacatan
- Kematian
2. Rusaknya sarana dan prasarana kesehatan
- Gedung (RS/pusk/pustu) rusak
- Alkes, transport, alkom rusak/hilang
- Stock obat rusak/hilang, dll
3. Pengungsian
- Kesakitan ⸕
- Kematian ⸕
- Kurang gizi
- SAD & Lingk. (-)
- Yankes lumpuh
- Dll
Bencana à Natural phenomena, disaster
Kausalitas Bencana:
1. Iklim tropika basah à banyak hujan à banjir, longsir, putting beliung,
kekeringan, favourable bibit penyakit
2. Tumbukan 3 lempeng tektonik à banyak tumbuh gunungapi à gempabumi,
tsunami, erupsi gunungapi, banjir lahar
3. Pulau-pulau kecil à multietnik à konflik antar-suku, kerusuhan, kriminalitas,
bencana social
Bahaya:
- Ada lokasi sumber bencana
- Ada frekuensi/keseringan/periode ulang sebuah kejadian
- Ada magnitude/besaran sebuah kejadian
- Ada posisi suatu benda yang bernilai
Pengalaman:
Gagap
- Perlu kesiapsiagaan
Salah dalam memprediksi keluasan bencana
- Perlu pemetaan risiko
Tanggap darurat kurang efektif
- Perlu upaya dalam pra bencana
FASYANKES GAGAP
- Sifat bencana mendadak
- Kapasitas kesehatan terganggu (kehilangan sumber daya kesehatan)
- Beban layanan melebihi kapasitas
- Kegiatan pra bencana masih kurang dan sering dilupakan
Tujuan
Petugas/fasyankes mengenali ancaman, kerentanan, kapasitas dan risiko
bencana di wilayahnya
Petugas dan fasyankes (puskesmas) mampu mempersiapkan kesiapsiagaannya
dalam penanggulangan bencana
Pra bencana:
- Bentuk kesiapsiagaan puskesmas dalam menghadapi masalah krisis
kesehatan akibat bencana
Saat bancana:
- Responsive yang efektif dalam penanganan krisis kesehatan
Pasca bencana:
- Pemulihan yang efektif
Landasan Hukum
UU 24 th 2007 dan PP 21 th 2008 à wilayah dengan potensi bencana wajib
melakukan kesiapsiagaan
UU 36 th 2009 à Pemerintah, pemerintah daerah, dan masyarakat bertanggung
jawab atas ketersediaan sumber daya, fasilitas, dan pelaksanaan pelayanan
kesehatan secara menyeluruh dan berkesinambungan pada bencana
PMK 46 th 2015 à membuat manajemen emergency (dalam akreditasi FKTP)
PMK 75 th 2019 à Pemerintah Pusat dan Pemerintah Daerah bertanggung
jawab dalam Penanggulangan Krisis Kesehatan
Upaya FKTP
Pemetaan risiko bencana di wilayahnya à lihat di peta bencana di Indeks
Risiko Bencana Indonesia
Pembuatan rencana penanganan bencana
Penyiapan logistic
SOP atau Protap à (saat terjadi bencana lapor ke siapa? Penanganannya
bagaimana?
Kebutuhan Sumber daya à kebutuhannya apa saja saat terjadi bencana?
Pemetaan sumber daya (Sarpras dan alkes serta SDM) FKTP
Upaya atasi kesenjangan kebutuhan dengan sumber daya yang ada di FKTP
Fasilitas
Yang perlu disiapkan:
Internal disaster : menangani bencana yg terjadi di FKTP (SOP, peralatan,
sarpras)
Eksternal disaster :
- Dalam menerima korban perlu sumber daya
- Mengirim tim bencana (RHA, EMT, PHRRT) ke lokasi bencana
Internal disaster
Sign board (arah evakuasi, titik kumpul)
Apar
Peta/denah puskesmas
Tangga darurat
Ram
SOP
Ruang komando
Eksternal disaster
Ruang komando
Ruang penanganan korban massal
SOP
Alat dan obat emergency
Komunikasi dan informasi
Tim EMT (Emergency Medical Team)
Tim RHA (Rapid Health Assessment)
Tim PHRRT (Public Health Rapid Response Team)
Kerjasama Lintas Sektor
Penanggulangan bencana dilaksanakan oleh multi disiplin
Sector terkait di petakan sesuai rencana penanganan bencana à bencana sesuai
analisis risiko yang ada
Diatuangkan dalam bentuk SOP, kapan di hubungi dan dilibatkan
Prinsip Disaster Plan dibuat terlebih dahulu, kebutuhan sector lain akan
terlihat dan perlu dilakukan simulasi
KOMUNIKASI
Komunikasi
RISIKO VS KRISIS
Penyampaian informasi mengenai Penyampaian informasi yang bersifat
perkembangan risiko yang dilakukan daruat (emergency) dan berisi komponen
secara rutin, berkala, dan jangka panjang yang sangat dinamis, perlu ditangani
sesegera mungkin
Menangani suatu kejadian atau kondisi Menangani hal yang saat ini sedang
yang diperkirakan dapat terjadi, sehingga terjadi atau bersifat actual dan mendesak
masih bersifat potensi dan memiliki
tingkat probabilitas tertentu
Solusi > bisa direncanakan, kensensus Solusi > harus dilakukan sesegera
dulu, bisa dikolaborasikan dengan mungkin karena waktu yang tersedia
komunitas yang akan terdampak sangat sempit. Juga pengambil keputusan
tidak akan sempat untuk menjalankan
model pemecahan yang bersifat harus
membangun consensus terlebih dahulu,
yang bersifat kolaboratif serta interaktif,
terutama dengan komunitas yang terkena
pengaruh krisis