Anda di halaman 1dari 1

Daya Kopi Ekselsa Wonosalam

Selama ini orang mengenal kawasan Wonosalam, Kabupaten Jombang sebagai salah satu
sentra durian di Jawa Timur. Tidak salah memang karena Wonosalam juga menghasilkan
durian Bido, durian endemik yang telah diakui keunggulannya oleh kementerian pertanian
sejak 2006 lalu melalui SK Mentan No. 340/Kpts/SR.120/5/2006. Namun demikian,
Wonosalam juga dikenal sebagai kawasan penghasil kopi terutama kopi ekselsa yang
sangat melegenda.

Barangkali tak banyak orang yang mengenal kopi ekselsa karena memang jumlahnya tak
terlalu banyak. Hanya sekitar 5 persen dari seluruh peredaran kopi dunia. Namun demikian,
kopi ekselsa mempunyai citarasa yang unik dan eksotis. Kopi ekselsa Wonosalam
mempunyai citarasa fruity, tasty, floraly, chocolaty, dan creammy sehingga menjadikan kopi
ini memiliki kekhasan tersendiri.

Ditengarai bahwa tanaman kopi ekselsa di Wonosalam sudah ada sejak zaman Belanda,
sekitar awal 1900 sebagai pengganti tanaman kopi arabika dan robusta yang nyaris habis
terserang penyakit. Sementara sejarah perkebunan kopi di Wonosalam sendiri sudah ada
sejak 1800-an. Ilmuwan Inggris, Alfred Russel Wallace pada 1861 ketika berkelana ke
Jombang, sempat mengunjungi kebun-kebun kopi di Wonosalam dalam rangka
mengumpulkan spisemen burung merak dan ayam hutan.

Catatan lain juga menyebutkan bahwa beberapa nama dusun dan desa yang saat ini masuk
wilayah Kecamatan Wonosalam sejak 1850-an sebagai wilayah pengembangan ondernemin
atau perkebunan kopi yang menjadi bagian dari wilayah Onderdistrict Kasembon, District
Ngantang, Regentschap Malang. Beberapa nama perkebunan tersebut antara lain
Pengadjaran, Wonomerto, Segoenoeng, Tjarangwoeloeng, Wonokerso, Pangloengan, dan
Bagongan.

Budidaya tanaman kopi ekselsa ini merata di sembilan desa yang ada di Kecamatan
Wonosalam, terutama pada kawasan dengan elevasi kurang dari 700 meter dpl. Sementara
di atas ketinggian itu dominan dikembangkan kopi robusta dan arabika

Anda mungkin juga menyukai