Anda di halaman 1dari 3

1.1.

Keratitis Fungal
1.1.1. Definisi
Keratitis fungal atau yang dapat juga disebut keratomikosis adalah infeksi kornea oleh jamur
yang biasanya akibat rudapaksa pada kornea oleh ranting pohon, daun, dan bagian tumbuh-
tumbuhan. 3
1.1.2. Epidemiologi
Keratitis jamur lebih jarang terjadi dibandingkan keratitis bakterial, umumnya mewakili
kurang dari 5% -10% infeksi kornea dalam rangkaian klinis yang dilaporkan di Amerika Serikat.
Keratitis jamur berserabut lebih sering terjadi di bagian Amerika Serikat yang lebih hangat dan
lembap daripada di wilayah lain di negara itu.
Dalam sebuah systematic literature review yang dilakukan oleh Brown, dkk yang
mengumpulkan 187 penelitian dari 50 negara ditemukan bahwa terdapat sebanyak 1.051.787
kasus keratosis fungal di dunia dari 1 Januari 1949 sampai 26 Juli 2019. Kasus tertinggi di Asia
(sebanyak 939.895), Afrika (sebanyak 75.196) sedangkan kasus terendah di Eropa sebanyak 99
kasus (Gambar 1).

Gambar 3. Epidemiologi Keratitis Fungal. 9


1.1.3. Etiologi
Etiologi atau penyebab keratitis dapat dibedakan sebagai berikut: 10
a. Jamur berfilamen (filamentous fungi) : bersifat multiseluler dengan cabang-cabang
hifa.
b. Jamur bersepta : Furasium sp, Acremonium sp, Aspergillus sp, Cladosporium sp,
Penicillium sp, Paecilomyces sp, Phialophora sp, Curvularia sp, Altenaria sp.
c. Jamur tidak bersepta : Mucor sp, Rhizopus sp, Absidia sp.
d. Jamur ragi (yeast) yaitu jamur uniseluler dengan pseudohifa dan tunas: Candida
albicans, Cryptococcus sp, Rodotolura sp.
e. Jamur difasik. Pada jaringan hidup membentuk ragi sedang media pembiakan
membentuk miselium : Blastomices sp, Coccidiodidies sp, Histoplastoma sp,
Sporothrix sp.
f. Tampaknya di Asia Selatan dan Asia Tenggara tidak begitu berbeda penyebabnya,
yaitu Aspergillus sp dan Fusarium sp, sedangkan di Asia Timur yaitu Aspergillus sp.
1.1.4. Faktor Risiko
Faktor risiko utama untuk keratitis jamur adalah trauma okular. Faktor risiko lain untuk
keratitis jamur adalah penggunakan kortikosteroid. Steroid dapat mengaktivasi dan
meningkatkan virulensi jamur, baik melalui penggunaan sistemik maupun topikal. Faktor risiko
lainnya adalah konjungtivitis vernal atau alergika, bedah refraktif insisional, ulkus kornea
neurotrofik yang disebabkan oleh virus varicellazoster atau herpes simpleks, keratoplasti, dan
transplantasi membran amnion. Faktor predisposisi keratitis jamur untuk pasien keratoplasti
adalah masalah jahitan, penggunaan steroid topikal dan antibiotik, penggunaan lensa kontak,
kegagalan graft, dan defek epitel persisten. 3
Trauma umumnya terjadi di lingkungan luar rumah dan melibatkan tumbuhan. Pada tahun
2009 terjadi peningkatan insiden keratitis jamur yang disebabkan oleh Fusarium spp. pada
pengguna lensa kontak yang dikaitkan dengan larutan pembersih ReNu with Moisture Loc.
Penyebab yang paling mungkin adalah hilangnya aktivitas fungistatik akibat peningkatan suhu
yang berkepanjangan. Sejak ditarik dari peredaran pada tahun 2006, angka keratitis jamur telah
kembali menurun. Selain Fusarium, jamur lain yang juga dihubungkan dengan penggunaan lensa
kontak adalah Acremonium, Alternaria, Aspergillus, Candida, Collectotrichum, and Curvularia.
Jamur dapat tumbuh di dalam matriks lensa kontak soft. 10
Keratitis jamur pada anak jarang dijumpai pada penelitian di luar negeri. Biasanya penyakit
ini ditemukan setelah terjadi trauma organik pada mata. Pada suatu penelitian, keratitis jamur
pada anak memiliki prevalensi 18% dari seluruh keratitis anak yang dikultur. Anamnesis sulit
digali pada sebagian besar kasus, oleh karena itu seluruh kasus dengan kecurigaan keratitis harus
menjalani pemeriksaan kultur jamur.10
Trauma dengan bahan-bahan dari tanaman atau tumbuhan faktor resiko yang penting dari
keratitis fungal. Predisposisi utama adalah para petani yang menggunakan alat pemotong rumput
atau sejenisnya yang menggunakan peralatan mesin dilapangan berumput, tanpa memakai
pelindung mata. Trauma dihubungkan dengan penggunaan kontak lensa yang merupakan faktor
resiko umum yang lain untuk terjadinya keratitis fungal. 10
Kortikosteroid topikal adalah faktor resiko mayor lainnya, Kortikosteroid topikal
mengaktivasi dan meningkatkan virulensi jamur dengan mengurangi resistensi kornea terhadap
infeksi. Meningkatnya penggunaan kortikosteroid topikal selama akhir dekade ke-empat
merupakan implikasi mayor penyebab meningkatnya insiden keratitis fungal selama periode
tersebut. Selain itu, penggunaan kortikosteroid sistemik bisa mensupresi respon sistem imun,
karena itu merupakan predisposis terjadinya keratitis fungal. Faktor resiko lainnya adalah
termasuk operasi kornea (contohnya keratoplasti dan keratotomi radial), dan keratitis kronis
(contohnya herpes simpleks, herpes zoster, atau vernal/ konjungtivitis alergi). 10
Jamur mencapai kedalam stroma kornea melalui kerusakan pada epithelium, kemudian
memperbanyak diri dan menyebabkan nekrosis pada jaringan dan menyebabkan reaksi inflamasi.
Kerusakan pada epitelium biasanya disebabkan dari trauma (contohnya, penggunaan kontak
lensa, benda asing, operasi kornea). Organisme dapat menembus kedalam membran descment
yang intak dan mencapai bagian anterior atau segmen posterior. Mikotoksin dan enzim
proteolitik menambah kerusakan jaringan yang ada. Keratitis fungal juga dapat terjadi sekunder
dari endophthalmitis fungal. Pada kasus ini, organisme jamur dari segmen posterior menembus
membran Descemet dan masuk kedalam stroma kornea. 10

Anda mungkin juga menyukai