PENDAHULUAN
2.1. Permintaan
Dari Tabel 1 dapat diketahui bahwa konsumsi telur ayam ras/kampung per kapita per
minggu di Indonesia mengalami peningkatan dari tahun 2013 sebesar 0,169 kg/kapita/minggu
menjadi 0,171 kg/kapita/minggu pada tahun 2014 atau dengan kata lain konsumsi telur ayam
ras/kampung pada tahun 2013 adalah sebesar 8,788 kg/kapita/tahun dan pada tahun 2014
sebesar 8,892 kg/kapita/tahun.
Sumber: http://www.bps.go.id/linkTabelStatis/view/id/951
Konsumsi telur ayam ras/kampung telah melebihi standar nasional Indonesia yang
ditentukan sebesar 4,17 kg/kapita/tahun. Hal ini menunjukkan bahwa permintaan telur
khususnya telur ayam ras cenderung meningkat yang mencerminkan respon masyarakat yang
positif terhadap produk-produk hewan tersebut. Hal ini salah satunya disebabkan karena harga
produk tersebut relatif lebih murah dan terjangkau.
Menurut data dari Badan Pusat Statistik (BPS), jumlah penduduk Indonesia pada tahun
2010 (berdasar sensus 10 tahunan) adalah 237.641.326. Untuk Provinsi Jawa Timur sendiri
jumlah penduduk adalah sebanyak 37.476.757. Dari data tersebut dapat diketahui estimasi
jumlah konsumsi telur ayam ras/kampung untuk wilayah Provinsi Jawa Timur selama 5 tahun
terakhir adalah sebagai berikut
Tabel 2. Jumlah Konsumsi Telur Ayam Ras/Kampung dalam Ton di Provinsi Jawa Timur,
2010 - 2014
Jumlah Jumlah
Tahun Konsumsi (ton) Konsumsi (ton)
per Minggu per Tahun
2010 7.495 389.758
2011 7.458 387.809
2012 6.671 346.885
2013 6.334 329.346
2014 6.409 333.243
Dengan estimasi berat tiap butir telur adalah 0,05 kg maka diketahui banyaknya telur
ayam ras/kampung yang dikonsumsi penduduk Provinsi Jawa Timur per tahun dalam kurun
waktu 5 tahun terakhir
Tabel 3. Jumlah Konsumsi Telur Ayam Ras/Kampung dalam Butir di Provinsi Jawa Timur,
2010 - 2014
Jumlah
Tahun Konsumsi (butir)
per Tahun
2010 374.768
2011 372.894
2012 333.543
2013 316.679
2014 320.426
2.2. Penawaran
Ada beberapa faktor yang mempengaruhi penawaran produsen terhadap permintaan
konsumen akan ketersediaan telur ayam ras/kampung. Faktor yang pertama yakni jumlah
populasi ayam ras petelur. Untuk hal ini dikonsentrasikan pada populasi ayam ras petelur di
provinsi Jawa Timur. Tabel 4 disajikan data populasi ayam ras petelur dalam kurun waktu 5
tahun terakhir.
Tabel 4. Jumlah Populasi Ayam Ras Petelur di Provinsi Jawa Timur
Tahun Jumlah (Ekor)
2010 37.035.251
2011 40.268.631
2012 43.066.361
2013 41.156.842
2014 41.650.725
Sumber: http://www.bps.go.id/linkTableDinamis/view/id/1031
Dari Tabel 4 dapat dilihat bahwa populasi ayam ras petelur di Jawa Timur pada tahun
2015 mengalami peningkatan sebesar 493.883 ekor atau sebesar 1,1% meskipun pada tahun
2014 mengalami penurunan dari tahun sebelumnya sebesar 1.909.519 ekor atau sebesar 4,6%.
Selain faktor jumlah populasi ayam ras petelur, jumlah produksi telur ayam petelur juga
memiliki peranan yang signifikan. Tabel 5 disajikan data jumlah produksi telur ayam petelur
di Provinsi Jawa Timur dalam kurun 5 tahun terakhir.
Tabel 5. Jumlah Produksi Telur Ayam Ras Petelur di Provinsi Jawa Timur
Tahun Jumlah (Ekor)
2010 235.832
2011 270.700
2012 293.532
2013 291.399
2014 297.214
Sumber: http://www.bps.go.id/linkTableDinamis/view/id/1079
Dari Tabel 5 dapat dilihat bahwa jumlah produksi telur ayam ras petelur di Provinsi Jawa
Timur pada tahun 2015 mengalami peningkatan sebesar 5.815 ekor dari tahun sebelumnya atau
sebesar 1,96 % meskipun pada tahun 2014 mengalami penurunan sebesar 2.133 ekor dari tahun
sebelumnya. Penurunan ini dipengaruhi oleh jumlah populasi ayam ras petelur yang juga
mengalami penurunan pada tahun yang sama.
2.3. Data Pesaing
Meskipun peluang usaha sangat potensial mengingat kebutuhan masyarakat akan
tersedianya telur ayam ras/kampung namun tidak dipungkiri bahwa pesaing juga memegang
peranan yang berpengaruh pada usaha yang dijalankan. Tabel 6 disajikan jumlah perusahaan
ayam petelur dalam kurun waktu 5 tahun terakhir.
Sumber : http://www.bps.go.id/linkTableDinamis/view/id/1085
Dari Tabel 6 dapat diketahui bahwa total perusahaan ayam petelur di Indonesia
mengalami kenaikan dalam rentang tahun 2010 – 2013 namun anjlok pada tahun 2014 sebesar
17,22 % dan hal ini juga berimbas pada penurunan produksi telur ayam ras petelur nasional.
Mengingat kebutuhan masyarakat akan telur ayam ras petelur meningkat namun
perusahaan ayam petelur menurun maka hal ini dapat menjadi sebuah peluang usaha yang
sangat baik karena pesaing juga mengalami penurunan.
Y= a+bx
𝛴𝑦 𝛴𝑥𝑦
Y= +𝛴𝑥 2 ……. (1)
𝑛
Data konsumsi telur ayam ras penduduk Provinsi Jawa Timur disajikan pada Tabel 7.
Tabel 7. Data Variabel Konsumsi Telur Ayam Ras/Kampung di Provinsi Jawa Timur,
2010 - 2014
Konsumsi Telur
Tahun Ayam x x2 xy
Ras/Kampung per
Tahun (ton)
2010 389.758 -2 4 -779.516
2011 387.809 -1 1 -387.809
2012 346.885 0 0 0
2013 329.346 1 1 329.346
2014 333.243 2 4 666.486
TOTAL 1.787.041 10 -171.493
1.787.041 −171.493
Y(2016) = + (x)
5 10
1.787.041 −171.493
Y(2017) = + (x)
5 10
1.787.041 −171.493
Y(2018) = + (x)
5 10
1.787.041 −171.493
Y(2019) = + (x)
5 10
Tabel 8. Data Variabel Jumlah Produksi Telur Ayam Ras/Kampung di Provinsi Jawa
Timur, 2010 - 2014
Tahun Jumlah x x2 xy
(Ton)
2010 235.832 -2 4 -471.664
2011 270.700 -1 1 -270.700
2012 293.532 0 0 0
2013 291.399 1 1 291.399
2014 297.214 2 4 594.428
TOTAL 1.388.677 10 143.463
Y(2015) = a+bx
𝛴𝑦 𝛴𝑥𝑦
Y(2015) = +𝛴𝑥 2 (𝑥)
𝑛
1.388.677 143.463
Y(2015) = + (x)
5 10
Y(2015) = 277.735,4 + 14.346,3 (x)
Y(2015) = 277.735,4 + 14.346,3 (3)
Y(2015) = 320.774
Dari perhitungan peramalan mengenai permintaan dengan jumlah produksi telur ayam
ras/kampung dapat diketahui peluang pasar dari usaha ini. Peluang usaha tersebut adalah
sebagai berikut
Tabel 9. Data Peluang Pasar Usaha Telur Ayam Ras/Kampung di Provinsi Jawa Timur,
2015 - 2019
Tahun Permintaan Produksi Peluang pasar
2015 305.960 320.774 -14.814
2016 288.811 335.121 -46.310
2017 271.662 349.467 -77.805
2018 254.512 363.813 -109.301
2019 237.363 378.160 -140.797
Dari Tabel 9 diketahui bahwa peluang pasar dari usaha telur ayam ras/kampung ini sangat
rendah. Hal ini tidak mutlak bahwa usaha ini tidak potensial namun hal ini lebih disebabkan
adanya penurunan konsumsi telur dari rentang tahun 2010 – 2013, meskipun ada kenaikan
tingkat konsumsi telur ayam ras/kampung pada tahun 2014 namun itu tidak terlalu signifikan.
Selain itu peluang pasar usaha telur ini rendah akibat produksi dan populasi ayam ras petelur
yang begitu tinggi namun tidak dibarengi dengan tingkat konsumsi masyarakat. Hal ini sesuai
dengan data yang ada pada Dinas Pertanian bahwa konsumsi masyarakat terhadap protein
hewani khususnya telur ayam ras/kampung kurang tinggi dan masih kalah jauh dengan negara
tetangga. Untuk itu dibutuhkan peran pemerintah untuk memberikan sosialisasi mengenai
bahan makanan yang dibutuhkan untuk mencukupi protein yang dibutuhkan tubuh sehingga
tidak terjadi kelebihan stok telur ayam ras petelur.