Anda di halaman 1dari 22

LAPORAN PENDAHULUAN

ASUHAN KEPERAWATAN ANTENATAL CARE


PADA IBU HAMIL DENGAN KEKURANGAN ENERGI

A. KONSEP MEDIS

1. KEKURANGAN ENERGI KRONIK

1) DEFENISI
Kekurangan Energi Kronik adalah keadaan dimana seseorang
mengalami kekurangan gizi (kalori dan protein) yang berlangsung lama
atau menahun. Dengan ditandai berat badan kurang dari 40 kg atau
tampak kurus dengan LILA kurang `dari 23,5 cm.
World Health Organization (WHO) : KEK atau kurang energi kronik
merupakan istilah lain dari Kurang Energi Protein (KEP) yang
diperuntukkan untuk wanita yang kurus dan lemah akibat kurang energi
yang kronis.
Depkes RI (2002) dalam Program Perbaikan Gizi Makro : Kurang Energi
Kronis merupakan keadaan dimana ibu penderita kekurangan makanan
yang berlangsung menahun (kronis) yang mengakibatkan timbulnya
gangguan kesehatan pada ibu. KEK dapat terjadi pada wanita usia
subur (WUS) dan pada ibu hamil (bumil).

2) TANDA DAN GEJALA


Ibu KEK adalah ibu yang ukuran LILAnya < 23,5 cm dan dengan salah
satu atau beberapa Kriteria sebagai berikut :
a. Berat badan ibu sebelum hamil < 42 kg
b. Tinggi badan ibu < 145 cm
c. Berat badan ibu pada kehamilan trimester III < 45 kg
d. Indeks masa tubuh ( IMT ) sebelum hamil < 17, 00
e. Ibu menderita anemia (Hb < 11 gr %)
f. Nafsu makan berkurang dan mual
g. Badan lemas
h. Pengelihatan berkunang

LAPORAN PENDAHULUAN : ASUHAN KEPERAWATAN PADA IBU HAMIL DENGAN KEK 1


3) PATOFISIOLOGI

Proses terjadinya KEK merupakan akibat dari faktor lingkungan dan


faktor manusia yang didukung oleh kekurangan asupan zat-zat gizi,
maka simpanan zat gizi pada tubuh digunakan untuk memenuhi
kebutuhan. Apabila keadaan ini berlangsung lama maka simpan zat gizi
akan habis dan akhirnya terjadi kemerosotan jaringan.

4) PERJALANAN PENYAKIT DAN WOC


Perjalanan penyakit :

Kebutuhan energi
meningkat

Kurang asupan makanan

Pemenuhan kebutuhan
pokok dan energi

Karbohidrat, protein, lemak

Kekurangan zat gizi


terutama energi

LAPORAN PENDAHULUAN : ASUHAN KEPERAWATAN PADA IBU HAMIL DENGAN KEK 2


WOC

KEKURANGAN ENERGI
KRONIS

Janin
IBU JANIN

HAMIL PERSALINAN Risiko Kematian


Gangguan perkembangan
otak
Gangguan pertumbuhan
BBLR

Berisiko keguguran
Anemia
Atonia uteri
Perdarahan
Perdarahan
Mudah terserang
postpartum
infeksi
Rentan dengan
Imunitas menurun
penyakit

LAPORAN PENDAHULUAN : ASUHAN KEPERAWATAN PADA IBU HAMIL DENGAN KEK 3


5) PEMERIKSAAN FISIK
Pemeriksaan fisik meliputi antropometrik, pengukuran Atropometrik
meliputi pengukuran tinggi badan, berat badan dan lingkar lengan

6) PEMERIKSAAN PENUNJANG
a. Pemeriksaan kadar haemoglobin darah
b. USG

7) PENATALAKSANAAN
a. Pemberian PMT pada ibu hamil
b. Pemberian tablet FE (tablet tambah darah)

LAPORAN PENDAHULUAN : ASUHAN KEPERAWATAN PADA IBU HAMIL DENGAN KEK 4


2. KONSEP DASAR ANC

1) Defenisi
Antenatal Care adalah pelayanan yang diberikan kepada ibu hamil
secara berkala untuk menjaga kesehatan ibu dan bayi. Pelayanan ini
meliputi pemeriksaan kehamilan, upaya koreksi terhadap
penyimpangan dan intervensi dasar yang dilakukan (Manuaba, 2010).
Kunjungan Antenatal Care adalah kunjungan ibu hamil ke bidan atau
dokter sedini mungkin semenjak dirinya hamil untuk menjaga agar ibu
sehat selama masa kehamilan, persalinan dan nifas serta
mengusahakan bayi yang dilahirkan sehat, memantau kemungkinan
adanya resiko-resiko kehamilan, dan merencanakan penatalaksanaan
yang optimal terhadap kehamilan (Bobak, 2005). Pelayanan Antenatal
adalah pelayanan kesehatan oleh tenaga professional (Dokter spesialis
kandungan, Dokter umum, Bidan, Perawat) untuk ibu selama masa
kehamilannya.

2) Tujuan

a. Mempromosikan dan menjaga kesehatan fisik dan mental ibu dan


bayi dengan memberikan pendidikan gizi, kebersihan diri dan proses
kelahiran.
b. Mendeteksi dan menatalaksanakan komplikasi medis bedah
ataupun obstetrik selama kehamilan.
c. Mengembangkan persiapan persalinan serta rencana kesiagaan
menghadap komplikasi.
d. Membantu menyiapkan ibu untuk menyusui dengan sukses.
e. Menjalankan puerpurium normal, dan merawat anak secara fisik,
Psikologi dan sosial (Manuaba, 2010).

3) Manfaat
Dapat ditemukannya berbagai kelainan yang menyertai kehamilan
secara dini, Sehingga dapat diperhitungkan dan dipersiapkan
langkahlangkah dalam pertolongan persalinanya (Manuaba, 2010).

LAPORAN PENDAHULUAN : ASUHAN KEPERAWATAN PADA IBU HAMIL DENGAN KEK 5


4) Jadwal Pemeriksaan ANC

Memperhatikan batasan dan tujuan pelayanan ANC, maka jadwal


pemeriksaan sebagai berikut:
a. Pemeriksaan pertama Pemeriksaan pertama dilakukan segera
setelah diketahui terlambat haid atau tidak menstruasi.
b. Pemeriksaan ulang Pemeriksaan ulang dilakukan setiap bulan
sampai usia kehamilan 7 bulan, setiap 2 minggu sekali sampai usia
kehamilan 9 bulan dan setiap 1 minggu sekali sejak usia kehamilan
9 bulan sampai melahirkan.
c. Pemeriksaan khusus Pemeriksaan khusus dilakukan bila ada
keluhan tertentu yang dirasakan oleh ibu hamil (Manuaba, 2013).

Kebijakan program kemenkes (2014) peraturan menteri kesehatan


republik Indonesia Nomor 97 tahun 2014 tentang pelayanan kesehatan
masa sebelum hamil, masa hamil, persalinan, dan masa sesudah
melahirkan, penyelenggaraan pelayanan kontrasepsi, serta pelayanan
kesehatan seksual, menganjurkan ibu hamil melaksanakan kunjungan
ANC minimal sebanyak 4 kali, yaitu sebagai berikut :
a. Kunjungan 1/K1 (Trimester 1)
K1 / kunjungan baru ibu hamil yaitu kunjungan ibu hamil yang
pertama kali pada masa kehamilan. Pemeriksaan pertama kali yang
ideal adalah sedini mungkin ketika haidnya terlambat sekurang-
kurangnya satu bulan. K1 dibedakan menjadi 2 yaitu K1 murnii
(kunjungan pertama kali dilakukan pada waktu trimester satu
kehamilan) dan K1 akses (kunjungan pertama kali diluar trimester
satu selama masa kehamilan, dilakukan di trimester II maupun di
trimester III).
Adapun tujuan pemeriksaan pertama pada perawatan antenatal
adalah sebagai berikut:
1) Mendiagnosis dan menghitung umur kehamilan.
2) Mengenali dan menangani penyulit-penyulit yang mungkin
dijumpai dalam kehamilan, persalinan dan nifas.

LAPORAN PENDAHULUAN : ASUHAN KEPERAWATAN PADA IBU HAMIL DENGAN KEK 6


3) Mengenali dan mengobati penyakit-penyakit yang mungkin
diderita sedini mungkin.
4) Menurunkan angka morbiditas dan mortalitas ibu dan anak.
5) Memberikan nasehat-nasehat tentang cara hidup sehari-hari dan
keluarga berencana, kehamilan, persalinan, nifas dan laktasi.
Pada kunjungan pertama adalah kesempatan untuk
mengenalifaktor risiko ibu dan janin. Ibu diberitahu tentang
kehamilannya, perencanaan tempat persalinan, juga perawatan
bayi dan menyusui.
Informasi yang diberikan sebagai berikut :
1) Kegiatan fisik dapat dilakukan dalam batas normal.
2) Kebersihan pribadi khususnya daerah genitalia harus lebih
dijaga karena selama kehamilan terjadi peningkatan sekret
vagina.
3) Pemilihan makan sebaiknya yang bergizi dan serat tinggi. 4
4) Pemakaian obat harus dikonsultasikan dahulu dengan tenaga
kesehatan.
5) Wanita perokok atau peminum harus menghentikan
kebiasaannya.
Cakupan K1 dibawah 70% (dibanding jumlah sasaran ibu hamil
dalam kurun waktu satu tahun) menunjukkan keterjangkauan
pelayanan antenatal yang rendah, yang mungkin disebabkan oleh
pola pelayanan yang belum cukup aktif. Rendahnya K1 menunjukan
bahwa akses petugas kepada ibu masih perlu ditingkatkan

b. Kunjungan 2 (Trimester II)


Pada periode ini pemeriksaan dilakukan minimal 1 kali. Hendrawan
(2008) menuturkan mengingat manifestasi klinik kasus kegawat
daruratan obstetrik yang berbeda-beda dalam rentang yangcukup
luas, maka perlu dilakukan kunjungan ANC yang teratur. Pada
trimester II, ibu hamil diajurkan periksa kehamilan 1 bulan sekali
sampai umur kehamilan 28 minggu.

LAPORAN PENDAHULUAN : ASUHAN KEPERAWATAN PADA IBU HAMIL DENGAN KEK 7


Adapun tujuan pemeriksaan kehamilan di trimester II menurut
Saifuddin (2012) ialah sebagai berikut:
1) Pengenalan komplikasi akibat kehamilan dan pengobatannya.
2) Penapisan pre-eklamsi gemelli, infeksi alat reproduksi dan
saluran perkemihan.
3) Mengulang perencanaan persalinan.

c. Kunjungan 3 dan 4 (Trimester III)


Pada periode ini pemeriksaan dilakukan setiap 2 minggu jika klien
tidak mengalami keluhan yang membahayakan dirinya dan atau
kandungannya sehingga membutuhkan tindakan segera.
Rancangan pemeriksaan meliputi anamnesa terhadap keadaan
normal dan keluhan ibu hamil trimester III, pemeriksaan fisik (umum,
khusus, dan tambahan pada bulan ke-9 dilakukan pemeriksaan
setiap minggu). Kelahiran dapat terjadi setiap waktu oleh karena itu
perlu diberikan petunjuk kapan harus datang ke rumah sakit.
Menurut Wignjosastro (2013), jadwal kunjungan ulang selama hamil
trimester III adalah setiap dua minggu dan sesudah 36 minggu
setiap satu minggu.
Menurut Saifuddin (2012) menuturkan tujuan kunjungan
pemeriksaan kehamilan trimester III yaitu :
1) Sama seperti kunjungan 2\
2) Mengenali adanya kelainan letak.
3) Memantapkan rencana persalinan.
4) Mengenali tanda-tanda persalinan. Pertolongan pertama atau
penanganan kegawat daruratan obstetri neonatal merupakan
komponen penting dan bagian tak terpisahkandari pelayanan
maternitas di setiap tingkat pelayanan. Bila hal tersebut dapat
diwujudkan maka angka kematian ibu dapat diturunkan.
Persalinan sesungguhnya merupakan hal fisiologis yang terjadi
pada wanita. Namun, proses normal dalam daur hidup wanita ini
(persalinan) dapat berubah menjadi komplikasi dan mengalami
ketidak lancaran persalinan apabila ditemui komplikasi penyakit

LAPORAN PENDAHULUAN : ASUHAN KEPERAWATAN PADA IBU HAMIL DENGAN KEK 8


atau kelainan mekanis baik dari bayi maupun ibu dan perubahan
psikologis ibu karena kurang siap dalam menghadapi persalinan.
Begitu pula pendapat Arikunto (2012) bahwa sebenarnya,
kelancaran persalinan sangat tergantung faktor mental dan fisik
siibu. Faktor fisik berkaitan dengan bentuk panggul yang normal
dan seimbang dengan besar bayi. Sedangkan faktor mental
berhubungan dengan psikologis ibu, terutama kesiapannya
dalam melahirkan. Bila ia takut dan cemas bisa saja
persalinannya jadi tidak lancar hingga harus dioperasi. Ibu
dengan mental yang siap bisa mengurangi rasa sakit yang terjadi
selama persalinan. Oleh karena itulah pembangunan pola pikir
pada ibu hamil terutama ibu primigravida untuk menyambut
kehamilannya dan menjalani kehamilannya dengan bahagia
untuk menekan kecemasan dan tingkat stress yang dapat
mempengaruhi kelancaran persalinan sejak awal kehamilan
sangat diperlukan. Dengan pendidikan kesehatan, pemeriksaan
dan informasi yang diberikan selama kehamilan diharapkan ibu
dapat melewati persalinannya dengan psikologis yang stabil
sehingga mampu memperlancar persalinannya. Hal ini
menunjukan pentingnya ANC. Ketepatan kunjungan pertama
menentukan kepatuhan ibu untuk kunjungan selanjutnya.
Saifuddin (2012) mengemukakan bahwa penilaian klinik
merupakan proses berkelanjutan yang dimulai pada kontak
pertama antara petugas kesehatan dengan ibu hamil dan secara
optimal berakhir pada pemeriksaan 6 minggu setelah persalinan.
Pada setiap kunjungan antenatal, petugas mengumpulkan dan
menganalisis data mengenai kondisi ibu melalui anamnesis,
pemeriksaan fisik untuk mendapatkan diagnosis kehamilan
intrauterin, dan ada tidaknya masalah atau komplikasi, serta
kunjungan berikutnya agar proses persalinan dapat dilalui tanpa
komplikasi. Untuk itulah ketepatan kunjungan ANC memegang
peranan penting dalam persiapan persalinan untuk mencapai
kelancaran persalinan. Pendekatan risiko yang mempunyai

LAPORAN PENDAHULUAN : ASUHAN KEPERAWATAN PADA IBU HAMIL DENGAN KEK 9


rasionalisasi bahwa asuhan antenatal adalah melakukan
screening untuk memprediksi faktor-faktor resiko untuk
memprediksi suatu penyakit, tetapi berdasarkan hasil study di
Zaire membuktikan bahwa 71% persalinan macet tidak bisa
diprediksi, 90% ibu yang diidentifikasi beresiko tidak pernah
mengalami komplikasidan 88% dari wanita yang mengalami
perdarahan pasca persalinan tidak memiliki riwayat yang
prediktif. Pendekatan risiko mempunyai nilai prediksi lebih buruk,
oleh karena itu tidak dapat membedakan mereka yang akan
mengalami dan yang mengalami komplikasi, juga keamanan
palsu oleh karena banyak ibu yang dimasukan dalam risiko
rendah mengalami komplikasi, namun mereka tidak pernah
mendapat informasi mengenai komplikasi kehamilan dan cara
penanganannya. Bila terpaku pada ibu risiko tinggi maka
pelayanan kehamilan (pada wanita hamil) yang sebetulnya bisa
berisiko akan terabaikan. Dapat dikatakan bahwa wanita hamil
mempunyai risiko untuk mengalami komplikasi dan harus
mempunyai akses terhadap asuhan ibu bersalin yang
berkualitas. Bahkan wanita yang digolongkan dalam risiko
rendah bisa saja mengalami komplikasi

5) Standar Pelaksanaan Pelayanan Antenatal Care


Menurut Kemenkes RI (2010), ditingkat pelayanan dasar, pemeriksaan
antenatal hendaknya memenuhi tiga aspek pokok, yaitu:
a. Aspek medik, meliputi: diagnosis kehamilan, penemuan kelainan
secara dini, pemberian terapi sesuai dengan diagnosis.
b. Penyuluhan komunikasi dan motivasi ibu hamil, antara lain
mengenai : penjagaan kesehatan dirinya dan janinnya, pengenalan
tanda-tanda bahaya dan faktor risiko yang dimilikinya, pencarian
pertolongan yang memadai secara tepat waktu.
c. Rujukan, ibu hamil dengan risiko tinggi harus dirujuk ketempat
pelayanan yang mempunyai fasilitas yang lebih lengkap.

LAPORAN PENDAHULUAN : ASUHAN KEPERAWATAN PADA IBU HAMIL DENGAN KEK 10


Menurut Kemenkes RI (2010) terdapat enam standar dalam pelayanan
antenatal seperti berikut ini :
a. Identifikasi ibu hamil bidan melakukan kunjungan rumah dan
berinteraksi dengan masyarakat secara berkala untuk memberi
penyuluhan dan memotivasi ibu untuk memeriksakan kehamilannya
sejak dini secara teratur.
b. Pemeriksaan dan pemantauan antenatal bidan memberikan sedikit 4
kali pelayanan antenatal. Pemeriksaan meliputi anamnesa dan
pemantauan ibu dan janin dengan seksama untuk apakah
perkembangan berlangsung normal.
c. Palpasi abdomen bidan melakukan pemeriksaan abdominal secara
seksama dan melakukan palpasi untuk memperkirakan usia
kehamilan, serta bila umur kehamilan bertambah, memeriksa posisi,
bagian terendah janin dan masuknya kepala janin ke dalam rongga
panggul, untuk mencari kelainan serta melakukan rujukan tepat
waktu.
d. Pengelolaan anemia pada kehamilan bidan melakukan tindakan
pencegahan, penemuan, penanganan dan atau rujukan semua
kasus anemia pada kehamilan sesuai dengan ketentuan yang
berlaku.
e. Pengelolaan dini hipertensi pada kehamilan bidan menemukan
secara dini setiap kenaikan tekanan darah pada kehamilan dan
mengambil tindakan yang tepat dan merujuknya.
f. Persiapan persalinan bidan memberikan saran yang tepat kepada
ibu hamil, suami serta keluarganya pada trimester ketiga, untuk
mempersiapkan bahwa persiapan persalinan yang bersih dan aman
serta suasana yang menyenangkan akan direncanakan dengan
baik, disamping persiapan transportasi dan biaya untuk merujuk, bila
tiba-tiba terjadi keadaan gawat darurat.

LAPORAN PENDAHULUAN : ASUHAN KEPERAWATAN PADA IBU HAMIL DENGAN KEK 11


6) Langkah-langkah ANC
Pelayanan antenatal dalam penerapan operasionalnya dikenal dengan
standar minimal “10 T” yang terdiri dari :
1. Pengukuran Tinggi Badan dan Berat Badan Pengukuran tinggi
badan cukup satu kali waktu kunjungan pertama. Bila tinggi badan
< 145 cm, maka factor resiko panggul sempit, kemungkinan sulit
melahirkan secara normal. Sedangkan penimbangan berat Berat
Badan setiap kali periksa. Sejak bulan ke-4 pertambahan berat
badan paling sedikit 1kg/bulan (Buku KIA 2016).
2. Pengukuran Tekanan Darah Tekanan darah normal 120/80
mmhg. Bila tekanan darah lebih besar atau sama dengan 140/90
mmhg ada factor resiko hipertensi (Tekanan darah Tinggi) dalam
kehamilan (Buku KIA 2016).
3. Pengukuran Lingkar Lengan Atas (LILA) Bila < kurang dari 23,5
cm menunjukan ibu hamil menunjukan ibu hamil Kurang Energi
Kronis ((ibu hamil KEK) dan beresiko melahirkan bayi Berat
Badan Rendah (BBLR) (Buku KIA 2016).
4. Pengukuran Tinggi Rahim Pengukuran tinggi rahim berguna untuk
melihat pertumbuhan janin apakah sesuai dengan usia kehamilan
(Buku KIA 2016).
5. Penentuan Letak Janin (Presentase janin) dan Perhitungan
Denyut Jantung Bayi Apabila Trimester III bagian bawah janin
bukan kepala atau kepala belum masuk panggul, kemungkinan
ada kelainan letak atau ada masalah lain. Bila denyut jantung
kurang dari 120 kali/menit menujukan ada tanda GAWAT JANIN,
SEGERA RUJUK (Buku KIA 2016).
6. Penentuan Status Imunisasi Tetanus Toksoid (TT) Penentuan
Status Imunisasi Tetanus Toksoid (TT) oleh petugas untuk
selanjutnya bilamana diperlukan mendapatkan suntikan Tetanus
Toksoid sesuai anjuran petugas kesehatan untuk mencegah
Tetanus pada Ibu dan Bayi (Buku KIA 2016).

LAPORAN PENDAHULUAN : ASUHAN KEPERAWATAN PADA IBU HAMIL DENGAN KEK 12


7. Pemberian Tablet Tambah Darah Ibu hamil sejak awal kehamilan
minum 1 tablet tambah darah setiap hari minimal selama 90 hari.
Tablet tambah darah diminum pada malam hari untuk mengurangi
rasa mual (Buku KIA 2016).
8. Tes Laboratorium
a. Tesgolongan darah untuk mempersiapkan donor bagi ibu
hamil bila diperlukan
b. Tes haemoglobin untuk mengetahui apakah ibu kekurangan
darah (Anemia).
c. Tes pemeriksaan urine (air kencing)
d. Tes pemeriksaan darah lainnya, seperti HIV dan sifilis,
sementara pemeriksaan malaria dilakukan di daerah endemis
(Buku KIA 2016).
9. Konseling atau Penjelasan Tenaga kesehatan memberi
penjelasan mengenai perawatan kehamilan, pencegahan
kelaianan, persalinan dan inisiasi menyusui dini (IMD), ASI
eksklusif, Keluarga Berencana dan imunisasi pada bayi.
Penjelasan ini diberikan secara bertahap pada saat kunjungan
hamil (Buku KIA 2016)
10. Tatalaksana atau mendapatkan pengobatan Jika ibu mempunyai
masalah kesehatan pada saat hamil (Buku KIA 2016).

7) Tempat Pelayanan ANC


Pelayanan antenatal care bisa didapatkan di Rumah Sakit, Puskesmas,
Bidan Praktek Swasta, Dokter Praktek Swasta, Posyandu. Pelayanan
antenatal care hanya diberikan oleh tenaga kesehatan dan bukan dukun
bayi (Ika dan Saryono, 2010).

LAPORAN PENDAHULUAN : ASUHAN KEPERAWATAN PADA IBU HAMIL DENGAN KEK 13


B. KONSEP ASUHAN KEPERAWATAN ANTENATAL CARE

1. PENGKAJIAN

Menurut Prabowo (2017) pengkajian merupakan proses pertama dalam


proses keperawatan yaitu proses pengumpulan data secara sistematis
untuk menentukan status kesehatan dan fungsional kerja serta respons
klien pada saat ini dan sebelumnya. Tujuan dari dilakukannya pengkajian
keperawatan adalah untuk menyusun data dasar mengenai kebutuhan
masalah kesehatan serta respon klien terhadap suatu masalah (Induniasih
dan Hendarsih, 2017).
a. Riwayat kehamilan secara menyeluruh menurut Reeder, Martin, dan
Griffin (2013) sebagai berikut:
Kaji riwayat klien meliputi:
1) Karakteristik pribadi (nama, usia, pekerjaan, alamat, suku,
agama, dan identitas penanggung jawab).
2) Keluhan utama pasien (pengkajiaan ini dilakukan untuk
mengetahui keluhan yang diarasakan klien saat ini).
3) Riwayat keluarga yang dapat mempengaruhi kehamilan (seperti
penyakit yang dapat diturunkan secara genetik).
4) Riwayat menstruasi/haid terkait penentuan hari pertama haid
terakhir (HPHT).
5) Riwayat kehamilan sebelumnya termasuk komplikasi kehamilan,
persalinan, neonatal, dan post partum/nifas.
6) Riwayat kehamilan saat ini (apakah ada penyakit sejak awal
kehamilan).
7) Riwayat pernikahan (jumlah pernikahan dan lamanya
pernikahan).
8) Riwayat keluarga berencana (jenis akseptor KB dan lamanya
menggunakan KB).
9) Kebiasaan penggunaan penggunaan obat–obatan, merokok dan
kafein (minum kopi dan teh).
10) Sikap terhadap kehamilan ini (apakah positif atau negatif).
11) Rencana persalinan.

LAPORAN PENDAHULUAN : ASUHAN KEPERAWATAN PADA IBU HAMIL DENGAN KEK 14


b. Pola kebutuhan dasar (Bio-Psiko-Sosial-Kultural-Spiritual)
1) Pola nutrisi-metabolik Menggambarkan tentang pola makan dan
minum, frekuensi, banyaknya, jenis makanan, serta makanan
pantangan. Pola nutrisi metabolik juga dapat berpengaruh pada
produksi ASI, jika nutrisi Ibu kurang maka akan berpengaruh
pada banyak sedikitnya ASI yang akan keluar.
2) Pola eliminasi
Menggambarkan pola fungsi sekresi yaitu kebiasaan buang air
besar, meliputi frekuensi, konsistensi, dan bau, serta kebiasaan
buang air kecil meliputi, frekuensi, warna, dan jumlah.
3) Pola aktivitas-latihan
Menggambarkan pola aktivitas pasien sehari-hari. Pada pola ini
yang perlu dikaji pengaruh aktivitas terhadap kesehatannya.
Mobilisasi sedini mungkin dapat mempercepat proses
pengembalian alat-alat reproduksi. Apakah ibu melakukan
ambulasi seperti misalnya, seberapa sering, apakah ada
kesulitan, dengan bantuan atau sendiri.
4) Pola istirahat-tidur
Menggambarkan pola istirahat dan tidur pasien, berapa jam
pasien tidur, kebiasaan tidur siang, serta penggunaan waktu
luang seperti pada saat menidurkan bayi, ibu juga harus ikut
tidur sehingga istirahat-tidur terpenuhi.
5) Pola persepsi-kognitif
Menggambarkan pengetahuan tentang kehamilan saat ini.
6) Pola konsep diri-persepsi diri
Menggambarkan tentang keadaan sosial (pekerjaan, situasi
keluarga, kelompok sosial), identitas personal (kelebihan dan
kelemahan diri), keadaan fisik (bagian tubuh yang disukai dan
tidak), harga diri (perasaan mengenai diri sendiri), riwayat yang
berhubungan dengan masalah fisik atau psikologis pasien.

LAPORAN PENDAHULUAN : ASUHAN KEPERAWATAN PADA IBU HAMIL DENGAN KEK 15


7) Pola hubungan-peran
Menggambarkan peran pasien terhadap keluarga, kepuasan
atau ketidakpuasan menjalankan peran, struktur dan dukungan
keluarga, proses pengambilan keputusan, hubungan dengan
orang lain.
8) Pola seksual-reproduksi
Masalah pada seksual-reproduksi, menstruasi, jumlah anak,
pengetahuan yang berhubungan dengan kebersihan reproduksi.
Pola toleransi stress-koping Menggambarkan tentang penyebab,
tingkat, respon stress, strategi koping yang biasa dilakukan
untuk mengatasi stress.
9) Pola keyakinan-nilai
Menggambarkan tentang latar belakang budaya, tujuan hidup
pasien, keyakinan yang dianut, serta adat budaya yang
berkaitan dengan kesehatan.

c. Pemeriksaan Fisik
Sebelum melakukan pemeriksaan fisik, dianjurkan untuk mengukur
tanda - tanda vital (TTV) meliputi tekanan darah, nadi, respirasi, dan
suhu.
Menurut Reeder, Martin, dan Griffin, (2013) pemeriksaan fisik pada
ibu hamil yang dilakukan meliputi:
1) Kepala dan leher
Lakukan inspeksi (observasi) daerah konjungtiva dan mulut. Lalu
palpasi apakah terjadi pembesaran tiroid atau tidak.
2) Dada dan jantung
Lakukan auskultasi (dengarkan) menggunakan stetoskop daerah
jantung dan paru–paru.
3) Payudara
Inspeksi puting susu apakah menonjol keluar atau tidak, palpasii
area payudara dan axilla di seluruh kuadran.

LAPORAN PENDAHULUAN : ASUHAN KEPERAWATAN PADA IBU HAMIL DENGAN KEK 16


4) Ekstremitas
Lakukan pemeriksaan reflex patella dengan menggunakan reflex
hammer, pemeriksaan adanya oedema, varises, dan CRT,
5) Abdomen
Lakukan pengukuran tinggi fundus uterus (TFU), lakukan palpasi
abdomen (leopold I, leopold II, leopold III, dan leopold IV),
auskultasi denyut jantung janin. Denyut jantung janin yang
diauskultasi dengan USG Doppler dalam trimester pertama,
biasanya antara kehamilan sekitar 10 dan 12 minggu. Denyut
jantung janin normal berada antara 120 x/menit sampai 160
x/menit. Pemeriksaan adanya linea nigra atau striae gravidarum,
keadaan uterus (normal atau abnormal), kandung kemih (bisa
buang air kecil atau tidak).
6) Vagina vulva
Lakukan pemeriksaan area vulva apakah tampak warna kebiruan
pada mukosa vagina, terjadi peningkatan leukorhea/ keputihan.
7) Panggul Komponen bimanual
Pemeriksaan panggul memungkinkan pemeriksa untuk meraba
dimensi pembesaran rahim internal.
8) Data penunjang Darah : pemeriksaan hemoglobin

LAPORAN PENDAHULUAN : ASUHAN KEPERAWATAN PADA IBU HAMIL DENGAN KEK 17


2. DIAGNOSA KEPERAWATAN (SDKI)

a. Trisemester I
1) Defisit nutrisi berhubungan dengan kurang asupan makan,
ketidakmampuan makan dan factor biologis.
2) Risiko hipovolemia berhubungan dengan kehilangan cairan melalui
rute normal, kehilangan volume cairan aktif, penyimpangan yang
mempengaruhi asupan cairan.
3) Defisit pengetahuan berhubungan dengan kurang informasi kurang
sumber pengetahuan terhadap kehamilan.
4) Resiko cedera pada janin berhubungan dengan malnutrisi dan profil
darah yang abnormal.

b. Trisemester II
1) Gangguan citra tubuh berhubungan dengan perubahan fungsi tubuh
(kehamilan)
2) Pola napas tidak efektif berhubungan dengan posisi tubuh yang
menghambat ekspansi paru.
3) Defisit pengetahuan berhubungan dengan kurang informasi kurang
sumber pengetahuan terhadap kehamilan.

c. Trisemester III
1) Gangguan rasa nyaman berhubungan dengan gejala terkait
penyakit.
2) Resiko cedera pada ibu berhubungan dengan malnutrisi dan profil
darah yang abnormal
3) Gangguan eliminasi urine berhubungan dengan penekanan pada
vesika urinaria.

LAPORAN PENDAHULUAN : ASUHAN KEPERAWATAN PADA IBU HAMIL DENGAN KEK 18


3. INTERVENSI KEPERAWATAN (SLKI, SIKI)
a. Trisemester I
1) Diagnosa 1 : Defisit nutrisi berhubungan dengan kurang asupan
makan, ketidakmampuan makan dan factor biologis.
Tujuan : Setalah dilakukan asuhan keperawatan diharapkan
kebutuhan tubuh akan nutrisi terpenuhi.
Kriteria hasil :
 Pasien tidak lagi menunjukan bukti penurunan berat badan
 Pasien dapat menghabiskan setengah atau seluruh porsi
makan yang disediakan
 Pasien mengatakan tidak mual dan muntah lagi bila makan
Intervensi :
a) Timbang dan catat berat badan pasien pada jam yang sama
setiap hari
b) Pantau asupan dan haluaran pasien
c) Hidangkan makan dalam porsi kecil tapi sering ( dibagi
menjadi 6 porsi untuk 6 kali makan )
d) Hidangkan makanan dalam bentuk menarik dan masih hangat
e) Semua benda yang menimbulkan mual dan muntah
disingkirkan
f) Sebelum makan anjurkan pasien untuk berkumur-kumur.
g) Beri posisi duduk atatu setengah duduk saat makan.
h) Auskultasi bising usus, kaji turgor.

b. Diagnosa 2 : Risiko hipovolemia berhubungan dengan kehilangan


cairan melalui rute normal, kehilangan volume cairan aktif,
penyimpangan yang mempengaruhi asupan cairan.
Tujuan : Setelah dilakukan asuhan keperawatan diharapkan pasien
tidak mengalami kekurangan volume cairan
Kriteria hasil : Pasien dapat mengkomsumsi volume cairan dengan
jumlah yang sesuai setiap hari

LAPORAN PENDAHULUAN : ASUHAN KEPERAWATAN PADA IBU HAMIL DENGAN KEK 19


Intervensi :
a) Auskultrasi denyut jantung janin
b) Tentukan frekuensi/beratnya mual atau muntah
c) c. Tinjau ulang riwayat kemungkinan masalah medis lain. (Misalnya
uklus, peptikum, gastritis, kolesistisis) Rasional: Membantu dalam
mengenyampingkan penyebab lain. Untuk mengatasi masalah
khusus dalam mengidentifikasi intervensi d. Kaji suhu dan turgor
kulit, membran mukosa, TD, suhu, masukan haluaran dan berat
jenis urine. Rasional: Indikator dalam membantu untuk
mengevaluasi tingkat/kebutuhan hidrasi. e. Anjurkan peningkatan
masukan minuman bikarbonat makan enam kali sehari dengan
jumlah yang sedikit dan makanan tinggi karbohidrat Rasional:
membantu dalam meminimalkan mual/muntah dengan menurunkan
keasaman lambung. Diagnosa 3 : Defisit pengetahuan
berhubungan dengan kurang informasi kurang sumber
pengetahuan terhadap kehamilan. Tujuan : Setelah dilakukan
asuhan keperawatan diharapkan pengetahuan pasien meningkat.
Kriteria hasil : a. Pasien mengkomunikasikan semua keperluan
yang diketahui b. Pasien menyatakan atau mendemonstrasikan
pemahaman tentang apa yang telah diajarkan c. Pasien
menyatakan maksud untuk melakukan perubahan yang diperlukan
dari professional kesehatan bila diperlukan. Intervensi dan
rasional : a. Bangun hubungan saling percaya dan perhatian
Rasional : Memberikan informasi dan meningkatkan hubungan
saling percaya b. Jelaskan proses penyakit, dorong pasien dan
keluarga untuk bertanya. Rasional : menurunkan ansietas dan
dapat menimbulkan perbaikan partisipasi pada rencana
pengobatan. c. Ajarkan ketrampilan yang pasien masukan ke
dalam gaya hidup sehari hari. Biarkan pasien mendemonstrasikan
kembali setiap ketrampilan yang baru.

LAPORAN PENDAHULUAN : ASUHAN KEPERAWATAN PADA IBU HAMIL DENGAN KEK 20


4. Implementasi
Implementasi merupakan serangkaian kegiatan yang dilakukan oleh
perawat untuk membantu klien dari masalah status kesehatan yang
dihadapi kestatus kesehatan yang baik yang menggambarkan kriteria hasil
yang diharapkan. Tujuan dari pelaksanaan adalah membantu klien dalam
mencapai tujuan yang mencakup peningkatan kesehatan yang mencakup
peningkatan kesehatan, pencegahan, penyakit, pemulihan kesehatan dan
memfasilitasi koping. ((Ika dan Saryono, 2010)).

5. Evaluasi
Evaluasi merupakan tahap terakhir dari proses keperawatan yang
digunakan sebagai alat untuk menilai keberhasilan dari asuhan
keperawatan dan proses ini berlangsung terus menerus yang diarahkan
pada pencapaian tujuan yang diinginkan (Ika dan Saryono, 2010). Ada tiga
yang dapat terjadi pada tahap evaluasi, yaitu : 1. Masalah teratasi
seluruhnya. 2. Masalah teratasi sebagian. 3. Masalah tidak teratasi.

LAPORAN PENDAHULUAN : ASUHAN KEPERAWATAN PADA IBU HAMIL DENGAN KEK 21


DAFTAR PUSTAKA

Bobak. (2005). Buku Ajar Keperawatan Maternitas. EGC: Jakarta. Departemen


Kesehatan. 2014. Survey Kesehatan Nasional. Laporan.Depkes RI Jakarta.

Gloria M. B, at all, 2017. Nursing Intervention Classivication (NIC), Edisi Bahasa


Indonesia. Editor : Intisari Nurjannah, Roxana D. Tumanggor. Cetakan Asli
Diprogramkan dengan RFID Ika, Saryono. 2010.

Perawatan Maternitas. Edisi 4. EGC: Jakarta. Manuaba. 2010. Ilmu Kebidanan,


Penyakit Kandungan dan Keluarga Berencana untuk Pendidikan Bidan. EGC :
Jakarta.

Sue Moorhead, at all, 2017. Nursing Outcomes Classivication (NOC), Edisi


Bahasa Indonesia. Editor : Intisari Nurjannah, Roxana D. Tumanggor. Cetakan
Asli Diprogramkan dengan RFID T. Heather Herdman, Shigemi Kamitsuru, 2015-
2017.

Diagnosis Keperawatan (NANDA). Defenisi dan Klasifikasi, Edisi 10. Penerbit


Buku Kedokteran. Jakarta:EGC Buku KIA, Direktorat Kesehatan Keluarga Tahun
2016

LAPORAN PENDAHULUAN : ASUHAN KEPERAWATAN PADA IBU HAMIL DENGAN KEK 22

Anda mungkin juga menyukai