Anda di halaman 1dari 17

TUGAS HARIAN 1

DASAR - DASAR RADIOLOGI

Disusun Oleh
Fahira Alia Natassha 2010221040
Vinzia Ethiofia Caneabung 2010221005
Nindia Atsilah 2010221065
Mawita Suanbani 2010221041
Juwita Cindi A 2010221023
Ida Bagus Eka Narendra 1102016087
Meylita Diaz Stovana 1102016199
Widya Rizky Nurulhadi 1102013302

Pembimbing

dr. Ilma Fiddiyanti, Sp. Rad (K) RI, M. Kes

KEPANITERAAN KLINIK DEPARTEMEN RADIOLOGI


RUMAH SAKIT UMUM DAERAH CILEGON
FAKULTAS KEDOKTERAN UPN VETERAN JAKARTA
FAKULTAS KEDOKTERAN UNIVERSITAS YARSI
PERIODE 18 OKTOBER - 6 NOVEMBER 2021
1. Bagaimana alur pemeriksaan di radiologi diagnostik?
● Pasien datang
● Melakukan pendaftaran dan persetujuan pemeriksaan (informed consent).
Pendaftaran adalah proses dokter ahli radiologi menerima permintaan untuk
melakukan prosedur pemeriksaan radiologi. Pencatatan pendaftaran ini termasuk
riwayat pemeriksaan pasien dan indikasi pemeriksaan untuk pemeriksaan selanjutnya.
Persetujuan pemeriksaan adalah proses dimana pasien menyetujui tindakan yang akan
dilakukan untuk mendukung kelancaran pemeriksaan. Proses ini merupakan proses
migrasi ke sistem berbasis komputer secara langsung dari instruksi dokter yang telah
dicatat (McEnery, 2013:2).
● Otorisasi
Proses ini memastikan otorisasi pembayaran, untuk mengetahui apakah pasien
tersebut sudah mendapatkan jaminan pembayaran pemeriksaan oleh asuransi yang
terdaftar. Selain itu, dalam kasus ini juga perlu diperoleh otorisasi dari dokter dan
pasien. Bahkan, dalam kasus tertentu, pihak ketiga sebagai pihak yang memberikan
otoritas untuk mendapatkan otorisasi yang dibutuhkan. Persyaratan khusus untuk
persetujuan sangat bervariasi sesuai dengan negara, perusahaan asuransi, pemeriksaan
yang diusulkan, dan tingkat informasi klinis pasien (McEnery, 2013:2).
● Mengelola penjadwalan dan data pasien ke dalam modalitas
Proses ini secara otomatis mengirim informasi prosedur pemeriksaan pasien
secara langsung kedalam modalitas sesuai dengan pemeriksaan pasien. Pemanfaatan
dari data pasien yang saat pendaftaran mencakup daftar pemeriksaan dimasukkan ke
dalam modalitas agar menghilangkan proses pencatatan informasi pasien secara
manual ke dalam mesin pencitraan. Hal ini dapat mengurangi kesalahan dalam
memasukkan data secara manual dan memfasilitasi ketepatan penyimpanan dari aliran
data RIS/PACS (McEnery, 2013:2).
● Mengakses informasi pasien
Mengumpulkan informasi demografi pasien dan informasi penanggungan biaya
oleh pihak asuransi maupun pihak ketiga dari pasien. Informasi ini diperlukan untuk
pemeriksaan yang selanjutnya, untuk mengakses pemeriksaan pencitraan pasien dan
memungkinkan penagihan pembayaran yang tepat pada akhir prosedur pemeriksaan
pasien (McEnery, 2013:2).
● Mobilisasi pasien
Proses transportasi pasien atau mobilisasi pasien. Asisten radiologi akan
memanggil perawat bangsal sebelum melakukan pemeriksaan yang dijadwalkan untuk
mengkoordinasikan transportasi pasien ke departemen radiologi. Dalam keadaan
darurat, asisten radiologi mengkoordinasikan transportasi pasien dengan perawat unit
gawat darurat (Emergency Department atau ED).
● Persiapan pemeriksaaan pasien
Dalam tahap ini proses untuk mengelola kinerja pemeriksaan. Nomor aksesi atau
nomor pengujian pemeriksaan biasanya dikeluarkan pada saat pasien datang ke
departemen radiologi, tetapi nomor aksesi akan keluar setelah nomor urut
pengambilan pencitraan telah diterima. Jumlah nomor aksesi akan berkoordinasi
dengan PACS/RIS untuk memastikan laporan terkait dengan pemeriksaan yang tepat.
Proses ini melibatkan prosedur permintaan jadwal serta menjaga daftar pemeriksaan
yang terjadwal harus sesuai dengan yang sudah dijadwalkan dan ketersediaan pada
saat perjanjian telah tiba (McEnery, 2013:2).
● Pelaksanaan Pemeriksaan
Radiografer akan melakukan pemeriksaan sesuai jadwal yang sudah ada di
prosedur dan melakukan proses pemeriksaan sesuai dengan prosedur pengambilan
foto radiologi pasien (McEnery, 2013:2).
● Tindak lanjut pemeriksaan
Tahap menentukan kode proses alur kerja pemeriksaan. Proses ini termasuk
membuat kode prosedur tindakan medis atau Current Procedural Terminology (CPT),
kode penyakit pasien dan informasi mengenai pemeriksaan yang dilakukan yang
dikodekan dengan kode International Classification of Diseases, Ninth Revision,
Clinical Modification (ICD-9-CM), riwayat pasien, dan informasi yang dibutuhkan
asuransi dalam menanggung biaya pemeriksaan pasien (McEnery, 2013:2).
● Laporan pembacaan hasil
Proses dimana penyelesaian pemeriksaan yang diberikan kepada ahli radiologi
untuk membaca hasil radiologi pemeriksaan pasien. Sistem manajemen menciptakan
dan menjaga daftar tugas atau daftar kerja ahli radiologi yang belum membaca
prosedur yang tersedia untuk pembacaan hasil radiologi (McEnery, 2013:2).
● Pengarsipan
Langkah terakhir dalam pemeriksaan radiologi adalah pengarsipan. Semua
laporan dan film dimasukan ke dalam amplop film sinar-X dan diarsipkan di mana
dokumen tersebut dapat diambil secara bersamaan.
● Pendistribusian hasil pemeriksaan (Gambar dan Laporan)
Proses dimana menginformasikan urutan ketersediaan dokter dan pembacaan
hasil pemeriksaan pasien. Hal ini juga mencakup proses untuk membuat hasil
pemeriksaan tersedia dan memberikan hasil pemeriksaan langsung kepada pasien.
Hasil pemeriksaan pasien berupa gambar dan laporan pemeriksaan. Pemberitahan dan
komunikasi dari hasil pemeriksaan yang tidak diharapkan merupakan komponen
penting dari hasil distribusi (McEnery, 2013:2).
● Pemeriksaan radiologi diagnostik sebisa mungkin dimulai dari paling konvensional
terlebih dahulu (USG 🡪Rontgen🡪 CT scan🡪 MRI)
2. Bagaimana proses terjadinya sinar X?
Proses terjadinya sinar X adalah:
● Katoda (filamen) dipanaskan (lebih dari 20.000 derajat) sampai membara
dengan mengalirkan listrik yang berasal dari tranformator.
● Karena panas, elektron-elektron dari katoda (filamen) terlepas.
● Muatan listrik filamen dibuat relatif lebih negatif terhadap sasaran (target)
dengan memilih pontensial tinggi, sehingga elektron bergerak ke anoda.
● Sewaktu dihubungkan dengan transformator dengan tegangan tinggi, elektron-
elektron menuju anoda dipercepat gerakannya dan dipusatkan ke alat pemusat
(focusing cup).
● Awan-awan elektron yang sampai anoda dibagikan mendadak dihentikan pada
sasaran sehingga panas (>99%) dan sinar X (<1%).
● Pelindung (perisai) timah akan mencegah keluarnya sinar X dari tabung,
sehingga sinar X yang terbentuk hanya dapat keluar melalui jendela.
● Panas yang tinggi pada sasaran (target) akibat benturan elektron ditiadakan
oleh radiator pendingin .
Jumlah sinar X yang dilepaskan tiap satuan waktu dapat dilihat pada alat
pengukur Mili Ampere (MA), sedangkan jangka waktu pemotretan dikendalikan oleh
alat pengukur waktu.

Komponen tabung sinar X:

3. Bagaimana sifat-sifat sinar X?


Sifat-sifat sinar X sebagai berikut:
● Sifat fisik:
a. Memiliki daya tembus (penetrating power)
Daya tembus dipengaruhi oleh tegangan listrik filamen serta jenis bahan yang
disinari. Semakin besar tegangan, semakin tinggi daya tembunya
b. Pertebaran
Apabila berkas sinar X melalui suatu bahan atau suatu zat, maka berkas
tersebut akan bertebaran ke segala jurusan, dan menimbulkan radiasi sekunder
pada bahan atau zat yang dilaluinya. Hal ini akan mengakibatkan terjadinya
gambar radiograf dan pada film akan tampak pengaburan kelabu secara
menyeluruh. Untuk mengurangi akibat radiasi hambur ini, maka diantara
subjek dan film diletakkan grid. Grid terdiri atas potongan – potongan timah
tipis yang letaknya sejajar, masing – masing dipisahkan oleh bahan tembus
sinar.
c. Penyerapan
Sinar X dalam radiografi diserap oleh bahan atau zat yang sesuai dengan berat
atom atau kepadatan bahan/ zat tersebut. Makin tinggi kepadatannya atau berat
atomnya, makin besar penyerapannya.
d. Efek Fotografik
Sinar X dapat menghitamkan emulsi film (emulsi perak – bromida) setelah
diproses secara kimiawi di kamar gelap.
e. Pendar Fluor (Fluoresensi)
Sinar X menyebabkan bahan – bahan tertentu seperti kalsium – tungstat atau
zink – sulfid memendarkan cahaya (luminisensi), bila bahan tersebut dikenai
radiasi sinar X. Luminisensi ada 2 jenis yaitu fluoresensi (yaitu akan
memendarkan cahaya sewaktu ada radiasi sinar X saja) dan fosforisensi
(pemendaran cahaya akan berlangsung beberapa saat walaupun radiasi sinar x
sudah dimatikan (after – glow).

● Sifat kimia
a. Ionisasi
Efek primer sinar X apabila mengenai suatu bahan atau zat akan menimbulkan
ionisasi partikel – partikel bahan atau zat tersebut.

● Sifat biologi
Menimbulkan efek biologis, dapat menimbulkan kelainan somatic yang
merupakan akibat langsung dari radiasi sinar X terhadap tubuh, misalnya
karsinoma dan tumor. Juga dapat menyebabkan kelainan genetis, yang
merupakan akibat tidak langsung, misalnya mutase genetic.

Substansi yang mudah ditembus sinar X akan memberikan bayangan hitam


(radiolusen) sedangkan yang sulit ditembus akan memberikan bayangan putih
(radioopak). Densitas foto X-ray:
● Radioopaque: Logam, kontras media
● Moderately Radioopaque: Tulang, struktur yang mengalami kalsifikasi
● Intermediate: Jaringan lunak, cairan/darah, pembuluh darah, otot, kartilago
● Moderately Radioluscent: Jaringan lemak
● Radioluscent: Udara, gas

4. Bagaimana proses pembuatan radiograf?


Terdapat 2 cara dalam pembuatan radiograf yakni otomatis dan manual. Pengolahan film
secara manual adalah proses pencucian film yang dilakukan langsung oleh operator, dimana
pengaturan waktu dan suhu dan semua tahapan pengolahan film dilakukan oleh manusia
sehingga peluang terjadinya kesalahan cukup besar. Pengolahan film otomatis dilakukan
dengan mesin dan semua tahapan pengolahan, pengaturan cahaya serta waktu dilakukan
oleh mesin sehingga peluang terjadinya kesalahan sangat minimal.
Kualitas radiograf dipengaruhi beberapa faktor yaitu tingkat kooperatif pasien,
pemilihan faktor penyinaran, dan proses pengolahan film yang tepat. Pengolahan film terdiri
dari beberapa tahapan:
● Development
Adalah proses butiran-butiran perak halida pada lapisan emulsi film setelah diradiasi
dengan sinar-X diubah menjadi logam perak yang tampak sebagai warna hitam pada
film, atau dikatakan terjadi perubahan gambar/bayangan laten menjadi bayangan
tampak. Tingkat kehitaman film sesuai dengan intensitas sinar-X yang diterimanya,
sedangkan yang tidak memperoleh penyinaran tetap bening.
● Wash
Proses ini menggunakan cairan pembilas untuk membersihkan film dari larutan
pembangkit agar tidak terbawa ke proses selanjutnya.
● Fixing or Hardening
Menetapkan dan membuat bayangan menjadi permanen dengan menghilangkan
perak halida yang tidak terkena sinar-X. Tujuannya adalah untuk menghentikan aksi
lanjutan yang dilakukan oleh cairan pembangkit yang terserap oleh emulsi film.
● Washing
Bahan-bahan tersebut dihilangkan dengan cara mencuci menggunakan air mengalir
● Dry
Proses pengeringan dilakukan dengan menggantungkan film di kamar gelap di atas
baki untuk menampung kelebihan air. Pengeringan juga dapat dilakukan dengan
menggunakan kipas namun kipas tidak diarahkan langsung ke film.

5. Apa saja persyaratan radiograf yang layak baca?


● Anotasi gambar
Meliputi identifikasi pasien, tanggal pemeriksaan, posisi, penandan kanan dan
kiri, fasilitas kesehatan dan radiografer yang memeriksa harus dapat terbaca pada film.
Anotasi ini tidak boleh menutupi gambar hasill pemeriksaan yang relevan secara
diagnostik.
● Posisi pasien
Posisi pasien yang tepat berperan penting dalam menentukan keberhasilan
pemeriksaan radiologi. Posisi pasien dapat berubah berdasarkan kebutuhan area yang
akan diperiksa.
● Densitas
Densitas dikatakan berkualitas apabila corpus vertebra di belakang jantung
terlihat samar, Th I-1V terlihat jelas dan verterbrae di bawahnya tampak kabur.

● Inspirasi cukup
Dinyatakan cukup apabila costae VI di anterior atau costae X di posterior terlihat.
Costae pada sisi anterior akan terlihat seperti berbentuk huruf V dan cotae posterior
terlihat seperti huruf A.
● Simetris kanan dan kiri berdasarkan jarak antara procesus spinosus dan kedua sisi
medial os clavicula.
● Kedua sudut costophrenicus terlihat dan tajam
● Seluruh lapang paru tampak dan tidak terpotong dan tampak percabangan bronkus
setinggi Th III atau IV

6. Bagaimana prinsip proteksi radiasi?


Terdapat 10 poin penting dalam proteksi radiasi :
● Memahami dan menerapkan prinsip-prinsip utama pengendalian radiasi yakni time,
distance dan shielding.
● Jangan membiarkan keakraban melonggarkan keamanan
● Tidak berdiri di balok utama
● Selalu kenakan pakaian pelindung saat tidak berada di belakang penghalang
pelindung
● Selalu kenakan monitor radiasi kerja dan posisikan di luar celemek pelindung di
bagian kerah
● Jangan memegang pasien selama pemeriksaan radiografi. Gunakan alat penahan
mekanik bila memungkinkan atau minta keluarga atau teman pasien untuk
membantu memegang pasien
● Orang yang membantu memegang pasien harus selalu mengenakan apron pelindung
dan jika memungkinkan menggunakan sarung tangan pelindung
● Gunakan gonadal shield pada semua orang usia subur bilang penggunaan pelindung
tersebut tidak mengganggu pemeriksaan
● Pemeriksaan pada pelvis dan abdomen bawah pada pasien hamil harus dihindari
sebisa mungkin, khususnya apabila masih di trimester pertama
● Selalu berkolimasi dengan ukuran lapangan terkecil yang sesuai untuk pemeriksaan

7. Bagaimana prinsip kerja Ultrasonografi (USG)?


Suara adalah gelombang energi yang harus ditransmisikan melalui media.
Gelombang bunyi dapat dideskripsikan berdasarkan frekuensi, panjang gelombang, dan
kecepatannya. Frekuensi adalah jumlah siklus atau gelombang yang diselesaikan setiap
detik, dan panjang gelombang adalah jarak yang diperlukan untuk menyelesaikan satu
siklus gelombang. Frekuensi gelombang suara yang digunakan dalam ultrasonografi
jauh di atas batas telinga manusia (20.000 kHz) — biasanya dalam kisaran 2 hingga 12
MHz (2 hingga 12 juta Hz).

Dua prinsip dasar ultrasonografi (USG) yaitu; pertama adalah efek piezoelektrik,
dimana ultrasound dihasilkan dari kristal keramik di transduser. Arus listrik melewati
kabel ke transduser dan dialirkan ke kristal, menyebabkan kristal berubah bentuk dan
bergetar. Getaran ini menghasilkan sinar ultrasound. Frekuensi gelombang ultrasound
yang dihasilkan ditentukan sebelumnya oleh kristal dalam transduser.
Prinsip kedua adalah prinsip pulsa-gema, yang menjelaskan bagaimana gambar
dihasilkan. Gelombang ultrasonik dihasilkan dalam bentuk pulsa, tidak terus-menerus,
karena kristal yang sama digunakan untuk menghasilkan dan menerima gelombang
suara, dan keduanya tidak dapat dilakukan pada waktu bersamaan. Dalam waktu antara
pulsa, sinar ultrasound memasuki pasien dan dipantulkan kembali ke transduser.
Gelombang suara yang dipantulkan ini, atau gema, menyebabkan kristal di transduser
berubah bentuk lagi dan menghasilkan sinyal listrik yang kemudian diubah menjadi
gambar yang ditampilkan di monitor. Transduser umumnya memancarkan ultrasound
hanya 1% dari waktu; sisa waktu dihabiskan untuk menerima gema yang kembali.

8. Bagaimana Prinsip Kerja CT-Scan


CT didasarkan pada prinsip dasar bahwa densitas jaringan yang dilewati sinar X-ray
dapat diukur dari perhitungan koefisien atenuasi. CT memungkinkan rekonstruksi
kepadatan tubuh, dengan bagian dua dimensi yang tegak lurus terhadap sumbu sistem
akuisisi. Tabung sinar-x CT (biasanya dengan tingkat energi antara 20 dan 150 keV),
memancarkan N foton (monokromatik) per unit waktu. X-ray yang dipancarkan
membentuk berkas yang melewati lapisan bahan biologis dengan ketebalan X. Detektor
yang ditempatkan di pintu keluar sampel, mengukur N + N foton, N lebih kecil dari 0.
Nilai redaman berkas X-ray dicatat dan data digunakan untuk membangun representasi
3D dari objek/jaringan yang dipindai.

Pada dasarnya ada dua proses penyerapan yaitu; efek fotolistrik dan efek Compton.
Fenomena ini diwakili oleh koefisien tunggal. Dalam kasus tertentu CT, pemancar X-
ray berputar di sekitar pasien dan detektor, ditempatkan di sisi yang berlawanan secara
diametris, mengambil gambar bagian tubuh (sinar dan detektor bergerak secara
sinkron). Tidak seperti radiografi X-ray, detektor pemindai CT tidak menghasilkan
gambar. Akan tetapi mengukur transmisi sinar tipis (1-10 mm) X-ray melalui
pemindaian penuh tubuh. Gambar bagian diambil dari sudut yang berbeda, dan
memungkinkan untuk mengambil informasi tentang kedalaman (dalam dimensi ketiga).
Untuk mendapatkan gambar tomografi pasien dari data dalam pemindaian "mentah",
komputer menggunakan algoritma matematika yang kompleks untuk rekonstruksi
gambar.
Jika X-ray di pintu keluar tabung dibuat monokromatik atau kuasi-monokromatik
dengan filter yang tepat, seseorang dapat menghitung koefisien atenuasi yang sesuai
dengan volume jaringan yang disinari dengan penerapan rumus umum penyerapan X-
ray. di lapangan. Intensitas keluar I(x) berkas foton yang diukur akan bergantung pada
lokasi. Faktanya, I(x) lebih kecil dimana tubuhnya lebih radiopak. Hounsfield memilih
skala yang mempengaruhi empat kepadatan dasar, dengan nilai sebagai berikut:

Air = -1000 HU (satuan Hounsfield)


Lemak = - 60 hingga -120 HU
Air = 0 HU
Tulang kompak = +1000 HU

Gambar bagian objek yang disinari oleh X-ray direkonstruksi dari sejumlah besar
pengukuran koefisien atenuasi. Ini mengumpulkan semua data yang berasal dari volume
dasar material melalui detektor. Menggunakan komputer, ini menyajikan permukaan
dasar dari gambar yang direkonstruksi dari proyeksi rekonstruksi matriks data, nada
tergantung pada koefisien atenuasi. Gambar CT scan adalah gambar digital dan terdiri
dari matriks persegi elemen (piksel), yang masing-masing mewakili voxel (elemen
volume) dari jaringan pasien.
Kesimpulannya, pengukuran yang dilakukan oleh detektor CT sebanding dengan
jumlah koefisien atenuasi. Gambar CT tipikal terdiri dari 512 baris, masing-masing 512
piksel, yaitu matriks persegi 512 x 512 = 262.144 piksel (satu untuk setiap voxel).
Dalam proses citra, perlu dilakukan perhitungan nilai koefisien atenuasi untuk setiap
voxel yang bersesuaian dengan piksel tersebut.
Setiap titik gambar dikelilingi oleh bintang berbentuk halo yang menurunkan kontras
dan mengkaburkan batas objek. Untuk menghindari hal ini, digunakan metode proyeksi
balik terfilter. Tindakan fungsi filter sedemikian rupa sehingga nilai negatif yang dibuat
adalah proyeksi yang disaring, ketika diproyeksikan ke belakang, dihilangkan, dan
gambar dihasilkan, yang merupakan representasi akurat dari objek asli. CT-scan
berkaitan dengan redaman X-ray selama perjalanan melalui segmen tubuh. Namun,
beberapa fitur membedakannya dari radiologi konvensional; gambar direkonstruksi dari
sejumlah besar pengukuran koefisien atenuasi. Sebelum data ditampilkan di layar,
penskalaan konvensional dibuat menjadi nomor CT, dinyatakan dalam Hounsfield Unit
(HU).
Angka CT berdasarkan pengukuran dengan pemindai EMI yang ditemukan oleh Sir
Godfrey Hounsfield 6, seorang pemenang hadiah Nobel untuk karyanya pada tahun
1979, menghubungkan koefisien atenuasi linier dari daerah terlokalisasi dengan
koefisien atenuasi air, faktor perkalian 1000 digunakan untuk bilangan bulat CT. Sinyal
yang ditransmisikan oleh detektor diproses oleh PC dalam bentuk informasi digital,
rekonstruksi citra CT.

9. Bagaimana Prinsip Kerja MRI


MRI menggunakan energi potensial yang tersimpan dalam atom hidrogen tubuh.
Atom –atom dimanipulasi oleh medan magnet dan pulsa radiofrekuensi yang sangat
kuat untuk menghasilkan gambaran dua dan tiga dimensi yang sangat spesifik melalui
program komputer. Pemindaian MRI berfungsi sebagai metode pencitraan karena
susunan unik tubuh manusia. seluruhnya terdiri dari sel-sel yang semuanya
mengandung air, terutama terbuat dari ion hidrogen (H2O). Magnet yang tertanam di
dalam pemindai MRI dapat bekerja pada ion hidrogen (ion H+) bermuatan positif ini
dan menyebabkannya 'Spin' dengan cara yang sama.
Dengan memvariasikan kekuatan dan arah medan magnet ini, kita dapat mengubah
arah 'Spin' proton, memungkinkan pemeriksa membangun lapisan detail. Ketika magnet
dimatikan, proton secara bertahap akan kembali ke keadaan semula dalam proses yang
dikenal sebagai presesi. Pada dasarnya, jenis jaringan yang berbeda di dalam tubuh
kembali dengan kecepatan yang berbeda dan inilah yang memungkinkan untuk
memvisualisasikan dan membedakan antara jaringan tubuh yang berbeda
10. Bagaimana prinsip kerja kedokteran nuklir?
Kedokteran Nuklir merupakan salah satu cabang dari ilmu kedokteran yang
memanfaatkan radiofarmaka (senyawa kompleks dari radioisotop sumber terbuka
berumur paro relatif pendek dengan suatu persediaan farmasi yang spesifik untuk organ
tertentu) dan peralatan deteksi nuklir (deteksi sinar gamma atau beta) yang dilengkapi
perangkat lunak khusus untuk mengetahui fungsi dan anatomi organ tertentu dalam
rangka diagnostik suatu kelainan/ penyakit maupun terapi penyakit.
Pencitraan kedokteran nuklir menggunakan sejumlah kecil bahan radioaktif yang
disebut radiotracers yang biasanya disuntikkan ke dalam aliran darah, dihirup atau
ditelan. Radiotracer berjalan melalui area yang diperiksa dan mengeluarkan energi
dalam bentuk sinar gamma yang dideteksi oleh kamera khusus dan komputer untuk
membuat gambar bagian dalam tubuh. Pencitraan kedokteran nuklir memberikan
informasi unik yang seringkali tidak dapat diperoleh dengan menggunakan prosedur
pencitraan lain dan menawarkan potensi untuk mengidentifikasi penyakit pada tahap
awal.
Keunggulan kedokteran nuklir adalah kemampuannya mendeteksi bahan-
bahan yang ditandai dengan perunut radioaktif. Di samping itu teknik nuklir
berperan pula dalam kajian-kajian dan penelitian-penelitian untuk lebih memahami
proses fisiologi dan patofisiologi dari kelainan yang terjadi di berbagai organ
tubuh manusia sampai tingkat seluler bahkan molekuler.

11. Bagaimana prinsip kerja radiologi intervensi?


Radiologi Intervensi merupakan bagian dari radiologi yang bergantung pada
penggunaan panduan gambar radiologis (fluoroskopi sinar-X, computed tomography
/CT , ultrasound atau magnetic resonance imaging / MRI) untuk melakukan diagnosis
atau sekaligus terapi pada saat yang sama apabila ditemukan kelainan pada hampir
semua organ tubuh.
Keuntungan utama dari teknik radiologi intervensi adalah kemampuannya meraih
hingga ke struktur yang dalam pada tubuh melalui lubang tubuh atau insisi kecil
menggunakan jarum kecil ataupun kabel kecil. Cara kerja IR adalah dengan
menyuntikkan kontras iodin ke pembuluh darah atau duktus lainnya, yang kemudian
secara fluoroskopi direkam gambarnya untuk memvisualisasi gambaran keadaan
anatomi normal, patologi, posisi kateter atau alat-alat lainnya.
12. Bagaimana cara membuat permintaan pemeriksaan radiologi konventional baik
radiologi polos ataupun radiologi dengan kontras?
Setelah dokter, dokter gigi, dokter spesialis dan dokter gigi spesialis melakukan
pemeriksaan dan membutuhkan pemeriksaan penunjang radiologi maka harus mengisi
formulir permintaan pemeriksaan radiologi yang berisi :
● Identitas pasien: nama, jenis kelamin, usia, no RM
● Keterangan diagnosis klinis pasien yang jelas
● Tanggal permintaan pemeriksaan
● Pemeriksaan yang diingikan (Non kontras, kontras atau imaging lain seperti
USG)
● Tandai bagian pasien yang ingin dilakukan pemeriksaan radiologi
● Nama dan tanda tangan dokter pengirim

13. Apakah yang dimaksud dengan ekspertise dan interpretasi radiologi?


Ekspertise merupakan kegiatan interpretasi, penilaian dan pengambilan kesimpulan
oleh seorang ahli radiologi (dokter spesialis radiologi) yang berprinsip pada persepsi
dalam mendeteksi kelainan radiologi.
Sedangkan, Interpretasi pada radiologi adalah proses mencari atau menemukan
semua informasi yang terdapat pada gambar radiografi, dengan tujuan :
● Mengidentifikasi adanya penyakit
● Melengkapi informasi mengenai sifat dasar dan perkembangan suatu penyakit
● Memungkinkan didapatkannya diagnosis pembanding/differensial diagnosis
Interpretasi radiologi terdiri dari 3 komponen yang menginterpretasikan proses
kognitif dan persepsi yaitu persepsi, analisis dan sintesis.

DAFTAR PUSTAKA
1. McEnery KW. Radiology information systems and electronic medical records. In:
ACR reference guide in information technology for the practicing radiologist. Reston.
VA: ACR; 2013.
2. Sutarto et al. 2005. Radiologi Diagnostik. Departemen Radiologi FKUI. Jakarta: Gaya
Baru.
3. Adnyana, I Gusti A. P.. 2014. Uji Kesesuaian Lampu Kolimasi Dengan Berkas
Radiasi Menggunakan Alat Quality Control (Qc). Universitas Udayana: Denpasar.
4. Bushong, SC. Radiologic Science for Technologists, Physics, Biology and Protection,
11th Edition. Elsevier, 2017.
5. Al-Muqsith. (2018). Pembacaan X-Ray. http://repository.unimal.ac.id/id/eprint/4023

6. European Guidelines on Quality Criteria for Diagnostic Radiographic Images.


https://www.sprmn.pt/pdf/EuropeanGuidelineseur16260.pdf

Anda mungkin juga menyukai