Dermatitis adalah peradangan kulit (epidermis dan dermis) sebagai respons terhadap pengaruh faktor
eksofen dan atau endogen, menyebabkan kelainan klinis berupa efloresensi polimorfik (eritema, edema,
papul, vesikel, skuama, likenifikasi) dan keluhan gatal.
Tanda pleomorfik tidak selalu terjadi bersamaan, bahkan mungkin hanya satu jenis misalnya berupa papul
(oligomorfik). Dermatitis cenderung residif (timbul kembali) dan menjadi kronis.
SINONIM:
Eksim
Ada yang memberi nama berdasarkan etiologi: dermatitis kontak, radiodermatitis, dermatitis
medikamentosa; berdasarkan morfologi: dermatitis madidans, dermatitis eksfoliativa; berdasarkan
bentuk: dermatitis numularis; berdasarkan lokalisasi: dermatitis tangan, dermatitis intertriginosa;
berdasarkan stadium penyakit: dermatitis akut dan kronis.
A. DERMATITIS KONTAK
Definisi:
dermatitis yang disebabkan oleh bahan/substansi yang menempel pada kulit
a. DKI Akut: iritan kuat seperti larutan H2SO4 dan asam hidroklorid atau basa kuat. Biasa terjadi akibat
kecelakaan di tempat kerja. Kulit terasa pedih, panas, terbakar. Ada edema, bula, mungkin nekrosis, berbatas
tegas
b. DKI lambat: gambaran klinis sama dengan DKI akut, tapi baru terjadi 8-24 jam setelah kontak. Bahan
penyebab misalnya podofilin, antralin, tretinoin, dll.
c. DKI kronik kumulatif: paling sering terjadi. Akibat kontak berulang dengan iritan lemah (deterjan, sabun,
pelarut, tanah, air). Gejala kulit kering, eritema, skuama, hyperkeratosis dengan likenifikasi. Bila terus
berlangsung terbentuk fisura. Biasa ada pada pekerja pencuci, kuli bangunan, montir, koki, tukang kebun,
penata rambut.
d. Reaksi iritan: dermatitis kontak iritan subklinis pada yang terpajan pekerjaan basah dalam beberapa
bulan pertama
f. DKI non-eritematosa: bentuk subklinis DKI ditandai dengan perubahan fungsi sawar (stratum korneum)
g. DKI subjektif: tidak terlihat, tetapi pasien merasa pedih atau terbakar setelah kontak dengan bahan kimia
tertentu.
Predileksi:
Tangan: akibat deterjen, antiseptic, getah sayuran, pestisida, dll
Lengan: jam tangan, sarung tangan karet, debu semen. Di ketiak biasanya karena deodorant,
antiperspiran
Wajah: kosmetik, spons, nikel tangkai kacamata, obat tetes mata, salep mata, debu
Telinga: anting, hearing aids, kacamata nikel
Leher: kalung, zat pewarna pakaian
Badan: tekstil, kancing logam, bahan pelembut atau pewangi pakaian
Genitalia: antiseptic, obat topical, kondom, pembalut, kontrasepsi
Tungkai atas dan bawah: tekstil, dompet, kunci, obat topical, sepatu/sandal, pembersih lantai.
3. Dermatitis Autosensitisasi
Dermatitis akut yang timbul pada tempat yang jauh dari fokus inflamasi, sedangkan penyebabnya tidak
berhubungan langsung dengan penyebab fokus inflamasi tersebut.
B. DERMATITIS ATOPIK
Definisi:
Peradangan kulit yang kronis residif, disertai gatal, dan mengenai bagian tubuh tertentu terutama wajah pada
bayi dan bagian fleksural ekstremitas pada anak
Sinonim:
S. Prurigo Besnier, eczema
C. NEURODERMATITIS SIRKUMSKRIPTA
Definisi:
Peradangan kulit kronis, gatal, sirkumskrip, ditandai likenifikasi menyerupai kulit batang kayu akibat
garukan atau gosokan berulang-ulang karena berbagai rangsang pruritogenic.
D. DERMATITIS NUMULARIS
Definisi: peradangan kulit kronis, ditandai lesi nummular atau agak lonjong, berbatas tegas, disertai
papulovesikel yang biasanya mudah pecah sehingga basah (oozing)
E. DERMATITIS STASIS
Definisi: Peradangan kulit tungkai bawah akibat insufisiensi dan hipertensi vena yang kronis.
Sinonim: Dermatitis gravitasional, ekzem stasis, dermatitis hipostatik, ekzem varikosa, dermatitis venosa,
dermatitis stasis venosa.
Source:
1. Menaidi SLSW, Bramono K, Indriatmi W. Ilmu Penyakit Kulit dan Kelamin. Edisi 7. Jakarta: Universitas Indonesia Publishing. 2021.
2. Goldsmith LA, Katz SI, Gilchrest LA, Paller AS, Leffell DJ, Wolff K. Fitzpatrick’s Dermatology in General Medicine. 8 th ed. vol. 1. McGraw
Hill. 2012.