Anda di halaman 1dari 178

24 Jam Sengsara Tuhan Yesus

Pada waktu-waktu ini yang dipenuhi ketidaktentuan, penderitaan, kekerasan dan segala jenis penyalah-
gunaan, kita lupa apa yang Ibu Gereja Kudus kita selalu ajarkan kepada kita: bahwa semua penyembuhan
yang diperlukan manusia ada di dalam Sengsara Tuhan kita Yesus Kristus.
Dengan bermeditasi dan berkontemplasi akan misteri-misteri Kristus, khususnya Sengsara, Kematian dan
Kebangkitan-Nya, semua kemanusiaan akan dapat didamaikan dengan Tuhan sendiri dan dengan setiap
orang.

Agar supaya menemukan damai, kebahagiaan, rekonsiliasi dan untuk menyembuhkan semua konsekuensi
yang disebabkan oleh dosa, sehingga dapat tinggal di dalam Kerajaan Allah, yang kita mintakan setiap
hari di dalam doa Bapa Kami “Datanglah Kerajaan-Mu, jadilah Kehendak-Mu di atas bumi seperti di
dalam Surga”, maka perlulah untuk menerima Sakramen-sakramen secara teratur dan untuk menjadikan
Sengsara Tuhan kita sebagai makanan kita sehari-hari di dalam doa dan juga di dalam kehidupan kita
sehari-hari.

“Semua penyembuhan yang diperlukan untuk seluruh kemanusiaan ada di dalam Hidup dan Sengsara-
Ku.”
Yesus kepada Hamba Allah Luisa Piccarreta
Vol. 13, 21 Oktober 1921

Jam-jam Sengsara Tuhan kita Yesus Kristus

“Santo Hannibal Mary di Francia yang sering melakukan audiensi dengan Paus Santo Pius X sebagai
seorang teman dekat, suatu hari datang ke rumah Luisa dengan kabar besar: seraya melakukan audiensi
dengan Paus, Hannibal memperkenalkan Paus pada

“The Hours of the Passion of Our Lord Jesus Christ”

sebuah buku yang ditulis oleh Luisa yang disebar-luaskan oleh Hannibal; pada suatu saat tertentu, Paus
menyela dan berkata:

“Pastor, buku ini harus dibaca sambil berlutut, sebab Yesus sendirilah yang berbicara!”

Sudah menjadi takdir bahwa di waktu-waktu kita ini, kita diberikan oleh Tuhan kita melalui Hamba
Allah, Luisa Piccarreta: “The Hours of The Passion of Our Lord Jesus Christ,” yang dipublikasikan oleh
Santo Hannibal di Francia.

Melalui meditasi Jam-jam Sengsara, engkau akan menyadari bahwa di antara semua pekerjaan yang
berbicara tentang Sengsara Tuhan kita Yesus Kristus dan kesakitan Bunda kita Yang Terkudus, inilah
pekerjaan yang terbesar yang telah diberikan oleh Tuhan Sang Pemelihara penuh kasih kepada kita.
Pekerjaan ini mengijinkan kita bermeditasi satu per satu penderitaan-penderitaan internal juga
penderitaan-penderitaan luar yang diderita oleh Penebus kita Yang Terkasih selama Sengsara-Nya.

Jam Hidup

Untuk alasan inilah, kami ingin mengundang setiap orang untuk memasuki situs ini untuk bermeditasi
setiap hari akan Sengsara Tuhan kita Yesus Kristus dengan bantuan buku yang menakjubkan ini, “The

1
Hours of the Passion of Our Lord Jesus Christ”. Pada waktu yang bersamaan, kami ingin mengundang
anda untuk menjadi sebuah “Jam Hidup”.

Sebuah “Jam Hidup” adalah sebuah kelompok terdiri dari 24 orang yang memberikan dirinya untuk
bermeditasi setiap hari, satu dari 24 Jam-jam akan Sengsara Tuhan kita Yesus Kristus.
“Sukacita Yesus sungguh amat besar ketika seseorang bermeditasi akan Jam-jam Sengsara sehingga Ia
menginginkan paling tidak satu salinan dari meditasi-meditasi ini digunakan di setiap kota dan daerah.
Sebab itu akan menjadi seolah Yesus mendengarkan suara-Nya sendiri dan doa-doa-Nya sendiri, yang Ia
naikkan kepada Bapa-Nya selama 24 jam akan Sengsara-Nya yang sedih. Dan jika ini dilakukan paling
tidak oleh beberapa jiwa di setiap daerah dan kota, IA sendiri berjanji bahwa Keadilan Ilahi-Nya akan
mereda sebagian, dan hukuman-hukuman akan berkurang selama waktu-waktu siksaan dan pertumpahan
darah yang menyedihkan ini.”

Jika tujuan tertinggi setiap orang Kristen adalah transformasinya di dalam Kristus, kita tidak dapat
menemukan bantuan lain selain daripada Jam-jam Sengsara ini. Tuhan kita berbicara mengenai Perawan
Maria yang Terberkati, Bunda-Nya, kata-Nya kepada Luisa:

Puteri-Ku, pikiran akan Sengsara-Ku tidak pernah lari dari Mama-Ku terkasih dan dengan cara
mengulanginya, dia memenuhi dirinya sendiri dengan Aku secara utuh. Sama yang terjadi dengan jiwa:
dengan cara mengulangi akan apa yang Aku derita, jiwa itu memenuhi dirinya sendiri dengan Aku. (Vol
11, 24 Maret 1913).

Semua para kudus meninggalkan ungkapan-ungkapan yang mengacu kepada Sengsara Tuhan kita. Di
antara sekian banyak, kami memilih cuplikan yang diucapkan oleh Tuhan kita kepada Santa Faustina
Kowalska:

“Ada lebih besar pahala terhadap 1 jam meditasi akan kesedihan Sengsara-Ku daripada memukuli diri
sepanjang tahun hingga berdarah.” (Divine Mercy In my soul, Buku Harian Suster Faustina Kowalska. 29
Januari 1935, Buku Catatan I).

Santo Alfonsus de Liguori menyatakan di dalam bukunya “The Passion and Death of Jesus Christ”:
“Santo Agustinus juga berkata bahwa setiap satu tetes airmata yang diteteskan pada saat
mengenang Sengsara Yesus lebih bernilai daripada sebuah ziarah ke Yerusalem, atau satu tahun puasa
roti dan air.”
(The Passion and the Death of Jesus Christ, St. ALPHONSUS de LIGUORI, Pengantar).

Untuk itu, kami ingin mengundang anda sekalian untuk bergabung dengan latihan kesalehan akan
meditasi Jam-jam Sengsara Tuhan kita Yesus Kristus.

Sehingga, di setiap kota, daerah dan bangsa, marilah kita membentuk begitu banyak Jam Hidup, dimana
dua puluh empat Jam-jam Sengsara Tuhan kita dimeditasikan dan dihidupi. Seperti banyak jam yang
hidup, biarlah mereka dengan penuh iman menandai jam-jam setiap hari, untuk menemani Yesus dengan
cinta kita, pemulihan kita dan rasa syukur kita, sebab Dia tidak dicintai sebanyak yang layak Dia terima.
Sungguh, anak-anak-Nya sendiri menyerang Dia dan menyalibkan Dia lagi di dalam hati mereka,
dengan menutup pintu-pintu terhadap rahmat, terhadap Kehendak Ilahi.

Dari sebuah surat Luisa Piccarreta kepada Santo Hannibal M. Di Francia

2
PERSATUAN DI DALAM KEHENDAK ILAHI

Satu alasan lagi yang menggerakkan kami untuk membuat dan menyebarkan Jam Hidup melalui
situs ini adalah:

Pada bulan Januari 2009 sebuah grup terdiri dari para imam dari beberapa negara, termasuk
seorang Uskup, seorang Monsignor dan seorang Diakon tetap, berkumpul untuk kedua kalinya
untuk bermeditasi dan mempelajari doktrin Kehendak Ilahi, berisi tulisan-tulisan Hamba Allah
Luisa Piccarreta.

Pada pertemuan pertama kami yang berlangsung pada tahun 2008, kami berkomitmen pada diri
sendiri untuk berdoa dengan intensi untuk meminta Tuhan kita untuk menunjukkan cara terbaik
untuk membawa persatuan seluruh dunia di antara semua orang yang hadir dan tidak hadir di
pertemuan tersebut yang mengasihi dan ingin lanjut mempelajari untuk hidup dalam Kehendak
Ilahi.

Takdir Tuhan telah mengungkapkan kepada kita bahwa cara termudah untuk berdoa “Jam-jam
Sengsara” adalah cara yang Tuhan kita Yesus Kristus tunjukkan kepada Luisa: berdoa di dalam
sebuah “Jam Hidup.” Berdasarkan ini, kami memutuskan untuk membentuk sebuah “Jam Hidup”
di antara kami sendiri; dan untuk menyelesaikan 24 jam-jam.

Kami memutuskan untuk menyarankan anda sekalian yang bersatu dengan kami di dalam doa,
mempelajari dan menginginkan hidup di dalam Kehendak Ilahi, untuk memberikan diri sendiri
setiap hari untuk bermeditasi Jam-jam Sengsara tanpa batas waktu, jika anda ingin hidup di
dalam Jam Hidup.

Untuk tujuan ini anda dapat menghubungi seseorang yang Tuhan taruh sebagai koordinator grup
anda atau mendaftar melalui halaman web ini; anda akan ditugaskan pada jam dimana anda harus
bermeditasi.

Semoga Tuhan membuka hati dan jiwa kita untuk menerima pemberian-Nya yang hebat akan
Kehendak Ilahi-Nya.

“Dunia telah menjadi tidak seimbang karena telah kehilangan pemikiran akan Sengsara-Ku. Di
dalam kegelapan, dunia tidak menemukan cahaya Sengsara-Ku yang meneranginya; dan
sebagaimana ia akan memberitahukan Kasih-Ku dan betapa berharganya jiwa-jiwa itu bagi-Ku,
sehingga dunia mungkin dapat berbalik arah mencintai DIA yang sungguh mengasihinya.”
Yesus ke Hamba Allah Luis Piccarreta
Vol.11, 2 Februari 1917

“Setelah sebegitu banyak kepahitan yang diberikan para mahkluk pada-Ku, Jam-jam ini adalah
seruputan-seruputan kecil yang manis yang diberikan jiwa-jiwa kepada-Ku; tetapi karena begitu
banyaknya seruputan-seruputan pahit yang Kuterima, seruputan manis itu terlalu sedikit. Untuk
itu, sebarkanlah lebih lagi, sebarkanlah lebih lagi!”
Yesus kepada Hamba Allah Luis Piccarreta
Vol. 11, 13 Oktober 1916

3
24 Jam Sengsara Tuhan Yesus
http://24jamsengsaratuhanyesus.blogspot.com/2018/03/apakah-jam-jam-sengsara.html
Sumber terjemahan: http://www.passioiesus.org/en/

Wednesday, March 7, 2018

Apakah Jam-jam Sengsara

JAM-JAM SENGSARA

Apakah Jam-jam Sengsara Tuhan Kita Yesus Kristus?

Pada usia 17 tahun, Hamba Allah (Servant of God) Luisa Piccarreta menulis novena-nya yang
pertama persiapan Natal dengan meditasi 9 jam. Setelah menyelesaikannya, Tuhan kita
mengundangnya untuk meditasi terus menerus pada 24 jam terakhir dimana Ia menderita selama
kejadian Sengsara-Nya, dimulai dengan saat ketika Ia mengucapkan perpisahan pada Ibu-Nya
(yaitu, sebelum mewujudkan Ekaristi) dan diakhiri dengan saat ketika Yesus dimakamkan.

Di setiap jam Sengsara-Nya, Tuhan kita mengundang kita untuk menemaninya dan memberikan
penghiburan dengan cinta kita; dengan cara ini, sedikit demi sedikit ketika kita memasuki setiap
peristiwa, setiap kata, setiap kebenaran dan setiap penderitaan, kita akan mulai mengerti betapa
besarnya Cinta Tuhan untuk kita dan tidaklah mungkin bagi kita untuk ingin mencintai Dia
sebanyak yang Ia layak dicintai oleh kita. Dengan cara ini, kita akan memperdalam pengertian
kita tidak hanya Sengsara Eksternal yang ditahan oleh Yesus, tetapi juga seluruh penderitaan-
penderitaan intim-Nya, tersembunyi di mata para mahkluk, yang merupakan Sengsara Internal.

Untuk itulah, merenungkan pada satu dari Jam-jam Sengsara berarti bersatu dengan Yesus dan
melakukan segala sesuatu yang Ia lakukan setiap satu kejadian Sengsara-Nya. Dalam artian
bersatu dengan doa-doa dan pemulihan-pemulihan yang dipersembahkan Yesus secara interior
kepada Bapa saat Ia sedang didera, dimahkotai duri, disalibkan, dan sebagainya, dan untuk
tujuan ini, kita mengikuti buku, “The 24 Hours of the Passion of Our Lord Jesus Christ.” Dengan
cara demikian, setiap waktu kita membaca, merenungkan dan menyatu di dalam setiap jam
Sengsara, kita harus mencoba untuk menjadikan doa-doa, intensi-intensi dan pemulihan-
pemulihan Yesus sebagai milik kita sendiri agar bersama Dia kita dapat mempersembahkannya
kepada Bapa bagi keselamatan jiwa-jiwa dan bermanfaat bagi semua umat manusia.

4
Cover Buku «Orologio della Passione di Nostro Signore Gesù Cristo»,
Edisi Pertama dipublikasikan tahun 1915 oleh St. Fr. Hannibal Di Francia diterjemahkan ke dalam
Bahasa Inggis dengan judul:
“The Hours of the Passion of Our Lord Jesus Christ.”

Setelah Hamba Allah Luisa Piccarreta telah melakukan secara terus menerus Jam-jam Sengsara
lebih dari tiga puluh tahun, Santo Hannibal Maria di Francia, yang telah ditunjuk oleh “the
Ecclesiastical Censor” bagi semua tulisannya, memerintahkan di bawah Kepatuhan yang Suci
untuk menuliskan semuanya itu. Sebagai hasilnya kami memiliki Buku Surga ini. Melihat
kekayaan dari isi dan melihat sekilas semua kebaikan yang akan berlaku bagi jiwa-jiwa, Santo
Hannibal mencetak empat edisi pertama buku ini yaitu pada tahun 1915, 1916, 1917 dan 1924.

Hamba Allah, Luisa Piccarreta

5
Setelah Hamba Allah Luisa Piccarreta selesai menulis naskah asli, ia mengirimkannya kepada
Santo Hannibal bersama dengan sebuah surat. Di dalam surat ini ia berbicara tentang kepuasan
yang dirasakan Yesus kapan pun kita bermeditasi akan Jam-jam ini. Luisa berkata, “seolah
Yesus mendengarkan suara-Nya sendiri dan doa-doa-Nya diperbanyak di dalam pemulihan-
pemulihan itu, seperti doa-doa yang dinaikkan-Nya kepada Bapa selama 24 jam saat Sengsara-
Nya yang sedih.” Juga, Luisa menyertakan bersama naskah dan surat akan beberapa catatan
dimana ia cantumkan pengaruh-pengaruh dan janji-janji yang dibuat Yesus bagi siapapun yang
bermeditasi akan Jam-jam Sengsara-Nya ini.

Baca Surat yang dikirimkan Hamba Allah Luisa kepada Pastor Hannibal dengan Jam-jam
Sengsara…

Surat Hamba Allah Luisa Piccarreta

Dengan hormat dan penyerahan diri yang paling sempurna bagi keputusan Gereja Suci dan
sesuai dengan keputusan Paus Urban VIII, saya melanjutkan untuk menuliskan beberapa wahyu
yang telah diberikan Tuhan Yesus Kristus kepada jiwa yang sepi, kepada siapa Dia meng-ilhami
karya ini. Wahyu-wahyu ini menunjukkan betapa menyenangkan hati Yesus yang patut
disembah itu akan praktek ini. Saya mulai dengan menuliskan sepucuk surat yang dikirimkan
kepada saya oleh Penulis:

Bapa Imam terhormat,

Saya akhirnya mengirimkan padamu “The Hours of the Passion”, sekarang tertulis seluruhnya
bagi kemuliaan Tuhan kita. Saya juga menyertakan lembar lain yang berisi pengaruh-pengaruh,
dan janji-janji indah yang Yesus buat bagi siapapun yang melakukan Jam-jam Sengsara ini.

Saya percaya siapapun yang akan merenungkannya, jika ia seorang pendosa, ia akan bertobat;
jika ia tidak sempurna, ia akan menjadi sempurna; jika ia kudus, ia akan menjadi semakin
kudus; jika ia dicobai, ia akan mendapatkan kemenangan; jika ia menderita, di dalam Jam-jam
ini ia akan menemukan kekuatan, obat, penghiburan. Dan jika jiwanya lemah dan malang, ia
akan menemukan makanan spiritual dan cermin dimana ia akan melihat dirinya sendiri terus
menerus untuk dihias dan menjadi serupa dengan Yesus, teladan kita.

Kepuasan yang diterima Yesus dari meditasi Jam-jam ini begitu besar sehingga ia ingin paling
tidak satu salinan dari meditasi-meditasi ini dipersembahkan dan dipraktekkan di setiap kota.
Nyatanya, hal itu akan terjadi seolah Yesus mendengarkan suara dan doa-doa-Nya diperbanyak
di dalam pemulihan-pemulihan seperti yang diangkat-Nya kepada Bapa-Nya selama 24 Jam
Sengsara-Nya yang sangat menyedihkan. Dan jika ini dilakukan disetiap kota, oleh jiwa
sebanyak mungkin, Yesus membuatku mengerti bahwa Keadilan Ilahi akan ditangguhkan
sebagian, dan di dalam waktu-waktu sedih akan siksaan-siksaan dan tumpah darah ini, pukulan-
pukulannya akan berhenti sebagian seolah dilembabkan.

Saya biarkan, Bapa Imam, membuat hal ini menarik bagi semuanya; semoga dengan ini engkau
menyelesaikan karya kecil yang diminta Yesus untuk aku kerjakan.

6
Saya juga berkata kepadamu bahwa tujuan dari Jam-jam Sengsara ini bukanlah semata-mata
menarasikan kisah Sengsara, sebab banyaklah buku yang membahas topik kudus ini, dan tidak
perlulah ini satu lagi menambahkan. Tetapi tujuannya lebih pada pemulihan, mempersatukan
poin-poin berbeda dari Sengsara Tuhan kita dengan keragaman banyak pelanggaran, dan
membuat pemulihan yang pantas bagi semuanya bersama Yesus, hampir memulihkan bagi
semua mahkluk yang berhutang pada-Nya.

Dari sini, cara-cara pemulihan yang berbeda hadir di dalam Jam-jam ini: di beberapa bagian
seseorang memberkati, di bagian lainnya seseorang berbelas kasih, di bagian lainnya seseorang
memuji, di bagian lain lagi seseorang menghibur Yesus yang sedang menderita, di bagian
lainnya seseorang menebus, di bagian lainnya seseorang memohon, berdoa dan meminta.

Untuk itulah, aku serahkan padamu, Bapa Imam, untuk membuat tujuan tulisan-tulisan ini
diketahui, dengan sebuah kata pengantar.

JAM-JAM SENGSARA TUHAN KITA YESUS KRISTUS


24 Jam Sengsara Tuhan kita Yesus Kristus

17.00 – 18.00  
YESUS HENDAK BERPISAH DARI IBU-NYA YANG TERKUDUS
18.00 – 19.00
YESUS MENINGGALKAN IBU-NYA YANG TERKUDUS DAN PERGI KE RUANG
PERJAMUAN
19.00 – 20.00
PERJAMUAN KUDUS YANG RESMI
20.00 – 21.00
PERJAMUAN EKARISTI
21.00 – 22.00
JAMPERTAMA - PENDERITAAN DI TAMAN GETSEMANI
22.00 – 23.00
JAMKEDUA - PENDERITAAN DI TAMAN GETSEMANI
23.00 – 00.00
JAMKETIGA - PENDERITAAN DI TAMAN GETSEMANI
00.00 – 01.00
YESUS DITANGKAP DI DALAM TAMAN ZAITUN
01.00 – 02.00
DIDORONG MENGHANTAM SEBUAH BATU, YESUS JATUH KE DALAM ARUS
SUNGAI KIDRON

02.00 – 03.00
YESUS DIBAWA KE HADAPAN HANAS

7
03.00 – 04.00
YESUS DI RUMAH KAYAFAS

04.00 – 05.00
YESUS DI TENGAH-TENGAH PARA PRAJURIT
05.00 – 06.00
YESUS DI DALAM PENJARA
06.00 – 07.00
YESUS DIBAWA KEMBALI KE HADAPAN KAYAFAS
07.00 – 08.00
YESUS DIBAWA KE HADAPAN PILATUS YANG KEMUDIAN MEMBAWANYA KE
HERODES
08.00 – 09.00
YESUS KEMBALI DIBAWA KE HADAPAN PILATUS. BARABAS LEBIH DIINGINKAN
UNTUK DIBEBASKANKETIMBANG YESUS
09.00 – 10.00
YESUS DIMAHKOTAI DURI
10.00 – 11.00
YESUS MEMANGGUL SALIB-NYA DAN BERJALAN MENUJU KALVARI PAKAIAN-
NYA DITANGGALKAN
11.00 – 12.00
PENYALIBAN
12.00 – 13.00
JAM PERTAMA - SENGSARA DI SALIB DAN KATA-KATA PERTAMA
13.00 – 14.00
JAM KEDUA - SENGSARA DI SALIB - KATA-KATA KE-DUA, KE-TIGA DAN KE-
EMPAT
14.00 – 15.00
JAM KETIGA - SENGSARA DI SALIB - KATA-KATA KE-LIMA, KE-ENAM DAN KE-
TUJUH

15.00 – 16.00
YESUS YANG TELAH WAFAT DITUSUK DENGAN TOMBAK DAN DITURUNKAN
DARI SALIB

16.00 – 17.00
PEMAKAMAN YESUS – MARIA TERKUDUS DAN PALING KESEPIAN

8
Manfaat-manfaat bermeditasi Jam-jam Sengsara
Pengaruh-pengaruh yang kita peroleh jika kita secara teratur bermeditasi akan Sengsara Tuhan
kita Yesus Kristus sungguh mengagumkan. Di dalam sejarah Gereja kita dapat melihat contoh
yang tak terbilang banyaknya akan kehidupan para kudus. Cara yang paling efektif untuk
bermeditasi akan Sengsara Tuhan kita adalah dengan buku mengagumkan ini, “The Hours of the
Passion of Our Lord Jesus Christ.” (Jam-jam Sengsara Tuhan kita Yesus Kristus).

Di dalam buku ini, Yesus memegang tangan kita dan memperkenalkan pada kita secara manis
satu per satu secara tegas saat-saat yang berlainan akan Sengsara-Nya, dari saat Ia mengucapkan
selamat tinggal kepada Bunda-Nya yang Terkudus, yangitu sebelum memulai Sengsara-Nya,
sampai perpisahan-Nya dengan sang Bunda di makam.

Dengan kehalusan yang tak terjelaskan Yesus mengajarkan kita untuk hidup bersama-Nya di
setiap saat akan Sengsara-Nya, untuk memberikan kepada-Nya penghiburan dan kenyamanan
yang sejati, pemulihan bernilai dan ucapan syukur yang layak kepada seorang Tuhan, yang
menjadi manusia, merendahkan Diri-Nya sendiri sampai ke kedalaman jurang kita.

Lebih jauh lagi, Yesus menaruh di dalam jiwa yang memasuki jam-jam ini, sebuah roh yang
baru, sebuah sikap hati yang baru, sebuah kehidupan yang baru, yang benar-benar Ilahi, hingga
jiwa itu terus-menerus merenungkan Sengsara Yesus sepanjang hari, dan lebih lagi, hidup di
setiap peristiwa-peristiwa tersebut di kehidupan jiwa itu.

Jiwa itu melebur di dalam kasih dan kesedihan yang ekstrim ini, mulai berubah menjadi Yesus,
sehingga menerima buah utuh yang Tuhan kita ingin berikan kepada kita melalui penderitaan-
penderitaan-Nya. Buah dari urutan asli dari saat kita diciptakan dan yang dirampas oleh dosa dari
kita; untuk “Hidup di dalam Kehendak Tuhan”, “Jadilah kehendak-Mu di atas bumi seperti di
dalam Surga,”, sebagaimana Yesus sendiri mengajarkannya kita dan melalui tulisan Hamba
Allah Luisa Piccarreta.

Untuk mengembalikan kita kepada keadaan, tempat dan tujuan asli satu-satunya alasan Tuhan
telah menciptakan kita bagi keabadian, bagi kemuliaan Tuhan.

Marilah kita buat daftar beberapa pengaruh yang disebutkan oleh Tuhan kita kepada Hamba
Allah Luisa Piccarreta yang berhubungan dengan meditasi Jam-jam Sengsara Tuhan kita Yesus
Kristus:

Pemikiran yang terus menerus akan Sengsara membentuk sebuah pancuran air di dalam hati
jiwa bagi kemuliaan Tuhan dan bagi kebaikan semua ciptaan.

Vol. 11, 10 April 1913


“Seseorang yang selalu memikirkan akan Sengsara-Ku membentuk sebuah pancuran di dalam
hatinya dan semakin ia memikirkan tentang hal itu, semakin besarlah pancuran itu. Dan seperti
air yang memancar adalah air umum bagi setiap orang, dengan cara yang sama, pancuran akan
Sengsara-Ku ini yang terbentuk di hatinya akan berguna bagi kebaikan jiwa, bagi kemuliaan-Ku,
dan bagi kebaikan semua ciptaan.”

9
Jam-jam Sengsara merupakan doa-doa dan pemulihan-pemulihan Yesus yang sama.

Vol.11, 6 September 1913


“Puteri-Ku… Jam-jam Sengsara-Ku, yang merupakan doa-doa-Ku sendiri, pemulihan-
pemulihan-Ku dan seluruhnya cinta, telah keluar dari kedalaman Hati-Ku. Mungkin Engkau
telah melupakan berapa kali Aku telah menyatukan Diri-Ku sendiri denganmu untuk
melakukannya bersama-sama, dan Aku telah mengubah hukuman-hukuman menjadi rahmat bagi
seluruh dunia?”

“O, betapa Aku menginginkan paling tidak satu orang di setiap kota, daerah dan negara untuk
melakukan meditasi-meditasi ini! Kenyataannya, hal itu akan terjadi, seolah Aku mendengarkan
suara dan doa-doa-Ku sendiri di setiap negara, dan Keadilan-Ku, begitu dibenci di waktu-waktu
ini, sebagian akan diredakan.”

Vol. 11, Oktober 1914


“Jam-jam ini paling berharga karena jam-jam itu tidak lain tidak bukan adalah pengulangan dari
apa yang Aku lakukan di dalam peristiwa kehidupan fana-Ku, dan yang terus Aku lakukan di
dalam Sakramen yang Maha Kudus. Ketika Aku mendengarkan Jam-jam Sengsara-Ku ini, Aku
mendengarkan sendiri suara-Ku, doa-doa-Ku sendiri. Di dalam jiwa itu Aku melihat Kehendak-
Ku – yang menginginkan kebaikan bagi semua dan memulihkan semuanya – dan Aku merasa
ditarik untuk ditinggal di dalam dia, untuk dapat melakukan apa yang ia lakukan dalam dirinya
sendiri. Oh, betapa Aku ingin bahkan satu jiwa saja di setiap kota melakukan Jam-jam Sengsara-
Ku ini! Aku akan mendengarkan Diri-Ku sendiri di setiap kota, dan keadilan-Ku, murka besar di
saat-saat ini, akan reda sebagian.”

Mengulangi Jam-jam Sengsara selalu memberikan Yesus kepuasan yang besar sehingga sebagai
imbalannya Ia membalas dengan berlimpah jiwa itu dengan cahaya dan kemuliaan baru,
rahmat-rahmat baru di bumi dan di Surga.

Vol. 11, 4 November 1914


“Aku sedang melakukan Jam Sengsara dan Yesus, merasa senang, berkata padaku: “Puteri-Ku,
jika saja kautahu betapa kepuasan besar yang Kurasakan melihat engkau mengulangi Jam-Jam
Sengsara-Ku – selalulah mengulanginya lagi dan lagi – engkau akan bahagia. Benarlah bahwa
para kudus-Ku telah merenungkan Sengsara-Ku dan telah memahami begitu besarnya yang telah
Kuderita, meleleh di dalam airmata belas kasih, begitu besar, sehingga merasa begitu dihabiskan
bagi cinta akan kesakitan-kesakitan-Ku; tetapi tidak secara terus-menerus yang demikian, dan
diulangi seringkali dengan teratur seperti ini. Dengan demikian Aku dapat mengatakan bahwa
engkau adalah yang pertama yang memberikan-Ku kesenangan ini, begitu besar dan istimewa,
ketika engkau menyimpan bagian-bagian – jam per jam – akan hidup-Ku dan akan apa yang
telah Kuderita. Dan aku begitu merasa ditarik sehingga, jam per jam, Aku memberikanmu
makanan ini dan Aku makan makanan yang sama bersamamu, melakukan apa yang kaulakukan
bersamamu. Ketahuilah, bagaimanapun, bahwa Aku akan memberikan imbalan kepadamu
dengan berlimpah dengan cahaya baru dan rahmat-rahmat baru; dan bahkan setelah kematianmu,
setiap saat jiwa-jiwa di bumi melakukan Jam-jam Sengsara-Ku, di Surga aku akan
mengenakanmu dengan pakaian cahaya dan kemuliaan yang baru.

10
Siapapun yang melakukan Jam-jam Sengsara ini membuat Kehidupan Yesus menjadi hidupnya
sendiri dan mengambil tanggungjawab-tanggungjawab-Nya yang sama.

Vol. 11, 6 November 6 1914


“Ketika aku meneruskan Jam-jam Sengsara seperti biasanya, Yesus-ku terkasih berkata
kepadaku: “Puteri-Ku, dunia ini terus menerus membarui Sengsara-Ku; dan karena kebesaran-
Ku menyelubungi segalanya, dari dalam dan luar para mahkluk, dari kontak dimana aku dipaksa
menerima paku-paku, duri-duri, cambukan-cambukan, cemooh-cemooh, ludahan dan semua
yang lainnya yang Kuderita di dalam Sengsara – dan masih banyak lagi. Sekarang, saat
melakukan kontak dengan jiwa-jiwa yang melakukan Jam-jam Sengsara-Ku aku masih
merasakan paku-paku disingkirkan, duri-duri dicabuti, luka-luka diobati, ludahan diseka. Aku
merasa Aku diberikan imbalan di dalam kebaikan terhadap kejahatan yang dilakukan oleh yang
lainnya kepada-Ku, dan di dalam merasakan kontak dengan mereka, tidak ada yang menyakiti
Aku, tetapi hanya kebaikan sehingga aku semakin dan semakin bersandar pada mereka.”

Tambahan lagi, kembali untuk berbicara mengenai Jam-jam Sengsara ini, Yesus terberkati
mengatakan:
“Puteri-Ku, ketahuilah bahwa dengan melakukan Jam-jam ini jiwa itu mengambil pikiran-
pikiran-Ku menjadi pikiran-pikirannya sendiri; dia mengambil pemulihan-pemulihan, doa-doa,
hasrat-hasrat, kasih-kasih-Ku dan bahwa serat-serat yang paling mesra, diambilnya menjadi
miliknya sendiri. Dan menaikkannya antara Surga dan bumi, ia melakukan tugas yang sama, dan
sebagai co-redemptrix (penebus pendamping), ia berkata bersama-Ku: ‘Ecce ego, mitte me
[Inilah Aku, kirimlah Aku] – Aku ingin memulihkan semuanya, menjawab semuanya, dan
memohon kebaikan bagi semuanya’.”

“Sebarkanlah lebih lagi, sebarkanlah lebih lagi!”


Jam-jam ini adalah seruputan-seruputan kecil kemanisan yang dapat diberikan jiwa-jiwa
kepada Yesus. Ketika satu jiwa mem-fokuskan pikirannya di dalam kehidupan, sengsara dan
doa-doa Yesus, para malaikat mengelilingi jiwa ini untuk mengambil kata-kata, doa-doa,
belaskasih, airmata dan persembahan-persembahannya dan menyatukannya dengan semua
milik Yesus, mereka membawanya kepada Keagungan Ilahi untuk diperbaharui di dalam Yesus
kemuliaan akan Kehidupan-Nya.

Vol. 11, 13 Oktober 1916


Aku sedang melakukan Jam-jam Sengsara, dan Yesus terberkati berkata kepadaku:
“Puteri-Ku, di dalam perjalanan hidup yang fana, ribuan dan ribuan malaikat adalah arak-arakan
Kemanusiaan-Ku, mengumpulkan semua yang telah Aku lakukan – langkah-langkah-Ku, karya-
karya-Ku, kata-kata-Ku, dan bahkan helaan nafas-Ku, kesakitan-kesakitan-Ku, tetesan-tetesan
Darah-Ku – singkatnya, semuanya. Mereka adalah para malaikat yang bertugas menjaga-Ku, dan
memberikan-Ku penghormatan; patuh pada setiap permintaan-Ku, mereka akan mengangkat dan
membawanya ke Surga, untuk diberikan kepada Bapa akan apa yang sedang Aku lakukan.
Sekarang para malaikat ini memiliki sebuah tugas istimewa, dan sebagaimana jiwa mengingat
Kehidupan-Ku, Sengsara-Ku, Darah-Ku, luka-luka-Ku, doa-doa-Ku, mereka mengelilingi jiwa
ini dan mengumpulkan kata-katanya, doa-doanya, tindakan-tindakan belas kasihnya bagi-Ku,
airmatanya dan persembahan-persembahannya; mereka menggabungkannya dengan semua

11
milik-Ku, dan mereka membawanya ke hadapan Keagungan-Ku untuk diperbaharui bagi-Ku
kemuliaan akan Kehidupan-Ku.
Kegembiraan para malaikat sangatlah besar sehinggar, dengan penuh hormat, mereka
mendengarkan pada apa yang diucapkan jiwa itu dan berdoa bersama dengannya. Jadi, betapa
begitu dengan perhatian dan hormat-lah satu jiwa harus melakukan Jam-jam ini, berpikir bahwa
para malaikat bergantung pada bibir-bibirnya untuk mengulangi apa yang diucapkannya.”
Kemudian Ia menambahkan: “Setelah sebegitu banyak kepahitan yang diberikan para mahkluk
pada-Ku, Jam-jam ini adalah seruputan-seruputan kecil yang manis yang diberikan jiwa-jiwa
kepada-Ku; tetapi karena begitu banyaknya seruputan-seruputan pahit yang Kuterima, seruputan
manis itu terlalu sedikit. Untuk itu, sebarkanlah lebih lagi, sebarkanlah lebih lagi!”

Bapa Surgawi mendapatkan kemuliaan-Nya di dalam Yesus, kepuasan dan kepuasan yang
paling sempurna dan cinta akan kebaikan bagi setiap orang, sehingga Ia ingin mendapatkan di
dalam jiwa-jiwa agar, seperti Yesus, menyerupai Dia.
Jiwa harus mengulangi niat-niat Yesus di setiap jam dimana ia bermeditasi akan Sengsara,
di dalam setiap tindakan, di dalam segalanya. Jadi, Keadilan Ilahi akan diredakan.

Vol. 11, 9 Desember 1916


“Puteri-Ku, janganlah menambah kesakitan-kesakitan-Ku dengan mengkhawatirkan – sudah
terlalu banyak. Aku tidak menginginkan ini darimu; sebaliknya, aku ingin engkau membuat
kesakitan-kesakitan-Ku, doa-doa-Ku dan seluruhnya Diri-Ku sebagai milik-Mu, dengan cara
demikian aku akan menemukan di dalam engkau satu lagi AKU. Di saat-saat ini Aku ingin
kepuasan-kepuasan yang besar, dan hanya orang yang membuat Aku menjadi miliknya
sendirilah yang dapat memberikan itu semua kepada-Ku.

Yang didapatkan Bapa di dalam Aku – kemuliaan, kesenangan, cinta, kepuasan-kepuasan utuh
dan sempurna, dan bagi kebaikan semuanya – aku ingin menemukan di dalam jiwa-jiwa ini,
seperti banyak Yesus-Yesus lain yang menyerupai Aku. Intensi-intensi ini harus kauulangi di
setiap Jam Sengsara yang kaulakukan, di dalam setiap tindakan – di dalam segalanya. Jika aku
tidak menemukan kepuasan-kepuasan-Ku – ah, berakhirlah dunia! Pukulan-pukulan akan
tercurah. Ah, puteri-Ku! Ah, puteri-Ku!” Dan Ia menghilang.

Dunia telah kehilangan keseimbangannya karena ia telah kehilangan pikiran akan Sengsara
Yesus. Ia telah berlaku bagai seorang anak yang tidak berhasrat untuk mengenali ibunya atau
seperti seorang rasul yang mengabaikan gurunya dan tidak ingin mendengarkan pengajaran-
pengajarannya. Mereka telah menjadi rasa sakit bagi mereka sendiri, teror dan kesedihan bagi
masyarakat mereka. Manusia telah menjadi seperti ini: teror dan kesakitan, kesakitan tanpa
ampun.

Vol. 11, 2 Februari 1917


Seperti biasa, aku mendapatkan diriku di luar diriku sendiri, dan aku menemuka Yesusku
terkasih selalu, begitu banyak darah menetes, dengan sebuah mahkota duri yang mengerikan
susah paya melihat aku melalui duri-duri itu. Ia berkata kepadaku:

“Puteri-Ku, dunia telah menjadi tidak seimbang karena ia telah kehilangan pemikiran akan
Sengsara-Ku. Di dalam kegelapan, dunia tidak menemukan cahaya Sengsara-Ku yang dapat

12
meneranginya; seandainya dunia tahu akan hal itu, kekasih-Ku, dan betapa mahal harga jiwa-
jiwa bagi-Ku, dunia akan berpaling untuk mengasihi Yang Esa yang telah sungguh-sungguh
mengasihinya; dan cahaya Sengsara-Ku akan menuntunya, menaruhnya sebagai penjaga
terhadap semua bahaya. Di dalam kelemahan, dunia tidak menemukan kekuatan Sengsara-Ku
yang seharusnya akan menopangnya. Di dalam ketidak-sabaran, dunia tidak menemukan cermin
kesabaran-Ku yang akan menginfuskan ke dalamnya ketenangan dan penyerahan diri; dan di
hadapan kesabaran-Ku, merasa malu, dunia akan melakukan tugasnya untuk menguasai dirinya.
Di dalam kesakitan-kesakitan, dunia tidak menemukan penghiburan di dalam kesakitan-
kesakitan yang telah seorang Tuhan tahan, menahan kesakitan-kesakitannya akan menginfuskan
ke dalamnya cinta akan penderitaan. Di dalam dosa, dunia tidak menemukan kekudusan-Ku yang
menaruh dirinya sendiri di depan dosa itu, dunia akan menginfuskan ke dalamnya kebencian
akan dosa.

Ah! Manusia telah menyalah-gunakan segalanya, sebab di dalam segalanya manusia telah
menyingkirkan Dia yang dapat menolongnya. Inilah sebabnya mengapa dunia telah kehilangan
keseimbangannya. Ia berlaku seperti seorang anak kecil yang tidak lagi mengenali ibunya; atau
seorang rasul yang menyangkal gurunya, tidak lagi ingin mendengarkan ajaran-ajarannya, atau
mempelari pelajaran-pelajarannya. Apakah yang akan terjadi dengan anak ini dan dengan rasul
ini? Mereka akan menjadi kesedihan sendiri, dan menjadi teror dan kesedihan masyarakat.
Manusia telah menjadi sedemikian rupa – teror dan kesedihan; tetapi sebuah kesedihan tanpa
belas kasihan. Ah! Manusia semakin parah dan parah, dan aku menangisinya dengan airmata
darah!”

“Jam-jam ini (Jam Sengsara) ini adalah keteraturan alam raya, yang mempersiapkan
keharmonisan antara Surga dan bumi, dan memaksa Aku tidak menghancurkan dunia.”
Saat bermeditasi pada Jam-jam Sengsara Tuhan kita Yesus Kristus, Darah-Nya, luka-luka-Nya,
cinta dan segala yang Ia lalui adalah menaruh di dalam sirkulasi pemulihan-Nya sendiri bagi
keselamatan semuanya. Hal ini bagaikan kehidupan Yesus sendiri diulang lagi.

Vol. 12, 16 Mei 1917


Kemudian aku menemukan diriku di luar diriku sendiri. Aku berada di tengah banyak jiwa yang
berkata kepadaku – tampaknya mereka adalah jiwa-jiwa di api penyucian dan para kudus, dan
mereka menyebutkan satu nama yang kukenal, yang meninggal belum lama ini – dan mereka
berkata kepadaku:

“Dia (Yesus) merasa gembira melihat bahwa tidak ada satu pun jiwa yang masuk ke Api
Penyucian tanpa memiliki tanda Jam-jam Sengsara; dan dikelilingi oleh arak-arakan Jam-jam ini
dan ditolong oleh Jam-jam ini, jiwa-jiwa dibawa ke tempat yang aman. Dan tidak ada satu jiwa
yang terbang ke dalam Surga tanpa ditemani Jam-jam Sengsara ini. Jam-jam ini terus menerus
membuat embun hujan turun dari Surga ke bumi, ke dalam Api Penyucian dan bahkan ke dalam
Surga.”

Saat mendengarkan ini, aku berkata pada diriku sendiri: “Mungkin Yesus-ku yang terkasih,
untuk menjaga kata-kata yang telah diberikan-Nya – bahwa untuk setiap kata dari Jam-jam
Sengsara, Dia akan memberikan satu jiwa – tidak ada satu jiwa yang telah Ia selamatkan yang
tidak mendapatkan manfaat dari Jam-jam ini.”

13
Setelah itu, aku kembali pada diriku sendiri, dan ketika aku bertemu Yesus-ku yang manis, aku
bertanya kepada-Nya apakah hal itu benar. Dan Dia:

“Jam-jam ini adalah urutan alam raya; Jam-jam ini menaruh Surga dan bumi di dalam
keharmonisan, dan menahan kiriman yang akan menghancurkan dunia. Aku merasakan Darah-
ku, luka-luka-ku, cinta-Ku dan segala yang telah Ku-lakukan, ditaruh di dalam sirkulasi; dan itu
semua mengalir pada semuanya untuk menyelamatkan semuanya. Dan ketika jiwa-jiwa
melakukan Jam-jam Sengsara ini, aku merasa darah-Ku, luka-luka-Ku, kerinduan-Ku untuk
menyelamatkan jiwa-jiwa, terhapuskan, dan Aku merasa Hidup-Ku diulang kembali. Bagaimana
para mahkluk memperoleh hal yang baik jika tidak dari Jam-jam ini? Mengapa engkau ragu? Hal
ini bukan milikmu, tetapi milik-Ku. Engkau telah menjadi instrumen yang tegang dan lemah.”

Untuk setiap kata yang diucapkan jiwa yang merenungkan Jam-jam Sengsara, saluran-saluran
komunikasi yang tak terhitung jumlahnya terbuka antara jiwa itu dan Tuhan.
Vo. 12, 12 Juli 1918
Aku sedang mendoakan satu jiwa yang sedang sekarat dengan ketakutan dan kekhawatiran
tertentu, dan Yesus yang kucintai datang, berkata padaku:
“Puteri-Ku, mengapa engkau takut? Tidakkah engkau tahu bahwa setiap kata pada Sengsara-Ku,
setiap pikiran, belas kasih, pemulihan, kenangan akan kesakitan-kesakitan, seperti banyak listrik
komunikasi terbuka antara Aku dan jiwa itu, dan jiwa terus mendadani dirinya dengan beragam
variasi keindahan-keindahan?”

Santo (Pater) Hannibal di Francia, berkata tentang Jam-jam Sengsara ( atau Jam Jam
Sengsara)
Vol 22, 17 Juni 1927
Setelah ini, aku menemukan diriku di luar diriku sendiri, dan ketika melihat Yesus-ku yang
manis, aku berjumpa dengan Pater Di Francia. Ia sungguh bergembira, dan ia berkata kepadaku:
“Tahukah kau berapa banyak kejutan-kejutan manis yang kudapatkan? Aku tidak berpikir
sedemikian rupa saat aku masih di bumi, walaupun aku berpikir aku telah melakukan kebaikan
dengan menerbitkan Jam-jam Sengsara. Tetapi kejutan-kejutan yang kutemui sungguh indah,
mempesona, kelangkaan yang tak pernah kutemui sebelumnya: semua kata tentang Sengsara
Tuhan kita berubah menjadi cahaya, yang satu lebih indah daripada yang lainnya – semunya
terangkai bersama; dan cahaya-cahaya ini bertumbuh semakin banyak dan semakin banyak
ketika para mahkluk melakukan Jam-jam Sengsara, dengan demikian lebih banyak cahaya
menambahkan cahaya yang pertama tadi.
Tapi apa yang paling mengejutkan aku adalah beberapa kata yang aku publikasikan tentang
Kehendak Ilahi: setiap perkataan berubah menjadi sebuah matahari dan matahari-matahari ini,
terdiri dari semua cahaya dengan sinar-sinarnya, membentuk keindahan yang mengejutkan yang
membuat seseorang terpana, terpesona. Engkau tidak dapat membayangkan betapa
mengejutkanku saat melihat diriku di tengah-tengah cahaya ini dan matahari-matahari ini –
betapa terpuaskannya aku; dan aku bersyukur kepada Kebaikan yang Maha Tinggi, Yesus, yang
telah memberikanku kesempatan dan rahmat untuk melakukannya. Kau juga, bersyukurlah pada-
Nya untukku.”

14
Janji-janji Yesus kepada mereka yang merenungkan Jam-jam Sengsara
Ketika Hamba Allah, Luisa Piccarreta, selesai menulis Jam-jam Sengsara Tuhan kita Yesus
Kristus, sebagaimana kami sebutkan sebelumnya, ia mengirimkannya kepada Santo Hannibal di
Francial dengan sebuah naskah terakhir yang menyertakan surat itu, yang telah kami salin dan
publikasikan pada website ini. Dalam surat itu, Louis berkata sebagai berikut, di antaranya:

“… aku juga menyertakan sebuah lembaran yang berisih pengaruh-pengaruh dan janji-janji
indah yang Yesus buat bagi setiap orang yang melakukan Jam-jam Sengsara ini.”

Kita telah menyebutkan sebelumnya pengaruh-pengaruh dari meditasi Jam-jam Sengsara pada
jiwa yang merenungkannya secara sering. Sekarang, kita akan mengenalkan anda dengan
beberapa janji indah yang Tuhan kita buat bagi semua yang merenungkan Jam-jam Sengsara.

Bagi mereka yang melakukan Jam-jam Sengsara, Yesus akan menganugerahinya jasa-jasa yang
sama seperti Dia yang mengalami Sengsara-Nya.
Vol. 11, 10 April 1913
Dan aku: «Katakan padaku, Kebaikanku, apa yang akan Engkau berikan sebagai imbalan bagi
mereka yang melakukan Jam-jam Sengsara yang Kauajarkan padaku?»

Dan Dia: «Puteri-Ku, aku akan melihat Jam-jam Sengsara ini bukan sebagai milikmu, tetapi
sebagai yang telah Aku lakukan. Aku akan memberikanmu jasa-jasa-Ku yang sama seperti Aku
sedang dalam derita Sengsara-Ku; dan dengan pengaruh-pengaruh yang sama menurut sikap-
sikap hati para jiwa. Ini, ketika mereka berada di bumi – dan Aku tidak dapat memberikan
mereka imbalan yang lebih hebat lagi. Kemudian, di Surga, Aku akan menempatkan jiwa-jiwa
ini di hadapan-Ku, melemparkan anak-anak panah melalui mereka dengan panah-panah cinta dan
kepuasan sebanyak waktu mereka lakukan Jam-jam Sengsara-Ku; dan mereka akan
melemparkan panah kepada-Ku. Betapa hal ini manis mempesona bagi semua mereka yang
Terberkati!»

Jika mereka melakukannya bersama dengan Yesus dan dengan Kehendak-Nya sendiri, Yesus
akan memberikan mereka satu jiwa untuk setiap kata yang diucapkan, sebab besar-kecilnya ke-
efektifan Jam-jam Sengsara ini ada pada besar-kecilnya persatuan mereka bersama Yesus.
Vol. 11, Oktober 1914
«Puteri-Ku, sebagai imbalan telah menulis Jam-jam Sengsara-Ku, untuk setiap kata yang telah
engkau tuliskan Aku akan memberikanmu sebuah cium – sebuah jiwa.»

Dan aku: «Cinta-Ku, ini untukku; dan apa yang akan Kauberikan kepada mereka yang akan
melakukannya? »

Dan Yesus: «Jika mereka melakukannya bersama Aku dan bersama dengan Kehendak-Ku, Aku
juga akan memberikan mereka satu jiwa untuk setiap kata yang akan mereka daraskan, sebab
besar-kecilnya ke-efektifan Jam-jam Sengsara ini ada pada besar-kecilnya persatuan mereka
dengan Aku. Dengan melakukan ini bersama dengan Kehendak-Ku, ia bersembunyi di dalam
Kemauan-Ku, dan karena Kemauan-Ku yang bertindak, Aku dapat menghasilkan segala
kebaikan yang Aku inginkan, walaupun hanya melalui satu kata; dan ini, untuk setiap saat
engkau melakukan Jam-jam Sengsara ini.

15
Doa Persiapan Awal

O Tuhan Yesus Kristus-ku, tersungkur di hadirat Ilahi-MU, aku memohon pada Hati-MU
yang sungguh mengasihi untuk mengijinkan aku untuk masuk ke dalam renungan sedih
akan 24 jam Sengsara-MU, dimana, demi cinta kepada kami Engkau mau menderita
sedemikian besarnya yang dialami oleh Tubuh-MU yang layak di sembah itu dan dialami
oleh Jiwa-MU yang Maha Kudus, bahkan sampai kematian di salib. O berikanlah aku
pertolongan, rahmat, cinta, hasrat yang sungguh-sungguh dan pengertian akan sengsara-
sengsara-MU saat aku melakukan renungan Jam ini.

Untuk jam-jam dimana aku tidak dapat merenungkannya, aku mempersembahkan pada-
MU niat yang kumiliki untuk merenungkan peristiwa-peristiwa tersebut; dan aku mohon
untuk merenungkan peristiwa-peristiwa tersebut dengan niatku selama jam-jam dimana
aku harus mendedikasikan diriku untuk tugas-tugasku atau untuk tidur.

Terimalah, O Tuhan yang penuh belas kasih, niat cintaku ini, dan biarlah bermanfaat bagiku
dan bagi semua, sebagaimana aku dengan cara yang efektif dan cara yang kudus mencapai
apa yang ingin kulakukan.

Aku bersyukur kepada-MU, O Yesus-ku. Aku berterimakasih pada-MU karena Engkau telah
memanggil aku untuk bersatu dengan Engkau di dalam doa. Untuk menyenangkan-MU, aku
mengambil Pikiran-pikiran-MU, Lidah-MU dan Hati-MU. Aku ingin berdoa dengan
semuanya itu. Aku ingin menggabungkan diriku di dalam kehendak-MU dan di dalam Cinta-
MU. Aku merentangkan tangan-tanganku untuk memeluk Engkau, aku meletakkan
kepalaku di Hati-MU – dan aku memulai…

Doa Syukur

DOA SYUKUR DI SETIAP JAM

Yesus-ku yang terkasih, Engkau telah memanggil aku pada Jam Sengsara-MU ini untuk
menemani-MU – dan aku telah datang. Tampaknya aku telah mendengarkan, derita dan
kesedihan, doa, penebusan dan sengsara-MU. Dengan suara-suara-MU yang paling mengasihi
dan fasih, Engkau memohon keselamatan bagi jiwa-jiwa. Aku mencoba untuk mengikuti Engkau
di dalam segala hal. Kini, aku berhutang pada-MU perasaan hatiku “Terimakasih” dan “Aku
memberkati-Mu.”

Ya, O Yesus, aku mengulangi “Terimakasih” ribuan dan ribuan kali. Aku memberkati-Mu untuk
semua yang telah Engkau lakukan dan telah Engkau derita bagiku dan bagi semua orang. Aku
berterimakasih dan aku memberkati-Mu untuk setiap tetes Darah yang Kautumpahkan. Aku
berterimakasih untuk setiap helaan nafas, untuk setiap detak jantung, dan setiap langkah-MU.
Aku berterimakasih untuk setiap kata, pandangan, penderitaan dan amukan yang telah Engkau
alami. Dalam semuanya, O Yesus-ku, aku berharap untuk memberikan-MU “Terimakasih” dan
“aku memberkati-Mu” milik-ku. O Yesusku, biarlah jiwaku mengirimkan aliran syukur dan
berkat bagi-MU yang terus menerus – untuk menarik bagi kami semua aliran limpah berkat dan
rahmat-MU. Aku mohon, O Yesus, tekanlah aku di Hati-MU, dan dengan tangan-tangan-MU

16
yang kudus materaikan setiap partikel keberadaanku dengan “Aku memberkatimu” dari-Mu,
sehingga tidak ada yang lain selain himne terus menerus bagi-MU yang berasal dariku.”

Dengan demikian aku meninggalkan keberadaanku di dalam Engkau, untuk mengikuti engkau di
dalam setiap apa yang Kau-lakukan; lebih baik lagi, Engkau akan begitu hidup di dalam aku
sehingga aku akan meninggalkan pikiran-pikiranku di dalam Engkau untuk membela Engkau
dari musuh-musuh-MU, nafas-nafasku sebagai teman setia, detak jantungku untuk mengingatkan
“Aku cinta pada-MU” milikku, dan untuk memberikan pada-MU cinta dimana orang lain
menolak untuk mencintai-MU; aku akan memberikan kepada-MU tetesan-tetesan darahku untuk
menebus dan mengembalikan hormat dan salam yang disangkal oleh musuh-musuh-MU dengan
penghinaan-penghinaan dan pelanggaran-pelanggaran. Aku akan meninggalkan seluruh
keberadaanku sebagai seorang penjaga.

Cinta-ku tersayang, saat aku harus melakukan kewajiban-kewajibanku, aku tetap akan tinggal di
dalam Hati-MU. Aku takut meninggalkannya. Tidakkah hal itu benar bahwa Engkau akan
menjagaku di sini? Detak-detak jantung kita akan terus bersentuhan sehingga Engkau akan
memberikan aku kehidupan, cinta dan persatuan yang dekat dan tak terpisahkan bersama-MU.

Yesus, jika Engkau melihat bahwa dari waktu ke waktu aku akan terpisah daripada-MU, biarlah
detak jantung-MU mempercepat detak jantungku. Biarlah tangan-tangan-MU menekanku lebih
dekat pada Hati-MU; biarlah mata-MU melihat aku dan menyayat aku dengan cahaya api
sehingga aku dapat merasakan kehadiran-MU dan segera kembali ke dalam persatuan dengan-
MU.

O Yesus-ku, berjagalah sehingga Aku tidak akan melelahkan-MU. Aku mohon pada-MU,
jagalah aku. O berikanlah aku sebuah cium, peluklah aku, dan berkatilah aku! Berikanlah tangan-
tangan-MU yang maha kudus sehingga aku dapat melakukan segala sesuatu yang harus
kulakukan untuk bersatu dengan-MU! Yesus-ku, berikanlah aku cium Kasih Ilahi, peluklah aku
dan berkatilah aku; aku akan mencium Hati-MU yang memabukkan dan beristirahat di dalam
Engkau.

17
17.00 - 18.00

17.00 – 18.00
YESUS HENDAK BERPISAH DARI IBU-NYA YANG TERKUDUS

DOA PERSIAPAN

YESUS HENDAK BERPISAH DARI IBU-NYA YANG TERKUDUS

O Bunda Surgawi, jam perpisahan telah mendekat, dan aku datang padamu, O Bunda,
berikanlah aku cinta-mu, pemulihan-pemulihan-mu dan kesedihan-kesedihan-mu.
Bersama engkau, aku ingin mengikuti Yesus sang Pujaan, selangkah demi selangkah.

Kini datanglah Yesus. Dengan jiwamu dialiri cinta, bunda berlari menemui-Nya. Tetapi hati
bunda sakit oleh kesedihan melihat Dia begitu pucat dan sedih. Kekuatanmu memudar dan
engkau sudah akan terjatuh di kaki-Nya. O mama-ku yang manis, tahukah engkau mengapa
Yesus sang Pujaan itu telah mendatangimu? Ah, DIA datang untuk mengucapkan salam
perpisahan padamu untuk terakhir kalinya, untuk memberikan kata-kata terakhir-Nya,
untuk memberikanmu pelukan terakhir kalinya! O Bunda, aku memegangmu erat-erat
dengan segala kelembutan semampu hatiku, orang malang ini, sehingga dengan
memegangmu erat-erat, aku juga dapat menerima pelukan-pelukan Yesus, sang Pujaan.
Mungkinkah engkau akan melihatku yang di bawah ini, atau mungkinkah akan menghibur
hatimu melihat satu jiwa berada dekatmu, untuk berbagi sakit hatimu, penderitaanmu dan
pemulihan-pemulihanmu?

18
Yesus, pada jam yang begitu pahit ini bagi Hati-MU yang lembut, arahan apa yang akan
Engkau berikan pada kami yang polos ini, Ibu-MU yang mengasihi dan patuh! Betapa
sebuah senandung  cinta yang manis akan naik ke Singgasana Sang Kekal, memberikan
keselamatan kepada semua mahkluk di bumi!

O mama Sugawi-ku, tahukah engkau apa yang diinginkan Yesus sang Pujaan daripadamu?
Tak ada yang lain selain berkatmu. Dari setiap partikel keberadaanmu hanya berkat dan
pujian mengalir kepada Penciptamu; namun di kala akan berpisah darimu, Yesus ingin
mendengarkan kata-kata yang manis, “Aku Memberkati-MU, Nak”. Sehingga “aku
memberkati-MU” akan mengalihkan setiap hujatan dari pendengaran-Nya dan turun
dengan manis dan lembut ke dalam Hati-Nya. Yesus menginginkan “aku memberkati-MU”
darimu untuk menjadi perisai terhadap segala pelanggaran para mahkluk.

Aku juga bergabung bersamamu, O Bunda yang manis. Pada sayap-sayap angin, aku ingin
menembus Surga untuk meminta Bapa, Roh Kudus, semua malaikat sebuah “aku
memberkati-MU” untuk Yesus, sehingga dikala pergi kepada-Nya, aku dapat memberikan
berkat-berkat mereka semua. Aku ingin pergi kepada semua mahkluk di bumi ini dan
meminta dari setiap desahan, detak jantung, langkah, nafas, pandangan mata, pikiran dan
kata – berkat dan pujian untuk Yesus. Dan jika ada yang tidak ingin memberikannya
kepadaku, aku akan melakukannya atas nama mereka.

O mama yang manis, setelah pergi ke sana kemari untuk meminta Allah Tri Tunggal Maha
Kudus, para malaikat, semua mahkluk, cahaya matahari, harum bunga-bunga, gelombang
laut, setiap desahan angin, setiap percikan api, setiap daun yang bergerak, kedipan bintang-
bintang, setiap gerakan alam, sebuah “aku memberkati-MU”, aku datang kepadamu dan aku
menempatkan seluruh berkatku bersama berkatmu. Bundaku yang manis, aku melihat
bahwa engkau terhibur oleh itu semua, dan aku mempersembahkan kepada Yesus semua
berkatku untuk menebus hujatan-hujatan dan kutuk-kutuk yang DIA terima dari mahkluk-
mahkluk.

Namun, saat aku mempersembahkan semuanya itu, aku mendengar suara gemetar berkata,
“Nak, berkati aku juga!” Cintaku yang manis, berkatilah aku bersama Bunda-MU. Berkatilah
pikiran-pikiranku, hatiku, tanganku, langkahku, perbuatanku, dan – bersama Bunda-MU –
semua mahkluk. O Bundaku, engkau menatap wajah Yesus yang penuh kesedihan, begitu
pucat, sedih, dan tersiksa, dan engkau membayangkan kesedihan yang akan segera DIA
derita. Engkau melihat Wajah-Nya dipenuhi ludahan, dan engkau memberkati-Nya. Engkau
telah melihat Wajah-Nya dipenuhi ludahan, dan engkau memberkati-Nya. Engkau melihat
Kepala-Nya ditusuk duri-duri, mata-Nya dikenakan penutup, badan-Nya disiksa dengan
cambukan-cambukan, tangan dan kaki-Nya ditembusi paku-paku, ditampar, dimahkotai
duri, DIA akan mendapatkan “aku memberkatimu” di segala tempat bersama dengan
berkatmu. O Yesus, O Bunda, aku sungguh merasa kasihan.

Kesedihanmu begitu besar di saat-saat terakhir ini. Terlihat dua Hati saling berpaut. O
Bunda, robeklah hatiku dari bumi ini dan ikatkanlah erat-erat kepada Yesus, agar sungguh
erat pada-Nya, aku dapat mengambil bagian dari rasa sakitmu. Dan berada di antara dua
hati, aku akan menerima cium terakhir-MU dan pelukan terakhir-MU di saat Engkau

19
berdua saling menatap untuk yang terakhir kaliNya. Tidakah kau mengerti bahwa AKU
tidak lagi dapat bersamamu; walaupun aku dalam kemalangan dan kedinginan? Yesus,
mama, tetaplah dekat padaku; berikanlah aku cintamu, kehendakMu. Tusuklah hatiku
dengan panah-panah dan peganglah aku di dalam tanganmu. Bersama engkau, O bunda
yang manis, aku ingin mengikuti Yesus sang Pujaan langkah demi langkah, dengan maksud
untuk memberikan-Nya penghiburan, kelegaan, cinta dan pemulihan bagi setiap orang.

O Yesus, bersama bunda-Mu, aku mencium kaki kiri-MU, dan aku mohon pada-MU untuk
mengampuni aku dan semua mahkluk yang telah seringkali tidak berjalan menuju TUHAN.
[Kemuliaan…].

Aku mencium kaki kanan-MU. Ampunilah aku dan setiap orang yang seringkali tidak
berusaha menuju kepada kesempurnaan seperti yang KAU-ingini. [Kemuliaan…].

Aku mencium tangan kiri-MU. Hubungkanlah kemurnian-MU kepada kami. [Kemuliaan…].

Aku mencium tangan kanan-MU. Berkatilah semua detak jantungku, pikiran-pikiranku, dan
cintaku agar semuanya dapat diteguhkan dengan berkat-MU, dan semuanya akan
dikuduskan. Dan saat Engkau memberkati aku, berkatilah semua mahkluk juga, dan
materaikan keselamatan jiwa-jiwa mereka dengan berkat-MU. [Kemuliaan…].

O Yesus, aku memeluk-MU bersama dengan mama-MU, dan mencium Hati-MU, aku berdoa
pada-MU agar Engkau menempatkan hatiku di antara dua Hati-MU, sehingga dapat terus
menerus terjaga oleh cinta-MU, oleh kesedihan-MU, oleh kasih dan hasrat-MU dan oleh
kehidupan-MU sendiri. Amin.
[Kemuliaan…]

RENUNGAN DAN PRAKTEK

Renungan dan praktek akan Jam-jam Sengsara dimaksudkan agar kita dapat meniru
kehidupan Yesus pada kehidupan kita, menghubungkan kehidupan kita dengan kehidupan-
Nya di dalam segala hal: Nafas-Nya, detak jantung-Nya, dan sebagainya, sehinga IA sekali
lagi hidup di antara mahkluk-mahkluk-Nya.

Sebelum memasuki sengsara-Nya, Yesus pergi kepada bunda-Nya meminta berkatnya.


Dengan perbuatan ini, DIA mengajarkan kita bagaimana kita harus patuh, dengan
kepatuhan dari dalam dan luar, untuk menanggapi inspirasi rahmat. Terkadang kita tidak
siap untuk mempraktekkan sebuah inspirasi yang baik, karena kita tertahan oleh cinta diri
yang menyatu dengan pencobaan, atau karena hormat manusia, atau agar tidak
menggunakan kekerasan kudus pada diri sendiri. Namun menolak inspirasi yang baik di
dalam melakukan sebuah kebajikan, menyelesaikan pekerjaan kebajikan, melakukan
pekerjaan yang baik, atau melakukan sebuah devosi, membuat Tuhan menarik diri,
merampas kita dari inspirasi-inspirasi baru. Sebaliknya, dengan segera menanggapi, secara
saleh dan bijaksana terhadap inspirasi-inspirasi kudus menarik lebih banyak terang dan
rahmat bagi kita. Dalam kasus ada keraguan, seseorang harus segera dan dengan niat yang

20
benar segera sungguh-sungguh berdoa dan untuk meminta kebijaksanaan dan nasehat dari
yang berpengalaman.

Dengan cara ini, TUHAN tidak pernah menahan terang dari jiwa-jiwa sehingga kita dapat
mengejar inspirasi-inspirasi kita dan melipatgandakannya, menuai manfaat-manfaat yang
terbaik. Doa-doa, perbuatan-perbuatan kita dan Jam-jam Sengsara harus dilakukan
bersama niat Yesus yang dikehendaki-Nya, mengorbankan diri kita sebagaimana yang
dilakukan-Nya untuk kemuliaan Bapa dan untuk kebaikan semua jiwa. Kita harus berserah
untuk mengorbankan diri di dalam segala hal berdasarkan cinta untuk Yesus kita yang
terkasih, berserah kepada Roh-Nya, melakukan perbuatan berdasarkan perasaan-Nya dan
meninggalkan diri sendiri untuk DIA – tidak hanya di dalam segala kesedihan dan
kemalangan dari luar, tetapi lebih jauh lagi di dalam kehidupan dalam kita. Dengan cara ini,
di segala situasi, kita siap untuk menderita. Ketika kita bertindak di dalam Roh ini, kita
memberikan kepada Yesus kita sedikit tegukan manis. Jika segala yang kita lakukan ada di
dalam Kehendak TUHAN – yang berisi segala kemanisan dan kenikmatan pada tingkatan
tak terhingga – kita akan menghibur Hati Ilahi Yesus dan memberikan-Nya tegukan-
tegukan besar yang manis untuk menghapuskan pengaruh-pengaruh racun yang diberikan
mahkluk-mahkluk kepada-Nya.

Sebelum memulai perbuatan apapun, marilah kita selalu meminta berkat dari TUHAN, agar
perbuatan-perbuatan kita dapat menyentuh Ke-Ilahian, dan dapat menarik berkat-berkat-
Nya tidak hanya untuk kita namun untuk semua mahkluk.

Yesus-ku, semoga berkat-MU mendahului aku, menemani aku dan mengikuti aku, sehingga
segala yang aku lakukan akan membawa materai “Aku memberkati engkau” yang berasal
daripada-MU.

[Persembahan dan Syukur Pribadi]

DOA SYUKUR 

21
18.00 -19.00

18.00 – 19.00
YESUS MENINGGALKAN IBU-NYA YANG TERKUDUS
DAN PERGI KE RUANG PERJAMUAN

DOA PERSIAPAN

YESUS MENINGGALKAN IBU-NYA YANG TERKUDUS DAN PERGI KE RUANG PERJAMUAN

Yesus-ku sang Pujaan, sebagaimana aku telah turut merasakan di dalam derita-MU
bersama Engkau, dan di dalam derita mama-MU yang berduka, aku melihat Engkau akan
segera berlalu untuk pergi ke tempat dimana Kehendak BAPA memanggil-MU. Cinta antara
ibu dan Putera itu begitu dashyatnya sehingga membuat kalian tak terpisahkan; dan
Engkau meninggalkan Diri-MU di dalam hati ibu-MU, dan ibu dan Ratu yang manis itu
meninggalkan hatinya di dalam Engkau. Jika tidak demikian tidak mungkinlah Engkau
dapat berpisah. Sehingga, dengan memberkati satu sama lain, Engkau memberinya cium-
MU yang terakhir untuk menguatkannya di dalam rasa sakit yang pahit yang akan ia derita.
Engkau mengucap salam perpisahan untuk terakhir kalinya, dan pergi.

Namun pucatnya Wajah-MU, Bibir-MU yang gemetar, Suara-MU yang tersesak, seolah ingin
meluap menjadi airmata dikala mengucapkan perpisahan ah, segalanya berkata kepadaku
betapa Engkau mencintai bunda dan betapa Engkau sangat menderita meninggalkannya!
Namun untuk memenuhi Kehendak Bapa, dengan Hati-MU melebur satu sama lain, Engkau
menyerahkan DiriMU bagi segalanya, ingin memulihkan mereka yang tidak ingin
melakukan kelembutan pada saudara dan teman, ikatan dan kelekatan, ketidakpedulian

22
memenuhi Kehendak Ilahi TUHAN dan menanggapi panggilan TUHAN di suatu tingkat
kekudusan.

Betapa rasa sakit yang diberikan jiwa-jiwa ini kepada-MU dengan menolak KasihMU dan
memenuhi diri mereka dengan cinta pada mahkluk-mahkluk! Cinta-KU yang manis, saat
aku membuat pemulihan bersama-MU, biarlah aku tinggal bersama ibu-MU. Biarlah aku
menghiburnya dan menopangnya saat Engkau pergi. Kemudian, aku akan segera berlari
mengejar-MU. Tetapi, oh, betapa kesedihan yang kurasakan, melihat ibu-ku yang menderita
gemetar! Dan saat ia mencoba mengucapkan perpisahan pada Puteranya, kesedihannya
begitu besar sehingga suaranya hilang dari bibirnya dan dia bahkan tidak mampu
mengucapkan sepatah katapun. Tak sadarkan diri dalam cintanya, ia hampir pingsan. Ia
menjerit, “Puteraku, puteraku, aku memberkati-MU! Betapa ini sebuah perpisahan yang
menyedihkan – lebih kejam daripada kematian apapun!”

Namun kesedihan membuatnya tak dapat berkata apa-apa lagi dan membuatnya terdiam.
Ratu yang tak dapat dihibur, biarlah aku membantumu. Biarlah aku mengeringkan
airmatamu dan menghiburmu di dalam kesedihanmu yang pahit. Bundaku, aku tidak akan
meninggalkanmu sendirian; aku mohon agar engkau membawaku sertamu. Pada jam yang
paling menyedihkan ini bagimu dan Yesus; engkau mengajarkan aku akan apa yang harus
kulakukan. Engkau mengajarkanku bagaimana aku harus membela DIA, membuat
pemulihan bagi-Nya dan menghibur-Nya; dan – jika aku harus – memberikan hidupku
untuk membela hidup-MU.

Aku tidak akan keluar dari bawah mantelmu. Jika engkau memberi tanda maka aku akan
terbang pada Yesus. Aku akan mempersembahkan pada-Nya cintamu, kasih sayangmu dan
cium-mu dengan ciumku. Aku akan menempatkannya di setiap luka, di setiap tetesan
Darah-Nya, di setiap rasa sakit dan penghinaan. Ketika IA merasakan cium dan cinta dari
bunda-Nya di setiap kesakitan, semoga menenangkan luka-luka-Nya. Kemudian aku akan
kembali bersembunyi di bawah mantelmu. Dan aku akan membawakan cium-cium-Nya
kembali kepadamu, untuk menenangkan hatimu yang terkoyak.

Mama-ku, hatiku berdegub, aku ingin pergi kepada Yesus. Dan ketika aku mencium tangan
ke-ibu-anmu, berkatilah aku sebagaimana engkau memberkati Yesus, dan ijinkanlah aku
pergi kepada-Nya. Yesus-ku yang manis, cinta mengarahkan aku kepada langkah-langkah-
Mu dan aku menggapai-Mu, saat Engkau berjalan di sepanjang jalan Yerusalem bersama
dengan rasul-rasul yang Kau-kasihi. Aku memandang-Mu dan aku masih melihat Engkau,
pucat.

Aku mendengar suara-Mu – manis, namun sedih – begitu sedihnya sehingga membuat
sedih para rasul-Mu, yang terguncang secara mendalam karena kesedihan-Mu. Ketika aku
bersandar mendengarkan, aku mendengar Engkau berkata, inilah saat terakhir Aku akan
melalui jalan-jalan ini sendirian. Besok Aku akan dibelenggu dan diseret di sepanjang jalan
di tengah-tengah ribuan hinaan. Sambil menunjuk pada tempat-tempat dimana Engkau
akan secara kejam dihina dan disiksa, Engkau berkata, bagaikan matahari, hidup-Ku di sini
akan tenggelam. Besok, pada jam ini, Aku tidak ada lagi. Tetapi Aku akan bangkit, bagaikan
matahari, di hari yang ke-tiga. Ketika mendengarkan kata-kata-Mu, para rasul menjadi

23
sedih dan terdiam dan tak tahu harus menjawab apa. Engkau menambahkan,
bersemangatlah! Jangan berputus-asa! Aku tidak akan meninggalkanmu. Aku akan selalu
bersamamu; tapi tetap, Aku perlu wafat bagi kebaikan semuanya.

Ketika Engkau diam, aku melihat Engkau tergerak, namun dengan suara gemetar Engkau
melanjutkan pengajaran-Mu. Dan sebelum masuk ke dalam Ruang Perjamuan Terakhir,
Engkau melihat matahari yang tenggelam, sebagaimana hidup-Mu akan tenggelam; Engkau
mempersembahkan langkah-langkah-Mu bagi mereka yang menemukan dirinya tenggelam,
memberikan mereka rahmat agar mereka berdiam di dalam Engkau, dan memulihkan
mereka, yang walaupun mengalami kesedihan dan kekacauan hidup tetap bersikeras tidak
ingin berserah kepada-Mu.

Kemudian Engkau melihat  Yerusalem lagi, pusat dari mukjizat-mukjizat-Mu dan pilihan


cinta Hati-Mu. Sebagai balasannya, kota itu telah mempersiapkan salib bagi-Mu dan
mempertajam paku-paku untuk pembunuhan itu. Engkau gemetar, Engkau patah hati dan
Engkau menangis akan kehancuran itu. Dengan ini, Engkau memulihkan banyak jiwa yang
dikonsekrasikan bagi-Mu, yang Engkau coba bentuk dengan sangat hati-hati karena cinta-
Mu, namun tidak bersyukur dan tidak membalas, mereka hanya memberikan-Mu sengsara
yang lebih pahit lagi! Aku ingin berbagi di dalam penebusan dosa yang Kaulakukan untuk
menenangkan hati yang patah. Tetapi aku melihat Engkau kengerian akan pemandangan
Yerusalem dan mengalihkan pandangan mata-Mu, Engkau memasuki Ruang Perjamuan
Terakhir.

Cinta-ku, tariklah aku lebih dekat pada Hati-Mu,  biarlah aku menjadikan kesedihan-
kesedihan-Mu sebagai milikku dan biarlah aku mempersembahkannya bersama dengan-
Mu. Lihatlah dengan penuh belas kasih akan jiwaku; tuangkanlah cinta-Mu ke dalamnya,
berkatilah aku.

RENUNGAN DAN PRAKTEK

Tanpa menunda, Yesus berpamitan dengan ibu-Nya, walaupun Hati-Nya yang paling
lembut itu menderita begitu dashyatnya. Apakah kita siap untuk mengorbankan kasih yang
paling sah dan kudus untuk memenuhi Kehendak Ilahi? Marilah secara khusus kita
renungkan saat-saat itu ketika kita mungkin merasa jauh dari Hadirat Ilahi atau dari devosi
yang khususnya disukai.

Yesus tidak mengambil langkah-langkah terakhir-Nya tanpa tujuan. Di dalamnya IA


memuliakan BAPA dan memohon keselamatan bagi jiwa-jiwa. Kita harus menempatkan di
dalam langkah-langkah kita intensi-intensi yang sama seperti intensi Yesus yaitu untuk
mengorbankan diri kita sendiri bagi kemuliaan Bapa dan bagi kebaikan jiwa-jiwa. Lebih
jauh lagi, kita harus membayangkan bahwa kita menempatkan langkah-langkah kita di
dalam langkah-langkah Yesus. Dia tidak menyia-nyiakan satu langkahpun, tetapi
menyertakan semua langkah mahkluk-mahkluk-Nya, membuat pemulihan dari semua
langkah-langkah tak ber-Tuhan, untuk memberikan kepada BAPA kemuliaan yang pantas,
dan kehidupan bagi semua langkah jahat para mahkluk sehingga mereka dapat berjalan di
jalan kebaikan. Demikian juga, kita harus menempatkan langkah-langkah kita ke dalam

24
langkah-langkah Yesus, mengulangi niat-niat-Nya. Apakah kita berjalan di antara sesama
dengan santun dan berkumpul sehingga menjadi suatu teladan, menginspirasikan mereka
dengan devosi dan kekudusan?

Terlepas dari penderitaan-penderitaan-Nya, dari waktu ke waktu Ia mengucapkan


beberapa kata kepada para rasul, mengatakan kepada mereka tentang sengsara-Nya yang
akan datang. Bagaimanakah kita harus bersikap di dalam pembicaraan? Ketika peristiwa
itu hadir, apakah kita mengubah pembicaraan pada perihal Sengsara Penebus kita yang
Ilahi?

Ketika Yesus yang terkasih melihat para rasul-Nya sedih dan berkecil hati, Dia mencoba
untuk menghibur mereka. Di dalam pembicaraan-pembicaran kita, apakah kita memiliki
niat untuk menghibur Yesus? Apakah kita mencoba untuk berbicara di dalam Kehendak
Tuhan, dengan menanamkan semangat Yesus Kristus kepada sesama?

Ketika Yesus berjalan ke dalam Ruang Perjamuan Terakhir, marilah kita menyertakan
seluruh pikiran, kasih, detak jantung, doa, tindakan, makan, pekerjaan, dan semua tindakan
kita lainnya di dalam Hati Yesus ketika semuanya diungkapkan. Dengan cara ini, tindakan-
tindakan kita akan memperoleh sebuah sifat Ilahi. Bagaimanapun, karena sulit untuk tetap
mempertahankan perilaku Ilahi sulitlah bagi jiwa itu untuk melebur tindakan-tindakannya
secara terus menerus di dalam Dia jiwa dapat mengimbanginya dengan niat sikap hati yang
baik, yang akan sangat menyenangkan Yesus. Dia akan menjaga pikiran, kata dan detak
jantung jiwa itu. Dia akan menempatkannya di dalam kehadiran luar dan dalam-Nya,
memandang-Nya dengan Cinta yang besar, sebagai buah dari niat baik sang mahkluk.
Kemudian, ketika jiwa itu melebur dirinya di dalam Dia, segera melakukan tindakan-
tindakan bersama Dia, Yesus yang baik merasa begitu ditarik ke arah jiwa itu sehinga Ia
akan melakukan apa yang jiwa itu lakukan bersama-Nya, mengubah tindakan-tindakan
mahkluk itu menjadi sebuah pekerjaan Ilahi.

Semua ini adalah pengaruh dari kebaikan Tuhan yang memperhitungkan segalanya dan
memberi imbalan pada segalanya, bahkan pada aksi terkecil yang dilakukan di dalam
Kehendak Tuhan sehingga mahkluk itu dipulihkan di dalam segalanya.

O hidupku dan segalanya, semoga langkah-langkah-Mu menjadi milikku, dan saat aku
berjalan di bumi ini, berikanlah agar pikiran-pikiranku berada di dalam Surga di atas!

[Persembahan dan Syukur Pribadi]

DOA SYUKUR

25
19.00 - 20.00

19.00 – 20.00
PERJAMUAN KUDUS YANG RESMI

DOA PERSIAPAN

PERJAMUAN KUDUS YANG RESMI

O Yesus, Engkau telah tiba di ruang atas bersama para rasul yang Kaukasihi dan duduk
bersama untuk makan malam bersama mereka. Betapa lembutnya, betapa ramahnya Kau
tunjukkan kepada semua orang, saat Engkau merendahkan diri untuk makan makanan
yang terakhir kalinya! Di sini, saat ini, semua di dalam Engkau adalah Cinta. Pada
kesempatan ini juga Engkau tidak hanya menebus dosa-dosa kerakusan tetapi juga Engkau
berdoa bagi kekudusan makanan agar menjadi kekuatan tubuh. Kami menyadari betapa
Engkau menginginkan kekudusan kami di dalam perilaku kerendahan hati, dalam hal-hal
biasa di keseharian kami.

Yesus, kehidupanku, pandangan manisMu nan mendalam tampak mencari semua rasul-Mu;
dan saat makan bersama mereka Hati-Mu tetap tersayat melihat para rasul-Mu masih
lemah dan goyah, terutama Yudas yang tak setia, yang telah menaruh satu kakinya di
neraka. Dan dari kedalaman Hati-Mu, Engkau menangis dengan pahit, apakah baiknya
untuk menumpahkan Darah-Ku? Di sini, satu jiwa yang Kukasihi – hilang! Mata-Mu terpoles
oleh kasih yang menyala, membakarnya untuk membuat dia mengerti kejahatan besar yang
akan dia lakukan.

26
Amal Kasih-Mu yang terbesar membuat Engkau menanggung rasa sakit ini, dan Engkau
bahkan tidak membagikannya dengan para rasul-Mu tercinta. Ketika Engkau bersedih akan
Yudas, Hati-Mu dipenuhi akan sukacita melihat rasul yang Kaukasihi, Yohanes, di sisi kiri-
Mu. Dan tak dapat menahan cinta-Mu lebih lama lagi, secara lembut Engkau menariknya
pada-Mu, menaruh kepalanya di Hati-Mu, membiarkan dia mengetahui yang andaikan saja
dapat kaulihat: Firdaus!

Pada jam yang khidmat inilah dua orang ini, yang jahat dan yang terpilih, digambarkan oleh
dua rasul itu: yang jahat di dalam Yudas, yang telah merasakan neraka di dalam hatinya;
yang terpilih, di dalam Yohanes, yang bersandar dan menyenangkan-Mu. O Tuhanku yang
manis, aku juga mendekat pada-Mu, yang adalah kelembutan terhadap para pendosa yang
ingin mencintai-Mu. Jadikanlah aku layak, walaupun aku adalah mahkluk yang tak layak,
untuk menaruh kepalaku pada Hati-Mu yang patut disembah. Aku berdoa agar Engkau
membuat aku dapat merasakan kebahagiaan Surga saat ini, sehingga terbungkus oleh
keharmonisan yang manis akan Hati-Mu, bumi tidak lagi adalah bumi, tetapi Surga. Tetapi
di dalam keharmonisan manis dan Ilahi ini, aku merasakan detak-detak jantung yang
menyakitkan berlari menjauh dari Hati-Mu. Mereka adalah jiwa-jiwa yang hilang! O Yesus,
aku mohon kepada-Mu, janganlah ijinkan lebih banyak lagi jiwa terhilang. Biarlah detak
jantung-Mu ada di dalam detak jantung mereka dan biarlah mereka merasakan detak-detak
jantung kehidupan Surga, sebagaimana rasul kesayangan-Mu, Yohanes, merasakannya.
Tertarik oleh kelembutan dan kemanisan Cinta-Mu, semoga mereka semua menyerah diri
kepada-Mu!

O Yesus, ketika aku berada di sini di Hati-Mu, berikanlah aku makanan seperti makanan
yang Kauberikan kepada para rasul-Mu, dengan makanan Cinta, makanan dari Sabda
Kudus-Mu, makanan kehendak Ilahi. O Yesusku, janganlah menolak memberikanku
makanan ini, yang mana Engkau rindukan agar aku memakannya sehingga Kehidupan-Mu
sendiri akan terbentuk di dalam aku. Yesus-Ku terkasih yang baik, saat aku di sini berada di
samping-Mu, aku melihat bahwa makanan yang Kau makan bersama dengan para rasul-Mu
yang terkasih ternyata adalah seekor domba. Ini adalah domba dalam arti kiasan. Dan tidak
ada lagi cairan vital kehidupan tersisa di dalam domba ini oleh karena kekuatan api,
demikian pula dengan Engkau, domba mistikal, yang harus menghabiskan Diri-Mu sendiri
secara utuh bagi para mahkluk dengan kekuatan Cinta. Engkau tidak menahan setetes
Darah pun bagi Diri-Mu sendiri, Engkau telah menumpahkan semuanya karena Cinta
kepada kami.

O Yesus, tidak ada yang Kaulakukan yang tidak menggambarkan secara jelas kesedihan
Kesengsaraan yang selalu tetap Kau simpan di dalam ingatan-Mu, di Hati-Mu – di dalam
segala sesuatu. Ini mengajarkan aku bahwa jika aku juga selalu memiliki ingatan akan
Sengsara-Mu di dalam pikiran dan di hatiku, Engkau tidak akan menolak aku akan
makanan Cinta-Mu.

Betapa aku bersyukur kepada-Mu! O Yesusku, Engkau memiliki aku bersama-Mu di dalam
setiap tindakan-Mu, yang dimaksudkan sebagai keistimewaan bagiku. Aku mohon pada-Mu
rahmat agar Sengsara-Mu selalu berada di dalam pikiranku, di dalam hatiku, di dalam
pandangan-pandanganku, di setiap langkahku dan di setiap hal yang aku lakukan agar

27
kemanapun aku berbelok baik di dalam hati ataupun di hadapan sesama, Engkau akan
selalu hadir bersamaku. Berikanlah aku rahmat agar tidak pernah melupakan apa yang
telah Kauderita dan Kautahan demi aku. Biarlah ini menjadi magnet bagiku untuk menarik
seluruh diriku kepada-Mu dan menahan aku untuk tidak berpaling daripada-Mu.

RENUNGAN DAN PRAKTEK

Sebelum makan marilah kita menyatukan niat-niat kita pada niat-niat Yesus kita yang baik
dan penuh kasih, membayangkan mulut kita dan mulut Yesus adalah satu, dan kita
menggerakkan lidah dan rahang kita bersama dengan lidah dan rahang-Nya. Dengan cara
ini, tidak hanya kita menarik diri kita kepada kehidupan Yesus Kristus, tetapi karena Ia
hadir bersama kehendak-Nya di dalam mulut semua mahkluk-Nya, kita akan menyatukan
diri kita bersama Dia untuk memberikan Bapa kita, kemuliaan, pujian, cinta, syukur dan
pemulihan secara utuh dimana para mahkluk berhutang pada-Nya, sebagaimana yang
Yesus lakukan ketika sedang makan.

Marilah juga membayangkan berada di meja dekat Yesus, sekarang melihat Dia, sekarang
berdoa agar Dia membagikan satu gigitan pada kita, sekarang mencium lengan baju mantel
merah-Nya, sekarang merenungkan gerakan-gerakan bibir-Nya dan mata Surgawi-Nya,
sekarang memperhatikan awan yang tiba-tiba menutupi Wajah terkasih-Nya ketika melihat
begitu banyak manusia yang tidak bersyukur! Seperti yang Yesus terkasih katakan
mengenai Sengsara-Nya selama makan malam, demikian juga kita, setiap saat kita makan,
renungkanlah bagaimana kita melakukan Jam-jam Kesengsaraan.

Para malaikat, sebagaimana yang mereka lakukan ketika Yesus di bumi, menunggu untuk
mengambil doa-doa kita dan pemulihan-pemulihan kita dan mempersembahkan perilaku
Ilahi itu di hadapan Bapa, semoga meredakan, murka-Nya yang adil terhadap banyaknya
pelanggaran yang diterima-Nya dari para mahkluk. Dan saat kita berdoa, dapatkah kita
berkata bahwa kita menyatu dan bersikap hormat? Dapatkah kita berkata bahwa para
malaikat bergembira untuk membawa doa-doa kita dengan penuh sukacita ke Surga,
sebagaimana mereka membawa doa-doa Yesus, ataukah mereka dibuat sedih oleh doa-doa
kita? Seperti saat Yesus yang bersedih ketika sedang makan, Hati-Nya tersayat dengan
pikiran akan kehilangan Yudas. Di dalamnya, Dia melihat semua jiwa yang akan hilang. Dan
hilangnya jiwa-jiwa adalah kesedihan-kesedihan-Nya yang terbesar, sehingga saat tak
mampu menahannya, Dia menarik Yohanes pada Diri-Nya untuk memberikan kelegaan.

Dengan cara yang sama, kita akan tetap mendekat pada-Nya seperti Yohanes, menyayangi-
Nya saat Ia kesakitan, memberikan-Nya kelegaan dan memberikan-Nya istirahat di dalam
hati kita. Kita akan menjadikan rasa sakit-Nya sebagai rasa sakit kita sendiri, kita akan
mengenali diri sendiri bersama Dia, untuk merasakan detak-detak jantung Hati yang Ilahi,
tersayat oleh jiwa-jiwa yang hilang. Kita akan memberikan-Nya detak-detak jantung kita
untuk menyingkirkan luka-luka itu; dan di tempat luka-luka itu kita akan menaruh jiwa-
jiwa yang mau membebaskan Dia, sehingga mereka akan bertobat dan diselamatkan. Setiap
detak jantung Yesus adalah sebuah “Aku cinta padamu” yang menggema di semua detak
jantung para mahkluk; keinginan-Nya adalah dibalas oleh hati para mahkluk untuk terus-

28
menerus bertukar cinta. Tetapi Yesus yang terkasih ditolak untuk ditanggapi demikian oleh
banyak mahkluk, dan detak-detak jantung-Nya ditinggalkan, sungguh menyesakkan dan
menyakitkan hati.

Marilah meminta kepada Yesus untuk menyegel detak jantung kita dengan “Aku cinta
padamu” dari-Nya, sehingga hati kita juga dapat hidup di kehidupan Hati-Nya. Kemudian,
bergema di dalam detak jantung para mahkluk sehingga mendorong mereka berkata, “Aku
cinta pada-Mu, Yesus.” Kita juga akan melebur diri kita di dalam Dia, kita akan mengambil
sikap hati yang Ilahi sehingga setiap saat kita melakukannya, Yesus terkasih akan berkata
kepada kita “Aku cinta padamu.” “Aku cinta padamu” ini begitu besarnya sehingga
memenuhi Surga dan bumi, mengalir di dalam para kudus, dan turun ke dalam Api
Penyucian. Hati semua mahkluk tersentuh oleh “Aku cinta padamu” ini. Setiap jengkal
mereka mengalami kehidupan baru begitu rupa hingga mereka merasakan pengaruh dari
“Aku cinta padamu” ini yang berasal dari Yesus.

Bahkan saat Ia bernafas, Yesus merasa tersesak karena hilangnya jiwa-jiwa. Kita akan
memberikan kepada-Nya nafas cinta kita untuk memberi-Nya kelegaan. Dan mengambil
nafas-Nya, kita akan menyentuh jiwa-jiwa yang berlarian dari pelukan-Nya, untuk
memberikan mereka kehidupan dari nafas Ilahi ini sehingga bukannya berlari daripada-
Nya namun justru mereka dapat kembali kepada-Nya dan berpegang pada-Nya secara lebih
lagi.

Dia juga merasakan nafas-Nya diambil oleh jiwa-jiwa yang hilang. Marilah menyatukan
nafas-nafas kita yang berat yang menyakitkan dengan nafas-nafas Yesus yang memberikan-
Nya kelegaaan. Di dalam kesedihan-kesedihan kita, marilah kita mengejar para pendosa,
mendorong mereka untuk berlindung di dalam Hati Yesus. Yang Baik-yang Terkasihku,
semoga nafasku merupakan jeritan yang terus-menerus pada nafas setiap mahkluk,
mendorongnya untuk menyatukan nafasnya di dalam nafas-Mu. Kata pertama yang
diucapkan oleh Yesus yang mengasihi saat di Salib adalah sebuah kata pengampunan untuk
mengampuni semua jiwa di hadapan Bapa. Yesus sungguh mencintai jiwa-jiwa yang berada
di sekitar Hati-Nya yang memohon pengampunan, sehingga Ia merasa seolah lengan-
lengan-Nya patah menggantikan Keadilan dengan Belas Kasih.

Kita akan memberikan Dia tindakan kita untuk memaafkan para pendosa, sehingga
tergerak oleh maaf kita, tidak ada jiwa yang pergi ke neraka. Kita akan menyatukannya
dengan Dia untuk menjaga hati para mahkluk sehingga tidak ada yang akan melakukan
pelanggaran terhadap Dia. Kita akan membiarkan Dia menuangkan Cinta-Nya, menerima
dengan niat penuh apapun yang Dia tumpahkan bagi kita – kedinginan, kekerasan,
kegelapan, tertindas, pencobaan, gangguan, fitnah, penyakit dan lain-lainnya, untuk
memberikan-Nya kelegaan dari semua yang Dia terima dari para mahkluk.

Yesus menuangkan lebih daripada sekedar cinta-Nya kepada jiwa-jiwa. Dia sering pergi
kepada satu jiwa saat Dia merasakan dinginnya mahkluk dan membiarkan jiwa itu
mengalami rasa dingin ini. Jika jiwa itu menerimanya, Yesus merasakan kelegaan dari
semua dinginnya para mahkluk, dan dingin ini akan menjaga hati mahkluk yang lainnya
sehingga Yesus pengasih itu dicintai. Di waktu lain, Yesus merasakan kekerasan hati umat-

29
Nya. Tidak sanggup menanggungnya, Ia berusaha mengusirnya dengan menarik kita
mendekat pada-Nya. Ia menyentuhkan Hati-Nya kepada kita sehingga kita merasakan
kekerasan hati itu. Ketika kita merangkul rasa sakit itu sebagai milik kita, kita menaruhnya
di sekitar hati para pendosa untuk meluluhkan kekerasan hati mereka dan membawanya
kembali kepada Yesus.

Yesusku terkasih tertimpa oleh kecerobohan para mahkluk dan ingin memberikan
kesedihan-Nya dengan membagikannya pada kita. Ketika kita merasakan Ia menjauh,
marilah kita menaruh sikap-sikap tidak peduli ini di sekitar Dia, seperti hembusan angin
untuk meredakan rasa sakit-Nya. Dan kita akan menjadi perisai-Nya dari tindakan-
tindakan ceroboh yang disengaja ini.

Yang Baik yang kukasihi, Engkau menderita hebat karena hilangnya jiwa-jiwa; dan karena
rasa kasih sayang, aku menaruh diriku pada-Mu. Aku akan mengambil rasa sakit-Mu dan
rasa sakit para pendosa bagi diriku sendiri, agar melegakan Engkau, dan agar para pendosa
berpegang pada-Mu. O Yesus-ku, luluhkanlah seluruh diriku ke dalam cinta sehingga aku
dapat terus-menerus menghibur Engkau dan memberikan rasa manis menggantikan segala
kepahitan-Mu.

 [Persembahan dan Syukur Pribadi]

DOA SYUKUR

30
20.00 - 21.00

20.00 – 21.00
PERJAMUAN EKARISTI
DOA PERSIAPAN
PERJAMUAN EKARISTI
Kasih-Ku yang lembut, Engkau tidak pernah terpuaskan dalam Kasih-Mu. Aku melihat
segera setelah Engkau selesai mewujudkan Perjamuan Kudus, Engkau berdiri dari meja
bersama murid yang Kau-kasihi; dan bersama dengan mereka Engkau menaikkan sebuah
himne Syukur kepada Bapa untuk makanan yang telah DIA berikan kepada-Mu, membuat
persiapan bagi semua jiwa yang tidak berterimakasih kepada-Mu bagi banyak cara
kehidupan yang telah Engkau pertahankan. Inilah mengapa, O Yesus, di dalam segala
sesuatu yang Kau-lakukan, sentuh atau lihat, Engkau selalu mengucapkan kata-kata dari
bibir-Mu, “Syukur kepada-MU, O Bapa”. Aku juga, Yesus, bersatu dengan Engkau,
mengambil kata-kata ini dari bibir-Mu, dan aku akan berkata, selalu dan dalam segala hal:
“Terimakasih untuk diriku sendiri dan untuk setiap orang”, untuk terus menebus
kurangnya kebersyukuran.

Mencuci kaki para murid


Yesus-ku, Kasih-Mu tampak tak mengenal lelah. Engkau meminta para murid-Mu untuk
kembali duduk. Kemudian, mengambil sebuah baskom dan melilitkan Diri-Mu dengan
sebuah handuk putih, Engkau berlutut di kaki mereka dengan cara yang demikian rendah

31
hati yang menarik perhatian seluruh Surga, menjadikan hal itu sangat mempesona. Para
murid sendiri, melihat Engkau berlutut di kaki mereka, menjadi hampir tak bergerak.

Tapi katakanlah padaku, Kekasih-ku, apa yang Kauinginkan? Apa yang hendak Engkau
lakukan dengan tindakan rendah hati ini? Kerendahan hati yang tidak pernah terlihat
sebelumnya, ataupun akan pernah terlihat lagi!

 “O anak kecil-Ku, Aku menginginkan setiap jiwa. Jadi, sebagai seorang pengemis miskin
yang berlutut penuh kerendahan hati di hadapan mereka, Aku meminta, Aku mengemis,
Aku memaksa; dengan airmata-Ku, Aku membangun jerat cinta untuk menangkap mereka..
Tersungkur di kaki mereka, dengan baskom air yang bercampur airmata-Ku ini, Aku ingin
membersihkan mereka dari setiap ketidaksempurnaan dan menyiapkan mereka untuk
menerima Aku di dalam Sakramen ini.

Aku sangat menghargai tindakan menerima AKU di dalam Ekaristi ini, sehingga Aku tidak
ingin mewakilkan tugas ini kepada para malaikat, dan bahkan tidak kepada Mama-Ku
tersayang, tetapi Aku sendiri ingin memurnikan mereka, turun sampai pada serat-serat
yang paling mesra, agar melemparkan mereka untuk menerima buah dari Sakramen itu;
dan di dalam para rasul AKU berniat untuk mempersiapkan semua jiwa.

Aku berniat untuk membuat persiapan bagi semua pekerjaan kudus, bagi administrasi
sakramen-sakramen, dan khususnya bagi semua hal yang dilakukan para imam dengan roh
kesombongan, kosong dari roh Ilahi, dan dipenuhi dengan kepentingan diri sendiri. Berapa
banyak pekerjaan baik menjangkau Aku lebih untuk tidak menghormati Aku daripada
untuk memberikan Aku hormat, lebih untuk memberikan kepahitan pada-Ku daripada
untuk menyenangkan-Ku, lebih memberikan kematian kepada-Ku daripada memberikan
Aku kehidupan! Inilah dosa-dosa yang paling menyedihkan AKu. Ya, anak-Ku, pergilah ke
seluruh dosa-dosa yang paling intim yang menyinggung Aku, satu per satu, dan puaskanlah
Aku dengan pemulihan-pemulihan-Ku sendiri, dan hiburlah Hati-Ku yang telah dipahitkan.”

Kasih-ku yang tersiksa, aku membuat Hidup-Mu menjadi hidupku sendiri; dan bersama
dengan Engkau aku berniat untuk membuat perbaikan untuk-MU dari semua pelanggaran
ini. Aku ingin memasuki tempat-tempat tersembunyi yang paling intim di Hati Ilahi-Mu dan
memperbaiki dengan Hati-Mu sendiri pelanggaran yang paling intim dan rahasia yang telah
dilakukan oleh orang-orang terkasih-Mu. O Yesus-ku, aku ingin mengikuti Engkau di dalam
setiap hal, dan bersama dengan Engkau aku ingin menghadirkan semua jiwa yang akan
menerima Engkau di dalam Ekaristi, memasuki hati mereka, dan menaruh tangan-
tanganku bersama tangan-tangan-Mu, untuk memurnikan mereka.

O Yesus, dengan airmata-Mu dan dengan air yang Kau-pakai untuk membasuh kaki para
Rasul, biarkanlah aku membasuh jiwa-jiwa yang akan menerima Engkau. Biarlah kita
memurnikan hati mereka. Marilah kita mengobarkan mereka; marilah kita kebaskan
mereka agar terbebas dari kotoran yang menodai mereka, sehingga ketika mereka
menerima Engkau, Engkau akan menemukan sukacita di dalam mereka dan bukannya
kepahitan.

32
Tapi, Sang Kebaikan-ku yang penuh kasih, ketika Engkau sungguh berniat membasuh kaki
para Rasul, aku melihat Engkau, dan aku melihat satu lagi kesedihan yang mengoyak Hati
Maha Kudus-Mu. Para Rasul ini mewakili semua putera Gereja. Dan di setiap mereka
Engkau melihat berbagai macam kejahatan yang akan bangkit di dalam Gereja, setiap
kejahatan itu adalah kelanjutan dari kesedihan-Mu. Dalam seseorang lainnya Engkau
melihat kelemahan, di dalam yang lainnya penipuan; dalam seorang lagi, kemunafikan;
dalam satunya, mencintai kepentingan diri sendiri. Di dalam Santo Petrus Engkau melihat
kurangnya kesungguhan, dan semua dosa para pemimpin Gereja. Di dalam Santo Yohanes
Engkau melihat dosa-dosa dari orang yang paling Kaukasihi. Di dalam Yudas Engkau
melihat semua kemurtadan, dengan serangkaian seluruh kejahatan yang menyedihkan
yang mereka sebabkan. Ah, Hati-Mu sungguh dibanjiri dengan kesedihan dan Kasih yang
tak dapat Kau-tanggung, dan Kau terdiam di kaki setiap Rasul. Airmata-Mu mengalir,
seraya Engkau berdoa untuk setiap pelanggaran ini, meminta pemulihan yang diperlukan
masing-masing pelanggaran.

Yesus-ku, aku juga menyatukan diriku dengan-Mu; aku membuat doa-doa-Mu, perbaikan-
perbaikan-Mu dan pemulihan-pemulihan bagi setiap jiwa, menjadi milik-ku. Aku ingin
mencampurkan airmataku dengan airmata-Mu sehingga Engkau tidak akan pernah
sendirian, tetapi akan selalu memiliki aku bersama-Mu untuk berbagi kesakitan-kesakitan-
Mu.

Kasih-ku yang lembut, sambil Engkau meneruskan membasuh kaki para rasul, engkau
sekarang sampai pada kaki Yudas. Aku mendengar Engkau berusaha bernafas; Engkau
tidak hanya menangis – Engkau tersedu. Dan, ketika Engkau membasuh kaki-kakinya,
Engkau menciumnya. Engkau menekankannya ke Hati-Mu. Tidak mampu berbicara –
suara-Mu tercekat oleh sedu sedan – Engkau melihatnya melalui mata yang bengkak
karena airmata. Dengan Hati-Mu, Engkau berkata kepadanya:

Putera-Ku! Aku mohon kepadamu, dengan suara airmata-Ku, janganlah pergi ke Neraka!
Berikanlah jiwamu kepada Aku. Aku tersungkur di kakimu, dan Aku memohon kepadamu…
Katakanlah pada-Ku apa yang kauingini. Apa yang kauminta dari-Ku? Aku akan
memberikan semuanya padamu – tapi janganlah bergabung dengan yang terhilang. Aku
adalah Tuhan-Mu – rasakanlah kesakitan-Ku ini!”

Dan sekali lagi Engkau menekan kaki-kaki itu ke Hati-Mu. Sungguh menyakitkan Hati,
melihat Yudas menetapkan kekerasan hatinya. Kasih-Mu yang tersesak hampir membuat-
Mu pingsan. Hati-ku dan Hidup-ku, biarkanlah aku memegang Engkau di dalam lenganku.
Aku mengerti bahwa inilah cara kasih yang Engkau gunakan pada setiap pendosa yang
berkeras. Tolonglah, hatiku, sebagaimana kubagikan kesedihan dan penebusan bagi dosa-
dosa yang Kau-terima dari jiwa-jiwa yang berkeras hati untuk bertobat, aku berdoa pada-
Mu untuk membiarkan kita pergi ke seluruh bumi bersama. Dimanapun ada pendosa yang
berkeras hati, marilah kita berikan mereka airmata-Mu untuk melunakkan mereka, cium-
Mu dan pelukan Kasih-Mu untuk merantai mereka pada-Mu sehingga mereka tidak dapat
kabur. Aku ingin melakukan ini untuk menghibur-Mu dari rasa sakit-Mu kehilangan Yudas.

33
Mewujudkan Ekaristi
Yesus-ku, sukacita dan kebahagiaanku, aku melihat Kasih-Mu berlari, dan semakin berlari.
Walaupun menderita hebat, Engkau bangkit dan segera mendekati Altar dimana roti dan
anggur telah dipersiapkan untuk Konsekrasi.

Cinta-ku, aku melihat Engkau bersikap lembut dan penuh kasih sayang – sesuatu yang
tidak pernah dilihat orang. Mata-Mu bersinar lebih terang daripada matahari. Wajah
kemerahan-Mu sangat indah. Bibir-Mu tersenyum dan terbakar Kasih. Tangan-tangan-Mu
dan seluruh anggota-Mu berlaku kreatif. Cinta-ku, Engkau secara utuh berubah.

Keilahian-Mu terlihat mengalir dari Kemanusiaan-Mu. O Yesus, Hati-ku dan Hidup-ku,


tampilan-Mu yang baru seluruhnya menarik perhatian semua orang. Sebuah yang
mempesona mencuri hati seluruh rasul dan membuat mereka terpana. Bunda kita yang
manis berlari di dalam roh ke kaki meja kudus untuk menyaksikan keajaiban Cinta-Mu.
Malaikat-malaikat turun dari Surga dan saling bertanya satu sama lain, “Apakah ini?
Apakah ini? Ini adalah kebodohan dari segala kebodohan dan kelebihan dari segala
kelebihan: seorang TUHAN yang bukan menciptakan surga atau bumi, tetapi menciptakan
Diri-Nya sendiri! Dan dimana! Di dalam kerendahan hati akan segala hal – dalam rupa roti
dan anggur.”

O Cinta yang tak terpuaskan, dikelilingi oleh para rasul, Engkau mengambil roti pada
tangan-tangan-Mu dan mempersembahkan-Nya kepada Bapa. Dengan suara-Mu yang
lembut aku mendengar Engkau berkata:

 “Terimakasih pada-Mu, Bapa yang Kudus, untuk selalu menjawab doa Putera-Mu. Bapa
yang Kudus, setujulah dengan-Ku. Suatu hari, Engkau mengirim Aku dari Surga ke bumi
untuk menjelma di dalam rahim mama-Ku, untuk datang dan menyelamatkan anak-anak
Kita. Sekarang, ijinkanlah Aku untuk menjelmakan Diri-Ku sendiri di dalam setiap hosti,
untuk meneruskan keselamatan mereka dan untuk menjadi kehidupan bagi setiap anak-
anak-Ku. Tidakkah Kau lihat, O Bapa? Hidup-Ku tinggal beberapa jam lagi: siapa yang tega
meninggalkan anak-anak-Ku yatim-piatu dan sendirian?
Banyaklah musuh-musuh mereka – kegelapan, hasrat-hasrat, kelemahan-kelemahan
mereka. Siapa yang akan menolong mereka? Mohon, Aku memohon kepada-Mu: biarkanlah
Aku tinggal di dalam setiap hosti untuk menjadi kehidupan bagi setiap anak-anak-Ku. Dan
Aku akan mengusir musuh-musuh mereka, dan akan menjadi cahaya bagi mereka,
kekuatan dan pertolongan di dalam segala hal. Jika tidak, kemanakah mereka akan pergi?
Siapa yang akan menuntun mereka? Pekerjaan kita adalah abadi. Cinta-Ku tak tertahankan;
Aku tidak dapat – juga Aku tidak mau – meninggalkan anak-anak-Ku”

Tergerak oleh kelembutan Sang Putera, suara penuh cinta, Bapa turun dari Surga. DIA
bersatu dengan Diri-Nya sendiri dengan Roh Kudus di altar untuk bersepakat dengan
Putera-Nya. Yesus mengucapkan kata-kata konsekrasi dengan suara kuat dan
menggerakkan; dan tanpa meninggalkan Diri-Nya sendiri IA menciptakan Diri-Nya sendiri
di dalam roti dan anggur. Kemudian IA memberikan komuni kepada para rasul; dan Aku
percaya bahwa bunda surgawi kita tidak berdiam tanpa menerima-Nya. Ah, Yesus, surga
tertunduk dan semua melakukan tindakan sembah sujud (adorasi) di dalam rupa baru-Mu

34
Tetapi, Yesus yang manis, saat Cinta-Mu tetap tinggal menyenangkan dan memuaskan, tak
kurang dalam apapun, aku melihat, O Kebaikan-ku, di altar ini, semua hosti yang
dikonsekrasikan yang akan ada sampai akhir jaman.

Aku melihat semua rasa sakit-MU yang terjadi di setiap hosti, karena Cinta-Mu yang begitu
besar, manusia menanggapinya dengan ketidak-bersyukuran yang besar dan dengan
kejahatan-kejahatan yang besar. Hati dari hatiku, aku ingin selalu bersama-Mu, di setiap
tabernakel, di setiap butiran, dan disetiap hosti yang dikonsekrasikan yang akan terjadi
sampai dunia berakhir.

Aku ingin mempersembahkan pada-Mu semua tindakan pemulihan bagi pelanggaran-


pelanggaran yang Kauterima. Sehingga, o hatiku, aku datang di samping-Mu dan mencium
kening mulia-Mu. Namun ketika aku mencium-Mu, aku merasakan bibir-bibirku tertusuk
duri dari duri-duri yang mengelilingi kepala-Mu. Aku melihat, O Yesus-ku, bahwa Engkau
tidak dikasihani akan duri-duri ini di dalam hosti kudus ini, sama seperti Engkau tidak
dikasihani saat Sengsara-Mu.

Aku melihat betapa banyaknya manusia yang datang di hadapan-Mu dan bukannya
mempersembahkan kepada-Mu kebaikan akan pikiran-pikiran baik mereka, mereka
mengirimkan pada-Mu pikiran-pikiran jahat. Itulah sebabnya Engkau menundukkan
kepala-Mu sekali lagi, seperti di dalam Sengsara-Mu, Engkau menerima dan menderita
karena duri-duri dari pikiran-pikiran jahat mereka. O Cinta-ku, aku menghampiri-Mu untuk
berbagi rasa sakit-Mu. Aku menaruh semua pikiranku di dalam pikiran-Mu untuk mengusir
duri-duri yang menyebabkan kesedihan-Mu yang begitu besar. Semoga setiap pikiranku
mengalir di setiap pikiran-Mu untuk menggantikan semua pikiran jahat manusia dan,
dengan cara ini, akan menghibur-Mu pikiran yang membuat menderita. O Yesus-Ku yang
Baik, aku mencium mata-Mu yang indah. Di dalam hosti kudus ini aku melihat mata-Mu
yang mengasihi dengan antisipasi, menunggu semua untuk datang ke hadirat-Mu, melihat
mereka dengan tatapan-tatapan cinta, dan menerima tatapan yang juga mengasihi dari
mereka. Tetapi berapa banyak yang datang kepada-Mu, dan bukannya melihat dan mencari
Engkau, mereka melihat pada hal-hal yang mengganggu Engkau, dan sungguh tidak
menyenangkan-Mu ketika menatap Engkau dan mereka saling menatap.

Engkau menangis. Jadi seraya mencium-Mu, aku merasakan bibir-bibirku bermandikan


airmata-Mu. Yesus-ku, janganlah menangis; aku ingin menempatkan mataku ke dalam
mata-Mu untuk berbagi rasa sakit ini dengan-Mu, dan untuk menangis dengan-Mu. Dan
ingin memulihkan semua tatapan manusia yang mengganggu, aku mempersembahkan
kepada-Mu tatapan-tatapanku, selalu tertuju pada-Mu. Yesus, Cinta-ku, aku mencium
telinga-telinga Maha Kudus-Mu. Ah, aku melihat Engkau sedang mendengarkan sungguh-
sungguh akan doa-doa yang didaraskan dengan buruk, penuh ketidak-percayaan, kurang
keyakinan yang sejati; itu semua doa-doa yang tidak hidup yang diucapkan hanya karena
kebiasaan. Dan telinga-telinga-Mu lebih terganggu lagi di dalam hosti kudus ini daripada di
dalam Sengsara itu sendiri.

35
O Yesus-ku, aku ingin mengambil semua keharmonisan surga dan melepaskannya pada
telinga-Mu untuk memulihkan Engkau. Aku ingin menempatkan telinga-telingaku di dalam
telinga-Mu, bukan hanya untuk berbagi penderitaan ini dengan-Mu, tetapi juga untuk
mempersembahkan tindakan pemulihan dan penghiburan yang terus-menerus dan segera.
Yesus, Hidup-ku, aku mencium Wajah Maha Kudus-Mu; aku melihatnya berdarah, memar
dan bengkak. Manusia-manusia itu, O Yesus, datang kepada Hosti Kudus, dan dengan
gerakan tidak sopan dan perbuatan jahat, bukannya memberi-Mu penghormatan, tampak
seperti mengirim tamparan dan ludahan pada-Mu. Malahan, seperti di dalam Sengsara,
Engkau menerima semua itu dengan kedamaian dan kesabaran dan bertahan dengan
sempurna di dalam segalanya.

O Yesus, bukan hanya aku ingin meletakkan wajahku dekat dengan wajah-Mu untuk
membelai-Mu dan mencium-Mu saat Engkau menerima tamparan-tamparan, dan
menghilangkan ludahan, tetapi aku juga ingin menaruh wajah-ku pada wajah-Mu untuk
berbagi rasa sakit ini dengan-Mu. Aku ingin membagi tubuhku menjadi partikel-partikel
kecil dan meletakkannya di hadapan-Mu sebagai patung-patung berlutut yang tak
terhitung jumlahnya. Aku ingin mengubah semua gerakanku menjadi ketersungkuran yang
terus menerus untuk menggantikan semua ketidak-hormatan yang Engkau terima dari
manusia. Yesus, segalanya bagiku, aku mencium mulut-Mu yang termanis. Aku melihat saat
Engkau turun pada hati manusia, kontak pertama yang Kau-lakukan adalah pada lidah
mereka. Oh, betapa pahitnya Engkau jumpai, banyak yang menggigit, lidah-lidah tak murni
dan jahat! Ya, Engkau merasa bagaikan teracuni oleh lidah-lidah itu, dan lebih buruk lagi
Engkau turun ke hati mereka. O Yesus, jika saja mungkin, aku ingin menjadi setiap mulut
manusia itu untuk membuatnya manis bagi-Mu, dan membuat pemulihan bagi apapun
pelanggaran yang Kauterima.

Tuhan-ku yang kelelahan, aku mencium leher Maha Kudus-Mu, aku melihat Engkau lelah
dan sangat kelelahan, dan semuanya terserap di dalam Cinta-Mu yang gigih. Katakan
padaku, apa yang Kau-lakukan? Dan Yesus menjawab:

 “Anak-Ku, di dalam hosti ini aku bekerja dari fajar hingga gelap, membentuk terus-
menerus rantai-rantai cinta, agar saat jiwa-jiwa datang kepada-Ku mereka akan
mendapatkan rantai-rantai cinta yang siap merantai mereka kepada Hati-Ku. Tetapi,
tahukah kau apa yang mereka lakukan? Banyak yang tidak menginginkan rantai-rantai-Ku,
dan secara paksa mereka melepaskan diri mereka sendiri dan menghancurkan dirinya
berkeping-keping. Namun karena rantai-rantai ini terikat pada Hati-Ku, Aku tetap tersiksa
hingga pada kegilaan. Dan, ketika jiwa-jiwa ini mencerai-beraikan rantai-rantai itu dan
menghancurkan pekerjaan yang Ku-lakukan di dalam Sakramen ini, mereka mencari
rantai-rantai mahkluk lainnya. Dan mereka melakukan ini bahkan di hadirat-Ku, memakai-
Ku untuk tujuan-tujuan mereka. Rasa sakit dari hal ini begitu besar sehingga hal ini
memberikan demam kekerasan yang membuat-Ku pingsan dan menjadi tak waras.”

O Yesus, betapa aku memberikan rasa belas kasih-Ku! Engkau mencintai begitu terbebani
dengan hal ini. Agar melegakan-Mu dari pelanggaran-pelanggaran yang Kauterima dari
jiwa-jiwa ini, aku mohon kepada-Mu untuk merantai hatiku dengan rantai-rantai yang
diputuskan oleh mereka, agar memberikan kepada-Mu balasan cinta menggantikan tempat

36
mereka. Api yang di dalamnya begitu besar sehingga untuk sedikit memberikan kelegaan
pada nyala-Mu yang berkobar begitu besar – saat ingin sedikit beristirahat dari pekerjaan-
Mu – Engkau juga ingin bermain di dalam Sakramen ini. Permainan-Mu adalah untuk
membentuk panah-panah dan anak-anak panah sehingga ketika manusia-manusia datang
ke hadapan-Mu, Engkau mulai bermain dengan mereka dengan cara menembakkan panah-
panah dari dada-Mu untuk melukai mereka. Ketika mereka menerima hal itu, Engkau
merayakannya, dan begitulah permainan-Mu dimainkan.

Tetapi banyak, O Yesus-ku, yang mengelak daripadanya, menggantikannya dengan panah-


panah hati yang dingin, anak-anak panah suam-suam kuku, dan panah-panah ketidak-
bersyukuran. Hal ini menyedihkan-Mu hingga Engkau menangis, karena manusia-manusia
itu membuat permainan Cinta-Mu gagal.

O Yesus, inilah dadaku, siap untuk menerima tidak hanya anak-anak panah yang
ditakdirkan bagiku tetapi juga bagi anak panah yang ditolak oleh yang lainnya. Dengan cara
ini, permainan-Mu tidak lagi akan membuat-Mu frustrasi. Dan sebagai gantinya, aku ingin
membuat pemulihan bagi-Mu bagi hati yang dingin, kesuam-suam kuku-an dan ketidak-
bersyukuran yang Kau-terima. O Yesus, aku mencium tangan kiri-Mu, dan aku berniat
untuk membuat pemulihan bagi sentuhan-sentuhan tidak sah dan tidak kudus yang
dilakukan di Hadirat-Mu. Aku mohon kepada-Mu untuk selalu memegangku dekat di hati-
Mu! O Yesus, aku mencium tangan kiri-Mu. Aku berniat untuk membuat pemulihan bagi
semua dosa sakrilegi, terutama semua yang dilakukan secara buruk saat Misa-Misa
dirayakan. Berapa sering, Cinta-ku, Engkau dipaksa turun dari surga ke dalam tangan-
tangan para imam yang dengan kebajikan otoritas yang diberikan kepada mereka,
memanggil Engkau. Tetapi Engkau mendapatkan tangan-tangan itu penuh lumpur dan
kotoran busuk. Dan walaupun Engkau merasa mual di dalam tangan-tangan mereka, Cinta-
Mu memaksa-Mu untuk tinggal.

Dalam kenyataannya, lebih buruk lagi pada imam-imam tertentu. Dalam hal ini, Engkau
mendapatkan imam yang Kau-kasihi, dengan kejahatan dan dosa sakrilegi yang besar,
membarui penghujatan. Yesus-ku, sungguh mengerikan memikirkan hal itu. Lagi,
sebagaimana di dalam Sengsara, Engkau mendapatkan Diri-Mu sendiri di dalam tangan-
tangan yang tak layak ini, seperti anak domba kecil yang malang, menunggu kematian-Mu
sekali lagi. O Yesus, betapa menderitanya Engkau! Dan betapa Engkau ingin memiliki
tangan yang mengasihi untuk membebaskan Engkau dari tangan-tangan bernoda ini! Ya,
ketika Engkau mendapatkan Diri-Mu di dalam tangan-tangan ini, aku berdoa pada-Mu
untuk membuatku berada di sana untuk melakukan pemulihan bagi-Mu. Aku ingin
membungkus-Mu dengan kemurnian para malaikat, memberi-Mu harum-haruman dengan
kebajikan-kebajikan-Mu untuk mengurangi bau menyengat dari tangan-tangan mereka,
dan mempersembahkan kepada-Mu hatiku agar menjadi tempat pengungsian-Mu. Dan saat
Engkau berada dalamku, aku akan berdoa pada-Mu bagi para imam agar mereka menjadi
pelayan-pelayan-Mu yang layak dan tidak lagi membahayakan kehidupan Sakramental-Mu.

O Yesus, aku mencium Kaki kiri-Mu. Dan aku berniat untuk membuat pemulihan bagi-Mu
untuk mereka yang menerima-Mu hanya karena kebiasaan dan tanpa sikap hati yang layak.
O Yesus, aku mencium Kaki kanan-Mu, dan aku bermaksud untuk membuat pemulihan

37
bagi-Mu untuk mereka yang menerima-Mu yang menyebabkan kemarahan-Mu. Kumohon,
jika mereka lancang melakukan hal itu, aku berdoa padamu untuk membarui mujizat yang
Kaulakukan ketika Loginus menusuk Hati-Mu dengan tombak; dengan darah yang mengalir
dan menyentuh matanya Engkau mempertobatkannya dan menyembuhkanya. Sama
halnya, dengan sentuhan sakramental-Mu, ubahlah pelanggaran-pelanggaran menjadi
cinta.

O Yesus, aku mencium Hati-Mu, pusat dimana semua pelanggaran dituangkan. Aku berniat
untuk membuat pemulihan bagi-Mu untuk setiap hal dan setiap orang; untuk mencintai-Mu
untuk membalas Cinta-Mu; dan selalu bersatu dengan-Mu, untuk berbagi rasa sakit-Mu.
Kumohon, Pemanah Cinta Surgawi, jika aku gagal untuk membuat pemulihan bagi-Mu
karena pelanggaran, aku berdoa pada-Mu untuk memenjarakan aku di dalam Hati-Mu dan
di dalam Kehendak-Mu sehingga tidak ada yang hilang daripadaku.

Aku berdoa agar Bunda kita yang manis berjaga; dan bersama dengannya kami akan
membuat pemulihan bagi-Mu untuk setiap hal dan untuk setiap orang. Bersama, kami akan
mencium-Mu; dan, menaungi-Mu, kami akan mengusir ombak-ombak kepahitan yang,
malangnya, Kau terima dari manusia. O Yesus, ingatlah bahwa aku juga seorang tahanan
yang malang. Adalah benar bahwa penjara-penjara-Mu yang terdiri dari ruang kecil Hosti,
memberikan lebih sedikit ruang daripada milikku. Jadi, dekatkanlah aku di dalam Hati-Mu,
dan dengan rantai-rantai Cinta-Mu bukan hanya memenjarakanku, tetapi ikatlah pikiran,
cinta dan hasratku [bagi-Mu], satu per satu. Goncangkanlah tangan dan kaki-ku bagi Hati-
Mu, agar Aku tidak lagi memiliki tangan dan kaki selain tangan-kaki milik-Mu saja.

Dengan begitu, Cinta-ku, penjaraku adalah Hati-Mu, rantai-rantaiku akan terbuat dari cinta;
nyala api-Mu akan menjadi makananku, nafas-Mu akan menjadi milikku, pagar-pagar yang
akan melindungi aku agar tidak keluar adalah Kehendak-Mu yang kudus. Sehingga aku
tidak akan melihat apapun selain nyala api-Mu, aku tidak akan menyentuh apapun kecuali
api; dan saat hal itu memberiku kehidupan, hal itu akan memberiku kematian, seperti yang
Engkau derita di dalam Hosti Kudus. Aku akan memberikan pada-Mu hidupku, dengan
demikian, saat aku tinggal dipenjara di dalam Engkau, Engkau akan terbebaskan di dalam
aku.

Tidakkah ini yang membuat-Mu memenjarakan Diri-Mu sendiri di dalam hosti: untuk
dibebaskan dari penjara-Mu oleh jiwa-jiwa yang menerima Engkau, dan hidup di dalam
mereka? Kini, sebagai sebuah tanda Cinta, berkatilah aku dan berikanlah aku sebuah
ciuman. Dan aku memeluk Engkau dan tetap tinggal O Kekasih-ku, aku melihat bahwa
setelah Engkau mewujudkan Sakramen Maha Kudus, dan telah melihat banyaknya ketidak-
bersyukuran dan pelanggaran manusia yang melampaui Cinta-mu, walaupun Engkau
terluka dan merasakan kepahitan, tetap saja Engkau tidak mundur. Sungguh, Engkau ingin
menenggelamkan segalanya di dalam keluasan Cinta-Mu, Yesus, aku melihat Engkau
memberikan Diri-Mu sendiri di dalam Komuni kepada para rasul-Mu. Setelah itu, Engkau
menambahkan bahwa apa yang telah Engkau lakukan, mereka pun harus melakukannya
juga. Dengan ini, Engkau memberikan mereka kuasa untuk mengkonsekrasikan. Dan
dengan demikian Engkau menahbiskan mereka sebagai imam, dan mewujudkan sakramen-
sakramen lainnya.

38
Dengan begini, Engkau menjaga segala sesuatu, dan membuat pemulihan akan segala
sesuatu: pengajaran-pengajaran yang salah; sakramen-sakramen yang dilakukan dan
diterima tanpa sikap hati yang layak, dan karenanya tidak memberi pengaruh; panggilan-
panggilan imam yang salah, yang menyebabkan kegagalan dalam artian tanpa pencerahan
yang diperlukan dalam panggilan-panggilan yang sejati – pada keduanya, pada bagian para
imam dan bagian mereka yang menahbiskan mereka. Tidak, tidak ada yang lari daripada-
Mu, O Yesus. Dan aku berniat untuk mengikuti Engkau dan membuat pemulihan bagi-Mu
untuk semua pelanggaran-pelanggaran ini. Kemudian, jika Engkau sudah menyelesaikan
segala sesuatu, Engkau akan membawa para rasul-Mu dan keluar dari Taman Getsemani
untuk memulai Sengsara-Mu yang menyakitkan. Aku akan mengikuti Engkau di segala
sesuatu untuk tetap setia menemani-Mu.

RENUNGAN DAN PRAKTEK

Yesus tersembunyi di dalam hosti untuk memberikan hidup bagi setiap orang, dan di dalam
keadaan tersembunyi ini Ia merangkul seluruh usia dan memberikan cahaya bagi setiap
orang. Sama halnya, dengan menyembunyikan diri kita sendiri di dalam Dia, melalui doa-
doa dan pemulihan-pemulihan kita, kita akan memberikan cahaya dan kehidupan untuk
setiap orang, walaupun bagi para kafir dan yang tidak setia, sebab Yesus tidak
mengesampingkan siapapun. Apa yang harus kita lakukan saat bersembunyi di dalam Dia?
Agar dapat menjadi sama seperti Yesus, kita harus menyembunyikan segala sesuatu di
dalam Dia: pikiran, tatapan, pekerjaan, detak jantung, cinta, hasrat, langkah dan pekerjaan-
pekerjaan kita. Kita bahkan harus menyembunyikan doa-doa kita itu sendiri di dalam doa-
doa Yesus.

Dan seperti halnya Yesus kita yang mengasihi di dalam Ekaristi merangkul segala usia,
bersama dengan-Nya kita akan merangkul juga mereka semua. Bersatu dengan Dia, kita
akan menjadi pikiran mereka, kata-kata setiap lidah, hasrat dari setiap hati, langkah setiap
kaki, dan pekerjaan setiap tangan. Dengan ini, kita akan mengusir dari Hati Yesus semua
kesalahan manusia yang ingin mereka lakukan terhadap-Nya, sehingga mendesak Yesus
untuk memberikan keselamatan, kekudusan dan cinta kepada semua jiwa. Agar hidup kita
sesuai dengan kehidupan Yesus, seutuhnya kita harus sesuai dengan kehidupan-Nya.

Jiwa harus memiliki niat untuk berada di semua tabernakel di dunia, untuk menemani-Nya
secara terus-menerus dan memberikan-Nya kelegaan dan pemulihan abadi. Dan dengan
niat ini kita harus melakukan semua perbuatan kita sepanjang hari. Tabernakel pertama
yang ada pada kita adalah di dalam hati kita. Jadi, kita harus memperhatikan baik-baik
pada segala sesuatu yang Yesus yang baik ingin agar kita lakukan. Seringnya, tinggal di
dalam hati kita, Yesus membuat kita merasa ingin berdoa. Ya, Yesuslah yang menginginkan
kita berdoa, Ia menginginkan kita di dalam Dia. Dia membuat Diri-Nya sendiri secara
praktis menyatu dengan suara kita, dengan cinta kita, dengan keseluruhan hati kita,
sehingga doa kita akan menjadi satu dengan doa-Nya. Dengan demikian, untuk
menghormati doa Yesus, kita akan secara hati-hati memberikan pada-Nya keseluruhan diri

39
kita agar Yesus yang mengasihi itu mengangkat doa-Nya ke Surga, untuk berbicara kepada
Bapa dan membarui pengaruh-pengaruh dari doa-Nya sendiri di dalam dunia.

Kita harus memperhatikan semua perilaku kita dari dalam, sebab Yesus kita yang baik
membuat kita menderita, sekarang Ia ingin kita berdoa, sekarang Ia menaruh kita dalam
keadaan satu jiwa atau jiwa lainnya, agar dapat mengulangi Kehidupan-Nya di dalam kita.
Marilah kita andaikan bahwa Yesus memberikan kita kejadian untuk melatih kesabaran.
Dia menerima begitu banyak pelanggaran dari mahkluk sehingga Ia merasa terpaksa
mengambil deraan dan mendera manusia; jadi Ia memberikan kita peristiwa untuk melatih
kesabaran.
Sekarang, kita harus menghormati-Nya dengan secara sabar mendukung dalam segala hal
seperti yang Ia lakukan. Dengan cara ini, kesabaran kita merebut deraan-deraan dari
Tangan-Nya yang disebabkan oleh manusia sendiri, sebab Ia melatih kesabaran Ilahi-Nya
sendiri di dalam kita. Dan seperti dengan kesabaran, juga dengan semua kebajikan lainnya.

Di dalam Sakramen Maha Kudus, Yesus yang mengasihi menjalankan semua kebajikan; dan
dari Dia-lah kita menarik kekuatan, kelembutan, kesabaran, toleransi, kerendahan-hati,
ketaatan. Yesus yang baik memberikan pada kita Daging-Nya sebagai makanan; dan kita
akan memberikan pada-Nya cinta kita, kehendak kita, hasrat, pikiran dan cinta kita untuk
memberi-Nya makanan. Dengan begini, kita akan bertanding dengan Cinta Yesus. Kita tidak
akan membiarkan apapun masuk ke dalam kita yang bukan Dia. Jadi, semua yang kita
lakukan harus melayani memberi makanan pada Yesus terkasih. Pikiran-pikiran kita harus
memberikan makanan pikiran Ilahi-Nya. Itulah, menyadari bahwa Yesus bersembunyi di
dalam kita dan Dia ingin makanan dari pikiran kita, dengan memikirkan pikiran-pikiran
kudus kita datang memberi makanan pikiran ilahi. Sama halnya dengan pandangan-
pandangan kita juga harus memberi makanan pandangan ilahi, dan demikian juga kata-
kata, detak jantung, cinta, hasrat, langkah dan pekerjaan-pekerjaan kita. Dalam satu kata,
semuanya harus melayani untuk memberikan makanan bagi Yesus, dan, dengan melakukan
itu, kita semua memiliki niat untuk memberikan makan pada manusia di dalam Yesus.

Cinta manis-ku, pada jam ini Engkau mengubahkan DiriMu sendiri menjadi roti dan anggur.
O Yesus, mohon berikanlah di dalam segala yang kukatakan dan kulakukan agar menjadi
konsekrasi yang terus-menerus akan Diri-Mu di dalamku dan di dalam jiwa-jiwa.

Kehidupan-ku yang manis, saat Engkau masuk dalamku, berikanlah agar setiap detak
jantung, hasrat, cinta, pikiran dan perkataanku menahan Konsekrasi Sakramental-Mu,
dengan cara itu, dengan keseluruhanku, yang kecil dikonsekrasikan, semoga hal itu
menjadi begitu banyak hosti untuk memberikan Engkau kepada jiwa-jiwa oleh kebajikan
Konsekrasi-Mu.

O Yesus, semoga aku mengkonsekrasikan Engkau seluruhnya kepada semua jiwa. O Yesus,
Cintaku yang manis, semoga aku menjadi hosti kecil-Mu agar aku mendekatkan di dalam
diriku, sebagaimana di dalam Hosti yang hidup, Engkau seluruhnya.
 [Persembahan dan Syukur Pribadi]
DOA SYUKUR

40
21.00 - 22.00

21.00 – 22.00
JAM PERTAMA - PENDERITAAN DI TAMAN GETSEMANI

DOA PERSIAPAN

Tiga jam Menderita di Taman Getsemani

DOA PEMBUKAAN
O Penebus Ilahi-ku, Yesus, kumohon bawalah aku bersama-MU, bersama tiga rasul
terkasih-MU, untuk membantu-MU saat Engkau menderita di Taman Zaitun. Diingatkan
oleh teguran manis yang Engkau berikan kepada Petrus dan dua murid lainnya yang
tertidur, aku ingin tetap terjaga setidaknya satu jam dengan Engkau di Getsemani; aku
ingin merasakan setidaknya satu kesakitan yang tajam di Hati-MU yang menderita, satu
susah payah desahan nafas-MU.

Aku ingin mengarahkan pandanganku pada Wajah Ilahi-MU dan merenungkan bagaimana
Wajah-MU menjadi pucat, bagaimana Wajah-MU tersusahkan, bagaimana Wajah-MU
tertindas oleh kesedihan, bagaimana Engkau membungkuk rendah, bahkan sampai ke
debu! Wahai penderitaan Yesus-ku, aku sudah melihat-MU terhuyung dan jatuh, sekarang
ke kiri dan sekarang ke kanan. Aku melihat Engkau memautkan tangan-MU yang mengasihi
dan terlumpuhkan. Aku mulai mendengar rintihan-MU, tangisan rasa sakit-MU yang tidak
bisa dimengerti yang Engkau angkat ke surga. Ya, Yesus, yang menderita di Taman
Getsemani yang suram, pada saat ini aku akan menemanimu, membuat percikan, aliran

41
darah yang patut disembah mengalir padaku, yang mengalir dari semua anggotamu yang
patut disembah.

O mandi yang paling berharga dari kebaikan terbesar yang kumiliki, Yesus, yang sangat
menderita bagiku, biarkan aku meminum Engkau sampai tetes terakhir, dan bersama-MU,
meminum setidaknya satu teguk piala pahit Kekasihku. Biarkan aku merasakan di dalam
diriku rasa sakit Hati-NYA yang ilahi. Sungguh, biarkan aku merasakan hatiku hancur oleh
kesedihan karena telah menyinggung perasaan Tuhanku, yang merendahkan Diri-NYA
hingga pada sengsara kematian bagiku.

Ya, Yesus-ku, berikanlah aku rahmat, tolonglah aku untuk menderita, mengeluh dan
menangis bersama-MU, paling tidak sedikit saja pada satu jam di dalam Taman Zaitun. O
Bunda yang berduka, Maria, buatlah aku merasakan kesedihan hatimu yang tersayat bagi
Yesus yang menderita di Getsemani.
-----

JAM PERTAMA - PENDERITAAN DI GETSEMANI

Yesusku yang menderita, aku merasa ditarik ke dalam taman ini bagai oleh arus listrik. Aku
mengerti bahwa Engkau, magnet kuat hatiku yang terluka, memanggil aku. Dan aku berlari,
seraya berpikir: Apakah daya tarik-daya tarik cinta yang kurasakan dalam diriku ini? Oh,
mungkin Yesusku yang teraniaya itu berada di dalam keadaan yang sedemikian pahitnya
sehingga Ia merasa perlu kutemani. Dan aku terbang ke sana. Tetapi tak dapat kupercaya.
Aku ketakutan saat memasuki taman ini.

Kegelapan malam, dashyatnya udara dingin, lambaian pelan daun-daun – bagaikan suara-
suara berduka – mengumumkan kesakitan-kesakitan, kesedihan dan kematian akan
Yesusku yang penuh kedukaan. Sayup kerlipan bintang-bintang – yang seperti mata
menangis, melihat sungguh-sungguh dan menggemakan airmata Yesus – menegurku akan
ketidak-bersyukuranku. Aku gemetar; meraba-raba, mencari Engkau, aku memanggil
Engkau: “Yesus, dimanakah Engkau? Engkau memanggil aku tetapi tidak menunjukkan
DiriMu? Engkau memanggil aku, dan kemudian bersembunyi?” Semuanya mencekam dan
menakutkan, dan berada di dalam diam yang dalam. Namun telingaku mencoba mendengar
sungguh-sungguh, aku mendengar satu nafas berat: Yesus sendirilah yang kudapatkan.

Namun celaka, betapa perubahan yang buruk! Tidak lagi sebagai Yesus yang lembut di
dalam Perjamuan Makan Ekaristis, yang Wajah-Nya memancarkan gemerlap dan
keindahan yang memikat. Tapi kini menyedihkan, dengan kesedihan kefanaan yang
menghancurkan keindahan alami-Nya. Ia telah menderita, dan aku merasa buruk
memikirkan bahwa aku mungkin tak akan dapat lagi mendengarkan suara-Nya, sebab ia
tampak sedang sekarat. Jadi aku merangkul Kaki-Nya. Aku semakin nekat dan aku
merangkul Tangan-Nya dan meletakkan tanganku pada dahi-Nya untuk menopang-Nya.
Kemudian berbisik, aku memanggil-Nya: “Yesus, Yesus.”

Terguncang oleh suaraku, Ia melihat aku dan berkata:

42
 “Anak-Ku, apakah kau berada di sini? Aku sedang menunggumu, sebab ini adalah
kesedihan yang paling menekan Aku: benar-benar ditinggalkan oleh semua orang. Aku
sedang menunggumu untuk melihat kesakitan-kesakitan-Ku dan untuk bersamamu minum
bersama dari piala kepahitan yang segera dikirim oleh Bapa Surgawi-Ku melalui seorang
malaikat. Kita akan menyeruputnya bersama, sebab itu bukanlah piala yang menyenangkan
tetapi piala yang penuh kepahitan, dan Aku merasa memerlukan beberapa jiwa yang
mencintai yang mau minum paling tidak beberapa tegukan. Itulah sebabnya Aku
memanggil engkau: untuk menerimanya, untuk berbagi kesakitan-Ku, dan agar Aku yakin
bahwa engkau tidak akan meninggalkan Aku yang telah sungguh-sungguh ditinggalkan ini.”

Ya, Yesusku yang resah, kita akan minum piala kepahitan-Mu bersama, kita akan
merasakan derita kesakitan-Mu [bersama], dan aku tidak akan pernah pergi dari sisi-Mu.

Jadi, diyakinkan olehku, Yesus yang bersedih memasuki sengsara manusiawi-Nya, dan
menderita kesakitan yang tak pernah terdengar, kesakitan yang tak pernah terlihat
sebelumya. Tak mampu menanggungnya, dan ingin bersimpati dengan-Nya dan
menghibur-Nya, aku berkata pada-Nya:

 “Katakanlah padaku, mengapa Engkau begitu sedih, menderita, dan sendirian di taman ini
dan pada malam ini? Ini adalah malam terakhir kehidupan-Mu di dunia; hanya tinggal
beberapa jam lagi sebelum Sengsara-Mu dimulai. Kupikir aku paling tidak dapat
menemukan Bunda Surgawi-Mu, juga Maria Magdalena terkasih, dan para rasul yang setia
di sini. Tapi aku malahan menemukan-Mu seorang diri saja, dan terbebani oleh sebuah
kesedihan yang memberikan-Mu kematian yang kejam, tanpa membuat-Mu mati. O
Kebaikanku dan segalanya bagiku, tidakkah Engkau mau menjawab aku? Berbicaralah
padaku!”

Tapi tampaknya Kau tidak dapat bicara, tertekan oleh kesedihan yang demikian besar.
Tetapi, O Yesusku, pandangan mata-Mu, penuh cahaya, ya, namun tersiksa dan mencari,
seolah mencari bantuan; Wajah-Mu yang pucat,  bibir-Mu kering karena cinta,
kemanusiaan-Mu yang Ilahi, gemetar dari kepala hingga kaki, Hati-Mu berdegup
sedemikian kencang – dan detak-detak jantung-Mu itu mencari jiwa-jiwa dan
menyebabkan Engkau berusaha sangat keras, sehingga kapan saja, itu bisa menjadi nafas-
Mu yang terakhir – segala sesuatunya mengatakan padaku bahwa Engkau sendirian, dan
itulah sebabnya Engkau ingin kutemani.

Di sinilah aku, O Yesus, bersama dengan-Mu. Tapi aku tidak tega melihat Engkau
tersungkur ke tanah. Aku meraih Tangan-tangan-Mu, kutekankan ke hatiku. Satu per satu
aku ingin menghitung rasa sakit-Mu; dan satu per satu, dosa yang dibawakan mereka di
hadapan-Mu. Aku ingin memberikan kelegaan pada-Mu dalam segalanya, pemulihan bagi
segalanya, dan paling tidak belas kasih bagi segalanya.

O Yesusku, saat aku memegang Tangan-tangan-Mu, penderitaan-Mu bertambah. O Hidup-


ku, aku merasakan api mengalir di nadi-nadi-Mu; aku merasakan Darah-Mu mendidih, dan
ingin meledakkan nadi-nadi-Mu dan habis. Katakan padaku, Cinta-Ku, apakah itu? Aku
tidak melihat cambukan, juga tidak duri, tidak juga paku ataupun sebuah salib. Namun

43
ketika kuletakkan kepalaku di Hati-Mu, aku merasakan duri-duri kejam merobeknya. Aku
merasakan kejamnya cambukan-cambukan yang tidak menaruh belas kasihan pada
Kemanusiaan-Mu yang kudus, tidak di dalam ataupun di luar. Aku melihat Tangan-tangan-
Mu berkontraksi dan terpelintir, lebih buruk daripada dipaku. Katakan padaku, Kebaikanku
yang manis, siapa yang memiliki kekuatan demikian, juga di dalam Diri-Mu, untuk
menyiksa-Mu dan membuat-Mu menderita sebagaimana banyaknya kematian demikianlah
banyaknya penyiksaan yang diberikan pada-Mu?

Oh, tampaknya Yesus mulia itu membuka bibir-bibir-Nya, pingsan dan sekarat, dan berkata
padaku:

 “Anak-Ku, kau ingin mengetahui apa yang lebih menyiksa Aku daripada para algojo?
Bahkan, mereka tidak ada apa-apanya dibandingkan ini! Itulah Cinta abadi, yang
menginginkan keunggulan di dalam segalanya, atas-Ku dan di dalam-Ku. Cinta adalah paku
bagi-Ku, Cinta adalah pukulan, Cinta adalah duri-duri mahkota duri – Cinta adalah
segalanya bagi-Ku. Cinta adalah hasrat-Ku selamanya, selama manusia berada di dalam
waktu. Ah, anak-Ku, masuklah ke dalam Hati-Ku, datang dan meleburlah di dalam Cinta-Ku,
dan hanya di dalam Cinta-Kulah engkau akan memahami betapa menderitanya Aku dan
betapa Aku mencintai Engkau, dan engkau akan belajar untuk mencintai Aku dan untuk
menderita hanya karena cinta.”

O Yesusku, sejak Engkau memanggil aku ke dalam Hati-Mu untuk menunjukkan padaku
cinta apa yang membuat-Mu menderita, aku memasuki-Nya. Namun ketika aku memasuki-
Nya, aku melihat tanda-tanda cinta yang memahkotai kepala-Mu, bukan dengan bahan
duri-duri, tetapi dengan duri-duri api; yang mencambuk-Mu, tidak dengan pecutan tali,
tetapi dengan pecutan api; yang menyalibkan Engkau dengan paku-paku, yang bukan
terbuat dari besi, tapi terbuat dari api. Semuanya adalah api yang  terserap ke dalam
tulang-tulang-Mu dan masuk sampai ke dalam sumsum; dan memurnikan semua
Kemanusiaan-Mu yang Maha Kudus ke dalam api, itu memberikan-Mu kesakitan abadi,
sudah barang tentu lebih besar dari Sengsara-Mu, dan mempersiapkan sebuah permandian
cinta bagi semua jiwa yang ingin dibersihkan dari noda dan memperoleh hak sebagai anak-
anak Cinta.

O Cinta tanpa akhir, aku merasa begitu beratnya di hadapan Cinta yang begitu besarnya.
Aku melihat bahwa untuk memasuki Cinta dan mengerti hal itu, seluruhnya haruslah Cinta.
O Yesusku, aku bukanlah itu! Namun karena Engkau ingin kutemani dan ingin agar aku
masuk ke dalam-Mu, aku berdoa pada-Mu mohon jadikanlah aku seluruhnya Cinta. Jadi,
aku mohon kepada-Mu untuk memahkotai kepalaku dan setiap pikiranku dengan mahkota
Cinta. Aku mohon kepada-Mu, O Yesus, untuk mencambuk aku dengan cambukan Cinta.
Biarlah jiwaku, tubuhku, kekuatanku, perasaanku, hasratku, cintaku, di dalam sebuah kata,
segalanya, didera dan dimateraikan oleh cinta. O cinta tanpa akhir, jangan biarkan ada di
dalamku yang tidak menerima kehidupannya dari cinta.

O Yesus, pusat segala cinta, aku mohon kepadamu untuk memaku tangan dan kakiku
dengan paku cinta, sehingga seluruhnya dipaku oleh cinta, aku dapat menjadi cinta,
mengerti cinta, berpakaian cinta, memberi makan diriku dengan cinta. Semoga cinta

44
seluruhnya menjagaku tetap terpaku di dalam Engkau, sehingga tidak ada di dalam
ataupun di luarku yang lancang untuk menarikku dan menggangguku dari cinta, O Yesus!

RENUNGAN DAN PRAKTEK

Ditinggalkan oleh Bapa yang Kekal pada saat ini, Yesus Kristus menderita dalam nyala api
cinta yang berkobar-kobar hingga Ia dapat menghancurkan semua doa, malah hal itu
mungkin dan dapat dibayangkan. Ia dapat menyalakan dengan semua Kasih-Nya bagi
semua jutaan dan jutaan mahkhluk di dunia, dan di Neraka terhukum, jika mereka tidak
selamanya terpaku pada kejahatan mereka.

Marilah masuk ke dalam Yesus, dan setelah menyatu di dalam bagian terdalam dari seluruh
ruang, ke dalam detak jantung api, ke dalam pikiran-Nya (dimana hal itu bagai kobaran
nyala api), marilah membawa cinta ini dan kita memakaikannya dari dalam dan luar,
dengan nyala yang dikobarkan oleh Yesus. Kemudian, keluar daripada-Nya, dan
menuangkan diri kita di dalam Kehendak-Nya, kita akan mendapatkan semua mahkluk.
Marilah kita berikan cinta Yesus kepada setiap mahkluk dan menyentuh kembali hati
mereka dan pikiran mereka dengan cinta ini, marilah kita mencoba untuk mengubah
mereka semua ke dalam cinta. Kemudian, dengan hasrat-hasrat, detak-detak jantung dan
pikiran-pikiran akan Yesus, marilah kita membentuk Dia di dalam setiap hati mahkluk.

Setelah ini, kita akan membawa semua mahkluk kepada-Nya dengan Yesus yang berada di
hati mereka dan kita akan menempatkan mereka di sekitar-Nya, sambil berkata: “Yesus,
kami membawa semua mahkluk dengan Yesus di dalam setiap hati mereka, untuk
memberikan-Mu penghiburan dan kelegaan. Kami tidak mempunyai cara lain untuk
memberikan-Mu kelegaan selain daripada membawa semua mahkluk ke dalam Hati-Mu!”
Dengan ini, kita akan memberikan kelegaan yang sejati kepada Yesus, karena kobaran api
yang membakar-Nya begitu banyak, sehingga ia terus menerus mengulangi, “Aku terbakar,
dan tidak ada seorang pun yang mengambil Cinta-Ku. Ku mohon, berikanlah Aku kelegaan:
ambillah Cinta-Ku dan berikanlah Aku cinta!” Untuk menghibur Yesus dalam segalanya,
kita harus kembali kepada diri kita dan menjalankan renungan-renungan ini bagi diri kita
sendiri.

Dalam segala hal yang kita lakukan, dapatkah dikatakan bahwa ada aliran cinta yang terus
menerus antara Tuhan dan diri kita sendiri? Hidup kita adalah aliran cinta yang terus-
menerus yang kita terima dari Tuhan: jika kita berpikir, itulah aliran Cinta; jika kita
bekerja, itulah aliran cinta; kata adalah cinta; detak jantung adalah cinta. Kita menerima
segalanya dari Tuhan. Namun apakah semua perbuatan kita menuju Tuhan bersama cinta?
Apakah Yesus mendapatkan kita di dalam lantunan manis Cinta-Nya yang mengalir pada-
Nya, sehingga terpesona dengan lantunan ini Ia akan melimpahkan kita dengan limpah
Cinta bagi kita secara lebih lagi?

Jika di dalam segala yang telah kita lakukan kita tidak berniat untuk berlari bersama di
dalam Cinta Yesus, marilah diri kita masuk dan minta pengampunan-Nya yang telah
menyebabkan Dia kehilangan lantunan manis Cinta-Nya terhadap kita.

45
Apakah kita membiarkan diri kita sendiri menjadi model tangan ilahi, seperti kemanusiaan
Yesus Kristus? Dengan pengecualian akan dosa, kita harus menerima segala sesuatu yang
terjadi di dalam kita sebagai pekerjaan Ilahi. Jika tidak, kita menyangkal kemuliaan Bapa,
kita membiarkan kehidupan Ilahi berlalu daripada kita, dan kita kehilangan kekudusan.
Segala sesuatu yang kita rasakan di dalam diri kita – inspirasi, hinaan, rahmat – tidak lain
adalah karya cinta. Apakah kita mengambilnya di dalam cara yang Tuhan ingin kita
lakukan? Apakah kita membiarkan Yesus bekerja dengan leluasa di dalam kita? Atau,
dengan mengambil semuanya di dalam perasaan manusia dan pengabaian akan hal-hal,
apakah kita menolak perbuatan Ilahi dan memaksa Yesus menyalibkan lengan-lengan-Nya?
Apakah kita meninggalkan diri kita di dalam lengan-lengan-Nya seolah kita adalah mati,
untuk menerima semua pukulan yang Tuhan pakai untuk pengudusan kita?

Cinta-ku dan segala-ku, biarlah Cinta-Mu membanjiri aku di semua sisi dan membakar
segala sesuatu di dalam aku yang bukan milik-Mu. Dan buatlah cintaku selalu mengalir
menuju Engkau untuk membakar segala sesuatu yang menyedihkan Hati-Mu.

DOA SYUKUR

Di akhir setiap doa Penderitaan di Taman

O Tuhanku yang termanis, aku berterima kasih kepada-MU karena telah senang
menjadikan aku teman-MU setidaknya selama satu jam selama penderitaan-MU yang luar
biasa di taman. Oh, Yesus yang baik, betapa sedikit kenyamanan yang Engkau temukan
dalamku. Namun, cinta-MU yang tak terbatas dan kasih amal yang melimpah membuat
Engkau merasa lega bahkan dengan sedikit kasih sayang yang ditunjukkan makhluk
ciptaan-MU itu kepada-MU. Aku tidak akan pernah melupakan pemandangan akan Engkau
yang patut disembah; gemetar, terhantam, hancur, dipermalukan dalam debu, dan semua
ditutupi dengan keringat darah-MU, dalam kengerian gelap Getsemani! O Yesus, aku telah
mengalami hal itu untuk menyertai Engkau dalam penderitaan-MU, merasakan seteguk
kesusahan Hati Ilahi-MU yang menyedihkan adalah keberuntungan terbesar yang bisa
dimiliki seseorang di bumi.

O Yesus, aku dengan sukacita menanggalkan segala kesia-siaan dan keduniawian. Aku
hanya menginginkan Engkau, Tuhanku yang tertindas, sengsara, menderita. Dari taman ini,
ke Kalvari, aku selalu ingin menjadi teman setia dan teman manis-MU.

O Yesus, jadikanlah aku tertawan bersama-MU, dan terseret ke pengadilan bersama-MU.


Biarkan aku berbagi dalam aniaya, penghinaan, ludahan dan tamparan musuh-MU untuk
menutupi Engkau. Bawa aku dari Pilatus ke Herodes dan kembali ke Pilatus lagi. Ikatkan
aku di tiang bersama-MU, dan biarkan aku merasakan bagian dari cambukan-MU. Yesus,
tusuklah aku dengan beberapa duri-MU. Biarkan aku dijatuhi hukuman mati dengan
penyaliban bersama-MU: Engkau, sebagai korban cinta bagiku, dan aku sebagai korban
penebusan akan dosa-dosa-ku.

46
Berikanlah aku bagian dari orang Kirene, untuk mengikuti Engkau ke Kalvari; dan di sana,
biarlah aku dipaku pada Salib bersama-MU, dan kemudian menderita dan wafat bersama
Engkau.

O Bunda yang berduka, engkau telah menolong aku bersimpati dengan penderitaan Yesus
di taman. Tolonglah aku sekarang untuk disalib bersamamu pada salib yang sama, salib
Yesus, dan untuk mengetahui bagaimana mempersembahkan kepada-NYA perbaikan-
perbaikan yang sangat berarti dengan jasa-jasa yang sama akan sengsara dan kematian-
NYA di salib. Amin.

DOA SYUKUR

47
22.00 - 23.00

22.00 – 23.00
JAM KEDUA - PENDERITAAN DI TAMAN GETSEMANI

DOA PERSIAPAN

Tiga jam Menderita di Taman Getsemani

Doa Pembukaan

O Penebus Ilahi-ku, Yesus, kumohon bawalah aku bersama-MU, bersama tiga rasul terkasih-
MU, untuk membantu-MU saat Engkau menderita di Taman Zaitun. Diingatkan oleh teguran
manis yang Engkau berikan kepada Petrus dan dua murid lainnya yang tertidur, aku ingin tetap
terjaga setidaknya satu jam dengan Engkau di Getsemani; aku ingin merasakan setidaknya satu
kesakitan yang tajam di Hati-MU yang menderita, satu susah payah desahan nafas-MU.

Aku ingin mengarahkan pandanganku pada Wajah Ilahi-MU dan merenungkan bagaimana
Wajah-MU menjadi pucat, bagaimana Wajah-MU tersusahkan, bagaimana Wajah-MU tertindas
oleh kesedihan, bagaimana Engkau membungkuk rendah, bahkan sampai ke debu! Wahai
penderitaan Yesus-ku, aku sudah melihat-MU terhuyung dan jatuh, sekarang ke kiri dan
sekarang ke kanan. Aku melihat Engkau memautkan tangan-MU yang mengasihi dan
terlumpuhkan. Aku mulai mendengar rintihan-MU, tangisan rasa sakit-MU yang tidak bisa
dimengerti yang Engkau angkat ke surga. Ya, Yesus, yang menderita di Taman Getsemani yang

48
suram, pada saat ini aku akan menemanimu, membuat percikan, aliran darah yang patut
disembah mengalir padaku, yang mengalir dari semua anggotamu yang patut disembah.

O mandi yang paling berharga dari kebaikan terbesar yang kumiliki, Yesus, yang sangat
menderita bagiku, biarkan aku meminum Engkau sampai tetes terakhir, dan bersama-MU,
meminum setidaknya satu teguk piala pahit Kekasihku. Biarkan aku merasakan di dalam diriku
rasa sakit Hati-NYA yang ilahi. Sungguh, biarkan aku merasakan hatiku hancur oleh kesedihan
karena telah menyinggung perasaan Tuhanku, yang merendahkan Diri-NYA hingga pada
sengsara kematian bagiku.

Ya, Yesus-ku, berikanlah aku rahmat, tolonglah aku untuk menderita, mengeluh dan menangis
bersama-MU, paling tidak sedikit saja pada satu jam di dalam Taman Zaitun. O Bunda yang
berduka, Maria, buatlah aku merasakan kesedihan hatimu yang tersayat bagi Yesus yang
menderita di Getsemani.
  
-----

JAM KE-DUA - PENDERITAAN DI TAMAN GETSEMANI

O Yesus-ku yang manis, satu jam telah berlalu sejak Engkau datang ke taman ini. Cinta menjadi
unggulan di atas segalanya, membuat Engkau menderita seluruhnya, segala yang algojo-algojo
lakukan akan membuat-Mu menderita melalui serangkaian kejadian Sengsara-Mu yang terpahit.
Lebih lagi, Cinta menggantikan semua itu dan mencapai titik membuat Engkau menderita apa
yang tidak dapat dilakukan mereka kepada-Mu, di bagian terdalam Pribadi Ke-Ilahian-Mu.

O Yesus-ku, Engkau telah limbung namun Engkau tetap ingin berjalan. Katakanlah padaku, O
Tuhanku, kemana Kau ingin pergi? O ya, aku mengerti: Engkau akan pergi kepada para rasul
tercinta-Mu. Aku ingin juga pergi bersama-Mu, untuk memegang-Mu jika Engkau limbung.

O Yesusku, ini satu lagi kepahitan bagi Hati-Mu: mereka tertidur. Selalu penuh belas kasih,
Engkau memanggil mereka. Engkau membangunkan mereka: dengan Cinta kebapakan Engkau
menasehati mereka, menyarankan mereka untuk berjaga dan berdoa. Kemudian Engkau kembali
ke taman, namun Hati-Mu terkoyak dengan satu luka lagi. Di dalam luka ini, O Cinta-ku, aku
melihat semua hantaman yang disebabkan oleh jiwa-jiwa yang telah dikonsekrasikan bagimu.
Karena godaan-godaan, atau keadaan jiwa, atau kurang hinaan, bukannya berjaga dan berdoa
untuk datang mendekat kepada-Mu, mereka malahan pergi.
Kemudian, terkantuk, bukannya maju di dalam cinta dan di dalam persatuan dengan Engkau,
mereka malah mundur. Betapa aku bersimpati pada-Mu, O Kekasih yang penuh semangat! Dan
aku membuat pemulihan bagi-Mu untuk semua ketidak-bersyukuran dari semua orang beriman-
Mu. Inilah pelanggaran-pelanggaran yang paling menyedihkan Hati-Mu yang patut disembah,
yang kepahitan-Nya membuat-Nya hilang kewarasan.

O Cinta tanpa akhir, Cinta-Mu, yang telah mendidih di nadi-nadi-Mu, mengatasi segala sesuatu
dan melupakan segala sesuatu. Aku melihat Engkau tersungkur ke tanah. Engkau sedang berdoa,
melakukan pemulihan, mempersembahkan Diri-Mu sendiri kepada Bapa, dan mencoba
memuliakan Dia di dalam segala hal, terhadap pelanggaran-pelanggaran yang dibuat oleh para

49
mahkluk terhadap-Nya. O Yesus-ku, aku juga menyungkurkan diriku dengan-Mu, dan bersama
Engkau aku berniat untuk melakukan apa yang sedang Kaulakukan.

Tetapi, O Yesusku apakah yang kulihat? Aku melihat Engkau telah terbebani dengan semua dosa
dunia – kemalangan, kelemahanan dan kejahatan-kejahatan kami yang sungguh besar; ketidak-
bersyukuran kami yang sungguh mengejutkan, ketidak-adilan yang mengerikan, dan kekejaman
yang brutal; kebencian kami, pembantaian-pembataian, penghujatan-penghujatan, kekafiran,
pencerai-beraian, dan kejahatan manusia tak terkirakan. Itu semua mendorong-Mu dan menekan-
Mu; itu semua melukai-Mu dan menghancurkan-Mu. Dan apakah yang Engkau lakukan? Darah
yang mendidih di dalam nadi-nadi-Mu menghadapi semua pelanggaran-pelanggaran ini yang
meledakan nadi-nadi dan  tertuang dalam aliran-aliran. Hal itu memandikan-Mu secara
menyeluruh, dan menarik-Mu ke tanah, memberikan darah bagi pelanggaran-pelanggaran, hidup
bagi kematian. O cintaku, betapa keadaan-Mu menyedihkan direndahkan sedemikian rupa!
Engkau telah sekarat. Yesusku yang baik, Hidup-ku yang manis, kumohon, janganlah mati!
Angkatlah Wajah-Mu dari tanah dimana Engkau telah bermandikan Darah-Mu yang Berharga.

Datanglah pada pelukanku! Biarlah aku mati menggantikan-Mu saat aku memeluk Engkau!
Namun aku mendengar suara lembut Yesus yang terhuyung dan sekarat, berkata:

 “Bapa, jikalau sekiranya mungkin, biarlah cawan ini lalu dari pada-Ku, tetapi janganlah seperti
yang Kukehendaki, melainkan seperti yang Engkau kehendaki.”

Yesusku yang lembut, inilah keduakalinya aku mendengarkan Engkau mengatakan kata-kata ini.
O betapa suara-Mu yang tersiksa mengoyak-ngoyakkan hatiku! O Yesus, semua pemberontakan
para mahkluk ada di hadapan-Mu. Engkau melihat bahwa “Fiat Voluntas Tua” (jadilah pada-Ku
menurut perkataan-Mu) yang seharusnya merupakan kehidupan para mahkluk, ditolak oleh
hampir semua orang, dimana, bukannya mendapatkan kehidupan mereka malah mendapatkan
kematian. Dan karena ingin memberikan hidup kepada setiap orang dan membuat pemulihan
yang saleh kepada Bapa untuk pemberontakan-pemberontakan para mahkluk, Engkau
mengulangi tiga kali:

 “Bapa, jikalau sekiranya mungkin, biarlah cawan ini lalu daripada-Ku – cawan dari semua jiwa
yang hilang yang menarik mereka dari kehendak Kita. Oh! Betapa pahit cawan ini bagi-Ku!
Tetapi janganlah seperti yang Kukehendaki, melainkan seperti yang Engkau kehendaki.”

Namun ketika Engkau mengucapkan ini, kepahitan begitulah besar sehingga merendahkan-Mu
secara ekstrim. Engkau menderita kesakitan, dan berusaha untuk menarik nafas-Mu yang
terakhir. O Yesusku yang baik, karena Engkau berada di dalam pelukan-ku, aku juga ingin
menyatu dengan Engkau untuk membuat pemulihan dan memberikan belas kasih bagi semua
pelanggaran dan dosa-dosa yang dilakukan terhadap Kehendak-Mu yang Maha Kudus. Dan pada
waktu yang bersamaan, aku ingin berdoa kepada-Mu agar aku boleh selalu melakukan
Kehendak-Mu yang Maha Kudus di dalam segalanya. Biarlah Kehendak-Mu menjadi nafasku
dan hidupku. Biarlah itu menjadi detak jantungku, hatiku, pikiranku, hidupku dan kematianku.

Tetapi aku mohon kepada-Mu, Yesus-ku, janganlah mati! Kemanakah aku pergi tanpa-Mu?
Kepada siapa aku dapat datang? Siapa lagi yang dapat menolong aku? Semuanya akan berakhir

50
bagiku. Ah, janganlah tinggalkan aku. Jagalah aku selalu bersama-Mu. Jangan biarkan aku
terpisah dari Engkau walau sekejap saja. Malahan, biarkanlah aku menenangkan Engkau,
membuat pemulihan bagi-Mu dan menghibur Engkau bagi semua orang – sebab Engkau melihat
bahwa segala macam dosa memberatkan-Mu. Mereka menarik-Mu ke bawah; dan karena itu,
Cinta-ku, aku mencium Engkau yang Maha Kudus. Tetapi apakah yang kulihat? Semua pikiran
jahat; dan Engkau merasa jijik terhadapnya. Bagi Kepala-Mu yang Maha Kudus, setiap pikiran
jahat adalah sebuah mahkota duri yang menusuk-Mu dengan pahit. Ah, mahkota duri yang
ditaruh oleh orang-orang Yahudi pada-Mu tidaklah setara dengan ini semua! Berapa banyak
mahkota duri akan pikiran-pikiran jahat para mahkluk yang ditaruh di Kepala-Mu yang patut
disembah, sehingga menyebabkan Darah-Mu menetes dimana-mana, dari Dahi-Mu dan dari
Rambut-Mu!

Yesus, mencintai-Mu, dan ingin meletakkan pada-Mu sebanyak-banyaknya mahkota kemuliaan;


dan agar menenangkan-Mu, aku mempersembahkan semua kepandaian kemalaikatan dan
kepandaian-Mu sendiri, untuk memberikan-Mu tindakan kasih dan pemulihan bagi semuanya. O
Yesus, aku mencium mata-Mu yang penuh kesedihan. Aku melihat di dalam-Nya tatapan-tatapan
jahat para mahkluk yang membuat airmata Darah mengalir ke Wajah-Mu.

Aku mempersembahkan kepada-Mu kasih-Ku dan di dalam persatuan dengan Cinta-Mu, aku
ingin menenangkan Mata-Mu dengan menunjukkan kepada-Mu semua keindahan surga dan
bumi. Yesus, Tuhanku, aku mencium Telinga-Mu yang Maha Kudus. Tetapi apakah yang
kudengar? Di dalam-Nya aku mendengar gema mengerikan akan penghujatan-penghujatan,
teriakan kemarahan dan fitnahan. Suara dari semua jiwa bergaung di telinga-telinga-Mu Yang
Maha Murni.

O Cinta yang tak terpuaskan, aku mengasihi Engkau, dan aku ingin menghibur-Mu dengan
menggemakan semuanya itu di dalam seluruh keharmonisan surga, suara yang termanis akan
mama yang terkasih, kesungguhan suara Magdalena, dan semua Jiwa yang mengasihi. Yesus,
Hidupku, aku ingin meninggalkan kenangan sebuah cium yang lebih sungguh lagi pada Wajah-
Mu, yang keindahan-Nya tak tertandingi. Inilah Wajah yang para malaikat tak berani berpaling
daripada-Nya, keindahan yang sedemikian mempesona mereka. Namun, para mahkluk
menghina-Nya dengan ludahan, mereka memukul-Nya dengan tangan-tangan mereka dan
mereka menginjak-Nya dengan kaki-kaki mereka.

Cinta-ku, betapa keberanian! Aku ingin meneriakkan begitu kerasnya sehingga mereka berlarian!
Aku bersimpati pada-Mu. Dan untuk membuat pemulihan akan hinaan-hinaan ini aku datang di
hadapan Allah TriTunggal Maha Kudus, untuk meminta cium dari Bapa dan Roh Kudus, dan
untuk belaian-belaian tak ada bandingnya akan tangan-tangan kreatif mereka. Aku juga pergi
kepada Bunda Surgawi untuk mendapatkan cium-cium-nya, belaian-belaian akan tangan
keibuannya, dan penyembahan-penyembahannya yang sungguh-sungguh. Akhirnya, aku datang
kepada semua jiwa yang dikonsekrasikan bagi-Mu. Dan aku mempersembahkan semuanya ini,
untuk membuat pemulihan bagi pelanggaran-pelanggaran yang dilakukan terhadap Wajah-Mu
yang Maha Kudus.

Kebaikanku yang manis, aku mencium mulut-Mu yang Maha Kudus, yang dipahitkan oleh
banyak penghujatan, oleh kemabukan dan kerakusan yang memualkan, oleh percabulan, oleh

51
doa-doa yang dilakukan dengan buruk, oleh ajaran-ajaran jahat, dan oleh semua kejahatan yang
dilakukan manusia dengan lidahnya.

Yesus, aku mengasihi Engkau, dan aku ingin membuat manis mulut-Mu dengan
mempersembahkan kepada-Mu pujian-pujian kemalaikatan dan penggunaan lidah yang baik
yang dilakukan oleh banyak para kudus Kristen. Cinta-ku yang tertekan, aku mencium leher-Mu,
dan aku melihat leher-Mu terikat dengan tali dan rantai, disebabkan oleh keterikatan dan dosa-
dosa para mahkluk. Aku mengasihi Engkau, dan agar dapat melegakan Engkau, aku
mempersembahkan kepada-Mu persatuan Pribadi Ilahi yang tak terpisahkan; dan meleburkan
diriku di dalam persatuan ini, aku merentangkan lengan-lenganku terhadap Engkau, dan
membentuk sebuah rantai cinta yang manis yang melilit leher-Mu, aku ingin menyingkirkan tali
keterikatan-keterikatan yang hampir mencekik Engkau; dan untuk menghibur-Mu, aku
menekankan Engkau erat-erat pada hatiku. Benteng Ilahi, aku mencium bahu-bahu-Mu yang
Maha Kudus. Aku melihatnya dicambuk, dan daging-Mu hampir terkoyak seluruhnya oleh
skandal dan teladan buruk para mahkluk.

Aku mengasihi Engkau, dan untuk memberikan kelegaan pada-Mu, aku mempersembahkan
kepada-Mu teladan-teladan Maha Kudus-Mu, teladan-teladan, mama sang Ratu, dan semua para
kudus. Dan aku, O Yesus-ku, membiarkan cium-cium-ku mengaliri setiap luka ini, ingin
menyertakannya di dalam jiwa-jiwa yang karena paksaan skandal-skandal, telah direbut dari
Hati-Mu, dan kembali menyatukan daging akan Kemanusiaan-Mu yang Maha Kudus. Yesus-ku
yang bekerja keras, aku mencium dada-Mu, dimana aku melihat terluka oleh dinginnya, kesuam-
suam kuku-an, kurangnya balasan dan ketidak-bersyukuran para mahkluk. Aku mengasihi
Engkau, dan untuk memberi-Mu kelegaan, aku mempersembahkan kepada-Mu balasan Cinta
Bapa dan Roh Kudus dan timbal-balik yang sempurna Cinta dari Tiga Pribadi.

Dan terjun ke dalam Cinta-Mu, O Yesusku, aku ingin menaungi Engkau untuk menolak pukulan-
pukulan baru yang dilayangkan oleh para mahkluk kepada-Mu dengan dosa-dosa mereka; dan
mengambil Cinta-Mu, aku ingin melukai mereka Cinta-Mu itu sehingga mereka tidak akan
pernah lancang lagi melakukan pelanggaran terhadap Engkau; dan aku ingin menuangkannya ke
dalam dada-Mu, untuk menenangkan Engkau dan menyembuhkan Engkau.

Yesusku, aku mencium tangan-tangan kreatif-Mu. Aku melihat semua perbuatan buruk para
mahkluk begitu banyaknya, merobek tangan-tangan-Mu yang Maha Kudus. Sehingga semuanya
menusuk, tidak melalui paku-paku di salib, tetapi melalui begitu banyak paku dari pekerjaan-
pekerjaan jahat yang dilakukan oleh para mahkluk. Aku mengasihi-Mu, dan untuk memberikan
kelegaan pada-Mu, aku mempersembahkan kepada-Mu semua pekerjaan kudus, dan keberanian
para martir di dalam memberikan darah dan hidup mereka bagi cinta akan Engkau. Singkatnya,
O Yesus-ku, aku ingin mempersembahkan kepada-Mu semua pekerjaan baik untuk
menyingkirkan daripada-Mu begitu banyak paku dari pekerjaan-pekerjaan jahat. O Yesus, aku
mencium Kaki-Mu yang Maha Kudus, selalu tidak lelah-lelahnya mencari jiwa-jiwa. Pada Kaki-
kaki-Mu Kau sertakan semua langkah para mahkluk; tetapi Engkau merasa bahwa banyak dari
mereka yang lari daripada-Mu, dan Engkau ingin menghentikan mereka.
Di setiap langkah kejahatan mereka, Engkau merasa sebuah paku ditusukkan pada-Mu dan
Engkau ingin menggunakan paku-paku mereka itu untuk memaku mereka pada Cinta-Mu; dan
kesakitan yang Kaurasakan, dan usaha yang Kaulakukan agar memaku mereka pada Kasih-Mu

52
yang begitu hebat dan kuatnya sehingga Engkau gemetaran seluruhnya. Tuhan-ku dan Kebaikan-
ku, aku mengasihi Engkau, dan untuk menghibur Engkau, aku mempersembahkan langkah-
langkah para relijius yang baik dan semua jiwa-jiwa yang beriman, yang memaparkan hidup
mereka untuk menyelamatkan jiwa-jiwa. O Yesus, aku mencium Hati-Mu.

Engkau terus tersiksa, tidak karena orang-orang Yahudi akan membuat-Mu menderita, tetapi
karena rasa sakit dari pelanggaran-pelanggaran yang dilakukan oleh para mahkluk terhadap
Engkau.

Pada jam-jam ini Engkau ingin memberikan keunggulan untuk mencintai, kedua tempat bagi
semua dosa, dimana Engkau menebus, memulihkan, memuliakan Bapa, memperdamaikan
Keadilan Ilahi; ketiga bagi orang-orang Yahudi. Dengan cara ini Engkau menunjukkan bahwa
sengsara yang akan dibuat orang-orang Yahudi terhadap Engkau bukanlah apa-apa namun
mewakili lipat ganda, Sengsara yang paling pahit dimana Cinta dan dosa membuat Engkau
menderita. Dan inilah mengapa aku melihat, semuanya terkonsentrasi di dalam Hati-Mu: tombak
cinta, tombak dosa; dan Engkau menunggu yang ketiga, tombak orang-orang Yahudi. Hati-Mu,
tercekik oleh Cinta, menderita dari gerakan-gerakan kekerasan, keterburu-buruan yang tak sabar
akan cinta, hasrat untuk menghabiskan Engkau, dan membakar detak-detak jantung yang ingin
memberikan hidup bagi setiap hati. Dan itulah tepat di sini, di Hati-Mu, dimana Engkau
merasakan rasa sakit yang disebabkan oleh para mahkluk, yang dengan hasrat jahat,
ketidakteraturan cinta, detak jantung yang tercela, bukannya menunggu Cinta-Mu, tetapi mencari
cinta-cinta yang lainnya.

Yesus, betapa besar Engkau menderita! Aku melihat Engkau pingsan, terendam gelombang-
gelombang kedurhakaan. Aku mengisihi Engkau, dan aku ingin menenangkan kepahitan Hati-
Mu, yang ditusuk tiga kali, dengan mempersembahkan pada-Mu kemanisan-kemanisan abadi
dan cinta termanis Mama Maria tersayang, juga dari semua kekasih-kekasih-Mu yang sejati.

Dan sekarang, O Jesusku, biarkanlah hatiku yang malang ini menarik kehidupan dari Hati-Mu
sehingga aku akan hidup hanya dengan Hati-Mu; dan di setiap pelanggaran yang Kau akan
kauterima, biarlah aku selalu siap untuk mempersembahkannya untuk-Mu sebuah kelegaan,
sebuah penghiburan, sebuah pemulihan, dan tindakan cinta yang tak terganggu.

RENUNGAN DAN PRAKTEK

Selama jam yang kedua di Getsemani, semua dosa di sepanjang jaman – masa lalu, sekarang dan
masa depan – hadir di hadapan Yesus, dan Ia mengambil semuanya untuk Diri-Nya sendiri untuk
memberikan kemuliaan bagi Bapa-Nya. Sehingga, Yesus Kristus menebus, berdoa dan
merasakan semua perasaan kita di Hati-Nya tanpa pernah berhenti berdoa. Apakah kita selalu
berdoa, di dalam perasaan hati apapun – dingin, keras, dicobai? Apakah kita memberikan kepada
Yesus rasa sakit jiwa kita sebagai pemulihan dan kelegaan untuk meneladani Dia secara utuh,
memikirkan setiap perasaan kita sebagai rasa sakit Yesus? Kita harus menaruhnya di sekitar Dia
sebagai rasa sakit Yesus, untuk menyayangi Dia dan melegakan Dia. Dan jiwa mungkin kita
harus berkata pada-Nya: ‘Engkau telah terlalu banyak menderita. Beristirahatlah, dan kami akan
menderita menggantikan-Mu.’

53
Apakah kita menjadi tidak berani, ataukah kita terdiam di Kaki-kaki Yesus, memberikan pada-
Nya semua yang kita derita sehingga Ia akan menemukan Kemanusiaan-Nya sendiri di dalam
kita? Dengan kata lain, apakah kita melayani Kemanusiaan Yesus? Apakah yang dilakukan
Kemanusiaan Yesus? Kemanusiaan Yesus memuliakan Bapa, Kemanusiaan Yesus menebus dan
memohonkan keselamatan bagi jiwa-jiwa. Sekarang, apakah kita memiliki tiga niat Yesus di
dalam segala hal yang kita lakukan, agar kita mampu untuk berkata bahwa kita menyertakan
kemanusiaan untuk Yesus Kristus di dalam diri kita? Dalam saat-saat kegelapan kita, apakah kita
meletakkan niat untuk membuat cahaya kebenaran  bersinar bagi orang lain? Dan ketika kita
berdoa dengan sungguh, apakah kita meletakkan niay kita untuk melelehkan es banyak pendosa
yang berkeras hati? Yesusku, agar mengasihi Engkau dan melegakan Engkau dari kelelahan
menyeluruh Diri-Mu, aku melambungkan ke surga dan menjadikan Ke-Ilahian-Mu menjadi
milikku sendiri; dan menempatkan-Nya di sekitar-Mu, aku ingin menyingkirkan semua
pelanggaran para mahkluk daripada-Mu.

Aku ingin mempersembahkan kepada-Mu keindahan-Mu yang mengusir segala keburukan dosa;
kekudusan-Mu untuk menyingkirkan daripada-Mu kengerian akan semua jiwa yang membuat
Engkau merasa jijik sebab mereka telah mati terhadap rahmat; damai-Mu mengusir pertikaian,
pemberontakan dan pergolakan semua mahkluk; keharmonisanmu untuk menyegarkan telinga-
telinga-Mu yang dilanggar oleh begitu banyak gelombang suara kejahatan.

Yesus-ku, aku berniat untuk mempersembahkan kepada-Mu perbuatan ilahi untuk pemulihan
sebanyak pelanggaran yang telah Engkau terima. Mereka menyerang Engkau seperti
menginginkan kematian-Mu, dan dengan tindakan-tindakan-Mu sendiri aku ingin memberikan
Engkau kehidupan. Kemudian, O Yesusku, aku ingin membuang sebuah gelombang Ke-Ilahian-
Mu kepada seluruh mahkluk, agar karena sentuhan Ilahi-Mu mereka tidak lagi lancang
melakukan pelanggaran terhadap Engkau. O Yesus, inilah satu-satunya dimana aku sanggup
memberikanmu kasih bagi semua pelanggaran yang Kauterima dari para mahkluk.

O Yesus, Hidupku yang terkasih, semoga doa-doa dan kesakitanku selalu naik menuju surga
untuk membuat cahaya rahmat menghujani setiap orang dan untuk menyerap kehidupan mereka
di dalam hidupku sendiri.

DOA SYUKUR
Di akhir setiap doa Penderitaan di Taman

O Tuhanku yang termanis, aku berterimakasih kepada-MU karena telah senang menjadikan aku
teman-MU setidaknya selama satu jam selama penderitaan-MU yang luar biasa di taman. Oh,
Yesus yang baik, betapa sedikit kenyamanan yang Engkau temukan dalamku. Namun, cinta-MU
yang tak terbatas dan kasih amal yang melimpah membuat Engkau merasa lega bahkan dengan
sedikit kasih sayang yang ditunjukkan makhluk ciptaan-MU itu kepada-MU. Aku tidak akan
pernah melupakan pemandangan akan Engkau yang patut disembah; gemetar, terhantam, hancur,
dipermalukan dalam debu, dan semua ditutupi dengan keringat darah-MU, dalam kengerian
gelap Getsemani! O Yesus, aku telah mengalami hal itu untuk menyertai Engkau dalam
penderitaan-MU, merasakan seteguk kesusahan Hati Ilahi-MU yang menyedihkan adalah
keberuntungan terbesar yang bisa dimiliki seseorang di bumi.

54
O Yesus, aku dengan sukacita menanggalkan segala kesia-siaan dan keduniawian. Aku hanya
menginginkan Engkau, Tuhanku yang tertindas, sengsara, menderita. Dari taman ini, ke Kalvari,
aku selalu ingin menjadi teman setia dan teman manis-MU.

O Yesus, jadikanlah aku tertawan bersama-MU, dan terseret ke pengadilan bersama-MU.


Biarkan aku berbagi dalam aniaya, penghinaan, ludahan dan tamparan musuh-MU untuk
menutupi Engkau. Bawa aku dari Pilatus ke Herodes dan kembali ke Pilatus lagi. Ikatkan aku di
tiang bersama-MU, dan biarkan aku merasakan bagian dari cambukan-MU. Yesus, tusuklah aku
dengan beberapa duri-MU. Biarkan aku dijatuhi hukuman mati dengan penyaliban bersama-MU:
Engkau, sebagai korban cinta bagiku, dan aku sebagai korban penebusan akan dosa-dosa-ku.

Berikanlah aku bagian dari orang Kirene, untuk mengikuti Engkau ke Kalvari; dan di sana,
biarlah aku dipaku pada Salib bersama-MU, dan kemudian menderita dan wafat bersama
Engkau.

O Bunda yang berduka, engkau telah menolong aku bersimpati dengan penderitaan Yesus di
taman. Tolonglah aku sekarang untuk disalib bersamamu pada salib yang sama, salib Yesus, dan
untuk mengetahui bagaimana mempersembahkan kepada-NYA perbaikan-perbaikan yang sangat
berarti dengan jasa-jasa yang sama akan sengsara dan kematian-NYA di salib. Amin.

DOA SYUKUR

55
23.00 - 00.00

23.00 – 00.00
JAM KETIGA - PENDERITAAN DI TAMAN GETSEMANI

DOA PERSIAPAN 

Tiga jam Menderita di Taman Getsemani

Doa Pembukaan

O Penebus Ilahi-ku, Yesus, kumohon bawalah aku bersama-MU, bersama tiga rasul
terkasih-MU, untuk membantu-MU saat Engkau menderita di Taman Zaitun. Diingatkan
oleh teguran manis yang Engkau berikan kepada Petrus dan dua murid lainnya yang
tertidur, aku ingin tetap terjaga setidaknya satu jam dengan Engkau di Getsemani; aku
ingin merasakan setidaknya satu kesakitan yang tajam di Hati-MU yang menderita, satu
susah payah desahan nafas-MU.

Aku ingin mengarahkan pandanganku pada Wajah Ilahi-MU dan merenungkan bagaimana
Wajah-MU menjadi pucat, bagaimana Wajah-MU tersusahkan, bagaimana Wajah-MU
tertindas oleh kesedihan, bagaimana Engkau membungkuk rendah, bahkan sampai ke
debu! Wahai penderitaan Yesus-ku, aku sudah melihat-MU terhuyung dan jatuh, sekarang
ke kiri dan sekarang ke kanan. Aku melihat Engkau memautkan tangan-MU yang mengasihi
dan terlumpuhkan. Aku mulai mendengar rintihan-MU, tangisan rasa sakit-MU yang tidak
bisa dimengerti yang Engkau angkat ke surga. Ya, Yesus, yang menderita di Taman

56
Getsemani yang suram, pada saat ini aku akan menemanimu, membuat percikan, aliran
darah yang patut disembah mengalir padaku, yang mengalir dari semua anggota-Mu yang
patut disembah.

O mandi yang paling berharga dari kebaikan terbesar yang kumiliki, Yesus, yang sangat
menderita bagiku, biarkan aku meminum Engkau sampai tetes terakhir, dan bersama-MU,
meminum setidaknya satu teguk piala pahit Kekasihku. Biarkan aku merasakan di dalam
diriku rasa sakit Hati-NYA yang ilahi. Sungguh, biarkan aku merasakan hatiku hancur oleh
kesedihan karena telah menyinggung perasaan Tuhanku, yang merendahkan Diri-NYA
hingga pada sengsara kematian bagiku.

Ya, Yesus-ku, berikanlah aku rahmat, tolonglah aku untuk menderita, mengeluh dan
menangis bersama-MU, paling tidak sedikit saja pada satu jam di dalam Taman Zaitun. O
Bunda yang berduka, Maria, buatlah aku merasakan kesedihan hatimu yang tersayat bagi
Yesus yang menderita di Getsemani.

-----

JAM KETIGA - PENDERITAAN DI TAMAN GETSEMANI

Yesusku terkasih, hatiku tak lagi sanggup menahan: aku melihat Engkau dan melihat
Engkau terus tersiksa. Aliran-aliran darah yang mengalir di Tubuh-Mu, begitu derasnya
hingga tak dapat menahannya lagi, Engkau jatuh ke dalam genangan darah. O Cintaku,
hatiku hancur melihat Engkau begitu lemah dan kelelahan! Wajah-Mu yang patut disembah
dan tangan-tangan kreatif-Mu terkulai di tanah dan ternoda oleh darah. Tampak bagiku
sungai-sungai kedurhakaan yang dikirimkan para mahkluk kepada-Mu, Engkau ingin
memberikan sungai-sungai darah untuk menenggelamkan pelanggaran-pelanggaran ini di
dalamnya, dan dengan ini, memberikan setiap mahkluk, kepastian akan pengampunan.

Tetapi, kumohon, O Yesus-ku, bangkitlah; betapa Kau terlalu menderita. Biarlah itu cukup
bagi Cinta-Mu! Dan ketika Yesusku tercinta tampak sekarat di dalam Darah-Nya sendiri,
Cinta memberikan-Mu kehidupan baru. Aku melihat Dia kesulitan bergerak. Ia berdiri dan
kuyup dengan Darah dan lumpur, Ia tampak ingin berjalan namun tidak memiliki kekuatan,
Ia bahkan hampir tak dapat menarik Diri-Nya sendiri.

Hidupku yang manis, biarkanlah aku memapah-Mu di dalam lengan-lengan-Ku. Apakah


Engkau ingin pergi kepada para rasul-Mu? Namun tidakkah itu akan menyedihkan lagi
Hati-Mu yang patut disembah bila mendapatkan mereka tertidur lagi! Dan Kau, dengan
suara gemetar dan lemah, memanggil mereka:

 “Putera-putera-Ku, janganlah tidur! Waktunya sudah dekat. Tidakkah kau melihat betapa
Aku telah merendahkan Diri-Ku sendiri? Oh Kumohon, tolonglah Aku, janganlah tinggalkan
Aku di waktu-waktu ekstrim ini!”

Dan hampir limbung, Engkau akan terjatuh di dekat mereka saat  Yohanes menahan-Mu
dengan lengan-lengannya. Engkau sungguh tak dikenali lagi jika bukan karena kelemah-

57
lembutan suara-Mu, mereka tidak akan mengenali-Mu. Kemudian, setelah menasehati
mereka untuk berjaga dan berdoa, Engkau kembali ke taman, tetapi dengan luka kedua di
Hati-Mu. Dalam luka ini, O Cinta-ku, aku melihat semua dosa jiwa-jiwa ini, walaupun
Engkau mewujudkan bantuan dalam rupa cium dan belaian, di malam-malam pencobaan
melupakan Cinta-Mu dan pemberian-pemberian-Mu, dan tetap demikian, mengantuk dan
ingin tidur, sehingga kehilangan semangat untuk terus berdoa dan berjaga.

Yesus-ku, betapa benarnya bahwa setelah melihat-Mu dan telah mencicipi pemberian-
pemberian-Mu kekuatan besar diperlukan untuk tetap berdiri tegar ketika semuanya
diambil. Hanya sebuah mujizat saja yang dapat membuat jiwa-jiwa bertahan terhadap
ujian. Jadi, saat aku bersimpati dengan-Mu bagi jiwa-jiwa yang tak acuh, sembrono dan
pelanggaran-pelanggarannya adalah yang terpahit bagi Hati-Mu, aku mohon kepada-Mu:
jika mereka akan mengambil satu langkah saja untuk tidak menyenangkan Engkau, paling
tidak, lingkupi mereka dengan banyak rahmat yang akan menghentikan mereka sehingga
mereka tidak akan kehilangan semangat doa yang terus menerus.

Yesusku yang lembut, ketika Engkau kembali ke taman, tampaknya seolah Kau tak dapat
meneruskannya. Wajah-Mu penuh dengan darah dan kotoran, tetapi Engkau menaikkannya
ke Surga dan mengulanginya untuk ketiga kalinya:

 “Bapa, jikalau sekiranya mungkin, biarlah cawan ini lalu dari pada-Ku. Bapa yang Kudus,
tolonglah aku! Aku memerlukan penghiburan. Memang benar bahwa karena dosa-dosa
yang Kuambil bagi Diri-Ku sendiri, aku merasa mual, jijik dan menjadi yang paling hina di
hadapan kemuliaan-Mu yang tak terbatas. Keadilan-Mu bangkit untuk murka terhadap
Aku. Tetapi lihatlah Aku, O Bapa: Aku selalu adalah Putera-Mu, yang adalah satu dengan-
Mu, Kumohon, Bapa, tolonglah Aku, kasihanilah Aku! Janganlah tinggalkan Aku tanpa
penghiburan!”

Kemudian tampaknya kudengar, O Cinta-ku yang lembut, memanggil pertolongan ibu-Mu:

 “Ibu yang manis, peluklah Aku erat-erat di dalam lenganmu sama seperti yang kaulakukan
ketika Aku masih kanak-kanak. Berikanlah Aku susu yang pernah Kudapat darimu untuk
menyegarkan Aku dan membuat manis kepahitan derita-Ku. Berikanlah Aku hati yang
berisi kepuasan sempurna bagi-Ku. Ibu-Ku, Maria Magdalena, para rasul terkasih, semua
kalian yang mencintai Aku: Tolonglah Aku! Hiburlah Aku! Janganlah tinggalkan Aku
sendirian di saat-saat ekstrim ini. Semuanya, berkumpulah! Hiburlah Aku dengan
menemani Aku dengan cinta-mu.”

Yesus, Cinta-ku, siapa yang sanggup menanggung melihat keekstriman yang sedemikian
rupa? Hati mana yang sedemikian keras yang tidak hancur melihat Engkau tenggelam di
dalam Darah-Mu sendiri? Siapa yang tidak akan meneteskan aliran airmata pahit,
mendengarkan kata-kata kesedihan saat melihat Engkau mencari pertolongan dan
penghiburan? Yesus-ku, hiburlah Diri-Mu Sendiri. Sekarang aku melihat Bapa yang
mengirim seorang malaikat untuk menghibur dan membantu, agar Engkau dapat keluar
dari keadaan sengsara ini dan mampu menyerahkan Diri-Mu kepada orang-orang Yahudi.
Saat Engkau sedang bersama dengan malaikat itu, aku akan pergi mengelilingi surga dan

58
bumi. Engkau akan mengijinkan aku untuk mengambil Darah yang telah Engkau
tumpahkan sehingga aku dapat memberikannya kepada semua manusia sebagai perjanjian
akan keselamatan setiap orang, dan membawa kembali sebagai gantinya, penghiburan
akan kasih, detak-detak jantung, pikiran-pikiran, langkah-langkah dan perbuatan-
perbuatan mereka.

Bunda Surgawiku, aku datang kepadamu agar bersama, kita akan pergi kepada semua jiwa
untuk memberikan Darah Yesus. Bunda yang lembut, Yesus menginginkan penghiburan,
dan penghiburan terbesar yang dapat kita lakukan bagi-Nya adalah membawakan-Nya
jiwa-jiwa. Maria Magdalena, marilah bersama kami. Semua para malaikat, datanglah dan
lihatlah betapa Yesus direndahkan. Ia menginginkan penghiburan-penghiburan dari setiap
orang, dan ia mendapatkan Diri-Nya dalam keadaan tersungkur sedemikian rupa sehingga
Ia tidak akan menolak siapapun.

O cahaya matahari, datanglah untuk mengusir kegelapan malam untuk memberikan Yesus
penghiburan. O bintang-bintang dengan kerlipan sinarmu, turunlah dari Surga. Datanglah,
untuk memberikan penghiburan. Bunga-bunga di bumi, datanglah dengan keharumanmu.
Burung-burung, datanglah dengan nyanyianmu. Datanglah elemen-elemen bumi untuk
menghibur Yesus. Datanglah, O laut, untuk menyegarkan dan membasuh Yesus. Dia adalah
Pencipta, Hidup kita, segalanya bagi kita. Datanglah semuanya untuk menghibur Dia, untuk
memberikan-Nya penghormatan sebagai Tuhan yang berkuasa.

Tetapi, oh, Yesus tidak mencari cahaya-cahaya, bintang-bintang, bunga-bunga dan burung-
burung. Ia inginkan jiwa-jiwa, jiwa-jiwa! Yesusku yang baik dan lembut, di sinilah semua
orang bersama aku. Ibumu terkasih berada dekatku. Mohon beristirahatlah di dalam
lengannya. Itu akan menghiburnya juga, untuk mendekap-Mu pada dadanya, sebab ia telah
berbagi dengan-Mu berlimpah derita kesedihan. Maria Magdalena juga berada di sini, juga
jiwa-jiwa yang mengasihi sepanjang jaman. O Yesus, terimalah mereka, dan katakanlah
sebuah kata pengampunan dan cinta bagi setiap orang. Ikatlah mereka semua di dalam
Cinta-Mu sehingga tidak ada jiwa yang lari daripada-Mu lagi.

Tetapi, ah, tampak padaku, Engkau berkata, O Puteri, berapa jiwa lari daripada-Ku karena
dorongan dan jatuh ke dalam kehancuran abadi! Jadi bagaimana kesedihan-Ku ditenangkan
– jika Aku mencintai satu jiwa sebanyak Aku mencintai semua jiwa-jiwa sekaligus?

Rangkuman Penderitaan
Yesus yang sengsara, saat tampaknya bahwa Hidup-Mu akan meredup, aku telah dapat
mendengar derita kematian dari Sengsara-Mu. Mata-Mu yang indah terhalang saat
kematian mendekat; semua anggota kudus-Mu telah lesu. Sering kali aku mendengar
Engkau tidak lagi bernafas. Hatiku merasa hancur karena rasa sakit. Aku merangkul
Engkau dan merasakan bahwa Engkau kedinginan. Aku menggoncangkan Engkau tetapi
tidak ada tanda-tanda kehidupan. Yesus, apakah Engkau telah mati?

Mama yang menderita, para malaikat Surga, datanglah untuk menangisi Yesus dan
janganlah mengijinkan aku untuk terus hidup tanpa-Nya. Ah, aku tidak bisa! Aku

59
mendekap-Nya lebih erat lagi pada diriku, dan aku mendengar Dia menarik nafas lagi – dan
kemudian, lagi, Dia tidak memberikan tanda kehidupan! Aku memanggil-Nya: “Yesus,
Yesus, Hidupku, janganlah mati!”

Namun aku telah mendengar derap langkah musuh-musuh-Mu yang datang hendak
menangkap Engkau. Siapa yang akan membela Engkau dalam keadaan seperti ini?

Bangkit, Dia tampak bangkit dari kematian pada kehidupan. Ia melihat aku dan berkata:

 “Nak, apakah kau di sini? Tidakkah telah engkau saksikan kesakitan-kesakitan-Ku bagi
banyak kematian yang telah Aku derita? Jadi ketahuilah, O nak, bahwa dalam tiga jam inilah
merupakan sengsara-Ku yang paling pahit, Aku telah menyertakan di dalam Diri-Ku sendiri
semua hidup para mahkluk dan telah menderita semua rasa sakit mereka dan kematian-
kematian mereka, memberikan kepada mereka semua satu per satu Hidup-Ku. Sengsara-
sengsara-Ku akan menahan mereka; demi mereka, penderitaan dan kematian-Ku akan
mengubah menjadi pancuran kemanisan dan kehidupan. Betapa mahalnya jiwa bagi-Ku!
Bukankah setidaknya Aku diberi balasan! Kau telah melihat bahwa saat Aku sekarat Aku
akan kembali untuk bernafas lagi: itulah kematian-kematian para mahkluk yang Kurasakan
di dalam-Ku!”

Yesus-ku yang terengah-engah, karena Engkau ingin menyertakan kehidupan-Ku di dalam


Engkau, dan juga kematianku, aku berdoa pada-Mu, bagi sengsara-Mu yang terpahit ini,
untuk datang membantu aku pada saat kematianku. Aku telah memberikan-Mu hatiku
sebagai tempat pengungsian dan beristirahat, lenganku untuk menahan Engkau, dan
seluruhnya aku pada-Mu; dan – oh, betapa senangnya aku memberikan diriku sendiri ke
dalam musuh-musuh-Mu, untuk mati menggantikan tempatmu!

Datanglah, O kehidupan hatiku, pada saat itu, untuk mengembalikan padaku segala yang
telah kuberikan pada-Mu: penyertaan-Mu, Hati-Mu sebagai pembaringan dan
peristirahatan, lengan-Mu sebagai penopang, nafas keras-Mu untuk mengangkat usaha-
usahaku; dengan cara demikian, di dalam bernafas, aku akan bernafas melalui nafas-Mu
yang bagaikan memurnikan udara, akan memurnikan aku dari noda dan akan menaruh aku
memasuki keindahan abadi.

Lebih lagi, Yesus-ku yang manis, kemudian Engkau akan memberikan Kemanusiaan-Mu
yang Maha Kudus bagi jiwaku agar saat melihat aku Engkau dapat melihat aku melalui Diri-
Mu sendiri; dan saat melihat Diri-Mu sendiri, Engkau tidak akan menemukan apapun untuk
menghakimi aku. Kemudian engkau akan memandikan aku dengan Darah-Mu; Engkau akan
memakaikan aku dengan pakaian kejujuran akan Kehendak-Mu yang Maha Kudus; Engkau
akan mendadani aku dengan Cinta-Mu dan memberikanku cium yang terakhir, Engkau
akan membawaku terbang dari dunia ke dalam Surga.

Dan kini aku berdoa pada-Mu untuk melakukan semuanya bagi yang sekarang, apa yang
kumintakan bagi diriku sendiri. Peluklah mereka di dalam dekapan Cinta-Mu. Dan berilah
mereka cium persatuan dengan Diri-Mu sendiri, selamatkanlah mereka dan janganlah
biarkan satu pun terhilang.

60
Yesus-ku yang baik yang bersedih, aku mempersembahkan kepada-Mu jam ini di dalam
kenangan akan sengsara dan kematian-Mu untuk melucuti murka Allah yang adil bagi
begitu banyak pendosa dan memperolehkan pertobatan bagi semua pendosa, bagi
perdamaian di antara umat manusia, bagi pengudusan kami, dan pemurnian bagi jiwa-jiwa
di api penyucian.

Kini aku melihat musuh-musuh-Mu mendekat, dan Engkau ingin meninggalkan aku untuk
menemui mereka. Yesus, ijinkanlah aku memberikan cium erat pada bibir-Mu, dimana
Yudas lancang memberikan cium pengkhianatannya. Biarlah aku menyeka Wajah-Mu yang
bermandikan darah yang akan dipukuli berkali-kali dan diludahi. Dekaplah aku pada hati-
Mu, dan jangan biarkan aku terpisah daripada-Mu. Aku akan mengikuti Engkau. Berkatilah
aku.

RENUNGAN DAN PRAKTEK

Dalam jam ketiga ini di dalam Taman Getsemani, Yesus meminta bantuan dari surga, dan
kesakitan-Nya begitu besar sehingga sampai meminta penghiburan dari para rasul-Nya.
Kini, apakah kita selalu meminta pertolongan dari surga di segala keadaan, sakit atau
malang? Dan jika aku berpaling juga pada para mahkluk, apakah aku melakukannya dengan
teratur, pergi kepada mereka yang dapat secara kudus memberikan penghiburan? Apakah
aku paling tidak mundur jika aku tidak menerima penghiburan yang kuharapkan,
menggunakan pengabaian para mahkluk untuk meninggalkan diriku sendiri secara lebih
lagi di dalam tangan-tangan Yesus?

Yesus dihibur oleh seorang malaikat. Sekarang, dapatkah aku mengatakan bahwa aku
adalah malaikat Yesus yang berada di dekat-Nya untuk menghibur-Nya dan mengambil
bagian dari kepahitan-Nya? Agar dapat menjadi malaikat sejati bagi Yesus, aku harus
menerima kesakitan-kesakitan sebagai rasa sakit yang dikirimkan padaku oleh-Nya,
dengan demikian, sebagai rasa sakit yang Ilahi. Hanya dengan demikian aku berani
menghibur Tuhan yang merasakan kepahitan.
Jika tidak, jika aku mengambil kesakitan dengan cara manusia, aku tidak dapat
menggunakannya untuk menghibur Allah Manusia, dan dengan demikian tidak dapat
menjadi malaikat-Nya.

Di dalam derita-derita yang dikirimkan Yesus padaku, tampaknya seolah Ia mengirimkan


cawan itu juga, yang ke dalamnya aku harus menuangkan buah dari derita-derita ini. Dan
kesakitan-kesakitan ini, diderita dengan cinta dan penyerahan, akan diubah menjadi nektar
yang termanis bagi Yesus. Dan aku akan pergi pada Yesus-ku yang sengsara dan
mempersembahkan-Nya cawan yang dikirimkan-Nya padaku dan kesedihan-kesedihanku
sekarang berubah menjadi kemanisan. Seperti seorang malaikat, aku akan membawanya
kepada bibir-Nya agar Ia meminumnya, untuk menghibur-Nya dan menenangkan-Nya. Di
setiap kesedihan, aku kemudian akan berkata pada diriku sendiri, “Yesus memanggil aku
menjadi seorang malaikat yang dekat pada-Nya. Ia ingin penghiburanku dan untuk alasan
inilah, Ia akan membagikan kesedihan-kesedihan-Nya.

61
Yesus, Cinta-ku, di dalam penderitaanku, aku mencari Hati-Mu untuk beristirahat dan di
dalam penderitaan-Mu aku berharap untuk membuat pemulihan bersama dengan
penderitaanku. Dengan pertukaran ini, semoga aku menjadi malaikat penghibur-Mu.

DOA SYUKUR
Di akhir setiap doa Penderitaan di Taman

O Tuhanku yang termanis, aku berterimakasih kepada-MU karena telah senang menjadikan
aku teman-MU setidaknya selama satu jam selama penderitaan-MU yang luar biasa di
kebun. Oh, Yesus yang baik, betapa sedikit kenyamanan yang Engkau temukan dalamku.
Namun, cinta-MU yang tak terbatas dan kasih amal yang melimpah membuat Engkau
merasa lega bahkan hanya dengan sedikit kasih sayang yang ditunjukkan makhluk ciptaan-
MU itu kepada-MU. Aku tidak akan pernah melupakan pemandangan akan Engkau yang
patut disembah itu; gemetar, terhantam, hancur, dipermalukan dalam debu, dan semua
ditutupi dengan keringat darah-MU, dalam kengerian gelap Getsemani! O Yesus, aku telah
mengalami hal itu untuk menyertai Engkau dalam penderitaan-MU, merasakan seteguk
kesusahan Hati Ilahi-MU yang menyedihkan adalah keberuntungan terbesar yang bisa
dimiliki seseorang di bumi.

O Yesus, aku dengan sukacita menanggalkan segala kesia-siaan dan keduniawian. Aku
hanya menginginkan Engkau, Tuhanku yang tertindas, sengsara, menderita. Dari taman ini,
ke Kalvari, aku selalu ingin menjadi teman setia dan teman manis-MU.

O Yesus, jadikanlah aku tertawan bersama-MU, dan terseret ke pengadilan bersama-MU.


Biarkan aku berbagi dalam aniaya, penghinaan, ludahan dan tamparan musuh-MU untuk
menutupi Engkau. Bawa aku dari Pilatus ke Herodes dan kembali ke Pilatus lagi. Ikatkan
aku di tiang bersama-MU, dan biarkan aku merasakan bagian dari cambukan-MU. Yesus,
tusuklah aku dengan beberapa duri-MU. Biarkan aku dijatuhi hukuman mati dengan
penyaliban bersama-MU: Engkau, sebagai korban cinta bagiku, dan aku sebagai korban
penebusan akan dosa-dosa-ku.

Berikanlah aku bagian dari orang Kirene itu, untuk mengikuti Engkau ke Kalvari; dan di
sana, biarlah aku dipaku pada Salib bersama-MU, dan kemudian menderita dan wafat
bersama Engkau.

O Bunda yang berduka, engkau telah menolong aku bersimpati dengan penderitaan Yesus
di taman. Tolonglah aku sekarang untuk disalib bersamamu pada Salib yang sama, salib
Yesus, dan untuk mengetahui bagaimana mempersembahkan kepada-NYA perbaikan-
perbaikan yang sangat berarti dengan jasa-jasa yang sama akan sengsara dan kematian-
NYA di salib. Amin.

DOA SYUKUR

62
00.00 - 01.00

00.00 – 01.00
YESUS DITANGKAP DI DALAM TAMAN ZAITUN

DOA PERSIAPAN

YESUS DITANGKAP DI DALAM TAMAN ZAITUN

Yesus-ku, kita telah mencapai tengah malam. Aku mendengar musuh-musuh-Mu mendekat.
Membenahi Diri-Mu sendiri, mengeringkan Darah-Mu dan merasa dikuatkan dengan
penghiburan yang telah Engkau terima, Engkau kembali kepada para rasul-Mu. Engkau
memanggil mereka dan menasehati mereka; dan membawa serta mereka dengan-Mu,
Engkau menemui musuh-musuh-Mu. Dengan cara ini dengan segera Engkau melakukan
pemulihan bagi kelambananku, ketidak-niatan-ku, dan kemalasanku di dalam bekerja dan
menderita bagi Cinta-Mu.

Namun, O Cinta-ku yang lembut, betapa pemandangan yang menggerakkan hati yang
kulihat! Pertama-tama yang menemui-Mu adalah Yudas yang jahat yang datang kepada-Mu,
merangkulkan lengannya di sekitar leher-Mu, menyalami Engkau dan mencium Engkau.
Dan Engkau, Cinta-Ku yang penyayang, tidak menolak untuk mencium bibir celaka itu.
Engkau merangkulnya dan mendekapnya di Hati-Mu, ingin merebutnya dari neraka dengan
memberikannya demonstrasi Cinta yang baru.

63
Yesus-ku, bagaimana mungkin tidak mencintai Engkau? Kelembutan Cinta-Mu begitu
besar  yang pastilah menyentak setiap hati untuk mencintai-Mu – namun tetap Engkau
tidak dicintai! Yesus-ku, dengan cium ini, Engkau membuat pemulihan bagi pengkhianatan-
pengkhianatan, kepura-puraan dan penipuan-penipuan yang dilakukan di bawah jubah
persahabatan dan kekudusan, khususnya oleh jiwa-jiwa yang dikonsekrasikan. Dan dengan
cium ini, Engkau meminta dan mendapatkan pengampunan bagi setiap orang dan pendosa
manapun yang bertobat yang kembali, dengan rendah hati kepada Hati-Mu Yang Maha
Kudus.

O betapa manisnya kata-kata yang Engkau katakan kepada Yudas turun ke dalam Hati-Mu:

“Hai teman, untuk itukah engkau datang?”

Ah, tampaknya Engkau menempatkan kata-kata itu kepadaku – tidak dengan memanggilku
“Teman,” tetapi dengan nama yang manis “nak”, berkata, putri-Ku, untuk itukah engkau
datang? Engkau mengatakannya untuk mendengarkan aku menjawab, “Yesus, aku datang
untuk mencintai-Mu.” “Untuk itukah engkau datang?”, Engkau mengulanginya bagiku
ketika aku bangun di pagi hari; “Untuk itukah engkau datang?”, jika aku berdoa; “Untuk
itukah engkau datang?”, Engkau mengulanginya lagi di dalam Hosti Kudus jika aku datang
menerima Engkau di dalam hatiku. Betapa sebuah panggilan yang indah bagiku dan bagi
semua orang!

Tetapi, berapa banyak, terhadap pertanyaan-Mu “Untuk itukah engkau datang?”,


menjawab: “Aku datang untuk melakukan pelanggaran terhadap Engkau!” Yang lainnya,
pura-pura tidak mendengarkan Engkau, memberikan diri mereka sendiri kepada segala
macam dosa dan menjawab pertanyaan-Mu “Untuk itukah engkau datang?” dengan pergi
ke neraka! Betapa besar kasih yang kurasakan bagi-Mu, O Yesus-ku! Aku ingin untuk
mengambil tali-tali yang digunakan para musuh-Mu untuk mengikat-Mu, untuk mengikat
jiwa-jiwa ini dan melepaskan Engkau dari kesedihan.

Tetapi, kembali, aku mendengar suara-Mu yang paling lemah lembut berkata, ketika
Engkau menemui musuh-musuh-Mu:

 “Siapa yang kamu cari?”

Dan mereka menjawab:

“Yesus dari Nazaret”

Dan Engkau, kepada mereka:

“Aku-lah Dia.”

Oh, betapa jahat dan tidak berterimakasih! Bukannya merendahkan diri mereka sendiri
dan bersujud di kaki-Mu untuk meminta pengampunan, malahan menyalahi kebaikan dan
membenci rahmat-rahmat dan mukjizat-mukjizat-Mu, mereka memegang Engkau dan

64
dengan tali dan rantai, mengikat Engkau dan membuat-Mu tak dapat bergerak. Mereka
mendorong Engkau jatuh ke tanah, menginjak Engkau di bawah kaki mereka dan
menjambak rambut-Mu. Dan dengan kesabaran yang tak terpahami, Engkau tetap diam –
menderita di dalam penebusan bagi pelanggaran-pelanggaran para pendosa, yang tidak
juga mau berserah, tetapi mengeraskan hati mereka walaupun Kau telah membuat banyak
mukjizat. Dengan tali-tali dan rantai-rantai-Mu, Engkau menggapai rantai-rantai dosa kami
dan mengikat kami dengan rantai-rantai Cinta-Mu yang manis.

Kau dengan penuh kasih, mengoreksi Petrus yang ingin membela Engkau bahkan dengan
memotong telinga Malkus. Dengan cara ini, Engkau ingin membuat pemulihan bagi
pekerjaan-pekerjaan baik yang dilakukan tanpa kebijaksanaan yang kudus dan bagi
mereka yang jatuh ke dalam dosa melalui semangat yang berlebihan.

Yesus-ku yang paling sabar, tali-tali dan rantai-rantai ini tampak menambah lebih indah
lagi pada Kemanusiaan-Mu yang kudus. Dahi-Mu menjadi lebih mulia, begitu besar bahkan
menarik perhatian para musuh-Mu. Mata-Mu memancarkan lebih daripada sinar – dan
Wajah Kudus-Mu merefleksikan sebuah kedamaian yang besar dan kemanisan yang
memikat para algojo-Mu. Dengan beberapa kata-kata lembut dan merasuki, Engkau
membuat mereka gemetar, dan bila mereka lancang melakukan pelanggaran terhadap
Engkau itu hanyalah karena Engkau mengijinkannya.

O Cinta yang terikat dan terbelenggu, apakah Engkau akan terikat bagiku, untuk
menunjukkan cinta yang lebih besar lagi bagiku dan kemudian mengijinkan aku, anak kecil-
Mu, tanpa rantai-rantai? Tidak, tidak. Ikat aku dengan tangan-tangan kudus-Mu,
gunakanlah tali-tali dan rantai-rantai-Mu sendiri. Sehingga, saat aku mencium dahi-Mu
yang Ilahi, aku berdoa untuk mengikat seluruh keberadaanku: seluruh pikiranku, mataku,
telingaku, lidahku, hatiku, kasihku. Dan pada waktu yang sama, mengikat semua mahkluk
agar merasakan manisnya rantai Cinta-Mu, mereka tidak akan berani melakukan
pelanggaran terhadap Engkau lagi.

Yesus-ku yang paling lembut, Engkau telah menyerahkan Diri-Mu kepada musuh-musuh-
Mu, memberikan mereka kuasa untuk melakukan apapun yang mereka inginkan daripada-
Mu. Yesus-ku, aku juga menaruh diriku ke dalam tangan-Mu sehingga Engkau dapat dengan
leluasa melakukan padaku apapun yang menyenangkan-Mu. Bersatu dengan Engkau, aku
ingin mengikuti kehendak-Mu, berbagi dalam pemulihan-pemulihan-Mu, dan menderita
kesakitan-kesakitan-Mu.

Aku ingin selalu tinggal tetap di dalam Hadirat-Mu hingga tidak lagi ada pelanggaran yang
tidak aku pulihkan, tidak ada lagi kepahitan yang tidak aku tenangkan, tidak ada ludahan
atau hinaan yang Kauterima yang tidak kuhalangi dengan cium dan belaian-ku.

Di dalam jatuh-Mu berulangkali, tanganku akan selalu siap mengangkat Engkau. Aku ingin
selalu bersama-Mu dan aku tidak ingin membiarkan Engkau ditinggalkan. Dan untuk
meyakinkan hal ini, leburlah aku di dalam Diri-Mu. Hingga aku akan berada di dalam
pikiran-Mu, di dalam pandangan-Mu, di dalam Hati-Mu, dan segalanya di dalam Engkau –
sehingga apa yang Kaulakukan, akan aku lakukan juga. Dengan cara ini, aku akan selalu

65
memiliki Engkau sebagai seorang teman setia dan tidak ada kesakitan-Mu yang akan
menghindari aku sehingga aku dapat memberikan kepada-Mu cintaku mewakili semua
mahkluk.

Yesus yang baik yang terkasih, sekarang sudah pukul satu pagi, dan pikiran ku mulai
terbawa kantuk. Aku akan melakukan segalanya untuk tetap terjaga, tetapi jika tiba-tiba
aku tertidur, aku akan meninggalkan diriku di dalam Engkau untuk mengikuti apapun yang
Kaulakukan. Lagi pula, apa yang akan Kaulakukan sendirian bagiku? Jadi, Yesus-ku, aku
meninggalkan pikiran-pikiranku di dalam Engkau untuk membela Engkau dari musuh-
musuh-Mu; nafasku sebagai penjaga dan teman; detak jantungku akan selalu berkata
bahwa aku mencintai-Mu, dan untuk berbuat hal yang baik bagi cinta yang tidak diberikan
orang lain pada-Mu; tetesan-tetesan darahku untuk melakukan pemulihan, dan untuk
mengembalikan bagi-Mu penghormatan dan martabat yang dirampas oleh orang lain
daripada-Mu dengan hinaan-hinaan, ludahan dan tamparan-tamparan.

O Yesus-ku, rangkullah dan berkatilah aku. Jika Engkau ingin aku tidur, buatlah aku tidur di
dalam Hati-Mu yang patut disembah. Sebagaimana detak jantung-Mu semakin kencang di
dalam Cinta dan penderitaan, semoga sering membangunkan aku sehingga persatuan kita
tidak akan terputus.

RENUNGAN DAN PRAKTEK

Melihat kehendak Bapa di dalam musuh-musuh-Nya, Yesus sangat siap untuk


menyerahkan Diri-Nya kepada mereka.

Ketika aku diperdaya atau dikhianati oleh mahkluk, apakah aku siap untuk mengampuni
sebagaimana Yesus mengampuni? Akankah aku menerima kesalahan yang dilakukan para
mahkluk terhadap aku? Di dalam salib-salib dan perlakuan buruk yang kuterima, dapatkah
aku berkata bahwa kesabaranku mirip dengan kesabaran Yesus?

Yesus-ku yang dirantai, biarlah rantai-rantai-Mu mengikat hatiku dan tetap tabah, siap
untuk menderita apapun yang Kau ingini.

DOA SYUKUR

66
01.00 - 02.00

01.00 – 02.00
DIDORONG MENGHANTAM SEBUAH BATU,
YESUS JATUH KE DALAM ARUS SUNGAI KIDRON

DOA PERSIAPAN

DIDORONG MENGHANTAM SEBUAH BATU,


YESUS JATUH KE DALAM ARUS SUNGAI KIDRON

Kebaikan-ku yang terkasih, pikiran lemahku mengikuti Engkau antara berjaga dan tidur.
Bagaimana aku membiarkan diriku tertidur saat aku melihat semua orang meninggalkan
Engkau dan berlari daripada-Mu? Para rasul sendiri, Petrus yang bersemangat, yang belum
lama tadi berkata bahwa ia ingin memberikan hidupnya bagi-Mu; para rasul terkasih yang
dengan cinta yang besar Engkau ijinkan untuk beristirahat di Hati-Mu – ah, mereka semua
meninggalkan-Mu, dan meninggalkan-Mu di tangan musuh-musuh-Mu yang kejam!

Yesus-ku, Engkau sendirian! Mata-mu yang murni melihat sekitar-Mu mencari apakah ada
paling tidak dari mereka yang Kaukasihi yang mengikuti Engkau untuk membuktikan pada-
Mu cintanya dan membela Engkau. Dan Engkau tidak mendapatkan siapapun – tak
seorangpun setia pada-Mu, Hati-Mu menangkapnya, dan Kau meledak dalam tangisan.
Engkau lebih merasakan sakit karena ditinggalkan oleh orang-orang-Mu yang setia,
daripada apa yang dilakukan para musuh-Mu terhadap Engkau.

67
Yesus-ku, janganlah menangis, atau jika tidak, biarlah aku menangis bersama Engkau.
Tetapi Yesus-ku yang lembut tampak berkata kepadaku: “Ah, anak-Ku, marilah menangis
bersama bagi banyak jiwa yang dikonsekrasikan bagi-Ku, yang karena cobaan-cobaan kecil
ataupun kejadian-kejadian di dalam kehidupan, tidak lagi menemani Aku atau
meninggalkan Aku sendirian; lalu banyak lagi yang lainnya yang merasa malu dan takut
yang karena kurang berani dan kurang percaya, meninggalkan Aku. Marilah menangis bagi
begitu banyak imam yang tidak melihat manfaat-manfaat di dalam hal-hal yang kudus dan
di dalam pelayanan sakramen-sakramen, tidak menemani Aku. Bagi yang lainnya yang
berkotbah, merayakan dan mendengarkan Pengakuan Dosa karena cinta pada
kepentingan-kepentingan mereka sendiri dan bagi kemuliaan diri sendiri, sehingga pada
saat itu tampaknya mereka berada dekat-Ku tapi Aku nyatanya tetap Aku ditinggal
sendirian. O anak-Ku, betapa sulitnya ditinggalkan sendirian ini bagi-Ku! Tidak hanya
mata-Ku menangis, tetapi Hati-Ku terluka! O Aku berdoa agar engkau melakukan
pemulihan untuk kesakitan-Ku yang pahit ini dengan berjanji tidak akan pernah
meninggalkan Aku sendirian.”

Ya, O Yesus-ku, dengan kekuatan Kehendak Ilahi-Mu dan bantuan rahmat-Mu, aku berjanji
tidak akan meninggalkan-Mu sendirian. Namun ketika Engkau menangis saat ditinggalkan
oleh orang-orang terkasih, O Yesus, musuh-musuh-Mu tidak memberikan rasa kasihan
akan kekejaman mereka. Ketika Engkau tertunduk dan terikat, Yesus-ku yang baik, hingga
Engkau bahkan tak dapat melangkah, mereka menginjak-Mu dan menyeret-Mu pada jalan
penuh batu dan duri. Sehingga tidak ada gerakan yang mereka lakukan yang tidak
membuat-Mu menyandung batu dan tertusuk duri. O Yesus-ku, saat mereka menyeret-Mu,
aku melihat bahwa Engkau meninggalkan jejak dengan Darah-Mu yang Berharga dan
dengan rambut keemasan yang mereka jambak dari kepala-Mu. Hidup-Ku dan segalanya
bagi-Ku, ijinkanlah aku untuk mengumpulkan langkah-langkah-Mu dan mengikat
semuanya pada semua langkah yang diambil oleh para mahkluk untuk melakukan
pelanggaran terhadap Engkau, bahkan pada malam hari. Sungguh, sebagian orang
menggunakan malam untuk melakukan pelanggaran terhadap Engkau bahkan lebih banyak
daripada siang hari – sebagian dengan pertemuan-pertemuan, sebagian dengan hiburan-
hiburan ataupun tontonan-tontonan, dan masih yang lainnya dengan pencurian-pencurian
sakrilegis. Yesus-ku, aku mempersatukan dengan-Mu untuk membuat pemulihan bagi
semua pelanggaran ini.

O Yesus-ku, kita sekarang berada di tepi sungai Kidron, dan orang-orang Yahudi yang jahat
mendorong Engkau. Ketika mereka melakukan ini, mereka melakukannya dengan keras
menyandung batu di situ sehingga dari mulut-Mu Engkau meneteskan Darah-Mu yang
paling Berharga, yang menandai batu itu. Kemudian mereka mencelupkan Engkau ke
dalam air yang busuk sehingga air itu masuk ke dalam telinga-Mu, ke dalam mulut-Mu, ke
dalam hidung-Mu. O Cinta yang tak tertandingi! Engkau kuyub dan tersedak oleh air dingin
yang busuk dan memualkan. Dalam keadaan ini, Engkau secara realisitis mewakili keadaan
para mahkluk yang malang ketika mereka melakukan dosa. Oh, betapa mereka terbungkus
luar dan dalam dengan ketersedakan kekotoran yang menjijikkan Surga dan siapapun yang
melihat mereka, dan menyebabkan bagi diri mereka sendiri petir-petir keadilan Ilahi! O
Hidup akan kehidupanku, adakah cinta yang lebih besar dari ini? Untuk menelanjangi kami
dari jubah kekotoran, Engkau mengijinkan musuh-musuh-Mu menarik-Mu masuk ke dalam

68
arus. Dan Engkau membuat pemulihan bagi sakrilegi-sakrilegi dan dinginnya jiwa-jiwa
yang Engkau terima secara sakrilegis, mendorong mereka, memasuki hati mereka dan
membuat mereka merasa lebih dari yang Kaurasakan di arus itu, semua kemualan akan
jiwa-jiwa mereka!

Engkau juga mengijinkan air-air ini menembus ke dalam usus-usus-Mu; demikian


banyaknya hingga musuh-musuh takut kalau Engkau mungkin akan tenggelam,
mengasihani Engkau untuk dapat memberikan siksaan pada-Mu yang lebih besar lagi,
mereka mengangkat-Mu. Tetapi Engkau begitu menjijikkan hingga mereka sendiri merasa
mual untuk menyentuh-Mu. Yesus-ku yang lembut, sekarang Engkau berada di pinggir.
Hatiku tak tahan melihat Engkau bermandikan air-air yang menjijikkan seperti ini. Aku
melihat Engkau gemetaran dari kepala hingga ke kaki karena kedinginan. Engkau melihat
sekeliling-Mu, mencari dengan Mata-Mu yang tidak Kaulakukan dengan Suara-Mu: paling
tidak seseorang untuk mengeringkan-Mu, membersihkan-Mu, dan menghangatkan-Mu –
tetapi sia-sia saja. Tidak ada yang tergerak mengasihani Engkau. Musuh-musuh-Mu
mengolok-olok dan mengejek Engkau, orang-orang yang Kaukasihi telah meninggalkan-Mu,
dan Bunda-Mu yang lembut sedang berada jauh karena Bapa menginginkan demikian!

O Yesus, di sinilah aku berada! Datanglah ke pelukanku. Aku ingin menangis hingga
membentuk basuhan untuk membersihkan-Mu. Dengan tangan-tanganku aku ingin
membersihkan-Mu dan membenahi rambut-Mu yang kusut. Cinta-ku, aku ingin
menyertakan Engkau di dalam hatiku dan menghangatkan-Mu dengan kehangatan kasih-
ku. Aku ingin mengharumkan Engkau dengan hasrat-hasratku yang terus menerus. Aku
ingin membuat pemulihan-pemulihan bagi semua pelanggaran ini, dan mempersatukan
hidupku dengan Hidup-Mu untuk menyelamatkan semua jiwa. Aku ingin
mempersembahkan pada-Mu hatiku sebagai sebuah tempat beristirahat, untuk
memulihkan Engkau dari rasa sakit yang Engkau derita hingga sekarang ini. Kemudian, kita
akan melanjutkan jalan sengsara-Mu bersama.

RENUNGAN DAN PRAKTEK

Pada waktu ini, Yesus menaruh Diri-Nya pada belas kasih musuh-musuh-Nya yang sejauh
ini telah mendorong-Nya ke dalam arus Kidron. Namun Yesus berahmat itu melihat mereka
dengan penuh cinta dan menahan segala sesuatu demi cinta pada mereka. Apakah aku
melemparkan diriku pada belas kasih Tuhan? Dapatkah aku mengatakan bahwa aku
seperti bola karet di tangan Yesus-ku, tidak berniat pada apa yang sedang kuderita, namun
pada apa yang Yesus inginkan daripadaku? Pernahkah aku memikirkan tentang tujuan dari
sebuah bola karet? Bola itu untuk bermain, dan sangat sering Yesus ingin bermain dengan
satu jiwa, memegang tangannya seperti memegang sebuah bola, kemudian meremasnya,
sekarang memukulnya, sekarang melemparkannya di udara lalu ke tanah, dan bola itu
tidak berbicara, mengijinkan Yesus untuk melakukan apa yang Dia kehendaki darinya.

Demikianlah, kita harus bertahan terhadap segala sesuatu seperti yang Yesus kehendaki
dari kita dan tidak peduli, seperti bola kecil di dalam tangan Yesus, kita merasakan sakit
ketika kita dipukul dan dibanting, selama kita membuat Yesus senang, karena Ia tahu
betapa menguntungkan hal ini bagi kita, dan betapa Ia ingin memberikan imbalan kepada

69
kita di sini dan di kehidupan selanjutnya, dan jiwa itu ditekan dekat kaki-kaki Ilahi-Nya,
mengalami derita penghinaan dan pengabaian Yesus. Di waktu-waktu lainnya, Ia ingin
memegang bola itu di Hati-Nya, dan bila jiwa itu senang telah menjadi mainan Yesus baik di
dalam penghinaan maupun di dalam penderitaan, Yesus yang mengasihi akan
menyenangkannya di dalam Hati-Nya dan akan menunjukkan kepada-nya kepuasan Hati
Ilahi-Nya. Di dalam kelemahan-kelemahan dan kegagalan-kegagalan-Ku, apakah aku siap
untuk bangkit lagi dan melemparkan diriku ke dalam pelukan Yesus? Yesus yang tersiksa
didorong ke dalam arus Kidron dan mengalami kesesakan, kemualan dan kejijikan.

Apakah aku membenci setiap noda dan bayangan dosa? Apakah aku siap untuk menaungi
Yesus di dalam hatiku agar Ia tidak mengalami kejijikan yang disebabkan oleh jiwa-jiwa
melalui dosa, menghibur-Nya sering kali bagi dosa yang kusebabkan sendiri?

Yesus-ku yang tersiksa, janganlah berbelas padaku dalam apapun tetapi berikanlah agar
aku dapat menjadi objek Cinta-Mu dan permainan-permainan Ilahi-Mu.

DOA SYUKUR

70
02.00 - 03.00

02.00 – 03.00
YESUS DIBAWA KE HADAPAN HANAS

DOA PERSIAPAN

YESUS DIBAWA KE HADAPAN HANAS

Yesus, selalulah menyertai aku. Mama yang manis, marilah kita mengikuti Yesus bersama.

Yesus-ku, penjaga Ilahi, Engkau ada di dalam Hati-Ku untuk menjaga aku. Dan tidak ingin
tinggal sendirian tanpaku, Engkau membangunkan aku dan membuatku melihat diriku
bersama-Mu di dalam rumah Hanas.

Sekarang Engkau berada di keadaan dimana Hanas menginterogasi Engkau mengenai


doktrin-Mu dan para rasul-Mu. Untuk membela kemuliaan Bapa, O Yesus, Engkau
membuka Mulut-Mu yang kudus, dan dengan sebuah suara bergema dan berwibawa,
menjawab:

 “Aku telah berbicara di depan umum dan setiap orang yang berada di sini telah
mendengarkan Aku.”

71
Mendengar kata-kata-Mu yang berwibawa semua orang gemetar. Tetapi, oh, betapa jahat!
Ingin menghormati Hanas, seorang pelayan dengan sarung tangan besi datang mendekati-
Mu dan menampar Engkau begitu kerasnya hingga Engkau limbung, dan Wajah Kudus-Mu
lebam.

Sekarang, Hidup-ku yang lembut, aku mengerti mengapa Engkau membangunkan aku.
Engkau benar; siapa yang akan menopang-Mu pada saat ini, saat Engkau akan terjatuh?
Musuh-musuh-Mu meledak dalam tawa kesetanan, bersiul dan bertepuk tangan,
menyoraki sebuah aksi yang sangat tidak adil. Dan Kau, terhuyung, tidak memiliki siapapun
untuk bersandar. Yesus-ku, aku merangkul-Mu. Dan membentuk sebuah dinding dengan
tubuhku untuk menopang-Mu, aku mempersembahkan pada-Mu pipiku – untuk segera
datang dan berani menanggung rasa sakit bagi Cinta-Mu. Aku menderita amukan ini
bersama Engkau, dan aku membuat pemulihan bersama Engkau bagi kepenakutan begitu
banyak jiwa yang dengan mudahnya menjadi takut; bagi mereka yang tidak jadi berbicara
tentang kebenaran karena ketakutan; bagi kurangnya rasa hormat karena para imam dan
bagi semua gumaman.

Yesus-ku yang sengsara, aku melihat Hanas mengirimkan Engkau kepada Kayafas. Musuh-
musuh-Mu mendorong Engkau menuruni anak tangga. Cinta-Ku, pada kesakitan karena
jatuh-Mu ini Engkau membuat pemulihan bagi mereka yang jatuh ke dalam dosa pada
malam hari, mengambil keuntungan dari kegelapan. Dan Kau memanggil para kafir dan
orang-orang yang tidak percaya masuk ke dalam cahaya iman.

Aku juga ingin mengikuti-Mu di dalam pemulihan-pemulihan ini, dan aku mengirimkan
desahanku untuk membela Engkau terhadap musuh-musuh-Mu hingga Engkau sampai
pada Kayafas. Meneruskan menjagaku ketika aku tidur dan membangunkan aku saat
Engkau memerlukan aku. Sekarang, berikanlah aku sebuah cium, dan berkatilah aku; dan
aku akan mencium Hati-Mu dan meneruskan tidurku di dalam-Nya.

RENUNGAN DAN PRAKTEK

Yesus dibawa ke hadapan Hanas, ditanyai olehnya mengenai doktrin-Nya dan tentang para
rasul-Nya. Untuk memuliakan Bapa, Ia menjawab tentang doktrin-Nya tetapi untuk
menghindari melanggar kebaikan hati Ia tidak menyentuh para rasul-Nya.

Sekarang saat ditanyai untuk memuliakan Tuhan, apakah aku tidak takut dan tidak
bersemangat, ataukah aku ingin dihormati manusia? Aku harus selalu membicarakan
kebenaran bahkan di hadapan mereka yang berpengaruh.

Di dalam pembicaraan-pembicaraanku, apakah aku selalu mencari kemuliaan Tuhan?


Apakah aku mencari kemuliaan Tuhan dengan bertahan terhadap segala sesuatu dengan
sabar seperti yang Yesus lakukan? Apakah aku selalu menghindari berbicara buruk tentang
sesamaku, memaafkan kesalahan-kesalahan mereka ketika aku mendengar orang lain
berbicara hal buruk tentang mereka?

72
Yesus menjaga hati kita. Tetapi apakah aku menjaga Hati Yesus agar Ia tidak menerima
pelanggaran sehingga aku berniat untuk membuat pemulihan? Di dalam segala yang
kulakukan, apakah aku selalu siaga sehingga setiap pikiran, pandangan, perkataan, kasih,
detak jantung, dan hasrat tetap seperti penjagaan mengelilingi Yesus, tetap menjaga Hati-
Nya dan mempersembahkan pemulihan bagi semua pelanggaran yang diterima-Nya?
Untuk membuat pemulihan ini bagi Hati-Nya, apakah aku meminta Yesus untuk menjaga
setiap perbuatanku dan untuk menolong kita menjaga hati kita semua?

Setiap perbuatan yang kita lakukan di dalam Tuhan adalah sebuah Kehidupan Ilahi yang
kita peroleh di dalam kita. Karena kita sangatlah terbatas dan Tuhan itu besar sekali, kita
tidak dapat mendekati Tuhan dengan perbuatan-perbuatan kasar kita. Sungguhlah
diperlukan agar kita menggandakan perbuatan-perbuatan ini sebanyak mungkin untuk
paling tidak meningkatkan kemampuan kita untuk mengerti dan mencintai.

Ketika Yesus memanggil aku, apakah aku siap untuk menjawab? Panggilan Tuhan dapat
didengar dalam banyak cara: melalui inspirasi, membaca buku-buku yang baik, dan melalui
teladan yang baik. Seseorang bahkan merasakannya secara nyata melalui daya tarik rahmat
dan bahkan di dalam perubahan-perubahan cuaca yang tak terduga.

Yesus-ku yang manis, semoga Suara-Mu selalu menggema di hatiku. Semoga segala sesuatu
yang mengelilingiku baik di luar maupun di dalam akan menjadi sebuah suara yang terus
menerus selalu memanggil aku untuk mencintai Engkau. Dan semoga keharmonisan suara
Ilahi-Mu menjagaku untuk tidak mendengarkan suara manusia manapun yang
mengganggu.

DOA SYUKUR

73
03.00 - 04.00

03.00 – 04.00
YESUS DI RUMAH KAYAFAS

DOA PERSIAPAN

YESUS DI RUMAH KAYAFAS


Kebaikanku yang menderita dan ditinggalkan, ketika raga lemahku tidur di dalam Hati-Mu
yang bersedih, tidurku sering kali terganggu oleh rasa cinta dan kesedihan Hati Ilahi-Mu.
Antara berjaga dan tidur, aku mendengar pukulan-pukulan yang diberikan pada-Mu,
sehingga aku bangun dan aku berkata:

 “Yesus-ku yang malang, ditinggalkan oleh semua orang! Tidak ada yang mengambil bagian-
Mu tetapi dari dalam Hati-Mu aku mempersembahkan pada-Mu hidupku sebagai
penopang-Mu, saat mereka memukul-Mu.”

Kemudian aku terkantuk lagi. Namun rasa cinta akan Hati Ilahi-Mu yang membangunkan
aku dan aku merasakan telingaku bising karena hinaan-hinaan yang mereka berikan
padamu, dengan bisikan, dengan teriakan dan pengacauan orang-orang.

Cinta-ku, mengapakah semua orang melawan Engkau? Apa yang telah Engkau lakukan
sehingga bagaikan sekumpulan serigala mereka ingin mengoyak-ngoyak Engkau? Aku
merasakan darahku membeku ketika mendengarkan persiapan-persiapan yang dilakukan

74
oleh musuh-musuh-Mu. Aku gemetar dan menjadi sedih seraya memikirkan apa yang dapat
aku lakukan untuk membela-Mu.

Memiliki aku di dalam Hati-Nya, Yesus-ku yang sedih mendekap aku lebih dekat pada-Nya,
dan berkata:

 “Anak-Ku, Aku tidak melakukan apapun yang salah, dan [pada saat yang sama] Aku telah
melakukan segalanya. Aku telah melakukan “kejahatan” akan cinta yang berisi seluruh
pengorbanan – cinta, dengan harga yang tak ternilai. Kita masih ada pada saat permulaan.
Tetaplah di Hati-Ku, perhatikanlah segalanya, cintailah Aku, diamlah dan pelajarilah.
Biarlah darahmu yang membeku mengalir di dalam nadi-nadi-Ku untuk memberikan
kelegaan pada Darah-Ku yang seluruhnya berkobar-kobar. Biarlah aliran gemetarmu
mengalir di dalam seluruh anggota-Ku agar bersatu di dalam-Ku engkau akan menjadi
tabah; dan menghangatkan dirimu sendiri sehingga engkau dapat merasakan bagian-
bagian kesakitan-Ku juga meraih kekuatan dengan melihat Aku menderita sebegitu
besarnya. Ini jalan yang terbaik untuk membela-Ku. Setialah dan perhatikanlah.”

Cinta-ku terkasih, musuh-musuh-Mu melakukan keributan besar sehingga aku tidak dapat
kembali tidur. Dorongan-dorongan mereka menjadi semakin kasar. Aku dapat mendengar
gemerincing rantai-rantai. Mereka mengikat-Mu begitu kencangnya sehingga Darah
menetes dari pergelangan-pergelangan tangan-Mu dan menetes di jalan-jalan. Ingatlah
bahwa darah-ku mengalir di dalam Engkau, dan sebagai milik-Mu dituangkan dari milikku;
menciumnya, menyembahnya, dan melakukan pemulihan. Semoga itu menjadi cahaya bagi
semua yang melakukan pelanggaran terhadap-Mu di malam hari, dan magnet yang menarik
semua hati di sekitar-Mu.

Cinta-ku dan segalanya bagiku, ketika mereka menyeret Engkau, dan udara dibisingkan
dengan teriakan-teriakan, siulan-siulan, sekarang Engkau telah berada di hadapan Kayafas.
Engkau tetap lembut, sopan, rendah hati; kemanisan dan kesabaran-Mu demikian rupa
hingga meneror musuh-musuh-Mu; dan Kayafas yang penuh kemarahan ingin melahap-Mu.
O betapa mudahnya dosa dan kepolosan dapat dibedakan!

Cinta-ku, Engkau berdiri di hadapan Kayafas untuk dijatuhi hukuman sebagai penjahat
yang paling bersalah. Kayafas sekarang bertanya kepada para saksi apakah kejahatan-Mu.
O, lebih baik ia menanyakan-Mu tentang Cinta-Mu! Seseorang menuduhkan satu hal dan
yang lainnya tentang hal yang lain lagi, tidak benar dan saling bertentangan satu sama lain.
Sambil menuduh Engkau, para prajurit menjambak rambut-Mu. Mereka menampar Wajah-
Mu yang maha Kudus begitu keras sehingga tamparan itu bergema di seluruh ruangan.
Mereka memelintir bibir-Mu. Mereka memukul-Mu. Engkau tetap diam dan menderita.
Ketika Engkau melihat mereka, cahaya mata-Mu turun di hati mereka, dan tak mampu
bertahan, mereka mundur daripada-Mu. Namun yang lainnya kemudian maju untuk
menyiksa-Mu lagi.

Tiga penyangkalan Petrus

75
Di tengah-tengah begitu banyaknya tuduhan dan kemarahan, aku melihat Engkau menjadi
lebih perhatian. Hati-Mu berdetak keras seolah hendak meledakkan rasa sakit. Katakan
padaku, Kebaikan-ku yang sengsara, apakah itu? Aku lihat bahwa Cinta-Mu begitu besar
sehingga Engkau menunggu dengan gelisah apa yang hendak para musuh-Mu lakukan
terhadap-Mu dan mempersembahkannya bagi keselamatan kami. Dengan ketenangan yang
sempurna, Hati-Mu membuat pemulihan bagi fitnah, kebencian, saksi palsu dan kesalahan
yang dilakukan terhadap yang tidak bersalah secara terencana, bagi mereka yang
melakukan pelanggaran terhadap Engkau dengan dorongan para pemimpin mereka dan
bagi pelanggaran-pelanggaran para klergi.

Bersatu dengan Engkau, aku menggabungkannya dengan pemulihan-pemulihan-Mu, dan


aku merasakan sebuah kesedihan baru yang mendukakan Hati-Mu yang paling lembut –
yang tak pernah dirasakan sebelumnya. Katakanlah padaku, katakanlah padaku, apakah
itu? Berbagilah segalanya denganku, O Yesus.

 “Anak-Ku, kau ingin mengetahui apakah itu? Aku mendengarkan suara Petrus berkata
bahwa ia tidak mengenal Aku. Kemudian ia bersumpah lagi dan lagi bahwa ia tidak
mengenal aku; dan akhirnya, dengan keras menyumpahi, ia menegaskan bahwa ia tidak
mengenal Aku.

O Petrus, bagaimana mungkin engkau tidak mengenal Aku? Tidakkah engkau ingat berapa
kali kebaikan telah Ku-limpahkan kepadamu? Jika yang lainnya membuat Aku mati karena
kesakitan, Engkau membuatku mati karena kesedihan! Oh, betapa salahnya engkau
mengikuti Aku dari kejauhan, dan kemudian memaparkan dirimu sendiri kepada
kesempatan berdosa!”

Kebaikan-ku yang disangkal, betapa cepatnya pelanggaran-pelanggaran orang yang Kau-


kasihi dapat dikenali! O Yesus, aku ingin membuat detakan jantungku mengalir di dalam
detakan jantung-Mu untuk menenangkan kejang-kejang yang menyiksa-Mu hingga Kau
menderita. Dan detak jantungku di dalam detak jantung-Mu bersumpah akan setia dan
mencintai Engkau, dan mengulangi dan bersumpah ribuan dan ribuan kali bahwa aku
mengenal Engkau. Namun Cinta-Mu tetap tidak dapat tenang, dan Engkau mencari Petrus
dengan mata-Mu. Di hadapan tatapan-Mu, mata-Mu bengkak dengan airmata karena
penyangkalannya, Petrus tergerak, dan ia menangis ketika ia pergi. Setelah
menyelamatkannya, Engkau menjadi tenang lagi dan membuat pemulihan bagi dosa-dosa
para paus dan para pemimpin Gereja, teristimewa bagi dosa mereka yang memaparkan
dirinya sendiri terhadap kesempatan berdosa.

Sementara itu, musuh-musuh-Mu terus menuduh-Mu. Melihat bahwa Engkau tidak


menjawab tuduhan-tuduhan mereka, Kayafas berkata kepada-Mu: “Aku sungguh-sungguh
memerintahkan-Mu di bawah sumpah pada Tuhan yang hidup, katakan padaku: Apakah
Engkau sungguh Putera Allah yang benar?”

Cinta-ku, Engkau selalu memiliki kata kebenaran di dalam mulut-Mu. Dengan demikian,
dengan sikap agung yang tertinggi, dengan suara bergema namun lembut yang memukul

76
semua orang dan membuat iblis-iblis melemparkan diri mereka ke dalam jurang neraka,
Engkau menjawab:

“Engkau telah mengatakannya. Ya, Aku adalah Putera Allah yang benar. Dan suatu hari
nanti Aku akan turun dari awan-awan surga untuk menghakimi semua bangsa.”

Pada kata-kata kreatif-Mu, semua orang terdiam. Mereka gemetar dan ketakutan. Tetapi
Kayafas, setelah keadaan menakutkan itu, kembali lagi. Bahkan lebih marah daripada
binatang buas, dia berkata kepada semua orang:

“Buat apa kita memerlukan saksi-saksi lagi? Dia telah mengatakan sebuah penghujatan
yang menyedihkan. Mengapa kita harus menunggu menjatuhkan hukuman pada-Nya? Ia
telah layak bagi kematian!”

Untuk memberikan dorongan yang lebih besar lagi bagi kata-kata sakrilegius-nya, ia
mengoyakkan pakaiannya dengan amukan dan kemarahan sehingga semuanya berteriak
bersamaan, sebagai satu kesatuan, “Dia bersalah dan harus mati! Dia bersalah dan harus
mati!” Mereka menyerang Engkau, Yesus-ku yang baik. Seseorang memukul-Mu dan
menampar-Mu, sementara lainnya meludahi Wajah-Mu. Masih juga yang lainnya
menginjak-Mu. Mereka menyiksa-Mu dengan banyak cara hingga bumi gemetar dan surga
tergoncang.

Cinta-ku dan hidup-ku, betapa mereka menyiksa Engkau! Hati-ku hancur karena
kesedihan… Oh, ijinkanlah aku keluar dari kesedihan Hati-Mu untuk menghadapi semua
kemarahan-kemarahan yang Kauhadapi. Ya, bila hal itu mungkin, aku akan merebut
Engkau dari tangan para musuh-Mu, tetapi Engkau tidak ingin aku melakukan itu karena
keselamatan semua orang memerlukan hal ini. Jadi aku terpaksa mundur.

Cinta-ku yang manis, ijinkanlah aku untuk membersihkan-Mu, membenahi rambut-Mu,


menyingkirkan ludahan dan menyeka darah, hingga kemudian mendekatkan diriku ke
dalam Hati-Mu, sebab aku melihat Kayafas kelelahan dan ingin berhenti dan kemudian ia
menyerahkan-Mu kepada para prajurit.

Jadi, aku memberkati Engkau. Dan aku minta berkat-Mu untukku, dan agar Engkau
menciumku dengan cinta. Aku mendekatkan diriku di dalam nyala Hati-Mu yang Ilahi
untuk pergi tidur. Aku menempatkan mulutku pada Hati-Mu sehingga saat aku bernafas
aku boleh mencium Engkau. Dan dengan perbedaan detak-detak jantung-Mu – lebih atau
kurang menderita – aku akan menyadari apakah Engkau menderita atau beristirahat. Dan
sekarang, membentuk sayap-sayap dengan lengan-lenganku untuk membela-Mu, aku
merangkul Engkau, mendekap diriku dekat di Hati-Mu, dan tertidur.

RENUNGAN DAN PRAKTEK

Yesus dibawa ke hadapan Kayafas dan dituduh secara tidak adil. Ia menjadi subyek
penyiksaan dari hal yang belum diputuskan dan saat Ia diinterogasi, Ia hanya mengatakan

77
kebenaran. Ketika Yesus mengijinkan orang lain untuk membuat kita kesal dan menuduh
kita secara tidak adil, apakah aku hanya mencari Tuhan yang mengetahui ketidak-
bersalahanku, atau aku memohon penghargaan dan penghormatan dari orang lain? Apakah
bibirku selalu membicarakan kebenaran? Apakah aku adalah musuh dari segala tipu
muslihat dan kebohongan? Apakah aku dengan sabar menahan segala ejekan dan
penghinaan yang disebabkan orang lain padaku? Apakah aku siap untuk
mempersembahkan hidupku bagi keselamatan mereka?

Yesus-ku yang manis, betapa berbedanya aku daripada-Mu! Aku memohon dengan
kerendahan-hati, berikanlah bibirku selalu membicarakan kebenaran untuk melukai para
hati bagi mereka yang mendengarkan aku dan untuk menuntun semua jiwa kepada-Mu!

DOA SYUKUR

78
04.00 - 05.00

04.00 – 05.00
YESUS DI TENGAH-TENGAH PARA PRAJURIT
DOA PERSIAPAN

YESUS DI TENGAH-TENGAH PARA PRAJURIT

Hidup-ku yang paling manis, Yesus, ketika tidur, melekat pada Hati-Mu, aku sering
merasakan tusukan duri yang menusuk Hati-Mu yang Maha Kudus. Ingin bangun bersama
Engkau hingga Engkau paling tidak memiliki satu orang yang memperhatikan kesakitan-
Mu dan merasakan belas kasih bagi-Mu, aku melekat semakin erat lagi di Hati-Mu; dan
merasakan tusukan-tusukan-Mu semakin nyata, aku terbangun. Apakah yang kulihat?
Apakah yang kulihat? Aku akan menyembunyikan-Mu di dalam hatiku untuk
mempersembahkan diriku di tempat-Mu dan menerima pada diriku rasa sakit yang
sedemikian buruk, penghinaan dan ejekan yang sedemikian besar. Hanya Cinta-Mu yang
dapat menahan amukan-amukan itu. Yesus-ku yang paling sabar, apakah yang
Kauharapkan dari orang-orang yang tidak berperikemanusiaan itu!

Sekarang aku melihat mereka mengolok-olok Engkau. Mereka memenuhi Wajah-Mu


dengan ludahan tebal, dan cahaya mata-Mu yang indah menjadi kabur karenanya.
Kemudian meneteskan aliran airmata bagi keselamatan kami, Engkau menyeka mata-Mu
dari ludahan itu. Tetapi kejahatan hati mereka tidak mampu melihat cahaya mata-Mu
sehingga mereka memenuhinya kembali dengan ludahan.

79
Yang lainnya semakin nekat berbuat jahat, membuka mulut-Mu yang termanis dan
mengisinya dengan ludahan yang menjijikkan sampai pada dimana mereka sendiri merasa
mual. Dan karena ludahan itu akhirnya keluar dan muncul kembali di Wajah Agung-Mu dan
kemanisan-Mu yang melampaui manusia, mereka gemetar dan merasa malu pada diri
mereka sendiri. Agar merasa lebih bebas, mereka menutup mata-Mu dengan kain kasar,
agar dapat leluasa, tidak terikat pada Pribadi-Mu yang patut disembah. Kemudian mereka
memukuli-Mu tanpa belas kasihan; mereka menyeret-Mu; mereka menginjak Engkau di
bawah kaki mereka; mereka mengulangi pukulan-pukulan dan tamparan-tamparan pada
Wajah-Mu dan kepala-Mu, mencakar Engkau, menjambak rambut-Mu dan mendorong-Mu
dari satu sisi ke sisi lainnya.

Yesus, Cinta-ku, hatiku tidak sanggup melihat Engkau kesakitan sedemikian rupa. Engkau
ingin aku menyaksikan segalanya, padahal aku lebih ingin menutup mataku untuk
menghindar melihat pemandangan yang begitu menyedihkan itu yang mampu
mengoyakkan hati setiap dada. Tetapi Cinta-Mu memaksaku untuk memperhatikan apa
yang terjadi pada-Mu. Aku melihat Engkau tidak mengeluarkan suatu nafas dimana Engkau
tidak mengeluarkan satu katapun untuk membela Diri-Mu; Engkau berada di dalam tangan
para prajurit ini seperti barang tak berharga, dan mereka dapat melakukan apa saja
terhadap Engkau. Dan saat aku melihat mereka lompat menginjak Tubuh-Mu, aku takut
Engkau akan mati di bawah kaki mereka.

Kebaikan-ku dan Segalanya bagiku, kesedihan yang kurasakan bagi kesakitan-Mu sangatlah
besar sehingga aku ingin berteriak begitu kencangnya agar terdengar sampai ke dalam
Surga, dan memanggil Bapa, Roh Kudus dan semua para malaikat; dan di sini di bumi, dari
satu sisi ke sisi lainnya, memanggil pertama-tama Mama yang manis, dan semua jiwa yang
mencintai Engkau agar membentuk suatu lingkaran di sekeliling-Mu, hingga kami dapat
mencegah para prajurit kurang ajar itu mendekati Engkau untuk menghina-Mu dan
menyiksa-Mu lagi. Bersama Engkau, kami akan melakukan pemulihan bagi berbagai
macam dosa yang dilakukan sepanjang malam, terutama bagi dosa  yang dilakukan
sepanjang malam hari para pribadi Sakramental-Mu, oleh mereka yang merupakan
anggota-anggota sekte, juga bagi semua dosa dari jiwa-jiwa yang tidak tinggal setia
terhadap cobaan malam.

Yesus-ku yang terhina, aku melihat para prajurit mabuk dan kelelahan, ingin beristirahat.
Hati-ku yang lemah tertekan dan tercambuk oleh semua kesakitan-Mu, tidak ingin tinggal
sendiri bersamamu dan merasa ingin ditemani oleh yang lainnya lagi.

Ya, Bunda-ku yang lembut, jadilah engkau temanku yang tak terpisahkan. Aku
menggenggam tangan ke-ibu-anmu dan menciumnya seraya memohon engkau
menguatkan aku dengan berkatmu. Saat bersama kita merangkul Yesus, biarlah kita
menyandarkan kepala kita pada Hati-Nya yang bersedih untuk menghibur-Nya. O Yesus,

80
bersama bunda Maria aku mencium Engkau dan memberkati Engkau. Dan sekarang bunda,
aku akan tidur, di dalam tidur akan cinta pada Hati-Mu yang patut disembah.

RENUNGAN DAN PRAKTEK

Pada jam ini, Yesus berdiri di tengah para prajurit dengan niat yang tenang dan tak gentar.
Sebagai Tuhan, Ia menderita semua penganiayaan yang dilakukan oleh para prajurit dan
melihat mereka dengan Cinta yang begitu besar sehingga tampaknya Ia mengundang
mereka untuk menyebabkan kesakitan yang lebih besar lagi.

Apakah aku terus setia saat menghadapi sengsara yang terus-menerus, ataukah aku
mengeluh, menjadi tergoncang dan kehilangan damai – damai itu adalah kedamaian hati
yang diperlukan bagi Yesus untuk tinggal di dalam aku dengan gembira?

Ketabahan adalah kebajikan yang memampukan seseorang melihat apakah Tuhan benar
memerintah di dalamnya. Jika kebajikan itu sungguh asli, kita akan tabah di dalam
pencobaan-pencobaan, dengan kekonsistenan yang tak dapat berubah. Hanya dengan
ketabahan seperti inilah yang dapat mengkomunikasikan damai pada kita. Semakin kita
tabah di dalam melakukan kebaikan, di dalam penderitaan dan di dalam bekerja, semakin
kita meningkatkan ruang di sekitar kita dimana Yesus mengkomunikasikan rahmat-
rahmat-Nya. Jadi, bila kita gagal untuk konsisten, ruang kita akan terbatasi dan Yesus hanya
akan memiliki sedikit ruang atau tidak ada ruang sama sekali untuk bergerak. Namun bila
kita tetap tabah dan terus-menerus, Yesus akan mendapatkan banyak ruang dan Ia akan
mendapatkan topangan dan bantuan di dalam kita – Ia akan menemukan sebuah tempat
untuk meningkatkan rahmat-Nya.

Jika kita ingin Yesus terkasih beristirahat di dalam kita, marilah kita mengelilingi-Nya
dengan ketabahan yang sama yang telah Ia menangkan bagi keselamatan jiwa-jiwa kita.
Terbela dengan sikap hati seperti ini, Ia akan tinggal di dalam hati kita untuk beristirahat
dengan manis.

Yesus menatap dengan cinta kepada mereka yang memperlakukan-Nya dengan buruk.
Apakah aku menatap dengan cinta yang sama pada mereka yang melakukan pelanggaran
terhadap aku? Apakah cinta yang kutunjukkan pada mereka begitu kuatnya hingga seperti
sebuah suara yang kuat melebur hati mereka, hingga mempertobatkan mereka pada Yesus?

Yesus-ku, Cinta yang tak terbatas, berikanlah aku cinta ini dan biarlah setiap kesakitan
yang kuderita menuntun jiwa-jiwa kepada-Mu.

DOA SYUKUR

81
05.00 - 06.00

05.00 – 06.00
YESUS DI DALAM PENJARA

DOA PERSIAPAN

YESUS DI DALAM PENJARA

Yesus-ku yang menjadi tahanan, aku telah bangun, tetapi Engkau tidak berada di sini. Hati-
ku berdegup mencari Cinta-Mu. Katakanlah padaku, dimanakah Engkau? Malaikat-ku,
bawalah aku ke rumah Kayafas. Aku melihat sekeliling, aku mencari kemana-mana tetapi
tidak menemukan Engkau. Cinta-Ku, cepatlah: Dengan tangan-Mu engkau menggerakkan
rantai-rantai yang Kau ikatkan hatiku pada Hati-Mu dan menarik aku pada Diri-Mu
sehingga aku dapat terbang pada-Mu dan melemparkan diriku ke dalam lengan-Mu.
Sekarang, Cinta-ku, terluka oleh suaraku dan hasrat untuk ditemani, Engkau menarik aku
pada-Mu; dan aku melihat bahwa mereka telah menempatkan-Mu di dalam penjara. Ketika
hatiku kegirangan saat melihat Engkau, aku merasa hatiku terluka oleh kesedihan saat
melihat Engkau telah begitu direndahkan.

Aku melihat tangan-Mu terikat di belakang pada sebuah tiang, kaki-Mu juga terikat, Wajah
Maha Kudus-Mu lebam, bengkak dan berdarah karena tamparan-tamparan yang
mengerikan yang Kauperoleh. Mata-Mu memar, tatapan-Mu lelah dan menderita karena
kurang tidur, rambut-Mu acak-acakkan, Pribadi-Mu yang Maha Kudus seluruhnya

82
terpukuli. Terlebih lagi, Engkau tidak dapat menolong atau membersihkan Diri-Mu sendiri
karena Engkau terikat. O Yesus-ku, sambil sesegukan dan merangkul Kaki-Mu, aku berkata
pada-Mu: Oh! Apakah yang telah mereka lakukan pada-Mu, Yesus?

Melihat padaku, Yesus menjawab:

 “Kemarilah, anak-Ku, dan perhatikanlah apa yang Kulakukan, untuk melakukannya


bersama engkau, sehingga aku dapat meneruskan Hidup-Ku di dalam engkau.”

Seraya keheranan, aku melihat bukannya merasakan kesakitan-Mu sendiri, tapi justru
dengan Cinta yang tak dapat dijabarkan Engkau memenuhi Diri-Mu sendiri dengan
memuliakan Bapa untuk memberikan-Nya kewajiban-kewajiban kita terhadap-Nya. Dan
Engkau memanggil semua jiwa di sekeliling-Mu, untuk mengambil semua kejahatan
mereka bagi Diri-Mu sendiri dan memberikan mereka setiap kebaikan-Mu. Dan karena kita
berada pada fajar hari yang baru, aku mendengar suara lembut-Mu berkata:

“Bapa yang Kudus, Aku bersyukur kepada-Mu untuk semua yang Kuderita dan untuk sisa
yang harus Kutanggung untuk Kuderita. Saat fajar ini memanggil hari, dan hari akan
memanggil sinar matahari, demikian juga, biarlah fajar rahmat terbit di dalam semua hati.
Dan membentuk hari, semoga aku, matahari Ilahi, terbit di dalam semua hati dan
memerintah dalam semuanya. O Bapa, lihatkah Engkau jiwa-jiwa ini? Aku ingin
mempertanggung-jawabkan mereka semua bagi-Mu untuk setiap orang: untuk pikiran
mereka, perkataan, perbuatan dan langkah-langkah seharga Darah dan Kematian-Ku.”

Yesus-ku, Cinta tak terbatas, aku bergabung bersama-Mu. Aku juga berterimakasih pada-
Mu untuk semuanya dimana Engkau telah membuatku menderita dan untuk sisa yang
masih harus kuderita. Aku berdoa pada-Mu untuk membuat fajar rahmat terbit di semua
hati sehingga Engkau, matahari Ilahi, akan terbit lagi di semua hati dan memerintah di atas
semua orang.

Tetapi aku juga melihat, Yesus-ku yang manis, bahwa Engkau memulihkan semua pikiran,
kasih dan kata-kata pertama mereka, yang pada terbitnya hari tidak dipersembahkan
kepada-Mu untuk menghormati-Mu; sehingga Engkau memanggil bagi Diri-Mu sendiri,
seolah-olah dalam tahanan, pikiran, kasih dan kata-kata para mahkluk, untuk memulihkan
mereka dan memberikan Bapa kemuliaan dimana mereka berhutang pada-NYA.

Yesus-ku, Guru Ilahi, karena Engkau memiliki satu jam bebas di dalam penjara ini, kita
sekarang sendirian, tidak hanya aku ingin melakukan apa yang Kaulakukan, tetapi aku
ingin membersihkan Engkau, membenahi rambut-Mu dan meleburkan diriku sendiri
secara utuh ke dalam Engkau. Jadi, aku memulainya dengan Kepala Kudus-Mu; dan
membenahi rambut-Mu, aku ingin melakukan pemulihan bagi-Mu untuk begitu banyaknya
pikiran yang terpelintir dan penuh keduniawian yang bahkan tidak memikirkan Engkau.
Kemudian, meleburkan diriku ke dalam pikiran-Mu, aku ingin mengumpulkan semua
pikiran para mahkluk dan meleburkannya ke dalam pikiran-pikiran-Mu, agar mendapatkan
pemulihan yang cukup bagi semua pikiran jahat, dan bagi banyak orang yang tercekik
cahaya dan inspirasi yang menyesakkan. Aku akan membuat semua pikiran menyatu hanya

83
dengan pikiran-Mu, untuk memberikan Engkau pemulihan yang sejati dan kemuliaan yang
sempurna.

Yesus-ku yang sengsara, aku mencium mata-Mu yang sedih dan berlinang airmata. Dengan
tangan-Mu terikat pada tiang Engkau tidak dapat mengeringkannya atau membersihkan
ludahan yang telah mengotori Engkau. Dan karena posisi-Mu dimana mereka mengikat-Mu
demikian kencang hingga memberikan kesakitan pada-Mu, Engkau tak dapat menutupkan
mata-Mu untuk beristirahat. Cinta-ku, betapa aku ingin membuat sebuah tempat tidur bagi-
Mu dengan lengan-lengan-ku untuk memberikan-Mu istirahat. Aku ingin mengeringkan
airmata-Mu, memohon pengampunan dan membuat pemulihan bagi semua waktu dimana
kami tidak memiliki niat untuk menyenangkan-Mu dan memandang Engkau untuk melihat
kemana Engkau ingini kami pergi.

Dan aku ingin meleburkan mataku dan mata para mahkluk ke dalam mata-Mu, agar dapat
membuat pemulihan dengan mata-Mu sendiri bagi semua kesalahan yang kami lakukan
dengan penglihatan kami. Yesus-ku yang mengenaskan, aku mencium telinga-Mu yang
Maha Kudus, terlelah oleh hinaan sepanjang malam, dan lebih lagi dengan gema dari
pelanggaran para mahkluk yang mengumandang di telinga-Mu. Aku memohon
pengampunan-Mu dan aku membuat pemulihan bagi segala waktu Engkau memanggil
kami dan kami begitu tuli atau berpura-pura tidak mendengar-Mu. Dan Kau, Yesus-ku yang
lelah, mengulangi panggilan-panggilan itu, tetapi sia-sia belaka. Aku ingin meleburkan
telingaku dan telinga para mahkluk ke dalam telinga-Mu untuk membuat pemulihan yang
terus-menerus dan utuh.

Yesus-ku pengasih, aku mencium Wajah-Mu yang Maha Kudus yang seluruhnya memar
karena pukulan. Aku memohon ampun, dan aku membuat pemulihan untuk seluruh waktu
Engkau memanggil kami sebagai kurban bagi pemulihan, dan kami, bersatu dengan musuh-
musuh-Mu, memberikan-Mu tamparan dan ludahan. Yesus-ku, aku ingin meleburkan
wajahku ke dalam Wajah-Mu untuk mengembalikan keindahan alami bagi-Mu dan
membuat pemulihan utuh untuk semua ejekan yang diterima oleh Engkau yang Maha
Agung.

Yesus yang baik dan terpahitkan, aku mencium mulut-Mu yang memar karena pukulan dan
kering karena Cinta. Aku ingin meleburkan lidahku dan lidah semua para mahkluk di dalam
lidah-Mu untuk membuat pemulihan bagi lidah-Mu sendiri bagi semua dosa dan kejahatan-
kejahatan yang dilakukan. Yesus-ku yang kehausan, aku ingin membuat semua suara
menyatu dengan suara-Mu sehingga saat mereka hendak melakukan pelanggaran
terhadap-Mu, Suara-Mu, mengalir di dalam suara-suara para mahkluk akan mencekik
suara-suara dosa dan mengubahnya menjadi suara-suara pujian dan cinta.

Yesus yang terbelenggu, aku mencium leher-Mu yang ditarik oleh rantai-rantai dan tali-tali
yang berat, melilit dari dada-Mu pada belakang punggung-Mu dan mengitari lengan-Mu,
membuat-Mu terikat kencang pada tiang. Tangan-Mu terikat begitu kencang sehingga
menjadi bengkak dan memar gelap, dan darah menetes dari berbagai bagian. Yesus-ku
yang terikat, ijinkanlah aku membebaskan-Mu. Dan jika cinta-Mu terikat, aku akan
mengikat-Mu dengan rantai-rantai cinta yang manis, yang akan menenangkan-Mu dan

84
bukannya membuat-Mu menderita. Dan saat aku kehilangan-Mu aku ingin meleburkan
diriku di dalam leher-Mu, agar dapat melakukan pemulihan bersama Engkau bagi segala
keterikatan, dan memberikan rantai-rantai-Mu kepada setiap orang.

Aku melebur diriku sendiri ke dalam dada-Mu untuk membuat pemulihan bagi dinginnya
para mahkluk dan memenuhi dada para mahkluk dengan api-Mu sebab aku melihat Engkau
begitu terbebani dan tak dapat terpuaskan. Aku meleburkan diriku sendiri dalam
punggung-Mu untuk membuat pemulihan untuk semua kesenangan semu dan cinta akan
kenyamanan, untuk memberikan semangat berkorban dan cinta untuk menderita bagi
setiap orang. Aku meleburkan diriku sendiri ke dalam tangan-Mu untuk melakukan
pemulihan bagi semua pekerjaan jahat dan bagi kebaikan yang dilakukan dengan sikap
yang buruk dan dengan dugaan tak benar, untuk memberikan Engkau parfum akan
pekerjaan-Mu pada setiap orang. Meleburkan diriku di dalam kaki-Mu, aku menyertakan
semua langkah mahkluk di sana, untuk membuat pemulihan bagi mereka. Dan aku
memberikan langkah-Mu kepada setiap orang untuk membuat mereka berjalan di dalam
langkah yang kudus.

Sekarang, Hidup-ku terkasih, saat aku meleburkan diriku ke dalam Hati-Mu, ijinkanlah aku
untuk menyertakan seluruh kasih, detak jantung dan hasrat di sana, untuk membuat
pemulihan bagi mereka bersama dengan Engkau, dan untuk memberikan setiap orang
kasih, detak jantung dan hasrat-Mu sehingga tidak ada lagi orang yang akan melakukan
pelanggaran terhadap Engkau lagi.

Tapi sekarang aku mendengar derit kunci bergema di telingaku. Itu adalah musuh-musuh-
Mu yang telah datang untuk mengambil Engkau dari penjara. Yesus, aku gemetar, aku
merasa diriku membeku. Engkau akan berada di dalam tangan musuh-musuh-Mu lagi. Apa
yang akan terjadi pada-Mu?

Tampaknya kudengar juga derit kunci-kunci Tabernakel. Betapa banyak tangan cemar
datang membukanya dan mungkin membuat Engkau jatuh ke dalam hati yang berdosa
sakrilegi! Betapa banyak ke dalam tangan tak pantas Engkau dipaksa masuk! Yesus-ku sang
Tahanan, aku ingin berada di semua penjara cinta-Mu menjadi penonton saat para pelayan-
Mu membawa-Mu keluar dan menemani-Mu dan membuat pemulihan bagi pelanggaran-
pelanggaran yang Kauterima.

Aku melihat musuh-musuh-Mu datang, dan Engkau menyalami terbitnya matahari – hari
terakhir dari hari-hari-Mu. Tidak mengerti tindakan-Mu, dan melihat betapa agung-nya
Engkau tampil, dan Engkau melihat mereka dengan cinta yang begitu besar maka sebagai
tukarnya mereka memukul-Mu dengan pukulan keras di Wajah-Mu sehingga Wajah-Mu
merah karena Darah-Mu yang paling berharga.

Cinta-Ku, di dalam kesedihanku aku meminta Engkau untuk memberkati aku sebelum
Engkau meninggalkan penjara untuk memberikanku kekuatan untuk mengikuti Engkau di
sisa perjalanan Sengsara-Mu.

85
RENUNGAN DAN PRAKTEK

Yesus dimasukkan ke dalam penjara, diikat pada tiang, tak dapat bergerak, berlumur ludah
dan lumpur. Ia mencari jiwaku untuk membersihkan-Nya dan menemani-Nya. Apakah aku
senang sendiri saja bersama Yesus, ataukah aku mencari agar ditemani yang lainnya?
Apakah Yesus satu-satunya nafasku dan satu-satunya detak jantungku?

Jika aku memegang segalanya di dalam aku – kesedihan, gangguan – seolah semuanya
milikku, aku tidak akan pernah sendirian saja bersama Yesus. Aku harus memegang segala
di sekelilingku dan bahkan para mahkluk, seolah mereka adalah milik Yesus sehingga
mereka boleh dikelilingi Dia seperti sebuah gerombolan; di lain pihak, jika aku memegang
mereka seolah mereka berhubungan dengan aku saja, aku tidak akan pernah sendirian
bersama Yesus.

Itulah sebabnya aku harus membaringkan semuanya, secara luar dan dalam, yang
berhubungan dengan aku di dekat Yesus untuk menemani-Nya, dan aku akan dipuaskan
hanya dengan Yesus. Semoga Yesus akan menjadi satu-satunya nafasku, satu-satunya detak
jantungku. Apakah aku berhati-hati untuk menggantikan semua pelanggaran mahkluk
terhadap aku dengan cinta? Dengan Yesus di dalam penjara, apakah aku memiliki
kekuatan, segera memenjarakan diriku di dalam Yesus karena cinta untuk-Nya? Untuk
membuat kita seperti Dia, Yesus pengasih mengikat jiwa-jiwa kita, tetapi bagaimana?
Dengan kesulitan, tekanan, kesedihan dan segala macam bentuk hinaan. Apakah kita
gembira terikat dengan Yesus di dalam penjara dimana Ia menempatkan Cinta-Nya pada
kita – yaitu di dalam kegelapan, tekanan atau hal yang lebih buruk lagi?

Yesus di dalam penjara. Apakah aku memikirkan bahwa penjaraku harus sama seperti
penjara Yesus? Apakah aku merasa kekuatan dan kesiapan untuk memenjarakan diriku di
dalam Yesus bagi cinta-Nya? Yesus-ku yang sengsara merindukan jiwa-jiwa untuk
melepaskan Dia dan menahan Dia di dalam situasi-situasi sedih yang menyerang-Nya.
Apakah aku rindu hanya agar ditemani Yesus untuk membebaskan aku dari rantai-rantai
setiap sengsara dan mengikat aku kepada Hati-Nya bahkan lebih kuat dari rantai-rantai?
Apakah aku meletakkan kesakitan-ku di sekitar sengsara Yesus untuk menyingkirkan
ludahan dan kotoran yang disebabkan oleh para pendosa pada-Nya?

Yesus-ku yang terbelenggu, Engkau menjadi seorang tahanan karena cinta untukku. Jadi,
kumohon kepada-Mu, untuk memenjarakan aku di alam-Mu, seluruhnya diriku – pikiranku,
lidahku, hatiku – sehingga aku tidak lagi bebas dan Engkau akan memerintah secara utuh
terhadap aku.

DOA SYUKUR

86
06.00 - 07.00

06.00 – 07.00
YESUS DIBAWA KEMBALI KE HADAPAN KAYAFAS

DOA PERSIAPAN

YESUS DIBAWA KEMBALI KE HADAPAN KAYAFAS

Yesus-ku yang sengsara, sekarang Engkau berada di luar penjara, tetapi begitu kelelahan
sehingga Engkau terhuyung di setiap langkah. Aku ingin berada di samping-Mu untuk
menopang-Mu setiap saat kulihat Engkau akan terjatuh.

Aku melihat bahwa para prajurit membawa-Mu ke hadapan Kayafas. O Yesus-ku, Engkau
kembali berada di hadapan mereka bagaikan matahari, walaupun babak-belur, Engkau
memancarkan sinar kemana-mana. Kini kulihat bahwa Kayafas bergembira melihat Engkau
terhinakan sampai pada keadaan yang sedemikian rupa. Pancaran sinar-Mu semakin
membutakannya, dan di dalam kemarahannya ia kembali bertanya kepada-Mu:

 “Jadi, Engkau sungguh-sungguh Putera Allah?”

Dan Kau, Cinta-ku, suara-Mu penuh rahmat, dengan keagungan tertinggi dan kata-kata-Mu
seperti biasa manis dan menggerakkan menawan hati, menjawab:

 “Ya, Aku benar adalah Putera Allah”.

87
Kemudian, walaupun mereka merasa semua kuasa dari kata-kata-Mu di dalam diri mereka
sendiri, tercekik oleh semuanya dan tak ingin mengetahui hal lainnya, mereka berteriak dengan
satu suara:

 “Dia pantas mati! Dia pantas mati!”

Kayafas menjatuhkan hukuman mati dan mengirimkan-Mu kepada Pilatus. Yesus-ku yang
terhukum, Engkau menerima hukuman ini dengan cinta dan kerendahan hati sehingga Engkau
hampir merebutnya dari imam agung yang jahat. Dan Engkau melakukan pemulihan bagi semua
dosa yang dilakukan secara sengaja dan dengan kebencian belaka, dan bagi mereka, bukannya
meminta maaf akan kesalahan yang mereka lakukan, malah bersukacita dan bergembira bagi
dosa itu sendiri – yang membutakan mereka dan membuat mereka tercekik akan segala cahaya
dan rahmat. Hidup-ku, pemulihan-pemulihan dan doa-doa-Mu menggema di dalam hatiku, dan
aku membuat pemulihan dan berdoa bersama Engkau.

Cinta-ku yang lembut, telah kehilangan martabat yang telah tersisa sedikit itu, kini Engkau
dijatuhi hukuman mati, aku melihat para prajurit menarik Engkau. Mereka menambah lagi tali-
tali dan rantai-rantai, dan mengikat-Mu begitu kencangnya sehingga Engkau secara Pribadi yang
Ilahi itu sungguh sulit bergerak. Kemudian, mendorong dan menyeret Engkau, mereka
memindahkan-Mu dari istana Kayafas.

Kerumunan orang sedang menunggu-Mu, namun tidak seorang pun yang membela-Mu. Matahari
Ilahi-ku, Engkau keluar di tengah-tengah mereka, ingin membungkus mereka semua di dalam
cahaya-Mu.

Ketika Engkau melangkahkan langkah-langkah pertama-Mu, dengan niat untuk mendekatkan


semua langkah mahkluk-Mu, Engkau berdoa dan melakukan pemulihan bagi mereka yang
mengambil langkah pertama untuk melakukan kesalahan: Pada seseorang; hal untuk membalas
dendam; pada orang lain untuk membunuh, mengkhianati, untuk merampas, atau untuk
melakukan sesuatu yang lebih buruk. Oh, betapa semua dosa ini melukai Hati-Mu! Untuk
mencegah begitu banyaknya kejahatan Engkau berdoa, membuat pemulihan, dan
mempersembahkan Diri-Mu seutuhnya.

Ketika aku mengikuti Engkau, Matahari-ku, Yesus, aku melihat bahwa ketika Engkau turun dari
istana Kayafas untuk bertemu dengan Maria,  bunda kita yang cantik dan lembut. Mata-Mu
bertemu, melukai Engkau berdua. Dan walaupun terhibur dengan melihat satu sama lain,
pertemuan ini menyebabkan rasa sakit yang baru. Bagi-Mu itu adalah rasa sakit yang baru
melihat bunda kita yang cantik terkoyak hatinya, pucat, dan diselubungi kedukaan. Bagi ibu-Mu
terkasih itu juga merupakan suatu penderitaan yang baru melihat Engkau, matahari Ilahi,
memudar dan terbungkus dengan begitu banyak amukan, tangisan dan berlumuran darah. Namun
Engkau tak dapat menikmati saling menatap itu lebih lama lagi. Dengan kesakitan karena tak
bisa saling berbicara, Hati-Mu mengatakan segalanya. Engkau saling meleburkan Diri, namun
berhenti saling melihat karena para prajurit mendorong Engkau. Dan kemudian, tersandung jatuh
dan diseret ke hadapan Pilatus.

88
Yesus-ku, aku bergabung dengan bunda kita yang terkoyak hatinya mengikuti Engkau, dan aku
ingin meleburkan diriku bersama dengannya di dalam Engkau. Dan memberikan sebuah
pandangan cinta, Engkau memberkati aku.

RENUNGAN DAN PRAKTEK

Yesus dibawa pada waktu fajar ke hadapan Kayafas dan Ia dengan berani menyatakan bahwa Ia
adalah Putera Allah. Ketika aku pergi ke suatu tempat, apakah aku mengijinkan Yesus untuk
menuntun aku? Apakah perilakuku menjadi teladan bagi orang lain, dan apakah langkah-
langkahku, seperti magnet, menarik jiwa-jiwa lain kepada Yesus? Hidup Yesus seluruhnya terus
menerus memanggil jiwa-jiwa. Jika kita menyelaraskan diri kita dengan kehendak-Nya – yaitu,
jika kaki kita memanggil jiwa-jiwa saat kita berjalan, jika detak-detak jantung kita
menggemakan detak-detak jantung ilahi, menjadi harmonis bersama dan memanggil jiwa-jiwa,
dan demikian seterusnya bersama yang lainnya – dengan melakukan ini, kita akan membentuk
kemanusiaan Yesus yang sama di dalam diri kita.

Jadi, setiap waktu kita memanggil jiwa-jiwa, itulah satu lagi jejak yang kita terima dari Yesus
kita. Apakah hidup kita selalu sama, atau kita berubah menjadi lebih buruk karena apa yang kita
hadapi?

Yesus-ku, kekudusan tiada bandingnya, tuntunlah aku dan bahkan buatlah semua perilaku
merupakan perwujudan kehidupan Ilahi-Mu.

DOA SYUKUR

89
07.00 - 08.00

07.00 – 08.00
YESUS DIBAWA KE HADAPAN PILATUS
YANG KEMUDIAN MEMBAWANYA KE HERODES

DOA PERSIAPAN

YESUS DIBAWA KE HADAPAN PILATUS


YANG KEMUDIAN MEMBAWANYA KE HERODES

Yesus-ku yang terbelenggu, bersama dengan para imam, para musuh-Mu membawa-Mu ke
Pilatus. Dalam rangka merayakan Paskah, mereka tetap tinggal di luar di halaman,
memberikan kesan palsu akan kekudusan dan kejujuran. Dan Engkau, Cinta-ku, melihat
hati jahat mereka membuat pemulihan bagi semua kemunafikan mereka yang
dikonsekrasikan bagi-Mu. Aku juga membuat pemulihan bersama dengan Engkau.

Kini, saat Engkau sedang melakukan kebaikan bagi mereka, malahan mereka mulai
menuduh Engkau di hadapan Pilatus, memuntahkan semua racun mereka terhadap
Engkau.

Tidak puas dengan tuduhan-tuduhan mereka dan agar dapat memberi hukuman dengan
alasan yang baik, Pilatus memanggil-Mu untuk berdua saja menyelidiki-Mu dan bertanya
pada-Mu:

90
 “Apakah Engkau Raja orang Yahudi?”

Dan Engkau, Raja-ku yang sejati, menjawab:


“Kerajaan-Ku tidak berasal dari dunia ini. Jika berasal dari dunia ini, ribuan legiun para
malaikat akan datang membela-Ku.”

Pilatus terkejut; tergerak oleh kata-kata lembut dan bermartabat dari-Mu, ia berkata
kepada-Mu:

 “Jadi Engkau adalah Raja?”

Dan Kau:
“Aku seperti yang kaukatakan; dan Aku datang ke dunia ini untuk mengajarkan
kebenaran.”

Tidak ingin mengetahui lebih lanjut, dan diyakinkan oleh ketidak-bersalahan-Mu, Pilatus ke
luar ke teras dan berkata:

 “Aku tidak menemukan kesalahan pada orang ini.”

Orang-orang Yahudi marah, dan mereka menuduhkan pada-Mu banyak hal lain lagi, namun
Engkau tetap diam dan tidak membela Diri-Mu sendiri. Engkau melakukan pemulihan bagi
kelemahan-kelemahan para hakim ketika mereka menghadapi mereka yang mendominasi
dan bagi ketidakadilan-ketidakadilan mereka; dan Engkau berdoa bagi yang tidak bersalah,
tertindas dan ditinggalkan. Kemudian Pilatus, melihat kemarahan para musuh-Mu dan
ingin menyingkirkan Yesus dari dirinya, mengirimkan Engkau ke Herodes.

Yesus di hadapan Herodes

Raja Ilahi-ku, aku ingin mengulangi doa-doa dan pemulihan-pemulihan-Mu, dan pergi
bersama-Mu kepada Herodes. Aku melihat bahwa musuh-musuh-Mu yang marah ingin
mengganyang Engkau. Ketika mereka membawa Engkau, mereka melontarkan hinaan-
hinaan, mengejek dan memperolok Engkau, dan tibalah Engkau di hadapan Herodes.
Bengkak dengan kesombongan, Herodes menanyakan pada-Mu banyak pertanyaan, tetapi
Engkau tidak menjawab. Bahkan Engkau tidak melihat padanya. Kemudian, terganggu
karena rasa ingin tahunya tidak terpuaskan, dan merasa malu dengan sikap diam-Mu yang
panjang, ia menyatakan secara umum bahwa Engkau gila dan tidak waras; dan ia
memerintahkan agar Engkau diperlakukan sebagai orang gila. Untuk mengejek Engkau, ia
memakaikan-Mu jubah putih; dan ia menyerahkan-Mu kepada para prajurit sehingga
mereka menganiaya Engkau semau-mau mereka.

Yesus-ku yang tak bersalah, tak seorang pun menemukan kesalahan pada-Mu. Hanya
orang-orang Yahudi saja yang menemukannya karena keagamaan palsu mereka yang tidak
berimbalan cahaya kebenaran yang menerangi pikiran mereka.

91
Yesus-ku, kebijaksanaan tak terbatas, betapa menderitanya Engkau dinyatakan sebagai
orang gila. Para prajurit mengambil kesempatan pada-Mu, mendorong-Mu jatuh ke tanah,
menginjak Engkau, meludah-ludahi Engkau, mengejek Engkau dan memukuli-Mu dengan
tongkat. Diperlakukan seperti ini, Engkau merasa Diri-Mu sekarat. Rasa sakit,
penganiayaan dan dipermalukan membuat sejumlah besar para malaikat menangis, dan
mereka menutupi wajah mereka dengan sayap-sayap mereka sehingga mereka tidak harus
melihat Engkau.

Yesus-ku yang luar biasa, aku pun ingin menyebut Engkau gila – tetapi gila karena cinta.
Engkau mengasihi sedemikian gilanya sehingga bukannya membalas, Engkau malah
berdoa dan melakukan pemulihan bagi ambisi para raja yang mewakili kerajaan-kerajaan
yang telah menyebabkan kehancuran manusia; bagi sedemikian banyaknya pembunuhan
masal yang mereka sebabkan; bagi semua darah yang mereka tumpahkan untuk
memuaskan keinginan mereka; bagi semua dosa keingin-tahuan; dan bagi semua dosa yang
dilakukan di dalam pengadilan-pengadilan dan di dalam keprajuritan.

Yesus-ku, betapa menggerakkan hati melihat Engkau berdoa dan melakukan pemulihan di
tengah-tengah begitu banyaknya kemarahan. Kata-kata-Mu bergema di dalam hatiku, dan
aku mengikuti apa yang Kaulakukan. Sekarang, biarkanlah aku datang ke sisi-Mu untuk
berbagi rasa sakit-Mu, menghibur-Mu dengan cinta-ku, mengusir para musuh-Mu,
memeluk-Mu untuk memulihkan-Mu, dan mencium Dahi-Mu.

Aku mencium Dahi-Mu, Yesus-ku, dan aku mohon Engkau memurnikan pikiran-pikiranku
demi penderitaan-penderitaan ini. Aku mencium Mata-Mu yang indah, yang memancarkan
sinar. Dan sinar ini mengitari mereka dimana-mana yang menembus pikiran, mata, kata-
kata dan hati-ku demikian rupa membuat aku berenang di dalam sinar ini. Aku mencium
Telinga-Mu – kuduskanlah telingaku. Aku mencium Wajah-Mu – yang mempesonakan aku
dan semua jiwa; juga dengan keindahan-Mu memulihkan segala hinaan dan celaan yang
Kauterima di dalam istana Herodes. Aku mencium mulut-Mu. Berikanlah aku rahmat agar
tidak lagi mengucapkan kata-kata yang melanggar Engkau. Dan aku ingin memperbaiki
segala pelanggaran yang telah dilakukan orang lain terhadap Engkau. Aku ingin
merentangkan lenganku untuk memeluk-Mu dan memeluk-Mu dekat di hatiku, berdoa agar
Engkau meninggalkan jejak gambaran-Mu di pikiranku, di hatiku, di langkah-langkahku, di
pekerjaan-pekerjaanku dan di dalam semua yang kulakukan.

Aku mencium tangan kanan-Mu. Berikanlah kemujaraban rahmat-rahmat bagi pertobatan


semua pendosa dan berikanlah aku dan setiap orang buah-buah yang baik dari pekerjaan-
Mu yang Maha Kudus. Aku mencium tangan kiri-Mu. Tinggalkanlah jejak akan kebajikan-
kebajikan-Mu bagiku, khususnya perbuatan amal. Aku mencium kaki kiri-Mu – berikanlah
aku kesadaran diri. Aku mencium kaki kanan-Mu – berikanlah aku rahmat untuk mematuhi
dengan segera. Akhirnya, aku mencium Hati-Mu yang Termurni – habiskanlah aku di dalam
nyala Cinta-Mu.

Cinta-ku yang lembut, aku melihat bahwa mereka tidak juga meninggalkan-Mu. Herodes
mengirimkan-Mu kembali kepada Pilatus. Jika kedatangan-Mu tadi menyakitkan, kembali-

92
nya Engkau akan lebih tragis lagi sebab aku melihat bahwa orang-orang Yahudi lebih
marah daripada sebelumnya, dan bagaimanapun caranya berniat agar Engkau mati.

Jadi, sebelum meninggalkan istana Herodes, aku ingin mencium Engkau sebagai tanda
cinta-ku bagi-Mu di tengah-tengah banyak kesakitan. Kuatkanlah aku dengan cium-Mu dan
dengan berkat-Mu, dan aku akan mengikuti Engkau ke Pilatus.

RENUNGAN DAN PRAKTEK

Walaupun ketika Yesus dihadapkan pada Pilatus di tengah banyak hinaan dan celaan, Ia
tetap lembut dan tidak menghina siapapun juga, mencoba untuk menyinarkan kebenaran
di dalam setiap orang. Apakah aku merasakan hal yang sama terhadap setiap orang? Jika
seseorang tidak menyukai aku, apakah aku mencoba untuk mengatasi perilaku alamiku?
Ketika berhadapan dengan orang lain, apakah aku selalu berusaha untuk membuat Yesus
diketahui dan untuk membuat cahaya kebenaran bersinar di dalam mereka?

Yesus, Hidup-ku yang manis, letakkanlah kata-kata-Mu pada bibir-ku dan berikanlah agar
aku selalu berbicara dengan lidah-Mu.

Dihadapkan pada Herodes, Yesus tetap diam. Ia dipakaikan baju sebagai orang gila dan
menjadi bahan siksaan yang hebat. Ketika aku dianiaya, diejek, dihina dan dicemooh,
apakah aku menyadari bahwa Tuhanku ingin memberikan pada kita teladan Ilahi-Nya? Di
dalam kesedihanku, ejekan dan semua hal buruk yang dialami hatiku, apakah aku berpikir
bahwa Yesus yang memulai kesedihan kita dengan sentuhan-Nya, mengubah kita ke dalam
Diri-Nya dan menjadikan kita seperti Dia? Dan ketika penderitaan datang pada kita apakah
kita berpikir bahwa Yesus melihat padaku, masih belum puas akan aku dan memegang aku
begitu dekat ingin membuat aku seutuhnya seperti Dia? Mengikuti teladan Yesus, dapatkah
aku berkata bahwa aku telah menguasainya bahwa daripada menjawab dengan marah aku
memilih tetap diam? Pernahkah aku membiarkan diriku dikuasai keingintahuan-ku?

Di setiap penderitaan yang kutemui, aku harus berniat untuk mempersembahkannya


sebagai satu kehidupan bagi Yesus, untuk mendoakan dan memperoleh jiwa-jiwa. Ketika
kita menempatkan jiwa-jiwa di dalam Kehendak Tuhan, kesedihan-kesedihan kita
membuat sebuah lingkaran, dan di dalam lingkaran itu kita mendekatkan Tuhan dan jiwa-
jiwa, dan menggabungkan jiwa-jiwa kepada Yesus.

Cinta-ku dan segalanya bagiku, semoga Engkau sendirilah yang memiliki hatiku secara
utuh. Jagalah di dalam tangan-Mu sehingga saat aku bertemu dengan yang lainnya diriku
memiliki kesabaran-Mu yang tak tertandingi.

DOA SYUKUR

93
08.00 - 09.00

08.00 – 09.00

YESUS KEMBALI DIBAWA KE HADAPAN PILATUS.

BARABAS LEBIH DIINGINKAN UNTUK DIBEBASKAN KETIMBANG YESUS.

DOA PERSIAPAN

YESUS KEMBALI DIBAWA KE HADAPAN PILATUS


BARABAS LEBIH DIINGINKAN UNTUK DIBEBASKAN KETIMBANG YESUS

Yesus-ku yang tersiksa, dengan kegelisahan dan rasa sakit hatiku yang malang ini
mengikuti Engkau. Melihat Engkau berpakaian seorang gila, mengetahui siapa Diri-Mu –
Kebijaksanaan yang Tak Terbatas, yang memberikan penghakiman bagi semua orang – aku
memasuki hiruk-pikuk, dan berkata: Apa! Yesus gila? Yesus penjahat? Dan sekarang
penjahat besar, Barabbas, lebih diinginkan daripada Engkau. Yesus-ku, kekudusan yang
tiada taranya, sekarang Engkau kembali berada di hadapan Pilatus.

Melihat Engkau begitu mengenaskan dihina dan berpakaian seorang tidak waras, dan
bahwa Herodes pun tidak menjatuhkan hukuman pada-Mu, Pilatus bahkan lebih marah
pada orang-orang Yahudi, lebih yakin bahwa Engkau tidak bersalah, dan tidak
menjatuhkan Engkau hukuman. Tetapi pada waktu yang sama, ingin memberikan kepuasan
pada orang-orang Yahudi, seperti sediakala, memadamkan kebencian, kemarahan, amukan
dan rasa dahaga yang membakar darah mereka, Pilatus menghadapkan Engkau bersama
dengan Barabbas. Tapi orang-orang Yahudi berteriak: “Kami ingin Barabbas dibebaskan,
bukan Yesus!”

94
Kemudian, Pilatus yang tidak tahu bagaimana cara menenangkan mereka, menjatuhkan
hukuman cambuk bagi-Mu. Yesus-ku yang ditolak, hatiku hancur melihat saat orang-orang
Yahudi sibuk menginginkan kematian-Mu, terserap di dalam Diri-Mu, Engkau berniat untuk
memberikan kehidupan bagi setiap orang. Menegangkan telingaku, aku mendengar Engkau
berkata:

 “Bapa yang Kudus, lihatlah Putera-Mu yang dipakaikan pakaian orang gila ini. Ini membuat
pemulihan bagi-Mu bagi kegilaan banyak mahkluk yang jatuh ke dalam dosa. Biarlah
pakaian putih ini ada di hadapan-Mu sebagai pengampunan bagi begitu banyak jiwa yang
memakaikan dirinya sendiri dengan pakaian dosa yang kelam. O Bapa, lihatlah kebencian,
kemarahan, amukan yang mereka lakukan terhadap Aku, dan kehausan mereka terhadap
Darah-Ku, yang membuat mereka hampir kehilangan alasan. Aku ingin membuat
pemulihan bagi-Mu untuk semua kebencian, dendam, kemarahan dan pembunuhan-
pembunuhan dan memperolehkan alasan cahaya bagi setiap orang.”

 “Bapa-Ku, lihatlah Aku lagi. Dapatkah ada penghinaan yang lebih besar lagi daripada lebih
menginginkan penjahat besar daripada Aku? Aku ingin membuat pemulihan bagi-Mu untuk
semua keinginan yang salah yang dilakukan. Ya, seluruh dunia penuh keinginan. Sebagian
orang lebih menginginkan kepentingannya sendiri yang menyedihkan dibandingkan Kita;
yang lainnya kehormatan, kesombongan, kenikmatan, keterikatan, harga diri, makan-
minum tidak beraturan, bahkan menginginkan dosa itu sendiri. Semua mahkluk sepakat
menolak Kita, bahkan menaruh Kita pada setiap hal yang bodoh. Aku siap menerima
Barabbas lebih diinginkan daripada Aku, untuk membuat pemulihan bagi keinginan-
keinginan para mahkluk.”

Yesus-ku, melihat Cinta-Mu yang besar di tengah-tengah begitu banyak penderitaan, dan
kepahlawanan akan kebajikan-kebajikan-Mu di tengah-tengah begitu banyak rasa sakit dan
penghinaan, aku merasa diriku mati akan rasa sakit dan kebingungan. Kata-kata-Mu dan
pemulihan-pemulihan-Mu, seperti begitu banyaknya luka, bergema di dalam hatiku yang
malang; dan di dalam dukaku aku mengulangi doa-doa-Mu dan pemulihan-pemulihan-Mu.
Aku tidak dapat berpisah daripada-Mu bahkan sekejap saja, jika demikian, banyak hal yang
telah Kaulakukan akan lenyap dariku.

Sekarang, apakah yang kulihat? Para prajurit membawa-Mu ke sebuah tiang untuk
mendera Engkau. Cinta-ku, aku mengikuti Engkau. Aku mohon lihatlah padaku dengan
pandangan cinta, dan untuk memberikanku kekuatan untuk membantumu pada pejagalan-
Mu yang sangat menyakitkan itu. Yesus-ku yang Maha Murni, sekarang Engkau berada di
tiang. Para prajurit yang berang itu mengikat-Mu pada tiang itu. Tetapi ini tidaklah cukup.
Mereka menanggalkan pakaian-Mu agar mereka dapat secara kejam menjagal Tubuh-Mu
yang Maha Kudus.. Cinta-ku, Hidup-ku, aku merasa diriku pingsan karena kesakitan saat
melihat Engkau telanjang. Engkau gemetaran dari kepala hingga kaki, dan Wajah-Mu yang
Kudus kemerahan karena kemurnian-Mu. Engkau sungguh kebingungan dan kelelahan,
sehingga, tak mampu berdiri dengan kaki-Mu, Engkau hendak jatuh di kaki tiang, tetapi
para prajurit menahan-Mu. Mereka memegangi Engkau, bukan untuk membantu Engkau,
tetapi agar mereka dapat mengikat Engkau.

95
Sekarang mereka mengambil tali dan mengikat tangan-Mu dengan kencang sehingga
segera membengkak, Darah memuncrat dari ujung-ujung jari-Mu. Kemudian, dari ring besi
di tiang mereka melilitkan tali dan rantai di sekeliling Pribadi-Mu yang Maha Kudus sampai
ke kaki-Mu. Dan untuk memudahkan mereka mencambuk Engkau mereka mengikat
Engkau di tiang begitu kencangnya sehingga Engkau tak dapat bergerak. Yesus-ku yang
ditelanjangi, biarlah kutumpahkan perasaan-perasaanku, jika tidak aku tidak dapat terus
melihat Engkau menderita demikian rupa. Bagaimana mungkin bahwa Engkau yang
memberi pakaian pada ciptaan – matahari pada cahaya, langit pada bintang-bintang,
tumbuhan pada dedaunan, burung-burung pada sayap – ditelanjangi? Betapa lancangnya!
Dengan cahaya yang datang dari Mata-Mu Yesus-ku yang terkasih berkata padaku:

 “Diamlah, anak-Ku. Perlulah Aku ditelanjangi, untuk membuat pemulihan bagi begitu
banyak orang yang menelanjangi diri mereka sendiri dari setiap kesopanan, kemurnian
dan kepolosan; yang menelanjangi diri mereka sendiri dari setiap kebaikan dan kebajikan,
dari rahmat-Ku, dan memakaikan diri mereka sendiri dengan kenikmatan kebinatangan.
Jadi, perhatikanlah apa yang Ku-lakukan, berdoalah dan buatlah pemulihan bersama Aku,
dan tenanglah.”

Yesus yang didera, Cinta-Mu beranjak dari kelebihan kepada kelebihan. Aku melihat bahwa
para penyiksa mencambuki dan memukuli Engkau tanpa ampun sehingga seluruh Tubuh
Kudus-Mu menjadi hitam dan biru. Mereka memukuli Engkau dengan begitu marahnya
sehingga mereka kelelahan namun dua orang lainnya menggantikan mereka. Mereka
mengambil tongkat duri dan memukulkannya dengan kencang sehingga segeralah darah
mengalir dari Tubuh-Mu yang Maha Kudus. Kemudian mereka menghantamkannya lagi
menyeluruh membentuk bilur-bilur dan mengubahnya menjadi satu luka besar.

Tetapi itu belumlah cukup. Dua orang lainnya menggantikan dan dengan rantai yang
dikaitkan pada besi meneruskan pejagalan yang menyakitkan itu. Pada hantaman pertama,
daging yang dipukul dan dilukai itu terkoyak lebih lagi dan luruh ke tanah, tertinggal
tulang-tulang. Darah mengalir deras hingga membentuk genangan di sekitar tiang. Yesus-
ku, Cinta-ku yang telanjang, ketika Engkau dihantam pukulan-pukulan ini, aku merangkul
Kaki-Mu sehingga aku boleh berbagi rasa sakit-Mu dan seluruhnya terbungkus dengan
Darah-Mu Yang Paling Berharga. O Yesus, deralah pikiranku dan usirlah setiap pikiran yang
menjauhkan aku dari-Mu. Deralah mataku, dan jika mataku ingin melihat hal-hal duniawi,
hantamlah dengan deraan-deraan-Mu dan buatlah mata-ku hanya melihat Engkau. O Yesus,
suara cambukan menjangkau telingaku! Saat Engkau melihat aku mendengar hal-hal yang
memisahkan aku dari-Mu, Yesus-ku, hantamlah aku dengan cambukan-cambukan-Mu dan
pikatlah aku untuk mendengarkan hanya pada Suara-Mu.

O Yesus, deralah wajahku – dan bila ada perbuatan yang tidak sesuai atau mementingkan
diri sendiri menjadi pikiranku, biarlah cambukan cambuk-Mu memisahkan aku dari dunia
dan membuat aku hanya melihat pada Surga. O Yesus, deralah lidahku dan bibirku – dan
jika lidah dan bibirku lancang mengucapkan kata yang bukan untuk Cinta dan kemuliaan-
Mu, biarlah deraan-deraan menghantam aku dan lemparkanlah api dan nyala api padaku
untuk menyalakan cinta bukan hanya padaku, tetapi semua mereka yang mendengarkanku

96
juga. O Yesus, deralah tanganku. Semoga setiap gerakan yang kulakukan dan setiap
pekerjaan yang kulakukan akan ditandai dengan meterai Cinta-Mu. O Yesus, semoga
pukulan-pukulan menghantam kakiku. Aku mohon pada-Mu untuk mengikat aku kencang-
kencang pada kaki-Mu untuk mencegah aku mengambil satu langkah pun yang bukan
untuk-Mu – dan agar aku dapat menuntun orang lain untuk mencintai Engkau. O Yesus,
deralah hatiku dengan sikap hati, kasih dan hasrat-Mu supaya setiap pukulan yang
kuterima meninggalkan sebuah luka di hatiku.

Dan semoga pukulan-pukulan ini melahirkan sebuah cinta yang hidup di dalam aku. Yesus-
ku, ketika aku menegangkan telingaku, aku mendengar Engkau merintih, tak terdengar
oleh orang lain, sebab badai pukulan-pukulan memekakkan udara di sekitar-Mu. Di dalam
rintihan itu Engkau berkata:

 “Kalian semua yang mencintai Aku, datanglah untuk mempelajari keberanian cinta sejati.
Datanglah untuk memadamkan di dalam Darah-Ku kehausan akan hasratmu, kehausan
akan begitu banyak ambisimu, akan begitu banyak kesombongan dan kenikmatan, akan
begitu banyak sensualitas! Di dalam Darah-Ku engkau akan menemukan penyembuh bagi
semua kejahatanmu.”

Rintihan-rintihan-Mu berlanjut, Engkau berkata:

“Lihatlah Aku, O Bapa, semuanya terluka karena cambukan yang bertubi-tubi. Tetapi ini
belum seluruhnya. Aku ingin membentuk begitu banyak luka pada Tubuh-Ku untuk
membuat tempat yang cukup untuk tempat tinggal semua jiwa di surga dari kemanusiaan-
Ku sebagaimana untuk membentuk keselamatan mereka di dalam Diri-Ku, dan kemudian
membuat mereka lolos ke dalam surga dengan Ke-Ilahian-Ku. Bapa-Ku, biarlah setiap
cambukan dari deraan-deraan ini membuat pemulihan di hadapan-Mu, satu per satu, untuk
setiap jenis dosa. Dan ketika mereka menghantam Aku, biarlah itu semua mengampuni
mereka yang berdosa. Biarlah cambukan-cambukan ini menghantam hati para mahkluk,
berbicara pada mereka akan Cinta-Ku, hingga memaksa mereka untuk berserah kepada-
Ku.”

Ketika Engkau mengatakan ini, Cinta-Mu begitu besar hingga Engkau hampir mendukung
para penyiksa-Mu untuk memukuli-Mu secara lebih lagi. Yesus-ku yang terkoyak dan
tercambuk, Cinta-Mu membebani aku dan membuatku merasa aku akan menjadi gila.
Walaupun Cinta-Mu tidak kelelahan, tetapi para algojo tidak memiliki kekuatan untuk terus
melakukan pejagalan yang menyakitkan itu. Sekarang mereka memotong tali-tali; dan
hampir mati, Engkau jatuh di dalam Darah-Mu sendiri. Melihat cabikan-cabikan daging-Mu,
Engkau merasa Diri-Mu mati karena rasa sakit melihat jiwa-jiwa terhilang terkoyak
daripada-Mu dalam cabikan-cabikan daging itu. Rasa sakit itu begitu besar sehingga
Engkau megap-megap di dalam Darah-Mu sendiri, dan melihat Daging-Mu tercabik Engkau
merasa sekarat karena kesedihan dan di dalam cabikan-cabikan Daging Engkau melihat
jiwa-jiwa yang mengoyakkan dirinya sendiri dari Kemanusiaan-Mu. Penderitaan ini begitu
dalamnya hingga Engkau terlihat tenggelam di dalam Darah-Mu sendiri.

97
Yesus-ku, biarlah aku memeluk-Mu untuk memulihkan-Mu sebagian dengan cinta-ku. Aku
mencium Engkau, dan dengan ciuman-ku aku menyertakan semua jiwa di dalam Engkau
agar tidak ada lagi yang akan terhilang. Sementara itu, Engkau memberkati aku.

RENUNGAN DAN PRAKTEK


Saat ini, Yesus ditelanjangi dan menjadi bahan pukulan yang kejam. Apakah diriku telah
ditelanjangi dari segalanya? Yesus diikat di tiang. Apakah aku mengijinkan diriku diikat
oleh Cinta? Yesus diikat di tiang, sementara aku, dengan dosa-dosa dan keterikatan-
keterikatan-ku – terkadang di dalam hal-hal ketidak-pedulian atau hanya baik untuk diri
sendiri saja – menambahkan tali-taliku sendiri sebagaimana aku tidak puas dengan tali-tali
orang Yahudi yang digunakan untuk mengikatkan Dia. Sementara itu, dengan tatapan
penuh belas kasih-Nya, Yesus memanggil aku untuk menyingkirkan semua ikatan-Nya.

Tidakkah aku melihat di dalam tatapan itu celaan yang lainnya yang ditujukan padaku
karena telah membantu mengikat Dia? Jika aku hendak melegakan Yesus yang menderita,
aku harus menyingkirkan rantai-rantaiku sendiri sebelum menyingkirkan ranta-rantai
orang lain. Rantai-rantai kecil ini sering terlihat di dalam keterikatan-keterikatan kehendak
bebasku sendiri, pada cinta diri sendiri yang sering melanggar Engkau, kesombongan-
kesombongan kecilku yang bertenun menjadi jaring yang halus, secara menyedihkan
mengikat Yesus-ku yang terkasih.

Terbebani oleh Cinta pada jiwaku, Yesus sendirilah terkadang ingin menyingkirkan rantai-
rantai-ku hingga aku tidak akan membuat-Nya menahan belenggu ini sekali lagi.

Ah, aku mengeluh karena aku tidak ingin terikat sendiri bersama Yesus, aku ingin
memegang sesuatu yang lain yang bukan milik-Nya, sehingga aku memaksa-Nya berduka
untuk menarik diri daripadaku. Saat Yesus-ku yang tersiksa menderita, Ia
mempersembahkan pemulihan bagi semua dosa terhadap kesopanan.

Apakah aku murni di dalam pikiran-pikiran, tatapan-tatapan, kata-kata dan kasih, sehingga
aku tidak menyebabkan derita lagi dengan pukulan-pukulan pada Tubuh Yang Tak
Bersalah? Apakah aku selalu terikat pada Yesus, demikian rupa hingga aku mendapatkan
diriku sendiri siap untuk membela Engkau saat kapanpun orang lain menghantam Engkau
dengan pelanggaran-pelanggaran mereka?

Yesus-ku yang terbelenggu, semoga rantai-rantai-Mu menjadi milikku – sehingga aku


merasa Engkau di dalam aku dan Engkau selalu merasa aku di dalam Engkau.

DOA SYUKUR

98
09.00 - 10.00

09.00 – 10.00
YESUS DIMAHKOTAI DURI

DOA PERSIAPAN

YESUS DIMAHKOTAI DURI

Yesus-ku, Cinta tak terbatas, semakin aku melihat Engkau semakin aku menyadari betapa
Engkau menderita. Engkau didera seluruhnya; tidak ada bagian yang tersisa daripada-Mu.
Penyiksa-Mu begitu berang walaupun telah melihat seluruh kesakitan-Mu, Engkau melihat
mereka dengan cinta yang begitu besar. Tatapan-Mu yang mengasihi membentuk sebuah
belenggu yang manis, hampir seperti begitu banyak suara yang berdoa dan memohon
kesakitan yang lebih dan kesakitan yang baru. Sehingga para penyiksa ini – bukan hanya
karena mereka tidak berperikemanusiaan, tetapi juga terdorong oleh Cinta-Mu – membuat
Engkau tersungkur. Namun saat tidak mampu berdiri, Engkau terjatuh lagi di dalam Darah-
Mu sendiri. Marah karena hal ini, dengan tendangan dan dorongan, mereka memaksa
Engkau mencapai tempat dimana mereka akan memahkotai Engkau dengan mahkota duri.
Cinta-ku, jika Engkau tidak menahan aku dengan tatapan Cinta-Mu, aku tidak akan mampu
terus melihat Engkau menderita.

Aku sudah dapat merasakan tulang-tulangku gemetar. Jantungku berdegup kencang. Aku
merasa akan mati. Yesus, Yesus, tolonglah aku! Yesus-ku yang lembut berkata kepadaku:

99
 “Anak-ku, beranilah. Janganlah kehilangan apapun dari apa yang telah Kuderita.
Perhatikanlah ajaran-ajaran-Ku. Aku harus membuat manusia utuh kembali. Dosa telah
merampas mahkotanya, dan memahkotainya dengan aib dan kebingungan yang
sedemikian hingga ia tidak dapat datang ke hadapan keagungan-Ku. Dosa telah
merendahkannya, membuatnya kehilangan setiap hak bagi penghormatan dan kemuliaan.
Jadi, untuk menaruh kembali mahkota pada dahi manusia dan mengembalikan semua
haknya akan setiap penghormatan dan kemuliaan, Aku ingin dimahkotai dengan duri-duri.
Di hadapan Bapa-Ku, duru-duri-Ku akan menjadi pemulihan-pemulihan dan suara-suara
pengampunan bagi begitu banyak dosa pikiran, terutama dosa kesombongan, dan suara-
suara cahaya setiap pikiran yang diciptakan dan yang memohon untuk tidak melakukan
pelanggaran terhadap Aku. Jadi, bergabunglah dengan-Ku, dan berdoalah dan buatlah
pemulihan bersama dengan-Ku.”

Yesus yang dimahkotai, para musuh-Mu yang tak kenal ampun membuat-Mu duduk, dan
mereka memakaikan kain kasar ungu pada-Mu. Mereka mengambil mahkota duri dan
dengan kemarahan yang besar menaruhnya pada Kepala-Mu yang patut disembah.
Kemudian, memukulkannya dengan sebuah tongkat, mereka membuat mahkota itu
menembus dahi-Mu; dan sebagian duri masuk ke dalam mata-Mu, telinga-Mu, kepala-Mu
dan bahkan leher belakang-Mu. Cinta-Ku, betapa menyengsarakan! Betapa kesakitan yang
tak terkatakan! Berapa banyak kematian kejam yang Kauderita! Begitu banyak darah telah
turun pada Wajah-Mu sehingga tidak ada lagi selain darah saja yang dapat terlihat. Tetapi
di balik duri-duri dan darah itu aku dapat melihat Wajah-Mu Yang Maha Kudus
memancarkan kelembutan, damai dan cinta.

Ingin melengkapi tragedi ini, para penyiksa-Mu menutup mata-Mu dengan kain, menaruh
tongkat di tangan-Mu seolah tongkat kerajaan dan mulai mengolok-olok. Mereka memberi-
Mu salam seraya berkata, “Raja orang Yahudi!" Mereka memukul mahkota itu, mereka
menampar-Mu dan berkata, “Tebaklah siapa yang memukul Engkau!” Engkau tidak
menjawab, dan membuat pemulihan bagi ambisi mereka yang menginginkan kerajaan-
kerajaan, martabat-martabat dan kehormatan-kehormatan; bagi mereka yang
mendapatkan dirinya pada posisi sedemikian rupa dengan kesalahan mereka
menyebabkan kehancuran pada orang-orang dan pada jiwa-jiwa yang dipercayakan pada
mereka; dan bagi mereka yang dengan teladan buruknya membawa orang lain kepada
kejahatan dan menyebabkan hilangnya jiwa-jiwa.

Dengan tongkat yang Kaupegang di tangan-Mu, Engkau membuat pemulihan bagi begitu
banyak pekerjaan baik yang kosong dari semangat diri dan bahkan dilakukan dengan niat-
niat jahat. Di dalam hinaan-hinaan yang Kauterima, Engkau membuat pemulihan bagi
mereka yang memperoleh hal-hal yang Maha Kudus, merendahkannya dan menodainya.

Dengan penutup mata di mata-Mu, Engkau melakukan pemulihan bagi mereka yang
matanya dibutakan oleh kepandaian mereka sehingga mereka tidak dapat melihat cahaya
kebenaran. Pada waktu yang bersamaan, Engkau memperolehkan bagi kami rahmat untuk
menyingkirkan penutup mata nafsu-nafsu, kekayaan dan kenikmatan. Raja-ku, Yesus, para
musuh-Mu terus menghina Engkau. Ada begitu banyak darah yang mengalir dari Kepala-

100
Mu Yang Maha Kudus, bahkan masuk ke dalam Mulut-Mu, sehingga aku tidak mendengar
suara lembut-Mu dengan jelas, jadi aku tidak dapat melakukan apa yang Kaulakukan.
Kemudian, aku datang ke dalam pelukan-Mu. Aku ingin menopang kepala-Mu yang
terkoyak dan menderita; dan aku ingin menaruh kepalaku di bawah duri-duri itu untuk
merasakan tusukan-tusukannya. Saat aku mengatakan ini, Yesus-ku memanggil aku dengan
tatapan Cinta-Nya – dan aku berlari. Aku berpaut pada Hati-Nya, dan aku melakukan sebaik
mungkin untuk menopang Kepala-Nya.

Oh! Betapa indahnya bersama Yesus, walaupun di tengah-tengah seribu siksaan! Dia
berkata kepadaku:

 “Anak-Ku, duri-duri ini berkata bahwa aku ingin dibuat menjadi raja setiap hati. Semua
kekuasaan adalah hak-Ku. Ambilah duri-duri ini, tusuklah hatimu dan keluarkanlah semua
daripadanya yang bukan milik-Ku. Tinggalkanlah sebuah duri di dalam hatimu sebagai
meterai untuk menunjukkan pada-Ku bahwa Aku adalah Raja-mu dan untuk menjaga yang
lainnya lagi masuk ke dalam engkau. Kemudian, pergilah mengitari semua hati, tusuklah
mereka untuk mengeluarkan semua asap kesombongan dan kebusukan yang ada pada
mereka, dan buatlah aku sebagai raja bagi setiap orang.”

Cinta-ku, hal itu menyakitkan hatiku untuk meninggalkan-Mu. Jadi, aku berdoa pada-Mu
untuk membuat tuli telingaku dengan duri-duri sehingga aku hanya akan mendengar
suara-Mu saja. Tutuplah mataku dengan duri-duri-Mu sehingga aku hanya dapat melihat
Engkau saja. Penuhilah mulutku dengan duri-duri-Mu sehingga lidahku menjadi bisu akan
semua yang dapat melanggar Engkau, dan bebas untuk memuji dan memberkati Engkau di
dalam segalanya. O Raja-ku, Yesus, kelilingilah aku dengan duri-duri; dan semoga duri-duri
ini menjaga aku, membela aku dan membuat aku seutuhnya menginginkan Engkau.

Sekarang aku ingin mengeringkan darah yang ada pada-Mu dan mencium-Mu, sebab aku
melihat bahwa para musuh-Mu membawa-Mu kepada Pilatus yang menjatuhkan hukuman
mati pada-Mu. Cinta-ku, bantulah aku untuk meneruskan sepanjang jalan kesedihan-Mu,
dan berkatilah aku. Yesus-ku yang dimahkotai, hatiku yang malang terluka oleh Cinta-Mu
dan terkoyak oleh kesakitan-kesakitan-Mu, tidak dapat hidup tanpa-Mu. Jadi aku mencari
Engkau dan aku mendapatkan Engkau lagi di hadapan Pilatus. Betapa sebuah tontonan
yang menggerakkan hati yang kulihat. Surga merasa ngeri dan neraka gemetar dengan
ketakutan dan kemarahan! Kehidupan hatiku, aku tidak sanggup melihat Engkau seperti ini
tanpa merasa diriku mati, tetapi kekuatan Cinta-Mu memaksaku untuk melihat Engkau,
untuk membuat aku mengerti seluruhnya akan kesakitan-kesakitan-Mu. Di antara airmata
dan desah aku merenungkan Engkau. Yesus-ku, Engkau telanjang, bukannya berpakaian,
aku melihat Engkau berpakaian dalam darah. Daging-Mu terkoyak, tulang-tulang-Mu
terlihat, Wajah-Mu yang Maha Kudus tidak dikenali. Duri-duri tertancap di Kepala-Mu yang
Maha Kudus, dan bahkan menjangkau Mata-Mu dan Wajah-Mu. Aku hanya melihat darah
turun ke tanah membentuk genangan di Kaki-Mu.

Yesus-ku, aku tidak mengenali Engkau lagi! Oh, betapa Engkau direndahkan! Keadaan-Mu
telah mencapai pada hinaan dan siksaan sangat berlebihan! Tidak, aku tak sanggup lagi
bertahan melihat pandangan yang sangat menyakitkan itu! Aku merasa diriku sekarat! Aku

101
ingin merebut-Mu dari hadapan Pilatus dan mendekatkan Engkau di dalam hatiku untuk
memberikan-Mu istirahat. Aku ingin menyembuhkan luka-luka-Mu dengan cintaku. Dengan
Darah-Mu aku ingin membajiri dunia untuk membawa semua jiwa di dalamnya dan
membawa mereka kepada-Mu sebagai penakluk akan kesakitan-kesakitan-Mu.

O Yesus yang sabar, tampaknya Engkau berusaha untuk melihat aku melalui duri-duri, dan
Engkau berkata kepadaku:

 “Anak-Ku, datanglah ke dalam lengan-lengan-Ku yang terbelenggu. Baringkanlah


kepalamu pada dada-Ku dan engkau akan melihat kesakitan-kesakitan yang lebih besar
dan lebih pahit lagi, sebab semua yang kaulihat pada luar Kemanusiaan-Ku adalah apa yang
mengalir dari kesakitan-kesakitan-Ku dari dalam-Ku. Perhatikanlah pada kehancuran Hati-
Ku dan engkau akan mendengar bahwa Aku sedang melakukan pemulihan bagi
ketidakadilan-ketidakadilan mereka yang berkuasa; bagi ketertindasan orang miskin; bagi
keputusan yang diberikan pada orang-orang yang tidak bersalah; bagi kesombongan
mereka yang memiliki jabatan tinggi, posisi dan kekayaan yang tidak ragu-ragu melanggar
hukum dan berbuat kesalahan terhadap sesama mereka, menutup mata mereka pada
cahaya kebenaran.”

 “Dengan duri-duri ini aku ingin mencerai-beraikan roh angkuh dari kekuasaan mereka.
Dengan luka-luka yang di Kepala-Ku, Aku ingin membuat jalan ke dalam pikiran-pikiran
mereka untuk mengatur kembali segalanya sesuai dengan cahaya kebenaran. Dengan
dipermalukan seperti ini di hadapan hakim yang tidak adil, Aku ingin membuat semua
orang mengerti kebajikan itu sendirilah yang membuat manusia menjadi raja akan dirinya.
Dan Aku mengajarkan mereka yang berkuasa itu di dalam kebajikan, bersama dengan
pengetahuan yang benar, itu saja layak dan mampu berkuasa dan mengatur orang lain,
sementara yang lainnya lagi dengan martabat-martabat, tanpa kebajikan, dan berbahaya
dan harus ditolak. Anak-Ku, ulangilah pemulihan-pemulihan-Ku, dan teruskanlah
memperhatikan kesakitan-kesakitan-Ku.”

Cinta-ku, aku melihat Pilatus gemetar melihat keadaan malang-Mu; dan secara mendalam
terkesan, ia berteriak:

 “Apakah kekejaman seperti ini mungkin ada di hati manusia? Tidak, ini bukanlah niatku
saat aku menjatuhkan hukuman cambuk pada-Nya.”

Merasa terbebani, Pilatus memalingkan pandangannya karena ia tidak sanggup melihat


pemandangan yang menyakitkan itu. Dan, ingin membebaskan Engkau dari tangan para
musuh-Mu, untuk menemukan alasan kukuh lagi, ia bertanya pada-Mu lagi:

 “Katakan padaku: Apa yang telah Kauperbuat? Orang-orang-Mu telah menyerahkan


Engkau kepadaku. Katakan padaku: Apakah Engkau Raja? Apakah Kerajaan-Mu?”

O Yesus-ku, Engkau tidak menjawab pertanyaan Pilatus yang bertubi-tubi itu; dan
menyertakan Diri-Mu sendiri, Engkau memalingkan pikiran-Mu untuk menyelamatkan

102
jiwaku yang malang dengan kesakitan-kesakitan-Mu yang begitu banyak. Melihat bahwa
Engkau tidak menjawabnya, Pilatus menambahkan:

 “Tidakkah Kau ketahui bahwa aku berkuasa untuk membebaskan atau menghukum
Engkau?”

O Cinta-ku, ingin membuat cahaya kebenaran bersinar pada pikiran Pilatus, Engkau
menjawab:

 “Engkau tidak memiliki kuasa terhadap Aku jika tidak diberikan dari atas pada-Mu. Tetapi
mereka yang menyerahkan Aku kepadamu dosanya lebih besar daripadamu.”

Kemudian, tergerak oleh Suara lembut-Mu, tak memiliki jawaban, dengan hatinya yang
masih kacau, Pilatus memutuskan untuk membawa-Mu ke teras, berpikir bahwa hati para
orang Yahudi mungkin akan berbelas kasih, berharap mereka tergerak hatinya untuk
melihat Engkau yang sudah sedemikian rupa dipukuli. Yesus-ku yang sengsara, hatiku sakit
saat melihat Engkau mengikuti Pilatus.
Kau kesulitan berjalan, meringkuk di bawah mahkota duri yang mengerikan itu.
Meninggalkan jejak darah saat Engkau melangkah. Ketika Engkau berjalan keluar Aku
mendengar kumpulan kacau yang gelisah menunggu Engkau dijatuhi hukuman. Pilatus
menyuruh semuanya diam dan memperhatikan agar suaranya terdengar. Dengan
kekesalan ia mengambil dua ujung kain ungu kasar yang menutupi Dada-Mu di depan dan
di belakang, mengangkatnya dan menunjukkan kepada setiap orang betapa Engkau telah
begitu direndahkan dan dengan suara keras berkata:

 “Ecce homo!” Lihatlah Dia: Dia sudah tidak tampak seperti manusia lagi. Lihatlah luka-
luka-Nya: Dia sudah tak dapat dikenali lagi. Jika Dia melakukan kesalahan, Dia telah cukup
menderita untuk semuanya itu bahkan sudah terlalu banyak. Aku telah menyesal membuat
Dia menderita seperti ini. Jadi, marilah kita membebaskan Dia!”

Yesus, Cinta-ku, biarlah aku menahan Engkau sebab aku melihat Engkau limbung tidak
dapat berdiri menahan Badan-Mu yang menderita begitu banyak kesakitan.

Kini, dalam diam yang sungguh, nasib-Mu diputuskan. Setelah kata-kata Pilatus itu
terdengar diam yang sungguh-sungguh yang terdengar sampai ke Surga, Bumi dan Neraka.
Dan kemudian, kudengar tampak mereka memiliki sebuah suara, kudengar setiap orang
berteriak:

“Salibkan Dia! Salibkan Dia! Bagaimanapun juga kami ingin Dia mati!”

Yesus, Hidup-Ku, aku melihat Engkau gemetar. Jeritan kematian turun ke dalam Hati-Mu.
Dan di dalam suara-suara ini Engkau menangkap Suara Bapa-Mu yang Terkasih, berkata:

 “Putera-Ku, Aku ingin Engkau mati, mati disalibkan!”

103
Ya, Engkau mendengar suara bunda-Mu terkasih juga yang walaupun terpaku dan dari
kejauhan, menggemakan suara Bapa-Mu yang Terkasih:

 “Nak, Aku ingin Engkau mati!”

Para malaikat, para kudus, neraka, setiap orang secara bulat suara berteriak:

 “Salibkan Dia! Salibkan Dia!”

Jadi, tidak ada seorang pun yang menginginkan Engkau hidup. Dan oh, oh, dengan rasa
malu-ku, kesakitan dan kengerian yang besar, aku pun merasa dipaksa dengan kekuatan
maha besar untuk berteriak:

 “Salibkan Dia!”

Yesus-ku, ampunilah aku juga, jiwa pendosa yang malang, yang menginginkan Engkau mati.
Tetapi aku berdoa pada-Mu untuk mati bersama aku. Sementara itu, Yesus-ku yang
sengsara tergerak oleh rasa sakitku, tampaknya berkata padaku:

 “Anak-Ku, tekanlah dirimu pada Hati-Ku dan bagilah kesakitan-kesakitan dan pemulihan-
pemulihan-Ku. Sekejap suasana menjadi khidmat. Pastilah telah diputuskan: entah
kematian-Ku, atau kematian semua mahkluk. Pada saat ini dua keadaan tertuang ke dalam
hatiku. Di satu keadaan ada jiwa-jiwa yang menginginkan Aku mati, karena mereka ingin
mendapatkan kehidupan di dalam-Ku. Jadi, dengan menerima kematian bagi mereka,
mereka diampuni dari hukuman abadi; dan gerbang-gerbang surga terbuka untuk
menerima mereka.

Di keadaan yang ada mereka yang menginginkan Aku mati karena kebencian, dan ini
meneguhkan hukuman mereka. Hati-Ku robek dan merasakan kematian masing-masing
mereka, dan kesakitan-kesakitan neraka! Hatiku tidak dapat menanggung kepahitan-
kepahitan ini. Aku merasakan kematian pada setiap detak jantung dan pada setiap helaan
nafas. Dan aku mengulangi: Mengapa begitu banyak darah tertumpah sia-sia? Mengapa
kesakitan-kesakitan-Ku menjadi tak berguna bagi banyak orang? Tolong bantulah Aku,
anak-Ku, sebab Aku tak sanggup menanggungnya lagi. Berbagilah kesakitan-kesakitan-Ku
dan biarlah hidupmu menjadi persembahan yang terus-menerus untuk menyelamatkan
jiwa-jiwa, untuk membuat kesakitan-kesakitan yang begitu besar ini berkurang bagiku.”

Hati-ku, Yesus, kesakitan-kesakitan-Mu adalah milikku, dan aku mengulangi pemulihan-


pemulihan-Mu. Aku melihat bahwa Pilatus keheranan, dan segera berkata:

 “Apa? Haruskah aku menyalibkan Raja-mu? Aku tidak menemukan kesalahan apapun
untuk menghukum Dia!”

Tetapi orang-orang Yahudi berteriak memekakkan udara:

104
 “Kami tidak memiliki raja tetapi Kaisar, dan jika engkau tidak menjatuhkan hukuman
pada-Nya, engkau bukan teman Kaisar. Bawa Dia pergi! Bawa Dia pergi! Salibkan Dia!
Salibkan Dia!”

Tak tahu apa lagi yang harus dilakukan karena ketakutan kekuasaannya akan disingkirkan,
Pilatus meminta sebuah baskom dibawa padanya, mencuci tangannya, dan berkata:

 “Aku tidak bersalah akan darah orang benar ini.”

Dan ia menjatuhkan-Nya hukuman mati.

Tetapi orang Yahudi berteriak:

 “Darah-Nya akan ada pada kami dan pada anak-anak kami!”

Dan melihat Engkau dijatuhi hukuman mati, mereka kegirangan, bertepuk tangan, bersiul
dan berteriak. Sementara, O Yesus, Engkau membuat pemulihan bagi mereka yang berada
di posisi-posisi tinggi, bagi ketakutan sia-sia dan menghindar agar tidak kehilangan posisi
mereka, melanggar hukum yang Maha Kudus, tidak peduli akan kehancuran seluruh
masyarakat, berpihak pada yang salah dan menghukum yang tak bersalah. Engkau juga
membuat pemulihan bagi mereka yang setelah melakukan dosa memanggil Murka Ilahi
untuk menghukum mereka.

Namun sementara Engkau melakukan pemulihan akan hal-hal ini, Hati-Mu terluka karena
kesakitan melihat orang-orang pilihan-Mu memanggil kutukan surga, yang dengan
kehendak bebas mereka sendiri menginginkannya, memeteraikan dengan darah mereka
yang mereka lakukan sendiri. Ya, Hati-Ku pingsan! Biarlah aku menahannya dengan
tanganku dengan melakukan pemulihan-pemulihan dan kesakitan-kesakitan-Mu menjadi
milikku. Sekarang Cinta-Mu semakin tinggi, Engkau sudah tak sabar melihat Salib!

Hidup-ku, aku akan mengikuti Engkau, tetapi sekarang beristirahatlah di dalam lengan-
lenganku; kemudian, kita akan mencapai Gunung Kalvari bersama. Jadi, tinggallah di dalam
aku, dan berkatilah aku.

RENUNGAN DAN PRAKTEK

Memahkotai Dia dengan duri, mereka memperlakukan Yesus seperti seorang raja lawakan,
melemparkan hinaan-hinaan dan penderitaan pada-Nya yang menyakitkan tak terkatakan.
Ia membuat pemulihan terutama bagi dosa-dosa kesombongan. Apakah aku membiarkan
perasaan sombong menyelinap di dalam aku? Apakah aku meminta pengakuan akan hal
baik yang kulakukan? Apakah aku percaya bahwa aku lebih baik dari orang lain? Sering
kita tidak mengijinkan rahmat terbentuk karena pikiran kita tersumbat – penuh dengan
pikiran lain, dan ketika pikiran kita tidak seluruhnya dipenuhi dengan Tuhan, diri kita
sendiri menyebabkan gangguan iblis, sehingga sungguh kitalah yang mendorong godaan-
godaannya. Namun pikiran yang dipenuhi Tuhan tidaklah bingung, sebab pikiran-pikiran

105
kudus membentuk sebuah benteng terhadap iblis. Ketika iblis mendekat, seolah banyak
pedang melukainya, dan iblis takut datang mendekat, ingin menghindari kesakitan-
kesakitan yang tajam.

Untuk itulah aku salah bila mengeluh ketika pikiranku terganggu dan dicobai oleh musuh,
sebab itulah penjagaku yang lemah (sebab aku tidak memenuhi pikiranku dengan Yesus)
yang mengusir musuh yang menyerangku, seolah ia mengintai pikiranku untuk
mendapatkan ruang kecil untuk meyerangku. Namun demikian, bukannya menolong Yesus
dengan pikiran kudus dan hampir ingin mematahkan duri-duri-Nya, aku dengan tidak
bersyukur bahkan menusuk-Nya lebih dalam pada Kepala-Nya dan membuat Ia merasakan
lebih lagi sengatan tajam itu sehingga rahmat menjadi frustrasi sebab tidak dapat membuat
pikiranku menyelesaikan pekerjaan dari inspirasi kudus. Terkadang, aku melakukan lebih
buruk lagi: ketika aku merasa beratnya pencobaan, bukannya membawa mereka kepada
Yesus, mengikat mereka dan membakar mereka pada kaki Cinta-Nya, aku menjadi
khawatir, aku menjadi sedih, dan bahkan menghitung-hitung pencobaanku.

Untuk itulah, bukan saja pikiran malangku dipenuhi dengan pikiran-pikiran buruk tetapi
semua kelemahanku tampak kuyub di dalam pikiran itu, dan aku hampir memerlukan
sebuah mukjizat dari Yesus untuk melepas diriku. Dan Yesus, melihat melalui duri-duri,
menatap padaku dan memanggil aku, berkata: Ah, putriku, dirimu sendirilah yang menolak
untuk mendekat pada-Ku. Jika saja engkau segera datang, Aku akan menolong
membebaskan dirimu dari gangguan-gangguan yang dibawakan musuh ke dalam
pikiranmu. Malahan engkau membuat Aku merindukan engkau kembali; dan karena aku
ingin engkau membantu membebaskan-Ku dari duri-duri tajam ini, sia-sia Aku menunggu
ketika engkau sibuk melakukan apa yang musuh siapkan untukmu.

O engkau akan dicobai lebih sedikit saja jika engkau segera datang pada lengan-Ku,
sehingga takut pada-Ku, bukan padamu, musuh akan segera pergi! Yesus-ku semoga duri-
duri-Mu akan menjadi seperti sebuah meterai bagi pikiran-pikiranku, yang
memeteraikannya di dalam pikiran-Mu, mencegah apapun masuk ke dalamnya, jika tidak
itu akan mematahkan duri-duri-Mu. Ketika Yesus membuat Diri-Nya dapat kurasakan di
pikiranku dan di hatiku, apakah aku menjawab inspirasi-Nya, atau apakah aku
membiarkannya terlupakan? Yesus diperlakukan sebagai seorang raja lawakan: apakah
aku menghormati segala sesuatu yang kudus? Apakah aku memberikan hormat secara
pantas, seolah menyentuh Yesus Kristus sendiri?

Yesus yang dimahkotai, semoga aku merasakan duri-duri-Mu sehingga dari luka-luka-Mu
aku dapat mengerti betapa Engkau menderita, dan semoga Engkau menjadi Raja bagi kami
semua. Diperlihatkan di teras, Yesus dijatuhi hukuman mati oleh orang-orang yang paling
Ia cintai dan telah ditolong-Nya.

Untuk memberikan aku hidup, Yesus-ku pengasih menerima kematian untukku; apakah
aku siap menerima kesakitan apapun untuk menyingkirkan kesakitan dan penghinaan dari
Yesus-ku? Agar Yesus tidak menderita, kita harus menerima hukuman kita; dan karena
Yesus di dalam Kemanusiaan-Nya cukup menderita, kita harus meneruskan Hidup-Nya di
bumi, dan membalasnya dengan penderitaan kita bagi Kemanusiaan Yesus Kristus.

106
Belas kasih apa yang kumiliki bagi Yesus segala yang diderita Yesus melihat begitu banyak
jiwa menusukan duri di Hati-Nya? Apakah aku membuat kesakitan-kesakitan-Nya sebagai
milikku sendiri untuk menyegarkan Dia di dalam segala hal yang Ia derita? Orang-orang
Yahudi ingin Yesus disalibkan agar Dia mati dipermalukan sehingga menghapus Nama-Nya
di muka bumi. Apakah aku berusaha untuk membuat Yesus hidup di bumi? Dengan
tindakan-tindakanku, dengan teladanku, dengan langkah-langkahku, aku harus
meninggalkan jejak ilahi di dunia untuk membuat Yesus disadari oleh setiap orang.
Dengan pekerjaan-pekerjaanku, aku harus menghasilkan sebuah gema Ilahi akan
kehidupan-Nya dari ujung bumi ke ujung bumi. Apakah aku siap untuk menyerahkan
hidupku agar Yesus terkasih disegarkan dari segala pelanggaran yang diterima-Nya? Atau
apakah aku mencontoh orang-orang Yahudi – bangsa yang begitu dikasihi Tuhan yang
hampir serupa dengan jiwa malangku yang begitu dikasihi Tuhan – yang berteriak, “Biarlah
Ia disalibkan!”?

Yesus-ku yang terhukum, semoga hukuman-Mu, yang Engkau terima karena Cinta-Mu,
menjadi milikku. Aku melakukannya melalui jiwaku apa yang tidak dapat kulakukan secara
alami: Aku terus menerus menuangkan diriku kepada-Mu, untuk membawa Engkau di
dalam hati semua mahkluk, untuk membuat Engkau dikenal oleh setiap orang dan untuk
memberi Kehidupan-Mu bagi semua orang.

DOA SYUKUR

107
10.00 - 11.00

10.00 – 11.00
YESUS MEMANGGUL SALIB-NYA DAN BERJALAN MENUJU KALVARI. PAKAIAN-NYA
DITANGGALKAN.

DOA PERSIAPAN

YESUS MEMANGGUL SALIB-NYA DAN BERJALAN MENUJU KALVARI. PAKAIAN-NYA


DITANGGALKAN.

Yesus-ku, Cinta yang tak terpuaskan, aku melihat Engkau tanpa istirahat. Aku mendengar
Engkau meracau akan Cinta dan kesakitan-kesakitan-Mu. Hati-Mu berdegub; dan di setiap
detakan aku mendengarkan semburan, siksaan dan kekerasan Cinta. Tidak dapat
menanggung api yang menyembur-Mu, Engkau menjadi gelisah, Engkau meraung, Engkau
mendesah. Dan di setiap raungan-Mu aku mendengar Engkau berkata, Salib! Setiap Darah-
Mu mengulangi, Salib! Engkau berenang di dalam lautan tak bertepi akan semua kesakitan-
Mu yang mengulangi lagi, Salib! Dan Engkau berteriak:

“O terkasih dan rindu pada salib, engkau sendiri akan menyelamatkan anak-anak-Ku; dan
di dalammu Aku mengonsentrasikan seluruh Cinta-Ku.”

Sementara itu, musuh-musuh-Mu membawa-Mu masuk lagi ke dalam gedung pengadilan.


Memakaikan pakaian-Mu kembali, mereka menyingkirkan jubah ungu. Tetapi, oh betapa

108
menyakitkan! Lebih manis bagiku untuk mati daripada melihat Engkau seperti itu! Pakaian
itu menghantam mahkota itu dan mereka tidak dapat menyingkirkannya. Sehingga dengan
kekejaman yang belum pernah ada sebelumnya, mereka mengoyakkan pakaian dan
mahkota itu. Dengan kejam menarik duri-duri dan terpatah dan tertinggal di Kepala-Mu.
Darah membentuk aliran-aliran kecil, dan kesakitan itu besar sehingga Engkau meraung.
Sekali lagi mereka menaruh mahkota itu kembali pada-Mu dan menekannya dalam-dalam
ke Kepala-Mu, duri-duri itu memasuki mata dan telinga-Mu; demikian rupa hingga tak ada
bagian pada Kepala Maha Kudus-Mu yang tidak mengalami tusukan-tusukan. Kesakitan itu
begitu besar sehingga Engkau terhuyung di bawah tangan-tangan yang kejam, dan Engkau
gemetaran dari kepala hingga kaki. Kejang-kejang Engkau hampir mati. Mata-Mu melemah
dan dipenuhi darah, Engkau susah payah melihat aku dan meminta aku menolong-Mu di
dalam kesakitan yang sedemikian parah.

Yesus-ku, Raja Kesedihan, biarlah aku menopang Engkau dan mendekap-Mu di hatiku. Aku
ingin mengambil api yang melahap-Mu untuk membakar para musuh-Mu menjadi abu
sehingga dapat membebaskan Engkau. Tetapi Engkau tidak menginginkan ini, sebab
kerinduan-Mu pada salib semakin bertambah, dan Engkau ingin mengorbankan Diri-Mu di
sana sesegera mungkin, bahkan untuk musuh-Mu yang terbesar! Ketika aku mendekap-Mu
di hatiku, Engkau menekan diriku kepada-Mu, dan berkata padaku:

 “Anak-Ku, biarlah Ku-curahkan Cinta-Ku. Bersama dengan-Ku, buatlah pemulihan bagi


mereka yang tidak menghormati Aku di dalam kebaikan yang mereka lakukan. Orang-
orang Yahudi ingin memakaikan Aku dengan pakaian untuk merendahkan-Ku di hadapan
orang-orang dan meyakinkan mereka bahwa Aku adalah seorang penjahat. Perbuatan
untuk memakaikan Aku pakaian ini tampak baik, tetapi terkandung di dalamnya adalah
kejahatan. Ya, berapa banyak pekerjaan baik, pelayanan sakramen-sakramen dan
penerimaannya dilakukan dengan tujuan-tujuan manusia bahkan juga tujuan iblis. Tetapi
melakukan kebaikan di dalam cara yang jahat membuat orang keras hati. Dan aku ingin
dimahkotai untuk kedua-kalinya, dengan kesakitan-kesakitan yang lebih menggigit
daripada pertama kalinya, untuk mematahkan kekerasan hati, dan dengan duri-duri-Ku,
menarik mereka kepada Aku. Ya, anak-Ku, pemahkotaan duri yang kedua kali ini lebih
menyakitkan lagi bagi-Ku. Aku merasa seolah Kepala-Ku berenang di dalam duri-duri; dan
setiap gerakan-Ku atau dorongan mereka, Aku menderita begitu banyak kematian yang
kejam. Dengan ini, Aku membuat pemulihan bagi kejahatan dosa-dosa; Aku membuat
pemulihan bagi mereka yang tak peduli apapun keadaan jiwa mereka bukannya memenuhi
diri mereka dengan pengudusan diri, malah memisahkan dan menolak rahmat-Ku,
sehingga memberikan duri-duri lagi pada-Ku berulang kali, yang lebih menggigit lagi.
Sementara itu, Aku terpaksa meraung, menangis dengan airmata darah dan merindukan
keselamatan mereka. O Aku melakukan segalanya untuk mencintai mereka, para mahkluk
melakukan segala sesuatu untuk melanggar Aku! Paling tidak, engkau akan menjadi satu
orang yang tidak akan meninggalkan Aku menderita dan melakukan pemulihan-pemulihan
sendirian.”

Yesus-ku yang tersiksa, aku membuat pemulihan dan menderita bersama Engkau. Aku
melihat musuh-musuh mendorong-Mu menuruni tangga, sementara kumpulan orang telah
menunggu dengan marah dan penuh ambisi. Mereka membuat Engkau menemukan Salib

109
yang telah disiapkan, yang Engkau cari dan rindukan. Engkau melihat Salib itu dengan
cinta, dan segera berjalan menuju Salib untuk memeluknya. Tetapi sebelumnya Engkau
mencium Salib itu; dan dengan sukacita yang gemetar menggoncang seluruh Kemanusiaan-
Mu yang Maha Kudus, Engkau melihatnya dengan kepuasan yang sangat besar, mengukur
panjang dan lebarnya. Engkau membuat porsinya dalam setiap mahkluk. Engkau
memberikan mereka dengan Salib yang cukup untuk mengikat mereka kepada Ke-Ilahian
dengan mahar dan membuat mereka menjadi pewaris Kerajaan Surga. Kemudian, tak
mampu menahan Cinta karena Engkau mencintai mereka, Engkau mencium lagi Salib itu
dan berkata:

“Salib pujaan, Aku merangkulmu pada akhirnya! Engkaulah yang dirindukan Hati-Ku,
kemartiran Cinta-Ku. Engkau, O Salib, ada hingga sekarang, dimana langkah-langkah-Ku
selalu ditujukan padamu. Salib yang Suci, engkaulah tujuan hasrat-hasrat-Ku, tujuan dari
keberadaan-Ku di bawah sini. Di dalammu aku mengumpulkan keseluruhan Diri-Ku; di
dalammu Aku menempatkan semua anak-anak-Ku. Engkau akan menjadi hidup mereka
dan cahaya mereka, pertahanan mereka, penjaga mereka dan kekuatan mereka. Engkau
akan menolong mereka di dalam segala hal dan akan membawa mereka kepada kemuliaan-
Ku di Surga. O Salib, singsana kebijaksanaan, kau sendirilah yang akan mengajari
kekudusan yang sejati, kau sendirilah yang akan membentuk para pahlawan, atlit, martir
dan para kudus. Salib yang indah, engkaulah singgasana-Ku; dan Diri-Ku harus
meninggalkan bumi ini, engkau akan berada tetap di tempat-Ku. Aku memberikan semua
jiwa kepadamu sebagai mahar. Jagalah mereka untukku, selamatkanlah mereka; Aku
mempercayakan mereka kepadamu.”

Dengan ini, Engkau bersemangat menerima salib pada Bahu-Mu yang Maha Kudus. Ya,
Yesus-ku, bagi Cinta-Mu salib ini terlalu ringan; namun pada beban salib itu ditambahkan
dosa-dosa kami, begitu dashyat dan besar-nya berat dosa-dosa itu. Jiwa-Mu kengerian
dengan pemandangan ini, Engkau merasakan kesakitan pada setiap dosa. Di hadapan akan
begitu besarnya keburukan, Kekudusan-Mu tergoncang. Sehingga saat Engkau menaruh
salib pada Bahu-Mu, Engkau terhuyung, Engkau tersesak; dan setetes keringat fana
menetes dari Kemanusiaan-Mu yang Maha Kudus. Tidak, Cinta-Ku, aku tidak tega
membiarkan Engkau sendirian. Aku ingin berbagi beban salib itu dengan-Mu. Untuk
melegakan-Mu dari beban dosa-dosa, aku merangkul Kaki-Mu. Dalam nama semua
mahkluk aku memberikan-Mu cinta bagi mereka yang tidak mencintai-Mu; pujian bagi
mereka yang membenci Engkau; berkat, syukur dan kepatuhan bagi semua orang. Aku
berjanji bahwa di dalam setiap pelanggaran yang Kauterima, aku berniat untuk
mempersembahkan seluruh keberadaan-Mu untuk membuat pemulihan bagi-Mu, untuk
melakukan tindakan yang sebaliknya terhadap pelanggaran yang dilakukan para mahkluk
terhadap Engkau dan untuk menghibur Engkau dengan cium-cium-ku dan perbuatan cinta
yang terus-menerus.

Tetapi kulihat aku terlalu menyedihkan. Aku memerlukan-Mu agar aku dapat sungguh
membuat pemulihan bagi-Mu. Jadi, aku menyatukan diriku dengan Kemanusiaan-Mu yang
Maha Kudus. Bersama dengan-Mu, kugabungkan pikiran-pikiran-Ku dengan pikiran-Mu
untuk membuat pemulihan bagi pikiran-pikiran jahatku dan pikiran jahat setiap orang. Aku
menggabungkan mataku dengan Mata-Mu untuk membuat pemulihan bagi tatapan-tatapan

110
jahat. Aku menggabungkan mulut-ku dengan Mulut-Mu untuk membuat pemulihan bagi
penghujatan-penghujatan dan perbuatan-perbuatan jahat. Aku menggabungkan hatiku
dengan Hati-Mu untuk membuat pemulihan bagi semua yang dilakukan oleh Kemanusiaan-
Mu yang Maha Kudus, dengan menyatukan diri dengan Cinta-Mu yang besar bagi semua
orang dan bagi perbuatan baik besar yang Kaulakukan bagi semua orang.

Tetapi aku tetap tidak puas. Aku ingin menyatukan diriku pada Ke-Ilahian-Mu, dan aku
meleburkan kebukan-apa-apaan-ku di dalam-Nya, dan dengan cara ini aku memberikan
segalanya pada-Mu. Aku memberikan-Mu Cinta-Mu untuk melepaskan dahaga karena
kepahitan-kepahitan-Mu; aku memberikan-Mu Hati-Mu untuk melegakan Engkau dari
dinginnya kami, kurang berelasi dengan-Mu, tidak bersyukur dan sedikit cinta terhadap
sesama. Aku memberikan-Mu keharmonisan untuk menghibur Engkau saat mendengar
hujatan-hujatan yang memekakkan yang Kau terima. Aku memberikan-Mu Keindahan-Mu
untuk melegakan Engkau dari buruknya jiwa-jiwa kami, ketika kami bermandikan lumpur
dosa-dosa kami. Aku memberikan-Mu Kemurnian-Mu untuk melegakan-Mu dari kurangnya
niat baik dan dari lumpur dan kebusukan yang Kaulihat di dalam banyak jiwa. Aku
memberikan-Mu Kebesaran-Mu untuk melegakan-Mu dari halangan-halangan yang
disebabkan oleh jiwa-jiwa itu sendiri. Aku memberikan-Mu semangat-Mu untuk membakar
semua jiwa dan semua hati sehingga mereka akan mencintai-Mu, dan tidak seorang pun
akan melanggar-Mu lagi. Ringkasnya, aku memberikan-Mu semua Diri-Mu, untuk
memberikan-Mu kepuasan tak terbatas, abadi, besar dan cinta yang tak terbatas.

Jalan menyakitkan Menuju Kalvari


Yesus-ku yang paling sabar, aku melihat Engkau mengambil langkah pertama-Mu
memanggul beban salib. Aku menggabungkan langkah-langkahku dengan langkah-Mu.
Ketika Engkau lemah, berdarah, terhuyung dan hendak jatuh, aku akan berada di samping-
Mu untuk memapah-Mu bangun. Aku akan menaruh bahuku di bawah salib untuk berbagi
beban dengan-Mu. Janganlah berpaling, tetapi terimalah aku sebagai teman setia-Mu. O
Yesus, lihatlah aku; dan aku melihat Engkau melakukan pemulihan bagi mereka yang tidak
memanggul salib-nya sendiri dan berserah, bahkan mengutuki, menjadi marah, melakukan
pembunuhan dan bunuh diri. Dan dengan permohonan-permohonan-Mu Engkau
memperoleh cinta dan penyerahan diri bagi setiap orang, terhadap salib mereka sendiri.
Engkau telah mengambil langkah pertama, dan telah jatuh di bawah salib. Ketika Engkau
jatuh, Engkau menghantam batu-batu. Duri-duri menusuk Kepala-Mu lebih dalam,
sementara kesakitan-kesakitan-Mu semakin dipertajam dan semua luka-Mu lebih berdarah
lagi. Dan karena Engkau tidak memiliki kekuatan untuk bangun, para musuh-Mu menjadi
marah dan menyuruh-Mu bangun dengan tendangan dan dorongan.

Cinta-ku yang terjatuh, biarlah aku menolong pada Kaki-Mu, mencium Engkau, menyeka
darah, dan bersama Engkau melakukan pemulihan bagi mereka yang berdosa karena
pengabaian, ringkih dan lemah. Dan aku berdoa pada-Mu untuk memberikan pertolongan
pada jiwa-jiwa ini. Hidup-ku, Yesus, dengan siksaan-siksaan yang tak terkatakan, musuh-
Mu membuat Engkau kembali berdiri. Saat Engkau terhuyung, aku mendengar tarikan
nafas-Mu. Jantung-Mu berdegub lebih kencang, dan kesakitan-kesakitan baru yang besar
memakunya. Ya, Yesus-ku, sekarang aku mengerti seluruhnya: Ibu-Mulah, yang bagaikan

111
merpati yang berduka sedang mencari Engkau. Ia ingin menyampaikan kata-kata
terakhirnya pada-Mu dan menerima tatapan sekali lagi terakhir kalinya dari-Mu. Engkau
merasakan kesakitan-nya dan hatinya terkoyak di dalam Hati-Mu dan tergerak oleh belas
kasih dan dilukai oleh cinta-nya dan cinta-Mu. Sekarang Engkau melihat ia menerobos
kumpulan orang banyak. Bagaimanapun caranya ia ingin melihat Engkau, merangkul-Mu
dan memberi-Mu salam perpisahannya yang terakhir.

Tetapi Engkau lebih terpana melihat kepucatan sang bunda yang mematikan dan semua
rasa sakit-Mu dirasakannya karena kuasa cinta. Jika saja ia masih hidup itu hanya karena
kuasa Yang Maha Kuasa. Sekarang Engkau mengarahkan langkah-Mu kepadanya, tetapi
kesulitan untuk saling memandang. Oh, betapa menyedihkan Hati keduanya! Para prajurit
menyadari hal itu, dan dengan pukulan dan dorongan mencegah ibu dan Putera itu
mengucapkan perpisahan. Keduanya menderita begitu besarnya sehingga sang ibu terpaku
karena kesedihan, dan hampir pingsan, sementara Engkau sekali lagi jatuh di bawah salib.
Yohanes yang setia dan perempuan-perempuan kudus menopang sang ibu. Kemudian, apa
yang tidak dilakukan oleh ibu-Mu yang berduka dengan raganya, dilakukannya dengan
jiwanya. Ia masuk ke dalam Engkau, menyatukan Kehendak Sang Kekal dengan
kehendaknya; dan menyatukan dirinya dengan semua kesakitan-Mu, ia membelai-Mu
dengan keibuannya, mencium-Mu, membuat pemulihan, menenangkan-Mu, dan
menuangkan urapan kesedihan cintanya pada seluruh luka-Mu.

Yesus-ku yang sengsara, aku juga bergabung dengan bunda-Mu yang membeku. Aku
membuat seluruh kesakitan-Mu menjadi milikku. Aku ingin membelai-Mu secara keibuan
di setiap tetes darah-Mu dan di setiap luka. Bersama dengan Engkau dan dengannya aku
ingin membuat pemulihan untuk semua pertemuan bahaya dan bagi mereka yang
memaparkan dirinya terhadap kesempatan-kesempatan dosa, atau terhalang apapun yang
membuat mereka terpapar, menjadi terjerat di dalam dosa. Sementara itu, jatuh di bawah
salib, Engkau meraung.

Para prajurit takut Engkau akan mati di bawah beban begitu banyaknya kemartiran dan
begitu banyaknya darah yang tertumpah. Kemudian, dengan pukulan dan tendangan
mereka dapat membuat-Mu kembali berdiri. Dengan ini, aku ingin membuat pemulihan
bagi kejatuhan berkali-kali di dalam dosa dan bagi dosa-dosa menyedihkan yang dilakukan
setiap kelas manusia; dan engkau berdoa bagi para pendosa yang keras kepala, menangis
meneteskan airmata bagi pertobatan mereka. Cintaku yang kelelahan, saat aku mengikuti
engkau di dalam pemulihan-pemulihan-Mu, aku melihat Kau tak mampu lagi menanggung
beban berat salib yang besar itu. Engkau gemetar dari kepala hingga kaki. Dengan pukulan-
pukulan yang terus Engkau terima, duri-duri masuk lebih dalam lagi pada Kepala-Mu yang
Maha Kudus. Beban berat salib  semakin tenggelam ke dalam bahu-Mu, membentuk sebuah
luka dalam dimana tulang-tulang-Mu terlihat. Tampak bagiku bahwa Engkau mati di setiap
langkah, dan tidaklah mungkin bagi-Mu untuk terus berjalan.

Tetapi Cinta-Mu, yang dapat melakukan segalanya, memberikan-Mu kekuatan. Ketika


Engkau merasakan salib semakin masuk ke dalam bahu-Mu Engkau membuat pemulihan
terhadap dosa-dosa tersembunyi yang tidak terpuaskan, meningkatkan kepahitan pada
siksaan-siksaan-Mu. Yesus-ku, marilah kuletakkan bahuku di bawah salib untuk melegakan

112
Engkau dan untuk membuat pemulihan bagi dosa-dosa yang tersembunyi. Takut Engkau
akan mati di bawah salib, musuh-Mu memaksa orang Kirene untuk membantu-Mu
membawanya. Tidak rela dan menggerutu, ia menolong Engkau, bukan karena cinta tetapi
karena paksaan. Kemudian, di dalam Hati-Mu bergemalah semua keluhan dari mereka yang
menderita, kurang penyerahan diri, pemberontakan, kemarahan dan sumpah serapah di
dalam penderitaan. Tetapi Engkau lebih terpana lagi melihat jiwa-jiwa yang
dikonsekrasikan bagi-Mu yang telah Kaupanggil sebagai teman-teman-Mu dan menolong di
dalam penderitaan-Mu, berlari menjauh daripada-Mu. Jika Engkau menarik Diri-Mu kepada
mereka melalui penderitaan, malangnya, mereka membebaskan diri mereka dari pelukan-
Mu dan pergi mencari kenikmatan dan meninggalkan-Mu seperti ini untuk menderita
sendirian. Yesus-ku, saat aku membuat pemulihan bersama-Mu, aku berdoa agar Engkau
merangkulku begitu kencang di dalam dekapan-Mu sehingga tidak ada lagi kesakitan yang
Kauderita yang tidak Kaubagi denganku, untuk mengubah diriku ke dalamya, dan
membalas bagi-Mu saat Engkau ditinggalkan sendirian oleh para mahkluk.

Yesus-ku yang kelelahan, Engkau sulit sekali berjalan, dan Engkau tertunduk rendah. Aku
melihat Engkau berhenti dan mencoba melihat. Hatiku, apakah itu? Apakah yang Kau-
ingini? Ya, itu Veronika yang tidak takut akan apapun, dengan berani menyeka Darah yang
melumuri Wajah-Mu dengan sepotong kain, dan kau meninggalkan gambar-Mu sebagai
tanda terimakasih. Yesus-ku yang baik hati, aku juga ingin mengeringkan-Mu, tidak dengan
kain tetapi dengan mempersembahkan seluruh diriku untuk melegakan Engkau. O Yesus,
aku ingin masuk ke dalam-Mu dan memberikan-Mu detak jantung untuk detak jantung,
nafas untuk nafas, kasih untuk kasih, hasrat untuk hasrat. Aku berniat untuk melemparkan
diriku ke dalam Kepandaian-Mu yang Maha Kudus. Dan membuat semua detak jantung,
nafas, kasih dan hasrat ini mengalir ke dalam Kehendak-Mu yang besar, aku berniat untuk
menggandakannya menjadi tak terbatas. O Yesus-ku, aku ingin membentuk gelombang-
gelombang dari detak-detak jantung sehingga tidak ada detak jantung kejahatan yang akan
bergema di dalam Hati-Mu, dan dengan cara ini akan menenangkan semua kepahitan di
dalam-Mu. Aku berniat untuk membentuk gelombang-gelombang kasih dan hasrat untuk
mengusir semua kasih dan hasrat jahat terkecil sekalipun yang menyedihkan Hati-Mu.
Lebih jauh lagi, aku berniat untuk membentuk gelombang-gelombang nafas dan pikiran
untuk mengusir nafas atau pikiran yang dapat sedikit saja tidak menyenangkan-Mu. Aku
akan menjaga, O Yesus, sehingga tidak ada yang lainnya yang menyengsarakan-Mu,
menambah kepahitan pada bagian dalam kesakitan-kesakitan-Mu.

O Yesus-ku, mohon, biarlah semua bagian dalamku berenang di dalam kebesaran-Mu;


dengan cara ini aku bisa mendapatkan cukup cinta dan kehendak sehingga tidak ada cinta
jahat yang masuk ke dalam-Mu, atau satu kehendak yang tidak menyenangkan-Mu. O
Yesusku, untuk semakin pasti, aku berdoa pada-Mu untuk memeteraikan pikiranku dengan
pikiran-Mu, hasratku dengan hasrat-Mu, kasih dan detak jantung-Ku dengan milik-Mu;
sehingga, dengan dimeteraikan, mereka hanya akan mengambil kehidupan daripada-Mu
saja. Aku meminta pada-Mu lagi, O Yesus-ku, untuk menerima tubuhku yang malang ini
yang ingin merobek untuk mengoyakkan karena cinta kepada-Mu, dan menjadikannya
bagian-bagian kecil, untuk menaruhnya pada setiap luka-luka-Mu. Pada luka itu, O Yesus,
yang memberikan-Mu kesakitan karena begitu banyak penghujatan, aku menempatkan
bagian kecil tubuhku, ingin berkata pada-Mu secara terus-menerus: “Aku memberkati-Mu”.

113
Pada luka yang memberikan-Mu kesakitan yang besar bagi banyak ketidak-bersyukuran-
ku, aku berniat, O Yesus, untuk menaruh bagian kecil tubuhku untuk membuktikan
terimakasihku kepada-Mu. Pada luka itu, O Yesus, yang membuat-Mu menderita begitu
besar karena dinginnya hati dan kurangnya cinta, aku berniat untuk menaruh banyak
bagian kecil dagingku, untuk terus-menerus berkata kepada-Mu: “Aku cinta pada-Mu, aku
cinta pada-Mu, aku cinta pada-Mu!” Pada luka yang memberikan-Mu kesakitan begitu besar
dari begitu banyak pengabaian terhadap Pribadi-Mu yang Maha Kudus, aku berniat untuk
meletakkan bagian kecilku, untuk berkata kepada-Mu selalu: “Aku menyembah-Mu, aku
menyembah-Mu, aku menyembah-Mu!” O Yesus-ku, aku ingin melebur diriku di dalam
segalanya, dan di dalam luka-luka yang pahit yang disebabkan oleh banyak orang yang
tidak beriman, aku berhasrat untuk mengoyakkan tubuhku untuk berkata pada-Mu, selalu:
“Aku percaya – aku percaya di dalam Engkau, O Yesus-ku, Tuhan-ku, dan pada Gereja
Kudus-Mu, dan aku berniat untuk memberikan hidupku untuk membuktikan imanku
kepada-Mu!” O Yesusku, aku terjunkan diriku ke dalam Kehendak-Mu yang besar dan
membuat itu menjadi milikku, aku ingin membalaskan semuanya, dan menyertakan semua
jiwa di dalam kuasa Kehendak-Mu yang Maha Kudus.

O Yesus, aku masih memiliki sisa darah yang ingin kutuangkan pada luka-luka-Mu sebagai
balsam dan obat gosok yang menenangkan, untuk melegakan-Mu dan menyembuhkan-Mu
seluruhnya. Kembali, aku berniat, O Yesus, untuk membuat pikiran-pikiranku mengalir di
dalam setiap para pendosa, untuk menegurnya secara terus-menerus sehingga pendosa tak
berani lagi melakukan pelanggaran terhadap-Mu. Dan aku berdoa pada-Mu dengan suara
Darah-Mu agar semuanya akan berserah kepada doa-doaku yang malang. Dengan cara ini
aku dapat membawanya ke dalam Hati-Mu! Satu lagi rahmat, O Yesus-ku, aku minta pada-
Mu: agar di dalam segala sesuatu yang kulihat, sentuh dan dengar, aku dapat melihat,
sentuh dan dengar Engkau selalu; dan agar Gambaran-Mu yang Maha Kudus dan Nama-Mu
yang Maha Kudus, selalu meninggalkan jejak di setiap partikel keberadaanku yang malang
ini.

Sementara itu, musuh-Mu melihat dengan jijik apa yang dilakukan oleh Veronika dan
mereka mencambuk-Mu, mendorong-Mu dan membuat-Mu terus berjalan. Beberapa
langkah, dan Engkau berhenti lagi. Cinta-Mu tidak berhenti di bawah beban sedemikian
banyak kesakitan. Melihat wanita-wanita kudus menangisi Engkau karena kesakitan-Mu,
Engkau melupakan Diri-Mu dan menghibur mereka dengan kata-kata ini:

 “Putri-putri, janganlah menangisi kesakitan-kesakitan-Ku, tetapi tangisilah dosa-dosamu


dan anak-anakmu.”

Betapa pelajaran yang luhur! Betapa lembut kata-kata-Mu! O Yesus, aku membuat
pemulihan dengan-Mu bagi kurangnya perbuatan amal, dan aku mohon kepada-Mu rahmat
untuk membuat aku melupakan diriku sehingga tidak ada yang kuingat selain Engkau.
Mendengar Engkau berbicara, para musuh menjadi marah. Mereka menarik Engkau
dengan tali dan dengan marah mendorong Engkau sehingga Engkau terjatuh. Saat Engkau
terjatuh Engkau menghantam batu. Beban salib menyiksa-Mu, dan Engkau merasa Diri-Mu
sekarat. Biarlah aku memegang-Mu dan melindungi Wajah Maha Kudus-Mu dengan tangan-
ku. Aku melihat Engkau di tanah, tersengal di dalam darah. Musuh-Mu ingin memaksa-Mu

114
berdiri: Mereka menarik-Mu dengan tali, mereka menjambak rambut-Mu agar Engkau
berdiri, mereka menendang-Mu – tetapi sia-sia. Engkau sekarat. Betapa menyedihkan
sekali! Hatiku hancur karena kesedihan.

Secara terburu-buru mereka menyeret membawa-Mu ke Gunung Kalvari. Sambil menyeret-


Mu aku mengerti bahwa Engkau membuat pemulihan bagi semua dosa yang dilakukan oleh
jiwa-jiwa yang dikonsekrasikan bagi-Mu, yang membebani-Mu dengan berat, sehingga
walaupun dengan segala usaha-Mu untuk bangun, Engkau tak mampu. Sehingga, diseret
dan ditendang, Engkau mencapai Kalvari, meninggalkan jejak-jejak merah dari Darah-Mu
yang Berharga ketika Kau melewatinya. Penderitaan-penderitaan baru menunggu-Mu di
sana. Mereka menelanjangi-Mu lagi, merobek pakaian-Mu dan memahkotai Engkau dengan
duri-duri. Ya, Engkau meraung ketika merasakan duri-duri menusuk Kepala-Mu. Ketika
mereka merobek pakaian-Mu mereka merobek juga daging yang menempel pada pakaian-
Mu. Luka-luka kembali terbuka; mengalir membentuk aliran kecil di tanah, dan kesakitan
begitu besar sehingga Engkau hampir mati, Engkau jatuh. Tetapi tidak seorang pun
tergerak oleh belas kasih pada-Mu, Yesus-ku. Sebaliknya, dengan kemarahan bagai
binatang buas, mereka kembali menaruh mahkota duri pada-Mu dan menekankannya pada
Kepala-Mu. Engkau begitu tersiksa dengan koyakan-koyakan dan jambakan rambut-Mu,
semuanya menempel tersangkut di dalam Darah-Mu yang mengering, hanya para malaikat
saja yang sanggup mengatakan apa yang Kauderita, saat kengerian, mereka memalingkan
tatapan surgawi mereka dan menangis. Yesus-ku yang ditelanjangi, biarlah aku mendekap-
Mu pada hatiku untuk menghangatkan-Mu, sebab aku melihat Engkau gemetaran, dan
keringat fanamu yang dingin tersebar di seluruh Kemanusiaan-Mu yang Maha Kudus.
Betapa aku ingin memberikan hidupku dan darahku untuk menggantikan hidup dan darah-
Mu yang telah hilang untuk memberikan aku hidup!

Sementara itu, sambil aku melihat pada-Mu yang meredup dan sekarat, tampaknya Yesus
berkata kepadaku:

 “Anak-Ku, betapa besar harga yang harus Kubayar bagi jiwa-jiwa! Di sinilah tempat
dimana Aku menunggu setiap orang untuk menyelamatkan mereka. Inilah tempat dimana
Aku ingin membuat pemulihan bagi dosa-dosa yang mereka lakukan dengan merendahkan
diri mereka sendiri jauh melampaui binatang, dan sangat bersikeras untuk melakukan
pelanggaran terhadap Aku sehingga mereka mencapai keadaan dimana mereka tidak
mampu hidup tanpa berbuat dosa. Akal sehat mereka dibutakan dan mereka berdosa
secara gila. Inilah mengapa mereka memahkotai Aku dengan duri-duri untuk ketiga-
kalinya. Dan saat ditelanjangi, aku membuat pemulihan bagi mereka yang memakai
pakaian mewah atau tidak sopan; bagi dosa-dosa yang dilakukan terhadap kesopanan; dan
bagi mereka yang begitu terikat pada kekayaan, kehormatan dan kenikmatan yang mereka
buat sebagai tuhan mereka di dalam hati mereka. Oh, ya, pada setiap pelanggaran ini
Kurasakan kematian, dan jika Aku tidak mati itu karena Kehendak Bapa yang Kekal yang
belum memutuskan saat Kematian-Ku.”

Yesus-ku yang ditelanjangi, saat membuat pemulihan bersama-Mu, aku berdoa pada-Mu
untuk menelanjangi aku dari segala sesuatu dengan tangan-Mu yang kudus, dan janganlah
ijinkan nikmat kejahatan apapun untuk memasuki hatiku. Jagalah hatiku untukku,

115
lingkupilah hatiku  dengan kesakitan-Mu dan penuhilah dengan Cinta-Mu. Semoga hidupku
hanya menjadi pengulangan akan Hidup-Mu; dan menegaskan pengingkaranku dengan
Berkat-Mu. Berkatilah aku dari hati, dan berikanlah aku kekuatan untuk menolong pada
saat kesedihan Penyaliban-Mu, untuk tetap tinggal tersalib bersama Engkau.

RENUNGAN DAN PRAKTEK

Cinta Yesus pada salib dan hasrat untuk mati di salib untuk menyelamatkan jiwa-jiwa
sangatlah besar! Tapi apakah aku mencintai penderitaan seperti Yesus? Dapatkah aku
berkata bahwa detak-detak jantungku membentuk gema akan detak jantung Ilahi-Nya
sehingga aku juga meminta salib? Ketika aku menderita, apakah aku berniat untuk
menemani Yesus dan meringankan beban salib-Nya? Bagaimanakah aku menemani-Nya?
Dalam hal hinaan-hinaan yang Ia terima, apakah aku siap untuk mempersembahkan pada-
Nya pertolongan untuk mengangkat-Nya dan memberi-Nya penderitaan-penderitaan
kecilku untuk meringankan kesakitan-Nya? Apakah mataku selalu tertuju pada Yesus,
sehingga aku dapat menyeka keringat dan darah-Nya yang tertumpah dari luka-luka-Nya,
bagaikan teman yang tak terpisahkan, terus menemani-Nya dan tidak meninggalkan-Nya?
Ketika aku bekerja, berdoa, dan mengalami beban besarnya kesakitan dan dashyatnya
penderitaanku, apakah aku mengijinkan penderitaanku terbang kepada Yesus untuk
menyegarkan-Nya seperti sebuah kain yang menyeka Keringat-Nya? Apakah aku membuat
kesulitan-kesulitan-Nya menjadi milikku?

O Yesus-ku, panggillah aku selalu untuk berada di sisi-Mu, dan berikanlah agar Engkau
selalu tetap di dekatku, berjalan bersamaku melalui seluruh peziarahan hidup yang
menyedihkan ini. Terbanglah bersamaku ke gunung kudus Kehendak-Mu – karena Engkau
ingin aku mencapainya – dan di sana kita akan beristirahat bersama. Berikanlah agar
kesakitan-kesakitanku dan Kesakitan-Mu akan selalu menyatu – sehingga kita akan saling
berpegangan – sebagaimana aku terus-menerus menyeka Darah yang tertumpah dari Luka-
luka-Mu yang Maha Kudus.

DOA SYUKUR

116
11.00 - 12.00

11.00 – 12.00
PENYALIBAN
DOA PERSIAPAN

PENYALIBAN

Yesus, Cinta-ku, Engkau telah ditelanjangi dari pakaian-Mu. Tubuh-Mu yang Maha Kudus
telah begitu dipukuli hingga terlihat bagai seekor anak domba yang penuh luka. Aku
melihat Engkau gemetar dari kepala hingga kaki, dan Engkau tak dapat berdiri sama sekali.
Engkau jatuh [dan tetap terbaring] di gunung ini hingga musuh-musuh-Mu selesai
menyiapkan salib. Yesus-ku yang baik, segalanya bagiku, hatiku sakit dengan kesedihan
melihat darah mengalir dari setiap bagian Tubuh-Mu yang Maha Kudus, dan melihat bekas-
bekas luka-Mu dari kepala hingga kaki. Musuh-musuh-Mu lelah namun tak juga terpuaskan.
Duri-duri yang menusuk Kepala-Mu yang Maha Kudus membuat luka baru bagi-Mu,
sementara itulah Engkau melakukan pemulihan bagi kejahatan dan ketegar-hatian akan
dosa, khususnya akan dosa kesombongan.

Yesus, aku melihat jika saja bukan Cinta yang mendorong-Mu terus-menerus, Engkau
pastilah telah mati di dalam kepahitan akan kesakitan yang Kau-derita saat pemahkotaan
duri yang ketiga-kalinya ini. Tetapi aku melihat Engkau tak mampu menahan kesakitan;
dan mata-Mu bertiraikan darah, Engkau mencari apakah ada paling tidak seseorang yang

117
mau datang mendekati-Mu, membantu-Mu di dalam kesedihan dan kebingungan yang
begitu besar itu. Bunda-Mu yang berduka ada di sini. Hatinya tercabik, dia menderita
kematian berkali-kali seperti kesakitan-Mu. O Yesus, keduanya, Maria Magdalena terkasih
yang tampak tak waras karena kesakitan-Mu itu dan Yohanes yang setia yang terlihat
terhantam kebodohan karena kesedihan Sengsara-Mu, mereka semua ada di sini.

Ini adalah gunung para kekasih; Engkau tidak dapat sendirian. Tapi katakanlah pada-Ku,
Cinta-Ku, siapakah yang ingin Kautahan di dalam kesakitan yang begitu besar. Kumohon,
biarlah aku datang dan menopang-Mu. Aku perlu melakukan ini lebih sering daripada yang
lainnya. Jadi, ibu-Mu terkasih dan yang lainnya membiarkan aku menggantikan tempat
mereka. O Yesus, aku datang di samping-Mu, memeluk-Mu, berdoa pada-Mu untuk
meletakkan Kepala-Mu pada bahu-ku dan untuk membuatku merasakan duri-duri-Mu di
kepalaku. Dengan ini, semua pikiran akan menjadi tindakan pemulihan bagi-Mu untuk
pelanggaran-pelanggaran pikiran yang dilakukan oleh para mahkluk. Ya, Kekasihku,
datanglah mendekat pada-Ku. Satu per satu, aku ingin mencium tetesan-tetesan darah yang
mengalir dari Wajah Maha Kudus-Mu. Dan saat aku menyembahnya satu per satu, aku
berdoa pada-Mu agar setiap tetesan darah ini akan menjadi cahaya pada pikiran semua
mahkluk, sehingga tak seorang pun akan melakukan pelanggaran terhadap-Mu dengan
pikiran-pikiran jahat. Tetapi, ketika aku memegang-Mu lebih dekat dan Engkau bersandar
padaku, aku melihat-Mu, O Yesus, dan melihat Engkau menatap salib yang sedang
dipersiapkan oleh para musuh-Mu. Engkau mendengar hantaman-hantaman palu pada
salib, dimana mereka sedang membuat lubang-lubang untuk paku-paku bagi penyaliban-
Mu.

O Yesus-ku, aku merasakan detak jantung-Mu dan berdetak dengan keras, seperti Engkau
merindukan dan menyambutnya – walaupun kesakitannya tak terkirakan – pembaringan
tempat beristirahat, dengan cara ini Engkau akan memeteraikan keselamatan jiwa-jiwa
kami di dalam Diri-Mu. Ya, aku mendengar Engkau berkata:

 “Cintaku, salib terkasih, tempat tidur-Ku yang berharga. Engkaulah kemartiran-Ku di


dalam hidup, dan sekarang Engkaulah tempat Aku beristirahat, O salib, bersegeralah
menerima Aku di dalam pelukanmu. Aku menantikan dengan semangat. Salib kudus, di
dalam engkau aku akan memberikan pemenuhan segalanya. Cepatlah. O salib, dan
penuhilah hasrat keinginan-Ku yang menghabiskan Aku untuk memberikan hidup bagi
jiwa-jiwa. Engkau, O salib, akan menjadi meterai hidup mereka. Tidak, janganlah menunda
lebih lama lagi! Aku menunggu dengan bersemangat untuk memberikan Diri-Ku padamu,
untuk membuka Surga bagi semua anak-anak-Ku dan untuk menutup neraka. O salib,
walaupun Engkaulah pergumulan-Ku, Engkaulah kemenangan dan juga kejayaan-Ku
seutuhnya; dan di dalammu Aku akan memberikan limpah warisan, kemenangan, kejayaan
dan mahkota-mahkota bagi anak-anak-Ku.

Tetapi, siapa yang dapat mengulangi segala sesuatunya ucap Yesus-ku terkasih kepada
salib?

Saat Yesus melepaskan Diri-Nya dengan salib itu, musuh-musuh-Nya memerintahkan


untuk menarik Dia pada salib dan Ia segera mematuhi, untuk membuat pemulihan bagi

118
ketidaktaatan-ketidaktaatan kita. Cinta-ku, sebelum Engkau menarik Diri-Mu pada salib,
biarlah aku menekan-Mu ke hatiku dan memberikan-Mu sebuah cium, dan mendapat satu
cium pula dari-Mu. Dengarkanlah, Yesus, aku tidak ingin meninggalkan-Mu. Aku ingin
mengikuti-Mu untuk memberikan diriku pada salib dan tetap dipaku bersama-Mu. Cinta
sejati tak mengenal perpisahan dalam segalanya, jadi ampunilah kelancangan cintaku dan
ijinkanlah aku disalibkan bersama-Mu. Lihatlah, Cinta-ku yang lembut, bukan hanya aku
yang meminta hal ini. Bunda-Mu, Maria Magdalena yang tak terpisahkan, dan Yohanes
terkasih juga berkata bahwa hal itu lebih mudah ditanggung bila disalibkan bersama-Mu
daripada untuk menopang dan melihat-Mu disalib sendirian. Jadi, bersama dengan Engkau,
aku mempersembahkan diriku kepada Bapa yang kekal, sebagaimana aku mempersatukan
diriku dengan Kehendak-Mu, dengan Cinta-Mu, dengan pemulihan-pemulihan-Mu, dengan
Hati-Mu sendiri dan dengan seluruh kesakitan-Mu.

Oh! Tampaknya Yesusku yang bersedih berkata padaku:

 “Anak-Ku, Engkau telah menebak apa yang diinginkan Cinta-Ku. Inilah kehendak-Ku: agar
semua yang mencintai Aku disalibkan bersamaku. Ya, mohon, melalui ini bawalah dirimu
bersama-Ku pada salib. Aku akan membuatmu menjadi hidup dari kehidupan-Ku. Aku akan
menjagamu sebagai Hati-Ku yang terkasih.”

Sekarang, Yesus-ku yang manis, Engkau berbaring di salib. Para algojo-Mu telah memiliki
paku dan palu di tangan mereka untuk memaku-Mu; dan Engkau melihat mereka dengan
cinta dan kelembutan seolah mengundang mereka untuk segera menyalib-Mu tanpa
ditunda-tunda lagi. Walaupun mereka merasa enggan, dengan kemarahan tak
berperikemanusiaan mereka menarik tangan kanan-Mu, menahan paku dan dengan
hantaman-hantaman palu mendorong masuk sampai menembus bagian belakang salib.
Kesakitan yang Kau-derita, Yesus-ku, begitu besar dan kuat sehingga Engkau gemetar.
Cahaya dari mata-Mu yang indah menggelap dan Wajah Maha Kudus-Mu berubah pucat
dan mengerikan. O tangan kanan yang terberkati, aku menciummu, aku bersimpati
denganmu, aku menyembahmu dan aku berterimakasih padamu bagi diriku dan bagi
semua orang.

Untuk begitu banyak hantaman yang Kauterima, begitu banyak jiwa yang kumohonkan
pada-Mu pembebasannya dari hukuman neraka pada saat ini. Untuk begitu banyak tetesan
darah yang Kau-tumpahkan, begitu banyak jiwa yang kudoakan pada-Mu untuk dibasuh di
dalam Darah Yang paling Berharga ini, yang menarik syaraf-syaraf tangan-Mu, aku berdoa
pada-Mu untuk membukakan Surga bagi semua orang dan untuk memberkati semua orang.
Semoga berkat-Mu memanggil para pendosa untuk bertobat, dan para kafir dan orang yang
tak setia kepada cahaya iman. O Yesus, Hidup-ku terkasih, segera para musuh-Mu selesai
memaku tangan kanan-Mu, kemudian mereka mengambil tangan kiri-Mu dengan
kekejaman yang tak terkatakan. Untuk membuat Engkau menjangkau lubang yang telah
dipersiapkan, mereka menarik-Mu begitu keras sehingga Engkau merasa sendi-sendi
tangan dan bahu-Mu bergeser. Dan karena kesakitan yang begitu kuatnya, kaki-kaki-Mu
tertarik dan terpelintir. Tangan kanan terberkati Yesus-ku, aku menciummu, aku
bersimpati padamu, aku menyembahmu dan aku berterimakasih padamu.

119
Dengan hantaman-hantaman dan kesakitan-kesakitan yang Kau-derita saat paku
menembus, aku berdoa pada-Mu untuk saat ini membebaskan banyak jiwa di Api
Penyucian untuk masuk ke dalam Surga. Dan dengan Darah yang Kautumpahkan, aku
berdoa pada-Mu untuk memadamkan nyala-nyala api yang membakar jiwa-jiwa ini.
Semoga hal ini akan menjadi kelegaaan bagi mereka, penyegaran dan mandi yang
bermanfaat yang memurnikan mereka semua dari noda-noda dosa mereka dan
melemparkan mereka pada pemandangan yang indah. Cinta-ku dan segalanya bagiku,
untuk kesakitan yang tak terperikan yang Kau-derita ketika paku menembus tangan kiri-
Mu, aku berdoa pada-Mu untuk menutup pintu neraka bagi semua jiwa dan menahan petir-
petir Keadilan Ilahi, yang disebabkan oleh dosa-dosa kami. Ya, Yesus, biarlah paku pada
tangan kanan-Mu yang terberkati menjadi kunci yang menutup pintu Keadilan Ilahi, untuk
menahan hukuman-hukuman yang akan jatuh bagaikan hujan ke bumi, dan untuk
membuka kekayaan-kekayaan Belas Kasih Ilahi bagi setiap orang. Aku berdoa pada-Mu
untuk menggenggam tangan-tangan kami di dalam lengan-lengan-Mu.

Sekarang tampaknya Kau tidak dapat menggerakkan apapun, dan kami bebas untuk
melakukan apa saja terhadap Engkau. Untuk itu, aku menaruh dunia dan seluruh generasi
ke dalam lengan-lengan-Mu. Cinta-ku, dengan suara-suara dari Darah-Mu sendiri, aku
berdoa pada-Mu untuk tidak menolak siapapun yang memohon pengampunan-Mu; dengan
jasa-jasa Darah-Mu yang paling Berharga, aku mohon pada-Mu untuk memberikan
keselamatan dan rahmat bagi setiap orang. Janganlah kecualikan siapapun, O Yesus-ku.
Cinta-ku, Yesus, musuh-musuh-Mu tidak terpuaskan. Dengan kejahatan iblis yang
mengamuk mereka mencengkram Kaki Maha Kudus-Mu, yang tak lelah-lelahnya mencari
jiwa dan sekarang kejang karena kesakitan di tangan-tangan-Mu. Mereka menarik kaki-
kaki-Mu dengan kencangnya sehingga lutut, tulang rusuk dan semua tulang di dada-Mu
bergeser. Hatiku tak sanggup menanggungnya, O Yesus-ku yang baik. Menjadi gelap dan
terselubung di dalam darah, aku melihat Mata-Mu yang indah bergerak-gerak karena
kesakitan. Dan Bibir-Mu terpelintir, lebam dan bengkak karena pukulan-pukulan. Pipi-Mu
tenggelam dan Gigi-Mu gemeretak; Dada-Mu sesak; dan karena cara mereka menarik
Tangan dan Kaki-Mu secara demikian, Jantung-Mu seluruhnya tertarik tak beraturan.
Cinta-Ku, betapa inginnya aku menggantikan tempat-Mu untuk berbagi rasa sakit yang
besar itu. Aku ingin memberikan diriku seluruhnya kepada anggota Tubuh-Mu untuk
memberikan-Mu kelegaan, sebuah cium dan penghiburan bagi semua orang, dan untuk
melakukan pemulihan bagi semuanya.

Yesus-ku, aku melihat mereka menyatukan Kaki-kaki-Mu dan memakukan sebuah paku
menembus Kaki-kaki Maha Kudus-Mu. Dan lebih buruk lagi, paku itu tumpul. Mohon, O
Yesus-ku, ketika paku menembus Kaki-kaki-Mu, ijinkanlah aku menaruh semua para imam
pada Kaki kanan-Mu, khususnya mereka yang tidak hidup baik dan tidak hidup kudus,
sehingga mereka akan menjadi cahaya bagi semua orang; dan pada Kaki kiri-Mu, semua
orang, sehingga mereka akan menerima cahaya dari para imam; dan menghormati serta
menaati mereka. Ketika paku menembus Kaki-kaki-Mu, biarlah paku itu menembus para
imam dan semua orang, sehingga tidak ada dari mereka yang akan terpisah daripada-Mu. O
Kaki-kaki terberkati Yesus-ku, aku menciummu, aku bersimpati padamu, aku menyembah-
Mu dan aku berterimakasih kepada-Mu. Untuk kesakitan-kesakitan terpahit yang Kauderita
ini, untuk gemeretak yang menggeser tulang-tulang-Mu, dan untuk Darah yang

120
Kautumpahkan, aku berdoa kepada-Mu untuk menyertakan semua jiwa di dalam luka-luka-
Mu. Janganlah mengabaikan siapapun, O Yesus. Biarlah paku-paku menembus kuasa jiwa
kami, sehingga tidak lagi kami dipisahkan daripada-Mu; dan hati kami akan selalu terpaku
hanya pada-Mu. Semoga semua kepekaan perasaan terpaku oleh paku-paku-Mu, sehingga
mereka tidak lagi mendapatkan kenyamanan yang tidak berasal daripada-Mu. Yesus-ku
yang tersalib, sekarang aku melihat Engkau bermandikan Darah. Engkau berenang di
dalam sebuah lautan Darah, dan tetesan-tetesan Darah mengatakan satu hal kepada-Mu:
Jiwa-jiwa. Sungguh, aku melihat jiwa-jiwa dari jaman ke jaman memenuhi tiap tetesan
Darah. Sehingga Engkau menjaga kami semua di dalam Engkau.

O Yesus, dengan kuasa Darah ini, aku mohon kepada-Mu janganlah orang lain berlari
menjauh dari-Mu. O Yesus-ku, ketika para algojo selesai memaku Kaki-Mu, aku menarik
diriku pada Hati-Mu. Aku melihat Kau sudah tak dapat lagi melanjutkan, tetapi Cinta-Mu
menjerit lebih keras lagi: “Berikan pada-Ku kesakitan-kesakitan yang lebih besar lagi!”
Yesus-ku, aku memeluk Hati-Mu, aku mencium-Mu, aku bersimpati pada-Mu, aku
menyembah-Mu dan aku berterimakasih pada-Mu untuk diriku dan untuk semua orang. O
Yesus, aku ingin meletakkan kepalaku pada Hati-Mu untuk mendengarkan apa yang sedang
Kauderita di saat Penyaliban yang sangat menyakitkan ini. Oh, aku mendengar bahwa
setiap pukulan palu bergema di Hati-Mu! Hati ini adalah pusat dari segalanya: di sinilah
kesakitan-Mu dimulai, dan di sinilah semua itu berakhir.

Ya, jika tidak menunggu robekan suatu pukulan, nyala-nyala api Cinta-Mu dan Darah
mendidih di sekitarnya akan berlarian dan Hati-Mu menyembur. Darah dan nyala-nyala api
ini memanggil jiwa-jiwa yang mencintai Engkau untuk bergembira tinggal di dalam Hati-
Mu.

Pada cinta akan Hati ini dan pada Darah-Mu yang paling Berharga, aku berdoa kepada-Mu,
aku memohon agar Engkau memberikan kekudusan pagi jiwa-jiwa yang mencintai Engkau.
O Yesus, janganlah biarkan mereka keluar dari Hati-Mu. Dan dengan rahmat-Mu, lipat-
gandakanlah panggilan-panggilan “kurban jiwa”, sehingga mereka akan terus hidup di
dalam Hidup-Mu di bumi. Engkau ingin memberikan sebuah tempat istimewa di dalam
Hati-Mu kepada jiwa-jiwa yang mencintai Engkau. Jangan pernah mengijinkan mereka
kehilangan tempat ini. O Yesus, buatlah nyala api Hati-Mu membakar dan menghabiskan
aku; Darah-Mu memperindah aku; dan Cinta-Mu tetap memaku aku pada cinta, dengan
kesakitan dan pemulihan.

O Yesus-ku, para algojo telah selesai memaku Tangan dan Kaki-Mu pada salib. Kemudian,
membalikkan salib untuk mengaitkan kuat-kuat paku-paku tersebut, mereka membuat
Wajah-Mu yang patut disembah itu menghadap tanah. Cinta-ku terkasih, dengan cium ini
Engkau bermaksud untuk mencium semua jiwa dan mengikat mereka dengan Cinta-Mu,
memeteraikan keselamatan mereka. O Yesus, biarlah aku mengambil tempat-Mu. Dan saat
para algojo membengkokkan paku-paku, biarlah hantaman-hantaman ini juga melukai aku,
dan memaku aku seluruhnya pada Cinta-Mu. Yesus-ku, Kebaikan-ku yang lembut, aku
menaruh kepalaku pada kepala-Mu. Saat duri-duri menusuk semakin dalam pada kepala-
Mu, aku ingin mempersembahkan pada-Mu semua pikiran-ku sebagai cium-cium kasih
untuk menghibur Engkau dan meringankan siksaan-siksaan duri-duri-Mu.

121
O Yesus, kuletakkan mataku pada Mata-Mu; dan aku melihat para musuh-Mu belum juga
puas untuk menghina dan mengejek Engkau. Jadi, aku ingin menghibur Engkau di dalam
tatapan-tatapan ilahi dengan tatapan-tatapan cinta. Kuletakkan mulutku pada mulut-Mu, O
Yesus. Lidah-Mu hampir terlekat pada langit-langit Mulut-Mu karena begitu pahitnya bagai
empedu dan karena rasa dahaga-Mu yang membakar. Untuk memulihkan dahaga-Mu, O
Yesus-ku, Engkau ingin semua hati para mahkluk untuk dialiri Cinta, namun karena tak
terpuaskan, Engkau justru semakin terbakar lagi bagi mereka.

Yesus-ku yang lembut, aku berniat untuk mengirimkan pada-Mu sungai-sungai Cinta untuk
meringankan kepahitan empedu dan dahaga-Mu yang membakar. O Yesus, aku meletakkan
tangan-tanganku pada Tangan-tangan-Mu. Di setiap gerakan yang Kaulakukan, Luka-luka
di tangan-Mu lebih robek lagi, dan kesakitan menjadi begitu kuat dan menyayat. Yesus-ku
tersayang, untuk melegakan Engkau dan menenangkan kesakitan ini, aku
mempersembahkan karya-karya kudus-Mu bagi para mahkluk. O Yesus, aku meletakkan
kaki-ku pada Kaki-Mu. Betapa Engkau menderita pada Kaki-kaki Maha Kudus-Mu! Tampak
semua gerakan Tubuh Maha Kudus-Mu memperlihatkannya; dan tidak ada seorang pun di
dekat-Mu untuk menopang-Mu dan untuk memberikan kelegaan bagi kesakitan-kesakitan-
Mu yang pahit itu. Hidupku terkasih – masa lalu, sekarang dan masa depan – mengarah
semuanya pada-Mu, untuk datang dan menghibur Engkau di dalam kesakitan-kesakitan
yang begitu besar. Sungguh, O Yesus-ku, aku berniat untuk menggantikan di dalamnya
keabadian, kegiatan Ilahi yang Kaulakukan bersama Bapa-Mu dan Roh Kudus – untuk
memberikan-Mu penghiburan yang sungguh bagi Kemanusiaan-Mu yang Kudus.

O Yesus-ku, aku menaruh hatiku di dalam Hati-Mu yang malang. Betapa terkoyaknya! Jika
Engkau menggerakkan Kaki-Mu, Engkau merasa syaraf-syaraf dari atas Jantung-Mu mulai
robek. Jika Engkau menggerakkan Tangan-Mu, syaraf-syaraf dari kedua sisi Hati-Mu lebih
terkoyak daripada Tangan-Mu yang ditembusi paku. Jika Engkau menggerakkan Kepala-
Mu, MulutMu akan berdarah dan menderita Penyaliban ini secara menyeluruh. O Yesus-ku,
bagaimana aku dapat menenangkan kesakitan yang demikian besar itu? Aku akan
menyebarkan diriku di dalam Engkau. Aku akan menaruh hatiku di dalam Hati-Mu;
hasratku di dalam hasrat-hasrat-Mu yang membara untuk menghancurkan hasrat
kejahatan apapun. Aku akan meleburkan cintaku di dalam Cinta-Mu agar Api Cinta-Mu
akan menyalakan hati para mahkluk dan menghancurkan cinta mereka yang tidak murni.
Aku akan menyebarkan cintaku di dalam Cinta-Mu sehingga hati para mahkluk akan
terbakar dengan Api-Mu dan cinta-cinta yang cemar dihancurkan. Hati-Mu akan
ditenangkan. Dan sejak sekarang, O Yesus, aku berjanji untuk terus dipaku di dalam Hati-
Mu yang Maha Pengasih dengan paku-paku hasrat-hasrat-Mu, akan Cinta-Mu dan
Kehendak-Mu. O Yesus-ku, Engkau disalibkan, dan aku tersalib di dalam Engkau. Jangan
biarkan aku menjadi tidak dipaku pada-Mu sedikit pun. Semoga aku tetap terpaku agar
dapat mencintai Engkau dan membuat pemulihan bagi-Mu untuk setiap orang, dan untuk
menenangkan kesakitan yang diberikan oleh para mahkluk kepada-Mu bersama dosa-dosa
mereka. Yesus-ku yang baik, aku melihat para musuh-Mu mengangkat kayu salib yang
berat itu dan membiarkannya jatuh masuk ke dalam lubang yang telah mereka siapkan.
Dan Engkau, Cinta-ku tersayang, tetap tangguh antara Surga dan bumi.

122
Pada saat yang khidmat ini Engkau berpaling pada Bapa; dan dengan suara-Mu yang lemah
dan gemetar, Engkau berkata pada-Nya:

 “Bapa yang Kudus, inilah Aku, menanggung semua dosa-dosa dunia. Tidak ada dosa yang
tidak ditanggungkan pada-Ku. Untuk alasan ini, janganlah tuangkan hukuman-hukuman
dari Keadilan Ilahi-Mu pada manusia, tetapi pada-Ku saja, Putera-Mu. O Bapa, biarlah Aku
mengikat semua jiwa pada salib ini, dan memohon pengampunan bagi mereka dengan
suara-suara darah dan luka-luka-Ku. O Bapa, tidakkah Kaulihat Aku telah sedemikian
direndahkan? Dengan salib ini, di dalam kebajikan akan sengsara-sengsara ini, berikanlah
pertobatan yang sejati, kedamaian, pengampunan dan kekudusan bagi setiap orang.”

O Yesus, Engkau dipaku pada Kayu Salib. Tetapi jiwa-Mu tidak lagi berada di bumi. Jiwa-Mu
berada di Surga bersama Bapa-Mu yang Ilahi – untuk membela dan memohon bagi jiwa-
jiwa. Cinta-ku yang tersalib, aku juga ingin mengikuti Engkau di hadapan Tahkta Sang
Kekal, dan bersama-Mu aku ingin menahan Keadilan Ilahi. Bersatu dengan Kehendak-Mu,
aku akan membuat Kemanusiaan Maha Kudus-Mu sebagai milikku. Bersama dengan
Engkau aku ingin melakukan apapun yang Kaulakukan. Kehidupanku, ijinkanlah aku untuk
membuat pikiran-pikiranku mengalir di dalam pikiran-pikiran-Mu; cintaku, kehendakku
dan hasratku ada di dalam Engkau; detak jantungku di dalam Hati-Mu; dan semua
keberadaanku di dalam Engkau, supaya tak ada lagi yang pergi daripadaku, dan aku dapat
mengulangi semua yang Kaulakukan, perbuatan untuk perbuatan dan kata untuk kata.
Yesus-ku yang tersalib, melihat Bapa-Mu yang Ilahi sangat marah kepada para mahkluk,
aku melihat Engkau tersungkur di hadapan-Nya dan menyembunyikan semua mahkluk di
dalam Kemanusiaan Maha Kudus-Mu. Dengan begini, Engkau menyelamatkan kami,
sehingga dengan melihat kami di dalam Engkau, karena Cinta-Mu, Bapa tidak akan
mengusir para mahkluk dari Diri-Mu. Dan jika Ia melihat dengan marah kepada-Nya, itu
karena begitu banyaknya jiwa telah menghancurkan gambaran yang diciptakan-Nya, dan
telah mengarahkan pikiran mereka hanya untuk melakukan pelanggaran terhadap Dia. Dan
bukannya menggunakan kepandaian mereka untuk mengerti Dia, seperti yang
dimaksudkan, mereka malah mengubahnya menjadi sebuah sarang untuk
menyembunyikan semua dosa mereka.

O Yesus-ku, untuk menenangkan Dia, Engkau memanggil perhatian Bapa-Mu yang Kudus
kepada Kepala Maha Kudus-Mu, agar melihat padanya yang tertusuk duri yang
menyebabkan ketersiksaan yang mengerikan. Siksaan-siksaan ini telah memaku semua
kepandaian para mahkluk, seperti di dalam pikiran-Mu yang satu per satu Kau
persembahkan sebagai sebuah penebusan untuk meredakan Keadilan Ilahi. Oh, betapa
duri-duri ini adalah suara-suara belas kasih di hadapan Keagungan Ilahi yang mengampuni
semua pikiran jahat para mahkluk! Yesus-ku, pikiran-pikiranku menyatu dengan pikiran-
Mu. Sehingga, bersama dengan Engkau di hadapan Keagungan Ilahi, aku berdoa, memohon
untuk membuat pemulihan dan mengampuni semua kejahatan yang dilakukan oleh
kepandaian-kepandaian para mahkluk. Biarlah aku mencabut duri-duri dan kepandaian-
Mu, dan berkeliling bersama dengan Engkau kepada semua mahkluk, untuk
menggabungkan kepandaian-Mu dengan kepandaian mereka. Dan dengan kekudusan akan
Kepandaian-Mu aku ingin mengembalikan mereka kepada kepandaian asli yang
Kauciptakan bagi mereka. Dengan kekudusan akan pikiran-pikiran-Mu biarlah kami

123
mengatur pikiran para mahkluk agar selaras di dalam Engkau, dan dengan duri-duri-Mu
menusuk semua pikiran para mahkluk, mengembalikan kekuasaan bagi-Mu dan
memerintah bagi semua orang. Ya, Yesus-ku, Engkau sendirilah yang akan memerintah
setiap pikiran, setiap kasih bagi semua orang. Engkau sendirilah yang memerintah atas
segalanya. Hanya dengan cara inilah, muka bumi – yang telah menyebabkan kengerian dan
teror – berubah. Yesus yang tersalib, aku memperhatikan bahwa Engkau terus melihat
Bapa Ilahi-Mu marah, sebab Ia melihat pada para mahkluk malang dan menemukan
mereka semua ternoda oleh dosa dan terbungkus oleh kotoran-kotoran yang paling buruk
yang menyebabkan kejijikan bagi seluruh surga. Oh betapa kemurnian dari pandangan ilahi
merasa kengerian, hampir di titik tak lagi mengenali para mahkluk sebagai pekerjaan
Tangan Maha Kudus-Nya! Sungguh, para mahkluk terlihat seperti mosnter-monster yang
menghuni bumi, menarik bagi mereka sendiri kemarahan yang adil dari tatapan Ke-Bapa-
anNya. O Yesus, untuk menenangkan Dia, Engkau mencoba menenangkan pandangan-Nya
dengan menukar mata-Nya dengan mata-Mu, membuat Dia melihat Engkau tertutup darah
dan bengkak dengan airmata. Engkau menangis di hadapan Keagungan Ilahi untuk
membuat-Nya tergerak akan kemalangan dari betapa banyaknya mahkluk.

Dan aku mendengar suara-Mu berkata: “Bapa-Ku, benarlah bahwa para mahkluk yang tak
tahu berterimakasih telah semakin mencemari diri mereka dengan dosa-dosa sehingga
tidak lagi memperoleh imbalan dari tatapan Ke-Bapaan-Mu. Tetapi lihatlah Aku, O Bapa.
Aku ingin cukup menangis di hadapan-Mu, untuk membentuk sebuah genangan airmata
dan darah untuk membasuh kotoran-kotoran yang membungkus para mahkluk. Bapa-Ku,
apakah Engkau ingin menolak Aku? Tidak, Engkau tidak dapat: Aku adalah Putera-Mu. Dan
karena Aku adalah Putera-Mu Aku juga kepala akan segala mahkluk, dan mereka adalah
anggota-anggota-Ku. Marilah kita selamatkan mereka, O Bapa, marilah kita selamatkan
mereka.”

Yesus-ku, Cinta tak terbatas, aku ingin memiliki Mata-Mu untuk menangis di hadapan
Keagungan yang Maha Tinggi akan hilangnya begitu banyak mahkluk, dan bagi saat-saat
yang menyedihkan ini! Biarlah aku mengambil airmata-Mu dan tatapan-tatapan-Mu, yang
menyatu dengan tatapanku, dan berkeliling kepada semua mahkluk. Untuk menggerakkan
mereka untuk berbelas kasih bagi jiwa mereka dan bagi Cinta-Mu, aku akan membuat
mereka melihat bahwa Engkau menangis untuk mereka, dan saat mereka mengotori diri
mereka sendiri, Engkau telah memiliki Airmata dan Darah-Mu siap untuk membasuh
mereka. Kemudian, melihat Engkau menangis, mereka akan berserah. Ya, dengan airmata-
airmata ini ijinkanlah aku membasuh semua kotoran para mahkluk. Biarlah aku membuat
airmata ini turun ke dalam hati mereka, melembutkan banyak jiwa yang telah berkeras hati
di dalam dosa, dan mengatasi kekerasan hati mereka. Dengan tatapan-tatapan-Mu, biarlah
aku melebur di dalamnya hingga aku membuat semua mata melihat ke Surga untuk
mencintai-Mu dan tidak lagi berkeliaran di bumi untuk melakukan pelanggaran terhadap
Engkau. Dengan ini, Kehendak Bapa Ilahi tidak akan menolak untuk melihat kemanusiaan
yang malang.

Yesus yang tersalib, aku melihat kemarahan Bapa yang Ilahi masih belum mereda karena
saat kebaikan Ke-Bapaan-Nya tergerak oleh Cinta yang besar bagi para mahkluk yang
malang yang telah memenuhi surga dan bumi dengan begitu banyak bukti cinta dan

124
imbalan daripada-Nya, sehingga di hampir setiap langkah dan perbuatan terasalah Cinta
dan rahmat-rahmat Hati Ke-Bapaan mengalir; para mahkluk, selalu tidak tahu berterima-
kasih, membenci Cinta ini, tidak mau menyadari hal ini. Sungguh, para mahkluk
berhadapan dengan cinta yang begitu besar dengan memenuhi surga dan bumi dengan
hinaan, cemooh dan pemberontakan, hingga menginjak-injak-Nya di bawah kaki-kakinya
yang tak murni, bahkan ingin menghancurkan-Nya dengan membuat berhala bagi dirinya
sendiri. Oh, semua pelanggaran ini bahkan menembus surga dan sampai ke hadapan
Keagungan Ilahi. Oh, betapa Ia murka, melihat para mahkluk yang jahat lancang menghina
Dia dan melakukan pelanggaran terhadap Dia di setiap jalan! O Yesus-ku, selalu berniat
membela kita, dengan kuasa yang mempesona dari Cinta-Mu, Engkau memaksa Bapa untuk
melihat Wajah Maha Kudus-Mu yang terbungkus dengan semua hinaan dan cemooh ini;
dan Engkau berkata kepada-NYA:

 “Bapa-Ku, janganlah membenci para mahkluk malang ini. Jika Engkau menolak mereka,
Engkau menolak Aku. Kumohon, meredalah! Telah ada pada-Ku semua pelanggaran pada
Wajah-Ku yang harus dipertanggung-jawabkan pada-Mu dan bagi setiap orang. Bapa-Ku,
berhentilah mengamuk terhadap kemanusiaan yang malang. Mereka buta dan tidak tahu
apa yang mereka lakukan. Jadi, lihatlah baik-baik pada-Ku: Lihatlah betapa Aku
direndahkan bagi mereka. Jika Engkau tidak tergerak berbelas kasihan bagi kemanusiaan
yang menyedihkan ini, tergeraklah oleh Wajah-Ku ini, semua berlumur ludahan,
terbungkus Darah, pucat dan bengkak karena semua tamparan dan hantaman. Kasihanilah,
Bapa-Ku! Akulah yang terindah dari segalanya dan sekarang aku begitu hancur tidak lagi
mengenali Diri-Ku sendiri. Aku telah menjadi yang paling diabaikan, dibenci dan ditolak
oleh semua orang. Sehingga, berapapun harganya, Aku ingin para mahkluk yang malang
diselamatkan!

Yesus-ku, mungkinkah Engkau begitu mencintai kami? Cinta-Mu menghancurkan hati kami
yang malang. Aku ingin mengikuti Engkau di dalam segala hal, jadi biarkanlah aku
mengambil Wajah Maha Kudus-Mu agar dengan segala yang kumampu terus-menerus
menunjukkan betapa hancur-Nya kepada Bapa, untuk menggerakkan belas kasih-Nya bagi
kemanusiaan yang malang, yang demikian tertindas di bawah deraan Keadilan Ilahi
sehingga Ia terbaring hampir mati. Biarkanlah aku pergi ke tengah para mahkluk dan
menunjukkan kepada mereka Wajah milik-Mu yang telah begitu hancur demi mereka,
untuk membuat mereka berbelas kasih bagi jiwa mereka dan bagi Cinta-Mu. Dengan
cahaya yang terpancar dari Wajah-Mu dan dengan kuasa mempesona Cinta-Mu, biarlah aku
membuat mereka mengerti siapa Engkau dan siapa mereka yang telah lancang melakukan
pelanggaran terhadap Engkau. Hal ini akan membuat jiwa mereka bangkit dari begitu
banyak dosa mereka dimana mereka telah mati terhadap rahmat, dan membuat mereka
semua tersungkur di hadapan-Mu, dengan menyembah Engkau dan memuliakan Engkau.
Yesus-ku yang tersalib dan patut disembah, para mahkluk terus menerus mengganggu
Keadilan Ilahi, dari mulutnya ada suara-suara yang menggemakan hujatan-hujatan yang
mengerikan, suara-suara makian dan sumpah serapah, perbuatan-perbuatan jahat,
merencanakan pembunuhan dan pembantaian. Semua suara ini memekakkan bumi dan
bahkan menembus surga, memekakkan Telinga Ilahi. Sedih dengan gema beracun yang
dikirimkan pada-Nya, Sang Pencipta ingin menyingkirkan para mahkluk, memusnahkan
mereka daripada-Nya. Semua suara sumpah serapah beracun dan teriakan pembalasan dan

125
keadilan melawan diri mereka sendiri. Oh, betapa Keadilan Ilahi merasa terpaksa untuk
menjatuhkan hukuman-hukuman! Oh, betapa begitu banyaknya hujatan mengerikan
bangkit dari  kemarahan-Nya terhadap para mahkluk! O Yesus-ku, Engkau mengasihi kami
dengan Cinta yang Maha Tinggi, Engkau menghadapi suara-suara mematikan ini dengan
segala kuasa dan suara kreatif-Mu, Kau mengumpulkan semua suara ini. Engkau membuat
suara lembut-Mu bergema di telinga Bapa untuk menggantikan gangguan-gangguan para
mahkluk, dan memberikan kepada-Nya lebih banyak lagi suara berkat dan pujian.
Kemudian Engkau berteriak: “Pengampunan, rahmat dan cinta bagi mahkluk malang ini!”

Untuk semakin menenangkan Dia Engkau memperlihatkan pada-Nya Mulut Maha Kudus-
Mu dan berkata pada-Nya:

 “Bapa-Ku, lihatlah Aku lagi. Janganlah mendengarkan suara para mahkluk, tapi dengarkan
Suara-Ku. Aku adalah orang yang menebus setiap orang. Jadi, Aku berdoa kepada-Mu untuk
melihat para mahkluk, tetapi lihatlah di dalam Aku. Jika Engkau melihatnya di luar Aku,
apalah yang akan terjadi? Hal itu lemah, penuh pengabaian, mampu berbuat salah dan
penuh kesedihan. Berbelas kasihlah! Kasihanilah para mahkluk malang! Aku akan
mempertanggung-jawabkan mereka dengan Lidah-Ku yang sepahit empedu, pecah-pecah
oleh dahaga, terbakar dan hangus oleh Cinta.”

Yesus-ku yang terpahitkan, suaraku di dalam Engkau ingin menghadapi semua


pelanggaran ini. Biarlah aku mengambil Lidah-Mu dan Bibir-Mu, dan berkeliling pada
semua mahkluk, menyentuhkan Lidah-Mu pada lidah mereka, sehingga jika mereka
melakukan pelanggaran terhadap Engkau, dengan kepahitan yang Kau-derita, jika tidak
karena cinta, paling tidak karena kepahitan yang mereka rasakan, mereka tidak lagi
melakukan penghujatan. Biarlah aku menyentuhkan bibir mereka dengan Bibir-Mu,
sehingga dengan api yang disebabkan oleh dosa pada semua bibir, dan dengan suara Ke-
maha kuasaan-Mu berdering pada setiap mahkluk, semua suara kejahatan sekarang dapat
dihentikan dan semua suara manusia dapat diubahkan menjadi suara berkat dan pujian. O
Yesus yang kudus dan tersalib, para mahkluk masih belum menyerah terhadap Cinta dan
kesakitan yang sedemikian besar. Sungguh, membenci-Mu, mereka terus menambah dosa
demi dosa, melakukan dosa sakrilegi yang besar, pembunuhan, bunuh diri, pertikaian,
pemalsuan, penipuan, kekejaman dan pengkhianatan. Oh, betapa semua pekerjaan jahat ini
membebani lengan-lengan Ke-Bapa-an. Sehingga tidak dapat menahan beratnya, Bapa
hendak menurunkan, menuangkan kemarahan dan kehancuran pada bumi.

O Yesusku, untuk merampas para mahkluk dari murka Ilahi, takut melihatnya dihancurkan,
Engkau merentangkan Tangan-Mu kepada Bapa agar Ia tidak akan menurunkan Tangan-
Nya dan menghancurkan para mahkluk. Menolong-Nya menopang beban pada lengan-Mu,
untuk menghentikan-Nya dan menjaga Keadilan Ilahi untuk bertindak. Kemudian untuk
menggerakan-Nya agar berbelas kasih dan merasa kasihan terhadap kemanusiaan yang
menyedihkan ini, Engkau berkata kepada-Nya dengan suara yang paling membujuk:

“Bapa-Ku, lihatlah pada duri-duri di tangan dan paku-paku yang mengoyak Aku, paku ini
semua adalah perbuatan jahat terhadap Aku. Ya, di dalam tangan-tangan ini Aku
merasakan semua sengsara yang dilakukan pekerjaan jahat terhadap-Ku. Tidakkah Engkau

126
tergerak, O Bapa-Ku dengan kesakitan-kesakitan-Ku? Tidakkah semuanya ini mungkin
dapat memuaskan-Mu? Ya, kebergeseran sendi tangan-tangan-Ku akan selalu menjadi
rantai-rantai yang mengikat para mahkluk yang malang itu sehingga tak akan lari daripada-
Ku – kecuali seseorang yang ingin mengoyak dirinya daripada-Ku secara paksa. Di samping
itu, Tangan-tangan-Ku akan menjadi rantai-rantai yang mengasihi yang akan mengikat
Engkau, Bapa-Ku, untuk menahan Engkau tidak menghancurkan para mahluk. Terlebih
lagi, aku akan menarik-Mu kepada para mahkluk sehingga Engkau akan menuangkan
Rahmat dan belaskasih-Mu bagi mereka.”

Yesus-ku, Cinta-Mu adalah sebuah senandung manis bagiku, dan mendorongku untuk
melakukan apa yang Kau-lakukan. Jadi, ulurkanlah tangan-Mu, sehingga bersama dengan
Engkau, sebesar apapun kesakitannya, aku ingin mencegah Keadilan Ilahi menimpa
kemanusiaan yang malang. Dengan Darah yang mengalir dari tangan-Mu, aku ingin
memadamkan api dosa yang menyala, dan menenangkan murka-Nya. Dan untuk
menggerakkan Bapa untuk berbelas kasih bagi para mahkluk, biarkanlah aku menaruh
lengan-lenganku untuk begitu banyak bagian yang terkoyak, raungan dari begitu banyak
yang terluka, dan begitu banyak hati yang menderita dan tertindas. Biarkanlah aku
berkeliling pada semua mahkluk dan merangkul setiap orang di dalam Lengan-Mu
sehingga semua akan kembali pada Hati-Mu. Dengan kuasa akan Tangan-tangan-Mu yang
kreatif, ijinkanlah aku untuk menghentikan begitu banyak pekerjaan jahat sekarang ini dan
untuk membuat semua orang berpaling dari pekerjaan jahat mereka.

Yesus-ku terkasih dan tersalib, para mahkluk masih tidak lelah melakukan pelanggaran
terhadap Engkau. Mereka ingin minum hingga mengeruk semua sampah dosa, dan
berlarian dengan gila sepanjang jalan kejahatan, kembali lagi pada dosa berulang-ulang
kali. Mereka tidak mematuhi Hukum-Mu; dan menolak untuk mengenali Engkau, mereka
memberontak terhadap Engkau. Dengan membenci Engkau, mereka ingin pergi ke neraka.
Oh, betapa Keagungan Ilahi menjadi marah! O Yesus-ku menang atas segalanya, bahkan
atas para mahkluk yang penuh kebencian, untuk menenangkan Bapa yang Ilahi, Engkau
menunjukkan pada-Nya semua Kemanusiaan-Mu yang Kudus, yang dengan mengerikan
dipukuli, bergeser dan terkoyak. Engkau memperlihatkan-Nya Kaki Maha Kudus-Mu yang
robek. Di dalamnya, Engkau memiliki semua langkah para mahkluk yang memberikan-Mu
kesakitan-kesakitan abadi sehingga Kaki-Mu mengerut karena kejang yang mengerikan.
Aku mendengar Suara-Mu, bahkan lebih menyentuh dari sebelumnya, seolah sekarat, ingin
mengatasi para mahkluk dengan cinta dan kesakitan dan memenangkan Hati Bapa-Mu.

Engkau berkata: “Bapa-Ku, lihatlah Aku dari Kepala hingga Kaki: tidak ada bagian pada-Ku
yang tersisa. Tidak ada lagi tempat dimana Aku dapat dilukai untuk menanggung lebih
banyak kesakitan. Jika Engkau tidak dapat diredakan dengan pemandangan akan cinta dan
kesakitan ini, siapakah yang dapat meredakan Engkau? O para mahkluk, jika kalian tidak
menyerah di dalam Kasih yang begitu besar, harapan apa bagimu untuk bertobat? Luka-
luka ini dan darah ini akan selalu menjadi suara yang menenangkan dari surga bagi bumi,
rahmat pertobatan, pengampunan dan belas kasih bagi kemanusiaan yang malang!”

Yesus-ku, aku melihat Engkau berada dalam keadaan kekerasan, ingin menenangkan Bapa
dan mengatasi para mahkluk malang. Jadi, biarkanlah aku mengambil Kaki Maha Kudus-Mu

127
dan berjalan keliling pada semua mahkluk untuk mengikat langkah-langkah mereka pada
Kaki-Mu, sehingga jika mereka hendak melakukan jalan kejahatan, dengan merasakan
rantai-rantai yang Kau-ikatkan pada mereka, mereka tidak akan mampu melakukannya. Ya,
dengan Kaki-Mu buatlah mereka menjauh dari jalan kejahatan, dan menaruh mereka pada
jalan yang baik, membuat mereka patuh terhadap Hukum-Mu. Dan dengan paku-paku-Mu,
tutuplah neraka sehingga tidak seorang pun akan jatuh ke dalamnya. Yesus-ku, Kekasih
yang tersalib, aku melihat Engkau tak sanggup lagi.

Ketegangan mengerikan yang Kauderita di salib; gemeretak tulang-tulang-Mu yang terus


menerus menggeser secara lebih lagi dari setiap gerakan kecil-Mu; Daging-Mu yang
semakin terkoyak; pelanggaran-pelanggaran terhadap Engkau yang Kauterima berkali-kali
yang lebih memberikan-Mu sengsara kesakitan dan kematian; dahaga membakar yang
menghabiskan-Mu; kesakitan-kesakitan dari dalam yang menyesakkan-Mu dengan
kepahitan, kesakitan dan cinta; dan semua kemartiran-Mu, bagi manusia yang tak tahu
bersyukur yang datang ke hadapan-Mu bagaikan sebuah ombak kekerasan, bahkan
menembus Hati-Mu yang terkoyak… Ya, semua hal ini menghancurkan-Mu begitu besar
sehingga Kemanusiaan-Mu yang Maha Kudus tak mampu menanggung beban begitu
banyak kemartiran yang akan mengalah. Tak waras dengan cinta dan kesakitan, Ia
meminta bantuan dan belas kasih.

Yesus yang tersalib, apakah mungkin Engkau yang menjaga segala sesuatu dan
memberikan kehidupan bagi setiap orang, meminta bantuan? Oh, betapa aku ingin melebur
setiap tetes Darah-Mu dan dituangkan dengan darahku untuk menenangkan setiap luka-
Mu, dan meringankan kesakitan setiap duri, membuat setiap tusukan berkurang rasa sakit,
dan melegakan setiap kesakitan di dalam Hati-Mu dan mengurangi besarnya kepahitan-Mu.
Aku ingin memberikan hidupku bagi hidup-Mu. Dan jika mungkin, aku ingin menarik paku-
Mu dari salib untuk menggantikan tempat-Mu pada diriku sendiri. Tetapi aku melihat
bahwa diriku bukan apa-apa dan aku tidak dapat melakukan apa-apa. Aku sangatlah tak
terhitung. Jadi, berikanlah padaku Diri-Mu. Aku akan mengambil hidup di dalam Engkau,
dan di dalam Engkau aku memberikan aku pada Diri-Mu. Dengan ini, Engkau memuaskan
kerinduanku. Yesus yang dipukuli, aku melihat bahwa Kemanusiaan-Mu yang Maha Kudus
akan berakhir, bukan demi Engkau, tetapi untuk memenuhi penebusan bagi kami dengan
sempurna. Engkau memerlukan bantuan Ilahi, jadi Engkau melemparkan Diri-Mu pada
pelukan Ke-Bapa-an, memohon bantuan dan kelegaan. Oh, betapa Bapa yang Ilahi tergerak
oleh belas kasih ketika melihat kehancuran yang mengerikan akan Kemanusiaan-Mu yang
Maha Kudus, pekerjaan buruk yang dilakukan dosa terhadap anggota Tubuh-Mu yang
Kudus. Untuk memuaskan kerinduan-Mu akan cinta, Engkau menekankan-Nya pada Hati
Ke-Bapa-an dan memberikan-Mu bantuan yang diperlukan untuk menyelesaikan
penebusan. Ketika Ia merengkuh Engkau, di dalam Hati-Mu Engkau merasakannya lagi dan
bahkan lebih dahsyat lagi, hantaman-hantaman paku, cambukan-cambukan pada
penderaan, luka-luka yang terbuka lagi, tusukan-tusukan duri. O, betapa Bapa dihantam!
Betapa Ia menjadi marah, melihat semua kesakitan yang ada bahkan pada Hati-Nya,
bahkan oleh para jiwa yang dikosenkrasikan bagi-Mu! Dan di dalam kesedihan-Nya, Ia
berkata kepada-Mu:

128
“Putera-Ku, apakah mungkin bahwa mereka yang telah Kaupilih malah tidak ada bersama-
Mu? Sungguh, seolah jiwa-jiwa ini meminta perlindungan dan persembunyian di dalam
Hati-Mu untuk memberikan rasa pahit bagi-Mu dan memberikan-Mu kematian yang lebih
menyakitkan lagi. Dan lebih buruk lagi, semua kesakitan yang mereka berikan pada-Mu
tersembunyi dan terbungkus kemunafikan. Tidak, Nak, aku tidak dapat menahan
kemarahan-Ku lebih lama lagi bagi ketidak-bersyukuran jiwa-jiwa ini yang menyebabkan-
Ku lebih bersedih daripada semua kesedihan seluruh mahkluk.

O Yesusku, menang atas segalanya, Engkau membela jiwa-jiwa ini. Dengan Cinta begitu
besar, Hati-Mu melindungi Diri-Mu sendiri dari ombak-ombak kepahitan dan dari
penusukan-penusukan yang dilakukan jiwa-jiwa ini pada-Mu. Untuk menenangkan Bapa,
Engkau berkata kepada-Nya:

“Bapa-Ku, lihatlah Hati-Ku. Biarlah semua kesedihan ini memuaskan-Mu. Dan semakin
pahit adanya semakin besar kuasa yang ada padanya pada hati Ke-Bapa-an-Mu untuk
mendapatkan rahmat, cahaya dan pengampunan bagi jiwa-jiwa ini. Bapa-Ku janganlah
menolaknya. Itu semua adalah pembela-Ku yang akan meneruskan Hidup-Ku di bumi. O
Bapa paling Pengasih, pertimbangkanlah bahwa jika Kemanusiaan-Ku telah mencapai
sengsara-sengsara ekstrim itu, Hati-Ku pun akan menyembur karena kepahitan dan rasa
sakit yang mesra dan penderitaan-penderitaan yang tak terdengar yang telah diderita-Nya
selama tiga puluh empat tahun, mulai dari saat pertama dikandung-Nya. O Bapa, Engkau
tahu betapa besar kepahitan-kepahitan di dalam-Nya yang pastilah sanggup membuatku
mati dalam penderitaan murni setiap saat, jika Ke-Mahakuasaan Kita tak dapat menopang-
Ku untuk memperpanjang penderitaan-Ku sampai pada penderitaan yang ekstrim ini. Ya,
jika sampai sekarang Aku telah mempersembahkan semua kesakitan akan Kemanusiaan
Maha Kudus-Ku untuk menenangkan Keadilan-Mu yang bergantung pada setiap orang dan
ditarik pada setiap orang pada kemenangan belas kasih-Mu, sekarang, dengan cara yang
khusus bagi jiwa-jiwa yang dikonsekrasikan kepada Kita yang telah tersesat,
Kupersembahkan Hati-Ku kepada-Mu, hancur, tertekan dan patah di bawah tekanan segala
waktu Hidup-Ku yang fana. Ya, Bapa-Ku perhatikanlah Hati ini yang telah mencintai-Mu
dengan Cinta yang tak terbatas dan telah selalu terbakar di dalam-Ku dengan cinta akan
saudara-saudara-Ku dan anak-anak-Mu. Inilah hati yang ramah yang telah ingin menderita
untuk memberikan penebusan secara utuh bagi dosa-dosa manusia. Kasihanilah
kehancuran-Nya, kesedihan-Nya yang terus menerus, penderitaan-Nya, rasa bosan dan
kedukaan-Nya jelang kematian. O Bapa-Ku, apakah pernah ada setiap detak jantung-Ku
yang tidak mencari kemuliaan-Mu dan keselamatan saudara-saudara-Ku, di dalam harga
kesakitan dan darah? Tidakkah di sanalah asal dari hati-Ku yang tertekan ini; permohonan
sungguh-sungguh, rintihan, desahan dan tangisan yang kembali bergema selama tiga puluh
empat tahun Aku telah menangis dan menjerit memohon belas kasih di dalam Hadirat-Mu?

 “O Bapa-Ku, Engkau telah mendengarkan Aku berkali-kali tak terhitung jumlahnya dan
bagi jumlah jiwa yang tak terkira, yang karenanya Aku berterimakasih tak terhingga.
Namun lihatlah, O Bapa-Ku: Lihatlah betapa Hati-Ku tidak dapat tenang di dalam kesakitan-
kesakitan jika satu jiwa saja terhilang dari Cinta-Nya, sebab Kita mencintai setiap jiwa
individu seperti mencintai semua jiwa itu bersamaan. Perlukah dikatakan bahwa Aku
harus memberikan desahan-Ku yang terakhir pada alat eksekusi yang menyakitkan ini,

129
bahkan melihat jiwa-jiwa yang dikonsekrasikan pada Kita, terhilang menyedihkan? Aku
sekarat di dalam lautan penderitaan dan kesakitan karena kejahatan dan kehilangan
selamanya akan Yudas yang jahat, yang begitu keras hati dan tak tahu berterima-kasih
telah menolak segala Cinta dan cara-Ku yang lembut. Aku begitu memberikan rahmat
bahkan sampai membuat imam dan uskup, seperti para rasul-Ku yang lainnya. Mohon,
Bapa, biarlah jurang kesakitan-kesakitan ini menjadi cukup! Berapa banyak kulihat jiwa-
jiwa, dipilih oleh Kita untuk panggilan ganda yang kudus, yang untuk tingkat yang lebih
besar atau kurang, ingin mencontoh Yudas! Tolonglah Aku, Bapa-Ku, tolonglah Aku! Aku
tidak sanggup menahan semua rasa sakit ini. Lihatlah apakah ada serat Hati-Ku yang tidak
lebih tersiksa daripada Tubuh-Ku yang Ilahi dengan segala imbalan yang telah diterima-
Nya. Lihatlah jika semua Darah yang Kutumpahkan tidak memancar dari Hati-Ku – yang
dihancurkan oleh cinta dan kesakitan – daripada dari semua luka-Ku. Kasihanilah, Bapa-Ku,
kasihanilah! Tidak pada-Ku, tetapi Aku ingin menderita bahkan secara tak terbatas bagi
jiwa-jiwa yang malang; tetapi kasihanilah semua jiwa, terutama mereka, pria dan wanita
yang telah dipanggil pada pelayanan kudus-Mu dan telah mengadakan pernikahan dengan
Cinta-Ku. Dengarkanlah, O Bapa, Hati-Ku, segera akan mati, kobaran detak jantung-Nya
semakin cepat, dan berteriak: “ Untuk semua kesakitan ini, Aku mohon kepada-Mu rahmat-
rahmat mujarab akan penyesalan dan pertobatan sejati bagi jiwa-jiwa yang tak bahagia ini!
Janganlah biarkan satu pun lari dari Kita!” Aku haus, Bapa-Ku. Aku haus akan semua jiwa,
terutama mereka ini. Aku lebih dahaga lagi menderita bagi setiap jiwa ini. Bapa-Ku Aku
selalu melakukan Kehendak-Mu. Sekarang Kehendak-Ku ini pun adalah Kehendak-Mu,
mohon biarlah dipenuhi secara sempurna bagi Cinta untuk-Ku, Putera-Mu yang Terkasih
yang di dalam Dia Kautemukan semua kesenangan-Mu yang baik!”

Yesus-ku, aku tak tahan lagi! Aku mempersatukan diriku dan permohonan-Mu yang besar,
untuk kesakitan-Mu, untuk Cinta-Mu yang menderita. Berikanlah padaku Hati-Mu sehingga
aku dapat merasakan dahaga-Mu bagi jiwa-jiwa yang telah dikonsekrasikan kepada-Mu
dan dengan detak-detak jantungku, kembali kepada Cinta-Mu dan kasih bagi mereka
semua. Biarlah aku berkeliling kepada setiap orang dan menaruh Hati-Mu ke dalam hati
mereka. Dengan menyentuh Hati-Mu semoga hati yang dingin dihangatkan; yang suam-
suam kuku tergoncangkan; yang berpaling dipanggil kembali, untuk sekali lagi menerima
semua rahmat yang telah mereka tolak. Hati-Mu tersesak oleh kesedihan dan kepahitan
melihat rancangan-rancangan-Mu pada jiwa-jiwa yang telah dikonsekrasikan tidak
terwujud karena mereka tidak menanggapinya, dan begitu banyak jiwa lainnya, yang
melalui mereka seharusnya memiliki hidup dan keselamatan, menderita menanggung
akibatnya yang menyedihkan. Aku akan menunjukkan pada mereka Hati-Mu yang menjadi
pahit bagi-Mu, aku akan melemparkan panah-panah api dari Hati-Mu kepada hati mereka,
dan aku akan mempersembahkan semua permohonan-Mu yang menggebu-gebu dan
semua sengsara-sengsara-Mu bagi mereka [kepada Bapa]. Tidaklah mungkin bagi mereka
tidak berserah kepada-Mu dan kemudian mereka akan kembali bertobat di Kaki-Mu.
Rancangan-rancangan-Mu yang penuh cinta bagi mereka akan kembali didirikan, dan
mereka akan berada di dalam Engkau dan di sekitar-Mu, tidak lagi melakukan pelanggaran
terhadap Engkau, tetapi akan membuat pemulihan bagi-Mu dan untuk menghibur dan
membela-Mu.

130
Yesus yang tersalib, Hidup-ku, aku melihat Engkau masih menderita di salib, sebab Cinta-
Mu tidak juga terpuaskan di dalam hasrat untuk memenuhi segala sesuatunya. Ya, aku juga
menderita bersama dengan-Mu. Dan aku memanggil setiap orang, para malaikat dan para
kudus: Datanglah ke gunung Kalvari untuk merenungkan kelebihan dan tak warasnya Cinta
seorang Tuhan! Marilah mencium luka-luka-Nya yang berdarah dan menyembahnya,
marilah kita menopang bagian Tubuh-Nya yang telah dipukuli, marilah kita berterimakasih
untuk penebusan-Nya yang utuh. Marilah kita memandang pada ibu-Nya yang terpaku,
yang merasakan kesakitan dan kematian di dalam Hati-Nya yang tak Bernoda sebanyak
yang dirasakan Putera Allah-nya. Pakaiannya berlumuran Darah, dan Gunung Kalvari
bermandikan Darah itu. Jadi, semuanya, marilah kita mengambil Darah ini. Dan berdoa
agar ibu yang berduka bergabung bersama kita, biarlah kita pergi ke seluruh dunia untuk
membantu setiap orang. Marilah kita membantu mereka yang dalam bahaya akan
terhilang, yang jatuh biarlah mereka bangkit lagi, dan yang akan jatuh biarlah mereka tak
jadi terjatuh.

Marilah memberikan Darah ini kepada begitu banyak mahkluk malang yang buta sehingga
cahaya kebenaran akan bersinar dalam mereka. Secara khusus, marilah kita pergi ke
tengah-tengah para pejuang yang malang untuk menjaga mereka. Bila mereka akan terkena
peluru-peluru, marilah kita menerimanya di dalam tangan-tangan kita untuk menghibur
mereka. Bila mereka ditinggalkan oleh setiap orang dan kemudian putus asa karena
kesedihan mereka yang banyak, marilah berikan mereka darah ini, sehingga mereka akan
beristirahat, dan menenangkan kesakitan-kesakitan mereka yang ganas. Kemudian, bila
kita melihat jiwa-jiwa yang akan jatuh ke dalam neraka, marilah berikan mereka Darah
Ilahi ini yang berisi harga penebusan untuk merebut mereka dari Setan.

Saat Aku memiliki Yesus di dalam dekapan hatiku untuk menjaga-Nya tetap terbela dan
ternaugi dari segalanya, aku akan mendekapkan setiap orang kepada Hati-Nya sehingga
semua akan menerima rahmat pertobatan yang mujarab, kekuatan dan keselamatan. O
Yesus, aku melihat Darah mengalir dari Tangan dan Kaki-Mu. Para malaikat menangis
berkumpul di sekitar-Mu seperti sebuah mahkota, mengagumi keajaiban akan Cinta-Mu
yang besar. Aku melihat ibu-Mu yang lembut di kaki salib, terkoyak oleh kesedihan. Maria
Magdalena-Mu terkasih dan Yohanes tercinta semuanya terbungkus di dalam ekstasi
keajaiban cinta dan kesedihan. O Yesus, aku menyatukan diriku dengan-Mu, dan aku
merangkul salib-Mu; dan mengambil semua tetes Darah-Mu, kutuangkan di dalam hatiku.
Ketika aku melihat Keadilan-Mu siap dijatuhkan bagi para pendosa, aku akan meredakan-
Mu dengan menunjukkan-Mu Darah ini. Dan di dalam kebajikannya Engkau tidak akan
menolak doaku, sebab aku memiliki tanda mata di dalam tanganku.

Dan sekarang, Yesus-ku yang tersalib, di dalam nama semua generasi, masa lalu, sekarang
dan masa depan, bersama dengan bunda-Mu dan semua para malaikat, aku tersungkur di
hadapan-Mu dan berkata:

“Kami menyembah Engkau, O Kristus dan kami memberkati Engkau, karena dengan salib
suci-Mu Engkau telah menebus dunia.” (*)
-----
(*) Kalimat yang sering dipakai di dalam Bahasa Indonesia adalah:

131
Kami menyembah Dikau, ya Tuhan, dan bersyukur kepadaMu. Sebab dengan salib suciMu,
Engkau telah menebus dunia.

RENUNGAN DAN PRAKTEK

Yesus Kristus menaati para algojo-Nya dan dengan Cinta menerima hinaan dan derita yang
ditimpakan pada-Nya. Karena Cinta yang besar yang dirasakan Yesus bagi jiwa kita yang
malang, Ia menemukan pembaringan-Nya di salib. Tetapi, di dalam semua kesakitanku,
apakah aku menemukan istirahat di dalam Dia? Dengan kesabaran dan cinta, dapatkah aku
berkata bahwa aku mempersiapkan sebuah tempat pembaringan bagi Yesus di dalam
hatiku? Ketika Yesus sedang disalibkan, setiap bagian dalam dan luar-Nya mengalami
penderitaan yang unik. Apakah aku menjaga diriku seluruhnya tersalib bagi Dia, paling
tidak dalam indra-indra utama (penglihatan dan pendengaran)? Ketika kita berhubungan
dengan pembicaraan yang sembrono atau di dalam cara bentuk hiburan yang serupa yang
menyenangkan kita, menyebabkan Yesus tetap terpaku di salib.

Namun bila kita mengurbankan kenyamanan yang sama ini demi Cinta kepada-Nya, kita
menyingkirkan paku-paku-Nya dan mengambilnya untuk kita sendiri. Apakah aku selalu
ingat, hatiku dan seluruh keberadaanku terpaku oleh paku-paku Kehendak Ilahi-Nya?
Ketika Yesus disalibkan, Ia melihat para algojo-Nya dengan penuh cinta. Karena Cinta-Nya,
apakah aku melihat dengan cinta, mereka yang melakukan pelanggaran terhadapku?

Yesus-ku yang tersalib, semoga paku-paku-Mu tinggal di hatiku sehingga tidak ada detak
jantung ataupun hasrat-ku yang tidak merasakan resapannya. Dan semoga darah yang
keluar dari hatiku dapat menjadi balsam yang melegakan semua luka-luka-Mu.

DOA SYUKUR

132
12.00 - 13.00

12.00 – 13.00

JAM PERTAMA - SENGSARA DI SALIB DAN KATA-KATA PERTAMA

DOA PERSIAPAN

JAM PERTAMA - SENGSARA DI SALIB DAN KATA-KATA PERTAMA 

“Bapa, ampunilah mereka sebab mereka tidak tahu apa yang mereka lakukan!”

Yesus-ku yang tersalib, aku melihat Engkau di salib sebagai tahkta kejayaan di dalam
tindakan mengatasi segalanya bagi semua hati, dan menarik mereka begitu sungguhnya
kepada Diri-Mu sehingga setiap orang merasakan kuasa super-kemanusiaan-Mu. Alam,
ketakutan akan kesalahan yang begitu besar, tersungkur di hadapan-Mu dan menunggu di
dalam kesenyapan untuk sebuah kata dari-Mu untuk memberikan-Mu penghormatan dan
untuk membuat kuasa-Mu diketahui. Matahari yang menangis menarik cahayanya, tak
sanggup akan pemandangan kesakitan yang sedemikian. Neraka merasakan teror dan
menunggu dengan senyap. Sehingga, semuanya sunyi senyap. Bunda-Mu yang terpaku dan
orang-orang-Mu yang beriman semuanya membisu dan kaku melihat pemandangan
kesakitan yang mengerikan itu yang mengoyakkan dan menggeserkan kemanusiaan-Mu,
dan sunyi senyap menunggu sebuah kata dari-Mu. Kemanusiaan-Mu itu sendiri yang
terbaring di dalam samudera kesakitan diantara kejang-kejang yang mengerikan di dalam
133
sengsara, senyap, sehingga ditakutkan bahwa dari satu nafas ke nafas-Mu yang berikutnya
Engkau akan mati.

Apakah yang lainnya? Orang-orang Yahudi yang jahat dan para algojo kejam yang baru saja
menghina Engkau, mengejek Engkau dan menyebut Engkau penipu dan penjahat, dan dua
penjahat yang tadinya menghujat Engkau, semuanya terdiam dan terdiam bodoh. Mereka
dipenuhi penyesalan. Dan jika mereka mencoba mengeluarkan kata-kata hinaan, hal itu
mati di bibir-bibir mereka. Namun menembus ke dalam Engkau, aku melihat bahwa cinta
bergelora, menyesakkan-Mu dan Kau tak sanggup menadahnya. Didorong oleh Cinta-Mu
yang menyiksa Engkau lebih daripada kesakitan itu sendiri, dengan suara keras dan
menggerakkan hati, Engkau berbicara sebagai Engkau adalah Tuhan. Sekarang
mengarahkan tatapan mata-Mu ke surga dan berteriak:

 “Bapa, ampunilah mereka sebab mereka tidak tahu apa yang mereka lakukan!”

Dan sekali lagi Engkau diam, tenggelam dalam kesakitan-kesakitan yang tak terdengar.

Yesus yang tersalib, apakah cinta yang sedemikian besar adalah mungkin? Ya, setelah
begitu banyak kesakitan dan hinaan, kata-kata pertama-Mu adalah pengampunan, dan
Engkau memohonkan ampun kepada Bapa untuk dosa yang sedemikian banyaknya. Ya,
Engkau membuat kata-kata ini turun ke hati setiap orang yang telah berdosa, dan
Engkaulah yang pertama yang menawarkan pengampunan. Tetapi betapa banyak yang
menolaknya, dan tidak menerimanya! Cinta-Mu kemudian menjadi begitu fanatik karena
Engkau rindu mengampuni dan memberikan cium damai bagi setiap orang! Ketika Neraka
mendengar kata-kata-Mu, Neraka gemetar dan menyadari Engkau adalah Tuhan.
Tercengang, alam dan setiap orang menyadari Ke-Ilahian-Mu dan Cinta-Mu yang tak
terpadamkan, dan dengan diam menunggu sejauh mana hal itu akan berlalu. Tidak hanya
Suara-Mu, tetapi juga Darah-Mu dan Luka-luka-Mu menangis pada setiap hati yang telah
berdosa:

 “Datanglah pada pelukan-Ku, sebab Aku mengampunimu. Dan memeteraikan


pengampunan pada harga Darah-Ku!”

O Yesus-ku yang lembut mengulangi kata-kata ini lagi kepada setiap pendosa di dunia.
Memohon pengampunan bagi setiap orang. Memakai jasa-jasa Darah-Mu yang paling
berharga bagi mereka. O Yesus yang baik, terus meredakan Keadilan Ilahi bagi setiap
orang; dan memberikan rahmat bagi mereka yang perlu mengampuni orang lain, namun
merasa tidak memiliki kekuatan untuk melakukannya. Yesus-ku yang tersalib, Pujaan-ku,
selama 3 jam sengsara yang pahit ini, Engkau ingin memenuhi segalanya. Saat Engkau
berada di salib di dalam diam, aku melihat bahwa di dalam Diri-Mu Engkau ingin
memuaskan Bapa dalam segalanya. Engkau bersyukur kepada-Nya bagi setiap orang,
memuaskan setiap orang, dan mengampuni setiap orang. Engkau memohon rahmat agar
tidak seorang pun akan melakukan pelanggaran terhadap-Mu lagi. Dan untuk memperoleh
ini dari Bapa, Engkau melihat kembali seluruh Hidup-Mu sekejap dari saat Engkau

134
dikandung sampai Nafas terakhir-Mu. Yesus-ku, cinta yang tak berkesudahan, bersama
dengan Engkau, Bunda-mu yang tak terhiburkan, Santo Yohanes dan para wanita kudus,
biarlah aku juga melihat kembali seluruh hidupku. Yesus-ku terkasih, aku berterimakasih
kepada-Mu untuk begitu banyak duri-duri yang telah menusuk Kepala-Mu yang patut
disembah, untuk tetesan-tetesan Darah yang tertumpah dari sana, untuk pukulan-pukulan
yang Kauterima di Kepala-Mu dan untuk rambut yang telah dijambak dari Kepala-Mu.

Aku berterimakasih kepada-Mu untuk semua kebaikan yang telah Kaulakukan dan telah
Kau-peroleh bagi setiap orang, untuk cahaya dan inspirasi baik  yang telah Engkau berikan
kepada kami dan segala waktu dimana Engkau telah mengampuni dosa-dosa pikiran,
kesombongan, keangkuhan dan harga diri kami. O Yesus-ku, aku mohon pengampunan di
dalam nama setiap orang, untuk waktu-waktu dimana kami telah memahkotai Engkau
dengan duri-duri, untuk semua tetesan Darah yang tertumpah dari Kepala Maha Kudus-Mu,
dan bagi semua waktu dimana kami tidak menanggapi inspirasi-inspirasi-Mu. Untuk semua
kesakitan yang Kauderita, O Yesus yang baik, aku berdoa pada-Mu untuk memperoleh
rahmat bagi kami agar tidak berbuat dosa pikiran lagi.

Lebih jauh lagi, aku berniat untuk mempersembahkan pada-Mu segala sesuatu yang telah
Engkau derita di dalam Kepala Maha Kudus-Mu untuk memberikan kemuliaan yang
seharusnya diberikan oleh para mahkluk jika saja mereka menggunakan kepandaian
mereka secara baik.

Laudate Dominum omnes gentes, laudate Eum omnes populi. Quoniam confirmata est
super nos misericordia Ejus, et veritas Domini manet in aeternum. Gloria Patri….**

(**Aku mengasihi TUHAN, sebab Ia mendengarkan suaraku dan permohonanku. Sebab Ia


menyendengkan telinga-Nya kepadaku, maka seumur hidupku aku akan berseru kepada-
Nya. (Mazmur 116:1-2)
Kemuliaan kepada Bapa dan Putera dan Roh Kudus, seperti…)

O Yesus-ku, aku menyembah Mata Maha Kudus-Mu. Aku bersyukur kepada-Mu untuk
semua airmata dan tetesan Darah yang telah mengalir daripadanya, karena tusukan kejam
duri-duri itu, untuk segala waktu dimana Engkau dibenci, dan untuk hinaan dan olok-olok
yang telah Kauterima selama sengsara-Mu. Aku mohon pengampunan bagi semua yang
menggunakan pandangan mereka untuk melakukan pelanggaran terhadap Engkau dan
mengamuk pada-Mu. Dengan kesakitan-kesakitan yang telah Kauderita di dalam Mata
Maha Kudus-Mu, aku berdoa pada-Mu untuk memberikan rahmat agar tak seorang pun
melakukan pelanggaran lagi terhadap Engkau melalui pandangan jahat. Aku juga berniat
untuk mempersembahkan kepada-Mu segala sesuatu yang telah Engkau sendiri derita di
dalam Mata Maha Kudus-Mu untuk memberikan pada-Mu semua kemuliaan yang
seharusnya diberikan para mahkluk jika saja mata mereka tertuju hanya kepada surga dan
Ke-Ilahian dan kepada-Mu, O Yesus-ku.

Aku menyembah Telinga Maha Kudus-Mu. Aku bersyukur kepada-Mu untuk semua yang
telah Engkau derita saat di Kalvari, ketika para algojo memekakkan telinga-Mu dengan
teriakan dan hinaan. Aku memohon pengampunan-Mu di dalam nama setiap orang, untuk

135
semua pembicaraan jahat yang didengarkan oleh para mahkluk. Aku berdoa kepada-Mu
untuk membuka telinga-telinga semua manusia pada kebenaran abadi dan pada suara-
suara rahmat, sehingga tidak seorang pun akan melakukan pelanggaran terhadap Engkau
lagi dengan indera pendengarannya. Aku juga berniat untuk mempersembahkan kepada-
Mu segalanya yang telah Kauderita pada indera pendengaran Maha Kudus-Mu, untuk
memberikan-Mu semua kemuliaan yang seharusnya diberikan oleh para mahkluk jika saja
mereka menggunakan indera ini dengan manfaat yang kudus. O Yesus-ku, aku menyembah
dan mencium Wajah Maha Kudus-Mu. Aku berterimakasih kepada-Mu untuk semua yang
telah Kauderita dari ludahan, tamparan dan hinaan dan untuk semua waktu dimana
Engkau diinjak-injak oleh musuh-musuh-Mu.

Aku memohon pengampunan di dalam nama semua orang, untuk waktu dimana para
mahkluk lancang melakukan pelanggaran terhadap Engkau. Untuk tamparan-tamparan ini
dan untuk ludahan ini, aku berdoa agar Ke-Ilahian-Mu dikenal, dipuji dan dimuliakan oleh
semua orang. Sungguh, O Yesus-ku, aku berniat untuk berkeliling dunia sendiri, dari timur
ke barat dan dari utara ke selatan, untuk menyatukan suara semua mahkluk dan
mengubahnya menjadi lebih banyak lagi tindakan pujian, cinta dan penyembahan. O Yesus-
ku, aku bahkan berniat untuk membawa hati semua mahkluk kepada-Mu agar Engkau
dapat melebur di dalam cahaya, kebenaran, cinta dan belas kasih setiap orang pada
Keilahian Pribadi-Mu. Dan sementara Engkau mengampuni setiap orang, aku berdoa pada-
Mu untuk tidak lagi mengijinkan siapapun melakukan pelanggaran terhadap Engkau,
bahkan dengan harga darahku, jika ini mungkin.

Akhirnya, aku berniat untuk mempersembahkan kepada-Mu semua yang telah Kauderita
pada Wajah Maha Kudus-Mu, untuk memberikan segala kemuliaan yang seharusnya
diberikan para mahkluk pada-Mu seandainya tak seorang pun lancang melakukan
pelanggaran terhadap Engkau. Aku menyembah Mulut Maha Kudus-Mu, dan aku
berterimakasih kepada-Mu untuk rintihan awal-Mu, untuk semua susu yang telah
merawat-Mu, untuk semua kata-kata yang telah Kauucapkan, untuk cium-cium membara
yang Kauberikan pada Bunda Maha Kudus-Mu, untuk makanan yang telah Kaumakan,
untuk kepahitan empedu, untuk dahaga membara yang Kauderita di salib dan untuk doa-
doa yang Kaunaikkan kepada Bapa. Aku mohon Engkau mengampuni semua gumaman,
pembicaraan jahat dan duniawi dan semua hujatan yang diucapkan para mahkluk. Aku
ingin mempersembahkan kepada-Mu ajaran-ajaran Kudus-Mu di dalam pemulihan bagi
pembicaraan-pembicaraan buruk mereka. Aku ingin mempersembahkan kepada-Mu
penyesalan akan indera pengecap-Mu di dalam pemulihan bagi tindakan rakus mereka,
Engkau meresap ke dalam doa di dalam pemulihan bagi ketersesatan dan ketidakpedulian
orang-orang.

Lebih jauh lagi, aku ingin menyatukan mulut kami dengan Mulut-Mu, untuk pemulihan bagi
segalanya yang telah melakukan pelanggaran terhadap-Mu dengan menyalah-gunakan
lidah-lidah mereka. Aku berniat untuk mempersembahkan pada-Mu segala yang telah
Kauderita pada Mulut Maha Kudus-Mu, untuk memberikan-Mu semua kemuliaan yang
seharusnya diberikan oleh para mahkluk jika saja mereka tidak lancang melakukan
pelanggaran terhadap Engkau dengan indera pengecap dan penyalahgunaan lidah mereka.

136
O Yesus, aku menyembah Leher-Mu dan berterimakasih pada-Mu akan kesabaran
mengagumkan dimana Engkau telah membiarkan Diri-Mu diikat, untuk ketak-terikatan
yang sempurna dari segala ciptaan yang Kauajarkan kepada kami. Aku memohon
pengampunan akan pelanggaran-pelanggaran yang Kau terima dari para mahkluk yang
terikat dengan kenikmatan dunia ini dan aku mohon kepada-Mu untuk meminta setiap
orang ketidak-terikatan dari hal-hal yang berasal dari bumi ini dan sebuah kesatuan yang
sempurna dengan Kehendak-Mu.

Aku mempersembahkan saat awal Maha Murni Engkau dikandung di dalam pemulihan bagi
mereka yang dikandung di dalam kesalahan; aku mempersembahkan keterkurungan-Mu di
dalam rahim bunda-Mu bagi mereka yang peduli akan kesungguhan Kehendak-Mu; aku
mempersembahkan Kehidupan-Mu bagi mereka yang membiarkan anak-anak mereka mati
terhadap Rahmat daripada memberikan mereka hidup baru melalui Pembaptisan Kudus;
dan bagi semua pembunuhan anak. Aku mempersembahkan masa kecil-Mu dan semua
yang Kauderita di masa kecil-Mu, bagi mereka yang tidak mengijinkan anak-anak mereka
mengenal-Mu, memuji-Mu dan mencintai-Mu, sehingga mereka mungkin akan sungguh-
sungguh mengenal Engkau dan mencintai Engkau. Aku mempersembahkan kehidupan-Mu
yang tersembunyi di dalam pemulihan bagi pertikaian keluarga, bagi kemunafikan banyak
orang yang tampaknya mengasihi Engkau, namun dari dalam melakukan pelanggaran
terhadap Engkau.

Dan aku mempersembahkan kehidupan-Mu di padang gurun di dalam pemulihan bagi


tindakan-tindakan tidak taat pada Gereja, bagi penghinaan yang ditunjukkan terhadap
puasa, terhadap aturan dan Sakramen-sakramen. Aku mempersembahkan kehidupan-Mu
di muka umum di dalam pemulihan jika ada para imam yang tidak memenuhi tugas
pelayanan mereka dengan niat-niat jujur, untuk kotbah dan Sakramen-sakramen yang
diberikan di dalam semangat bagi kepentingan diri sendiri, penuh cinta diri dan harga diri
sendiri, dan juga pemulihan bagi semua pelanggaran yang Kauterima dari otoritas
pemerintah. Aku mempersembahkan para beriman-Mu untuk memulihkan kekurangan
kami, penyerahan Diri-Mu yang sempurna kepada Bapa bagi kesalahan kami menanggapi
Rahmat, syukur-Mu di dalam pemulihan untuk waktu-waktu dimana kami tidak bersyukur
pada banyak keuntungan tak terhingga daripada-Mu.

O Yesus, aku bersyukur pada-Mu untuk segalanya; dan di dalam nama setiap orang, aku
menaikkan bagi-Mu himne syukur abadi dan tak terhingga. O Yesus-ku, aku berniat untuk
mempersembahkan segala yang telah Kauderita di dalam Pribadi Maha Kudus-Mu, untuk
memberikan Engkau segala kemuliaan yang seharusnya diberikan para mahkluk
seandainya mereka mengikuti teladan kehidupan-Mu. Aku bersyukur kepada-Mu, O Yesus,
untuk segala yang Kauderita pada Punggung Maha Kudus-Mu, untuk semua cambukan yang
Kauterima, untuk semua luka yang Kauijinkan pada Tubuh Maha Kudus-Mu, dan untuk
semua Darah yang Kautumpahkan. Di dalam nama setiap orang, aku memohon

137
pengampunan bagi semua waktu dimana mereka melakukan pelanggaran terhadap Engkau
dengan kenikmatan gelap dan jahat, dan dengan cinta pada kenyamanan.

Aku mempersembahkan pada-Mu kesakitan-Mu saat Engkau didera di tiang untuk


melakukan pemulihan terhadap semua dosa yang dilakukan dengan semua indera, bagi
cinta akan selera sendiri, kenikmatan yang tampak masuk akal, ego sendiri, dan semua
kepuasan alami. Aku juga berniat untuk mempersembahkan pada-Mu segala sesuatu yang
Kauderita pada punggung-Mu untuk memberikan pada-Mu semua kemuliaan yang
seharusnya diberikan oleh para mahkluk jika dalam segalanya mereka berusaha untuk
hanya memuaskan Engkau dan berlindung di dalam bayang perlindungan Ilahi-Mu. O
Yesus, aku mencium Kaki kiri-Mu. Aku bersyukur kepada-Mu untuk semua langkah yang
Kauambil pada saat hidup fana-Mu, dan bagi semua waktu yang melelahkan anggota tubuh-
Mu untuk mencari jiwa-jiwa untuk dibawa pada Hati-Mu. O Yesus-ku, untuk ini, aku
mempersembahkan kepada-Mu semua perbuatan, langkah dan gerak, dengan niat untuk
melakukan pemulihan bagi-Mu bagi semuanya dan bagi semua orang. O Yesus-ku, aku
mempersembahkan kepada-Mu semua langkah, tindakan dan gerakan-ku untuk pemulihan
bagi segalanya dan bagi semua orang.

Aku mohon Engkau mengampuni mereka yang tidak bertindak dengan niat yang benar.
Aku menyatukan tindakan-tindakanku dengan tindakan-tindakan-Mu, untuk
menjadikannya Ilahi. Menyatukan semua karya yang Kaulakukan dengan kemanusiaan
Maha Kudus-Mu, aku mempersembahkannya kepada-Mu untuk memberikan kepada-Mu
semua kemuliaan yang seharusnya dilakukan oleh semua mahkluk jika saja mereka
berkarya dengan cara yang kudus dan dengan niat yang benar.

O Yesus-ku, aku mencium kaki kanan-Mu, dan aku bersyukur kepada-Mu untuk segala
sesuatu yang Kauderita dan tetap Kauderita untuk kami, khususnya pada jam ini dimana
Engkau bergantung pada salib. Aku bersyukur kepada-Mu untuk karya yang membuat-Mu
sengsara dimana paku-paku berkarya di dalam luka-luka-Mu, yang bahkan lebih merobek
lagi karena beban Tubuh Maha Kudus-Mu. Aku mohon Engkau mengampuni semua
pemberontakan dan ketidak-taatan yang dilakukan oleh para mahkluk. Aku
mempersembahkan pada-Mu kesakitan-kesakitan kaki Maha Kudus-Mu di dalam
pemulihan bagi pelanggaran-pelanggaran ini, dan untuk memberikan semua kemuliaan
pada-Mu jika saja para mahkluk tertuju pada-Mu di dalam segalanya.

O Yesus-ku, aku mencium kaki kiri Maha Kudus-Mu. Aku bersyukur untuk semua yang
telah Kauderita bagiku, dan untuk semua waktu dimana Engkau menenangkan Keadilan
Ilahi dengan memuaskan setiap orang. Aku meminta pengampunan-Mu untuk kapanpun
saat aku gagal untuk mempersembahkan Diri-Ku untuk memberikan-Mu kepuasan dan
semua kemuliaan yang seharusnya dilakukan oleh para mahkluk. Aku mempersembahkan
kepada-Mu segala yang Kaulakukan di dalam kehidupan fana-Mu dengan gerakan-gerakan
tangan kiri ini.

138
Aku mencium tangan kanan-Mu, dan aku bersyukur untuk semua kebaikan yang telah
Engkau lakukan dan terus Kaulakukan bagi semua orang. Dengan cara yang khusus, aku
bersyukur bagi karya-karya penciptaan, penebusan dan pengudusan. Di dalam nama setiap
orang, aku memohon pada-Mu untuk mengampuni kami di setiap waktu kami tidak
bersyukur akan segala yang telah Engkau berikan pada kami, dan bagi begitu banyak karya
yang tidak kami lakukan dengan niat yang benar. Di dalam pemulihan untuk pelanggaran-
pelanggaran ini, dan untuk memberikan-Mu semua kemuliaan yang seharusnya diberikan
oleh para mahkluk jika saja mereka menanggapi semua keuntungan ini, aku berniat untuk
mempersembahkan pada-Mu semua kesempurnaan dan kekudusan karya-karya-Mu.

O Yesus-ku, aku mencium Hati Maha Kudus-Mu, dan aku bersyukur kepada-Mu untuk
semua yang telah Kauderita, hasrat-Mu dan penuh semangat dilakukan karena cinta bagi
setiap orang dan bagi masing-masing secara khususnya. Aku mohon Engkau mengampuni
begitu banyak hasrat jahat dan kenikmatan dan kecenderungan yang buruk. O Yesus,
ampunilah begitu banyak orang yang lebih menginginkan cinta para mahkluk daripada
Cinta-Mu. Untuk memberikan pada-Mu kemuliaan yang telah mereka tolak dari-Mu, aku
mempersembahkan segalanya yang telah Hati-Mu yang paling patut disembah telah
kerjakan dan terus kerjakan.

RENUNGAN DAN PRAKTEK

Yesus diangkat pada salib dan dibiarkan tergantung di atas bumi. Apakah kita mencoba
hidup lepas dari dunia, dari para mahkluk, dan dari segala keduniawian? Segalanya harus
bertemu untuk membentuk Salib dimana kita berikan diri kita dan biarkan tertahan,
seperti Yesus, menjauhkan diri dari segala sesuatu yang merupakan milik bumi sehingga
orang lain tidak menjadi terikat pada kita. Dan kita akan mengambil tempat Yesus; dan bila
para mahkluk ingin memberikan kita paku dan siksaan, kita akan merapatkannya di dalam
hati kita dan akan menerimanya sebagai bagian dari salib kita. Jika keadaan-keadaan,
ketidak-nyamanan, atau ijin dari Kehendak Ilahi menempatkan kita hampir bersentuhan
dengan selera-selera keduniawian yang palsu, kita harus menolak semuanya. Selama kita
tidak menikmatinya, kita tidak akan turun dari Salib, tetapi tetap berjaga sehingga hati kita
hanya akan mengambil bagian dan selalu ada pada Salib Yesus.

Yesus-ku yang menderita tidak memiliki tempat berbaring kecuali Salib dan tidak ada
kenyamanan kecuali Luka-luka dan hinaan-hinaan yang Kauterima. Apakah cinta kita pada
Yesus begitu kuat sehingga kita menemukan istirahat kita di dalam penderitaan-
penderitaan? Berdoa, menderita, dan segalanya harus kita lakukan menyatu di dalam Luka-
luka Yesus untuk merasakan sentuhannya, dan melebur di dalam Darah-Nya, tidak mencari
kenyamanan lainnya selain kesakitan-Nya. Dan bila para mahkluk menghibur kita, kita

139
harus menerimanya sebagai sebuah penghiburan yang diberikan kepada kita oleh Tuhan,
bukan oleh seorang mahkluk, sehingga hati kita tidak akan merasa asing akan apapun,
walaupun masih bersyukur kepada mereka yang menghibur kita di dalam cara yang kudus.
Kemudian Luka-luka Yesus akan menjadi milik kita dan Darah-Nya akan terus menerus
berkarya di dalam kita untuk mendadani kita. Dengan demikian, kita akan menarik rahmat-
rahmat apapun yang kita inginkan bagi diri kita sendiri juga bagi keselamatan jiwa-jiwa.

Dengan memiliki tetesan Darah Yesus di dalam hati kita, jika kita bersalah karena
kelemahan, kita akan memohon Yesus agar Ia tidak mengijinkan kita ternoda di Hadirat-
Nya, tetapi membersihkan kita dengan Darah-Nya dan tetap menjaga kita bersama Dia. Jika
merasa lemah, kita akan memohon kepada Yesus untuk membiarkan jiwa kita menyeruput
Darah-Nya untuk mengembalikan kekuatan kita. Darah yang patut disembah ini akan
mengalir terus antara Yesus dan kita, menuntun kita selalu sesuai dengan-Nya.

Yesus-ku yang manis berdoa bagi para algojo-Nya; sungguh, Dia bahkan mengampuni
mereka. Apakah kita membuat doa Yesus menjadi doa kita sendiri yang secara terus-
menerus mengampuni para pendosa di hadapan Bapa dan memohon belas kasih-Nya bagi
mereka, bahkan bagi mereka yang telah melakukan pelanggaran terhadap kita? Ketika kita
berdoa, bekerja dan berjalan, kita tidak boleh melupakan jiwa-jiwa malang yang akan
menghembuskan nafas terakhir mereka. Marilah bawa mereka kepada doa-doa dan cium-
cium Yesus untuk membantu dan menghibur mereka. Dengan tangan-tangan kita, marilah
kita menopang jiwa-jiwa mereka dan menempatkan mereka di dalam pelukan Yesus.

Biarlah kita bersama mereka di dalam hati kita, berbicara tentang cinta dimana Yesus
menunggu mereka di dalam Tanah Air Surgawi. Pendeknya, kita akan menjadi sebuah
senyum di tengah-tengah kepahitan mereka, dan akan berusaha agar mereka terbang
kepada Yesus. Kita akan berkata kepada Yesus:

“Yesus-ku yang kucintai, aku mengirimkan Engkau buah dari Darah-Mu dan cinta-Mu.
Janganlah menolak jiwa-jiwa ini, tetapi bagi cinta akan Diri-Mu mohon terimalah mereka di
dalam Tanah Air Surgawi.

Yesus-ku, dari Luka-luka-Mu aku berharap untuk menarik kekuatan untuk mengulangi
Kehidupan-Mu di dalamku. Dengan cara ini, aku akan dapat berdoa dan memperolehkan
bagi setiap orang kebaikan yang telah Kaulakukan sendiri.

DOA SYUKUR

140
13.00 - 14.00

13.00 – 14.00
JAM KEDUA - SENGSARA DI SALIB. KATA-KATA KE-DUA, KE-TIGA DAN KE-EMPAT

DOA PERSIAPAN

JAM KEDUA - SENGSARA DI SALIB. KATA-KATA KE-DUA, KE-TIGA DAN KE-EMPAT

Kata-kata kedua:
« hari ini juga engkau akan ada bersama-sama dengan Aku di dalam Firdaus! »
Cinta-ku yang tersalib, saat aku berdoa bersama-Mu, kuasa mempesona Cinta-Mu dan
kesakitan-kesakitan-Mu membuat pandangan-Ku tetap pada-Mu; tetapi hatiku hancur
melihat Engkau menderita demikian rupa. Engkau menderita sengsara-sengsara akan cinta
dan kesakitan, dan nyala api yang membakar hati-Mu naik begitu tinggi sehingga
menghabiskan-Mu menjadi debu. Cinta yang ada pada-Mu lebih kuat daripada kematian itu
sendiri; dan ingin menuangkannya keluar, Engkau melihat pada penjahat di sebelah kanan
dan merampasnya dari neraka. Engkau menyentuh hatinya dengan rahmat-Mu, dan
penjahat itu berubah seutuhnya. Ia menyadari Engkau dan mengakui Engkau sebagai
Tuhan; dan secara menyeluruh bertobat, ia berkata:

“Yesus, ingatlah akan aku, apabila Engkau datang sebagai Raja.”

Engkau tanpa ragu-ragu menjawab:

141
“Hari ini juga engkau akan ada bersama-sama dengan Aku di dalam Firdaus!”

Dengan ini, Engkau telah membuat untuk pertama kalinya Cinta-Mu berjaya. Tetapi aku
melihat hal itu, di dalam Cinta-Mu, bukan hanya hati penjahat itu yang Kaucuri, tetapi juga
banyak dari yang sekarat. Ya, Engkau menaruh Darah-Mu, Cinta-Mu dan jasa-jasa-Mu bagi
mereka. Engkau menggunakan semua strategi Ilahi dan perangkat-perangkat untuk
menyentuh hati mereka dan merampas mereka semua bagi-Mu. Tetapi bahkan di sini
Cinta-Mu pun menemui halangan. Betapa banyak yang menolak, betapa banyak yang tidak
percaya, betapa banyak yang putus asa! Kesakitan itu begitu besar sehingga membuat-Mu
terdiam lagi. O Yesus-ku, aku berniat untuk membuat pemulihan bagi mereka yang
berputus asa akan belas kasih Ilahi di saat kematian. Cinta manis-ku, inspirasikanlah pada
semua orang rasa percaya yang tak terbatas dan keyakinan di dalam Engkau, khususnya
bagi mereka yang mendapatkan diri mereka di dalam kesedihan akan sengsara mereka.
Dan di dalam kebajikan Sengsara-Mu, berikanlah mereka cahaya, kekuatan dan bantuan
untuk dapat menolong mereka mengalami kematian kudus, dan terbang dari bumi ke
surga. Tubuh Maha Kudus-Mu, Darah-Mu, Luka-luka-Mu berisi semua jiwa. O Yesus. Jadi,
dengan jasa-jasa Darah Berharga ini, janganlah biarkan bahkan satu jiwapun hilang.
Semoga Darah-Mu, bersama dengan suara-Mu, berteriak lagi bagi setiap orang:

“Hari ini juga engkau akan ada bersama-sama dengan Aku di dalam Firdaus!”

Kata-kata ketiga:
Kepada Maria yang Terkudus: «Ibu, inilah, anakmu! ».
Dan kepada Yohanes: «Inilah ibumu!».
Yesus-ku yang tersalib, tersiksa, kesakitan-kesakitan-Mu semakin bertambah. Ya, pada
salib ini, Engkau adalah Raja sejati akan kesedihan-kesedihan. Di tengah begitu banyak
kesakitan tidak ada jiwa yang berlari dari-Mu. Sungguh, Engkau memberikan Hidup-Mu
sendiri kepada masing-masing jiwa. Tetapi Cinta-Mu melihat bahwa Ia ditentang, dibenci
dan diabaikan para mahkluk. Tak dapat melampiaskannya sendiri, hal itu semakin
menguat, memberikan siksaan-siksaan yang tak terkira. Dalam siksaan-siksaan ini, Ia
mencari sesuatu yang lain untuk memberikan manusia agar menaklukannya; dan itu
membuat Engkau berkata:

 “Lihatlah, O jiwa, betapa Aku mencintaimu! Jika engkau tidak mengasihani dirimu sendiri,
paling tidak kasihanilah Cinta-Ku!”

Sementara itu, melihat bahwa Kau tak punya apa-apa lagi untuk diberikan padanya, karena
telah memberikan segalanya, Engkau mengalihkan tatapan yang mengabur kepada ibu-Mu.
Ia juga lebih daripada sekarat karena kesakitan-kesakitan-Mu. Cinta yang menyiksa ibu-Mu
begitu besar sehingga hal itu menyalibkan dia sebagaimana menyalibkan Engkau. Ibu dan
Putera saling mengerti. Engkau memberikan sebuah desah kepuasan dan terhibur melihat
bahwa Engkau dapat memberikan ibu-Mu kepada para mahkluk. Meninggalkan seluruh ras
manusia di dalam Yohanes, dengan sebuah suara yang lembut untuk melelehkan semua
hati, Engkau berkata:

“Ibu, inilah, anakmu!”

142
Dan kepada Yohanes: “Inilah ibumu!”

Suara-Mu turun ke dalam hati ke-ibu-annya, dan bersatu dengan suara-suara Darah-Mu,
terus berkata:

“Ibu-Ku, kupercayakan semua anak-anak-Ku kepadamu. Biarlah seluruh cinta yang


kaurasakan untuk-Ku akan menjadi milik mereka. Biarlah semua kepedulian ke-ibu-anmu
dan kelembutanmu diperuntukkan bagi anak-anak-Ku. Engkau akan menyelamatkan
mereka bagi-Ku.”

Ibu-Mu menerimanya. Sementara itu, kesakitan-kesakitan itu begitu dashyat-Nya sehingga


membuat-Mu terdiam lagi. O Yesus-ku, aku berniat untuk membuat pemulihan bagi
pelanggaran-pelanggaran yang dilakukan terhadap Perawan Maria Terberkati, untuk
semua hujatan dan ketidakbersyukuran begitu banyak orang yang tidak ingin menyadari
keuntungan yang Kauberikan kepada setiap orang dengan memberikan ibu-Mu kepada
kami sebagai ibu kami. Bagaimana kami berterimakasih kepada-Mu untuk keuntungan
yang demikian besarnya? O Yesus, kami berpaling pada sumber-Mu sendiri, dan
mempersembahkan pada-Mu Darah-Mu, Luka-luka-Mu dan Cinta tak terhingga dari Hati-
Mu.

O ibu yang terberkati, betapa engkau tergerak mendengarkan suara Yesus yang baik, yang
meninggalkan engkau bagi kami semua sebagai ibu kami! Kami bersyukur kepadamu, O
Perawan Terberkati. Dan berterimakasih pada-Mu sebagaimana engkau pantas
menerimanya, kami mempersembahkan kepada-Mu terimakasih yang sama yang diberikan
Yesus kepadamu. O ibu yang manis, jadilah ibu kami. Jagalah kami dan jangan ijinkan kami
untuk melakukan pelanggaran terhadap engkau sekecil apapun. Selalu dekatkanlah kami
kepada Yesus. Dengan tangan-tangan-Mu sendiri ikatlah kami seluruhnya, seutuhnya pada
Dia, dengan cara demikian kami tidak akan pernah terpisah daripada-Nya. Bersama
intensi-intensimu sendiri, aku berniat untuk membuat pemulihan bagi setiap orang, untuk
pelanggaran-pelanggaran yang dilakukan terhadap Yesus dan terhadap engkau, ibuku yang
manis.

O Yesus-ku, ketika Engkau dalam kesakitan yang begitu besarnya, Engkau semakin
memohon keselamatan bagi jiwa-jiwa. Aku tidak akan mengabaikannya. Seperti seekor
merpati, aku akan terbang kepada Luka-luka-Mu dan menciumnya dan menenangkannya;
dan aku hendak melemparkan diriku ke dalam Darah-Mu sehingga aku dapat berkata
dengan-Mu, Jiwa-jiwa! Jiwa-jiwa! Aku ingin memegang kepala-Mu yang tercabik dan penuh
kesedihan untuk membuat pemulihan bagi-Mu, dan untuk meminta belas kasih-Mu, Cinta
dan pengampunan bagi setiap orang. Bertahktalah di dalam pikiranku, O Yesus-ku, dan
sembuhkanlah di dalam kebajikan akan duri-duri yang menusuk Kepala-Mu, dan janganlah
ijinkan kegelisahan apapun masuk padaku. Dahi Yesus-ku yang agung, aku mencium
Engkau. Tariklah semua pikiranku untuk merenungkan Engkau dan mengerti Engkau. Mata
yang lembut Yesus-ku yang baik, walaupun berlumuran darah, lihatlah aku. Lihatlah
kemalanganku, lihatlah kelemahanku, lihatlah hati-ku yang malang, dan buatlah aku
merasa pengaruh-pengaruh ajaib akan pandangan Ilahi-Mu.

143
Telinga Yesus-ku, walaupun dipekakkan oleh hinaan dan hujatan para pendosa, tetapi juga
sungguh mendengarkan kami, mohon dengarkanlah doa-doaku dan janganlah membenci
pemulihan-pemulihanku. Ya, O Yesus, dengarkanlah tangisan hatiku. Ia akan tenang hanya
jika Engkau memenuhinya dengan cinta kita. Wajah Yesus-ku yang indah, tunjukkanlah
Diri-Mu. Biarlah aku melihat Engkau sehingga aku dapat melepaskan hatiku yang malang
dari semua orang dan dari segala hal. Semoga keindahan-Mu mempesonaku terus-menerus
dan tetap selalu membuat-Ku terserap di dalam Engkau. Biarlah kuasa Sabda-Mu
menghancurkan segala sesuatu di dalam aku yang bukan Kehendak Tuhan, segalanya yang
bukan cinta.

O Yesus, aku meletakkan tanganku mengitari leher-Mu untuk merangkul Engkau; dan
Engkau, mengulurkan tangan-Mu untuk merangkul aku. Ya, Yesus-ku yang baik, buatlah
rangkulan cinta ini menjadi begitu dekat sehingga tidak ada kuasa manusia yang akan
memisahkan kita, bahkan jika Engkau dan aku ingin tidak mengikatkan satu sama lain:
supaya Kau dan aku tetap selamanya berangkulan. Sehingga dengan saling merangkul, aku
akan menyandarkan wajahku pada Hati-Mu. Dengan keyakinan, aku akan mencium bibir-
mu dengan tetesan madu. Berikan aku cium Cinta-Mu. Engkau akan membuat nafasku
menyatu dengan nafas-Mu yang termanis dan meleburkannya di dalamku selamanya cinta
baru dan bertumbuh bagi-Mu sebagaimana aku bernafas dalam Cinta-Mu, Kehendak-Mu,
kesakitan-Mu dan seluruh Kehidupan Ilahi-Mu.

Bahu-bahu Maha Kudus Yesus-ku, selalu kuat dan terus menerus di dalam sengsara bagi
cinta untukku, berikanlah aku kekuatan, terus-menerus dan berani untuk menderita bagi
cinta akan Dia. O Yesus, janganlah ijinkan aku untuk tidak terus-menerus di dalam cinta;
sebaliknya, biarlah aku berbagi di dalam kekekalan-Mu. Dada Yesus-ku yang menyala,
berikanlah aku nyala api-Mu. Engkau tidak dapat menahannya lebih lama lagi, dan hatiku
gelisah mencarinya melalui Darah ini dan Luka-luka ini. Itulah nyala api Cinta-Mu, O Yesus,
yang paling menyiksa Engkau. O Yesus-ku yang baik, berbagilah hal itu denganku.
Tidakkah  satu jiwa yang begitu dingin dan begitu malang di dalam Cinta-Mu membuat
Engkau berbelas Kasih?

Tangan-tangan Maha Kudus Yesus-ku, yang menciptakan surga dan bumi, Engkau sekarang
tak lagi bergerak. O Yesus-ku, teruslah mencipta, menciptakan Cinta. Ciptakanlah
kehidupan baru, kehidupan Ilahi di dalam seluruh keberadaanku. Ucapkanlah Sabda-Mu di
seluruh hatiku yang malang dan ubahlah semuanya menjadi milik-Mu.

Kaki-kaki Maha Kudus Yesus-ku, janganlah biarkan aku sendirian! Buatlah aku selalu
berlari kepada-Mu dan jangan biarkan aku mengambil satu langkah pun menjauh daripada-
Mu. Yesus, dengan cintaku dan pemulihan-pemulihanku, aku berniat untuk meredakan
kesakitan-kesakitan yang Kauderita di Kaki-kaki Maha Kudus-Mu. O Yesus-ku yang tersalib,
aku menyembah Darah-Mu yang paling Berharga. Aku mencium Luka-luka-Mu satu per
satu, dengan niat melimpahinya dengan cintaku, penyembahanku dan pemulihanku yang
paling tulus. Aku ingin membungkusnya dengan cintaku, penyembahan dan pemulihan
yang paling tulus. Aku mengambil tetesan-tetesan ini satu per satu, aku menyembahnya,
menciumnya dan memberikannya kepada semua jiwa sebagai sebuah perjanjian akan

144
keselamatan mereka. Bagi semua jiwa, biarlah Darah-Mu menjadi cahaya di dalam
kegelapan, penghiburan di dalam kesakitan, kekuatan di dalam kelemahan, pengampunan
di dalam dosa, bantuan di dalam pencobaan, pembela di dalam bahaya, kepastian di dalam
kematian dan sayap-sayap untuk membawanya dari bumi ini ke surga. Yesus-ku, tidakkah
Engkau juga mencari penghiburan dan cinta untuk meredakan kesakitan-kesakitan-Mu?
Darah yang disertakan dalam Hati-Mu dan belum tertumpahkan menyebabkan siksaan dan
sengsara yang tak terkirakan bagi-Mu.

O Yesus, aku datang pada-Mu, dan aku membuat sarangku dan tempat tinggalku di dalam
Hati-Mu. Dari dalam hatiku, O Cinta-ku terkasih, aku akan memanggil setiap orang datang
pada-Mu. Dan bila seseorang ingin datang mendekat untuk melakukan pelanggaran
terhadap Engkau, aku akan datang mewakili diriku dan tidak akan membiarkan dia
melukai Engkau. Terlebih lagi, aku akan menyertakan dia di dalam Hati-Mu, berbicara
padanya akan Cinta-Mu dan mengubah pelangaran-pelanggaran menjadi cinta. Yesus,
janganlah biarkan aku keluar dari Hati-Mu. Rawatlah aku di dalam nyala-nyala api-Mu, dan
berikanlah aku hidup dengan Hidup-Mu sehingga aku dapat mencintai-Mu sebagaimana
Engkau ingin dicintai.

Kata-kata ke-empat:
«Allah-Ku, Allah-Ku, mengapa Engkau meninggalkan Aku? »
Yesus yang sengsara, sementara merapat pada Hati-Mu dan tinggal di dalam Engkau, saat
menghitung kesakitan-kesakitan-Mu aku melihat sebuah getaran kejang akan Kemanusiaan
Maha Kudus-Mu. Seluruh anggota Tubuh-Mu berjuang seakan-akan hendak terpisah satu
sama lain. Di tengah-tengah kekejangan yang mengerikan itu, Engkau berteriak:

“Allah-Ku, Allah-Ku, mengapa Engkau meninggalkan Aku?”

Pada teriakan ini, semua orang gemetar, kegelapan menjadi tebal, dan ibu-Mu yang terpana
menjadi pucat dan pingsan. Hidupku, segalanya bagi-ku, Yesus-ku: Apakah yang kulihat?
Oh, Engkau dekat dengan kematian. Kesakitan-kesakitan itu sendiri begitu setianya ada
pada-Mu hendak meninggalkan-Mu. Sementara itu, setelah sengsara yang begitu besar,
Engkau melihat kesedihan yang besar bahwa tidak semua jiwa menyatu dalam-Mu.
Sebaliknya, Engkau melihat bahwa banyak yang akan hilang, dan Engkau merasa kesakitan
akan keterpisahan dari mereka yang memisahkan diri mereka dari anggota-anggota-Mu.
Harus memenuhi Keadilan Ilahi bagi mereka juga itulah, Engkau merasa kematian mereka
satu per satu dan kesakitan yang akan mereka derita di neraka. Sehingga, Engkau berteriak
dengan segenap Hati:

 “Janganlah tinggalkan Aku! Jika engkau mau lebih banyak kesakitan, Aku siap, tetapi
janganlah berpisah dari Kemanusiaan-Ku. Inilah kesakitan dari segala kesakitan. Inilah
kematian dari segala kematian. Yang lainnya tidak berarti apa-apa bagi-Ku, jika Aku tidak
menderita keterpisahanmu dari-Ku. Tolonglah, kasihanilah Darah-Ku, Luka-luka-Ku,
kematian-Ku! Tangisan ini akan terus menerus bergema di Hati-Mu: Tolonglah jangan
tinggalkan Aku!”

145
Cinta-ku, betapa aku menderita bersama dengan Engkau! Engkau terengah-engah, Kepala
Kudus-Mu sekarang jatuh di Dada-Mu, kehidupan telah meninggalkan Engkau. Cinta-ku,
aku merasakan diriku pun sekarat. Aku juga ingin berteriak bersama-Mu, “Jiwa-jiwa! Jiwa-
jiwa!”

Aku tidak akan pernah berpisah dari salib ini atau dari Luka-luka ini, agar aku dapat
meminta jiwa-jiwa bagi-Mu. Jika menyenangkan-Mu, aku akan masuk ke dalam hati para
mahkluk dan mengelilingi mereka dengan kesakitan-kesakitan-Mu sehingga mereka tidak
akan lari daripada-Mu. Jika memungkinkan, aku akan menaruh diriku sendiri di hadapan
gerbang-gerbang neraka, untuk membuat jiwa-jiwa yang menuju ke sana mundur, dan
membawa mereka kepada Hati-Mu. Engkau menderita di dalam kesenyapan, dan aku
menangisi Kematian-Mu yang telah mendekat. O Yesus-ku, aku bersimpati pada-Mu.
Mendekapkan Hati-Mu pada hatiku, aku menciumnya dan aku melihatnya dengan seluruh
kelembutan yang kusanggup. Dan untuk memberikan-Mu penghiburan yang lebih besar
lagi aku menjadikan kelembutan Ilahi sebagai milikku. Dengan ini, aku berniat untuk
bersimpati dengan-Mu dan mengubah hatiku ke dalam sungai-sungai kemanisan, untuk
menuangkannya ke dalam Hati-Mu untuk membuat manis kepahitan-kepahitan yang
Kauderita karena hilangnya jiwa-jiwa.

Sayangnya, O Yesus-ku, tangisan-Mu ini begitu menyakitkan. Lebih menyakitkan daripada


ditinggalkan Bapa, hilangnya jiwa-jiwa yang berpisah dari-Mu-lah, yang membuat duka
kesedihan lari dari Hati-Mu. O Yesus-ku, tambahkanlah rahmat di dalam setiap orang
sehingga tidak ada seorang pun yang terhilang. Dan biarlah pemulihanku diberikan kepada
jiwa-jiwa yang akan hilang itu sehingga mereka tidak akan terhilang.

O Yesus-ku, aku juga berdoa pada-Mu karena cara ditinggalkan yang ekstrim ini, untuk
memberikan bantuan bagi begitu banyak jiwa yang mengasihi, yang agar menjadikan
mereka sebagai teman saat Engkau ditinggalkan ini, tampaknya Engkau memisahkan Diri-
Mu dari mereka, meninggalkan mereka di dalam kegelapan. Semoga kesakitan-kesakitan
mereka, O Yesus, menjadi bagai doa-doa yang memanggil jiwa-jiwa yang dekat pada-Mu
untuk menghibur Engkau di dalam kesedihan-Mu.

RENUNGAN DAN REFLEKSI


Yesus mengampuni penjahat itu dengan Cinta yang begitu besar sehingga Ia segera
membawanya ke Firdaus. Apakah kita selalu berdoa bagi banyak jiwa yang sekarat yang
memerlukan doa, untuk menutup gerbang-gerbang Neraka dan membukakan mereka
gerbang-gerbang Surga? Kesakitan-kesakitan Yesus pada Salib bertambah, tetapi,
melupakan Diri-Nya sendiri, Dia selalu berdoa bagi kita. Tidak menyisakan apa-apa lagi
bagi Diri-Nya sendiri tetapi memberikan segalanya bagi kita, bahkan memberikan ibu-Nya
Yang Maha Kudus, Pemberian yang paling berharga dari Hati-Nya. Apakah kita
mengampuni segala sesuatu, mengingat hanya apa yang Yesus inginkan dariku? Apakah
aku memberikan semuanya kepada Dia, atau aku menahan sesuatu, walaupun kudus, bagi
diriku sendiri? Dalam segala sesuatu yang kulakukan – doa-doa, tindakan-tindakan dan
sebagainya – apakah aku selalu membuat intensi untuk menyerap cinta baru di dalam
diriku, sehingga sebaliknya aku dapat memberikan segalanya bagi Dia?

146
Kita harus menyerap cinta untuk memberikan cinta sehingga segala sesuatu yang kita
lakukan dapat memperlihatkan karya Yesus, sebab Yesus memberikan segala sesuatu
karena cinta pada semua; kita harus seutuhnya melupakan diri kita sendiri dan memiliki
satu-satunya sebagai tujuan kita untuk terus-menerus membawa semua jiwa kepada Hati
Yesus. Apakah kita menggunakan semangat, cahaya dan cinta yang diberikan Tuhan kepada
kita untuk kebaikan bagi sesama? Apakah kita mencoba untuk menyertakan jiwa-jiwa ini di
dalam cahaya ini dan semangat untuk meminta Hati Yesus sehingga Ia akan
mempertobatkan mereka, atau kita secara egois menyimpan rahmat-rahmat-Nya bagi diri
kita sendiri?

Yesus, semoga setiap percikan kecil cinta kurasakan di dalam hatiku bertumbuh menjadi
nyala api yang membakar hati para mahkluk, dan saat ia membakar mereka aku
menyertakan mereka di dalam Hati-Mu, sehingga aku dapat melihat lebih banyak lagi jiwa
yang disertakan di dalamnya.

Bagaimanakah aku menanggapi pemberian besar yang diberikan Yesus kepadaku dengan
memberikan ibu-Nya padaku? Apakah aku berdiri di samping ibu-Nya yang manis,
mencontoh Cinta Yesus, kelembutan-Nya dan semua yang Ia lakukan untuk menyenangkan
ibu-Nya? Dapatkah aku berkata bahwa ibu-Nya yang Ilahi mendapatkan kepuasan yang
sama seperti yang didapatkannya di dalam Yesus? Yaitu, apakah aku berdiri di antara
Yesus dan ibu-Nya, dan sekarang mengangkat yang satu dan menyenangkan yang lainnya,
sehingga ketika melihat aku Yesus akan mendapatkan seorang pengganti bagi-Nya sebagai
Putera? Apakah aku selalu dekat dengan ibu-Nya sebagai anak yang setia, mematuhi dia
dan mencontoh kebajikan-kebajikannya? Apakah aku mencoba segala cara yang mungkin
untuk tinggal di dalam tatapan ke-ibu-annya sehingga ia dapat selalu menjagaku pada
Yesus? Dalam segala yang kulakukan, apakah aku memanggil ibu surgawiku untuk menjaga
aku, untuk membantu aku bertindak di dalam perilaku yang kudus, sebagai anaknya yang
sejati, dan di bawah belaskasih pedulinya? Untuk memuaskan dia sebagaimana yang
dilakukan oleh Puteranya, apakah aku masuk ke dalam Yesus dan mengambil seluruh Cinta
yang diberikan-Nya kepada ibu-Nya yang Maha Kudus karena kemuliaan yang terus-
menerus Dia berikan kepadanya, dan bagi seluruh kelembutan dan kelezatan Cinta-Nya?
Apakah aku menjadikan kualitas-kualitas ini sebagai kualitasku, hingga berkata kepada ibu
Surgawi, “Aku memiliki Yesus di dalamku untuk membuatmu bahagia – dan untuk
membiarkan engkau menemukan di dalam aku apa yang kautemukan di dalam Dia; aku
memberikanmu segalanya. Terlebih lagi, ibu yang cantik, aku juga berharap untuk
memberikan Yesus seluruh sukacita yang Ia temukan di dalam engkau. Jadi, aku ingin
memasuki Hati-Mu dan mengambil seluruh cintamu, seluruh sukacitamu, dan semua
kelembutan ke-ibu-anmu dan berpikir untuk memberikan seluruhnya kepada Yesus dan
berkata kepada-Nya: “Lihat, aku memiliki di dalam diriku seluruh yang ibu-Mu lakukan
bagi-Mu, dan aku ingin memberikannya kepada-Mu, agar Engkau menemukan di dalam aku
seluruh kepuasan sebagai seorang ibu yang kedua.”

Yesus, ibu, biarlah kita terikat selalu bersama, biarlah kita saling bertukar cinta kita satu
sama lain. Dengan cara ini aku akan selalu menjadi anak sejati bagimu, dan menjadi
seorang ibu yang sejati bagi Yesus, yang selalu melakukan Kehendak-Nya. Ibu, Semoga

147
tangan-tangan ke-ibu-anmu menjadi rantai-rantai manis yang menjaga aku terikat pada-
Mu dan pada Yesus.

Yesus tidak menyisakan Diri-Nya sedikit pun juga. Dengan mencintai kita dengan cinta
yang tak habis-habisnya, Ia berhasrat untuk menyelamatkan setiap orang dan jika
mungkin, Ia akan mencabut semua jiwa dari Neraka, bahkan bila Ia harus mengambil
semua kesakitan mereka. Namun walaupun sudah dengan seluruh Kasih-Nya, Ia masih
melihat jiwa-jiwa yang ingin merobek dirinya sendiri hingga keluar dari tangan-tangan-
Nya. Tak lagi mampu menahan kesedihan-Nya, Ia berteriak,  Allah-Ku, Allah-Ku, mengapa
Engkau meninggalkan Aku? Tidakkah aku dapat berkata bahwa cintaku terhadap jiwa-jiwa
ini sama seperti cinta Yesus? Dapatkah aku berkata bahwa doa-doaku, kesakitan-
kesakitanku dan semua tindakan-tindakanku yang terkecil bersatu dengan doa-doa,
kesakitan-kesakitan dan tindakan-tindakan Yesus untuk merampas jiwa-jiwa dari Surga –
sehingga, saat mereka memisahkan diri dari Yesus, dengan tindakan-tindakan kecilku aku
mengikat mereka pada-Nya sehingga menyelamatkan bagi Hati Ilahi-Nya, paling tidak satu
kematian? Bagaimanakah aku menghibur Yesus di dalam kesedihan besar yang ditahan-
Nya? Jika aku akan mempersembahkan hidupku untuk dihabiskan sebagai bencana yang
terus menerus, hal itu tidaklah cukup untuk menunjukkan belas kasih dengan-Nya di dalam
kesedihan ini. Aku ingin melakukan lebih lagi daripada hanya berbelas kasih dengan-Nya.
Aku ingin menyelamatkan Yesus dari penderitaan. Dan untuk melakukan hal itu, aku akan
berdiri di antara Dia dan setiap pendosa, mengambil bagiku sengsara yang diberikan oleh
para pendosa kepada Hati Ilahi-Nya, dan amukan Keadilan Ilahi dimana Allah Putera
mempersembahkan Diri-Nya sendiri ketika Ia mengambil dosa-dosa kita bagi Diri-Nya
sendiri. Dan aku akan mengikat pendosa kepada Yesus sehingga Yesus akan terbebas dan
pendosa akan diselamatkan.

Setiap tindakan kecil, kesakitan, dan pikiran yang kualami saat bersatu dengan Yesus dapat
menyelamatkan jiwa-jiwa dari jatuh ke dalam Neraka. Bersatu dengan Yesus, aku akan
memegang kuasanya di dalam tanganku sendiri. Tetapi, jika tindakan-tindakanku tidak
menyatu dengan Dia, hal itu tidak akan mencegah satu jiwa pun pergi ke Neraka.

Cinta-ku dan segalanya bagiku, tetaplah mendekap aku pada Hati-Mu sehingga aku akan
segera merasakan betapa besarnya kesedihan yang disebabkan oleh pendosa bagi-Mu
ketika ia berpaling daripada-Mu. Dengan cara ini, aku akan segera dapat melakukan
bagianku.

Yesus-ku, semoga Cinta-Mu mengikat hatiku sehingga – dihabiskan oleh Api-Mu – sehingga
hatiku dapat merasakan Cinta yang Kaujaga bagi jiwa-jiwa. Dan ketika aku mengalami
kesedihan, kesakitan, dan penderitaan, semoga Engkau kemudian, O Yesus, melepaskan
Keadilan-Mu bagiku dan mendapatkan kepuasan yang begitu Kauinginkan – tetapi
ijinkanlah pendosa, O Yesus, untuk diselamatkan. Semoga kesakitanku akan menjadi rantai
yang mengikat para pendosa pada-Mu, dan semoga jiwaku menerima meterai bahwa
Keadilan telah terpenuhi.

DOA SYUKUR

148
14.00 - 15.00

14.00 – 15.00
JAM KETIGA - SENGSARA DI SALIB - KATA-KATA KE-LIMA, KE-ENAM DAN KE-TUJUH

DOA PERSIAPAN

JAM KETIGA - SENGSARA DI SALIB - KATA-KATA KE-LIMA, KE-ENAM DAN KE-TUJUH

Kata-kata ke-lima:
«Aku haus! »
Yesus-ku yang tersalib, sedang sekarat, merangkul salib, aku merasakan api yang menyala
di seluruh Pribadi Maha Kudus-Mu. Jantung-Mu berdegub keras mendorong rusuk-rusuk-
Mu, menyiksa Engkau sedemikian dengan cara menyengsarakan dan mengerikan sehingga
semua kemanusiaan Maha Kudus-Mu mengalami sebuah perubahan yang membuat Engkau
tak dikenali lagi. Cinta yang membuat Hati-Mu terbakar, membakar-Mu. Tak mampu
menahannya, Engkau merasa siksaan itu begitu dashyatnya tidak hanya pada kehausan
secara fisik karena seluruh Darah-Mu tertumpah, tetapi lebih lagi, dahaga yang membakar
akan kesehatan jiwa-jiwa kami. Engkau ingin meminum kami sebagai air untuk
memberikan kepada kami semua keselamatan di dalam Diri-Mu sendiri. Jadi,
mengumpulkan kekuatan-Mu yang memudar, Engkau berteriak:

“Aku haus!”

Ya, Engkau mengulangi kata-kata ini di setiap hati:

“Aku haus akan kehendakmu, akan kasih-mu, akan hasrat-mu, akan cinta-mu. Engkau tidak
dapat memberikan air yang lebih menyejukkan dan menyegarkan daripada jiwamu sendiri.

149
Mohon, janganlah buat Aku terbakar. Aku terbakar dengan dahaga dimana Aku tak hanya
merasakan lidah dan tenggorokanku terbakar – dimana Aku tak lagi dapat mengucapkan
sebuah kata – tetapi Aku juga merasa Hati-Ku dan organ-organ-Ku sedarang sekarat.
Kasihanilah akan kehausan-Ku! Kasihanilah!” Menjadi tak waras karena dahaga yang begitu
besar, Engkau menyerahkan Diri-Mu sendiri kepada Kehendak Bapa.

Tidak, hatiku tidak dapat terus hidup seperti ini: aku melihat kejahatan para musuh-Mu
yang bukannya memberikan Engkau minum malahan memberikan-Mu kepahitan empedu
dan cuka – yang tak Kautolak. Ya, aku mengerti: itulah kepahitan empedu dari begitu
banyak dosa; itulah cuka dari hasrat-hasrat yang tak beraturan yang ingin mereka berikan
pada-Mu, yang bukannya melegakan-Mu, namun membuat Engkau semakin terbakar.

O Yesus-ku, inilah hatiku, pikiranku, kasihku. Inilah seluruhnya aku, bagi-Mu untuk
melepaskan dahaga-Mu dan untuk menyegarkan mulut-Mu yang kering dan pahit.
Seluruhnya aku dan seluruh yang kumiliki untuk-Mu, O Yesus-ku. Jika kesakitan-kesakitan-
ku diperlukan untuk menyelamatkan satu jiwa saja, inilah aku. Aku siap untuk menderita
segalanya. Aku mempersembahkan diriku seluruhnya bagi-Mu, untuk melakukan apapun
terhadapku seperti yang Kau-mau. Aku berniat untuk membuat pemulihan bagi kesakitan
yang Kauderita bagi semua jiwa yang tersesat, dan bagi kesakitan yang diberikan oleh jiwa-
jiwa itu kepada-Mu sehingga saat Engkau mengijinkan mereka mengalami kesedihan dan
ditinggalkan, bukannya mempersembahkan itu semua kepada-Mu untuk melegakan
dahaga yang membakar yang melahap-Mu, mereka justru kehilangan hati dan membuat
Engkau semakin menderita.

Kata-kata ke-enam:
« Sudah selesai! ».
Yesus-ku yang sekarat, samudera tak berkesudahan akan kesakitan-kesakitan-Mu, api yang
membakar-Mu, dan lebih daripada semuanya ini, Kehendak Maha Kuasa Bapa yang
menginginkan Engkau wafat, tidak lagi mengijinkan kami untuk berharap bahwa Engkau
dapat terus hidup. Bagaimanakah aku dapat hidup tanpa-Mu? Kekuatan-Mu telah habis,
mata-Mu kabur, wajah-Mu berubah dan bertiraikan kepucatan yang mematikan. Mulut-Mu
setengah terbuka dan nafas-Mu tersengal-sengal demikian rupa hingga tidak lagi ada
harapan bahwa Engkau dapat bertahan. Pada api yang membakar-Mu ada pula keringat
dingin yang membasahi dahi-Mu. Otot dan syaraf-syaraf berkontraksi tak beraturan karena
kesakitan dan karena ditahan oleh paku-paku, sementara luka-luka semakin merobek. Aku
gemetar dan merasakan diriku sendiri juga sekarat. O Yesus-ku yang baik, aku melihat
Engkau dan melihat airmata terakhir menetes dari mata-Mu mendahului kematian-Mu
yang mendekat, dengan usaha yang besar Engkau masih mengatakan kata-kata lagi:

“Sudah selesai!”

O Yesus-ku, sekarang Engkau telah memberikan segalanya. Tiada lagi yang Kausisakan.
Cinta telah mencapai ujung akhirnya.

Dan bagaimana dengan aku: Apakah aku seluruhnya terbakar untuk Cinta-Mu? Betapa
sungguh aku harus bersyukur kepada-Mu! O Yesus-ku, aku berniat untuk membuat

150
pemulihan bagi setiap orang. Aku berniat untuk membuat pemulihan bagi kurangnya
tanggapan akan Cinta-Mu, dan untuk menghibur-Mu untuk semua yang telah Kauterima
sebelumnya dari para mahkluk saat Engkau menghabiskan Diri-Mu sendiri untuk cinta
pada kami di salib.

Kata-kata ke-tujuh:
«Bapa, ke dalam Tangan-Mu, Kuserahkan nyawa-Ku! »
Yesus-ku yang tersalib, Yesus yang sekarat, Engkau hendak menghembuskan nafas-Mu
yang terakhir dari kehidupan fana-Mu. Kemanusiaan Maha Kudus-Mu telah kaku, dan Hati-
Mu tampaknya sudah tidak lagi berdetak; jika aku mendengar satu detak jantung, itu begitu
lemahnya aku tak yakin Engkau telah wafat dan aku menangis dan berteriak-teriak.
Sungguhkah Hidup-ku telah benar-benar mati? Bersama Maria Magdalena, aku memeluk
kaki-kaki-Mu; dan jika mungkin, aku ingin memberikan hidup-Ku untuk mencontoh Hidup-
Mu. Sementara itu, O Yesus, aku melihat Engkau kembali membuka mata sekarat-Mu, dan
melihat sekeliling salib seolah Engkau ingin mengucapkan kata-kata perpisahan terakhir
pada setiap orang. Engkau melihat pada ibu-Mu yang sekarang yang tak mampu bergerak
dan berkata-kata karena kesakitan yang ia rasakan, dan berkata:

“Selamat tinggal, ibu. Aku pergi, namun aku akan menjaga-Mu di dalam Hati-Ku. Jagalah
anak-anak-Ku dan anak-anak-mu.”

Engkau melihat Maria Magdalena yang sedang menangis dan Yohanes yang setia, dan
berkata kepada mereka dengan tatapan-Mu: “Selamat tinggal”. Engkau memandang musuh-
musuh dengan cinta, berkata kepada mereka dengan tatapan-Mu: “Aku mengampuni
kalian; Aku memberikan pada-Mu cium perdamaian.” Tak ada yang terlewat dari
pandangan-Mu. Engkau mengampuni setiap orang dan mengucapkan salam perpisahan
pada mereka semua. Kemudian, mengumpulkan semua kekuatan-Mu, dengan suatu suara
kuat dan bergema Engkau berteriak:

“Bapa, ke dalam Tangan-Mu, Kuserahkan nyawa-Ku!”

Dan Kepala-Mu tertunduk, Engkau wafat…

Yesus-ku, pada teriakan ini semua alam bersedih dan menangisi kematian-Mu – kematian
sang Pencipta-nya. Bumi mengalami gempa keras dan getarannya tampak bagai menangis,
ingin menggoncangkan jiwa-jiwa untuk membuat mereka sadar bahwa Engkau adalah
Allah yang sejati. Tirai Bait Allah terbelah; yang mati bangkit; dan matahari yang sampai
kini menangisi kesakitan-Mu, ketakutan dan menarik cahayanya. Pada teriakan ini, semua
musuh-Mu jatuh berlutut, memukul dada mereka dan menyatakan: “Sungguh, Ia ini adalah
Anak Allah.” Ibu-Mu yang terpaku dan sekarat menderita kesakitan lebih keras daripada
kematian. Yesus-ku telah wafat, dengan teriakan ini Engkau menaruh kami juga semua ke
dalam tangan Bapa sehingga IA tidak akan menolak kami. Jadi, Engkau tidak hanya
menangis dengan suara-Mu, tetapi dengan seluruh kesakitan-Mu dan juga dengan suara-
suara Darah-Mu:

“Bapa, ke dalam Tangan-Mu, Kuserahkan nyawa-Ku!”

151
Yesus-ku, aku juga menyerahkan diriku ke dalam-Mu. Berikanlah aku rahmat untuk mati
seluruhnya, di dalam Cinta-Mu dan di dalam Kehendak-Mu. Aku berdoa kepada-Mu,
janganlah ijinkan aku, tidak di dalam kehidupan ataupun di dalam kematian, untuk keluar
dari Kehendak Maha Kudus-Mu. Sementara itu, aku berniat untuk membuat pemulihan
bagi semua yang tidak menyerahkan diri mereka secara utuh kepada Kehendak Maha
Kudus-Mu, sehingga kehilangan atau mengurangi buah berharga dari penebusan-Mu.
Betapa sedih Hati-Mu merasakannya, O Yesus-ku, melihat begitu banyak mahkluk lari dari
pelukan-Mu dan menjadi keras hati! O Yesus-ku, di saat-saat terakhir ini, panggillah semua
jiwa di sekeliling-Mu, rangkullah mereka pada Hati-Mu, sementara aku keluar dari Hati-Mu
dan mencium luka-luka-Mu dengan cium-ciumku yang terakhir, memohon pengampunan-
Mu sekali lagi, dan berjanji untuk selalu mencintai-Mu di bumi ini dan tak akan pernah
melakukan pelanggaran terhadap-Mu lagi.

Yesus-ku, aku mencium kepala-Mu yang dimahkotai duri. Aku mohon pengampunan-Mu
untuk begitu banyak pikiran akan kesombongan, ambisi dan harga diri. Aku berjanji pada-
Mu kapan pun sebuah pikiran datang padaku yang tidak berasal daripada-Mu, Yesus-ku –
dan aku mendapatkan diri-Ku akan melakukan pelanggaran terhadap-Mu – aku akan
segera berteriak: “Yesus dan Maria, kuserahkan jiwaku kepada-Mu!”

O Yesus, aku mencium mata-Mu yang indah yang masih bermandikan air-mata dan
berlumuran darah. Aku mohon pada-Mu untuk mengampuni aku di segala waktu aku
melakukan pelanggaran terhadap Engkau dengan pandangan-pandangan jahat dan tak
sopan. Aku berjanji kapanpun mataku terbawa akan hal-hal bumi ini, aku akan segera
berteriak, “Yesus dan Maria, kuserahkan jiwaku kepada-Mu!”

O Yesus-ku, aku mencium telinga Maha Kudus-Mu, dipekakkan hingga akhir oleh hinaan
dan hujatan-hujatan yang mengerikan. Aku mohon pengampunan untuk segala waktu
dimana aku telah mendengarkan atau telah membuat orang lain mendengarkan
perbincangan yang membuat kami menjauh dari-Mu, dan pada begitu banyak percakapan
jahat yang diperbincangkan para mahkluk. Aku berjanji bahwa setiap kali aku
mendengarkan pembicaraan-pembicaraan tak berguna, aku akan segera berteriak, “Yesus
dan Maria, kuserahkan jiwaku kepada-Mu!”

O Yesus-ku, aku mencium wajah Maha Kudus-Mu, pucat, memar dan tertutup dengan
darah. Aku mohon Engkau mengampuni ejekan-ejekan yang tak terbilang banyaknya,
penghinaan dan olok-olok yang telah Engkau terima dari kami, para mahkluk yang jahat,
dengan dosa-dosa kami. Aku berjanji, setiap saat aku tergoda untuk tidak memberikan
seluruh kemuliaan, cinta dan penyembahan pada-Mu, aku akan segera berteriak, “Yesus
dan Maria, kuserahkan jiwaku kepada-Mu!”

O Yesus-ku, aku mencium mulut Maha Kudus-Mu, kering dan kepahitan. Engkau telah
menghembuskan nafas terakhir-Mu dan ketika aku mendekati Engkau, aku melihat mulut-
Mu seluruhnya kering dan kepahitan. Aku mohon pengampunan untuk segala waktu aku
telah melakukan pelanggaran terhadap-Mu dengan pembicaraan-pembicaraan yang jahat,
menambah kepahitan-Mu dan membuat Engkau semakin kehausan. Aku berjanji bahwa
kapanpun pikiran datang padaku untuk mengatakan hal-hal yang akan melakukan

152
pelanggaran terhadap Engkau, aku akan segera berteriak, “Yesus dan Maria, kuserahkan
jiwaku kepada-Mu!”

O Yesus-ku, aku mencium leher Maha Kudus-Mu. Aku masih melihat tanda bekas rantai-
rantai dan tali yang menekan-Mu. Aku mohon pengampunan-Mu untuk begitu banyak
ikatan dan ketergantungan para mahkluk, yang menambah tali-tali dan rantai-rantai pada
leher Maha Kudus-Mu. Aku berjanji kapan pun aku merasa terganggu oleh keterikatan,
hasrat atau kasih yang tidak berasal dari-Mu, aku akan segera berteriak, “Yesus dan Maria,
kuserahkan jiwaku kepada-Mu!”

Yesus-ku, aku mencium punggung Maha Kudus-Mu. Ketika Engkau terpaku pada salib, aku
dapat dengan mudah melihat betapa tercabik-cabiknya Tubuh Maha Kudus-Mu! Betapa
dalamnya luka-luka-Mu dan betapa itu menyakitkan Engkau, diperparah dengan
kedinginan! Aku mohon pengampunan-Mu akan begitu banyak kepuasan gelap dan bagi
begitu banyak dosa yang dilakukan oleh lima panca indera tubuh kami. Aku berjanji
kapanpun pikiran datang padaku untuk mengambil kenikmatan atau kepuasan yang tidak
diperuntukkan bagi kemuliaan-Mu, aku akan segera berteriak, “Yesus dan Maria,
kuserahkan jiwaku kepada-Mu!”

Yesus-ku, aku mencium dada Maha Kudus-Mu. Aku mohon ampun pada-Mu untuk begitu
banyak kepuasan gelap dan bagi begitu banyak dosa yang dilakukan oleh lima panca indera
tubuh kami . Aku berjanji kapanpun pikiran datang padaku untuk mengambil kenikmatan
atau kepuasan yang tidak diperuntukkan bagi kemuliaan-Mu, aku akan segera berteriak,
“Yesus dan Maria, kuserahkan jiwaku kepada-Mu!”

Yesus-ku, aku mencium dada Maha Kudus-Mu. Aku mohon Engkau mengampuni akan
begitu banyaknya hati yang dingin, yang mengabaikan, suam-suam kuku dan begitu tak
berterimakasih yang mengerikan yang Kauterima dari para mahkluk. Aku berjanji
kapanpun aku merasa menjadi dingin terhadap Cinta-Mu aku akan segera berteriak, “Yesus
dan Maria, kuserahkan jiwaku kepada-Mu!”

Yesus-ku, aku mencium tangan Maha Kudus-Mu. Keduanya berisi karya kami dan dengan
karya kudus-Mu, Engkau menebus kami dengan kesedihan-kesedihan yang paling pahit
dan menyengsarakan. Aku mohon pengampunan-Mu bagi pekerjaan jahat dan pengabaian,
dan bagi begitu banyak tindakan yang dihancurkan oleh cinta diri atau harga diri. Aku
berjanji kapanpun pikiran datang padaku yang tidak berkarya hanya untuk Cinta-Mu aku
akan segera berteriak, “Yesus dan Maria, kuserahkan jiwaku kepada-Mu!”

O Yesus-ku, aku mencium kaki-kaki Maha Kudus-Mu. Aku mohon pengampunan-Mu untuk
begitu banyak langkah dan begitu banyak cara yang dilakukan tanpa niat yang benar, dan
bagi begitu banyak yang berpaling dari-Mu, untuk mencari kenikmatan-kenikmatan bumi.
Aku berjanji kapanpun pikiran datang kepadaku untuk berpaling daripada-Mu aku akan
segera berteriak, “Yesus dan Maria, kuserahkan jiwaku kepada-Mu!”

O Yesus, aku mencium Hati Maha Kudus-Mu, dan saat aku melakukan itu, aku menyertakan
diriku sendiri ke dalam-Nya. Inilah saat-saat terakhir dari kehidupan-Mu yang fana, dan

153
Engkau ingin mengumpulkan semua jiwa di dalam tangan-Mu dan membawa serta-Mu.
Tetapi, Yesus, saat kusertakan hatiku pada Hati-Mu, aku melakukannya pertama-tama dan
bersama dengan Cinta-Mu, penderitaan dan kehendak-Mu, aku berniat untuk
menyertakannya di dalam Hati-Mu semua jiwa yang telah Engkau tebus sehingga setiap
orang akan diselamatkan, tak ada yang terkecuali.

O Yesus, tak ada yang ditolak pada saat-saat sekarat seseorang. Engkau hendak
menghembuskan nafas terakhir-Mu, aku mohon pada-Mu rahmat untuk mengijinkan aku
untuk mati bersama-Mu, atau paling tidak anugerahilah Hati-Mu sebagai ruangku, Darah-
Mu sebagai minumanku, seluruhnya Engkau sebagai makananku – jika tidak bagaimanakah
aku dapat hidup tanpa-Mu? O Yesus, sertakanlah aku di dalam Hati-Mu dan tutuplah pintu-
pintu bagiku sehingga aku tidak melihat apapun juga selain Engkau. Aku berjanji kapanpun
aku tergoda untuk meninggalkan Hati Kudus-Mu aku akan segera berteriak, “Yesus dan
Maria, kuserahkan jiwaku kepada-Mu!”

RENUNGAN DAN PRAKTEK

Yesus dihabiskan oleh kehausan. Lidahnya kering, dahaga yang begitu dashyat telah
berubah menjadi lidah api. Dan dapatkah aku berkata bahwa aku telah dihabiskan oleh
cinta bagi Yesus? Apakah aku memiliki dahaga yang membakar untuk Yesus? Apakah
pikiran-pikiran dan kasih-ku selalu berusaha untuk menyegarkan Dia di dalam dahaga-Nya
yang dashyat? Atau apakah aku haus untuk hal-hal materi?

Sering kali kemauan meminta jiwa-jiwa, tetapi pada suatu titik hasrat mereka berpaling
pada yang lainnya, bukan pada hal-hal baik – tetapi pada hal-hal yang menarik bagi
kepentingan diri sendiri. Karena hal ini tidak sejalan dengan kehendak maka kehendak
tertinggal sendirian. Dan, tak sanggup berjalan seiring dengan hasrat dan kasih, hal itu
menenun sebuah jaring pengaruh di sekitar Yesus yang dengan demikian memaksa Dia
untuk membuat perjanjian dan membiarkan hasrat dari kehendak. Dan ketika jaring ini
tidak utuh, tidak mungkinlah bagi jiwa-jiwa untuk menghadapi Keadilan Ilahi. Agar mampu
untuk menyempurnakan jaring pengaruh-pengaruh ini secara utuh, di atas segalanya aku
akan menaruh diriku di dalam Yesus Kristus, dan kemudian aku akan menggandakan
diriku di setiap tetes Darah-Nya, di setiap kesakitan dan doa-Nya sehingga keadilan akan
mendapatkan topangan yang utuh. Kemudian aku akan menuangkan diriku ke dalam
semua mahkluk, menyentuhkan tetesan-tetesan darah mereka dengan tetesan-tetesan
Darah Yesus, luka-luka di dalam jiwa-jiwa mereka bersama luka-luka Yesus, untuk
menyembuhkan mereka. Aku akan menyentuhkan kesedihan-kesedihan mereka dengan
kesedihan Yesus sehingga mereka akan mendapat penghiburan. Aku akan menggandakan
diriku sendiri pada masing-masing dan setiap pelanggaran, mempersembahkan sebuah
tindakan pemulihan bagi mereka satu per satu.

Dengan suara-suara Yesus aku akan menangis di dalam setiap hati, sehingga aku membawa
mereka semua kepada-Nya dan menenun diriku ke dalam Yesus dan ke dalam semua para
mahkluk, ikatanku akan utuh. Aku akan menaruhnya di sekitar Yesus, sehingga Keadilan
Ilahi-Nya akan dipenuhi dan dipuaskan secara utuh. Dan, dengan berani, aku akan

154
menahan keadilan-Nya, dan aku akan minta keadilan-Nya bagi jiwa-jiwa dan Dia tidak akan
sanggup untuk menolak mereka bagiku, sebab semua keadilan dipenuhi di dalam Yesus.
Tuhan menginginkan semua jiwa diselamatkan, tetapi juga ingin meminta Keadilan untuk
dijalankan. Ketika Keadilan dipenuhi di dalam jiwa-jiwa, ia tidak akan lagi menuntut dan
akan menyelamatkan jiwa-jiwa. Sehingga api menyala saat ada perjanjian terpenuhi di
dalam kita; ketabahan kita di dalam kebaikan merawat api itu dan menjadikan kita berani
bersama Hati Ilahi, memohon apa yang diinginkan-Nya sendiri.

O, kedahagaan akan jiwa-jiwa! Dapatkah aku mengatakan bahwa engkau adalah takdir
hasratku? Jika bukan, berarti aku tidak seutuhnya bersatu denganmu. Yesus-ku yang
sengsara, tuangkanlah kedahagaan-Mu padaku, sehingga aku akan menjadi lidah api
seperti Engkau. Yesus haus dan tak mampu menahan kehausan yang menghabiskan Dia, Ia
berkata, semuanya telah selesai. Kemudian Yesus secara utuh habis bagi kita. Apakah aku
melakukan setiap tindakan di dalam segala yang kulakukan untuk terus menerus
dihabiskan karena Cinta pada Yesus? Atau aku membiarkan sesuatu merembes keluar
dariku yang dapat membuat frustrasi hubunganku dan Yesus? Setiap pikiran, perkataan
dan perbuatan bagi Yesus menghabiskan Dia. Apakah setiap pikiran, perkataan dan
perbuatanku memecut aku untuk menghabiskan diriku sendiri bagi cinta kepada Yesus? Di
dalam Yesus, segalanya tak terbatas: pandangan-pandangan, kata-kata, penderitaan. Dan
sebagaimana di dalam Yesus, juga di dalam kita segala sesuatu harus tak terbatas di dalam
cinta kepada-Nya.

Setiap tindakan tambahan yang dilakukan Yesus adalah tindakan menghabiskan Diri yang
dipersembahkan kepada Bapa-Nya dan kemudian diberikan-Nya kepada kita. Dapatkah
kita mengatakan bahwa setiap perbuatan kita adalah perbuatan yang menghabiskan diri
bagi Yesus? Kita ingin mengirimkan penderitaan kita terbang pada Salib Yesus, untuk
menemani penderitaan-penderitaan-Nya, sehingga Ia akan berbagi api-Nya dengan kita.
Dan ketika penderitaan-penderitaan kita menemani Yesus dan disalibkan dengan-Nya, kita
akan berkata pada-Nya: “Yesus, aku ingin mengulangi perbuatan-perbuatan-Mu, aku ingin
penderitaan-penderitaan-ku bertambah nilainya melalui penderitaan-penderitaan-Mu
sendiri, dan aku ingin memenuhi tugas yang sama yang Kau-lakukan di Salib bagi Bapa-Mu
dan bagi semua jiwa.”

Yesus akan sangat bergembira sehingga Ia akan mengubah kesakitan-Nya menjadi


kesakitan kita, akan memberikan kita pengaruh-pengaruh yang sama, dan bagaikan
pemikat yang manis akan menarik hati kita dekat pada Hati-Nya, dan akan mendapatkan
kelegaan dari kesakitan-kesakitan-Nya di dalam kesakitan-kesakitan kita sehingga ketika
aku menderita aku segera mengirimkan penderitaan-penderitaanku di salib pada Yesus.
Dan Ia akan terpesona akan penderitaanku, mendapatkan bantuan dari penderitaanku.
Seringkali, ketika kita harus melakukan kegiatan inti yang diperlukan, seperti bekerja,
beristirahat atau makan, seolah-olah hal yang masih diinginkan oleh Tuhan Yesus ini dari
kita, terganggu karena kegiatan inti itu. Untuk membenahi hal ini, aku ingin berkata
kepada-Nya: “Lihatlah, O Yesus, saat aku sedang melakukan kegiatan inti manusia, aku
protes karena aku ingin menentangnya untuk hanya melakukan keinginan-Mu saja,
terhabisi seperti Engkau telah terhabiskan, sehingga membentuk antara Engkau dan aku
begitu banyak hubungan yang mengikat. Semoga nafas yang menghabiskan-Mu bertiup ke

155
dalam keberadaan-Ku dan menghabiskan kita berdua. Dan saat aku sibuk, aku menaruh
keberadaanku pada nyala api-Mu yang naik, dan bila mereka melihat aku mengganggu
tindakan menghabiskan ini antara Engkau dan aku, semoga nyala-nyala api ini membakar
dan menghabiskanku bersama dengan-Mu.”

Ketika kesakitan memegang kita, saat kita dimurnikan ataupun sedih, atau khususnya, saat
tampaknya kehidupan akan berlalu dari kita – khususnya pada persimpangan inilah kita
harus menyatukan penghabisan diri kita pada Yesus Kristus. Tapi, apakah kita
melakukannya? Atau kita melencengkan hasrat Tuhan dari kita? Ketika kita menderita, kita
harus berpikir bahwa Yesus memberikan penderitaan kepada kita untuk membentuk
penghabisan Diri-Nya di dalam kita. Sebab Ia ingin memberikan kita bentuk-Nya, dan
karena Ia baik, Ia dengan baik hati menempatkan kesedihan-kesedihan di dalam hati kita.
Dan ketika jiwa kita menerimanya, kita harus berpikir bahwa Yesus yang baik
menghabiskan seluruh keberadaan-Nya untuk membuat Diri-Nya hidup lagi di dalam kita.
Sehingga Yesus menghancurkan seluruh keberadaan kita secara material, untuk
membentuk gambaran-Nya di dalam kita. Di dalam penderitaan yang memberatkan kita,
kita mengambil penghabisan diri yang Ilahi dan membuat hal itu menjadi milik kita; kita
mempersembahkan kepada-Nya hingga tidak ada lagi yang tertinggal pada kita: tak ada lagi
pada kita pikiran-pikiran, kekacauan, kekhawatiran dan ketidak-teraturan – sebab jika jiwa
menjaga kekhawatiran ini, hal itu menghalangi penghabisan diri yang sejati, membentuk
sebuah nyala api yang terpisah. Setiap kesakitan adalah sebuah nyala api yang
menghancurkan, dan saat menghabiskan keberadaan kita, hal itu membuat kehidupan Ilahi
dilahirkan kembali di dalam kita.

O Yesus, Kehidupanku yang manis, semoga hembusan nafas-Mu selalu berhembus di dalam
hatiku yang malang sehingga aku menerima teladan penghabisan Diri-Mu.

Di salib, Yesus menyelesaikan Kehendak Bapa di dalam segalanya dan dengan sebuah
tindakan sempurna di dalam berserah kepada Kehendak Maha Kudus-Nya, Ia
menghembuskan nafas terakhir-Nya. Apakah aku menyelesaikan Kehendak Tuhan di dalam
segalanya? Apakah aku berserah seutuhnya kepada Kehendak-Nya, menyerahkannya ke
dalam Tangan-Nya seolah aku ingin membuat kehendak Yesus dan kehendak Bapa menjadi
kehendakku sendiri? Apakah aku membiarkan diriku menjadi tak peduli jika sesuatu yang
baik ataupun yang buruk terjadi padaku? Apakah aku tetap yakin setia bahwa aku
menyerahkan diriku di dalam tangan-Nya yang kudus? Apakah aku terus menerus mati
bagi diriku sendiri demi cinta kepada Yesus? Dapatkah aku berkata bahwa saat aku hidup,
aku tidak lagi hidup, tetapi aku mati terhadap segalanya demi hidup seutuhnya bagi
kepentingan Yesus dan bukan bagi kepentinganku? Dengan kata lain, melakukan hal-hal
yang kupikirkan, hasrat, cinta dan mengingatkanku akan hidup demi Yesus sehingga di
dalam Dia aku dapat menaruh sampai mati kata-kataku, langkah-langkahku, hasrat-
hasratku dan pikiran-pikiranku?
O Yesus-ku, semoga kematianku akan menjadi sebuah kematian yang terus-menerus bagi
Cinta-Mu, dan semoga setiap kematian yang kualami menjadi sebuah kehidupan yang ingin
kuberikan pada setiap jiwa.

DOA SYUKUR

156
15.00 - 16.00

15.00 – 16.00
YESUS YANG TELAH WAFAT DITUSUK DENGAN TOMBAK DAN DITURUNKAN DARI
SALIB

DOA PERSIAPAN

YESUS YANG TELAH WAFAT DITUSUK DENGAN TOMBAK DAN DITURUNKAN DARI SALIB

Yesus-ku yang telah wafat, seluruh alam berteriak kesedihan dan – menyadari Engkau
sebagai Pencipta mereka – menangisi kematian yang sangat menyedihkan. Ribuan dari
ribuan malaikat di sekeliling Salib meratapi kematian-Mu. Mereka menyembah Engkau
sebagai Tuhan yang sejati dan menemani Engkau ke Limbo, dimana Engkau pergi untuk
memperindah jiwa-jiwa yang tak terhitung jumlahnya yang telah terbaring di dalam lubang
gelap sejak masa awal.

Yesus-ku yang telah wafat, aku tidak tahu bagaimana memisahkan diriku dari Salib. Aku
juga tidak lelah menciumi terus-menerus luka-luka Maha Kudus-Mu yang berbicara begitu
fasihnya akan Cinta-Mu padaku. Ketika aku melihat luka-luka deraan-Mu yang tersayat
sangat mengerikan dan melihatnya satu per satu dengan tulang-tulang-Mu terlihat pada
luka-luka-Mu yang tersayat dalam itu – aku merasakan diriku sekarat. Aku ingin menangisi
semua luka-luka ini sampai aku membasuhnya semua dengan airmataku. Aku ingin begitu
mencintai-Mu sehingga cintaku akan menjadi urapan berharga untuk menyembuhkan-Mu
seutuhnya dan mengembalikan keindahan alami dari Kemanusiaan-Mu yang telah hancur.
Aku ingin mengosongkan nadi-nadiku untuk mengisi nadi-nadi-Mu yang telah kosong
dengan darahku dan kembali menghidupkan-Mu.

157
Hidupku, Yesus-ku, adakah yang lainnya yang tidak dapat dilakukan Cinta? Cinta adalah
hidup – dan, dengan cintaku, aku ingin memberikan-Mu hidup. Dan jika cintaku tidak
cukup, berikanlah aku cinta-Mu – dan dengan cinta-Mu aku akan mampu melakukan segala
sesuatu. Ya, aku akan mampu memberikan hidup kepada Kemanusiaan Maha Kudus-Mu.
Aku menangis dan terbang kepada hiruk-pikuk kedukaan akan wafatnya Yesus-ku yang
tersalib.

Namun ketika aku menangis untuk Yesus-ku, hatiku melompat di dalam dadaku dan
menjadi kegirangan saat aku melihat bahwa – bahkan walaupun telah wafat – Engkau,
Yesus-ku yang lembut, ingin mewujudkan dan meyakinkan Cinta-Mu kepadaku,
menyediakan aku sebuah naungan dan tempat pengungsian di dalam Hati-Mu sendiri.
Untuk alasan ini, kemudian – tergerak oleh sebuah kuasa besar untuk membuktikan
kematian-Mu – seorang prajurit menusuk Hati-Mu dengan tombak, membuka sebuah luka
yang dalam. Dan Engkau, Cinta-ku, menuangkan sampai tetes Darah dan air yang terakhir
yang menyalakan Hati-Mu. Ah, berapa banyakkah dari luka ini – terbuka oleh Cinta-Mu, dan
bukan oleh kesakitan! – katakanlah padaku. Jika bibir-Mu diam, Hati-Mu berkata kepadaku,
dan aku mendengar-Nya berkata:

 “Anak-Ku, setelah segala sesuatu yang telah Kuberikan, aku ingin tombak ini membuka di
dalam Hati-Ku sebuah pengungsian bagi semua jiwa. Sekali terbuka, Hati-Ku akan berteriak
terus menerus kepada semua orang, “Datanglah kepada-Ku jika engkau ingin diselamatkan.
Di dalam Hati ini engkau akan menemukan kekudusan. Itu akan membuatmu kudus dan
engkau akan menemukan kenyamanan di dalam kesulitan-kesulitan, kekuatan di dalam
kelemahan, kedamaian di dalam keraguan, dan teman saat ditinggalkan sendirian.”

Kemudian suara-Mu semakin kencang, berkata: O jiwa-jiwa yang mencintai Aku, jika
engkau ingin mencintai Aku, datanglah dan tinggallah di dalam Hati ini. Di sini engkau akan
menemukan Cinta sejati untuk mencintai Aku. Di sini engkau akan menemukan kobaran
nyala api untuk membakar dan menghabiskan dirimu secara utuh di dalam Cinta-Ku. Yang
terkecil sekalipun yang keluar dari Hati ini akan melepaskan engkau dari banyak rahmat
dan membuatmu tidak seperti Aku. Segala sesuatu berpusat di dalam Hati ini. Di sini
engkau akan menemukan Sakramen-sakramen, Gereja-Ku, dan kehidupan Gereja dan
semua jiwa. Di dalam Hati-Ku, aku bahkan merasakan penajisan-penajisan yang dilakukan
terhadap Gereja-Ku. Aku merasakan ancang-ancang musuh terhadap Gereja-Ku, anak-anak
panah yang dibidikkan padanya, penderitaan-penderitaan akan anak-anak-Ku yang
tertindas dan darah dari yang akan mereka tumpahkan – sebab tidak ada pelanggaran yang
tidak dirasakan oleh Hati-Ku ini. Jadi, anak-Ku, jalanilah kehidupanmu di dalam Hati ini,
bernaunglah di balik pintunya dan belalah Aku, buatlah pemulihan bagi-Ku dan bawalah
setiap orang kepada-Ku.

Cinta-ku, jika sebuah tombak telah melukai Hati-Mu bagiku, dengan tangan-tangan-Mu aku
juga mohon Engkau melukai hatiku, kasihku, hasratku, dan seluruh keberadaanku. Semoga
tidak ada yang tertinggal di dalam aku yang tidak terlukai oleh Cinta-Mu. Aku menyatukan
segalanya pada kesengsaraan yang menyakitkan Bunda kita tersayang, yang – karena
kesengsaraan yang dirasakannya ketika melihat Hati-Mu robek – terjatuh karena cinta dan
kesedihan. Bagaikan seekor merpati, ia terbang ke dalam Hati-Mu untuk mengambil tempat

158
pertama – menjadi teman pemulih yang pertama – dan Engkau menjadikannya sebagai
Ratu dari Hati-Mu, dan Perantara antara Engkau dan para mahkluk. Aku terbang dengan
bundaku ke dalam Hati-Mu untuk mendengarkan bagaimana bunda melakukan pemulihan
dan bagaimana bunda berulang kali melakukan pemulihan terhadap pelanggaran-
pelanggaran yang Kauterima. Dengan kuasa luka ini dan kuasa bunda-Mu yang
berdukacita, aku mohon kepada-Mu untuk merekatkan setiap orang ke dalam Hati-Mu
yang Maha Kasih – untuk melindungi, membela dan mencerahkan aturan-aturan Gereja-
Mu.

O Yesus-ku, setelah kesengsaraan dan kematian-Mu yang paling menyedihkan, tampaknya


aku tak lagi harus memiliki hidupku sendiri. Tetapi aku akan mendapatkan hidupku sekali
lagi di dalam Hati-Mu yang terluka – sehingga, apapun yang kulakukan, aku akan selalu
bergantung pada Hati Ilahi-Mu. Tidak lagi aku menghidupi pikiran-pikiran-ku – tetapi jika
pikiranku menginginkan Kehidupan, aku akan mengambilnya dari-Mu. Kehendakku tidak
lagi memiliki kehidupan – tetapi jika itu menginginkan kehidupan, aku akan mengambilnya
dari Kehendak Maha Kudus-Mu. Dan cintaku tidak lagi memiliki kehidupan – tetapi jika itu
menginginkan kehidupan, aku akan mengambilnya dari Cinta-Mu.

O Yesus-ku, seluruh Hidup-Mu adalah milikku! Inilah kehendak-Mu – dan ini jugalah
kehendakku. Yesus-ku yang telah wafat, aku melihat mereka bersegera menurunkan-Mu
dari Salib. Rasul-Mu Yohanes dan Nikodemus yang bersembunyi sekarang maju dengan
berani dan tak gentar untuk memberikan-Mu pemakaman penuh hormat. Mereka
menggunakan palu-palu dan tang-tang untuk menyelesaikan penurunan Tubuh-Mu dari
Salib yang menyedihkan dan kudus ini – sebuah pemandangan yang terlalu mendukakan
bagi Hati bunda yang terkoyak! Pada setiap pukulan palu dan pada setiap suara tang-tang
menarik paku-paku, bunda gemetar dan Hati-Nya yang terkoyak terburai. Dan meraung, ia
berkata, “Putera-ku, Putera-ku!...,” dan ia mengulurkan lengan-lengan keibuan-nya untuk
menerima Engkau di pangkuannya. Yesus-ku, ketika mereka menyingkirkan paku-paku,
aku juga ingin membantu memegang Tubuh Maha Kudus-Mu. Aku ingin mengambil paku-
paku yang telah diambil dari-Mu, dan memakunya di dalam hatiku sebagai peringatan
terus-menerus akan Sengsara-Mu yang paling pahit. Aku ingin dipaku bagi-Mu dengan
paku-paku yang sama yang telah menyalibkan Engkau. Dan ketika aku membantu
menempatkan-Mu pada pangkuan bunda-Mu yang kudus, aku ingin memeluk bunda dan
menopangnya.

Dan, dengan bunda kudus-Mu, aku ingin menyembah Engkau, mencium Engkau, dan
kemudian menyertakan diriku sendiri di dalam Hati-Mu dan tak pernah pergi lagi.

RENUNGAN DAN PRAKTEK

Dengan lambung-Nya yang ditusuk tombak, Yesus diturunkan dari salib. Tampaknya
penghinaan-penghinaan berhenti dan kemenangan-kemenangan dimulai bagi Yesus
setelah Ia wafat. Tetapi apakah hidupku sedemikian rupa hingga setelah aku mati hal itu
bisa menjadi sebuah panggilan bagi jiwa-jiwa dan menjadi acuan yang dapat menuntun
mereka pada kebaikan? Untuk menyerahkan diriku semakin mencintai Yesus, di dalam

159
semua perkataan dan perbuatanku, di dalam semua kesedihan yang mungkin kutahan, aku
akan percaya bahwa kata-kataku akan terus hidup di dalam sesama untuk memuliakan
Tuhan, sehingga Ia akan dimengerti dan semakin dicintai. Jika karya-karyaku akan menjadi
sebuah acuan karya-karya sesama dan mengarahkan mereka kepada Yesus, jika langkah-
langkahku akan mendorong langkah-langkah mereka menuju Yesus, jika kesakitan-
kesakitanku akan menjadi kesabaran semua mahkluk, memastikan bahwa mereka semua
mengikuti kehendak Yesus, kemudian, saat aku telah berada di Surga, segala yang
kulakukan di bumi akan terus hidup di antara para mahkluk. Untuk itulah, cinta yang
kumiliki di bumi bagi Yesus, dan cintaku bagi-Nya ketika aku di Surga, akan menyatu. O
apakah semua cinta ini, yang kuat bagaikan sebuah magnet, dapat memindahkan setiap
orang ke Surga!

Setelah kematian-Nya, Yesus ingin dikoyakkan oleh sebuah tombak demi Cinta pada kita.
Dan apakah aku mengijinkan cinta Yesus melukai aku di dalam segala yang kulakukan, atau
apakah aku mengijinkan diriku sendiri untuk dilukai oleh cinta para mahkluk, kenikmatan
dan cinta diri sendiri? Bahkan kedinginan, kegelapan dan pemurnian internal dan eksternal
adalah luka-luka yang diberikan oleh Tuhan kepada jiwa-jiwa. Tetapi jika kita tidak
menerimanya sebagai yang berasal dari tangan Tuhan, kita menerimanya berasal dari
tangan para mahkluk dan mereka melukai kita atau kita melukai diri sendiri. Dan luka-luka
kita dan luka dari para mahkluk yang berasal dari hasrat kita, kelemahan-kelemahan kita
dan tinggi hati kita sendiri – singkatnya, itu perlu direnungkan. Bagaimanapun, jika kita
menerimanya sebagai luka-luka yang disebabkan karena mencintai Yesus, Ia akan menaruh
di dalam luka-luka ini Cinta-Nya, kebajikan-kebajikan-Nya dan kemiripan dengan-Nya,
yang kemudian memperolehkan bagi kita, cium-cium-Nya, belaian-belain-Nya yang lembut,
dan segala nasehat Cinta Ilahi. Luka-luka ini akan bertindak sebagai suara-suara yang
terus-menerus memanggil Dia dan meminta Dia untuk tinggal di dalam kita terus menerus.
Kita akan berkata kepada-Nya: “Engkau melukai aku, sekarang sembuhkanlah aku.”

O Yesus-ku, semoga tombak-Mu menjadi penjaga yang membela aku dari semua luka dari
para mahkluk.

Yesus membiarkan Diri-Nya diturunkan dari Salib, dan ditaruh pada pelukan ibu-Nya. Jika
Yesus menarik aku dari Hadirat-Nya, dari rahmat-Nya yang masuk akal, apakah aku akan
mendapatkan tempat perteduhan di pangkuan bunda kita yang manis, memohon kepada
bunda untuk memperlihatkan Yesus kepadaku? Apakah aku menempatkan di dalam tangan
ibu-Ku semua ketakutan, keraguan dan kerinduanku? Yesus beristirahat di pangkuan
Bunda Ilahi-Nya. Apakah aku mengijinkan Yesus untuk beristirahat di pangkuanku atau
apakah aku mengganggu istirahat-Nya dengan ketakutan dan ketidaktenangan-ku?

Bundaku, dengan tangan keibuanmu yang manis, singkirkanlah segala sesuatu dari hatiku
sehingga Yesus dapat beristirahat di dalam aku.

DOA SYUKUR

160
16.00 - 17.00

16.00 – 17.00
PEMAKAMAN YESUS - MARIA TERKUDUS DAN PALING KESEPIAN

DOA PERSIAPAN

PEMAKAMAN YESUS – MARIA TERKUDUS DAN PALING KESEPIAN

Yesus-ku, Engkau diturunkan dari Salib, dan ibu-Mu yang berdukacita adalah yang pertama
yang menerima-Mu di pangkuannya. Kepala-Mu yang terkoyak dengan lembut disandarkan
pada lengan-lengannya. O ibu yang manis, janganlah menolak aku menemanimu. Bersatu
denganmu, biarlah aku melakukan tugas terakhirku bagi Yesus-ku terkasih. Ibu-ku yang
termanis, sungguhlah benar bahwa engkau melampaui aku dalam kasih dan kelembutan di
saat menyentuh Yesus-ku, namun aku akan mencoba mencontoh engkau sebaik mungkin –
untuk menyenangkan Yesus sang Pujaan dalam segala hal yang aku lakukan. Itulah
mengapa aku ingin menggabungkan tanganku dengan tangan-tangan terkudusmu untuk
menyingkirkan semua duri yang memahkotai Kepala Kudus-Nya – dan mempersatukan
sembah sujudmu yang sungguh-sungguh dengan sembah sujudku. Ibu surgawi, tangan-
tanganmu bersiap untuk membersihkan darah-darah yang membeku dari Mata Yesus –
yang membuat mata itu berwarna gelap dan tak hidup, mata yang biasanya memberikan
kehidupan pada seluruh dunia.

O ibu, aku menyatukan diriku denganmu. Marilah kita mencium-Nya bersama-sama!


Lihatlah telinga-telinga Yesus-ku, berlumuran Darah, memar akibat pukulan dan sayatan

161
duri-duri. O ibu, marilah kita menyembah telinga-telinga itu yang tidak lagi mendengar.
Marilah kita menyembah telinga-telinga yang telah begitu menderita demikian besar itu,
mengundang jiwa-jiwa yang tuli dan keras kepala yang tak terhitung banyaknya dengan
panggilan rahmat. O ibu yang manis, aku melihat matamu yang penuh airmata dan berduka
saat engkau memandang Wajah Yesus yang berduka.

Aku menyatukan dukaku dengan dukamu. Marilah kita menyingkirkan lumpur dan ludahan
yang hampir membuat-Nya tak dapat dikenali. Marilah menyembah Wajah yang memikat
Surga dan bumi itu dengan Keagungan Ilahi-Nya – yang sekarang tak lagi memberikan
tanda kehidupan. O ibu yang manis, marilah kita mencium mulut-Nya. Marilah kita
mencium mulut Ilahi-Nya yang biasa digunakan dengan lembut dengan kata-kata-Nya yang
menarik begitu banyak jiwa kepada Hati-Nya.

O ibu, aku ingin mengambil mulutmu, untuk mencium bibir-Nya yang memar dan
berlumuran darah – dan untuk menyembah-Nya sungguh-sungguh. O ibuku yang manis,
Tubuh Yesus telah menjadi satu luka yang besar. Aku ingin menciumnya bersamamu
berulang-ulang kali. Aku ingin menyatukan tanganku dengan tanganmu untuk meletakkan
kembali potongan daging Tubuh-Nya yang tergantung-gantung, seraya kita menyembah-
Nya dengan sungguh-sungguh.

O ibu, marilah kita mencium tangan-tangan yang kreatif itu yang telah mengerjakan banyak
keajaiban bagi kita – tangan-tangan itu tersayat dan terpelintir, sekarang dingin dan kaku
dalam kematian. O ibu yang manis, marilah kita menyertakan semua takdir jiwa-jiwa di
dalam luka-luka-Nya yang kudus ini. Ketika Ia bangkit dari kematian, Yesus akan
menemukan semua jiwa yang Kau-letakkan di sini – dan tak ada yang akan terhilang. O ibu,
marilah kita menyembah luka-luka ini bersama semua jiwa – dan di dalam nama semua
jiwa. O ibu surgawi, engkau menarik dekat pada kaki-kaki Yesus yang malang untuk kita
menciumnya. Betapa banyak duri melukainya! Paku-paku yang menembusinya telah
merobek daging dan kulit-Nya – dan beban dari Badan Maha Kudus-Nya telah
mengoyaknya dengan kejam. Marilah kita mencium luka-luka ini dan menyembah-Nya
dengan sungguh-sungguh.

Marilah kita menyertakan seluruh langkah para pendosa di dalam luka-luka kaki-Nya.
Ketika mereka berjalan, semoga mereka merasakan langkah-langkah Yesus dekat di
belakang mereka – dan mereka tidak lagi lancang untuk melakukan pelanggaran terhadap-
Nya! O ibu, aku melihat engkau membeku, memandang Yesus yang manis dengan Hati yang
terbuka. Aku mohon padamu untuk memakamkan dan menyertakan aku di dalam Hati-
Nya. Apakah yang harus kita lakukan di dalam Hati ini? Engkau akan mengajari kami, o ibu
yang berduka, engkau akan memakamkan aku di dalam-Nya, engkau akan menutup-Nya
dengan batu dan memeteraikan aku di dalamnya dan di sini, dimana aku menempatkan
hatiku dan hidupku, aku akan bersembunyi selamanya.

O ibu, berikanlah aku cintamu sehingga aku dapat mencintai Yesus! Berikanlah aku
dukacitamu untuk memohon bagi semua orang – dan untuk menebus setiap dosa melawan
Hati-Nya! O ibu, saat engkau memakamkan Yesus dengan tangan-tanganmu sendiri,
ingatlah bahwa aku juga, ingin dimakamkan dengan-Nya – sehingga, setelah dimakamkan

162
bersama Yesus, semoga aku bangkit bersama Dia dan seluruhnya menjadi milik-Nya.
Semoga terjadi demikian!

Dan sekarang sebuah kata untukmu, o bunda yang sangat mengasihi. Aku sungguh
mengasihani engkau. Jika saja mungkin, dengan seluruh kekuatan hatiku yang malang ini
aku ingin mengumpulkan seluruh detak jantungmu, hasrat mu, dan kehidupan seluruh
mahkluk – dan aku akan membaringkannya di hadapanmu sebagai tindakan belas kasih
dan cinta. Aku menderita bersama engkau di dalam dukacita yang ekstrim saat melihat
Yesus wafat, dimahkotai duri dan tercabik-cabik cambukan dan paku-paku. Aku menderita
bersama engkau ketika melihat mata itu tak lagi melihat padamu; telinga itu tak lagi
mendengar suaramu; dan mulut itu tak lagi berbicara kepadamu.

Aku mengasihani engkau di dalam dukacitamu saat melihat tangan-tangan itu tak lagi
dapat merangkulmu; dan kaki-kaki itu tak lagi dapat mengikutimu. Jika saja mungkin, aku
ingin mempersembahkan padamu Hati Yesus yang dipenuhi dengan Cinta – untuk
menghibur engkau dimana engkau layak mendapatkannya dan untuk meringankan
kesakitan-kesakitanmu yang terpahit.

RENUNGAN DAN PRAKTEK

Yesus dimakamkan. Sebuah batu menahan-Nya dan mencegah ibu-Nya tak lagi dapat
melihat Puteranya. Apakah aku seperti seseorang yang mati di dalam Hati Yesus? Dapatkah
kukatakan bahwa hatiku bagaikan sebuah makam yang menjaga aku tersembunyi dari
mata para mahkluk, sehingga aku tak acuh, melihat semua orang telah melupakan aku?
Sekali dimakamkan, tidak ada yang lagi melihat Yesus: sebuah batu menyembunyikan Dia,
dan Dia tak lagi memandang ibu-Nya; juga ibu-Nya tak lagi dapat memandang Putera-nya;
dan walaupun mereka berdua kudus, mereka tidak lagi dapat memandang satu sama lain.
Kini dalam hal-hal kudus, apakah aku tetap tak acuh, dengan ketidak-terikatan yang kudus
yang tidak mengijinkan aku untuk tidak taat di dalam segala hal?

Dan walaupun aku merasakan kasih-kasih yang berbeda, sampai kelihatannya Yesus telah
sungguh-sungguh meninggalkan aku, apakah aku menaklukkan segalanya dengan ketidak-
terikatan yang kudus yang terus menerus menarik aku kepada-Nya? Dapatkah aku berkata
bahwa kemarin seperti hari ini, sehingga walaupun aku mungkin ditolak, tetap saja, dengan
kekonsistenan-ku, aku membentuk semua rantai yang manis yang menarik Dia padaku
sehingga, jika aku ingin membentuk sebuah pemikiran, aku akan mengambil hidup
pikiranku dari pikiran-pikiran Yesus? Apakah pandangan-pandanganku menyatu di dalam
pandangan-pandangan Yesus sedemikian rupa sehingga aku hanya menerima pandangan-
pandangan yang ingin diberikan Yesus saja kepadaku, dan aku hanya melihat pada apa
yang dilihat Yesus? Apakah suaraku menyatu di dalam suara Yesus sedemikian rupa
sehingga jika aku hendak berbicara, aku tidak akan berbicara kecuali hanya dengan lidah
Yesus?

Apakah langkah-langkahku menyatu dengan langkah-Nya sedemikian rupa sehingga saat


aku berjalan aku tidak meninggalkan kesan terhadap jejak-jejakku sendiri, tetapi
merupakan jejak-jejak Yesus? Apakah hatiku menyatu di dalam Dia sehingga aku mampu

163
mencintai dan berhasrat sebagaimana Hati-Nya mencintai dan berhasrat? Yesus-ku, seperti
kehidupan-Mu yang mengalir di tengah-tengah hidup kami dan terus-menerus memacu
kami untuk mencintai Engkau dan meneladani Engkau, demikianlah semoga hidupku juga
melakukan hal tersebut bagi orang lain.

Jika Yesus tersembunyi, dapatkah aku mengatakan bahwa dukacitaku serupa dengan
dukacita ibu-Nya yang terkudus, dan ketika aku menderita aku mengikatkan lebih kencang
lagi kepada hatinya?

Ibu-ku, ketika Yesus menyembunyikan Diri-Nya dari-ku bagi kebaikan jiwaku,


anugerahilah aku rahmat yang kaumiliki ketika engkau berpisah dari-Nya sehingga aku
dapat memberikan-Nya semua kemuliaan yang engkau berikan kepada-Nya saat Ia
dimakamkan di dalam kubur.

Ketika aku mengambil pikiranmu untuk berpikir, berikanlah aku pikiran dari pikiranmu,
sehingga pikiran-pikiranku dapat berbagi di dalam kuasamu dan untuk melakukan
kebaikan seperti pikiranmu. Yesus, ketika aku melihat dengan pandangan-pandangan-Mu,
berikanlah aku kuasa dan kelembutan di dalam pandangan-pandangan Ilahi-Mu, sehingga
aku dapat meresapkan ke dalam hati semua para mahkluk. Dengan cara ini aku akan
menghormati Engkau: hal itu akan menjadi serupa dengan pandangan-pandangan-Mu,
melihat ke dalam aku dan ke dalam semua jiwa, membuat tertarik semua jiwa kepada-Mu
dengan cara yang sama Engkau merancang untuk menarik jiwaku.

O Yesus, aku berdoa, namun dengan suara-Mu. Dan ketika suara-Mu mengoyak surga dan
bergema di dalam suara semuanya, demikian pula kiranya suara para mahkluk bergema di
dalam suaraku, untuk memberikan hormat kepada suara-Mu, mengoyakkan surga untuk
memberikan kemuliaan dan cinta kepada Sabda-Mu.

Yesus-ku, hatiku berdetak; tetapi aku tidak gembira kecuali Engkau membiarkan hatiku
berdetak bersama Hati-Mu – sebab dengan detakan jantung-Mu aku akan mencintai seperti
Engkau mencintai. Aku akan memberikan-Mu cinta seluruh mahkluk, dan sebuah tangisan
akan mengumandangkan: “Cinta, Cinta!” Hal itu akan memuaskan cinta pada Bapa dan
pada semua mahkluk, mengusahakan agar semua mahkluk bertobat. Sehingga, O Yesus-ku
memberikan hormat pada Diri-Mu sendiri! Dalam segala yang kulakukan, tandailah dengan
meterai kuasa-Mu, Cinta-Mu dan kemuliaan-Mu.

Maria yang terkudus dan paling kesepian meninggalkan Kubur.


Ibu-ku yang penuh dukacita, aku melihat engkau menyiapkan bagi dirimu sendiri korban
yang terakhir – dimana engkau harus memakamkan Putera-mu yang telah wafat, Yesus.
Berserah kepada Kehendak Surga, engkau menemani dia. Dengan tangan-tanganmu
sendiri, engkau menempatkan dia di dalam kubur. Ketika engkau membenahi anggota
tubuh-Nya, engkau mencoba memberikan-Nya salam perpisahan dan memberikan-Nya
sebuah ciuman yang terakhir; tetapi engkau merasa hatimu direnggut dari dadamu karena
kesakitan. Cinta memaku engkau pada tubuh-tubuh-Nya. Dan dengan kuasa cinta dan
dukacita, hidupmu berada di tepian bagai hendak terenggut bersama dengan Putera-Mu
yang tak lagi bernyawa.

164
Ibu yang malang, apakah yang akan engkau lakukan tanpa Yesus? Dia adalah Hidupmu,
segalanya bagimu. Tetap saja, itulah Kehendak Sang Kekal yang menginginkan demikian.
Engkau harus berjuang dengan dua kuasa tak terbatas: Cinta dan Kehendak Ilahi. Cinta
memakumu sedemikian rupa sehingga engkau tak dapat berpisah; Kehendak Ilahi
memaksakan hal itu dan menginginkan pengorbanan…

Ibu-ku yang malang, bagaimana engkau mampu melakukannya? Betapa aku bersimpati
padamu! Mohon, para malaikat surga, datanglah dan papahlah ia bangkit dari sisi Tubuh
Yesus yang telah kaku, jika tidak, dia akan mati. Oh, betapa sebuah keajaiban: ketika ia
tampaknya telah mati bersama Yesus, aku mendengar suaranya, gemetar dan tersedu-sedu,
berkata:

 “Nak, Puteraku tersayang, inilah satu-satunya penghiburan yang ada padaku, dan ini telah
mengambil setengah dari kesakitanku: Untuk mengangkat bebanku dari luka-luka
Kemanusiaan-Mu yang Maha Kudus, untuk menyembahnya dan menciuminya. Sekarang,
bahkan inipun akan diambil daripadaku sebab inilah yang diinginkan Kehendak Ilahi – dan
aku berserah pada-Nya. Tetapi ketahuilah, Nak, bahwa aku ingin melakukannya tetapi tak
dapat. Hanya memikirkan untuk melakukannya saja, kekuatan dan kehidupanku berlari
dariku… O Nak, kumohon: untuk menerima kekuatan dan kehidupan aku perlu melakukan
perpisahan yang pahit, ijinkanlah aku meninggalkan seluruh keberadaanku terkubur di
dalam Engkau dan mengambil untukku, hidup-Mu, kesakitan-Mu, pemulihan-pemulihan-
Mu dan segalanya Engkau. Ya, hanya satu pertukaran kehidupan antara Engkau dan aku
yang dapat memberikan aku kekuatan untuk meneruskan pengorbanan yang telah
memisahkan aku dari-Mu.”

Ibu-ku yang menderita, aku melihat bahwa dengan kekuatan hati engkau hendak berpisah
dari Tubuh-Nya. Membaringkan kepalamu pada kepala Yesus, engkau mencium-Nya dan
menyertakan pikiran-pikiranmu di dalam kepala Yesus. Kau mengambil duri-duri-Nya bagi
dirimu sendiri, pikiran-pikiran-Nya yang menderita dan dilanggar, dan semua yang telah Ia
derita di dalam Kepala Maha Kudus-Nya.

Oh, betapa engkau ingin memberikan hidup pada kepandaian Yesus dengan milikmu, untuk
memberikan hidup bagi hidup! Engkau telah merasa dirimu kembali hidup, dengan
mengambil pikiran-pikiran dan duri-duri Yesus ke dalam pikiranmu. Ibu yang penuh
dukacita, aku melihat engkau mencium mata Yesus yang tak lagi bernyawa. Hatimu hancur
melihat Yesus yang tidak lagi melihatmu.

Berapa kali mata Ilahi itu melihatmu, mempesonakanmu dan membuat engkau bangkit dari
kematian dan menjadi hidup! Sekarang, melihat mata itu tak lagi melihatmu, engkau
sendiri merasa mati. Jadi, aku melihat bahwa engkau menaruh matamu di dalam mata
Yesus; dan bagi dirimu sendiri engkau mengambil mata-Nya, airmata-Nya dan tatapan
penuh kesedihan-Nya yang menderita begitu besarnya, melihat pelanggaran-pelanggaran
para mahkluk dan semua hinaan dan penolakan-penolakan mereka terhadap-Nya. Ibu-ku
yang terpana, aku melihat engkau mencium telinga-telinga Maha Kudus-Nya. Engkau
memanggil-Nya berkali-kali dan berkata:

165
 “Putera-ku, mungkinkah Engkau tidak lagi dapat mendengarku – Engkau yang selalu
menjawab setiap desahanku, bahkan yang paling kecil sekalipun! Sekarang aku menangis
dan aku memanggil-Mu – tetapi Engkau tidak mendengar aku? Ya: Cinta terkasih adalah
tirani yang terkejam! Engkau adalah untukku lebih daripada hidupku sendiri. Dan sekarang
aku harus menahan kesakitan yang sedemikian! Jadi, Putera-ku, aku meninggalkan telinga-
telingaku di dalam telinga-Mu, dan aku mengambil untuk diriku sendiri apa yang telah
telinga Maha Kudus-Mu derita: gema dari semua pelanggaran yang berkumandang di
dalam telinga-Mu. Ini saja dapat memberikan aku kehidupan: kesakitan-kesakitan-Mu,
kesedihan-kesedihan-Mu.”

Ketika kau mengatakan ini, kesedihan dan kepedihan-kepedihan hatimu begitu besarnya
sehingga engkau tak mampu berkata-kata dan tak mampu bergerak. Ibu-ku yang malang,
ibu-ku yang malang, betapa aku bersimpati denganmu! Betapa banyak kematian-kematian
kejam yang telah kauderita! Ibu yang penuh dukacita, Kehendak Ilahi memaksa dan
membuatmu meneruskan. Jadi engkau melihat Wajah Maha Kudus-Nya, mencium-Nya, dan
berteriak:

“Putera pujaan, betapa luluh lantaknya Engkau! Ya, jika cinta tidak menunjukkan bahwa
Engkau adalah Putera-ku, hidupku, segalanya bagiku, aku tidak akan mengenali Engkau
lagi, karena Engkau dalam keadaan yang tak dapat dikenali lagi. Keindahan alami-Mu telah
berubah menjadi kehancuran yang parah. Pipi-Mu yang kemerahan telah berubah menjadi
memar-memar. O Puteraku tersayang, wajah indah-Mu yang memancarkan cahaya dan
rahmat – sehingga melihat-Mu dan terpesona melihat-Mu adalah hal yang sama – telah
berubah pucat akan kematian.

 “Nak, betapa Engkau direndahkan! Betapa buruknya karya dosa yang telah dilakukan
terhadap anggota Tubuh-Mu yang Maha Kudus! Oh, betapa ibu yang tak terpisahkan ingin
mengembalikan keindahan asli-Mu pada Diri-Mu! Aku ingin meleburkan wajahku pada
Wajah-Mu dan mengambil Wajah-Mu bagiku, juga pukulan-pukulan, ludahan, ejekan dan
semua yang telah Engkau derita pada Wajah Maha Kudus-Mu. Ya, Nak, jika engkau
menginginkan aku hidup, berikanlah aku kesakitan-kesakitan-Mu; jika tidak, aku akan
mati.”

Dukamu begitu besar sehingga menyesakkanmu dan membuatmu tak dapat bicara, dan
engkau terdiam bagaikan tak bernyawa di hadapan Wajah Yesus.

Ibu yang malang, betapa aku bersimpati denganmu! Para malaikatku, datanglah untuk
menopang ibu-ku. Dukacitanya begitu besar. Dukacitanya membanjiri dan
menyesakkannya. Dia tak lagi memiliki hidup dan kekuatan. Tetapi Kehendak Ilahi,
membelah ombak-ombak ini dan menenggelamkannya, kemudian mengembalikan
kehidupan padanya. Sekarang engkau datang kepada Mulut-Nya, saat engkau menciumnya,
engkau merasa bibir-bibirmu dipahitkan oleh kepahitan empedu yang memahitkan mulut
Yesus. Tersedu-sedu, engkau meneruskan:

166
 “Puteraku, katakan satu kata terakhir untuk ibu-Mu. Mungkinkah engkau tak lagi
mendengarkan suaraku? Semua kata-kata-Mu yang Kauucapkan di dalam hidupku, bagai
begitu banyak panah, menusuk hatiku dengan kesedihan dan cinta. Dan sekarang, melihat
Engkau diam, panah-panah ini mulai bergerak di dalam hatiku yang terkoyak, memberikan
aku kematian-kematian yang tak terhingga; dan tampak panah-panah itu ingin mencuri
satu kata-kata terakhir dari-Mu dengan paksa. Namun ketika tak menerimanya, mereka
menyiksaku, dan berkata kepadaku: “Yah, engkau tidak akan mendengar-Nya lagi. Engkau
tidak akan mendengar suara manis-Nya, nada dari kata-kata-Nya yang kreatif yang
menciptakan begitu banyak Firdaus di dalammu sebanyak kata-kata yang telah Ia ucapkan.
Ah, Firdausku telah selesai, dan aku tidak memiliki apa-apa lagi kecuali kepahitan-
kepahitan! Ya, Nak, aku ingin memberikan kepada-Mu lidahku untuk memberikan hidup
pada lidah-Mu. Ya, berikanlah padaku semua yang telah Kauderita di dalam Mulut Maha
Kudus-Mu: kepahitan empedu, dahaga-Mu yang membakar, pemulihan-pemulihan dan
doa-doa-Mu. Kemudian, dengan mendengarkan suara-Mu di dalam segala yang Kauderita,
dukacitaku akan lebih sanggup kutanggung, dan ibu-Mu akan sanggup hidup merasakan
kesakitan-kesakitan-Mu.

Ibu yang tersiksa, aku melihat sekarang engkau bersegera, karena mereka yang di
sekelilingmu ingin menutup kubur. Sehingga engkau segera memegang tangan Yesus di
dalam tanganmu dan menciumnya. Engkau menekankannya pada hatimu; dan menaruh
tanganmu di dalam tangan-Nya, engkau mengambil kesakitan-kesakitan dan luka-luka
tangan-tangan Maha Kudus itu untuk dirimu sendiri. Kemudian, memegang kaki-kaki Yesus
dan melihat robekan kejam paku-paku, saat engkau menempatkannya di dalam Dia dan
mengambil luka-luka itu untuk dirimu sendiri, engkau mempersembahkan dirimu di
tempat Yesus untuk mengejar para pendosa dan merampas mereka dari neraka. Ibu yang
bersedih, sekarang aku melihat engkau mengatakan salam perpisahan kepada Hati Yesus
yang terobek. Di sini engkau berhenti. Inilah serangan terakhir yang diterima oleh hati
keibuanmu. Sekarang engkau merasa dadamu terkoyak oleh cinta dan kesedihan yang
begitu besarnya. Dan hatimu berlari dan menaruh dirinya sendiri di dalam Hati Yesus yang
Maha Kudus.

Melihat dirimu tanpa sebuah hati, engkau segera mengambil Hati Yesus yang Maha Kudus
bagi dirimu sendiri, juga Cinta-Nya yang ditolak oleh begitu banyak mahkluk, semua
hasrat-Nya yang besar yang dibuat frustrasi oleh ketidak-bersyukuran mereka, dan
kesedihan-kesedihan dan keterpakuan Hati Maha Kudus yang akan menyalibkanmu
seumur hidupmu. Melihat luka yang terbuka itu, engkau mencium dan menjilat darah. Dan
merasakan kehidupan Yesus di dalam-Mu, engkau merasakan kekuatan bagi perpisahan
yang pahit itu. Jadi, engkau memeluk-Nya dan mengijinkan batu kubur untuk menutup-
Nya. Ibu-ku yang penuh dukacita, ketika aku menangis aku berdoa agar Yesus tidak diambil
dari pandangan kita sekarang. Pertama-tama, biarkanlah aku merapatkan diriku di dalam
Yesus untuk mengambil Hidup-Nya ke dalamku. Jika engkau, yang dikandung tanpa noda,
yang kudus, penuh rahmat, tidak dapat hidup tanpa Yesus sedikitpun juga, dapatkah aku
yang lemah, malang dan berdosa ini? Bagaimana aku dapat hidup tanpa Yesus?

Kumohon, ibu yang berduka, janganlah biarkan aku sendiri. Bawalah aku sertamu. Tapi
pertama-tama, taruhlah seluruh keberadaanku ke dalam Yesus. Kosongkanlah aku dari

167
segalanya agar mampu menaruh Yesus seluruhnya ke dalamku, seperti engkau menaruh-
Nya ke dalam dirimu. Mulailah tugas keibuanmu bersamaku yang diberikan Yesus
kepadamu dari salib. Biarlah hati keibuanmu tergerak oleh kemiskinanku yang ekstrim;
dan dengan tangan keibuanmu, sertakanlah aku secara total, secara utuh di dalam Yesus.
Sertakanlah pikiran-pikiran Yesus di dalam pikiranku sehingga tidak ada pikiran lain yang
akan masuk di dalamku. Sertakanlah mata Yesus dalam mataku sehingga Ia tidak akan
pernah pergi dari pandanganku. Taruhlah telinganya di dalam telingaku sehingga aku akan
selalu mendengarkan-Nya dan memenuhi Kehendak Maha Kudus-Nya di dalam segalanya.
Taruhlah Wajah-Nya di dalam wajahku sehingga dengan melihat Wajah-Nya yang hancur
karena Cinta kepadaku, aku akan mencintai Dia, memberikan belas kasih pada-Nya dan
melakukan pemulihan untuk-Nya. Taruhlah lidah-Nya di dalam lidahku sehingga aku akan
berbicara, berdoa dan mengajar dengan lidah Yesus. Taruhlah tangan-tangan-Nya di dalam
tanganku sehingga setiap gerakan yang kulakukan dan setiap pekerjaan yang kulakukan
akan memiliki hidup dari karya dan gerakan Yesus. Taruhlah kaki-kaki-Nya pada kaki-kaki-
ku sehingga setiap langkah yang kuambil akan menjadi kehidupan, keselamatan, kekuatan
dan semangat bagi para mahkluk lainnya.

Dan sekarang, ibuku yang kesedihan, biarlah aku mencium Hati-Nya dan menjilat Darah
Maha Kudus-Nya. Saat engkau menyertakan Hati-Nya di dalam hatiku, berikanlah aku
rahmat untuk hidup oleh Cinta-Nya, oleh hasrat-hasrat-Nya, oleh kesakitan-kesakitan-Nya.
Dan sekarang, peganglah tangan kanan Yesus yang kaku sehingga ia akan memberikanku
berkat-Nya yang terakhir. Sekarang engkau mengijinkan batu itu menutup Dia. Betapa hal
itu menyengsarakanmu! Menangis, engkau mengucapkan kata perpisahan terakhirmu
pada-Nya; dan mencium kubur itu, engkau pun pergi. Kesedihanmu begitu besar sehingga
engkau kaku, membeku. Ibuku yang membeku, bersama denganmu aku mengucapkan
salam perpisahan pada Yesus. Dan menangis, aku ingin bersimpati bersamamu dan
menemanimu di dalam kesepianmu yang pahit ini. Aku ingin tetap tinggal di sampingmu
untuk memberikan kata-kata penghiburan dan sebuah tatapan belas kasih untuk setiap
desahan, kegalauan dan kesedihanmu. Aku akan mengumpulkan airmatamu; dan jika aku
melihat engkau tak sadarkan diri aku akan memelukmu di dalam pelukanku.

Sekarang aku melihat engkau harus kembali ke Yerusalem melalui jalan kedatanganmu.
Setelah beberapa langkah salib telah muncul, dimana Yesus menderita begitu besarnya dan
kemudian wafat. Engkau berlari menuju salib itu dan menciumnya. Melihatnya berlumur
darah, kesakitan-kesakitan yang diderita-Nya ada di salib itu diperbarui di dalam hatimu
satu per satu. Tak sanggup menanggung kesedihanmu, tersedu-sedu engkau berteriak:

 “O salib! Betapa kejamnya engkau pada Putera-ku? Tidak, engkau tidak mengasihani Dia
sedikitpun! Kesalahan apa yang dilakukan-Nya padamu? Engkau tidak mengijinkan, ibu-
Nya yang berdukacita, untuk memberikan bahkan seteguk saja air saat Ia memintanya; dan
mulut-Nya yang kekeringan kauberikan dia empedu dan cuka. Aku merasakan hatiku yang
terpaku mencair, dan ingin mempersembahkan hatiku yang mencair kepada bibir-bibir itu
untuk melepaskan dahaga-Nya, tetapi aku menerima kesedihan karena penolakan. Ya, O
salib, engkau begitu kejam, tetapi kudus, sebab engkau meng-Ilahikan dan menguduskan
setelah bersentuhan dengan Putera-ku. Ubahlah kekejaman yang kaugunakan terhadap-
Nya menjadi belas kasih bagi para mahkluk fana yang malang. Dan kesakitan-kesakitan

168
yang Ia derita saat berada padamu, memohon rahmat dan kekuatan bagi jiwa-jiwa yang
menderita, sehingga tidak ada seorangpun yang akan terhilang karena pencobaan-
pencobaan dan salib-salib. Jiwa-jiwa membuatku membayar harga yang terlalu besar.
Mereka seharga hidup seorang Putera Allah. Dan sebagai Pendamping Penebus dan ibu,
aku mengikat mereka padamu, O salib.”

Engkau menciuminya lagi dan lagi, dan kemudian meneruskan. Ibu yang malang, betapa
aku bersimpati padamu! Pada setiap langkah dan perjumpaan, sebuah kesedihan baru
muncul, yang menjadi lebih besar dan lebih pahit. Semuanya membebani dan
menghantammu bagai ombak-obak, sehingga engkau merasakan kematian setiap saat.
Beberapa langkah lagi dan engkau tiba di tempat dimana pagi ini engkau berjumpa dengan
Yesus, kelelahan dan bermandikan darah, berada di bawah beban salib yang begitu berat.
Ia bermahkotakan banyak duri di kepala-Nya, dihantam salib, duri-duri itu menusuk
semakin dalam dan semakin dalam, memberikannya kesakitan-kesakitan di setiap saat.
Bertemu matamu, mata Yesus mencari belas kasih; tetapi untuk menarik engkau dan Yesus
dari kelegaan ini, para prajurit mendorong Dia dan membuat Dia terjatuh, menyebabkan 
darah baru mengalir.

Dan sekarang, melihat tanah bersimbah darah, engkau tersungkur di tanah dan mencium
darah itu, berkata:

“Para malaikatku, datang dan jagalah darah ini agar tidak ada satu tetes pun akan terinjak-
injak dan dinodai.”

Ibu penuh dukacita, biarlah aku membantumu kembali berdiri dan menghiburmu, sebab
aku melihat engkau begitu menderita di dalam darah Yesus. Ketika engkau terus berjalan,
engkau bertemu dengan kesakitan-kesakitan yang baru. Engkau melihat jejak darah
dimana-mana dan mengingatkan akan sengsara-sengsara-Nya, sehingga engkau
mempercepat langkahmu dan menyertakannya di dalam senakel. Aku juga menyertakan
diriku di dalam senakel – senakel Hati Yesus yang Maha Kudus. Dari dalam Hati ini aku
ingin datang pada lutut-lutut keibuanmu untuk menemanimu pada saat kesepian yang
pahit ini. Aku tidak tega meninggalkanmu sendiri di dalam kesedihan yang begitu besar.

Ibu yang kesepian, lihatlah anak kecilmu. Aku juga terlalu kecil untuk hidup sendirian. Aku
tidak dapat dan tidak ingin. Jadi, bawalah aku pada lutut-lututmu, dekaplah aku dalam
pelukanmu dan jadilah ibuku, sebab aku memerlukan tuntunan, pertolongan dan
bantuanmu. Lihatlah kemalanganku dan tuangkan setetes airmata pada luka-lukaku. Saat
engkau melihatku terganggu, tekanlah aku pada hati keibuanmu dan panggillah kehidupan
Yesus kembali ke dalamku.

Namun ketika aku berdoa kepadamu, aku terpaksa berhenti dan memalingkan perhatianku
pada kesedihan-kesedihanmu yang pahit. Aku merasakan diriku sendiri terkoyak, melihat
saat engkau menggerakkan kepalamu engkau merasakan duri-duri yang kauambil dari
Yesus menembus lebih dalam. Bersama dengan duri-duri dosa-dosa pikiran kami yang
bahkan menusuk matamu, menyebabkan engkau menangis dan bercucuran airmata darah.
Ketika engkau menangis, matamu melihat apa yang dilihat Yesus, semua pelanggaran para

169
mahkluk. Oh, betapa engkau dipahitkan oleh itu semua! Betapa engkau mengerti apa yang
diderita Yesus, dirimu merasakan sendiri kesakitan-kesakitan-Nya! Namun kesakitan yang
satu tidak menunggu kesakitan berikutnya. Saat engkau mendengar dengan sungguh-
sungguh, telingamu dipekakkan oleh gema suara para mahkluk. Setiap macam suara
mahkluk yang menyerang, terdengar di telingamu dan meresap ke dalam hatimu dan
mengoyakkannya; dan engkau kembali mengulangi jeritanmu: “Nak, betapa menderitanya
Engkau!”

Ibu yang kesepian, betapa aku bersimpati denganmu! Biarlah aku menyeka wajahmu yang
bersimbah airmata dan darah. Tetapi kembali aku terjatuh, melihat semuanya dibungkus
memar, tak lagi dapat dikenali dan pucat dengan kepucatan orang mati. Aku mengerti:
Inilah perlakuan-perlakuan buruk yang diterima Yesus, yang telah engkau ambil untukmu
sendiri, yang membuat engkau menderita begitu besar. Ya, ketika engkau menggerakkan
bibirmu untuk berdoa dan merintih dari nyala api dadamu, engkau merasakan nafasmu
menjadi pahit dan bibir-bibirmu terbakar oleh kedahagaan Yesus.

O ibuku yang malang, betapa aku bersimpati denganmu! Kesedihan-kesedihanmu bahkan


lebih besar lagi, dan tampaknya semuanya bertubi-tubi. Memegang tanganmu, aku
melihatnya tertusuk paku. Itulah tangan yang sama yang menyebabkan rasa sakit saat
melihat pembunuhan-pembunuhan, pengkhianatan-pengkhianatan, dosa-dosa sakrilegi
dan semua pekerjaan jahat yang berulang kali dilakukan, memperbesar luka-luka dan
menjadikannya semakin menyakitkan.

Betapa aku bersimpati bersamamu! Engkau sungguh ibu-ku yang tersalib, bahkan kakimu
pun tidak tertinggal tanpa paku-paku. Terlebih lagi, engkau tidak hanya merasakan kaki-
kaki itu dipaku tetapi juga dirobek oleh begitu banyak langkah jahat, dan oleh jiwa-jiwa
yang pergi menuju neraka. Dan engkau mengejar mereka agar mereka tidak jatuh ke dalam
nyala api yang berkobar. Tetapi ini belumlah segalanya, o ibu yang terpaku. Semua
kesakitan-Mu, digabungkan bersama, menggema di dalam hatimu dan menusuknya tidak
dengan tujuh pedang tetapi dengan ribuan dan ribuan pedang – khususnya sejak Hati Yesus
yang Ilahi berada di dalammu yang menyertakan semua hati dan mengarahkan detak
jantung setiap orang di dalamnya. Dan detak jantung Ilahi itu berdetak, sementara
berdetak, berkata, Jiwa-jiwa! Cinta! Dengan detak jantung, jiwa-jiwa, engkau merasakan
semua dosa mengalir di dalam detak jantungmu, dan engkau merasa sedang diberikan
kematian. Di dalam detak jantung, Cinta, engkau merasa kehidupan sedang diberikan
padamu. Dan begitulah engkau selalu berada secara terus-menerus bergantian di dalam
kehidupan dan kematian.

Ibu yang tersalib, saat aku melihatmu aku bersimpati denganmu di dalam kesedihan-
kesedihanmu. Betapa tak ter-ekspresikan semua itu! Aku ingin mengubah keberadaanku
menjadi lidah dan suara, untuk bersimpati denganmu. Tetapi di hadapan begitu banyak
kesakitan, simpati-simpatiku tidak berarti apa-apa. Sehingga, aku memanggil para malaikat
dan Tritunggal Maha Kudus, berdoa pada Mereka untuk menaruh keharmonisan Mereka,
sukacita dan keindahan di sekelilingmu untuk menenangkan dan bersimpati dengan
kesedihan-kesedihanmu yang besar. Aku berdoa Semuanya akan menopang engkau di
dalam rangkulan Mereka dan untuk memberikanmu cinta sebagai tugas bagi semua yang

170
telah kau derita. Dengan kesepian yang pahit ini, aku berdoa padamu untuk datang dan
menolong aku di saat kematianku. Ketika jiwaku yang malang mendapatkan dirinya
sendirian dan ditinggalkan oleh semua orang, di antara ribuan kekhawatiran ketakutan,
datanglah untuk menemani aku yang telah kuberikan padamu berkali-kali di dalam
kehidupan. Datanglah menolong aku, beradalah di sampingku dan usirlah musuh-musuh.
Basuhlah jiwaku dengan airmatamu. Bungkuslah aku dengan darah Yesus dan pakaikanlah
aku dengan jasa-jasa-Nya. Perindahlah aku dengan kesedihan-kesedihan-Mu dan dengan
semua kesakitan dan karya Yesus. Di dalam kebajikan kesakitan-kesakitan-Nya dan
kesedihan-kesedihanmu, buatlah semua dosa hilang dariku, berikanlah aku pengampunan
seluruhnya. Ketika aku menghembuskan nafas terakhirku, terimalah aku di dalam
pelukanmu, taruhlah aku di bawah jubahmu dan sembunyikanlah aku dari mata para
musuh. Bawalah aku pergi, terbang ke surga dan taruhlah aku di dalam pelukan Yesus.

Ibuku yang terkasih, tidakkah engkau mau melakukan hal ini? Dan sekarang, aku berdoa
padamu untuk menemaniku seperti yang telah kulakukan padamu hari ini, dan bagi semua
pada saat ini. Jadilah ibu bagi mereka semua. Inilah saat-saat ekstrim dan bantuan-bantuan
besar diperlukan, jadi janganlah menolak tugas keibuanmu pada siapapun juga.

Satu kata-kata terakhir sebelum aku meninggalkanmu: aku berdoa engkau menyertakan
aku di dalam Hati Yesus yang Maha Kudus. Dan engkau, ibuku yang penuh dukacita, jadilah
penjagaku sehingga Yesus tidak akan mengusir aku dari dalam Hati-Nya, dan agar
walaupun aku ingin, aku tetap tidak akan meninggalkan-Nya. Sekarang aku mencium
tangan keibuanmu dan memohon agar engkau memberkati aku.

DOA SYUKUR

171
Durasi

Durasi (waktu yang dibutuhkan) untuk merenungkan doa setiap Jam Sengsara TERMASUK Doa
Awal & Doa Syukur adalah seperti di bawah ini. Walaupun tempo masing-masing individu
berbeda-beda, durasi ini kami berikan sebagai gambaran bagi individu-individu yang mempunyai
kewajiban mengerjakan hal yang lainnya, sehingga waktu di bawah ini dapat menjadi acuan
mereka untuk dapat membagi waktu.

Berikut ini adalah minimal waktu, menggunakan tempo dimana kalimat-kalimat yang dibacakan
dapat dimengerti. Namun jika lebih ingin merasa intim lagi bersama DIA di dalam Sengsara-
Nya, anda dapat lebih memperlambat membacakannya.

17.00 – 18.00 : + 18 menit


YESUS HENDAK BERPISAH DARI IBU-NYA YANG TERKUDUS

18.00 – 19.00 : + 18 menit


YESUS MENINGGALKAN IBU-NYA YANG TERKUDUS  DAN PERGI KE
RUANGPERJAMUAN

19.00 – 20.00 : + 18 menit


PERJAMUAN KUDUS YANG RESMI

20.00 – 21.00 : + 36 menit


PERJAMUANEKARISTI

21.00 – 22.00 : + 24 menit


JAMPERTAMA - PENDERITAAN DI TAMAN GETSEMANI

22.00 – 23.00 : + 35 menit


JAMKEDUA - PENDERITAAN DI TAMAN GETSEMANI

23.00 – 00.00 : + 27 menit


JAMKETIGA - PENDERITAAN DI TAMAN GETSEMANI

00.00 – 01.00 : + 15 menit


YESUSDITANGKAP DI DALAM TAMAN ZAITUN

01.00 – 02.00 : + 17 menit


DIDORONGMENGHANTAM SEBUAH BATU, YESUS JATUH KE DALAM ARUS
SUNGAI KIDRON

02.00 – 03.00 : + 11 menit


YESUSDIBAWA KE HADAPAN HANAS

03.00 – 04.00 : + 18 menit

172
YESUSDI RUMAH KAYAFAS

04.00 – 05.00 : + 13 menit


YESUSDI TENGAH-TENGAH PARA PRAJURIT

05.00 – 06.00 : + 21 menit


YESUSDI DALAM PENJARA

06.00 – 07.00 : + 12 menit


YESUS DIBAWA KEMBALI KE HADAPAN KAYAFAS

07.00 – 08.00 : + 15 menit


YESUS DIBAWA KE HADAPAN PILATUS  YANG KEMUDIAN MEMBAWANYAKE
HERODES

08.00 – 09.00 : + 22 menit


YESUS KEMBALI DIBAWA KE HADAPAN PILATUS. BARABAS LEBIH
DIINGINKANUNTUK DIBEBASKAN KETIMBANG YESUS

09.00 – 10.00 : + 31 menit


YESUS DIMAHKOTAI DURI

10.00 – 11.00 : + 41 menit


YESUSMEMANGGUL SALIB-NYA DAN BERJALAN MENUJU KALVARI PAKAIAN-
NYA DITANGGALKAN

11.00 – 12.00 : + 74 menit


PENYALIBAN

12.00 – 13.00 : + 33 menit


JAMPERTAMA - SENGSARA DI SALIB DAN KATA-KATA PERTAMA

13.00 – 14.00 : + 35 menit


JAMKEDUA - SENGSARA DI SALIB - KATA-KATA KE-DUA, KE-TIGA DAN KE-
EMPAT

14.00 – 15.00 : + 33 menit


JAMKETIGA - SENGSARA DI SALIB - KATA-KATA KE-LIMA, KE-ENAM DAN KE-
TUJUH

15.00 – 16.00 : + 20 menit


YESUSYANG TELAH WAFAT DITUSUK DENGAN TOMBAK DAN DITURUNKAN
DARI SALIB

16.00 – 17.00 : + 44 Menit


PEMAKAMAN YESUS – MARIA TERKUDUS DANPALING KESEPIAN

173
=====

Ringkasan

17.00 – 18.00 : + 18 menit


18.00 – 19.00 : + 18 menit
19.00 – 20.00 : + 18 menit
20.00 – 21.00 : + 36 menit
21.00 – 22.00 : + 24 menit
22.00 – 23.00 : + 35 menit
23.00 – 00.00 : + 27 menit
00.00 – 01.00 : + 15 menit
01.00 – 02.00 : + 17 menit
02.00 – 03.00 : + 11 menit
03.00 – 04.00 : + 18 menit
04.00 – 05.00 : + 13 menit
05.00 – 06.00 : + 21 menit
06.00 – 07.00 : + 12 menit
07.00 – 08.00 : + 15 menit
08.00 – 09.00 : + 22 menit
09.00 – 10.00 : + 31 menit
10.00 – 11.00 : + 41 menit
11.00 – 12.00 : + 74 menit
12.00 – 13.00 : + 33 menit
13.00 – 14.00 : + 35 menit
14.00 – 15.00 : + 33 menit
15.00 – 16.00 : + 20 menit
16.00 – 17.00 : + 44 Menit

174
Hamba Allah Luisa Piccarreta

BIOGRAFI SINGKAT HAMBA ALLAH LUISA PICCARRETA


Luisa Piccarreta
Putri Kecil Kehendak Ilahi
(1865-1947)

Hamba Allah, Luisa Piccarreta dilahirkan di kota Corato, di propinsi Bari, Italia, pada tanggal 23
April 1865 pagi hari, pada hari Minggu yang tenang (Hari Minggu pertama setelah Minggu
Paskah dan Hari Pesta Kerahiman Ilahi), dan ia dibaptis pada sore harinya, di hari yang sama. Ia
hidup di sana seumur hidupnya, dan di sanalah ia mati kudus pada tanggal 4 Maret 1947. Ia
dilahirkan dari pasangan Nyonya Rosa Tarantino dan Tuan Vito Nicola Piccarreta yang bekerja
di lahan milik keluarga Mastrorilli. Ketika masih kecil, Luisa adalah pemalu dan agak takut-
takut; namun ia seorang periang dan penuh sukacita. Ia akan berlari dan berlompat; dan seperti
yang dikatakannya sendiri, ia bahkan terkadang juga suka bercanda.

Ketika ia berusia 9 tahun pada Hari Minggu yang tenang di Albis pada tahun 1874, ia menerima
Komuni Pertama-nya dan pada hari yang sama ia juga menerima Sakramen Penguatan. Sejak
kecil, ia menunjukkan keinginan yang kuat untuk menghabiskan waktu untuk berdoa dan
bermeditasi yang memakan waktu yang panjang. Dasar dari kehidupan batinnya adalah cinta
yang menyala-nyala bagi penderitaan Yesus di dalam Sengsara-Nya dan sebagai tahanan Kasih
di dalam Ekaristi. Luisa memiliki devosi yang matang dan kuat terhadap Perawan Maria
Terberkati. Orangtuanya kurang memperhatikan hobi-hobinya sampai ketika ia mulai
menunjukkan suatu penyakit misterius yang membuatnya terpaksa hanya tinggal terbaring saja di
tempat tidur. Para dokter tak dapat menemukan penyebabnya dan memeriksa dia,
direkomendasikan agar ia mendapat kunjungan seorang imam. Mereka terheran-heran melihat
tanda salib pada Luisa yang menjadi sembuh dari keadaannya yang biasa, yang mana
dimaksudkannya pada saat keadaan berbaring di tempat tidur nantinya di dalam tulisan-
tulisannya.

Sekitar usia 18 tahun, saat sedang bekerja di kamarnya, ia sedang bermeditasi akan Sengsara
Yesus ketika ia merasakan hatinya tertekan oleh kesakitan sehingga ia tidak dapat bernafas, dan
takut sesuatu akan terjadi padanya, ia keluar menuju balkon untuk membiaskan fokusnya.
Jalanan sedang dipenuhi orang-orang yang menggiring Yesus yang sedang memanggul salib. Ia
melihat-Nya sedih dan tertekan, Wajah-Nya meneteskan darah. Keadaan-Nya begitu
menyedihkan sehingga batu-batu bergerak. Yesus mengangkat tatapan-Nya dan memandang
Luisa, meminta-nya sambil berkata “Jiwa, tolonglah Aku!”

175
Luisa kembali lagi masuk ke dalam rumahnya. Kemudian hatinya begitu hancur karena
kesedihan, ia menangis berlinangan airmata dan berkata kepada-Nya, “Oh, betapa Engkau
menderita, Yesus-ku yang baik! Jika saja aku dapat membantu-Mu dan membebaskan-Mu dari
kerumunan serigala itu atau paling sedikit saja mengurangi penderitaan kesakitan-kesakitan-Mu,
kesedihan-Mu dan kelelahan-Mu, menggantikan tempat-Mu, sehingga memberikan-Mu kelegaan
yang besar! Ya, Yesus Kebaikan-ku, buatlah aku juga menderita, sebab tidaklah benar bagi-Mu
untuk menderita begitu besarnya karena Cinta padaku, lalu aku, seorang pendosa ini tidak
melakukan apa-apa untuk-Mu.” Dari saat itu, ia terus mengulangi FIAT-nya (jadilah padaku),
waktu dimana ia menghabiskan hidupnya di tempat tidur, ia menjadi semakin sering sakit,
sampai ia benar-benar hanya terbaring di tempat tidur selama 62 tahun.

Di dalam “penjara kecil” ini Yesus membuat Luisa mengetahui hasrat besar Hati-Nya: yaitu agar
manusia hidup di dalam Kehendak-Nya, agar IA dapat mengembalikan keteraturan, tempat dan
tujuan manusia diciptakan oleh Tuhan. Itulah, tujuan yang diajarkan-Nya pada kita untuk
memohon di dalam doa Bapa Kami: “Jadilah kehendak-Mu di atas bumi seperti di dalam Surga.”
Kemudian, Yesus mempercayai Luisa dengan kebenar-kebenaran indah tentang hidup di dalam
Kehendak Ilahi agar ia, sebagai penyimpan dan sekertaris kekayaan Kehendak Ilahi akan
membuat Perjanjian Kekal dikenal banyak orang akan kedatangan Kerajaan-Nya di dalam Gereja
dan di seluruh dunia.

Santo Hannibal di Francia berkomentar akan hal ini, sebagai berikut:

“Jiwa yang terkucil ini adalah seorang perawan yang termurni, seluruhnya milik Tuhan,
tampaknya adalah suatu objek kegemaran Yesus, Penebus Ilahi. Tampaknya Tuhan kita, yang
dari abad ke abad menambahkan keajaiban-keajaiban Cinta-Nya semakin lebih dan lebih lagi,
ingin membuat perawan yang tidak memiliki pendidikan ini, yang disebut-Nya “yang terkecil
yang ditemukan-Nya di bumi”, menjadi alat sebuat misi yang begitu agungnya sehingga tidak
ada lagi yang sebanding dengannya – yaitu, KEJAYAAN KEHENDAK ILAHI di seluruh bumi,
sesuai dengan yang disebutkan di dalam “Bapa Kami”: FIAT VOLUNTAS TUA, SICUT IN
COELO ET IN TERRA”

Luisa, sebagai puteri (anak) Gereja, selalu berserah dan taat. Selama periode tahun 1884 sampai
pada kematiannya di tahun 1947, ia menyerahkan dirinya pada penjagaan dan ketaatan kepada
beberapa bapa pengakuan yang dikirimkan kepadanya oleh Uskup dari Keuskupan Agung-nya.
Bapa pengakuan-nya yang kedua, Don Gennaro di Gennaro, pada tanggal 28 Februari 1899
memintanya agar patuh menulis segala sesuatu yang terjadi antara Yesus dan dirinya dan rahmat-
rahmat yang diterimanya secara terus-menerus. Saat itulah Luisa memutuskan untuk mengatasi
ketidak-inginannya untuk diketahui secara umum akan apa yang dialaminya secara interior.
Kemudian, dengan usaha yang besar, ia menulis lebih dari dua ribu (2000) bab yang dikompilasi
menjadi 36 volume, tidak dihitung ratusan surat atau buku-buku, “The Hours of the Passion of
Our Lord Jesus Christ” (Jam-jam Sengsara Tuhan Kita Yesus Kristus), dan “The Virgin Mary in
the Kingdom of the Divine Will” (Perawan Maria di Dalam Kerajaan Kehendak Ilahi).

Satu dari bapa pengakuan-nya dan promotor utama Kehendak Ilahi (doktrin yang diajarkan
Yesus kepada Luisa) adalah Santo Hannibal Maria di Francia, yang merupakan juru sensor pihak
gereja terhadap tulisan-tulisannya (beliau membubuhkan “Nihil Obstat” dari volume 19 sampai

176
36) dan rasul pertama dari “the Kingdom of the Divine Fiat” - Kerajaan Fiat Ilahi –
(sebagaimana disebutkan Yesus padanya pada Volume 20 dari tulisan-tulisan Kehendak Ilahi, 6
November 1926)

Luisa meninggal dunia sebelum usia 82 tahun, pada tanggal 4 Maret 1947, setelah serangan
pneumonia yang singkat, satu-satunya penyakit yang terdiagnosa selama hidupnya. Ia memasuki
kehidupan abadinya untuk tenggelam di dalam Kehendak Ilahi di dalam Surga sebagaimana ia di
bumi. Pada tahun 1993, sisa-sisa jasadnya dipindahkan ke tempat kudus di “Santa Maria Greca,”
terimakasih akan hal ini kepada Bapa Pengakuannya yang terakhir, Don Benedetto Calvi. Pada
tanggal 20 November 1994 – Pesta Kristus Raja, Tahkta Suci memberikan “Nulla Obstat”
kepada Keuskupan Agung Trani-Barletta-Bisceglie, dipimpin oleh Uskup Carmelo Cassati,
untuk pembukaan resmi suatu tujuan Kanonisasi. Pada tanggal 29 November 2005 Yang Mulia
Uskup Agung Giovanni Battista Pichierri – Uskup Agung yang bertugas di Keuskupan Agung
pada saat itu-, menutup fase keuskupannya, mengumpulkan banyak dokumen dan testimoni-
testimoni tentang ketenaran akan kekudusan sang Hamba Allah itu. Kemudian, menuntun pada
fase Roman akan kasus tersebut, dimana Bapa Suci akan mengangkatnya pada martabat altar-
altar.

PRAYER OF THE GLORIFICATION OF THE SERVANT OF GOD LUISA


PICCARRETA

DOA MEMULIAKAN HAMBA ALLAH, LUISA PICCARRETA

Doa kepada ALLAH TRI-TUNGGAL


untuk memuliakan Hamba Allah, Luisa Piccarreta

“O Tritunggal Maha Kudus yang luhur; Bapa, Putera dan Roh Kudus.
Kami memuji dan bersyukur akan anugerah kekudusan
akan hamba-Mu yang setia, Luisa Piccarreta.
Ia hidup, O Bapa, di dalam Kehendak Ilahi-Mu,
bertindak di bawah Roh Kudus,
sesuai dengan Putera-Mu, patuh sampai wafat di salib,
Hosti Kurban dan menyenangkan bagi-Mu,
bekerjasama dengan karya Penebusan manusia.
Kebajikan-kebajikannya di dalam ketaatan dan kerendahan hati,
cinta yang besar kepada Kristus dan Gereja
menuntun kami meminta pada-Mu anugerah kemuliaannya di bumi.
Sehingga Kemuliaan-Mu dapat bersinar di hadapan semuanya,
dan sehingga Kerajaan-Mu akan kebenaran, keadilan dan cinta
disebarluaskan sampai ke ujung-ujung bumi
dengan karisma khusus akan
Fiat Voluntas tua sicut in Caelo et in terra.
Kami memohon bagi jasa-jasanya untuk meminta dari-MU,
Tri-tunggal Maha Kudus,
anugerah khusus yang kami minta

177
dengan intensi untuk memenuhi Kehendak Ilahi-Mu. Amin.

Kemuliaan (3x)
Bapa Kami
Ratu para orang kudus, doakanlah kami.

+ Giovan Battista Pichierri


Keuskupan Agung Trani - Barletta - Bisceglie
Trani, 29 Oktober 2005

178

Anda mungkin juga menyukai