“Destilasi Uap Minyak Atsiri dari Kulit dan Daun Kayu Manis (Cinnamomum burmanii)”
Oleh kelompok 7 :
Nama Penulis :
Sudah benar, karena penulisan nama tidak diikuti gelar akademik ataupun gelar lainnya.
Abstrak :
Berisi tentang pernyataan ringkas dan padat tentang ide-ide yang paling penting.
Abstrak memuat masalah, tujuan percobaan, ringkasan hasil percobaan.
Pada abstrak ini sudah memuat masalah yang terdapat di judul, yaitu distilasi uap
minyak atsiri dari kulit dan kayu manis (Cinnamomum burmanii) sebagai
penyelesaian masalah dari potensi pemanfaatan minyak kayu manis yang masih terus
berkembang seiring dengan perkembangan industri makanan dan obat-obatan.
Tujuan dari percobaan ini yaitu untuk mempelajari pengaruh jumlah dan ukuran
partikel, serta laju destilasi terhadap perolehan dan mutu minyak kayu manis. Di
samping itu dibandingkan juga mutu dan perolehan minyak kayu manis hasil destilasi
uap-air dan hidrodestilasi kulit dan daun kayu manis.
Hasil percobaan menunjukkan bahwa, untuk massa dan ukuran bahan yang sama,
perolehan minyak kayu manis hasil destilasi pada laju destilasi 2 L/jam. Perolehan
hasil destilasi uap-air makin rendah dengan kenaikan massa bahan 0,5 kg hingga 2 kg
disebabkan oleh adanya efek channeling. Dengan hidrodestilasi pada laju 2 L/jam,
perolehan minyak kayu manis dan daun tanaman kayu manis dari daun tanaman kayu
manis lebih tinggi daripada kulit kayu manis.
Pendahuluan :
Pendahuluan sudah sesuai, karena tidak diberi judul, ditulis langsung setelah abstrak.
Pendahuluan menyajikan latar belakang permasalahan dan teori-teori yang dijadikan
landasan dalam percobaan tersebut.
Disajikan teknologi yang digunakan untuk memproduksi minyak atsiri yaitu destilasi
uap yang dilakukan dengan tiga macam teknik yaitu hidrodestilasi, destilasi dengan
uap basah (destilasi uap-air), dan dengan uap kering (dry steam).
Disajikan komponen minyak atsiri beserta manfaatnya.
Dijelaskan tentang kulit kayu manis, minyak kulit kayu manis, dan minyak daun kayu
manis.
Dipaparkan dalam tabel yaitu kadar tiga jenis senyawa dalam minyak atsiri dari
berbagai bagian tanaman Cinnamomum zeylanicum.
Cara Kerja
Cara kerja dituliskan dengan diawali penjelasan alat yang sebelumnya dilengkapi
gambar ilustrasi nya. Destilasi uap dilakukan dengan menempatkan bahan dalam
rak, kemudian air dalam ketel yang berada di bawah rak dididihkan. Bila diperlukan,
dalam ketel dapat ditempatkan dua buah rak. Oleh sebab itu perangkat ini dapat
digunakan untuk membandingkan perolehan minyak atsiri hasil destilasi uap dari
bahan yang semua ditempatkan dalam satu rak dan bahan yang dibagi dalam dua rak.
Dalam artikel tersebut cara kerja dibagi menjadi 2 poin, yakin poin A untuk distilasi
upa kulit kayu manis dan poin B untuk distilasi uap daun kayu manis. Dalam masing-
masing poin dijelaskan dengan rinci bagaimana cara kerja yang dilakukan. Namun
sebaiknya pada masing-masing poin di berikan poin urutan cara kerja yang ringkas,
sehingga tidak semuanya berbentuk paragraf.
Hasil Pembahasan
Bagian pembahasan ini membahas tentang hasil penelitian Destilasi Uap Minyak
Atsiri Dari Kulit dan Daun Kayu Manis. Dari hasil yang telah dibahas telah sesuai
dengan judul dan mencakup dari rumusan dan tujuan yang ditulis pada pendahuluan
yaitu pada percobaan ini membahas ukuran, massa beban, laju destilasi, dan pelaksaan
destilasi dengan satu serta dua rak terhadap perolehan kadar sinamaldehid dalam
minyak atsiri hasil uap-air kulit kayu manis. Serta pada percobaan ini juga membahas
perolehan minyak atsiri hasil hidrodestilasi dan destilasi uap-air daun tanaman kayu
manis.
Pada Pembahasan menganalisis laju destilasi mencerminkan banyaknya uap yang
terkondensasi menjadi fasa cair selama selang waktu tertentu. Nilai ini sebanding
dengan jumlah uap air yang melewati bahan dalam ketel destilasi. Peneliti mengamati
perolehan minyak kayu manis hasil destilasi uap-air kulit kayu manis dengan massa
1kg dan ukuran 1-2 cm bergantung pada laju destilasi, pecobaan menggunakan laju
0,25 L/jam dan 0,9L/jam masing – masing 0,6% dan 0,7% setelah itu menguji lagi
dengan laju yang lebih tinggi serta membedakan bahan yang digunakan antara kasar
dan halus sehingga dapat memperoleh hasil sesuai.
Berisi menganalisis besar laju destilasi yang semakin besar laju destilasi maka akan
semakin banyak uap air yang melewati bahan pada setiap satuan waktu makin besar.
kemudian menganalisa destilasi uap air dua rak, hasilnya destilasi dua rak
memperoleh hasil yang lebih tinggi daripada satu rak. Menganalisis lebih baik
menggunakan bahan yang halus atau kasar karena peneliti juga dapat membuktikan
bahwa anggapan fenomena channeling dapat mengakibatkan perolehan destilasi uap-
air makin rendah. Serta menyarankan menggunakan bahan yang lebih kasar.
Pembahasan diperlengkap ketika membahas bahwa mutu minyak kayu manis
ditentukan oleh tingginya kadar sinamaldehid. Peneliti menuliskan juga bahwa sesuai
SNI kadar sinamaldehid dalam produk minyak kayu manis Indonesia minimal 50%.
Sedangkan yang hasil yang diperoleh pada laju 2 L/jam dan 1,4L/jam yaitu 0,5 kg, 1
kg, 2 kg atau artinya diatas 50% dan standar mutu telah terpenuhi. Sangat sesuai
dengan apa yang diteliti.
Pembahasan berisi pula pembahasan perolehan destilasi uap-air daun kayu manis pada
laju 2L/jam mengalami penurunan dengan bertambahnya massa daun. Namun proses
hidredestilasi daun kayu manis yang berada pada ketel terendam air. Sehingga massa
daun yang besar sangat sedikit pengaruhnya terhadap kepadatan daun. Sehingga dapat
diperoleh hasil yang lebih banyak disbanding dengan destilasi uap-air. Pada proses
hidrodestilasi dengan massa daun 3 kg akan memperoleh hasil hidrodestilasi sebanyak
0,3% lebih tinggi dibanding dengan destilasi uap-air yang hanya memperoleh 0.05%
saja. Pada minyak minyak kayu manis lebih banyak mengandung eugenol dibanding
minyak kulit kayu manis yang mengandung sinamaldehid.
Peneliti atau penulis juga telah baik dalam melakukan penelitian karena dapat
membandingkan proses yang lebih baik dipakai dan cara mengurangi resiko
memperoleh hasil uap air yang sedikit. Memberi saran pemilihan bahan yang dapat
menghasilkan persen uap air yang lebih banyak juga. Serta laju dan waktu yang saling
dibandingkan mulai dari 0,25L/jam hingga 2l/jam semua laju diuji coba sehingga
dapat memperoleh hasil yang sesuai dan dapat menjelaskan prosesnya detail sehingga
pembaca dapat mengerti apa maksud dari penulis.
Kesimpulan :
Kesimpulan pada artikel yang dianalisis sudah sesuai dengan hasil dan pembahasan
pada percobaan.
Disebutkan ada enam kesimpulan yang diperoleh yaitu:
1. Untuk ukuran bahan -10+20 mesh dan massa bahan yang sama, masing-masing
0,5 kg dan 1 kg, perolehan minyak atsiri hasil destilasi uap-air kulit kayu manis
pada laju destilasi 1,4 L/jam selalu lebih tinggi daripada perolehan pada laju
destilasi 2 L/jam.
2. Untuk bahan dengan ukuran 1-2 cm dan massa 1 kg, perolehan minyak atsiri hasil
destilasi uap-air kulit kayu manis pada laju destilasi 1,4 L/jam lebih tinggi
daripada perolehan pada laju destilasi 2 L/jam.
3. Karena efek channeling, pada destilasi uap-air kulit kayu manis dengan massa 0,5
kg, 1 kg dan 2 kg masing-masing dengan ukuran bahan -10+20 mesh, perolehan
minyak atsiri makin berkurang dengan kenaikan massa bahan.
4. Untuk massa bahan yang sama, efek channeling pada destilasi uap-air kulit kayu
manis dengan ukuran -10+20 mesh dapat dikurangi dengan melakukan destilasi
menggunakan dua rak.
5. Kadar sinamaldehid dalam minyak atsiri hasil destilasi destilasi uap-air kulit kayu
manis memenuhi syarat mutu Standar Nasional Indonesia 06-3734-2006 (di atas
50%).
6. Pada laju destilasi 2 L/jam perolehan minyak atsiri hasil hidrodestilasi daun
tanaman kayu manis lebih tinggi daripada perolehan destilasi uap-air.
Link Artikel :
http://repository.unpar.ac.id/bitstream/handle/123456789/717/LPD_Maria
%20Inggrid_Destilasi%20Uap%20Minyak-p.pdf?sequence=3&isAllowed=y
Bukti Diskusi Grup