Anda di halaman 1dari 10

BAB 1 PENDAHULUAN

1.1 Latar Belakang


Usaha Kecil dan Menengah di Indonesia merupakan bagian integral dunia usaha nasional
yang mempunyai kedudukan, potensi, dan peranan yang sangat penting dan strategis dalam
mewujudkan tujuan Pembangunan Nasional. Berdasarkan PP Nomor 7 Tahun 2021, secara umum
UKM dapat dibedakan berdasarkan modal dan penjualan tahunan. Usaha kecil merupakan usaha
yang memiliki modal diatas 1 Miliar sampai 5 Miliar sedangkan usaha menengah memiliki modal
diatas 5 Miliar hingga 10 Miliar dengan ketentuan tidak termasuk tanah dan bangunan tempat
usaha. Dari segi penjualan tahunan, usaha kecil memiliki hasil penjualan tahunan lebih dari 2 Miliar
sampai dengan 15 Miliar sedangkan usaha menengah memiliki hasil penjualan tahunan lebih dari
15 Miliar hingga 50 Miliar. Salah satu kegiatan penting dalam aktivitas usaha yakni pencatatan
keuangan dan pembukuan yang baik. Dengan adanya pembukuan, pelaku usaha dapat mengetahui
bagaimana keadaan dan kinerja usaha mereka. Selain berkaitan dengan kinerja usaha, pencatatan
harian dan pembukuan keuangan sangat penting dalam pengembangan usaha, khususnya
pendanaan (Andasari & Dura, 2018). Karena saat melakukan pengembangan usaha penambahan
modal melalui peer to peer lending, crowdfunding, maupun pinjaman bank yang akan sangat
membutuhkan informasi mengenai kondisi keuangan usaha kita. Hal ini sejalan dengan rencana
pemerintah berdasarkan UU No 20 Tahun 2008 Bab 7 Pasal 22, menjelaskan bahwa dalam rangka
meningkatkan sumber pembiayaan Usaha Mikro dan Usaha Kecil, pemerintah melakukan upaya
pengembangan sumber pembiayaan dari kredit perbankan dan lembaga keuangan bukan bank.
Disisi lain, untuk membuat sebuah laporan keuangan yang baik dan menganalisisnya untuk
mengembangkan usaha tentu memerlukan skill dan pengetahuan yang khusus. Namun, tentu tidak
semua usaha memiliki tenaga kerja ahli untuk menyusun laporan keuangan dengan baik dan
menganalisisnya sehingga bisa memberikan data real setiap saatnya. Walaupun misalnya sudah
ada tenaga ahli tentu memerlukan biaya tambahan untuk menggaji mereka. Selain itu, membuat
laporan keuangan dan menganalisisnya tentu memerlukan waktu yang relatif lama apabila
dikerjakan secara manual. Hal ini tentu berdampak ketika sedang memerlukan saran dalam
menentukan suatu keputusan tertentu berdasarkan informasi mengenai kondisi keuangan yang
akan semakin lama. Maka dari itu, Finansee menjadi solusi yang tepat untuk dapat menyelesaikan
semua permasalahan ini.

1.2 Potensi Permintaan


Selain tren financial technology yang meningkat, bidang analisis data untuk mengambil
keputusan bisnis semakin diperhitungkan. Hal ini dilihat dari banyaknya keperluan tenaga kerja data
scientist atau data analyst yang dibutuhkan. Potensi pengembangan artificial intelligence (AI) yang
berfokus pada pengolahan data akan semakin meningkat. Pengambilan keputusan dalam suatu
operasi bisnis semakin mempertimbangkan data. Hal ini sangat memungkinkan karena masukan
data yang digunakan berasal dari laporan keuangan yang bersifat structured data, sehingga
realisasinya menjadi lebih baik. Salah satunya adalah penggunaan AI dalam menganalisis
kesehatan keuangan.
Kesehatan keuangan termasuk laporan keuangan dan analisis penjualan menjadi semakin
diperhatikan untuk melihat performa bisnis. Walaupun tidak banyak, pelaku usaha kecil menengah
semakin memiliki visi mengembangkan bisnisnya menjadi lebih besar, tidak hanya untuk bertahan.
Hal ini dapat dilakukan melalui penambahan modal melalui berbagai skema pendanaan, seperti
pinjaman maupun peer to peer lending. Bahkan Bank Indonesia (BI) memiliki skema pendanaan
yang berfokus menyasar UMKM, bila program ini didampingi oleh portofolio bisnis yang baik maka
skema pendanaan akan berjalan lebih baik. Pada tahap ini, diperlukan portofolio keuangan yang
baik, sehingga analisis kesehatan keuangan menjadi semakin penting. Ke depannya, tingkat adopsi
teknologi akan semakin meningkat karena generasi muda yang mengenal gadget sedari awal. Di
sisi lain penggunaan data dalam bisnis semakin intensif hal ini membawa kesimpulan bahwa AI
yang bergerak untuk menganalisis kesehatan keuangan akan semakin dibutuhkan.

1.3 Analisis Persaingan Usaha


Finansee merupakan sebuah pengembangkan teknologi terkait financial analysis berbasis
artificial intelligence (AI) sehingga menyebabkannya berbeda dengan aplikasi-aplikasi pencatatan
keuangan yang sudah ada sampai saat ini. Karena inovasi yang dimiliki oleh Finansee berbeda dan
cenderung akan menciptakan sebuah market yang baru dan belum ada sebelumnya sehingga
Finansee masuk ke dalam sektor Blue Ocean. Berada pada Blue Ocean market menyebabkan
Finansee cenderung tidak memiliki pesaing sehingga tidak ada kompetisi yang terlalu relevan
karena tidak adanya tolak ukur dengan pesaing.

1.4 Kesimpulan
Mengetahui perubahan kesehatan keuangan dalam suatu perusahaan merupakan hal yang
sangat penting. Dengan adanya analisis keuangan dari suatu perusahaan diharapkan mampu
melakukan building portfolio serta controlling financial secara real time. Hal ini diperlukan untuk
meningkatkan modal usaha melalui suatu skema pendanaan serta mengambil keputusan
manajemen keuangan secara tepat. Namun, pada realitanya sistem analisis keuangan yang
dilakukan secara manual masih memiliki banyak kesenjangan seperti, minimnya pengetahuan,
minimnya waktu, kurangnya tenaga ahli, dan lama dalam mengambil keputusan. Kondisi ini
menciptakan suatu kebutuhan akan teknologi yang mampu menganalisis kesehatan keuangan
secara menyeluruh, cepat, tepat dan praktis. Kebutuhan ini potensial untuk ditangkap sebagai
peluang dengan menciptakan suatu aplikasi berbasis AI untuk analisis kesehatan keuangan suatu
perusahaan.
BAB 2 USULAN IDE BISNIS

2.1 Deskripsi Produk/Layanan

Gambar 2.1 Gambaran Aplikasi

Pada gambar diatas menunjukkan gambaran aplikasi Finansee yang akan dibuat. Finansee
diambil dari kata finance dan see yang artinya merupakan melihat kondisi keuangan. Finansee
merupakan produk berupa perangkat lunak yang spesifik dalam menganalisis kesehatan keuangan
dari suatu perusahaan. Perangkat lunak ini dirancang dengan sistem yang lebih kompleks yang
memiliki fitur-fitur utama integrasi dengan aplikasi point of sales, pembentukan laporan keuangan,
serta analisis kesehatan keuangan dengan artificial intelligence yang bernama financial-immune
system.
Masukan data yang diperoleh dari data penjualan dan data pengeluaran perusahaan diolah
untuk membentuk laporan keuangan. Selain laporan keuangan dibentuk juga 15 parameter
keuangan yang digolongkan menjadi profitabilitas, solvabilitas, likuiditas, dan parameter keuangan
pendukung lainnya. Financial-immune system menganalisis kesehatan keuangan monitoring
parameter keuangan, checking symptom, factor tracking, building advice, dan penyimpanan data
sebagai memori. Pada tahap pertama, 15 parameter selalu dimonitor secara real time dengan
perbandingan nilai historis dan komparasi nilai dengan perusahan sejenis (skala usaha yang sama).
Bila hasil monitoring menemukan parameter yang bersifat abnormal, maka akan dilakukan checking
jenis symptom atau permasalahan keuangan yang sesuai. Setelah itu, dilakukan tracking pada data
pencatatan penjualan dan pengeluaran untuk menemukan faktor penyebab permasalahan
keuangan. Berdasarkan hasil monitoring, checking, dan tracking dibuat kesimpulan yang dilatih
melalui bantuan ahli untuk memvalidasi. Setelah diberikan saran bagi pengguna, bila sistem belum
mampu memberikan saran maka akan diarahkan untuk melakukan konsultasi secara manual
kembali. Pada saat proses selesai, maka sistem akan mencatat pola yang telah ditemukan.

2.2 Visi dan Misi Usaha


Finansee dikembangkan oleh Difusi Teknologi yang bergerak di bidang financial technology
dan fokus mengembangan AI. Visi yang diemban pada usaha ini adalah “Menjadi perusahaan
terkemuka pada pengembangan AI di bidang keuangan.” Sedangkan Misi yang ditetapkan hingga
tahun 2025 adalah 1) Menciptakan AI di bidang analis kesehatan, 2) Meningkatkan kesadaran
pasar akan pentingnya analisis kesehatan keuangan, dan 3) Mengembangkan integrasi dan kerja
sama dalam pendanaan UMKM.
BAB 3 RENCANA FUNGSIONAL USAHA

3.1 Rencana Pemasaran


• Segmentasi dan Targeting

Tabel 3.1 Segmentasi dan Targeting


Skala usaha Mikro Kecil Menengah

Kepemilikan Keluarga Pribadi Kelompok Publik


terbatas

Geografis Urban Rural

Tingkat adopsi Rendah Sedang Tinggi


teknologi

Company Adaptable Curious Believe in Always search


Characteristics efficiency for shortcut

Finansee merupakan produk yang diperjualbelikan secara business to business


dikarenakan target pengguna terdiri dari suatu organisasi bisnis, baik dengan proses
pengambilan keputusan yang sederhana maupun kompleks. Berdasarkan analisis product
market fit, segmen profil usaha yang ditargetkan adalah usaha perseorangan atau berbadan
usaha yang berskala kecil hingga menengah (modal usaha di atas 1 miliar hingga 10 miliar
berdasarkan PP No. 7 tahun 2021). Usaha tersebut juga memiliki pengambil keputusan
yang visioner dengan adopsi teknologi yang baik. Pada saat ini, usaha yang dimaksud
secara nyata menawarkan produk dan jasa seperti restoran, kafe, dan sejenisnya
dikarenakan perputaran keuangan yang cepat sehingga analisis keuangan secara real time
lebih diperlukan. Dikarenakan sudah berskala sedang dan menengah usaha tersebut sudah
biasa dalam berurusan dengan laporan keuangan baik secara manual maupun telah
menggunakan aplikasi.

• Differentiation dan Positioning


Pada pasar aplikasi analisis keuangan, khususnya finance ratio analysis belum ada
pesaing. Hal ini dikarenakan secara parsial, khususnya fitur analisis kesehatan keuangan
menggunakan AI berada pada blue ocean market. Namun, secara aplikasi manajemen
keuangan seperti pencatatan keuangan dan point of sales (kasir) sudah sangat jenuh
dengan pesaing. Sehingga fitur unggulan sebagai diferensiasi adalah financial-immune
system yang merupakan teknologi AI untuk menganalisis kesehatan keuangan. Secara
posisi, Finansee menempatkan diri sebagai aplikasi fintech yang unggul dalam kecanggihan
dan kepraktisan dengan harga yang terjangkau. Selain itu, Finansee ingin membawa citra
futuristik dengan tingkat kepraktisan dan daya guna yang tinggi.

• Bauran Pemasaran
Produk aplikasi Finansee memiliki core product sebagai aplikasi analisis kesehatan
keuangan yang berbasis AI dengan produk nyata berupa aplikasi digital yang dapat
digunakan di website maupun aplikasi mobile. Fitur yang ada pada Finansee selain
financial-immune system juga disertai dengan integrasi dengan aplikasi point of sales (kasir)
ataupun pembentuk laporan keuangan lain. Aplikasi ini tersedia pada website, playstore,
dan juga app store. Aplikasi ini memperoleh penghasilan dari akun premium dan komisi dari
kerja sama dengan pihak pemberi pendanaan seperti peer to peer lending. Harga akun
premium ditetapkan dari value-based pricing dan physiological pricing dengan harga
Rp99.000 per bulan.
Promosi yang dilaksanakan dibagi menjadi dua tahap, yakni tahap penetrasi pasar
dan tahap lanjutan. Pada tahap penetrasi pasar dilakukan aktivitas promosi yang berfokus
pada pembentukan awareness dan interest konsumen. Sedangkan pada tahap lanjutan
berfokus pada action dari konsumen untuk membeli akun premium, walaupun pada tahap
sebelumnya juga diusahakan membentuk purchase action. Pada prosesnya, promosi dibagi
menjadi tiga, yakni pre-purchase, purchase, dan post-purchase. Pada tahap pre-purchase
dilaksanakan iklan melalui media cetak maupun elektronik yang bertopik bisnis, selain itu
dilaksanakan direct promotion melalui sosialisasi mengenai Finansee pada target pasar.
Selain itu, dilaksanakan kerja sama dengan lembaga pendanaan, seperti Bank Indonesia,
peer to peer lending, dan asosiasi pengusaha. Hal ini dilakukan untuk membentuk
awareness dan interest pengambil keputusan untuk mengadopsi Finansee pada bisnisnya,
selain itu diberikan free trial selama tiga bulan pertama. Pada tahap purchase dilaksanakan
diskon harga hingga 50% pada event maupun periode terbatas tertentu untuk memaksa
proses pembelian. Pada tahap pre-purchase dilaksanakan potongan harga untuk pelaku
usaha yang melakukan perpanjangan langganan pada rentang waktu tertentu, yakni
potongan 10% untuk pembelian akun premium 3 bulan, 20% untuk 6 bulan, dan 30% untuk
1 tahun.

3.2 Rencana Produksi


Dibawah ini merupakan proses pembuatan dari aplikasi Finansee:
1. Melakukan identifikasi khususnya mengenai permasalahan dan kebutuhan analisis
kesehatan keuangan yang terdapat disuatu perusahaan.
2. Melakukan studi literatur mengenai indikator serta parameter dalam menentukan kesehatan
keuangan serta indikator pada AI.
3. Melakukan perancangan tampilan, pengkajian AI, serta perancangan indikator kesehatan
keuangan,
4. Melakukan pengujian AI serta pembuatan prototype aplikasi Finansee.

Untuk mempertahankan standar kualitas dalam proses perancangan dan pembuatan


aplikasi ini menggunakan pendekatan research & development, khususnya model Double
Diamond yang dipopulerkan oleh The British Design pada tahun 2005. Model ini berfokus pada
penciptaan solusi dari analisis masalah (Irbite & Strode, 2016). Tahap ini memfokuskan analisis
situasi dan fitur melalui studi literatur, wawancara, maupun observasi. Melalui data-data tersebut
dirancang dan dibangun aplikasi yang memiliki spesifikasi tertentu. Produk yang telah dihasilkan
kemudian dilakukan pengujian secara bertahap dan juga pengembangan sekaligus pembenahan
berdasarkan hasil evaluasi.
Gambar 3.1 Alur Pembuatan Aplikasi

3.3 Rencana SDM


Pada tahap pengembangan aplikasi, tim Difusi Teknologi beranggotakan tiga orang founder.
Adi Saputra bertanggung jawab pada pengembangan sistem artificial intelligence dan kebutuhan
desain saat pengembangan, Swandewi bertanggung jawab pada pembuatan aplikasi berbasis
website yang mencakup UI/UX dan fitur-fitur pendukung aplikasi, sedangkan Juni Saputra
bertanggung jawab pada aspek pemasaran dan aspek bisnis lainnya, termasuk keuangan. Namun
secara umum, pembagian tugas tidak menutup kerja sama pada satu aspek.
Pada tahap pengembangan lebih lanjut atau eksekusi proyek, akan dilaksanakan
penambahan sumber daya manusia dan dibentuk struktur organisasi seperti pada Gambar 3.2
dibawah ini. Pemberian kompensasi tetap berupa gaji dengan sistem gajian berdasarkan jumlah
waktu kerja sesuai dengan standar UMR Tangerang.

Gambar 3.2 Struktur Organisasi Finansee


3.4 Rencana Keuangan

Gambar 3.3. Net Cash Flow pada Proyeksi Keuangan Finansee

Pada proyek realisasi Finansee dengan matang, dibutuhkan investasi sebesar 153,6 juta
rupiah, yang mana 5,7 juta sebagai modal pengembangan aplikasi dan sisanya sebagai modal kerja
kuarter pertama. Modal kerja dibagi menjadi biaya operasional sebesar 69,4 juta dan biaya
pemasaran sebesar 78,5 juta rupiah. Pendanaan dipenuhi melalui ekuitas pemilik minimum 51%
dan sisanya dari pendanaan dari venture capital, angel investor, ataupun peer to peer lending. Pada
tahun pertama, total kas yang diperoleh mencapai 189,53 juta dengan total akun yang berlangganan
sebanyak 2.744 akun dalam satu tahun pertama eksekusi proyek. Break even point sudah tercapai
pada kuarter ketiga dengan NPV positif, net profit margin mencapai 34,7%, dan return on investment
di atas 275,2%. Skema ini merupakan proyeksi ideal, proyeksi dapat disesuaikan dengan
menyesuaikan tingkat ekspektasi respon pasar.
DAFTAR PUSTAKA

Andasari P.R, Dura J. 2018. Implementasi Pencatatan Keuangan pada Usaha Kecil dan Menengah
(Studi pada Sentra Industri Keripik Tempe Sanan di Kota Malang) Volume 12 No 1. Malang.
STIE Asia Malang.
Irbite, A. dan S. Aina. 2016. Design Thinking Models in Design Research and Education, Vol 4.
Society Integration Education Proceedings of the International Scientific Conference.
Peraturan Pemerintah Republik Indonesia Nomor 7 Tahun 2021. Kemudahan, Perlindungan, dan
Pemberdayaan Koperasi dan Usaha Mikro, Kecil, dan Menengah. 2 Februari 2021. Jakarta.
Undang-Undang Republik Indonesia Indonesia Nomor 20 Tahun 2008. Usaha Mikro, Kecil, dan
Menengah. 4 Juli 2008. Jakarta.

Anda mungkin juga menyukai