Anda di halaman 1dari 29

LAPORAN KEGIATAN PRAKTIK INDUSTRI

PENGADAAN DAN PENGOLAHAN BERAS SERTA PENGENDALIAN

HAMA (FUMIGASI) DI GUDANG BULOG GSP GOWA

OLEH :

HELENA SENSIA DAWUT : 1627042032

JEIN LISDAYANTI LIAH : 1627040023

PROGRAM STUDI PENDIDIKAN TEKNOLOGI PERTANIAN

FAKULTAS TEKNIK

UNIVERSIATAS NEGERI MAKASSAR

2021
BAB I

PENDAHULUAN

A. Latar Belakang

Praktik Industri merupakan salah satu Program Pendidikan yang dilkasanakan

oleh Universitas Negeri Makassar di luar kampus. Tujuan dilaksanakan kegiatan

Praktik Industri (PI) adalah untuk mengetahui dan mengenal secara nyata kegiatan

pengolahan bahan pangan seperti beras di Perum Bulog Subdivre Makassar Provinsi

Sulawesi Selatan.

Perum Bulog Subdivre Makassar merupakan kantor ketahanan pangan yang

mengadakan pengadaan, penjualan dan penyediaan bahan pangan. Pangan merupakan

kebutuhan dasar utama bagi manusia yang harus dipenuhi setiap saat. Sebagai

kebutuhan dasar dan salah satu hak asasi manusia , pangan mempunyai arti dan peran

yang sangat penting bagi kehidupan satu bangsa. Ketersediaan pangan yang lebih

kecil dibandingkan kebutuhannya dapat mmenciptakan ketidakstabilan ekonomi

Perum Bulog, 2019).

Bagi Indonesia, pangan sering diidentikkan dengan beras karena jenis pangan

ini merupakan makanan pokok utama. Nilai strategis beras juga disebabkan karena

beras adalah makanan pokok paling penting. Industri perberasan memiliki pengaruh

yang besar dalam bidang ekonomi (dalam hal penyerapan tenaga kerja, pertumbuhan

dan dinamika ekonomi perdesaan, sebagai wage food), lingkungan (menjaga tata

guna air dan kebersihan udara) dan sosial politik (sebagai perekat bangasa,

2
mewujudkan ketertiban dan keamanan). Beras juga merupakan sumber utama

pemenuhan gizi yang meliputi kalori, protein, lemak dan vitamin (Harahap dan

Ahyaningsih, 2018).

Ketahanan pangan kita tidak terlepas dari sifat produksi komoditi pangan itu

sendiri yang musiman dan berfluktuasi karena sangat mudah dipengaruhi oleh

iklim/cuaca. Kalau perilaku produksi yang rentan terhadap perubahan iklim tersebut

tidak dilengkapi dengan kebijakan pangan yang tangguh maka akan sangat

merugikan, baik untuk produsen maupun konsumen , khususnya produsen berskala

produksi kecil dan konsumen berpendapatan rendah (Perum Bulog, 2018)

B. Tujuan Kegiatan

Adapun tujuan dari kegiatan Praktek Industri di Perum Bulog Subdivre

Makassar yaitu untuk mengetahui cara pengadaan dan pengolahan beras serta cara

pengendalian hama beras (fumigasi) di Gudang Bulog GSP Gowa.

C. Ruang Lingkup

Pentingnya melakukan praktik industri selama ± 2 bulan di Perum Bulog

Subdivre Makassar sangat berdampak pada mahasiswa yang melaksanakannya,

karena di Perum Bulog Subdivre Makassar tepatnya di Gudang Bulog GSP Gowa

mahasiswa diajarkan tentang bagaimana pengadaan dan pengolahan beras yang akan

disalurkan ke masyarakat serta pengedalian hama (fumigasi) terhadap beras agar

kualitasnya tetap terjaga.

3
D. Manfaat

Adapun manfaat praktik industri adalah sebagai berikut :

1. Bagi penulis, program praktik industri dapat dijadikan sebagai pengalaman,

mendapat ilmu baru untuk meningkatkan kualitas belajar, mendapat keterampilan

dan wawasan yang luas mempersiapkan masa yang akan datang, serta mengetahui

proses pengadaan dan pengolahan beras serta cara pengendalian hama beras

sebelum disalurkan ke masyarakat umum.

2. Bagi pembaca, dapat menambah pengetahuan atau wawasan yang dapat dijadikan

sebagai acuan dalam penulisan yang sama.

E. Waktu dan Tempat Pelaksanaan

Adapun waktu dan tempat pelaksanaan kegiatan praktek industri ini meliputi :

1. Waktu

Waktu pelaksanaan praktik industri ini dilaksanakan mulai tanggal 18 Agustus

2020 sampai dengan tanggal 16 Oktober 2020.

2. Tempat

Adapun tempat pelaksanaan praktik industri ini dilakukan yaitu di Gudang Bulog

GSP Gowa yang terletak di jln. Manggarupi, Kelurahan Paccinongang,

Kecamatan Somba Opu, Kabupaten Gowa, Sulawesi Selatan.

F. Batasan Masalah

Batasan masalah dalam laporan praktik industri yang berlangsung di Gudang

Bulog GSP Gowa adalah proses pengadaan dan pengolahan beras serta cara

pengendalian hama beras (fumigasi).

4
BAB II

GAMBARAN UMUM INSTANSI

A. Sejarah Instansi

Perjalanan Perum BULOG dimulai pada saat dibentuknya BULOG (Badan

Urusan Logistik) pada tanggal 10 Mei 1967 berdasarkan Keputusan Presidium

Kabinet No.114/U/Kep/5/1967, dengan tujuan pokok untuk mengamankan

penyediaan pangan dalam rangka menegakkan eksistensi pemerintahan baru.

Selanjutnya direvisi melalui Keppres No. 39 tahun 1969 tanggal 21 Januari 1969

dengan tugas pokok melakukan stabilisasi harga beras, dan kemudian direvisi

kembali melalui Keppres No 39 tahun 1987, yang dimaksudkan untuk menyongsong

tugas BULOG dalam rangka mendukung pembangunan komoditas pangan yang multi

komoditas. Perubahan berikutnya dilakukan melalui Keppres No. 103 tahun 1993

yang memperluas tanggung jawab BULOG mencakup koordinasi pembangunan

pangan dan meningkatkan mutu gizi pangan, yaitu ketika Kepala BULOG dirangkap

oleh Menteri Negara Urusan Pangan.

Pada tahun 1995, keluar Keppres No 50, untuk menyempurnakan struktur

organisasi BULOG yang pada dasarnya bertujuan untuk lebih mempertajam tugas

pokok, fungsi serta peran BULOG. Oleh karena itu, tanggung jawab BULOG lebih

difokuskan pada peningkatan stabilisasi dan pengelolaan persediaan bahan pokok dan

pangan. Tugas pokok BULOG sesuai Keppres tersebut adalah mengendalikan harga

dan mengelola persediaan beras, gula, gandum, terigu, kedelai, pakan dan bahan

pangan lainnya, baik secara langsung maupun tidak langsung, dalam rangka menjaga

5
kestabilan harga bahan pangan bagi produsen dan konsumen serta memenuhi

kebutuhan pangan berdasarkan kebijaksanaan umum Pemerintah. Namun tugas

tersebut berubah dengan keluarnya Keppres No. 45 tahun 1997, dimana komoditas

yang dikelola BULOG dikurangi dan tinggal beras dan gula. Kemudian melalui

Keppres No 19 tahun 1998 tanggal 21 Januari 1998, Pemerintah mengembalikan

tugas BULOG seperti Keppres No 39 tahun 1968.

Arah Pemerintah mendorong BULOG menuju suatu bentuk badan usaha mulai

terlihat dengan terbitnya Keppres No. 29 tahun 2000, dimana didalamnya tersirat

BULOG sebagai organisasi transisi (tahun 2003) menuju organisasi yang bergerak di

bidang jasa logistik di samping masih menangani tugas tradisionalnya. Pada Keppres

No. 29 tahun 2000 tersebut, tugas pokok BULOG adalah melaksanakan tugas

Pemerintah di bidang manajemen logistik melalui pengelolaan persediaan, distribusi

dan pengendalian harga beras (mempertahankan Harga Pembelian Pemerintah –

HPP), serta usaha jasa logistik sesuai dengan peraturan perundang-undangan yang

berlaku. Arah perubahan tersebut semakin kuat dengan keluarnya Keppres No 166

tahun 2000, yang selanjutnya diubah menjadi Keppres No. 103/2000. Kemudian

diubah lagi dengan Keppres No. 03 tahun 2002 tanggal 7 Januari 2002 dimana tugas

pokok BULOG masih sama dengan ketentuan dalam Keppers No 29 tahun 2000,

tetapi dengan nomenklatur yang berbeda dan memberi waktu masa transisi sampai

dengan tahun 2003. Akhirnya dengan dikeluarkannya Peraturan Pemerintah RI no. 7

tahun 2003 BULOG resmi beralih status menjadi Perusahaan Umum (Perum)

BULOG.

6
B. Visi dan Misi Instansi

1. Visi

Menjadi perusahaan pangan yang unggul dan terpercaya dalam mendukung

terwujudnya kedaulatan pangan.

2. Misi

Perum Bulog selaku lembaga yang melaksanakan tugas umum pemerintah dan

pembangunan di bidang manajeman logistik melalui pengelolaan persediaan,

distribusi dan pengendalian harga beras, serta usaha logistik memiliki misi sebagai

berikut:

a. Menjalankan usaha logistik pangan pokok dengan mengutamakan layanan kepada

masyarakat.

b. Melaksanakan praktik manajemen unggul dengan dukungan sumber daya

manusia yang profesional, teknologi yang terdepan dan sistem yang terintegarasi.

c. Menerapkan prinsip tata kelola perusahaan yang baik serta senantiasa melakukan

perbaikan yang berkelanjutan.

d. Menjamin ketersediaan, keterjangkauan dan stabilitas komoditas pangan pokok.

C. Lokasi Instansi

Gudang Bulog GSP Gowa terletak di jalan Manggarupi, Kelurahan

Paccinongang, Kecamatan Somba Opu, Kabupaten Gowa, Provinsi Sulawesi Selatan.

7
Gambar 2.1 Lokasi Gudang Bulog GSP Gowa

8
D. Strukur Organisasi

DIREKSI

KEPALA
WAKIL KEPALA

BIDANG BIDANG BIDANG BIDANG


PENGADAAN OPERASIONAL DAN KOMERSIAL ADMINISTRASI
PELAYANAN PUBLIK DAN KEUANGAN

SEKSI
SEKSI ANALISIS SEKSI SEKSI SDM
PRODUK DAN
HARGA DAN PENGOLAHAN DAN HUKUM
PEMASARAN
PASAR

SEKSI
SEKSI SEKSI SEKSI
PERGUDANGAN,
KEMITRAAN PENGENDALIAN SEKRETARIAT
PERSEDIAAN DAN
DAN ON FARM PERDAGANGAN DAN HUMAS
ANGKUTAN

SEKSI SEKSI PERAWATAN SEKSI UMUM


PENGADAAN DAN SEKSI DAN TI
GABAH/BERAS PENGENDALIAN PENJUALAN
MUTU

SEKSI
SEKSI KEUANGAN
SEKSI PELAYANAN
PENGADAAN
PUBLIK
PANGAN POKOK
LAIN
SEKSI
AKUNTANSI,
MANAJEMEN
RISIKO DAN
KEPATUHAN
SUBDIVISI
REGIONAL

KANTOR SEKSI
LOGISTIK

PUSAT UNIT GUDANG


DISTRIBUSI PENGOLAHAN

Gambar 2.2 Struktur Organisasi Instansi

9
E. Uraian Tugas

Tugas dan wewenang setiap devisi atau bagian yang ada di Perum Bulog

Divisi Regional Sulawesi Selatan adalah :

1. Kepala Divisi Regional

Kepala Divisi Regional mempunyai tugas :

a. Melaksanakan kebijakan perusahaan dan menyelenggarakan kegiatan

pengadaan, operasional dan pelayanan publik, komersial, pengelolaan

administrasi dan keuangan di wilayah kerjanya.

b. Khusus untuk pengelolaan administrasi dan keuangan termasuk SDM, hukum,

umum, sekretariat, humas, teknologi informasi, keuangan, akuntansi serta

manajemen risiko dan kepatuhan, Kadivre melaksanakan koordinasi dengan

Wakadivre.

2. Wakil Kepala Divisi Regional

Wakil Kepala Divisi Regional mempunyai tugas :

a. Membantu tugas dari Kepala Divisi Regional.

b. Mewakili Kepala Divisi Regional apabila berhalangan untuk menghadiri

pertemuan.

c. Mengelola fungsi administrasi dan keuangan termasuk SDM, hukum, umum,

sekretariat, humas teknologi informasi, keuangan, akuntansi serta manajemen

risiko dan kepatuhan.

3. Bidang Pengadaan

10
a. Kepala Bidang Pengadaan mempunyai tugas yaitu melaksanakan kegiatan

analisis harga dan pasar, program kemitraan dan on farm, pengadaan gabah,

beras dan pengadaan pangan pokok lain.

b. Bidang Pengadaan terdiri dari :

1) Seksi Analisis Harga dan Pasar

Seksi Analisis Harga dan Pasar mempunyai tugas :

a) Melakukan pengamatan dan pengumpulan data harga, kondisi dan

struktur pasar, tata niaga komoditas gabah, beras dan pangan pokok

lain.

b) Penyediaan data statistik, rangkuman penyusunanan rencana kerja

Divre untuk mendukung kegiatan operasional dan komersial.

c) Serta memantau, mengevaluasi dan melaporkan kegiatan analisis dan

harga pasar.

2) Seksi Kemitraan dan On Farm

Seksi Kemitraan dan On Farm mempunyai tugas :

a) Melakukan pendataan, seleksi, evaluasi dan pembinaan mitra kerja

pengadaan.

b) Penyiapan rencana, penyediaan dan pengelolaan lahan untuk kegiatan

on farm baik secara mandiri maupun dengan pola kerjasama kemitraan

atau sinergi antar badan usaha.

c) Serta memantau, mengevaluasi dan melaporkan kegiatan kemitraan

dan on farm.

11
3) Seksi Pengadaan Gabah/Beras

Seksi Pengadaan Gabah/Beras mempunyai tugas :

a) Melakukan penyiapan program pengadaan gabah dan beras

medium/premium serta perangkat pemeriksaan kualitas.

b) Penghitungan kebutuhan yang meliputi bahan pendukung, L/C

pengadaan, biaya eksploitasi.

c) Penyiapan administrasi pengadaan seperti kontrak jual beli dan

dokumen lainnya.

d) Serta memantau, mengevaluasi dan melaporkan kegiatan pengadaan

gabah dan beras medium/premium hasil produksi dalam negeri.

4) Seksi Pengadaan Pangan Pokok

Seksi Pengadaan pangan pokok mempunyai tugas :

a) Melakukan penyiapan program pengadaan pangan pokok lain meliputi

hasil pertanian, hasil industri dan hasil peternakan dan perikanan.

b) Penghitungan kebutuhan yang meliputi bahan pendukung, L/C

pengadaan, biaya eksploitasi, penyiapan administrasi pengadaan

seperti kontrak jual beli dan dokumen lainnya.

c) Serta memantau, mengevaluasi dan melaporkan kegiatan pengadaan

pangan pokok lain.

4. Bidang Operasional dan Pelayanan Publik

a. Kepala Biadang Operasional dan Pelayanan Publik mempunyai tugas yaitu

melaksanakan kegiatan pengolahan, pengelolaan pergudangan dan

12
pemeliharaan sarana pengolahan, persediaan dan penyediaan angkutan,

perawatan kualitas dan pengendalian mutu, serta penyaluran beras, pangan

pokok lainnya dan Cadangan Pangan Pemerintah (CPP) untuk pelayanan

publik.

b. Bidang Operasional terdiri dari :

1) Seksi Pengolahan

Seksi Pengolahan mempunyai tugas :

a) Melakukan penyiapan rencana operasional, sarana dan prasarana,

administrasi biaya dan bahan pendukung untuk kegiatan pengolahan

gabah/eras dan pangan pokok lainnya.

b) Standarisasi mutu/Good Manufacturing Practice (GMP) termasuk

penggilingan gabah dan mesin pengolahan lainnya.

c) Penjadwalan dan pelaksanaan kegiatan pemeliharaan sarana

pengolahan yang dibutuhkan termasuk biaya, serta memantau,

mengevaluasi dan melaporkan kegiatan pengolahan.

2) Seksi Pergudangan, Persediaan dan Angkutan

Seksi Pergudangan, Persediaan dan Angkutan mempunyai tugas :

a) Melakukan pengelolaan pergudangan meliputi kebutuhan kapasitas

penyimpanan dan sarana gudang, biaya sewa gudang, biaya

operasional dan biaya rawat ringan gudang.

b) Penerapan ISO dan keselamatan dan kesehatan kerja.

13
c) Administrasi persediaan jumlah, posisi dan mutasi persediaan gabah,

beras dan pangan pokok lainnya.

d) Penyiapan pelaksanaan operasional dan administrasi angkutan

movenas, movereg dan movelok dan angkutan pangan pokok lain

untuk mendukung kegiatan pelayanan publik dan komersial.

e) Serta memantau, mengevaluasi dan melaporkan kegiatan pengelolaan

pergudangan, persediaan dan angkutan.

3) Seksi Perawatan dan Pengendalian Mutu

Seksi Perawatan dan Pengendalian Mutu mempunyai tugas :

a) Melakukan operasional dan administrasi perawatan dan pengendalian

mutu

b) Penyiapan sarana dan prasarana perawatan kualitas.

c) Penghitungan dan pengajuan biaya perawatan kualitas.

d) Standarisasi mutu gabah, beras dan pangan pokok lainnya termasuk

sarana penunjangnya.

e) Pengendalian dokumen dana manajemen standarisasi mutu (ISO, SNI

dan standarisasi lainnya).

f) Serta memantau, mengevaluasi dan melaporkan kegiatan perawatan

dan pengendalian mutu.

4) Seksi Pelayanan Publik

Seksi Pelayanan Publik mempunyai tugas :

14
a) Melakukan operasional dan administrasi penyaluran beras kepada

kelompok masyarakat berpendapatan rendah, kelembagaan pemerintah

dan CPP.

b) Pengajuan kebutuhan biaya operasional, eksploitasi, sosialisasi dan

koordinasi dengan pihak lain.

c) Penghimpunan data dan penyelesaian pengaduan masyarakat.

d) Administrasi dokumen penagihan pemyaluran beras.

e) Serta memantau, mengevaluasi dan melaporkan kegiatan pelayanan

publik.

5. Bidang Komersial

a. Kepala Bidang Komersial mempunyai tugas yaitu melaksanakan

perdagangan, penjualan langsung, penjualan distributor dan took binaan.

b. Bidang Komersial terdiri dari:

1) Seksi Poduk dan Pemasaran

Seksi Produk dan Pemasaran mempunyai tugas :

a) Melakukan analisis pengembangan produk perberasan, produk hasil

pertanian dan industri serta produk hasil peternakan dan perikanan

beserta tururnannya sesuai permintaan pasar.

b) Pemantauan spesifikasi, kualitas dan harga penjualan produk dan

kemasan.

15
c) Pemasaran dan promosi produk, kerjasama pemasaran dan promosi

dengan pihak lain, penghitungan data dan pengajuan biaya promosi

dan evaluasi kepuasan dan keluhan pelanggan.

d) Serta memantau, mengevaluasi dan melaporkan kegiatan produk dan

pemasaran.

2) Seksi Pengendalian dan Perdagangan

Seksi Pengendalian dan Perdagangan mempunyai tugas :

a) Melakukan perencanaan penjualan produk dagang dan strategi

penetapan harga dan penjualan beserta keuntungan.

b) Pengendalian persediaan produk dagang, penempatan dan pengiriman

produk dagang di/dari pusat distribusi.

c) Distribusi produk antar tempat, biaya penjualan, modal, penagihan dan

penerimaan hasil penjualan.

d) Penyiapan laporan manajemen Biadang Komersial serta memantau,

mengevaluasi dan melaporkan kegiatan pengendalian pergadangan.

3) Seksi Penjualan

Seksi Penjualan mempunyai tugas :

a) Penjualan produk secara langsung kepada kelembagaan pemerintah

dan non pemerintah, Badan Usaha Milik Negara dan Badan Usaha

lainnya termasuk hotel, restoran dan catering, Badan Uasaha Milik

Swasta dan badan usaha lainnya.

16
b) Penjualan produk secaratidak langsung melalui distributor dan

jaringan took binaan

c) Administrasi biaya operasional dan hasil penjualan produk

d) Serta memantau, mengevaluasi dan melaporkan kegiatan penjualan.

6. Bidang Administrasi dan Keuangan

a. Kepala Bidang Administrasi dan Keuangan mempunyai tugas yaitu

melaksanakan pengelolaan SDM dan hukum, sekretariat dan hubungan

masyarakat (humas), umum dan teknologi informasi, keuangan, akuntansi,

perpajakan, manajemen risiko dan kepatuhan.

b. Bidang Administrasi dan Keuangan terdiri dari :

1) Seksi SDM dan Hukum

Seksi SDM dan Hukum mempunyai tugas :

a) Melakukan pengelolaan data dan sistem informasi SDM, pendataan

kebutuhan dan pengembangan SDM, pengusulan ritasi, mutasi dan

promosi karyawan.

b) Pengelolaan administrasi dan kesejahteraan karyawan, penerapann

K3LH, penyusunan dan penelaahan perjanjian/kontrak, pelayanan

konsultasi hukum, penanganan dan pemantauan penyelesaian klaim.

c) Serta memantau, mengevaluasi dan melaporkan kegiatan pengelolaan

SDM dan hokum.

2) Seksi Sekretariat dan Humas

Seksi Sekretariat dan Humas mempunyai tugas:

17
a) Melakukan pengelolaan surat menyurat, ekspedisi, dokumentasi dan

arsip dokumen perusahaan, kegiatan protokoler, administrasi dan

perjalanan dinas.

b) Pengolahan berita dan informasi, menjalin komunikasi dengan media

massa, masyarakat dan pemangku kepentingan lainnya, pengelolaan

Program Kemitraan dan Bina Lingkungan (PKBL) dalam rangka

meningkatkan citra baik perusahaan.

c) Serta memantau, mengevaluasi dan melaporkan kegiatan sekretariat

dan humas.

3) Seksi Umum dan Teknologi

Seksi Umum dan Teknologi mempunyai tugas :

a) Melakukan pengelolaan kerumahtanggaan, pemeliharaan sarana dan

prasarana Divre, pengajuan usulan pengadaan sarana penyimpanan,

sarana kantor, sarana lainnya dan Replacement and Rehab (RR).

b) Inventarisasi dan administrasi asset tetap, pelayanan teknologi

informasi, update data dan informasi, update data dan informasi pada

website, pemantauan ketersediaan layanan, pemeliharaan sistem

aplikasi dan infrastruktur teknologi informasi.

c) Serta memantau, mengevaluasi dan melaporkan kegiatan umum dan

teknologi informasi.

4) Seksi Keuangan

Seksi Keuangan mempunyai tugas :

18
a) Melakukan administrasi dan verifikasi seluruh proses penerimaan dan

pengeluaran transaksi keuangan, baik untuk kegiatan operasional

maupun komersial.

b) Penyelesaian tagihan/piutang usaha, pengendalian dan realisasi

anggaran, serta memantau, mengevaluasi dan melaporkan kegiatan

keuangan.

5) Seksi Akuntansi, Manajemen Risiko dan Kepatuhan

Seksi Akuntansi, Manajemen Risiko dan Kepatuhan mempunyai tugas :

a) Melakukan pencatatan, pengecekkan, pengkoreksian dan pengarsipan

seluruh transaksi keuangan, pencatatan transaksi buku tambahan

terhadap akun/kodering uang muka, piutang, asset tetap, hutang dan

lainnya.

b) Pengecekkan, penghitungan, pemungutan, penyetoran, pelaporan dan

penyimpanan dokumen PPN, PPh dan pajak lainnya, penyusunan

laporan keuangan Divre.

c) Pengelolaan dan penerapan manajemen risiko dan kepatuhan di Divre,

serta memantau, mengevaluasi dan melaporkan kegiatan akuntansi,

manajemen risiko dan kepatuhan.

7. Sub Divisi Regional

Kepala Sub Divisi Regional mempunyai tugas :

1) Memimpin Sub Divre dengan tugas yang telah ditetapkan berdasarkan

ketentuan yang berlaku.

19
2) Membina Sumber Daya Perum BULOG di lingkungan Sub Divre.

3) Melaksanakan kebijakan teknis dibidang pelayanan publik, perencanaan dan

pengembangan usaha, administrasi dan keuangan.

4) Melaksanakan kerja sama dengan bidang usaha lain atau Instansi Pemerintah.

8. Kantor Seksi Logistik

Kantor Seksi Logistik mempunyai tugas yaitu melaksanakan seabagai tugas dan

fungsi Perum BULOG dibidang pelayanan public dalam wilayah kerja.

9. Gudang BULOG

Kepala Gudang BULOG mempunyai tugas yaitu melakukan urusan pemasukkan,

penyimpanan, perawatan dan pengeluaran barang komoditi Perum BULOG serta

administrasi keuangan, Sumber Daya Manusia dan ketatausahaan.

F. Lay Out

Gambar 2.3 Lay Out

20
BAB III

URAIAN KEGIATAN

Kegiatan yang dilakukan selama praktik industri di Gudang Bulog GSP Gowa

meliputi pengadaan dan pengolahan beras dan pengendalian hama beras (fumigasi).

Pengadaan beras berasal dari pengadaan dalam negeri, hasil giling gabah, hasil

reproses/rebaging, move in regional, move in nasional, pengadaaan luar negeri,

pengembalian, pembatalan Delivery Order (DO) dan koreksi. Alir pengadaan beras

berawal dari Kantor Pusat Perum Bulog memberikan target pengadaan kepada Divisi

Regional (Divre)/Sub Divisi Regional (Subdivre). Divre/Subdivre melakukan kontak

melalui 3 saluran Unit Bisnis Pengolahan Gabah dan Beras (UB-PGB), Satuan Tugas

(SATGAS) dan Mitra Kerja.ketika saluran tersebut mengirimkan beras ke gudang

yang ditunjuk, sesuai dengan jumlah yang disepakati. Penerimaan beras di gudang

diawali dengan survei pemeriksaan kualitas dan kuantitas sebelum masuk oleh

petugas pemeriksa kualitas. Bila kualitas dan kuantitas sesuai dengan kesepakatan

maka gudang akan menerima beras dan membuat laporan penerima barang

(Kristyaningrum et al., 2017)

Gudang di Perum Bulog hanya menerima beras dalam bentuk GKG (Gabah

Kering Panen), UB-PGB membeli GKP dengan kualitas apapun dari petani dan

mengolahnya menjadi GKG (Gabah Kering Giling) yang sesuai dengan standar

kualitas Bulog. GKG yang diterima Bulog adalah gabah dengan kualitas kadar air

maksimum 14% dan kadar hampa kotoran maksimum 3% (Famee, 2015).

21
Tabel 2.1. Persyaratan Kualitas GKP dan GKG

Persyaratan Kualitas GKP GKG


Kadar Air Maks 25% Maks 14%
Butir Hampa/Kotoran Maks 10% Maks 3 %
Sumber :Keputusan Menteri Pertanian Republik Indonesia, 2019

SATGAS merupakan bagian dari Perum Bulog yang turun langsung ke petani

dan bekerjasama dengan UPGB atau Mitra Kerja untuk mengolahnya menjadi GKG

untuk dikirim ke gudang Bulog. Mitra Kerja biasanya dari perusahan swasta.

Persyaratan kualitas beras yang diterima di gudang oleh Perum Bulog dapat dilihat

pada tabel 3.2 berikut ini.

Tabel 3.2. Persyaratan Kualitas Beras

Persayaratan Kualitas Beras


Kadar Air Maks 14%
Derajat Sosoh Min 95%
Butir Patah Maks 20%
Butir Menir Maks 2%
Sumber: Perum Bulog, 2019

Beras hasil reproses/rebaging merupakan beras yang disimpan lebih dari 3

bulan yang dibongkar untuk mengganti yang sudah tidak layak dipakai atau dicampur

dengan beras yang baru lalu dikemas dalam karung yang baru (biasanya karung 15

kg) untuk kemudian disalurkan ke masyarakat dalam bentuk raskin atau bansos.

Sebelum disalurkan, karung beras ditumpukkan di dalam satu gudang untuk

dilakukan pengendalian hama (fumigasi) agar hama yang dapat merusak beras mati.

Move regional (movereg) merupakan proses pemindahan barang milik Perum Bulog

dari gudang ke gudang lainnya pada satu subdivre dan/atau antar subdivre dalam satu

22
wilayah Divre dengan memakai jasa pengangkut. Move Nasional (movenas)

merupakan penyaluran beras dari Perum Bulog ke Perum Bulog luar provinsi

(Riyadh, 2018).

Pengendalian hama beras di dalam gudang dilakukan dengan cara spraying

dan fumigasi. Spraying dilakukan rutin setiap bulan atau pada saat hama masih

tingkat rendah. Fumigasi dilakukan rutin 3 bulan sekali oleh seksi Pest Quality

Control (PQR) dan tenaga buruh. Pelaksanaan fumigasi membutuhkan 4 hingga 5

orang untuk 1 tumpukan untuk membungkus tumpukan beras dengan plastik sungkup

bening yang sukar robek atau berkualitas tinggi. Plastik sungkup berfungsi untuk

mencegah penguapan fumigan berevaporasi dengan udara terbuka, sehingga fumigasi

bisa berjalan optimal (Seameo Biotrop, 2012).

Fumigasi adalah cara tercepat untuk mengontrol hama gudang dan menghemat

waktu serta biaya. Fumigasi juga merupakan cara yang terefektif untuk mengatasi

berbagai jenis serangga/hama yang menyerang beras dan komoditas lainnya. Dengan

fumigasi, sangat memungkinkan untuk mengontrol semuas fase kehidupan hama dan

dapat menjangkau area yang sulit diraih semprotan, serbuk dan aerosol (Arum dan

Hasjim, 2020).

Pengendalian hama gudang dengan cara memasukan atau melepaskan fumigan

kedalam ruang tertutup atau kedap udara untuk beberapa waktu dalam dosis dan

konsentrasi yang dapat mematikan hama. Obat akan menyublim dan membunuh kutu

yang biasanya menyerang beras yang disimpan lebih dari tiga bulan. Keuntungan

pengendalian dengan cara ini yaitu efektif mengendalikan seluruh jenis hama, tidak

23
merusak komoditi, tidak meninggalkan residu sehingga tidak berbahaya bagi

konsumen dan dapat menjangkau hama hingga ketempat yang paling sulit (Harahap

dan Ahyaningsih, 2018).

Fumigan merupakan obat yang dipakai untuk fumigasi dan konsentrat fumigan

dapat bertahan 7-10 hari. Setelah 10 hari beras dianginkan sehingga konsentrat

fumigan dapat terurai dan tidak berbahaya. Fumigan yang digunakan dalam fumigasi

di gudang-gudang Bulog adalah Phosphine dan Metyl bromide. Fumigasi untuk1 ton

beras dilakukan dengan 2 tablet fumigan seberat 3 gram per tablet (Badan Karantina

Pertanian, 2017).

Gambar 3.1 Obat Phosphine

Proses fumigasi terdiri atas 3 tahap, yaitu tahap persiapan, tahap pelaksanaan

dan tahap proses aerasi.

1. Tahap Persiapan

Setelah memeriksa keselamatan lingkungan dengan memperhatikan

populasi sekitarnya, baik manusia maupun hewan peliharaan, kemudian dilakukan

pemeriksaan gudang dan tumpukkan yang akan difumigasi, kapasitas gudang dan

jumlah fumigant yang akan digunakan berdasarkan dosis pemakaian. Peralatan

yang diperlukan yaitu plastik sungkup (tebal antara 0,05-0,10 mm), lakban,

24
penindih, peralatan keselamatan kerja, fumigan (phosphine) dan piringan dalam

jumlah yang cukup.

2. Tahap Pelaksanaan Fumigasi

Pada tahap ini, tumpukan beras disungkup sekedap mungkin dengan

plastik sungkup, dilebihkan paling tidak 1 meter pada setiap sisinya. Setelah

menutup semua tumpukkan dengan plastik, buka tutup kaleng phospine di

ruangan terbuka dan letakkan tablet dengan menggunakan sarung tangan pada

piringan, setelah itu diletakkan diatas lantai dibawah tumpukkan yang

memungkinkan fumigan dapat tersebar secara merata ke semua arah.

Gambar 3.2 Tumpukkan Beras Ditutup Dengan Plastik Sungkup

Setiap ujung plastik dirapatkan diatas lantai, lipat pada setiap ujung

tumpukkan serta rekatkan dengan lakban atau tempatkan penindih pada sepanjang

sisi tumpukkan untuk mencegah kebocoran, sehingga tumpukkan benar-benar

kedap udara. Tanda bahaya ditempelkan pada tempat yang mudah dikenali dan

biarkan proes fumigasi berlangsung selama 3 x 24 jam. Setelah itu, pintu gudang

ditutup secepatnya, karena phosphine akan terurai setelah 2-3 jam dan perlahan

membunuh telur, larva dan hama-hama gudang.

25
Gambar 3.3 Piringan yang Berisi Phospine Diletakkan Dibawah Tumpukkan

3. Tahap Proses Aerasi

Setelah 3 x 24 jam, pintu gudang dibuka kemudian dilakukan pemeriksaan

udara di dalam gudang dengan menggunakan pengukur gas phosphine (Detector

Tube). Batas amang yang harus diperhatikkan 0,3 ppm, bila melebihi ambang

batas, gunakan masker. Kemudian plastik sungkup dibuka dan biarkan selama 1-2

jam sampai konsentrasi gas benar-benar berada dibawah ambang batas. Bersihkan

gudang dan buang sisa-sisa fumigan.

Detector Tube bekerja dengan cara menyedot gas sampel melalui sebuah

tube yang berisi bahan kimia yang akan bereaksi (berubah warna) jika terkena

H2S. Pompa akan mnyedot gas sampel/udara melaui tube. Panjangnya perubahan

warna yang terjadi akan menunjukkan konsentrasi gas H2S yang terukur.

Gambar 3.4 Detector Tube

26
BAB IV

PENUTUP

A. Kesimpulan

Adapun kesimpulan dari hasil praktik industri di Gudang Bulog GSP Gowa

yaitu pengadaan dan pengolahan beras yang dilakukan pihak Gudang Bulog GSP

Gowa cukup membantu pemerintah dalam penyediaan komoditas pangan pokok bagi

masyarakat.

B. Saran

1. Dalam melakukan pengolahan beras terutama pada reproses/rebaging sebaiknya

pihak gudang memperhatikan kebersihan gudang terlebih dahulu agar beras yang

diolah juga terjamin kebersihannya.

2. Pihak gudang sebaiknya melakukan pengendalian kualitas secara terus menerus,

agar jumlah beras mengalami penurunan mutu akibat hama gudang dapat

diminimalkan lebih kecil.

27
DAFTAR PUSTAKA

Arum, R. S. dan Hasjim, S. 2020.Pengaruh Fumigasi Fosfin (PH 3) Dalam


Mengendalikan Tribolium castaneum (Herbst) Pada Tepung Gandum. Jurnal
Bioindustri 2(2), 466-475.

Badan Karantina Pertanian. Manual Fosfin untuk Perlakuan Karantina Tumbuhan.


2017. Jakarta: Badan Karantina Tumbuhan Pertanian.

Bulog. 2020. Ketahanan Pangan. http://www.bulog.co.id/ketahananpangan.php.


Diakses pada tanggal 18 November 2020.

Bulog. 2020. Sejarah Perum Bulog. http://www.bulog.co.id/sejarahperumbulog.php.


Diakses pada tanggal 18 November 2020.

Bulog. 2020. Visi dan Misi Perum Bulog. http://www.bulog.co.id/visidan


misiperumbulog.php. Diakses pada tanggal 18 November 2020.

Famee, D. A. N. 2015. Efisiensi Persediaan Beras Perum BULOG Divisi Istimewa


Yogyakarta. Program Sarjana UniversitasGadjah Mada, Yogyakarta.
(SkripsiSarjana Pertanian).

Harahap, R. I. dan Ahyaningsih, F. 2018. Pengawasan Mutu Beras Pada Perusahaan


Umum Bulog Devisi Regional Sumatera Utara. Karismatika 4(1), 54-65.

Kristyaningrum, E. Y. D., Ekowati, T. dan Setiadi, A. 2017. Analisis Persediaan


Beras Pada Perusahaan Umum Bulog Divisi Regional Jawa Timur.
AGRISOCIONOMIS : Jurnal Sosial Ekonomi Pertanian 1(1), 11-17.
Menteri Pertanian Republik Indonesia. 2019. Kriteria Penurunan Mutu Cadangan
Beras Pemerintah. Keputusan Menteri Pertanian Republik Indonesia Nomor
45/KPTS/Kn.130/J/06/2019.

Perusahaan Umum Bulog. 2018. Ketahanan Pangan. Jakarta : Kementrian Pertanian.

Perusahaan Umum Bulog. 2019. Pangan. Jakarta: Kementrian Pertanian.

28
Riyadh, M. I. 2018. Analisis Saluran Pemasaran Lima Pangan Pokok dan Pebting di
Lima Kabupaten Sumatera Utara. Ekonomi Dan Kebijakan Publik, 9(2), 161-
171.

Seameo Biotrop. 2012. Modul Pengelolaan Hama Gudang Terpadu. Seameo Biotrop.

29

Anda mungkin juga menyukai