Laporan PI
Laporan PI
OLEH :
FAKULTAS TEKNIK
2021
BAB I
PENDAHULUAN
A. Latar Belakang
Praktik Industri (PI) adalah untuk mengetahui dan mengenal secara nyata kegiatan
pengolahan bahan pangan seperti beras di Perum Bulog Subdivre Makassar Provinsi
Sulawesi Selatan.
kebutuhan dasar utama bagi manusia yang harus dipenuhi setiap saat. Sebagai
kebutuhan dasar dan salah satu hak asasi manusia , pangan mempunyai arti dan peran
yang sangat penting bagi kehidupan satu bangsa. Ketersediaan pangan yang lebih
Bagi Indonesia, pangan sering diidentikkan dengan beras karena jenis pangan
ini merupakan makanan pokok utama. Nilai strategis beras juga disebabkan karena
beras adalah makanan pokok paling penting. Industri perberasan memiliki pengaruh
yang besar dalam bidang ekonomi (dalam hal penyerapan tenaga kerja, pertumbuhan
dan dinamika ekonomi perdesaan, sebagai wage food), lingkungan (menjaga tata
guna air dan kebersihan udara) dan sosial politik (sebagai perekat bangasa,
2
mewujudkan ketertiban dan keamanan). Beras juga merupakan sumber utama
pemenuhan gizi yang meliputi kalori, protein, lemak dan vitamin (Harahap dan
Ahyaningsih, 2018).
Ketahanan pangan kita tidak terlepas dari sifat produksi komoditi pangan itu
sendiri yang musiman dan berfluktuasi karena sangat mudah dipengaruhi oleh
iklim/cuaca. Kalau perilaku produksi yang rentan terhadap perubahan iklim tersebut
tidak dilengkapi dengan kebijakan pangan yang tangguh maka akan sangat
B. Tujuan Kegiatan
Makassar yaitu untuk mengetahui cara pengadaan dan pengolahan beras serta cara
C. Ruang Lingkup
karena di Perum Bulog Subdivre Makassar tepatnya di Gudang Bulog GSP Gowa
mahasiswa diajarkan tentang bagaimana pengadaan dan pengolahan beras yang akan
3
D. Manfaat
dan wawasan yang luas mempersiapkan masa yang akan datang, serta mengetahui
proses pengadaan dan pengolahan beras serta cara pengendalian hama beras
2. Bagi pembaca, dapat menambah pengetahuan atau wawasan yang dapat dijadikan
Adapun waktu dan tempat pelaksanaan kegiatan praktek industri ini meliputi :
1. Waktu
2. Tempat
Adapun tempat pelaksanaan praktik industri ini dilakukan yaitu di Gudang Bulog
F. Batasan Masalah
Bulog GSP Gowa adalah proses pengadaan dan pengolahan beras serta cara
4
BAB II
A. Sejarah Instansi
Selanjutnya direvisi melalui Keppres No. 39 tahun 1969 tanggal 21 Januari 1969
dengan tugas pokok melakukan stabilisasi harga beras, dan kemudian direvisi
tugas BULOG dalam rangka mendukung pembangunan komoditas pangan yang multi
komoditas. Perubahan berikutnya dilakukan melalui Keppres No. 103 tahun 1993
pangan dan meningkatkan mutu gizi pangan, yaitu ketika Kepala BULOG dirangkap
organisasi BULOG yang pada dasarnya bertujuan untuk lebih mempertajam tugas
pokok, fungsi serta peran BULOG. Oleh karena itu, tanggung jawab BULOG lebih
difokuskan pada peningkatan stabilisasi dan pengelolaan persediaan bahan pokok dan
pangan. Tugas pokok BULOG sesuai Keppres tersebut adalah mengendalikan harga
dan mengelola persediaan beras, gula, gandum, terigu, kedelai, pakan dan bahan
pangan lainnya, baik secara langsung maupun tidak langsung, dalam rangka menjaga
5
kestabilan harga bahan pangan bagi produsen dan konsumen serta memenuhi
tersebut berubah dengan keluarnya Keppres No. 45 tahun 1997, dimana komoditas
yang dikelola BULOG dikurangi dan tinggal beras dan gula. Kemudian melalui
Arah Pemerintah mendorong BULOG menuju suatu bentuk badan usaha mulai
terlihat dengan terbitnya Keppres No. 29 tahun 2000, dimana didalamnya tersirat
BULOG sebagai organisasi transisi (tahun 2003) menuju organisasi yang bergerak di
bidang jasa logistik di samping masih menangani tugas tradisionalnya. Pada Keppres
No. 29 tahun 2000 tersebut, tugas pokok BULOG adalah melaksanakan tugas
HPP), serta usaha jasa logistik sesuai dengan peraturan perundang-undangan yang
berlaku. Arah perubahan tersebut semakin kuat dengan keluarnya Keppres No 166
tahun 2000, yang selanjutnya diubah menjadi Keppres No. 103/2000. Kemudian
diubah lagi dengan Keppres No. 03 tahun 2002 tanggal 7 Januari 2002 dimana tugas
pokok BULOG masih sama dengan ketentuan dalam Keppers No 29 tahun 2000,
tetapi dengan nomenklatur yang berbeda dan memberi waktu masa transisi sampai
tahun 2003 BULOG resmi beralih status menjadi Perusahaan Umum (Perum)
BULOG.
6
B. Visi dan Misi Instansi
1. Visi
2. Misi
Perum Bulog selaku lembaga yang melaksanakan tugas umum pemerintah dan
distribusi dan pengendalian harga beras, serta usaha logistik memiliki misi sebagai
berikut:
masyarakat.
manusia yang profesional, teknologi yang terdepan dan sistem yang terintegarasi.
c. Menerapkan prinsip tata kelola perusahaan yang baik serta senantiasa melakukan
C. Lokasi Instansi
7
Gambar 2.1 Lokasi Gudang Bulog GSP Gowa
8
D. Strukur Organisasi
DIREKSI
KEPALA
WAKIL KEPALA
SEKSI
SEKSI ANALISIS SEKSI SEKSI SDM
PRODUK DAN
HARGA DAN PENGOLAHAN DAN HUKUM
PEMASARAN
PASAR
SEKSI
SEKSI SEKSI SEKSI
PERGUDANGAN,
KEMITRAAN PENGENDALIAN SEKRETARIAT
PERSEDIAAN DAN
DAN ON FARM PERDAGANGAN DAN HUMAS
ANGKUTAN
SEKSI
SEKSI KEUANGAN
SEKSI PELAYANAN
PENGADAAN
PUBLIK
PANGAN POKOK
LAIN
SEKSI
AKUNTANSI,
MANAJEMEN
RISIKO DAN
KEPATUHAN
SUBDIVISI
REGIONAL
KANTOR SEKSI
LOGISTIK
9
E. Uraian Tugas
Tugas dan wewenang setiap devisi atau bagian yang ada di Perum Bulog
Wakadivre.
pertemuan.
3. Bidang Pengadaan
10
a. Kepala Bidang Pengadaan mempunyai tugas yaitu melaksanakan kegiatan
analisis harga dan pasar, program kemitraan dan on farm, pengadaan gabah,
struktur pasar, tata niaga komoditas gabah, beras dan pangan pokok
lain.
harga pasar.
pengadaan.
dan on farm.
11
3) Seksi Pengadaan Gabah/Beras
dokumen lainnya.
12
pemeliharaan sarana pengolahan, persediaan dan penyediaan angkutan,
publik.
1) Seksi Pengolahan
13
c) Administrasi persediaan jumlah, posisi dan mutasi persediaan gabah,
mutu
sarana penunjangnya.
14
a) Melakukan operasional dan administrasi penyaluran beras kepada
dan CPP.
publik.
5. Bidang Komersial
kemasan.
15
c) Pemasaran dan promosi produk, kerjasama pemasaran dan promosi
pemasaran.
3) Seksi Penjualan
dan non pemerintah, Badan Usaha Milik Negara dan Badan Usaha
16
b) Penjualan produk secaratidak langsung melalui distributor dan
promosi karyawan.
17
a) Melakukan pengelolaan surat menyurat, ekspedisi, dokumentasi dan
perjalanan dinas.
dan humas.
informasi, update data dan informasi, update data dan informasi pada
teknologi informasi.
4) Seksi Keuangan
18
a) Melakukan administrasi dan verifikasi seluruh proses penerimaan dan
maupun komersial.
keuangan.
lainnya.
19
2) Membina Sumber Daya Perum BULOG di lingkungan Sub Divre.
4) Melaksanakan kerja sama dengan bidang usaha lain atau Instansi Pemerintah.
Kantor Seksi Logistik mempunyai tugas yaitu melaksanakan seabagai tugas dan
9. Gudang BULOG
F. Lay Out
20
BAB III
URAIAN KEGIATAN
Kegiatan yang dilakukan selama praktik industri di Gudang Bulog GSP Gowa
meliputi pengadaan dan pengolahan beras dan pengendalian hama beras (fumigasi).
Pengadaan beras berasal dari pengadaan dalam negeri, hasil giling gabah, hasil
pengembalian, pembatalan Delivery Order (DO) dan koreksi. Alir pengadaan beras
berawal dari Kantor Pusat Perum Bulog memberikan target pengadaan kepada Divisi
melalui 3 saluran Unit Bisnis Pengolahan Gabah dan Beras (UB-PGB), Satuan Tugas
yang ditunjuk, sesuai dengan jumlah yang disepakati. Penerimaan beras di gudang
diawali dengan survei pemeriksaan kualitas dan kuantitas sebelum masuk oleh
petugas pemeriksa kualitas. Bila kualitas dan kuantitas sesuai dengan kesepakatan
maka gudang akan menerima beras dan membuat laporan penerima barang
Gudang di Perum Bulog hanya menerima beras dalam bentuk GKG (Gabah
Kering Panen), UB-PGB membeli GKP dengan kualitas apapun dari petani dan
mengolahnya menjadi GKG (Gabah Kering Giling) yang sesuai dengan standar
kualitas Bulog. GKG yang diterima Bulog adalah gabah dengan kualitas kadar air
21
Tabel 2.1. Persyaratan Kualitas GKP dan GKG
SATGAS merupakan bagian dari Perum Bulog yang turun langsung ke petani
dan bekerjasama dengan UPGB atau Mitra Kerja untuk mengolahnya menjadi GKG
untuk dikirim ke gudang Bulog. Mitra Kerja biasanya dari perusahan swasta.
Persyaratan kualitas beras yang diterima di gudang oleh Perum Bulog dapat dilihat
bulan yang dibongkar untuk mengganti yang sudah tidak layak dipakai atau dicampur
dengan beras yang baru lalu dikemas dalam karung yang baru (biasanya karung 15
kg) untuk kemudian disalurkan ke masyarakat dalam bentuk raskin atau bansos.
dilakukan pengendalian hama (fumigasi) agar hama yang dapat merusak beras mati.
Move regional (movereg) merupakan proses pemindahan barang milik Perum Bulog
dari gudang ke gudang lainnya pada satu subdivre dan/atau antar subdivre dalam satu
22
wilayah Divre dengan memakai jasa pengangkut. Move Nasional (movenas)
merupakan penyaluran beras dari Perum Bulog ke Perum Bulog luar provinsi
(Riyadh, 2018).
dan fumigasi. Spraying dilakukan rutin setiap bulan atau pada saat hama masih
tingkat rendah. Fumigasi dilakukan rutin 3 bulan sekali oleh seksi Pest Quality
orang untuk 1 tumpukan untuk membungkus tumpukan beras dengan plastik sungkup
bening yang sukar robek atau berkualitas tinggi. Plastik sungkup berfungsi untuk
Fumigasi adalah cara tercepat untuk mengontrol hama gudang dan menghemat
waktu serta biaya. Fumigasi juga merupakan cara yang terefektif untuk mengatasi
berbagai jenis serangga/hama yang menyerang beras dan komoditas lainnya. Dengan
fumigasi, sangat memungkinkan untuk mengontrol semuas fase kehidupan hama dan
dapat menjangkau area yang sulit diraih semprotan, serbuk dan aerosol (Arum dan
Hasjim, 2020).
kedalam ruang tertutup atau kedap udara untuk beberapa waktu dalam dosis dan
konsentrasi yang dapat mematikan hama. Obat akan menyublim dan membunuh kutu
yang biasanya menyerang beras yang disimpan lebih dari tiga bulan. Keuntungan
pengendalian dengan cara ini yaitu efektif mengendalikan seluruh jenis hama, tidak
23
merusak komoditi, tidak meninggalkan residu sehingga tidak berbahaya bagi
konsumen dan dapat menjangkau hama hingga ketempat yang paling sulit (Harahap
Fumigan merupakan obat yang dipakai untuk fumigasi dan konsentrat fumigan
dapat bertahan 7-10 hari. Setelah 10 hari beras dianginkan sehingga konsentrat
fumigan dapat terurai dan tidak berbahaya. Fumigan yang digunakan dalam fumigasi
di gudang-gudang Bulog adalah Phosphine dan Metyl bromide. Fumigasi untuk1 ton
beras dilakukan dengan 2 tablet fumigan seberat 3 gram per tablet (Badan Karantina
Pertanian, 2017).
Proses fumigasi terdiri atas 3 tahap, yaitu tahap persiapan, tahap pelaksanaan
1. Tahap Persiapan
pemeriksaan gudang dan tumpukkan yang akan difumigasi, kapasitas gudang dan
yang diperlukan yaitu plastik sungkup (tebal antara 0,05-0,10 mm), lakban,
24
penindih, peralatan keselamatan kerja, fumigan (phosphine) dan piringan dalam
plastik sungkup, dilebihkan paling tidak 1 meter pada setiap sisinya. Setelah
ruangan terbuka dan letakkan tablet dengan menggunakan sarung tangan pada
Setiap ujung plastik dirapatkan diatas lantai, lipat pada setiap ujung
tumpukkan serta rekatkan dengan lakban atau tempatkan penindih pada sepanjang
kedap udara. Tanda bahaya ditempelkan pada tempat yang mudah dikenali dan
biarkan proes fumigasi berlangsung selama 3 x 24 jam. Setelah itu, pintu gudang
ditutup secepatnya, karena phosphine akan terurai setelah 2-3 jam dan perlahan
25
Gambar 3.3 Piringan yang Berisi Phospine Diletakkan Dibawah Tumpukkan
Tube). Batas amang yang harus diperhatikkan 0,3 ppm, bila melebihi ambang
batas, gunakan masker. Kemudian plastik sungkup dibuka dan biarkan selama 1-2
jam sampai konsentrasi gas benar-benar berada dibawah ambang batas. Bersihkan
Detector Tube bekerja dengan cara menyedot gas sampel melalui sebuah
tube yang berisi bahan kimia yang akan bereaksi (berubah warna) jika terkena
H2S. Pompa akan mnyedot gas sampel/udara melaui tube. Panjangnya perubahan
warna yang terjadi akan menunjukkan konsentrasi gas H2S yang terukur.
26
BAB IV
PENUTUP
A. Kesimpulan
Adapun kesimpulan dari hasil praktik industri di Gudang Bulog GSP Gowa
yaitu pengadaan dan pengolahan beras yang dilakukan pihak Gudang Bulog GSP
Gowa cukup membantu pemerintah dalam penyediaan komoditas pangan pokok bagi
masyarakat.
B. Saran
pihak gudang memperhatikan kebersihan gudang terlebih dahulu agar beras yang
agar jumlah beras mengalami penurunan mutu akibat hama gudang dapat
27
DAFTAR PUSTAKA
28
Riyadh, M. I. 2018. Analisis Saluran Pemasaran Lima Pangan Pokok dan Pebting di
Lima Kabupaten Sumatera Utara. Ekonomi Dan Kebijakan Publik, 9(2), 161-
171.
Seameo Biotrop. 2012. Modul Pengelolaan Hama Gudang Terpadu. Seameo Biotrop.
29