Anda di halaman 1dari 31

LAPORAN MAGANG II

ANALISIS KEAMANAN DAN KERENTANAN PANGAN

DI KABUPATEN SUMBAWA BARAT

OLEH :

KELOMPOK J-15

1. HAIKAL YOGA KURNIA (32.0279)


2. NOVA TRI RAHMADANI (32.0136)
3. SHAKILA CAHYANI BERLIA (32.1044)
4. FERNANDO YOSUA ROMBE LALENOH (32.1051)
5. RICHARD SIMON POPANG (32.0869)
6. MUHAMMAD ARRAFI RIZAQUL FAHMI (32.1024)

PEMBIMBING AKADEMIK : MARZUKI, S.P., M.Si.

PROGRAM STUDI MANAJEMEN KEAMANAN DAN KESELAMATAN PUBLIK

FAKULTAS PERLINDUNGAN MASYARAKAT

INSTITUT PEMERINTAHAN DALAM NEGERI

TAHUN 2023
ABSTRAK

Didalam laporan ini bertujuan untuk mengetahui apa saja yang termasuk didalam
Kegiatan Magang II. Untuk mengetahui apa saja yang termasuk didalam Kegiatan Magang
II Praja Institut pemerintahan dalam negeri kampus nusa tenggara narat yang dilaksanakan
selama 21 hari, mulai 13 juni hingga 30 Juli 2023 di Dinas Ketahanan Pangan kabupaten
Sumbawa Barat , maka penulisan laporan ini dilakukan dengan cara wawancara dan
observasi secara langsung didalam kelas.

Dinas ketahanan pangan adalah unsur penunjang mempunyai tugas pokok mendukung
dan membantu Walikota/Bupati melaksanakan urusan pemerintahan konkuren bidang pangan
yang menjadi kewenangan Pemerintah Daerah dan tugas pembantuan sesuai dengan
ketentuan peraturan perundangan. Selama kegiatan Magang II, hasil Observasi di dinas
ketahanan pangan kabupaten sumbawa barat yang dilaksanakan mulai 13 juni hingga 3 juli
2023 telah memperoleh hasil yang baik setelah melihat bagaimana kinerja pegawai selama
magang di DINAS KETAHANAN PANGAN kab Sumbawa barat.

Setelah melakukan observasi dan pengembangan buku pedoman magang yang penulis
lakukan selama kegiatan Magang II, maka penulis dapat menyimpulkan bahwa untuk
menyelesaikan laporan ini diperlukan adanya kerja sama dari berbagai pihak terutama dinas,
selain itu untuk laporan ini juga diperlukan ketelitian yang penuh untuk lebih jelasnya dapat
dilihat dari isi laporan ini.
PENDAHULUAN

Berdasarkan Undang-Undang No. 7 tahun 1996, “Pangan merupakan


kebutuhan dasar manusia yang pemenuhannya menjadi hak asasi setiap rakyat
Indonesia dalam mewujudkan sumber daya manusia yang berkualitas untuk
melaksanakan pembangunan nasional”. Ketahanan pangan menurut Food and
Agriculture Organization (FAO), 2002 adalah kondisi tersedianya pangan yang
memenuhi kebutuhan setiap orang baik dalam jumlah maupun mutu pada setiap saat
untuk hidup sehat, aktif dan produktif. Sedangkan menurut Gross (2000) dan
Weingarter (2004) dalam Hanani (2012) ketahanan pangan terdiri dari empat
subsistem atau aspek utama yaitu: ketersediaan (food availibility), akses pangan (food
acces), penyerapan pangan (food utilization), stabilitas pangan (food stability),
sedangkan status gizi (nutritional status) merupakan outcome ketahanan pangan.
Dimana stabilitas pangan dalam suatu masyarakat akan terbentuk apabila ketiga aspek
ketahanan pangan yaitu ketersediaan pangan, akses pangan, dan penyerapan pangan
mampu terwujud dan terintegrasi dengan baik.
Dinas ketahanan pangan Kabupaten Sumbawa Barat bertugas untuk
melaksanakan urusan pemerintahan dibidang ketahanan pangan yang menjadi
kewenangan daerah dan tugas pembantuan di Kabupaten Sumbawa Barat. Dinas
ketahanan pangan Kabupaten Sumbawa Barat menjamin ketersediaan pangan untuk
memenuhi kebutuhan penduduk, stabilitas harga pangan penduduk dan menjamin
penganekargaman konsumsi dan keamanan pangan, serta meningkatkan
pemberdayaan masyarakat petani.
Saat pelaksanaan magang II terdapat beberapa masalah yang ditemukan di
dalam ketahan pangan yang berada di Kabupaten Sumbawa Barat,seperti masih
adanya daerah terkategori desa rentan rawan pangan, Rendahnya penerapan standar
mutu dan keamanan pangan segar, dan kurangnya keamanan keselamatan dalam
kantor dinas ketahanan pangan di Kabupaten Sumbawa Barat
Oleh karena itu tujuan dari magang II kelompok J15 adalah dengan melakukan
beberapa program khusus untuk membantu dalam mengatasi beberapa permasalahan
yang ada. Program khusus yang kami lakukan diantaranya seperti menganalisis
tentang penyebab rentan pangan yang masih ada, ikut serta dalam pengawasan standar
mutu dan keamanan pangan , dan juga penyediaan alat pemadam api ringan dan
penunjuk jalur evakuasi.
METODE PRAKTIK

Metode Praktik dalam melaksanakan pembelajaran praktik yang dipraktekan pada


lokasi magang, terkait dengan judul " Analisis Keamanan Dan Kerentanan di Kabupaten
Sumbawa Barat” sejumlah langkah dapat diimplementasikan untuk memastikan pencapaian
tujuan yang telah ditetapkan. Pertama, langkah yang dilakukan berupa Pengenalan secara
umum mengenai dinas ketahanan pangan. Kegiatan ini dilaksanakan sebagai langkah awal
dalam pemahaman sekaligus sarana untuk melangkah pada tahap berikutnya. Kegiatan ini
melibatkan ibu Sekdis langsung sebagai narasumber. Kegiatan ini dilaksanakan langsung
pada hari pertama kedatangan praja dikabupaten Sumbawa Barat.

Ibu Sekdis menjelaskan secara garis besar mengenai dinas ketahanan pangan, dimulai dari
bidang-bidangnya kemudian penjelasan secara garis besar mengenai tugas dan fungsi serta
program-program pada masing-masing bidang, bidang-bidang tersebut meliputi bidang
ketersediaan dan kerawanan pangan, bidang konsumsi dan keamanan pangan, serata bidang
distribusi dan cadangan pangan. Selain itu sekdis juga sedikit menjelaskan terkait kondisi di
Kabupaten Sumbawa Barat saat ini, khususnya terkait kondisi pangan masyarakat di
kabupaten ini, dan juga kegiatan-kegiatan yang termasuk kedalam salah satu program yang
akan dilaksanakan dalam waktu dekat dengan harapan pada kegiatan tersebut akan
melibatkan praja peserta magang II di dinas ketahanan pangan kabupaten sumbawa barat. .

Pada hari selanjutnya hingga tiga hari kedepannya kami ditempatkan pada bidang
sekretariatan. Dibidang sekretariat kami fokus untuk mengetahui secara lebih mendalam
mengenai dinas ketahanan pangan dengan mulai mempelajari tugas dan fungsi serta struktur
organisasi DKP, program-program, kegiatan dan sub-kegiatan, melalui dokumen Rencana
Strategis (RENSTRA). Selain itu pada pembahasan, kami sedikit membahas mengenai
penyusunan Sistem Akuntabilitas Kinerja Instansi Pemerintah (SAKIP), dan juga keadaan
saat ini di sumbawa barat dengan permasalahan dan isu-isunya pada bidang pangan.

Tepat pada hari itu juga ( Rabu, 14 Juni 2022) di aula dinas ketahanan pangan diadakan rapat
peranggungjawaban pelaksanaan kegiatan/program dan pengalokasian anggaran pada setiap
bidang yang dijadwalkan dilaksanakan setiap triwulan ( 3 bulan ) sekali dalam satu tahun
anggaran program. Rapat tersebut dipimpin oleh ibu sekdis dan dihadiri oleh setiap kabid dan
para stafnya serta praja peserta magang II. Rapat ini dihadiri oleh praja dengan tujuan agar
praja dapat menyimak program-program yang sedang berjalan di DKP beserta pengalokasian
dana anggaran kegiatan. Dari laporan yang telah tersajikan dan hasil dari pembahasan rapat
tersebut bahwa pengalokasian dana anggaran kegiatan untuk tahun buku 2023 pada dinas
ketahanan pangan kabupaten sumbawa barat hingga saat ini belum mencapai angka 20%,
sehingga perlu perhatian khusus bagi setiap kabid untuk segera dievaluasi.

Selanjutnya pada selasa, 20 juni 2023 tim dari DKP melaksanakan perjalanan ke desa mantar
untuk meninjau kualitas beras distribusi pemerintah.

Salah satu sebab terjadinya kerentanan pangan bagi masyarakat desa Mantar adalah cuaca
yang tidak stabil dan musim subur yang hanya bisa terjadi satu kali periode dalam satu tahun
dalam kurang lebih masa waktu 6 bulan, kemudian untuk 6 bulan selanjutnya terjadi
kekeringan, sehingga membuat masyarakat sekitar menjadi gagal panen dan wilayahnya akan
rentan terhadap pangan sehat.

Kerentanan pangan yang terjadi pada desa Mantar Kabupaten Sumbawa Barat tentu
saja berkaitan dengan sarana dan prasarana yang membatasi akses masyarakat mendapatkan
bahan pangan dengan jumlah yang cukup dan dan berkualitas. Misalnya kondisi jalan pada
beberapa desa yang masih belum beraspal dan bahkan ada yang kondisinya sangat
memperihatinkan. Masalah lain yang perlu disoroti adalah masih minimnya ketersediaan air
bersih dan masih kurangnya tenaga kesehatan di desa-desa yang mengalami kerawanan
pangan. Hasil ini berkorelasi dengan aspek pemanfaatan pangan.

Tingginya tingkat inflasi yang menyebabkan tingginya harga pasaran pangan juga membuat
masyarakat desa Mantar akan rentan pangan. Kurangnya akses pendukung dan sumber daya
pembantu untuk pengiriman bahan pangan dari luar juga mengakibatkan masyarakat akan
kekurangan bahan pangan.

Kemudian pada hari senin, 26 juni 2023 badan ketahanan pangan melaunching suatu
gerakan berskala nasional yang diikuti lebih dari 300 kabupaten/kota se-indonesia, yang
mana kegiatan tersebut juga diikuti oleh kabupaten sumbawa barat, nama kegiatan tersebut
adalah “Gerakan Pangan Murah”. Gerakan Pangan Murah diadakan dalam rangka menjaga
stabilitas pangan dan harga pangan. Komoditas yang disediakan di Gerakan Pangan Murah
ini beragam antara lain, beras, telur, minyak goreng, cabai rawit, cabai keriting, cabai besar,
bawang merah, bawang putih, tepung terigu, minyak goreng, daging ayam, aneka sayuran,
aneka buah buahan, produk olahan dan makanan olahan yang merupakan produk lokal.
Komoditas yang tersedia dijual dengan harga dibawah pasar.Harapannya dengan adanya
acara ini masyarakat mampu membeli kebutuhan dengan harga yang murah.
Menjaga stabilitas pasokan dan harga pangan pokok di tingkat produsen dan
konsumen, meningkatkan akses pasar bagi produsen pangan pokok, serta kemudahan akses
bahan pangan bagi konsumen dengan harga wajar, dan membangun jaringan distribusi
pangan untuk memudahkan stabilisasi pasokan dan harga pangan di konsumen, menjadi
tujuan dari berlangsungnya Gerakan Pangan Murah ini. Ruang lingkup yang meliputi tujuan
tersebut adalah kegiatan stabilisasi pasokan dan harga pangan melalui fasilitasi distribusi
pangan, kegiatan stabilisasi pasokan dan harga pangan melalui gerakan pangan murah, dan
kegiatan stabilisasi pasokan dan harga pangan melalui Kios Pangan.
Bu Eva, salah seorang konsumen mengungkapkan, GPM tersebut sangat membantu
masyarakat kecil dalam pemenuhan kebutuhan pokok sehari-hari. Untuk itu, ia berharap
kedepannya agar kegiatan tersebut bisa dilaksanakan setiap minggu dan harga yang diberikan
juga lebih rendah dari harga pasarannya. Dalam mensosialisasikan kedua kegiatan tersebut
peran IT khususnya media sosial dirasa sangat berpengaruh. Mengingat kemajuan teknologi
yang sangat pesat dan informasi yang dapat diterima juga begitu mudah dan sangat cepat
meluas, membuat media sosial tentu dapat menjadi sarana yang sangat sesuai dan strategis
dalam menarik konsumen khusunya pada kegiatan Gerakan Pangan Murah.
Disamping itu dari 2 kegiatan tersebut sangat jelas bahwa teknik pengumpulan data yang
kami lakukan adalah melalui wawancara, baik kepada pegawai di dinas ketahanan pangan,
lurah desa mantar, hingga konsumen yang datang pada acara gerakan pangan murah.
HASIL DAN PEMBAHASAN

Dinas Ketahanan Pangan (DKP) Kabupaten Sumbawa Barat dibentuk berdasarkan


Peraturan Daerah Kabupaten Sumbawa Barat Nomor 11 Tahun 2016 Tentang
Pembentukan dan Susunan Perangkat Daerah Kabupaten Sumbawa Barat. Dinas
Ketahanan Pangan (DKP) Kabupaten Sumbawa Barat mempunyai tugas melaksanakan
penyusunan dan pelaksanaan kebijkan daerah di bidang ketahanan pangan.

Dalam pelaksanaan tugas pokok tersebut, Dinas Ketahanan Pangan (DKP) Kabupaten
Sumbawa Barat menyelenggarakan fungsi:

1. Perumusan kebijakan teknis dibidang ketahanan pangan;


2. Melaksanakan kebijakan teknis dibidang ketahanan pangan;
3. Pelaksanaan evaluasi dan pelaporan pelaksanaan tugas dibidang ketahanan pangan
4. Pelaksanaan administrasi dinas sesuai dengan lingkup tugasnya;
5. Pelaksanaan fungsi lain yang diberikan oleh Bupati sesuai dengan tugas dan
Fungsinya;

1. Bidang Ketersediaan dan Kerawanan Pangan

Tugas pokok Bidang Ketersediaan dan Distribusi Pangan adalah merumuskan dan
melaksanakan kebijakan teknis di Bidang ketersediaan dan Kerawanan Pangan.

Fungsi Bidang Ketersediaan Pangan adalah sebagai berikut:

a. Penyiapan pelaksanaan koordinasi di Bidang ketersediaan, penanganan kerawanan


pangan dan koordinasi penyediaan infrastruktur pangan dan sumber daya
pendukung ketahanan pangan lainnya;
b. Penyiapan penyusunan bahan rumusan kebijakan daerah di bidang ketersediaan,
penanganan kerawanan pangan dan koordinasi penyediaan infrastruktur pangan,
dan sumber daya pendukung ketahanan pangan lainnya;
c. Penyiapan pelaksanaan kebijakan di bidang ketersediaan, penanganan kerawanan
pangan dan koordinasi penyediaan infrastruktur pangan, dan sumber daya
pendukung ketahanan pangan lainnya;
d. Pemberian pendampingan pelaksanaan kegiatan di bidang ketersediaan,
penanganan kerawanan pangan dan koordinasi penyediaan infrastruktur pangan
dan sumber daya pendukung ketahanan pangan lainnya;
e. Penyiapan pemantapan program di bidang ketersediaan, penanganan kerawanan
pangan dan koordinasi penyediaan infrastruktur pangan, dan sumber daya
pendukung ketahanan pangan lainnya;
f. Pelaksanaan pemantauan, evaluasi dan pelaporan kegiatan di bidang ketersediaan,
penanganan kerawanan pangan dan koordinasi penyediaan infrastruktur pangan,
dan sumber daya pendukung ketahanan pangan lainnya; dan
g. Pelaksanaan tugas lainnya yang diberikan oleh Kepala Dinas sesuai dengan tugas
dan fungsinya.

2. Bidang Konsumsi dan Keamanan Pangan


Bidang Konsumsi dan Keamanan Pangan mempunyai tugas pokok adalah melaksanakan
pembinaan, pemantauan dan analisis pola konsumsi pangan, pemantauan keamanan
pangan, mutu pangan dan gizi, peningkatan pemberdayaan masyarakat serta pengkajian
dan pemantauan pengembangan pangan lokal. Fungsi Bidang Konsumsi dan Keamanan
Pangan sebagai berikut:
a. Penyiapan pelaksanaan koordinasi di bidang konsumsi pangan, penganekaragaman
konsumsi pangan dan keamanan pangan;
b. penyiapan penyusunan bahan urusan kebijakan daerah di bidang konsumsi pangan,
penganekaragaman konsumsi pangan dan keamanan pangan;
c. Penyiapan pelaksanaan kebijakan di bidang konsumsi pangan, penganekaragaman
konsumsi pangan dan keamanan pangan;
d. Pemberian pendampingan pelaksanaan kegiatan di bidang konsumsi pangan,
penganekaragaman konsumsi pangan dan keamanan pangan;
e. Penyiapan pemantapan program di bidang konsumsi pangan, penganekaragaman
konsumsi pangan dan keamanan pangan;
f. Pelaksanaan pemantauan evaluasi dan pelaporan kegiatan di bidang konsumsi
pangan, penganeragaman konsumsi pangan dan keamanan pangan;
g. Pelaksanaan tugas lain yang diberikan oleh Kepala Bidang sesuai dengan tugas dan
fungsinya

3. Bidang Distribusi dan Cadangan Pangan


Bidang Distribusi dan Cadangan Pangan mempunyai tugas pokok adalah melaksanakan
penyusunan dan pelaksanaan kebijakan, pemberian pendampingan serta pemantauan dan
evaluasi di bidang sitribusi dan cadangan pangan. Fungsi Bidang Distribusi dan
Cadangan Pangan sebagai berikut:

a. Penyiapan pelaksanaan koordinasi di bidang distribusi dan cadangan pangan;


b. Penyiapan penyusunan bahan rumusan kebijakan daerah di bidang distribusi dan
cadangan pangan;
c. Penyiapan pelaksanaan kebijakan di bidang distribusi dan cadangan pangan;
d. Pemberian pendampingan pelaksanaan kegiatan di bidang distribusi dan cadangan
pangan;
e. Penyiapan pemantapan program di bidang distribusi dan cadangan pangan;
f. Pelaksanaan pemantauan evaluasi dan pelaporan kegiatan di bidang distribusi dan
cadangan pangan
g. Pelaksanaan tugas lain yang diberikan oleh atasan sesuai dengan tugas dan fungsinya.

Meningkatnya kualitas dan kuantitas konsumsi pangan dan keamanan pangan;

a. Meningkatnya kuantitas konsumsi pangan; dimana sasaran yang ingin dicapai


meliputi : (1) Tersedianya data/informasi konsumsi pangan masyarakat (2)
Tersedianya kawasan pangan lestari
b. Meningkatnya kualitas konsumsi pangan; dimana sasaran yang ingin dicapai meliputi
: (1) Terlaksananya pengujian keamanan pangan buah dan sayur segar (2)
Tercapainya standar mutu dan keamanan pangan segar

A. Program Umum

1. Program Pengawasan Keamanan Pangan


Dalam aspek keterjangkauan pangan, difokuskan pada: (a) stabilisasi pasokan
dan harga pangan; serta (b) pengelolaan cadangan pangan. Sedangkan pada aspek
pemanfaatan pangan, difokuskan pada: (a) percepatan penganekaragaman konsumsi
pangan bebasis sumber daya dan kearifan lokal; dan ditunjang dengan (b) pengawasan
mutu dan keamanan pangan segar. Dalam implementasi kebijakan tersebut,
diperlukan dukungan kebijakan antara lain: (a) peningkatan koordinasi, dan sinergitas
lintas sektor dalam pengelolaan ketersediaan dan penanganan rawan pangan,
distribusi, harga dan cadangan pangan serta konsumsi dan keamanan pangan, (b)
peningkatan dukungan penelitian dan pengembangan pangan, (c) peningkatan
kerjasama internasional, (d) peningkatan pemberdayaan dan peran serta masyarakat,
(e) penguatan kelembagaan dan koordinasi ketahanan pangan, dan (f) dorongan
terciptanya kebijakan makro ekonomi dan perdagangan yang kondusif bagi ketahanan
pangan.

Program ini dilakukan melalui beberapa kegiatan yaitu :


a. Kegiatan Pelaksanaan Pengawasan Keamanan Pangan Segar
Daerah Kabupaten/Kota
Program ini dilakukan untuk mengetahui pelaksanaan
pengawasan keamanan dan mutu Pangan Segar Asal Tumbuhan (PSAT)
di peredaran (post market) di Provinsi Jawa Tengah dan merumuskan
alternatif strategi yang dapat dilakukan dalam pengawasan keamanan
PSAT di peredaran untuk perlindungan konsumen di masa yang akan
datang.
Hasil pengujian menunjukkan bahwa kandungan cemaran
biologi, kimia dan benda lain atas contoh PSAT hasil pengawasan di
peredaran di bawah batas maksimum residu/cemaran. Alternatif strategi
yang dapat dilakukan dalam pengawasan keamanan PSAT di peredaran
adalah:
(1) melaksanakan analisis resiko secara komprehensif;
(2) menyelenggarakan pendidikan dan pelatihan bagi pengawas;
(3) menambah sarana prasarana pengujian laboratorium untuk
memperluas ruang lingkup pengujian yang terakreditasi;
(4) meningkatkan sosialisasi dan edukasi secara online pada
konsumen; serta
(5) meningkatkan pengawasan PSAT yang diedarkan secara
online.

Pengawasan Keamanan dan Mutu PSAT di Peredaran di Kabupaten Sumbawa Barat


Pengaturan kewenangan pengawasan terhadap pemenuhan persyaratan
Keamanan Pangan, Mutu Pangan, dan Gizi Pangan serta persyaratan label dan iklan
Pangan Segar tertuang pada UU No 18 Tahun 2012 Pasal 108 ayat 3 butir c dan PP
No 86 Tahun 2019 Pasal 47 ayat 1. Pengawasan dilaksanakan oleh Menteri Pertanian,
Gubernur, dan/atau Bupati/Walikota sesuai dengan kewenangannya. Pengawasan
keamanan dan mutu PSAT salah satunya bertujuan untuk melindungi konsumen. Hal
tersebut sejalan dengan amanat UU 8 Tahun 1999 tentang Perlindungan Konsumen
Pasal 4 yang menyatakan bahwa salah satu hak konsumen adalah hak atas
kenyamanan, keamanan, dan keselamatan dalam mengkonsumsi barang dan/atau jasa.
Pengawasan keamanan dan mutu PSAT di Kabupaten Sumbawa Barat
dilaksanakan oleh bidang Konsumsi dan Ketahanan Pangan yang berada di OPD atau
pengawas lain yang ditugaskan oleh Kepala Dinas Ketahanan Pangan. Pengawas
tersebut, secara umum telah memenuhi persyaratan kompetensi minimal yaitu telah
mengikuti pelatihan di bidang Keamanan PSAT dan Mutu PSAT atau pelatihan di
bidang lain yang terkait. Pelaksanaan pengawasan keamanan dan mutu PSAT di
peredaran berdasarkan Petunjuk Pelaksanaan Pengawasan Keamanan Pangan DKP
Sumbawa Barat yang disusun dengan memperhatikan Pedoman Pelaksanaan
Pengawasan Keamanan Pangan Badan Ketahanan Pangan Kementerian Pertanian dan
kearifan lokal. Komoditas sampel yang diambil diprioritaskan pada pangan segar asal
tumbuhan dengan kriteria:
a). banyak diproduksi;
b). banyak dikonsumsi dan
c). diduga mempunyai permasalahan ketidakamanan pangan

Regulasi terkait Pengawasan Keamanan dan Mutu PSAT di Peredaran di


Kabupaten Sumbawa Barat,
a. Undang-Undang (UU) No 18 Tahun 2012 tentang Pangan
b. UU No 8 tahun 1999 tentang Perlindungan Konsumen
c. Peraturan Pemerintah (PP) Republik Indonesia No 69 Tahun 1999 tentang Label
dan Iklan Pangan
d. PP No 86 Tahun 2019 tentang Keamanan Pangan
e. Peraturan Menteri Pertanian (Permentan) Nomor 53 Tahun 2018 tentang Keamanan
dan Mutu Pangan Segar Asal Tumbuhan

Titik kritis pada kegiatan ini adalah pada pemantauan, hasil uji dan sarana
pengawasan keamanan pangan segar. Apabila tidak terlaksana akan mengakibatkan
tidak tersedianya data dan informasi tentang keamanan pangan segar. Titik kritis
lainnya adalah pada koordinasi antar pemangku kepentingan baik di pusat maupun
provinsi. Apabila tidak terlaksana akan mengakibatkan tidak optimalnya koordinasi
pelaksanaan kegiatan sehingga tidak terjadi sinergitas dalam kegiatan pengawasan
keamanan dan mutu pangan segar.

b. Penguatan kelembagaan keamanan pangan segar daerah kabupaten


Titik kritis pada kegiatan ini adalah pada jumlah dan kompetensi personil
yang bertugas dalam pembinaan Unit Sertifikasi Pangan Segar, maupun
personil yang melakukan pengawasan keamanan pangan segar seperti Petugas
Pengambil Contoh (PPC), auditor, dan pengawas/inspektor. Apabila tidak
terlaksana akan mengakibatkan pengawasan keamanan dan mutu pangan segar
tidak optimal. Titik kritis selanjutnya agar dirinci kembali di provinsi dalam
petunjuk teknis pengawasan keamanan dan mutu pangan segar.
Kelembagaan adalah aturan main, baik bersifat struktural maupun kultural.
Kelembagaan lebih luas dari sekadar organisasi. Sebagai aturan dan hak yang
tegas memberikan naungan, sanksi, dan konstrain terhadap individu-individu
dan kelompok dalam menentukan pilihan. Kelembagaan dapat diprediksi,
stabil, dan dapat diaplikasikan pada situasi berulang (Arifin dalam Khudori,
2012).

c. Sertifikasi Keamanan Pangan Asal Tumbuhan Daerah Kabupaten/Kota


Sertifikasi dan registrasi Pangan Segar Asal Tumbuhan meliputi:
a. Sertifikasi Produk Prima,
b. Registrasi Pangan Segar Asal Tumbuhan,
c. Registrasi Rumah Kemas,
d. Rekomendasi Ekspor Pangan Segar Asal Tumbuhan,
e. Survailen Pangan Segar Asal Tumbuhan:
f. Sistem Jaminan Mutu. Sertifikasi dan registrasi Pangan Segar Asal Tumbuhan
Palaksanaan sertifikasi dan registrasi Pangan Segar Asal Tumbuhan disesuaikan
dengan Peraturan yang berlaku di wilayah Kabupaten Sumbawa Barat.

d. Registrasi keamanan pangan segar asal tumbuhan daerah kabupaten/kota


Komponen Persyaratan Registrasi keamanan pangan segar asal tumbuhan :
1. Surat Permohonan Bermaterai
2. Fotokopi Kartu Tanda Penduduk (KTP) pemohon;
3. Fotokopi surat penetapan bagi kelompok tani/gabungan kelompok tani;
4. Fotokopi surat keterangan domisili usaha; dan
5. Profil usaha.
6. Denah ruang penanganan produk;
7. Informasi produk;
8. Daftar pemasok dan pelanggan;
9. Bagan alur produksi;
10. Rancangan label dan kemasan; dan
11. Fotokopi surat keterangan hasil inspeksi penerapan sanitasi higiene pada
sarana produksi dan distribusi Pangan Segar Asal Tumbuhan (PSAT).

Sistem, Mekanisme dan prosedur Registrasi keamanan pangan segar asal


tumbuhan :
1. Pemohon mengajukan permohonan ke Dinas Ketahanan Pangan Tanaman
Pangan Hortikultura Kabupaten Sumbawa Barat dengan membawa persyaratan
pendaftaran/registrasi pangan segar asal tumbuhan.
2. Berkas Permohonan diserahkan kebagian Pengadministrasian umum untuk
diagendakan dan disertakan lembar disposisi untuk diteruskan ke Sekdis.
3. Sekdis menerima permohonan pendaftaran pangan segar asal tumbuhan dari
pengadministrasi umum yang telah disertai lembar disposisi untuk diteruskan ke
Kepala Dinas
4. Kepala Dinas menerima permohonan pendaftaran pangan segar asal tumbuhan
dari sekdis yang telah disertai lembar disposisi untuk didisposisikan ke Kepala
Bidang Ketahanan Pangan.
5. Kepala Bidang Ketahanan Pangan menerima rekomendasi pendaftaran pangan
segar asal tumbuhan dari Kepala Dinas untuk didisposisikan ke Kepala Seksi
Konsumsi Pangan dan Keamanan Pangan
6. Kepala Seksi Konsumsi Pangan dan Keamanan Pangan membuat surat
pengantar dan menyerahkan ke Kadis untuk ditandatangani.
7. Surat pengantar dari dinas dan berkas permohonan dikirim kepada kepada Tim
OKKPD Provinsi untuk diproses lebih lanjut.
Jangka Waktu Pelayanan 30 menit dan Produk Pelayanan Nomor Registrasi
Pangan Segar Asal Tumbuhan, serta untuk Biaya / tarif Gratis (Tidak dipungut
biaya).

2. Program Peningkatan Penanganan Daerah Rawan Pangan


Dengan cara :
a. Kegiatan Penyusunan Peta Kerentanan dan Ketahanan Pangan
Kecamatan

Kabupaten Sumbawa barat terdiri dari 8 kecamatan, 7 Kelurahan dan 65 Desa.


Jumlah Penduduknya mencapai 148.606 jiwa dengan luas wilayah 1.849,02 km dan
sebaran penduduk 73 jiwa/km. 7 kecamatan tersebut diantaranya yaitu Kecamatan
Taliwang, Seteluk, Poto Tano Brang Rea, Brang Ene, Sekongkang, Maluk, dan
Jereweh.
Dari hasil penyusunan Peta Kerentanan dan Ketahanan Pangan Kecamatan
dapat diperoleh perhitungan prioritas indikator individu masing masing wilayah
bahwa rasio lahan sebagian wilayah dari 7 kecamatan sangat rentan dan cukup rentan
pangan. Rasio sarana hampir diseluruh wilayah kecamatan sangat rentan terhadap
pangan. Rasio Penduduk Tidak sejahtera sangat tahan dan Akses jalan menuju
wilayah tahan pangan. Rasio tanpa air bersih sebagian besar sangat rentan pangan,
sebagian kecil sangat tahan pangan dan ada beberapa wilayah yang rentan. Rasio
penduduk perTankes per Density rata rata seluruh wiyah termasuk rentan pangan.

b. Kegiatan Penanganan Kerawanan Pangan di Kabupaten/Kota


Penanganan rawan pangan dilakukan pertama melalui pencegahan kerawanan
pangan untuk menghindari terjadinya rawan pangan disuatu wilayah sendini
mungkin dan kedua melakukan pananggulangan kerawanan pangan pada
daerah yang rawan kronis melalui program-program sehingga rawan pangan di
wilayah tersebut dapat tertangani dan penanggulangan daerah rawan treansein
melalui bantuan social.
Penanganan Koordinasi dan sinkronisasi penanganan kerawanan pangan
kabupaten Sumbawa Barat telah dilakukan melalui:
Pengembangan Sistem Kewaspadaan Pangan dan Gizi dengan membentuk
Tim SKPG yang melibatkan instansi terkait dengan melaksanakan
kegiatan sebagai berikut :
1) Peramalan situasi pangan dan gizi melalui pengembangan ketersediaan
pangan dan pemantauan pertumbuhan balita dan hasil pengamatan
social ekonomi.
2) Kajian situasi pangan dan gizi secara berkala berdasarkan hasil survei
khusus atau dari laporan tahunan.
3) Diseminasi hasil peramalan dan kajian situasi pangan dan gizi bagi
perumus kebijakan.
Berdasarkan penyelenggaraan pemerintah pada sektor Ketahanan Pangan yang
dilaksanakan oleh Dinas Ketahanan Pangan (DKP) dalam penanganan
Kerawanan Pangan di Kabupaten Sumbawa Barat tahun 2022 menunjukkan
pelaksanaan yang baik. Dilihat dari sisi pencapaian akuntabilitas kinerja Dinas
Ketahanan Pangan Kabupaten Sumbawa Barat tahun 2022 untuk semua
sasaran (tiga sasaran strategis) berikut indikator kinerjanya secara umum baik.
B. Program Khusus

1. Tinjauan keamanan pangan yang dipasarkan dalam kegiatan Gerakan Pangan


Murah pada masa rentan pangan, di Kabupaten Sumbawa Barat
a. Keamanan pangan yang dipasarkan pada saat GPM di kabupaten Sumbawa Barat
kepada masyarakat.
Menurut Potter dan Hotchkiss (2012, p.1) food quality atau kualitas makanan
adalah karakteristik kualitas dari makanan yang dapat diterima oleh konsumen,
seperti ukuran, bentuk, warna, konsistensi, tekstur, dan rasa.
Indikator pangan aman dan berkualitas yang di pasarkan :
1. Cabai
Penampilan cabai yang memiliki kulit halus, cerah dan bebas dari bitnik bitnik
coklat atau tanda-tanda busuk. Cabai yang baik akan terasa padat dan berat.
Kesegaran dapat diperiksa dari batangnya, jika batangnya masih segar dan
hijau, kemungkinan besar cabai tersebut masih segar.
2. Telur
Kualitas kulit telur yang baik tidak ada retakan, keretakan atau noda yang
mencurigakan. Kedalaman warna kuning telur berkualitas baik umumnya
memiliki kuning telur yang lebih kaya dan dalam warnanya. Periksa tanggal
kadaluarsa pada kemasan telur untuk memastikan keamanannya. Pilih telur
dengan tanggal kadaluwarsa yang masih lama.
3. Tomat
Tomat yang memiliki warna cerah merah merata. Hindari tomat yang
memiliki bitnik bitnik hijau atu coklat. Tomat yang baik seharusnya memberi
sedikit tekanan dan tidak terlalu lembek atau terlalu keras. Aroma baunya
harus segar dan khas, tidak berbau asam atau busuk.
4. Buah dan Sayuran
Sayur hampir sepanjang waktu dapat tumbuh, sehingga tidak
mengganggu asupan konsumsi sayur. Sepanjang waktu dapat menemukan
aneka sayur seperti; Buncis, Kacang Panjang, Terong, Jipang, Daun
Lembayung, Kangkung, Brokoli, Wortel, Kobis, Bunga Kol, dan yang lain.
Hanya sedikit sayuran yang mengikuti musim, seperti: Nangka Muda dan
Labu Kuning. Lain halnya dengan buah-buahan, banyak yang ditentukan oleh
musim walaupun banyak juga yang hampir sepanjang tahun dapat dipanen.
Buah Jeruk, Mangga, Salak, Manggis, Durian, Nangka, Sirsat, merupakan
contoh buah yang musiman. Salah satu yang menentukan kualitas buah-
buahan dan sayuran adalah ketika tanaman itu dipanen saat musim. Harganya
relatif lebih murah, jumlahnya melimpah, dan segar.
Buah dan sayur merupakan bahan pangan yang sangat memberi
manfaat bagi tubuh. Tarutama untuk mendukung kebutuhan akan vitamin.
Vitamin merupakan kelompok senyawa organik yang tidak termasuk dalam
golongan protein, karbohidrat maupun lemak. (Moch, agus Krisno Budiyono.
2004:51).
5. Beras
Beras merupakan serealia yang umumnya dikonsumsi dalam bentuk
utuh atau whole kernel, karena itu mutu butir beras akan mempengaruhi
preferensi konsumen. Mutu beras ditentukan oleh gabungan karakter fisik,
kimia, dan nutrisi. Namun, faktor yang dapat dinilai oleh konsumen secara
langsung dan dijadikan sebagai penentu dalam pemilihan beras adalah
karakter fisik seperti warna, bentuk, aroma, persentase beras kepala, dan
material pengotor.
Beras yang dijual di pasar biasanya melalui beberapa proses
penggilingan, mulai dari pengelupasan kulit dan lapisan lainnya hingga
penyosohan. Parameter yang paling penting dalam proses tersebut adalah
rendemen beras kepala dan warna putih (whiteness). Kedua parameter tersebut
digunakan untuk menentukan harga beras yang akan dijual. Harga sangat
dipengaruhi oleh ukuran dan bentuk, warna, dan kebersihan beras (Conway et
al. 1991). Karena itu, salah satu komponen mutu fisik beras giling yang
menentukan preferensi konsumen adalah warna. Pada umumnya, konsumen
akan memberikan penilaian yang rendah pada beras giling dengan warna
kusam

Sedangkan menurut West, Wood dan Harger (2006); Gaman dan


Sherrington (1996); serta Jones (2000) menyatakan bahwa secara garis besar
dimensi food quality terdiri dari:
a. Warna
Warna dari bahan-bahan makanan harus dikombinasikan sedemikian rupa
supaya tidak terlihat pucat atau warnanya tidak serasi. Kombinasi warna
sangat membantu dalam selera makan konsumen.
b. Penampilan
Makanan harus baik dilihat saat berada di piring, di mana hal tersebut adalah
suatu faktor yang penting. Kesegaran dan kebersihan dari makanan yang
disajikan adalah contoh penting yang akan mempengaruhi penampilan
makanan baik atau tidak untuk dinikmati.
c. Porsi
Dalam setiap penyajian makanan sudah ditentukan porsi standarnya yang
disebut standard portion size. Standard portion size didefinisikan sebagai
kuantitas item yang harus disajikan setiap kali item tersebut dipesan.
d. Bentuk
Bentuk makanan memainkan peranan penting dalam daya tarik mata. Bentuk
makanan yang menarik bisa diperoleh lewat cara pemotongan bahan makanan
yang bervariasi.
e. Temperatur
Konsumen menyukai variasi temperatur yang didapatkan dari makanan satu
dengan lainnya, karena temperatur juga bisa mempengaruhi rasa.
f. Tekstur
Ada banyak macam tekstur makanan yaitu halus atau tidak, keras atau lembut,
cair atau padat, empuk atau tidak.
g. Aroma
Aroma adalah reaksi dari makanan yang akan mempengaruhi konsumen
sebelum konsumen menikmati makanan, konsumen dapat mencium makanan
tersebut.
h. Tingkat kematangan
Tingkat kematangan makanan akan mempengaruhi tekstur dari makanan.
Misalnya, wortel yang direbus di dalam air mendidih yang lama akan
membuat wortel menjadi lunak. Untuk makanan tertentu seperti steak setiap
orang memiliki selera masing-masing untuk tingkat kematangan.
i. Rasa
Titik perasa dari lidah adalah kemampuan mendeteksi dasar yaitu manis,
asam, asin, pahit. Dalam makanan tertentu empat rasa ini digabungkan di
dalam makanan sehingga menjadi satu rasa yang unik dan menarik untuk
dinikmati.
Setelah ditinjau langsung pangan yang di pasarkan oleh Dinas Ketahanan
Pangan, Dinas Pertanian, Dinas Perdagangan berasal dari tanaman segar dan
olahan masyarakat setempat yang sudah sesuai dengan indikator diatas
sehingga baik dikonsumsi oleh msyarakat umum.

b. Asal pangan yang dipasarkan

Hasil pertanian dan perkebunan dari masyarakat yang dibeli oleh pemerintah
melalui dinas ketahanan pangan, dijual murah dengan subsidi pemerintah untuk
mencegah kerentanan pangan akibat inflasi dan kekeringan di wilayah kabupaten
sumbawa barat. Melalui tumbuhan yang mudah di konsumsi dengan tujuan selain
sehat tanpa zat kimia dengan penanaman oleh mayarakat di lahan sendiri, juga
mengurangi pengeluaran ibu rumah tangga jika berlebih juga bisa menghasilkan
tetapi masih tergantung kemauan dari masyarakat wilayah Sumbawa Barat yang saat
ini masih terpengaruh kehidupan konsumtif yang cepat saji.

c. Ciri masyarakat dan wilayah yang mengalami kerentanan pangan


Ciri-ciri wilayah yang mengalami kerawanan dan kerentanan pangan adalah
wilayah yang sering mengalami kekeringan, banyak penduduknya yang
melakukan migrasi dan pendapatan perkapita desanya rendah. Dilihat dari
spasialnya, desa yang mengalami kerawanan pangan dan gizi berisiko berat
sebagian besar wilayah kabupaten sumbawa barat.
Redahnya ketahanan pangan di tingkat daerah tidak serta merta mencerminkan
rendahnya ketahanan pangan di tingkat agregat yang lebih kecil. Oleh karena itu,
kondisi ketahanan pangan di tingkat kabupaten tidak dapat dijadikan acuan
kondisi ketahanan pangan masyarakat daerah.
Beberapa hal yang menjadi tantangan ketahanan pangan meliputi :
1) Sarana dan prasarana pertanian,
2) Skala usaha tani kecil dan konversi lahan
3) Adanya dampak perubahan iklim dan cuaca
4) Akses pangan yang tidak merata,
5) Food loss and waste yang tinggi
6) Regenerasi petani yang lambat
7) Adanya tantangan dalam inovasi dan diseminasi teknologi

d. Faktor penyebab kerentanan pangan


Pendaptan masyarakat menjadi tolak ukur tingkat kemiskinan sehingga
masyarakat yang pendapatannya rendah maka masuk pada kategori miskin,
dengan kondisi miskin dapat menjadi penyebab kerawanan pangan, hal ini sesuai
dengan hasil penelitian bahwa kemiskinan merupakan pangkal terjadinya
kerentanan pangan.
Kerentanan pangan dapat terjadi akibat beberapa factor yaitu :
- Akibat cuaca dan musim subur tidak menentu
- Musim panas berkepanjangan sehingga mengakibatkan kekeringan
dan masyarakat gagal panen
- Tingginya tingkat inflasi
- Sulitnya akses pangan menuju wilayah sehingga sulit terjangkau
- Rendahnya pendapatan masyarakat

2. Peninjauan Kualitas Beras Distribusi Pemerintah di Desa Mantar


a. Pentingnya lumbung pangan bagi masyarakat Desa Mantar
Lumbung pangan merupakan sarana untuk penyimpanan dan
pengelolaan bahan pokok sebagai cadangan pangan masyarakat untuk
antisipasi terjadinya kerawanan pangan, keadaan darurat dan gangguan
produksi pada musim kemarau.
Lumbung pangan merupakan lembaga cadangan pangan di daerah desa
Mantar, berperan dalam mengatasi kerawanan pangan masyarakat. Lumbung
pangan telah ada sejalan dengan budaya padi dan menjadi bagian dari sistem
cadangan pangan masyarakat. Keberadaan lumbung pangan cenderung
menurun karena beberapa sebab, yaitu: (a) penerapan revolusi hijau yang
mengintroduksikan teknologi padi unggul, dan modernisasi pertanian dinilai
tidak sesuai dengan lumbung tradisional masyarakat, (b) keberadaan Bulog
yang berperan dalam stabilisasi pasokan dan harga pangan (gabah) di setiap
wilayah pada setiap waktu menyebabkan tidak ada insentif untuk menyimpan
gabah, (c) globalisasi yang menyebabkan terbangunnya beragam pangan,
termasuk pangan olahan sampai ke perdesaan, telah merubah pola konsumsi,
dan (d) kegiatan pembinaan yang tidak konsisten dan cenderung orientasi
proyek menyebabkan pembinaan yang dilakukan tidak efektif. Keberadaan
lumbung pangan saat ini umumnya berada di daerah yang secara tradional
telah mengembangkan lumbung pangan di daerah rawan pangan dengan
kendala aksesibilitas. Lumbung pangan berperan mengatasi kerawanan pangan
masyarakat di daerah rawan pangan kronis, namun belum mampu untuk
mengatasi kerawanan pangan transien akibat kondisi tak terduga seperti
bencana. Untuk mengatasi kerawanan pangan transien dibutuhkan penyediaan
cadangan pangan oleh pemerintah yang memungkinkan mobilitas cadangan
pangan antar wilayah sebagaimana dilakukan oleh Bulog.
Dengan menurunnya peran Bulog diperlukan pemikiran untuk
mengembangkan kelembagaan cadangan pangan pada era otonomi daerah.
Pengembangan kelembagaan cadangan pemerintah daerah tersebut dapat
berupa BUMD, Lembaga Swasta atau kerjasama Pemda dengan Bulog dalam
pengadaan cadangan pangan daerah. Penanganan kerawanan pangan juga
sangat berkaitan erat dengan pengentasan kemiskinan. Untuk itu
penanggulangan kerawanan pangan tidak hanya berkaitan dengan aspek
produksi dan penyediaan bahan pangan. Perbaikan kondisi kerawanan pangan
dapat dilakukan dengan perbaikan infrastruktur dan pengembangan sumber
daya manusia.

b. Penyebab terjadinya kerentanan pangan di Desa Mantar

Salah satu sebab terjadinya kerentanan pangan bagi masyarakat desa


Mantar adalah cuaca yang tidak stabil dan musim subur yang hanya bisa
terjadi satu kali periode dalam satu tahun dalam kurang lebih masa waktu 6
bulan, kemudian untuk 6 bulan selanjutnya terjadi kekeringan, sehingga
membuat masyarakat sekitar menjadi gagal panen dan wilayahnya akan rentan
terhadap pangan sehat.

Kerentanan pangan yang terjadi pada desa Mantar Kabupaten


Sumbawa Barat tentu saja berkaitan dengan sarana dan prasarana yang
membatasi akses masyarakat mendapatkan bahan pangan dengan jumlah yang
cukup dan dan berkualitas. Misalnya kondisi jalan pada beberapa desa yang
masih belum beraspal dan bahkan ada yang kondisinya sangat
memperihatinkan. Masalah lain yang perlu disoroti adalah masih minimnya
ketersediaan air bersih dan masih kurangnya tenaga kesehatan di desa-desa
yang mengalami kerawanan pangan. Hasil ini berkorelasi dengan aspek
pemanfaatan pangan.

Tingginya tingkat inflasi yang menyebabkan tingginya harga pasaran


pangan juga membuat masyarakat desa Mantar akan rentan pangan.
Kurangnya akses pendukung dan sumber daya pembantu untuk pengiriman
bahan pangan dari luar juga mengakibatkan masyarakat akan kekurangan
bahan pangan.

c. Indikator kualitas beras subsidi pemerintah yang baik di konsumsi oleh


masyarakat
Desa Mantar
Indikator Kualitas beras dipengaruhi oleh beberapa faktor seperti mutu
fisik, mutu tanak (cooking quality), dan mutu rasa (eating quality) (Damardjati
1995). Mutu tanak dan mutu rasa dipengaruhi oleh kandungan amilosa, suhu
gelatinisasi dan konsistensi gel (Normita and Cruz, 2002). Mutu rasa berbeda
dengan aspek mutu lainnya. Mutu fisik dan mutu tanak dinilai secara objektif
menggunakan instrumen, sedangkan mutu rasa ditentukan secara objektif dan
subjektif.
Mutu rasa dan mutu tanak beras umumnya dipengaruhi oleh karakter pati
biji beras. Kandungan amilosa dan konsistensi gel mempengaruhi mutu rasa
dan mutu tanak secara langsung (Bahmaniar and Ranjbar 2007). Sifat fisik dan
fisiko kimia beras menentukan mutu rasa, namun karena adanya perbedaan
kesukaan personal, kebiasaan, dan lingkungan menyebabkan perbedaan yang
terlihat dengan analisis sensori. Analisis sensori adalah cara baru untuk
mengevaluasi beras dalam menentukan mutu rasa (Zhang et al. 2010).
Jenis/merk beras yang dipilih hanya berdasarkan yang banyak diminati dan
dibeli konsumen tanpa memperhatikan harganya. Informasi mengenai
jenis/merk beras yang paling diminati didapatkan melalui survei dan
wawancara kepada pedagang dan konsumen di pasar setempat. Setiap provinsi
memiliki jenis/merk beras yang berbeda, sehingga jenis/merk beras yang
digunakan di tiap provinsi juga berbeda. Pada saat pembelian beras, pedagang
diminta untuk meberikan stok beras terbaru. Varietas Ciherang yang diperoleh
dari Balai Besar Penelitian Tanaman Padi (BB Padi), digunakan sebagai
kontrol

d. Pemberian barang Kelengkapan tanggap darurat bencana.


Berupa Jalur evakuasi dan Alat Pemadam Api Ringan (APAR) :
Wilayah Kabupaten Sumbawa Barat sangat rentan akan terjadinya
bencana, di OPD Dinas Ketahanan Pangan belum terlihat sedikitpun
kelengkapan tanggap darurat sehingga kami kelompok magang memutuskan
untuk memberikan barang kelengkapan tanggap darudat berupa Jalur Evakuasi
dan Alat Pemadam Api Ringan.
Dalam suatu dinas harus mementingkan keselamatan pekerja dan aset.
Maka system protrksi kebakaran sangat diperlukan untuk mencegah adanya
kerugian jiwa maupun aset. System proteksi ada dua yaitu sistem proteksi aktif
dan system protrksi pasif. Salah satu system proteksi aktif adalah Alat
Pemadam Api Ringan, sedangkan Sistem proteksi pasif dapat berupa jalur
evakuasi.
Menurut Peraturan Menteri Tenaga Kerja No. 04 Tahun 1980, Alat
Pemadam Api Ringan adalah alat yang ringan serta mudah dilayani oleh satu
orang untuk memadamkan api pada mula terjadi kebakaran.
PENUTUP

Kesimpulan

Berdasarkan pemahaman dan penelusuran terhadap Dinas Ketahanan Pangan, dapat


disimpulkan bahwa dinas ini memiliki peran penting dalam memastikan ketersediaan dan
keberlanjutan pangan bagi masyarakat. Melalui kegiatan pemantauan, pengawasan, serta
pengembangan kebijakan dan program, Dinas Ketahanan Pangan berperan dalam melindungi
dan meningkatkan ketahanan pangan di tingkat lokal, regional, dan nasional.

Selama magang di Dinas Ketahanan Pangan, telah ditemukan beberapa aspek penting.
Pertama, pemahaman akan kompleksitas sistem pangan dan tantangan yang dihadapi dalam
mencapai ketahanan pangan. Magang ini memberikan wawasan tentang faktor-faktor yang
memengaruhi produksi, distribusi, dan konsumsi pangan serta pentingnya menjaga
keberlanjutan dan keadilan dalam sistem pangan.

Kedua, pengalaman magang di Dinas Ketahanan Pangan memungkinkan eksplorasi


terhadap berbagai kegiatan seperti pemantauan stok pangan, pengendalian kualitas pangan,
pengawasan harga, pengembangan program pangan, serta peningkatan kesadaran masyarakat
tentang gizi dan keamanan pangan. Magang ini memberikan kesempatan untuk berinteraksi
dengan berbagai pemangku kepentingan terkait pangan, seperti petani, pedagang, produsen,
serta lembaga pemerintah dan non-pemerintah terkait.

Kesimpulannya, magang di Dinas Ketahanan Pangan merupakan pengalaman yang


berharga dalam memahami dan berkontribusi terhadap upaya mencapai ketahanan pangan
yang berkelanjutan dan inklusif. Magang ini memberikan pemahaman praktis tentang
implementasi kebijakan pangan, tantangan yang dihadapi, serta pentingnya kerjasama dan
koordinasi lintas sektor dalam mencapai tujuan tersebut.
DAFTAR PUSTAKA

Undang-undang Nomor 30 Tahun 2003 tentang Pembentukan Kabupaten


Sumbawa Barat di Provinsi Nusa Tenggara Barat;
Undang-Undang No. 7 tahun 1996 Tentang Pangan

Undang Undang No. 18 Tahun 2012 tentag Pangan

Peraturan Pemerintah Nomor 86 tahun 2019 tentang Keamanan Pangan mencabut PP tahun
2004 tentang Keamanan, Mutu dan Gizi Pangan

Peraturan Daerah Kabupaten Sumbawa Barat Nomor 19 Tahun 2017 tentang


Pembentukan Kedudukan, Tugas Pokok dan Susunan Organisasi Dinas Daerah
Kabupaten Kabupaten Sumbawa Barat
Peraturan Bupati Sumbawa Barat Nomor 49 Tahun 2016 Tentang Kedudukan, Susunan
Organisasi, Tugas Pokok dan Fungsi serta Tata Kerja Dinas-dinas Daerah Kabupaten
Sumbawa Barat Pasal 12

PP Nomor 68 Tahun 2002 tentang Ketahanan Pangan yang mengatur tentang ketahanan
pangan

Laporan Akuntansi Kinerja Instansi Pemerintahan Dinas Ketahanan Pangan Tahun 2022
LAMPIRAN

HARI / FOTO KETERANGAN


TANGGAL
13 Juni 1. Apel Pembukaan Magang II
2023 2. Perkenalan Pertama Secara
Singkat Mengenai OPD
Dinas Ketahanan Pangan
3. Serah terima praja dengan
induk semang oleh
pembimbing akademik

14 Juni 2023 1. Apel Pagi


2. Ramah Tamah dengan
Pegawai Dinas Ketahanan
Pangan
3. Rapat Capaian Kinerja
Triwulan I DKP
4. Pengenalan Tupoksi dan
Rancangan Strategi Bidang
Keuangan dan Program
DKP
15 Juni 2023 1. Apel Pagi
2. Pendalaman materi pada
bidang Keuangan dan
Program serta Kegiatan
mengenai LKJIP sekaligus
kunjungan Pembimbing
Magang II
3. Penyerahan Kalender
Kepada Sekretaris Dinas
4. Penjelasan mengenai
Analisis Jabatan pada Dinas
Ketahanan Pangan
5. Kegiatan Forum Yasinan

16 Juni 2023 1. Kegiatan senam pagi

17 Juni 2023 1. Latihan Drumband Gita


Abdi Praja
18 Juni 2023 1. Latihan Drumband Gita
Abdi Praja

19 Juni 2023 1. Apel Pagi


2. Penyerahan cendera mata
Kalender IPDN kepada
kepala Dinas
3. Memahami Program dan
kegiatan masing-masing
Bidang di Dinas Ketahanan
Pangan
4. Rapat Kepanitiaan Kegiatan
Gerakan Pangan Murah
20 Juni 2023 1. Upacara Syukur
2. Pendalaman materi terkait
pembagian bidang masing-
masing anggota kelompok
di Dinas Ketahanan Pangan
3. Kegiatan Lapangan
Pembagian cadangan
pangan berupa bantuan
Beras Pemerintah kepada
masyarakat Desa Mantar,
Kecamatan Poto Tano
4. Kunjungan proses
pengerjaan Lumbung
Pangan di Desa Mantar,
Kecamatan Poto Tano

21 Juni 2023 1. Apel Pagi


2. Pengarahan dari Wakil
Kepala Satuan Latihan
Kabupaten kepada seluruh
Satuan Praja Muda
3. Pendalaman Materi
Program Kegiatan masing-
masing bidang terkait
Program Khusus yang
berkaitan dengan Prodi
Manajemen Keamanan dan
Keselamatan Publik
22 Juni 2023 1. Pemberangkatan menuju
Sumbawa Besar
2. Penerimaan oleh Kepala
Dinas Dukcapil Sumbawa
Besar
3. Gladi bersih Marching
Band GAP
4. Makan malam bersama
5. Pengecekan personil

23 Juni 2023 1. Pelaksanaan drumband dalam


Welcoming Ceremony
MXGP Sumbawa

25 Juni 2023 1. Persiapan gelar


pangan murah
26 Juni 2023 1. Upacara Bendera dari
Dinas Pariwisata
2. Pengarahan dari
Pamong Pengasuh
3. Kegiatan Gelar Pangan
Murah sekaligus
Penijauan Keamanan
pangan segar yang di
pasarkan pada saat
kerentanan pangan
sebagai Program Kerja
Khusus kelompok J-15
27 Juni 2023 1. Kegiatan gotong
royong di depan halaman
masjid Agung Darussalam
dalam rangka persiapan
Hari Raya Idul Adha
2. Kegiatan
penyelesaian tugas Laporan
Magang II kelompok J-15

Anda mungkin juga menyukai