Anda di halaman 1dari 11

Model Pembelajaran Project Based Learning (PjBL)

(Ai Sri Nurhayati dan Dwi Harianti)

Apa Model Project Based Learning (PjBL)


Goodman dan Stivers (2010) mendefinisikan Project Based Learning (PjBL)
merupakan pendekatan pengajaran yang dibangun di atas kegiatan pembelajaran
dan tugas nyata yang memberikan tantangan bagi peserta didik yang terkait dengan
kehidupan sehari-hari untuk dipecahkan secara berkelompok.

Menurut Afriana (2015), pembelajaran berbasis proyek merupakan model


pembelajaran yang berpusat pada peserta didik dan memberikan pengalaman
belajar yang bermakna bagi peserta didik. Pengalaman belajar peserta didik maupun
konsep dibangun berdasarkan produk yang dihasilkan dalam proses pembelajaran
berbasis proyek.

Grant (2002) mendefinisikan project based learning atau pembelajaran berbasis


proyek merupakan model pembelajaran yang berpusat pada peserta didik untuk
melakukan suatu investigasi yang mendalam terhadap suatu topik. Peserta didik
secara konstruktif melakukan pendalaman pembelajaran dengan pendekatan
berbasis riset terhadap permasalahan dan pertanyaan yang berbobot, nyata, dan
relevan.

Sedangkan Made Wena (dalam Lestari, 2015: 14) menyatakan bahwa model Project
Based Learning adalah model pembelajaran yang memberikan kesempatan kepada
pendidik untuk mengelola pembelajaran dikelas dengan melibatkan kerja proyek.
Kerja proyek merupakan suatu bentuk kerja yang memuat tugas-tugas kompleks
berdasarkan kepada pertanyaan dan permasalahan yang sangat menantang dan
menuntun peserta didik untuk merancang, memecahkan masalah, membuat
keputusan, melakukan kegiatan investigasi, serta memberikan kesempatan peserta
didik untuk bekerja secara mandiri.
Pendekatan pembelajaran berbasis proyek (PjBL) menciptakan lingkungan belajar
"konstruktivis" dimana peserta didik membangun pengetahuan mereka sendiri dan
pendidik menjadi fasilitator. (Goodman dan Stivers, 2010)

Mengapa Model Project Based Learning (PjBL)


Karakteristik model Project-based Learning diantaranya yaitu peserta didik
dihadapkan pada permasalahan konkret, mencari solusi, dan mengerjakan projek
dalam tim untuk mengatasi masalah tersebut

Real-world Student choice Project


problem Project Goal

Pada model PjBL peserta didik tidak hanya memahami konten, tetapi juga
menumbuhkan keterampilan pada peserta didik bagaimanan berperan di
masyarakat. Keterampilan yang ditumbukan dalam PjBl diantaranya keterampilan
komunikasi dan presentasi, keterampilan manajemen organisasi dan waktu,
keterampilan penelitian dan penyelidikan, keterampilan penilaian diri dan refleksi,
partisipasi kelompok dan kepemimpinan, dan pemikiran kritis.

Penilian kinerja pada PjBL dapat dilakukan secara individual dengan


memperhitungkan kualitas produk yang dihasilkan, kedalaman pemahaman konten
yang ditunjukkan, dan kontribusi yang diberikan pada proses realisasi proyek yang
sedang berlangsung. PjBL juga memungkinkan peserta didik untuk merefleksikan
ide dan pendapat mereka sendiri, dan membuat keputusan yang mempengaruhi
hasil proyek dan proses pembelajaran secara umum, dan mempresentasikan hasil
akhir produk.
Berikut ini beberapa hasil penelitian tentang penerapan PjBL. Rezeki, dkk (2015)
menyatakan bahwa penerapan metode pembelajaran Project Based Learning (PjBL)
disertai dengan peta konsep dapat pada materi redoks kelas X-3 SMA Negeri
Kebakkramat tahun pelajaran 2013/2014 dapat meningkatkan aktivitas belajar
peserta didik. Penerapan metode pembelajaran project based learning (PjBL)
disertai peta konsep pada materi redoks kelas X-3 SMA Negeri Kebakkramat tahun
pelajaran 2013 / 2014 dapat meningkatkan prestasi belajar peserta didik, dari hasil
prestasi belajar kognitif pada siklus I sebesar 41,67% meningkat menjadi 77,78%
pada siklus II. Prestasi belajar aspek afektif pada siklus I sebesar 58,33% meningkat
menjadi 80, 55% pada siklus II. Sedangkan Nurfitriyanti (2016) dalam penelitiannya
juga menyatakan bahwa terdapat pengaruh penerapan model pembelajaran Project
based learning terhadap kemampuan pemecahan masalah matematika.
Kemampuan pemecahan masalah matematika yang diajarkan menggunakan model
pembelajaran project based learning lebih baik daripada yang diajarkan dengan
menggunakan model pembelajaran ekspositori.

Global SchoolNet (2000) dalam Nurohman melaporkan hasil penelitian the AutoDesk
Foundation tentang karakteristik Project Based Learning. Hasil penelitian tersebut
menyebutkan bahwa Project Based Learning adalah pendekatan pembelajaran yang
memiliki karakteristik sebagai berikut:
a) peserta didik membuat keputusan tentang sebuah kerangka kerja,
b) adanya permasalahan atau tantangan yang diajukan kepada peserta didik,
c) peserta didik mendesain proses untuk menentukan solusi atas permasalahan
atau tantangan yang diajukan,
d) peserta didik secara kolaboratif bertanggungjawab untuk mengakses dan
mengelola informasi untuk memecahkan permasalahan,
e) proses evaluasi dijalankan secara kontinyu,
f) peserta didik secara berkala melakukan refleksi atas aktivitas yang sudah
dijalankan,
g) produk akhir aktivitas belajar akan dievaluasi secara kualitatif,
h) situasi pembelajaran sangat toleran terhadap kesalahan dan perubahan
(Global SchoolNet, 2000)
Keunggulan penerapan model project based learning yaitu: “(1) meningkatkan
motivasi belajar peserta didik untuk belajar mendorong kemampuan mereka untuk
melakukan pekerjaan penting, dan mereka perlu dihargai; (2) meningkatkan
kemampuan pemecahan masalah; (3) membuat peserta didik menjadi lebih aktif
dan berhasil memecahkan problem-problem yang kompleks; (4) meningkatkan
kolaborasi: (5) mendorong peserta didik untuk mengembangkan dan
mempraktikkan keterampilan komunikasi; (6) meningkatkan keterampilan peserta
didik dalam mengelola sumber; (7) memberikan pengalaman kepada peserta didik
pembelajaran dan praktik dalam mengorganisasi proyek dan membuat alokasi waktu
dan sumber-sumber lain seperti perlengkapan untuk menyelesaikan tugas; (8)
menyediakan pengalaman belajar yang melibatkan peserta didik secara kompleks
dan dirancang berkembang sesuai dunia nyata; (9) melibatkan para peserta didik
untuk belajar mengambil informasi dan menunjukkan pengetahuan yang dimiliki,
kemudian diimplementasikan dengan dunia nyata; (10) membuat suasana belajar
menjadi menyenangkan, sehingga peserta didik maupun pendidik menikmati proses
pembelajaran” (Kurniasih dalam Nurfitriyani, 2016)

Kapan Model Project Based Learning dapat diterapkan?


Model pembelajaran ini dapat digunakan ketika pendidik ingin mengkondisikan
pembelajaran aktif yang berpusat pada peserta didik dimana peserta didik memiliki
pengalaman belajar yang lebih menarik dan menghasilkan sebuah karya
berdasarkan permasalahan nyata (kontekstual) yang terjadi dalam kehidupan
sehari-hari. Model pembelajaran ini juga dapat digunakan ketika pendidik ingin lebih
menekankan pada keterampilan sains yaitu pada kegiatan mengamati,
menggunakan alat dan bahan, menginterpretasikan, merencanakan proyek,
menerapkan konsep, mengajukan pertanyaan dan berkomunikasi dengan baik.
Selain itu pendidik juga dapat menggunakan model PjBL ketika ingin
mengembangkan kemampuan berfikir kreatif peserta didik dalam merancang dan
membuat sebuah proyek yang dapat dimanfaatkan untuk mengatasi permasalahan
secara sistematis. Sehingga model PjBL ini dapat membudayakan berpikir tingkat
tinggi (high order thinking/HOT) dalam mengimplementasikan pembelajaran
saintifik (Mengamati, Mengasosiasi, Mencoba, Mendiskusikan, dan
Mengkomunikasikan) serta pembelajaran abad 21 (4C: Critical thinking,
Collaboration, Creative, Communication)

Pembelajaran project based learning dapat dilaksanakan apabila dipenuhi syarat-


syarat berikut: a. pendidik harus terampil mengidentifikasi kompetensi dasar yang
lebih menekankan pada aspek keterampilan atau pengetahuan pada tingkat
penerapan, analisis, sintesis, dan evaluasi; b. pendidik mampu memilih materi atau
topik-topik yang akan dijadikan tema proyek sehingga menjadi menarik; c. pendidik
harus terampil menumbuhkan motivasi peserta didik dalam mengerjakan proyek; d.
adanya fasilitas dan sumber belajar yang cukup; d. pendidik harus melihat
kesesuaian waktu proyek dengan kalender akademik sehingga kegiatan proyek
memungkinkan akan dilakukan.

Bagaimana karakteristik materi pembelajaran yang sesuai dalam


penerapan Model Project Based learning?
Seperti yang sudah di uraikan bahwa model Project Based Learning merupakan
model pembelajaran yang lebih menekankan pada keterampilan proses sains dan
berkaitan dengan kehidupan nyata atau sehari-hari sehingga karakteristik materi
yang sesuai dalam penerapan model Project Based learning ini yaitu:
• Memiliki kompetensi dasar yang lebih menekankan pada aspek keterampilan
atau pengetahuan pada tingkat penerapan, analisis, sintesis, dan evaluasi
(memodifikasi, mencoba, membuat, menggunakan, mengoperasikan,
memproduksi, merekonstruksi, mendemonstrasikan, menciptakan,
merancang,menguji, dll )
• Dapat menghasilkan sebuah produk
• Memiliki keterkaitan dengan permasalahan nyata atau kehidupan sehari-hari
Bagaimana Tahapan Umum Alur Pembelajaran (Learning Path) Model
Project Based Learning?

Menurut Educational Technology Division-Ministry of Education Malaysia (2006)


terdapat 6 langkah agar pelaksanaan pembelajaran berbasis proyek ini berhasil yaitu
dengan mempersiapkan pertanyaan penting terkait suatu topik maeri yang akan
dipelajari, membuat rencana proyek, membuat jadwal, memonitor pelaksaan
pembelajaran berbasis proyek (PBL), melakukan penilaian, dan valuasi pembelajaran
berbasis proyek (PBL).

Menurut Rais dalam Lestari (2015) langkah-langkah model pembelajaran Project


Based Learning adalah sebagai berikut:

1) Membuka pelajaran dengan suatu pertanyaan menantang (start with the big
question) Pembelajaran dimulai dengan sebuah pertanyaan driving question yang
dapat memberi penugasan pada peserta didik untuk melakukan suatu aktivitas.
Topik yang diambil hendaknya sesuai dengan realita dunia nyata dan dimulai
dengan sebuah investigasi mendalam.
2) Merencanakan proyek (design a plan for the project). Perencanaan dilakukan
secara kolaboratif antara pendidik dengan peserta didik. Dengan demikian peserta
didik diharapakan akan merasa memiliki atas proyek tersebut. Perencanaan berisi
tentang aturan main, pemilihan aktivitas yang dapat mendukung dalam menjawab
pertanyaan esensial dengan mengintegrasikan berbagai subjek yang mendukung,
serta menginformasikan alat dan bahan yang dapat dimanfaatkan untuk
menyelesaikan proyek.
3) Menyusun jadwal aktivitas (create a schedule). Pendidik dan peserta didik secara
kolaboratif menyusun jadwal aktivitas dalam menyelesaikan proyek. Waktu
penyelesaian proyek harus jelas, dan peserta didik diberi arahan untuk mengelola
waktu yang ada. Biarkan peserta didik mencoba menggali sesuatu yang baru,
akan tetapi pendidik juga harus tetap mengingatkan apabila aktivitas peserta didik
melenceng dari tujuan proyek. Proyek yang dilakukan oleh peserta didik adalah
proyek yang membutuhkan waktu yang lama dalam pengerjaannya, sehingga
pendidik meminta peserta didik untuk menyelesaikan proyeknya secara
berkelompok di luar jam sekolah. Ketika pembelajaran dilakukan saat jam sekolah,
peserta didik tinggal mempresentasikan hasil proyeknya di kelas.
4) Mengawasi jalannya proyek (monitor the students and the progress of the
project). Pendidik bertanggungjawab untuk melakukan monitor terhadap aktivitas
peserta didik selama menyelesaikan proyek. Monitoring dilakukan dengan cara
memfasilitasi peserta didik pada setiap proses. Dengan kata lain, pendidik
berperan sebagai mentor bagi aktivitas peserta didik. Pendidik mengajarkan
kepada peserta didik bagaimana bekerja dalam sebuah kelompok. Setiap peserta
didik dapat memilih perannya masing masing dengan tidak mengesampingkan
kepentingan kelompok.
5) Penilaian terhadap produk yang dihasilkan (assess the outcome). Penilaian
dilakukan untuk membantu pendidik dalam mengukur ketercapaian standar,
berperan dalam mengevaluasi kemajuan masing masing peserta didik, memberi
umpan balik tentang tingkat pemahaman yang sudah dicapai oleh peserta didik,
serta membantu pendidik dalam menyusun strategi pembelajaran berikutnya.
Penilaian produk dilakukan saat masing-masing kelompok mempresentasikan
produknya di depan kelompok lain secara bergantian.
6) Evaluasi (evaluate the experience). Pada akhir proses pembelajaran, pendidik dan
peserta didik melakukan refleksi terhadap aktivitas dan hasil proyek yang sudah
dijalankan. Proses refleksi dilakukan baik secara individu maupun kelompok. Pada
tahap ini, peserta didik diminta untuk mengungkapkan perasaan dan
pengalamannya selama menyelesaikan proyek.

Berdasarkan penjelasan tersebut, berikut ini diagram tahapan dalam pelaksanaan


Project Based Learning
1. Pengenalan
Masalah
(Pertanyaan)

2. Mendesain
6. Evaluasi dan
Perencanaan
Refleksi
Project

5. Menguji
Hasil (Presentasi 3. Penyusunan
Project) Jadwal Project

4. Pelaksanaan
dan Monitoring
Project

Pengalaman Belajar dan Kompetensi Dalam Penerapan Model Project


Based Learning

Diskripsi pengalaman belajar dan kompetensi yang diperoleh peserta didik dapat
diperoleh dengan menghubungkan alur/tahapan pembelajaran (learning path) dari
model pembelajaran Project Based Learning dan dihubungkan Kompetensi Abad
21, yaitu 4C: creative (berpikir kreatif), collaborative (bekerjasama),
communication (berkomunikasi), critical (berpikir kritis), dan 1Q yaitu Taqwa
dengan pendekatan Saintifik sesuai Kurikulum 2013 (K13) terintegrasi TIK, yaitu
5M: Mengamati, Mengasosiasi, Mencoba, Mendiskusikan, dan Mengkomunikasikan.

Pengalaman belajar peserta didik selama pelaksanaan model pembelajaran project


based learning antara lain peserta didik diajak untuk peduli terhadap masalah-
masalah di lingkungan sekitar dalam kehidupan mereka sehari hari, berlatih untuk
peka pada lingkungan, belajar mencari pertanyaan esensial, peserta didik berlatih
berpikir logis, kritis, dan detil, berfikir tentang detil pekerjaan yang harus dilakukan,
berfikir asosiatif yakni menghubungkan satu aspek pekerjaan dengan pekerjaan
lainnya, berpikir tentang urutan waktu, belajar membagi tugas sesuai minat dan
kemampuan, inisiatif peserta didik untuk mengarahkan sendiri dalam belajar,
berusaha mencari sumber informasi dan pengetahuan, peserta didik mencoba cara
kerja sesuai pemahaman mereka, saling berdiskusi dan bekerjasama, dan belajar
dari kesalahan untuk kemudian memperbaikinya sendiri.
Tahapan Pengalaman Belajar Kompetensi Abad 21 Pendekatan saintifik
dalam PBL (4C+1Q) K13
Langkah 1 . • Menggugah • Critical thinking • Mengamati
Pengenalan ketertarikan peserta (mendorong berfikir fenomena sekitar
masalah didik terhadap topik kritis mencari (dunia nyata) yang
(Penentuan yang akan dipelajari jawaban dari dihubungkan
Pertanyaan (apersepsi) pertanyaan yang dengan topik yang
Mendasar) • Mendorong peserta diberikan dibahas
didik untuk berfikir • EQ • Mengasosiasi
kritis • IQ (mengubungkan
• Membangun • SQ keterkaitan
kemampuan peserta fenomena alam
didik dalam dengan topik yang
menghubungkan dibahas)
kejadian yang tejadi
di sekitarnya dengan
topik yang dibahas
Langkah 2 • Mengorganisasikan • Critical thinking • Mendiskusikan
Penyusunan peserta didik dalam (mengembangkan rancangan project
Rancangan kelompok kerja kemampuan berfikir • Mencoba
Project • Membangun (menggali • Mengkomunikasikan
kerjasama sesama pengetahuan sendiri) dengan teman dan
peserta didik untuk menyusun pendidiknya
• Membangun rancangan project)
komunikasi antar • Creative
peserta didik (mengembangkan
Melibatkan peserta kreatifitas dalam
didik dalam proses membuat rancangan)
perencanaan • Collaboration
• Menentukan dan (bekerjasama dengan
menemukan kelompoknya dalam
rancangan project membuat rancangan)
sendiri • Communication
(mengkomunikasikan
rancangan dengan
teman dan
pendidiknya)
Langkah 3 • Mengembangkan • Critical thinking • Mengasosiasi
Penyusunan kemampuan • Creative • Mendiskusikan
Rencana Kerja penyelidikan otentik • Collaboration • Mengkomunikasikan
• Mengidentifikasi • Communication
masalah nyata
• Mencari sumber
informasi

Langkah 4 • Memiliki • Critical thinking • Mengamati


Pelaksanaan pengalaman untuk • Creative • Mengasosiasi
dan Monitoring melakukan • Collaboration • Mencoba
Project penyelidikan • Communication • Mendiskusikan
(mencoba) • Mengkomunikasikan
• Menumbuhkan
kemampuan
menganalisis
(menemukan sendiri
hubungan antara
kondisi nyata
dengan
permasalahan yang
dihadapi)
• Membangun sikap
berbagi dan
kekerjasama
• Mengembangkan
kemampuan
berkomunikasi
• Memumbuhkan
kemampuan
membuat keputusan
• Memanfaatkan
media dan sumber
(TIK)
Langkah 5 • Menyusun bahan • Creative • Mendiskusikan
Pengujian Hasil presentasi • Communication • Mengkomunikasikan
(Presentasi) • Menyampaikan hasil • Collaboration •
project (presentasi
menggunakan
media/TIK)
• Menjawab
pertanyaan saat
diskusi
• Mengembangkan
kemampuan
menampilkan hasil
karya
(menggunakan
media/TIK)
• Mengemas produk
• Mendokumentasikan
tahapan projek
(memanfaatkan
TIK)
• Menampilkan
produk
(menggunakan
media/TIK)

Langkah 6 • Mengembangkan • Critical thinking • Mengasosiasi


Evaluasi dan kemampuan • EQ
Refleksi menganalisis hasil • IQ
project • SQ
• Kemampuan
mengambil
keputusan
Daftar Pustaka
Grant, M.M. 2002. Getting A Grip of Project Based Learning : Theory, Cases and
Recomandation. North Carolina : Meredian A Middle School Computer
Technologies. Journal Vol. 5.
Afriana, Jaka. 2015. Project Based Learning (PjBL). Makalah untuk Tugas Mata Kuliah
Pembelajaran IPA Terpadu. Program Studi Pendidikan IPA Sekolah Pascasarjana.
Universitas Pendidikan Indonesia. Bandung.
Nurfitriyanti, Maya. 2016. Model Pembelajaran Project Based Learning Terhadap
Kemampuan Pemecahan Masalah Matematika. Jurnal Formatif 6(2): 149-160.
Rezeki, Rina Dewi., dkk. 2015. Penerapan Metode Pembelajaran Project Based
Learning (PjBl) Disertai dengan Peta Konsep Untuk meningkatkan Prestasi dan
Aktivitas Belajar Siswa Pada Materi Redoks Kelas x-3 SMA Negeri Kebakkramat
Tahun pelajaran 2013/2014. Jurnal Pendidikan Kimia(JPK), Vol. 4 No.1: 74-81.
Goodman, Brandon and Stivers, J. 2010. Project-Based Learning. Educational
Psychology. ESPY 505.
Lestari, Tutik. 2015. Peningkatan Hasil Belajar Kompetensi Dasar menyajikan Contoh-
Contoh Ilustrasi Dengan Model Pembelajaran Project Based Learning dan Metode
Pembelajaran Demonstrasi Bagi Siswa Kelas XI Multimedia SMK Muhammadiyah
Wonosari. Skripsi. Program Studi Pendidikan Teknik Informatika Fakultas Teknik
Universitas Negeri Yogyakarta. Yogyakarta.

Sumber Online
Division of Teaching and Learning Office of Curriculum, Standards, and academic
Engagement. 2009. Project-Based Learning: Inspiring Middle School Students to
Engage in Deep and Active Learning. New York.
http://blog.ncue.edu.tw/sys/lib/read_attach.php?id=11950 diakses 19 Januari
2019
Educational Technology Division Ministry of Education, Malaysia. Project-Based
Learning Handbook, "Educating the Millennial Learner".
http://fliphtml5.com/ygry/apzb/basic, diakses 19 Januari 2019.
Nurohman, Sabar. Pendekatan Project Based Learning Sebagai upaya Internalisasi
Scientific Method Bagi Mahasiswa Calon Guru Fisika.
http://staff.uny.ac.id/sites/default/files/132309687/project-based-learning.pdf
diakses 19 Januari 2019

Anda mungkin juga menyukai