11d8c5480f1979aeccf945770915e0e2
11d8c5480f1979aeccf945770915e0e2
Syarifah,S.S.T.,M.K.M.
dr. Betty Prasetyaswati,M.Si
Martati Nur Utami, A.Md
Hematologi Dasar
Copyright © PT Cipta Gadhing Artha, 2020
Penulis:
Betty Prasetyaswati, Syarifah, Martati Nur Utami
Editor:
Yuche Yahya Sukaca
Desain Sampul:
Wawan
Penerbit:
PT Cipta Gadhing Artha
Redaksi:
Centennial Tower Level 29, Jl. Gatot Subroto No.27, RT.2/RW.2,
Karet Kuningan, Kecamatan Setiabudi, Kota Jakarta Selatan,
Daerah Khusus Ibukota Jakarta 12950
Web : http://terbit.in
E-mail : pracetak@terbit.in
WhatsApp : +62811354321
Hematologi Dasar | 3
Ucapan terima kasih kami sampaikan kepada tim
penyusun dan berbagai pihak yang telah membantu
tersusunnya Modul Hematologi Dasar. Saran dan masukan
kami harapkan demi kesempurnaan Modul hematologi ini.
Penulis
Hematologi Dasar | 5
BAB IX. PEMERIKSAAN HEMATOKRIT (HCT)
MAKROMETHODE................................................... 53
BAB X. PEMERIKSAAN HEMOTKRIT (HCT)
MIKROMETHODE .................................................... 56
BAB XI. PEMERIKSAAN DARAH LENGKAP DENGAN
HEMOTOLOGY ANALYZER .................................... 60
BAB XII. PEMERIKSAAN LAJU ENDAP DARAH (LED)
METODE WINTROBE .............................................. 65
BAB XIII. PEMERIKSAAN MASA PERDARAHAN ........... 68
BAB XIV. PEMERIKSAAN MASA PEMBEKUAN
METODE LEE & WHITE ........................................... 72
BAB XV. PEMERIKSAAN RUMPLE LEED ...................... 75
BAB XVI. PEMERIKSAAN RETRAKSI BEKUAN DAN
KONSISTENSINYA .................................................. 77
CONTOH PEMBUATAN LAPORAN PRAKTIKUM .......... 80
DAFTAR PUSTAKA ........................................................ 81
Hematologi Dasar | 7
3 Torniquet Untuk
membendung
pembuluh vena
agar kelihatan jelas
saat pengambilan
darah vena
8 Pipet Untuk
Thoma pengenceran darah
Lekosit pada hitung jumlah
sel lekosit dan
eosinofil
9 Pipet Untuk
Thoma pengenceran darah
eritrosit pada hitung jumlah
sel eritrosit dan
trombosit
Hematologi Dasar | 9
11 Haemoglobi Alat untuk
nometer mengetahui kadar
Hb secara Sahli
Hematologi Dasar | 11
19 Spigmoman Untuk mengukur
ometer tekanan darah dan
(Tensimeter masa
) pembendungan
Hematologi Dasar | 13
27 Cawan Petri Tempat untuk
meletakkan bilik
hitung pada
pemeriksaan
hitung trombosit
metode direct
Hematologi Dasar | 15
5. Prosedur Kerja :
Hematologi Dasar | 17
g. Segera gunakan pemeriksaan karena mudah
membeku
h. Bila pengambilan darah selesai, luka tusukan
ditekan dengan kapas kering agar
perdarahannya berhenti.
2. Prinsip :
Lokasi pengambilan pada dewasa yaitu di Vena
Cepalika, Vena Mediana dan Vena Basilica
sedangkan lokasi pengambilan pada bayi pada Vena
femoralis dan vena jugularis
3. Alat :
Jarum spuit 3cc atau 5 cc
Kapas plester / plesterin
Torniquet Kassa steril
Alkohol swab Tabung ( dengan anticoagulan / tan
Hematologi Dasar | 19
BAB III
Catatan :
Metode ini tidak dianjurkan untuk digunakan karena
akurasinya kurang dan tingkat kesalahan antara 25-
50%. Metode ini sudah jarang digunakan, kadang-
kadang digunakan dalam keadaan darurat.
Hematologi Dasar | 21
terjadi dibandingkan secara visual dengan warna
standar.
4. Bahan :
Darah kapiler
5. Alat yang dipakai :
a. Hemoglobinometer , yang terdiri atas:
Gelas berwarna coklat (warna standar)
Tabung hemometer/tabung pengencer
Pipet hemoglobin yang mempunyai rumus
20 cmm
Pengaduk dari gelas
b. Pipet pasteur
c. Blood lancet
d. Kapas
6. Prosedur :
a. Isi 5 tetes larutan HCl 0.1 N kedalam tabung
pengencer
b. Hisap darah dengan menggunakn pipet
hemoglobin sampai tepat pada tanda 20 cmm
c. Bersihkan bagian luar ujung pipet dengan kapas
kẻring
Catatan :
Pemeriksaan kadar hemoglobin metode sahli ini sudah
mulai ditinggalkan karena tingkat akurasinya yang
belum optimal , karena alat ini tidak distandarisasi
ulang
Hematologi Dasar | 23
Pemeriksaan Hb sahli ini sewaktu-waktu dapat
mengalami kesalahan karena :
1. Volume pipet hb tidak tepat 20 cmm
2. Warna standar sering sudah pucat
3. Pengambilan darah yang kurang baik
4. Reagen yang digunakan kurang sempurna
Hematologi Dasar | 25
4. Reagen :
CuSO4 BJ 1.053
CuSO4 BJ 1.062
5. Cara Kerja :
a. Siapkan 2 buah beaker glass ukuran 50 ml, beri
identitas masing-masing
Dengan tanda Bj : 1.053 dan Bj : 1.062 (
maksimal untuk 20 pemeriksaan)
b. Ke dalam beaker glass Bj : 1.053 masukkan
larutan CuSO4 Bj 1.053 sebanyak 40 ml ( untuk
20 pemeriksaan )
c. Ke dalam beaker glass Bj : 1.062 masukkan
larutan CuSo4 Bj 1.062 sebanyak 40 ml ( Untuk
20 pemeriksaan )
d. Desinfeksi ujung jari donor dengan alkohol
swab, Dengan cara dari ujung jari menuju ke
pangkal jari
e. Tusuk jari manis dengan posisi
Vertikal,menggunakan blood lancet
f. Usap jari donor dengan kassa steril dari ujung
jari menuju ke pangkal jari
Hematologi Dasar | 27
BAB IV
Hematologi Dasar | 29
Gambar bilik hitung
Hematologi Dasar | 31
BAB V
1. Metode : Mikrovisual
2. Prinsip :
Darah diencerkan dalam pipet leukosit, kemudian
dimasukkan dalam kamar hitung. Jumlah leukosit
dihitung dalam volume tertentu, dengan menggunakan
faktor konversi jumlah leukosit per ul darah dapat
diperhitungkan
3. Bahan pemeriksan :
a. Darah kapiler
b. Darah vena dengan anticoagulan (EDTA, Oxalat)
4. Alat yang dipakai :
a. Pipet thoma leukosit
b. Kamar hitung improved neubauer
c. Dek glass
d. Mikroskop
Hematologi Dasar | 33
sampai tanda 11. Hati-hatilah jangan
sampai terjadi gelembung udara.
4) Angkatlah pipet dari cairan, tutup ujung
pipet dengan ujung jari lalu lepaskan
karet penghisap.
5) Kocoklah pipet itu selama 15-30 detik.
Jika tidak segera akan dihitung,
letakkanlah dalam sikap horizontal.
Hematologi Dasar | 35
dilakukan pada keempat bidang
besar.
b) Kadang-kadang ada sel yang
letaknya menyinggung garis batas
sesuatu bidang. Sel-sel yang
menyinggung garis batas sebelah
kiri atau garis atas haruslah
dihitung. Sebaliknya sel-sel yang
menyingung garis batas sebelah
kanan atau bawah tidak boleh
dihitung.
Perhitungan :
Jumlah lekosit = N x Fb x P
= N x 2.5 x 20
N = Jumlah lekosit dalam 4 kotak W
Fb = Faktor Bilik Hitung
P = Pengenceran
1. Metode : Mikrovisual
2. Prinsip :
Darah diencerkan dalam pipet eritrosit dengan larutan
yang bersifat isotonis, kemudian dimasukkan kedlam
kamar hitung. Jumlah eritrosit dihitung dalam volume
tertentu, dengan menggunakan faktor konversi jumlah
eritrosit per ul darah dapat diperhitungkan.
3. Bahan pemeriksaan :
a. Darah kapiler
b. Darah vena dengan anticoagulan
4. Alat yang dipakai :
a. Pipet thoma eritrosit
b. Kamar hitung improved neubauer
c. Dek glass
d. Mikroskop
Hematologi Dasar | 37
5. Reagent :
a. Larutan Hayem, Yang berisi :
1) Natrium sulfat 5 gr
2) Natrium chlorida 1 gr
3) Merkurichlorida 0.5 gr
4) Aquadest ad 200 ml
b. Larutan Gowers , yang berisi :
1) Natrium sulfat 12.5 gr
2) Asam asetat glasial 33.3 ml
3) Aquadest add 200 ml
c. Larutan Rees dan Ecker , yang berisi :
1) Natrium sitrat 3.8 gr
2) Larutan formaldehida 40 % sebanyak 2 ml
3) Brilliantcresylblue 30 mg
4) Aquadest add 100 ml
Hematologi Dasar | 39
sentuhkan ujung pipet itu dengan sudut 30º
pada permukaan kamar hitung dengan
menyinggung pinggir kaca penutup. Biarkan
kamar hitung itu terisi cairan perlahan-lahan
dengan daya kapilaritasnya sendiri.
4) Biarkanlah kamar hitung itu selama 2 atau 3
menit agar eritrosit dapat mengendap.
7. Perhitungan
Jumlah Eritrosit = N x Fb x P
= N x 50 x 200
N = Jumlah Eritrosit dalam 5 kotak R
besar
Fb = Faktor Bilik Hitung
P = Pengenceran
Catatan : 1µL = 1 mm3
8. Harga Normal :
Wanita : 3.7 – 5.4 Juta/µL
Pria : 3.9 – 5.9 Juta/µL
Hematologi Dasar | 41
BAB VII
1. Metode : Mikrovisual
2. Prinsip :
Darah diencerkan dengan suatu larutan yang
mengandung brilliant cresyl blue yang akan mengecat
trombosit menjadi berwarna agak biru muda. Kemudian
trombositnya dihitung dengan menggunakan kamar
hitung
3. Bahan :
Darah kapiler atau darah vena dengan anticoagulan
(EDTA)
4. Alat yang dipakai :
a. Pipet thoma eritrosit
b. Kamar hitung improved neubauer
c. Dek glass
d. Mikroskop
Hematologi Dasar | 43
BAB VIII
1. Prinsip :
Setetes darah dibuat hapusannya pada slide dari kaca,
kemudian di cat dan dilihat hapusannya dibawah
mikroskop. Dengan jalan ini dapat menggambarkan
morfologi eritrosit, lekosit dan trombosit dan
menaksirkan presentasi jumlah lekosit dan trombosit.
2. Bahan :
Darah kapiler /darah vena
3. Alat :
a. Obyek glass
b. Dek glass
c. Pipet
4. Reagent :
Cat Giemsa
Cat Wright
Methanol
Hematologi Dasar | 45
b. Pulasan Giemsa :
1) Preparat yang sudah kering diletakkan
diatas rak pengecatan
2) Tetesan sekian banyak metanol diatas
sediaan itu sampai tertutup seluruh
permukaan obyek glass / preparat
biarkan selama 5 menit
3) Liput sediaan dengan cat giemsa ,
biarkan selama 20 menit sisa cat dibuang
4) Bilas dengan air suling
5) Letakkan sediaan dalam sikap vertikal
dan biarkan mengering
6) Lihat dengan mikroskop
%tase
NILAI
SEL
10
1
2
3
4
5
6
7
8
9
Basofil 0-1 %
Eosinofil 1-3%
Netrofil 2-6%
Batang
Netrofil 40-60%
segmen
Limfosit 20-40%
Monosit 2-6%
Jumlah
Hematologi Dasar | 47
e. Penilaian eritrosit
Penilaian ukuran (size), bentuk (shape) ,
warna(staining) dan adanya badan-badan
inklusi. Penilaian dilakukan pada daerah
pandangan dimana eritrosit terletak saling
berdekatan akan tetapi tidak saling menumpuk,
jangan menilai dimana eritrosit jarang-jarang.
Ukuran eritrosit normal adalah antara 6-8 um,
± sebesar inti lekosit kecil .Berbentuk bulat
dengan bagian tengah berwarna lebih pucat.
Eritrosit yang lebih besar disebut Makrositik dan
yang lebih kecil disebut Mikrositik. Sedangkan
bagian yang berwarna lebih pucat dan lebih luas
disebut Hipokrom.
f. Penilaian lekosit
Terhadap lekosit dilaporkan jumlah hitung jenis
dan kelainan morfologi. Jumlah lekosit dilaporkan
sebagai normal, meningkat, atau menurun.
Dalam keadaan normal lekosit yang dapat
dijumpai menurut urutan yang telah dibukukan
adalah: basofil, eosinofil,netrofil batang, netrofil
segmen, limfosit, dan monosit. Keenam jenis sel
6. Catatan :
Ciri-ciri sediaan hapus yang baik yaitu :
a. Sediaan tidak melebar sampai pinggir kaca obyek,
panjangnya ½ sampai 2/3 panjang kaca
b. Harus ada bagian yangukup tipis untuk diperiksa
c. Pinggir sediaan rata dan tidak boleh berlubang /
bergaris-garis
d. Jika diperiksa dibawah mikroskop, eritrosit harus
sama rata tersebar pada bagian yang akan
diperiksa, tidak rouleaux
e. Penyebaran lekosit tidak boleh buruk, lekosit tidak
boleh berhimpun pada pinggir atau ujung sediaan
Hematologi Dasar | 49
Gambar eritrosit dan trombosit
d. Netrofil Segmen
Hematologi Dasar | 51
e. Eosinofil
f. Basofil
1. Metode : Wintrobe
2. Prinsip :
Apabila darah dicentrifuge sel-sel yang lebih berat
(eritrosit) akan turun kedasar tabung, sedang sel-sel
yang lebih ringan (lekosit dan trombosit) berada di atas
sel-sel yang lebih berat tadi
3. Bahan :
Darah vena dengan anticoagulant EDTA
4. Alat :
a. Tabung HCT Wintrobe
b. Pipet tetes
c. Lidi
d. Centrifuge
5. Prosedur :
a. Isi tabung dengan darah yang berisi
anticoagulant sampai garis tanda 10 di atas
Hematologi Dasar | 53
b. Masukkan tabung kedalam Centrifuge yang
cukup besar, pusing selama 30 menit pada
kecepatan 3000 rpm
c. Baca hasil penetapan itu dengan melihat :
1) Warna plasma diatas. Warna kuning dalam
lapisan plasma disebut indeks ikterus
2) Tebalnya lapisan putih diatas sel-sel merah
yang tersusun dari lekosit dan trombosit
lapisan ini disebut dengan buffy coat dan
dinyatakan dalam mm
3) Volume sel-sel darah merah.
Tinggi kolom eritrosit yang dibaca sebagai
nilai hematokrit yang dinyatakan dalam %
Hematologi Dasar | 55
BAB X
1. Metode : Mikrotube
2. Prinsip :
Apabila darah dicentrifuge sel-sel yang lebih berat
(eritrosit) akan turun kedasar tabung, sedang sel-sel
yang lebih ringan (lekosit dan trombosit) berada diatas
sel-sel yang lebih berat tadi
3. Bahan :
- Darah vena dengan anticoagulant EDTA
4. Alat :
a. Tabung mikrokapiler dengan heparin
b. Mikrohematokrit Centrifuge
5. Reagensia :
6. Prosedur :
a. Isap tabung mikrokapiler dengan darah ( tabung
yang digunakan khusus dibuat untuk penetapan
mikro hct)± ¾ tabung
b. Tutup ujung satu dengan dempul( critoseal)
Hematologi Dasar | 57
Catatan :
Pemeriksaan mikromethode sering digunakan karena
membutuhkan darah yang sedikit (bisa
menggunakan darah kapiler) selain itu lebih praktis
dan cepat mengerjakannya. Centrifuge
mikromethode mencapai kecepatan yang jauh lebih
tinggi, maka lamanya pemusingan dapat
diperpendek.
Hematologi Dasar | 59
BAB XI
1. Tujuan :
Untuk mengetahui cara pemeriksaan darah lengkap
dengan menggunakan alat automatic
2. Prinsip :
Pemeriksaan darah lengkap dengan cara mengukur
serta menghitung sel darah dengan cara otomatis
berdasarkan impedansi aliran listrik atau berkas cahaya
terhadap sel-sel yang dilalui
3. Alat :
Tabung dengan anticoagulan EDTA ( tutup ungu )
Roller Mixer
Hematology Analyzer Advia 360
4. Bahan :
Darah vena dengan anticoagulan EDTA
Hematologi Dasar | 61
Apabila hasil blank test masuk range pilih Accept ,
jika satu atau lebih parameter diluar range
lakukan re-blank, bila terus menerus diluar range
lakukan hard cleaning ( dengan menggunakan
reagen Hypoclean )
f. Lakukan QC sebelum melakukan pemeriksaan
sampel
g. Homogenkan sample di roller mixer
h. Arahkan thouch screen ke Home-Measure-New
Sampel
i. Masukkan sampel pada sampel Adapter
j. Pilih sampel type ( Human, Male, Female atau
profil yang biasa dibuat sampai 7 profil )
k. Masukkan sampel ID secara manual ataupun scan
menggunakan barcode
l. Pilih “ RUN “
m. Tunggu hasil print out keluar, baca hasilnya
Cara melakukan QC :
1. Pilih home-Quality Control
2. Pilih level dan lot control yang akan di runing
3. Pilih next untuk expiration date
4. Pilih Measure
Hematologi Dasar | 63
5. Platelet ( PLT )
6. Mean Cell Volume ( MCV )
7. Mean Corpuscular Hemoglobin ( MCH )
8. Mean Corpuscular Hemoglobin Concentration (
MCHC )
9. Red Cell Distribution Width ( RDW )
Hematologi Dasar | 65
a. Ambil 3 ml darah vena dan masukkan dalam tabung
EDTA kemudian homogenkan
b. Masukkan campuran darah tersebut kedalam
tabung wintrobe dengan bantuan lidi
c. Menepatkan sampai tanda 0 lalu letakkan tabung
dalam posisi tegak lurus selam 60 menit
d. Baca tinggi lapisan plasma dengan milimeter dan
laporkan angka itu sebagai LED nya
6. Harga Normal :
Pria : 0-10 mm/jam
Wanita : 0-20 mm/jam
7. LED atau Laju Endap Darah adalah kecepatan
mengendapnya eritrosit dari suatu sampel darah yang
diperiksa dalam suatu alat tertentu yang dinyatakan
dalam mm/jam.
8. Fungsi LED :
Untuk membantu diagnosa screening
Untuk mengetahui perjalanan penyakit
Untuk mengetahui adanya
Hiperbilirubinemia
Untuk differential diagnose
Hematologi Dasar | 67
BAB XIII
Interpretasi Hasil :
1’ – 6’ = normal
6’ – 11’ = meragukan
>11’ = patologis
e. Harga Normal :
1 menit – 6 menit
Hematologi Dasar | 69
2. Masa Perdarahan Metode DUKE
a. Prinsip : Waktu perdarahan adalah waktu terjadinya
perdarahan setelah dilakukan penusukan pada kulit
cuping telinga dan terhentinya darah tersebut secara
spontan
b. Alat :
Lancet
Kertas saring
Stopwatch
c. Bahan :
Darah kapiler dari cuping telinga
d. Prosedur :
1) Membersihkan anak daun telinga dengan alkohol
70% biarkan kering
2) Menusuk anak daun telinga dengan lancet
sedalam kira-kira 2 mm
3) Jika terlihat darah mulai keluar jalankan
stopwatch
4) Menghisap tetesan darah yang keluar setiap 30
detik dengan sepotong kertas saring dan jangan
sampai menekan kulit
5) Menghentikan stopwatch pada waktu darah tidak
dapat dihisap lagi dan catatlah waktunya
e. Harga Normal :
1 – 3 Menit
Hematologi Dasar | 71
BAB XIV
Hematologi Dasar | 73
Bila ada cairan hemolisa akan memperpendek hasil
Hematologi Dasar | 75
b. Melepaskan ikatan dan tunggu sampai warna kulit
lengan yang dibendung sama dengan warna kulit
yang tidak dibendung
c. Mencari dan menghitung banyaknya ptechiae yang
timbul dalam lingkaran bergaris tengah 5 cm dan 4
cm distal dari fosacubiti
6. Harga Normal :
< dari 10
Hematologi Dasar | 77
5. Prosedur :
a. Masukkan lidi yang ujungnya dibengkokkan dalam
tabung centrifuge bergaris
b. Ambil 5 ml darah vena tanpa anticoagulan
(Sisakan darah yang digunakan untuk periksa Hct
micromethode ) dan masukkan darah dalam
tabung centrifuge bergaris dan catatlah volume
darah itu.
c. Biarkan pada suhu kamar selama 1-2 jam
d. Lepaskan bekuan darah dengan hati-hati dari
dinding tabung dengan cara miringkan tabung dan
angkatlah bekuan itu dari tabung dengan
mengangkat lidi pelan-pelan.
e. Catatlah volume serum yang tertinggal dalam
tabung ( pembacaan dengan miniscus atas ) dan
sebutlah volume itu dengan % dari volume darah
semula
f. Cara menyatakan hasil :
Konsistensi = ……….
% volume serum = volume sisa x 100 % = A vol %
volume darah semula
% volume bekuan = 100 – A = B vol %
% volume cairan bekuan = B – kadar Hct = C vol %
Hematologi Dasar | 79
CONTOH PEMBUATAN LAPORAN PRAKTIKUM HEMATOLOGI
Praktikum Ke :
Hari / Tanggal :
Materi :
Tujuan :
Probandus :
Nama :
Umur :
Jenis kelamin :
Prinsip :
Alat :
Bahan :
Reagen :
Prosedur kerja :
Hasil Pemeriksaan :
Harga Normal :
Kesimpulan :
Pembimbing Praktikan
(……….……………………) (………………………………)
Hematologi Dasar | 81