Anda di halaman 1dari 82

HEMATOLOGI DASAR

Syarifah,S.S.T.,M.K.M.
dr. Betty Prasetyaswati,M.Si
Martati Nur Utami, A.Md
Hematologi Dasar
Copyright © PT Cipta Gadhing Artha, 2020

Penulis:
Betty Prasetyaswati, Syarifah, Martati Nur Utami

ISBN: 978 – 623 -7689 – 60 – 7

Editor:
Yuche Yahya Sukaca

Penyunting dan Penata Letak:


Istiqomah

Desain Sampul:
Wawan

Penerbit:
PT Cipta Gadhing Artha

Redaksi:
Centennial Tower Level 29, Jl. Gatot Subroto No.27, RT.2/RW.2,
Karet Kuningan, Kecamatan Setiabudi, Kota Jakarta Selatan,
Daerah Khusus Ibukota Jakarta 12950
Web : http://terbit.in
E-mail : pracetak@terbit.in
WhatsApp : +62811354321

Cetakan Pertama, Maret 2020


81 halaman; 14 x 20 cm

Hak cipta dilindungi undang-undang


Dilarang memperbanyak maupun mengedarkan buku dalam
bentuk dan dengan cara apapun tanpa ijin tertulis dari penerbit
maupun penulis

2 | Betty Prasetyaswati, Syarifah, Martati Nur Utami


KATA PENGANTAR

Puji Syukur kami panjatkan kehadirat Tuhan Yang


Maha Esa, sehingga Modul Hematologi Akademi Teknologi
Bank Darah telah dapat diselesaikan .
Proses Penyusunan Modul Hematologi Dasar tidak
lepas dari bantuan dan dukungan dari berbagai pihak.
Modul ini disusun dalam rangka mempersiapkan
mahasiswa melakukan praktikum Hematologi di semester 1
Program Studi Diploma 3 Teknologi Bank Darah yang
menghasilkan tenaga kesehatan sebagai teknisi pelayanan
darah khususnya dalam bidang Hematologi. Modul
Hematologi Dasar ini diharapkan dapat menjadi pedoman
bagi mahasiswa,dosen dan asisten praktikum dalam
menyelenggarakan seluruh kegiatan praktikum hematologi di
semester 1 Program Studi Diploma 3 Teknologi Bank Darah
yang sesuai dengan peran dan fungsi serta kompetensi yang
ditetapkan.

Hematologi Dasar | 3
Ucapan terima kasih kami sampaikan kepada tim
penyusun dan berbagai pihak yang telah membantu
tersusunnya Modul Hematologi Dasar. Saran dan masukan
kami harapkan demi kesempurnaan Modul hematologi ini.

Surakarta, November 2019

Penulis

4 | Betty Prasetyaswati, Syarifah, Martati Nur Utami


DAFTAR ISI

KATA PENGANTAR ....................................................... 3


DAFTAR ISI .................................................................... 5
BAB I. PENGENALAN ALAT PRAKTIKUM ..................... 7
BAB II. PENGAMBILAN SAMPLE DARAH ..................... 15
A. Pengambilan Darah Kapiler ............................... 15
B. Pengambilan Darah Vena ................................. 18
BAB III. PEMERIKSAAN KADAR HEMOGLOBIN ........... 20
A. Metode Talquist ................................................. 20
B. Metode Sahli ..................................................... 21
C. Metode Falling Drob .......................................... 25
BAB IV. PEMERIKSAAN HITUNG JUMLAH SEL ........... 28
BAB V. PEMERIKSAAN HITUNG JUMLAH LEUKOSIT . 32
BAB VI. PEMERIKSAAN HITUNG JUMLAH
ERITROSIT.............................................................. 37
BAB VII. PEMERIKSAAN HITUNG JUMLAH
TROMBOSIT SECARA LANGSUNG (DIRECT) ...... 42
BAB VIII. PEMERIKSAAN SEDIAAN HAPUS DARAH.... 44

Hematologi Dasar | 5
BAB IX. PEMERIKSAAN HEMATOKRIT (HCT)
MAKROMETHODE................................................... 53
BAB X. PEMERIKSAAN HEMOTKRIT (HCT)
MIKROMETHODE .................................................... 56
BAB XI. PEMERIKSAAN DARAH LENGKAP DENGAN
HEMOTOLOGY ANALYZER .................................... 60
BAB XII. PEMERIKSAAN LAJU ENDAP DARAH (LED)
METODE WINTROBE .............................................. 65
BAB XIII. PEMERIKSAAN MASA PERDARAHAN ........... 68
BAB XIV. PEMERIKSAAN MASA PEMBEKUAN
METODE LEE & WHITE ........................................... 72
BAB XV. PEMERIKSAAN RUMPLE LEED ...................... 75
BAB XVI. PEMERIKSAAN RETRAKSI BEKUAN DAN
KONSISTENSINYA .................................................. 77
CONTOH PEMBUATAN LAPORAN PRAKTIKUM .......... 80
DAFTAR PUSTAKA ........................................................ 81

6 | Betty Prasetyaswati, Syarifah, Martati Nur Utami


BAB I

PENGENALAN ALAT PRAKTIKUM HEMATOLOGI

1. Tujuan : Mengenal dan mengetahui fungsi dari peralatan


yang digunakan di laboratorium Hematologi
2. Gambar dan Fungsinya
NO Nama Alat Fungsi Gambar
1 Blood lancet Untuk mengambil
darah tepi/kapiler

2 Spuit injeksi Untuk mengambil


darah vena

Hematologi Dasar | 7
3 Torniquet Untuk
membendung
pembuluh vena
agar kelihatan jelas
saat pengambilan
darah vena

4 Obyek glass Untuk membuat


preparat darah
(hapusan)

5 Dek glass Untuk menutup


preparat

6 Rak tabung Untuk tempat


tabung sampel
darah

8 | Betty Prasetyaswati, Syarifah, Martati Nur Utami


7 Mikroskop untuk melihat
benda-benda yang
sangat kecil yang
tidak tampak oleh
mata

8 Pipet Untuk
Thoma pengenceran darah
Lekosit pada hitung jumlah
sel lekosit dan
eosinofil

9 Pipet Untuk
Thoma pengenceran darah
eritrosit pada hitung jumlah
sel eritrosit dan
trombosit

10 Bilik Hitung Untuk menghitung


( Improved jumlah sel-sel
Neubauer) darah setelah
diencerkan dalam
volume tertentu

Hematologi Dasar | 9
11 Haemoglobi Alat untuk
nometer mengetahui kadar
Hb secara Sahli

12 Tabung Untuk mengukur


Wintrobe Hematokrit metode
wintrobe

13 Tabung Untuk mengukur


Mikrokapiler Hematokrit cara
mikromitode

14 Readacrit/ Untuk membantu


grafik pembacaan
hematokrit Hematokrit
mikromitode

10 | Betty Prasetyaswati, Syarifah, Martati Nur Utami


15 Dempul Untuk menutup
tabung mikrokpiler

16 Centrifuge Untuk memisahkan


darah dengan
plasma

17 Counter cell Untuk membantu


menghitung sel
darah

18 Tabung Untuk tempat


EDTA sampel darah vena
pada pemeriksaan
hematologi

Hematologi Dasar | 11
19 Spigmoman Untuk mengukur
ometer tekanan darah dan
(Tensimeter masa
) pembendungan

20 Mikrohemat Alat untuk


okrit memusing tabung
Centrifuge mikrokapiler pada
pemeriksaan Hct
mikrometode

21 Gelas ukur Tempat untuk


menuang cairan
yang ditentukan
volumenya

22 Roller Mixer Untuk


menghomogenkan
sampel

12 | Betty Prasetyaswati, Syarifah, Martati Nur Utami


23 Hematology Untuk pemeriksaan
analyzer hematologi secara
zennix-224 kuantitatif

24 Tabung Untuk tempat


plain sampel darah pre
diluents pada
pemeriksaan
hematologi

25 Gelas Arloji Tempat untuk


menuang larutan
pengencer

26 Beaker Untuk mengukur


Glass volume larutan
yang tidak
memerlukan
ketelitian yang
tinggi

Hematologi Dasar | 13
27 Cawan Petri Tempat untuk
meletakkan bilik
hitung pada
pemeriksaan
hitung trombosit
metode direct

28 Timer Alat untuk


mengukur waktu

14 | Betty Prasetyaswati, Syarifah, Martati Nur Utami


BAB I

PENGAMBILAN SAMPEL DARAH

A. Pengambilan Darah Kapiler (PERIFER PUNCTURE)


1. Tujuan
Untuk memperoleh sampel darah dalam jumlah kecil
( 0.5 cc ) untuk pemeriksaan hematologi
2. Prinsip
Lokasi pengambilan darah kapiler pada dewasa di
ujung jari atau anak daun teling sedangkan pada bayi
lokasi pengambilan darah kapiler di tumit atau ibu jari
kaki
3. Alat :
 Blood lancet
 Alkohol swab
 Kassa steril / kapas
4. Bahan :
 Darah Kapiler

Hematologi Dasar | 15
5. Prosedur Kerja :

a. Memilih daerah tusukan, yang bisa digunakan


adalah 3 jari tengah.
b. Jari yang akan di tusuk di usap dengan alkohol
70% (dilakukan untuk mencegah infeksi dan
meningkatkan sirkulasi darah, karena itu
gosokan yang kuat dan berulang sangat
dianjurkan)
c. Daerah tusukan biarkan kering (dapat dihisap
dengan kapas/ dibiarkan )
d. Jari yang dipilih diurut dari proximal ke distal
yang kemudian berhenti kira-kira 1 cm daerah
tusukan, dijepit dengan ibu jari dan jari telunjuk
sehingga ujung jari menegang dan kaku

16 | Betty Prasetyaswati, Syarifah, Martati Nur Utami


e. Tusuk jari yang sudah di beri alkohol dengan
lancet steril. Tusukan harus dalam sehingga
darah tidak harus diperas-peras keluar. Jangan
menusukkan lancet jika ujung jari masih basah
oleh alkohol. Hal ini bukan saja karena darah
akan diencerkan oleh alkohol, tetapi darah juga
melebar di atas kulit sehingga susah ditampung
dalam wadah.
f. Usap tetesan pertama dengan menggunakan
kapas kering

Hematologi Dasar | 17
g. Segera gunakan pemeriksaan karena mudah
membeku
h. Bila pengambilan darah selesai, luka tusukan
ditekan dengan kapas kering agar
perdarahannya berhenti.

B. Pengambilan Darah Vena ( VENA PUNCTURE )


1. Tujuan :
 Mengetahui lokasi pengambilan darah vena

 Mengetahui cara dan adapat memperoleh


sampel darah dalam jumlah banyak ( ± 5cc )
untuk pemeriksaan hematologi

2. Prinsip :
Lokasi pengambilan pada dewasa yaitu di Vena
Cepalika, Vena Mediana dan Vena Basilica
sedangkan lokasi pengambilan pada bayi pada Vena
femoralis dan vena jugularis
3. Alat :
 Jarum spuit 3cc atau 5 cc
Kapas plester / plesterin
 Torniquet  Kassa steril
 Alkohol swab  Tabung ( dengan anticoagulan / tan

18 | Betty Prasetyaswati, Syarifah, Martati Nur Utami


4. Bahan :
 Darah vena
5. Prosedur Kerja :
a. Lakukan pembendungan lengan yang akan
ditusuk dengan menggunakan tourniquet,
b. Bersihkan daerah yang akan ditusuk dengan
kapas alkohol 70%/ alkohol swab, dan biarkan
kering,
c. Lakukan penusukkan dengan sudut 15º dan
lubang jarum menghadap ke atas, tusuk vena
pelan-pelan,
d. Ambil darah sesuai volume yang dibutuhkan,
e. Lepaskan torniquet dan cabut jarum, kemudian
tutup bekas tusukan dengan kapas, dan tekan
kapas selama 1-2 menit sambil mengangkat
lengan ke atas,
f. Lakukan perlakuan terhadap specimen
Jika menggunakan anticoagulan homogenkan
darah secara perlahan agar tercampur dan jika
menggunakan tabung EDTA pengambilan
sampel harus tepat pada garis batas karena
akan berpengaruh pada nilai/ pemeriksaan
hematologik.

Hematologi Dasar | 19
BAB III

PEMERIKSAAN KADAR HEMOGLOBIN

A. Pemeriksaan Kadar Hemoglobin Metode Talquist


1. Metode : Talquist
2. Prinsip :
Warna darah yang menempel pada kertas saring
talquist dibandingkan dengan warna standar yang
tersedia pada buku talquis.Standar menunjukkan
kadar Hb dalam prosentase. Kadar Hb 100 % setara
dengan 15,8 gr/dl
3. Alat :
a. Kapas alkohol 70 %
b. Blood lancet
c. Kertas saring dan buku talquis
4. Prosedur kerja :
a. Lakukan sterilisasi lokal dengan kapas alkohol
70 %
b. Lakukan tusukan perifer (hapus tetes pertama
yang keluar)

20 | Betty Prasetyaswati, Syarifah, Martati Nur Utami


c. Teteskan setetes darah pada kertas saring
talquis
d. Setelah merata cocokkan warnanya dengan
standar warna yang ada pada buku talquis
e. Baca prosentasenya pada warna standar pada
buku talquist
5. Nilai Normal : Prosentase minimal 80 %

Catatan :
Metode ini tidak dianjurkan untuk digunakan karena
akurasinya kurang dan tingkat kesalahan antara 25-
50%. Metode ini sudah jarang digunakan, kadang-
kadang digunakan dalam keadaan darurat.

B. Pemeriksaan Kadar Hemoglobin Metode Sahli


1. Metode : Sahli ( kolorimetris )
2. Reagensia :
a. HCl 0.1 N c. Edta
b. Alkohol 70 % d. Aquadest
3. Prinsip :
Hemoglobin diubah menjadi hematin asam dengan
bantuan larutan HCl 0.1 N, kemudian warna yang

Hematologi Dasar | 21
terjadi dibandingkan secara visual dengan warna
standar.
4. Bahan :
Darah kapiler
5. Alat yang dipakai :
a. Hemoglobinometer , yang terdiri atas:
 Gelas berwarna coklat (warna standar)
 Tabung hemometer/tabung pengencer
 Pipet hemoglobin yang mempunyai rumus
20 cmm
 Pengaduk dari gelas

b. Pipet pasteur
c. Blood lancet
d. Kapas
6. Prosedur :
a. Isi 5 tetes larutan HCl 0.1 N kedalam tabung
pengencer
b. Hisap darah dengan menggunakn pipet
hemoglobin sampai tepat pada tanda 20 cmm
c. Bersihkan bagian luar ujung pipet dengan kapas
kẻring

22 | Betty Prasetyaswati, Syarifah, Martati Nur Utami


d. Darah ditiup hati-hati ke dalam larutan HCl 0.1N
dalam tabung pengencer tanpa menimbulkan
gelembung udara
e. Sebelum dikeluarkan, bilas pipet 2 sampai 3 kali
kedalam larutan HCl 0.1N dengan menghisap
dan meniup HCl 0.1N ke dalam tabung
pengencer
f. Campurlah darah dengan HCl 0.1 N
g. Encerkan dengan aquadest tetes demi tetes
sambil điaduk sampai đidapatkan warna yang
sama dengan warna standar
h. Baca pada minicus bawah dan nyatakan dalam
% atau gr/dl
7. Harga nỏmal :
a. Wanita : 11 - 15 gr/dl
b. Pria : 13 - 17 gr/d
c. Bayi : 17 - 23 gr/dl

Catatan :
Pemeriksaan kadar hemoglobin metode sahli ini sudah
mulai ditinggalkan karena tingkat akurasinya yang
belum optimal , karena alat ini tidak distandarisasi
ulang

Hematologi Dasar | 23
Pemeriksaan Hb sahli ini sewaktu-waktu dapat
mengalami kesalahan karena :
1. Volume pipet hb tidak tepat 20 cmm
2. Warna standar sering sudah pucat
3. Pengambilan darah yang kurang baik
4. Reagen yang digunakan kurang sempurna

Tingkat kesalahan berkisar antara 5 sampai 10 %

Gambar Hemoglobinometer sahli

24 | Betty Prasetyaswati, Syarifah, Martati Nur Utami


C. Pemeriksaan Kadar Hemoglobin Metode Falling
Drop
1. Metode : Melakukan pemeriksaan kadar Hemoglobin
dengan larutan CUSO4 BJ 1.053 dan BJ
1.062
2. Prinsip :
 Larutan CuSO4 Bj 1.053
Larutan ini setara dengan kadar hemoglobin 12.5
gr/dl
Pada pemeriksaan kadar Hb, tetesan darah
harus “TENGGELAM”.
 Larutan CuSO4 Bj 1.062
Larutan ini setara dengan kadar hemoglobin 16.9
gr/dl
Pada pemeriksaan kadar Hb, tetesan darah
harus “TERAPUNG”
3. Alat :
 Backer glass ukuran 50 ml.
 Blood lancet
 Capillary tube
 Kassa Steril
 Alkohol Swab

Hematologi Dasar | 25
4. Reagen :
 CuSO4 BJ 1.053
 CuSO4 BJ 1.062
5. Cara Kerja :
a. Siapkan 2 buah beaker glass ukuran 50 ml, beri
identitas masing-masing
Dengan tanda Bj : 1.053 dan Bj : 1.062 (
maksimal untuk 20 pemeriksaan)
b. Ke dalam beaker glass Bj : 1.053 masukkan
larutan CuSO4 Bj 1.053 sebanyak 40 ml ( untuk
20 pemeriksaan )
c. Ke dalam beaker glass Bj : 1.062 masukkan
larutan CuSo4 Bj 1.062 sebanyak 40 ml ( Untuk
20 pemeriksaan )
d. Desinfeksi ujung jari donor dengan alkohol
swab, Dengan cara dari ujung jari menuju ke
pangkal jari
e. Tusuk jari manis dengan posisi
Vertikal,menggunakan blood lancet
f. Usap jari donor dengan kassa steril dari ujung
jari menuju ke pangkal jari

26 | Betty Prasetyaswati, Syarifah, Martati Nur Utami


g. Ambil darah donor dengan menggunakan capilari
tube dari lubang yang ada anticoagulant heparin
( warna merah ) sampai hampir penuh.
h. Teteskan darah kapiler posisi tegak lurus dengan
jarak tetesan ±2-3 cm dari permukaan larutan
masing-masing 1 tetes ke dalam 2 jenis larutan
tersebut.
i. Perhatikan tetesan darah tersebut dalam waktu
15 detik.
6. Interpretasi hasil :
Bj : 1.053 Bj : 1.062 Kesimpulan

Sampel 1 Tenggelam Tenggelam Hb >17 gr/dl


Tidak boleh
donor
Sampel 2 Terapung Terapung Hb < 12,5 gr/dl
Tidak boleh
donor
Sampel 3 Tenggelam Terapung Hb > 12,5 gr/dl
dan <17 gr/dl
Boleh donor

Hematologi Dasar | 27
BAB IV

PEMERIKSAAN HITUNG JUMLAH SEL

Untuk melakukan penghitungan sel-sel darah ,


diperlukan beberapa alat dan bagaimana cara mendapatkan
factor bilik hitungnya. Bilik hitung yang digunakan adalah
Improved Neubauer. Luas keseluruhan (mikroskopik) = 3x 3
mm2 = 9 mm2
a. Kotak W
Kotak W terdiri dari 16 kotak w
Luas = 1 x 1 mm2 = 1 mm2 (letak disudut-sudut)
Perhitungan :
Luas 4W = 4 x 1 mm2 = 4 mm3
Isi 4 W = 0.1 x 4 mm3 = 0.4 mm3 = 0.4 µL
Diperlukan satuan dalam mm3 atau µL
Untuk lekosit = 0.4 x Faktor Bilik Hitung (Fb) = 1 µL
Faktor Bilik Hitung (Fb) = 1 : 0.4
Faktor Bilik Hitung (Fb) = 2.5
Jadi Faktor Bilik Hitung jumlah lekosit adalah 2.5

28 | Betty Prasetyaswati, Syarifah, Martati Nur Utami


b. Kotak R (terdiri dari 16 kotak r)
Luas = 0.2 x 0.2 mm2 = 0.04 mm2 = (letak ditengah)
Digunakan untuk menghitung eritrosit pada 5 kotak R
besar
Digunakan untuk menghitung trombosit pada 25 kotak R
besar
Luas 5R = 5 x 0.04 mm2 = 0.2 mm2
Isi 5R = 0.1 x 0.2 mm3 = 0.02 mm3
Isi 25 R = 0.1 x 1 mm3 = 0.1 mm3
Diperlukan satuan mm3 atau µl
Untuk eritrosit : 0.02 x Faktor Bilik Hitung (Fb) = 1 µl
Faktor Bilik Hitung (Fb) = 1: 0.02
Faktor Bilik Hitung (Fb) = 50
Jadi Faktor Bilik Hitung untuk hitung jumlah eritrosit
adalah 50
Untuk trombosit = 0.1 x Faktor Bilik Hitung (Fb) = 1 µL
Faktor Bilik Hitung (Fb) = 1 : 01
Faktor Bilik Hitung (Fb) = 10
Jadi Faktor Bilik Hitung untuk hitung jumlah trombosit
adalah 10

Hematologi Dasar | 29
Gambar bilik hitung

30 | Betty Prasetyaswati, Syarifah, Martati Nur Utami


Cara melakukan hitung sel :
Hitung sel dimulai dari sudut kiri atas , ke kanan kemudian
turun ke bawah dari kanan ke kiri dan seterusnya. Bila sel
menyinggung salah satu garis bidang , maka sel yang akan
dihitung adalah sel yang menyinggung garis batas atas dan
garis batas kiri.

Hematologi Dasar | 31
BAB V

PEMERIKSAAN HITUNG JUMLAH LEKOSIT

1. Metode : Mikrovisual
2. Prinsip :
Darah diencerkan dalam pipet leukosit, kemudian
dimasukkan dalam kamar hitung. Jumlah leukosit
dihitung dalam volume tertentu, dengan menggunakan
faktor konversi jumlah leukosit per ul darah dapat
diperhitungkan
3. Bahan pemeriksan :
a. Darah kapiler
b. Darah vena dengan anticoagulan (EDTA, Oxalat)
4. Alat yang dipakai :
a. Pipet thoma leukosit
b. Kamar hitung improved neubauer
c. Dek glass
d. Mikroskop

32 | Betty Prasetyaswati, Syarifah, Martati Nur Utami


5. Reagent :
a. Larutan turk,yang mempunyai susunan sebagai
berikut :
 Larutan gentian violet 1% dalam air 1 ml
 Asam asetat glacial 1 ml
 Aquadest ad 100 ml
Saringlah sebelum dipakai
b. HCl 1%
Ini dalah suatu larutan pengencer yang bagus
untuk mengerjakan angka leukosit, karena
larutan ini bekerja dengan cepat dan cukup untuk
menghemolisakan semua eritrosit yang tidak
bernukleus.
6. Prosedur :
a. Mengisi Pipet Leukosit :
1) Isaplah darah sampai garis tanda 0.5
tepat
2) Hapuslah kelebihan darah yang melekat
pada ujung pipet
3) Masukkan ujung pipet dalam larutan turk
sambil menahan darah pada garis tanda
tadi. Pipet dipegang dengan sudut 45º
dan larutan turk dihisap perlahan-lahan

Hematologi Dasar | 33
sampai tanda 11. Hati-hatilah jangan
sampai terjadi gelembung udara.
4) Angkatlah pipet dari cairan, tutup ujung
pipet dengan ujung jari lalu lepaskan
karet penghisap.
5) Kocoklah pipet itu selama 15-30 detik.
Jika tidak segera akan dihitung,
letakkanlah dalam sikap horizontal.

b. Mengisi Kamar Hitung :


1) Letakkanlah kamar hitung yang bersih
benar dengan kaca penutupnya
terpasang mendatar diatas meja.
2) Kocoklah pipet yang diisi tadi selama 3
menit terus menerus, jagalah jangan
sampai ada cairan terbuang dari dalam
pipet itu waktu mengocok.
3) Buanglah cairan yang ada di dalam
batang kapiler pipet (3 atau 4 tetes) dan
segeralah sentuhkan ujung pipet itu
dengan sudut 30º pada permukaan kamar
hitung dengan menyinggung pinggir kaca
penutup. Biarkan kamar hitung itu terisi

34 | Betty Prasetyaswati, Syarifah, Martati Nur Utami


cairan perlahan-lahan dengan daya
kapilaritasnya sendiri.
4) Biarkanlah kamar hitung itu selama 2
atau 3 menit agar leukosit dapat
mengendap.

c. Menghitung Jumlah Sel :


1) Pakailah lensa obyektif kecil, yaitu
dengan pembesaran 10 kali. Turunkan
lensa kondensor atau kecilkan diafragma.
Meja mikroskop harus datar sikapnya.
2) Kamar hitung dengan bidang bergarisnya
diletakkan dibawah obyektif dari focus
mikroskop diarahkan pada garis bagi itu.
Dengan sendirinya leukosit jelas terlihat.
3) Hitunglah semua leukosit yang terdapat
dalam keempat bidang besar pada sudut-
sudut seluruh permukaan yang dibagi.
a) Mulailah menghitung sel dari sudut
kiri atas, terus ke kanan kemudian
turun ke bawah dan kanan kiri lalu
turun lagi ke bawah dan dimulai lagi
dari kiri ke kanan. Cara seperti ini

Hematologi Dasar | 35
dilakukan pada keempat bidang
besar.
b) Kadang-kadang ada sel yang
letaknya menyinggung garis batas
sesuatu bidang. Sel-sel yang
menyinggung garis batas sebelah
kiri atau garis atas haruslah
dihitung. Sebaliknya sel-sel yang
menyingung garis batas sebelah
kanan atau bawah tidak boleh
dihitung.

Perhitungan :
Jumlah lekosit = N x Fb x P
= N x 2.5 x 20
N = Jumlah lekosit dalam 4 kotak W
Fb = Faktor Bilik Hitung
P = Pengenceran

Catatan : 1µL = 1 mm3


Harga Normal : 4000-10.000/µL

36 | Betty Prasetyaswati, Syarifah, Martati Nur Utami


BAB VI

PEMERIKSAAN HITUNG JUMLAH ERITROSIT

1. Metode : Mikrovisual
2. Prinsip :
Darah diencerkan dalam pipet eritrosit dengan larutan
yang bersifat isotonis, kemudian dimasukkan kedlam
kamar hitung. Jumlah eritrosit dihitung dalam volume
tertentu, dengan menggunakan faktor konversi jumlah
eritrosit per ul darah dapat diperhitungkan.
3. Bahan pemeriksaan :
a. Darah kapiler
b. Darah vena dengan anticoagulan
4. Alat yang dipakai :
a. Pipet thoma eritrosit
b. Kamar hitung improved neubauer
c. Dek glass
d. Mikroskop

Hematologi Dasar | 37
5. Reagent :
a. Larutan Hayem, Yang berisi :
1) Natrium sulfat 5 gr
2) Natrium chlorida 1 gr
3) Merkurichlorida 0.5 gr
4) Aquadest ad 200 ml
b. Larutan Gowers , yang berisi :
1) Natrium sulfat 12.5 gr
2) Asam asetat glasial 33.3 ml
3) Aquadest add 200 ml
c. Larutan Rees dan Ecker , yang berisi :
1) Natrium sitrat 3.8 gr
2) Larutan formaldehida 40 % sebanyak 2 ml
3) Brilliantcresylblue 30 mg
4) Aquadest add 100 ml

Larutan diatas tersebut masing-masing harus disaring


sebelum dipakai
6. Prosedur :
a. Mengisi Pipet eritrosit :
1) Isaplah darah sampai garis tanda 0.5 tepat
2) Hapuslah kelebihan darah yang melekat
pada ujung pipet

38 | Betty Prasetyaswati, Syarifah, Martati Nur Utami


3) Masukkan ujung pipet dalam larutan
pengencer sambil menahan darah pada
garis tanda tadi. Pipet dipegang dengan
sudut 45º dan larutan dihisap perlahan-lahan
sampai garis tanda 101. Hati-hatilah jangan
sampai terjadi gelembung udara.
4) Angkatlah pipet dari cairan, tutup ujung pipet
dengan ujung jari lalu lepaskan karet
penghisap.
5) Kocoklah pipet itu selama 15-30 detik. Jika
tidak segera akan dihitung, letakkanlah
dalam sikap horizontal.

b. Mengisi Kamar Hitung :


1) Letakkanlah kamar hitung yang bersih benar
dengan kaca penutupnya terpasang mendatar
diatas meja.
2) Kocoklah pipet yang diisi tadi selama 3 menit
terus menerus, jagalah jangan sampai ada
cairan terbuang dari dalam pipet itu diwaktu
mengocok.
3) Buanglah cairan yang ada didalam batang
kapiler pipet (3 atau 4 tetes) dan segeralah

Hematologi Dasar | 39
sentuhkan ujung pipet itu dengan sudut 30º
pada permukaan kamar hitung dengan
menyinggung pinggir kaca penutup. Biarkan
kamar hitung itu terisi cairan perlahan-lahan
dengan daya kapilaritasnya sendiri.
4) Biarkanlah kamar hitung itu selama 2 atau 3
menit agar eritrosit dapat mengendap.

c. Menghitung Jumlah Sel :


1) Turunkan lensa kondensor atau kecilkan
diafragma. Meja mikroskop harus dalam sikap
rata air.
2) Aturlah focus terlebih dahulu dengan
memakai lensa obyektif kecil (10x) kemudian
lensa itu diganti dengan lensa obyektif besar
(40x) sampai garis bagi dalam bidang besar
tengah jelas nampak.
3) Hitunglah semua eritrosit yang terdapat dalam
5 bidang yang tersusun dari 16 bidang kecil,
umpamanya pada keempat sudut bidang
besar ditambah yang ditengah-tengah. Cara
menghitung sel sama seperti untuk
menghitung jumlah lekosit, yaitu mulai dari kiri
kekanan kemudian dari kanan ke kiri dst.

40 | Betty Prasetyaswati, Syarifah, Martati Nur Utami


Kapasitas untuk menghitung atau tidaknya
eritrosit yang menyinggung garis batas sama
juga seperti untuk lekosit.

7. Perhitungan
Jumlah Eritrosit = N x Fb x P
= N x 50 x 200
N = Jumlah Eritrosit dalam 5 kotak R
besar
Fb = Faktor Bilik Hitung
P = Pengenceran
Catatan : 1µL = 1 mm3

8. Harga Normal :
Wanita : 3.7 – 5.4 Juta/µL
Pria : 3.9 – 5.9 Juta/µL

Hematologi Dasar | 41
BAB VII

PEMERIKSAAN HITUNG JUMLAH TROMBOSIT


SECARA LANGSUNG (DIRECT)

1. Metode : Mikrovisual
2. Prinsip :
Darah diencerkan dengan suatu larutan yang
mengandung brilliant cresyl blue yang akan mengecat
trombosit menjadi berwarna agak biru muda. Kemudian
trombositnya dihitung dengan menggunakan kamar
hitung
3. Bahan :
Darah kapiler atau darah vena dengan anticoagulan
(EDTA)
4. Alat yang dipakai :
a. Pipet thoma eritrosit
b. Kamar hitung improved neubauer
c. Dek glass
d. Mikroskop

42 | Betty Prasetyaswati, Syarifah, Martati Nur Utami


5. Reagent :
Larutan Rees dan Ecker
6. Prosedur :
a. Isaplah cairan rees ecker kedalam pipet eritrosit
sampai garis tanda 1 dan buanglah lagi cairan itu
b. Isap darah sampai garis tanda 0,5 dan cairan rees
ecker sampai 101. Segeralah kocok selama 3 menit
c. Teruskan tindakan seperti untuk menghitung eritrosit
dalam kamar hitung
d. Biarkan kamar hitung yang telah diisi dengan sikap
datar dalam cawan petri yang tertutup selama 10
menit agar trombosit mengendap
e. Hitunglah semua trombosit dalam seluruh bidang
besar ditengah-tengah (1mm2) memakai lensa
obyektif besar ( dihitung 25 kotak R besar)
7. Perhitungan :
Jumlah Trombosit = N x Fb x P
= N x 10 x 200
N = Jumlah Trombosit dalam 25 kotak R besar
Fb = Faktor Bilik Hitung P = Pengenceran
3
Catatan : 1µL = 1 mm
8. Harga Normal :
150.000 – 400.000/µL

Hematologi Dasar | 43
BAB VIII

PEMERIKSAAN SEDIAAN HAPUS DARAH

1. Prinsip :
Setetes darah dibuat hapusannya pada slide dari kaca,
kemudian di cat dan dilihat hapusannya dibawah
mikroskop. Dengan jalan ini dapat menggambarkan
morfologi eritrosit, lekosit dan trombosit dan
menaksirkan presentasi jumlah lekosit dan trombosit.
2. Bahan :
Darah kapiler /darah vena
3. Alat :
a. Obyek glass
b. Dek glass
c. Pipet
4. Reagent :
 Cat Giemsa
 Cat Wright
 Methanol

44 | Betty Prasetyaswati, Syarifah, Martati Nur Utami


5. Prosedur :
a. Membuat hapusannya :
1) Teteskan setetes darah diatas obyek
glass kira-kira 2 cm dari ujungnya dan
letakkan dek glass diatas meja dengan
tetes darah disebelah kanan
2) Dengan tangan kanan letakkan dek glass
disebelah kiri tetes darah tadi dan
gerakkan ke kanan hingga kena tetes
darah tadi
3) Tetes darah akan menyebar padasisi dek
glass, tunggu sampai darah mencapai
titik ±1/2 cm dari sudut kaca
4) Segera geser kaca ke kiri sambil
memegangnya miring dengan sudut 30º -
45º jangan menggeser dek glass ke
bawah
5) Biarkan sediaan kering di udara
6) Tulis nama pasien dan tanggal pada
bagian sediaan yang tebal

Hematologi Dasar | 45
b. Pulasan Giemsa :
1) Preparat yang sudah kering diletakkan
diatas rak pengecatan
2) Tetesan sekian banyak metanol diatas
sediaan itu sampai tertutup seluruh
permukaan obyek glass / preparat
biarkan selama 5 menit
3) Liput sediaan dengan cat giemsa ,
biarkan selama 20 menit sisa cat dibuang
4) Bilas dengan air suling
5) Letakkan sediaan dalam sikap vertikal
dan biarkan mengering
6) Lihat dengan mikroskop

c. Pulasan Paduan Wright-Giemsa :


1) Preparat yang sudah kering diletakkan
diatas rak pengecatan
2) Liput sediaan dengan cat Wright biarkan
selama 1 - 2 menit
3) Liput sediaan dengan cat giemsa ,
biarkan selama 20 menit sisa cat dibuang
4) Bilas dengan air suling
5) Letakkan sediaan dalam sikap vertikal
dan biarkan mengering

46 | Betty Prasetyaswati, Syarifah, Martati Nur Utami


6) Lihat dengan mikroskop

d. Cara penilaian sediaan hapus darah :


Letakkan 1 tetes minyak emersi pada bagian
sediaan hapus darah yang baik untuk diperiksa
Periksa dengan mikroskop dengan perbesaran
100 kali
Lakukan perhitungan jenis lekosit dengan
bantuan kolom di bawah ini :
NORMAL
JENIS

%tase
NILAI
SEL

10
1
2
3
4
5
6
7
8
9
Basofil 0-1 %

Eosinofil 1-3%

Netrofil 2-6%
Batang

Netrofil 40-60%
segmen

Limfosit 20-40%

Monosit 2-6%

Jumlah

Hematologi Dasar | 47
e. Penilaian eritrosit
Penilaian ukuran (size), bentuk (shape) ,
warna(staining) dan adanya badan-badan
inklusi. Penilaian dilakukan pada daerah
pandangan dimana eritrosit terletak saling
berdekatan akan tetapi tidak saling menumpuk,
jangan menilai dimana eritrosit jarang-jarang.
Ukuran eritrosit normal adalah antara 6-8 um,
± sebesar inti lekosit kecil .Berbentuk bulat
dengan bagian tengah berwarna lebih pucat.
Eritrosit yang lebih besar disebut Makrositik dan
yang lebih kecil disebut Mikrositik. Sedangkan
bagian yang berwarna lebih pucat dan lebih luas
disebut Hipokrom.

f. Penilaian lekosit
Terhadap lekosit dilaporkan jumlah hitung jenis
dan kelainan morfologi. Jumlah lekosit dilaporkan
sebagai normal, meningkat, atau menurun.
Dalam keadaan normal lekosit yang dapat
dijumpai menurut urutan yang telah dibukukan
adalah: basofil, eosinofil,netrofil batang, netrofil
segmen, limfosit, dan monosit. Keenam jenis sel

48 | Betty Prasetyaswati, Syarifah, Martati Nur Utami


tersebut berbeda dalam ukuran, bentuk , inti,
warna sitoplasma, serta granula didalamnya.

6. Catatan :
Ciri-ciri sediaan hapus yang baik yaitu :
a. Sediaan tidak melebar sampai pinggir kaca obyek,
panjangnya ½ sampai 2/3 panjang kaca
b. Harus ada bagian yangukup tipis untuk diperiksa
c. Pinggir sediaan rata dan tidak boleh berlubang /
bergaris-garis
d. Jika diperiksa dibawah mikroskop, eritrosit harus
sama rata tersebar pada bagian yang akan
diperiksa, tidak rouleaux
e. Penyebaran lekosit tidak boleh buruk, lekosit tidak
boleh berhimpun pada pinggir atau ujung sediaan

Kaca obyek yang dipakai harus yang kering, bebas


debu, bebas lemak dan bebas dari serabut kain. Oleh
sebab itu obyek glass yang dipakai harus dibersihkan
dulu dengan air sabun, kemudian setelah kering dengan
alkohol

Hematologi Dasar | 49
Gambar eritrosit dan trombosit

50 | Betty Prasetyaswati, Syarifah, Martati Nur Utami


7. Jenis-jenis LEKOSIT GRANULOSIT dan AGRANULOSIT
a. Limfosit

b. Monosit c. Netrofil Batang

d. Netrofil Segmen

Hematologi Dasar | 51
e. Eosinofil

f. Basofil

52 | Betty Prasetyaswati, Syarifah, Martati Nur Utami


BAB IX

PEMERIKSAAN HEMATOKRIT (HCT) MAKROMETHODE

1. Metode : Wintrobe
2. Prinsip :
Apabila darah dicentrifuge sel-sel yang lebih berat
(eritrosit) akan turun kedasar tabung, sedang sel-sel
yang lebih ringan (lekosit dan trombosit) berada di atas
sel-sel yang lebih berat tadi
3. Bahan :
Darah vena dengan anticoagulant EDTA
4. Alat :
a. Tabung HCT Wintrobe
b. Pipet tetes
c. Lidi
d. Centrifuge
5. Prosedur :
a. Isi tabung dengan darah yang berisi
anticoagulant sampai garis tanda 10 di atas

Hematologi Dasar | 53
b. Masukkan tabung kedalam Centrifuge yang
cukup besar, pusing selama 30 menit pada
kecepatan 3000 rpm
c. Baca hasil penetapan itu dengan melihat :
1) Warna plasma diatas. Warna kuning dalam
lapisan plasma disebut indeks ikterus
2) Tebalnya lapisan putih diatas sel-sel merah
yang tersusun dari lekosit dan trombosit
lapisan ini disebut dengan buffy coat dan
dinyatakan dalam mm
3) Volume sel-sel darah merah.
Tinggi kolom eritrosit yang dibaca sebagai
nilai hematokrit yang dinyatakan dalam %

Bila nilai hematokrit melebihi 50% putar


kembali tabung tersebut dengan kecepatan
dan waktu yang sama.
6. Harga Normal :
1. Wanita : 37-47%
2. Pria : 40-54%
7. Catatan :
Nilai hematokrit ialah volume semua eritrosit dalam 100
ml darah dan disebut dengan % dari volume darah itu.
Padatnya kolom eritrosit yang đidapat dengan

54 | Betty Prasetyaswati, Syarifah, Martati Nur Utami


memusing darah ditentukan oleh faktor : Radius
centrifuge, kecepatan centrifuge, dan lamanya
pemusingan.
Kesalahan-kesalahan yang mungkin terjadi:
a. Konsentrasi anticoagulan yang digunakan tidak
sesuai
b. Bahan pemeriksaan tidak dikocok hingga
homogen
c. Bahan pemeriksaan mengandung bekuan
d. Pemeriksaan ditunda lebih dari 6 jam
e. Pada waktu mengisi tabung wintrobe terjadi
gelembung udara didalam tabung
f. Pengisian tabung wintrobe tidak mencapai tanda
angka 10
g. Kecepatan dan lam pemutaran tidak sesuai
h. Terjadi hemolisis pada saat pemutaran
i. Pembacaan yang salah

Hematologi Dasar | 55
BAB X

PEMERIKSAAN HEMATOKRIT (HCT) MIKROMETHODE

1. Metode : Mikrotube
2. Prinsip :
Apabila darah dicentrifuge sel-sel yang lebih berat
(eritrosit) akan turun kedasar tabung, sedang sel-sel
yang lebih ringan (lekosit dan trombosit) berada diatas
sel-sel yang lebih berat tadi
3. Bahan :
- Darah vena dengan anticoagulant EDTA
4. Alat :
a. Tabung mikrokapiler dengan heparin
b. Mikrohematokrit Centrifuge
5. Reagensia :
6. Prosedur :
a. Isap tabung mikrokapiler dengan darah ( tabung
yang digunakan khusus dibuat untuk penetapan
mikro hct)± ¾ tabung
b. Tutup ujung satu dengan dempul( critoseal)

56 | Betty Prasetyaswati, Syarifah, Martati Nur Utami


c. Masukkan tabung kapiler kedalam
mikrohematokrit centrifuge dengan kecepatan
16000 rpm atau lebih
d. Pusing selama 3 sampai 5 menit
e. Baca nilai hct dengan menggunakan skala
hematokrit
Hasil penetapan hematokrit dibaca dengan
memperhatikan :
1) Tebalnya lapisan putih diatas eritrosit
tersusun dari lekosit dan
trombosit.Lapisan ini disebut buffy coat
dan dinyatakan dalam mm
2) Bila nilai hematokrit melebihi 50% putar
kembali tabung tersebut dengan
kecepatan dan waktu yang sama
Bila tidak ada skala hematokrit bisa dihitung
dengan rumus :
Ht = panjang kolom merah x 100 %
panjang total kolom
7. Harga normal :
1. Perempuan : 37-47%
2. Laki-laki : 40-54%

Hematologi Dasar | 57
Catatan :
Pemeriksaan mikromethode sering digunakan karena
membutuhkan darah yang sedikit (bisa
menggunakan darah kapiler) selain itu lebih praktis
dan cepat mengerjakannya. Centrifuge
mikromethode mencapai kecepatan yang jauh lebih
tinggi, maka lamanya pemusingan dapat
diperpendek.

Gambar: alat yang digunakan untuk periksa hematokrit cara


mikro

Kesalahan yang mungkin terjadi :

58 | Betty Prasetyaswati, Syarifah, Martati Nur Utami


1. Bila menggunakan darah kapiler tetes pertama harus
dibuang karena mengandung cairan jaringan
2. Penggunaan anticoagulant yang berlebihan dari kadar
1.5 mg/ml darah mengakibatkan eritrosit mengerut
sehingga nilai Hct rendah
3. Bahan pemeriksaan tidak dicampur dengan homogen
sebelum diperiksa
4. Darah yang akan diperiksa tidak boleh mengandung
bekuan
5. Pemakaian mikrohematokrit centrifuge dalam waktu
yang lama mengakibatkan alat menjadi panas
sehingga menyebabkan hemolisis

Hematologi Dasar | 59
BAB XI

PEMERIKSAAN DARAH LENGKAP DENGAN


HEMATOLOGY ANALYZER

1. Tujuan :
Untuk mengetahui cara pemeriksaan darah lengkap
dengan menggunakan alat automatic
2. Prinsip :
Pemeriksaan darah lengkap dengan cara mengukur
serta menghitung sel darah dengan cara otomatis
berdasarkan impedansi aliran listrik atau berkas cahaya
terhadap sel-sel yang dilalui
3. Alat :
 Tabung dengan anticoagulan EDTA ( tutup ungu )
 Roller Mixer
 Hematology Analyzer Advia 360
4. Bahan :
 Darah vena dengan anticoagulan EDTA

60 | Betty Prasetyaswati, Syarifah, Martati Nur Utami


5. Reagen :
 Diluen  Hypoclean
 Lyse  Control ( Normal,Low,High)
 Cleaner
6. Prosedur Kerja :
a. Nyalakan alat dengan menghidupkan tombol
power di bagian belakang alat
b. Sebelum alat digunakan pastikan diluen, lyse, dan
cleaner cukup
c. Check limbah/ buang jika sudah mencapai 80%
atau lebih
d. Lakukan priming reagen
e. Lakukan Blank test dengan cara :
Tekan tombol measure , tekan blank yang ada di
monitor
Tekan tombol “ RUN “
Rentang yang diterima yaitu :
Parameter Rentang blanko yang diterima
WBC 0-0.5 x 103 / ul
RBC 0-0.05 x 106 /ul
HGB 0-1 g/dl
PLT 0-10 x 103 / ul

Hematologi Dasar | 61
Apabila hasil blank test masuk range pilih Accept ,
jika satu atau lebih parameter diluar range
lakukan re-blank, bila terus menerus diluar range
lakukan hard cleaning ( dengan menggunakan
reagen Hypoclean )
f. Lakukan QC sebelum melakukan pemeriksaan
sampel
g. Homogenkan sample di roller mixer
h. Arahkan thouch screen ke Home-Measure-New
Sampel
i. Masukkan sampel pada sampel Adapter
j. Pilih sampel type ( Human, Male, Female atau
profil yang biasa dibuat sampai 7 profil )
k. Masukkan sampel ID secara manual ataupun scan
menggunakan barcode
l. Pilih “ RUN “
m. Tunggu hasil print out keluar, baca hasilnya

 Cara melakukan QC :
1. Pilih home-Quality Control
2. Pilih level dan lot control yang akan di runing
3. Pilih next untuk expiration date
4. Pilih Measure

62 | Betty Prasetyaswati, Syarifah, Martati Nur Utami


5. Homogenkan control lalu masukkan ke adapter
6. Pilih run
7. Hasil QC akan terlihat di layar

 Cara mematikan alat :


1. Pada layar screen pilih Exit-Shutdown
2. Tunggu beberapa saat sampai muncul pesan
pada monitor dan instrumen mengeluarkan bunyi
panjang
3. Matikan alat dengan menekan main power di
belakang alat ke posisi off
4. Penting melakukan step ini karena jika tidak (
langsung matikan main power ) alat tidak
melakukan save dan back up data juga tidak
melakukan pencucian yang dapat menyebabkan
endapan atau kontaminasi

 Hematology Anayzer adalah alat yang dapat


memeriksa darah rutin secara kuantitatif terhadap :
1. Sel darah putih ( WBC )
2. Sel darah merah ( RBC )
3. Hemoglobin ( HGB )
4. Hematokrit ( HCT )

Hematologi Dasar | 63
5. Platelet ( PLT )
6. Mean Cell Volume ( MCV )
7. Mean Corpuscular Hemoglobin ( MCH )
8. Mean Corpuscular Hemoglobin Concentration (
MCHC )
9. Red Cell Distribution Width ( RDW )

64 | Betty Prasetyaswati, Syarifah, Martati Nur Utami


BAB XII

PEMERIKSAAN LAJU ENDAP DARAH ( LED )


METODE WINTROBE

1. Tujuan : Mengetahui tinggi kolom plasma dalam mm


selama 1 jam
2. Prinsip :
Darah dengan anticoagulan tertentu dimasukkan dalam
tabung wintrobe dalam posisi tegak lurus dan ditunggu
selama 1 jam. Ketinggian kolom plasma dalam milimeter
selama 1 jam adalah LEDnya
3. Alat :
 Tabung wintrobe  Lidi
 Pipet pasteur  Timer
 Rak tabung
4. Bahan :
 Darah Vena dengan anticoagulan EDTA
5. Prosedur :

Hematologi Dasar | 65
a. Ambil 3 ml darah vena dan masukkan dalam tabung
EDTA kemudian homogenkan
b. Masukkan campuran darah tersebut kedalam
tabung wintrobe dengan bantuan lidi
c. Menepatkan sampai tanda 0 lalu letakkan tabung
dalam posisi tegak lurus selam 60 menit
d. Baca tinggi lapisan plasma dengan milimeter dan
laporkan angka itu sebagai LED nya
6. Harga Normal :
Pria : 0-10 mm/jam
Wanita : 0-20 mm/jam
7. LED atau Laju Endap Darah adalah kecepatan
mengendapnya eritrosit dari suatu sampel darah yang
diperiksa dalam suatu alat tertentu yang dinyatakan
dalam mm/jam.
8. Fungsi LED :
 Untuk membantu diagnosa screening
 Untuk mengetahui perjalanan penyakit
 Untuk mengetahui adanya
Hiperbilirubinemia
 Untuk differential diagnose

66 | Betty Prasetyaswati, Syarifah, Martati Nur Utami


9. Sumber-sumber kesalahan :
 Letak pipet tidak tegak lurus
 Tidak tepatnya pengisian darah sampai tanda 0
 Adanya gelembung udara pada pipet
 Alat kotor dan basah
 Terjadi hemolisa
 Ada bekuan lokal dalam darah
 Pencampuran darah dan anticoagulan kurang
homogen

Hematologi Dasar | 67
BAB XIII

PEMERIKSAAN MASA PENDARAHAN

Tujuan : Untuk mengetahui masa perdarahan seseorang


yang dinyatakan dalam menit.
1. Masa Perdarahan Metode IVY
a. Prinsip : Waktu perdarahan adalah waktu antara
terjadinya perdarahan setelah dilakukan penusukan
pada bagian lengan bawah dan terhentinya darah
tersebut secara spontan
b. Alat :
 Spignomanometer
 Lancet divice
 Kertas saring
 Stopwatch
c. Bahan :
 Darah kapiler
d. Prosedur :
1) Bersihkan bagian voler lengan bawah dengan
alkohol 70% dan biarkan kering

68 | Betty Prasetyaswati, Syarifah, Martati Nur Utami


2) Kenakan ikatan spignomanometer pada lengan
atas dan pompalah sampai tekanan 40 mm Hg
(selama percobaan berlangsung tekanan tetap
setinggi itu)
3) Tegangkan kulit lengan bawah dengan sebelah
tangan dan tusuk dengan lancet pada satu
tempat kira-kira 3 jari dibawah lipat siku sampai 3
mm kedalamannya. Jika terlihat darah mulai
keluar jalankan stopwatch
4) Hisaplah tetes darah yang keluar itu tiap 30 detik
memakai sepotong kertas saring. Jagalah jangan
sampai menekan kulit pada waktu menghisap
darah
5) Hentikan stopwatch pada waktu darah tidak
dapat dihisap lagi dan catatlah waktunya

Interpretasi Hasil :
 1’ – 6’ = normal
 6’ – 11’ = meragukan
 >11’ = patologis

e. Harga Normal :
 1 menit – 6 menit

Hematologi Dasar | 69
2. Masa Perdarahan Metode DUKE
a. Prinsip : Waktu perdarahan adalah waktu terjadinya
perdarahan setelah dilakukan penusukan pada kulit
cuping telinga dan terhentinya darah tersebut secara
spontan
b. Alat :
 Lancet
 Kertas saring
 Stopwatch
c. Bahan :
 Darah kapiler dari cuping telinga
d. Prosedur :
1) Membersihkan anak daun telinga dengan alkohol
70% biarkan kering
2) Menusuk anak daun telinga dengan lancet
sedalam kira-kira 2 mm
3) Jika terlihat darah mulai keluar jalankan
stopwatch
4) Menghisap tetesan darah yang keluar setiap 30
detik dengan sepotong kertas saring dan jangan
sampai menekan kulit
5) Menghentikan stopwatch pada waktu darah tidak
dapat dihisap lagi dan catatlah waktunya

70 | Betty Prasetyaswati, Syarifah, Martati Nur Utami


Interpretasi Hasil :
 1 - 3 menit = Normal
 3 – 5 menit = Meragukan
 5 menit = Patologis

e. Harga Normal :
 1 – 3 Menit

Hematologi Dasar | 71
BAB XIV

PEMERIKSAAN MASA PEMBEKUAN


METODE LEE & WHITE

1. Tujuan : Mengetahui waktu yang diperlukan untuk


masa pembekuan darah seseorang dalam hitungan
menit
2. Prinsip : Masa pembekuan diukur mulai dari masuknya
darah kedalam spuit injeksi sampai terjadi bekuan dan
dihitung rata-rata dari tabung II, III, dan IV dan hasilnya
dibulatkan ½ menit
3. Alat :
 Tabung serologi  Stopwatch
 Rak tabung  Spuit injeksi 5 ml
4. Bahan :
 Darah vena tanpa anticoagulan
5. Prosedur :
a. Menyediakan 4 tabung reaksi dalam rak tabung

72 | Betty Prasetyaswati, Syarifah, Martati Nur Utami


b. Melakukan pengambilan darah vena sebanyak 5 ml ,
pada saat darah terlihat masuk ke dalam spuit
jalankan stopwatch
c. Mengangkat jarum dari spuit dan alirkan darah
perlahan , 1 ml ke dalam masing-masing tabung
d. Setiap 30 detik angkat tabung I untuk melihat apakah
darah sudah membeku, jangan sampai menggoyang
tabung yang lain
e. Setelah tabung I membeku catat waktunya, periksa
tabung II setiap 30 detik juga terhadap adanya
bekuan
f. Melakukan tindakan yang sama pada tabung III dan
IV , catat waktunya
g. Masa pembekuan adalah rata-rata dari tang II, III,
dan IV dan dilaporkan dengan dibulatkan sampai ½
menit
6. Harga Normal
 9 – 15 Menit
7. Yang perlu diperhatikan pada pemeriksaan Lee & White :
 Volume darah tiap tabung harus sama karena jumlah
yang lebih banyak akan memperpanjang hasil
 Bila terdapat gelembung udara akan memperpanjang
hasil

Hematologi Dasar | 73
 Bila ada cairan hemolisa akan memperpendek hasil

Tabung pertama tidak dibaca karena hanya sebagai kontrol


Syarat yang penting dalam melihat masa pembekuan
adalah harus memperhatikan waktu ( 30’’ ) dan pada waktu
melihat bekuan tidak boleh menggoyang tabung lain.

74 | Betty Prasetyaswati, Syarifah, Martati Nur Utami


BAB XV

PEMERIKSAAN RUMPEL LEED

1. Tujuan : Mengetahui daya tahan atau resistensi kapiler


darah seseorang
2. Prinsip : Pembendungan darah pada lengan atas
dalam waktu atau ukuran tertentu akan menaikkan
tekanan intra kapiler sehingga darah akan menekan
dinding pembuluh darah , jika terjadi kerapuhan dinding
pembuluh darah akan terjadi ptechiae
3. alat :
 Spignomanometer
4. Bahan :
-
5. Prosedur :
a. Pasang ikatan spignomanometer pada lengan atas
dan pompa sampai tekanan 100 mm pertahankan
selama 10 menit
( jika tekan systole < 100 mmHg pompalah sampai
tekanan darah ditengah nilai systole dan diastole )

Hematologi Dasar | 75
b. Melepaskan ikatan dan tunggu sampai warna kulit
lengan yang dibendung sama dengan warna kulit
yang tidak dibendung
c. Mencari dan menghitung banyaknya ptechiae yang
timbul dalam lingkaran bergaris tengah 5 cm dan 4
cm distal dari fosacubiti
6. Harga Normal :
 < dari 10

Ptechiae adalah perdarahan dibawah kulit berupa bintik-


bintik merah dengan diameter < 0,5 mm
Bilamana RL ( Rumple Leed ) dianggap positip :
 Bila jumlah ptechiae lebih dari 10
 Bila terdapat bercak merah lebih sama dengan 0,5
mm
 Bila ptechiae didaerah 5 cm dibawah siku

76 | Betty Prasetyaswati, Syarifah, Martati Nur Utami


BAB XVI

PEMERIKSAAN RETRAKSI BEKUAN


DAN KONSISTENSINYA

1. Tujuan : Menguji fungsi Trombosit dan memperkirakan


jumlah Trombosit
2. Prinsip : Darah tanpa anticoagulan dimasukkan dalam
tabung dalam volume, waktu, dan suhu tertentu hingga
terjadi bekuan yang dinyatakan dalam vol % dari volume
darah sesungguhnya
3. Alat :
 Tabung kaca centrifuge bergaris
 Lidi
 Spuit injeksi 5 ml
 Torniquet
 Tabung Mikrokapiler
4. Bahan :
 Darah Vena

Hematologi Dasar | 77
5. Prosedur :
a. Masukkan lidi yang ujungnya dibengkokkan dalam
tabung centrifuge bergaris
b. Ambil 5 ml darah vena tanpa anticoagulan
(Sisakan darah yang digunakan untuk periksa Hct
micromethode ) dan masukkan darah dalam
tabung centrifuge bergaris dan catatlah volume
darah itu.
c. Biarkan pada suhu kamar selama 1-2 jam
d. Lepaskan bekuan darah dengan hati-hati dari
dinding tabung dengan cara miringkan tabung dan
angkatlah bekuan itu dari tabung dengan
mengangkat lidi pelan-pelan.
e. Catatlah volume serum yang tertinggal dalam
tabung ( pembacaan dengan miniscus atas ) dan
sebutlah volume itu dengan % dari volume darah
semula
f. Cara menyatakan hasil :
 Konsistensi = ……….
 % volume serum = volume sisa x 100 % = A vol %
volume darah semula
 % volume bekuan = 100 – A = B vol %
 % volume cairan bekuan = B – kadar Hct = C vol %

78 | Betty Prasetyaswati, Syarifah, Martati Nur Utami


6. Harga Normal :
 Konsistensi = kenyal
 Volume serum = 40-60 vol %
 Volume bekuan = 60-40 vol %
 Volume cairan bekuan = 0-20 vol %

Retraksi bekuan adalah suatu proses mengkerutnya bekuan


darah akibat aktifitas dari trombostenin dimana dalam proses
ini serum akan dikeluarkan dari bekuan darah
Pembentukan retraksi bekuan dipengaruhi :
 Fungsi trombosit khususnya trombostenin untuk
sumbatan
 Jumlah trombosit
 Kadar fibrinogen
 Kadar hematokrit

Hematologi Dasar | 79
CONTOH PEMBUATAN LAPORAN PRAKTIKUM HEMATOLOGI

Praktikum Ke :
Hari / Tanggal :
Materi :
Tujuan :
Probandus :
Nama :
Umur :
Jenis kelamin :
Prinsip :
Alat :
Bahan :
Reagen :
Prosedur kerja :
Hasil Pemeriksaan :
Harga Normal :
Kesimpulan :

Pembimbing Praktikan

(……….……………………) (………………………………)

80 | Betty Prasetyaswati, Syarifah, Martati Nur Utami


DAFTAR PUSTAKA

1. Pemeriksaan Laboratorium Hematologi Sederhana,


FK – UI
2. Penuntun Laboratorium Klinik, R.Ganda Soebrata
3. Hematologi Dasar, Departemen Kesehatan RI
4. Penuntun Praktikum Hematologi, Akademi Analis
Kesehatan Surakarta
5. Penuntun Patologi Klinik Hematologi, FK – Ukrida
6. Penuntun Praktikum Hematologi PTTD PMI Jakarta

Hematologi Dasar | 81

Anda mungkin juga menyukai