Anda di halaman 1dari 2

PERSYARATAN KEPALA PUSKESMAS

Berdasarkan keputusan mentri kesehatan RI Nomor 128/Menkes/SK/II/2004 tentang


kebijakan dasar Puskesmas, pemerintah menetapkan kriteria personalia yang mengisi struktur
organisasi Puskesmas disesuaikan dengan tugas dan tanggung jawab masing-masing unit
Puskesmas.
Khusus untuk kepala Puskesmas kriteria tersebut harus seorag sarjana dibidang kesehatan
yang kurikulum pendidikannya mencakup kesehatan masyarakat, namun dalam pelaksanaannya
belum direalisasikan sepenuhnya. Penentuan dan penempatan jabatan diera otonomi daerah
dibeberapa wilayah kabupaten/kota lebih diwarnai oleh “selera dan kedekatan” serta tidak lagi
mempertimbangkan kompetensi, kapasitas, kapabilitas dan daftar urutan kepangkatan. Sering
ditemukan institusi kesehatan dipimpin oleh orang yang tidak kompoten, kapabe, dan tidak
mempunyai pengalaman dibidang kesehatan dan manjemen kesehatan, sehingga kinerja pegawai
dan kinerja institusi yang dipimpinnya kurang optimal.
Membuat Puskesmas bisa berperan sebagaimana mestinya (sebagai pusat pembangunan
kesehatan, penggerak masyarakat). Itu yang harus diperhatikan oleh seorang SKM (apapun
posisinya di Puskesmas). SKM yang mampu menjadikan Puskesmas seperti yang tertuang dalam
kepmenkes 128 tanpa harus menuntut jabatan karena akan datang sendiri jika kita mampu
mengenai posisi seorang SKM. Perlu kita pahami bahwa sarjana kesehatan masyarakat bukanlah
profesi sehingga tidak ada otonomi kerja (dokter, pengacara, akuntan dan profesi lain). Tetapi
yang perlu kita lakukan sekarang adalah bagaimana menunjukan bahwa untuk urusan preventiv
dan promotif sebagai SKM.
Fungsi manajemen antara Puskesmas yang dikepalai oleh SKM dan non SKM adalah
untuk mengetahui perbedaan fungsi perencanaan, evaluasi serta angka program kesehatan pada
Puskesmas yang dikepalai oleh SKM dan non SKM. Pemimpin Puskesmas harus mampu
merencanakan, mengorganisasikan, melaksanakan dan mengevaluasi kegiatan manajemen
Puskesmas. Namun, keberhasilan kepemimpinan Puskesmas oleh seorang sarjana kesehatan
masyarakat kembali kepada kecerdasan orang tersebut untuk mengaplikasikan ilmunya
diPuskesmas dengan harapan orang terebut lebih banyak pengalaman dan pekerjaannya.
Kompetensi pejabat struktur Puskesmas pasal 22 keputusan mentri kesehatan RI Nomor
128/Menkes/SK/II/2004
1. Kepala Puskesmas berlatar belakang pendidikan paling sedikit tenaga medis atau sarjana
kesehatan lainnya.
2. Kepala Puskesmas telah mengikuti pelatihan manajemen Puskesmas dan pelatihan
fasilitator pusat kesehatan desa
3. Pelatihan sebagaimana dimaksud pada ayat (2) harus dipenuhi sebelum atau paling lama
1 tahun pertama setelah menduduki jabatan struktural.
Kompetensi pejabat struktural UPT/UPTD Pasal 23 keputusan mentri kesehatan RI Nomor
128/Menkes/SK/II/2004
1. Kepala UPT/UPTD berlatar belakang pendidikan tenaga sarjana dibidang kesehatan
2. Kepala UPT/UPTD telah mengikuti pelatihan rencana strategis, pelatihan tekhnis
dibidangnya, kepemimpinan, dan sistem informasi manajemen kesehatan.
3. Pelatihan sebagaimana dimaksud pada ayat (2) harus dipenuhi sebelum atau paling lama
1 tahun pertama setelah menduduki jabatan struktural.

Anda mungkin juga menyukai