Kti Lengkap
Kti Lengkap
OLEH :
RAHMAWATI
P00341014030
A. Identitas Diri
Nama : Rahmawati
NIM : P00341014030
Tempat, Tanggal Lahir : Lameroro, 18 Desember 1995
Suku / Bangsa : Bugis / Indonesia
Jenis Kelamin : Perempuan
Agama : Islam
B. Pendidikan
1. SD Negeri 1 Doule, tamat tahun 2008
2. SMP Negeri 1 Rumbia, tamat tahun 2011
3. SMKN 01 Bombana, tamat tahun 2014
4. Sejak tahun 2014 melanjutkan pendidikan di Politeknik Kesehatan
Kemenkes Kendari Jurusan Analis Kesehatan
v
MOTTO
tanpa berusaha……
Almamaterku,
Keluargaku tersayang
Sahabat-sahabatku tersayang
vi
ABSTRAK
Rahmawati(P00341014030) Identifikasi formalin pada tahu yang di jual di
pasar Kota Kendari . Dibimbing oleh Bapak Masrif Bahrun dan ibu Hj.St
Nurhayani. ( xiv + 7 Daftar Tabel + 2 Daftar Gambar + 7 Daftar Lampiran + 40
Halaman). Hasil laporan Tahunan BPOM Provinsi Sulawesi Tenggara Tahun 2010
Menyatakan, dari 1263 sampel makanan yang diuji, diperoleh 0,07% mengandung
formalin. Formalin merupakan senyawa antimikroba serbaguna yang dapat
membunuh bakteri, jamur, serta virus. Selain itu interaksi antara formalin dengan
protein dalam pangan menghasilkan tekstur yang tidak rapuh, dan bau yang
ditimbulkan oleh formalin menyebabkan lalat tidak hinggap. Diketahui bahwa tahu
yang direndam dalam larutan formalin selama 3 menit dapat memperpanjang daya
tahan simpannya pada suhu kamar selama 4-5 hari Tujuan penelitian ini adalah untuk
mengetahui adanya formalin pada tahu yang dijual dipasar Kota Kendari. Jenis
penelitian ini adalah deskriptif Kualitatif. Sampel dalam penelitian ini adalah 9
Sampel tahu yang diperoleh dari 5 pasar di Kota Kendari yaitu Pasar Kota dengan
3 sampel, Pasar Baruga dengan 2 sampel, Pasar Anduonohu dengan 2 sampel, Pasar
Basah Mandonga dengan 1 sampel, dan Pasar Lawata dengan 1 sampel. Tehnik
pengambilan sampel diambil sacara purvosive Sampling. Hasil pada penelitian ini
dari Ke 4 pasar di Kota Kendari yaitu Pasar Kota, Pasar Baruga, Pasar Basah
Mandonga dan Pasar Lawata tidak mengandung formalin, dan 1 sampel positif
mengandung formalin yaitu di Pasar Anduonohu yang menunjukkan perubahan
warna ungu setelah penambahan pereaksi asam kromatropat. Kesimpulan dari hasil
penelitian ini adalah Sampel tahu yang positif mengandung formalin diperoleh dari
pasar Anduonohu dengan asal produk tahu berasal dari Konda. Saran bagi peneliti
selanjutnya terkait penelitian ini dapat melanjutkan penelitian tentang Identifikasi
formalin masih bisa dilakukan pada pangan dan jenis makanan yang lainnya yang
diduga mengandung formalin.
vii
KATA PENGANTAR
Puji sykur kita panjatkan Allah SWT, yang telah melimpah rahmat dan
hidayah-Nya sehingga penulis dapat menyelesaikan penelitian dengan judul “
Identifikasi Formalin Pada Tahu yang dijual di Pasar Kota Kendari”. Penelitian ini
disusun dalam rangka melengkapi salah satu syarat untuk menyelesaikan pendidikan
program Diploma III (D III) pada Politeknik Kesehatan Kemenkes Kendari Jurusan
Analis Kesehatan.
Proses penulisan karya tulis ini telah melewati perjalanan panjang, dan
penulis banyak mendapatkan petunjuk dan bimbingan dari berbagai pihak. Oleh
karena itu, pada kesempatan ini penulis juga menghanturkan rasa terimakasih kepada
Bapak Masrif Bahrun, SKM.,M.Kes selaku pembimbing I dan ibu Hj. St.
Nurhayani, S.Kp.,Ners.,M.Kep selaku pembimbing II yang telah memberikan
bimbingan, kesabaran dalam membimbing dan atas segala pengorbanan waktu dan
pikiran selama menyusun karya tulis ini. Ucapan terima kasih penulis juga tujukan
kepada:
1. Bapak Petrus, SKM., M.Kes selaku Direktur Poltekkes Kemenkes Kendari.
2. Kepala Badan Penelitian dan Pengembangan Provinsi Sulawesi Tenggara yang
telah memberikan izin untuk melakukan penelitian.
3. Kepada Direktur Yayasan Bina Husada dan Kepala Laboratorium Kimia
terpadu Yayasan Bina Husada Kendari
4. Kepada kepala Laboratorium Jurusan Analis Kesehatan Poltekkes Kendari
5. Ibu Ruth Mongan, B.Sc., S.Pd., M.Pd selaku Ketua Jurusan Analis Kesehatan.
6. Kepada Bapak dan Ibu Dewan Penguji, Bapak Petrus, SKM., M.Kes, Ibu Ruth
Mongan, B.Sc., S.Pd., M.Pd, dan Bapak Muhaimin Saranani, S.Kep., Ns.,M.Sc
yang telah memberikan arahan perbaikan demi kesempurnaan Karya Tulis
Ilmiah ini.
viii
7. Bapak dan Ibu dosen Poltekkes Kemenkes Kendari Jurusan Analis Kesehatan
serta seluruh staf dan karyawan atas segala fasilitas dan pelayanan akademik
yang diberikan selama penulis menuntut ilmu.
8. Teristimewa dan tak terhingga penulis ucapkan terima kasih kepada Ayahanda
Makmur N dan Ibunda Suharni yang selama ini telah banyak berkorban baik
materi maupun non materi demi kesuksesan penulis serta terima kasih buat
saudara-saudaraku tersayang Muhammad Syahril, dan St Murni.
9. Kepada sahabat-sahabatku tersayang “Apita Ariyani, Rini Hapsanjani Putri,
Nurhasanah, Fitriani Herson.
10. Seluruh teman-teman seperjuanganku mahasiswa jurusan analis kesehatan yang
dari awal kita bersama hingga saat ini yang tidak dapat saya sebutkan satu
persatu. Terimakasih atas dukungan yang kalian berikan.
Penulis menyadari sepenuhnya dengan segala kekurangan dan keterbatasan yang
ada, sehingga bentuk dan isi Karya Tulis Ilmiah ini masih jauh dari kesempurnaan
dan masih terdapat kekeliruan dan kekurangan. Oleh karena itu dengan kerendahan
hati penulis sangat mengharapkan kritik dan saran yang sifatnya membangun dari
semua pihak demi kesempurnaan Karya Tulis ini.
Akhir kata, semoga Karya Tulis Ilmiah ini dapat bermanfaat bagi kita semua
khususnya bagi pengembangan ilmu pengetahuan dan penelitian selanjutnya. Karya
ini merupakan tugas akhir yang wajib dilewati dari masa studi yang telah penulis
tempuh, semoga menjadi awal yang baik bagi penulis. Aamiin.
Penulis
ix
DAFTAR ISI
x
H. Pengolahan Data .......................................................................... 26
I. Analisa Data ................................................................................ 26
J. Penyajian Data............................................................................. 27
K. Etika Penelitian............................................................................ 27
BAB V HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN
A. Gambaran Umum Lokasi Penelitian ........................................... 28
B. Hasil Penelitian............................................................................ 32
C. Pembahasan ................................................................................. 37
BAB VI PENUTUP
A. Kesimpulan ................................................................................. 40
B. Saran ........................................................................................... 40
DAFTAR PUSTAKA
LAMPIRAN
xi
DAFTAR TABEL
Halaman
Tabel 2.1 Ciri tahu yang mengandung formalin dan yang tidak mengandung
formalin .................................................................................................. 14
Tabel 4.1 Instrumen penelitian pemeriksaan laboratorium...................................... 22
Tabel 4.2 Bahan penelitian pemeriksaan laboratorium............................................ 23
Tabel 5.1 ciri- ciri fisik tahu yang dijual di Pasar Kota Kendari ........................... 32
Tabel 5.2 Hasil identifikasi formalin pada tahu dengan pereaksi asam kromatropat
............................................................................................................ ….33
Tabel 5.3 Persentase hasil identifikasi formalin pada tahu dengan metode pereaksi
asam kromatropat .................................................................................... 33
Tabel 5.4 Hasil Uji identifikasi formalin pada tahu yang dijual di Pasar Kota
Kendari dengan menggunakan pereaksi asam kromatropat ................. 34
Tabel 5.5 Asal Produk tahu...................................................................................... 36
xii
DAFTAR GAMBAR
Halaman
xiii
DAFTAR LAMPIRAN
xiv
1
BAB I
PENDAHULUAN
A. Latar Belakang
Secara umum kesehatan merupakan hal yang paling utama yang sangat
diperlukan dalam diri setiap orang. Karena kesehatan merupakan faktor utama
penentu kelangsungan hidup kita. Tanpa adanya kesehatan, seluruh aktivitas yang
akan kita lakukan tidak akan berjalan dengan lancar. Kesehatan juga sangat
berhubungan dengan makanan. Makanan sangat mempengaruhi kesehatan
seseorang. Manusia membutuhkan makanan sebagai sumber tenaga untuk
melakukan kegiatan sehari-hari. Oleh karena itu, makanan yang dikonsumsi
haruslah bergizi, aman, sehat, dan tidak menimbulkan gangguan kesehatan serta
layak untuk dikonsumsi.
Salah satu bahan makanan yang banyak diminati oleh masyarakat di
Indonesia adalah Tahu. Tahu kaya akan protein, sudah sejak lama dikonsumsi
oleh masyarakat Indonesia sebagai lauk. Tahu merupakan ekstrak protein kacang
kedelai yang tinggi protein, sedikit karbohidrat, mempunyai nilai gizi dan
digestibilitas yang sangat baik (Sediaoetama, 2004).
Daya simpan tahu sangat terbatas. Pada kondisi biasa (suhu kamar) daya
tahannya rata-rata 1-2 hari. Apabila lebih dari batas tersebut, rasa tahu akan
menjadi asam dan busuk sehingga tidak layak untuk dikonsumsi (Sediaoetama,
2004). Penyimpanan yang relatif singkat tentu merugikan para pedagang tahu dan
produsen yang memproduksi tahu. Hal ini memicu para pedagang dan produsen
tahu untuk melakukan pengolahan dengan bahan pengawet, seperti formalin,
kunyit, boraks dan lain-lain. Salah satu bahan kimia yang sering digunakan
adalah formalin. Penggunaan formalin pada pangan biasanya dilakukan untuk
memperbaiki warna dan tekstur pangan serta menghambat aktifitas
mikroorganisme sehingga produk pangan dapat disimpan lebih lama (Yuliarti,
2007).
Formalin merupakan senyawa antimikroba serbaguna yang dapat membunuh
bakteri, jamur, serta virus. Selain itu interaksi antara formalin dengan protein
2
dalam pangan menghasilkan tekstur yang tidak rapuh, dan bau yang ditimbulkan
oleh formalin menyebabkan lalat tidak mau hinggap. Diketahui bahwa tahu yang
direndam dalam larutan formalin selama 3 menit dapat memperpanjang daya
tahan simpannya pada suhu kamar selama 4-5 hari (Muchtadi, 2009). Apabila
dilihat dari teksturnya, tahu yang mengandung formalin mempunyai tekstur yang
keras dan teraba kenyal apabila ditekan (Saparinto dan Hidayati, 2006).
Formalin merupakan jenis bahan kimia berbahaya yang masih sering
digunakan secara bebas oleh pedagang atau pengolah pangan yang tidak
bertanggung jawab. Hal ini disebabkan karena formalin jauh lebih murah
dibanding pengawet lainnya, mudah digunakan karena dalam bentuk larutan dan
rendahnya pengetahuan pedagang tentang bahaya formalin (Widyaningsih dan
Murtini, 2006). Formalin sendiri merupakan bahan kimia yang digunakan sebagai
bahan pengawet mayat, disinfektan, pembasmi serangga, serta digunakan dalam
industri tekstil kayu lapis dan tidak layak dikomsumsi(Izzah, 2006).
Badan Pengawas Obat dan Makanan (POM) Indonesia telah menemukan
formalin pada 98 sampel produk makanan dengan rincian dari 23 sampel mie
basah 15 sampel mengandung formalin (65 %), dari 34 sampel aneka ikan asin,
22 sampel mengandung formalin (64,7%), dan 41 sampel tahu semuanya
tercemar (100%) (Direktorat Jenderal Industri Kecil dan Menengah, 2007).
Hasil laporan Tahunan BPOM Provinsi Sulawesi Tenggara Tahun 2010
Menyatakan, dari 1263 sampel makanan yang diuji, diperoleh 0,07%
mengandung formalin, 1,10% mengandung Rhodamin B dan 0,15 %
mengandung Boraks.Walaupun persentase kejadian, Khususnya di Kota Kendari
cukup rendah namun jika tidak diantisipasi lebih lanjut maka akan menyebabkan
faktor resiko yang cukup besar (Syaputri, 2012)
Novia Ariani dkk, (2016) dalam penelitiannya dari 19 sampel tahu mentah
pada pasar Kalindo Banjarmasin sebanyak 90% (9 dari 10 sampel tahu mentah)
mengandung formalin, pada pasar Teluk Tiram sebanyak 100% (4 dari 4 sampel
3
tahu mentah) mengandung formalin dan pada pasar Telawang 80% (4 dari 5
sampel tahu mentah) mengandung formalin.
Formalin sangat mudah diserap melalui saluran pernafasan dan pencernaan.
Formalin dapat bereaksi secara kimia dengan hampir semua zat di dalam sel
tubuh sehingga menekan fungsi sel dan menyebabkan kematian sel. Menurut
Peraturan Menteri Kesehatan RI No.722/Menkes/Per/IX/88 formalin merupakan
bahan yang dilarang digunakan dalam makanan. Apabila formalin yang
tercampur dalam makanan termakan, maka dapat menyebabkan keracunan pada
tubuh manusia. Gejala keracunan formalin yang dapat dilihat antara lain mual,
sakit perut yang akut disertai muntah muntah, diare berdarah, timbulnya depresi
susunan syaraf dan gangguan peredaran darah. Formalin pada dosis rendah dapat
menyebabkan sakit perut akut disertai muntah-muntah, timbulnya depresi
susunan syaraf serta terganggunya peredaran darah. Pada dosis tinggi, Formalin
dapat menyebabkan diare berdarah, kencing darah, muntah darah dan akhirnya
menyebabkan kematian (Alsuhendra, 2013; Cahyadi, 2006).
Karena hal tersebut maka penelitian dapat dilakukan identifikasi formalin
pada tahu yang dijual di pasar Kota Kendari. Pada penelitian ini menggunakan
metode kualitatif dengan pereaksi asam kromatropat di karenakan uji kualitatif
cepat, tidak memerlukan alat dan bahan yang mahal atau biayanya murah.
Berdasarkan uraian tersebut penulis tertarik untuk melakukan penelitian tentang
“Identifikasi formalin pada tahu yang dijual di pasar Kota Kendari”.
A. Rumusan Masalah
Permasalahan yang di ajukan pada penelitian ini adalah apakah terdapat
formalin pada tahu yang dijual di Pasar Kota Kendari?
B. Tujuan penelitian
1. Tujuan Umum
Untuk mengidentifikasi formalin pada tahu yang di jual di pasar Kota
Kendari.
4
2. Tujuan Khusus
1. Mengidentifikasi ciri fisik tahu yang diduga mengandung formalin yang
dijual di Pasar Kota Kendari.
2. Mengetahui adanya formalin pada tahu dengan menggunakan
metode kualitatif dengan pereaksi Asam Kromatropat.
3. Mengetahui asal produk tahu.
C. Manfaat Penelitian
1. Manfaat Teoritis
Manfaat teoritis dari penelitian ini yaitu untuk menambah wawasan bagi
peneliti mengenai tahu yang mengandung formalin.
2. Manfaat Praktis
a. Bagi instansi terkait, yaitu BPOM di kota Kendari agar lebih
meningkatkan pembinaan kepada pedagang tahu seperti penyuluhan
tentang bahan tambahan pangan yang dilarang dan diizinkan untuk
digunakan dalam makanan.
b. Bagi masyarakat, diharapkan penelitian ini dapat menjadi bahan informasi
apabila tahu yang dikonsumsi mengandung formalin sangat berbahaya
terhadap kesehatan.
c. Bagi penjual, diharapkan dapat memperhatikan bahaya dari penggunaan
bahan tambahan makanan seperti formalin, karena formalin dapat
menyebabkan keracunan terhadap kesehatan.
5
BAB II
TINJAUAN PUSTAKA
A. Tinjauan Tentang Formalin
1. Definisi Formalin
Formalin merupakan salah satu pengawet non pangan yang banyak
digunakan untuk mengawetkan makanan. Formalin adalah nama dagang dari
campuran formaldehid, metanol dan air dengan rumus kimia CH2O. Formalin
yang beredar di pasaran mempunyai kadar formaldehid yang bervariasi,
antara 20% – 40%. Di Indonesia, beberapa undang-undang yang melarang
penggunaan formalin sebagai pengawet makanan adalah Peraturan Menteri
Kesehatan No.722/Menkes/Per/IX/1988, Peraturan Menteri Kesehatan No.
1168/Menkes/PER/X/1999, UU No. 7/1996 tentang Pangan dan UU No
8/1999 tentang Perlindungan Konsumen. Hal ini disebabkan oleh bahaya
residu yang ditinggalkannya bersifat karsinogenik bagi tubuh manusia
(Sitiopan, 2012).
Formalin adalah bahan kimia beracun yang tidak berwarna dengan bau yang
sangat menyengat. Formalin juga digunakan sebagai pembunuh kuman dan
pengawet mayat. Formalin digunakan sebagai pengawet tambahan untuk
mencegah kebusukan. zat beracun yang sangat berbahaya jika terhirup,
mengenai kulit, apalagi tertelan.
2. Sifat Formalin
Formalin merupakan cairan jernih yang tidak berwarna dengan bau yang
menusuk, uapnya merangsang selaput lendir hidung dan tenggorokan. Berat
jenis formalin sekitar 1,08 gr/ml. Formaldehid dapat bercampur dalam air dan
alkohol, tetapi tidak bercampur dengan kloroform dan eter. Sifat formalin
mudah larut dalam air dikarenakan adanya elektron bebas pada oksigen
sehingga dapat mengadakan ikatan hidrogen molekul air (Cahyadi 2009).
Formalin mempunyai rumus molekul CH2O, Berat molekul 30,03 g/mol dan
Titik leleh/Titik didihnya -117oC/-19,3oC (berupa gas).
6
b. Tahu kuning
Biasanya tahu jenis ini padat atau disebut juga dengan tahu takwa.
Karena kepadatannya yang lebih dari pada tahu putih ketika dipotong
tahu jenis ini tidak mudah hancur.
c. Tahu sutera
Disebut tahu sutera karena sangat halus. Tahu jenis ini berwarna
putih. Karena lembutnya tahu ini, biasanya ketika dijual direndam dalam
wadah yang berisi air dan tahu yang di dalamnya terendam.. Tahu
kering/kulit tahu Biasanya jika kita akan menggunakannya kita perlu
merendam terlebih dahulu agar lunak. Bisanya disajikan dalam makanan
berkuah ataupun dibuat cemilan (Sarwono dan Saragih 2003).
3. Proses Pengolahan Tahu
Pembuatan tahu dibagi menjadi dua bagian utama, yaitu:
a. Pembuatan susu kedelai
b. Koagulasi atau penggumpalan protein susu kedelai sehingga dihasilkan
bubur tahu yang kemudian dipres dan dicetak menjadi tahu (Shurtleff dan
Aoyagi, 1979).
Berikut ini dijelaskan tahapan proses pembuatan tahu:
a. Pencucian dan Perendaman
Kedelai dicuci berulang kali dengan menggunakan air bersih untuk
menghilangkan debu dan kotoran dari kacang kedelai. Proses selanjutnya
dilakukan perendaman yang bertujuan untuk melunakkan struktur
selulernya sehingga mempermudah dan mempercepat penggilingan.
Biasanya kedelai direndam dalam air sebanyak 3 kali beratnya sampai
bobotnya menjadi sekitar 2,2 kali bobot kedelai kering. Lama perendaman
kedelai antara 8-12 jam (Shurtleff dan Aoyagi, 1979).
b. Penggilingan
Kedelai yang telah bersih dan ditiriskan lalu digiling dengan disertai
penambahan air kira-kira 1 sampai 1,5 kali berat kedelai basah (berat
12
organoleptik tahu yakni jenis dan jumlah bahan penggumpal serta suhu
susu kedelai pada saat penggumpalan (Shurtleff dan Aoyagi, 1975).
Penggumpalan dilakukan pada saat suhu susu kedelai berkisar 70-90oC.
(Sarwono dan Saragih, 2004).
Ada berbagai jenis penggumpal yang biasa digunakan dalam
pembuatan tahu. Perbedaan penggumpal akan menghasilkan tahu dengan
jenis dan karakteristik yang berbeda. Sebagai contoh, dalam pembuatan
tahu putih di Indonesia, pengerajin tahu lebih banyak menggunakan air
tahu (whey) yang telah didiamkan semalam sebagai penggumpal.
Sedangkan untuk pembuatan tahu sutra, biasa digunakan GDL (Glucone
Delta Lactone) sebagai penggumpal (Sarwono dan Saragih, 2004).
Selama proses penggumpalan perlu pengadukan secara perlahan-lahan
dengan arah yang tetap Pengadukan dihentikan jika sudah terbentuk
gumpalan.
f. Pemisahan air tahu
Setelah gumpalan bubur tahu terbentuk dilakukan pengendapan
hingga gumpalan turun ke bawah. Pengendapan ini bertujuan untuk
mempermudah pemisahan cairan dengan bubur tahu. Cairan (whey)
kemudian dipisahkan dari endapan agar proses pencetakan dapat
dilakukan dengan mudah dan tahu yang dihasilkan mempunyai
konsistensi yang lebih baik (Sarwono dan Saragih, 2004).
g. Pencetakan dan Pengepresan
Gumpalan yang terbentuk selanjutnya dicetak dengan
memasukkannya ke dalam cetakan yang telah dialasi kain blacu berwarna
putih, lalu bagian atas juga ditutup dengan kain serupa , dan papan. Diatas
papan selanjutnya diletakkan pemberat hingga air tahu menetes habis dan
terbentuklah tahu cetak.
14
BAB III
KERANGKA KONSEP
A. Dasar Pemikiran
Tahu merupakan salah satu bahan makanan yang terbuat dari kacang
kedelai yang mempunyai nilai gizi seperti protein, lemak, vitamin dan
mineral dalam jumlah yang cukup tinggi. Selain memiliki kelebihan, tahu
juga mempunyai kelemahan, yaitu kandungan airnya yang tinggi sehingga
mudah rusak dan mudah ditumbuhi mikroba. Untuk memperpanjang masa
Indonesia
penyimpanannya, pedagang tahu yang ada di menambahkan formalin
sebagai bahan pengawet.
Para pedagang tahu menggunakan formalin sebagai bahan pengawet
karena tahu merupakan salah satu makanan yang memiliki kadar protein
yang sangat tinggi sehingga tahu tersebut tidak tahan lama, cepat hancur,
mudah busuk, dan juga harga kedelai sebagai bahan baku pembuatan tahu
terus mengalami peningkatan sehingga harga tahu yang dijual dari para
industri tahu ke para pedagang-pedagang di pasaran cukup mahal.
Para pedagang biasanya membubuhkan formalin dengan kadar
minimal, sehingga konsumen pada umumnya bingung ketika harus
membedakan tahu yang mengandung formalin dan yang tidak mengandung
formalin karena hanya dibubuhi sedikit formalin, sehingga bau formalin tidak
tercium (Nur’an, 2011). Formalin adalah bahan kimia beracun yang tidak
berwarna dengan bau yang sangat menyengat. Formalin juga digunakan
sebagai pembunuh kuman dan pengawet mayat.
19
Asal produk
Tahu
Identifikasi
formalin
Uji laboratorium
Hasil
Positif Negatif
20
C. Variabel penelitian
Variabel pada penelitian ini adalah, identifikasi formalin pada tahu
yang dijual di pasar Kota Kendari.
D. Definisi operasional dan kriteria objektif
a) Definisi Operasional
Definisi operasional mencakup pengertian-pengertian atau batasan-
batasan yang digunakan untuk mendapatkan data serta memudahkan
dalam menganalisis data yang berhubungan dengan kesimpulan.
1. Tahu merupakan produk makanan dengan bahan baku kedelai
berbentuk padatan dan bertekstur lunak.
2. Formalin merupakan bahan beracun dan berbahaya bagi kesehatan
manusia jika kandungannya dalam tubuh tinggi, bereaksi secara kimia
dengan hampir semua zat didalam sel sehingga menekan fungsi sel
dan menyebabkan kematian sel yang menyebabkan keracunan pada
tubuh.
3. Uji kualitatif formalin adalah suatu proses dalam mengidentifikasi
keberadaan suatu senyawa kimia dalam suatu larutan/sampel.
b) Kriteria objektif :
1. Hasil positif (+) mengandung formalin jika terjadi perubahan
warna ungu.
2. Hasil negatif (-) tidak mengandung formalin jika terjadi perubahan
warna kuning keruh.
21
BAB IV
METODE PENELITIAN
A. Jenis penelitian
Penelitian ini merupakan jenis penelitian deskriptif kualitatif, dengan
menggunakan metode eksperimen yaitu uji pereaksi asam kromatropat.
B. Tempat dan waktu penelitian
Penelitian ini telah dilaksanakan pada tanggal 20 s/d 25 Juli 2017.
Dimana tempat pengambilan sampel penelitian ini dilakukan di Pasar Kota
Kendari. Adapun pemeriksaan sampel dilaksanakan di Laboratorium Analis
Kesehatan Poltekkes Kendari dan Laboratorium Kimia Terpadu Yayasan
Bina Husada Kendari.
C. Populasi dan sampel
1. Populasi
Populasi dalam penelitian ini adalah keseluruhan pedagang tahu yang
berada di 5 pasar Kota Kendari yang berjumlah 46 pedagang.
2. Sampel
Sampel dalam penelitian ini adalah tahu yang berjumlah 9 di peroleh
dari 5 Pasar di Kota Kendari yaitu Pasar Kota dengan 3 sampel, Pasar
Baruga dengan 2 sampel, Pasar Anduonohu dengan 2 sampel, Pasar
Basah Mandonga dengan 1 sampel, dan Pasar Lawata dengan 1 sampel.
D. Prosedur pengumpulan data
Tehnik pengambilan sampel pada penelitian ini adalah purvosive
Sampling adalah pengambilan sampel secara segaja dengan pertimbangan
peneliti. Tahu yang telah terpilih menjadi sampel penelitian yang kemudian
dijadikan sebagai bahan pengujian dibawa ke ruang laboratorium. Untuk
dilakukan identifikasi agar dapat diketahui apakah sampel tersebut
mengandung formalin.
22
E. Instrument Penelitian
Instrumen penelitian adalah segala peralatan yang digunakan untuk
memperoleh, mengelola, dan menginterpretasikan informasi dari para
responden yang dilakukan dengan pola pengukuran yang sama (Nasir dkk,
2011). Instrumen dalam penelitian ini adalah berupa alat, dan bahan
penelitian untuk mengetahui tahu yang mengandung formalin.
a. Alat penelitian
Tabel 4.1 Instrumen penelitian pemeriksaan laboratorium
NO Alat Fungsi
b. Bahan
Tabel 4.2 Bahan penelitian pemeriksaan laboratorium
NO Bahan Fungsi
1 Sampel tahu Sebagai sampel uji penelitian
2 Aquades Sebagai pelarut pada saat melarutkan
senyawa
3 Formalin Digunakan untuk pembuatan larutan
formalin stock induk
4 Asam kromatropat
Sebagai bahan pereaksi formalin
(K10H8O8S2)
5 Asam sulfat (H2SO4) Sebagai bahan pereaksi formalin
6 Asam fosfat Mempercepat Reaksi
24
F. Prosedur kerja
1. Pra Analitik
a. Metode pemeriksaan dan prinsipnya
Metode pemeriksaan yang digunakan adalah metode kualitatif.
Prinsipnya adalah Formalin dapat diketahui dengan penambahan
reagen asam kromatropat dalam asam sulfat pekat disertai pemanasan
beberapa menit akan terjadi pewarnaan violet.
b. Persiapan alat penelitian
Alat-alat yang digunakan seperti Mortar dan Stamper, tabung
reaksi beaker glass, gelas ukur, pipet volume, neraca analitik, hot
plate, destilasi batang pengaduk, dan labu ukur dibersihkan terlebih
dahulu
2. Analitik
a. Pembuatan Larutan Formalin Stock Induk (370 ppm)
1) Ambil 1 ml formalin dari sediaan formalin 37%.
2) Masukkan kedalam labu ukur 1000 ml.
3) Tambahkan aquades hingga batas.
b. Pembuatan Asam Kromatropat 0,5% dalam asam sulfat 60%
1) Ambil 63 ml asam sulfat dari sediaan asam sulfat 95%.
2) Masukkan kedalam labu ukur 100 ml yang sudah diisi aquades 37
ml.
3) Tambahkan asam kromatropat 0,5 %.
c. Cara pemeriksaan formalin secara kualitatif
1) Pembuatan kontrol positif
a) Diambil sediaan Formalin 1 ml, masukkan dalam tabung
reaksi.
b) Ditambahkan 5 ml pereaksi (asam kromatropat) dan tutup
bibir tabung reaksi menggunakan kapas.
25
3. Pasca Analitik
Hasil (+) : Jika berubah warna menjadi ungu maka sampel tahu tersebut
positif mengandung formalin.
Hasil (-) : Jika berubah warna menjadi kuning keruh maka sampel tahu
tersebut tidak mengandung formalin.
G. Jenis data
1. Data primer
Data primer pada penelitian ini adalah sampel tahu yang diperoleh
dari pasar Kota Kendari.
2. Data Sekunder
Data dari sumber-sumber penelitian yang relevan, baik yang diperoleh
melalui buku, bahan kuliah, dan informasi–informasi yang ada kaitannya
dengan penelitian ini dijadikan sebagai landasan teoritis dalam penulisan
karya tulis.
H. Pengolahan data
1. Editing,yaitu mengkaji dan meneliti data yang telah terkumpul.
2. Coding, yaitu kegiatan mengklasifikasikan data menurut kategori dan
jenis masing-masing untuk memudahkan dalam pengolahan data maka
setiap kategori di beri kode.
3. Scoring adalah memberi nilai pada data yang telah dikumpulkan.
4. Tabulating,yaitu untuk meringkas data yang diperlukan dalam bentuk
tabel yang telah dipersiapkan. Data yang diperoleh kemudian di
kelompokkn dan diproses dalam menggunakan tabel menurut kategorinya
masing-masing
I. Analisa data
Analisis data yang digunakan dalam penelitian ini yaitu analisis
desktiptif kualitatif. Analisis deskriptif kualitatif ini digunakan untuk
mendeskripsikan hasil penelitian dari uji laboratorium. Data-data yang
diperoleh dideskripsikan serta dijelaskan, data-data kemudian diolah
27
BAB V
HASIL DAN PEMBAHASAN
3. Kependudukan
Penduduk Kota Kendari pada tahun 2003 sebanyak 221.723 jiwa
meningkat 222.955 jiwa pada tahun 2004 dan pada tahu 2005 penduduk
kota kemdari telah mencapai 226.056 jiwa. Berdasarakan data tersebut di
atas, terlihat bahwa laju pertumbuhan penduduk kota selama kurun waktu
tahun 2003-2005 sebesar 0,97 persen pertahun .
Untuk laju pertumbuhan penduduk menurut kecamatan, laju
pertumbuhan pemduduk kecamatan poasia, kecamatan Abeli dan
Kecamatan Baruga berada diatas laju pertumbuhan penduduk rata-rata
kota kendari, yaitu masing-masing 7,00 persen 1,89 dan 1
persen.Sedangkan Tiga Kecamatan lainnya berada dibawah laju
pertumbuhan penduduk rata-rata kota kendari, yaitu kecamatan kendari
tercatat mengalami pertumbuhan negatif -3,33 persen. Kecamatan kendari
Barat -1,04 persen dan kecamatan mandonga sebesar 0,17 persen.
4. Profil Pasar
Beberapa pasar yang ada di kota kendari provinsi Sulawesi tenggara,
yang dijadikan tempat pengambilan sampel dalam penelitian ini yaitu :
a. Pasar lawata
Pasar lawata adalah tradisonal yang dibangun oleh Pemkot
Kendari Sebagai Relokasi kawasan pasar tiban yang tiap sore
memenuhi ruas jalan lawata. Sebagian Besar pedagang memang rela
dipindahkan digedung pasar yang megah saat ini. Namun, belakangan
seluruh pedagang Malah keluar gedung membuka lapak
nonpermanent dan menjajakan dagangan di areal parkiran dengan alas
an lebih mudah mengait pembeli yang maunya belanja ala “drive
chru”. Belanja sambil tetap naik motor pelan-pelan. Alhasil gedung
yang kini dibiayai mahal kini kosong karena ditinggal pedagang yang
lebih suka berjualan .
30
B. Hasil penelitian
1. Pemeriksaan Formalin Pada Sampel Tahu
Berdasarkan penelitian yang dilakukan di laboratorium Kimia
Terpadu Bina Husada Kendari yaitu identifikasi formalin pada sampel
Tahu yang dijual di pasar Kota Kendari. Penelitian ini bertujuan untuk
menentukan apakah tahu tersebut mengandung bahan berbahaya seperti
formalin. Untuk mengidentifikasi formalin tersebut dilakukan dengan
metode pereaki asam kromatropat .
Tabel 5.1 Ciri-ciri fisik Tahu yang DiJual di Pasar Kota Kendari
Tabel 5.4 Hasil Uji Identifikasi Formalin pada tahu yang Dijual di Pasar
Kota Kendari dengan menggunakan pereaksi asam kromatropat
Terjadi
perubahan warna
menjadi ungu Positif
Kontrol positif
Tidak terjadi
Kontrol perubahan warna
menjadi Ungu Negatif
Negatif
Tidak terjadi
perubahan warna
P1 menjadi ungu
Negatif
Pasar K
1.
Tidak terjadi
perubahan warna
menjadi ungu
P2
Negatif
Pasar K
35
Tidak terjadi
P3
perubahan warna Negatif
Pasar K menjadi ungu
Tidak terjadi
perubahan warna
P1 menjadi ungu
Negatif
Pasar B
2.
Tidak terjadi
P2 perubahan warna
menjadi ungu Negatif
Pasar B
Terjadi
perubahan warna
P1 menjadi ungu
Positif
Pasar A
3.
Tidak terjadi
P2 perubahan warna
menjadi ungu Negatif
Pasar A
36
P1 Tidak terjadi
4. 1 perubahan warna
Pasar BM menjadi ungu Negatif
Tidak terjadi
P1 Pasar
5. perubahan warna Negatif
L menjadi ungu
C. Pembahasan
Pada penelitian ini sampel tahu diperoleh dari lima Pasar di Kota
Kendari yaitu Pasar Kota, Pasar Baruga, Pasar Anduonohu, Pasar Basah
dan Pasar Lawata. Sampel tahu dipilih secara purposive sampling yaitu
diambil secara sengaja dengan pertimbangan peneliti. Sampel kemudian
dikemas dan dibawa ke laboratorium untuk kemudian diidentifikasi.
Penelitian ini bertujuan untuk menentukan apakah sampel tahu tersebut
mengandung formalin. Sampel tahu yang positif mengandung formalin yang
diperoleh dari pasar Anduonohu dengan asal produk tahu berasal dari Konda,
Adapun ciri-ciri fisik Sampel tahu yang di peroleh dari masing-masing Pasar
yaitu untuk Pasar Kota dengan ciri fisik tahu bau khas kedelai, jika ditekan
akan hancur, Pasar Baruga dengan ciri fisik tahu bau khas kedelai, jika
ditekan akan hancur, Pasar Anduonohu dengan ciri fisik tahu tekstur lebih
halus dan terlihat mengkilap,warna putih cerah dan kenyal, Pasar Basah
Mandonga dengan ciri fisik tahu bau khas kedelai, jika ditekan akan hancur
dan Pasar Lawata bau khas kedelai, jika ditekan akan hancur. Ada pun hasil
pemeriksaan kualitatif diperoleh hasil positif karena adanya formalin dalam
tahu yang bereaksi dengan asam kromatropat sehingga terbentuk warna ungu
seperti yang terjadi pada kontrol positif, dimana asam kromatropat ini
berfungsi sebagai pereaksi formalin. Sedangkan dari hasil uji pada ke 4 pasar
tidak ditemukan adanya formalin, penyebab hasil negatif karena didalam tahu
tidak terdapat formalin, karena setelah diuji dengan reagen asam kromatopat
tidak terjadi perubahan warna karena asam kromatropat tersebut hanya akan
bereaksi jika terdapat formalin pada sampel Sehingga dapat disimpulkan
bahwa sampel tersebut tidak terdeteksi mengandung formalin,dengan asal
produk tahu yaitu Pasar Kota ( Kampung Tanea Konsel ), Pasar Baruga
( Konda), Pasar Basah Mandonga (Konda) sedangkan Pasar Lawata ( tahu
sumedang, di Konda ). Identifikasi formalin pada sampel tahu pada lima pasar
di kota kendari dilakukan dengan metode pereaksi asam kromatropat.
38
BAB VI
KESIMPULAN DAN SARAN
A. Kesimpulan
Dari hasil penelitian yang dilakukan pada 9 sampel tahu yang dijual di 5
Pasar di Kota Kendari yaitu Pasar Kota, Pasar Baruga, Pasar Anduonohu, pasar
Basah Mandonga dan Pasar Lawata dengan menggunakan metode pereaksi asam
kromatropat disimpulkan bahwa terdapat 1 sampel tahu positif yang
mengandung formalin yaitu sampel tahu yang diperoleh dari Pasar Anduonohu
kota Kendari dengan menunjukan perubahan warna menjadi ungu setelah
penambahan reagen asam kromatropat.
1. Sampel tahu yang mengandung formalin memiliki ciri-ciri fisik yaitu tidak
mudah hancur, warna putih cerah, tekstur lebih halus dan terlihat mengkilap.
2. Terdapat 1 sampel tahu yang positif yaitu sampel tahu yang diperoleh dari
pasar Anduonohu menunjukkan perubahan warna ungu setelah penambahan
reagen asam kromatropat.
3. Sampel tahu yang positif mengandung formalin yang diperoleh dari pasar
Anduonohu dengan produk asal tahu berasal dari Konda.
B. Saran
1. Dilakukan pengarahan kepada produsen dan masyarakat tentang ciri-ciri
fisik makanan yang mengandung formalin.
2. BPOM di Kota Kendari agar lebih meningkatkan pembinaan kepada
pedagang tahu seperti penyuluhan tentang bahan tambahan pangan yang
dilarang dan diizinkan untuk digunakan dalam makanan.
3. Identifikasi formalin masih bisa dilakukan pada pangan dan jenis makanan
yang lainnya yang diduga mengandung formalin.
4. Dapat dilakukan penelitian tentang LOD (limit of detection) yaitu tentang
batas deteksi terendah penggunaan formalin pada makanan.
DAFTAR PUSTAKA
Daya
Ciri-Ciri Fisik Simpan
NO Kode Sampel Asal Produk
Tahu Tahu