Anda di halaman 1dari 10

1.

Panci Evaporasi

Evaporasi adalah penguapan air dari permukaan air, tanah, dan berbentuk
permukaan bukan vegetasi lainnya oleh proses fisika. Dua unsur utama untuk
berlangsungnya evaporasi adalah energi (radiasi) matahari dan
ketersediaanair. Evaporasi adalah peristiwa berubahnya air menjadi uap dan
bergerak dari permukaan tanah dan permukaan air ke udara (penguapan).
Karena kondisi-kondisi tidak merata di seluruh daerah, umpamanya di bagian
yang satu disinari matahari, dibagian yang lain berawan, maka harus diakui
bahwa perkiraan evaporasi yang menggunakan harga yang hanya diukur pada
sebagian daerah itu adalah sulit dan sangat menyimpang (Firdaus,A.K. 2012)
Cara Kerja Pan Evaporasi
a. Permukaan air dijaga diantara beberapa cm/inch di bawah bibir pan.
b. Muka airnya diukur/dibaca dengan alat pengukur muka air yang dikaitkan
dengan bejana bagian dalam dan dilakukan pengukuran suhu air pada
waktu yang sama pukul 06.00 pagi dan pukul 18.00 sore.
c. Besamya evaporasi pan harian adalah perbedaan nilai pengamatan muka
air dalam 1 hari.
Ciri-Ciri Pan Evaporasi
Alat ini berupa sebuah panci bundar besar yang terbuat dari besi yang
dilapisi bahan anti karat dengan garis tengah atau diameter 122 cm, dan panci
ini ditempatkan diatas tanah berumput pendek dan tanah gundul. Alat tersebut
diletakkan diatas pondasi tersebut dari kayu yang bagian atas kayu di cat
warna putih, gunanya untuk mengurangi penyerapan radiasi (Asril, 2015).
2. Campble Stokes

Campbel stokes merupakan alat untuk mengukur lamanya durasi


penyinaran matahari. Lamanya penyinaran matahari selama sehari yang diukur
dengan memanfaatkan pergerakan semu matahari atau garis edar semu yang
dimiliki oleh matahari dari timur ke barat dan sinar matahari yang datang
menuju permukaan bumi, yaitu dengan jalan memusatkan (memfokuskan)
sinar matahari yang jatuh pada sekeliling permukaan bola kaca pejal
sedemikian rupa hingga fokus sinar matahari tersebut tepat mengenai
permukaan kertas pias yang telah dimasukan ke celah kerangka cekung
dibawah bola pejal tersebut dan meninggalkan jejak pias yang terbakar sesuai
posisi matahari saat itu (Hamdi, Saipul. 2014)
Cara Kerja :
Sinar matahari yang datang menuju permukaan bumi, khususnya yang
tepat jatuh pada sekeliling permukaan bola kaca pejal akan dipokuskan ke atas
permukaan kertas pias yang telah dimasukkan ke celah mangkuk dan
meninggalkan jejak bakar sesuai posisi matahari saat itu. Jumlah kumulatif
dari jejak titik bakar inilah yang disebut sebagai lamanya matahari bersinar
dalam satu hari (satuan jam/menit).
Ciri-Ciri dan Kalibrasi Campble Stokes :
Campbell Stokes terdiri dari beberapa bagian yaitu Bola Kaca Pejal
(umumnya berdiameter 96 mm). Plat logam berbentuk mangkuk, sisi bagian
dalamnya bercelah-celah sebagai tempat kartu pencatat dan penyanggah
tempat bola kaca pejal dilengkapi skala dalam derajat yang sesuai dengan
derjaat lintang bumi. Bagian pendiri (Stand), bagian dasar terbuat dari logam
yang dapat di leveling. Kerta pias terdiri dari 3 (tiga) jenis menurut letak
matahari Campbell stokes cara mengkalibrasikan sesuai dengan pias yang
digunakan (Hamdi, Saipul. 2014).

3. Ombrometer

Ombrometer adalah suatu alat yang digunakan untuk mengukur curah


hujan di suatu daerah (Akbar, 2010). Alat pengukur hujan secara umum
dinamakan penakar hujan. Pada penempatan yang baik, jumlah air hujan yang
masuk ke dalam sebuah penakar hujan merupakan nilai yang mewakili untuk
daerah di sekitarnya. Kerapatan penempatan penakar di suatu daerah tidak
sama, secara teori tergantung pada tipe hujan dan topografi daerah itu sendiri
(Pasaribu,. Dkk. 2012)
Cara Kerja
a. Setiap terjadi hujan air akan masuk corong kemudian disalurkan ke
pelampung sehingga membuat pena naik dan membuat grafik pada pias.
b. Ketinggian grafik menunjukkan jumlah curah hujan yang turun.
c. Jika curah hujan mencapai 10 mm atau lebih maka pena menunjukkan
angka 10 mm sebagai angka maksimal, kemudian air akan tumpah dari
pelampung melalui pipa hevel dan pena akan turun lagi ke angka nol. Jika
masih ada hujan lagi maka pena akan mencatat lagi, demikian seterusnya.
d. Dari alat ini dapat diketahui durasi hujan, intesitas hujan dalam jangka
waktu tertentu dan kapan terjadinya hujan.
e. Kapasitas pengukurnya tidak terbatas.
f. Pena yang digunakan jenis pena cartridge.
Ciri-Ciri :
Alat ini terdiri dari corong penampung air hujan yang dihubungkan
dengansebuah tabung yang didalamnya terdapat pelampung. Pada bagian
ujung sebelahatas pelampung dilengkapi dengan pena yang dapat bergerak
bila pelampungbergerak, baik naik maupun turun sesuai dengan jumlah hujan
dapat diketahui. Contohnya penakar hujan type Hellman . Penakar tipe
Hellman ini mempunyai kolektor yang memiliki daya tampung airsebesar 20
mm. Apabila kolektor tersebut sudah penuh, maka air akan ditumpahkan
sampai habis melalui pipa pembuang dan bersamaan dengan itu pena akan
turun kembali sampai pada posisi nol. Skala pada kertas pias terdiri dari nol
sampai 20 mm.
4. Anemometer

Anemometer adalah sebuah perangkat yang digunakan untuk mengukur


kecepatan angin yang banyak dipakai dalam bidang Metrologi dan geofisika
atau stasiun perkiraan cuaca, Kecepatan atau kecepatanangin diukur dengan
anemometer cup, instrumen dengan tiga atau empat logam berlubang kecil
belahan ditetapkan, sehingga mereka menangkap angin danberputar tentang
batang vertikal. Sebuah catatan perangkat listrik revolusi dari cangkir dan
menghitung kecepatan angin. Kecepatan angin berbanding lurus dengan
tekanan udara Sebagian besar anemometer ini umumnya tidak dapat merekam
kecepatan angin dibawah 1 sampai 2 mil/jam karena ada faktor gesekan pada
awal putaran (Shafiyyah, 2011).
Cara Kerja :
Untuk mendapatkan fungsi anemometer dengan maksimal, Anda harus
menggunakannya anemometer dengan cara yang tepat. Pengukuran
anemometer dengan cara yang tepat dapat dilakukan dengan memegang
anemometer secara vertikal. Untuk memastikan anemometer bekerja dengan
efektif, Anda dapat meletakkannya pada penyangga sehingga anemometer
lebih stabil dalam menjalankan anemometer untuk mengukur kecepatan angin.
Biasanya kecepatan angin akan muncul secara otomatis pada speedometer
yang terdapat pada anemometer. Kecepatan angin yang tepat hanya bisa
didapatkan dengan penggunaan anemometer yang benar. Karena itu Anda
harus memastikan cara penggunaan yang benar untuk mendapatkan fungsi
anemometer secara maksimal. Alat anemometer ini mampu mengukur
kecepatan angin dengan tingkat ketelitian cukup tinggi yakni berkisar 0.5
meter setiap detiknya. Dengan tingkat ketelitian ini, anemometer dianggap
sebagai alat pengukur kecepatan angin yang sangat efektif.
Ciri-Ciri
Pada alat ini terdapat beberapa mangkuk untuk menerima tiupan angin.
Ketika angin bertiup, angin mengenai mangkuk tersebut sehingga mangkuk
berputar. Putaran mangkuk dihubungkan dengan alat pencatat kecepatan.
Kecepatan mangkuk berputar tergantung pada kecepatan angin bertiup.
Anemometer modern dilengkapi dengan penunjuk arah angin yang
dihubungkan dengan komputer. Alat perekam arah angin dan kecepatan angin
secara otomatis mencatatnya di atas kertas grafik. Kecepatan angin dinyatakan
dalam satuan meter/detik, km/jam, mil/jam.
Cara Mengkalibrasi
Untuk kalibrasi arah angin, metode ini bisa menghasilkan akurasi ± 5 ° atau
lebih baik bila dilakukan dengan hati-hati. Mulailah dengan menghubungkan alat
ke rangkaian pengkondisi sinyal yang menunjukkan nilai arah angin. Ini
merupakan indikator yang menampilkan nilai arah angin dalam derajat sudut atau
hanya sebuah voltmeter pemantauan output. Tahan atau mount instrumen supaya
pusat baling-baling rotasi berada di atas pusat selembar kertas yang memiliki 30°
atau 45° crossmarkings. Posisi the instrument sehingga crossarm mounting
berorientasi utara-selatan dengan bolang-baling di sebelah utara dan anemometer
di sebelah selatan. Dengan imbangan yang mengarah langsung pada anemometer
yang sinyal arah angin harus sesuai dengan 180 ° atau selatan jatuh tempo. Jika
dilihat dari atas, visual menyelaraskan bolang-baling dengan masing-masing
crossmarkings dan mengamati tampilan indikator. Hal ini harus sesuai dengan
posisi bolang-baling dalam waktu 5 °. Bila tidak, mungkin perlu untuk
menyesuaikan posisi relatif dari rok bolang-baling dan poros.

5. Termometer Bola Basah (TBB)

Termometer bola basah yaitu suhu bola basah. Sesuai dengan namanya “wet
bulb”, suhu ini diukur dengan menggunakan thermometer yang bulbnya (bagian
bawah thermometer) dilapisi dengan kain yang telah basah kemudian dialiri udara
yang ingin diukur suhunya (Steve,2010).
Cara Kerja :
Secara proses fisika, cara kerja termometer bola basah sama dengan
termometer bola kering. Perbedaannya adalah pada termometer bola basah
terdapat kain muslin yang membungkus bola termometer dan selalu basah oleh air
yang terdapat di dalam cawan. Untuk mengetahui lembab nisbi dan absolute
humidity maka hubungan antara pembacaan termometer bola basah dan
termometer bola kering.
Cir-Ciri
Termometer ini tidak dipengaruhi radiasi surya langsung maupun radiasi dari
bumi. Kemudian terlindung dari hujan ataupun angin kencang. Warna sangkar
cuaca putih menghindari penyerapan radiasi surya. Panas ini dapat mempengaruhi
pengukuran suhu udara.

6. Sangkar Cuaca

Sangkar meteorologi ini berfungsi sebagai tempat alat-alat pengukur cuaca


tertentu, agar tehindar dari sinar matahari langsung dan pengaruh lingkungan.
Sangkar ini terbuat dari kayu jati yang dicat warna putih, bentuknya segi 4 ,
dengan setiap dinding diberi jalusi berlapis dua, dan juga atapnya terbuat dari
papan kayu , semua itu maksudnya agar didalam sangkar ada sirkulasi udara
(Utami, 2010).
Cara Kerja
Terbuat dari kayu yang baik (jati/ulin) sehingga tahan terhadap perubahan
cuaca. Sangkar dicat putih agar tidak banyak menyerap radiasi panas matahari.
Sangkar dipasang dengan lantainya berada pada ketinggian 120 cm di atas tanah
berumput pendek, sedangkan letaknya paling dekat dua kali (sebaiknya empat
kali) tinggi benda yang berada di sekitarnya. Sangkar dipasang dengan kuat
berpondasi beton sehingga tidak dapat bergerak atau goyang jika angina kencang,
selain itu agar sangkar tidak mudah dimakn rayap. Sangkar mempunyai dua buah
pintu dua jendela yangberlubang – lubang kisi.
Lubang/kisi itu memungkinkan adanya aliran udara. Temperatur dan
kelembaban udara di dalam sangkar mendekati/hampir sama dengan temperatur
dan kelembaban udara di luar. Sangkar dipasang dengan pintu membuka/
menghadap utara-selatan, sehingga alat-alat yang terdapat di dalamnya tidak
terkena radiasi matahari langsung sepanjang tahun. Jika matahari berada pada
belahan bumi selatan, pintu sebelah utara yang dibuka untuk observasi atau
sebaliknya.
Ciri-Ciri
Sangkar Meteorologi dibuat dari kayu yang kuat sehingga tahan terhadap
cuaca yang terjadi. Sangkar meteorologi dicat warna putih agar tidak terlalu
banyak menyerap panas dari cahaya matahari. Sangkar dipasang dengan
ketinggian 120 cm dari tanah dan dipasang di atas tanah yang berumput pendek
dan terletak paling dekat dua kali ( sebaiknya empat kali ) tinggi benda yang
berada di sekitarnya. Pada keempat kaki sangkar meteorologi diberi pondasi
beton agar kuat dan tahan terhadap angin kencang. Pada dinding sangkar
meteorologi dibuat kisi – kisi yang memungkinkan terjadinya aliran udara
sehingga temperatur dan kelembaban dalam sangkar mendekati atau sama dengan
temperatur dan kelembaban di luar sangkar. Sangkar dipasang dengan pintu yang
menghadap utara selatan, sehingga alat yang ada di dalamnya tidak terkena
radiasi matahari secara langsung. Jika matahari berada di utara khatulistiwa maka
pintu yang menghadap ke selatan yang di buka dan sebaliknya.
ALAT ALAT KLIMATOLOGI

DISUSUSN OLEH :
NAMA : DWI SYAH FITRI
NIM : 134190009
PROGI : AGROTEKNOLOGI

PROGRAM STUDY AGROTEKNOLOGI


FAKULTAS PERTANIAN
UNIVERSITAS PEMBANGUNAN NASIONAL “VETERAN”
YOGYAKARTA
2020
DAFTAR PUSTAKA

Akbar,2010. pengenalan alat klimatologi. https://onoe21.wordpress.com/laporan-


agroklimatologi-tentang-stasiun-klimatologi/pengenalan-alat-alat-klimatologi/
diakses pada tanggal 15 September 2017.

Asril. 2014. Evaporimeter. Maluku. Universitas Khairun Ternate.

Firdaus, A.K. 2012. Analisis Prinsip Kerja Open-Pan Evaporimeter Sebagai Alat
Ukur Penguapan dan Pemanfaatannya. Malang: UIN Maulana Malin Ibrahim.

Hamdi, Saipul. 2014. Mengenal Lama Penyinaran Matahari Sebagai Salah Satu
Parameter Klimatologi. Bandung: Lapan

Hamdi, Saipul. 2014. Distribusi Lama Penyinaran Matahari di LPD Sumedang


(6,91° LS dan 107, 84° BT) LAPAN. Bandung: Lapan

Anda mungkin juga menyukai