Anda di halaman 1dari 23

BAB IV

HASIL PENELITIAN

A. Gambaran Umum Lokasi Penelitian

1. Data Geografi

Unit Pelaksana Teknis Daerah Puskesmas Hiliduho terletak di Desa Fadoro

Lauru Kecamatan Hiliduho Kabupaten Nias Provinsi Sumatera Utara. Puskesmas

ini mulai beroperasi sejak tahun 1984 dan melayani selama 24 jam. Visi dari

puskesmas ini adalah “Memberikan Pelayanan Kesehatan Yang Berkualitas

Menuju Masyarakat Hiliduho Yang Sehat, Mandiri Dan Sejahtera”. Motto dari

puskesmas ini adalah “ Hidup Sehat Masyarakat Ehowu”.

Dalam menjalani tujuannya Unit Pelaksana Teknis Daerah Puskesmas

Hiliduho didukung oleh berbagai fasilitas ruangan seperti , Unit instalasi IGD,

ruang perawatan umur, ruang rawat inap, ruang pendaftaran dan informasi, ruang

administrasi umum, ruang konseling kesehatan, ruang persalinan (nifas), ruang

pemeriksaan kesehatan gigi dan mulut, rekam medik, lab, dan farmasi.

B. Analisa Univariat

1. Karakteristik Responden

Responden dalam penelitian ini berjumlah 18 orang yang menderita nyeri

leher yang telah memenuhi syarat menjadi responden dengan ketentuan yang telah

dibuat. Karakteristik responden dalam penelitian ini berdasarkan jenis kelamin.


Tabel 4.1 Distribusi Responden Berdasarkan Karakteristik Responden Umur.

No. Karakteristik Frekuensi (orang) Presentase %


Umur N %
1 23-25 8 44,4%
2 26-29 10 55,6%
Total 18 100,0

Berdasarkan Tabel 4.1 diatas jumlah responden umur 23- 25 pada intervensi

neck cailliet exercise adalah sebanyak 8 orang (44,4%), sedangkan jumlah

responden berdasarkan umur 26-29 pada intervensi neck cailliet exercise adalah

sebanyak 10 orang (55,6%).

Tabel 4.2 Distribusi Responden Berdasarkan Karakteristik Responden Jenis


Kelamin
No Karakteristik Frekuensi (orang) Presentase %
Jenis kelamin N %
Laki-laki 5 27,8 %
Perempuan 13 72,2 %
Total 18 100,0

Berdasarkan Tabel 4.2 di atas jumlah responden berdasarkan jenis kelamin

laki-laki pada intervensi neck cailliet exercise adalah sebanyak 5 orang (27,8%),

dan jumlah responden berdasarkan jenis kelamin perempuan pada intervensi neck

cailliet exercise adalah sebanyak 13 orang (72,2%).

Tabel 4.3 Rerata nyeri sebelumperlakuan neck cailliet exercise

Nyeri Mean Std. Std.


Deviasi Error
Nyeri sebelum
perlakuan neck 5,50 0,985 0,232
cailliet exercise
Berdasarkan tabel 4.3 diatas maka dapat diketahuibahwa hasil analisis rerata

nyeri sebelum perlakuan neck cailliet exercise pada pasien nyeri leher yaitu 5,50

dengan standart deviasi 0,985 dan standart error 0,232.

Tabel 4.4 Rerata nyeri sesudahperlakuan neck cailliet exercise

Std. Std.
Nyeri Mean
Deviasi Error
Nyeri sesudah perlakuan neck cailliet
3,44 0,856 0,202
exercise

Berdasarkan tabel 4.4 diatas maka dapat diketahuibahwa hasil analisis rerata

nyeri sesudah perlakuan neck cailliet exercise pada pasien nyeri leher yaitu 3,44

dengan standart deviasi 0,856 dan standart error 0,202.

C. Analisis bivariat

Tabel 4.5. Selisih rerata nyerisebelum dan sesudahperlakuan neck cailliet exercise

Nyeri Mean Std. T p-value


Deviasi
Nyeri sebelum dan sesudah
2,056 0,725 12,023 0,000
perlakuan neck cailliet exercise

Hasil uji statistik diperoleh mean 2,056 dengan SD 0,725 dan p- value α <

(0,000 < 0,05) maka dapat disimpulkan bahwa hipotesan (Ha) yaitu ada Pengaruh

Pemberian neck cailliet exercise terhadap penururan nyeri leher pegawai

administrasi di Unit Pelaksana Teknis Daerah Puskesmas Hiliduho Tahun 2020.


BAB V

PEMBAHASAN

A. Karakteristik Responden

Hasil analisa data menunjukan bahwa jumlah responden umur 23- 25 pada

intervensi neck cailliet exercise adalah sebanyak 8 orang (44,4%), sedangkan

jumlah responden berdasarkan umur 26-29 pada intervensi neck cailliet exercise

adalah sebanyak 10 orang (55,6%). Menurut Binarfika et al., (2014) dan Tarwaka

(2016) bahwa Usia merupakan salah satu faktor yang mempengaruhi gejala

adanya keluhan musculoskeletal disorder, keluhan gangguan muskuloskeletal

akan mulai dirasakan pada usia 20–40 tahun yang disebabkan oleh faktor

degenerasi dan beban kerja secara statis maupun dinamis.

Sedangkan analisa data pada jumlah responden berdasarkan jenis kelamin

laki-laki pada intervensi neck cailliet exercise adalah sebanyak 5 orang (27,8%),

dan jumlah responden berdasarkan jenis kelamin perempuan pada intervensi neck

cailliet exercise adalah sebanyak 13 orang (72,2%). Nyeri leher pada pengguna

komputer besarnya berkisar antara 60% - 70% dan wanita lebih tinggi

dibandingkan pria, karena kecenderungan wanita yang memiliki kekuatan otot

yang lebih rendah dan perawakan yang lebih kecil (misalnya, lengan yang lebih

pendek dan bahu yang sempit) menyebabkan mereka cenderung berpostur buruk

saat melakukan aktivitas sehingga wanita lebih beresiko daripada laki-laki.

(Haryatno, 2016).
B. Pengaruh Neck Cailliet Exercise Terhadap Penurunan Nyeri Leher

Hasil uji statistik diperoleh mean 2,056 dan Standart deviasi 0,725 dengan

menggunakan uji paired sample t-test diperoleh p = 0,000<α=0,05 maka dapat

disimpulkan bahwa hipotesa (Ha) diterima, yaitu ada Pengaruh Pemberian Neck

Cailliet Exercise Terhadap Penururan Nyeri Leher Pada Pegawai Administrasi

Di Unit Pelaksana Teknis Daerah Puskesmas Hiliduho Tahun 2020.

Dalam teori yang disampaikan oleh Cailliet (2014) bahwa neck cailliet

exercise dapat menurunkan nyeri dengan konsep post isometric relaxation.

Kontraksi yang terjadi saat pemberian neck cailliet exercise akan menstimulasi

reseptor otot yaitu golgi tendon organ. Impuls yang diterima oleh golgi tendon

organ akan diteruskan oleh saraf afferent menuju bagian dorsal dari spinal cord

dan bertemu dengan inhibitor motor neuron. Hal ini dapat menghentikan impuls

motor neuron efferent, sehingga dapat mencegah kontraksi yang lebih lanjut dan

terjadilah relaksasi pada otot. Relaksasi yang terjadi pada otot dapat meningkatkan

sirkulasi ke area yang mengalami nyeri, sehingga zat-zat yang menimbulkan nyeri

dapat dikeluarkan dari jaringan.

Dalam penelitian Sari (2019) pemberian neck cailliet exercise dapat memicu

reaksi pada golgi tendon organ pada otot. Impuls saraf afferent dari golgi tendon

masuk kebagian dorsal spinal cord dan bertemu dengan inhibitor motor neuron

yang menyebabkan relaksasi pada otot dan penurunan nyeri. Penelitian Erma

Kurniawati (2013) menyatakan bahwa pemberian neck cailliet exercise melalui

kontraksi maksimal kemudian disusul rileksasi akan mengaktivasi golgi tendon

organ, dimana terjadi pelepasan perlengketan fasia sehingga akan meningkatkan


vaskularisasi jaringan akan meningkatkan suplay nutrient kejaringan yang

mengalami gangguan dan akan membuang zat –zat iritan penyebab nyeri.
BAB VI

KESIMPULAN DAN SARAN

A. Kesimpulan

Hasil penelitian terhadap 18 responden Di Unit Pelaksana Teknis Daerah

Puskesmas Hiliduho Tahun 2020, disimpulkan karakteristik responden umur 23-

25 sebanyak 8 orang (44,4%), umur 26-29 sebanyak 10 orang (55,6%).

Karakteristik responden berdasarkan jenis kelamin laki-laki sebanyak 5 orang

(27,8%), dan jumlah responden berdasarkan jenis kelamin perempuan sebanyak

13 orang (72,2%).

Berdasarkan hasil kajian di atas,dapat disimpulkan bahwa pemberian neck

cailliet exercise dapat memberi efek yang bermakna terhadap penurunan nyeri

leher hingga 38 %. Berdasarkan kesimpulan tersebut mengandung Implikasi

bahwa metode neck cailliet exercise dapat dipertimbangkan dan dipilih untuk

diterapkan dalam mengatasi nyeri leher pasien dengan memperhatikan kembali

problematik fisioterapi, tujuan, Teknik dan prosedur pelaksanaan terapi yang tepat

sehingga mendapatkan hasil terapi yang lebih maksimal.

B. Saran

1. Bagi Pegawai Administrasi

Untuk pasien agar mengaplikasikan kembali setiap arahan yang diberikan

oleh fisioterapi di rumah.

2. Bagi Unit Pelaksana Teknis Daerah Puskesmas Hiliduho

Dapat mengaplikasikan metode neck cailliet exercise di Unit Pelaksana

Teknis Daerah Puskesmas Hiliduho untuk penanganan penderita nyeri leher


3. Bagi Institusi Pendidikan

Dari hasil penelitian ini dapat memberikan tambahan pilihan referensi atau

bacaan bagi mahasiswa tentang Pengaruh Pemberian Neck Cailliet Exercise

Terhadap Penururan Nyeri Leher.

4. Bagi Fisioterapi

Hasil penelitian ini diharapkan dapat menjadi sumber referensi, bahan ajar

dan bagi pengembangan keilmuan Fisioterapi menggunakan neck cailliet exercise

untuk mengurangi nyeri leher.


DAFTAR PUSTAKA
XAhmad,Hj. Hasnia. Tiar Erawan. dan Darwis Durahim. 2018. “Media Fisioterapi
Politeknik Kesehatan Makassar Media Fisioterapi Politeknik Kesehatan
Makassar.” X(2): 32–45.

Arikunto, S.2012. “Prosedur Penelitian Suatu Pendekatan Praktek.” Jakarta :


Rineka Cipta

Anggraeni, Nanda Citra. 2013. “Penerapan Myofascial Release Technique Sama


Baik Dengan Ischemic Compression Technique Dalam Menurunkan Nyeri
Pada Sindroma Miofasial Otot Upper Trapezius.” Jurnal Fisioterapi 3: 1–12.

Belayan, Ida Bagus Gde Bayu. I Gede Wayan Darmadi. dan IMade Bulda
Mahayana. 2014. “Hubungan Faktor Waktu Kerja, Waktu Istirahat Dan
Sikap Kerja Terhadap Keluhan Nyeri Tengkuk Pada Pengerajin Ukiran
Kayu.” Jurnal Kesehatan Lingkungan Volume 4(No. 1): 6–15.

Binarfika, M. N., Martiana, T.2014. “Analisis tingkat resikomusculoscletal


disordes (MSDs)dengan rappid upper limbassesment (RULA)
dankarakteristik individu terhadap keluhan MSDs.” The Indonesian Journal
of Occupational Safety and Health.3(2): 160–169

Cailliet, R.2014.Neck and Arm Pain. Phyladelpia: F. A. DavisCompany.


Dharmajaya, Ridha. 2017. “Arsberet Kobenhavns Univ Med Hist Mus
Spondylosis Cervicalis. ”

Haryatno, Pajar.dan Heru Purbo Kuntono. 2016. “Pengaruh Pemberian Tens Dan
Myofascial Release Terhadap Penurunan Nyeri Leher Mekanik.” Jurnal
Terpadu Ilmu Kesehatan 5(2): 182–88.

Hidayat.2011. “Metode Penelitian Keperawatan Dan Teknik Analisis Data".


Jakarta :Salemba Medika.

Juliastuti. 2017. “Perbedaan Pengaruh Pemberian Auto Stretching Dan Kinesio


Taping Terhadap Penurunan Nyeri Pada Sindroma Nyeri.” 5.

Kusuma, H. dan Trisnowiyanto B. 2017. “Pengaruh Cailliet Dan Mc. Kenzie


Neck Latihan Dalam Mengurangi Rasa Sakit Di Siklus
Miofacial.”.Departemen Fisioterapi Politeknik Kesehatan Kementerian
Kesehatan Republik Indonesia.

Maruli, Witri Okta. I DP Sutjana. dan Agung Wiwiek Indrayani. 2014.


“Perbandingan Myofascial Release Technique Dengan Contract Relax
Stretching Terhadap Penurunan Nyeri Pada Sindroma Myofascial Otot Upper
Trapezius.” Majalah Ilmiah Fisioterapi Indonesia 2(3): 3.
Muthiah,St.Hj Hasbiah. danSt Nurul Fajriah. 2018. “Media Fisioterapi Politeknik
Kesehatan Makassar.” X(2).

Nadhifah, Naurah. Irianto.dan A Besse Ahsaniyah. 2019. “Nusantara Medical


Science Journal.” : 7–13.

Notoatmodjo S.2010. Metodelogi Penelitian Kesehatan. Jakarta : Rineka Cipta.


Nursalam.2010.Variabel Dan Operasional Variabel.
Prianthara, I Made Dhita. I Made Niko Winaya. dan I Made Muliarta. 2014.
“Kombinasi Contract Relax Stretching Dan Infrared Terhadap Penurunan
Nyeri Myofascial Pain Syndrome Otot Upper Trapezius Pada Mahasiswa
Fisioterapi Fakultas Kedokteran Universitas Udayana.” Fisioterapi Fakultas
Kedokteran Universitas Udayana.

Riadho, Eliza. dan Wahyuddin. 2019. “Hubungan Posisi Kerja Statis Terhadap
Timbulnya Pendidikan Dan Kebudayaan Kota Jambi.”. Fakultas Fisioterapi,
Universitas Esa Unggul, and Kebon Jeruk.

Samara, Diana.2017. Nyeri Muskuloskeletal Pada Leher Pekerja Dengan Posisi


Pekerjaan Yang Statis. Vol. 26 (No.3) 137-142.

Sastroasmoro, Harun. 2014. Dasar-Dasar Metodelogi Penelitian Klinis.Edisi 5


Sekaaram, Vimalavarati. dan Luh Seri Ani. 2017. “Prevalensi Musculoskeletal
Disorders ( MSDs ) Pada Pengemudi Angkutan Umum Di Terminal
Mengwi , Kabupaten Badung-Bali.” 8(2): 118–24.

Silvia. Nelmi. dan Indah Suci Widyahening. 2017. “Efektivitas Latihan Leher Dan
Bahu Dalam Mengurangi Nyeri Leher Dan Bahu Pada Pekerja Kantor
Dengan Komputer : Laporan Kasus Berbasis Bukti.” : 592–98.

Sudaryanto .2015. “Biomekanik Vetebra.” Vol 2 (no.3) 1-21

Tarwaka .2016. “Dasar-dasar Keselamatan Kerja Serta Pencegahan Kecelakaan


Di Tempat Kerja. ” Surakarta: Harapan Press

Syamsul, Ikhsan Dermawan.2018. Pengaruh Muscle Energy Techniq (Met)


Terhadap Perubahan Fungsional Cervical Pada Penderita Non-Spesific Neck
Pain Di Rsud Haji.Global Health Science Volume 3 (No. 2) 106-112.

Wahyuningsih,Ni Wayan. Nila Wahyuni. dan Luh Made Indah Sri Handari
Adiputra Wahyuni.2018.Efektivitas Mulligan Mobilization Dan Infrared
Dengan Myofascial Release Technique Dan Infrared Terhadap Peningkatan
Lingkup Gerak Sendi Nyeri Leher Non Spesifik.
Wibaya,Made Bisma. I Made Niko Winaya. dan I.G.N. Dedi Silakarma .2019.
“Kombinasi Masase Lebih Baik Dibandingkan Kontraksi Isometrik Pada
Intervensi Mwd , Tens Dalam Penurunan Nyeri Pada Kasus Spondylosis
Massage Combination Better Than Isometric Contraction At Intervention Of
Mwd , Tens In Decrease Of Pain At Case Of Spondyl.”

Widodo, A.2011. “Penambahan Ischemic Pressure, Sustained Stretching, Dan


Treatment OfMyofacial Pain. ” A Literature Review. Volume 4(n0.2).

Yudiyanta. Novita Khoirunnisa. Ratih Wahyu Novitasari. 2015. “Assessment


Nyeri.” Departement Neurologi, Fakultas Kedokteran Universitas Gadjah
Mada, Yogyakarta, Indonesia 42(3): 214–34.
Lampiran 1

INFORMED CONSENT

Kepada Yth Calon Responden Penelitian


Di Unit Pelaksana Teknis Daerah Puskesmas Hiliduho

Saya adalah mahasiswa Program Studi Fisioterapi Institut Kesehatan


Medistra Lubuk Pakam Yang sedang melakukan penelitian dengan judul
“Pengaruh pemberian neck calliet exercise terhadap penururan nyeri leher
pegawai administrasi Di Unit Pelaksana Teknis Daerah Puskesmas Hiliduho
2020”
Penelitan ini tidak menimbulkan akibat yang merugikan bagi saudara/saudari
sebagai responden, kerahasiaan semua informasi yang diberikan akan dijaga dan
hanya digunkan untuk kepentingan penelitian. Jika saudara/saudari serta
memungkinkan untuk mengundurkan diri dari mengikuti penelitian ini.
Apabila saudara/saudari bersetuju, maka saya memohon kesediaannya untuk
menandatangani persetujuan dan menjawab pertanyaan – pertanyaan yang telah
saya buat. Atas perhatian dan kesediaan saudara/saudari menjadi responden, saya
mengucapkan terimakasih.

Lubuk Pakam, Maret 2020


Peneliti

Martha Putri Mendrofa


Lampiran 2

Standar Operasional Prosedur Pelaksanaan Neck Cailliet Exercise

A. Pengertian

Neck cailliet exerciseadalah suatu bentuk latihan yang ditujukkan pada daerah

disekitar leher yang antara lain bertujuan untuk koreksi sikap/postur yang baik,

stabilitas sendi, mobilisasi sendi, memperkuat otot-otot penyokong leher serta

melenturkan otot-otot leher.

B. Tujuan

1. Menanggulangi dan mengurangi rasa nyeri

2. Mengembalikan jarak antara gerak sendi menjadi full ROM

3. Dengan melakukan latihan ini diharapkan terjadi perbaikan vaskularisasi

4. Menghilangkan spasme otot

C. Prosedur

Prosedur pelaksanaan Neck cailliet exerciseyang penulis lakukan pada penelitian

ini adalah sebagai berikut :

1. Persiapan pasien

a) Jelaskan pada pasien mengenai prosedur dan tujuan dari intervensi neck

cailliet exercise

b) Atur posisi pasien sesuai dengan daerah tubuh yang akan diterapi, pasien

dalam keadaan duduk dan pastikan pasien nyaman


D. Penatalaksanaan

1. Pemanasan:

a) Pasien dalam posisi duduk kepala menoleh ke kanan dan ke kiri dengan

hitungan 8 kali.

b) Kepala di arah ke atas dan ke bawah

c) Kepala diputar dari arah kanan ke kiri dan sebaliknya  sebanyak 8 kali

putaran.

2. Gerakan Inti:

a) Letakkan kedua tangan terapis di dahi dan dorong ke belakang, namun kepala

pasien menekan ke arah depan (arahnya berlawanan) sehingga terasa jika ada

kontradiksi. Dilakukan selama 6 detik dan 10 kali pengulangan. Tujuannya

untuk menguatkan otot cervical.

b) Letakkan tangan terapis di kepala bagian kanan, letaknya di atas telinga. Dan

pasien melakukan tekanan yang sama seperti gerakan pertama. Dilakukan

selama 6 detik dan 10 kali pengulangan

c) Lakukan hal yang sama pada sisi kepala bagian kiri.

d) Contract Relax Stretching, kepala menunduk dan diputar keluar.

3. Penutup : Gerakan hampir sama dengan pemananasan.

a) Kepala menoleh ke kanan dan ke kiri dengan hitungan 8 kali.

b) Kepala di arah ke atas dan ke bawah

c) Kepala diputar dari arah kanan ke kiri dan sebaliknya  sebanyak 8 kali

putaran.
E. Dosis neck cailliet exerciseyang diterapkan :

1. Intensitas: lakukan 10 kali pengulangan dalam 1 hari

2. Durasi :6 detik

3. Frekuensi : 6 kali selama 2 minggu


Lampiran 3

Standar Operasional Prosedur Pelaksanaan Visual Analog Scale

A. Pengertian

Skala analog visual (VAS) adalah cara yang paling banyak digunakan untuk

menilai nyeri. Skala linier ini menggambarkan secara visual gradasi tingkat nyeri

yang mungkin dialami seorang pasien. Rentang nyeri diwakili sebagai garis

sepanjang 10 cm, dengan atau tanpa tanda pada tiap sentimeter Tanda pada kedua

ujung garis ini dapat berupa angka atau pernyataan deskriptif. Ujung yang satu

mewakili tidak ada nyeri, sedangkan ujung yang lain mewakili rasa nyeri terparah

yang mungkin terjadi. Skala dapat dibuat vertikal atau horizontal. VAS juga dapat

diadaptasi menjadi skala hilangnya/reda rasa nyeri

B. Tujuan

Menilai tingkat nyeri

C. Prosedur

1. Menjelaskan kepada penderita tentang tujuan pengukuran dilakukan

2. Menjelaskan kepada penderita bahwa sudut kanan berarti tidak nyeri, tengah

berarti nyeri sedang dan sudut kiri berarti sangat nyeri (VAS bagian depan)

3. Menyuruh pasien memilih atau menggerakkan arah panah VAS pada skala

nyeri sesuai dengan intensitas nyeri yang dirasakan saat diam/tidak bergerak

(nyeri diam)

4. Menekan area tubuh pasien yang dikeluhkan atau area tubuh lain yang terkait

lalu menyuruh pasien memilih/ menggerakkan arah panah VAS pada skala
nyeri sesuai dengan intensitas nyeri yang dirasakan saat area tersebut ditekan

(nyeri tekan)

5. Menggerakkan area tubuh pasien yang dikeluhkan atau area tubuh lain yang

terkait lalu menyuruh pasien memilih atau menggerakkan arah panah VAS

pada skala nyeri sesuai dengan intensitas nyeri yang dirasakan saat digerakkan

oleh pemeriksa (nyeri gerak)

.
Lampiran 4

PERSETUJUAN RESPONDEN PENELITIAN

Saya yang bertandatangan dibawah ini,

Nama :

Umur :

Suku :

Jenis kelamin :

Dengan ini menyatakan bersedia untuk menjadi responden penelitian yang

dilakukan oleh mahsiswa Program Studi Fisioterapi Intitusi Kesehatan Medistra

Lubuk Pakam yang bernama Martha Putri Mendrofa, NIM 16.61.021 dengan

judul penelitian “Pengaruh Pemberian Neck Cailliet Exercise Terhadap Penururan

Nyeri Leher Pada Pegawai Administrasi Di Unit Pelaksana Teknis Daerah

Puskesmas Hiliduho Tahun 2020”.

Saya mengerti bahwa peneliti ini tidak akan berakibat buruk terhadap saya

dan keluarga saya. Kerahasiaan semua informasi yang diberikan akan dijaga oleh

peneliti dan hanya digunakan untuk kepentingan penelitian.

Lubuk Pakam, Maret 2019

(Responden)
Lampiran 5

LEMBAR OBSERVASI SKALA NYERI

Pengukuran skala nyeri dengan VAS


No
Jenis Neck cailliet exercise
Umur
Kelamin
pretest postest selisih
1 Laki-laki 27 5 3 2
2 Perempuan 25 7 4 3
3 Perempuan 25 6 3 3
4 Laki-laki 26 6 4 2
5 Perempuan 24 5 3 2
6 Perempuan 23 5 4 1
7 Laki-laki 26 4 2 2
8 Perempuan 27 4 2 2
9 Perempuan 28 6 4 2
10 Perempuan 23 5 4 1
11 Perempuan 29 7 4 3
12 Perempuan 29 6 3 3
13 Perempuan 24 5 3 2
14 Laki-laki 27 7 4 3
15 Perempuan 24 5 4 1
16 Perempuan 24 6 4 2
17 Perempuan 26 4 2 2
18 Laki-laki 28 6 5 1

Lampiran 6

UJI STATISTIK
Tests of Normality

Kolmogorov-Smirnova Shapiro-Wilk

Statistic df Sig. Statistic df Sig.

PRETEST .194 18 .071 .893 18 .043

POSTTEST .297 18 .000 .844 18 .007

Statistics

Jenis Kelamin Umur PRETEST POSTTEST SELISIH

N Valid 18 18 18 18 18

Missing 0 0 0 0 0

Mean 1.72 25.83 5.50 3.44 2.06

Std. Error of .109 .459 .232 .202 .171


Mean

Median 2.00 26.00 5.50 4.00 2.00

Mode 2 24 5a 4 2

Std. Deviation .461 1.948 .985 .856 .725

Variance .212 3.794 .971 .732 .526

Range 1 6 3 3 2

Minimum 1 23 4 2 1

Maximum 2 29 7 5 3

Sum 31 465 99 62 37
Frequency Table

Jenis Kelamin

Cumulative
Frequency Percent Valid Percent Percent

Valid Laki-laki 5 27.8 27.8 27.8

Perempuan 13 72.2 72.2 100.0

Total 18 100.0 100.0

Umur
Cumulative
Frequency Percent Valid Percent Percent
Valid 23-25 8 44.4 44.4 44.4
26-29 10 55.6 55.6 100.0
Total 18 100.0 100.0

PRETEST

Cumulative
Frequency Percent Valid Percent Percent

Valid 4 3 16.7 16.7 16.7

5 6 33.3 33.3 50.0

6 6 33.3 33.3 83.3

7 3 16.7 16.7 100.0

Total 18 100.0 100.0


POSTTEST

Cumulative
Frequency Percent Valid Percent Percent

Valid 2 3 16.7 16.7 16.7

3 5 27.8 27.8 44.4

4 9 50.0 50.0 94.4

5 1 5.6 5.6 100.0

Total 18 100.0 100.0

SELISIH

Cumulative
Frequency Percent Valid Percent Percent

Valid 1 4 22.2 22.2 22.2

2 9 50.0 50.0 72.2

3 5 27.8 27.8 100.0

Total 18 100.0 100.0

T-Test

Paired Samples Statistics

Std. Std. Error


Mean N Deviation Mean

Pair 1 PRETEST 5.50 18 .985 .232

POSTTEST 3.44 18 .856 .202


Paired Samples Correlations

N Correlation Sig.

Pair 1 PRETEST & 18 .698 .001


POSTTEST

Paired Samples Test

Paired Differences

95% Confidence
Interval of the
Difference
Std. Sig. (2-
Mean Deviation Std. Error Mean Lower Upper t df tailed)

Pair 1 PRETEST – 2.056 .725 .171 1.695 2.416 12.023 17 .000


POSTTEST

Anda mungkin juga menyukai