DISUSUN OLEH :
JURUSAN KEPERAWATAN
PROGRAM STUDI SARJANA TERAPAN
POLTEKKES KEMENKES YOGYAKARTA
2020/2021
Standar Diagnosa Standar Luaran Standar Intervensi
N
Keperawatan Indonesia Keperawatan Indonesia Keperawatan Indonesia
o
(SDKI) (SLKI) (SIKI)
Subkategori : Respirasi
1 Bersihan jalan napas SLKI SIKI Label
tidak efektif 1. Status pernapasan: 1. Manajemen Jalan
Definisi: Ketidakmampuan kepatenan jalan Napas
membersihkan sekresi atau napas. a. Monitor pola napas
obstruksi dari saluran napas a. Frekuensi (frekuensi,
untuk mempertahankan pernafasan (5) kedalaman, usaha
bersihan jalan nafas. tidak ada deviasi napas)
Batasan Karakteristik: dari kisaran b. Monitor bunyi napas
1. Batuk yang tidak normal. tambahan (mis.
efektif b. Irama pernafasan gurgling, mengi,
2. Dispnea (5) tidak ada wheezing, ronkhi
3. Gelisah deviasi dari kisaran kering)
4. Kesulitan verbalisasi normal. c. Monitor sputum
5. Mata terbuka lebar c. Kedalaman (jumlah, warna,
6. Ortopnea inspirasi(5) tidak aroma)
7. Penurunan bunyi nafas ada deviasi dari d. Pertahankan
8. Perubahan frekuensi kisaran normal. kepatenan jalan
nafas d. Kemampuan untuk napas dengan head
9. Perubahan pola nafas mengeluarkan tilt dan chin lift (jaw
10. Sianosis secret (5) tidak ada thrust) jika curiga
11. Sputum dalam jumlah deviasi dari kisaran trauma servikal
yang berlebih normal. e. Posisikan semi
12. Suara napas tambahan e. Suara nafas fowler atau fowler
13. Tidak ada batuk tambahan (5) tidak f. Berikan minum
Faktor yang berhubungan ada. hangat
Lingkungan f. Pernafasan cuping g. Lakukan fisioterapi
1. Perokok hidung (5) tidak dada
2. Perokok pasif ada. h. Lakukan
3. Terpajan asap g. Penggunaan otot penghisapan lender
Obstruksi jalan nafas bantu nafas (5) kurang dari 15 detik
1. Adanya jalan napas tidak ada. i. Lakukan
buatan h. Batuk (5) tidak hiperoksigenasi
2. Benda asing dalam ada. sebelum penghisapan
jalan napas endotrakeal
3. Eksudat dalam j. Keluarkan sumbatan
alveoli benda padat dengan
4. Hyperplasia pada forsep Mcgill
dinding bronkus k. Berikan oksigen
5. Mucus berlebih l. Anjurkan asupan
6. Penyakit paru cairan 2000 ml/hari
obstruktif kronis jika tidak
7. Sekresi yang kontraindikasi
tertahan m. Ajarkan teknik batuk
8. Spasme jalan napas efektif
Fisiologi n. Kolaborasi
1. Asma pemberian
2. Disfungsi bronkodilator,
neuromuscular ekspektoran,
3. Infeksi mukolitik
4. Jalan napas alergik 2. Latihan Batuk
Efektif
a. Identifikasi
kemampuan batuk
b. Monitor adanya
retensi sputum
c. Monitor tanda dan
gejala infeksi saluran
napas
d. Monitor input dan
output cairan (mis.
jumlah dan
karakteristik)
e. Atur posisi semi
fowler atau fowler
f. Pasang perlak dan
bengkok di pangkuan
pasien
g. Buang secret pada
tempat sputum
h. Jelaskan tujuan dan
prosedur batuk
efektif
i. Anjurkan tarik nafas
dalam melalui
hidung selama 4
detik ditahan selama
2 detik kemudian
keluarkan dari mulut
dengan bibir
mencucu
(dibulatkan) selama 8
detik
j. Anjurkan
mengulangi tarik
napas dalam hingga
3 kali
k. Anjurkan batuk
dengan kuat
langsung setelah
tarik napas dalam
yang ke-3
l. Kolaborasi
pemberian mukolitik
atau ekspektoran,
jika perlu
3. Terapi Oksigen
a. Monitor kecepatan
aliran oksigen
b. Monitor posisi alat
terapi oksigen
c. Monitor aliran
oksigen secara
periodic dan pastikan
fraksi yang diberikan
cukup
d. Monitor efektifitas
terapi oksigen (mis
oksimetri, analisa gas
darah)
e. Monitor kemampuan
melepaskan oksigen
saat makan
f. Monitor tanda-tanda
hipoventilasi
g. Monitor tanda dan
gejala toksikasi
oksigen dan
atelektasis
h. Monitor tingkat
kecemasan akibat
terapi oksigen
i. Monitor integritas
mukosa hidung
akibat pemasangan
oksigen
j. Bersihkan secret
pada mulut, hidung
dan trakea, jika perlu
k. Pertahankan
kepatenan jalan
napas
l. Siapkan danatur
peralatan pemberian
oksigen
m. Berikan oksigen
tambahan, jika perlu
n. Tetap berikan
oksigen saat pasien
ditransportasi
o. Gunakan perangkat
oksigen yang sesuai
dengan tingkat
mobilitas pasien
p. Ajarkan pasien dan
keluarga cara
menggunakan
oksigen di rumah
q. Kolaborasi
penentuan dosis
oksigen
r. Kolaborasi
penggunaan oksigen
saat aktivitas dan
atau tidur
2 Gangguan Penyapihan Setelah dilakukan tindakan
Ventilator keperawatan 1x24 jam di
Gejala dan tanda : harapkan penyapihan
a. Mayor ventilator meningkat
Subjektif : (tidak dengan kriteria hasil :
tersedia) 1. Kesinkronan
Objektif : bantuan ventilator
o Frekuensi napas meningkat
meningkat 2. Penggunaan oto
o Penggunaan otot bantu napas
bantu napas menurun
o Napas mengap- 3. Napas mengap-
mengap mengap (gasping
(gasping) menurun)
o Upaya napas 4. Napas dangkal
dan bantuan menurun
ventilator tidak 5. Agitasi menurun
sinkron 6. Frekuensi napas
o Napas dangkal membaik
o Agitasi 7. Nilai gas darah
arteri membaik
o Nilai gas darah
arteti abnormal
b. Minor
Subjektif :
o Lelah
o Kuatir mesin
rusak
o Fokus
meningkat pada
pernapasan
o Gelisah
Objektif :
o Auskultasi suara
inspirasi
menurun
o Warna kulit
abnormal (mis.
Pucat, sianosis )
o Napas paradoks
abdominal
o Diaphoresis
o Ekspresi wajah
takut
o Tekanan darah
meningkat
o Frekuensi nadi
meningkat
o Kesadaran
menurun
Pemantauan respirasi
Gejala dan tanda minor 1. Observasi
Sujektif Monitor
Ortopnea frekuensi, irama,
Objektif kedalaman, dan
Pernafasan pursed
lips upaya nafas
Pernapasan cuping Monitor pola
hidung nafas (seperti
Diameter thoraks bradipnea,
anterior posterior takipnea,
meningkat hiperventilasi,
Ventilasi semenit kussmaul,
menurun cheyne-stokes,
Kapasitas vital ataksisk)
menurun Monitor saturasi
Tekanan ekspirasi oksigen
menurun Auskultasi bunyi
Tekanan inspirasi nafas
menurun Palpasi
Ekskursi dada kesimetrisan
berubah ekspansi paru
Monitor nilai
Kondisi klinis terkait AGD
Depresi system saraf Monitor hasil x-
pusat ray thoraks
Cedera kepala 2. Terapeutik
Trauma thoraks Atur interval
Gullian bare pemantauan
syndrome respirasi sesuai
Multiple sclerosis kondisi pasien
Myasthenia gravis Dokumentasikan
Stroke hasil pemantauan
3. Edukasi
Kuadriplegia
1. Intoksikasi alcohol Jelaskan tujuan
dan prosedur
pemantauan
Informasikan
hasil pemantauan,
jika perlu
6 Resiko Aspirasi Setelah dilakukan tindakan
Faktor resiko : keperawatan 1x24 jam di
1. Penurunan tingkat harapkan tingkat aspirasi
kesadaran menurun dengan kriteria
2. Penurunan reflex hasil :
muntah dan atau 1. Tingkat kesadaran
batuk meningkat
3. Gangguan menelan 2. Kemampuan menelan
4. Disfagia meningkat
5. Kerusakan mobilitas 3. Dispnea menurun
fisik 4. Kelemahan otot
6. Peningkatan residu menurun
lambung 5. Akumulasi secret
7. Peningkatan tekanan menurun
intragastrik 6.
8. Penurunan motilitas
gastrointestinal
9. Sfingter esophagus
bawah inkompeten
10. Perlabatan
pengosongan lambung
11. Terpasang selang
nasogastrik
12. Terpasang
trakeostomi atau
endotracheal tubr
13. Trauma/pembedahan
leher, mulut, dan
wajah
14. Efek agen
farmakologis
15. Ketidakmatangan
kordinasi menghisap,
menelan dan bernapas
Subkategori : Sirkulasi
1 Gangguan sirkulasi Setelah dilakukan tindakan
spontan keperawatan 1x24 jam di
Gejala dan tanda : harapkan sirkulasi spontan
e. Mayor meningkat dengan kriteria
Subjektif hasil :
o Tidak berespon 1. Tingkat kesadaran
Objektif meningkat
o Frekuensi nadi <50 2. Frekuensi nadi
kali/menit atau >150 menurun
kali/menit 3. Tekanan darah
o Tekanan darah menurun
sistolik <60 mmhg 4. Frekuensi nafas
atau >200 mmhg menurun
o Frekuensi napas <6
kali/menit atau >30
kali/menit
o Kesadaran menurun
atau tidak sadar
f. Minor
Subjektif : (tidak
tersedia)
Objektif
o Suhu tubuh <34,5
celcius
o Tidak ada produksi
urin dalam 6 jam
o Saturasi oksigen
<85%
o Gambaran EKG
menunjukan aritmia
letal
o Gambaran EKG
menunjukan aritmia
mayor
o ETCO2<35 mmghg
h. Minor
Subjektif
o Perubahan preload
(tidak tersedia)
o Perubahan afterload
(tidak tersedia)
o Perubahan
kontraktilitas (tidak
tersedia)
o Perilaku/emosional :
cemas, gelisah
Objektif
o Perubahan preload :
murmur jantung, BB
bertambah,
pulmonary artery
wedge pressure
(PAWP) menurun
o Perubahan
afterload :
pulmonary vascular
resistance (PVR)
meningkat/menurun,
systemic vacular
resistance (SVR)
meningkat/menurun
o Perubahan
kontraktilitas :
cardiac index (CI)
menurun, left
ventricular stroke
work index
(LVSWI) menurun,
stroke volume index
(SVI) menurun.
o Perilaku /emosional
(tidak tersedia)
Manajemen Sensasi
Perifer
Definisi :
Mengidentifikasi dan
mengelola
ketidaknyamanan pada
perubahan sensasi perifer
Tindakan
Observasi :
1. Identifikasi penyebab
perubahan sensasi
2. Identifikasi
penggunaan alat
pengikat, prostesis,
sepatu, dan pakaian
3. Periksa perbedaan
sensasi tajam dan
tumpul
4. Periksa perbedaan
sensasi panas dan
dingin
5. Periksa kemampuan
mengidentifikasi
lokasi dan tekstur
benda
6. Monitor terjadinya
parestesia, jika perlu
7. Monitor perubahan
kulit
8. Monitor adanya
tromboflebhitis dan
trhomboemboli vena
Terapeutik :
9. Hindari pemakaian
benda- benda yang
berlebihan suhunya
Edukasi :
10. Anjurkan
penggunaan
termometer untuk
menguji suhu air
11. Anjurkan
pengguanaan
penggnaan sarung
tangan termal saat
memasak
12. Anjurkan pemakaian
sepatu lembut dan
bertumit rendah
Kolaborasi :
13. Kolaborasi
pemberian analgesik,
jika perlu
14. Kolaborasi
pemberian
kortikosteroid, jika
perlu
10 Resiko Perfusi Renal Perfusi Renal Pencegahan Syok
Tidak Efektif Definisi : Definisi :
Definisi : Keadekuatan aliran darah Mengidentifikasi dan
Berisiko mengalami arteri koronaria untuk menurunkan risiko
penurunan sirkulasi darah mempertahankan fungsi terjadinya
ke ginjal jantung ketidakmampuan tubuh
Faktor risiko : Ekspektasi : Meningkat menyediakan oksigen
1. Kekurangan volume Kriteria hasil : dan nutrien untuk
cairan a. Jumlah urin mencukupi kebutuhan
2. Embolisme vaskuler Skor : jaringan.
3. Vaskulitis 1 = menurun Tindakan
4. Hipertensi 2 = cukup menurun Observasi :
5. Disfungsi ginjal 3 = sedang 1. Monitor status
6. Hiperglikemia 4 = cukup meningkat kardiopulmonal
7. Keganasan 5 = meningkat (frekuensi dan
8. Pembedahan jantung kekuatan nadi,
9. Bypass kardiopulmonal b. Nyeri abdomen frekuensi napas, TD,
10. Hipoksemia c. Mual MAP)
11. Hipoksia d. Muntah 2. Monitor status
12. Asidosis metabolik e. Distensi abdomen oksigenasi (oksimetri
13. Trauma Skor : nadi, AGD)
14. Sindrom kompartemen 1 = meningkat 3. Monitor status cairan
abdomen 2 = cukup meningkat (masukan dan
15. Luka bakar 3 = sedang haluaran, turgor
16. Sepsis 4 = cukup menurun kulit, CRT)
17. Sindrom respon 5 = menurun 4. Monitor tingkat
inflamasi teknik kesadaran dan respon
18. Lanjut usia f. Tekanan arteri rata- pupil
19. Merokok rata 5. Periksa riwayat
20. Penyalahgunaan zat g. Kadar urea nitrogen kejang
Kondisi klinis terkait : darah Terapeutik :
1. Diabetes mellitus h. Kadar kreatinin 1. Berikan oksigen
2. Hipertensi plasma untuk
3. Aterosklerosis i. Tekanan darah mempertahankan
4. Syok sistolik saturasi oksigen
5. Keganasan j. Tekanan darah >94%
6. Luka bakar diastolik 2. Persiapkan intubasi
7. Pembedahan jantung k. Kadar elektrolit dan ventilasi
8. Penyakit ginjal (mis. l. Keseimbangan asam mekanis, jika perlu
Ginjal polikistik, basa 3. Pasang jalur IV, jika
stenosis artesi ginjal, m. Bising usus perlu
gagal ginjal, nefritis n. Fungsi hati 4. Pasang kateter urine
intersisial, nekrosis Skor : untuk menilai
kortikal bilateral) 1 = memburuk prosuksi urine, jika
9. Trauma 2 = cukup memburuk perlu
3 = sedang 5. Lakukan skin test
4 = cukup membaik untuk mencegah
5 = membaik reaksi alergi
Edukasi :
1. Jelaskan
penyebab/faktor
risiko syok
2. Jelaskan tanda dan
gejala awal syok
3. Anjurkan melapor
jika
menemukan/merasak
an tanda dan gejala
awal syok
4. Anjurkan
memperbanyak
asupan cairan oral
5. Anjurkan
menghindari alergen
Kolaborasi :
1. Kolaborasi
pemberian IV,jika
perlu
2. Kolaborasi
pemberian transfusi
darah, jika perlu
3. Kolaborasi
pemberian
antiinflamasi, jika
perlu
11 Resiko Perfusi Cerebral Perfusi Serebral Manajemen
Tidak Efektif Definisi : Peningkatan Tekanan
Definisi : Keadekuatan aliran darah Intrakranial
Berisiko mengalami serebral untuk menunjang Definisi :
penurunan sirkulasi darah fungsi otak Mengidentifikasi dan
ke otak Ekspektasi : Meningkat mengelola peningkatan
Faktor risiko : Kriteria hasil : tekanan dalam rongga
1. Keabnormalan masa a. Tingkat kesadaran kranial
protrombin dan atau b. Kognitif Tindakan
masa tromboplastin Skor : Observasi :
parsial 1 = menurun 1. Identifikasi
2. Penurunan kinerja 2 = cukup menurun penyebab
ventrikel kiri 3 = sedang peningkatan TIK
3. Aterosklerosis aorta 4 = cukup meningkat (mis. Edema
4. Diseksi arteri 5 = meningkat serebral)
5. Fibrilasi atrium 2. Monitor
6. Tumor otak c. Tekanan intra kranial tanda/gejala
7. Stenosis karotis d. Sakit kepala peningkatan TIK
8. Miksoma atrium e. Gelisah 3. Monitor MAP
9. Anuerisma serebri f. Kecemasan (mean arterial
10. Koagulopati (mis. g. Agitasi pressure)
Anemia sel sabit) h. Demam 4. Monitor CVP
11. Dilatasi kardiomiopati Skor : (central venous
12. Koagulasi intravaskuler 1 = meningkat pressure), jika perlu
diseminata 2 = cukup meningkat 5. Monitor PAWP,
13. Embolisme 3 = sedang jika perlu
14. Cedera kepala 4 = cukup menurun 6. Monitor PAP, jika
15. Hiperkolesteromia 5 = menurun perlu
16. Hipertensi 7. Monitor ICP (intra
17. Endokarditis infektif i. Nilai rata-rata cranial pressure)
18. Katup prostestik tekanan darah 8. Monitor CPP
mekanis j. Kesadaran (Cerebral perfusion
19. Stenosis mitral k. Tekanan darah pressure)
20. Neoplasma otak sistolik 9. Monitor gelombang
21. Infark miokard akut l. Tekanan darah ICP
22. Sindrom sick sinus diastolik 10. Monitor status
23. Penyalahgunaan zat m. Refleks saraf pernapasan
24. Terapi trombilitik Skor : 11. Monitor intake dan
25. Efek samping tindakan 1 = memburuk output cairan
(mis. Tindakan operasi 2 = cukup memburuk 12. Monitor cairan
bypass) 3 = sedang serebro-spinal
Kondisi klinis terkait : 4 = cukup membaik
1. Stroke 5 = membaik Teraputik :
2. Cedera kepala 13. Minimalkan
3. Aterosklerotik aortik stimulus dengan
4. Infark miokard akut menyediakan
5. Diseksi arteri lingkungan yang
6. Embolisme tenang
7. Endokarditis infektif 14. Berikan posisi semi
8. Fibrilasi atrium fowler
9. Hiperkolesteromia 15. Hindari manuever
10. Hipertensi valsava
11. Dilatasi kardiomiopati 16. Cegah terjadinya
12. Koagulasi intravaskular kejang
diseminata 17. Hindari
13. Miksoma atrium penggunaan PEEP
14. Neoplasma otak 18. Hindari pemberian
15. Segmen ventrikel kiri cairan IV hipotonik
akinetik 19. Pertahankan suhu
16. Sindrom sick sinus tubuh normal
17. Stenosis karotid
18. Stenosis mitral Kolaborasi :
19. Hidrosefalus 20. Kolaborasi
20. Infeksi otak (mis. pemberian sedasi
Meningitis, ensefalitis, dan antikonvulsan,
abses serebri) jika perlu
21. Kolaborasi
pemberian diuretik
osmosis, jika perlu
22. Kolaborasi
pemberian pelunak
tinja, jika perlu