Anda di halaman 1dari 10

ANALISA SINTESA

ASUHAN KEPERAWATAN GAWAT DARURAT PADA Ny.S DENGAN ASMA


BRONKIAL DI IGD PUSKESMAS TANAH GARAM
KOTA SOLOK
Nama Mahasiswa : Yuzi Tania,S.Kep NIM : 1907149010184
Nama Pasien : Ny.S Umur : 65 Tahun
DiagnosaMedis : Asma bronchial
1. Pengkajian Primer (Airway, Breathing, Circulation, Disability,Exporure)

a. Airway :
Pada jalan terdapat akumulasi sekret pada jalan napas, terdengar wheezing dan ronki
basah, disertai batuk, batuk tidak efektif, sputum berlebih
b. Breathing :
Napas spontan, RR : 27 kali/menit, ada retraksi dada
c. Circulation :
TD 100/70 mmHg, N 102 x/menit, capillary refill 2 detik, akral dingin,
d. Dissability :
Keadaan umum sedang, Kesadaran :compos mentis, GCS : E4 M6 V5 =15, reaksi
pupil +/+, pupil isokor, lebar 2 mm, Gelisah
e. Exposure
Tidak ada luka di bagian tubuh klien dari kepala sampai kaki, suhu 36,2 ⁰C

2. Diagnosa Keperawatan (Berdasarkan pengkajian primer, mengikuti pola PES)

Data Fokus Etiologi Problem


DS : Hipersekresi Bersihan Jalan
jalan napas Napas Tidak
 Klien mengatakan sesak disertai batuk kental Efektif
 Klien mengatakan nafas sesak bila (D.0001)
melakukan aktivitas

DO :

 TD : 100/70 mmHg
 N : 102 x/menit
 S : 36,2⁰C
 P : 27 x/menit
 Klien tampak sesak
 Terdengar wheezing dan ronki basah
 Terlihat ada retraksi dada

3. Intervensi keperawatan yang dilakukan (Untuk mengatasi masalah dari hasil


pengkajian primer)

Diagnosa SLKI SIKI


1. Latihan Batuk Efektif (I.01006)
Bersihan Jalan Bersihan Jalan Napas Meningkat 1. Observasi
Napas Tidak (L.0100) setelah dilakukan tindakan o Identifikasi kemampuan
Efektif b/d asuhan keperawatan selama 4 jam batuk
Hipersekresi jalan dengan kriteria hasil : o Monitor adanya retensi
napas  Kontrol Gejala meningkat sputum
 Pertukaran Gas membaik o Monitor tanda dan gejala
 Respons Alergi Lokal infeksi saluran napas
membaik o Monitor input dan output
 Respons Alergi Sistemik cairan ( mis. jumlah dan
menurun karakteristik)
 Respons Ventilasi Mekanik 2. Terapeutik
membaik o Atur posisi semi-Fowler
 Tingkat Infeksi menurun atau Fowler
o Pasang perlak dan bengkok
di pangkuan pasien
o Buang sekret pada tempat
sputum
3. Edukasi
o Jelaskan tujuan dan
prosedur batuk efektif
o Anjurkan tarik napas dalam
melalui hidung selama 4
detik, ditahan selama 2
detik, kemudian keluarkan
dari mulut dengan bibir
mencucu (dibulatkan)
selama 8 detik
o Anjurkan mengulangi tarik
napas dalam hingga 3 kali
o Anjurkan batuk dengan kuat
langsung setelah tarik napas
dalam yang ke-3
4. Kolaborasi
o Kolaborasi pemberian
mukolitik atau ekspektoran,
jika perlu
4. Evaluasi Hasil (Intervensi untuk mengatasi masalah pada pengkajian primer)
Hari,
Diagnosa tanggal Implementasi Evaluasi Ttd
, Jam
Bersihan Sabtu, 1. Mengidentifikasi kemampuan Jam : 13.00 WIB
Jalan Napas 04 Juli batuk S:
Tidak Efektif 2020 2. Memonitor adanya retensi
b/d Jam : sputum  Klien mengatakan
Hipersekresi 09.00 3. Memonitor tanda dan gejala nafas masih
jalan napas WIB infeksi saluran napas terasa sesak
4. Memonitor input dan output disertai batuk
cairan ( mis. jumlah dan kental
karakteristik)  Klien mengatakan
5. Mengatur posisi semi-Fowler nafas sesak bila
atau Fowler melakukan
6. Memasang perlak dan bengkok aktivitas
di pangkuan pasien
7. Membuang sekret pada tempat O:
sputum
8. Menjelaskan tujuan dan  TD : 100/70
prosedur batuk efektif Yuzi
mmHg
9. Mengnjurkan tarik napas  N : 98 x/menit
dalam melalui hidung selama 4  S : 36⁰C
detik, ditahan selama 2 detik,  P : 26 x/menit
kemudian keluarkan dari mulut
 Klien tampak
dengan bibir mencucu
sesak
(dibulatkan) selama 8 detik
 Terdengar
10. Mengnjurkan mengulangi tarik
wheezing dan
napas dalam hingga 3 kali
ronki basah
11. Mengnjurkan batuk dengan
kuat langsung setelah tarik  Terlihat ada
napas dalam yang ke-3 retraksi dada
12. Mengkolaborasi pemberian  Gelisah
mukolitik atau ekspektoran,
jika perlu A:
Masalah belum
teratasi

P:
Intervensi 1-16
dilanjutkan
5. Pengkajian Sekunder (Meliputi pengkajian riwayat kesehatan, KOMPAK dan
pengkajian head to toe)
a. SAMPLE

SIGN AND SYMTOM Tanda dan gejala


- Klien tampak sesak, pernapasan 27 x/menit
- Akral teraba dingin
- Terdengar whezing dan ronki basah pada pernapasan klien
ALLERGI tidak ada riwayat alergi pada makanan dan obat-obatan
MEDICATION Klien mengatkan biasa mengkonsumsi obat salbutamol
PAST ILLNES Kien mengatakan pernah opname dengan sakit yang sama
PERNAH DI OPERASI Klien belum pernah menjalani operasi
LAST MEAL Klien minum air putih dan makan nasi lauk
EVENT Klien mengatakan jika nafas terasa sesak dan terasa berat
sehingga diantar anaknya ke IGD Puskesmas Tanah Garam,
Klien mengatakan khawatir dengan akibat dari kondisi yang
dihadapi

b) Pemeriksaan fisik

Kepala Kepala
Bentuk kepala Mesosefal, tidak ada hematom/luka pada kepala
klien rambut tersebar merata,
Mata :
garis kedua mata simetris, reaksi terhadap cahaya kiri dan kanan
baik,pupil isokor 2 mm, klien mampu membuka mata,
konjungtiva tidak anemis, tidak tampak tanda-tanda radang, klien
tidak menggunakan kaca mata.
Hidung :
Kedua lubang hidung simetris, septum nasal terdapat ditengah ,
tidak terjadi penyimpangan, tidak mengeluarkan sekret, tidak ada
pembengkakan pada hidung klien, tidak terdapat polip dan
sinusitis, klien tidak terpasang NGT.
Telinga :
Daun telinga simetris, tidak menggunakan alat bantu
pendengaran, tidak ada serumen, tidak mengalami otitis media.
Mulut :
Bibir klien simetris, tidak mengalami kelainan bawaan, kondisi
bibir lembab, gusi tidak terdapat pembengkakkan, gigi masih
lengkap,
Leher Inspeksi : Simetris, tidak ada kaku kuduk
Palpasi : tidak teraba adanya benjolan tidak teraba adanya
benjolan kelenjar tyroid
Dada Jantung
Inspeksi : Bentuk dada normal tidak ada penonjolan, tampak
gerakan iktus kordis di intercosta 5.
Palpasi : Tidak ada peningkatan kekuatan denyutan,.
Perkusi : Dullness
Auskultasi : reguler, bunyi s1 dan s2 tunggal.
Paru-paru
Inspeksi : Gerakan dada simetris, ,
Palpasi : tidak ada pembesaran
Perkusi : bunyi resonan
Auskultasi : terdengar whezing dan ronki
Abdomen Inspeksi : Tidak ada jejas, tidak tampak adanya distensi
Auskultasi : Terdengar bising usus, 13 x/menit
Perkusi : Bunyi tymphani, tidak ada kembung
Palpasi : Tidak teraba adanya massa, tidak ada nyeri tekan
Genetalia Bersih, tidak ada cairan abnormal(sekret) yang keluar dari muara
Ekstremitas Kekuatan otot
Ekstremitas Atas

5
Ada kontraksi = 5
Ekstremitas Bawah
Odema

-
Tidak ada -

c. Status nutrisi dan cairan


BB : 46 kg. Asupan nutrisi : nafsu makan klien tidak ada, klien mengatakan malas
makan, makan yang diberikan habis 2 sendok saja
d. Status istirahat dan tidur
Klien tampak tegang dan gelisah, tidur klien terganggu karena batuk dan sesak
nafas,klien mengatakan tidak bisa tidur. Klien tidur malam hanya 2 jam saja dan
siang klien tidur bila sesak sudah berkurang.

6. PemeriksaanPenunjang (Pemeriksaan laboratorium, X-Ray, EKG, CT Scan, dll)


Tidak ada pemeriksaan
7. Diagnosa Keperawatan (Berdasarkan hasil pengkajian sekunder dan pemeriksaan
penunjang, mengikuti pola PES, minimal 2 diagnosa)
No Data Fokus Etiologi Problem
1 DS : Faktor Defisit
psikologis (mis. Nutrisi
 Klien mengatakan nafsu makan tidak ada stres, (D.0019)
 Klien mengatakan malas makan keengganan
untuk makan)
DO :

 Makan yang diberikan habis hanya 2


sendok makan saja

8. Intervensi Keperawatan Prinsipal (untuk 2 diagnosa)

No Diagnosa SLKI SIKI


Defisit Nutrisi b.d MANAJEMEN NUTRISI (I. 03119)
1 Faktor psikologis Status nutrisi membaik (L. 1. Observasi
(mis. stres, 03030) setelah dilakukan o Identifikasi status nutrisi
keengganan untuk tindakan asuhan o Identifikasi alergi dan intoleransi
makan) makanan
keperawatan selama 2x24 o Identifikasi makanan yang
jam dengan kriteria hasil : disukai
o Identifikasi kebutuhan kalori dan
o Nafsu makan jenis nutrient
membaik o Identifikasi perlunya
o Makan habis sesua penggunaan selang nasogastrik
porsi yang o Monitor asupan makanan
diberikan o Monitor berat badan
o Monitor hasil pemeriksaan
laboratorium
2. Terapeutik
o Lakukan oral hygiene sebelum
makan, jika perlu
o Fasilitasi menentukan pedoman
diet (mis. Piramida makanan)
o Sajikan makanan secara menarik
dan suhu yang sesuai
o Berikan makan tinggi serat
untuk mencegah konstipasi
o Berikan makanan tinggi kalori
dan tinggi protein
o Berikan suplemen makanan, jika
perlu
o Hentikan pemberian makan
melalui selang nasigastrik jika
asupan oral dapat ditoleransi
3. Edukasi
o Anjurkan posisi duduk, jika
mampu
o Ajarkan diet yang diprogramkan
4. Kolaborasi
o Kolaborasi pemberian medikasi
sebelum makan (mis. Pereda
nyeri, antiemetik), jika perlu
o Kolaborasi dengan ahli gizi
untuk menentukan jumlah kalori
dan jenis nutrient yang
dibutuhkan, jika perlu

9. Evaluasi (Monitor / pengkajian berkelanjutan yang dilakukan dan hasil yang


didapat)
Hari,
No Diagnosa tanggal Implementasi Evaluasi Ttd
, Jam
1 Defisit Sabtu, 1. Mengidentifikasi status Minggu
Nutrisi b.d 04 Juli nutrisi Jam : 13.00 WIB
Faktor 2020 2. Mengidentifikasi alergi dan S:
psikologis Jam : intoleransi makanan
(mis. stres, 09.00 3. Mengidentifikasi makanan  Klien
keenggana WIB yang disukai mengatakan
n untuk 4. Mengidentifikasi kebutuhan nafsu makan
makan) kalori dan jenis nutrient tidak ada
5. Memonitor asupan makanan  Klien
6. Memoonitor berat badan mengatakan
7. Memonitor hasil pemeriksaan masih malas
laboratorium makan
8. Melakukan oral hygiene
sebelum makan, jika perlu O:
9. Menyajikan makanan secara
menarik dan suhu yang  Makan yang
sesuai Yuzi
diberikan
10. Menberikan makan tinggi habis hanya 4
serat untuk mencegah sendok makan
konstipasi saja
11. Menberikan makanan tinggi
kalori dan tinggi protein A:
12. Memberikan suplemen Masalah belum
makanan, jika perlu teratasi
13. Menganjurkan posisi duduk,
jika mampu P:
14. Mengajarkan diet yang Intervensi 1-15
diprogramkan dilanjutkan
15. Mengkolaborasi dengan ahli
gizi untuk menentukan
jumlah kalori dan jenis
nutrient yang dibutuhkan,
jika perlu

Evaluasi hasil akhir (Hasil yang didapat saat akhir perawatan)


(Belum dilaporkan karena klien masih dalam perawatan)

10. Evaluasi diri

11. WOC
DAFTAR PUSTAKA

PPNI. (2016). Standar Diagnosa Keperawatan Indonesia. Edisi I,Jakarta:DPP PPNI.


PPNI. (2016). Standar Luaran Keperawatan Indonesia. Edisi I,Jakarta:DPP PPNI.
PPNI. (2016). Standar Intervensi Keperawatan Indonesia. Edisi I,Jakarta:DPP PPNI
Mansjoer Arif ,dkk (2000) . Kapita Selekta Kedokteran Ed.3 Jilid 1.Jakarta : Media
Aesculapius.
Lynda Juall Carpenito ,(1998). Diagnosa Keperawatan Ed. 6. Jakarta : EGC
Brunner & Suddarth ,(2001) Keperawatan Medikal Bedah . Ed 8. Jakarta : EGC
Silvia A Price ,(1995) . Konsep Klinis Proses- Proses Penyakit Jilid 2 .Ed 8. Jakarta : EGC
Bidang Pelayanan Keperawatan RSUP Sanglah (2007) .Standar Asuhan Keperawatan
Penyakit Dalam .

Anda mungkin juga menyukai