Anda di halaman 1dari 18

HR/TGL DX TUJUAN & INTERVENSI JAM IMPLEMENTASI RESPON HASIL

KRITERIA
HASIL
31/01/202 Bersihan Setelah Latihan Batuk (Binar) 1. Menidentifikasi 1. Pasien belum mampu
jalan napas dilakukan Efektif 09.00 kemampuan batuk batuk efektif
4
tidak efektif tindakan Observasi 2. Memonitor adanya 2. Terdapat retensi
b.d keperawatan - Identifikasi retensi sputum sputum
hipersekresi 3. Memonitor input dan 3. Sputum banyak,
selama 1x24 kemampuan
jalan napas output cairan ( mis. konsistensi kental,
d.d sputum
jam diharapkan batuk jumlah dan berwarna putih
berlebih. bersihan jalan - Monitor adanya karakteristik) 4. Pasien terposisikan
napas retensi sputum 4. Mengatur posisi semi- semi-fowler 30
meningkat - Monitor tanda Fowler atau Fowler derajat
dengan kriteria dan gejala infeksi 5. Menjelaskan tujuan 5. Keluarga pasien
hasil : saluran napas dan prosedur batuk memahami tujuan
- Monitor input efektif batuk efektif
1. Batuk dan output cairan 6. Menganjurkan tarik 6. Pasien mencoba
efektif (mis. jumlah dan napas dalam melalui mengikuti perintah
meningkat karakteristik) hidung selama 4 detik, secara perlahan
ditahan selama 2 detik, 7. Pasien mencoba
2. Produksi Terapeutik
kemudian keluarkan mengikuti arahan
sputum - Atur posisi semi- dari mulut dengan bibir 8. Pasien berusaha
meningkat Fowler atau mencucu (dibulatkan) batuk, namun belum
3. Dispnea Fowler selama 8 detik mampu secara
menurun - Pasang perlak 7. Menganjurkan maksimal karena
dan bengkok di mengulangi tarik napas
terasa sesak
pangkuan pasien dalam hingga 3 kali
9. TD : 150/90 mmhg
- Buang sekret 8. Menganjurkan batuk
S : 36 °C
pada tempat dengan kuat langsung
N : 100 x/m
sputum setelah tarik napas
RR : 25 x/m
dalam yang ke-3
SPO2 : 95%
9. Memonitor TTV
Edukasi
- Jelaskan tujuan
dan prosedur
batuk efektif
- Anjurkan tarik 10.00 1. Memonitor pola 1. Pola napas pasien
napas dalam napas (frekuensi, takipneu, irama
melalui hidung kedalaman, usaha napas teratur,
selama 4 detik, napas) tampak pernapasan
ditahan selama 2 2. Memonitor bunyi cuping hidung,
detik, kemudian napas tambahan tampak otot bantu
keluarkan dari (mis. Gurgling, pernapasan
mulut dengan mengi, weezing, 2. Auskultasi
bibir mencucu ronkhi kering) terdengar bunyi
(dibulatkan) 3. Memonitor sputum napas ronchi dan
selama 8 detik (jumlah, warna, weezing.
- Anjurkan aroma) 3. Produsksi sputum
mengulangi tarik 4. Memposisikan semi- banyak, konsisteni
napas dalam Fowler atau Fowler kental berwarna
hingga 3 kali 5. Memberikan minum putih
- Anjurkan batuk hangat 4. Pasien terposisikan
dengan kuat 6. Melakukan semi fowler 30
langsung setelah fisioterapi dada, jika derajat
tarik napas dalam perlu 5. Pasien lebih
yang ke-3 7. Memberikan mudah
oksigen, jika perlu mengeluarkan
8. Anjurkan asupan sputumnya, namun
cairan 2000 ml/hari, pasien tidak bisa
jika tidak minum bnayak
kontraindikasi 6. Pasien menolak
untuk dilakukan
fisioterapi dada
7. Pasien diberikan
terapi oksigen 6
lpm
8. Pasien menolak
untuk banyak
minum
1. Pasien mengeluh
sesak napas ketika
11.00 1. Mengidentifikasi beraktivitas ringan
gangguan fungsi tubuh 2. Keluarga pasien
yang mengakibatkan mengatakan pasien
kelelahan tidak bisa tidur di
2. Memonitor pola dan malam hari
jam tidur 3. Pasien hanya tirah
3. Memonitor lokasi dan baring di tempat
ketidaknyamanan tidur
selama melakukan 4. Lampu tidur pasien
aktivitas dimatikan pada
4. Menyediakan malam hari
lingkungan nyaman dan 5. Pasien sudah
rendah stimulus (mis. terposisikan tirah
cahaya, suara, baring, dan tidak
kunjungan) mempunyai tenaga
5. Mengjurkan tirah baring untuk duduk atau
6. Menganjurkan berdiri
melakukan aktivitas 6. Pasien tidak mampu
secara bertahap untuk melakukan
7. Menganjurkan aktivitas
menghubungi perawat 7. Keluarga pasien
jika tanda dan gejala sigap untuk
kelelahan tidak menghubungi
berkurang perawat jika butuh
bantuan
Pola napas Setelah Menejemen Jalan Sinta 1. Menidentifikasi 1. Pasien belum
tidak dilakukan Napas 15.00 kemampuan batuk mampu batuk
efektif b.d tindakan Observasi 2. Memonitor adanya efektif
hambatan keperawatan - Monitor pola retensi sputum 2. Terdapat retensi
upaya selama 1x24 napas (frekuensi, 3. Memonitor input dan sputum
napas d.d jam diharapkan kedalaman, output cairan ( mis. 3. Sputum banyak,
pola napas Pola Napas usaha napas) jumlah dan konsistensi kental,
abnormal. membaik - Monitor bunyi karakteristik) berwarna putih
dengan kriteria napas tambahan 4. Mengatur posisi semi- 4. Pasien terposisikan
hasil: (mis. Gurgling, Fowler atau Fowler semi-fowler 30
1. Frekuensi mengi, weezing, 5. Menjelaskan tujuan dan derajat
napas ronkhi kering) prosedur batuk efektif 5. Keluarga pasien
membaik - Monitor sputum 6. Menganjurkan tarik memahami tujuan
2. Kedalaman (jumlah, warna, napas dalam melalui batuk efektif
napas aroma) hidung selama 4 detik, 6. Pasien mencoba
membaik Terapeutik ditahan selama 2 detik, mengikuti perintah
3. Penggunaan - Pertahankan kemudian keluarkan secara perlahan
otot bantu kepatenan jalan dari mulut dengan bibir 7. Pasien mencoba
napas napas dengan mencucu (dibulatkan) mengikuti arahan
menurun headtilt dan chin- selama 8 detik 8. Pasien berusaha
lift (jaw-thrust 7. Menganjurkan batuk, namun
jika curiga mengulangi tarik napas belum mampu
trauma cervical) dalam hingga 3 kali secara maksimal
- Posisikan semi- 8. Menganjurkan batuk karena terasa sesak
Fowler atau dengan kuat langsung TD : 130/90
Fowler setelah tarik napas mmHg
- Berikan minum dalam yang ke-3 N : 99 x/m
hangat 9. Memonitor TTV S : 37,2 °C
- Lakukan RR : 22 x/m
fisioterapi dada, SPO2 :
jika perlu
- Lakukan
penghisapan
lendir kurang 1. Memonitor pola 1. Pola napas pasien
dari 15 detik 16.00 napas (frekuensi, takipneu, irama
- Lakukan kedalaman, usaha napas teratur,
hiperoksigenasi napas) tampak pernapasan
sebelum 2. Memonitor bunyi cuping hidung,
- Penghisapan napas tambahan tampak otot bantu
endotrakea - (mis. Gurgling, pernapasan
Keluarkan mengi, weezing, 2. Auskultasi
sumbatan benda ronkhi kering) terdengar bunyi
padat dengan 3. Memonitor sputum napas ronchi dan
forsepMcGill (jumlah, warna, weezing.
- Berikan oksigen, aroma) 3. Produsksi sputum
jika perlu 4. Memposisikan semi- banyak, konsisteni
Edukasi Fowler atau Fowler kental berwarna
- Anjurkan asupan 5. Memberikan minum putih
cairan 2000 hangat 4. Pasien terposisikan
ml/hari, jika 6. Melakukan semi fowler 30
tidak fisioterapi dada, jika derajat
kontraindikasi. perlu 5. Pasien lebih
7. Memberikan mudah
oksigen, jika perlu mengeluarkan
8. Anjurkan asupan sputumnya, namun
cairan 2000 ml/hari, pasien tidak bisa
jika tidak minum bnayak
kontraindikasi 6. Pasien menolak
untuk dilakukan
fisioterapi dada
7. Pasien diberikan
terapi oksigen 6
lpm
8. Pasien menolak
untuk banyak
minum
1. Pasien mengeluh
sesak napas ketika
1. Mengidentifikasi beraktivitas ringan
17.00 gangguan fungsi tubuh 2. Keluarga pasien
yang mengakibatkan mengatakan pasien
kelelahan tidak bisa tidur di
2. Memonitor pola dan malam hari
jam tidur 3. Pasien hanya tirah
3. Memonitor lokasi dan baring di tempat
ketidaknyamanan tidur
selama melakukan 4. Lampu tidur pasien
aktivitas dimatikan pada
4. Menyediakan malam hari
lingkungan nyaman dan 5. Pasien sudah
rendah stimulus (mis. terposisikan tirah
cahaya, suara, baring, dan tidak
kunjungan) mempunyai tenaga
5. Mengjurkan tirah baring untuk duduk atau
6. Menganjurkan berdiri
melakukan aktivitas 6. Pasien tidak
secara bertahap mampu untuk
7. Menganjurkan melakukan
menghubungi perawat aktivitas
jika tanda dan gejala 7. Keluarga pasien
kelelahan tidak sigap untuk
berkurang menghubungi
perawat jika butuh
bantuan
Intoleransi Setelah Manajemen Energi Andi 1. Menidentifikasi 1. Pasien belum
aktivitas dilakukan Observasi 20.30 kemampuan batuk mampu batuk
tindakan - Identifikasi 2. Memonitor adanya efektif
keperawatan gangguan fungsi retensi sputum 2. Terdapat retensi
selama 1x24 tubuh yang 3. Memonitor input dan sputum
jam diharapkan mengakibatkan output cairan ( mis. 3. Sputum banyak,
Toleransi kelelahan jumlah dan konsistensi kental,
aktivitas - Monitor pola dan karakteristik) berwarna putih
meningkat jam tidur 4. Mengatur posisi semi- 4. Pasien terposisikan
dengan kriteria - Monitor lokasi Fowler atau Fowler semi-fowler 30
hasil: dan 5. Menjelaskan tujuan dan derajat
1. Frekuensi ketidaknyamanan prosedur batuk efektif 5. Keluarga pasien
nadi selama 6. Menganjurkan tarik memahami tujuan
membaik melakukan napas dalam melalui batuk efektif
2. Keluhan aktivitas hidung selama 4 detik, 6. Pasien mencoba
lelah Terapeutik ditahan selama 2 detik, mengikuti perintah
menurun - Sediakan kemudian keluarkan secara perlahan
3. Dispnea lingkungan dari mulut dengan bibir 7. Pasien mencoba
tidak nyaman dan mencucu (dibulatkan) mengikuti arahan
terjadi rendah stimulus selama 8 detik 8. Pasien berusaha
(mis. cahaya, 7. Menganjurkan batuk, namun
suara, mengulangi tarik napas belum mampu
kunjungan) dalam hingga 3 kali secara maksimal
- Lakukan rentang 8. Menganjurkan batuk karena terasa sesak
gerak pasif dengan kuat langsung TD : 130/90
dan/atau aktif setelah tarik napas N : 99
Edukasi dalam yang ke-3 S : 37,2 °C
- Anjurkan tirah 9. Memonitor TTV RR : 20x/m
baring SPO2 : 97%
- Anjurkan
melakukan 21.00
aktivitas secara 1. Memonitor pola napas 1. Pola napas pasien
bertahap (frekuensi, kedalaman, takipneu, irama
- Anjurkan usaha napas) napas teratur,
- menghubungi 2. Memonitor bunyi napas tampak pernapasan
perawat jika tambahan (mis. Gurgling, cuping hidung,
tanda dan gejala mengi, weezing, ronkhi tampak otot bantu
kelelahan tidak kering) pernapasan
berkurang 3. Memonitor sputum 2. Auskultasi
- Ajarkan strategi (jumlah, warna, aroma) terdengar bunyi
koping untuk 4. Memposisikan semi- napas ronchi dan
mengurangi Fowler atau Fowler weezing.
kelelahan 5. Memberikan minum 3. Produsksi sputum
Kolaborasi hangat banyak, konsisteni
- Kolaborasi 6. Melakukan fisioterapi kental berwarna
dengan ahli gizi dada, jika perlu putih
tentang cara 7. Memberikan oksigen, 4. Pasien terposisikan
meningkatkan jika perlu semi fowler 30
asupan makanan 8. Anjurkan asupan cairan derajat
2000 ml/hari, jika tidak 5. Pasien lebih
kontraindikasi mudah
mengeluarkan
sputumnya, namun
pasien tidak bisa
minum bnayak
6. Pasien menolak
untuk dilakukan
fisioterapi dada
7. Pasien diberikan
terapi oksigen 6
lpm
8. Pasien menolak
untuk banyak
21.30
minum
1. Pasien mengeluh
1. Mengidentifikasi sesak napas ketika
gangguan fungsi tubuh beraktivitas ringan
yang mengakibatkan 2. Keluarga pasien
kelelahan mengatakan pasien
2. Memonitor pola dan
jam tidur tidak bisa tidur di
3. Memonitor lokasi dan malam hari
ketidaknyamanan 3. Pasien hanya tirah
selama melakukan baring di tempat
aktivitas tidur
4. Menyediakan 4. Lampu tidur pasien
lingkungan nyaman dan dimatikan pada
rendah stimulus (mis. malam hari
cahaya, suara, 5. Pasien sudah
kunjungan) terposisikan tirah
5. Mengjurkan tirah baring baring, dan tidak
6. Menganjurkan mempunyai tenaga
melakukan aktivitas untuk duduk atau
secara bertahap berdiri
7. Menganjurkan 6. Pasien tidak
menghubungi perawat mampu untuk
jika tanda dan gejala melakukan
kelelahan tidak aktivitas
berkurang 7. Keluarga pasien
sigap untuk
menghubungi
perawat jika butuh
bantuan
01/01/202 Bersihan Setelah Latihan Batuk (Sinta) 1. Menidentifikasi 1. Pasien belum
jalan napas dilakukan Efektif 09.00 kemampuan batuk mampu batuk
4
tidak efektif tindakan Observasi 2. Memonitor adanya efektif
b.d keperawatan - Identifikasi retensi sputum 2. Terdapat retensi
hipersekresi
selama 1x24 kemampuan 3. Memonitor input dan sputum
jalan napas
d.d sputum
jam diharapkan batuk output cairan ( mis. 3. Sputum banyak,
berlebih. bersihan jalan - Monitor adanya jumlah dan konsistensi kental,
napas retensi sputum karakteristik) berwarna putih
meningkat - Monitor tanda 4. Mengatur posisi semi- 4. Pasien terposisikan
dengan kriteria dan gejala infeksi Fowler atau Fowler semi-fowler 30
hasil : saluran napas 5. Menjelaskan tujuan dan derajat
- Monitor input prosedur batuk efektif 5. Keluarga pasien
4. Batuk dan output cairan 6. Menganjurkan tarik memahami tujuan
efektif (mis. jumlah dan napas dalam melalui batuk efektif
meningkat karakteristik) hidung selama 4 detik, 6. Pasien mencoba
5. Produksi Terapeutik ditahan selama 2 detik, mengikuti perintah
sputum - Atur posisi semi- kemudian keluarkan secara perlahan
meningkat Fowler atau dari mulut dengan bibir 7. Pasien mencoba
6. Dispnea Fowler mencucu (dibulatkan) mengikuti arahan
menurun - Pasang perlak selama 8 detik 8. Pasien berusaha
dan bengkok di 7. Menganjurkan batuk, namun
pangkuan pasien mengulangi tarik napas
belum mampu
- Buang sekret dalam hingga 3 kali
pada tempat 8. Menganjurkan batuk secara maksimal
sputum dengan kuat langsung karena terasa
setelah tarik napas sesak
dalam yang ke-3 TD : 130/90
Edukasi 9. Memonitor TTV N : 99
- Jelaskan tujuan S : 37,2 °C
dan prosedur RR : 20x/m
batuk efektif SPO2 : 97%
- Anjurkan tarik 1. Memonitor pola napas
napas dalam (frekuensi, kedalaman,
melalui hidung 10.00 usaha napas)
selama 4 detik, 2. Memonitor bunyi napas 1. Pola napas pasien
ditahan selama 2 tambahan (mis. takipneu, irama
detik, kemudian Gurgling, mengi, napas teratur,
keluarkan dari weezing, ronkhi kering) tampak pernapasan
mulut dengan 3. Memonitor sputum cuping hidung,
bibir mencucu (jumlah, warna, aroma) tampak otot bantu
(dibulatkan) 4. Memposisikan semi- pernapasan
selama 8 detik Fowler atau Fowler 2. Auskultasi terdengar
- Anjurkan 5. Memberikan minum bunyi napas ronchi
dan weezing.
mengulangi tarik hangat 3. Produsksi sputum
napas dalam 6. Melakukan fisioterapi banyak, konsisteni
hingga 3 kali dada, jika perlu kental berwarna
- Anjurkan batuk 7. Memberikan oksigen, putih
dengan kuat jika perlu 4. Pasien terposisikan
langsung setelah 8. Mengnjurkan asupan semi fowler 30
tarik napas dalam cairan 2000 ml/hari, derajat
yang ke-3 jika tidak kontraindikasi 5. Pasien lebih mudah
mengeluarkan
sputumnya, namun
pasien tidak bisa
minum bnayak
6. Pasien menolak
untuk dilakukan
fisioterapi dada
7. Pasien diberikan
terapi oksigen 6 lpm
8. Pasien menolak
untuk banyak
minum

1. Mengidentifikasi
gangguan fungsi tubuh
11.00 yang mengakibatkan 1. Pasien mengeluh
kelelahan sesak napas ketika
2. Memonitor pola dan beraktivitas ringan
jam tidur 2. Keluarga pasien
3. Memonitor lokasi dan mengatakan pasien
ketidaknyamanan tidak bisa tidur di
selama melakukan malam hari
aktivitas 3. Pasien hanya tirah
4. Menyediakan baring di tempat
lingkungan nyaman dan tidur
rendah stimulus (mis. 4. Lampu tidur pasien
cahaya, suara, dimatikan pada
kunjungan) malam hari
5. Mengjurkan tirah baring 5. Pasien sudah
6. Menganjurkan terposisikan tirah
melakukan aktivitas baring, dan tidak
secara bertahap mempunyai tenaga
7. Menganjurkan untuk duduk atau
menghubungi perawat berdiri
jika tanda dan gejala 6. Pasien tidak mampu
kelelahan tidak untuk melakukan
berkurang aktivitas
7. Keluarga pasien
sigap untuk
menghubungi
perawat jika butuh
bantuan

1. Menidentifikasi
kemampuan batuk 1. Pasien belum
2. Memonitor adanya mampu batuk
Andi retensi sputum efektif
(15.00) 3. Memonitor input dan 2. Terdapat retensi
output cairan ( mis. sputum
jumlah dan 3. Sputum banyak,
karakteristik) konsistensi kental,
4. Mengatur posisi semi- berwarna putih
Fowler atau Fowler 4. Pasien terposisikan
5. Menjelaskan tujuan dan semi-fowler 30
prosedur batuk efektif derajat
6. Menganjurkan tarik 5. Keluarga pasien
napas dalam melalui memahami tujuan
hidung selama 4 detik, batuk efektif
ditahan selama 2 detik, 6. Pasien mencoba
kemudian keluarkan mengikuti perintah
dari mulut dengan bibir secara perlahan
mencucu (dibulatkan) 7. Pasien mencoba
selama 8 detik mengikuti arahan
7. Menganjurkan 8. Pasien berusaha
mengulangi tarik napas batuk, namun
dalam hingga 3 kali belum mampu
8. Menganjurkan batuk secara maksimal
dengan kuat langsung karena terasa sesak
setelah tarik napas TD : 120/80
dalam yang ke-3 N : 103
9. Memonitor TTV S : 36,5 °C
RR : 24x/m
SPO2 : 92%

1. Memonitor pola napas


(frekuensi, kedalaman,
usaha napas) 1. Pola napas pasien
2. Memonitor bunyi napas takipneu, irama
16.00 tambahan (mis. napas teratur,
Gurgling, mengi, tampak pernapasan
weezing, ronkhi kering) cuping hidung,
3. Memonitor sputum tampak otot bantu
(jumlah, warna, aroma) pernapasan
4. Memposisikan semi- 2. Auskultasi
Fowler atau Fowler terdengar bunyi
5. Memberikan minum napas ronchi dan
hangat weezing.
6. Melakukan fisioterapi 3. Produsksi sputum
dada, jika perlu banyak, konsisteni
7. Memberikan oksigen, kental berwarna
jika perlu putih
8. Mengnjurkan asupan 4. Pasien terposisikan
cairan 2000 ml/hari, semi fowler 30
jika tidak kontraindikasi derajat
5. Pasien lebih
mudah
mengeluarkan
sputumnya, namun
pasien tidak bisa
minum bnayak
6. Pasien menolak
untuk dilakukan
fisioterapi dada
7. Pasien diberikan
terapi oksigen 6
lpm
8. Pasien menolak
1. Mengidentifikasi untuk banyak
gangguan fungsi tubuh minum
yang mengakibatkan 1. Pasien mengeluh
kelelahan sesak napas ketika
17.00 2. Memonitor pola dan beraktivitas ringan
jam tidur 2. Keluarga pasien
3. Memonitor lokasi dan mengatakan pasien
ketidaknyamanan tidak bisa tidur di
selama melakukan malam hari
aktivitas 3. Pasien hanya tirah
4. Menyediakan baring di tempat
lingkungan nyaman dan tidur
rendah stimulus (mis. 4. Lampu tidur pasien
cahaya, suara, dimatikan pada
kunjungan) malam hari
5. Mengjurkan tirah baring 5. Pasien sudah
6. Menganjurkan terposisikan tirah
melakukan aktivitas baring, dan tidak
secara bertahap mempunyai tenaga
7. Menganjurkan untuk duduk atau
menghubungi perawat berdiri
jika tanda dan gejala 6. Pasien tidak
kelelahan tidak mampu untuk
berkurang melakukan
aktivitas
7. Keluarga pasien
sigap untuk
menghubungi
perawat jika butuh
bantuan

1. Menidentifikasi
kemampuan batuk
2. Memonitor adanya 1. Pasien belum
retensi sputum mampu batuk
3. Memonitor input dan efektif
Binar output cairan ( mis. 2. Terdapat retensi
20.30 jumlah dan sputum
karakteristik) 3. Sputum banyak,
4. Mengatur posisi semi- konsistensi kental,
Fowler atau Fowler berwarna putih
5. Menjelaskan tujuan dan 4. Pasien terposisikan
prosedur batuk efektif semi-fowler 30
6. Menganjurkan tarik derajat
napas dalam melalui 5. Keluarga pasien
hidung selama 4 detik, memahami tujuan
ditahan selama 2 detik, batuk efektif
kemudian keluarkan 6. Pasien mencoba
dari mulut dengan bibir mengikuti perintah
mencucu (dibulatkan) secara perlahan
selama 8 detik 7. Pasien mencoba
7. Menganjurkan mengikuti arahan
mengulangi tarik napas 8. Pasien berusaha
dalam hingga 3 kali batuk, namun
8. Menganjurkan batuk belum mampu
dengan kuat langsung secara maksimal
setelah tarik napas karena terasa sesak
dalam yang ke-3 TD : 130/80
9. Memonitor TTV N : 95
S : 36,6°C
RR : 24x/m
SPO2 : 96%

1. Memonitor pola napas


(frekuensi, kedalaman,
usaha napas)
2. Memonitor bunyi napas 1. Pola napas pasien
tambahan (mis. takipneu, irama
Gurgling, mengi, napas teratur,
21.00 weezing, ronkhi kering) tampak pernapasan
3. Memonitor sputum cuping hidung,
(jumlah, warna, aroma) tampak otot bantu
4. Memposisikan semi- pernapasan
Fowler atau Fowler 2. Auskultasi terdengar
5. Memberikan minum bunyi napas ronchi
hangat dan weezing.
6. Melakukan fisioterapi 3. Produsksi sputum
dada, jika perlu banyak, konsisteni
7. Memberikan oksigen, kental berwarna
jika perlu putih
8. Mengnjurkan asupan 4. Pasien terposisikan
cairan 2000 ml/hari, semi fowler 30
jika tidak kontraindikasi derajat
5. Pasien lebih mudah
mengeluarkan
sputumnya, namun
pasien tidak bisa
minum bnayak
6. Pasien menolak
untuk dilakukan
fisioterapi dada
7. Pasien diberikan
terapi oksigen 6 lpm
8. Pasien menolak
untuk banyak
minum

1. Mengidentifikasi
gangguan fungsi tubuh 1. Pasien mengeluh
yang mengakibatkan sesak napas ketika
kelelahan beraktivitas ringan
2. Memonitor pola dan jam 2. Keluarga pasien
tidur mengatakan pasien
3. Memonitor lokasi dan tidak bisa tidur di
21.30
ketidaknyamanan selama malam hari
melakukan aktivitas 3. Pasien hanya tirah
4. Menyediakan lingkungan baring di tempat
nyaman dan rendah tidur
stimulus (mis. cahaya, 4. Lampu tidur pasien
suara, kunjungan) dimatikan pada
5. Mengjurkan tirah baring malam hari
6. Menganjurkan 5. Pasien sudah
melakukan aktivitas terposisikan tirah
secara bertahap baring, dan tidak
7. Menganjurkan mempunyai tenaga
menghubungi perawat untuk duduk atau
jika tanda dan gejala berdiri
kelelahan tidak berkurang 6. Pasien tidak
mampu untuk
melakukan
aktivitas
7. Keluarga pasien
sigap untuk
menghubungi
perawat jika butuh
bantuan

Anda mungkin juga menyukai