Anda di halaman 1dari 2

Judul : FORMULASI DAN UJI FISIK SEDIAAN SALEP EKSTRAK DAUN KERSEN

(Muntingia calabura L.) DENGAN VARIASI KONSENTRASI BASIS PEG 400 DAN PEG
4000

Tanggal terbit : 2021

Penulis : Selvy Adita Nurhaningrum , Umi Nafisah , Ester Dwi Antari

Penerbit : FARMASINDO Politeknik Indonusa Surakarta

Tujuan : Tujuan penelitian ini adalah untuk mengetahui bentuk ekstrak etanol daun kersen
pada sediaan salep dan membuat sediaan salep yang mengandung ekstrak etanol daun kersen.

Pendahuluan : Salah satu tanaman yang dapat dimanfaatkan sebagai obat tradisional yaitu
tanaman kersen. Senyawa kimia yang terkandung di dalam ekstrak daun kersen meliputi
saponin, steroid, flavonoid serta tanin (Zakaria, 2007). Penggunaan ekstrak daun kersen
sebagai antibakteri secara langsung tidak efektif. Untuk meningkatkan efektivitas dan
kepraktisan penggunaan pada kulit, maka dapat dilakukan pengembangan menjadi sediaan
topikal, diantaranya adalah sediaan salep. Dipilih sediaan salep dikarenakan sediaan salep
mudah digunakan dan ditujukan untuk penggunaan luar (Sundari, 2016). Salep adalah
sediaan setengah padat yang mudah dioleskan dan digunakan sebagai obat luar, bahan
obatnya harus larut dalam dasar salep yang cocok (Anief, 2010).
Berdasarkan latar belakang diatas, penulis tertarik untuk membuat sediaan salep ekstrak daun
kersen dengan variasi konsentrasi basis PEG 400 dan PEG 4000 serta dilakukan evaluasi fisik
sediaan salep tersebut.

Metode penelitian : Penelitian ini dilakukan dengan metode deskriptif eksperimental.


Penelitian deskriptif eksperimental ini untuk mengetahui pengaruh variasi konsentrasi basis
PEG 400 dan PEG 4000 pada sediaan salep ekstrak daun kersen. Salep dibuat dengan cara
PEG 4000 dipanaskan di penangas air hingga mencair. Lalu ditambahkan campuran PEG 400
dan nipagin, aduk sampai homogen. kemudian ekstrak kental dimasukkan ke dalam mortir
hangat, kemudian ditambahkan basis sedikit demi sedikit, DAN di aduk sampai homogeny.
Hasil dan pembahasan : Hasil uji organoleptik pada F1, F2 dan F3 menghasilkan warna
kuning kecoklatan, bau khas daun kersen, dan berbentuk semi solid. Untuk uji homogenitas
pada F1, F2 dan F3 menghasilkan salep yang homogen. Untuk uji daya sebar F1 2,41 cm, F2
2,87 cm dan F3 4,16 cm tidak memenuhi parameter yaitu 5-7 cm Hal ini dikarenakan
kombinasi antara PEG 400 dan PEG 4000 dapat menurunkan daya sebar salep. Semakin
rendah konsentrasi PEG 400 yang digunakan maka semakin kental sediaan yang dihasilkan .
Uji daya lekat F1 18,77 detik, F2 10,1 detik dan F3 6,15 detik. Uji daya lekat memenuhi
parameter tidak kurang dari 4 detik. Uji proteksi pada F1, F2 dan F3 memiliki waktu lebih
dari 5 menit, semakin lama noda merah muncul maka semakin baik daya proteksi. Uji pH
pada F1 6,48 hasil ini sesuai dengan parameter yaitu tidak melebihi dari 6,5, untuk hasil F2
6,7 dan F3 6,75 hasil ini melebihi parameter 6,5.

Kesimpulan : Berdasarkan hasil yang diperoleh dapat disimpulkan bahwa ekstrak daun
kersen (Muntingia calabura L.) bawhwa Untuk hasil SPSS dapat disimpulkan perbedaan
konsentrasi PEG 400 dan PEG 4000 berpengaruh terhadap daya lekat dan daya sebar dan pH
pada salep

Anda mungkin juga menyukai