Ekstrak Etil
Asetat Daun
Coklat
(Theobroma
cacao L)
Asam Asetat : Aquadest = 1:5 Asam Asetat : Aquadest = 1:5
Ekstrak
Metanol Daun
Coklat
(Theobroma
cacao L)
Ekstrak N-
Heksan Daun
Coklat
(Theobroma
cacao L)
Asam Asetat : Aquadest = 1:5 Asam Asetat : Aquadest = 1:5
Ekstrak Etanol
Bintang Laut
(Linckia
laevigata)
= 3,1
4
= 0,775
2. Rf pada ekstrak N-Heksan Daun Coklat
Eluen Asam Asetat : Aquadest = 5:1. Dari hasil pengamatan UV 254 nm
dan UV 366 nm terdapat 1 noda
a) Noda 1
= 2,8
4
= 0,7
3. Rf pada ekstrak Etanol Bintang laut
Eluen Kloroform : Etil Asetat = 7:3. Dari hasil pengamatan UV 254 nm
dan UV 366 nm terdapat 2 noda
a) Noda 1
= 0,3
4
= 0,075
b) Noda 2
4
= 0,675
4.2 Pembahasan
Ekstraksi merupakan metode untuk memisahkan kandungan senyawa
kimia dari jaringan tumbuhan atau hewan dengan menggunakan pelarut selektif
dalam prosedur ekstraksi standar. Untuk mengetahui kandungan senyawa pada
tumbuhan maka dilakukan skrining fitokimia.
Menurut Sudjadi (1998), kromatografi lapis tipis merupakan jenis
kromatografi yang dapat digunakan untuk menganalisis senyawa secara kualitatif
maupun kuantitatif. Lapisan yang memisahkan terdiri atas bahan berbutir (fase
diam) ditempatkan pada logam atau lapisan yang cocok. Ditotolkan sampel yang
sebelumnya telah diekstrak berupa bercak atau pita, kemudian plat/lapisan
diletakkan didalam chamber yang berisi larutan pengembang yang cocok (fase
gerak). Pemisahan terjadi setelah perambatan kapiler (pengembangan),
selanjutnya senyawa yang tidak berwarna harus ditampakkan atau dideteksi.
Deteksi dilakukan dengan menggunakan sinar UV.
Menurut Soebagil (2015), prinsip kromatografi lapis tipis adalah adsorbsi
dan partisi dimana adsorbsi adalah penyerapan pada permukaan, sedangkan partisi
adalah penyebaran atau kemampuan suatu zat yang ada dalam larutan untuk
berpisah kedalam pelarut yang digunakan. Kecepatan gerak senyawa-senyawa
keatas pada lempengan tergantung pada bagaimana larutan senyawa dalam
pelarut.
Pada praktikum ini kami melakukan identifikasi senyawa dengan
menggunakan metode KLT. Metode KLT ini dilakukan karena dianggap sebagai
metode pemisahan yang sederhana. Hal ini sependapat dengan Gandjar &
Rohman (2016), yang menyatakan bahwa KLT adalah metode pemisahan yang
sederhana dalam identifikasi senyawa.
Langkah awal yang dilakukan adalah membersihkan alat dengan alkohol
70%. Tujuan dari penggunaan alkohol adalah untuk membunuh mikroorganisme
yang ada pada alat Menurut Pratiwi (2008) alkohol 70% dapat bersifat sebagai
antiseptik atau desinfektan yang dapat membunuh bakteri.