Anda di halaman 1dari 8

PRAKTIKUM FITOKIMIA SEMESTER GASAL 2020-2021

TOPIK: ISOLASI SENYAWA ANTRAKUINON DARI DAUN SENNA

Anggota Kelompok
Nama NRP
1. Tantri Kartika 110116283
2. Mahfudzah Savitri 110116314
3. Inesia Putri Widiana 110116344
4. Irjie Lendriani Hendrias 110116362
5. Ronald Jonairi Dimu Radamur 110116295
6. Khusnul Rahayu 110116426
PENGANTAR
Antrakuinon merupakan golongan senyawa metabolit sekunder turunan dari antracena. Contoh
dari senyawa antrakuinon umum yaitu emodin, aloe-emodin, krisofanol, physcion dan lain
sebagainya. Pada tanaman, antrakuinon umumnya dalam bentuk glikosidanya. Hampir sebagian
besar senyawa antrakuinon sangat dikenal aktivitasnya sebagai laksan, terutama yang memiliki
struktur 1,8 dihidroksi antrakuinon, seperti yang terkandung pada daun Senna (Cassia senna L.).

Anda diminta untuk melakukan isolasi senyawa antrakuinon dari daun Senna dengan
menggunakan metode Kromatografi Lapis Tipis Preparatif (KLTP).
ALAT DAN BAHAN:
(Sebutkan secara lengkap alat dan bahan yang digunakan)
Alat :
1. Pinset
2. Pipa kapiler
3. Chamber
4. Corong kaca
5. Pereaksi semprot
6. Batang pengaduk
7. Sonikator bath
8. Vial
9. Pengerok
10. Aluminium foil
11. Kertas filter
12. Lempeng kaca
Bahan :
1. Fase diam (Silika Gel 60 GF254)
2. Fase gerak (etil asetat : methanol : air(100 :13,5 :10)
3. Pelarut (methanol)
4. Diklorometan (fraksinasi)
5. Serbuk daun Cassia senna 25 g
PROSEDUR ISOLASI ANTRAKUINON DENGAN KLTP

Isolasi senyawa antrakuinon dari daun senna dilakukan dengan menggunakan metode KLTP
dengan tahapan sebagai berikut:

A. Preparasi Sampel
The dried seeds of Cassia senna (2.0 kg) were ground to coarse powder and refluxed in three
time in MeOH for 3 h using 5 L each time. Soon after refluxing, it was filtered and the total
filtrate was dried in vacuo at 40 °C to obtain the MeOH extract (209.92 g). The obtained MeOH
extract was dissolved in distilled water and successively fractionated using CH 2Cl2. The yield of
each fractions CH2Cl2 (33.21 g) and a final H2O residue (94.28 g).

B. Pembuatan fase diam


Fase diam KLTP telah disiapkan sebelumnya dengan prosedur sesuai video:
https://youtu.be/y17syuF-Hqo

C. Pemisahan dengan KLTP


Kondisi KLTP (gunakan artikel Laddha et al. (2009) untuk membantu menjawab)
Fase diam: Silica Gel 60 GF254

Fase gerak: Etil asetat : Metanol : Air (100 : 13,5 : 10)

Penampak noda: Borntrager’s reagent (5% KOH dalam etanol)


Pelaksanaan prosedur pemisahan dengan kromatografi kolom
Dengan menyimak video (link dibagikan pada ULS), buatlah skema kerja:
Lempeng yang sudah teraktivasi

fraksi sampel ditotolkan secara

Lempeng yang ditotolkan fraksi


sampel

Eluasi lempeng dengan fase gerak


(etil asetat : methanol : air (100 :
13,5 : 10)

Hasil eluasi

Lempeng di angin anginkan supaya


fase gerak hilang, kemudian lempeng
pita direaksikan dengan pereaksi
semprot ataudiamati dibawah lampu uv

Hasil noda

Kerok pita yang memberikan hasil


positif namun tidak terkena reagen
noda

Serbuk hasil pengerokan

Dimasukan ke dalam vial yang


berbeda, kemudian ditaambah
dengan pelarut methanol,
dilanjutkan dengan proses sonikasi
untuk melepaskan senyawa dari
serbuk fase diam

Hasil sonikasi

Dilakukan penyaringan untuk


memisahkan serbuk partikel fase
diam dengan filtrat
Isolate yang didapatkan
dianalisis sesuai dengan jenis
senyawa dari isolat

Setelah dilakukan eluasi sebanyak 1 kali, diperoleh hasil sebagai berikut (a) UV 254; (b)
sinar tampak (c) UV 366

Lempeng Rf Hasil pengamatan penampak noda Vial


Lempeng 1 0,22 Berwarna kuning dan fluoresensi kuning pada 1
UV 254 dan 366
0,34 Berwarna kuning dan fluoresensi kuning pada 2
UV 254 dan 366
0,89 Fluoresensi merah pada UV 366 3
Lempeng 2 0,17 Berwarna kuning dan fluoresensi kuning pada 4
UV 254 dan 366
0,21 Berwarna kuning dan fluoresensi kuning pada 5
UV 254 dan 366
0,33 Berwarna kuning dan fluoresensi kuning pada 6
UV 254 dan 366
0,88 Fluoresensi merah pada UV 366 7
Lempeng 3 0,22 Berwarna kuning dan fluoresensi kuning pada 8
UV 254 dan 366
0,35 Berwarna kuning dan fluoresensi kuning pada 9
UV 254 dan 366
0,90 Fluoresensi merah pada UV 366 10
Lempeng 4 0,23 Berwarna kuning dan fluoresensi kuning pada 11
UV 254 dan 366
0,34 Berwarna kuning dan fluoresensi kuning pada 12
UV 254 dan 366
0,89 Fluoresensi merah pada UV 366 13

Pita-pita pada tabel di atas merupakan kandidat dari senyawa antrakinon. Selanjutnya dikerok
dan dimasukkan ke dalam vial (diperoleh 13 vial). Buatlah keputusan vial manakah yang akan
anda gabungkan.
Keputusan:
Vial 1, 5, 8, dan 11 menjadi 1 vial dengan rf 0,22 ;0,21 ;0,22 dan 0,23
vial 3, 7, 10 dan 13 menjadi 1 vial dengan rf 0,89; 0,88; 0,90 dan 0,98
vial 2,6 ,9 dan 12 menjadi 1 vial dengan rf 0,34; 0,33; 0,35 dan 0,34
IDENTIFIKASI

Selanjutnya dilakukan prosedur identifikasi terhadap masing-masing vial hasil gabungan. Berikut
ini identifikasi SALAH SATU vial yang telah diperoleh.

 Uji Borntrager

Prosedur Uji: Hasil: Kesimpulan:

Sedikit isolat dilarutkan Sampel benar mengandung


dalam benzen. Larutan antrakuinon
benzen ditambah larutan
ammonia, kocok.

 Uji KLT analitik


Hasil: Kesimpulan:
Fase diam: silica gel G60 F254

Fase gerak: Etil Sampel benar


Asetat: metanol: air mengandung
Penampak noda: uv 254 nm antrakuinon

 Uji secara Spektrofotometri


Panjang gelombang teoritis antrakuinon: ……….

Setelah ditambahkan 3 tetes 2M


Pelarut metanol
NaOH
Puncak ke-
Panjang Panjang
Absorbansi Absorbansi
gelombang gelombang
1 256,19 1,245 310,23 1,802
2 277,15 0,558 342,67 1,277
3 286,92 0,592 361,03 1,321
4 428,53 0,569 532,79 1,284

Kesimpulan:

Sampel benar mengandung senyawa antrakuinon

KESIMPULAN AKHIR

Jawaban :
Hasil isolasi yang didapat benar antrakuinon namun belum murni

DISKUSI TAMBAHAN
1. Sebutkan senyawa antrakuinon yang terkandung dalam daun Senna:

Jawaban :
1,8-dihydroxyanthraquinone-3-carboxylic acid
2. Berdasarkan proses preparasinya, sampel yang digunakan untuk isolasi antrakuinon pada
praktikum ini disebut dengan ……..

Jawaban :
Fraksi diklorometan ekstrak metanol daun sena

Jelaskan alasan dilakukan prosedur preparasi tersebut?

Jawaba :
Metode yang dijelaskan di atas dengan menggunakan sistem bifasik untuk menghidrolisis dan
mengekstrak antrakuinon dalam satu langkah ditemukan efisien pada skala laboratorium untuk
isolasi rhein. Rhein yang diperoleh dapat digunakan untuk sintesis diacerein dan
turunan rhein lainnya. Optimalisasi lebih lanjut dari metode ini diperlukan agar sesuai untuk
ekstraksi skala besar.

3. Berdasarkan hasil di atas, apakah dapat dilakukan eluasi berganda supaya pemisahan KLTP
menjadi lebih baik?

Jawaban :
Tidak bisa

Anda mungkin juga menyukai