Pendahuluan
Kumarin merupakan senyawa metabolit sekunder yang masuk ke dalam golongan fenol
propanoid. Kumarin dan turunannya banyak tersebar pada tanaman dengan famili
Umbelliferae, Rutaceae, Leguminaceae Orchidaceae, Asteraceae, Guttiferae,
Melastomaceae, Thymelaceae, dan Solanaceae. Nama coumarin berasal dari kata
Karibia "Coumarou" untuk pohon tonka dengan aroma khas rumput yang baru diisolasi.
Karakteristik:
• Memiliki bau seperti vanilla serta rasa pahit
• Titik leleh berada pada rentang 68-70˚C
• Sedikit larut dalam air
• Sangat mudah larut dalam eter, dietileter, kloroform
• Larut dalam etanol
Penta, S., Rao, V. R., Satish, G., & Sharma, A. (2015). Advances in structure and activity relationship of coumarin derivatives.
Bhat, S. V., Nagasampagi, B. A., & Sivakumar, M. (2005). Chemistry of Natural Products.
Klasifikasi
Penta, S., Rao, V. R., Satish, G., & Sharma, A. (2015). Advances in structure and activity relationship of coumarin derivatives.
Contoh Senyawa Obat
Identification and Setting
Level Compounds for
Coumarin in The Metanol
Extract Artemisia annua L. by
Thin Layer Chromatography -
Densitometry
Ekstraksi
Sampel diekstraksi menggunakan soklet pendingin balik menggunakan
pelarut metanol (Pelarut diganti sebanyak 2 kali dalam sehari)
Ekstrak kental metanol Fraksinasi dengan n-heksan Kocok lalu dipisahkan antara
ditambahkan air panas menggunakan corong pisah lapisan n-heksan dari lapisan
air.
Lapisan air difraksinasi Kocok lalu pisahkan antara Fraksinasi dilakukan berulang
dengan diklormetan lapisan air dengan kali sampai tiap-tiap fraksi
menggunakan corong pisah diklormetan. terakhir yang didapat jernih.
Masing- masing fraksi dipekatkan dengan menggunakan rotary evaporator dan dilakukan KLT dengan
menggunakan eluen n-heksan : etil asetat dengan perbandingan (4:1), (2:1) dan (1:1).
Pemisahan : Kromatografi Kolom
Masukkan kapas pada dasar kolom untuk menyangga fase diam
Fase diam (silika) disuspensikan dengan menggunakan eluen (fase gerak) sampai terbentuk bubur silica
Tiap fraksi yang keluar ditampung dengan Erlenmeyer dan dipekatkan dengan rotary evaporator
Fraksi diuji pada plat KLT silica gel 60 GF54 E Merck dengan eluen yang sama dengan sebelumnya.
M. Kesuma Ningrat P
(1506729361)
Penetapan Kadar Kumarin
Fraksi diklormetan dan standar baku kumarin di uji
Buat larutan standar dari baku kristal kumarin 5 dengan KLT mengunakan fase diam silica gel GF 254 dan
mg didalam 5 ml diklormethan p.a. fase gerak campuran nhexana : etil asetat dengan
perbandingan 2:2.
• Umbelliferone • Psoralen
• Aesculetin • Methoxsalen
• Scopoletin • Bergapten
• Daphentin • Imperatorin
• Fraxetin
Umbelliferon
Psoralen Methoxsalen
Bergapten Imperatorin
Identifikasi Psoralen
• 1 mg psoralen dilarutkan dalam 5
mL etanol dan ditambahkan pada 15
mL campuran yang terdiri dari 3
bagian propilen glikol, 5 bagian
asam asetat, dan 47 bagian air
dipaparkan UV fluoresensi biru
• 1 mg psoralen dilarutkan dalam 2
mL etanol, dicampurkan dengan 2
gtt NaOH (0.1 M) dan larutan hasil
dipaparkan dengan cahaya UV
fluoresensi kuning
Kar, A. (2007)
Identifikasi Methoxshalen
• Kristal methoxsalen ditriturasi dengan
sedikit asam sulfat dalam porcelain
warna oren-kuning yang berubah
menjadi warna hijau pada akhirnya.
• Reagen Wagner (I2 + KI)
pembentukan endapan xanthosin.
• Test HNO3 memberikan warna
kuning dengan HNO3 encer, yang akan
berubah menjadi warna merah coklat
dengan penambahan KOH atau NaOH.
Kar, A. (2007).
Identifikasi Bergapten
• Tambahkan beberapa tetes H2SO4
pekat warna kuning-
keemasan
Kar, A. (2007).
Identifikasi Imperatorin
• Sulpuric Acid Test: beberapa tetes asam
sulfur oranye pekat kemudian berubah
menjadi coklat.
• Marqui’s Reagent: oranye kemudian
berubah menjadi coklat dengan cepat.
• Tollen’s Reagent (Ammoniacal AgNO3):
Imperatorin mereduksi reagen Tollen
menghasilkan cermin perak.
• Fehlings Test: mereduksi larutan Fehling
menghasilkan endapan merah bata
tembaga oksida
• Nitric Acid Test: didihkan bersama dengan
HNO3 warna kuning diberi basa kuat
(NaOH atau KOH) menjadi warna ungu
Kar, A. (2007).
Jurnal Review
Aldhi Anarta
ISOLASI DAN IDENTIFIKASI SENYAWA KUMARIN DARI TANAMAN
ARTEMISIA ANNUA (L).
Ani Isnawati, Harfia Mudahar, Kamilatunisah
Pendahuluan:
• Artemisia Annua L (Qinghao, Sweet Annie) Cina
• Kumarin, terpenoid, flavonoid, fenol, dsb
• Antikanker, antimalaria, antibakteri, dsb
Tujuan:
• Isolasi kumarin untuk obat antikanker
Metode Pengerjaan
Penyiapan Skrining
Pemisahan
Elusidasi
sampel fitokimia struktur
Determinasi
Ekstraksi Pemurnian Indentifikasi
tubuhan
Penyiapan sampel
• Dipanen saat berbunga (6 bulan)
• Dijemur matahari blender ayak 40 mesh
Determinasi tumbuhan
• Proses penentuan nama dan jenis tumbuhan secara spesifik
• Kunci determinasi
• Hasil determinasi
– Suku/famili : Asteraceae
– Genus/marga : Artemisia
– Spesies : Artemisisa annua
EKSTRAKSI
Ekstraksi simplisia secara soxhletasi dengan metanol
(pelarut metanol diganti per 1 jam agar senyawa yang didapat tidak rusak)
Selesainya ekstraksi dapat dilihat pada warna ekstrak terakhir metanol tidak lagi
berwarna
Organoleptis • Bentuk kristal, warna kekuningan, rasa pahit, dan bau agak harum
Analisis Spektrum :
Spektrofotometri UV, spektrofotometri H NMR, C NMR, ESI-MS
National Institute of Standards and Technology (NIST) Chemistry WebBook, SRD 69. http://webbook.nist.gov/cgi/inchi?ID=C91645&Mask=400
Identifikasi dengan IR
• Kumarin memiliki tiga pita serapan kuat C = C yang meregangkan
getaran di daerah 1660 - 1600 cm-1. Mudah untuk membedakannya
dari chromone karena penyerapan chromone jauh lebih sederhana.
• Karbonil kumarin menunjukkan pita serapan yang kuat pada 1750 -
1700 cm-1. Serapan karbonil dari glikosida kumarin dengan substitusi
gula pada C6-O- atau C7-O- lebih rendah dari 1700 cm-1.
• Furanokumarin memiliki dua atau tiga pita absorpsi dengan intensitas
lemah sampai sedang di wilayah 3175 - 3025 cm-1, yang disebabkan
oleh vibrasi regang C-H dari pyrone, benzena, dan furan cincin furan.
National Institute of Standards and Technology (NIST) Chemistry WebBook, SRD 69. http://webbook.nist.gov/cgi/inchi?ID=C91645&Mask=80
Identifikasi dengan NMR
• Kebanyakan kumarin alami adalah 3,4-substitusi bebas. Dalam spektrum 1H
- NMR, H-3 dan H-4 membentuk sistem AB, yang mudah diidentifikasi
dengan pergeseran kimia H-3 dan H-4 pada masing-masing δ 6.1 - 6.5 ppm
dan δ 7.5 - 8.2 ppm, dengan karakteristik konstanta kopling ( J3, 4 = ∼
9.5Hz).
• Dalam spektrum 13C - NMR, kerangka kumarin memiliki sembilan atom
karbon, dan karakteristik kerangka kumarin diringkas sebagai berikut: C-2
adalah karbon karbonil, dan C-7 sering dihubungkan dengan hidroksil atau
oksigen (yang mengandung kelompok dan selalu dipengaruhi dengan
karbonil terkonfederasi, sehingga terjadi pergeseran kimia C-2 dan C-7 di
bagian rendah sekitar δ 160 ppm. Pergeseran kimia C-3 dan C-4 tanpa
kelompok substituen masing - masing pada δ 110 - 113 ppm dan δ 143 -
145 ppm. Pergeseran kimia dari dua karbon kuartener adalah δ 149 - 154
ppm (C-9) dan δ 110 - 113 ppm (C-10).
Liu, 2011. Traditional Herbal Medicine Research Methods
Cont’d
Profil MS
National Institute of Standards and Technology (NIST) Chemistry WebBook, SRD 69. http://webbook.nist.gov/cgi/inchi?ID=C91645&Mask=200
Lopez-Avila & Yefchak. (2011). Mass Spectral Fragmentation Studies of Coumarin-Type Compounds Using GC High-Resolution MS. https://benthamopen.com/contents/pdf/TOACJ/TOACJ-5-27.pdf
Lopez-Avila & Yefchak. (2011). Mass Spectral Fragmentation Studies
of Coumarin-Type Compounds Using GC High-Resolution MS.
https://benthamopen.com/contents/pdf/TOACJ/TOACJ-5-27.pdf