Anda di halaman 1dari 8

LAPORAN PERANCANGAN PRESS TOOL

Disusun Oleh:
Clarinsa Kireina Soedjana
0617040007

PROGRAM STUDI TEKNIK DESAIN DAN MANUFAKTUR


JURUSAN TEKNIK PERMESINAN KAPAL
POLITEKNIK PERKAPALAN NEGERI SURABAYA
2019/2020
LANGKAH PERANCANGAN PRESS TOOL

1. PEMBUATAN DESAIN PRODUK PRESS YANG AKAN DIHITUNG

Ketentuan desain produk:


1. Memiliki ukuran 40 mm x 30 mm, memiliki 2 buah champer
2. Minimal memiliki 7 lubang 3 variasi bentuk dan 3 variasi ukuran
3. Material = ST. 37
4. Tebal = 1,25
5. Arah burr = Tidak perlu diperhatikan

Setelah mendesain produk yang digunakan berikan dimensi pada masing- masing bentuk.
Dimensi pada produk:
2. MENENTUKAN UKURAN PUNCH DAN DIE
a. Clearance
Clearance adalah selisih ukuran yang besarnya diukur pada salah satu sisinya,
sedangkan selisih ukuran antara punch dan die disebut sebagai Allowance.
Untuk dapat menentukan ukuran punch dan die perlu diketahui terlebih dahulu besar
clearance yang terjadi pada desain produk diatas.

Pada umumnya pemilihan clearance ini berkisar antara 5 % smapai 7% dari tebal
material yang akan di potong sehingga menghasilkan bentuk potongan yang
diinginkan.

b. Ukuran Punch dan Die


Pada produk diatas terjadi dua macam proses pemotongan, yaitu pemotongan
pierching dan blanking, dimana pierching yang ukuaran punch dan dienya
disimbolkan dengan d1 dan d2, sedangkan pada pemotongan blanking ukuran punch
dan die disimbolkan dengan D1 dan D2.
Dan dapat dirumuskan:

Selain itu hal yang perlu diperhatikan ialah spring back, yaitu kecenderungan
logam untuk kembali ke posisi awal sebelum mendapatkan suatu gaya. Spring back
di simbolkan dengan huruf f. dan harga 2s dirumus merupakan double clearance atau
allowance. Untuk tahu besarnya spring back dan allowance dapat dilihat pada tabel
dibawah
Berikut tabel besarnya clearance dan spring back yang sering digunakan untuk
proses pemotongan pelat baja DIN 1623
Setelah di ketahui besar allowance dan spring back maka ukuran punch dan die
dapat dihitung pada rumus diatas :
3. MENDESAIN SKELETON
Karena mesin press yang digunakan termasuk dalam progresive die, sehingga perlu
diperhatikan tahap pengerjaan karena sitemnya berkelanjutan.
Setelah di ketahui besar punch dan die , selanjutnya lihat ukuran head pada punch
dan die untuk menenemtukan alur pemotongan produk asal tidak saling berdekatan.
Jarak antara produk satu dengan lainya direncanakan sekecil mungkin untuk menhemat
material.

4. MELAKUKAN PERHITUNGAN
1. Perhitungan Titik Berat
Khusus blanking karena memiliki bentuk yang secara geometry tidak dapat
dihitung dengan rumus maka, dicari dulu titik berat garis dari blanking tersebut
2. Perhitungan Gaya Potong
Pada dasarnya untuk mendapatkan berapa besarnya gaya adalah dengan
mengalikan luasan dan tekanan. Sehingga, perhitungan gaya potong pada logam,
sebagai tekanannya diperhitungkan berdasarkan batas patah gesernya yang dimiliki
logam tersebut. Dapat dirumuskan :

Rumus dasar : Gaya = tekanan x luasan


Rumus pemotongan : Gaya = tekanan x luasan bidang potong
Gaya = kekuatan geser x keliling potong x tebal material

Karena material yang digunakan ialah St. 37 maka besar kekuatan gesernya antara
370 – 450 N/mm2
3. Perhitungan Gaya Stripper
Gaya stripper merupakan gaya yang dibutuhkan pada stripper plate untuk
melepaskan kembali pelat yang menjepit punch maupun die saat proses pemotongan.
Semakin keras dan tipis material yang akan dipotong, maka gaya stripper yang
dibutuhkan juga semakin kecil. Logam – logam yang lebih lunak akan memerlukan
gaya stripper yang lebih besar, karena sering terjadi pelmeran material yangbisa
menempel pada punchnya.
Pada umumnya dalam kontruksi, besarnya gaya stripper dpat diambil 10 % dari
gaya potong yang dibutuhkan

4. Menghitung Tonase Mesin

Jadi minimal tonase mesin yang dibutuhkan sebesar 2740 ton


Pada prakteknya lebih baik jika besar tonase ikut memperhatikan safety factor
biasanya menggunakan safety factor = 2 atau 0,7 dari besar minmal tonase mesin.

Anda mungkin juga menyukai